Aspek Hukum Transaksi Elektronik; Perikatan, Pembuktian dan Penyelesaian Sengketa, oleh Resa Raditio. S.H., M.H. Hak Cipta © 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax: 0274-889057 E-mail:
[email protected] Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. ISBN: 978-602-262-218-5 Cetakan ke I, tahun 2014
KATA PENGANTAR
P
ertama-tama, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya karena telah diberikan kesempatan untuk menuangkan secercah ilmu yang telah dilimpahkan-Nya kepada penulis ke dalam bentuk buku. Dengan harapan buku ini dapat bernilai ibadah dan bermanfaat bagi kemaslahatan manusia di muka bumi ini. Buku Apek Hukum Perikatan, Pembuktian dan Penyelesaian Sengketa Dalam Transaksi Elektronik merupakan suatu gagasan yang telah sekian lama ada dalam benak penulis, namun karena keterbatasan waktu yang dimiliki sehingga wujudnya baru mampu direalisasikan saat ini. Ide bermula pada saat penulis merasa zaman sudah mulai berubah, manusia di muka bumi perlahan-lahan mulai meninggalkan aktivitas pembayaran belanja tanpa menggunakan uang kertas dengan beralih menggunakan uang digital. Semua transaksi dengan cepat selesai dengan mudah hanya dengan sentuhan tangan, namun perlu disadari pula bahwa dengan laju teknologi yang semakin maju kejahatanpun juga semakin modern dan membutuhkan perangkat
vi
Aspek Hukum Transaksi Elektronik
hukum yang kuat pula, untuk itulah ide gagasan ini dituangkan ke dalam buku ini. Buku ini saya dedikasikan kepada Ayahanda dan Ibunda penulis yang telah mendukung penulis hingga terbit buku ini. Tak lupa pula buku ini juga penulis persembahkan buat Rizkita Alamanda Martika, SH yang senantiasa mendukung penulis dengan kasih sayang, serta rekan-rekan di Sulaiman N. Sembiring, Hardiyanto & Partners (SHP) Law Office dan Indonesian Center for Telecommunication Law (ICTL) yang telah mendukung juga penulis dengan selalu memberikan ide segar kepada penulis sehingga tercipta buku ini. Penulis sadar bahwa buku ini jauh dari kesempurnaan sehingga penulis menghanturkan permohonan maaf dan mengharapkan koreksi untuk perbaikan di kemudian hari, harapan penulis, semoga buku ini bermanfaat.
Jakarta, 14 Februari 2014 Hormat Saya,
Resa Raditio, SH., MH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
v vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LEGALITAS E-COMMERCE
7
BAB III PEMBUKTIAN TINDAK KEJAHATAN DALAM E-COMMERCE
17
25 28 30 44
A. B. C. D.
Hukum Pidana Hukum Perdata Alat Bukti Metode Pembuktian
BAB IV PENERAPAN ASAS-ASAS YURISDIKSI DALAM RUANG SIBER (CYBER)49 BAB V
PENYELESAIAN SENGKETA
55
BAB VI
A. Gugatan Class Action B. Gugatan Perdata C. Non Litigasi IMPLEMENTASI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAGI INDUSTRI PERBANKAN
55 35 59
A. Arah Kebijakan dan Pengaturan Bank Indonesia
68
65
viii
Aspek Hukum Transaksi Elektronik
B. Implementasi UU ITE Bagi Pelaksanaan Kegiatan Transaksi Elektronik di Perbankan C. Cyber crime di Perbankan
74 77
BAB VII PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN JASA PERANTARA PADA TRANSAKSI ONLINE (REKENING BERSAMA/REKBER)
79
A. B.
Konseptual Transaksi Online Melalui Jasa RekBer Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Pengguna Jasa RekBer
BAB VIII LEGALITAS PEMBUKTIAN FORENSIK DIGITAL DALAM SISTEM PEMBUKTIAN HUKUM ACARA PIDANA A. Forensik Digital B. Cabang-Cabang Digital Forensik C. Barang Bukti Digital D. Pengertian Sistem Pembuktian E. Teori Beban Pembuktian F. Sistem Pembuktian di Indonesia G. Sistem Pembuktian di Australia H. Sistem Pembuktian di Belanda I. Keabsahan dan Kekuatan Pembuktian Dokumen Elektronik Berdasarkan UU ITE BAB IX ANALISA STUDI KASUS TERKAIT DENGAN PEMBUKTIAN ELEKTRONIK
79 84
93 94 95 96 101 105 108 112 118 124 129
A. Kasus Hacking Website KPU Tahun 2004 B. Kasus Hacking (Deface) Website Partai Golkar Tahun 2006
129
BAB X
157
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
139 163
-oo0oo-
BAB I Pendahuluan
S
atu dekade terakhir ini sebuah fenomena telah terjadi dan merevolusi hampir semua sendi-sendi kehidupan kita khususnya dalam hal bertransaksi. Fenomena ini tidak lain bernama Tehnologi yang sering dianggap dewa bagi sebagian orang khususnya Pelaku Usaha. Kesaktian Tehnologi ini terbukti ketika dengan mudahnya Tehnologi mampu merevolusi system pembayaran konvensional (cash) yang telah berjalan berabad-abad menjadi system elektronik (non-cash). Masyarakat akhirnya terbiasa memanfaatkan Teknologi untuk melakukan system perdagangan dengan memanfaatkan Tehnologi tersebut. Secara garis besar transaksi memanfaatkan tehnologi tersebut dapat menghasilkan revenue stream bagi para pelaku usaha yang mungkin tidak dapat disediakan cara perdagangan konvensional. Selain itu juga dapat meningkatkan market exposure, menurunkan biaya operasi (operating cost), memperpendek waktu product-cycle, meningkatkan supplier management, melebarkan jangkauan (global reach), meningkatkan customer loyality dan bahkan meningkatkan value chain dengan mengkomplemenkan business practice dengan mengkonsolidasikan informasi dan
2
Aspek Hukum Transaksi Elektronik
membuka kepada pihak-pihak yang terkait di dalam value chain tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari bentuk transaksi menggunakan tehnologi ini dapat kita lihat dalam wujud electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking, Internet banking dan lain sebagainya sebagai bentuk baru delivery channel memodernisasi setiap transaksi. Secara umum saat ini setidaknya terdapat tiga basis instrumen pembayaran, yakni: - Paper-based: cek, bilyet giro dan nota debet - Card-based: kartu kredit, kartu debet dan kartu ATM - Electronic-based: e-money, internet banking, mobile banking, electronic mall Perkembangan less cash society ini merupakan trend yang tidak dapat dihindari. Peningkatan perputaran ekonomi jelas menuntut dukungan sistem pembayaran yang cepat, aman, efisien, dan handal. Lancarnya sistem pembayaran, selain akan memberikan kepastian masyarakat dalam bertransaksi, secara otomatis juga akan mempercepat peredaran uang (velocity of money) dan mengurangi floating dana dalam setelmen. Perputaran uang yang semakin cepat dalam masyarakat akan menstimulasi kegairahan dan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari money multiplier yang diciptakannya. Dari sisi konsumen, jelas penggunaan instrumen (non-cash payment) seperti card-based dan electronic-based saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan karena transaksi dapat dilakukan dengan praktis, cepat dan nyaman. Bagi masyarakat, penggunaan pembayaran non tunai dengan menggunakan kartu mempermudah transaksi mereka seperti penarikan tunai, transfer dana, dan pembayaran berbagai tagihan rutin lainnya. Semua itu dilakukan tanpa harus datang ke counter atau kantor bank. Bagi bank/penerbi atau pelaku usaha lainnyat, selain mengikuti trend, penggunaan instrumen tehnologi non tunai dan berbagai derivatif produknya, tidak dipungkiri menjadi salah satu jurus untuk memperkuat daya saing bank, memperluas pasar, meningkatkan fee-