KATA PENGANTAR Puji
syukur
kami
panjatkan
kehadirat
Allah
SWT atas
Rahmat
dan
hidayahNya semata, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur Tahun anggaran 2015 dapat diselesaikan. Disusunnya
LAKIP
ini
merupakan
Implementasi
dari
Tap
MPR
No.
XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Undang- undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang
bersih
dan
bebas
dari
Korupsi,
Kolusi
dan
Nepotisme yang kemudian ditindak lanjuti Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Instruksi
Presiden
No.
5
Tahun
2004
mewajibkan
setiap
Instansi
Pemerintah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Negara mulai dari Pejabat Eselon II keatas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan yang berdasarkan tolok ukur Perencanaan Strategis. LAKIP ini memuat unsur-unsur Perencanaan Strategik dan Evaluasi Kinerja serta Analisis pencapaian kinerja yang telah dicapai oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2015. Akhirnya LAKIP ini diharapkan dapat menjadi wujud pertanggungjawaban Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur dalam melaksanakan Visi dan Misinya sesuai Rencana Stratejik Dinas. Surabaya, 15 Januari 2016 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR
Dr. GENTUR PRIHANTONO SP, MT. Pembina Utama Madya NIP. 19590109 198712 1 002 i
DAFTAR ISI Kata Pengantar .............................................................................................. i Daftar Isi......................................................................................................... ii Daftar Tabel .................................................................................................... iv Daftar Gambar ............................................................................................... vi Daftar Grafik .................................................................................................. vii BAB I
Pendahuluan ................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2. Maksud dan Tujuan ..................................................................... 4 1.3. Landasan Hukum ........................................................................ 4 1.4 Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan ....................... 9 1.4.1. Struktur Organisasi ............................................................ 9 1.4.2. Tugas dan Fungsi .............................................................. 12 1.4.3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan, Jumlah Pejabat Struktural dan Fungsional ........... 17
BAB II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja ............................................ 19 2.1. Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019 .......................................... 19 2.1.1. Visi ................................................................................... 22 2.1.2. Misi ................................................................................... 22 2.1.3. Tujuan dan Sasaran ........................................................... 23 2.1.4. Arah Kebijakan .................................................................. 26 2.1.5. Rencana Kinerja Tahunan ................................................... 27 2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ...................................................... 29 BAB III Akuntabilitas Kinerja ...................................................................... 31 3.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2015 ...................................... 31 3.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ........................................... 32 3.2.1
Meningkatkan Ketersediaan Rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) ......................................... 32
3.2.2
Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan .................. 39
3.2.3
Memenuhi Hak Dasar Masyarakat atas Air Bersih dan Sanitasi yang Layak .......................................................... 42
ii
3.2.4
Meningkatkan Kualitas Perencanaan Tata Ruang yang Dilandasi dengan Legalitas Hukum Sehingga dapat Digunakan Sebagai Acuan Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang ............................................................................. 50
3.2.5
Akuntabilitas Keuangan .................................................... 55
BAB IV Penutup .......................................................................................... 58
iii
DAFTAR TABEL Tabel 1.1.
Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Pendidikan ............................ 17
Tabel 1.2.
Jumlah Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan .......................... 17
Tabel 1.3.
Jumlah Pejabat Struktural dan Fungsional .................................... 17
Tabel 2.1.
Matriks Hubungan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran .............. 24
Tabel 2.2.
Matriks Hubungan antara Tujuan dan Sasaran ............................. 26
Tabel 2.3.
Rencana Kerja Tahun 2015 ........................................................ 29
Tabel 3.1.
Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2015 ............... 32
Tabel 3.2.
Pengukuran Kinerja Meningkatkan Ketersediaan Rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Tahun 2011- 2015 ..... 33
Tabel 3.3.
Persentase Capaian Jumlah KK terbangun melalui Rumah Sejahtera Tapak di Jawa Timur Tahun 2010 - 2015 .................................... 34
Tabel 3.4.
Pengukuran Kinerja Kegiatan Perumahan yang terbangun PSU dan Persentase RTLH yang direnovasi Tahun 2011 - 2015 .................. 35
Tabel 3.5.
Pengukuran Kinerja RTLH Tahun 2009 - 2015 ............................. 36
Tabel 3.6.
Target dan Realisasi Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Tahun 2011 - 2015................................................ 37
Tabel 3.7.
Perbandingan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2011–2015 ..... 37
Tabel 3.8.
Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan Tahun 2015 .......... 40
Tabel 3.9.
Pengukuran Indikator Persentase Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan Tahun 2015 ........................................................... 40
Tabel 3.10.
Pengukuran Indikator Persentase Pelayanan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan Tahun 2010 – 2015 .............................................. 43
Tabel 3.11.
Target dan Capaian Pelayanan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan Tahun 2010 – 2015 terhadap Target Nasional ............................. 43
Tabel 3.12.
Pemanfaatan Jiwa Terlayani Air Bersih Tahun 2015 ..................... 45
Tabel 3.13.
Pengukuran Pelayanan Sanitasi di Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2010 – 2015 ............................................................................. 46
Tabel 3.14.
Target dan Capaian Pelayanan Air limbah di Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2010 – 2015 terhadap Target Nasional ............. 47
Tabel 3.15.
Persentase Jumlah Kawasan Strategis Propinsi yang telah Dikendalikan Tahun 2011 - 2015 ................................................ 51
Tabel 3.16.
Persentase Jumlah Perda RTRW Kab/Kota Tahun 2011 - 2015 ...... 52
iv
Tabel 3.17.
Persentase Jumlah Kawasan Perkotaan yang telah Dikendalikan Tahun 2013 - 2015 ..................................................................... 52
Tabel 3.18.
Persentase Jumlah Kawasan Pengendalian Ketat yang telah Dikendalikan Tahun 2010 - 2015 ................................................. 53
Tabel 3.19.
Capaian Indikator Kinerja Penataan Ruang Tahun 2010 - 2015 .... 54
Tabel 3.20.
Akuntabilitas Keuangan Tahun 2015 ........................................... 56
v
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur ......................................................... 10
vi
DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1. Persentase Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Pendidikan............. 18 Grafik 1.2. Persentase Jumlah Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan .......... 18 Grafik 3.1. Perbandingan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2011–2015 ...... 38 Grafik 3.2. Perbandingan Persentase Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2015 .................... 41 Grafik 3.3. Perbandingan Pelayanan Air Bersih Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2010 - 2015 ....................................................................... 44 Grafik 3.4. Perbandingan Pelayanan Sanitasi Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2010 – 2015 ..................................................................... 47
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penyusunan Laporan Akutanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Provinsi Jawa Timur 2015, merupakan tindak lanjut atas ketentuan dalam UU 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang secara substansi merepresentasikan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur 2014-2019 khususnya pada bidang keciptakaryaan dan penataan ruang. Selain itu juga sebagai instrumen untuk melakukan pengukuran kinerja Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Provinsi Jawa Timur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No.9 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur N0.90 & 127 Tahun 2008. Jumlah penduduk Jawa Timur pada Tahun 2013 adalah 38.318.791 jiwa
dengan laju pertumbuhan rata-rata 0,54% per tahun. Kepadatan
Penduduk Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 adalah 799 jiwa per Km2. Sedangkan rata-rata kepadatan penduduk Indonesia adalah 106 jiwa per Km2, sehingga kepadatan penduduk Jawa Timur 7 (tujuh) kali lipat lebih kepadatan penduduk
rata-rata
nasional.
Hal
itu
dapat
ditinjau
pula
dengan
membandingkan bahwa luas daratan Provinsi Jawa Timur 2,5 % dari luas wilayah Indonesia sementara jumlah penduduk Jawa Timur adalah ±20 % dari total penduduk Indonesia.
1
Berdasarkan
data
jumlah
penduduk
dan
luas
wilayah
per
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur maka dapat dicermati bahwa penyebaran penduduk antar daerah Kabupaten/Kota menurut kepadatannya menunjukkan adanya pemusatan penduduk terutama di perkotaan, hal ini disebabkan oleh kondisi geografis dan potensi wilayahnya. Terkait dengan permasalahan tersebut akan mengandung konsekwensi timbulnya masalah kesehatan, perumahan dan penyediaan berbagai prasarana pendukung yang diperlukan, sementara sumberdaya alam cenderung semakin berkurang. Secara garis besar permasalahan pokok bidang perumahan dan permukiman meliputi; Rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau, Belum mantapnya kelembagaan penyelenggaraan perumahan dan permukiman serta sistem pembiayaan perumahan, Terbatasnya lahan dalam
murah
untuk
pembangunan
pembangunan
perumahan,
perumahan dan rendahnya efisiensi
Terbatasnya
akses
Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang layak, dan lemahnya akses masyarakat terhadap sumber daya perumahan. Adapun permasalahan pokok air bersih dan air limbah meliputi; Peningkatan pelayanan air bersih di perkotaan dan perdesaan untuk
penduduk
miskin
dan
khususnya
daerah kekeringan yang berjalan lambat,
Rendahnya kualitas manajemen pengelolaan air minum yang dilakukan oleh PDAM, Stagnasi
dalam
penurunan
tingkat
kebocoran
air
(teknis
maupun non teknis), Permasalahan tarif air minum yang tidak mampu mengimbangi biaya produksi, sehingga tidak dapat mencapai kondisi pemulihan biaya (cost recovery), Pelayanan air bersih non perpipaan (sebagian besar di perdesaan)
belum
teridentifikasi
secara
kuantitatif
maupun
berdasarkan kondisi air yang dikonsumsi secara mandiri, Masih
kualitatif
terbatasnya 2
pelayanan
pengolahan
sistim
air
limbah terpusat (sistim sewerage) di
perkotaan, Pengolahan lumpur tinja belum efektif karena masih rendahnya pemanfaatan sarana IPLT yang sudah terbangun Permasalahan pokok persampahan dan drainase meliputi; Masih belum efektifnya
’3R’
penerapan
(Reduce, Reuse, Recycle) dalam upaya
pengurangan volume sampah dari sumbernya, Belum pembiayaan
dan
pengelolaan
mantapnya
sistem
retribusi sampah, serta belum optimalnya
upaya pengelolaan sampah yang dapat menghasilkan cost recovery. Masih lemahnya
kelembagaan
optimalnya
kerjasama
institusi
antar
pengelola
daerah
dalam
sampah
dan belum
pengeloaan sampah terpadu,
Tidak berfungsinya saluran drainase sebagai pematus air hujan, Belum mantapnya peraturan dan standar pengelolaan drainase, Penanganan masalah banjir
perkotaan
masih
secara
parsial
dan tidak konseptual karena
terbatasnya dokumen perencanaan induk dan perencanaan detail drainase yang
seharusnya
dapat
dipakai sebagai acuan dalam menyusun rencana
tindak, Belum memadainya sistem dan pendanaan untuk pemeliharaan drainase. Dalam hal penataan bangunan terdapat permasalahan mendasar yaitu masih rendahnya penegakan aturan keselamatan bangunan, serta masih diperlukannnya pembinaan teknis dalam pembangunan gedung negara. Adapun dalam bidang pengembangan perkotaan, permasalahan pokok perkembangan
perkotaan
yang
tidak
seimbang
antara
meliputi; kota-kota
metropolitan/besar dengan kota-kota menengah dan kecil, serta memburuknya kualitas fisik kawasan perkotaan, dan menurunnya kualitas hidup masyarakat perkotaan karena keterbatasan pelayanan kebutuhan dasar perkotaan yang banyak dipicu oleh adanya tingkat urbanisasi yang tinggi. 3
Permasalahan pokok dalam bidang penataan ruang adalah; masih belum efektifnya pengendalian pemanfaatan ruang strategis provinsi, serta masih kurang terpadunya penataan ruang lintas perbatasan Kab/Kota. Mengingat permasalahan pokok dalam bidang keciptakaryaan dan penataan ruang tersebut
yang secara prinsip menyangkut hajat hidup
masyarakat luas, khususnya menunjang terpenuhinya kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan hunian dan kualitas lingkungan hidup yang sehat dan layak, serta termaktub dalam RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 pada : Misi 2 : “Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing, berbasis Agrobisnis/Agroindustri dan Industrialisasi” Tujuan 8 : “Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur untuk mengembangkan daya saing ekonomi dan kesejahteraan rakyat” Sasaran 2 : “Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi” 1.2.
Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan LAKIP ini adalah sebagai wujud
pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur dan sarana untuk mengkomunikasikan dan menjawab apa yang telah di targetkan dan bagaimana proses pencapaiannya. 1.3.
Landasan Hukum Perencanaan LAKIP Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Provinsi Jawa
Timur merupakan salah satu dokumen pelaporan yang tidak dapat terlepas dari
4
Substansi dokumen-dokumen peraturan dan perencanaan yang menjadi landasan dan acuan penyusunannya, yang dijabarkan dalam : a. Umum
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Persampahan;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian
Urusan
Pemerintahan
Antara
Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota;
Peraturan
Presiden
Nomor
2
Tahun
2015
tentang
Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019; 5
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 01/Prt/M/2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 Nomor 1);
Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019.
b. Penataan Ruang :
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660);
6
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional
(RTRWN)
(Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48);
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21);
c.
Perumahan & Permukiman
UU No.20 Tahun 1911 tentang Rumah Susun
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman
UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69 );
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059);
Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman 7
d. Penataan Bangunan & Jasa konstruksi
Undang-Undang Nomor 72 Tahun 1957 tentang Rumah Negara;
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun;
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman;
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
UU No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Peraturan pemerintah Republik indonesia Nomor 36 tahun 2005 Tentang pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
8
1.4.
Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi Dan Kewenangan Dinas adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan di bidang Permukiman serta tugas pembantuan dan dekonsentrasi yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 09 Tahun 2008. 1.4.1.
Struktur Organisasi Struktur Organisasi Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Provinsi Jawa
Timur berdasarkan Perda No. 29/2008 Provinsi Jawa Timur terdiri dari : a.
Kepala Dinas;
b.
Sekretariat;
c.
Bidang Tata Ruang;
d.
Bidang Tata Bangunan;
e.
Bidang Perumahan;
f.
Bidang Air Bersih Penyehatan Lingkungan Permukiman;
g.
Unit Pelaksana Teknis Informasi Teknologi Bangunan Perumahan dan Permukiman
h.
Kelompok Jabatan Fungsional
9
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN SUB BAGIAN TATA USAHA
BIDANG TATA RUANG
SEKSI PENATAAN RUANG PROVINSI SEKSI PENATAAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN
SEKSI PENATAAN RUANG KAWASAN PERDESAAN
SEKSI PENGENDALIAN DAN EVALUASI TATA RUANG
BIDANG TATA BANGUNAN
SEKSI PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG
SEKSI PEMBINAAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG
SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM
SUB BAGIAN KEUANGAN
BIDANG PERUMAHAN
BIDANG AIR BERSIH DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
SEKSI PERENCANAAN PERUMAHAN
SEKSI PERENCANAAN AIR BERSIH PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
SEKSI PERUMAHAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN
SEKSI AIR BERSIH PENYEHATAN LINGKUNGAN PERKOTAAN
SEKSI AIR BERSIH PENYEHATAN LINGKUNGAN PERDESAAN
SEKSI JASA KONSTRUKSI DAN PENGELOLAAN BANGUNAN GEDUNG
KEPALA UPT INFORMASI TEKNOLOGI BANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI PENGUJiAN BAHAN DAN MATERIAL
SEKSI PENGEMBANGAN DAN PELAYANAN INFORMASI
10
1.4.2.
Tugas dan Fungsi Dinas adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Dinas PU
Cipta Karya & Tata Ruang Provinsi Jawa Timur yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan pemerintahan
dan
pembangunan
di
bidang
Permukiman
serta
tugas
pembantuan dan dekonsentrasi yang diberikan oleh Pemerintah Pusat. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 09 Tahun 2008.
a. K epala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas memimpin Dinas dalam perumusan kebijaksan perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan, serta penyelenggaraan pembinaan, pengendalian teknis pembangunan permukiman;
b. Sekretaris Sekretaris mengkoordinasikan
mempunyai dan
tugas
mengendalikan
merencanakan, kegiatan
melaksanakan,
administrasi
umum,
kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program dan keuangan, hubungan masyarakat dan protokol. Untuk menyelenggarakan tugas Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi: 1. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum; 2. Pengelolaan administrasi kepegawaian; 3. Pengelolaan administrasi keuangan 4. Pengelolaan administrasi perlengkapan;
12
5. Pengelolaan urusan rumah tangga, humas dan protokol; 6. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan
perundang-
undangan 7. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas tugas Bidang Dinas;
c. Bidang Tata R uang Bidang Tata Ruang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang penataan ruang. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Tata Ruang mempunyai fungsi : 1. Penyusunan pedoman pelaksanaan Norma Standart Prosedur Kriteria (NSPK) dan penetapan kriteria perubahan fungsi ruang lintas kabupaten atau kota dan kawasan strategis dalam rangka penyusunan tata ruang guna menjaga keseimbangan ekosistem sesuai kriteria yang ditentukan peraturan yang ada 2. Penetapan peraturan daerah bidang penataan ruang lintas Kabupaten/Kota, kawasan strategis Provinsi dan Rencana Detail 3. Pelaksanaan koordinasi rencana rinci penataan ruang lintas Kabupaten/Kota 4. Pelaksanaan sosialisasi Norma Standart Prosedur Kriteria (NSPK), Standart Pelayanan Minimal (SPM), bimbingan, supervisi, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan penataan ruang 5. Pengembangan
sistem
informasi
dan
komunikasi,
penyebarluasan
kesadaran dan tanggung jawab masyarakat tentang penataan ruang tingkat Provinsi 6. Penyusunan dan penetapan rencana rinci/rencana detail tata ruang lintas Kabupaten/Kota dan kawasan strategis
13
7. Pemanfaatan ruang lintas Kabupaten/Kota dan kawasan strategis Provinsi dengan kerjasama pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha 8. Pemanfaatan SPM di bidang penataan ruang 9. Perumusan kebijakan strategis operasional, program sektoral dalam rangka perwujudan struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan strategis dan lintas Kabupaten/Kota berdasarkan rencana rinci/rencana detail tata ruang lintas Kab/Kota dan kawasan strategis Provinsi 10. Pemberian izin pemanfaatan ruang, pembatalan izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RTRWP 11. Pengembalian kewenangan, pemberian pertimbangan atau penyelesaian masalah yang tidak sesuai NSPM yang tidak bisa diselesaikan tingkat Kabupaten/Kota 12. Pelaksanaan
fasilitasi
penyelesaian
perselisihan
dalam
pelaksanaan
penataan ruang antar Kabupaten/Kota 13. Pelaksanaan pengawasan terhadap penataan ruang wilayah Provinsi dan wilayah Kabupaten/Kota
d. Bidang Tata Bangunan Bidang Tata Bangunan mempunyai tugas melaksanakan tugas dinas di bidang tata bangunan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Tata Bangunan mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan kebijakan mengenai penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara beserta lingkungannya mengacu pada norma, standart, prosedur, dan kriteria yang ada
14
2. Pelaksanaan
pembangunan
dan
pembinaan
teknis
penyelenggaraan
bangunan gedung dan rumah negara serta penataan bangunan dan lingkungannya 3. Pelaksanaan
pembinaan
teknis
penyelenggaraan
pemeliharaan
dan
perawatan bangunan gedung dan rumah negara beserta lingkungannya 4. Pelaksanaan
pembinaan
dan
pemberdayaan
jasa
konstruksi
serta
pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara 5. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas
e. Bidang P erum ahan Bidang Perumahan mempunyai tugas melaksanakan tugas dinas di bidang perumahan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Perumahan mempunyai fungsi : 1. Penyiapan kebijakan dan strategi Pengembangan perumahan 2. Pembinaan dan pengaturan bidang perumahan yang meliputi penyiapan produk dan sosialisasi peraturan serta pemberdayaan masyarakat 3. Pelaksanaan program Pengembangan perumahan dan prasarana sarana lingkungan permukiman perkotaan dan perdesaan 4. Pelaksanaan pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa/Rumah Susun Sederhana Milik (RUSUNAWA/RUSUNAMI) yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi
f. Bidang Air Bersih P enyehatan Lingkungan P erm ukim an Bidang Air Bersih Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan tugas dinas di bidang air bersih dan penyehatan
15
lingkungan permukiman. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Air Bersih Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta fasilitasi dalam rangka perencanaan pengembangan penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan
permukiman
di
perkotaan,
perdesaan,
dan
lintas
Kabupaten/Kota 2. Pelaksanaan pemberian
pembangunan, bantuan
teknis
pengendalian, dalam
fasilitasi,
pembinaan
rangka peningkatan
peran
dan serta
stakeholder didalam pengembangan penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman di perkotaan lintas Kabupaten/Kota
g. Unit P elaksana Tek nis I nform asi Teknologi Bangunan P erum ahan Dan P erm ukim an UPT mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang informasi teknologi bangunan perumahan permukiman. Untuk melaksanakan tugas dimaksud UPT mempunyai fungsi : 1. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan pengujian dan pengembangan teknologi, evaluasi analisis serta saran teknis bahan bangunan, srtruktur bangunan perumahan dan permukiman ; 2. Pengelolaan dokumentasi data dan layanan informasi, serta pembinaaan tugas terhadap pelaku pembangunan perumahan dan permukiman; 3. Pelaksanaan tugas ketatausahaan UPT; 4. Pelaksanaan pelayanan masyarakat
16
1.4.3.
Jumlah
Pegawai,
Kualifikasi
Pendidikan,
Pangkat
dan
Golongan, Jumlah Pejabat Struktural dan Fungsional
Tabel 1.1. Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Pendidikan
No
1
Nama SKPD Dinas PU. Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jatim
Kualifikasi Pendidikan SD
SLTP
SLTA
D1/ D2
D3
D4/ S1
S2
S3
2
4
72
1
8
92
62
2
Jumlah
243
Tabel 1.2. Jumlah Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan No
1
Nama SKPD Dinas PU. Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jatim
Pangkat Golongan Golongan I
Golongan II
Golongan III
Golongan IV
2
50
154
37
Jumlah
243
Tabel 1.3. Jumlah Pejabat Struktural dan Fungsional No 1
Nama SKPD Dinas PU. Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jatim
Jabatan Struktural
Jabatan Fungsional
Jumlah
25
0
25
17
Grafik 1.1. Persentase Jumlah Pegawai Menurut Kualifikasi Pendidikan
Grafik 1.2. Persentase Jumlah Pegawai Menurut Pangkat dan Golongan
18
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019 Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun 2015 - 2019, merupakan tindak lanjut atas ketentuan
dalam
UU
25
Tahun
2004
tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan Nasional yang secara substansi merepersentasekan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur tahun 2014-2019 khususnya pada bidang keciptakaryaan dan penataan ruang. Selain itu juga sebagai instrumen untuk melakukan pengukuran kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No. 9 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur No. 90 & 127 Tahun 2008. Secara garis besar permasalahan pokok bidang perumahan dan permukiman meliputi; Rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau, Belum mantapnya kelembagaan penyelenggaraan perumahan
dan
permukiman
Terbatasnya lahan murah untuk
serta
sistem
pembiayaan
perumahan,
pembangunan perumahan dan rendahnya
efisiensi dalam pembangunan perumahan, Terbatasnya
akses Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang layak, dan lemahnya akses masyarakat terhadap sumberdaya perumahan. Adapun permasalahan pokok air bersih dan air limbah meliputi; Peningkatan pelayanan air bersih di perkotaan dan perdesaan khususnya untuk
19
penduduk miskin dan daerah kekeringan berjalan lambat, Rendahnya kualitas manajemen pengelolaan air minum yang dilakukan oleh PDAM, Stagnasi dalam
penurunan
tingkat
kebocoran
air
(teknis
maupun non teknis),
Permasalahan tarif air minum yang tidak mampu mengimbangi biaya produksi, sehingga tidak dapat mencapai kondisi pemulihan biaya (cost recovery), Pelayanan air bersih non perpipaan (sebagian besar di perdesaan) belum teridentifikasi secara kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan kondisi air yang dikonsumsi secara mandiri, Masih terbatasnya pelayanan pengolahan sistim air limbah terpusat (sistim sewerage) di perkotaan, Pengolahan lumpur tinja belum efektif karena masih rendahnya pemanfaatan sarana IPLT yang sudah terbangun. Permasalahan pokok persampahan dan drainase meliputi; Masih belum
efektifnya
penerapan
’3R’
(Reduce,Reuse,Recycle) dalam upaya
pengurangan volume sampah dari sumbernya, Belum pembiayaan
dan
pengelolaan
mantapnya
sistem
retribusi sampah, serta belum optimalnya
upaya pengelolaan sampah yang dapat menghasilkan cost recovery. Masih lemahnya
kelembagaan
insitusi
pengelola
sampah
dan belum
optimalnya kerjasama antar daerah dalam pengeloaan sampah terpadu, kurang berfungsinya saluran drainase sebagai pematus air hujan, Belum mantapnya peraturan dan standar
pemanfaatan drainase, Penanganan
masalah banjir perkotaan masih secara parsial dan belum terkonseptual karena terbatasnya dokumen perencanaan induk dan
perencanaan
detail
drainase yang seharusnya dapat dipakai sebagai acuan dalam menyusun rencana tindak, Belum
memadainya
sistem
dan
pendanaan
untuk
pemeliharaan drainase.
20
Permasalahan pokok dalam bidang penataan ruang adalah; masih belum efektifnya pengendalian pemanfaatan ruang, serta masih kurang terpadunya penataan ruang lintas perbatasan Kab/Kota. Mengingat permasalahan pokok dalam bidang keciptakaryaan dan penataan ruang tersebut
yang secara prinsip menyangkut hajat hidup
masyarakat luas, khususnya menunjang terpenuhinya kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan hunian dan kualitas lingkungan hidup yang sehat dan layak, maka pada pelaksanaan pembangunannya disamping harus dilandasi oleh hasil evaluasi pencapaian sasaran dan permasalahan juga perlu didukung dengan suatu perencanaan program yang konseptual dan realistis, serta mengacu pada arah dan kebijakan pembangunan yang tertuang dalam dokumen-dokumen perencanaan formal baik tingkat Nasional maupun Provinsi. Dengan tersusunnya perencanaan strategis Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur diharapkan lebih lanjut dapat disusun tahapan pencapaian hasil secara lebih obyektif untuk dapat memberikan komitmen dan orientasi target dan sasaran pada masa depan pada masingmasing bidang kegiatan. Renstra
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi
Jawa Timur Tahun 2015 – 2019 dibuat berdasar pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2014 – 2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Jawa Timur tanggal 27 Maret 2014 nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019.
21
2.1.1.
Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh kondisi dan potensi serta prediksi tantangan dan peluang pada masa yang akan datang. Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan Visi Pemerintah Propinsi Jawa Timur 2015-2019 maka Visi pembangunan yang menjadi acuan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur adalah:
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT SEJAHTERA MELALUI PEMBANGUNAN BIDANG KECIPTAKARYAAN YANG LEBIH BERKEMBANG DAN PENATAAN RUANG YANG BERKELANJUTAN”
2.1.2.
Misi Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan Visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi serta dilandasi oleh Visi maka Misi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan lingkungan permukiman yang layak huni dan mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang sehat, aman dan teratur. 2. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana pelayanan air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman bagi masyarakat. 3. Memberikan arah pemanfaatan ruang yang mantap melalui penyusunan perencanaan dan pengendalian Tata Ruang yang lengkap dengan dilandasi oleh legalitas hukum. 22
2.1.3.
Tujuan dan Sasaran Tujuan dan sasaran merupakan penjabaran Visi dan Misi Dinas
Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang yang spesifik dan terukur dalam pembangunan jangka menengah bidang permukiman. Berdasarkan ruang lingkup serta mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Timur 2015-2019, maka tujuan pembangunan bidang keciptakaryaan dan penataan ruang secara garis besar terkait pada 3 program prioritas pembangunan, yaitu : 1. Meningkatkan penyediaan rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) 2. Penanganan permukiman kumuh perkotaan 3. Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan sanitasi yang layak 4. Meningkatkan kualitas perencanaan Tata Ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang
2.1.3.1. Tujuan a. Tujuan Program Pembangunan Perumahan Meningkatkan penyediaan rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Penanganan permukiman kumuh perkotaan b. Tujuan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan sanitasi yang layak
23
c. Tujuan Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Meningkatkan kualitas perencanaan Tata Ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang
Tabel 2.1 Matriks Hubungan antara Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
VISI
MISI
TUJUAN
SASARAN
Terwujudnya Kebutuhan dasar masyarakat sejahtera melalui pembangunan bidang keciptakaryaan yang berkembang dan berkelanjutan dengan dukungan konsistensi penataan ruang yang dinamis
Mewujudkan lingkungan permukiman yang layak huni dan mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang sehat, aman, dan teratur
Meningkatkan penyediaan rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
Meningkatnya ketersediaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk menurunkan jumlah backlog rumah
Penanganan permukiman kumuh di perkotaan
Berkurangnya permukiman kumuh di perkotaan
Mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana pelayanan air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman bagi masyarakat
Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan sanitasi yang layak
Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih
Memberikan arah pemanfaatan ruang yang mantap melalui penyusunan perencanaan dan pengendalian Tata Ruang yang lengkap dengan dilandasi oleh legalitas hokum
Meningkatkan kualitas perencanaan Tata Ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang
Meningkatnya luas kawasan yang sesuai dengan RTRW
Meningkatnya cakupan pelayanan sanitasi
2.1.3.2. Sasaran Sasaran pembangunan bidang keciptakaryaan didasari oleh target capaian pelayanan yang ideal sesuai dengan referensi maupun regulasi yang relevan, yaitu dengan perhitungan yang berbasis MDGs dan SPM.
24
a. Program Pengembangan Perumahan Meningkatkan pemenuhan kebutuhan hunian yang layak bagi masyarakat. 1. Meningkatnya ketersediaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk menurunkan jumlah Backlog Rumah. 2. Meningkatnya jumlah KK yang memiliki akses terhadap rumah layak huni 3. Berkurangnya permukiman kumuh di perkotaan 4. Meningkatnya bantuan teknis dan usaha jasa konstruksi 5. Meningkatnya penelitian dan pengujian bahan, material, serta sosialisasi penyebaran informasi tentang standar teknik bangunan dan perumahan
b. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan sanitasi Peningkatan efektivitas kinerja penyediaan dan pengelolaan air minum dan sanitasi : 1. Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih 2. Meningkatnya cakupan pelayanan sanitasi 3. Meningkatnya pelayanan drainase dan persampahan c. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Meningkatnya jumlah kawasan yang sesuai dengan RTRW
25
Tabel 2.2 Matriks Hubungan antara Tujuan dan Sasaran TUJUAN
SASARAN
TUJUAN
INDIKATOR
1
2
SASARAN
INDIKATOR
3
4
Meningkatkan penyediaan Menurunnya Jumlah rumah bagi KK Backlog Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
Meningkatnya ketersediaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk menurunkan jumlah backlog rumah
Persentase Kepala Keluarga / Masyarakat yang Berpenghasilan Rendah yang Memiliki Rumah Layak Huni
Penanganan permukiman Mengurangi luasan kumuh di perkotaan permukiman kumuh di perkotaan
Berkurangnya permukiman kumuh di perkotaan
Presentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
Memenuhi hak dasar Meningkatkan pelayanan masyarakat atas air bersih air bersih dan sanitasi yang layak Meningkatkan pelayanan sanitasi yang layak
Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih
Persentase KK yang dapat Layanan Air Bersih yang layak
Meningkatnya cakupan pelayanan air limbah
Persentase KK Rumah Tangga dengan Layanan Sanitasi yang aman
Meningkatnya luas kawasan yang sesuai dengan RTRW
Persentase luas kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang
Meningkatkan kualitas Meningkatkan luas perencanaan Tata Ruang kawasan yang sesuai yang dilandasi dengan dengan RTRW legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang
Persentase Rusunawa yang dihuni oleh kepala keluarga yang berhak
2.1.4. Arah Kebijakan Kebijakan adalah arah yang diambil dalam menentukan bentuk konfigurasi program dan kegiatan untuk mencapai tujuan. Kebijakan dapat bersifat internal, yaitu kebijakan dalam mengelola pelaksanaan programprogram pembangunan, maupun bersifat eksternal, yaitu kebijakan dalam rangka mengatur, mendorong dan memfasilitasi kegiatan masyarakat.
a. Arah Kebijakan Program Pembangunan Perumahan Secara garis besar arah kebijakan program pembangunan perumahan adalah: 1. Peningkatan pemenuhan rumah layak huni bagi seluruh masyarakat khususnya MBR 26
2. Bertambahnya pembangunan Rusunawa 3. Mengurangi permukiman kumuh di perkotaan 4. Terlaksananya
pelatihan
kemasyarakatan
melalui
pembinaan
jasa
konstruksi 5. Peningkatan jumlah penelitian dan pengujian serta penyebaran informasi teknologi di bidang perumahan dan permukiman b. Arah Kebijakan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi Arah kebijakan program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah meliputi: 1. Pembangunan sarana dan prasarana air bersih 2. Pembangunan sarana dan prasarana sanitasi. 3. Pembangunan/perbaikan saluran drainase dan sarana persampahan c. Arah Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dalam rangka merealisasikan Strategi penataan ruang dimaksud, diperlukan arah kebijakan sebagai berikut: 1. Mengoptimalkan peran Tata Ruang sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antar sektor dan antar wilayah 2. Fasilitasi penyusunan RTRW dan rencana rinci/detil tata ruang.
2.1.5. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
(RPJM)
berisikan
perencanaan yang global dengan penjabaran hanya sampai kepada Program hingga perlu dioperasionalisasikan dengan perencanaan yang lebih mikro sampai penjabaran terakhir pada kegiatan-kegiatan namun masih dalam satu
27
rangkuman dari seluruh perencanaan pembangunan baik untuk Kementrian / Lembaga di Pusat dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Daerah, perencanaan yang lebih mikro tadi disebut dengan Rencana Kerja Perangkat (RKP) di Pusat dan RKPD di Daerah. Sehingga pada akhirnya RKP yang diamanahkan oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 dirancang untuk Pemerintah Pusat, dan RKPD yang diamanahkan oleh Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dirancang untuk Pemerintah Daerah, di Jawa Timur telah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 52 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2012. Penyusunan
RKT
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PERMENPAN & RB) Nomor : 29 Tahun 2010 Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Adapun Rencana Kinerja Tahun 2015 Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :
28
Tabel 2.3 Rencana Kinerja Tahun 2015
TUJUAN
SASARAN STRATEGIS
1
2 Meningkatnya ketersediaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk menurunkan jumlah backlog rumah
Meningkatkan penyediaan rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
Penanganan permukiman kumuh di perkotaan
INDIKATOR KINERJA UTAMA 3
Persentase Kepala Keluarga / Masyarakat yang Berpenghasilan Rendah yang Memiliki Rumah Layak Huni Persentase Rusunawa yang dihuni oleh kepala keluarga yang berhak
Berkurangnya permukiman kumuh Presentase berkurangnya luasan di perkotaan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
TARGET 2015 4 95,50%
100,00% 0,83%
Memenuhi hak dasar Meningkatnya cakupan masyarakat atas air pelayanan air bersih bersih dan sanitasi yang Meningkatnya cakupan layak pelayanan air limbah
Persentase KK yang dapat Layanan Air Bersih yang layak
71,24%
Persentase KK Rumah Tangga dengan Layanan Sanitasi yang aman
64,94%
Meningkatkan kualitas Meningkatnya luas kawasan perencanaan Tata Ruang yang sesuai dengan RTRW yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang
Persentase luas kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang
45,00%
2.2.
Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Rencana Kinerja Tahunan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata
Ruang
Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 yang telah dibuat untuk
melaksanakan kegiatan, program dan sasaran di tahun 2015 menjadi tumpuan bagi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur untuk mewujudkan kinerja Output ataupun Outcome yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 berdasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi yang ditindaklanjuti dengan surat edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Penetapan Kinerja.
29
Pada tanggal 31 Desember 2010 muncul Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang menjadikan Penetapan Kinerja sebagai komitmen kinerja Gubernur Jawa Timur dinyatakan dalam Perjanjian Kinerja, sebagaimana dapat dilihat pada lampiran Penetapan Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015. Penetapan Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dijadikan acuan untuk mengukur Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dan melaporkannnya dalam LAKIP.
30
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ataupun Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan Kinerja (PK) Pemerintah Provinsi Jawa Timur, pun tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi Actuating dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan pembangunan
yang
mengerahkan
seluruh
sumber
daya
manajemen
pendukungnya. Pertanggungjawaban
kinerja
pelaksanaan
pembangunan
sifatnya
terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. 3.1.
Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2015. Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan
target setiap Indokator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan
akan
diketahui
selisih
atau
celah
Kinerja.
Selanjutnya
berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan
31
strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement). Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat) katagori sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.1 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2015
NO
PERSENTASE CAPAIAN
KATEGORI CAPAIAN
1
Lebih dari 100 %
Sangat Baik
2
75 % sampai 100 %
Baik
3
55 % sampai 75 %
Cukup
4
Kurang dari 55 %
Kurang
3.2.
Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Pengukuran kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata
Ruang
Provinsi Jawa Timur tahun 2015 menggunakan metode yang diatur
dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang
Provinsi Jawa Timur
tahun 2015 disajikan sebagai berikut : 3.2.1. Meningkatkan Ketersediaan Rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Tujuan Meningkatkan ketersediaan rumah bagi KK masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
32
Sasaran
Meningkatnya
penyediaan
rumah
bagi
Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR) ) untuk dengan indikator sebagai berikut : Tabel 3.2 Pengukuran Kinerja Meningkatkan Ketersediaan Rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Tahun 2011-2015 No
Indikator
1
Persentase Kepala Keluarga / Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang Memiliki Rumah Layak Huni
2
Persentase Rusunawa yang dihuni oleh Kepala Keluarga yang Berhak
Th 2011
Th 2012
Th 2013
Th 2014
Th 2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
94,66%
94,93%
95,08%
95,23%
95,50%
95,36%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Sum ber Data : Dinas P U Cipta K arya & Tata R uang Prov Jatim
3.2.1.1.
Indikator Persentase Kepala Keluarga / Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang Memiliki Rumah Layak Huni
Pencapaian
Indikator
Persentase
Kepala
Keluarga/Masyarakat
Berpenghasilan Rendah yang Memiliki Rumah Layak Huni
senantiasa
menunjukkan kenaikan selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2015 sebagai berikut. Pada tahun 2011 mencapai sebesar 94,66%, sementara pada tahun 2012 mencapai sebesar 94,93%. Pada tahun 2013 mencapai 95,08% dan pada tahun 2014 sebesar 95,23%. Sedangkan pada tahun 2015 dari target yang ditentukan sebesar 95,50% terealisasi mencapai 95,36% ada kenaikan dari tahun 2014 sebesar 0,13%. Tahun 2010 kondisi kebutuhan rumah (backlog) di Jawa Timur sejumlah 520.000 KK, Ketersediaan rumah yang layak huni yang didukung oleh fasilitas sarana prasarananya (PSU) yang peruntukannya bagi masyarakat
33
berpenghasilan rendah (MBR) dengan harga terjangkau. Kedua indikator tersebut
bertujuan
untuk
menurunkan
angka
"backlog"
rumah
yang
menyatakan kekurangan/selisih antara jumlah Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah rumah (asumsi ideal 1 rumah per KK/5 orang) adalah ditujukan sebagai upaya
untuk memenuhi kebutuhan perumahan dan permukiman, baik di
perkotaan maupun di perdesaan melalui penyediaan perumahan yang layak huni dengan harga terjangkau, serta penyediaan sarana dan prasarana penunjang seperti air bersih, Air Limbah maupun sarana permukiman lainnya agar terwujud lingkungan perumahan yang sehat, aman dan nyaman. Adapun kegiatan untuk menurunkan Backlog rumah terdiri dari : a. Pembangunan Rumah Sejahtera Tapak (RST) Rumah merupakan kebutuhan
dasar dalam kehidupan manusia,
namun pada kenyataannya di Jawa Timur masih banyak masyarakat yang belum mampu menikmati kehidupannya dalam rumah
yang layak, sehat,
aman dan berada pada lingkungan yang sehat dan layak huni.
Tabel 3.3 Persentase Capaian Jumlah KK terbangun melalui Rumah Sejahtera Tapak di Jawa Timur Tahun 2010-2015 No
Tahun
Target KK yang belum memiliki rumah
Realisasi KK yang terbangun s/d Tahun
Capaian (%)
1 2 3 4 5
2011 2012 2013 2014 2015
15.000 25.000 28.000 28.000 25.000
19.250 20.182 11.047 20.000 20.000
128,33 80,73 39,45 71,43 80,00
Sum ber : Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jatim
34
Pembangunan
perumahan
dan
permukiman
diarahkan
untuk
memenuhi kebutuhan akan perumahan dan permukiman, baik di perkotaan maupun di perdesaan, melalui penyediaan perumahan yang layak huni serta penyediaan sarana dan prasarana penunjangnya. Pembangunan perumahan dan
permukiman
dilaksanakan
melalui
kegiatan-kegiatan
antara
lain:
penyediaan perumahan itu sendiri serta penyediaan sarana prasarana penunjangnya yang meliputi penyediaan prasarana jalan, air bersih dan penyehatan lingkungan. Penyediaan perumahan di Jawa Timur dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan pertumbuhan / perkembangan jumlah penduduk, meskipun persentasenya masih belum sebanding antara kebutuhan dengan penyediaannya.
Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja Kegiatan Perumahan yang terbangun PSU dan Persentase RTLH yang direnovasi Tahun 2011 s/d 2015
No
Kegiatan
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2011
2012
2013
2014
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
Tahun 2015
1
Perumahan yang terbangun PSU
20,85%
26,44%
31,42%
33,90%
37,25%
35,05%
2
RTLH yang direnovasi
19,99%
24,52%
28,23%
31,26%
36,04%
36,04%
Sum ber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
b. Perumahan yang terbangun PSU Pencapaian kegiatan perumahan bagi MBR yang terbangun PSU senantiasa hanya menunjukkan kenaikan selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2015 sebagai berikut. Dari capaian awal di tahun 2011 sebesar 20,85%, pada tahun 2012 mencapai 26,44%, pada tahun 2013 mencapai sebesar 31,42%. Sementara pada tahun 2014 mencapai sebesar 33,90%. 35
Sedangkan pada tahun 2015 dari target yang ditentukan yaitu sebesar 37,25% tercapai realisasi sebesar 35,05%. c. Renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Sedangkan pencapaian kegiatan RTLH yang direnovasi selama lima tahun terakhir dapat digambarkan sebagai berikut yakni pada tahun 2011 Persentase RTLH yang direnovasi sebesar 19,99% pada tahun 2012 meningkat sebesar 24,52%. Pada tahun 2013 dan 2014 terjadi peningkatan pembangunan yakni masing-masing 28,23% dan 31,26%. Pada tahun 2015 pembangunan tersebut mencapai 36,04% sesuai dengan target yang ditetapkan.
Tabel 3.5 Pengukuran Kinerja RTLH Tahun 2009-2015 NO
KABUPATEN/KOTA
KEBUTUHAN
TAHUN 2009
TAHUN 2010
TAHUN 2011
TAHUN 2012
TAHUN 2013
TAHUN 2014
TAHUN 2015
RTLH
(TAHAP I&II)
(TAHAP III&IV)
(TAHAP V&VI)
(TAHAP VII&VIII)
(TAHAP IX)
(TAHAP X)
(TAHAP XI)
3
4
5
6
7
8
9
1
2
1
Kab. Sumenep
6.811
1.000
-
1.512
1.285
470
-
2
Kab. Pamekasan
6.119
1.000
-
1.007
280
470
-
3
Kab. Sampang
6.711
1.000
-
1.010
280
470
-
4
Kab. Bangkalan
3.344
1.000
-
1.007
280
470
-
5
Kab. Jember
11.116
1.000
-
505
-
-
768
6
Kab. Bondowoso
10.364
1.000
500
504
-
940
-
1105
7
Kab. Situbondo
3.903
1.000
505
1.007
-
-
-
1105
8
Kab/Kota Probolinggo
12.840
1.000
-
1.007
-
940
-
1104
9
Kab. Trenggalek
6.211
1.000
503
-
1.005
-
-
1007
10
Kab. Pacitan
13.565
1.000
500
500
1.005
940
-
11
Kab. Banyuwangi
24.447
1.000
-
1.007
-
-
769
12
Kab. Lumajang
3.925
1.000
-
505
-
-
770
13
Kab/Kota Pasuruan
17.657
1.000
-
1.007
1.005
-
-
1100
14
Kab. Jombang
7.727
1.000
-
-
1.004
-
-
1098
15
Kab/Kota Madiun
13.730
1.000
1.507
505
1.005
940
-
16
Kab. Ponorogo
37.000
1.000
-
-
1.055
940
-
1000
17
Kab. Magetan
3.770
1.000
1.510
505
-
-
-
1000
18
Kab. Ngawi
11.780
1.000
500
-
-
-
766
19
Kab. Bojonegoro
9.693
1.000
500
500
-
940
768
20
Kab. Tuban
6.201
1.000
500
500
-
940
770
21
Kab. Nganjuk
3.201
-
1.005
-
1.005
-
-
22
Kab/Kota Kediri
2.575
-
1.000
-
280
-
766
23
Kab. Tulungagung
2.770
-
1.005
-
1.005
-
-
24
Kab/Kota Blitar
5.790
-
1.000
1.011
-
-
769
25
Kab/Kota Malang
4.389
-
1.000
1.007
-
940
-
26
Kab. Sidoarjo
2.005
-
1.000
-
-
-
770
27
Kab. Gresik
6.017
-
1.000
500
-
-
770
28
Kab/Kota Mojokerto
7.299
-
1.005
-
1.004
-
-
1010
29
Kab. Lamongan
2.479
-
1.005
-
-
-
-
1030
30
Kota Surabaya
-
-
-
-
-
-
-
482
JUMLAH
253.439
20.000
15.545
15.106
11.498
9.400
7.686
12.100
20.000
35.545
50.651
62.149
71.549
79.235
91.335
7,89
14,03
19,99
24,52
28,23
31,26
36,04
JUMLAH KOMULATIF %
10
Sum ber Data : Dinas P U Cipta K arya & Tata R uang Prov Jatim
36
-
1100
3.2.1.2. Persentase Rusunawa yang dihuni oleh Kepala Keluarga yang Berhak Pencapaian Indikator Persentase Rusumawa yang dihuni oleh Kepala Keluarga yang Berhak selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 s/d 2015 sebagai berikut. Pada tahun 2011 mencapai 100%, pada tahun 2012 mencapai sebesar 100%. Sementara pada tahun 2013 mencapai sebesar 100%. Pada tahun 2014 mencapai 100%. Sedangkan pada tahun 2015 dari target yang ditentukan sebesar 100% terealisasi mencapai 100%. Adapun Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang telah terbangun oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai berikut :
No 1 2 3 4 5
Tabel 3.6 Target dan Realisasi Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Tahun 2011 – 2015 Target Realisasi Tahun (TB) (TB) 2011 25 15 2012 40 18 2013 12 12 2014 14 12 2015 1 1
Sum ber Data : Dinas P U Cipta K arya & Tata R uang Prov Jatim
Sedangkan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang telah dibangun oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dibanding dengan Nasional adalah sebagai berikut : Tabel 3.7 Perbandingan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2011–2015
No 1 2 3 4 5
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Target
Realisasi
(TB)
(TB)
25 40 12 14 1
15 18 12 12 1
Sum ber Data : Dinas P U Cipta K arya & Tata Ruang P rov Jatim
Capaian Tingkat Provinsi 15 18 12 12 1
Tingkat Nasional 70 48 67 25 25
37
Grafik 3.1 Perbandingan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2011–2015
3.2.1.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan yang dihadapi antara lain : •
Belum mantapnya kelembagaan penyelenggaraan perumahan dan permukiman
•
Terbatasnya lahan murah untuk pembangunan perumahan
•
Belum mantapnya sistem pembiayaan perumahan
•
Terbatasnya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang layak
•
Masih lemahnya komitmen pemerintah daerah dalam pembangunan perumahan
•
Masih rendahnya efisiensi dalam pembangunan perumahan
•
Menurunnya kualitas lingkungan permukiman dan meningkatnya luasan kawasan kumuh
•
Belum memadainya prasarana dan sarana dasar lingkungan perumahan dan permukiman
•
Menurunnya daya dukung lingkungan perumahan dan permukiman 38
•
Belum terintegrasinya pengembangan kawasan perumahan dengan pembangunan prasarana dan sarana kawasan
•
Lemahnya pengawasan dan pengendalian alih fungsi lahan untuk pembangunan perumahan dan permukiman
•
Masih terbatasnya penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman di kawasan tertinggal, di kepulauan terpencil dan di kawasan perbatasan
•
Masih belum efektifnya penerapan konsep pengendalian permukiman melalui dukungan prasarana dan sana dasar permukiman Kasiba/Lisiba
b. Solusi terhadap permasalahan diatas melalui : •
Peningkatan pemenuhan rumah layak huni bagi seluruh masyarakat khususnya MBR
•
Pembangunan Rusunawa
3.2.2. Penanganan Permukiman Kumuh Di Perkotaan Pemerintah sangat memperhatikan penanganan kawasan kumuh, misalnya dalam RPJPM 2005 -2024 ditargetkan pada tahun 2020 sudah tidak ada lagi permukiman kumuh di perkotaan, bahkan dipertegas lagi pada konsep RPJMN 2014-2019 bidang cipta karya bahwa pada tahun 2019 kawasan kumuh telah tertangani. Penuntasan kawasan kumuh di kawasan perkotaan ini memang sangat perlu perhatian yang serius, dengan perkembangan yang cepat dan aglomerasi perkotaan di kawasan ini semakin tinggi tentu menjadikan kebutuhan akan pemukiman dan tempat tinggal semakin tinggi juga. Dari hasil indentifikasi kawasan kumuh Provinsi Jawa Timur tahun 2015 sekitar 3.840 ha. Pada Tahun 2015 ini telah dilakukan penanganan kawasan kumuh sebagai berikut : 39
Tabel 3.8 Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan Tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6
Luas Kawasan yang tertangani 59,75 Ha 37 Ha 10,53 Ha 2,11 Ha 3,3 Ha 28,7 Ha
Kabupaten/Kota Kota Malang Kota Pasuruan Kab. Tulungagung Kab. Lumajang Kab. Jombang Kota Probolinggo Jumlah
141,39 Ha
Sum ber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
Tabel 3.9 Pengukuran Indikator Persentase Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan Tahun 2015 No
1
Indikator Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
Tingkat Provinsi Target
Realisasi
Tingkat Nasional
0,83%
0,79%
8,10%
Sum ber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
Pencapaian Indikator Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan pada tahun 2015 mencapai 0,79% dari target yang telah ditetapkan sebesar 0,83%. Sedangkan target nasional pada tahun 2015 sebesar 8,10%.
40
Grafik 3.2 Perbandingan Persentase Penanganan Permukiman Kumuh di Perkotaan Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2015
3.2.2.1. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan yang dihadapi antara lain : •
Belum mantapnya kelembagaan penanganan permukiman kumuh
•
Terbatasnya akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang layak
•
Masih lemahnya komitmen pemerintah daerah dalam penanganan permukiman kumuh
•
Menurunnya kualitas lingkungan permukiman dan meningkatnya luasan kawasan kumuh
•
Belum
memadainya
prasarana
dan
sarana
dasar
lingkungan
permukiman •
Menurunnya daya dukung lingkungan permukiman
•
Lemahnya pengawasan dan pengendalian alih fungsi lahan untuk permukiman
•
Masih terbatasnya penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman 41
•
Masih belum efektifnya penerapan konsep pengendalian permukiman melalui dukungan prasarana dan sana dasar permukiman Kasiba/Lisiba
c. Solusi terhadap permasalahan diatas melalui : •
Peningkatan pemenuhan rumah layak huni bagi seluruh masyarakat khususnya MBR
•
Upaya penataan lingkungan dan pemenuhan sarana prasarana di kawasan permukiman
•
Pembangunan Rusunawa
3.2.3. Memenuhi Hak Dasar Masyarakat atas Air Bersih dan Sanitasi yang Layak Tujuan Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan Sanitasi yang layak. Adalah untuk pemenuhan sarana air bersih bagi masyarakat dan pemenuhan sarana prasarana air limbah yang aman bagi masyarakat baik diperkotaan maupun perdesaan untuk menuju taraf hidup yang sehat. Prioritas pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur yang salah satu indikatornya direpresentasikan dengan tingkat pelayanan air bersih di perkotaan dan di perdesaan yang membandingkan antara jumlah kapasitas sarana dan prasarana air minum yang ada dengan pelayanan terhadap jumlah penduduk di perkotaan dan di perdesaan
42
Tabel 3.10 Pengukuran Indikator Persentase Pelayanan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan Tahun 2010 – 2015 No
Indikator
1
Persentase pelayanan air bersih perkotaan
2
Persentase pelayanan air bersih di pedesaan
Th 2010
Th 2011
Th 2012
Th 2013
Th 2014
Th 2015
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Realisasi
Target
Realisasi
56,79%
61,81%
62,51%
64,89%
66,76%
72,41%
72,77%
49,89%
55,43%
56,88%
57,93%
57,97%
70,07%
69,45%
Sum ber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
3.2.3.1. Pelayanan Air Bersih Perkotaan dan Perdesaan Pencapaian indikator tersebut senantiasa menunjukkan peningkatan selama 6 (enam) tahun terakhir sejak tahun 2010 s/d 2015 sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.11 Target dan Capaian Pelayanan Air Bersih di Perkotaan dan Pedesaan Tahun 2010 – 2015 terhadap Target Nasional No
Tahun
Perkotaan (%)
Perdesaan (%)
Target
Realisasi
Target
Realisasi
Target Tingkat Provinsi
Capaian Tingkat Provinsi
Tingkat Nasional
1
2010
62,83
56,79
53,71
49,89
57,38
52,67
58,27
2
2011
64,87
61,81
57,05
55,43
60,30
58,08
60,96
3
2012
66,73
62,51
59,60
56,88
62,69
59,32
63,77
4
2013
68,40
64,89
62,45
57,93
65,13
60,96
66,71
5
2014
70,49
66,76
65,18
57,97
67.68
62,35
69,78
6
2015
72,41
72,77
70,07
69,45
71,24
71,11
70,30
Sum ber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
43
Grafik 3.3 Perbandingan Pelayanan Air Bersih Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2010 - 2015
Langkah operasional untuk mencapai target dan sasaran tersebut dapat mencakup program-program pembangunan yang terintegrasi dan komprehensif,
misalnya
pembangunan
perkotaan
atau
pengentasan
kemiskinan maupun pembangunan sektoral, misalnya pengembangan wilayah pemukiman dan wilayah industri, Program-program
stimulan kepada
masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR) yang dikaitkan dengan penyediaan sarana air bersih kepada rumah tangga berhasil menambah cakupan pelayanan dan jumlah pelanggan PDAM.
44
Tabel 3.12 Pemanfaatan Jiwa Terlayani Air Bersih Tahun 2015 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
KABUPATEN/KOTA
Jumlah Jiwa Terlayani
Kab. Bangkalan Kab. Banyuwangi Kab. Blitar Kab. Bojonegoro Kab. Bondowoso Kab. Gresik Kab. Jember Kab. Jombang Kab. Kediri Kab. Lamongan Kab. Lumajang Kab. Madiun Kab. Magetan Kab. Malang Kab. Mojokerto Kab. Nganjuk Kab. Ngawi Kab. Pacitan Kab. Pamekasan Kab. Pasuruan Kab. Ponorogo Kab. Probolinggo Kab. Sampang Kab. Sidoarjo Kab. Situbondo Kab. Sumenep Kab. Trenggalek Kab. Tuban Kab. Tulungagung Kota Batu Kota Blitar Kota Kediri Kota Madiun Kota Malang Kota Mojokerto Kota Pasuruan Kota Probolinggo Kota Surabaya
517.781 1.406.130 871.037 558.711 592.293 1.057.200 1.772.117 625.931 799.660 928.925 705.213 503.024 572.218 2.089.612 497.712 497.394 554.141 360.214 506.891 953.245 591.167 670.255 508.249 1.592.646 559.850 878.184 420.148 858.794 670.705 228.285 98.281 168.217 338.010 1.231.934 71.523 221.020 218.315 2.631.791 JUMLAH
28.326.823
Sum ber Data : Dinas P U Cipta Karya & Tata R uang P rov Jatim
Capaian Idikator Kinerja Pelayanan Air Minum di Perkotaan dan di Perdesaan ini didukung oleh kegiatan antara lain : -
Penyediaan dan Pengelolaan sarana dan prasarana air minum di perdesaan dan daerah rawan air;
-
Fasilitasi sistem penyediaan air minum (SPAM) regional;
-
Peningkatan daya dukung lingkungan sumber air baku,
45
Tingkat pelayanan air minum pada tahun 2015 terjadi peningkatan baik di perkotaan maupun di perdesaan, di perkotaan meningkat sebesar 6,01 % dibanding tahun 2014, Tetapi bila ditinjau dari jumlah penduduk perkotaan pada tahun 2015 terjadi penurunan prosentase pelayanan, Hal ini disebabkan karena selama kurun waktu 2014–2015 telah terjadi kenaikan jumlah penduduk perkotaan, dimana peningkatan penyediaan sarana air bersih belum sebanding dengan pertambahan penduduk perkotaan di Jawa Timur. Sedangkan di pedesaan capaian pada tahun 2015 terjadi peningkatan 11,48% dibanding tahun 2014. 3.2.3.2. Pelayanan Sanitasi Perkotaan dan Perdesaan Prioritas pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur yang salah satu indikatornya direpresentasikan dengan tingkat pelayanan sanitasi di perkotaan dan di perdesaan yang membandingkan antara jumlah KK yang membutuhkan pasarana sanitasi di perkotaan dan di pedesaaan. Pencapaian indikator tersebut senantiasa menunjukkan peningkatan selama 6 (enam) tahun terakhir sejak tahun 2010 s/d 2015 sebagaimana tabel berikut : Tabel 3.13 Pengukuran Pelayanan Sanitasi di Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2010 – 2015 No
Indikator
1
Persentase pelayanan air limbah perkotaan
2
Persentase pelayanan air limbah pedesaan
Th 2010
Th 2011
Th 2012
Th 2013
Th 2014
Th 2015
Realisasi 73,88
Realisasi 76,54
Realisasi 77,19
Realisasi 77,70
Realisasi 78,09
Target 79,60
Realisasi 78,10
43,90
46,38
46,49
46,54
46,59
50,28
48,66
Sum ber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
46
Tabel 3.14 Target dan Capaian Pelayanan Air limbah di Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2010 – 2015 terhadap Target Nasional No
Tahun
1 2 3 4 5 6
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Perkotaan (%)
Perdesaan (%)
Target
Realisasi
Target
Realisasi
74,55 76,85 77,18 78,02 78,97 79,60
73,88 76,54 77,19 77,70 78,09 78,10
44,30 47,35 50,86 54,91 57,73 50,28
43,90 46,38 46,49 46,54 46,59 48,66
Target Tingkat Provinsi 59,43 62,10 64,02 66,47 68,35 64,94
Capaian Tingkat Provinsi 58,89 61,46 62,71 62,97 63,20 63,38
Tingkat Nasional 55,5 55,6 57,8 59,7 60,5 61,06
Sum ber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
Adapun
pengelolaan
air
limbah
terpusat
(sistem
sewerage)
diperkotaan, pengolahan lumpur tinja belum efektif karena masih rendahnya pemanfaatan sarana IPLT yang sudah terbangun realisasi tahun 2015 sebesar 63,38% sedangkan capaian air limbah nasional 61,06%.
Grafik 3.4 Perbandingan Pelayanan Sanitasi Tingkat Provinsi dan Nasional Tahun 2010 – 2015
47
3.2.3.3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan yang dihadapi antara lain : • Rendahnya peningkatan pelayanan air bersih di perkotaan dan perdesaan serta khususnya untuk penduduk miskin dan daerah kekeringan • Rendahnya kualitas manajemen pengelolaan air minum yang dilakukan oleh PDAM • Stagnasi dalam penurunan tingkat kebocoran air (teknis maupun non teknis) • Permasalahan tarif air minum yang tidak mampu mengimbangi biaya produksi, sehingga tidak dapat mencapai kondisi pemulihan biaya (cost recovery) • Pada beberapa daerah terjadi konflik kepentingan dalam pemanfaatan sumber air baku. Hal ini disebabkan adanya kepentingan peruntukan sumber air tersebut untuk non air bersih, maupun karena kendala batas administrasi wilayah • Pelayanan air bersih non perpipaan (sebagian besar di perdesaan) belum teridentifikasi secara kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan kondisi air yang dikonsumsi secara mandiri • Masih terbatasnya pelayanan pengolahan sistim air limbah terpusat (sistim sewerage) di perkotaan • Belum memadainya pelayanan sanitasi yang hal itu akan dapat memberikan kontribusi pencemaran terhadap air permukaan dan air tanah • Pengolahan lumpur tinja belum efektif karena masih rendahnya
48
pemanfaatan sarana IPLT yang sudah terbangun. • Tidak berfungsinya saluran drainase sebagai pematus air hujan,hal ini disebabkan antara lain karena masyarakat membuang sampah ke saluran drainase, akibat dari rendahnya penegakan hukum khususnya dalam perambahan badan air termasuk saluran drainase di kawasan perkotaan • Belum mantapnya peraturan dan standar pengelolaan drainase • Penanganan masalah banjir perkotaan masih secara parsial dan tidak konseptual karena terbatasnya dokumen perencanaan induk dan perencanaan detail drainase yang seharusnya dapat dipakai sebagai acuan dalam menyusun rencana tindak • Belum memadainya sistem dan pendanaan untuk pemeliharaan drainase • Belum terpadunya kerjasama antar instansi terkait maupun antar pemerintah daerah dalam penanganan drainase khususnya pengurangan luas daerah genangan atau banjir. b. Solusi terhadap permasalahan diatas melalui : • Peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran pembangunan air bersih di perkotaan dan perdesaan • Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk berperan serta dalam meningkatkankan pelayanan air bersih untuk masyarakat • Mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan air bersih sebagai upaya meningkatkan efisiensi pelayanan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam (air baku)
49
• Meningkatkan kinerja pengelola air minum melalui restrukturisasi kelembagaan • Meningkatkan kualitas SDM pengelola pelayanan air bersih • Peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran pembangunan Air Limbah yang layak di perkotaan dan perdesaan • Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk berperan serta dalam meningkatkankan pelayanan Air Limbah yang layak untuk masyarakat • Meningkatkan kualitas SDM pengelola pelayanan Air Limbah yang layak • kerjasama antar instansi terkait maupun antar pemerintah daerah dalam penanganan drainase khususnya pengurangan luas daerah genangan atau banjir.
3.2.4. Meningkatkan
Kualitas
Perencanaan
Tata
Ruang
yang
Dilandasi dengan Legalitas Hukum sehingga dapat Digunakan Sebagai Acuan Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang.
Tujuan Meningkatkan kualitas perencanaan tata ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang pada kabupaten/kota di Jawa Timur sebagaimana peruntukannya. Pencapaian tujuan tersebut dapat dilihat melalui indikator Persentase Luas Kawasan yang Peruntukannya sesuai Tata Ruang. Untuk perhitungan indikator kinerja bidang penataan ruang tidak bisa memakai luasan dikarenakan beberapa hal diantaranya dalam Rencana Tata Ruang, luasan wilayah perencanaan belum bisa ditentukan sebelum delineasi wilayah perencanaan ditetapkan. Tahapan delineasi tata ruang dilakukan 50
dengan memperhatikan keterkaian fungsi, keterkaitan batas fisik, keterkaitan administrasi. Penentuan Persentase Luas Kawasan yang Peruntukannya sesuai Tata Ruang dilihat dari beberapa capaian diantaranya Persentase jumlah Perda RTRW Kab/kota, Persentase jumlah kawasan strategis Propinsi yang telah dikendalikan, Persentase jumlah kawasan perkotaan yang telah dikendalikan, dan Persentase jumlah kawasan pengendalian ketat yang telah dikendalikan. Berikut ini adalah cara penghitungan setiap capaian. Progress tiap poin capaian bidang penataan ruang hingga tahun 2015 adalah sebagai berikut : 3.2.4.1. Persentase Jumlah Kawasan Strategis Propinsi yang telah Dikendalikan Tabel. 3.15 Persentase Jumlah Kawasan Strategis Propinsi yang telah Dikendalikan Tahun 2011 - 2015 Tahun
Jumlah KSP yang telah dikendalikan
Akumulasi
% Indikator Kinerja
Akumulasi % Indikator Kinerja
2011 2012 2013 2014 2015
3 2 7 3 3
3 5 12 15 18
7,69 5,13 17,95 7,69 7,69
7,69 12,82 30,77 38,46 46,15
Sum ber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
Terdapat 15 Kawasan Strategis Provinsi yang telah dikendalikan dengan rincian Tahun 2011 terdapat 3 KSP, tahun 2012 bertambah 2 KSP, tahun 2013 bertambah 7 KSP, dan tahun 2014 bertambah 3 KSP. Sedangkan pada tahun 2015 berlambah lagi 3 KSP
51
Tabel. 3.16 Persentase Jumlah Perda RTRW Kab/Kota Tahun 2011 - 2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Perda RTRW Kab/Kota yang telah ditetapkan 12 13 4 1 1
Akumulasi
% Indikator Kinerja
Akumulasi % Indikator Kinerja
19 32 36 37 38
31,58 34,21 10,53 2,63 2,63
50,00 84,21 94,74 97,37 100
Sum ber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
Terdapat 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Hingga tahun 2014 sudah ada 37 Perda RTRW Kabupaten/Kota yang telah ditetapkan. Hanya 1 Kabupaten yang belum menetapkan Perda RTRW yaitu Kabupaten Jember. Pada tahun 2015 Raperda RTRW Kabupaten Jember sudah mendapat rekomendasi Gubernur dan Persetujuan Substansi BKPRN dan telah mendapat penetapan Raperda oleh DPRD Kabupaten Jember.
3.2.4.2. Persentase
Jumlah
Kawasan
Perkotaan
yang
telah
Dikendalikan Tabel. 3.17 Persentase Jumlah Kawasan Perkotaan yang telah Dikendalikan Tahun 2013 - 2015
Tahun
RDTR yang telah Keluar Persetujuan Substansinya
2013 2014 2015
2 2 24
Akumulasi
Asumsi Jumlah Keseluruhan RDTR yang Diajukan 38 Kab/Kota
% Indikator Kinerja
2 4 28
152 152 152
1,32 2,63 18,42
Sum ber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
52
Persentase jumlah kawasan perkotaan yang telah dikendalikan dilihat melalui Jumlah Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten/Kota yang telah keluar persetujuan substansinya. Pada Tahun 2013 baru 2 RDTR yang sudah mendapat persetujuan substansi, dan pada tahun 2014 bertambah 2 RDTR sehingga total ada 4 RDTR yang sudah mendapat persetujuan substansi. Sedangkan pada tahun 2015 telah ada 24 RDTR yang sudah mendapat persetujuan substansi.
3.2.4.3. Persentase Jumlah Kawasan Pengendalian Ketat yang telah Dikendalikan Tabel 3.18 Persentase Jumlah Kawasan Pengendalian Ketat yang telah Dikendalikan Tahun 2010 - 2015
Tahun
Jumlah IPR yang diterbitkan
Jumlah Kab/Kota yang mengajukan IPR
% Indikator Kinerja
2010 2011 2012 2013 2014 2015
26 37 32 39 47 10
11 7 10 11 15 5
6,22 13,91 8,42 9,33 8,25 4,71
Sum ber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
Persentase
jumlah
kawasan
pengendalian
ketat
yang
telah
dikendalikan dilihat melalui jumlah Ijin Pemanfaatan Ruang (IPR) yang diterbitkan. Setiap tahun terdapat beberapa IPR yang diterbitkan sebagai instrument pengendalian pemanfaatan ruang. Pada tahun 2013 terdapat 39 IPR, sedangkan pada tahun 2014 terdapat 47 IPR yang diterbitkan. Sementara untuk tahun 2015 terdapat 10 IPR yang diterbitkan.
53
Tabel 3.19 Capaian Indikator Kinerja Penataan Ruang Tahun 2010 - 2015 REALISASI (%)
CAPAIAN TAHUN 2015 (%)
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET 2015 (%)
2010
2011
2012
2013
2014
2015
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
Meningkatkan kualitas perencanaan tata ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang
Meningkatkan Luas kawasan yang sesuai dengan RTRW
Persentase Luas kawasan yang peruntukann nya sesuai tata ruang
45,00
12,32
23,86
35,15
34,04
36,68
41,71
92,69
TUJUAN
Sum ber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
Indikator Kinerja Persentase Luas Kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang menunjukkan pencapaian sebagai berikut, dengan kondisi awal pada tahun 2010 capaian sebesar 12,32%, pada tahun 2011 dengan capaian sebesar 23,86%, pada tahun 2012 capaian sebesar 35,15%, pada tahun 2013 capaian sebesar 34,04%, dan pada tahun 2014 sebesar 36,68%. Target pada tahun 2015 sebesar 45,00% dan tercapai sebesar 41,71%, maka terdapat capaian sebesar 92,69%.
3.2.4.4. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan yang dihadapi antara lain : • Tidak mempunyai kewenangan untuk menyusun Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/Kota maupun Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota • Kewenangan provinsi adalah menyusun rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi • Rata – Rata Kabupaten/Kota belum mampu untuk menyusun Rencana Kawasan Tata Ruang Strategis maupun Rencana Detail Kabupaten/Kota,
54
sehingga banyak Kabupaten/Kota yang meminta dibantu provinsi untuk menyusun Rencana Kawasan Tata Ruang Strategis maupun Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota
b. Solusi terhadap permasalahan diatas melalui : •
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur melayani permintaan dari Kabupaten/Kota untuk membantu menyusun Rencana Kawasan Tata Ruang Strategis maupun Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota selaku Tim Evaluasi untuk diterbitkan persetujuan substansi Rencana Detail Tata Ruang.
3.2.5. Akuntabilitas Keuangan Pelaksanaan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur dalam kurun waktu tahun 2015 yang tertuang didalam DPA Tahun 2015 dan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P. APBD) Tahun 2015, Provinsi Jawa Timur dengan perincian kegiatan sebagai berikut :
55
Tabel 3.20 Akuntabilitas Keuangan Tahun 2015 Kode
Uraian
Rekening 1
2
1
3
500
1
1
3
500
1
1
3
500
2
1
3
500
2
1
3
500
7
1
3
500
7
1
3
500
7
1
3
500
8
1
3
500
8
1
3
500
45
1
3
500
45
1
3
500
45
1
3
500
46
1
3
500
46
1
3
500
46
1
4
500
15
1
4
500
15
12
Pengembangan kawasan siap bangun dan atau lingkungan siap bangun di kota-kota metropolitan dan kota-kota besar
1
4
500
15
21
Pengembangan Kawasan Agropolitan, Pembangunan/ Perbaikan sarana prasarana kawasan Agropolitan Jawa Timur
1
4
500
15
22
Perbaikan Jalan/Saluran Lingkungan Permukiman
1
4
500
15
46
Peningkatan Sarana Prasarana Permukiman Kawasan Khusus
1
4
500
15
50
Pengembangan dan Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa ( Rusunawa )
1
4
500
15
51
Dana Pendamping PNPM
1
4
500
15
56
1
4
500
15
1
4
500
1
4
1
Anggaran Setelah P.APBD 3
Realisasi
%
4
5
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2.654.478.310,00
2.643.419.900,00
99,58
Pelaksanaan Administrasi Perkantoran
2.654.478.310,00
2.643.419.900,00
99,58
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
2.725.798.500,00
2.622.485.992,00
96,21
Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana
2.725.798.500,00
2.622.485.992,00
96,21
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
882.780.000,00
844.411.504,00
95,65
1
Koordinasi dan Konsultasi Kelembagaan Pemerintah Daerah
755.900.000,00
744.485.604,00
98,49
2
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
126.880.000,00
99.925.900,00
78,76
Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan Pemerintahan
39.550.000,00
38.912.500,00
98,39
Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan Anggaran
39.550.000,00
38.912.500,00
98,39
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Sanitasi
7.587.215.490,00
7.385.383.644,00
97,34
1
Penyediaan sarana air limbah
1.208.004.000,00
1.197.322.690,00
99,12
2
Pembangunan dan Perbaikan Saluran Air/Plengsengan/Drainase
6.379.211.490,00
6.188.060.954,00
97,00
Program Pengembangan Kinerja Pembangunan Air Minum
14.334.726.000,00
14.139.667.392,00
98,64
1
Pembangunan Sarana Air Bersih di Perdesaan
12.918.626.000,00
12.765.466.202,00
98,81
2
Pendataan dan Pemetaan Potensi Kawasan Rawan Air
1.416.100.000,00
1.374.201.190,00
97,04
147.959.104.200,00
136.270.526.650,00
92,10
11.056.972.100,00
10.349.070.795,00
93,60
1.850.301.000,00
1.820.469.415,00
98,39
10.843.783.000,00
10.689.012.875,00
98,57
2.864.455.000,00
1.682.882.620,00
58,75
20.453.101.900,00
16.710.907.430,00
81,70
1.364.850.000,00
1.267.600.600,00
92,87
Pembangunan/Rehabiltasi bangunan Gedung Pemerintah Propinsi Jatim
91.842.065.200,00
86.825.861.480,00
94,54
62
Pendampingan Pembuatan Laporan Pelaksanaan Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Jawa Timur
1.331.200.000,00
1.242.558.625,00
93,34
15
75
Pengembangan Teknologi Tepat Guna Bidang Perumahan dan Permukiman
1.884.718.500,00
1.751.946.860,00
92,96
500
15
76
Pengembangan Data/Informasi Bidang Perumahan dan Permukiman
1.465.410.500,00
1.321.913.880,00
90,21
4
500
15
78
Pendidikan Kemasyarakatan Produktif melalui Pembinaan Jasa Konstruksi
1.161.575.000,00
802.971.440,00
69,13
1
4
500
15
83
Penyusunan perencanaan pengembangan infrastruktur wilayah perbatasan
728.000.000,00
716.966.930,00
98,48
1
4
500
15
84
Penyusunan Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
693.000.000,00
677.460.200,00
97,76
1
4
500
15
85
Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur Permukiman sebagai Antisipasi Perkembangan Kawasan Pesisir
419.672.000,00
410.903.500,00
97,91
1
5
500
15
4.082.500.000,00
3.707.519.155,00
90,81
1
5
500
15
19 12
2
Program Pengembangan Perumahan
Program Perencanaan Tata Ruang 10
Rapat koordinasi tentang rencana tata ruang
252.000.000,00
228.789.480,00
90,79
2.230.500.000,00
2.061.085.050,00
92,40
1
5
500
15
18
Penyusunan dan penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi
1
5
500
15
31
Penyusunan Rencana Rinci Kawasan Strategis Provinsi
1.600.000.000,00
1.417.644.625,00
88,60
1
5
500
16
Program Pemanfaatan Ruang
2.869.275.000,00
2.473.737.660,00
86,21
1
5
500
16
2
Penyusunan norma, standar, dan kriteria pemanfaatan ruang
225.000.000,00
186.547.260,00
82,91
1
5
500
16
5
Survey dan pemetaan
2.184.700.000,00
1.890.838.515,00
86,55
56
1
5
500
16
7
Sosialisasi kebijakan, norma, standar, prosedur dan manual pemanfaatan ruang
188.490.000,00
139.575.550,00
74,05
1
5
500
16
8
Koordinasi dan fasilitasi penyusunan pemanfaatan ruang lintas kabupaten/kota
271.085.000,00
256.776.335,00
94,72
1
5
500
17
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
647.672.500,00
545.059.941,00
84,16
1
5
500
17
1
Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang
150.000.000,00
118.812.220,00
79,21
1
5
500
17
4
Pelatihan aparat dalam pengendalian pemanfaatan ruang
85.035.000,00
75.360.035,00
88,62
1
5
500
17
5
Pengawasan pemanfaatan ruang
150.000.000,00
125.088.681,00
83,39
1
5
500
17
6
Koordinasi dan fasilitasi pengendalian pemanfaatan ruang lintas kabupaten/kota
90.387.500,00
73.435.000,00
81,24
1
5
500
17
7
Sosialisasi kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang
72.250.000,00
69.750.000,00
96,54
1
5
500
17
8
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
100.000.000,00
82.614.005,00
82,61
183.783.100.000,00
170.671.124.338,00
92,87
JUMLAH BELANJA DAERAH
Sum ber Data : Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Prov Jatim
57
BAB IV PENUTUP
Dari
uraian
permasalahan
dan
program
pembangunan
bidang
perumahan dan permukiman di Jawa Timur, antara lain dapat disimpulkan bahwa capaian pelayanan (% penduduk terlayani) bidang permukiman (Air Bersih, Air Limbah) sampai dengan tahun 2015 masih relatif rendah terhadap target sesuai Nasional Action Plan/MDGs. Untuk memenuhi kebutuhan sesuai capaian pelayanan sampai dengan 2014 sesuai target ideal berdasarkan MDGs maupun GNPSR diperlukan dana yang sangat besar (+ 10 trilyun rupiah) sedangkan berdasarkan kemampuan alokasi pendanaan dari APBN, APBD Propinsi dan APBD Kabupaten/Kota secara rata-rata maksimum hanya + 15 % dari total kebutuhan dana. Dengan demikian target capaian pelayanan bidang permukiman sampai dengan akhir periode perencanaan tahun 2014 dijustifikasi secara realistis hanya 15 % dari target ideal. Selain itu permasalahan perumahan dan permukiman tidak cukup hanya diselesaikan melalui manajemen pembangunan infrastruktur, namun perlu
didukung
mempertahankan
dengan sumber
manajemen daya
alam
konservasi melalui
lingkungan
penataan
ruang
untuk secara
komprehensif. Berdasarkan komposisi alokasi dana pemerintah pada 2 tahun terakhir, maka guna menjamin konsistensi terlaksananya program sesuai dokumen perencanaan pembangunan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur 2014-2019 ini perlu didukung dengan komitmen pendanaan pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota dengan proporsi prosentase : 35 : 25 : 40. 58
Untuk selanjutnya LAKIP ini juga merupakan merupakan sarana evaluasi dan pengendalian yang sangat efektif agar pelaksanaan pembangunan pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur, merupakan landasan dan pedoman guna penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian perlu dilakukan sinkronisasi dengan Rencana Strategis bidang permukiman yang disusun oleh dinas terkait pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Adapun kesimpulan Capaian Tujuan, Sasaran dan Indikator dari Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1. Persentase KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang tidak memiliki rumah layak huni dengan Target 95,50% yang belum terbangun sedangkan Realisasinya 95,36% terbangun atau tercapai 99,85% termasuk dalam katagori baik. 2. Persentase Rusunawa yang dihuni oleh kepala keluarga yang berhak dengan Target 100% yang belum terbangun sedangkan Realisasinya 100% terbangun atau tercapai 100% termasuk dalam katagori sangat baik. 3. Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan dengan Target 0,83%, realisasi 0,79% atau tercapai 95,18% maka termasuk dalam kategori baik. 4. Persentase KK yang dapat layanan air bersih yang layak dengan Target 71,24%,
realisasi 71,11% atau tercapai 99,81% maka termasuk dalam
katagori baik.
59
5. Persentase Rumah Tangga dengan layanan Sanitasi yang aman dengan Target 64,94%,
realisasi 63,38% atau tercapai 97,59% maka termasuk
dalam katagori baik.
6. Persentase Luas Kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang dengan Target 45,00%, realisasi 41,71% atau tercapai 92,69% maka termasuk dalam katagori baik. Kriteria Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) : 1. Penghasilan dibawah Rp. 4.000.000,00/bulan 2. Suami Istri tidak mempunyai rumah 3. Belum pernah menerima subsidi pemerintah untuk pemilikan rumah 4. Punya NPWP, Fotocopy SPT Pernyataan bahwa
Tahunan
PPh
Perorangan
atau
surat
penghasilan yang bersangkutan tidak melebihi yang
disyaratkan Kriteria Peruntukannya : 1. Kawasan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2. Kawasan yang sesuai dengan zona pengendalian ketat (hight controle zona) 3. Kawasan Strartegis Provinsi (yang sesuai dengan RTRW)
Semoga
LAKIP
ini
dapat
memberikan
manfaat
bagi
segenap
pelaksanaan pembangunan di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu masukan dan saran terhadap penyusunan LAKIP ini sangat diharapkan untuk penyempurnaan pada masa mendatang.
60
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG Jl. Gayung Kebonsari 169 Telp. 8286283, 8288616, 8296504
Surabaya – 60233
INDIKATOR KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR Instansi
:
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur
Visi
:
Terwujudnya Kebutuhan Dasar Masyarakat Sejahtera melalui Pembangunan Bidang Keciptakaryaan yang Berkembang dan berkelanjutan, dengan Dukungan Konsistensi Penataan Ruang yang Dinamis
Misi
:
1. Mewujudkan lingkungan permukiman yang layak huni dan mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang sehat, aman, dan teratur 2. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana pelayanan air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman bagi masyarakat 3. Memberikan arah pemanfaatan ruang yang mantap melalui penyusunan perencanaan dan pengendalian Tata Ruang yang lengkap dengan dilandasi oleh legalitas hukum
Tujuan
:
1. Meningkatkan penyediaan rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) 2. Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan sanitasi yang layak 3. Meningkatkan kualitas perencanaan Tata Ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 SASARAN / OUTCOME / KINERJA UTAMA Meningkatkan ketersediaan rumah bagi Masyarakat khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk menurunkan jumlah Backlog rumah
INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase KK /Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang memiliki rumah layak huni
PENJELASAN/
SUMBER DATA
FORMULA PERHITUNGAN Jumlah KK/Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang memiliki Rumah layak huni
X 100 %
Total KK/Masyarakat Berpenghasilan Rendah
PENANGGUNG JAWAB
1.Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur 2.Kabupaten/Kota se Jawa Timur 3. REI
Bidang Perumahan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur
1. Strategi Pengembangan Kota (SPK) Kab/Kota 2. Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kabupaten/ Kota 3. RPIJM Kab/Kota
Bidang Perumahan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur
1.Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur 2. Kabupaten/Kota se Jawa Timur
Bidang Air Bersih/PLP Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur
MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah Kriteria MBR : 1. Penghasilan dibawah Rp. 4.000.000,00/bulan 2. Suami Istri tidak mempunyai rumah 3. Belum pernah menerima subsidi pemerintah untuk pemilikan rumah 4. Punya NPWP, Fotocopy SPT Tahunan PPh Perorangan atau surat Pernyataan bahwa penghasilan yang bersangkutan tidak melebihi yang disyaratkan Kriteria Rumah Layak Huni : 1. Memenuhi Persyaratan keselamatan bangunan 2. Pencahayaan, penghawaan dan sanitasi 3. Memenuhi kecukupan luas minimum 72 m2/orang sampai dengan 12 m2/orang Kriteria Rumah Tidak Layak Huni : 1. Luas lantai perkapita kurang 8m2 2. Sumber air tidak sehat, akses memperoleh air bersih terbatas 3. Tidak mempunyai akses MCK 4. Bangunan tidak permanen,kayu berkualitas rendah atau atap/dinding dari bambu/rumbia 5. Tidak memiliki pencahayaan matahari dan ventilasi udara 6. Tidak memiliki pembagian ruangan 7. Lantai dari tanah dan rumah lembab/pengab 8. Letak rumah tidak teratur 9. Kondisi rusak 10. Belum pernah menerima bantuan pembangunan rumah dari berbagai pihak, termasuk bantuan bahan bangunan rumah
Persentase Rusunawa yang dihuni oleh Kepala Keluarga yang berhak
Jumlah Rusunawa yang dihuni oleh KK yang berhak Jumlah Rusunawa yang di huni
Berkurangnya Permukiman Kumuh di Perkotaan
Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
X 100 %
( Jumlah Luasan Permukiman Kumuh Tahun n-1 ) (Jumlah Luasan Permukiman Kumuh Tahun n) ( Jumlah Luasan Permukiman Kumuh Tahun n-1 )
X 100 %
Kriteria Kawasan Kumuh : 1. Kepadatan Bangunan lebih dari 110 bangunan/Ha 2. Kondisi Prasarana dasar Buruk (Jalan, Air Bersih, Sanitasi, Drainase, dan Persampahan) 3. Kondisi bangunan rumah tidak permanen dan tidak memenuhi syarat minimal untuk tempat tinggal 4. Permukiman rawan terhadap banjir, kebakaran, penyakit dan keamanan
Meningkatnya cakupan pelayanan air minum yang layak
Persentase KK yang dapat layanan air minum yang layak
Jumlah KK yang mendapatkan pelayanan Air Bersih Jumlah KK yang membutuhkan pelayanan Air Bersih
X 100 %
Meningkatnya cakupan pelayanan sanitasi yang aman Meningkatnya luas kawasan yang sesuai dengan RTRW
Persentase Rumah Tangga dengan layanan sanitasi yang aman Persentase Luas Kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang
Jumlah Rumah Tangga dengan layanan sanitasi Jumlah Rumah Tangga
3. BPS Tahun 2012
X 100 %
Luas Kawasan yang sudah sesuai dengan peruntukannya Luas Kawasan Kriteria Peruntukannya : 1. Kawasan yang sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2. Kawasan yang sesuai dengan zona pengendalian ketat (hight controle zona) 3. Kawasan Strategis Provinsi (yang sesuai dengan RTRW)
X 100 %
1.Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur 2.Kabupaten/Kota se Jawa Timur 3.Peta Analog Kabupaten/Kota
Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur
Surabaya, 15 Januari 2016 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR
Dr. GENTUR PRIHANTONO SP, MT Pembina Utama Madya NIP. 19590109 198712 1 002
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG Jl. Gayung Kebonsari 169 Telp. 8286283, 8288616, 8296504
Surabaya – 60233
MATRIKS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2014 S/D 2019
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 s/d 2019 "TERWUJUDNYA MASYARAKAT SEJAHTERA MELALUI PEMBANGUNAN BIDANG KECIPTAKARYAAN YANG BERKEMBANG DAN BERKELANJUTAN DENGAN DUKUNGAN KONSISTENSI PENATAAN RUANG YANG DINAMIS" MISI
Tujuan
:
:
1.
Mewujudkan lingkungan permukiman yang layak huni dan mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang sehat, aman, dan teratur
2.
Mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana pelayanan air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman bagi masyarakat
3.
Memberikan arah pemanfaatan ruang yang mantap melalui penyusunan perencanaan dan pengendalian Tata Ruang yang lengkap dengan dilandasi oleh legalitas hukum
1.
Meningkatkan penyediaan rumah bagi KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
2.
Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan sanitasi yang layak
3.
Meningkatkan kualitas perencanaan Tata Ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang
No
INDIKATOR KINERJA UTAMA
1 1
2 Persentase Kepala Keluarga/Masyarakat yang Berpenghasilan Rendah yang memiliki rumah layak huni
2
Persentase Rusunawa yang dihuni oleh kepala keluarga yang berhak
PENJELASAN/FORMULA PERHITUNGAN
Target 2019
3
4
Jumlah KK/Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang memiliki Rumah Layak Huni
Jumlah Rusunawa yang dihuni oleh KK yang berhak Jumlah Rusunawa Yang dihuni
3
4
Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan Persentase KK yang dapat layanan Air Bersih yang layak
( Jumlah Luasan Permukiman Kumuh Tahun n-1 ) (Jumlah Luasan Permukiman Kumuh Tahun n) ( Jumlah Luasan Permukiman Kumuh Tahun n-1 ) Jumlah KK yang mendapatkan pelayanan Air Bersih Jumlah KK yang membutuhkan pelayanan Air Bersih
5
Persentase KK Rumah Tangga dengan Layanan Air Limbah yang aman
x 100%
Jumlah Rumah Tangga dengan layanan Air Limbah
x 100%
X 100 %
x 100%
x 100%
Jumlah Rumah Tangga
6
Persentase Luas Kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang
96,56
Total KK/Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang Membutuhkan Rumah Layak Huni
Luas Kawasan yang sudah sesuai dengan peruntukannya Luas kawasan
x 100%
100
0,39
95,65
90,95
73,07
RENCANA STRATEGIS DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 s/d 2019 SASARAN
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET TAHUN (%)
PENJELASAN/FORMULA PERHITUNGAN 2014
Persentase KK /Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang memiliki rumah layak huni Persentase Rusunawa yang dihuni oleh Kepala Keluarga yang berhak
Jumlah KK/Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang memiliki Rumah layak huni
X 100 %
Jumlah Rusunawa yang dihuni oleh KK yang berhak
X 100 %
( Jumlah Luasan Permukiman Kumuh Tahun n-1 ) (Jumlah Luasan Permukiman Kumuh Tahun n)
Jumlah KK yang mendapatkan pelayanan Air Bersih Jumlah KK yang membutuhkan pelayanan Air Bersih
Persentase Rumah Tangga dengan layanan sanitasi yang aman
Jumlah Rumah Tangga dengan layanan sanitasi Jumlah Rumah Tangga
Persentase Luas Kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang
2017
2018
2019
95,32
95,5
95,76
96,03
96,29
96,56
100
100
100
100
100
100
-
0,83
0,72
0,61
0,50
0,39
Total KK/Masyarakat Berpenghasilan Rendah
( Jumlah Luasan Permukiman Kumuh Tahun n-1 ) Persentase KK yang dapat layanan air minum yang layak
2016
Program Pengembangan Perumahan
Jumlah Rusunawa yang di huni Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
2015
PROGRAM / KEGIATAN
X 100 %
X 100 %
Luas Kawasan yang sudah sesuai dengan peruntukannya Luas Kawasan
X 100 %
X 100 %
67.68
71,24
77,62
83,63
89,64
95,65
63,2
64,94
71,29
77,87
84,39
90,95
42,13
45
49,98
56
62,81
73,07
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Sanitasi
Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Surabaya, 15 Januari 2016 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR
Dr. GENTUR PRIHANTONO SP, MT Pembina Utama Madya NIP. 19590109 198712 1 002
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG Jl. Gayung Kebonsari 169 Telp. 8286283, 8288616, 8296504
Surabaya – 60233
LAPORAN REALISASI PELAKSANAAN PENETAPAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015
LAPORAN KINERJA TRIWULANAN TAHUN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Meningkatnya ketersediaan rumah bagi Masyarakat Khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk menurunkan jumlah backlog rumah
Persentase Kepala Keluarga/ Masyarakat yang Berpenghasilan Rendah yang Memiliki Rumah Layak Huni
Berkurangnya Permukiman Kumuh di Perkotaan
Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
Persentase Rusunawa yang dihuni oleh Kepala Keluarga yang berhak
Meningkatnya Persentase KK yang dapat cakupan pelayanan layanan Air Minum yang layak air minum yang layak
Meningkatnya cakupan pelayanan Sanitasi yang aman
Persentase KK Rumah Tangga dengan Layanan Sanitasi yang aman
Meningkatnya luas Persentase Luas Kawasan kawasan yang sesuai yang peruntukannya sesuai dengan RTRW tata ruang
TARGET TAHUN 2015 Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
REALISASI TAHUN 2015 Total
Triwulan I
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Total
Kepeminatan masyarakat terhadap kebutuhan Papan (rumah) menjadi urutan 95,36% prioritas ke 3 setelah kebutuhan Pendidikan, Sandang dan Pangan sehingga rata-rata baru menyiapkan anggaran pada Triwulan III.
95,23%
95,30%
95,40%
95,50%
95,50%
95,23%
95,25%
95,31%
95,36%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
0,10%
0,30%
0,60%
0,83%
0,83%
0,00%
0,26%
0,51%
0,79%
0,79%
62,35%
63,20%
36,68%
64,00%
63,80%
38,50%
69,87%
64,20%
42,75%
71,24%
64,94%
45,00%
71,24%
64,94%
45,00%
62,35%
63,20%
36,68%
65,90%
63,28%
37,75%
68,10%
63,32
39,40%
KETERANGAN
71,11%
Pemenuhan air minum layak tidak hanya menjadi tanggungjawab Pemerintah Pusat, 71,11% Provinsi dan Swasta namun sambungan rumah kewajiban Kab/Kota beserta masyarakat.
63,38%
Penanganan air limbah menjadi 63,38% tanggungjawab bersama Pemerintah, Masyarakat dan Swasta
41,71%
Dengan telah diberlakukannya UU 26 Tahun 2011 maka pengendalian 41,71% pemanfaatan ruang menjadi tanggung jawab bersama Pemerintah dan Masyarakat
Surabaya, 15 Januari 2016 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR
Dr. GENTUR PRIHANTONO SP, MT Pembina Utama Madya NIP. 19590109 198712 1 002
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG Jl. Gayung Kebonsari 169 Telp. 8286283, 8288616, 8296504
Surabaya – 60233
PENGUKURAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2015
DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR
NO. 1
2
3 4 5
SASARAN STRATEGIS Meningkatkan ketersediaan rumah bagi Masyarakat khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk menurunkan jumlah Backlog rumah
TARGET
REALISASI
CAPAIAN KINERJA
(%)
(%)
(%)
Persentase KK Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang Memiliki rumah layak huni
95,5
95,36
99,85
Persentase Rusunawa yang dihuni oleh kepala keluarga yang berhak
100
100
100
0,83
0,79
95,18
71,24
71,11
99,81
64,94
63,38
97,59
45
41,71
92,69
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Berkurangnya Permukiman Kumuh di Perkotaan Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
Meningkatnya cakupan pelayanan air minum yang layak Meningkatnya cakupan pelayanan sanitasi yang aman Meningkatnya Luas Kawasan yang sesuai dengan RTRW
Persentase KK yang dapat layanan air minum yang layak Persentase Rumah Tangga dengan layanan sanitasi yang aman Persentase Luas Kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang
Surabaya, 15 Januari 2015 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR
Dr. GENTUR PRIHANTONO SP, MT Pembina Utama Madya NIP. 19590109 198712 1 002
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG Jl. Gayung Kebonsari 169 Telp. 8286283, 8288616, 8296504
Surabaya – 60233
RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2016
RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2016 DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR
TUJUAN Meningkatkan penyediaan rumah bagi KK / Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan Memenuhi hak dasar masyarakat atas air minum yang layak Memenuhi hak dasar masyarakat atas sanitasi yang aman Meningkatkan kualitas perencanaan Tata Ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
TARGET 2016 (%)
Meningkatnya ketersediaan rumah bagi masyarakat khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk menurunkan jumlah backlog rumah Berkurangnya Permukiman Kumuh di Perkotaan
Persentase Kepala Keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang memiliki rumah layak huni Persentase Rusunawa yang dihuni oleh Kepala Keluarga yang berhak Persentase berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
95,76
Meningkatnya cakupan pelayanan air minum yang layak Meningkatnya cakupan pelayanan sanitasi yang aman Meningkatnya luas kawasan yang sesuai dengan RTRW
Persentase KK yang dapat layanan air bersih yang layak Persentase Rumah Tangga dengan layanan sanitasi yang aman Persentase Luas Kawasan yang peruntukannya sesuai tata ruang
77,62
100 0,72
71,29 49,98
Surabaya, 15 januari 2016 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR
Dr. GENTUR PRIHANTONO SP, MT Pembina Utama Madya NIP. 19590109 198712 1 002
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG Jl. Gayung Kebonsari 169 Telp. 8286283, 8288616, 8296504
Surabaya – 60233
DAFTAR PENGHARGAAN/PRESTASI
NAMA PENGHARGAAN : LOMBA PEKERJA KONSTRUKSI TINGKAT NASIONAL 2015 YANG MENYERAHKAN : BADAN PEMBINA JASA PERUMAHAN RAKYAT
KONSTRUKSI
KEMENTERIAN
PEKERJAAN
UMUM
DAN
TANGGAL PENYERAHAN : 04 NOPEMBER 2015
LOMBA PEKERJA KONSTRUKSI TINGKAT NASIONAL TAHUN 2015 -
-
-
-
-
Dalam rangka memperingati Hari Bakti Pekerjaan Umum 3 Desember 2015, Badan Pembinaan Konstruksi (BP Konstruksi) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melaksanakan Lomba Pekerja Konstruksi untuk kategori Pekerja Konstruksi Tingkat Terampil dan Sarasehan Pekerja Konstruksi 2015, yang dilaksanakan pada tanggal 2 sampai dengan 4 Nopember 2015 di Jakarta. Kegiatan lomba ini bertujuan untuk : mendapatkan pekerja konstruksi tingkat terampil yang unggul dan mampu memotivasi untuk berperan aktif dalam meningkatkan kompetensi serta mampu berkompetisi menjadi pekerja konstruksi terbaik di Tingkat Nasional. Adapun tema Konstruksi Indonesia 2015 yang telah ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah “Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Indonesia” Sejak tahun 2008 sampai dengan 2013 yaitu selama 6 (enam) tahun berturut-turut, dibawah koordinasi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang, Provinsi Jawa Timur selalu mendapatkan predikat Juara Um um dalam Lomba Pekerja Konstruksi Tingkat Nasional. Sebuah prestasi yang sangat membanggakan Pemerintah dan rakyat Jawa Timur. Hasil Lomba Pekerja Konstruksi Tingkat Nasional Tahun 2015 yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 2 sampai dengan 4 Nopember 2015 yang lalu adalah sebagai berikut : 1. Juara I (satu) bidang Tukang Batu :
SUGENG, Surabaya
2. Juara I (satu) bidang Tukang Keramik :
MUNAJI, Gresik
3. Juara I (satu) bidang Tukang Gambar :
ANGGA ADI SASONGKO, Malang
4. Juara II (dua) bidang Tukang Plambing :
KUSTANTO, Malang
5. Juara III (tiga) bidang Tukang Besi :
MOHAMMAD ABDUL ROKHIM, Tuban
6. Juara III (tiga) bidang Tukang Keramik :
WARJITO, Tuban
7. Juara Harapan I (harapan satu) bidang Tukang Batu :
NURSALIM, Malang
8. Juara Harapan I (harapan satu) bidang Tukang Plambing :
EDIGIO, Blitar
9. Juara Harapan I (harapan satu) bidang Tukang Besi :
FAUZI, Tuban
10. Juara Harapan I (harapan satu) bidang Juru Ukur :
SANTI PURWASIH, Malang
Foto 1.
Menteri PU dan Perumahan Rakyat berfoto bersama peserta lomba pekerja konstruksi
Foto 2. Peserta lomba pekerja konstruksi nasional 2015
Foto 3. Kontingen Jawa Timur dalam Lomba Pekerja Konstruksi Tingkat Nasional 2015
NAMA PENGHARGAAN : PRESTASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 YANG MENYERAHKAN : GUBERNUR JAWA TIMUR TANGGAL PENYERAHAN : 10 NOPEMBER 2013
NAMA PENGHARGAAN : PRESTASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 YANG MENYERAHKAN : GUBERNUR JAWA TIMUR TANGGAL PENYERAHAN : 01 OKTOBER 2014
NAMA PENGHARGAAN : PRESTASI IMPLEMENTASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) TAHUN 2015 YANG MENYERAHKAN : GUBERNUR JAWA TIMUR TANGGAL PENYERAHAN : 18 OKTOBER 2015