PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL “HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN KEMAMPUAN MERAWAT BALITA ISPA DI PUSKESMAS GLOBAL TIBAWA KABUPATEN GORONTALO” Oleh
Eka Fitriyanti Lika Nim: 841 410 046
Telah diperiksa dan disetujui
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN KEMAMPUAN MERAWAT BALITA ISPA DI PUSKESMAS GLOBAL TIBAWA KABUPATEN GORONTALO Eka Fitriyanti Lika, Suwarly Mobiliu, Nanang Roswita Paramata Jurusan Ilmu Keperawatan FIKK UNG Email:
[email protected]
ABSTRAK Eka Fitriyanti Lika. 2014. Hubungan pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kemampuan merawat balita ISPA di Puskesmas Global Tibawa Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Suwarly Mobiliu, S.Kep., M.Kep. dan Pembimbing II dr. Nanang Paramata, M.Kes. ISPA adalah infeksi yang menyerang saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh bakteri dan virus serta akibat adanya penurunan kekebalan tubuh. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kemampuan merawat balita ISPA. Manfaat penelitian ini bagi Puskesmas Global Tibawa, petugas kesehatan, ibu dan peneliti selanjutnya. Desain penelitian adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu yang memilki balita yang datang memeriksakan kesehatan di Puskesmas Global Tibawa Kabupaten Gorontalo pada saat penelitian. Sampel penelitian diambil menggunakan tehnik accidental sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan 42 responden, dimana pengetahuan ibu baik sebanyak 14 responden (33,3%), dan kemampuan baik sebanyak 17 responden (40,5%). Pengetahuan ibu cukup sebanyak 19 responden (45,2%) dan kemampuan cukup sebanyak 20 responden (47,6%). Pengetahuan ibu kurang sebanyak 9 responden (21,4%) dan kemampuan kurang 5 responden (11,9%). Dari hasil penelitian ini disarankan untuk peneliti selanjutnya dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kemampuan merawat balita ISPA. Kata Kunci: Pengetahuan, Kemampuan Merawat.1
1
EKA FITRIYANTI LIKA, 841410046, JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FIKK UNG, SUWARLY MOBILIU, S.Kp, M.Kep, dr. NANANG ROSWITA PARAMATA, M.Kes.
Saat ini ISPA masih menjadi masalah kesehatan dunia. Berdasarkan WHO (2007), ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98%- nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan bawah. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia, terutama di negara-negara dengan pendapatan perkapita rendah dan menengah. Dimana ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak (Maramis, dkk: 2013). Faktor penyebab dari penyakit yang diderita tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan keluarga. Semakin tinggi pendidikan, pengetahuan dan keterampilan, berarti semakin baik pola pengasuh anak, dan semakin baik tingkat ketahanan pangan keluarga, semakin baik pola pengasuhan anak, dan semakin banyak keluarga mempertahankan pelayanan kesehatan (Adisasmito, 2008). Disamping itu faktor resiko dari penyakit ISPA yaitu faktor lingkungan, faktor individu anak, serta faktor prilaku (Prabu, 2009). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis dengan wawancara pada ibu yang datang memeriksakan balita ke Puskesmas Global Tibawa dengan diagnosa ISPA (2013) didapatkan ibu yang tidak tahu tentang penyakit yang diderita oleh anaknya sehingga tidak tahu merawat serta mencegah penyakit tersebut.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan metode cross sectional design Penelitian cross sectional merupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara faktor resiko dengan faktor efek, dimana melakukan observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama (Riyanto, 2011 : 28). Waktu penelitian dilaksanakan 10 Maret- 10 April 2014. Tempat Penelitian di Puskesmas Global Tibawa Kabupaten Gorontalo. Pada penelitian ini populasi adalah seluruh ibu yang memiliki balita yang berkunjung untuk memeriksakan balitanya di Puskesmas Global Tibawa. Dengan sampel yang di dapatkan sebanyak 42 responden. Sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Kriteri inklusi yaitu ibu yang memiliki anak balita dibawah 5 tahun yang didiagnosa ISPA oleh Dokter Puskesmas Global Tibawa selama penelitian sedangkan kriteria ekslusi yaitu ibu yang memiliki keterbatasn menulis dan membaca. Angket terdiri dari data demografi terdiri dari umur, pendidikan, dan pekerjaan. Angket mengenai pengetahuan berisi 10 pernyataan dan angket mengenai kemampuan merawat ISPA berisi 14 pernyataan, menggunakan skala guttman yaitu dengan pilihan jawaban benar atau salah dan skala likert yaitu tidakpernah, kadang-kadang, sering dan selalu. Jawaban untuk skala guttman benar skor 1 dan salah skor 0 dan jawaban skala likert tidak pernah 1, kadang-kadang 2, sering 3, selalu 4. Untuk penilaian objektif, dihitung dari mean data. Tahap persiapan dan penyusunan dan seminar proposal dan mengurus ijin penelitian di Puskesmas Global Tibawa. Pelaksanaan penelitian di laksanakan tanggal 10 april 2014, melakukan uji coba
instrumen, setelah valid dan reliabel, dilakukan pengambilan data secara individu yaitu pertama memberikan penjelasan maksud dan tujuan kepada responden dan meminta persetujuan responden untuk menandatangani lembar persetuajuan responden atau informent consent. Menjelaskan cara pengisian lembar angket kepada responden dann mengisinya sendiri setelah selesai dikembalikan kepada peneliti. Analisa data pada penelitian ini meliputi analisa univariat dan bivariat dengan taraf signifikan p = 0,05 dapat disimpulakan ada hubungan anta variabel bebas dan terikat. Masalah etika penelitian Keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian Keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan etika yang perlu ditulis dalam penelitian antara lain: informen consent (lembar persetujuan) dan anonymity (tanpa nama) (Hidayat, 2008 : 82). Hasil dan Pembahasan Karakteristik Responden Tabel 1. DistribusiResponden Berdasarkan Umur Tahun 2014 No 1 2 3
Umur (Tahun)
17-25 Tahun 26-35 Tahun 36-45 Tahun Total Sumber : Data Primer
Jumlah n
%
29 9 4 42
69,0 21,4 9,5 100
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Tahun 2014 Jumlah No
Pendidikan
n
%
1 2 3 4
SD SMP SMA Perguruan Tinggi
7 11 14 10
16,7 26,2 33,3 23,8
42
100
Total
Sumber : Data Primer Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Tahun 2014 No
Pekerjaan
1 2 3 4
IRT Wiraswasta Karyawan Swasta PNS Total
Jumlah n 25 7 2 8
% 59,5 16,7 4,8 19
42
100
Sumber : Data Primer Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan ISPA Tahun 2014 Jumlah No 1 2 3
Pengetahuan ISPA Baik Cukup Kurang Total
Sumber : Data Primer
n
%
14 19 9
33,3 56,2 21,4
42
100
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Merawat ISPA Tahun 2012 Jumlah
No
Merawat ISPA Baik Cukup Kurang
1 2 3
Total
n 17 20 5
% 40,5 47,6 11,9
42
100
Sumber: Data Primer Analisa Bivariat Tabel 6. Hubungan pengetahuan Ibu Tentang ISPA dengan Kemampauan Merawat Balita ISPA di Puskesmas Global Tibawa Kabupaten Gorontalo Tahun 2014 Kemampuan merawat balita ISPA Baik Cukup Kurang N % N % N %
N
%
Baik Cukup Kurang
11 5 1
26,2 11,9 2,4
2 12 6
4,8 28,6 14,3
1 2 2
2,4 4,8 4,8
14 19 9
33,3 45,2 21,4
Total
17
40,5
20
47,6
5
11,9
42
100,0
Pengetahuan ibu tentang ISPA
Total p= value
0,001
Sumber : Data Primer Karakteristik responden terdiri dari umur, pendidikan dan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan responden terbanyak yaitu ibu yang berumur 17-25 yaitu remaja muda (69,0%). Berdasarkan kemapuan merawat, umur ibu yang tergolong remaja akhir sangat berpengaruh terhadap kemampuan ibu merawat balita hal ini berdasarkan pengalaman ibu. Semakin muda umur ibu maka pengalaman dalam merawat balita kurang baik dibandingkan dengan ibu yang umurnya lebih tua sangat berpengalaman karena mendapatkan informasi yang banyak tentang cara perawatan ISPA pada balita. Di lihat dari Pendidikan,
responden terbanyak yaitu yang berpendidikan SMA sebanyak 14 responden (33,3%). Pekerjaan responden sangat bervariasi, kebanyakan pekerjaan responden adalah IRT sebanyak 25 responden (59,5%). Pekerjaaan merupakan sarana bagi seseorang untuk mendapatkan informasi dari lingkungannya (Nursalam dalam Isnaini, 2012. Pengetahuan responden yang paling banyak adalah cukup sebanyak 19 responden (65,2%). Pengetahuan dapat mendorong seseorang untuk berusaha memperoleh informasi lebih banyak mengenai sesuatu yang dianggap perlu di pahami lebih lanjut atau dianggap penting. Kemampuan ibu merawat balita terdapat perbedaan dari yang baik, kurang baik dan tidak baik. Responden yang memilki kemampuan merawat terbanyak yaitu kemampuan merawar kurang baik sebanyak 20 responden (47,6%). Menurut Stephen (2009). Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ISPA Dengan Kemampuan merawat balita ISPA Dari hasil uji statistik dengan uji Kendall’s Tau bahwa terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kemempuan ibu merawat balita ISPA. Hal ini ditunjukan dari hasil perhitungan uji Kendall’s Tau Dengan kemaknaan 0,05 dimana p<0,05 (p= 0,01 lebih kecil dari 0,05) berarti H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kemampuan merawat balita ISPA di Puskesmas Global Tibawa Kabupaten Gorontalo.
Menurut Rogers bahwa pengetahuan merupakan domain penting dalam pembentukan tindakan (bloom), dan sebelum tindakan terjadi proses diantaranya kesadaran, tertarik, menimbang dan terbentuk prilaku. Dari hasil penelitian pada tabel 4.7 bahwa pengetahuan ibu baik maka kemampuan merawat baik hal ini sesuai teori Notoatmodjo, 2012 bahwa pengetahuan merupakan tahap awal timbulnya kemampuan karena kemampuan merupakan hasil proses belajar. Yang dibuktikan dengan penelitian dari Maramis, 2013 yang menyakan bahwa pengetahuan ibu baik maka kemampuannya merawat baik. Pengetahuan ibu baik tapi kemampuan merawat kurang di sebabkan oleh jawaban dari kuesioner menunjukan bahwa sebagian besar responden mengetahui pengertian ISPA, penyebab ISPA, tanda dan gejala serta pencegahan yang dapat di lakukan untuk mencegah terjadinya ISPA sedangkan yang menjawab kuisoner tentang kemampuan menunjukan bahwa sedikit responden mendapat skor terendah. Hal ini sejalan dengan Penelitian yang di lakukan oleh Murhayati , 2010 diketahui dari 94 responden penelitian, 51,1% memiliki pengetahuan baik dan 48,9% berpengetahuan kurang. Pengetahuan ibu cukup tapi kemampuan merawat baik disebabkan karena dilihat dari responden yang menjawab pernyataan tentang pengetahuan paling banyak yang tergolong dari pengetahuan cukup sebesar 11,9% dan yang menjawab pernyataan kemampuan merawat baik sebesar 26,2%. Hal ini juga dipengaruri oleh pendidikan dimana pendidikan terbanyak adalah SMA yang berpengetahuan cukup tapi kemampuan merawat baik. Pengetahuan ibu cukup dan kemampuan merawat cukup di sebabkan karena kurangnya mendapatkan
informasi kesehatan dari pelayanan kesehatan atau kader posyadu sejalan dengan penelitian Bidaya, 2012 diketahui bahwa proporsi ibu yang tidak melakukan pencegahan ISPA lebih sedikit 15,79% dibandingkan dengan proporsi ibu yang melakukan pencegahan 84,21%. Berdasarkan hasil penelitian asumsi peneliti di Puskesmas Global Tibawa Kabupaten Gorontalo bahwa terdapat banyak ibu balita yang berpengetahuan cukup dan ibu yang memiliki kemampuan merawat balita yang cukup. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan ibu tentang ISPA maka semakin baik pula kemampuannya dalam merawat balita ISPA sebaliknya semakin kurang pengetahuan ibu tentang ISPA semakin kurang kemampuannya dalam merawat balita ISPA. Menurut Rogers bahwa pengetahuan merupakan domain penting dalam pembentukan tindakan (bloom), dan sebelum tindakan terjadi proses diantaranya kesadaran, tertarik, menimbang dan terbentuk prilaku. Hasil penelitian antara hubungan pengetahuan ibu tentang ISPA dengan Kemampuan merawat balita ISPA didapatkan aspek pengetahuan yang di pahami cukup oleh responden adalah penyebab dan faktor resiko ISPA pada balita sedangkan kemampuan merawat balita ISPA paling banyak di ketahui oleh ibu balita sebagai responden. Berdasarkan tinggat pengetahuan paling banyak jawaban responden dalam tinggkatan awal yaitu tahu (know). Pada umumnya ibu-ibu dilokasi penelitian sebagian besar belum mengerti dan tahu banyak tentang ISPA pada balita. Hal ini diketahui dari tingkat
pengetahuan ibu yang cukup. Hal ini berhubungan dengan kesulitan ibu dalam memperoleh informasi dan kurang memahami tentang ISPA pada balita. Hasil penelitian sebelumnya oleh Syahrani, dkk (2010) di Desa Sawahjoho Warungasem Batang, menunjukan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap keterampilan merawat balita ISPA di rumah. Hal ini diperkuat oleh pendapat Notosiswoyo dalam Syahrani, dkk (2012) bahwa rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan keluarga terutama ibu menjadi salah satu pemicu terjadinya ISPA pada balita. Sebagian besar keluarga yang mempunyai balita ISPA dirumah adalah ibu yang tidak mengetahui cara mencegah ISPA. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Haerani (2007) didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku ibu merawat balita yang menderita ISPA di Kelurahan Tlogosari Wetan Semarang. Seperti yang diungkapkan oleh Syahrani, dkk (2012) bahwa tingkat pengetahuan seseorang yang semakin tinggi akan berdampak pada arah yang lebih baik. Sehingga ibu yang berpengetahuan baik akan lebih objektif dan terbuka wawasannya dalam mengambil suatu keputusan atau tindakan yang positif terutama dalam hal memberikan perawatan pada balita yang sakit terutama ISPA.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ISPA responden yang paling banyak yaitu pengetahuan cukup dan responden yang memiliki kemampuan merawat paling banyak yaitu kemampuan cukup. Ada
hubungan pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kemampuan merawat balita ISPA di Puskesmas Global Tibawa Kabupaten Gorontalo. DAFTAR PUSTAKA Adisasmito, W,. 2008. Sistem Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers Bidaya, D,.2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Perilaku Pencegahan ISPA Pada Bayi Di Puskesmas Kecamatan Segedong. Jurnal keperawatan (Online). (http://ejournal.umm.ac.id). diakses 10 januari 2014. Al-Baha’i, N, M, dkk,. 2009. Seputar Kesehatan Dan Penyakit Anak. Jogjakarta: Gara Ilmu Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta Rineka Cipta Dewi, P,R, 2011. Waspada Penyakit Pada Anak. Jakarta Barat: Indeks Dinas kesehatan provinsi gorontalo. 2012. Data penyakit ISPA pada balita di kota Gorontalo. Hidayat, A, 2008. Riset Keperawatan Dan Tekhnik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika Huriah, T, Lestari, R,. 2007. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) Terhadap Kemampuan Ibu Dalam Merawat Balita Di Dusun Lehmadi Kasihan Bantul Yogyakarta. Jurnal keperawatan (Online). (http://ejournal.umm.ac.id). diakses 10 januari 2014. Isnaini, dkk. (2012). Pengaruh kebiasaan merokok keluarga di dalam rumah terhadap kejadian ISPA pada balita. Diunduh dari http://repository.unri.ac.id. Diakses 15 juni 2014. Kunoli, F,. 2013. Pengantar Epidemologi Penyakit Menular. Jakarta: Trans Info Media( TIM) Kurniasih, 2009. Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan upay perawatan terhadap balita dengan ISPA di puskesmas pangean kabupaten kuantan singingi.(Diunduh dari http://lib.unri.ac.id). diakses 18 juni 2014. Mairusnita (2007). Karakteristik penderita ispa pd balita yang berobat kebadan pelayanan kesehatan rumah sakit umum daerah (BPKRSUD) kota langsa tahun 2006. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id. Diakses 17 juni 2014.
Maramis, A, P, dkk. 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu tentang ISPA Dengan Kemampuan Ibu Dalam Merawat Balita ISPA Di Puskesmas Buhu Kota Manado. 1(1): 2-3 Marunung, S, dkk,. 2009. Gangguan Sistem Pernapasan Akibat Infeksi, Jakarta Timur: TIM Ngastiyah, Agus. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. N. Dengan anggota keluarga menderita penyakit ISPA di wilayah kerja Puskesmas Mangasa Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Tamalate Kotamadya Makassar. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan Dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Nurhidayah, I. 2008 Upaya Keluarga Dalam Pencegahan Dan Perawatan Ispa (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) Di Rumah Pada Balita Di Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya (http://www.google.com/Fpustaka.unpad.ac.id) diakses 22 Januari 2014. Prabu, 2009. Faktor-Faktor Resiko ISPA Pada Putra, R, S 2012. Panduan Riset Keperawatan Dan Penulisan Ilmiah. Jogjakarta: D- Medika Balita.(http://putraprabu.wordpress.com). Diakses 14 Februari 2014. Puskesmas Global Tibawa, 2014. Profil Puskesmas Global Tibawa Kabupaten Gorontalo Riyanto, A, 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yokyakarta: Nuhamedika Riyanto, A, 2013. Statistik inferensial untuk analisa data kesehatan. Yokyakarta: Nuhamedika Riza, M, 2009. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di IRNA Anak RSMH Palembang Tahun 2008. Jurnal keperawatan (Online). (https://www.google.co.id). 8 (2): 2 diakses 14 Februari 2014. Santoso, S & Ranti, A. 2004. Kesehatan & Gizi. Jakarta: Rineka Cipta Setiadi, 2013. Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan Edisi 2. Yokyakarta: Graha Ilmu
Setiawati, Dermawan,. 2008. Pendidikan Kesehatan. Jakarta: TIM Sugiyono, 2007. Satistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sumantri, A,. 2011. Metedologi Penelitian Kesehatani. Jakarta: Kencana Sunyoto, D,. 2011. Nuhamedika
Analisis
Untuk
Penelitian
Kesehatan.
Yogjakarta:
Suryana, Lakoro F,. 2012. Hubungan Status Gizi Dan Imunisasi Terhadap Kejadian ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Bonepantai Kabupaten Bone-Pantai. Skipsi, Fakultas Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Univesitas Negeri Gorontalo. Syahrani, dkk. (2012). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Penatalaksanaan Ispa Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu Merawat Balita Ispa Dirumah. Diunduh dari http://ejournal.stikestelogorejo. ac.id. diakases 15 juni 2014. Tamsuri, A,. 2008. Klien Gangguan Pernapasan. Jakarta: EGC