PERSEPSI PEDAGANG TENTANG PEMBUANGAN SAMPAH DI TPS PASAR SENTRAL ANDUONOHU KELURAHAN ANDUONOHU KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi
RAMLAWATI A1A4 12 065
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Pendidikan Merupakan Senjata Yang Paling Mematikan Di Dunia, Karena Dengan Pendidikan Mampu Mengubah Dunia (Nelson Mandela)
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk : 1. Kedua orang tuaku Bapak Rusdin Raja Pincara dan Ibu Masiah yang selalu mendoakanku dan telah banyak berjuang untukku demi kelulusanku 2. Saudara-saudaraku yang selalu memberiku dukungan 3. Teman-teman seperjuanganku yang selalu memotivasiku 4. Almamaterku
Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari 2016
v
ABSTRAK Ramlawati, 2016. “Persepsi Pedagang Tentang Pembuangan Sampah Di TPS Pasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari”. Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Halu Oleo. Pembimbing: (I) Drs. Surdin, M.Pd, dan (2) Drs. La Harudu, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pedagang tentang pembuangan sampah di TPS Pasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode: angket (kuesioner), observasi dan dokumentasi. Data diperoleh dari 30 responden. Data dianalisis dengan menggunakan analisis persentase dan disajikan pada tabel ditribusi. Hasil penelitian menunjukkan Pesepsi pedagang tersebut dijelaskan berdasarkan masing-masing indikator dari persepsi itu sendiri yaitu (1) Pengetahuan tentang sampah didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,47 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik; (2) Pemahaman tentang TPS didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,90 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik; (3) Tanggapan tentang pembuangan sampah didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,41 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik; (4) Pandangan tentang dampak sampah terhadap lingkungan didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,57 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik. Dengan demikian persepsi pedagang secara keseluruhan didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3.49 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik Kata Kunci : Persepsi, Pengetahuan, Pemahaman, Tanggapan, Pandangan, Membuang sampah, TPS.
vi
ABSTRACT
Ramlawati, 2016. "Perception Traders On Garbage Disposal On TPS Central Anduonohu Market in Village Anduonohu Poasia District of Kendari City". Department of Geography Education, Halu oleo University. Supervisor: (i) Drs. Surdin, M Ed, and (2) Drs. He Harudu, M.Sc. This study aims to determine the perception of traders on landfill TPS Central Anduonohu Market in Village Anduonohu Poasia District of Kendari. This research is descriptive qualitative case study approach. The data collection is done with the method: a questionnaire (questionnaire), observation and documentation. Data obtained from 30 respondents. Data were analyzed using analysis presented in the table percentage and distribution of. The results showed that merchant same perception is described by each of the indicators of perception itself, namely (1) Knowledge of garbage showed an average score of 3.47 and the perception of traders are in good enough category; (2) An understanding of the polling stations showed an average score of 3.90 and the perception of traders are in either category; (3) Comments about landfills showed an average score of 3.41 and the perception of traders are in good enough category; (4) This view of the impact of waste on the environment showed an average score of 3.57 and the perception of traders are in either category. Thus the overall perception of traders showed an average score of 3:49 and the perception of traders are in good enough category
Keywords: Perception, Knowledge, Understanding, Comments, views, Take out the trash, TPS.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik yang berjudul “ Persepsi Pedagang Tentang Pembuangan Sampah Di TPS Pasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu kecamatan Poasia Kota Kendari “, sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menemui banyak hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan, arahan, dorongan serta bantuan dari semua pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan penghormatan dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Drs. Surdin, M.Pd selaku pembimbing I dan Drs. La Harudu, M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan serta arahan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Teristimewa ucapan terimakasih yang tak terhingga untuk ayahanda Rusdin Raja Pincara dan ibunda Masia yang telah membesarkan penulis dengan kasih sayang, do’a dan perhatian yang tulus dan tidak henti memberikan dorongan, bimbingan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
viii
1.
Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse., M. S selaku Rektor Universitas Halu Oleo Kendari.
2.
Prof. Dr. La Iru, S.H.,M.Si selaku dekan FKIP Universitas Halu Oleo Kendari.
3.
La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pdselaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Geografi.
4.
La Ode Nursalam. S.Pd.,M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Pendidikan Geografi
5.
La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pdselaku penasehat akademik penulis.
6.
Dosen dalam lingkup Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Halu Oleo. Terima kasih atas ilmu yang bermanfaat, dorongan moril, serta bimbingan yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
7.
Niko Samara. SE selaku Direktur Perusahaan Daerah Pasar Kota Kendari yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Wilayah Pasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kedari.
8.
Alimim. R selaku Kepala Unit Pasar Senral Anduonohu yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Wilayah Pasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kedari.
9.
Kepada saudara-saudaraku Elis Sugianti, Srinirmayani, Rini Irawanti Dan Irna Damayanti yang tak henti memberikan motifasi.
ix
10. Kepada seluruh teman-teman Jurusan Pendidikan Geografi angkatan 20112015, khususnya Angkatan 2012 yang telah bersama dari awal mulai perkuliahan sampai penyelesaian studi telah banyak membantu dalam sumbangan pikiran serta dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman semasa KKN Reguler UHO 2015, terima kasih banyak kalian telah menjadi bagian dari perjalanan hidupku yang tidak akan pernah di lupakan. 12. Dan kepada seluruh Pedagang di Pasar Sentral Anduonohu yang menjadi informan dalam penelitian ini yang telah banyak membantu memberikan informasi dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata dengan segala kerendahan hati Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik. Semoga penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penyusun maupun orang yang membacanya. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Kendari,
Penyusun
x
Maret 2016
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................... HALAMAN PENGESAHAN................................................................
ii iii iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.............................................. MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................... ABSTRAK..................................................................................... ABSTRACT.................................................................................. KATA PENGANTAR...................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................. DAFTAR TABEL........................................................................... DAFTAR GAMBAR.......................................................................
viii xi xiv xvi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................
Xvii
v vi vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................... B. Rumusan Masalah ...................................................................... C. Tujuan Penelitian......................................................................... D. Manfaat Penelitian ...................................................................... E. Definisi Operasional....................................................................
1 3 3 3 4
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori ........................................................................... 1. Konsep Persepsi...................................................................... a. Pengertian Persepsi.............................................................. b. Faktor-Faktor Yang Yang Berperang Dalam Persepsi................ c. Proses Terjadinya Suatu Persepsi ........................................... 2. Konsep Pedagang ................................................................... 3. Konsep Sampah ...................................................................... a. Pengertian Sampah ............................................................. b. Jenis-Jenis Sampah ............................................................. c. Sumber dan Komposisi Sampah............................................. d. Pengeloloaan Sampah .......................................................... e. Dampak Negatif Sampah yang Tidak Dikelola ......................... 4. Tempat Pembuangan Sampah Sementara .................................... B. Penelitian Yang Relevan .............................................................. C. Kerangka Pikir ...........................................................................
xi
5 5 5 9 11 12 13 13 14 16 18 22 22 24 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... B. Jenis Penelitian ........................................................................... C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 1. Populasi Penelitian ................................................................. 2. Sampel Penelitian ................................................................... D. Informan Penelitian...................................................................... E. Instrumen Penelitian .................................................................... F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... G. Teknik Analisis Data ...................................................................
29 29 29 29 30 31 31 32 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... B. Karakteristik Responden ............................................................ 1. Umur Responden .................................................................... 2. Jenis Kelamin Responden ......................................................... 3. Bidang Agama Responden ....................................................... 4. Tingkat Pendidikan Responden ................................................ 5. Pekerjaan Responden .............................................................. C. Hasil Penelitian .......................................................................... 1. Pengetahuan Tentang Sampah.................................................... a) Pengetahuan Responden Tentang Sampah............................... b) Pengetahuan Responden Tentang Jenis Sampah........................ c) Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah.............. d) Pengetahuan Responden Tentang Pemanfaatan Sampah ............ 2. Pemahaman Tentang TPS.......................................................... a) Pemahaman responden tentang standar Operasional Kebersihan Penampungan Sampah Sementara (TPS) ................................ b) Pemahaman Responden Tentang Pengelolaan TPS.................... 3. Tanggapan Tentang Pembuangan Sampah................................... a) Tanggapan Responden Tentang Pembungan Sampah Di TPS ..... b) Tanggapan Responden Tentang Jenis Sampah Yang Dibuang Pedagang............................................................................ c) Tanggapan Responden Tentang Pemisahan Sampah Pedagang Sebelum Dibuang................................................................ d) Tanggapan RespondenTentang Membuang Sampah Sembarang Tempat............................................................................... e) Tanggapan Tentang Pengangkutan Dan Pembuangan Sampah.... f) Tanggapan Responden Tentang Sumber Sampah...................... g) Tanggapan Responden Tentang Petugas Kebesihan Pasar...........
xii
34 36 36 37 37 38 39 40 40 40 41 43 45 47 47 49 50 50 52 54 57 59 60 62
h) Tanggapan Responden Tentang Pengelolaan Sampah Di Pasar Anduonohu......................................................................... i) Tanggapan Tentang TPS Pasar Anduonohu.............................. 4. Pandangan Tentang Dampak Sampah Terhadap Lingkungan .................
63 67 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................... B. Saran ......................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
76 77
DAFTAR TABEL No Tabel 3.1 3.2 3.3 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13 4.14
Teks Halaman 30 Jumlah Pedagang Pasar Sentral Anduonohu Kendari................ 32 Kisi-Kisi Angket Penelitian............................................ …. 33 Tingkat Kategori Setiap Indikator Variabel ........................... 36 Klasifikasi umur responden di Pasar Sentral Anduonohu.......... Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin di Pasar 37 Sentral Anduonohu............................................................. Klasifikasi responden berdasarkan bidang agama di Pasar 37 Sentral Anduonohu............................................................. Klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Pasar 38 Sentral Anduonohu............................................................. Jenis pekerjaan/dagangan responden di Pasar Sentral 39 Anduonohu....................................................................... Pengetahuan responden tentang sampah merupakan sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu 40 yang harus dibuang............................................................. Pengetahuan responden tentang jenis-jenis sampah yaitu, sampah organik, sampah anorganik, sampah bahan berbahaya 42 dan beracun (B3) ............................................................... Pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah dimulai dari tahap pengumpulan di tempat sumber, pengangkutan, penyimpanan, serta tahap pengolahan akhir yang berarti 44 pembuangan atau pemusnahan sampah.................................. Pengetahuan responden tentang sampah yang telah dibuang bisa dimanfaatkan kembali apabila masih memiliki nilai 45 ekonomis seperti pembuatan kompos atau mendaur ulang......... Pemahaman responden tentang standar operasional kebersihan penampungan sampah sementara (TPS) harus mempertimbangkan kemudahan akses dalam proses 47 pengangkutan dan mempertimbangkan segi estetika................. Pemahaman responden tentang keberadaan TPS atau tempat pembuangan sampah sementara apabila tidak dikelola dengan baik akan menjadi sumber penyakit dan menimbulkan bau 49 busuk karena tumpukan sampah yang ada.............................. Tanggapan responden tentang kebiasaan dalam membuang sampah di TPS merupakan kebiasaan yang dianjurkan agar 51 sampah tidak berhamburan dilokasi pasar............................... Tanggapan responden tentang kebanyakan sampah yang 52 dibuang oleh pedagang jenis sampah organik dan anorganik..... Tanggapan Responden tentang Sebelum sampah dibuang
xiv
4,15
4.16 4.17
4.18
4.19
4.20
4.21
4.22
4.23
4.24
4.25
4.26 4.27
dilokasi TPS sebaiknya terlebih dahulu dipisahkan antara sampah organik dan anorgnik............................................... Tanggapan responden tentang akibat dari sampah yang tidak dipisahkan antara sampah organik dan anorganik sebelum dibuang dilokasi TPS sampah akan busuk dan menjadi sarang penyakit............................................ ................................ . Tanggapan responden dalam menjaga kebersihan lingkungan, para pedagang tidak pernah membuang sampah tempat............ Tanggapan responden tentang pengangkutan sampah pedagang dari lokasi tempat pembuangan sampah sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA) rutin dilaksanan setiap hari.................................................................................. Tanggapan responden tentang sumber sampah atau kebanyakan sampah yang dibuang berasal dari tempat-tempat umum seperti pasar dan pemukiman......................................................... Tanggapan responden tentang keberadaan petugas kebersihan Pasar Sentral Anduonohu sangat membantu pedagang dalam pengumpulan dan pembuangan sampah di lokasi TPS............. Tanggapan responden tentang pengelolaan sampah tidak hanya tanggung jawab pemerintah tapi merupakan tanggung jawab bersama............................................................................ Tanggapan responden tentang proses pengelolaan sampah dari pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah pedagang di TPS Pasar Sentral Anduonohu sudah maksimal..... Tanggapan responden tentang TPS pasar Anduonohu fungsinya untuk menampung sampah pedagang yang bersifat sementara, sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA)............................................................................... Tanggapan responden tentang keberadaan TPS Pasar Sentral Anduonohu sangat mengganggu aktivitas pedagang karena tumpukan sampah yang dibuang........................................... Pandangan responden tentang sampah dibuang sembarang tempat akan berdampak terhadap lingkungan dan pemandangan yang buruk karena sampah akan bertebaran dimana-mana......... Pandangan responden tentang dampak negatif sampah padat yang tidak dapat teruraikan dalam waktu yang lama akan mencemari tanah................................................................ Rekapitulasi Hasil Skor Rata-Rata Tiap Indikator......................... Rekapitulasi Hasil Skor Rata-Rata Secara Keseluruhan...................
xv
54
56 57
59
61
62
64
66
67
69
70
72 74 75
DAFTAR GAMBAR No Gambar Teks Halaman 2.1 28 Kerangka Pikir .............................................................. 4.1 34 Citra Satelit Pasar Sentral Anduonohu ...............................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 82 Lampiran I Pedoman Observasi.......................................................... 88 Lampiran II Pedoman Kuisioner (Angket)............................................. 90 Lampiran IIIData Hasil Angket Penelitian............................................ 91 Lampiran IVPeta Kecamatan Poasia.................................................... 92 Lampiran V Data Informan.................................................................. 93 Lampiran VI Dokumentasi Foto............................................................
xvii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota diseluruh dunia. Begitupun yang dihadapi oleh bangsa indonesia. Sampah merupakan masalah krusial yang dihadapi beberapa kota di Indonesia. Masalah-masalah tersebut lebih terkonsentrasi pada teknik operasional sampah. Timbulan sampah yang dihasilkan pada umumnya karena terbatasnya lahan di perkotaan untuk dijadikan sebagai lahan pembuangan akhir (TPA). Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat,
karena
dari
sampah
tersebut
akan
hidup
berbagai
mikroorganisme penyebab penyakit (bacteri pathogen), dan juga binatang serangga pemindah atau penyebar penyakit (vektor) (Notoadmodjo dalam candra, 2007: 1). Sampah banyak ditemukan pada tempat umum yang menjadi problem kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat tersebut. Dengan demikian maka tempat-tempat umum harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dalam arti melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat (Mukono dalam Candra, 2013: 1). Salah satu tempat umum yang menghasilkan sampah adalah pasar. Pasar dikenal dalam institusi perekonomian adalah ketika adanya orang yang menawarkan sejumlah barang atau jasa untuk dapat dijual kepada orang lain
1
2
melalui cara yang sistematis dan terorganisir. Pasar merupakan salah satuss yang menggerakkan dinamika kehidupan ekonomi, dimana fungsinya lembaga pasar ini sebagai intitusi ekonomi tidak dapat terlepas dari aktivitas yang dilakukan oleh pembeli dan pedagang (Damsar dalam Candra, 2013: 1) Kota Kendari sebagai ibukota provinsi, kota Kendari memiliki jumlah penduduk yang cukup padat hal ini akan sejalan dengan jumlah sampah yang akan meningkat disetiap daerah yang ada di kota kendari dan akan berdampak pada lingkungan sekitar. Seperti halnya dengan keberadaan tempat penampungan sementara (TPS) yang ada di Pasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari. Sistem pengelolaan sampah di Pasar Sentral Onduonohu yaitu adanya TPS (Tempat PembuanganSementara) yang masih menerapkan metode kumpul, angkut dan buang. Sistem ini menggambarkan bahwa sampah yang dihasilkan oleh masyarakat pedagang atau pembeli dikumpulkan atau dibuang langsung ke tempat penampungan sampah sementara (TPS). Setelah itu kendaraan pengangkut sampah Dinas Kebersihan Kota Kendari akan mengangkut timbunan sampah tersebut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Puuwatu Kendari. Namun keberadaan sampah di TPS sekitar Pasar Sentral Anduonohu kerap kali menimbulkan persepsi negative dan keluhan oleh masyarakat pedagang yang tinggaldi sekitaran TPS tersebut karena mengganggu kenyamanan warga yang tinggal di sekitarnya. Bau yang tidak sedap yang dihasilkan serta estetika merupakan dampak negative yang ditimbulkan oleh
3
TPS tersebut bahkan dapat menggangu aktifitas warga. Akibat dampak negative ini banyak masyarakat pedagang mengeluh dengan keberadaan TPS tersebut. Ditambah dari perilaku masyarakat yang langsung membuang sampah sembarang tanpa melihat tempatnya dan meninggalkan kesan kotor dilokasi pasar tersebut. Berdasarkan dari uraian di atas penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dan penulisan proposal ini dengan judul “ Persepsi Pedagang Tentang Pembuangan Sampah Di TPS Pasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari “. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi pedagang tentang pembuangan sampah di TPS Pasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan dari rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui bagaimana persepsi pedagang tentang pembuangan sampah di TPSPasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini adalah : 1.
Manfaat praktis, memberikan pembelajaran agar pembuangan sampah dikalangan pedagang khususnya di Pasar Sentral Anduonohu Kecamatan
4
Poasia Kota Kendari ramah lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarang tempat sehingga menjadikan pemandangan lingkungan pasar yang bersih dan sehat dan tidak akan mengganggu aktifitas pedagang dan pembeli. 2.
Manfaat teoritis, bisa dijadikan referensi untuk penelitian yang sejenis
E. Definisi Operasional Fokus
penelitian
ini
adalah
adalah
persepsi
pedagangtentang
Pembuangan sampah di TPS Pasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari. Pesepsi pedagang tersebut dijelaskan berdasarkan masing-masing indikator dari persepsi itu sendiri yaitu pengetahuan, pemahaman, tanggapan serta pandangan yaitu : 1.
Pengetahuan tentang sampah
2.
Pemahaman tentang TPS
3.
Tanggapan tentang pembuangan sampah
4.
Pandangan tentang dampak sampah terhadap lingkungan
5
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Konsep Persepsi a.
Pengertian Persepsi Secara etimologis, persepsi berasal dari kata perception (Inggris) dan
berasal dari bahasa latin perception; dari percipare yang artinya menerima atau mengambil (Sobur dalam Kiswan, 2013: 10). Menurut Leavitt dalam Sarfan (2010: 7) Persepsi (Perseption) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Secara psikologi dijelaskan bahwa persepsi adalah persepsi adalah pengamatan secara global belum disertai kesadaran, sedang obyek dan obyeknya belum terbedakan satu dan lainnya atau baru pada proses ‘memliki’ tanggapan (Kartini Dalam Sarfan, 2010:7) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerima langsung) dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Persepsi merupakan tanggapan atau pengertian yang terbentuk dari suatu proses yang diperoleh melalui panca indera. Persepsi merupakan salah satu bagian dari kognisi, yaitu suatu proses pembentukan kesan tentang karakteristik dari sesuatu atau orang lain. (Faturochman dalam Ariana 2011: 17). Menurut Gibson dalam Sarfan (2010: 8) persepsi adalah suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang untuk memberikan arti kepada
5
6
lingkungan, mengetahui dan menafsirkan serta menamakan berbagai macam stimulus ke dalam pengalaman psikologis serta tiap-tiap orang memberi arti kepada stimulus, maka individu yang berbeda akan melihat situasi sering mempunyai arti yang lebih menyinggung untuk memahami perilaku dari situasi itu sendiri. Menurut Slameto dalam sarfan (2010: 7) bahwa persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakkan lewat indranya yaitu penglihatan, pendengaran, perasa dan pencium. Selanjutnya menurut Twikromo dalam Sarfan (2010: 8) persepsi adalah pemahaman, penerimaan pandangan atau tanggapan manusia terhadap alam sekitarnya yang terbangung melalui pengalaman-pengalaman dan berbagai macam proses dalam usaha manusia menjalin hubungan dengan mereka. Persepsi merupakan proses interpretasi psikologis, yaitu kegiatan khusus pada susunan syaraf penerima sebagai akibat adanya rangsang yang masuk. Konsep ini, yang mengartikan persepsi sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya, melalui kesadaran yang tajam, dan daya pemahaman atau pengamatan. Ketika sejumlah sensasi masuk ke dalam struktur yang lebih dalam dari sistem susunan saraf (syaraf otak), maka sensasi ini akan diolah; proses pengolahan sensasi ini disebut sebagai persepsi (Sukmana dalam Ariana, 2011: 17-18).
7
Menurut Simamora dalam Anwar (2012: 8) mengemukakan bahwa persepsi adalah bagaimana kita melihat dunia sekitar kita. Secara formal, persepsi dapat didefenisikan sebagai suatu proses dimana sesorang menyeleksi, mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus keadaan dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh. Stimulus keadaan yang dapat ditangkap, seperti bau. Stimulus yang diterima oleh panca indera seperti mata, telinga, mulut, hidung dan lain-lain. Stimuli adalah setiap input yang dapat ditangkap oleh indera. Stimuli tersebut diterima oleh panca indera, seperti mata, telinga, mulut, hidung dan kulit. Stimuli dapat dibedakan menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah stimuli fisik yang datang dari lingkungan sekitar. Tipe kedua adalah stimuli yang berasal dari dalam si individu itu sendiri dalam bentuk predisposisi, seperti harapan, motivasi dan pembelajaran yang didasarkan pada pengalaman sebelumnya. Secara alamiah, otak kita menggerakkan panca indera untuk menyeleksi stimuli untuk diperhatikan. Stimuli mana yang terpilih, tergantung pada dua faktor yaitu factor personal dan faktor stimuli itu sendiri. Menurut Davidoff dalam Tosepu (2002: 9) mengemukakan bahwa persepsi sebagai proses yang mengorganisir data-data indera kita untuk dikembangkan sedemikan rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar akan dirinya sendiri. Selanjutnya Kartono dalam Tosepu (2002: 9) memberikan definisi persepsi sebagai proses dimana seseorang menjadi sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui
8
indera-indera yang dimlikinya, pengetahuan lingkungan yang diperoleh melalui interaksi data indera. Sedangkan definisi yang dikemukakan oleh Hammer dalam Tosepu (2002: 9-10) persepsi sebagai suatu proses dengan nama seseorang mengerganisasikan dalam pikirannya, menafsirkan, menyalami dan mengolah pertanda atau segala sesuatu tersebut mempengaruhi persepsi seseorang nantinya akan mempengaruhi pula perilaku yang akan dipilihnya. Menurut Hammer dalam
Rianto (2010: 5) menyatakan bahwa
persepsi sebagai suatu proses dimana seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya, menafsirkan, mengalami pertanda atau gejala sesuatu tersebut yang mempengaruhi pula perilaku yang akan dipilihnya. Selanjutnya Hartoko dalam Rianto (2010: 5) yang mengemukan bahwa persepsi itu adalah
penerimaan,
pengamatandan
penyerahan
indrawi,
persepsi
diidentikkan dengan pengindraan sesuatu yang belum diolah oleh kesadaran. Menurut Branca dalam Prakuso (2013: 8) Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera. Alat indera tersebut merupakan alat penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Sedangkan menurut Wahid dalam Hazarudin (2010: 5) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu, dimana tiap-tiap orang memberi arti yang berbeda
9
terhadap stimulant, sehingga setiap individu akan relatif berbeda pandangan dalam melihat barang yang sama. Sunarto dalam Harneti (2010: 6) persepsi adalah proses dimana individu-individu mengorganisasikan da menafsirkan kesan indra agar memberi makna kepada lingkungan, apa yang diperlukan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif, sedangkan Slameto dalam Harneti (2010: 6) persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat indera, yaitu indera penglihatan, pendengar, peraba dan penciuman. Selanjutnya menurut Robbins dalam Harneti (2010: 6), persepsi adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan kesan memori mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka. Ketika seorang inndividu melihat suatu sasaran dan berusaha menginterprestasikan diri apa yang dilihatnya, interprestasi itu sangat ditentukan oleh karakteristik pribadi. Sedangkan menurut Adam dalam Hazarudin (2010: 5) persepsi adalah suatu proses dimana seseorang mengorganisasi dalam pikirannya, menafsir, mengalami dan mengolah pertanda/gejala suatu yang terjadi dalam lingkungannya. b. Faktor-Faktor Yang Berperang Dalam Persepsi Persepsi timbul karena adanya dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai, tujuan, kepercayaan dan tanggapannya
10
terhadap hasil yang dicapai. Faktor-faktor eksternal yang memepengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut: (1) Faktor lingkungan, yaitu warna, bunyi, sinar, dapat juga ekonomi, sosial, maupun politik; (2) Faktor konsepsi, yaitu pendapat dan teori seseorang tentang manusia dengan segala tindakannya; (3) Faktor yang berkaitan dengan konsep seseorang tentang dirinya sendiri, kadang seseorang menganggap dirinya selalu baik sedang orang lain selalu kurang baik atau sebaliknya; (4) Faktor yang berhubungan dengan motif dan tujuan, berkaitan dengan dorongan dan tujuan seseorang untuk menafsirkan suatu rangsangan; (5) Faktor pengalaman masa lampau, pengalaman dan latar belakang kehidupan seseorang pada waktu kecil akan menentukan kepribadiannya dan mempengaruhi perilakunya. (Wijaya dalam Purwatiningsih, 2008:10-11). Selanjutnya
Sunarto
dalam
Harneti
(2010:
8)
faktor
yang
mempengaruhi persepsi yaitu: (a) Pelaku persepsi, bila seseorang individu memandang pada suatu obyek dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh pribadi perilaku persepsi individu itu; (b) Target obyek karakteristik dari target yang akan diamati dapat dipengaruhi apa yang dipersepsikan; (3) unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi dimana obyek atau peristiwa itu dapat dipengaruhi perhatian seperti lokasi atau setiap jumlah faktor situsional. Adapun faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang meliputi; (1) pemahaman/pengertian seseorang terhadap suatu obyek; (2) pengalaman; (3) pengetahuan yang dimiliki seseorang; (4) prinsip/keyakinan; (5)
11
keadaan lingkungan; dan (6) kebutuhan (Twikromo dalam Hazarudin, 2010:8). Menurut Mahmud dalam Prakuso (2013: 9).Persepsi seseorang dalam menangkap informasi dan peristiwa-peristiwa dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: (1) orang yang membentuk persepsi itu sendiri, khususnya kondisi intern (kebutuhan, kelelahan, sikap, minat, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu dan kepribadian); (2) stimulus yang berupa objek maupun peristiwa tertentu (benda, orang, proses, dan lai-lain); (3) stimulus dimana pembentukan persepsi itu terjadi baik tempat, waktu, suasana (sedih, gembira dan lain-lain). Proses persepsi, apakah berupa ilusi ataukah berupa proses yang sesuai dengan kenyataan, adalah peristiwa dua arah. Proses persepsi adalah hasil dari aksi dan reaksi. Dengan kata lain, setiap faktor mental, suasana emosi, keinginan yang kuat atau sikap dapat mempengaruhi terhadap respons persepsi (Mahmud dalam Prakuso, 2013: 9). c.
Proses Terjadinya Suatu Persepsi Feigi dalam Kiswan (2013: 13), menjelaskan proses pembentukan
persepsi sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan "interpretation", begitu juga berinteraksi dengan "closure". Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Proses closure
12
terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan member tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh. Menurut Asngari dalam Kiswan (2013: 13) pada fase interpretasi ini, pengalaman masa silam atau dahulu memegang peranan yang penting Selanjutnya Sobur dalam Kiswan (2013: 14), mengemukakan dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama yaitu: (1) Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit; (2) Interpretasi yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang; (3) Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. 2. Konsep Pedagang Pedagang adalah orang atau institusi yang memperjual belikan produk atau barang, kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Sosiologi penggunaan
dan
ekonomi
pengelolaan
membedakan pendapatan
pedagang berdasarkan yang
dihasilkan
dari
perdagangan dan hubungannya dengan ekonomi keluarga (Azza, 2010 : 17) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pedagang adalah orang yang mencari nafkah dengan berdagang. Pedagang adalah orang yang menjalankan usaha berjualan, usaha kerajinan, atau usaha pertukangan
13
kecil (Sudirmansyah dalam Artaman, 2015: 30) Pedagang dapat dikategorikan menjadi: 1) Pedagang Grosir, beroprasi dalam rantai distribusi antara produsen dan Pedagang eceran; 2) Pedagang Eceran, disebut juga pengecer menjual produk komuditas langsung kepada konsumen. Menurut Hentiani Artaman(2015: 30) dalam pasar tradisional pedagang dibedakan menjadi dua, yaitu pedagang kios dan pedagang non kios, 1) Pedagang Kios adalah Pedagang yang menempati bangunan kios di pasar; 2) Pedagang Non Kios adalah pedagang yang menempati tempat selain kios, yaitu dalam los, luar los, dasaran dan palyon. 3. Konsep Sampah a. Pengertian Sampah Menurut Azwar dalam Basyarat (2006: 36), sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan (refuse) sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang. Sampah yang dibuang akan menjadi beban bumi, yang artinya ada resiko-resiko yang akan ditimbulkannya (Hadi dalam Basyarat, 2006: 40). Dengan kata lain sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan, baik karena telah diambil bagian utamanya,atau karena pengolahan dan sudah tidak ada manfaatnya bila ditinjau dari segi sosial ekonomis tidak ada harganya, sedangkan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan lingkungan.
14
Menurut Kodoatie dalam Basyarat (2006: 36), sampah adalah segala buangan akibat aktifitas manusia dan hewan, biasanya berupa padatan yang dianggap tidak berguna lagi. Sementara Slamet dalam Iswara (2013: 17)
lebih lanjut menambahkah bahwa sampah merupakan sisa kegiatan seharihari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Alex dalam iswara (2013: 17) menyimpulkan bahwa sampah adalah barang yang tidak berharga, tidak memiliki nilai ekonomis, tidak berguna dan barang yang sudah tidak diinginkan lagi. b. Jenis-Jenis Sampah Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya, sampah dapat digolongkan menjadi: (1) sampah yang mudah membusuk, yang terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; (2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan, dan lain-lain; (3) sampah yang berupa debu/abu; dan (4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit, yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya. Menurut Daniel dalam Iswara (2013 :17-18) terdapat tiga jenis sampah, di antaranya: (1) Sampah organik: sampah yang terdiri dari
15
bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah basah; (2) Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng dan styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah kering; (3) Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): limbah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain. Sementara Alex dalam Iswara (2013: 17-18) lebih menjelaskan jenisjenis sampah lebih rinci sebagai berikut: a) Berdasarkan sumbernya, sampah terdiri dari : (a) Sampah alam yaitu sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah; (b) Sampah manusia yaitu hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin; (c) Sampah rumah tangga yaitu sampah dari kegiatan di dalam rumah tangga, sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah tangga adalah kertas dan plastic; (d) Sampah konsumsi yaitu sampah yang dihasilkan oleh manusia dari proses penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa makanan; (e) Sampah perkantoran yaitu sampah yang berasal dari lingkungan perkantoran dan pusat perbelanjaan seperti sampah organik, kertas, tekstil, plastik dan logam; (f) Sampah industry yaitu sampah yang berasal dari daerah industri yang terdiri dari sampah umum dan limbah
16
berbahaya cair atau padat; (g) Sampah nuklir yaitu sampah yang dihasilkan dari fusi dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan torium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. b) Berdasarkan jenisnya, sampah terdiri dari : (a) Sampah organik yaitu buangan sisa makanan misalnya daging, buah, sayuran dan sebagainya; (b) Sampah anorganik yaitu sisa material sintetis seperti plastik, logam, kaca, keramik dan sebagainya. c) Berdasarkan bentuknya, sampah terdiri dari: (a) Sampah padat yaitu segala bahan buangan selain kotoran manusia, urin dan sampah cair; (b) Sampah cair yaitu bahan cairan yang telah digunakan lalu tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. c.
Sumber dan Komposisi Sampah Sumber sampah dijumpai diberbagai tempat atau pusat kegiatan
manusia. sumber sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori yaitu, pemukiman penduduk, tempat umum dan perdagangan, sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah dan pertanian (Sudarso dalam Kamal 2009:17). Sumber sampah yang terbanyak dari pemukiman dan pasar tradisional. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayor, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal
17
dari pemukiman secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik (Sudradjat dalam Kamal 2009:17). Sumber-Sumber sampah yaitu: (1) Pemukiman biasanya berupa rumah atau apartemen. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain: sisa makanan, kertas, kardus, plastik, tekstil, kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang bekas rumah tangga, limbah berbahaya dan sebagainya; (2) Daerah komersial yang meliputi pertokoan, rumah makan, pasar, perkantoran, hotel, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain kertas, kardus, plastik, kayu, sisa makanan, kaca, logam, limbah berbahaya dan beracun, dan sebagainya; (3) Institusi, yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan lan-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis sampah pada daerah komersial; (4) Konstruksi dan pembongkaran bangunan, meliputi pembuatan konstruksi baru, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain kayu, baja, beton, debu, dan lain-lain; (5) Fasilitas umum seperti penyapuan jalan, taman, pantai, tempat rekreasi, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain rubbish, sampah taman, ranting, daun, dan sebagainya; (6) Pengolah limbah domestik, seperti Instalasi pengolahan air minum, Instalasi pengolahan air buangan, dan insinerator. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain lumpur hasil pengolahan, debu, dan sebagainya; (7) Kawasan Industri, jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa proses produksi, buangan non industri, dan sebagainya; (8)
18
Pertanian, jenis sampah yang dihasilkan antara lain sisa makanan busuk, sisa pertanian (Padmi 2010: 7). Menurut Slamet dalam Kamal (2009:18-19), faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah sebagai berikut : 1.
Jumlah penduduk, Semakin banyak penduduk semakin banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah ini pun berpacu dengan laju pertambahan penduduk. Seperti yang kita lihat luas daratan yang terbatas saat ini terasa makin sempit dengan bertambahnya jumlah penduduk yang memerlukan lahan untuk daerah pemukiman. untuk menunjang kehidupan manusia sebagian daratan diambil pula untuk lahan pertanian, daerah industri dan juga untuk keperluan penimbunan limbah hasil kegiatan manusia.
2.
Keadaan sosial masyarakat semakin tinggi, semakin banyak jumlah perkapita sampah yang dibuang, kualitas sampahnya pun semakin banyak bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan persampahan.
3.
Kemajuan teknologi, kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam pula.
d. Pengelolaan Sampah Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah; pasal 1 ayat 5: Pengelolaan sampah adalah
19
kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Menurut Tosepu (2010: 55) pengelolaan sampah ialah tindakantindakan
yang
dilakukan
terhadap
sampah,
dimulai
dari
tahap
pengumpulan di tempat sumber, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan pendahuluan, serta tahap pengolahan akhir yang berarti pembuangan atau pemusnahan sampah. Didalam pengolahan sampah harus diperhitungkan tenaga, alat-alat, dan biaya. Pengelolaan sampah ini sangat penting untuk keberhasilan program penanggulangan sampah pada suatu daerah. Neolaka dalam iswara (2013: 19) berpendapat bahwa pengelolaan sampah merupakan upaya menciptakan keindahan dengan cara mengolah sampah yang dilaksanakan secara harmonis antara rakyat dan pengelola atau pemerintah secara bersama-sama. Sedangkan menurut Alex dalam iswara (2013: 19) pengelolaan sampah adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan,
pengangkutan,
pemrosesan,
pendauran
ulang
atau
pembuangan dari material sampah. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya perubahan yang mendasar dalam pengelolaan sampah yang selama ini dijalankan. Sesuai dengan Pasal 19 UndangUndang Nomor 18 Tahun 2008 tersebut, pengelolaan sampah dibagi dalam dua kegiatan pokok, yaitu pengurangan sampah dan penanganan sampah. Pasal 20 menguraikan tiga aktivitas utama dalam penyelenggaraan kegiatan pengurangan sampah, yaitu pembatasan timbulan sampah,
20
pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Ketiga kegiatan tersebut merupakan perwujudan dari prinsip pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan yang disebut 3R (reduce, reuse, recycle). Dalam Pasal 12 (1) UUPS, setiap orang diwajibkan melakukan pengelolaan sampah dengan cara atau metode yang berwawasan lingkungan. Metode tersebut dikemukakan oleh Daniel dalam Iswara (2013: 19-20) dengan 3R, yaitu: 1) Reduce (mengurangi sampah) dalam arti tidak membiarkan tumpukan sampah yang berlebihan; 2) Reuse (menggunakan kembali sisa sampah yang bisa digunakan); 3) Recycle (mendaur ulang). Menurut Sudradjat dalam Kamal (2009:28-29) ada tiga konsep pengolahan sampah yang ideal yaitu pengolahan sampah di sumber sampah, pengolahan sampah di TPS (Tempat Pembuangan Sementara), dan pengolahan sampah di TPA ( Tempat Pembuangan Akhir). 1.
Pengolahan sampah di sumber sampah Dua hal yang perlu dilakukan oleh produsen sampah. Pertama, memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik sebaiknya ditempatkan di ember, sedangkan organik di bak sampah yang mudah dijangkau oleh truk sampah. Hal kedua yaitu membakar sampah organik minimal sekitar 10% dari total volume sampah yang ada hari itu.
21
2.
Pengolahan sampah di TPS Lokasi TPS bila mungkin berada di dalam lingkungan lokasi sumber sampah. Namun, bila tidak mungkin maka harus diupayakan lokasinya berada di kecamatan. Setiap kecamatanm sebaiknya memiliki 1 buah TPS ukuran 1.000-2.000 m² yang dilengkapi unit pengolahan kompos.
3.
Pengolahan sampah di TPA Permasalahan yang umumnya terjadi pada pengelolaan sampah kota di TPA, khususnya di kota-kota besar adalah adanya keterbatasan lahan, polusi, masalah sosial, dan lain-lain. Pengelolaan sampah perlu didasarkan berbagai pertimbangan yaitu
untuk mencegah terjadinya penyakit, konservasi sumber daya alam mencegah gangguan estetika, serta memberi insentif untuk daur ulang atau pemanfaatan kuantitas dan kualitas sampah (Slamet dalam Kamal, 2009:22). Pengelolaan sampah akan ditunjukkan pada pengumpulan sampah mulai dari produsen sampai pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan membuat Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS). Pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembang biak bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi media perantara penyebar luasnya suatu penyakit (Azwar dala Kamal, 2009:22-23).
22
e.
Dampak Negatif Sampah yang Tidak Dikelola Apabila pengelolaan sampah tidak dilakukan secara sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan maka akan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Menurut Gelbert dkk dalam Iswara (2013:20-21) dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut: 1) Dampak terhadap kesehatan: tempat berkembang biak organisme yang dapat menimbulkan berbagai penyakit, meracuni hewan dan tumbuhan yang dikonsumsi oleh manusia. 2) Dampak terhadap lingkungan: mati atau punahnya flora dan fauna serta menyebabkan kerusakan pada unsur-unsur alam seperti terumbu karang, tanah, perairan hingga lapisan ozon. 3) Dampak terhadap sosial ekonomi: menyebabkan bau busuk, pemandangan buruk yang sekaligus berdampak negatif pada pariwisata serta bencana seperti banjir.” Menurut Wasito (1970), sampah sebagai media istirahat sekaligus perindukan bagi lalat yang dapat menimbulkan penyakit Dysenterie basillaris Dysenterie Amoebae, Typhus abdominalis, Cholera, dan Ascariasis. Disamping itu sampah juga merupakan media yang disukai oleh tikus, sebagai sumber pembawa penyakit Pest, Leptospirosis, Icterohaemorrhagica, dan Rate bite Fever 4. Tempat Pembuangan Sampah Sementara Tempat pembuangan sampah sementara (TPS) adalah tempat untuk menampung sampah sementar dari berbagai sumber atau penghapus
23
sampah sebelum sampah dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Tempat penampungan sementara adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu. Mengacu pada standar operasional kebersihan tentang penampungan sampah sementara (TPS) dengan mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dalam proses kegiatan dalam penanganan standar TPSS tersebut antara lain : (1) Kemudahan akses dalam proses pengangkutan; (2) Hiygienis untuk penghasil sampah maupun petugas pengumpul; (3) kuat dan relative tahan lama dari faktor eksternal, misal banjir, pasang surut air dsb; (4) mempertimbangkan segi estetika (Mulyansyah, 2008: 8). Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari lokasi tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) atau langsung dari sumber sampah menuju tempat pembuangan akhir (TPA) menggunakan truk pengangkut pengangkutan dilakukan dengan tiga cara yaitu: (1) pengangkutan langsung dari sumber sampah ketempat pembuangan akhir (TPA). Pengangkutan seperti ini dilakukan karena daerah sumber sampah mempunyai jalan yang cukup lebar untuk dilalui truk pengangkut, metode ini dilaksanakan pada daerah dengan kepadatan penduduk dan produktivitas sampah yang rendah; (2) Pengangkutan dari tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) ke tempat pembuangan akhir (TPA. Sampah dari tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) dipindahkan kedalam truk pengankut lalu diangkut lalu dibuang ke tempat
24
pembuangan akhir (TPA), metode ini cocok untuk daerah dengan kepadatan penduduk serta produktivitas sampah yang tinggi; (3) pelaksanaan dilakukan oleh pihak penghasil sampah. Penghasil sampah membuang sampahnya langsung ke TPA, dikarenakan jumlah sampah yang cukup besar dan mempunyai angkutan sampah sendiri misalnya pada kompleks perumahan, sekolah dll (Agustino, 1998: 7). B. Penelitian Yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan yaitu : 1. Ariana I Made Putra (2011) “Respons Masyarakat Setempat Terhadap Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Di Desa Temesi Kabupaten Gianyar” menyimpulkan bahwa Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Temesi yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Gianyar dengan segala aktivitasnya menimbulkan respons positif dan respons negatif dari masyarakat setempat. Respons positif masyarakat setempat terhadap keberadaan TPA ditunjukkan dengan persepsi positif serta
sikap
dan
perilaku
positif
masyarakat
setempat.
Seperti
mendatangkan kesejahteraan kehidupannya. Lebih lanjut, dalam sikap dan perilakunya, masyarakat setempat telah mempunyai kebiasaan baik dalam mengelola sampah. Keberadaan TPA di Desa Temesi juga menimbulkan respons negatif. Respons negatif tersebut juga ditunjukkan oleh persepsi negatif masyarakat setempat, yaitu adanya rasa kekhawatiran timbulnya kerusakan lingkungan dan sumber penyakit bagi masyarakat setempat. Selain itu, suasana kumuh, kebisingan, kotor, bau
25
busuk, dan aktivitas di TPA dipersepsikan akan sangat mengganggu kenyamanan aktivitas masyarakat setempat. 2. Yudithia (2012) “Pengaruh keberadaan tempat penampungan sampah sementara (TPS) terhadap kualitas udara microbiologis di sekitarnya (Sudi kasus TPS manggarai dan TPS Pasar bukit duri Jakarta selatan“ dapat diisimpulkan bahwa salah satu elemen dari pengrlolaan sampah di Jakarta adalah tempat penampungan sampah sementara (TPS) yang berfungsi sebagai lokasi penampungan dan pemilahan sampah yang dapat didaur ulang. Lokasi TPS yang berdekatan dengan daerah pemukiman sering menimbulkan gangguang kenyamanan bagi warga sekitarnya. TPS merupakan salah satu potensi potensi sumber bioaerosol. Bioaerosol adalah suspense partikel koloid padat atau tetesan air yang mengandung serbuk sari atau mikroorganisme atau sejenis bakteri dan jamur. Degradasi sampah secara alami adalah penyebab utama tingginya konsentrasi Bioaerosol di sekitar TPS. Semakin tinggi komposisi organik sampah dalam suatu TPS maka konsentrasi bioaerosol di dalam dan sekitar area TPS akan semakin tinggi. Dan persebaran Bioaerosol atau bakteri tersebut dipengaruhi oleh keceapatan angin, temperature udara dan kelembaban udara sehingga bioaerosol akan terdispersi dalam area yang sangat luas dan akan berdampak terhadap masyarakat sekitar TPS tersebut. 3. Mulasari Surahma Asti dan Sulistyawati (2014) “Keberadaan Tps Legal Dan Tps Ilegal Di Kecamatan Godean Kabupaten Sleman“ dapat
26
disimpulkan bahwa di Kecamatan Godean terdapat TPS legal sebanyak tiga TPS, dan TPS illegal sebanyak 45 TPS. Dari ke tujuh Desa di Kecamatan Godean, Desa Sidoagung memiliki jumlah TPS Ilegal terbanyak dibandingkan dengan desa-desa lainnya. Dampak dari adanya TPS ilegal adalah permasalahan estetika seperti bau yang tidak sedap, pemandangan yang terganggu dan adanya ketidaknyamanan. Selain itu juga dapat menggangu perairan, dan mencemari lingkungan. Banyaknya TPS ilegal ini juga menunjukkan kurang baiknya perilaku masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. C. Kerangka Pikir Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menggambarkan skema kerangka konseptual. Menurut Sugiono dalam Ripai (2013: 34), Kerangka Pemikiran adalah merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Kerangka Pemikiran menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel-variabel yang akan diteliti. Pasar Sentral Anduonohu didirikan pada tahun 1989 sebagai pusat perdagangan bagi masyarakat di Kecamatan Poasia khususnya dan masyarakat kota Kendari pada umumnya. Fasilitas pasar yang tersedia diantaranya kantor pasar, pos keamanan serta fasilitas lainnya untuk memenuhi kebutuhan pedagang dan konsumen. Sistem pengololaan pasar sentral Anduonohu bisa kita lihat dari kegiatan jual beli yang ada di lokasi tersebut, dimana dalam kawasan pasar
27
yang memiliki luas 2,3 ha terdapat jalan raya atau jalan poros yang mengelilingi kawasan pasar. Disepanjang jalan raya terdapat banyak komplek pertokoan. Disamping berada diluar, komplek pertokoan juga terdapat dalam kawasan pasar. Selain komplek pertokoan yang merupakan kegiatan jual beli yang ada di kawasan pasar tersebut juga terdapat kegiatan jual beli seperti penjual ayam potong, penjual ikan, penjual sembako, dan penjual sayur yang rutin dilaksanakan setiap hari dan merupakan sentral ekonomi untuk masyarakat pasar. Namun keberadaan dari kegiatan jual beli tersebut terdapat satu masalah yang dihadapi oleh pedagang yaitu adanya TPS yang kadang menimbulkan persepsi negatif akan keberadaan dari TPS tersebut, seperti dari keberadaan sampah yang dihasilkan dan dibuang oleh penjual sayur, penjual ikan, penjual sembakodan penjual ayam potong. Keberadaan dari sampah tersebut kian parah karena bercampur antara sampah organik dan anorganik, sehingga menimbulkan persepsi yang beragam dari pedagang yang berada tepat dilokasi TPS tersebut seperti bau yang tidak sedap atau bau busuk yang diakibatkan oleh tumpukan sampah yang ada di TPS pasar sentral anduonohu. Selain itu masih banyaknya pedagang yang membuang sampah sembarang tempat sehingga menimbulkan kesan kotor dan kumuh di sekitaran pasar dan akhirnya berdampak terhadap aktivitas pedagang dan kenyamanan pembeli.
28
Berikut merupakan skema kerangka konseptual atau kerangka pikir yang akan digunakan peneliti atau penulis dalam melakukan penelitian. Pengelolaan Pasar Sentral Anduonohu
Komplek Pertokoan
Kawasan Pasar
Jalan Pasar
TPS Penjual Ayam Potong
Penjual Ikan
Penjual Sembako
Sampah Organik Dan Anorgaik Persepsi Pedagang
Kesimpulan
SENTRAL EKONOMI Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Penjual Sayur
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu
Kecamatan
Poasia
Kota
Kendari.
Penelitian
ini
telah
dilaksanakan pada bulan Desember 2015-Januari 2016 B. Jenis Dan Sumber Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus (case study), yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu masalah yang menjadi objek penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana Persepsi Pedagang Tentang Pembuangan Sampah Di TPS Pasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari. Sumber penelitian yaitu menggunakan data sekunder dan data primer. Data sekunder, adalah data yang diperoleh melalui study pustaka (library research) untuk mengumpulkan data-data melalui buku-buku, peraturanperaturan, serta dokumen-dokumen yang ada relevansinya dengan penelitian. Data primer, adalah data yang diperoleh dengan melakukan penelitian langsung
terhadap
objek
penelitian
dengan
menggunakan
teknik
pengumpulan data yaitu angket, observasi dan dokumentasi. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1.
Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang atau penjual yang telah terdata sebagai masyarakat pedagang/penjual di pasar sentral
29
30
anduonohu kelurahan anduonohu kecamatan poasia kota kendari yang yang berjumlah 419 pedagang, dengan rincian: (1) Jumlah kios sebanyak 249 yang aktif sebanyak 162 dan tidak aktif sebanyak 87; (2) Meja sebanyak 42 pedagang dan aktif semua; (3) Los sebanyak 128 yang aktif berjumlah 99 dan tidak aktif sebanyak 29. Sehingga jumlah pedagang yang aktif berjumlah 303 dan yang tidak aktif sebanyak 116. Jadi jumlah populasi penelitian ini sebanyak 303 pedagang yang aktif. Rincian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.1.Jumlah Pedagang Pasar Sentral Anduonohu Kendari Jumlah No Jenis Aktif Tidak Aktif Jumlah 1 Kios 162 87 249 2 Meja 42 42 3 Los 99 29 128 303 116 419 Jumlah Keseluruhan 2.
Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006: 112). Menurut Arikunto (2006:112), jika populasi kurang dari 100 maka sampel diambil seluruhnya, dan apabila populasi lebih dari 100 maka dapat diambil sampel sebesar 10-15% atau 20-25%. Dalam penelitian ini akan diambil sampel sebesar 10% dari total populasi, karena jumlah populasi 303 pedagang yang aktif. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian yaitu sebanyak 30 pedagang. Pemilihan
informan
dilakukan
dengan
menggunakan
Teknik
Proportionate Stratified Random Sampling yaitu teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
31
berstrata secara proporsioanal (Sugiyono, 2014: 82). Yaitu kios sebanyak 16 pedagang, meja sebanyak 4 pedagang dan los sebanyak 10 pedagang. D. Informan Penelitian
Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan (Proportionate Stratified Random). Proportionate Stratified Random Sampling yaitu teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsioanal. Anggota ini adalah orang yang dianggap paling tahu sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti seperti pedagang sayur, pedagang ikan, pedagang ayam potong, pedagang sembako dan pedagang kelapa parut, pedagang buah dan pedagang pakaian/sepatu E.
Intrumen Penelitian Instrumen penelitian digunakan sebagai acuan dalam pengumpulan data yang dilakukan dengan membagikan daftar pertanyaan berupa Quisioner (angket)kepada responden untuk mendeskripsikan persepsi pedagang tentang pembuangan sampah di TPS Pasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari. Angket yang disediakan terdiri dari 20 butir pernyataan dengan alternatif jawaban terdiri dari empat yaitu Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.
32
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket Penelitian
Variabel Penelitian Persepsi pedagang tentang pembuangan sampah di TPS Pasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari
Indikator
Item Pernyataan
Jumlah Pernyataan
1,2,3,4
4
5,6
2
7,8,9,10,11,1 2,13,14,15,16 ,17,18
10
19, 20
2
20
20
Pengetahuan tentang sampah Pemahaman tentang TPS Tanggapan tentang pembuangan sampah Pandangan tentang dampak sampah terhadap lingkungan Jumlah
F.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah menggunakan Data primer yaitu data yang diperoleh dengan melakukan
penelitian
langsung
terhadap
objek
penelitian
dengan
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a) Angket, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan membagikan daftar pertanyaan berupa Quisioner kepada responden yang berhubungan dengan obyek yang akan diteliti. b) Observasi, yaitu cara mengumpulkan data yang berdasarkan atas tinjauan dan pengamatan penelitian secara langsung terhadap aspek – aspek yang terkait dengan persepsi pedagang tentang pembuangan sampah di TPS Pasar Sentral Anduonohu c) Dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian.(mengumpulkan data dengan cara mengambil sampel berupa
33
foto lokasi yang diteliti yaitu pengumpulan data dokumentasi ini memerlukan kamera sebagai alat untuk mengambil gambar bukti penelitian kemudian menentukan waktu pengambilan foto lokasi penelitian). G. Teknik Analisis Data
Sebelum data hasil penelitian dianalisis, terlebih dahulu data diolah dengan teknik tabulasi dan editing untuk mempermudah analisis data. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif sehingga teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif. Oleh karena itu, pengolahan data dilakukan dengan cara menggolongkan data berdasarkan sifat atau jenisnya, selain itu proses pengolahan dapat juga dilakukan dengan skoring dan tabulasi. Untuk menafsirkan persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bantaran sungai kambu kecamatan kambu kota kendari ditinjau dari tingkat kategorinya setiap indikator variabel digunakan kriteria yang dibagi menjadi 4 bagian yaitu : tidak baik, kurang baik, cukup baik, dan baik (Hamzah dalam Suparji 2012 : 219). Tabel 3.3 Tingkat kategori setiap indikator variabel No Skala Interval Kategori 1 1,00-1,99 Tidak Baik 2 2,00-2,99 Kurang Baik 3 3,00-3,49 Cukup Baik 4 3,50-4,00 Baik
34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gambar 4.1 Citra Satelit Pasar Sentral Anduonohu Pasar Sentral Anduonohu didirikan pada tahun 2002 sebagai pusat perdagangan bagi masyarakat di Kecamatan Poasia khususnya dan masyarakat Kota Kendari pada umumnya. Pembentukan Pasar Anduonohu berdasarkan Peraturan Daerah Kota Kendari No. 3 Tahun 2004. Fasilitas pasar yang tersedia diantaranya kantor pasar, pos keamanan, serta fasilitas lainnya untuk memenuhi kebutuhan pedagang dan konsumen. Pasar Sentral
34
35
Anduonohu Kendari terletak di Jalan Bunggasi Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari dengan luas 5000 m2 dengan luas bangunan 4750 m2 sisanya berupa lahan parir seluas 250 m2. Luas wilayah Kecamatan Poasia sebesar 43,52 km2 atau 14,71 persen dari luas daratan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Luas wilayah menurut Kelurahan sangat beragam, Kelurahan Anduonohu merupakan wilayah Kelurahan yang paling luas, kemudian menyusul Kelurahan Rahandouna, Kelurahan Anggoeya, dan Kelurahan Matabubu. Gambar Peta Wilayah Kecamatan Poasia dapat dilihat pada
lampiran 4. Batas-batas wilayah
Kecamatan Poasia yaitu sebagai berikut: a) Sebelah utara berbatasan dengan Teluk Kendari b) Sebelah selatan berbatasan dengan Kab. Konawe Selatan c) Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli d) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia dan Kota Kendari pada umumnya. Kecamatan Poasia hanya dikenal dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Keadaan musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas wilayahnya. Pada bulan September sampai dengan bulan Maret, angin bertiup banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik, setelah melalui beberapa lautan. Maka pada bulan-bulan tersebut di wilayah Kecamatan Poasia dan sekitarnya biasanya terjadi musim hujan.
36
B. Karakteristik Responden 1. Umur Responden Tingkat umur responden dari 30 jumlah responden dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.1 Klasifikasi umur responden di Pasar Sentral Anduonohu No Klasifikasi Umur Jumlah Responden Persentase 1 2 3
(Tahun) 20 – 40 41-60 >61 Jumlah
(Orang)
(%)
18 12 0 30
60 40 0 100
Sumber: Data Primer, Januari 2016 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan tingkat umur dari 30 responden yaitu mayoritas umur responden yaitu sebanyak 18 responden berumur antara 20-40 tahun dengan persentase 60%, selanjutnya 12 responden berada pada kisaran umur 41-60 tahun dengan persentase 40% dan usia >61 tahun tidak ada. Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa umur responden lebih banyak dalam kategori umur produktif. Faktor umur sangat berpengaruh terhadap hasil kerja seseorang. Karena umur responden berada dalam kategori umur produktif sehingga diharapkan bahwa partisipasi dan kerjasama yang diberikan responden dalam penanganan dan pengelolaan sampah yang baik dapat terlihat dengan tidak membuang sampah sembarang tempat agar tercipta lingkungan pasar yang bersih.
37
2. Jenis Kelamin Responden Jenis kelamin responden dari 30 jumlah responden dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.2 Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin di Pasar Sentral Anduonohu No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase 1 2
Laki-laki Perempuan Jumlah
(Orang)
(%)
17 13 30
56,67 43,33 100
Sumber: Data Primer, Januari 2016 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dari 30 responden sebanyak 17 responden berjenis kelamin laki-laki dengan persentase 56,67% dan perempuan sebanyak 13 responden dengan persentase 43,33%. Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa dominasi jenis kelamin responden yang ada di Pasar Sentral Anduonohu cukup seimbang antara laki-laki dan perempuan. 3. Bidang Agama Responden Bidang agama responden dari 30 jumlah responden dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.3 Klasifikasi responden berdasarkan bidang agama di Pasar Sentra Anduonohu No Agama Yang Dianut Jumlah Responden Persentase 1 2 3 4 5
Islam Kristen Katolik Hindu Budha Jumlah
Sumber: Data Primer, Januari 2016
(Orang)
(%)
29 0 0 1 0 30
96,67 0 0 3,33 0 100
38
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan bidang agama dari 30 responden yaitu sebanyak 29 responden menganut agama islam dengan persentase 96,67%,
dan 1 responden menganut
agama hindu dengan persentase 3,33%, sedangkan agama Kristen, budha dan katolik tidak ada. Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa kelompok responden didominasi agama islam mengingat sebagian besar penduduk kelurahan Anduonohu mayoritas menganut agama islam. 4. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat pendidikan responden dari 30 jumlah responden dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Pasar Sentral Anduonohu No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase 1 2 3 4
SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat Sarjana/Akademi Jumlah
(Orang)
(%)
14 8 8 0 30
46,66 26,67 26,67 0 100
Sumber: Data Primer, Januari 2016 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan dari 30 responden yaitu sangat bervariasi mulai dari tingkat SD/sederajat sebanyak 14 responden dengan persentase 46,66%, selanjutnya tingkat SMP/sederajat sebanyak 8 responden dengan persentase 26,67%, kemudian tingkat SMA/sederajat sebanyak 8 responden dengan persentase 26,67, sedangkan tingkat sarjana/akademi tidak ada.
39
Berdasarkan
dari
tabel
diatas
menunjukkan
bahwa
tingkat
pendidikan responden mayoritas bervariasi dan berada dalam kategori kategori tingkat pendidikan rendah mulai dari pendidikan tingkat SD, SMP dan sebagian kecil hanya pendidikan SMA. 5. Pekerjaan Responden Bidang pekerjaan atau jenis dagangan dari 30 responden sebagaimana dikemukakan dalam tabel berikut ini : Tabel 4.5 Jenis pekerjaan/dagangan responden di Pasar Sentral Anduonohu No Status Pekerjaan Jumlah Responden Persentase 1 2 3 4 5 6 7
(Dagangan) Penjual Sayur Penjual Ikan Penjual Ayam Potong Penjual Sembako Penjual Kelapa Penjual Pakaian/Sepatu Penjual Buah Jumlah
(Orang)
(%)
4 5 5 4 3 5 4 30
13,33 16,67 16,67 13,33 10 16,67 13,33 100
Sumber: Data Primer, Januari 2016 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan jenis pekerjaan/dagangan dari 30 responden yaitu sangat bervariasi mulai dari penjual sayur sebanyak 4 responden dengan presentase 13,33%, kemudian penjual ikan sebanyak 5 responden dengan persentase 16,67%, penjual ayam potong sebanyak 5 responden dengan persentase 16,67 selanjutnya penjual sembako sebanyak 4 responden dengan persentase 13,33%, selanjutnya kemudian penjual kelapa sebanyak 3 responden dengan persentase 10%, selanjutnya penjual pakaian/sepatu sebanyak 5
40
responden dengan persentase 16,67%, sedangkan penjual buah sebanyak 4 responden dengan persentase 13,33%. Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pekerjaan atau dagangan responden di Pasar Sentral Anduonohu Kendari bervariasi atau beragam, dimana pasar sebagai tempat kegiatan jual beli atau sebagai pusat perdagangan dan perekonomian masyarakat. Semua jenis dagangan ada di pasar dimana peranan pasar sebagai pusat perdagangan atau roda ekonomi. C. Hasil Dan Pembahasan 1. Pengetahuan Tentang Sampah a) Pengetahuan Responden Tentang Sampah Berdasarkan hasil penelitian terkait pengetahuan responden tentang pengertian sampah dengan pernyataan “Sampah merupakan sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang”, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.6 Pengetahuan responden tentang sampah merupakan sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang Jumlah Skor RataNo Opsi Jumlah Kategori Responden Rata (Orang)
13 17 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016 1 2 3 4
SS S TS STS Jumlah
52 51 0 0 103
3,43
Cukup Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang pengertian sampah dari 30 responden yaitu 13
41
responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 52 dan 17 responden mengatakan setuju dengan jumlah 51 sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,34 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik. Berdasarkan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi responden cukup baik tentang pengetahuan responden bahwa sampah merupakan benda atau hal-hal yang dipandang yang tidak bisa digunakan lagi, sudah tidak dipakai, tidak disenangi dan harus dibuang. Tingkat pengetahuan responden tantang sampah bisa terlihat dari kebiasaan pedagang dalam membuang sampah setiap hari, sampah yang dibuang pedagang apabila sampah tersebut sudah tidak bisa digunakan lagi, misalnya sampah jenis sampah organik yang dibuang oleh pedagang sayur, pedagang ikan, pedagang buah, dll. Jenis dagangan seperti sayuran, ikan, dan buah yang sudah hancur atau sudah busuk biasanya dibuang oleh pedagang. Ini menunjukkan bahwa pedagang mengetahui tentang sampah dari kebiasaan pedagang sendiri dalam membuang sampah, sampah akan dibuang apabila sampah sudah tidak bisa dipakai, sudah tidak bisa digunakan, atau sudah tidak bisa dijual kembali. b) Pengetahuan Responden Tentang Jenis-Jenis Sampah Berdasarkan hasil penelitian terkait pengetahuan responden tentang jenis sampah dengan pernyataan “Jenis-jenis sampah yaitu, sampah
42
organik, sampah anorganik, sampah bahan berbahaya dan beracun (B3)”, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.7 Pengetahuan responden tentang jenis-jenis sampah yaitu, sampah organik, sampah anorganik, sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) No Opsi Jumlah Jumlah Skor Rata- Kategori Responden Rata (Orang) 1 2 3 4
SS S TS STS Jumlah
18 12 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
72 36 0 0 108
3,60
Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang jenis sampah dari 30 responden yaitu 18 responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 72 dan 12 responden mengatakan setuju dengan jumlah 36 sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,60 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik. Berdasarkan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi reponden baik tentang pengetahuan responden mengenai jenis-jenis sampah dimana sampah terdiri dari sampah organik dan anorganik serta sampah bahan berbahaya. Pengetahuan responden tentang jenis sampah bisa dilihat dari jenis sampah yang biasa dibuang oleh pedagang, dimana pasar sebagai tempat jual beli hal ini akan sejalan dengan dengan sampah yang dihasilkan. Para pedagang mengetahui tentang jenis sampah dari kebiasaan pedagang dalam membuang sampah itu sendiri. Semua jenis sampah yang dibuang
43
oleh pedagang yaitu jenis sampah organik dan anorganik. Para pedagang mengetahui jenis sampah dari hasil dagangan masing-masing pedagang. Hal ini bisa terlihat dari sampah yang dibuang oleh pedagang sayur, pedagang ikan, dan pedagang buah, para pedagang mengetahui bahwa sampah yang mereka buang jenis sampah organik, hal ini dikarenakan jenis sampah yang dibuang oleh pedagang cepat
busuk atau hancur.
Begitupun para pedagang yang membuang jenis sampah anorganik, para pedagang tersebut juga mengetahui jenis sampah yang dibuang berjenis sampah anorganik misalnya dari pedagang sembako, pakaian dll, jenis sampah yang mereka buang yaitu seperti plastik, dos, botol, dll, dimana sampah tersebut sulit hancur. Tetapi untuk jenis sampah berbahaya yang dibuang pedagang dilokasi TPS tidak terlihat hal ini karena dilokasi pasar tidak terlihat ada jenis sampah yang berbahaya, dengan demikian para pedagang mengetahui tentang jenis sampah organik dan anorganik serta contohnya dari kebiasaan pedagang dalam membuang sampah. c) Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah Berdasarkan
hasil
penelitian
terkait
pengetahuan
responden
mengenai pengelolaan sampah dengan pernyataan “Pengelolaan sampah dimulai dari tahap pengumpulan di tempat sumber, pengangkutan, penyimpanan, serta tahap pengolahan akhir yang berarti pembuangan atau pemusnahan sampah”, dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
44
Tabel 4.8 Pengetahuan responden dari tahap pengumpulan di tempat serta tahap pengolahan akhir yang sampah No Opsi Jumlah Responden
tentang pengelolaan sampah dimulai sumber, pengangkutan, penyimpanan, berarti pembuangan atau pemusnahan Jumlah
Skor RataRata
Kategori
(Orang) 1 2 3 4
SS S TS STS Jumlah
7 23 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
28 69 0 0 97
3,23
Cukup Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah dari 30 responden yaitu 7 responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 28 dan 23 responden mengatakan setuju dengan jumlah 69 sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,23 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik. Berdasarkan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi responden cukup baik tentang pengetahuan responden mengenai pengelolaan sampah, dimana pengelolaan sampah dimulai dari tahap pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, serta pengolahan akhir yang berarti pemusnahan dan pembuangan. Tingkat pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah bisa dilihat dari sistem pengelolaan sampah yang ada dipasar Anduonohu, dimana pedagang mengetahui sistem pengelolaan sampah di pasar Anduonohu menerapkan metode kumpul, angkut dan buang. Dimana
45
kebiasaan pedagang tidak pernah membuang sampah sembarang tempat, terlebih dahulu pedagang mengumpulkan sampah ditempat sampah masing-masing yang disimpan di depan kios masing-masing, para pedagang dilarang membuang sampah dilokasi TPS pada saat aktivitas jual beli msih aktif, kemudian pada pukul 17.30-18.00 petugas kebersihan pasar akan mengumpulkan dan mengangkut sampah pedagang untuk dibuang dilokasi TPS dimana jumlah petugas ada 4 orang. Bersamaan dengan terkumpulnya
sampah dilokasi TPS mobil truk pengangkut
sampah akan mengangkut sampah tersebut dilokasi TPA. d) Pengetahuaan Responden Tentang Pemanfaatan Sampah Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan responden tentang pemanfaatan sampah dengan pernyataan “Sampah yang telah dibuang bisa dimanfaatkan kembali apabila masih memiliki nilai ekonomis seperti pembuatan kompos atau mendaur ulang”, dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.9 Pengetahuan responden tentang sampah yang telah dibuang bisa dimanfaatkan kembali apabila masih memiliki nilai ekonomis seperti pembuatan kompos atau mendaur ulang No Opsi Jumlah Jumlah Skor Kategori Responden Rata-Rata (Orang) 1 2 3 4
SS S TS STS Jumlah
19 11 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
76 33 0 0 99
3,63
Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang pemanfaatan sampah dari 30 responden yaitu 19
46
responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 76 dan 11 orang menjawab sutuju dengan jumlah 33 sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,63 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik. Berdasarkan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi responden baik tentang pengetahuan responden mengenai pemanfaatan sampah, dimana sampah yang sudah dibuang apabila masih memiliki nilai ekonomis bisa dimanfaatkan kembali baik dimanfaatkan untuk didaur ulang atau untuk dijadikan pupuk. Pengetahuan responden tentang pemanfaatan sampah bisa terlihat dari kebiasaan dan perilaku pedagang dalam membuang sampah, hal ini karena ada pedagang yang tidak langsung membuang sampah yang dihasilkan karena masih memiliki nilai ekonomis, contohnya pedagang kelapa, pedagang kelapa tidak langsung membuang sampah tersebut seperti sabut kelapa atau tempurung kelapa, karena masih memiliki nilai ekonomis, pedagang kelapa menjual kembali sampah tersebut. Selain itu pengetahuan reponden juga tentang pemanfaatan sampah terlihat dari perilaku dan kebiasaan petugas kebersihan pasar yang mengumpulkan kembali sampah yang dibuang dilokasi TPS seperti dos ataupun kaleng karena masih memiliki nilai ekonomis. Para petugas mengumpulkan sampah tersebut untuk dijual kembali atau ditimbang. Sedangkan jenis sampah organik yang bisa dimanfaatkan kembali tidak ada. Baik pedagang atau petugas kebersihan pasar tidak ada yang memanfaatkan kembali jenis
47
sampah tersebut misalnya untuk dijadikan pupuk, kebanyakan jenis sampah yang masih dimanfaatkan oleh pedagang dan petugas kebersihan pasar yaitu jenis sampah anorganik. 2. Pemahaman Tentang TPS a) Pemahaman Responden Tentang Standar Operasional Kebersihan Penampungan Sampah Sementara (TPS) Berdasarkan hasil penelitian tentang pemahaman responden tentang Standar operasional kebersihan TPS dengan pernyataan “Standar operasional kebersihan penampungan sampah sementara (TPS) harus mempertimbangkan kemudahan akses dalam proses pengangkutan dan mempertimbangkan segi estetika atau kebersihan lingkungan”, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.10 Pemahaman responden tentang standar operasional kebersihan penampungan sampah sementara (TPS) harus mempertimbangkan kemudahan akses dalam proses pengangkutan dan mempertimbangkan segi estetika atau kebersihan lingkungan No Opsi Jumlah Jumlah Skor Kategori Responden Rata-Rata (Orang) 1 2 3 4
SS S TS STS Jumlah
24 6 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
96 18 0 0 114
3,80
Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa pemahaman responden tentang kebersihan TPS dari 30 responden yaitu 24 responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 96 dan 6 orang menjawab sutuju dengan jumlah 18 sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak
48
setuju tidak ada. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,80 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik. Berdasarkan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi responden baik tentang pemahaman responden bagaimana standar oprasional kebersihan lokasi TPS dimana akses jalan harus memadai dan terlebih lagi dampak terhadap kebersihan lingkungan harus diutamakan agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat. Tingkat pemahaman responden tentang standar kebersihan TPS bisa dilihat dari keberadaan TPS yang ada di pasar Anduonohu. Dimana standar kebersihan TPS pasar Anduonohu cukup baik, hal ini bisa terlihat dari lokasinya yang berada di pinggir jalan. Akses atau jalan menuju TPS pasar Anduonohu sangat mudah dijangkau oleh pedagang dalam membuang sampah dilokasi TPS ataupun petugas mobil truk sampah dalam mengumpul dan mengangkut serta membuang sampah dilokasi TPA. Serta keberadaannya tidak mengganggu aktivitas pedagang maupun pembeli dan tidak menimbulhan bau busuk. Hal ini disebabkan karena pada saat aktivitas jual beli masih aktif tidak terlihat sampah dilokasi TPS sehingga
tidak
menimbulkan
kesan
kotor
akibat
sampah
yang
berhamburan serta tidak ada bau busuk dilokasi TPS yang dapat mengganggu aktivitas pedagang hal ini karena ada aturan yang dikeluarkan oleh pengelola pasar untuk tidak membuang sampah dilokasi TPS ketika aktivitas dagang masih aktif. Sampah akan terkumpul pada sore hari ketika sudah tidak ada aktivitas jual beli. Dengan demikian
49
kebersihan TPS pasar Anduonohu sudah cukup baik, hal ini bisa terlihat dari lokasinya yang berada di pinggir jalan, serta keberadaan TPS pasar Anduonohu tidak mengganggu aktivitas pedagang karena adanya tumpukan sampah yang dapat mengakibakan bau busuk yang dapat mengganggu aktivitas pedagang dan pembeli. b) Pemahaman Responden Tentang Pengelolaan TPS Berdasarkan hasil penelitian tentang tentang pemahaman responden tentang keberadaan TPS yang tidak dikelola dengan baik dengan pernyataan “Keberadaan TPS atau tempat pembuangan sampah sementara apabila tidak dikelola dengan baik akan menjadi sumber penyakit dan menimbulkan bau busuk karena tumpukan sampah yang ada”, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.11 Pemahaman responden tentang keberadaan TPS atau tempat pembuangan sampah sementara apabila tidak dikelola dengan baik akan menjadi sumber penyakit dan menimbulkan bau busuk karena tumpukan sampah yang ada No Opsi Jumlah Jumlah Skor Kategori Responden Rata-Rata (Orang) 1 2 3 4
SS S TS STS Jumlah
30 0 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
120 0 0 0 120
4
Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa pemahaman responden tentang keberadaan TPS dari 30 responden yaitu 30 responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 120 sedangkan yang menjawab setuju, kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut
50
didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 4 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik. Dari hasil tabel tersebut diketahui tingkat persepsi responden tentang keberadaan TPS apabila tidak dikelola dengan baik akan menjadi sumber penyakit dan menimbulkan bau busuk menujukkan pemahaman responden berada dalam kategori baik. Berdasarkan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pemahaman responden baik tentang keberadaan TPS yang tidak dikelola dengan baik akan berdampak terhadap kesehatan dan lingkungan karena tumpukan sampah akan menjadi sarang bagi organisme penyebar penyakit, selain itu tumpukan sampah yang banyak akan menimbulkan bau busuk yang akhirnya mengganggu aktivitas masyarakat. 3. Tanggapan Tentang Pembuangan Sampah a) Tanggapan Responden Tentang Pembungan Sampah Di TPS Berdasarkan hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai pembungan sampah dengan pernyataan “Kebiasaan dalam membuang sampah di TPS merupakan kebiasaan yang dianjurkan agar sampah tidak berhamburan dilokasi pasar” dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
51
Tabel 4.12 Tanggapan responden tentang kebiasaan dalam membuang sampah di TPS merupakan kebiasaan yang dianjurkan agar sampah tidak berhamburan dilokasi pasar No Opsi Jumlah Jumlah Skor Rata- Kategori Responden Rata (Orang) 1 2 3 4
SS S TS STS Jumlah
3 27 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
12 81 0 0 93
3,10
Cukup Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden tentang pembungan sampah di TPS dari 30 responden yaitu 3 orang menjawab sangat setuju dengan dengan jumlah 12 dan 27 responden mengatakan setuju dengan jumlah 81 sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,10 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik. Berdasarkan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi responden berada dalam kategori cukup baik, ini menunjukkan bahwa tanggapan responden baik bahwa membuang sampah lanngsung di TPS agar sampah tidak berhamburan dimana-mana, dengan demikian akan tercipta lingkungan pasar yang bersih. Tanggapan responden tentang membuang sampah di TPS merupakan anjuran yang dikeluarkan oleh kepala pasar Anduonohu, pedagang dilarang membuang sampah sembarang tempat. Sebelum sampah dibuang dilokasi TPS terlebih dahulu para pedagang mengumpulkan sampah ditempat sampah masing-masing yang disiapkan di kios atau tempat jualan
52
pedagang. Sampah yang telah terkumpul dibuang dilokasi TPS pada sore hari atau pada pukul 17.30. Proses pembuangan sampah dilokasi TPS dilakukan oleh petugas kebersihan pasar yang berjumlah 4 orang. Proses pengumpulan dan pembuangan sampah dilokasi TPS dikerjakan pada sore hari ketika aktivitas jual beli sudah tidak terlalu aktif sehingga tidak mengganggu aktivitas pedagang dan pembeli. b) Tanggapan Responden Tentang Jenis Sampah Yang Dibuang Pedagang Berdasarkan hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai jenis sampah yang dibuang pedagang dengan pernyataan “Kebanyakan sampah yang dibuang oleh pedagang jenis sampah organik dan anorganik”, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.13 Tanggapan responden tentang kebanyakan sampah yang dibuang oleh pedagang jenis sampah organik dan anorganik No Opsi Jumlah Jumlah Skor Kategori Responden Rata-Rata (Orang) 1 2 3 4
SS S TS STS Jumlah
13 17 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
52 51 0 0 103
3,43
Cukup Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden tentang jenis sampah yang dibuang pedagang dari 30 responden yaitu 13 responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 52 dan 17 responden mengatakan setuju dengan jumlah 51 sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut
53
didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,34 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik. Dari hasil tersebut diketahui tanggapan responden tentang jenis sampah yang dibuang oleh pedagang yaitu jenis sampah organik dan anorganik tingkat persepsi responden berada dalam kategori cukup baik, hal ini dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden baik tentang pernyataan tersebut bahwa jenis sampah yang dibuang pedagang setiap harinya yaitu jenis sampah organik dan anorganik. Hal ini dikarenakan pasar adalah sebagai tempat jual beli atau pusat perdagangan yang dilakukan oleh pedagang dan pembeli. Tanggapan responden tentang kebanyakan jenis sampah yang dibuang oleh pedagang terlihat dari perilaku dan kebiasaan pedagang dalam membuang sampah. Jenis sampah yang dibuang oleh pedagang yaitu jenis sampah oraganik dan anorganik. Hal ini dikarenakan jenis jualan pedagang termasuk dalam jenis sampah organik dan anorganik. Semua pedagang mengetahui tentang jenis sampah yang yang dibuang pedagang dari kebiasaan dan perilaku pedagang dalam membuang sampah. Misalnya dari pedagang sayur, pedagang buah, dan pedagang ikan, para pedagang tersebut mengetahui bahwa jenis sampah tersebut berada dalam kategori jenis sampah organik karena jenis sampah tersebut mudah hancur. Begitupun jenis sampah pedagang sembako dan pakaian misalnya sampah dos, plastik, dan botol, semua pedagang mengetahui bahwa jenis sampah tersebut jenis anorganik hal ini karena sampah tersebut sulit hancur.
54
Dengan demikian tanggapan para pedagang tentang jenis sampah yang dibuang oleh pedagang jenis sampah organik dan anorganik hal ini diketahui dari kebiasaan para pedagang dalam membuang sampah masingmasing. Para pedagang mengetahui tentang jenis sampah dari jenis jualan masing-masing pedagang yang berada dalam kategori jenis sampah organik dan anorganik. c) Tanggapan Responden Tentang Pemisahan Sampah Pedagang Sebelum Dibuang Di TPS Berdasarkan hasil penelitian tentang tanggapan responden tentang pemisahan sampah sebelum dibuang dilokasi TPS dengan pernyataan “Sebelum sampah dibuang dilokasi TPS sebaiknya terlebih dahulu dipisahkan antara sampah organik dan anorgnik” dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.14 Tanggapan Responden tentang Sebelum sampah dibuang dilokasi TPS sebaiknya terlebih dahulu dipisahkan antara sampah organik dan anorgnik No Opsi Jumlah Jumlah Skor Kategori Responden Rata-Rata (Orang) 1 2 3 4
SS S TS STS Jumlah
6 24 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
24 72 0 0 96
3,20
Cukup Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden tentang pemisahan sampah sebelum dibuaang dilokasi TPS dari 30 responden yaitu 6 responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 24 dan 24 responden mengatakan setuju dengan jumlah 72 sedangkan yang
55
menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,20 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik. Berdasarkan dari tabel diatas tanggapan responden berada dalam kategori cukup baik, sebelum sampah dibuang dilokasi TPS sebaiknya terlebih dahulu dipisahkan antara sampah organik dan anorgnik agar tidak cepat busuk, namun hal ini berbanding terbalik dari kebiasaan pedagang dalam membuang sampah. Para pedagang tidak memisahkan sampah sebelum dibuang dilokasi TPS. Sebelum sampah dibuang di lokasi TPS para pedagang mengumpulkan sampah masing-masing ditempat sampah masing-masing yang disimpan di kios masing-masing tanpa dipisahkan. Kemudian petugas kebersihan pasar mengangkut dan membuang sampah tersebut di lokasi TPS tanpa ada pemisahan. Sedangkan tanggapan responden tentang dampak tidak memisahkan sampah sebelum dibuang dengan pernyataan “Akibat dari sampah yang tidak dipisahkan antara sampah organik dan anoranik sebelum dibuang dilokasi TPS sampah akan mudah busuk, proses penghancuran sampah akan lama dan menjadi tempat sarang penyakit”, dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
56
Tabel 4.15 Tanggapan responden tentang akibat dari sampah yang tidak dipisahkan antara sampah organik dan anorganik sebelum dibuang dilokasi TPS sampah akan busuk dan menjadi sarang penyakit No Opsi Jumlah Jumlah Skor Kategori Responden Rata-Rata (Orang) 1 2 3 4
SS S TS STS Jumlah
8 22 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
32 66 0 0 98
3,26
Cukup Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden tentang dampak tidak memisahkan sampah sebelum dibuang dari 30 responden yaitu 8 responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 32 dan 22 orang menjawab sutuju dengan jumlah 66 sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,26 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik. Berdasarkan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden berada dalam kategori cukup baik tentang pernyataan tersebut, hal ini menunjukkan bahwa responden mengetahui dan faham tentang akibat sampah yang tidak dipisahkan antara sampah organik dan anorganik, sampah akan cepat menimbulkan bau busuk serta akan menjadi sarang dan penyebar penyakit, selain itu proses penghancuran sampah akan lama. Namun hal ini berbanding terbalik dengan perilaku dan kebiasaan pedagang dalam membuang sampah dimana semua pedagang tidak pernah memisahkan sampah sebelum dibuang dilokasi TPS, semua pedagang
57
langsung membuang sampah di tempat sampah masing-masing yang disiapkan di tempat jualan masing-masing tanpa dipisahkan terlebh dahulu. Kebiasan pedagang tersebut yang tidak memisahkan sampah disebabkan karena pedagang merasa tidak terganggu dengan keberadaan sampah itu sendiri. Para pedagang hanya mengumpulkan sampah ditempat sampah masing-masing yang berada dikios masing-masing. Dan pengumpulan sampah tersebut tidak lama, karena pada sore hari sampah akan dibuang dilokasi TPS oleh petugas kebersihan pasar. Dengan demikian tanpa pemisahan sampah, pedagang tidak merasa terganggu akibat sampah yang bertumpuk seperti bau busuk yang ditimbulkan. d) Tanggapan Responden Tentang Membuang Sampah Sembarang Tempat Berdasarkan hasil penelitian tentang tanggapn responden tentang kebersihan lingkungan dengan pernyataan “Dalam menjaga kebersihan lingkungan, para pedagang tidak pernah membuang sampah sembarang tempat” dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.16 Tanggapan responden dalam menjaga kebersihan lingkungan, para pedagang tidak pernah membuang sampah sembarang tempat No Opsi Jumlah Jumlah Skor Kategori Responden Rata-Rata (Orang) 1 2 3 4
SS S TS STS Jumlah
30 0 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
120 0 0 0 120
4
Baik
58
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden tentang pedagang yang tidak pernah membuang sampah sembarang tempat dari 30 responden yaitu secara keseluruhan sangat setuju dengan jumlah 120 responden tidak pernah membuang sampah sembarang tempat. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 4 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik. Dari tabel tersebut diketahui tanggapan responden tentang pedagang tidak pernah membuang sampah sembarang tempat, tingkat persepsi responden
berada
dalam
kategoribaik.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa tanggapan responden baik tentang pernyataan tersebut hal ini dikarenakan para pedagang memiliki tempat sampah tersendiri yang disimpan di tempat jualan masing-masing, baik dalam bentuk dos, kantung plastik, karung, dll. Tanggapan responden tentang kebiasaan dan perilaku pedagang tidak pernah membuang sampah sembarang tempat, dari pedagang cukup disiplin tidak pernah membuang sampah sembarang tempat hal ini bisa terlihat karena semua pedagang memiliki tempat sampah sementara sebelum dibuang di lokasi TPS yang disediakan, baik dalam bentuk bak sampah, kantung plastik, dos, karung, ember bekas, yang disimpan di tempat dagangan masing-masing. Para pedagang tidak pernah membuang sampah sembarang tempat dikarenakan ada aturan yang dikeluarkan oleh pengelola pasar untuk tidak membuang sampah sembarang tempat para pedagang dianjurkan untuk memiliki tempat sampah masing-masing yang
59
disimpan dikios masing-masing, sampah akan dibuang dilokasi TPS pada sore hari. Hal ini menggambarkan bahwa responden memiliki tingkat kepedulian terhadap kebersihan pasar dan tidak membuang sampah sembarang tempat, ini terlihat dari setiap pedagang yang memiliki tempat penampungan sampah sementara sebelum dibuang di lokasi TPS. e) Tanggapan Responden Tentang Pengangkutan Dan Pembuangan Sampah Berdasarkan hasil penelitian tentang tanggapan responden tentang proses pengangkutan sampah di pasar sentral Anduonohu dengan pernyataan
“Pengangkutan
sampah
pedagang dari
lokasi
tempat
pembuangan sampah sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA) rutin dilaksanan setiap hari” dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.17 Tanggapan responden tentang pengangkutan sampah pedagang dari lokasi tempat pembuangan sampah sementara (TPS) ke tempat pembuangan akhir (TPA) rutin dilaksanan setiap hari No Opsi Jumlah Jumlah Skor Kategori Responden Rata-Rata (Orang) 1 2 3 4
SS S TS STS Jumlah
9 21 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
36 63 0 0 99
3,30
Cukup Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden tentang pengangkutan sampah di pasar sentral Anduonohu dari 30 responden yaitu 9 responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 36 dan 21 orang menjawab sutuju dengan jumlah 63 sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut
60
didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,30 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik. Dari
hasil
tersebut
diketahui
tanggapan
responden
tentang
pengangkutan sampah pedagang rutin dilaksanakan setiap hari, tingkat pengetahuan responden tersebut berada dalam kategori cukup baik, dimana proses pengangkutan sampah dari lokasi TPS ke lokasi TPA yang dilaksanakan oleh petugas kebersihan mobil truk pengangkut sampah kota kendari rutin dilaksanakan setiap hari yaitu mulai pukul 18.30-20.00. Proses pengangkutan sampah oleh mobil truk pengangkut sampah atau kebersihan kota dilaksanakan ketika proses jual beli sudah tidak terlalu aktif dan tidak menggangggu aktivitas pedagang. sebelum sampah diangkut ke lokasi TPS, sampah terlebih dahulu sampah dikumpulkan kemudian diangkut oleh petugas kebersihan pasar dari tempat sampah pedagang lalu dibuang dilokasi TPS. Proses pengumpulan sampah oleh petugas kebersihan pasar/buruh pasar dilaksanakan mulai pukul 17.30 yang diambil dari tempat sampah masing-masing pedagang maupun sampah pembeli yang berhamburan dilokasi pasar, kemudian mulai pukul 18.30-20.00 sampah akan diangkut oleh mobil truk pengangkut sampah kota kendari untuk kemudian dibuang ke TPA Puuwatu. f) Tanggapan Responden Tentang Sumber Sampah Berdasarkan hasil penelitian terkait tanggapan responden mengenai sumber sampah dengan pernyataan “Sumber sampah atau kebanyakan
61
sampah yang dibuang berasal dari tempat-tempat umum seperti pasar dan pemukiman”, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.18 Tanggapan responden tentang sumber sampah atau kebanyakan sampah yang dibuang berasal dari tempat-tempat umum seperti pasar dan pemukiman No Opsi Jumlah Jumlah Skor Kategori Responden Rata-Rata (Orang) 1 2 3 4
SS S TS STS Jumlah
22 8 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
88 24 0 0 112
3,73
Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden tentang sumber sampah dari 30 responden yaitu 22 responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 88 dan 8 responden mengatakan setuju dengan jumlah 24 sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,73 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik. Dari hasil tersebut diketahui tanggapan responden tentang sumber sampah, persepsi responden responden berada dalam kategori baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber sampah berasal dari tempat umum dan pemukiman. Hal ini menunjukkan bahwa responden mengetahui dan faham tentang sumber sampah berasal dari tempat umum dikarenakan tempat umum sebagai tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat tersebut, sedangkan pemukiman merupakan tempat tinggal masyarakat
62
dimana kebanyakan jenis sampah yang dibuang yaitu jenis sampah organik dan anorganik. Tanggapan responden tentang sumber sampah berasal dari tempat umum, seperti halnya Seperti halnya pasar Anduonohu sebagai tempat kegitatan jual beli hal ini akan sejalan dengan sampah yang dihasilkan, kebanyakan sampah yang dibuang pedagang di pasar Anduonohu yaitu jenis sampah organik dan anorganik atau jenis sampah penyumbang terbesar. g) Tanggapan Responden Tentang Petugas Kebesihan Pasar Berdasarkan hasil penelitian tentang tanggapan responden tentang keberadaan petugas kebersihan pasar dengan pernyataan “Keberadaan petugas kebersihan Pasar Sentral Anduonohu sangat membantu pedagang dalam pengumpulan dan pembuangan sampah di lokasi TPS” dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.19 Tanggapan responden tentang keberadaan petugas kebersihan pasar sentral Anduonohu sangat membantu pedagang dalam pengumpulan dan pembuangan sampah di lokasi TPS No Opsi Jumlah Jumlah Skor Kategori Responden Rata-Rata (Orang) 1 2 3 4
SS S TS STS Jumlah
20 10 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
80 30 0 0 110
3,67
Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden tentang keberadaan petugas kebersihan pasar dari 30 responden yaitu 20 responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 80 dan 10
63
orang menjawab sutuju dengan jumlah 30 sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,67 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik. Dari
hasil
tersebut
diketahui
tanggapan
responden
tentang
keberadaan petugas kebersihan pasar, tanggapan responden berada dalam kategori baik. Berdasarkan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Keberadaan dari petugas kebersihan sangat membantu para pedagang dan pengelola pasar dalam mengumpulkan dan membersihkan sampah para pedagang dan pembeli baik di tempat sampah pedagang maupun sampah yang berserakan di lokasi pasar, dimana petugas kebersihan pasar bekerja mengumpulkan sampah setiap sore hari pada pukul 17.30 ketika sudah tidak ada aktivitas berdagang atau jual beli. Ketika petugas bekerja mengumpulkan sampah, para pedagang sudah pulang dan tidak menggangu aktivitas para pedagang maupun pembeli. Dimana jumlah petugas kebersihan pasar yang bekerja di Pasar Sentral Anduonohu yang berjumlah 4 orang. h) Tanggapan Responden Tentang Pengelolaan Sampah Di Pasar Anduonohu Berdasarkan hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai pengelolaan sampah dengan pernyataan “Pengelolaan sampah tidak hanya tanggung jawab pemerintah tapi merupakan tanggung jawab kita semua”, dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
64
Tabel 4.20 Tanggapan responden tentang pengelolaan sampah tidak hanya tanggung jawab pemerintah tapi merupakan tanggung jawab kita semua No Opsi Jumlah Jumlah Skor Kategori Responden Rata-Rata (Orang) 1 SS 2 S 3 TS 4 STS Jumlah
30 0 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
120 0 0 0 120
4
Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden tentang pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab bersama dari 30 responden yaitu 30 responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 120 sedangkan yang menjawab setuju, kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 4 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik. Dari
hasil
tersebut
diketahui
tanggapan
responden
tentang
pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab bersama, tanggapan responden berada dalam kategori baik. Berdasarkan dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan tanggapann responden sangat baik tentang pernyataan tersebut mengenai pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab bersama, hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden sangat tinggi tentang pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab bersama, dengan adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat diharapkan penanganan sampah akan mudah teratasi, misalnya dari masyarakat dengan tidak membuang sampah sembarang tempat
65
sedangkan dari pemerintah menyiapkan fasilitas tempat sampah yang memadai. Hal ini bisa terlihat dari kerjasama yang dilakukan oleh pedagang dan pengelola pasar, para pedagang tidak pernah membuang sampah sembarang tempat karena ada aturan yang dikeluarkan oleh pengelola pasar untuk menyediakan tempat sampah masing-masing yang disimpan di kios atau tempat jualan masing-masing sehingga sampah yang dihasilkan oleh pedagang terlebih dahulu dikumpul di tempat sampah masing-masing dan tidak dibuang disembarang tempat. Sedangkan dari pengelola pasar pasar sendiri menyiapkan lokasi TPS dan dan menyiapkan petugas kebersihan pasar dimana petugas kebersihan yang disiapkan berjumlah 4 orang. Sehingga sampah yang dikumpul oleh pedagang akan di kumpul dan dibuang dilokasi TPS oleh petugas kebersihan yang disiapkan oleh kepala pasar. Sedangkan tanggapan responden tentang tentang proses pengelolaan sampah di Pasar Sentral Anduonohu dengan pernyataan “Proses pengelolaan sampah dari pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah pedagang di TPS Pasar Sentral Anduonohu sudah maksimal” dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
66
Tabel 4.21 Tanggapan responden tentang proses pengelolaan sampah dari pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah pedagang di TPS Pasar Sentral Anduonohu sudah maksimal No Opsi Jumlah Jumlah Skor Kategori Responden Rata-Rata (Orang) 1 SS 2 S 3 TS 4 STS Jumlah
8 22 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
32 66 0 0 98
3,27
Cukup Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden tentang proses pengelolaan sampah di pasar sentral Anduonohu dari 30 responden yaitu 8 responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 32 dan 22 orang menjawab sutuju dengan jumlah 66 sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,27 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik. Dari hasil tersebut diketahui tanggapan responden tentang proses pengelolaan sampah di pasar sentral Anduonohu, tanggapan responden berada dalam kategori cukup baik. sehingga dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan tanggapan responden baik bahwa proses pengelolaan sampah yang ada di pasar Anduonohu, mulai dari pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan sampah sudah cukup maksimal. Proses pengelolaan sampah di pasar Anduonohu yaitu menerapkan metode kumpul, angkut dan buang. Hal ini terlihat dari kebiasaan pedagang yang tidak membuang sampah sembarang tempat dan diwajibkan memiliki tempat sampah yang disimpan ditempat jualan
67
masing-masing dan keterlibatan pengelola pasar dalam menyediakan petugas kebersihan pasar yang berjumlah 4 orang, dimana proses pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah rutin dilaksanakan setiap hari mulai pukul 17.30-20.00 ketika aktivitas jual beli sudah mulai tidak aktif. Pertama-tama sampah terlebih dahulu dikumpul pedagang ditempat sampah masing-masing yang disimpan di kios masing-masing. Kemudian petugas kebersihan/buruh pasar membersihkan sampah dari tempat sampah masing-masing pedagang kemudian diangkut lalu membuang sampah di lokasi TPS kemudian petugas mobil truk pengangkut sampah Kota Kendari akan mengangkut sampah tersebut untuk dibuang di TPA Puuwatu. i) Tanggapan Responden Tentang TPS Pasar Anduonohu Berdasarkan hasil penelitian terkait tanggapan responden tentang TPS dengan pernyataan “TPS pasar Anduonohu fungsinya untuk menampung sampah pedagang yang bersifat sementara, sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA) ”, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.22 Tanggapan responden tentang TPS pasar Anduonohu fungsinya untuk menampung sampah pedagang yang bersifat sementara, sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Jumlah Skor No Opsi Jumlah Kategori Responden Rata-Rata (Orang)
28 2 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016 1 2 3 4
SS S TS STS Jumlah
112 6 0 0 118
3,93
Baik
68
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden tentang fungsi dari TPS dari 30 responden yaitu 28 responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 112 dan 2 responden mengatakan setuju dengan jumlah 6 sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,93 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik. Dari hasil tersebut diketahui tanggapan responden tentang fungsi dari TPS, tanggapan responden berada dalam kategori baik. Sehinggga dapat disimpulkan bahwa bahwa responden memahami bahwa fungsi TPS yaitu sebagai tempat untuk menampung sampah sementara sebelum dibuang dilokasi TPS, TPS pasar Anduonohu digunakan oleh pedagang sebagai tempat pembuangan sementara karena sampah masih akan dibuang dilokasi TPA, keberadaan dari TPS pasar Anduonohu sangat berguna untuk pedagang karena lokasi TPA yang sangat jauh ditambah komposisi sampah di pasar Anduonohu setiap hari banyak. Sebelum sampah diangkut dan dibuang dilokasi TPA terlebih dahulu sampah pedagang akan dikumpul dan dibuang dilokasi TPS. Sampah akan terkumpul dilokasi TPS pada pukul 17.30-20.00. Sedangkan tanggapan responden tentang gangguang keberadaan TPS dengan pernyataan “Keberadaan TPS Pasar Sentral Anduonohu sangat mengganggu aktivitas pedagang karena tumpukan sampah yang dibuang.” dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
69
Tabel 4.23 Tanggapan responden tentang keberadaan TPS Pasar Sentral Anduonohu sangat mengganggu aktivitas pedagang karena tumpukan sampah yang dibuang. No Opsi Jumlah Jumlah Skor Kategori Responden Rata-Rata (Orang) 1 SS 2 S 3 TS 4 STS Jumlah
0 0 30 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
0 0 60 0 60
2
Kurang Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa tanggapan responden tentang gangguang keberadaan TPS di Pasar Sentral Anduonohu dari 30 responden yaitu 30 responden menjawab tidak setuju dengan jumlah 60 sedangkan yang menjawab sangat setuju, setuju dan kurang setuju tidak ada. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 2 dan persepsi pedagang berada dalam kategori kurang baik. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gangguan yang dirasakan pedagang tentang keberadaan TPS baik yang berada jauh maupun berhadapan langsung dengan TPS. Hal ini dikarenakan keberadaan TPS yang ada di Pasar Sentral Anduonohu bukan dalam bentuk bak sampah ataupun dalam bentuk truk mobil. TPS Pasar Sentral Anduonohu dalam bentuk tanah kosong yang berada di pinggir jalan dan berukuran 2x2 meter, bentuk TPS yang ada di pasar Anduonohu yaitu lantai yang disemen yang berukuran 2x2 meter ini dimaksudkan agar TPS tersebut tidak becek ketika musim hujan. Responden tidak terganggu dari keberadaan TPS tersebut karena sampah akan terkumpul pada sore hari di lokasi TPS mulai pada pukul 18.00 atau sudah tidak ada aktivitas
70
jual beli. Bersamaan dengan terkumpulnya sampah dilokasi TPS tersebut, pada pukul 18.30 mobil pengangkut sampah akan langsung mengangkut sampah dan membuang sampah tersebut di TPA Puuwatu. Sampah dilarang dibuang oleh pengelola pasar dilokasi TPS sebelum jam 17.00, sampah baru akan dibuang pada pukul 17.30 oleh petugas kebersihan pasar. Dengan demikian sampah tidak ada di lokasi TPS ketika proses jual beli masih aktif karena sampah akan mulai di kumpul pada sore hari. Dengan demikian keberadaan TPS pasar Anduonohu tidak akan mengganggu aktivitas pedagang akibat tumpukan sampah yang dapat menimbulkan bau busuk. 4. Pandangan Tentang Dampak Sampah Terhadap Lingkungan Berdasarkan hasil penelitian tentang kebersihan lingkungan apabila sampah dibuang sembarang dengan pernyataan “Sampah dibuang sembarang tempat akan berdampak terhadap lingkungan dan pemandangan yang buruk karena sampah akan bertebaran dimana-mana” dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.24 Pandangan responden tentang sampah dibuang sembarang tempat akan berdampak terhadap lingkungan dan pemandangan yang buruk karena sampah akan bertebaran dimana-mana No Opsi Jumlah Jumlah Skor Kategori Responden Rata-Rata (Orang) 1 SS 2 S 3 TS 4 STS Jumlah
22 8 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
88 24 0 0 112
3,73
Baik
71
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa pandangan responden apabila sampah dibuang sembarang tempat akan berdampak terhadap lingkungan dan pemandangan yang buruk dari 30 responden yaitu 22 responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 88 dan 8 orang menjawab sutuju dengan jumlah 24 sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,73 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik. Dari hasil tersebut diketahui tanggapan responden tentang sampah dibuang sembarang tempat akan berdampak terhadap lingkungan dan pemandangan yang buruk, pandangan responden berada dalam kategori baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi responden baik tentang dampak yang diakibatkan dari sampah yang dibuang sembarang tempat dapat menciptakan lingkungan kotor, sampah akan bertebaran dimanamana sehingga akan menimbulkan bau busuk dan akan menjadi sarang penyakit dan mencemari lingkungan. Dengan demikian ini menunjukkan bahwa reponden mengetahui dan faham tentang dampak yang diakibatkan apabila membuang sampah sembarang tempat. Dengan pandangan tersebut semua pedagang disiplin dalam membuang sampah, para pedagang tidak pernah membuang sampah sembarang tempat hal ini disebabkan dengan membuang sampah sembarang tempat akan mengganggu aktivitas dari pedagang karena sampah akan bertebaran dimana-mana. Sehingga pedagang menyiapkan tempat sampah masing-masing yang disimpang di kios masing-masing,
72
sampah yang dihasilkan tidak
akan dibuang sembarang melainkan
disimpan terlebih di tempat sampah yang disiapkan oleh pedagang. Dan proses pembuangan sampah sampah di lokasi TPS dilakukan oleh petugas kebersihan pasar yang berjumlah 4 orang dimana proses pembuangan sampah di lokasi TPS dimulai pada pukul 17.30-18.00 bersamaan dengan terkumpulnya
sampah
tersebut
mobil
pengangkut
sampah
akan
mengangkut sampah tersebut untuk dibuang dilokasi TPS. Sedangkan tentang dampak negatif sampah padat yang dibuang sembarang dengan pernyataan “Dampak negatif sampah padat yang dibuang sembarang yang tidak dapat teruraikan dalam waktu yang lama akan mencemari tanah” dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.25 Pandangan responden tentang dampak negatif sampah padat yang dibuang sembarang yang tidak dapat teruraikan dalam waktu yang lama akan mencemari tanah No Opsi Jumlah Jumlah Skor Kategori Responden Rata-Rata (Orang) 1 SS 2 S 3 TS 4 STS Jumlah
12 18 0 0 30 Sumber: Data Primer, Januari 2016
48 54 0 0 102
3,40
Cukup Baik
Berdasarkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa pandangan responden akibat dampak negatif sampah padat yang dibuang sembarang tidak dapat teruraikan dalam waktu yang lama akan mencemari tanah dari 30 responden yaitu 12 responden menjawab sangat setuju dengan jumlah 48 dan 18 orang menjawab sutuju dengan jumlah 54 sedangkan yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju tidak ada. Dari hasil tersebut
73
didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,40 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik. Dari hasil tersebut diketahui tanggapan responden tentang dampak negatif sampah padat yang dibuang sembarang, pandangan responden berada dalam kategori cukup baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden setuju tentang dampak negatif sampah yang tidak dapat teruraikan atau sulit hancur hal ini menunjukkan bahwa responden faham tentang dampak yang ditimbulkan dari keberadaan sampah yang sulit hancur yang dapat mencemari tanah. Dampak dari sampah apabila dibuang sembarang tempat dapat menciptakan lingkungan kotor dan mencemari lingkungan, sampah yang tidak dapat teruraikan atau sulit hancur dapat mencemari tanah. Dengan pandangan tersebut bisa terlihat dari kedisiplinan dan perilaku pedagang yang tidak membuang sampah semabarang, karena pedagang mengetahui dampak sampah yang dibuang sembarang akan mencemari tanah serta tentunya akan berpengaruh terhadap kesuburan tanah. Berdasarkan pernyataan-pernyataan dari 4 indikator diatas yaitu Pengetahuan tentang sampah didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,47 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik, Pemahaman tentang TPS didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,90 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik, Tanggapan tentang pembuangan sampah didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,41 dan persepsi pedagang
74
berada dalam kategori cukup baik, Pandangan tentang dampak sampah terhadap lingkungan didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,57 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik. Dengan demikian persepsi pedagang secara keseluruhan didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3.49 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik, seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.26 Rekapitulasi Hasil Skor Rata-Rata Tiap Indikator Variabel Indikator Jumlah RataPenelitian Rata-Rata Rata Persepsi Pengetahuan pedagang tentang 13.89 3,47 tentang sampah pembuangan sampah di Pemahaman TPS Pasar tentang TPS 7.8 3,9 Sentral Anduonohu Tanggapan Kelurahan tentang Anduonohu pembuangan 40.90 3.41 Kecamatan sampah Poasia Kota Kendari Pandangan tentang dampak sampah 7.13 3.57 terhadap lingkungan Jumlah
69.73
Kategori
Cukup Baik
Baik
Cukup Baik
Baik
75
Tabel 4.27 Rekapitulasi Hasil Skor Rata-Rata Secara Keseluruhan Variabel Indikator Jumlah Rata-Rata Kategori Penelitian Rata-Rata Keseluruhan Keseluruhan keseluruhan Persepsi Pengetahuan tentang pedagang sampah tentang pembuangan Pemahaman tentang sampah di TPS TPS Pasar Sentral Anduonohu 69.73 3.49 Cukup baik Tanggapan tentang Kelurahan pembuangan sampah Anduonohu Kecamatan Pandangan tentang Poasia Kota dampak sampah Kendari terhadap lingkungan
76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka disimpulkan bahwa persepsi pedagang tentang pembuangan sampah di TPS Pasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari yang diuraikan dari indikator persepsi yaitu pengetahuan, pemahaman, tanggapan serta pandangan. 1. Pengetahuan tentang sampah didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,47 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik. 2. Pemahaman tentang TPS didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,90 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik. 3. Tanggapan tentang pembuangan sampah didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,41 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik 4. Pandangan tentang dampak sampah terhadap lingkungan didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3,57 dan persepsi pedagang berada dalam kategori baik. Dengan demikian persepsi pedagang secara keseluruhan didapatkan hasil skor rata-rata sebesar 3.49 dan persepsi pedagang berada dalam kategori cukup baik.
76
77
B. Saran Berdasarkan temuan hasil penelitian sebagaimana telah disimpulkan diatas, maka disarankan: 1.
Agar pemerintah daerah khususnya instansi terkait melakukan koordinasi yang lebih serius dengan cara membangun kebersamaan dan kerjasama antar aparat kebersihan dan pedagang mengenai cara penanggulangan sampah yang tepat, bagaimana membuang sampah yang baik, penyediaan tempat sampah yang berwawasan lingkungan
2.
Kepada para pedagang dan pembeli diharapkan dapat memperhatikan kebersihan pasar dengan tidak membuang smpah sembarang tempat demi kenyamanan bersama.
78
DAFTAR PUSTAKA Agustino, R.S. 1998. Model Sistem Informasi Operasional Pengelolaan Sampah menggunakan mapindo (Studi Kasus: Kodya Bandung).Skrpsi Sarjana.Jurusan Teknik Geodesi. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut Teknologi Bandung. Bandung Anwar, Andi Arham. 2012. Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Peternakan Burung Puyuh Di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar Ariana, I Made Putra. 2011. Respons Masyarakat Setempat Terhadap Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Di Desa Temesi Kabupaten Gianyar. Program Magister. Program Studi Kajian Budaya. Program Pascasarjana. Universitas Udayana . Denpasar. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Artaman, Dewa Made Aris. 2015. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pasar Seni Sukawati Di Kabupaten Gianyar. Program Magister. Program Studi Ilmu Ekonomi. Program Pascasarjana. Universitas Udayana. Denpasar Azza, Nahdliyul. 2010. Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang Pasar Tradisional (Studi Ambarukmo Plaza Terhadap Perekonomian Pedagang Pasar Desa Caturtunggal Nologaten Depok Sleman Yogjakarta). Fakultas Dakwah. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta. Basyarat, Ade . 2006. kajian Terhadap Penetapan Lokasi TPA Sampah Leuwinanggung – Kota Depok. Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota Universitas Diponegoro Semarang Candra, Fitriani Ayu. 2013. Pengelolaan Sampah Pasar Tradisional Dan Partisipasi Pedagang Pasar Dengan Kebersihan Lingkungan Pasar (Studi Kasus Di Kecamatan Sumbersari, Kaliwates Dan Patrang Kabupaten Jember. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Jember. Damanhuri, E. dan Padmi, T. 2010.Pengelolaan Sampah Edisi Semester I. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Institut Teknologi Bandung. Bandung Iswara, I Nyoman Rama Putra. 2013. Peran Serta Warga Dalam Pengelolaan Sampah Ditinjau Dari Ajaran Tri Hita Karana Dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah Di Kelurahan Cakranegara
79
Barat Kota Mataram. Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Gde Pudja. Mataram. Harneti. 2010. Persepsi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Pemilihan Umum Anggota Legislatif Kabupaten Konawe Selatan Secara Langsung Periode 2009-2014 (Sudi Pada Wajib Pilih Desa Teteasa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. Universitas Halu Oleo. Kendari. Hazarudin. 2010. Persepsi Debitur terhadap Pelayanan Kredit Griya Multi (KGM) Pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Kendari. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Program Studi Pendidikan Ekonomi. Universitas Halu Oleo. Kendari. Kamal, Fitrul. 2009. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Dengan Perilaku Pembuangan Sampah Pada Masyarakat Sekitar Sungai Beringin Di Rw 07 Kelurahan Wonosari Kecamatanngaliyan Kota Semarang Tahun 2009. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang Kiswan. 2013. Persepsi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Di Desa Fatufia Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Program Studi Ilmu Pemerintahan. Universitas Muhammadiyah Kendari. Kendari. Lina, Agus. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Retribusi Pasar Sentral Anduonohu Di Kecamatan Poasia Kota Kendari. Fakultas Ekonomi. Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan. Universitas Halu Oleo. Kendari. Mulasari, Surahma Asti dan Sulistyawati. 2014 Keberadaan Tps Legal Dan Tps Ilegal Di Kecamatan Godean Kabupaten Sleman. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Ahmad Dahlan. Indonesia. Mulyansyah, Andri. 2008. Tempat Pembuangan Sampah Sementara Di Jakarta Timur. Program Studi Geografi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia. Depok. Purwatiningsih, Rahayu. 2008. Persepsi Masyarakat Terhadap Peranan Puskesmas (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Masyarakat Mengena Peranan Puskesmas Jatinom Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Kelurahan Krajan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten). Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Jurusan Sosiologi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
80
Prakuso, Armin Bagus. 2013. Persepsi Masyarakat Terkait Dampak Dari Kebijakan Parkir Terpusat Di Titik Parkir Sisi Selatan Lapangan Atletik Fik (Studi Kasus: Jalan Cempakasari, Sekaran, Gunung Pati, Semarang).Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Semarang. Ripai, Andi. 2013. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Di Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Program Studi Konsentrasi Ilmu Pemerintahan Daerah. Universitas Hasanuddin. Makassar. Rianto, David. 2010. Persepsi Anggota DPRD Kabupaten Konawe Selatan Terhadap Partisipasi Politik Perempuan Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2004-2009 Di Kabupaten Konawe Selatan. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. Universitas Halu Oleo. Kendari. Sarfan. 2010. Persepsi Guru Pengetahuan Sosial (PS) Terhadap Penerapan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) Di SMP Negeri 1 Lawa. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Program Studi Pendidikan Ekonomi. Universitas Halu Oleo. Kendari. Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Suparji. 2012. Korelasi Antara Implementasi Moving Class Dengan Motivasi Belajar Siswa. Ft Universitas Negeri Surabaya Tosepu, Minarni. 2002. Persepsi Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Tugas Petugas Lapangan Keluarga Berencana Di Kelurahan Punggaluku Kecamatan Lainea Kabupaten Kendari. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. Universitas Halu Oleo. Kendari. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sampah. Yudithia. 2012. Pengaruh Keberadaan Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) Terhadap Kualitas Udara Microbiologis Di Sekitarnya (Sudi Kasus TPS Manggarai Dan TPS Pasar Bukit Duri Jakarta Selatan). Fakultas Teknik. Program Studi Teknik Lingkungan. Universitas Indonesia. Depok. Wasito, Sidik.1970. Sanitasi Pembuangan Sampah. Jakarta: Alfabeta.
81
L A M P I R A N
82
LAMPIRAN I
PEDOMAN OBSERVASI No. CL
: 001/20/12/2015
Metode
: Observasi 1
Tempat Pengamatan : Pasar Sentral Anduonohu Tanggal Pengamatan : 20 Desember 2015 Jam No 1.
2.
: 16.00 sampai 17.30 WITA Aspek yang Diamati Tanggapan pengamat Kondisi Lingkungan Berdasarkan observasi yang dilakukan di sekitar Pasar kawasan Pasar Sentral Anduonohu di Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari. Memasuki gerbang pasar Anduonohu, pasar dilengkapi fasilitas pos kemananan, selain itu juga terdapat lahan parkir untuk para pedagang maupun pembeli. Kondisi lingkungan di pintu masuk pasar sentral cukup tertib karena ada petugas pasar yang mengatur tertib kendaraan-kendaraan yang diparkir. Ketika berada di gerbang masuk pasar sentral berdasarkan observasi, terlihat banyaknya aktivitas jual beli yang tepat berada di pintu masuk pasar sentral mulai dari penjual sayur, penjual pakaian/Rb, serta kios-kios yang berjejer tepat di dapan gerbang masuk pasar. Tidak jauh dari gerbang utama Pasar Sentral Anduonohu tepatnya di pintu masuk pasar terdapat kantor pasar sebagai pusat control pasar. Kebersihan Berdasarkan observasi yang dilakukan, bahwa keadaan Lingkungan Pasar kebersihan lingkungan sekitar kawasan Pasar Sentral Anduonohu ini cukup terpelihara dan cukup bersih karena tumpukan sampah tidak terlalu berserakan karena para pedagang memiliki tempat sampah baik dalam bentuk bak sampah atau kantung plastik hal ini sesuai dengan penyuluhan dari kepala pasar. Sampah akan dikumpulkan atau di ambil dan di buang oleh petugas kebersihan pasar yang disediakan oleh kepala pasar. Pembersihan pasar dilakukan seiap hari. Petugas pasar melakukan pembersihan atau pengumpulan sampah setiap jam 17.00 sampai dengan 20.00 ketika
83
3
Penanganan dan pengelolaan Sampah
sudah tidak terdapat aktivitas jual beli sehingga tidak mengganggu aktivitas penjual Berdasarkan observasi yang dilakukan, bahwa keadaan sistem penanganan sampah dan pengololaan sampah di sekitar kawasan Pasar Sentral Anduonohu ini mulai dari kegiatan pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah dari setiap bak sampah setiap pedagang dilakukan dalam 1 shift (sore) atau mulai pukul 17.00-20.00 hal ini dikarenakan jam tersebut sudah tidak ada aktivitas jual beli yang dilakukan oleh pedagang maupun pembeli sehingga tidak mengganggu aktivitas dara para pedagang. Selanjutnya kegiatan pengumpulan sampah dilakukan mulai pukul 17.00 oleh para petugas kebersihan pasar, dengan mengunakan gerobak sampah yang disediakan. Para petugas mengumpulkan sampah setiap pedagang karena para pedagang memiliki tempat sampah masing-masing, baik itu dalam bentuk bak atau kantung plastik yang memudahkan para petugas kebersihan dalam mengumpulkan sampah. Pengumpulan sampah dilakukan oleh petugas kebersihan pasar tersebar di sejumlah titik di kompleks pasar yang telah ditentukan masing-masing ada yang berada di kompleks penjual sayur, penjual ikan, penjual ayam potong, Penjual sembako dan lain-lain. Sampah yang dikumpul oleh petugas kebersihan kemudian membuang sampah tersebut di lakasi TPS yang disediakan oleh kepala pasar yang berada di samping pasar atau berada di pinggir jalan agar memudahkan mobil kerbersihan kota dalam mengangkut sampah tersebut. Pengangkutan sampah dari TPS ke mobil kebersihan dilaksanakan mulai pukul 18.30-20.00 ketika sudah tidak ada aktivitas jual beli sehingga tidak mengganggu aktivitas pedagang
84
PEDOMAN OBSERVASI No. CL
: 001/22/12/2015
Metode
: Observasi 2
Tempat Pengamatan : Samping Pasar Sentral Anduonohu Tanggal Pengamatan : 22 Desember 2015 Jam No 1.
2.
: 09.00 sampai 09.30 WITA Aspek yang Diamati Tanggapan pengamat Kondisi Lingkungan Berdasarkan observasi yang dilakukan di sekitar Pasar kawasan Pasar Sentral Anduonohu di Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari. Memasuki samping pasar anduonohu, terlihat aktivitas pedagang yang berjejer berada tepat di pinggi-pinggir jalan raya. Di lokasi tersebut juga tersedia pasilitas parkir dan pasilitas TPS. Selain itu juga terdapat rukoruko yang berjejer. Kebersihan Berdasarkan observasi yang dilakukan, bahwa keadaan Lingkungan Pasar kebersihan lingkungan sekitar kawasan Pasar Sentral Anduonohu ini cukup terpelihara dan cukup bersih karena tumpukan sampah tidak terlalu berserakan karena para pedagang memiliki tempat sampah baik dalam bentuk bak sampah atau kantung plastik hal ini sesuai dengan penyuluhan dari kepala pasar. Pengumpulan sampah yang dilakukan oleh pedagang yang berada di samping pasar tidak bedah jauh dengan yang dilakukan dalam pasar. Yakni masing-masing memiliki tempat sampah. Pembuangan sampah tidak langsung di buang oleh pedagang langsung di TPS walaupun lokasi TPS yang disediakan berada tepat di depan jualan mereka. Karena pengumpulan sampah dilakukan oleh petugas pasar. Jadi terlihat kebersihan cukup terlihat dan cukup bersih karena sampah tidak terlihat berhamburan atau bertumpuk di TPS karena sampah akan berumpuk hanya pada jam 5 sore saja.
85
3
Penanganan dan pengelolaan Sampah
Berdasarkan observasi yang dilakukan, bahwa keadaan sistem penanganan sampah dan pengololaan sampah di sekitar kawasan Pasar Sentral Anduonohu ini yang berada disamping kiri pasar mulai dari kegiatan pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah dari setiap bak sampah setiap pedagang dilakukan dalam 1 shift (sore) atau mulai pukul 17.00-20.00 hal ini dikarenakan jam tersebut sudah tidak ada aktivitas jual beli yang dilakukan oleh pedagang maupun pembeli sehingga tidak mengganggu aktivitas dara para pedagang. Pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah yang dilakukan di samping pasar tidak jauh berbeda yang dilakukan dalam kompleks pasar. Pengumpulan dan pembuangan tetap dilakukan oleh petugas kebersihan pasar. Pembuangan sampah tetap dilakukan oleh petugas kebersihan pasar walaupun TPS yang disediakan berada tepat di depan jualan mereka. Pembersihan pasar atau pengumpulan sampah pedagang dilakukan pada pukul 18.00-20.00 yang laksanakan oleh petugas kebersihan pasar. Pengumpulan sampah yang dilakukan oleh petugas pada jam 5 sore tidak berdampak pada kegiatan jual beli para pedagang, karena sebelum jam 5 tidak ada sampah yang dibuang oleh pedagang sehingga tidak mengganggu aktivitas pedagang dalam berjualan karena tidak ada bau sampah yang tercium. Kemudian pengangkutan sampah dilaksanakan pada pukul 18.3020.00 oleh mobil kebersihan kota untuk di buang di TPA Poatu. Pengangkutan biasanya dilakukan pada saat tidak ada aktivitas jual beli.untuk kemudian akan di angkut oleh mobil dinas kebersihan kota kemudian membuang di TPA Poatu. Pengumpulan sampah lakukan disetiap pedagang yang ada di pasar mulai dari penjual sayur, ikan, ayam potong, sembako, buah, pakaian. Petugas bekerja mengumpulkan sampah yang dihasilkan oleh para pedagang kemudian membuang sampah tersebut di TPS yang disediakan. Pengangkutan oleh mobil dinans kebersihan akan mulai beroperasi pasa pukul 18.30-20.00.
86
PEDOMAN OBSERVASI No. CL
: 001/24/12/2015
Metode
: Observasi 3
Tempat Pengamatan : TPS Tanggal Pengamatan : 24 Desember 2016 Jam No 1.
2.
: 17.00 sampai 20.00 WITA Aspek yang Diamati Tanggapan pengamat Kondisi Lingkungan Berdasarkan observasi yang dilakukan di sekitar Pasar kawasan Pasar Sentral Anduonohu di Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari. Pengamatan dilakukan di TPS yang berada di samping pasar atau jalan raya. Fasilitas yang ada hanya berupa tanah kosong yang dijadikan sebagai tempat penampungan sementara. TPS yang disediakan bukan dalam bentuk bak sampah atau kontener sampah hal ini dikarenakan bak sampah dalam bentuk kontener sangat menggangu aktivitas pedagang yang ada disekitaran TPS. Jumlah TPS yang disediakan oleh kepala pasar berjumlah 1 titik lokasi TPS, dimana lokasi TPS berada di loaksi penjual ikan dan penjual potong yang berada di pinggir jalan atau berada di samping pasar sentral Anduonohu. Keberadaan dari TPS tersebut tidak mengganggu aktivitas dari pedagang hal ini dikarenakan sampah tidak bertumpuk pada jam-jam aktivitas berdagang. Sampah akan bertumpuk ketika tidak ada aktivitas berdagang yakni pada pukul 18.00-20.00 Kebersihan Berdasarkan observasi yang dilakukan, bahwa keadaan Lingkungan TPS kebersihan lingkungan sekitar kawasan pasar yakni adanya TPS yang ada lokasi tersebut dimana keadaannya cukup bersih karena tidak terlihat sampah yang menumpuk dan berhamburan yang dapat mengganggu aktivitas pedagang dari bau sampah yang busuk. Sampah tidak terlihat di lokasi TPS tersebut karena para pedagang tidak membuang sampah di TPS. Para pedagang mengumpulkan terlebih dahulu sampah masing-masing di tempat mereka masing masing karena para pedagang masing-masing memiliki
87
3
Penanganan dan pengelolaan Sampah
tempat sampah baik itu dalam bentuk bak ataupun kantung plastik. Hal ini merupakan program kepala pasar dalam menjaga kebersihan pasar demi kenyaman bersama. Pembuangan sampah dilakukan oleh petugas kebersihan pasar. Hal ini disebabkan karena penumpukan atau pembuangan sampah mulai dilakukan pada pukul 17.30-20.00 yang dilakukan oleh pertugas kebersihan pasar. Sampah akan bertumpuk di lokasi TPS 1 mulai pukul 17.30-18.00. sampah akan berumpuk ketika tidak ada aktivitas jual beli. Berdasarkan observasi yang dilakukan, bahwa keadaan sistem penanganan sampah dan pengololaan sampah TPS Pasar Sentral Anduonohu ini mulai dari kegiatan pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah dari setiap bak sampah setiap pedagang dilakukan dalam 1 shift (sore) atau mulai pukul 17.30-20.00 hal ini dikarenakan jam tersebut sudah tidak ada aktivitas jual beli yang dilakukan oleh pedagang maupun pembeli sehingga tidak mengganggu aktivitas dara para pedagang. Penanganan sampah dan pengelolaan sampah mulai dari pengumpulan, pengangkutandan pembuangan di TPS Pasar Sentral Anduonohu dilakukan setiap hari yang dilakukan oleh petugas kebersihan pasar. Pembuangan sampah langsung ke TPS tidak pernah dilakukan oleh pedagang sebelum jam 18.00. Pengeloaan dan pembuangan sampah mulai dilaksanakan mulai pukul 18.00-20.00 oleh para petugas kebersihan pasar. penanganan dimulai dari pengumpulan sampah dari bak-bak sampah yang ada disetiap pedagang, kemudian diangkut dan dibuang ke TPS yang ada dilokasi tersebut pasar sentral Anduonohu. Dari lokasi tersebut sampah dikumpulkan untuk kemudian akan di angkut oleh mobil dinas kebersihan kota kemudian membuang di TPA Poatu. Pengumpulan sampah lakukan disetiap pedagang yang ada di pasar mulai dari penjual sayur, ikan, ayam potong, sembako, buah, pakaian. Petugas bekerja mengumpulkan sampah yang dihasilkan oleh para pedagang kemudian membuang sampah tersebut di TPS yang disediakan. Pengangkutan oleh mobil dinans kebersihan akan mulai beroperasi pasa pukul 18.3020.00.
88
LAMPIRAN II
PEDOMAN KUISIONER (ANGKET) Judul “Persepsi Pedagang Tentang Pembuangan Sampah Di TPSPasar Sentral Anduonohu Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari” PETUNJUK a. Isilah dengan menuliskan keterangan yang diminta tentang data pribadi bapak/ibu pada bagian identitas informan. b. Pilihlah jawaban dan beri tanda (X) pada jawaban yang paling sesuai berdasarkan kenyataan yang ada menurut bapak/ibu di bawah ini. PERTANYAAN a.
Identitas 1. Nama 2. Umur 3. Jenis Kelamin 4. Agama 5. Jenis Pekerjaan/Dagangan 6. Pendidikan Terakhir
:______________________________ :_________________________Tahun :______________________________ :______________________________ :______________________________ :______________________________
b. Pertanyaan Pokok Keterangan SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS= Sangat Tidak Setuju No
Penyataan
1
Sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang Jenis-jenis sampah yaitu, Sampah organik, sampah anorganik, sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) Pengelolaan sampah dimulai dari tahap pengumpulan di tempat sumber, pengangkutan, penyimpanan, serta tahap pengolahan akhir yang berarti pembuangan sampah atau pemusnahan sampah Sampah yang telah dibuang bisa dimanfaatkan kembali apabila masih memiliki nilai ekonomis seperti pembuatan kompos atau mendaur ulang
2 3
4
Alternatif Jawaban SS S TS STS
89
5
6
7
8 9 10
11 12
13
14
15 16
17
18 19
20
Standar operasional kebersihan penampungan sampah sementara (TPS) harus mempertimbangkan kemudahan akses dalam proses pengangkutan, pembuangan sampah dan mempertimbangkan segi estetika atau kebersihan lingkungan Keberadaan TPS atau tempat pembuangan sampah sementara apabila tidak dikelola dengan baik akan menjadi sumber penyakit dan menimbulkan bau busuk karena tumpukan sampah yang ada. Kebiasaan dalam membuang sampah di TPS merupakan kebiasaan yang dianjurkan agar sampah tidak berhamburan dilokasi pasar Kebanyakan sampah yang dibuang oleh pedagang di TPS pasar Anduonohu jenis sampah organik dan anorganik. Sebelum sampah dibuang dilokasi TPS sebaiknya terlebih dahulu dipisahkan antara sampah organik dan anorgnik Akibat dari sampah yang tidak dipisahkan antara sampah organik dan anorganik sebelum dibuang dilokasi TPS sampah akan cepat busuk dan menjadi sarang penyakit Dalam menjaga kebersihan lingkungan, para pedagang tidak pernah membuang sampah senbarang tempat. Pengangkutan dan pembuangan sampah pedagang dari TPS pasar Anduonohu ke tempat pembuangan akhir (TPA) rutin dilaksanan setiap hari Sumber sampah atau kebanyakan sampah yang dibuang berasal dari tempat-tempat umum seperti pasar dan pemukiman. Keberadaan petugas kebersihan pasar Anduonohu sangat membantu pedagang dalam pengumpulan dan pembuangan sampah di lokasi TPS Pengelolaan sampah tidak hanya tanggung jawab pemerintah tapi merupakan tanggung jawab bersama Proses pengelolaan sampah dari pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah pedagang di TPS Pasar Anduonohu sudah maksimal TPS pasar Anduonohu fungsinya untuk menampung sampah pedagang yang bersifat sementara, sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA) Keberadaan TPS pasar sentral sangat mengganggu aktivitas pedagang karena tumpukan sampah yang dibuang. Sampah dibuang sembarang tempat akan berdampak terhadap lingkungan dan pemandangan yang buruk karena sampah akan bertebaran dimana-mana. Dampak negatif sampah padat yang dibuang sembarang yang tidak dapat teruraikan dalam waktu yang lama akan mencemari tanah.
90
LAMPIRAN III DATA HASIL ANGKET PENELITIAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4
3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3
4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4
5 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
8 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4
Butir Angket 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 3
91
LAMPIRAN IV
PETA KECAMATAN POASIA
Gambar 1. Peta Wilayah Lokasi Penelitian
92
LAMPIRAN V
DATA INFORMAN No Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Jusman Siti Sainab Nurma Wa Dai La Aris Haris La Kalo Hasan La Husen La Asrul Samsir La Ode Riski Rahman H. Amirudin WaAmpe Siti Hamsiah Wa Mia Wa Ode Samsiah Rehan Ni Kadek Sumiati H. Solori Asis Tepang Wa Ampu Wa Ode Ande Fatimah Wa Ode Asni La Hamusu Amir Wa Amu
Umur/ Tahun 20 40 39 43 39 27 41 29 37 40 45 52 47 49 29 35 29
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-Laki Laki-laki Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Laki-Laki Perempuan Perempuan Perempuan
37
Agama Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam Islam
Jenis Usaha
Pendidikan
Pedagang Sayur Pedagang Sayur Pedagang Sayur Pedagang Sayur Pedagang Ikan Pedagang Ikan Pedagang Ikan Pedagang Ikan Pedagang Ikan Pedagang Ayam Potong Pedagang Ayam Potong Pedagang Ayam Potong Pedagang Ayam Potong Pedagang Ayam Potong Pedagang Sembako Pedagang Sembako Pedagang Sembako
SMP SMA SD SD SMA SMA SD SMA SMA SMP SD SD SD SMP SD SMP SD
Perempuan Islam
Pedagang Sembako
SMP
33
Laki-Laki
Islam
Pedagang Kelapa
SMA
39
Perempuan Hindu
Pedagang Kelapa
SMA
52 42 50 52
Laki-Laki Islam Laki-Laki Islam Laki-Laki Islam Perempuan
Pedagang Kelapa Pedagang Pakaian Pedagang Pakaian Pedagang Pakaian
SMA SD SMP SD
29
Perempuan Islam
Pedagang Sepatu
SMP
42 45 30 38 30
Perempuan Perempuan Laki-Laki Laki-Laki Perempuan
Pedagang Sepatu Pedagang Buah Pedagang Buah Pedagang Buah Pedagang Buah
SMP SD SD SD SD
Islam Islam Islam Islam Islam
93
LAMPIRAN VI
DOKUMENTASI FOTO
Gambar 2. Penyerahan Surat Izin Penelitian Kepada Kepala Pasar Anduonohu
Gambar 3. Wawancara Dengan Kepala Pasar Anduonohu
Gambar 4. Pembagian Angket Kepada Pedagang Kelapa
Gambar 5. Pembagian Angket Kepada Pedagang Sayur
94
Gambar 6. Pembagian Angket Kepada Pedagang Ayam Potong
Gambar 7. Pembagian Angket Kepada Pedagang Ikan
Gambar 8. Pembagian Angket Kepada Penjual Sembako
Gambar 9. Pembagian Angket Kepada Penjual Buah
95
Gambar 10. Tempat Sampah Pedagang Ayam Potong dan Pedagang Sayur
Gambar 11. Tempat Sampah Penjual Ikan dan Penjual Sembako
Gambar 12. Tempat Sampah Pedagang Kelapa Parut dan Penjual Buah
Gambar 13. Petugas Mengumpulkan Sampah Kemudian Di Buang DI Lokasi TPS
96
Gambar 14. Mobil Pengangkut Sampah
Gambar 15. Masyarakat Memanfaatkan sampah
Gambar 16 Titik Lokasi yang dijadikan Tempat Pembuangan Sampah Sementara Sebelum Diangkut Di TPA.
Gambar 17. Lokasi TPS Sesudah Ada Sampah Mulai Pukul 17.30
97
98
99