KELURAHAN ANDUONOHU KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI
POSYANDU BANGUN PRAJA Posyandu Bangun Praja yang berlokasi di kelurahan Anduonohu didirikan pada tanggal 16 Oktober 1990. Pendirian posyandu ini diprakarsai oleh sejumlah tokoh masyarakat yang menyadari peran dan pentingnya keberadaan suatu posyandu terutama dalam hal meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. Para tokoh ini menyadari bahwa dalam rangka mengoptimalkan pemantauan terhadap kesehatan ibu hamil dari kematian karena kehamilan dan melahirkan, kesehatan Anak terutama Bayi dan Balita dari pertumbuhan yang tidak optimal, serta kasus kesehatan yang bermula dari kekurangan gizi dan gizi buruk, perlu diselenggarakan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang dapat memberikan pelayanan dasar kesehatan bagi ibu hamil dan bayi serta balita. Setelah ada kesepakan untuk membentuk sebuah posyandu, maka mulailah ditindak lanjuti dengan serangkaian kegiatan sebagai berikut : Pertemuan lintas program dan lintas sektoral ditingkat kecamatan dan kelurahan. Pendataan sasaran oleh unsur PKK Pertemuan tingkat kelurahan untuk membahas hasil pendataan, sarana dan prasarana posyandu, serta pembiayaan posyandu. Pemilihan kader Posyandu. Dasar pemilihan kader diharapkan memenuhi sejumlah kriteria, misalnya; harus dapat membaca dan menulis, berjiwa sosial dan mau bekerja secara sukarela, mempunyai waktu yang cukup, bukan pegawai negeri, berdomisili diwilayah kerja posyandu, dan diterima oleh masyarakat stempat. Pelatihan Kader Pelatihan ini dilakukan oleh pihak Puskesmas. Para kader dibekali dengan pengetahuan dasar tentang tugas dan tanggung jawabnya, pengetahuan dasar kesehatan ibu dan anak, kesehatan lingkungan, gizi, dll. DASAR PELAKSANAAN Dasar Pelaksanaan Posyandu khususnya Posyandu Bangun Praja adalah Surat Keputusan Bersama: Mendagri/Menkes/BKKBN. Masing-masing No.23 tahun 1985. 21/Men.Kes/Inst.B./IV 1985, 1I2/HK-011/ A/1985 tentang penyelenggaraan Posyandu yaitu : 1. Meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menyelenggarakan Posyandu dalam lingkup LPM dan PKK.
2. Mengembangkan peran serta masyarakat dalarn meningkatkan fungsi Posyandu serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam program – program pembangunan masyarakat desa 3. Meningkatkan fungsi dan peranan LPM dan PKK mengutamakan peranan kader pembangunan. 4. Melaksanakan pembentukan Posyandu di wilayah/di daerah masingmasing dari melaksanakan pelayanan paripurna sesuai petunjuk Depkes dan BKKBN. 5. Undang-undang no. 23 tahun 1992 pasal 66, dana sehat sebagai cara penyelenggaraan dan pengelolaan pemeliharaan kesehatan secara paripurna. TUJUAN PENYELENGGARAAN POSYANDU BANGUN PRAJA 1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (ibu Hamil, melahirkan dan nifas) diwilayah kerja Posyandu Bangun Praja 2. Membudayakan NKKBS. 3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. 4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera SASARAN POSYANDU BANGUN PRAJA NO 1 2 3 4 5 6 7 8
KETERANGAN Jumlah Penduduk Jumlah KK Jumlah Dasa Wisma Jumlah Bayi/Balita Jumlah WUS Jumlah PUS Jumlah BUMIL Jumlah Ibu Menyusui
PETA WILAYAH KERJA POSYANDU BANGUN PRAJA
PENGELOLAAN POSYANDU 1. Penanggungjawab umum : Lurah Anduonohu 2. Penggungjawab operasional : LPM 3. Ketua Pelaksana : Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan Anduonohu. 4. Sekretaris : Ketua Pokja IV Kelurahan Anduonohu 5. Pelaksana : Kader PKK, yang dibantu PLKB, Petugas Kesehatan (Puskesmas). DANA PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpun melalui kegiatan Dana Sehat. PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU Posyandu Bangun Praja dilaksanakan sebulan sekali, tanggal pelaksanaannya yaitu pada tanggal 11 tiap bulannya yang ditentukan dari hasil kesepakatan masyarakat dan tim posyandu. Penyelenggaraan Posyandu dilakukan dengan system 5 meja yaitu : Meja I : Pendaftaran. Meja II : Penimbangan Meja III : Pengisian KMS Meja IV : Penyuluhan perorangan dan kelompok, pemberian vitamin A, Oralit. Meja V : Pelayanan Kesehatan dan KB, meliputi : 1. Imunisasi 2. Pemeriksaan Ibu hamil 3. Pembagian pil atau kondom dan suntik KB 4. Pengobatan ringan. 5. Kosultasi Kesehatan dan KB 6. Rujukan
Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan petugas puskesmas (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).
KEGIATAN PELAYANAN YANG DIBERIKAN DI POSYANDU BANGUN PRAJA meliputi : 1). Kesehatan Ibu dan Anak : · Pemeriksaan Ibu hamil · Pemberian pil tambah darah (ibu hamil) · Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februari dan Agustus)
Pemantauan Tumbuh Kembang Balita Upaya preventif bagi status gizi buruk pada balita juga dilakukan sejak masa kehamilan melalui pemeriksaan ibu hamil oleh bidan, pemberian makanan sehat dan vitamin, serta peningkatan pemahaman dan pengetahuan ibu hamil melalui pemberian materi seputar kesehatan kehamilan. ·
2) Keluarga berencana, meliputi; konsultasi KB, Suntik KB, pembagian Pil KB dan Kondom.
Gambar. Pelayanan konsultasi KB di posyandu Bangun Praja
Gambar : Pelayanan Suntik KB 3) Pemantauan Gizi Anak
Penimbangan balita dilakukan setiap bulan . Instrumen penilaian berdasarkan grafik pertumbuhan yang ada di KMS.
Gambar. Penimbangan Balita 4) Immunisasi Pelayanan immunisasi dasar diberikan setiap bulannya yaitu; BCG, Hepatitis B, DPT, Polio, dan Campak.
Gambar. Pelayanan immunisasi si posyandu Bangun Praja 5) Penanggulangan Diare dan pemberian oralit 6) Rujukan Rujukan dilakukan dari hasil pemeriksaan kesehatan ditemukan hal yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. 7) Penyuluhan kesehatan perorangan dan Kelompok. Penyuluhan kesehatan perorangan dilakukan oleh kader dengan topik sesuai dengan permasalahan yang ada, sedangkan penyuluhan kelompok topiknya tergantung momen yang ada, misalnya pada musim DBD, maka topiknya adalah DBD dengan penekanan pada 3 M Plus.
Gambar. Penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan setiap hari posyandu Keberhasilan Posyandu tergambar melalui : a. Cakupan SKDN S : Semua baita diwilayah kerja Posyandu. K : Semua balita yang memiliki KMS. D : Balita yang ditimbang. N : Balita yang naik berat badannya. Dengan indikator sebagai berikut : 1 ) D / S : menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat. 2) N / D : menggambarkan keberhasilan Program posyandu b. Cakupan K1 dan K4 c. Persalinan Nakes d. Deteksi dan Rujukan Bumil Resti e. Cakupan Immunisasi f. Cakupan DDTK/SDITK g. Kemandirian Posyandu h. Cakupan KB Aktif i. Status Gizi Balita. PROSES PELAKSANAAN POSYANDU BANGUN PRAJA Berdasarkan hasil kesepakatan tim pengelola posyandu Bangun Praja dan pihak puskesmas maka pelaksanaan posyadu dilaksanakan setiap tanggal 11 bulan berjalan, dengan ketentuan bahwa apabila tanggal tersebut bertepatan dengan tanggal merah atau hari libur nasional, maka pelaksanaannya dimundurkan pada tanggal berikutnya. Secara rutin posyandu dilaksanakan dalam serangkaian proses mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Tahap Persiapan Tahap persiapan sudah berjalan beberapa hari sebelum hari H pelaksanaan posyandu berupa penyabaran informasi dari mulut ke mulut . Pada acara tertentu yang melibatkan sejumlah masyarakat, misalnya; hajatan, arisan dasa wisma, ataupun shalat jumat, pengumuman rencana pelaksanaan posyandu disampaikan ke masyarakat. Pada hari H-1, para kader menyempatkan diri untuk mengunjungi sejumlah balita yang dapat ditemui untuk mengingatkan supaya besoknya datang ke posyandu. Pada hari H-1 juga kader mengecek kesiapan dan kelengkapan posyandu. Tahap Pelaksanaan
Pada hari H pelaksanaan posyandu, pagi hari para kader kembali mengecek kesiapan pelaksanaan posyandu misalnya; kelengkapan meja, buku pencatatan, timbangan, persiapan PMT, dll. Sebelumnya pada hari yang sama penyampaian pelaksanaan posyandu dilakukan melalui pengeras suara yang ada di mesjid. Posyandu biasanya dimulai sekitar jam 8 pagi (situasional) setelah sebelumnya dilakukan diskusi singkat oleh tim posyandu dan tidak lupa dilakukan doa bersama . Kader mengisi meja I sampai IV dan meja V diisi oleh petugas puskesmas. Tahap Evaluasi Setelah selesai jam posyandu, tim posyandu mengadakan pertemuan/ diskusi singkat tentang hasil pelaksanaan posyandu. Diskusi biasanya dipimpin Ketua pelaksana (Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan), ataupun petugas puskesmas. Dalam diskusi semua anggota bisa mengemukakan permasalahan ataupun kendala yang ditemui. Setiap permasalahan diinventarisir, didiskusikan, dan dibuat rencana tindak lanjut. Tahap Tindak lanjut Tahap tindak lanjut biasanya dilaksanakan pada H+1 keatas atau tergantung permasalahan. Dalam tindak lanjut ini termasuk diantaranya; sweeping atau kunjungan rumah, dll. KEGIATAN TAMBAHAN ATAU KEGIATAN PENGEMBANGAN DI POSYANDU BANGUN PRAJA. Kegiatan tambahan /pengembangan merupakan kegiatan yang dilaksanakan diluar kegiatan wajib/ rutin yang dilakukan di meja I – V. Kegiatan ini bisa dilakukan di posyandu pada hari posyandu maupun diluar posyandu. Pelaksanaan kegiatan dimaksudkan untuk mendukung tercapainya tujuan pelaksanaan Posyandu . 1. PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan Upaya pemenuhan energi dan zat gizi untuk pertumbuhan anak. Menu makanan sehat disusun, diolah dan disajikan oleh para kader posyandu serta disesuaikan dengan menu kesukaan balita di Posyandu Bangun Praja. Makan bersama diantara para balita menjadi kegiatan menyenangkan bagi balita. Di lain sisi, balita-balita ini juga mendapatkan pengalaman makan dari balita lainnya yang secara tidak langsung mendapatkan contoh perilaku makan yang baik. Sumber Pembiayaan PMT berasal dari Dana Sehat yang ada di Poasyandu. 2. BINA KELUARGA BALITA (BKB) Posyandu Bangun Praja juga memiliki kegiatan tambahan yaitu BKB yang merupakan salah satu tempat pembelajaran dan pelayanan bagi anak usia dini dalam jalur pendidikan luar sekolah . BKB merupakan lembaga pelayanan yang mengutamakan kegiatan bermain untuk membantu meletakkan dasar pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak usia 3-4 tahun.
Pengintegrasian kegiatan belajar pada kelompok bermain BKB dapat dilakukan dengan kegiatan DDTK/SDITK di posyandu yang dilaksanakan sekali sebulan. BKB di posyandu Bangun Praja dikelola oleh 2 orang kader BKB yang sudah terlatih dan bekerjasama dengan PLKB dan petugas DDTK/SDITK puskesmas
Gambar . Para balita sedang bermain dan didampingi kader BKB
3.DANA SEHAT Dana ini merupakan dana yang terkumpul dari masyarakat secara sukarela dan tidak mengikat dengan tujuan untuk mendukung pelaksanaan dan peningkatan kinerja posyandu dalam bentuk misalnya; perbaikan gizi masyarakat sasaran, revitalisasi posyandu, dll. Dalam kelompok dana sehat ini ada donatur tetap dan ada donatur tidak tetap. Setiap donatur dilengkapi dengan kartu donatur yang berisi catatan donasi para donatur. Dana sehat ini dikelola oleh Tim Dana sehat posyandu yang di SK kan oleh lurah. Pengelolaan dilakukan secara transparan dan akuntabel dengan laporan pertanggung jawaban setiap bulannya . Penggunaan dana sehat diantaranya untuk kegiatan : Pemberian makanan tambahan (PMT) pada setiap hari Posyandu
Kegiatan Dapur Gizi Masyarakat, yaitu untuk intervensi gizi bagi sasaran posyandu yang mengalami masalah gizi. Untuk revitalisasi Posyandu (ATK,dll). 4. DAPUR GIZI MASYARAKAT Dapur Gizi Masyarakat ini merupakan salah satu bentuk intervensi gizi terhadap sasaran posyandu yang mengalami masalah gizi. Sasarannya adalah bayi dan balita Gizi buruk dan gizi kurang maupun Bumil KEK. Kegiatan ini dilaksanakan setiap minggu bertempat di posyandu dan di kelola oleh para kader Posyandu dan dibantu oleh masyarakat dengan bekerjasama dengan puskesmas. Mereka yang dalam pemantauan berkala di posyandu ditemukan mengalami masalah gizi akan didirong untuk setiap minggu hadir mendatangi Dapur Gizi Masyarakat untuk memperoleh makanan tambahan dalam upaya intervensi dan perbaikan Gizi. Pemilihan menu dipilih secara cermat oleh Tim Dapur Gizi, dengan mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya : Menu harus memenuhi standar gizi supaya tujuan perbaikan gizi dapat tercapai. Menunya harus menarik dan disukai sasaran Menu harus variatif untuk mencegah kebosanan sasaran Menu cukup murah dan memanfaatkan bahan lokal . Sumber dana kegiatan ini murni bersumber dari swadaya masyarakat yang peduli dengan masalah gizi. 5. TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) Tanaman Obat Keluarga di buat oleh masyarakat tepat disamping posyandu untuk menjamin ketersediaan tanaman yang berkhasiat untuk penanganan penyakit-penyakit tertentu. TOGA ini memanfaatkan potensi tanaman yang ada dimasyarakat yang mempunyai khasiat dan telah terbukti secara turun temurun dan digunakan oleh masyarakat. Beberapa jenis tanaman yang ada adalah : Serei, Lengkuas, Mengkudu, Kumis kucing, Jahe, dll. 6.PEMERIKSAAN KESEHATAN BALITA Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Balita dilakukan setiap bulan oleh Tim Puskesmas Poasia bekerjasama dengan kader-kader Posyandu. Selain itu juga dilakukan rujukan untuk kasus yang membutuhkannya.
Gambar. Pemeriksaan kesehatan Balita di Posyandu Bangun Praja. 7.UPAYA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT DESA (UKGMD)
Pelayanan Kesehatan Gigi dilaksanakan setiap bulan di posyandu Bangun Praja dengan sasaran Balita dan ibu hamil. Kegiatan ini dikoordinir oleh kader dan bekerjasama dengan petugas puskesmas. Kegiatan yang dilakukan diantaranya upaya promotif berupa penyuluhan kesehatan gigi pada balita, anak sekolah dan ibu hamil. Kegiatan lain adalah ”kontes Senyum Indah Gigi Sehat” berupa kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak terhadap kesehatan gigi dan mendorong mereka untuk berupaya menjaga dan memelihara kesehatan gigi. Upaya preventif berupa gerakan sikat gigi massal anak sekolah dan pemeriksaan gigi secara rutin di posyandu untuk balita dan ibu hamil. Hasil pemeriksaan gigi yang membutuhkan penanganan khusus dirujuk ke puskesmas. Gambar . Pemeriksaan kesehatan gigi terhadap balita di posyandu
Gambar. Gerakan Sikat gigi massal
8.KELOMPOK PSN DBD Kegiatan : Penatalaksanaan lingkungan sehat Pemeriksaan Jentik dan Abatisasi oleh Kader Jumantik
Gambar . Kerja Bakti pada hari minggu untuk penataan lingkungan sehat dan Pemberantasan Sarang Nyamuk oleh kader dan masyarakat 9. STIMULASI, DETEKSI DINI, INTERVENSI TUMBUH KEMBANG (SDITK) Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan tumbuh kembang bayi dan balita dan sekaligus melakukan intervensi terhadap gangguan tersebut. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada setiap hari posyandu oleh Kader dan petugas DDTK puskesmas. Untuk kasus yang memerlukan penanganan lanjut dilakukan rujukan ke puskesmas atau rumah sakit. Kegiatan lain yang dilakukan adalah Sosialisasi DDTK dan Asuhan Dini Tumbuh Kembang untuk masyarakat Gambar. Sosialisasi tumbuh kembang Anak
10.POSYANDU LANSIA Pelaksanaan Posyandu Lansia dilaksanakan di posyandu bangun praja namun dengan hari yang berbeda yaitu setiap tanggal 15. Posyandu ini ditangani oleh 4 orang kader. Adapun kegiatan Posyandu lansia : Penyuluhan kesehatan untuk Lansia Senam Sehat dan Senam Jantung Sehat Forum Sehat Gerakan Peduli Lansia PMT lansia
Gambar.a. Pelaksanaan Posyandu lansia diserai PMT Lansia Gambar. b. Gerakan Peduli Lansia
11.KELOMPOK SIAGA Kelompok ini terdiri atas kader siaga kesehatan yang telah dibekali pengetahuan tentang sejumlah penyakit, baik itu penyakit menular kronis (TBC, Kusta, dll) maupun penyakit-penyakit menular yang berpotensi KLB (Diare, Malaria, DBD, Campak, dll). Para Kader kesehatan ini sudah memahami tentang tanda-tanda, gejala, cara penularan dan upaya pencegahan penyakit-penyakit tersebut diatas. Para kader ini dalam kesehariannya berperan : Penemuan dini/ screening penyakit menular di masyarakat. Pengawasan penyakit berpotensi KLB Pemantauan keteraturan berobat Melaporkan atau melakukan rujukan ke puskesmas Gambar. Kader Siaga kesehatan sedang berdiskusi tentang masalah kesehatan yang berpotensi KLB
12. TAMAN GIZI KELUARGA Taman Gizi Keluarga meruapakan kebun percontohan yang ada di dekat posyandu dan dikelola oleh kader. Selain sebagai percontohan hasil kebun ini dapat mendukung pelaksanaan Dapur Gizi Masyarakat yang dilaksanakan untuk intervensi gizi. Sebagai percontohan kebun ini juga menjadi ”alat peraga hidup” dalam penyuluhan-penyuluhan gizi masyarakat. Gambar. Taman Gizi Keluarga
AMBULANS SIAGA
Gambar . Ambulans Siaga KELOMPOK DONOR KEGIATAN PENUNJANG UNTUK PERBAIKAN CAKUPAN: 1. PEMBENTUKAN JEJARING POSYANDU Jejaring ini melibatkan para kader, tokoh masyarakat, dan Ketua Dasawisma. Tujuannya untuk mempermudah arus informasi dari dan ke Masyarakat tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Posyandu. Informasi tentang adanya ibu hamil, dan bayi baru serta kasus-kasus penyakit tertentu yang ada dimasyarakat dapat tersalur melalui saluran jejaring ini. Demikian juga bila ada informasi hendak disampaikan ke masyarakat juga dapat melalui saluran ini. 2. KADER PENGAWAL BUMIL Mengingat bahwa masa kehamilan sampai Nifas bisa merupakan masa yang berisiko dan berbahaya bagi ibu hamil dan Janin ataupun bayi yang baru dilahirkannya, maka ibu hamil perlu dikawal untuk melewati masa tersebut. Untuk melaksanakan peran pengawalan tersebut diperlukan orang yang punya komitmen pengabdian, memahami tanda-tanda bahaya dalam kehamilan, mengetahui kehamilan yang berisiko, dan memiliki pehaman tentang berbagai hal yang berhubungan dengan kehamilan dan nifas serta berdomisili tidak jauh dari rumah ibu hamil. Peran ini sangat tepat diberikan kepada kader yang telah mendapat pembekalan dari petugas puskesmas. Mereka ini nantinya bisa disebut sebagai Kader Pengawal Bumil (KPB) yang dalam melaksanakan perannya selalu berkoordinasi dengan para pertugas puskesmaas (Bidan, Petugas Gizi, Immunisasi,).
Adapun tugas dan peran yang KPB sebagai berikut : · Mencatat identitas bumil yang akan menjadi kawalannya dalam Buku Catatan Kader. · Memantau secara rutin kondisi bumil terhadap kemungkinan timbulnya berbagai masalah yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. · Bila Bumil kawalannya tidak hadir di Posyandu untuk pemeriksaan kehamilan, segera melakukan kunjungan rumah bersama bidan puskesmas. · Menciptakan Kondisi “siaga” baik untuk Bumil, keluarga, maupun masyarakat terhadap kemungkinan timbulnya kondisi berbahaya ataupun penyulit baik selama kehamilan, persalinan maupun nifas. · Melakukan fasilitasi terhadap bumil untuk memperoleh persalinan oleh tenaga kesehatan. · Mendampingi ibu hamil saat proses persalinan. Jadi secara umum KPB akan mendampingi dan mengawal bumil selama masa kehamilan sampai nifas. KPB harus menjamin keteraturan dan kelengkapan pemeriksaan K1, K4, KN1,KN2, Fe Bumil, dan status gizi bumil. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah KPB mengetahui factor risiko pada ibu hamil, dan dengan cepat dapat mendeteksi tandatanda bahaya pada bumil serta kemungkinan factor-faktor penyulit selama kehamilan sampai nifas.
Gambar. Kader Pengawar bumil melakukan kunjungan rumah dan pemeriksaan bumil
2. POS PENIMBANGAN BALITA Bayi dan Balita yang tidak sempat melalukan penimbangan di Posyandu karena berhalangan, dapat melalukan penimbangan di Pos Penimbangan Balita yang dikelola oleh Kader.
5. SWEEPING TERPADU Sweeping ini melibatkan Kader, Petugas Kesehatan dan Petugas kelurahan untuk mengunjungi sasaran (bayi, balita dan Bumil) yang tidak hadir di Posyandu. 6. PEMASANGAN STIKER P4K Pemasangan stiker ini dilakukan oleh kader dengan berkoordinasi dengan petugas kesehatan. Dengan kegiatan ini diharapkan semua ibu hamil bisa terpantau baik oleh masyarakat maupun petugas kesehatan sehingga kehamilan dan persalinan dapat berjalan sesuai yang direncanakan. 7. PENYULUHAN KELILING DAN PEMBAGIAN BROSUR Penyuluhan ini bekerjasama dengan petugas puskesmas dan dilakukan untuk momen tertentu khususnya menjelang musim Demam Berdarah. Brosus bibuat di Puskesmas dan diperbanyak dengan dana swadaya masyarakat. Materi penyuluhan umumnya tentang Kebersihan lingkunga, PHBS, dan penyakit-penyakit tertentu sesuai musim, misalnya DBD, Diare, Malaria dll. 8. LOMBA BALITA RAJIN
Lomba ini untuk membangun jiwa kompetisi yang sehat dikalangan balita dan ibu balita supaya dapat hadir di posyandu memeriksakan diri dan memantau pertumbuhan dan perkembangannya . Hal ini mengingat sejumlah ibu sering hanya mengunjungi posyandu sampai imunisasi sudah lengkap. TAMAN BERMAIN BALITA (TBB) Untuk meningkatkan minat Balita berkunjung ke posyandu , khususnya yang telah lengkap immunisasinya perlu mengadakan sesuatu yang menarik bagi mereka. Salah satu kegemaran balita adalah bermain, seperti yang dapat dilihat pada tempat-tempat permainan anak, dimana orang tua dengan rela mengeluarkan biaya puluhan ribu untuk memenuhi keinginan bermain sang anak. Menyadari hal tersebut pengelola posyandu memanfaatkan keinginan bermain anak khususnya balita untuk menjadi daya tarik untuk berkunjung ke posyandu dengan menyediakan “ Taman Bermain Balita”. Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan bermain bagi balita, maka TBB ini di atur dan dikelola oleh kader TBB.
Gambar : Pengunjung Posyandu sedang bermain di Taman Bermain Balita di damping oleh Kader. KAMPANYE ASI EKSKLUSIF Kampanye ini merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan ASI Eksclusif dan meningkatkan cakupan kunjungan posyandu. Adapun kegiatan kegiatan tersebut adalah :
Penyuluhan di Posyandu tentang manfaat dan keunggulan ASI dibanding susu formula. Bimbingan dan peragaan tentang cara menyusui atau meneteki yang benar, baik dalam hal posisi bayi dan ibu saat menyusui, maupun cara melekat yang baik saat menyusi. Pemasangan spanduk ASI Eksclusif
STRATA POSYANDU. Dari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu jenjang antar strata Posyandu adalah : 1. Jumlah buka Posyandu pertahun. 2. Jumlah kader yang bertugas. 3. Cakupan kegiatan. 4. Program tambahan. 5. Dana sehat/JPKM.
Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggung jawab kader PKK, LPM sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu. Berdasarkan kriteria diatas maka Posyandu Bangun Praja masuk dalam kategori posyandu mandiri. REVITALISASI POSYANDU Kepadatan penduduk di wilayah posyandu Bangun Praja cukup tinggi karena merupakan daerah perumahan. Keadaan ini diperparah dengan kondisi kesehatan lingkungan, sanitasi dasar, dan kesadaran serta pemahaman masyarakat tentang kesehatan yang belum maksimal. Pada tahun-tahun sebelumnya banyak data kesehatan dasar yang tidak terekam dan tidak teridentifikasi oleh posyandu maupun puskesmas, dan ini menunjukkan lemahnya peran posyandu di tengah tengah masyarakat dan rendahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap peran posyandu Data kesehatan balita di wilayah kelurahan Andounohu khususnya wilayah posyandu Bangun Praja menunjukkan prevalensi penyakit yang sangat signifikans, yaitu : ISPA, batuk pilek, gangguan kulit, cacingan, dll. Sanitasi lingkungan di wilayah ini mendukung kondisi kesehatan balita, yaitu penduduk yang padat, SPAL yang tidak memadai, banyaknya genangan air karena saluran air yang tidak memadai, ventilasi rumah yang kurang sehingga terkesan jauh dari lingkungan bersih. Posyandu sebagai unit pemantau tumbuh kembang balita belum menjawab kebutuhan balita atas kesehatan karena keterbatasan kader terlatih dan terampil yang aktif, keterbatasan sarana prasarana posyandu, serta masih kurangnya sinergitas puskesmas, posyandu, masyarakat, dan pemerintah setempat. Menyadari kebutuhan akan peningkatan kualitas kesehatan dan status gizi balita diwilayah posyandu Bangun Praja ini, maka pihak puskesmas memandang Revitalisasi Posyandu sebagai strategi pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada anak dan ibu. Atas dasar itu maka mulailah dilakukan revitalisasi posyandu Strategi Revitalisasi Posyandu. Pelaksanaan Revitalisasi Posyandu bertujuan untuk meningkatkan peran posyandu sebagai wadah pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat, dengan penekanan pada bentuk : Intervensi : Pengelolaan posyandu yang dikelola oleh unsur masyarakat / kelompok masyarakat yang mempunyai minat dan misi yang jelas. Kemandirian : Peningkatan kemampuan setiap keluarga dalam memaksimalkan potensi pengembangan kualitas SDM. Upaya pemenuhan kesehatan dasar balita dan peningkatan status gizi berbasis masyarakat.Intervensi yang dilakukan : 1. Penyediaan Sarana Prasarana Posyandu 2. Peningkatan Kapasitas Kader 3. Peningkatan Pengetahuan ibu
4. Membangun kemitraan Masyarakat untuk Meningkatkan Peran Pelayanan Posyandu PELAYANAN KESEHATAN DASAR : Upaya peningkatan kualitas kesehatan balita dan ibu hamil. Intervensi yang dilakukan: 1. Pemeriksaan Kesehatan Balita 2. Pemeriksaan Kesehatan Ibu 3. Peningkatan Sistem Rujukan Penyediaan Sarana & Prasarana Posyandu Kelengkapan sarana dan prasarana posyandu sangat mempengaruhi kualitas pelayanan Posyandu, sehingga dengan dana yang bersumber dari swadaya masyarakat dilakukan pengadaan kelengkapan posyandu, misalnya : · Perluasan gedung posyandu · Meja Posyandu, · Kasur, · Penggantian timbangan dacing, · Perangkat PMT (piring, sendok, gelas), · Timbangan bayi duduk dan berdiri. Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu Untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan kader dilakukan pelatihan dan refreshing bagi kader posyandu untuk menjadi ”agent social” yang handal dan kreatif, secarapribadi dan kelompok, dalam memberikan layanan posyandu dengan efektif dan tepat guna Materi yang diberikan : · Upaya Revitalisasi Posyandu · Permasalahan Anak, psikologi Anak dan tantangannya · Upaya Peningkatan Gizi Keluarga · Program Keluarga Harapan menuju Keluarga Sejahtera · Tatalaksana Posyandu yang Efektif dan Efisien ·
Gambar : Refreshing Kader Posyandu Peningkatan Pengetahuan Ibu Upaya peningkatan Pengetahuan dan pemahaman ibu mengenai kesehatan ibu dan anak serta masalah-masalah kesehatan umum lainnya dilakukan dengan cara sebagai berikut : · Pemberian Materi Kesehatan dalam setiap hajatan di tingkat RT/RW, seperti; Arisan-Arisan Dasa Wisma, Arisan PKK kelurahan. · Pembagian brosur-brosur atau Leaflet kesehatan dari rumah kerumah yang bersamaan dengan Survay Jentik dan Abatisasi oleh kader posyandu dan petugas kesehatan. · Pemasangan spanduk-spanduk kesehatan yang berisi pesan-pesan dan imbauan · Penyediaan Media KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi). Tersedianya sarana media berisi pesan dan informasi mengenai posyandu, tumbuh kembang, serta gizi dan kesehatan anak.
Gambar 1: Sosialisasi tumbuh kembang anak pada acara arisan Dasa wisma Gambar 2 : Sosialisasi Pengolahan sampah dengan sistem 3 R (Kerjasama dengan PU)
Gambar : Pemasangan Spanduk Pesan-Pesan Kesehatan PENINGKATAN SISTEM RUJUKAN Peningkatan Sistem Rujukan dilakukan dengan upaya membina hubungan posyandu dengan puskesmas/RS setempat. Kendala pembiayaan yang selama ini sering menjadi momok terutama bagi balita gizi buruk yang umumnya adalah gakin telah difasilitasi dengan adanya kebijakan pembebasan biaya di sarana kesehatan rujukan oleh pemerintah Kota Kendari, sehingga persyaratan memiliki kartu gakin tidak lagi menjadi masalah yang dapat memperlambat sistem rujukan Membangun Kemitraan Masyarakat untuk Meningkatkan Peran Pelayanan Posyandu Upaya ini dilakukan untuk memperoleh dukungan dan meningkatkan peran semua unsur dan kelompok potensial yang ada dimasyarakat terhadap penyelenggaraan posyandu. Kegiatan berupa pertemuan yang dihadiri oleh Pihak Puskesmas, Kelurahan, PKK, Tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, kader posyandu. SISTEM INFORMASI POSYANDU (SIP) Sistem informasi Posyandu adalah rangkaian kegiatan untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan secara tepat guna dan tepat waktu bagi pengelola Posyandu. OLeh sebab itu Sistem Informasi Posyandu merupakan bagian penting dari pembinaan Posyandu secara keseluruhan. Konkritnya, pembinaan akan lebih terarah apabila di dasarkan pada informasi yang lengkap, akurat dan aktual. Dengan kata
lain pembinaan merupakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi karena didasarkan pada informasi yang tepat, baik dalam lingkup terbatas maupun lingkup yang lebih luas. Mekanisme Operasional SIP Posyandu Bangun Praja 1) Pemerintah Desa/kelurahan bertanggung jawab atas tersediannya data dan informasi Posyandu. 2) Pengumpul data dan informasi adalah Tim Penggerak PKK dengan menggunakan instrumen : Catatan ibu hamil, kelahiran /kematian dan nifas oleh ketua kelompok Dasa Wisma (kader PKK) . Register bayi dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember. Register anak balita dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember. Register WUS- PUS dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember. Register Ibu hamil dalam wilayah kerja Posyandu bulan Januari s/d Desember. Data pengunjung petugas Posyandu, kelahiran dan kematian bayi dan kematian ibu hamil melahirkan dan nifas. Data hasil kegiatan Posyandu. Catatan : Instrumen/format SIP diatas oleh kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari petugas kesehatan/PLKB Tim Penggerak PKK Kelurahan bertanggungjawab dalam hal : a. Menghimpun data dan informasi dari seluruh Posyandu yang ada dalam wilayah desa/kelurahan. b. Menyimpulkan seluruh data dan informasi. c. Menyusun data dan informasi sebagai bahan pertemuan ditingkat kecamatan (Rakorbang). Puskesmas, PPLKB, Kaurbang mengambil data dari kelurahan untuk dianalisis dan kemudian menjadi bahan rakor Posyandu di tingkat kecamatan. Hasil analisis digunakan sebagai bahan penyusunan rencana pembinaan. Masalah-masalah yang dapat diatasi oleh Pemerintah Tingkat Kecamatan segera diambil langkah pemecahannya sedangkan yang tidak dapat dipecahkan dilaporkan ke tingkat Kota sebagai bahan Musrembang tingkat kota.