STUDI TENTANG KEPEDULIAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN SUMUR BATU KECAMATAN BANTAR GEBANG KOTA BEKASI SKRIPSI Digunakan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Geografi
Oleh : NOVI PUJI LESTARI 11100150000092
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK Novi Puji Lestari (NIM: 1110015000092): “Studi Tentang Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang. Kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kebersihan di lingkungan sekitar Kelurahan Sumur Batu. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pedoman wawancara, lembar observasi, dan pedoman dokumentasi.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa terdapat kegiatan kerja bakti yang dilakukan setiap hari sabtu. Hal ini dilakukan oleh pejabat Kelurahan dimaksudkan agar masyarakat sekitar tetap menjaga kebersihan lingkungan dan sadar akan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih. Selain itu, programprogram daur ulang sampah memang belum terdapat di lingkungan masyarakat karena hal itu sudah diambil alih oleh perusahaan lokal yang mengelola setiap sampah yang masuk ke dalam TPA Sumur Batu tersebut. Padahal hal seperti ini sangat diperlukan oleh masyarakat sekitar untuk lebih meningkatkan kepedulian dalam pengelolaan sampah dengan cara mendaur ulang sampah tersebut menjadi sesuatu yang mempunyai nilai. Dengan demikian dapat diketahui seberapa besar kepedulian masyarakat di Kelurahan Sumur Batu terhadap pengelolaan sampah meskipun mereka hidup berdampingan dengan Tempat Pembuangan Akhir. Melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan mampu meningkatkan lagi kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan agar terciptanya lingkungan yang bersih, sehat, serta nyaman untuk tempat tinggal. Kata kunci: kepedulian, sampah
i
ABSTRACT Novi Puji Lestari (1110015000092). “Studi About Society Concern in Management of Waste in Sumur Batu Village Bantar Gebang District Bekasi Regency”. Skripsi, Department of Social Science, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
The aim of this research is to know how society concern in management of waste in Sumur Batu Village Bantar Gebang District Bekasi Regency. What activities that people can do to improve the hygiene environment in Sumur Batu Village. The research method is descriptive with qualitative approach. The instruments that have been used are observation, interview, and documentation. Based on the analyze that have been done, the result show that the communicaty service have been done every Saturday. That’s the program which held by head office of village, so people can maintains cleanliness and realized that cleaness is one of the most important thing to save the enviroment. In additional, the programme to recycle waste have note been done in society, but many programme done by local organitation that manage the waste well in TPA Sumur Batu. Whereas, the programme to recycle waste is needed in society to improve the concern in waste and hygiene environment. Recycle waste is also important to makes something useful made from waste. From this research, we can know how much society concern to handle waste in Sumur Batu Village, even they live near the TPA (The last desttination to manage waste). From the programme that have been held in Sumur Batu village, the society can improve the concerness to manage waste in a better way, so they can makes the enviroment which is clean, healthy, and comfort to live in.
Key word: concern, waste
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Alhamdulillah. Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari kejahiliahan menuju zaman yang terang benderang penuh dengan cahaya keimanan. Skripsi yang berjudul “Studi Tentang Kepedulian Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi” merupakan salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.
Ibu Dra. Nurlena Rifa’I, MA, Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Drs. H. Syaripulloh, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Dr. Teuku Ramli Zakaria, MA, Dosen Pembimbing I dan Bapak Sodikin, M.Si, Dosen Pembimbing II yang dengan sabar, tulus dan ikhlas telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
iii
5.
Bapak Moh. Arif, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa setia dan sabar dalam memberikan nasehat, arahan dan bimbingannya kepada penulis.
6.
Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan pada penulis selama menempuh pendidikan di bangku kuliah. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua.
7.
Ayahanda dan Ibunda (Alm. Riyadi dan Sri Murwani), M. Manuel Silva yang terus melimpahkan cinta dan kasih sayang, motivasi serta doa yang tidak pernah berhenti untuk penulis. Kakak-kakakku, Eka Sri Widayanti & Muhammad Husein, Dwi Indriyaning Tyas & Anjar Setiawan, juga adik-adik tercinta Joseph dan Junior dan tak lupa juga keponakan-keponakanku yang lucu. Untuk seseorang yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan setiap saat. Serta seluruh keluarga besar yang selalu memotivasi penulis untuk penyelesaian studi.
8.
Seluruh Sahabat-sahabat Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2010, khususnya Konsentrasi Geografi yang telah banyak memberikan pengalaman kepada penulis tentang indahnya arti kebersamaan. Serta teman-teman Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) dalam tim yang solid. Semoga ilmu yang kita dapat di bangku kuliah dapat bermanfaat untuk sesama. Sukses untuk kita semua.
9.
Teman-teman kampus seperjuangan (KAMMI) yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas kenangan dan pembelajaran yang kita dapatkan bersama selama menjabat sebagai pengurus dan menjalankan aktivitas-aktivitas di sekitar kampus dan lainnya selama ini
10. Teman-teman kost dari semester awal sampai semester akhir yang telah menjadi keluarga bagi penulis. Secret Code, Selly Sulistiawati, Hanny Hardianti
dan
Rima
oktava,
kumpulan
pertemanan
yang
sangat
menyenangkan. Terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya. Semoga persahabatan kita tidak akan pernah lekang oleh waktu.
iv
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala doa dan dukungan yang diberikan untuk penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan isi skripsi ini Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Khususnya untuk penulis sendiri serta para pembaca sekalian. Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Jakarta, Februari 20015
Penulis
v
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ABSTRAK ........................................................................................................ i ABSTRACT ...................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Fokus penelitian ............................................................................ 3 C. Ruang Lingkup ............................................................................. 3 D. Rumusan Masalah ......................................................................... 3 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ............................................................................. 5 1. Pengertian Sampah ................................................................... 5 2. Pengelolaan Sampah ................................................................ 7 a. Metode Pembuangan (Penimbunan Darat) .......................... 7 b. Metode Daur Ulang .............................................................. 8 c. Metode Penghindaran dan Pengurangan .............................. 9 3. Pengertian
Kepedulian
Sampah
dan
Indikator-Indikator
Masyarakat Peduli Lingkungan................................................. 9 4. Pentingnya Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah ..................................................................................... 11
vi
5. Sistem Pengelolaan Sampah Perkotaan Ideal ........................... 13 6. Jenis, Sumber dan Pengelolaan Sampah Perkotaan Menurut Undang-Undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah ................................................................ 17 7. Kegiatan-kegiatan dalam Mengatasi Masalah Sampah ................ 19 8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah ..................................................................... 23 9. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat .......... 24 a. Kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan Sampah .................... 26 b. Komponen Pokok dalam Pengelolaan Masalah Sampah Mandiri dan Produktif Berbasis Masyarakat ........................ 26 c. Manfaat dan Sasaran Akhir Program 3R .............................. 27 B. Penelitian Yang Relevan ................................................................ 27 C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 28 D. Sinopsis ......................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian .............................................................................. 30 B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 30 1. Lokasi ....................................................................................... 30 2. Waktu Penelitian ....................................................................... 31 3. Time Schedule ........................................................................... 31 C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 32 D. Metode Penelitian ......................................................................... 33 E. Teknik dan Instrument Penelitian .................................................. 34 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................... 36 G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 40 1. Gambaran Umum Kelurahan Sumur Batu ............................... 40
vii
a. Lokasi .................................................................................. 40 b. Kondisi Iklim ........................................................................ 40 c. Kondisi Topografi ................................................................ 41 d. Kondisi Kimia Air ................................................................ 41 e. Kondisi Kependudukan ........................................................ 42 f. Penggunaan Lahan ............................................................... 44 B. Bagaimana
Kepedulian
Masyarakat
Kelurahan
Sumur
Batu
Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi ....................................... 45 C. Kegiatan Masyarakat Kelurahan Sumur Batu dalam Pengelolaan Sampah ..................................................................................... 50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................... 54 B. Saran ............................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 56
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kegiatan dan waktu penelitian .........................................................32 Tabel 4.1
Tabel pengujian sampel air pada Kali Jambe...................................43
Tabel 4.2 Tabel Pembagian Penduduk Kelurahan Sumur Batu berdasarkan umur ............................................................................. Tabel 4.3 Tabel Penggunaan Lahan di Kelurahan Sumur Batu .......................
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Pengelolaan Sampah Kota Ideal ..................................................
Gambar 3.1
Peta Lokasi Penelitian .................................................................
Gambar 3.2
Skema Metode Triangulasi ..........................................................
Gambar 3.2
Skema Sumber Triangulasi..........................................................
Gambar 4.1
Peta Lokasi Penelitian .................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Pedoman Lampiran A.1 Pedoman Observasi ............................................................... 61 Lampiran A.2 Pedoman Wawancara ............................................................. 62
Lampiran B. Hasil Observasi Lampiran B.1 Hasil Observasi TPA Sumur Batu ......................................... 65 Lampiran B.2
Hasil Observasi Perkampungan Sumur Batu..........................
Lampiran C. Hasil Wawancara Lampiran C.1 Hasil Wawancara Dengan Staff Kelurahan Bapak Abdul Rohim (Kasi EKBANG) .............................................. 69 Lampiran C.2 Hasil Wawancara Dengan Bapak Suparman ......................... 71 Lampiran C.3 Hasil Wawancara Dengan Ibu Iti ........................................... 73 Lampiran C.4 Hasil Wawancara Dengan Bapak Kiansah ............................ 75 Lampiran C.5 Hasil Wawancara Dengan Dedi ............................................. 77 Lampiran C.6 Hasil Wawancara Dengan H. Dedi ........................................ 79 Lampiran C.7 Hasil Wawancara Dengan Ibu Darti ...................................... 81 Lampiran C.8 Hasil Wawancara Dengan Ibu Ami ....................................... 83 Lampiran C.9 Hasil Wawancara Dengan Bapak Anto ................................. 85 Lampiran C.10 Hasil Wawancara Dengan H. Samid ..................................... 87
Lampiran D. Dokumentasi Lampiran D.1 Monografi Kelurahan Sumur Batu ........................................ 89 Lampiran D.2 Dokumentasi TPA Sumur Batu ............................................. 109 Lampiran D.3 Dokumentasi foto-foto Kondisi Jalan Perkampungan Sumur Batu, foto-foto kondisi parit, foto-foto kondisi rumah warga di perkampungan Sumur Batu .............
xi
Lampiran E. Surat-surat Lampiran E.1
Surat Permohonan Izin Penelitian ......................................... 115
Lampiran E.2
Uji Referensi .......................................................................... 119
Lampiran F. Biodata Penulis .......................................................................... 124
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Berbagai aktivitas dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lainnya dari sumber daya alam. Selain menghasilkan barang-barang yang akan dikonsumsi, aktivitas tersebut juga menghasilkan bahan buangan yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh manusia. Bahan buangan makin hari makin bertambah banyak. Hal ini erat hubungannya dengan makin bertambahnya jumlah penduduk di satu pihak, dan di pihak lain dengan ketersediaan ruang hidup manusia yang relatif tetap.1 Menurut definisi (WHO), sampah adalah sesuatu yang sudah tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Sedangkan menurut buku pendidikan lingkungan hidup bagi usia dini terbitan Kementrian Lingkungan Hidup mengatakan bahwa sampah atau yang kita kenal dengan limbah domestic adalah hasil sampingan dari suatu kegiatan, dimana pengahasil sampah tidak digunakan lagi hasil sampingan tersebut sehingga dibuang ke lingkungan. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat, maka bertambah pula sampah yang dihasilkan. Meninjau kembali Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu yang hanya mempunyai luas sekitar 12 Ha ini jelas tidak sebanding dengan produksi sampah warga jumlah perharinya mencapai 7.500 meter kubik. Dari 7.500 meter kubik sampah itu, yang terangkut ke TPA hanya sekitar 40-45 persen. Sisanya menjadi sampah liar yang terdapat di 12 wilayah kecamatan se-Kota Bekasi. Sampah liar yang berserakan dan banyak ditemukan di pinggir jalan, juga menjadi kendala bagi pemerintah di daerah perbatasan. Hal
1
Budiman Candra, Pengantar kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Penerbit EGC, 2006)
1
2
itu disebabkan luas lahan yang sangat terbatas ditambah jumlah armada angkutan sampah yang juga terbatas. Guna mengatasi lahan yang terbatas tersebut, perluasan lahan pun mau tidak mau dilakukan setiap tahun. Luas tanah yang dibebaskan tergantung ketersediaan keuangan daerah. Pada tahun 2013 dibebaskan 2,3 ha tanah milik masyarakat. 2 Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang milik pemerintah Kota Bekasi ini semakin memprihatinkan. Wakil permasalahan sampah
walikota Bekasi,
Ahmad Shaikhu
mengatakan
yang menjadi penghalang utama untuk Bekasi
memperoleh Adipura. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 2,6 juta jiwa memang memerlukan partisipasi aktif masyarakat dalam mengelola sampah. Pihak pemerintah mengaku tidak bisa jika tanpa bantuan masyarakat. Kepala Dinas Kebersihan Sumur Batu, menuturkan tiap harinya sampah Bekasi mencapai 600 ton baik dari rumah tangga maupun pasar tradisional3 Berdasarkan masalah tersebut, peneliti berpendapat bahwa perlunya dilakukan proses studi tingkat kepedulian masyarakat terhadap sampah. Sesuai dengan uraian diatas, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul “ Studi Tentang Kepedulian Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi”.
2
http://harianterbit.com//welcom/read/2014/TPA-Sumurbatu-Tak-Memadai-Bekasi-daruratSampah. diakses tanggal 8 Desember 2014 pukul 19.00 3 http://m.energitoday.com/2014//sampah-di-tpa-sumurbatu-bantargebang-menggunung. Diakses pada tanggal 8 Desember 2014 pukul 19.21
3
B.
Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus penelitian disini adalah kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah.
C.
Ruang Lingkup Berdasarkan fokus penelitian diatas ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut : 1.
Bagaimana kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah.
2.
Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam pengelolaan sampah.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian analisis ini untuk mengetahui : 1. Seberapa besar kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi? 2. Kegiatan apa saja yang dilakukan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kabupaten Bekasi?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan : 1. Untuk mengetahui seberapa besar kepedulian masyarakat Kelurahan Sumur Batu dalam pengelolaan sampah 2. Apa saja kegiatan yang dilakukan masyarakat Kelurahan Sumur Batu dalam mengatasi masalah sampah
4
Manfaat Teoritis : Memperkaya literatur tentang kepedulian masyarakat atas lingkungan yang bisa juga dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pada bab lingkungan di kelas XI SMA, serta sebagai media referensi untuk penelitian yang lain.
Manfaat Praktis: 1. Bagi Masyarakat Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat. Bagi Peneliti 2. Bagi Aparat Kelurahan Sebagai sarana penyalur aspirasi masyarakat untuk ikut mendukung kegiatan dalam meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah. 3. Bagi Pemerintah Daerah Sebagai bahan evaluasi akan pentingnya kepedulian dalam pengelolaan sampah serta pentingnya peran serta pemerintah daerah sebagai pendukung kegiatan positif masyarakat
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori 1.
Pengertian Sampah Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau
dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi yang negatif karena dalam penggunaannya baik untuk membuang atau membersihkannya perlu biaya yang cukup besar. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2005, sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau cacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berlebihan atau ditolak atau buangan. Dalam undang-undang No. 18 tentang Pengelolaan Sampah dinyatakan definisi sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat. Sedangkan menurut Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2007, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Pemerintah bertanggung jawab dalam pengumpulan ulang dan pembuangan sampah dari pemukiman secara memadai. Namun karena terdapat hal lain yang harus diprioritaskan dalam pembangunan di daerah serta kurangnya dana penunjang untuk oprasionalisasi pengolahan persampahan, menjadikan beberapa daerah kegiatan pengelolaan sampah ini tidak seperti yang diharapkan. Hal ini diperkuat dengan belum diterapkannya prinsip bahwa yang memproduksi barang harus mengelola sampah dari barang tersebut. Beberapa kondisi umum yang terjadi dalam pelaksanaan pengelolaan sampah perkotaan selama ini, dimana sampah rumah tangga oleh masyarakat dikumpulkan dan
5
6
dibuang ke sebuah tempat pembuangan atau kontainer yang disediakan oleh pemerintah. Dari sini sampah diangkut oleh truk ke landfill yang umumnya kurang terkontrol, dimana para pemulung mencari barang-barang yang dapat di daur ulang. Keberadaan sampah dalam jumlah yang banyak jika tidak dikelola secara baik dan benar, maka akan menimbulkan gangguan dan dampak terhadap lingkungan, baik dampak terhadap komponen fisik kimia (kualitas air dan udara), biologi, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan lingkungan. Dampak operasional TPA terhadap lingkungan akan memicu terjadinya konflik sosial antar komponen masyarakat. Pada tahap pembuangan akhir/pengelolaan, sampah akan mengalami pemrosesan baik secara fisik, kimia maupun biologis sedemikian hingga tuntas penyelesaian seluruh proses. Sidik et al pada tahun 1985 mengemukakan dua proses pembuangan akhir, yaitu : open dumping (pembuangan secara terbuka) dan sanitary landfill (pembuangan secara sehat). Pada sistem open dumping, sampah ditimbun di areal tertentu tanpa membutuhkan tanah penutup, sedangkan sanitary landfill sampah ditimbun secara berselang seling antara lapisan sampah dan lapisan tanah sebagai penutup. Dalam Draf Naskah Akademis Rancangan Undang-Undang Pengelolaan sampah oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) disebut bahwa proses sanitary landfill (pembuangan secara sehat) adalah pembuangan sampah yang didesain, dibangun,
dioperasikan
dan
dipelihara
dengan
cara
menggunakan
pengendalian teknis terhadap potensi dampak lingkungan yang timbul dari pengembangan operasional fasilitas pengelolaan sampah. Metode sanitary landfill ini merupakan salah satu metode pengelolaan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya ditutup dengan tanah. Cara ini menghilangkan polusi udara. Pada bagian besar tempat tersebut dilengkapi sistem saluran leachate yang berfungsi sebagai limbah cair sampah atau lingkungan. Pada metode sanitary
7
landfill disebut juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktifitas penguraian sampah.1
2.
Pengelolaan Sampah Pengelolaaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampak terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radio aktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat. Praktik pengelolaan sampah berbeda-beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman atau institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area. Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan : a.
Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis
b.
Mengolah
sampah
agar
menjadi
material
yang
tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup. a.
Metode Pembuangan (Penimbunan Darat) Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya
untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. 1
http://repository.usu.ac.id//Chapter-II.pdf. Diakses pada tanggal 19 Desember 2014 pada pukul 12.07. h: 1
8
Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gaas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik. b. Metode Daur Ulang Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Metode-metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan dijelaskan seperti: 1. Pengolahan kembali secara fisik, metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur). 2. Pengolahan secara biologis, material sampah (organik) seperti zat tanama, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal sebagai istilah pengkomposan. Hasilnya
9
adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas methana yang digunakan untuk pembangkit listrik. c.
Metode Penghindaran dan Pengurangan Sebuah metode yang penting dari pengolahan sampah adalah pencegahan
zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan “pengurangan sampah”. Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas, tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama.2
3.
Pengertian Kepedulian dan Indikator-indikator Masyarakat Peduli Lingkungan Menurut Sue pada tahun 2003, bahwa kepedulian lingkungan
menyatakan
sikap-sikap
umum
terhadap
kualitas
lingkungan
yang
diwujudkan dalam kesediaan diri untuk menyatakan aksi-aksi yang dapat meningkatkan dan memelihara kualitas lingkungan dalam setiap perilaku yang berhubungan dengan lingkungan. Oleh karena itu kepedulian dinyatakan dengan aksi-aksi, maka seseorang yang peduli lingkungan tidak hanya pandai membuat karya tulis tentang lingkungan, tetapi hasil karya tulis itu diwujudkan dalam tindakan nyata. Jika seseorang itu baru bisa menuangkan sikapnya dalam bentuk tulisan, hal ini belum bisa dikatakan sebagai seorang yang peduli terhadap lingkungan. Selanjutnya apabila tingkat kepedulian terhadap lingkungan tinggi maka kemungkinan besar akan mendorong untuk berperilaku yang mendorong lingkungan. Dengan demikian untuk menciptakan kepedulian lingkungan perlu adanya pengetahuan sebelumnya tentang lingkungan yang berasal dari belajar secara mandiri dengan membaca buku, dari media lain seperti televisi,
2
http://id.m.wikipedia.org/wiki/pemgelolaan-sampah. diakses tanggal 8 Desember 2014 pukul 20.30
10
internet, dan bisa juga berasal dari proses belajar mengajar di kelas secara klasikal. Menurut Suparno pada tahun 2004, sikap kepedulian lingkungan ditunjukkan dengan adanya penghargaan terhadap alam. Hakikat penghargaan terhadap alam adalah kesadaran bahwa manusia menjadi bagian alam, sehingga mencintai alam juga mencintai kehidupan manusia. Mencintai lingkungan hidup dan alam haruslah diarahkan agar ada sikap untuk mencintai kehidupan. Jika semua orang mencintai lingkungan hidup dan alam, maka semua orang akan peduli untuk memelihara kelangsungan hidup lingkungan, tidak pernah merusak dan mengekploitasi sehingga di kemudian hari tercipta lingkungan yang menguntungkan semua manusia yang termasuk bagian dari lingkungan tersebut. Menurut Nenggala pada tahun 2007, ia berpendapat bahwa indikator seseorang yang peduli lingkungan adalah : 1.
Selalu menjaga kelestarian
2.
Tidak mengambil, menebang atau mencabut tumbuh-tumbuhan yang terdapat di sepanjang perjalanan
3.
Tidak mencoret-coret, menorehkan tulisan pada pohon, batu-batu, jalan atau dinding
4.
Selalu membuang sampah pada tempatnya
5.
Tidak membakar sampah di sekitaran perumahan
6.
Melaksanakan kegiatan pembersihan lingkungan
7.
Menimbun barang-barang bekas
8.
Membersihkan sampah-sampah yang menyumbat saluran air Jadi dapat ditarik kesimpulan kepedulian lingkungan adalah tingkat fokus
perhatian terhadap suatu tempat dimana makhluk hidup itu tumbuh yang meliputi unsur-unsur penting seperti tanah, air, dan udara, yang mana memiliki arti penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup, dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya, yang mencakup lingkungan hidup alami,
11
lingkungan hidup binaan atau buatan dan lingkungan hidup budaya atau sosial. 3 4.
Pentingnya Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan yang lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang baik agar dapat melaksanakan aktivitasnya, sebaliknya kondisi lingkungan yang baik tergantung pada aktivitas manusia terhadap lingkungan. Perkembangan industri
dan
pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, meningkatkan sampah industri dan sampah domestik yang dihasilkan oleh penduduk sehingga semakin membebani tanah, udara, dan sungai yang mengalir dalam wilayah perkotaan. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan kesediaan masyarakat
untuk
membantu
berhasilnya
program
pengembangan
pengelolaan sampah sesuai dengan kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri. Tanpa adanya peran serta dan kepedulian masyarakat semua program pengelolaan persampahan yang direncanakan akan sia-sia. Salah satu pendekatan masyarakat untuk dapat membantu program pemerintah dalam keberhasilan adalah membiasakan masyarakat pada tingkah laku yang sesuai dengan program persampahan yaitu merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib, lancar dan merata. Merubah kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang kurang baik dan faktor-faktor sosial, struktur dan budaya setempat. Perilaku masyarakat peduli lingkungan tidak terlepas dari tingkat pengetahuan dan sikap tentang berbagai hal yang berkaitan dengan lingkungan. Menurut Fisbein dan Ajen dalam bukunya, menjelaskan bahwa pengetahuan adalah dasar bagi pembentukan keyakinan. Keyakinan tersebut pada tahap berikutnya menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan sikap 3
http://mamagilang.blogspot.in/2012/11/kepedulian-lingkungan.html. diakses pada tanggal 23 maret 2015 pada pukul 22.05
12
dan perilaku. Dalam hal ini, perilaku masyarakat terhadap lingkungan mencakup pemanfaatan dan perlakuan terhadap berbagai sumber daya seperti air, lahan, udara, energi, dan sebagainya.4 Kepedulian terhadap sampah meliputi pemisahan bentuk sampah (antara kering dan basah), sistem pembuangan sampah, dimana sampah terlebih dahulu dikumpulkan pada wadah kantong plastik atau keranjang bambu, kemudian diangkut dengan truk. 5 Warga atau masyarakat dapat berperan serta dalam pengelolaan lingkungan hidup. Kesempatan berperan serta itu dapat dilakukan melalui cara berikut : a. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan. b. Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarat. c. Menumbuhkembangkan
ketanggapsegeraan
masyarakat
untuk
melakukan pengawasan sosial. d. Memberikan saran dan pendapat. e. Menyampaikan informasi dan/atau menyampaikan laporan. Menurut Hadi dalam bukunya yang berjudul “Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan”, dilihat dari segi kualitas, partisipasi atau peran serta masyarakat penting sebagai : a. Input atau masukan dalam rangka pengambilan keputusan/kebijakan. b. Strategi untuk memperoleh dukungan dari masyarakat sehingga kredibilitas dalam mengambil suatu keputusan akan lebih baik. c. Komunikasi bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menampung pendapat, aspirasi, dan concern masyarakat. d.
Media pemecahan masalah untuk mengurangi ketegangan dan
memecahkan konflik untuk memperoleh konsensus. Ada beberapa Aspek peran masyarakat dalam pengelolaan sampah, diantaranya : 4
Asaad, Ilyas. Executif Sumary-Perilaku Masyarakar Peduli Lingkungan, Survei KLH 2012,
(jakarta:Kementrian Lingkungan Hidup, 2013), h:16 5
Diana Hendrawan. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah, (Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Trisakti, 2011), h:5
13
1. Merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib, lancar dan merata 2. Faktor-faktor sosial, struktur dan budaya tersebut. 3. Kebiasaan dalam pengelolaan sampah selama ini. 4. Tingkat pendidikan penduduk yang tidak merata. 5. Masih belum melembaganya keinginan untuk menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing. 6. Belum ada pola baku bagi pembinaan masyarakat yang dapat dijadikan pedoman pelaksanaan. 7. Masih banyak pengelola kebersihan yang belum mencantumkan program penyuluhan sebagai salah satu aktivitasnya. 8. Kadangkala ada kecurigaan dari pihak pengelola kebersihan bila ada inisiatif dari masyarakat dalam usaha-usaha penanganan sampah.
5.
Sistem Pengelolaan Sampah Perkotaan Ideal Pemerintah
daerah
diharapkan
melakukan
kebijakan
khususnya
mengenai pengelolaan sampah dan hendaknya didukung penuh oleh Pemerintah Pusat dengan melibatkan seluruh stakeholder dalam teknis perencanaan, penyelenggaraan dan pengembangannya. Hal ini diperlukan karena sampah pada dasarnya bukan sekedar permasalahan Pemda atau Dinas Kebersihan Kota Bekasi saja, namun lebih dari itu merupakan masalah bagi setiap individu, keluarga, organisasi dan akan menjadi masalah negara bila sistem perencanaan dan pelaksanaannya tidak dilakukan dengan terpadu dan berkelanjutan. Aparat terkait sebaiknya tidak ikut secara teknis, ini untuk menghindari meningkatnya anggaran biaya penyelenggaraan, selain itu keterlibatan aparat terkait dikhawatirkan akan membentuk budaya masyarakat yang bersifat tidak peduli.
Pemerintah
dan
aparat
terkait
sebaiknya
memposisikan
kewenangannya sebagai fasilitator dan konduktor dan setiap permasalahan persampahan sebaiknya dimunculkan oleh masyarakat atau organisasi sosial
14
selaku produsen sampah. Hal ini diharapkan terciptanya sikap masyarakat selaku individu, keluarga dan organisasi. Dalam pengelolaan sampah terpadu sebagai salah satu upaya pengelolaan sampah perkotaan adalah rencana pengelolaan sampah perlu dibuat dengan tujuan mengembangkan suatu sistem pengelolaan sampah yang modern, dapat diandalkan dan diefisien dengan teknologi ramah lingkungan. Dalam sistem tersebut harus dapat melayani seluruh penduduk, meningkatkan standar kesehatan masyarakat dan memberikan peluang bagi masyarakat dan pihak swasta untuk berpartisipasi aktif. Pendekatan yang digunakan dalam konsep rencana pengelolaan sampah ini adalah meningkatkan sistem pengelolaan sampah yang dapat memenuhi tuntutan dalam pengelolaan sampah yang berbasis peran serta masyarakat. 6
Penerapan Teknologi Peran serta masyarakat dalam pengolahan sampah Pengelolaan Sampah Kota Ideal
Mekanisme keuntungan dalam pengelolaan sampah Tempat Pembuangan Akhir sampah(TPA) Peran serta masyarakat pengolahan sampah
Sumber : Aboejoewono “Pengelolaan sampah Menuju Sanitasi Lingkungan dan Permasalahannya” DKI 1999 Gambar 2.1Pengelolaan Sampah Kota Ideal
6
http://repository.usu.ac.id/Chapter-II.pdf. diakses pada tanggal 19 Desember 2014 2014 pukul 12.07. h: 7
15
Aboejoewono pada tahun 1999 menyatakan bahwa perlunya kebijakan pengelolaan sampah perkotaan yang ditetapkan di kota-kota di Indonesia meliputi 5(lima) kegiatan, yaitu: 1.
Penerapan teknologi yang tepat guna
2.
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah
3.
Perlunya mekanisme keuntungan dalam pengelolaan sampah
4.
Optimalisasi TPA sampah
5.
Sistem kelembagaan pengelolaan sampah yang teritegrasi
Penjelasan rinci dari gambar 2.1. adalah sebagai berikut : 1.
Penerapan teknologi Teknologi yang di gunakan untuk memecahkan permasalahan sampah ini
merupakan kombinasi tepat guna yang meliputi teknologi pengomposan, teknologi penanganan plastik, teknologi pembuatan kertas daur ulang, Teknologi Pengelolaan Sampah Terpadu menuju “Zero Waste” harus merupakan teknologi yang ramah lingkungan. Teknologi yang digunakan dalam proses lanjutan yang umum digunakan adalah : 1) Teknologi Pembakaran (Incenerator) Dengan cara ini dihasilkan produk samping berupa logam bekas (skrap) dan uap yang dapat dikonversikan menjadi energi listrik. Keuntungan lainnya dari penggunaan alat ini adalah : a.
Dapat mengurangi volume sampah ±75%-80% dari sumber sampah tanpa proses pemilihan.
b.
Abu atau terak dari sisa pembakaran cukup kering dan bebas dari pembusukan dan bisa langsung dapat dibawa ke tempat penimpunan pada lahan kosong, rawa atau daerah rendah sebagai bahan pengurungan (timbunan).
2) Teknologi composting yang menghasilkan kompos untuk digunakan sebagai pupuk maupun penguat stuktur tanah. Teknologi daur ulang dapat menghasilkan sampah potensial, seperti : kertas, plastik logam dan kaca/gelas. 2.
Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah
16
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan aspek yang terpenting untuk diperhatikan dalam sistem pengelolaan sampah secara terpadu. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan salah satu faktor teknis untuk menanggulangi persoalan sampah perkotaan atau lingkungan pemukiman dari tahun ke tahun yang semakin kompleks. Masyarakat
senantiasa
ikut
berpartisipasi
terhadap
proses-proses
pembangunan bila terdapat faktor-faktor yang mendukung, antara lain kebutuhan, harapan, motivasi, ganjaran, kebutuhan sarana dan prasarana, dorongan moral, dan adanya kelembagaan baik informal maupun formal. 3.
Mekanisme keuntungan dalam pengelolaan sampah Solusi dalam mengatasi masalah sampah ini dapat dilakukan dengan
meningkatkan efisiensi terhadap semua program pengelolaan sampah yang dimulai pada skala yang lebih luas lagi. Misalnya melalui kegiatan pemilihan sampah mulai dari sumbernya yang dapat dilakukan oleh skala rumah tangga atau skala perumahan. Dari sistem ini akan diperoleh keuntungan berupa biaya pengangkutan dapat ditekan karena dapat memotong mata rantai pengangkutan sampah, tidak memerlukan lahan besar untuk TPA, dapat menghasilkan nilai tambah hasil pemanfaatan sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis, dapat lebih mensejahterahkan petugas pengelola kebersihan, bersifat lebih ekonomis dan ekologi, dapat lebih memberdayakan masyarakata dalam mengelola kebersihan kota. 4.
Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA) Pada dasarnya pola pembuangan sampah yang dilakukan dengan sistem
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sudah tidak relevan lagi dengan lahan kota yang semakin sempit dan bertambahnya penduduk yang pesat, sebab bila hal ini terus dipertahankan akan membuat kota dikepung “lautan sampah” sebagai akibat kerakusan pola ini terhadap lahan dan volume sampah yang terus bertambah. Pembuangan yang dilakukan dengan pembuangan sampah secara terbuka dan ditempat terbuka juga berakibat meningkatnya intensitas pencemaran. Penanganan model TPA pada jangka panjang karena dalam banyak hal pengelolaan TPA masih sangat buruk mulai dari penanganan air
17
sampah (leachet) sampai penanganan bau yang sangat buruk. Cara penyelesaian yang ideal dalam penangan sampah di perkotaan adalah dengan cara membuang sampah sekaligus memanfaatkannya sehingga selain membersihkan lingkungan, juga menghasilkan kegunaan baru. Hal ini secara ekonomi akan mengurangi biaya penanganannya. 5.
Kelembagaan dalam pengelolaan sampah yang ideal Dalam pengelolaan sampah perkotaan yang ideal, sistem manajemen
persampahan yang dikembangkan harus merupakan sistem manajemen yang berbasis masyarakat yang dimulai dari pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga. Dalam perencanaan pengelolaan sampah perlu adanya metode pengelolaan sampah yang lebih baik, peningkatan peran serta dari lembagalembaga yang terkait dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sampah, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, peningkatan aspek ekonomi yang mencakup upaya meningkatkan retribusi sampah dan mengurangi beban pendanaan serta peningkatan aspek legal dalam pengelolaan sampah.
6.
Jenis, Sumber dan Pengelolaan Sampah Perkotaan Menurut Undang-Undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Dalam Undang-Undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
jenis sampah yang diatur adalah : 1. Sampah Rumah Tangga Yaitu sampah yang berbentuk padat yang berasal dari sisa kegiatan sehari-hari di rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik dan dari proses alam yang berasal dari lingkungan rumah tangga. Sampah ini bersumber dari rumah atau dari komplek perumahan. 2. Sampah sejenis sampah rumah tangga Yaitu sampah rumah tangga yang berasal bukan dari rumah tangga dan lingkungan rumah tangga melainkan berasal dari sumber lain seperti pasar, pusat perdagangan, kantor, sekolah, rumah sakit, rumah makan, hotel, terminal, pelabuhan, industri, taman kota, dan lainnya.
18
3. Sampah Spesifik Yaitu sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah tangga yang karena sifat, konsentrasi/atau jumlahnya memerlukan penanganan khusu, meliputi sampah yang mengandung B3 (bahan berbahaya dan beracun seperti batere bekas, bekas toner, dan sebagainya), sampah yang mengandung limbah B3 (sampah medis), sampah akibat bencana, puing bongkaran, sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, sampah yang timbul secara periodik (sampah hasil kerja bakti).
Mekanisme pengelolaan sampah dalam UU No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah meliputi kegiatan-kegiatan berikut: 1. Pengurangan sampah, yaitu kegiatan untuk mengatasi timbulnya sampah sejak dari produsen sampah (rumah tangga, pasar dan lainnya), menggunakan ulang sampah dari sumbernya dan/atau di tempat pengolahan. Pengurangan sampah akan diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri, kegiatan yang termasuk dalam pengurangan sampah ini adalah: a. Menetapkan sasaran pengurangan sampah b. Mengembangkan teknologi bersih dan label produk c. Menggunakan bahan produksi yang dapat di daur ulang atau digunakan ulang d. Fasilitas kegiatan guna atau daur ulang e. Mengembangkan kesadaran program guna ulang atau daur ulang 2. Penanganan sampah, yaitu rangkaian kegiatan penangan sampah yang mencakup penilaian (pengelompokan dan pemisahan sampah dari sumber sampah menurut jenis dan sifatnya). Pengumpulan (pemindahkan sampah dari sumber sampah ke TPS atau tempat pengolahan sampah terpadu), pengangkutan (kegiatan memindahkan sampah dari sumber, TPS atau tempat pengolahan sampah terpadu), pengolahan hasil akhir (mengubah bentuk, komposisi, karakteristik dan jumlah sampah agar diproses lebih lanjut, dimanfaatkan atau dikembalikan alam dan pemrosesan aktif kegiatan
19
pengolahan sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya agar dapat dikembalikan ke media lingkungan).
Dalam perencanaan pengolahan sampah, Undang-Undang Pengelolaan Sampah mengharapkan pemerintah kota/kabupaten dapat membentuk semacam forum pengelolaan sampah skala kota/kabupaten atau provinsi. Forum ini beranggotakan masyarakat secara umum, perguruan tinggi, tokoh masyarakat, organisasi lingkungan/persampahan, pakar, badan usaha lainnya. Hal-hal yang dapat difasilitasi forum adalah memberikan usul, pertimbangan dan saran terhadap kinerja pengolahan sampah, membantu merumuskan kebijakan pengolahan sampah, memberikan saran yang dapat menyelesaikan sengketa persampahan. Sampai saat ini, belum ada kebijakan nasional mengenai persampahan itu sendiri masih bersifat sosialisasi. Melihat di prkotaan penanganan pengelolaan sampah sudah sangat mendesak, diharapkan UU No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dapat di implementasikan. Untuk pengelolaan sampah spesifik baik B3 (bahan berbahaya dan beracun) dan sampah medis yang bersifat infektius mengenai pengelolaannya telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor. 18 tahun 1999 tentang pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dan Peraturan Pemerintah No.85 tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan beracun.
7.
Kegiatan-kegiatan dalam Mengatasi Masalah Sampah Permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh perkembangan kota
adalah karena pencemaran oleh berbagai buangan, limbah, kotoran industri. Disamping itu jumlah dan pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi makin menambah masalah lingkungan ini, terutama pencemaran oleh limbah dan sampah, yang mana setiap orang diperkirakan membuang sampah sekitar 2 sampai 4 kilogram setiap hari, disamping limbah lainnya. Sedangkan kota
20
tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk menangani masalah tersebut karena kurangnya modal, tenaga terampil, tenaga pemikir dan fasilitas lainnya. Menurut Nainggolan dan Safrudin, terdapat tiga jenis teknologi yang saat ini banyak diterapkan dalam pengelolaan sampah, yaitu: a. Pengomposan Sampah Pengomposan merupakan salah satu cara dalam mengolah bahan padatan organik
untuk
menjadi
kompos
yang
secara
nasional
ketersediaan bahan organik dalam sampah kota cukup melimpah yaitu antara 70-80 persen. Akan tetapi, sebagian besar sampah kota belum dimanfaatkan
secara
maksimal
sebagai kompos. Pada dasarnya
pengomposan merupakan proses degradasi materi organik menjadi stabil melalui reaksi biologis mikroorganisme dalam kondisi yang terkendali. Teknologi pengomposan sampah yang dilakukan saat ini sangat beragam ditinjau dari segi teknologi maupun kapasitas produksinya antara lain: pengomposan dengan cara aerobik, pengomposan dengan cara semi aerobik, pengomposan dengan reaktor cacing, dan pengomposan dengan menggunakan additive. Kompos sebenarnya mempunyai nilai pasar, akan tetapi studi BPP Teknologi pada tahun 1990 menemukan bahwa hanya 4 persen dari pedagang tanaman hias yang menjual kompos karena kompos ini kurang populer pada masyarakat. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah ini dapat digunakan untuk: menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali tanah pertanian; menggemburkan kembali lahan pertamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, reklamasi pantai, pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, mengurangi pupuk kimia. b. Pembakaran Sampah Teknologi pembakaran sampah dalam skala besar atau skala kota dilakukan di instalasi pembakaran yang disebut juga dengan incinerator. Dengan teknologi ini, pengurangan sampah dapat mencapai 80 persen dari sampah yang masuk, sehingga hanya sekitar 20 persen yang
21
merupakan
sisa
pembakaran
yang harus
dibuang
ke
TPA.
Sisa
pembakaran ini relatif stabil dan tidak dapat membusuk lagi, sehingga lebih
mudah
penanganannya.
Keberhasilan
penerapan teknologi
pembakaran sampah sangat tergantung dari sifat fisik dan kimia sampah serta kemampuan dana maupun manajemen dari Pemerintah Daerah. Pemanfaatan sisa abu hasil pembakaran ini dapat digunakan antara sebagai
pengganti tanah
penutup
lahan
TPA,
pasca
lain:
penambangan;
sebagai tanah urug; sebagai campuran bahan konstruksi (batako, paving block, dsb); dan sebagai campuran kompos. c. Daur Ulang Sampah Kegiatan daur ulang sampah sudah dimulai sejak beberapa tahun terakhir ini yang dilakukan oleh sektor informal. Para pemungut barang bekas yang disebut pula dengan pemulung, melaksanakan kegiatan pemungutan sampah dihampir seluruh subsistem pengelolaan sampah. Komponen sampah yang mempunyai nilai tinggi untuk dimanfaatkan kembali, berdasarkan penelitian BPP Teknologi tahun 1990, adalah sampah kertas, logam dan gelas. Beberapa pemanfaatan sampah kering yang dapat dihasilkan dari pengolahan sampah untuk daur ulang dan mempunyai nilai ekonomis antara lain : 1. Sampah Kertas. Jenis kertas bekas serta produk daur ulang yang dapat dihasilkan dari hasil pengolahan kertas. 2. Sampah Plastik. Pada umumnya sampah plastik sebagian besar dapat diolah menjadi produk baru berupa alat rumah tangga seperti ember, bak tali plastik; digunakan kembali seperti pembungkus, pot tanaman, tempat bumbu; dan sebagai bahan industri daur ulang seperti pellet, biji plastik. 3. Logam. Logam yang dihasilkan dari sampah kota dapat dimanfaatkan antara lain: digunakan kembali seperti kaleng susu; dijadikan produk baru, seperti tutup botol kecap, mainan; dan sebagai bahan tambahan atau bahan baku industri seperti industri logam.
22
4. Bahan lain. Bahan lain seperti, gelas, karet mempunyai prosentase yang cukup kecil dalam komponen sampah kecuali pada kasus tertentu. Oleh karena itu dalam skala kecil tidak ekonomis untuk diolah.7 Dalam menangani sampah ini perlu kebijaksanaan yang tepat, baik berupa perangkat lunak maupun perangkat keras yang mendukung dan menjangkau masyarakat. a. Pengaturan dan penyediaan fasilitas Demi kelancaran proses penangan dan pemanfaatan sampah, maka perlu pengaturan dan penyediaan fasilitas yang memadai. Pengaturan disini meliputi pengaturan perumahan penduduk, pasar, dan daerah industri dengan jalan-jalan yang memadai sehingga memudahkan lalu lintas armada sampah, pengaturan tempat pengumpulan, penimbunan dan pembuangan sampah. b. Pengumpulan sampah menurut jenisnya Penangan sampah di Indonesia umumnya dilaksanakan oleh pemerintah daerah, yang mana armada angkutan sampah mengambilnya dari tempattempat penampungan sementara (bak dan tong sampah), kemudian membuanganya penimbunan tanpa membedakan jenisnya. Bila industri pengolahan sampah telah berkembang, seperti perusahaan khusus pengolahan sampah plastik, sisa kaca, logam bekas, perusahaan kompos, maka pengaturan pengumpulan sampah menurut jenisnya perlu dilakukan. Pengelolaan Sampah secara Umum : a. Secara teknik operasional, pengelolaan sampah kota mulai dari sumber sampah sampai akhir. b. Kegiatan 3R dimulai dari sumber sampah, dan dilakukan secara sistematis dalam alur perjalanan sampah dari sumber sampah menuju ke TPA. c. Reduksi (R1) sampah merupakan upaya yang dilakukan baik oleh produsen maupun konsumen, dengan tujuan utama agar terbentuknya sampah semaksimal mungkin dihindari atau diminimalkan.
7
Wulan Tri Eka, “Evaluasi program pengelolaan sampah berbasis masyarakat (Studi Kasus: Pengelolaan sampah terpadu Gerakan Peduli Lingkungan Perumahan Podok Pekayon Indah Bekasi Selatan)”, Skripsi Institut Pertanian Bogor, 2009, h:27. Tidak dipublikasikan.
23
d. Kegiatan R2 dan R3 dilakukan pada setiap level dalam perjalanan sampah menuju pemerosesan akhir.
8.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk
berpartisipasi.
Menurut
Pangestu
dalam
Pratiwi
faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingkat partisipasi seseorang adalah : a. Faktor
internal
karakteristik individu pendidikan
non
dari
individu
yang
formal,
meliputi:
yang mencakup umur,
ciri-ciri
pendidikan
atau
formal,
luas lahan garapan, pendapatan, pengalaman
berusaha, dan kosmopolitan. b. Faktor eksternal yang merupakan faktor diluar karakteristik individu yang meliputi hubungan antara pengelola dengan masyarakat, kebutuhan masyarakat, pelayanan pengelola, dan kegiatan penyuluhan. Selain faktor pendukung terdapat pula faktor penghambat partisipasi masyarakat. Menurut Nasdian, faktor penghambat partisipasi antara lain adalah masalah struktural. Masalah struktural mengalahkan masyarakat lapisan bawah terhadap interest pribadi akibat aparatur pemerintah yang lebih kuat. Faktor lain yang menghambat partisipasi adalah budaya yang tumbuh dalam masyarakat, yakni sikap masyarakat yang pasrah terhadap nasib dan terlalu tergantung kepada pemimpin sehingga masyarakat menjadi kurang kreatif. Budaya tersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiata pembangunan. Menurut Slamet partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata apabila terpenuhi faktor-faktor yang mendukungnya, yaitu: a. Adanya kesempatan, yaitu adanya suasana atau kondisi lingkungan yang disadari oleh orang tersebut bahwa dia berpeluang untuk berpartisipasi.
24
b. Adanya
kemauan,
yaitu
adanya
sesuatu
yang
mendorong
atau
menumbuhkan minat dan sikap mereka untuk termotivasi berpartisipasi, misalnya berupa manfaat yang dapat dirasakan atas partisipasinya tersebut. c. Adanya kemampuan, yaitu adanya kesadaran atau keyakinan pada dirinya bahwa dia mempunyai kemampuan untuk berpartisipasi, bisa berupa pikiran, tenaga, waktu, atau sarana dan material lainnya. Menurut
Sahidu dalam
Suhendar bahwa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingkat kemampuan untuk berpartisipasi adalah motif harapan, needs, memberikan
rewards,
dan
penguasaan
kesempatan masyarakat
untuk
informasi.
Faktor
berpartisipasi
yang adalah
pengaturan dan pelayanan, kelembagaan, struktur, dan stratifikasi sosial, budaya
lokal,
kepemimpinan,
sarana,
dan prasarana.
Faktor
yang
mendorong adalah pendidikan, modal, dan pengalaman yang dimiliki.8 9.
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menurut Undang-
undang no. 32 tahun 2009 pasal 1 ayat (2) adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup ini terdiri dari 3 hal yaitu : pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan lingkungan hidup. Menurut Syafrudin, ia mengemukakan salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah melaksanakan program pengelolaan sampah berbasis masyarakat, seperti meminimasi limbah dan melakukan 5 R (Reuse, Recycling, Recovery, Replacing dan Refilling). Kedua program tersebut bisa dimulai dari sumber timbulan sampah hingga ke lokasi TPA. Seluruh sub sistem didalam sistem harus dipandang sebagi suatu sistem yang memerlukan keterpaduan didalam pelaksanaannya. Sistem pengelolaan 8
Wulan Tri Eka Sasmitha, op, cit. H: 33
25
sampah terpadu (Integrated Solid Waste management) didefinisikan sebagai pemilihan dan penerapan program teknologi dan manajemen untuk mencapai sistem yang tinggi, dengan hirarki sebagai berikut. 1. Source Reduction, yaitu proses minimalis sampah di sumber dalam hal kuantitas timbulan sampah dan kualitas timbulan sampah, terutama reduksi sampah berbahaya. 2. Recyclling, yaitu proses daur ulang yang berfungsi untuk mereduksi kebutuhan sumber daya dan reduksi kuantitas sampah ke TPA. 3. Waste Transformation, yaitu proses perubahan fisik, kimia, dan biologis perubahan sampah. Dimana ketiga komponen itu akan menentukan : a. Perubahan tingkat efisiensi yang diperlukan di dalam sistem pengelolaan. b. Perlunya proses reduce, reuse, dan recycle sampah. c. Proses yang dapat menghasilkan barang lain yang bermanfaat seperti pengomposan. d. Landfilling, sebagai akhir dari suatu pengelolaan sampah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali. Pemilihan dan penerapan teknologi dalam kontek ini tentunya dilakukan sehingga terpilih teknologi tepat guna. Di dalam operasional sistem pengelolaan sampah, pendekatan yang tepat adalah pendekatan sistem pemanfaatan terpadu (Integrated Material Recovery-IMR). Pada masyarakat yang mengandalkan TPA sebagai akhir pengelolaan limbahnya, strategi pendekatan IMR ini tepat untuk diterapkan. Kesadaran masyarakat untuk menerapkan konsep ini akan memicu timbulnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat disamping kegiatan yang berusaha untuk meminimasi sampah. Mengingat konsep IMR pada dasarnya adalah memanfaatkan kembali sampah yang masih berpotensi untuk di daur ulang, di setiap langkah operasi yaitu mulai dari pewadahan, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Sistem IMR akan meningkatkan perolehan berbagai bahan yang bernilai ekonomi dan dapat dipasarkan, bukan menghambat kemampuan yang ada.
26
a.
Kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan sampah Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pengelolaan sampah, ada
beberapa yang harus dilakukan, seperti : 1. Persiapan a. Penyediaan wadah sampah 3 jenis (kertas, plastik dan logam/kaca) b. Pembentukan organisasi c. Sosialisasi 2. Pewadahan a. Wadah individual, berupa kantong plastik/karung untuk 3 jenis sampah kering (plastik, kertas, logam/kaca) b. Gentong untuk sampah organik (composter) c. Wadah komunal (tong) 3 unit untuk 3 jenis sampah kering (plastik, kertas dan logam/kaca) 3. Pengumpulan Gerobak mengumpulkan sampah kering dari wadah komunal ke TPS (depo) setiap minggu. b. Komponen pokok dalam Pengelolaan Masalah Sampah Mandiri dan Produktif Berbasis Masyarakat 1. Ada orang lokal (dalam) yang mau menjadi Perintis, Penggerak, dan Pengabdi Masyarakat dalam pengelolaan sampah. 2. Adanya komitmen kuat dari masyarakat, tokoh masyarakat dan pemerintah untuk melaksanakan dan mendukung program. 3. Ada wadah “Tim Pengelola Sampah Kampung”. 4. Ada pihak yang mau membeli sampah dan atau produk daur ulangnya. 5. Minimal ada tenaga pengangkut. Akan lebih baik jika ada tenaga penyortir dan pengepak. 6. Ada fasilitas pendukung (gerobak, tempat pemisahan, bak kompos, dan TPS).
27
c. Manfaat dan Sasaran Akhir Program 3R Manfaat : 1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah secara benar mulai dari sumbernya. 2. Membangun kebiasaan dalam mengurangi, memilah dan mendaur ulang sampah. 3. Meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan. 4. Manfaatkan sampah sebagai sunber daya. 5. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sasaran Akhir Program 3R : 1. Terciptanya lingkungan yang berkualitas (bersih dan sehat) 2. Terciptanya lapangan pekerjaan baru bagi warga 3. Adanya nilai ekonomis yang diperoleh dari pengelolaan sampah.9
B. Penelitian Yang Relevan Berbagai kebijakan dan program di bidang pelestarian lingkungan hidup terus digulirkan, namun harus kita akui bahwa jumlah pencemaran dan perusakan lingkungan di Indonesia belum dapat ditekan seoptimal mungkin. Diperlukan suatu upaya peningkatan kepedulian atau kesadaran lingkungan yang melibatkan pemerintah, dunia usaha serta masyarakat luas. Permasalahan lingkungan saat ini ada di berbagai tempat. Permasalahan itu menyangkut pencemaran, baik pencemaran tanah, air, udara, dan suara. Pencemaran tersebut diakibatkan oleh aktivitas manusia. Pencemaran tanah misalnya, banyak sampah yang tertimbun di tempat sampah, apabila tidak ditangani dengan baik akan menurunkan tingkat kesehatan manusia. Menurut E. Colink sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomi. Menurut kamus istilah lingkungan hidup, sampah mempunyai definisi sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan yang tidak
9
Pustaka Bank Melati Bersih, (Tangerang Selatan, 2011)
28
berharga untuk maksud biasa, pemakaian rusak, barang yang cacat dalam pembuatan manufaktur, materi berkelebihan, atau bahan yang ditolak. Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup terutama pada sampah di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain : pelestarian udara dan pelestarian tanah, salah satunya dengan kepedulian terhadap pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri. Penelitian sebelunmya mengenai kepedulian masyarakat terhadap sampah telah banyak dilakukan di berbagai daerah. Beberapa penelitian relevan ini diantaranya : 1. Meningkatkan Kepedulian Kelestarian Hidup melalui Pemilahan Sampah Mandiri. Skripsi yang ditulis oleh Marita Ahdiyana. FISE, Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Tingkat Kedisiplinan Masyarakat Dalam Menjaga Budaya Hidup Bersih Terhadap Lingkungannya, Studi Kasus Pada Masyarakat Banaran Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati Semarang. Skripsi yang ditulis oleh Dewi Masitoh. 2006. Skripsi sosiologi dan antropologi, Fakultas ilmu sosial, Universitas Negeri Semarang.
C. Kerangka Berpikir Kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah di kelurahan Ciketing Udik Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi ini sangat tergantung pada kesadaran masyarakatnya itu sendiri. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap
masalah
sampah
dapat
menyebabkan
berbagai
macam
permasalahan. Hal ini perlu adanya upaya untuk dapat meningkatkan rasa kepedulian dan rasa kesadaran masyarakat terhadap sampah di sekitar lingkungan mereka. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu bermanfaat bagi masyarakat setempat untuk menyadari bahwa perlunya bagi kita meningkatkan rasa peduli kita terhadap lingkungan tempat kita hidup.
29
D. Sinopsis Berdasarkan uraian diatas dapat dituliskan bahwa tingkat kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah berbeda-beda. Salah satunya yang terjadi di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang ini merupakan bagian dari regional Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat. Penelitian Studi tentang
kepedulian masyarakat dalam pengelolaan
sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kesadaran serta kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah di daerah tersebut. Sehingga nantinya dapat bermanfaat untuk masyarakat setempat. Fokus penelitian yang akan diteliti untuk ditemukan jawabannya adalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi? 2. Kegiatan apa saja yang dilakukan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi?
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud mendeskripsikan fenomena kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Penggunaan metode deskriptif kualitatif ini memiliki keunggulan karena masalah yang dikaji tidak sekedar berdasarkan laporan pada suatu kejadian atau fenomena saja melainkan juga dikonfirmasi dengan sumber-sumber lain yang relevan. Berdasarkan tujuan penelitian kualitatif, maka prosedur sampling yang penting adalah bagaimana menemukan informasi kunci (key informant). Orientasi mengenai responden adalah bukan berapa jumlah masyarakat yang di jadikan responden tetapi apakah data yang terkumpul sudah mencukupi atau belum. Dengan
demikian,
penelitian
deskriptif
kualitatif
yang
dilakukan
dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan tentang tingkat kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah di Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian ini dilakukan di pemukiman sekitar TPA Sumur Batu Kelurahan
Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi, yang berada pada titik koordinat berada pada 6°20"56"S 106°59'13"E, dengan luas kelurahan sekitar 568,955 Ha. Penelitian ini dilakukan dengan menyesuaikan kondisi masyarakat sekitar Kelurahan Sumur Batu dan TPA Sumur Batu.
30
31
Gambar 3.1 : Peta Lokasi Penelitian 2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan proses yang bertahap yaitu mulai dari tahap perencanaan, persiapan penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian dan diakhiri dengan laporan penelitian. Agar penelitian ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan. 3.
Time Schedule Penelitian ini dilakukan dengan proses yang bertahap yaitu mulai dari tahap
perencanaan, persiapan penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian dan diakhiridengan laporan penelitian. Agar penelitian ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka peneliti membuat jadwal sebagai berikut :
32
Tabel 3.1. Time Schedule Penelitian No
Kegiatan
1.
Penyusunan
2.
Observasi
3.
Menentukan dan
Bulan April
Mei
√
√
Juni
Sept
Okt
Nov
√ √ √
menentukan instrumen Penelitian 4.
Pengumpulan data
5.
Analisis data dan
√ √
pengolahan data 6.
Penyusunan
√
laporan
C. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Ida Bagoes Mantra dan Kastro, “populasi ialah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga”.1 Dengan kata lain gambaran keseluruhan jumlah objek penelitian yang akan diteliti dan hal ini didukung oleh pendapat Sugiyono “Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasiyang terdiri atas: objek atau subjek yang meliputi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.2 Adapun penelitian ini menggunakan teknik Non-random Sampling, yaitu Accidental Sampling atau sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu 1
Masri Singarimbun, Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survai. (jakarta:LP3ES Indonesia, 2010) h. 152 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 117
33
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. 3 Adapun penelitian ini adalah masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu. Teknik ini berdasarkan pada prinsip “ketidaksengajaan” (accidental). Ketidaksengajaan terjadi karena berbagai faktor, seperti kemudahan dan situasi kondisi yang terjadi pada saat itu. 4 Peneliti memilih sampling ramdom insidental dikarenakan mudahnya menemui masyarakat disekitar TPA Sumur Batu yang dirasa cocok untuk di wawancarai dan mencari informasi terkait bagaimana kepedulian mereka terhadap pengelolaan sampah.
D. Metode Penelitian a. Observasi Kegiatan observasi meliputi pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang perlu dilakukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Tahap selanjutnya peneliti harus melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan data atau informasi yang diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang terus menerus terjadi. Jika hal itu sudah ditemukan, maka peneliti dapat menemukan tema-tema yang akan diteliti.Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian deskriptif ini adalah observasi atau pengamatan, langkah ini digunakan demi melengkapi data dengan survei langsung kemasyarakat lalu mengamati lingkungan Kelurahan Sumur Batu dan kegiatannya. 5 Pengumpulan data dengan menggunakan observasi ini merupakan langkah awal dari dua teknik pengumpulan data selanjtnya dalam penelitian ini. 3
Ibid, h. 119 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2010), h. 106 5 Jonathan Sarwono, metode penelitian kuantitatif & Kualitatif, h.224 4
34
Hubungan antara ketiganya diperlukan dalam pemeriksaan keabsahan data. Karena kevalidan dan keajegan data yang didapatkan dari lapangan sangat ditentukan oleh ketiga teknik pengumpulan data ini. Salah satu peranan pokok dalam melakukan observasi ialah untuk menemukan interaksi yang kompleks dengan latar belakang sosial yang dialami.
E. Teknik dan Instrumen Penelitian Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Observasi dan Instrument Penelitian Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Dari penelitian berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian kedalam suatu skala bertingkat. Misalnya kita memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat bagaimana reaksi itu, dan beberapa kali muncul, tetapi juga menilai reaksi tersebut, kurang, atau tidak sesuai dengan yang kita kehendaki.6 Dalam observasi ini, terdapat dua pedoman observasi yaitu observasi partisipasi yang fokus pada kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti ikut melakukan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kepedulian terhadap sampah. Kemudian observasi secara terang-terangan, yakni peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Sebuah Pendekatan Praktek,(Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 272
35
2.
Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
komunikasi dengan sumber data. Komunikasi dilakukan dengan dialog atau tanya jawab secara lisan baik langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung bisa dilakukan untuk memperoleh informasi tentang orang yang bersangkutan. Wawancara tidak langsung berarti dilakukan dengan seseorang untuk mendapatkan informasi mengenai pihak lain.7 Dalam penelitian ini wawancara dilakukan sebagai pendukung dari studi tentang kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang akan dilakukan oleh peneliti. Wawancara akan dilaksanakan kepada masyarakat sekitar TPA Sumur Batu, dan staf Kelurahan Sumur Batu, untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan fakta di lapangan. 3.
Dokumentasi Dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini cukup bermanfaat
karena telah tersedia sehingga relatif mudah untuk memperolehnya. Dokumentasi merupakan sumber yang stabil dan akurat sebagai cermin situasi atau kondisi yang sebenarnya serta dapat dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan.8 Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam uraian dalam studi penelitian, telah disinggung pula bahwa sebagai objek yang diperhatikan (ditatap) dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (place), atau orang (people). Dalam penelitian yang bersumber pada tulisan inilah kita telah menggunakan metode dokumentasi.
7 8
h.140
Zuldafrial, Penelitian Kuantitatif, (Pontianak: STAIN Pontianak, 2009), h.4 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), cet2,
36
F.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data kualitatif dalam penelitian ini akan melalui empat kegiatan
analisis, yaitu sebagai berikut : 1.
Pengumpulan Data Proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat
penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Pada awal penelitian, umumnya penelitian dilakukan studi pre-eliminary yang berfungsi untuk verifikasi dan pembuktian awal bahwa fenomena yang diteliti itu benar-benar ada. Studi preelimentary tersebut sudah termasuk dalam proses pengumpulan data. Pada studi pre-eliminary peneliti sudah melakukan wawancara, observasi, dan lain sebagainya. 2.
Reduksi Data Menurut Sugiyono, teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data
yaitu kegiatan pemilihan data. Penyederhanaan data secara transformasi data kasar dan hasil catatan lapangan. Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang disusun diatur dan diringkas sehingga mudah dipahami. Hal ini dilakukan secara bertahap kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi. Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian digunakan triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. 3.
Penyajian Data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering digunakan adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.
37
4.
Menarik Kesimpulan/Verifikasi Langkah ketiga dalam penelitian kualitatif adalah penarikan kesimpulan.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi menurut Ulber Silalahi, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten selama pengumpulan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan kredibel.9 Penarikan kesimpulan pada tahap akhir analisis data penelitian Studi Tentang Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi ini, telah melalui dua proses sebelumnya sehingga kesimpulan tersebut dapat menjawab rumusan masalah penelitian.
G.
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan data penelitian kualitatif dilakukan dengan teknik berikut : 1.
Kredibilitas Credibility dan transferability atau validitas desain menunjukkan tingkat
kejelasan fenomena hasil penelitian sesuai dengan kenyataan. Dalam penelitian kuantitatif validitas ini berkenaan dengan validitas internal atau inferensi kausal, validitas eksternal atau generalisasi, objektivitas atau sesuai kenyataan dan reliabilitas atau keajegan. a.
Perpanjangan keikutsertaan Melalui teknik ini peneliti dapat menguji ketidak benaran informasi yang
diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari
9
Ulber Silalahi, Metodologi Penelitian Sosial, (Bandung: Unpar Press, 2006), h. 311
38
responden, dan membangun kepercayaan subjek sehingga dapat dipastikan apakah konteks itu dipahami dan dihayati atau tidak. b.
Ketekunan pengamatan Teknik ini digunakan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
sutuasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. c.
Triangulasi Trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. teknik trianggulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: trianggulasi dengan sumber, metode, penyelidik, dan teori. Pemeriksaan dan pengecekan keabsahan data ini menunjukkan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data. Pengujian triangulasi dan strategi triangulasi metode dilakukan untuk mencapai ke absahan data dari penelitian
deskriptif
confirmability.
Dalam
kualitatif hal
ini,
ini
dengan
peneliti
credibility,
menggunakan
transferability, ketiga
teknik
pengumpulan data diatas yakni studi dokumentasi, wawancara, dan observasi sebagai penguji triangulasi metodenya. Dengan demikian, proses ini akan menghasilkan penelitian yang bisa dipertanggung jawabkan valisitasnya. Hal ini dilakukan agar penelitian ini menunjukan keajegan penelitian kualitatif pada umumnya.
39
OBSERVASI
WAWANCARA
DOKUMENTASI
Gambar 3.2. Skema Metode Triangulasi
Tokoh atau Masyarakat Kelurahan Sumur Batu
Kelurahan Sumur Batu
TPA Sumur Batu
Gambar 3.3. Skema Sumber Triangulasi 2.
Konfimabilitas Konfirmabilitas merupakan proses mengacu pada hasil penelitian. Apabila
konfirmabilitas ini menunjukkan data cukup koheren, maka temuan penelitian dipandang memenuhi syarat, namun bila tidak koheren, maka temuan dianggap gugur dan peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data. Oleh karena itu, peneliti berusaha meningkatkan kredibilitas agar hasil penelitian bisa diterapkan oleh orang lain.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1.
Gambaran umum Kelurahan Sumur Batu
a.
Lokasi Kelurahan Sumur Batu merupakan salah satu dari delapan yang ada di
Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat terdiri dari 7 Rukun Warga dan 41 Rukun Tetangga dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: - Sebelah Utara : Kelurahan Padurenan Kecamatan Mustika jaya - Sebelah Timur : Desa Burangkeng Kabupaten Bekasi - Sebelah Selatan : Desa Taman Rahayu Kabupaten Bekasi - Sebelah Barat : Kelurahan Cikiwul Kecamatan Bantar Gebang Letak kota Pemerintahan Kelurahan Sumur Batu berada di sebelah tenggara dari Kota Pemerintahan Kecamatan Bantar Gebang, dengan luas kurang lebih 568.995 ha. Dari luas kurang lebih 568.995 ha areal yang ada, sekitar 318 ha dipergunakan untuk pemukiman penduduk dan pertanian, sedangkan sisanya dipergunakan untuk sarana gedung perkantoran dan prasarana pendidikan serta tempat pembuangan akhir (TPA) Pemda DKI 20 ha dan Kota Bekasi kurang lebih 22,5 ha. b. Kondisi Iklim Berdasarkan pengamatan BMKG Halim Perdana Kusuma tahun 2010 keadaan iklim di Kota Bekasi cenderung panas dengan curah hujan tertinggi pada bulan September dan Oktober, yaitu masing-masing tercatat 346,8 mm dan 519,1 mm dengan jumlah curah hujan masing-masing 11 dan 13 hari. Sedangkan jumlah curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli sebesar 83,6 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 2. Temperatur harian diperkirakan berkisar antara 23,6 – 34,2°C. Kondisi temperatur yang tinggi tersebut mengakibatkan kondisi lingkungan dan ruangan sangat panas. Total curah hujan tahun 2010 rata-rata mencapai sekitar 2.438 mm rerata kecepatan angin
40
41
8,37 km/jam (min 5,4 km/jam dan maks 13,7 km/jam), rerata kelembapan udara sekitar 82% (min 68,9% dan maks 91,2%).1 c.
Kondisi Topografi Kondisi topografi relatif dengan kemiringan lahan 0-3° dan ketinggian
tanah antara 10-45 m diatas permukaan air laut. Kondisi tanah sebagian berupa aluvial yang merupakan endapan pantai di bagian utara kota dan tanah liat serta vulkanik dibagian selatan kota. Dengan kondisi topografi demikian, maka secara teknis kerekayasaan (Technical Engineering) Kota Bekasi memiliki potensi yang sangat baik untuk usaha dan pemukiman perkotaan.2 Topografi atau bentang lahan yang dimiliki oleh Kelurahan Sumur Batu tercatat mempunyai dataran seluas 568,955 Ha. Kondisi geologi Kelurahan Sumur Batu yang tercatat oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Bekasi, melaporkan bahwa terjadinya rembesan terhadap mata air di dalam tanah yang mencemari sumur-sumur penduduk di sekitarnya sehingga air tidak layak dikonsumsi karena bau dan kotor, selain itu pencemaran terhadap tanaman padi penduduk apabila lindi yang kotor dan bau masuk ke areal persawahan yang berakibat gagal panen/puso. Kondisi kualitas air tanah yang menunjukkan air tanah dangkal di lokasi-lokasi yang diperkirakan terkena dampak menunjukkan adanya penurunan kualitas air tanah hingga mencapai nilai diatas ambang batas terutama parameter pH, mangan, Nitrat.3 d. Kondisi Kimia Air Kondisi kualitas air permukaan terjadi penurunan terutama pada parameter seperti COD, BOD, NH3, dan TSS terhadap badan air baik secara langsung dari lokasi penimbunan maupun dari kolam leachet sehingga ratarata badan air sekitar lokasi TPA Sumur Batu tidak memenuhi kualitas kelas II dan kelas III. Kondisi di lapangan masih ditemukan adanya air lindi
1
http://m.bekasikota.go.id/kondisi iiklim-kota-bekasi. diakses pada tanggal 26 Maret 2015 pukul 1.53. 2 http://siid.bekasikota.go.id/kota-bekasi/karakteristik-wilayah.html. diakses pada tanggal 18 Desember 2014 pukul 10.20 3 Bantargebang.bekasikota.go.id/laporan-pemantauan-pengelolaan-tpa-sumur-batu. Diakses pada tanggal 19 Desember 2014 pukul 12.20
42
(leachet) yang masuk ke saluran Kali Asem di Zona III tanpa melalui Instalasi Pengelolaan Air Sampah Laboratorium Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup telah melakukan pengujian pada sampel yang di ambil di saluran kali jambe, dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 : Tabel Pengujian Sampel Air Pada Kali jambe No
Parameter
Satuan
Hasil Pengujian
Baku Mutu
1
pH
-
8.07
6-9
2
TDS
Mg/L
225
1000
3
TSS
Mg/L
138
50
4
COD
Mg/L
40
25
5
Besi
Mg/L
0.73
(-)
6
Krom Heksavalen
Mg/L
0.07
0.05
Sumber : Bantar Gebang.Bekasikota.go.id/laporan pengelolaan tpa sumur batu Kondisi saluran kali Jambe nampak kehitaman yang diperkirakan adanya kontribusi buangan air lindi dari TPA Sumur Batu dan TPST Bantar Gebang.4 e.
Kondisi Kependudukan Kelurahan Sumur Batu terdiri dari 7 Rukun Warga dan 41 Rukun
Tetangga. Berikut tersaji data kependudukan yang diperoleh dari monografi Kelurahan Sumur Batu berdasarkan umur. Tabel 4.2. Pembagian Penduduk Kelurahan Sumur Batu berdasarkan umur
4
No.
Umur
Jumlah
1.
0-4 tahun
931 Jiwa
2.
4-9 tahun
1.168 Jiwa
Bantar-gebang.bekasikota.go.id//laporan-pemantauan-pengelolaan-tpa-bantargebang Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi. Diakses pada tanggal 19 Desember 2014 pada pukul 12.20
43
3.
10-14 tahun
1.157 Jiwa
4.
15-19 tahun
943 Jiwa
5.
20-24 tahun
1.042 Jiwa
6.
25-29 tahun
1.038 Jiwa
7.
30-34 tahun
847 Jiwa
8.
35-39 tahun
958 Jiwa
9.
40-44 tahun
976 Jiwa
10.
45-49 tahun
930 Jiwa
11.
50-54 tahun
1.001 Jiwa
12.
55-59 tahun
859 Jiwa
13.
60-64 tahun
814 Jiwa
14.
60 Tahun Keatas
1.058 Jiwa
Jumlah
13.722 Jiwa
Sumber : Monografi Kelurahan Sumur Batu Dengan jumlah penduduk yang terbilang besar dan padat untuk suatu kelurahan, dengan luas Kelurahan Sumur Batu sendiri memang dirasa masih kurang ketersediaan lahannya, ditambah lagi dengan adanya TPA Sumur Batu yang setiap tahunnya bisa terus menggerus lahan warga untuk dijadikan tempat penumpukan sampah. Meski demikian penduduk dan juga Pemerintah Kelurahan Sumur Batu merasa terbantu dengan adanya TPA Sumur Batu, diantaranya : 1. Mata pencaharian terhadap penduduk sebagai tenaga kerja tidak tetap bertambah. 2. Nilai ekonomi terhadap sampah plastik yang dikumpulkan oleh penduduk sehingga menambah penghasilan mereka untuk keperluan sehari-hari. 3. Pemda
DKI
Jakarta
memberikan
dana
kompensasi
kepada
masyarakat sekitar melalui Pemerintah Kota Bekasi yang diusulkan atas dasar peran serta dan partisipasi masyarakat yang hasilnya telah direalisasikan kedalam berbagai kebutuhan masyarakat itu sendiri seperti halnya perbaikan lingkungan terhadap jalan-jalan yang ada,
44
sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan, dan sarana sosial lainnya.5 f.
Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kelurahan Sumur Batu berdasarkan Luas
Wilayahnya dapat di lihat ada tabel di bawah ini : Tabel 4.2 : Penggunaan Lahan di Kelurahan Sumur Batu No
Penggunaan Lahan Menurut Penggunaan Ha
1.
Pemukiman Penduduk
123 Ha
2.
Tanah Perkantoran
3,5 Ha
3.
Tanah Pemakaman Umum
25,3 Ha
4.
Tanah Perusahaan/Industri
10 Ha
5.
Tanah Sawah tadah hujan/milik perorangan
138 Ha
6.
Tanah Irigasi
0,8 Ha
7.
Tanah TPA sampah DKI
20 Ha
8.
Tanah TPA sampah Kota Bekasi
22,5 Ha
9.
Tanah Sarana Pendidikan
1 Ha
10.
Tanah Tegalan dan Kebun
235,153 Ha
11.
Tanah Lapangan
1 Ha
12.
Sarana Jalan
5 Ha Jumlah
585,253 Ha
Sumber : Monografi Kelurahan Sumur Batu
Ketersediaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang kurang memadai masih menjadi kendala utama bagi Dinas Kebersihan Pemerintah Kota Bekasi. Saat ini, luas TPA milik pemerintah daerah yang berlokasi di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang tersebut kurang lebih hanya 12 Ha. Luas ini jelas tidak sebanding dengan produksi sampah warga yang sehari-hari sekitar 7.500 meter kubik.
5
Monografi Kelurahan Sumur Batu
45
B. Bagaimana Kepedulian Masyarakat Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Kepedulian lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup. Segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung juga merupakan pengertian lingkungan. Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai : 1) daerah tempat suatu makhluk berada; 2) keadaan atau kondisi yang melingkupi suatu makhluk hidup; 3) keseluruhan keadaan yang meliputi suatu makhluk hidup atau sekumpulan makhluk hidup.6 Jika membahas tentang apa yang dimaksud dengan kesadaran maka pastilah kebanyakan orang akan ingat dengan kepribadian dirinya tentang sebuah pikiran, dan tentang segala kegiatan yang telah dilakukan. Menurut Sigmund Freud, “kesadaran itu merupakan suatu bagian terkecil atau tipis dari keseluruhan pikiran manusia”.7 Peduli terhadap lingkungan berarti ikut melestarikan lingkungan hidup dengan
sebaik-baiknya,
bisa
dengan
cara
memelihara,
mengelola,
memulihkan serta menjaga lingkungan hidup. Pedoman yang harus diperhatikan dalam kepedulian atau pelestarian antara lain: 1. Menghindarkan dan menyelamatkan sumber bumi dari pencemaran dan kerusakan. 2. Menhindari
dari
tindakan-tindakan
yang
dapat
meimbulkan
pencemaran, merusak kesehatan dan lingkungan. 3. Memanfaatkan sumber daya alam yang renewable (yang tidak dapat diganti) dengan sebaik-baiknya 4. Memelihara dan memperbaiki lingkungan untuk generasi mendatang. Pengelolaan lingkungan dapat kita artikan sebagai usaha sadar untuk memelihara atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya. 6
Bahrudin Supardi, Berbakti Untuk Bumi, (Bandung: Rosdakarya, 2009) http://www.psikologizone.come/teori-sigmund-freud/06511598. diakses pada tanggal 17 Desember 2014 pada pukul 10.22 7
46
Sadar lingkungan adalah kesadaran untuk mengarahkan sikap dan pengertian masyarakat terhadap pentingnya lingkungan yang bersih, sehat dan sebagainya. Dalam rangka kepedulian lingkungan, masyarakat tentunya harus meningkatkan kesadaran diri serta ikut secara langsung dalam menangani masalah lingkungan. Dari hasil penelitian wawancara yang dilakukan oleh peneliti, peneliti mewawancarai 10 responden dari 40 jumlah warga dalam 1 Rukun Tetangga atau RT di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang. Peneliti mewawancarai tentang bagaimana sikap narasumber akan kepedulian mereka terhadap pengelolaan sampah yang berada di sekitar lingkungan rumah mereka, karena pemukiman mereka yang kebetulan berdekatan dengan tempat pembuangan akhir (TPA) Sumur Batu. Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan, alasan penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumur Batu karena peneliti merasa pentingnya mengkaji kepedulian masyarakat yang kebetulan berdampingan dengan Tempat Pembuangan Akhir. Lokasi gunung sampah yang berdampingan dengan pemukiman warga yang mempunyai luas sekitar 22,5 Ha ini sudah berdiri sejak tahun 2002. Menurut keterangan petugas Dinas Kebersihan dan Staf Kelurahan Sumur Batu, TPA ini hanya mengangkut sampah yang berasal dari Kota Bekasi saja, sedangkan sampah dari Kabupaten memiliki tempat tersendiri. Sampah yang dihasilkan tiap harinya juga sangat beragam jenisnya, mulai dari plastik, botol, kardus, juga sampah dari pepohonan. Sampah yang dibuang ke TPA ini biasanya akan diambil atau dipilah oleh warga sekitar yang berprofesi sebagai pemulung dan akan di tukarkan kembali kepada para pengepul dan menjadikan nilai jual bagi mereka. Sampah ini sendiri selanjutnya akan dikelola oleh pabrik-pabrik lokal yang berada di sekitar TPA untuk menjadi barang-barang daur ulang atau dijadikan sebagai bahan utama pembuatan pupuk kompos. Sedangkan kondisi jalanan di sekitar pemukiman wargapun, meski sudah berbahan aspal, namun pemandangan di pinggiran jalannya masih perlu mendapatkan perhatian dari masyarakat atau warga sekitar. Karena masih terdapat banyak sekali rumput-
47
rumput liar yang tumbuh, serta keadaan jalanannya yang sudah banyak yang berlubang mengakibatkan banyaknya genangan air saat musim hujan tiba. Hal ini sudah pasti akan menimbulkan berbagai macam masalah, terutama masalah kebersihan dan kesehatan bagi penduduk sekitar. Truk-truk besar yang setip harinya berlalu lalang dengan muatan sampahpun ikut memperparah kondisi jalanan dan kualitas udara karna debu yang dihasilkannya, terlebih bau busuk dari sampah yang diangkutnya. Dari hasil wawancara peneliti, terdapat 4 dari 10 responden yang menyatakan kepedulian mereka terhadap pengelolaan sampah dengan ikut melakukan kerja bakti di lingkungan, serta membersihkan sampah di sekitar lingkungan rumah masing-masing saja, dan 6 dari 10 responden menyatakan tidak melakukan apa-apa atau cuek dengan kegiatan yang dilakukan dalam hal kepedulian sampah, dengan alasan rumah yang berdekatan dengan sumber pembuangan akhir. Maka dengan hasil wawancara yang didapatkan, dapat di presentasikan sebagai berikut : Rumus Perhitungan Persen : P =
X 100%
Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah Populasi Maka, P =
X 100%
= 10 Maka dari 10 responden di dapatkan 10% masyarakat yang peduli terhadap pengelolaan sampah. Dan P =
X 100%
= 15 Dan dari 10 responden diperoleh 15% masyarakat yang tidak peduli atau cuek terhadap pengelolaan sampah.
48
Menurut masyarakat yang sudah bertempat tinggal lama di pemukiman itu atau sekitar 40 lebih, mereka menyatakan bahwa kondisi lingkungan di sekitar mereka memang cukup kotor dan berbau tidak sedap. Seperti yang di ungkapkan oleh bapak Suparman, “Hidup berdampingan dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) memang bukanlah hal yang mudah, banyak resiko dan dampak yang dialami. Mungkin hanya sekedar membersihkan halaman sekitar rumah sudah cukup untuk mengurangi sampah yang berserakan.”
Warga mengaku bahwa masyarakat sekitar tidak banyak melakukan kegiatan yang bersifat peduli lingkungan. Saat ditanya mengenai kegiatan apa yang dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan, mereka menjawab hanya sekedar membersihkan sekitar lingkungan rumah. Serta adanya pemulung yang bertugas mengangkut sampah yang berada di sekitar pemukiman membuat warga semakin merasa lepas dri tanggung jawab mereka untuk tetap peduli terhadap lingkungan dan hanya berpangku tangan. Bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakatpun sebatas kerja bakti dan gotong royong yang di canangkan oleh pihak kelurahan yang masih kurang intensif pelaksanaan setiap minggunya. Karna seharusnya melakukan kegiatan kerja bakti dan gotong royong untuk membersihkan jalan, selokan, gorong-gorong dari sampah dan rumput liar yang paling bagus dilakukan rutin setiap seminggu sekali. Peneliti juga mencari tahu, apakah terdapat suatu perkumpulan atau komunitas daur ulang sampah di tengah-tengah warga, ternyata tidak ada. Tempat daur ulang atau komunitas itu sudah diambil alih oleh perusahaan-perusahaan lokal yang sudah berdiri di dalam TPA nya, padahal apabila terdapat komunitas atau kegiatan ini akan sangat membantu tentunya. Dari segi peningkatan produktifitas bagi warga yang menganggur dan dapat menjadi mata pencaharian yang bernilai ekonomi. Dan tak kalah pentingnya, tentu saja akan semakin meningkatkan kepedulian masyarakatnya akan pentingnya mengelola kembali sampah yang awalnya tidak mempunyai nilai apa-apa menjadi barang yang bernilai ekonomi bahkan bisa di gunakan kembali.
49
Pengakuan masyarakat yang sudah terbiasa hidup dengan lingkungan yang kotor dan berbau, dibalik kepasrahan mereka akan hal ini, mereka masih sangat mengharapkan adanya perubahan di lingkungan mereka. Suatu saat TPA yang menggunung ini bisa menjadi taman dan juga destinasi wisata yang bermanfaat dan kembali hijau sebagaimana semestinya. Hal yang sama diungkapkan oleh narasumber lain, 20 tahun hidup di daerah Kelurahan Sumur Batu yang berdampingan dengan TPA. Mengeluh akan adanya bau tidak sedap dan cuaca yang panas dan berdebu membuatnya membuat warga melakukan tanam pohon di sekitar rumah mereka, hal ini dilakukan untuk mengurangi udara yang panas dan bau tidak sedap yang ditimbulkan dari TPA tersebut. Permasalahan sampah memang bukan hanya menjadi tanggung jawab masyarakatnya saja, tetapi juga tanggung jawab pemerintah daerah. Bagaimana proses pengelolaan sampah bisa dilakukan tanpa adanya campur tangan pemerintah. Pemerintah atau pejabat mendukung akan adanya program tetapi jika tidak merealisasikannya bersama dengan masyarakat, maka akan menjadi isapan jempol belaka. Peneliti juga mendapatkan responden yang kebetulan sudah berumur 50 tahun lebih dan sudah tinggal di daerah itu sejak kecil, tetapi narasumber mengaku tidak mengetahui banyak bagaimana kepedulian terhadap lingkungan itu. Menurutnya, hanya sekedar membersihkan sekitaran rumah sudah menjadi kegiatan yang dilakukan sehari-hari dan cukup untuk menjaga lingkungan agar tetap. Masyarakat lebih memilih diam dengan apa yang sudah terjadi, program yang di canangkan oleh pihak kelurahan senantiasa dilakukan bersama-sama tetapi tidaklah rutin. Pemahaman tentang cara hidup bersih pun dirasa masih sangat minim, karna kurangnya sosialisasi mengenai hal tersebut.
50
C. Kegiatan Masyarakat Kelurahan Sumur Batu dalam Pengelolaan Sampah Menurut Azwar pada bukunya di tahun 1990, sampah (refuse) adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan biologis (karena human waste tidak termasuk kedalam) dan umumnya bersifat padat. Sumber sampah biasa bermacam-macam, diantaranya adalah; sampah dari rumah tangga, pasar, warung, kantor, bangunan umum, industri, dan jalanan. Berdasarkan komposisi kimianya, maka sampah dibagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Penelitian mengenai sampah padat di Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik, dan diperkirakan sekitar 78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali. Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Menurut Kaetikawan di tahun 2007, secara garis besar kegiatan di dalam pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengelolaan dan pembuangan sampah sebagai berikut : 1. Penimbulan sampah (solid waste generated) Dari definisinya dapat di simpulkan bahwa pada dasarnya sampah itu tidak diproduksi, tetapi ditimbulkan (solid waste is generated, not produced). Oleh karena itu dalam menentukan metode penggunaan yang tepat, penentuanbesarnya timbulan sampah sangat ditentukan oleh jumlah pelaku dan jenis kegiatannya. Idealnya, untuk mengetahui besarnya timbulan sampah yang terjadi, harus dilakukan dengan suatu studi. Tetapi untuk keperluan praktis, telah ditetapkan suatu standar yang disusun oleh Departemen Pekerjaan Umum, salah satunya adalah SK SNI S-04-1993-03 tentang Spesifikasi Timbulan Sampah untuk kota kecil dan kota
51
sedang. Dimana besarnya timbulan sampah untuk kota sedang adalah sebesar 2,75-3,25 liter/orang/perhari atau 0,7-0,8 kg/perorang/perhari. 2. Penanganan di tempat (on site handling) Penanganan sampah pada sumbernya adalah semua perlakuan terhadap sampah yang dilakukan sebelum sampah di tempatkan di tempat pembuangan. Kegiatan ini bertolak dari kondisi dimana suatu material yang sudah dibuang atau ekonomis. Penanganan sampah di tempat, dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penanganan sampah pada tahap selanjutnya. Kegiatan pada tahap ini bervariasi menurut jenis sampahnya meliputi pemilihan (shorting), pemanfaatan kembali (refuse) dan daur ulang (recycle). Tujuan utama dan kegiatan ditahap ini adalah untuk mereduksi besarnya timbulan sampah (reduse). 3. Pengumpulan (collecting) Adalah kegiatan pengumpulan sampah dan sumbernya menuju ke lokasi TPS. Umumnya dilakukan dengan menggunakan gerobak dorong dari rumah-rumah menuju TPS. 4. Pengangkutan (transfer and transport) Adalah kegiatan pemindahan sampah dari TPS menuju lokasi pembuangan pengolahan sampah atau lokasi pembuangan akhir. 5. Pengolahan (treatment) Bergantung dari jenis komposisinya, sampah dapat diolah. Berbagai alternatif yang tersedia dalam pengelolaan sampah diantaranya; transformasi fisik, pembakaran (incenerate), pembuatan kompos (composing), energy recorvery. 6. Pembuangan Akhir Pada prinsipnya, pembuangan akhir sampah harus memenuhi syaratsyarat kesehatan dan kelestarian lingkungan. Teknik yang saat ini dilakukan adalah dengan open dumping, dimana sampah yang ada hanya ditempatkan di tempat tertentu, hingga kapasitasnya tidak lagi memenuhi. Teknik sangat berpotensi untuk menimbulkan gangguan
52
terhadap lingkungan. Teknik yang direkomendasikan adalah dengan sanitary landfill. Dimana pada lokasi TPA dilakukan kegiatankegiatan untuk mengolah timbunan sampah.8 Masyarakat Kelurahan Sumur Batu memiliki kegiatan gotong-royong yang dilakukan setiap hari sabtu, gotong royong itu berupa kerja bakti membersihkan selokan, gorong-gorong dan jalanan di sekitar rumah. Program ini dicanangkan oleh Kepala Kelurahan agar warga di sekitar TPA terutama seluruh Kelurahan Sumur Batu tetap menjaga dan peduli dengan lingkungan yang bersih. Namun salah seorang responden mengaku, bahwa program yang dicanangkan oleh kepala kelurahan ini belumlah maksimal, karena kegiatan ini terkadang dilakukan hanya 2 minggu sekali saja. Masih banyak rumputrumput liar yang tumbuh di pinggiran jalan dan selokan dan juga bau yang tidak sedap akibat limbah tinja yang mengalir ke selokan warga akibat meluapnya tampungan kolam tinja di dalam TPA Sumur Batu. Masyarakat juga mengaku hanya sekedar melakukan kegiatan bersih-bersih ini saat ada kerja bakti saja. Dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak melakukannya. Tidak banyak warga yang peduli akan kebersihan lingkungannya, lagi-lagi dengan alasan hidup yang berdampingan dengan tempat pembuangan akhir. Meski begitu, tetap menjadi kewajiban kita untuk terus menjaga keadaan lingkungan dan kualitas lingkungannya agar tetap bersih dan layak di huni. Adanya petugas yang mengangkut sampah dan membersihkan sampah di sekitar mereka membuat tingkat kemalasan masyarakat semakin bertambah. Slogan K3 yang dikatakan oleh pejabat kelurahan yakni Kenyamanan, Kebersihan, dan Ketertiban pun rasanya tidak berjalan optimal. Hal ini perlu menjadi pembelajaran bagi aparat pemerintah dan khususnya bagi masyarakat itu sendiri untuk saling bahu membahu menyatuka semangat mereka untuk meningkatkan kepedulian agar lebih setiti lagi terhadap lingkungan sekitar tempat tinggal mereka.
8
http://sites.google.com/sistem pengelolaan sampah-TPA wisata edukasi. Diakses pada tanggal 23 Januari 2015 pukul 09.00
53
Analisis dari sekian wawancara diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa dari 10 responden yang bersedia diwawancarai, sebanyak 6 orang menjawab bahwa mereka tidak melakukan apapun yang bersifat peduli dengan lingkungan sekitar tempat mereka tinggal, dan 4 sisanya rata-rata menjawab dengan pernyataan yang sama. Dari beberapa pertanyaan yang ditanyakan mengenai kegiatan apa saja yang sudah mereka lakukan terhadap lingkungan, mereka mengaku hanya sekedar membersihkan lingkungan sekitar rumah saja dan ikut kerja bakti disaat pejabat kelurahan menghimbaukan untuk melakukan hal itu. Namun dengan adanya program K3 dari pihak Kelurahan, setidaknya masyarakat lebih mudah untuk di kendalikan dan dikondusifkan serta diarahkan bagaimana seharusnya menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat, terutama dalam mengelola sampah. Meski tidak terdapat komunitas atau kegiatan daur ulang sampah di tengah-tengah masyarakat, setidaknya sedikit adanya antusias dan niat yang baik. Kondisi lingkungan yang terbilang sudah tercemar dan rawan akan penyakit, apabila tidak di tindak lanjuti oleh masyarakatnya sendiri tentu saja akan menimbulkan masalah. Minimnya pengetahuan dan informasi yang di dapat masyarakat menjadi salah satu penghambat bagi masyarakat untuk melakukan aksi peduli lingkungan. Seharusnya pejabat daerah atau pihak kelurahan lebih gesit lagi dalam memberikan
solusi
berupa
sosialisasi
dan
memahami
karakteristik
masyarakatnya agar menjadi masyarakat yang lebih peka terhadap lingkungan yang sehat, bersih, dan nyaman serta terbebas dari sampah. Seperti yang sudah di jelaskan pada bab-bab sebelumnya, bahwa faktorfaktor masyarakat bisa peduli dengan lingkungannya sangatlah berpengaruh. Kemudian kurangnya kegiatan diantara masyarakat yang bersifat membangun kesadaran, juga menjadi salah satu faktor tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah. Kemudian kurangnya fasilitas yang memadai seperti bak sampah pribadi yang biasa ditempatkan di rumah-rumah warga. Faktor pendidikan juga menjadi faktor yang penting sebagai pengendali pola pikir masyarakat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan tiga teknik pengumpulan data untuk memperkuat tingkat validitas, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kepedulian
masyarakat
terhadap
pengelolaan
sampah
di
Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi masih rendah dan kurang menunjukkan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Ketika ditanya lebih rincinya tentang bagaimana kepedulian mereka terhadap lingkungan, sebanyak 10 % rata-rata menjawab hanya sekedar membersihkan halaman rumah masing-masing. Masih sangat minim akan kesadaran mereka akan pentingnya menjaga lingkungan secara keseluruhan, tidak hanya di sekitar rumah saja. Masyarakat cenderung kurang dalam hal peduli lingkungan sekitar. Dan sebanyak 15 % masyarakat cenderung cuek saja dengan keadaan sekitar dan memilih pasrah serta tidak melakukan kegiatan apa-apa dengan alasan hidup berdampingan dengan TPA. Serta karena sudah adanya petugas kebersihan yang membersihkan sampah di jalanan setiap harinya, membuat masyarakat hanya banyak berpangku tangan saja terhadap ke ikut sertaan mereka mengolah sampah. 2. Kegiatan yang dilakukan oleh masyarat sekitar terkait pengelolaan sampah yakni berupa gotong royong kerja bakti membersihkan gorong-gorong, jalanan, dan selokan. Hal ini harusnya menjadi rutinitas yang dilakukan setiap seminggu sekali, namun ini belum terselenggara secara rutin. Pejabat kelurahan sudah mencanangkan program K3 namun tampaknya belum terealisasikan secara benar di masyarakat sehingga banyaknya masyarakat yang masih belum
54
55
tahu tentang kegiatan tersebut dan akhirnya tidak melakukan kegiatan yang bersifat peduli akan lingkungan secara nyata.
B. Saran Ada beberapa hal yang hendaknya perlu diperhatikan oleh masyarakat dan juga pemerintah daerah dalam meningkatkan kepedulian dalam pengelolaan sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi ini yaitu: 1. Masyarakat yang sudah paham betul mengenai pengelolaan sampah dan tahu bagaimana cara melakukannya, sebaiknya harus tetap dijaga dan ditingkatkan lagi, perlu juga untuk ditularkan kepada masyarakat lainnya agar pengetahuan akan pentingnya menjaga dan mengelola sampah di sekitar pemukiman bisa dipahami dan dilakukan secara terus menerus demi terciptanya lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman meski bertempat tinggal berdampingan dengan tempat pembuangan akhir (TPA). 2. Peran pemerintah daerah khususnya para pejabat kelurahan sebagai fasilitator dan juga pendukung masyarakat dalam setiap kegiatan agar selalu di awasi. Suatu kebijakan tidak akan terlaksana jika tidak adanya keputusan dari pemerintah atas, dengan begitu masyarakat mampu melakukan setiap kegiatan yang berhubungan dengan kepedulian lingkungan atas dukungan serta fasilitas dari pemerintah. 3. Menumbuhkan kembali kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, suatu keadaan tidak akan berubah menjadi lebih baik apabila bukan manusia itu sendiri yang merubahnya. Begitu pula dengan
lingkungan,
meski
hidup
berdampingan
dengan
area
pembuangan apabila kepedulian dan kesadaran terhadap lingkungan tinggi, maka akan tetap tercipta lingkungan yang bersih dan asri.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. 2010
Asaad, Ilyas. Executive Summary,Perilaku Masyarakat Peduli Lingkungan. Survei KLH 2012. Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2013 Bahrudin Supardi. Berbakti Untuk Bumi. Bandung. Rosdakarya. 2009 Bappeda Kota Bekasi, 2005 Budiman Candra. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta. EGC. 2006 Dinkes Kota bekasi, “Profil Kesehatan Kota Bekasi”, dinkeskotabekasi.blogspot.in. Diakses pada tanggal 18 Desember 2014 pukul 10.22 Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Penerbit Salemba Humanika. 2010 Hendrawan, Diana. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah, Universitas trisakti Jonathan Sarwono. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2006 Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. 2012 Masri Singarimbun, Sofian Effendi. Metode Penelitian Survai. LP3ES. 2010 Monografi Kelurahan Sumur Batu Pemerintah Kota Bekasi, “Laporan Pemantauan Pengelolaan TPA Sumur Batu dan TPA Bantar Gebang”, bantargebang.bekasikota.go.id, Diakses pada tanggal 19 Desember 2014 Pukul 12.20 56
57
Pustaka Bank Sampah Melati. Tangerang Selatan. Jakarta. 2011 Sasmitha, Wulan Tri Eka. 2009. Evaluasi Program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Studi Kasus: Pengelolaan Sampah Terpadu Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) Perumahan Pondok Pekayon Indah, Kelurahan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta. 2012 Ulber Silalahi. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung. Unpar Press, 2006
UIN Jakarta. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.UIN Press. Jakarta. 2013.
Zuldafrial. Penelitian Kuanlitatif. Pontianak. STAI Pontianak. 2009
Bantargebang.bekasikota.go.id/laporan-pemantauan-pengelolaan-tpa-sumurbatu. Diakses pada tanggal 19 Desember 2014 pukul 12.20 http://harianterbit.com//welcom/read/2014/TPA-Sumurbatu-Tak-MemadaiBekasi-darurat-Sampah. Diakses tanggal 8 Desember 2014 pukul 19.00 http://m.energitoday.com/2014//sampah-di-tpa-sumurbatu-bantargebangmenggunung. Diakses pada tanggal 8 Desember 2014 pukul 19.21 http://m.bekasikota.go.id/kondisi-iklim-kota-bekasi. Diakses pada tanggal 26 Maret 2015 pukul 1.53 http://mamagilang.blogspot.in/2012/11/kepedulian-lingkungan.html. pada tanggal 23 Maret 2015 pukul 22.05 http://id.m.wikipedia.org/wiki/pemgelolaan-sampah. Desember 2014 pukul 20.30
Diakses
Diakses
tanggal
8
58
http://siid.bekasikota.go.id/kota-bekasi/karakteristik-wilayah.html. pada tanggal 18 Desember 2014 pukul 10.20
Diakses
http://www.psikologizone.com/teori-sigmund-freud/06511598. Diaksespada 17 Desember 2014 pukul 10.22 http://repository.ipb.ac.id Di akses pada tanggal 19 Desember 2014 pukul 12.05 http://repository.usu.ac.id/Chapter-II.pdf Diakses pada tanggal 19 Desember 2014 pukul 12.07 Worldpressure.blogspot.in/observasi-skripsi diakses pada tanggal 23 Desember 2014 pukul 10.23
58
Lampiran A.1 PEDOMAN OBSERVASI Memulai segala kegiatan observasi dengan mengucapkan basmalla. Identifikasi dan pahami penelitian yang dilakukan yaitu : Kepedulian Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi. Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat penelitian yang peka dan terintegrasi secara aktif serta dapat diandalkan. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh di Perkampungan sekitar Kelurahan Sumur Batu dan TPA Sumur Batu. Hal yang akan diamati adalah : 1.
Keadaan Lingkungan Perkampungan Kelurahan sumur Batu
2.
Keadaan TPA Sumur Batu
Hasil pengamatan akan dituliskan dengan format sebagai berikut : Observasi ke : Observee
:
Lokasi
:
Waktu
:
No 1.
Dst.
Perilaku yang tampak
59
Lampiran A.2 PEDOMAN WAWANCARA Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarokatuh Selamat pagi/siang/sore/malam. Saya Novi Puji Lestari, mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian skripsi tentang “Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi” Bapak/Ibu akan saya wawancara sesuai dengan kualifikasi tujuan penelitian dan kemampuan yang Bapak/Ibu miliki untuk menjawab. Untuk keperluan tersebut, dengan segala hormat saya memohon kesediaan Bapak/Ibu sebagai Pemerintah Kelurahan Sumur Batu, Masyarakat, Penduduk Pendatang, Kecamatan Bantar Gebang untuk saya wawancarai. Data Responden Wawancara ke
:
Nama Subjek
:
Pekerjaan
:
Waktu
:
Lokasi
:
A. Pertanyaan untuk Pemerintah Kelurahan Sumur Batu No
Pertanyaan
1.
Sebagai salah satu pejabat Kelurahan, bagaimana pendapat anda tentang kondisi lingkungan di kelurahan Sumur Batu?
60
2.
Apakah terdapat program khusus untuk kepedulian lingkungan?
3.
Apakah pihak kelurahan sering melakukan sosialisasi terhadap masyarakat tentang kepedulian lingkungan?
4.
Apakah masyarakat mempunyai tempat pengelolaan sampah khusu? Seperti tempat daur ulang sampah?
5.
Menurut anda, bagaimana kesadaran masyarakat tentang kepedulian lingkungan terutama dalam pengelolaan sampah?
B. Pertanyaan Untuk Masyarakat/penduduk Perkampungan Kelurahan Sumur Batu No. 1.
Pertanyaan Sudah berapa lama anda tinggal di lingkungan Kelurahan Sumur Batu?
2.
Selama anda tinggal di kelurahan Sumur Batu, bagaimana menurut anda dengan kondisi lingkungannya?
3.
Apa yang sudah anda lakukan sejauh ini untuk lingkungan di sekitar anda?
4.
Apakah masyarakat disekitar TPA Sumur Batu ini sudah melakukan kewajibannya untuk peduli terhadap lingkungan?
5.
Apa saja bentuk partisipasi masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu dalam hal kepedulian lingkungan?
6.
Apakah ada kegiatan tertentu yang dilakukan oleh masyarakat terkait kepedulian lingkungan?
7.
Adakah kegiatan pengelolaan sampah tertentu? Misalkan daur ulang sampah?
8.
Apakah pejabat daerah mendukung dan memfasilitasi kegiatan masyarakat dalam hal kepedulian lingkungan?
9.
Apakah ada bentuk kerjasama masyarakat dengan pejabat daerah misalnya RW atau Lurah dalam rangka masyarakat peduli
61
lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah? 11.
Menurut anda sudah berapa besar kepedulian masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu ini terhadap lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman?
12.
Bagaimana harapan anda kedepannya untuk lingkungan di kelurahan Sumur Batu ini?
Demikian wawancara ini saya lakukan. Terima kasih atas kesediaan Bapak/ibu, saya mohon maaf apabila dalam wawancara terdapat kesalahan dan kekhilafan. Atas koordinasinya saya ucapkan banyak terima kasih.
Selamat pagi/siang/sore/malam. Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
62
Lampiran B.1 HASIL OBSERVASI TPA SUMUR BATU Observasi ke : 1 Observee
: Kondisi TPA Sumur Batu
Lokasi
: TPA Sumur Batu Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang
Waktu
: Kamis, 20 November 2014, Pukul 10.15
No. Perilaku yang tampak 1. Terlihat tumpukan gunung sampah yang sangat luas dan terbagi menjadi beberapa zona didalamnya 2. Terlihat aktivitas para pemulung. Mereka membuang sampah yang diambil dari penduduk sekitar untuk dipilah kembali oleh mereka untuk diambil sampah yang masih bisa di jual dan diaur ulang. 3. Truk-truk sampah yang terus berdatangan setiap harinya, ada ratusan truk yang mengangkut sampah dari Kota Bekasi 4. Terdapat kantor Dinas Kebersihan Kota Bekasi di sekitar lingkungan TPA Sumur Batu 5. Terdapat kolam timbunan tinja dari penduduk luar yang tidak diolah dan hanya dibiarkan dalam kolam. Hal ini menimbulkan protes dari masyarakat sekitar karena apabila hujan tiba limbah tinja itu mengalir mencemari saluran air dekat rumah warga.
63
Lampiran B.2
HASIL OBSERVASI PERKAMPUNG KELURAHAN SUMUR BATU Observasi ke
:2
Observee
: Kondisi Kampung Kelurahan Sumur Batu
Lokasi
: Perkampungan Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang
Waktu
: Jumat, 21 November 2014, Pukul 09.00
No. 1. 2.
3. 4. 5.
Perilaku yang tampak Akses jalan yang jauh, polusi debu dan juga bau yang menyengat tercium dari setiap truk-truk sampah yang lewat mengangkut sampah ke TPA. Pemukiman warga padat tetap mempunyai beberapa halaman depan rumah masih banyak yang ditumbuhi rumput-rumput liar, terlihat juga pemukiman pemulung yang kumuh dan semrawut di sekitar TPA. Tidak terlihat adanya bak sampah pribadi di sekitar rumah-rumah warga untuk membuang sampah rumah tangga sehari-hari. Kondisi parit-parit atau selokan didekat rumah warga yang dangkal karena banyaknya tanah dan juga ditumbuhi rumput-rumput liar. Kondisi udara yang kering dikarenakan minimnya tumbuhan-tumbuhan yang harusnya menjadi lahan penghijauan.
64
Lampiran C.1 HASIL WAWANCARA DENGAN PEJABAT KELURAHAN
Nama
: Abdul Rohim
Umur
: 45 Tahun
Jabatan
: Kasi EKBANG (Ekonomi Pembangunan)
Lokasi
: Kelurahan Sumur Batu
No. pertanyaan 1. Sebagai salah satu pejabat Kelurahan, bagaimana pendapat bapak tentang kondisi lingkungan di Kelurahan Sumur Batu?
2.
Apakah terdapat program khusus untuk kepedulian lingkungan?
3.
Apakah pihak Kelurahan sering melakukan sosialisasi terhadap masyarakat tentang kepedulian lingkungan
4.
Apakah di masyarakat mempunyai tempat pengelolaan sampah khusus? Seperti daur ulang?
5.
Menurut anda bagaimana kesadaran masyarakat tentang kepedulian lingkungan terutama dalam pengelolaan sampah?
Uraian Wawancara Sudah kondusif, dan sudah bisa dikendalikan meskipun kelurahan ini dekat dengan TPA. Masyarakat dan pihak Kelurahan sudah melakukan program K3 yakni Ketertiban, Keamanan, dan Kebersihan. Setiap hari sabtu dan minggu, kita melakukan kegiatan gotong royong dan kerja bakti untuk melaksanakan program K3 tersebut, seperti bersihbersih selokan dan jalan. Iya, memberikan arahan terkait program kesehatan dan kebersihan lingkungan untuk hidup bersih dan sehat. Ada, tapi dari tempat pembuangan sampah dipilah dari jenis sampahnya. Seperti plastik, botol, kardus. Untuk plastik bisa diolah kembali menjadi biji plastik. Sangat merespon dan berpartisipasi. Antusias warga sudah bagus untuk meningkatkan kebersihan, hal itu ditunjukkan dengan hidup bersih dan menjaga lingkungan.
65
Lampiran C.2
HASIL WAWANCARA DENGAN MASYARKAT KELURAHAN SUMUR BATU Wawancara ke
: 1 (satu)
Nama Subjek
: Suparman (Gopar)
Pekerjaan
: Pedagang/Wirausaha
Lokasi
: Pemukiman Penduduk Sekitar TPA Sumur Batu
No. Pertanyaan 1. Sudah berapa lama anda tinggal di lingkungan Kelurahan Sumur Batu? 2. Selama anda tinggal di kelurahan Sumur Batu, menurut anda bagaimana dengan kondisi lingkungannya? 3. Apa yang sudah anda lakukan sejauh ini untuk lingkungan sekitar tempat anda tinggal?
4.
Apakah masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu ini sudah melakukan kewajibannya untuk tetap peduli terhadap lingkungan?
5.
Apa saja bentuk partisipasi masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu dalam hal kepedulian lingkungan? Apakah ada kegiatan-kegiatan tertentu yang dilakukan oleh masyarakat terkait kepedulian lingkungan? Adakah kegiatan pengelolaan sampah tertentu? Misalkan daur ulang sampah?
6.
7.
8.
9.
Apakah pejabat daerah mendukung dan memfasilitasi kegiatan masyarakat dalam hal peduli lingkungan? Apakah ada bentuk kerjasama masyarakat dengan pejabat daerah, misalnya RW atau Lurah dalam rangka masyarakat peduli
Uraian Wawancara Sudah sejak kecil, sekitar 40 tahun Dari segi kebersihan, menurut saya ya bersih saja, karna saya sudah lama tinggal disini Menjaga kebersihan lingkungan rumah saja, karna kita tinggal dekat dengan pemukiman pemulung yang setiap harinya mengambil sampah di sekitar kita. Jika dilihat dari segi kehidupan, daerah sini memang tidak layak karena tempat sampah Karna disini sudah ada yang bertugas membersihkan jalanjalan, jadi biasanya hanya kerja bakti saja Paling hanya kerja bakti di jalanjalan utama saja Membersihkan gorong-gorong, selokan dan jalan saja Ada banyak, di dalam TPAnya, dari semua sampah tidak ada yang terbuang, semuanya di daur ulang Masih kurang kalau di daerah sini Masih jarang sekali
66
10.
11.
lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah? Menurut anda sudah berapa besar kepedulian masyarakat di sekitar TPST Bantar Gebang ini terhadap lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman? Bagaimana harapan anda kedepannya untuk lingkungan di Kelurahan Sumur Batu ini?
Biasa saja, karena memang sudah lingkungannya seperti ini. Dekat dengan pembuangan akhir sampah, masyarakatnya pun biasa-biasa saja Setelah sekian lama, seandainya TPA ini tutup mungkin lebih baik. Bisa dibangun taman agar menjadi sumber penghijauan bagi masyarakat sekitar kelurahan Sumur Batu
67
Lampiran C.3
Wawancara ke
: 2 (Dua)
Nama Subjek
: Ibu Iti
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Lokasi
: Pemukiman Penduduk Sekitar TPA Sumur Batu
No. Pertanyaan 1. Sudah berapa lama anda tinggal di lingkungan Kelurahan Sumur Batu? 2. Selama anda tinggal di kelurahan Sumur Batu, menurut anda bagaimana dengan kondisi lingkungannya? 3. Apa yang sudah anda lakukan sejauh ini untuk lingkungan sekitar tempat anda tinggal?
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Apakah masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu ini sudah melakukan kewajibannya untuk tetap peduli terhadap lingkungan? Apa saja bentuk partisipasi masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu dalam hal kepedulian lingkungan? Apakah ada kegiatan-kegiatan tertentu yang dilakukan oleh masyarakat terkait kepedulian lingkungan? Adakah kegiatan pengelolaan sampah tertentu? Misalkan daur ulang sampah?
Apakah pejabat daerah mendukung dan memfasilitasi kegiatan masyarakat dalam hal peduli lingkungan? Apakah ada bentuk kerjasama masyarakat dengan pejabat daerah, misalnya RW atau Lurah dalam rangka masyarakat peduli lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah? Menurut anda sudah berapa besar kepedulian masyarakat di sekitar TPST Bantar Gebang ini terhadap lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman? Bagaimana harapan anda kedepannya untuk lingkungan di Kelurahan Sumur Batu ini?
Uraian Wawancara Sudah 20 tahun, karna saya warga pendatang Dulu memang sangat berbau tidak sedap, tetapi sekarang sudah jauh berkurang Ya sekedar membersihkan sekitar rumah, menanam pohon seperti mangga dan rambutan untuk sekedar penghijauan Bervariatif, ada yang peduli ada yang tidak Biasanya ada karang taruna yang bekerja bakti membersihkan gorong-gorong dan selokan Ya seperti kerja bakti itu saja, karna sampah sudah ada yang bertugas mengambilnya Kalau dipemukiman penduduk tidak ada. Jadi belum tahu ada daur ulang sampah itu seperti apa Cukup mendukung mendukung
Biasanya ada, tetapi soal sampah sudah dikelola langsung oleh TPA
Biasa saja, saat ada yang peduli ya mereka peduli, tetapi ada juga yang cuek-cuek saja Tentu saja berharap aman dan bersih, tetapi kembali lagi karna keadaan tempat tinggal yang
68
berdekatan dengan pembuangan akhir sampah. Kedepannya supaya pemerintah lebih memperhatikan saja kepada masyarakat kecilnya
69
Lampiran C.4
Wawancara ke
: 3 (Tiga)
Nama Subjek
: Kiansah
Pekerjaan
: Tukang Ojek
Lokasi
: Pemukiman Penduduk Sekitar TPA Sumur Batu
No. Pertanyaan 1. Sudah berapa lama anda tinggal di lingkungan Kelurahan Sumur Batu? 2. Selama anda tinggal di kelurahan Sumur Batu, menurut anda bagaimana dengan kondisi lingkungannya? 3. Apa yang sudah anda lakukan sejauh ini untuk lingkungan sekitar tempat anda tinggal?
4.
Apakah masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu ini sudah melakukan kewajibannya untuk tetap peduli terhadap lingkungan?
5.
Apa saja bentuk partisipasi masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu dalam hal kepedulian lingkungan? Apakah ada kegiatan-kegiatan tertentu yang dilakukan oleh masyarakat terkait kepedulian lingkungan? Adakah kegiatan pengelolaan sampah tertentu? Misalkan daur ulang sampah?
6.
7.
8.
Apakah pejabat daerah mendukung dan memfasilitasi kegiatan masyarakat dalam hal peduli lingkungan?
9.
Apakah ada bentuk kerjasama masyarakat dengan pejabat daerah, misalnya RW atau Lurah dalam rangka masyarakat peduli lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah? Menurut anda sudah berapa besar kepedulian masyarakat di sekitar TPST Bantar Gebang ini terhadap lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman?
10.
Uraian Wawancara Sudah 20 tahun lebih bau dan jalanan yang rusak dan berdebu Ya sejauh ini saya menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal saya sendiri, agar tetap sehat dan bersih Sudah, tetapi permasalahan sampah kan tidak hanya disitu saja, tetapi harus ada campur tangan dari pemerintahnya juga Sering adanya kerja bakti membersihkan selokan dan gorong-gorong Kerja bakti tersebut, membersihkan selokan dan saluran air Ada tapi di TPA nya, jika dilingkungan masyarakatnya belum ada Iya ada, jika fasilitas seperti pemberian tempat sampah pribadi itu masih kurang. Di desa Cikiwul sudah ada, tetapi di desa Sumur Batu tidak ada Ya ada, kerja sama dengan RT atau RW setempat saja
Karna sudah ada petugas kebersihan sampah yang mengangkut, jadi masyarakat cenderung cuek dan masa bodo saja
70
11.
Bagaimana harapan anda kedepannya untuk lingkungan di Kelurahan Sumur Batu ini?
Terutama untuk jalan utama, saya berharap bisa seperti dulu saat masih pemda DKI yang memegang, jalanan bersih dan tidak rusak. Tidak seperti sekarang semenjak berpindah tangan ke Swasta jalanan menjadi rusak, kotor dan berdebu
71
Lampiran C.5
Wawancara ke
: 4 (Empat)
Nama Subjek
: Dedi
Pekerjaan
: Sopir
Lokasi
: Pemukiman Penduduk Sekitar TPA Sumur Batu
No. Pertanyaan 1. Sudah berapa lama anda tinggal di lingkungan Kelurahan Sumur Batu? 2. Selama anda tinggal di kelurahan Sumur Batu, menurut anda bagaimana dengan kondisi lingkungannya? 3. Apa yang sudah anda lakukan sejauh ini untuk lingkungan sekitar tempat anda tinggal? 4.
5.
6.
7.
Apakah masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu ini sudah melakukan kewajibannya untuk tetap peduli terhadap lingkungan? Apa saja bentuk partisipasi masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu dalam hal kepedulian lingkungan? Apakah ada kegiatan-kegiatan tertentu yang dilakukan oleh masyarakat terkait kepedulian lingkungan? Adakah kegiatan pengelolaan sampah tertentu? Misalkan daur ulang sampah?
8.
Apakah pejabat daerah mendukung dan memfasilitasi kegiatan masyarakat dalam hal peduli lingkungan?
9.
Apakah ada bentuk kerjasama masyarakat dengan pejabat daerah, misalnya RW atau Lurah dalam rangka masyarakat peduli lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah? Menurut anda sudah berapa besar kepedulian masyarakat di sekitar TPST Bantar Gebang ini terhadap lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman? Bagaimana harapan anda kedepannya untuk lingkungan di Kelurahan Sumur Batu ini?
10.
11.
Uraian Wawancara Sudah dari kecil, sekitar 31 tahun Karna dekat dengan sampah, ya seperti inilah berbau dan kurang bersih pastinya Mencoba melakukan kewajiban untuk selalu bersih-bersih di sekitar rumah saja Hanya sebagian saja
Biasa seperti melakukan kerja bakti Membersihkan saluran air, membersihkan selokan dari rumput-rumput liar dan sampah Ada tetapi di tempat pembuangan akhir atau TPA, tetapi dipemukiman sekitar warganya tidak ada Mendukung, tetapi hal ini baru diterapkan di tingkat kecamatan saja, belum secara meluas ke kelurahan Belum ada jika dari pemerintah daerahnya langsung
Biasa-biasa saja ada sebagian masyarakat yang peduli, tetapi ada juga masyarakat yang cuek Dukungan serta fasilitas tempat sampah yang memadai, agar bisa membuang sampah pada
72
tempatnya, kemudian penyuluhan bagi warganya agar paham bagaimana kepedulian terhadap lingkungan yang seharusnya
73
Lampiran C.6
Wawancara ke
: 5 (Lima)
Nama Subjek
: H. Dedi
Pekerjaan
: Petani
Lokasi
: Pemukiman Penduduk Sekitar TPA Sumur Batu
No. Pertanyaan 1. Sudah berapa lama anda tinggal di lingkungan Kelurahan Sumur Batu? 2. Selama anda tinggal di kelurahan Sumur Batu, menurut anda bagaimana dengan kondisi lingkungannya? 3.
Apa yang sudah anda lakukan sejauh ini untuk lingkungan sekitar tempat anda tinggal?
4.
Apakah masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu ini sudah melakukan kewajibannya untuk tetap peduli terhadap lingkungan? Apa saja bentuk partisipasi masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu dalam hal kepedulian lingkungan? Apakah ada kegiatan-kegiatan tertentu yang dilakukan oleh masyarakat terkait kepedulian lingkungan? Adakah kegiatan pengelolaan sampah tertentu? Misalkan daur ulang sampah?
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Apakah pejabat daerah mendukung dan memfasilitasi kegiatan masyarakat dalam hal peduli lingkungan? Apakah ada bentuk kerjasama masyarakat dengan pejabat daerah, misalnya RW atau Lurah dalam rangka masyarakat peduli lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah? Menurut anda sudah berapa besar kepedulian masyarakat di sekitar TPST Bantar Gebang ini
Uraian Wawancara Sudah 15 tahun Bau, dan juga merasa terganggu dengan adanya kolam pembuangan tinja di dalam TPAnya Sebagai warga saya mengaku belum banyak melakukan kegiatan dalam hal kepedulian lingkungan, sejak adanya kolam tinja tersebut masyarakat sudah banyak yang mendemo tetapi tidak di hiraukan Biasa saja, tidak ada yang menonjol Tidak terlihat partisipasinya
Kurang mengetahui
Ada, tetapi di tempat pembuangan akhir atau TPA, pengomposan dan pabrik-pabrik saja yang mengerjakan daur ulang sampah Mendukung, tetapi masih sangat kurang dan belum terealisasi Setahu saya sih tidak ada, karena masih terdapat rumput-rumput liar di sisi jalan
Masih kurang, ya keran mungkin termasuk saya. Karena keluhan
74
11.
terhadap lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman? Bagaimana harapan anda kedepannya untuk lingkungan di Kelurahan Sumur Batu ini?
warga terhadap adanya kolam tinja tersebut jarang ditanggapi Dibenahi tentu saja, dan keluhan warga mengenai kolam tinja ini bisa segera di tanggapi dan ditindak lanjuti
75
Lampiran C. 7
Wawancara ke
: 6 (Enam)
Nama Subjek
: Ibu Darti
Pekerjaan
: Pedagang/Wirausaha
Lokasi
: Pemukiman Penduduk Sekitar TPA Sumur Batu
No. Pertanyaan 1. Sudah berapa lama anda tinggal di lingkungan Kelurahan Sumur Batu? 2. Selama anda tinggal di kelurahan Sumur Batu, menurut anda bagaimana dengan kondisi lingkungannya? 3. Apa yang sudah anda lakukan sejauh ini untuk lingkungan sekitar tempat anda tinggal? 4. Apakah masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu ini sudah melakukan kewajibannya untuk tetap peduli terhadap lingkungan? 5. Apa saja bentuk partisipasi masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu dalam hal kepedulian lingkungan? 6. Apakah ada kegiatan-kegiatan tertentu yang dilakukan oleh masyarakat terkait kepedulian lingkungan? 7. Adakah kegiatan pengelolaan sampah tertentu? Misalkan daur ulang sampah? 8. Apakah pejabat daerah mendukung dan memfasilitasi kegiatan masyarakat dalam hal peduli lingkungan? 9. Apakah ada bentuk kerjasama masyarakat dengan pejabat daerah, misalnya RW atau Lurah dalam rangka masyarakat peduli lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah? 10. Menurut anda sudah berapa besar kepedulian masyarakat di sekitar TPST Bantar Gebang ini terhadap lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman? 11. Bagaimana harapan anda kedepannya untuk lingkungan di Kelurahan Sumur Batu ini?
Uraian Wawancara Tidak dijawab. Tinggal bersama kakak Bau, dan juga merasa terganggu dengan adanya TPA Ikut kerja bakti bila diadakan oleh RT Kurang mengetahui
Membersihkan jalanan dan selokan Kerja bakti bersama RT nya
ada tetapi di tempat pembuangan akhir atau TPA nya Ada, tetapi masih kurang
Setahu saya sih tidak ada, karena masih terdapat rumput-rumput liar di sisi jalan
Kurang mengetahuinya karena saya pendatang
Semoga bisa lebih baik lagi dan dibenahi sebagaimana mestinya
76
Lampiran C.8
Wawancara ke
: 7 (Tujuh)
Nama Subjek
: Ibu Ami
Pekerjaan
: Pedagang/Wirausaha
Lokasi
: Pemukiman Penduduk Sekitar TPA Sumur Batu
No. Pertanyaan 1. Sudah berapa lama anda tinggal di lingkungan Kelurahan Sumur Batu? 2. Selama anda tinggal di kelurahan Sumur Batu, menurut anda bagaimana dengan kondisi lingkungannya? 3. Apa yang sudah anda lakukan sejauh ini untuk lingkungan sekitar tempat anda tinggal? 4.
5.
6.
7. 8.
9.
10.
11.
Apakah masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu ini sudah melakukan kewajibannya untuk tetap peduli terhadap lingkungan? Apa saja bentuk partisipasi masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu dalam hal kepedulian lingkungan?
Apakah ada kegiatan-kegiatan tertentu yang dilakukan oleh masyarakat terkait kepedulian lingkungan? Adakah kegiatan pengelolaan sampah tertentu? Misalkan daur ulang sampah? Apakah pejabat daerah mendukung dan memfasilitasi kegiatan masyarakat dalam hal peduli lingkungan? Apakah ada bentuk kerjasama masyarakat dengan pejabat daerah, misalnya RW atau Lurah dalam rangka masyarakat peduli lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah? Menurut anda sudah berapa besar kepedulian masyarakat di sekitar TPST Bantar Gebang ini terhadap lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman? Bagaimana harapan anda kedepannya untuk lingkungan di Kelurahan Sumur Batu ini?
Uraian Wawancara Sudah 50 tahun lebih Ya begini saja, dulu sangat kotor tetapi sekarang sudah lebih baik Ya belum banyak, karena saya pedagang jadi tidak banyak memperhatikan Kurang mengetahui
Ya paling hanya kerja bakti saja, seperti membersihkan jalan dan selokan. Jika seperti saya ya sekedar membersihkan sekitar warung saja Tidak ada, hanya kerja bakti biasa Kurang mengetahui Diberi sejumlah karung oleh pak lurah untuk setiap warga sebagai tempat untuk memungut sampah Kerja bakti, ya paling hanya itu saja
Ya sudah lumayan bagus, karena ikut serta dalam kerja bakti untuk bersih-bersih jalan dan selokan Ya semoga lebih baik lagi dan semakin bersih
77
Lampiran C.9
Wawancara ke
: 8 (Delapan)
Nama Subjek
: Bapak Anto
Pekerjaan
: Ketua Rt
Lokasi
: Pemukiman Penduduk Sekitar TPA Sumur Batu
No. Pertanyaan 1. Sudah berapa lama anda tinggal di lingkungan Kelurahan Sumur Batu? 2. Selama anda tinggal di kelurahan Sumur Batu, menurut anda bagaimana dengan kondisi lingkungannya? 3. Apa yang sudah anda lakukan sejauh ini untuk lingkungan sekitar tempat anda tinggal? 4. Apakah masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu ini sudah melakukan kewajibannya untuk tetap peduli terhadap lingkungan? 5. Apa saja bentuk partisipasi masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu dalam hal kepedulian lingkungan? 6. Apakah ada kegiatan-kegiatan tertentu yang dilakukan oleh masyarakat terkait kepedulian lingkungan? 7. Adakah kegiatan pengelolaan sampah tertentu? Misalkan daur ulang sampah? 8.
9.
10.
11.
Apakah pejabat daerah mendukung dan memfasilitasi kegiatan masyarakat dalam hal peduli lingkungan? Apakah ada bentuk kerjasama masyarakat dengan pejabat daerah, misalnya RW atau Lurah dalam rangka masyarakat peduli lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah? Menurut anda sudah berapa besar kepedulian masyarakat di sekitar TPST Bantar Gebang ini terhadap lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman? Bagaimana harapan anda kedepannya untuk lingkungan di Kelurahan Sumur Batu ini?
Uraian Wawancara Sejak kecil, sudah 37 tahun Sudah lumayan bersih karena setiap hari sabtu sudah digalakkan kerja bakti bersama Membersihkan jalan-jalan dan selokan Iya, sudah lebih baik
Membersihkan lingkungan lingkungan sekitar rumah dan halaman saja membersihkan selokan bersamasama Ada, tetapi di tempat pembuangan akhir atau di TPA saja Ada, pemberian cangkul untuk warga Ada tetapi kerja bakti dari kelurahan dan sosialisasi atau penyuluhan
Masih kurang bersih
Lebih baik lagi tentunya, lebih bersih dan masyarakatnya makmur
78
Lampiran C. 10
Wawancara ke
: 9 (Sembilan)
Nama Subjek
: H. Samid
Pekerjaan
: Petani
Lokasi
: Pemukiman Penduduk Sekitar TPA Sumur Batu
No. Pertanyaan 1. Sudah berapa lama anda tinggal di lingkungan Kelurahan Sumur Batu? 2. Selama anda tinggal di kelurahan Sumur Batu, menurut anda bagaimana dengan kondisi lingkungannya? 3.
Apa yang sudah anda lakukan sejauh ini untuk lingkungan sekitar tempat anda tinggal?
4.
Apakah masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu ini sudah melakukan kewajibannya untuk tetap peduli terhadap lingkungan? Apa saja bentuk partisipasi masyarakat di sekitar TPA Sumur Batu dalam hal kepedulian lingkungan? Apakah ada kegiatan-kegiatan tertentu yang dilakukan oleh masyarakat terkait kepedulian lingkungan? Adakah kegiatan pengelolaan sampah tertentu? Misalkan daur ulang sampah? Apakah pejabat daerah mendukung dan memfasilitasi kegiatan masyarakat dalam hal peduli lingkungan? Apakah ada bentuk kerjasama masyarakat dengan pejabat daerah, misalnya RW atau Lurah dalam rangka masyarakat peduli lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah? Menurut anda sudah berapa besar kepedulian masyarakat di sekitar TPST Bantar Gebang ini terhadap lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman? Bagaimana harapan anda kedepannya untuk lingkungan di Kelurahan Sumur Batu ini?
5.
6.
7. 8.
9.
10.
11.
Uraian Wawancara Sudah dari kecil, sekitar 67 tahun Sekarang sudah lebih baik dari pada dulu, tinggal di dekat sampah ya resikonya pasti bau dan tidak bersih Ya tidak bisa berbuat banyak, karena lingkungan sudah terlanjur seperti ini Kurang begitu tahu karena kita sudah tinggal dekat dengan pembuangan akhir Kerja bakti saja
Ikut kerja bakti yang dicanangkan oleh lurah Ada tetapi di tempat pembuangan akhir atau TPA Kurang mengetahui
Iya ada, kerja bakti setiap 2 minggu sekali
Biasa saja. Karena sudah terbiasa hidup berdekatan dengan tempat sampah Ingin lebih maju, lebih bersih dan baik saja
79
Lampiran D.1
PEMERINTAH KOTA BEKASI KECAMATAN BANTAR GEBANG KELURAHAN SUMUR BATU
MONOGRAFI KELURAHAN SUMUR BATU TAHUN 2014
80
Lampiran D.2 Foto-foto Kondisi TPA Sumur Batu
Gunung Sampah TPA Sumur Batu
Kondisi Saluran Air TPA Sumur Batu
Alat Berat yang digunakan untuk mengambil sampah dari Truk sampah yang baru datang
Truk-truk yang mengangkut sampah setiap harinya
Lampiran D.3 Foto-foto Penelitian
Perkampungan Pemulung di sekitar TPA Sumur Batu
Jalan di dekat Perkampungan Pemulung
Kondisi jalan di sekitar perkampungan kelurahan Sumur Batu
Kondisi Parit di Pemukiman penduduk
rumah-rumah penduduk
kondisi halaman depan rumah warga yang bersinggungan langsung dengan jalan
BAE
II
GAMBARAN UMUM, KONDIST FISIK, POTENSIWILAYAH DAN TINGKAT PERKEMBANGAN KE[.URAH.AN
A. GAMB,\RAN UMI,M Kelurahan Sumurbatu terbentuk pada tanggal
: 19 April 2A02, Kelurahan
Sumurbatu merupekan salah satu dari delapan yang ada di Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat, yang wilayahnya diperuntukkan sebagai sentral agrobisnis/pertanian sekaligus seSagai daorah resepan air' Dari luas
*
568'955 ha
areal yang ada, sekitar 318 ha dipergunakan untuk pemukiman penduduk dan pertanian, sedangkan sisenya dipergunakan untuk Sarana gedung perl
KotaBekasi+22,sha.KeberadaantokasiTPABantargebangmembawadampak luar daerah tersendiri bagi masyarakat sekitarnya. Para pemulung yang datang dari untuk mengais rejeki, penduduk pribumi pun pada akhirnya ikut mengumpulkan pencaharian untuk sampah - sampah plastik yang laku dijual sebagai bahan mata menopang kebutuhan hidup keluarga sehai"i- hari' Permasalahan lain yang dihadapi dengan adanya lokasiTPA sampah
:
1. Adanya udara yang tidak bersahabat di wilayah Kelurahan Sumurbatu
2.
dan
sekitarnya akib,at bau yang tidak sedap apabiia tersengat hidung. sumur Terjadinya rembesan terhadap mata air di dalam tanah yang mencemari bau dan sumur penduduk disekitarnya sehingga air tidak layak dikonsumsi karena
-
kotor.
3.
pencemaran terhadap tanaman padi penduduk apabila air lindi yang kotor dan bau masuk ke areel pesawahan yang berakibat gagat panen / puso'
4. Adanya penduduk
luar yang datang dari luar daerah yang keberadaanya belum
jelas akibat karena tidak molaporkan diri.
Meskipun dentikian penduduk dan juga Pemerintah Kelurahan Sumurbatu merasa te-'lantu dengan adanya TPA sampah Bantargebang diantaranya
1.
2,
:
Mata pencaharian terhadap penduduk sebagai tenaga tidak tetap bertambah Nilai ekonomi terhadap sanrpah plastil< yang dikunrpulkan oleh penduduk sehingga menambah penghasilan mereka untuk keperluan keluarga sehari- hari.
3. pemda DKI Jal<arta
memberikan dana kompensasi kepada masvarakat sekitar
melalui pemerintah Kota Bekasi yang diusulkan atas dasar peran serta dan partisipasi masyarakat yang hasilnya telah direatisasikan kedalam berbagai kebutuhan masyarakat itu sendiri seperti halnya : perbaikan llngkungan terhadap jelan
-
jalan yang ada, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana peribadatan,
dan sarana sosial lainnYa,
B. KONDISIFISIK Letak Kota Pemerintahan Kelurahan Sumurbatu berada di sebelah tenggara dari Kota Pemerintahan Kecamatan B-antargebeng, cengan luas * 56g.g5s ha, berada pada 104 M diatas permukaan laut.
C. POTENSI WLAY"AH 1. PotensiAlam
1.1 Batas Wilayah
r
Sebelah Utara
Kel. Padurenan Kec. Mustika jaya
e
Sebelah Timur
Desa Burangkeng Kab. Bel
Sebelah Selatan
Desa Taman Rahayu Kab. Bekasi
Sebelah Barat
Kel. Cikiwul Kec. Bantargebang
I s
1.2 Luas wilaydr menurut penggunaan
r
123
ha
e Tanah Perkantoran
tE v,v
I
I
Tanah Pemakaman Umum
o
Tanah Perusahaan / lndustri
25.2 10
r
Tanah sawah tadah hujan / milik
Pemukiman penduduk
1.4
tu
ha ha
I s r
Tanah TPAsampah DKI
a
Tanah sarana pendidikan
138 0,8 20 22,5 tha
r
Tanah tegalan dan kebun
235,153 ha
n
Tanah lapangan
r
Sarana jalan
tha 5ha
Perorangan
Tanah irigasi
TanahTPAsampah Kota Bekasi
ha ha ha ha
1.3 Topografl atau Bentang Lahan
r
Dataran
568.955 ha
e
Perbukitan / pegunungan
-ha
1.4 Orbitasi
r Jarak ke lbu Kota Kecamatan c Jarak ke lbu Kota Pemda Bekasi r Waktu tempuh ke lbu Kota Kecamatan
r
3,5
Km
1e
l(m
1n
Menit
60
Menit
Waktu tempuh ke lbu Kota Pemda Bekasi
1.5 Kualitas l-ingkungan fisik
r Sungai c Air sumur r Udara s Lahan pertanian r Kumuh
Terkena Pencemaran TPA Sebagian torkena pencemaran TPA Sebagian terkena pencemaran 1?A Sebaglan terl
Ya
2. Potensi Penduduk
2.1 Jumlah penduduk jiwa
E
Laki
r
Peremp.mn
-
13.791 Jiwa 6.993 Jiwa
laki
6.728 Jiwa
u Jumlah Kepala Keluarga Dengan kelompok umur
1.
3.966 Kepala Keluarga
:
0- 4 Tahun
931
Jiwa
2.4-9Tahun
1.168 Jiwa
3. lA-MTahun 4. 15 - l9Tahun 5. 20 .24Tahun 6. 25 - 29 Tahun 7. 3A - 34 Tahun 8. 35 - 39 Thun 9, 40 - 44Tahun
1.157 Jiwa
943 Jiwa 1.042 Jiwa 1.038 Jiwa 847 Jiwa 958 Jiwa
13.60 -64 Tahun
976 Jiwa 930 Jiwa 1.001 Jiwa 859 Jiwa 814 Jiwa
14.60 Tahun keatas
1.058 Jiwa
10.45-49 Tahun 11.50- 54 Tahun 12.55
-
59 Tahun
2.2 Mala pencaharian penduduk
r
PeigawaiNegeri Sipil
387 Orang
e
Pegawaiswasta / karyawan
674 Orang
r
Petani
u
Pertukangan
218 Orang
r
Pernulung
419 Orang
n
Buruh tidak tetap
597 Orang
r TNI/POLRI s Pensiunan ABRI/ Sipil r Pedagang s Jasa angkutan
1.156 Orang
29 Orang 71 Orang 418 Orang 287 Arang
2.3 Tingkat pendidikan umurn penduduk 686 Orang
I Tidak tamat SO
r
Sedang sekolah di SD
@
Tamat SD / sederajat
987 Orang
I Tamat SLTP / sederajat
726 Arang
E
Tamat SLTA/ sederajat
598 Orang
r
AkademiDl-O2
45 Orang
E
Universitas
47 Orang
1.023 Orang
2.4 Tingkat pendidikan khusus penduduk
t Pondok pesantren E
SLB
t Kursus keterampilan
: : :
16 Orang
-
Orang
10 Orang
2.5 Penduduk menurut agama yang dianut I
lslam
E
Kristen protestan
13.757 Orang 199.3%
37 Orang 10.2o/o 41 Orang lA.4%
I Kristen katholik E
Budha
7 Orang
I
Hindu
Orang
u Kong Hu Cu 2.6. Pemilih calon legislatif tahun 2013-2014
Orang
Jumlah Pemilih Caleg
:
Jumlah TPS
: 23TPS
9.842Orang
Jumlah Caleg DPRD Kota Bekasi
KelurahanSumurbatu : 2orang 2.7. Posyandu r Jqmlah Posyandu s Kader Posyandu r Kader Dasawisma 3.
11 Buah 53 Orang 1.00
Orang
Potensi Kelembalaan
3.1 Aparat Pemerintahan Kelurahan
u
Kepala Kelurahan
1 Orang
r
Sekretaris Kelurahan
1 Orang
u Kasi Pemerintahan
1 Orang
E
Kasi Ekbang
1 Orang
I iGsi Ti'antib dan Linmas E
Staf Pelaksana
I Pelaksana Fungsional E Data lengkap aparat Kelurahan
1 Orang 25 Orang 1 Orang
Kelembagaan
terlampir
3.2 Organisasi kelembagaan kemasyarakatan
r
Lembagapemberdayaan Masyarakat
1 Buah
r
Jumlah RW
7 Buah
e
Jurnlah RT
44 Buah
r
Jumlah Karang Taruna
1 Buah
q
Jumlah PKK
1 Buah
4. Sarana dan Prasarana 4.1 Sarana lbadah
r
Jumlah Masjid lslam
e
Jumlah Mushola lslam
25 Buah
r
Jumlah Majlis Ta'lim lslam
27 Buah
e Jurnlah gereja (Kristen/katholik)
r a
Jumlah wihara( Budha ) Jumlah Pura ( Hindu )
6 Buah
- Buah - Buah - Buah
4.2 Jenis kegiatan yang ada
r r r
Musik dangdut
1 Buah
Musik Qasidah
15 Buah
Vokal group
1 Buah
4.3 Sarana jalan
r
Jalarr aspal
e Jalan diperkeras
r
Jalan Tanah
16.924 Km
15
Km
3.466 Km
Organisasi masyarakat
4.4 Prasarana pendidikan formal NO
JUMLAI{
PRASARANA
KONDISI
( BUAH )
BAIK
1
PAUD
I
I
2
SekolahDasar(SD)+MlN
4
4
3
SLTP / MIN
1
1
4
SLTA /
1
1
5
Un iversitas/Akadem
6
Mis
1
1
SMK
:
BURUK
i/$ekolah ti ngg i
4.5 Prasarana kesehatan NO.
PRASARANA
KETERANGAN
JUMLAH
{ ADATT|DAK
( BUAr-i )
i
1
Puskesmas pembantu
Ada
1 Buah
2
Poliklinik
Ada
4 Buah
3
Apotik
Tidak
4
Rumah bersalin / Bidan
Ada
2Buah
KETERANGAN
JUM LAH
( ADA TIDAK )
( BUAFT )
4.6 Prasarana Olah raga lvo.
PRASARANA
'
1
Lapangan sepak bola
Ada
2 Buah
2
Lapangan Volley
Ada
6 Buah
3
Lapangan Bulu tangkis
Ada
3 Buah
4
Lapangan Tenis meja
Ada
5 Buah
4.7 Pos Keamanan Lingkungan ( pos F.amling NO.
NAMA POS KAMLING
)
LOI(ASt
1
RW 01
02i 01 RT 03/01
2
RW 02
RT01 /02
RT
RT 02/ 02 RT 03/ 02 3
RW03
RT01/03 RT02/03 RT 03/ 03 RT 04/ 03
4
RW 04
RT01t04 RT 02t A4
KETERANGAN
5
RW 05
6
RW 06
RT03i04 RT01 /05 RT02/05 RT03/05 RT02/06 RT03/06 RT05/06 RT07/06 RTOg/06 RT011 /06
RT03/07 RT04/07 RT05/07 RT06/07 RT07 l07 RT08/07 RT09/07
RW 07
7
4.8 Alat paspa panen
r r r
Perontak gabah
a
Penggiling tepung
Penggiling padi Parut kelapa
3 5 5
Buah Buah (RW02,04,05) Buah Buah
D. TINGKAT PERKEMBANGAN KELURAHAN
l.
KesehatanMasyarakat
1. Kematian bayi Jumlah bayitahun ini
r 2.
Jumlah bayi lahir matitahun ini
199
Orang
-
Orang
862
Orang
Status gizibalita
r Jumlah balita tahun ini a Jumlah balita bergiziburuk r Jumlah balita bergizi kurang e Jumlah balita bergizibaik
1 Orang
643
Orang Orang
Keluarga Berencana
,^
q
Jumlah pos KB
r
Jumlah sub pos KB
: '.
1 7
Buah Buah
I1
J0mlah pasangan usia subur (PUS)
T
Jumlah wanita usia subur (WUS)
2.942 PUS 4.329 WUS
74
Jumlah ibu hami!
I
Jumlah PUS ingirr anak
il
Jumlah PUS tidak ingin anal<
380 Orang 2V4 Orang 4 Kelompok (RW 02,03,06,07)
I Jumlah kelompok BKB E
Jumlah kelompok BKR
3 Kelompok (RW 02,03,07) 4 Kelompok (RW 02,03,06,07)
-
I Jumlah kelompok BKL
10
E
Jumlah posyandu
o
Pencapaian peoerta KB selama 1 tahun: Tahun 2013
Kelcmpok
JUMIAH PPM
JENIS ALAT KONTRASEPSI
NO.
Orang
(AKSEPTOR)
I
IUD
39 Aks
2
MOP
18 Aks
3
MOW
34
4
IMPLANT
282Aks
5
SUNTIKAN
1.403 Aks
6
PIL
7
KONDOM
8
NON HORMONAL
9
HORMONAL
KETERANGAN
Aks
403 Aks 35 Aks
JUM!.AH
2214 Aks
u Pencapaian Peserta KB baru / peserta KB aktif selama 1 tahun
NO.
JUMLAH PELAYANAN
JENIS ALAT
( AKSEPTOR )
KONTRASEPSI
KETERANGAN
SWASTA
PEMERINTAH
TOTAL
1
IUD
19
20
39
2
MOW
10
24
34
3
MOP
12
6
18
4
KONDOM
33
2
35
5
IMPLANT
123
159
282
6
SUNTIK
557
846
1403
7
PIL
125
7284
403
879
1335
2214
JUMI-AI"!
4. Tenaga kesehatan
I
Dokter
1
Orang Orang
E
Bidan
e
I
Perawat / Mantri
2
Orang
Dukun terlatih
e
Orang
I
5. Wabah penyakit
I Malaria
Orang
3 Demam berdarah
Orang
I
Orang
Kolera
6. Tingkat Kesejahteraan Keluarga
I Keluarga pra sejahtera EI
Keluarga sejahtera
T
Keluarga sejahtera ll
!
Keluarga sejahtera lll
I Keluarga sejahtera Plus ! Jumlah keseluruhan I
Keluarga miskin penerima kartu Jamkesda
B
Kepala keluarga penerima dana Kompensasi TPA DKI
7. Pelaksanaan Musyawarah Pembangunan 7.1 Pelaksanaan Musrenbangkel tahun ini
r
KK
76
KK
KK KK KK
3.966 KK 1.550 Jiwa 3,327 KK
Kelurahan ( Musrenbangkel
9
a.
1 Orang 5 Orang
Penrakilan tokoh masYarakat
c.
Utusan tingkat kecamatan
d.
Utusan dari SKPD Tingkat Kota
)
ada
'Jumlah yang diundang
9, Aparat Kelurahan
7.2 7.3
614 1.214 1.610 452
Orang
-
Orang
Bekasi
2 Orang
e,
LPM
1
f.
Karang Taruna
g.
PKK
-
Orang Orang Orang
Daftar usulan prioritas pembangunan melaluiswadaya
I
dana lainnya
Daftar usulan prioritas pembangunan yang bersumber APBD murni
7.4
Menyampaikan daftar nam perwakilan masyarakat untuk mengikuti musrenbang
Tingkat Kecamatan
ll.
Keamanan Ketentraman dan Ketertiban
1.
Data Kriminal
s r s r
Jumlah peristiwa penanrian
Kali
Jumlah peristiwa perampokan
Kali
Jumlah peristiwa penganiayaan
Kali
Jumlah peristiwa perkelahian
Kali
E
Jumlah peristiwa penculikan
Kali
r u r p r s r
Jumlah peristlwa per&unuhan
Kali
Jumlah peristiwa bunuh diri
Kali
Jumlah peristiwa permbaan pembunuhan:
Kali
Jumlah peristiwa pernerkosaan
Kali
Jumlah peristiwa penipuan
Kali
.,
Curanmor
1
t(ati
Demo
I
Kali
Slstem Kearnanan Ungkungan I
Fos kamling
34
Jadwal Pos kamling
ada
I
Kegiatan piket malam kelurahan
ada
E
Jumlah anggota Linmas
31
lll.
Orang
Ekonorni Kelurahan
1. Pelaku Usaha Pelaku Ekonomi Kelurahan Sumurbatu Pada Saat iniTelah mempunyai
. c . o 2.
r e
Koperasi
Kelurahan
Ceria Mart
1 buah
Toko Serba ada
4 buah
jalan )
Warung Kecil / Pengecer 15 buah
Penerimaan zakat fitrah Jumlah penduduk pereluk agama islam
:
13.757 Jiwa
Jumlah penduduk yang memberikan
Zakat
s r n
1 buah ( belum
Jumlah zakat yang terkumpul
Untuk mustahiq konsurntif Disetor ke baziz kecarnatan
:
246 Jiwa :Rp. 15.109.503,-
:Rp, 8.457.318,:Rp. 5.550.000,-
:
Untuk amilin RT
Rp.
1.088.076,-
RW
Rp.
519.309,..
Kel.
Rp.
99.000,-
KEMENTERIAN AGAIT'IA UIN JAKARTA
FITK
No. Tgl.
FoRM (FR)
Dokumen
:
-FITK+RaRD-oB2
Terbit : t
lrrtaret
ZO1O
Jl. k. H. Juanda |,/og'C&t;dd lS4tZ tnbnesia
suRATpERMoHmLtnAN
Nomor : Un.01 tF .1 1KM.O1 .3Befrit\O1 4
Jakarta, 8 Desember 2014
Lamp. :Hal : Permohonan lzin penelitian
Kepada Yth. Kepala Kelurahan Sumur Batu di Tempat Assal amu'alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama
:NoviPuji Lestari
NIM
:1 1 10015000092
Jurusan Semester
:Pendidikan llmu pengetahuan Sosial :9 (Sembilan)
Judul skripsi :studi rentang Kepedurian Masyarakat daram pengeroraan sampah di Kerurahan sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadlkan p"n"tiLn (riset) di Kelurahan yang bapaUlbu pimpin.
untuk itu kami Tg.hon . Bapak/rbu dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassal am u' al aikum wr.wb.
,Dekan
Tembusan: 1. Dekan F|TK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
Pd 1 012
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA
FoRM (FR)
FITK Jl. lr. H. Juanda
No 95 Ciputat
1
5412 tndonesh
: Terbit :
No. Dokumen Tgl. No. Revisi: Hal
:
FITK-FR-AKD-O82
1 Maret
2010
02 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01 /F. 1 /Kltl.}1.3lgs.d{ZV
Lamp.
Hal
Jakarta, 8 Desember 2014
::Permohonan lzin Penelitiqn Kepada Yth.
Kepala Kelurahan Sumur Batu di Tempat Assalam u' at aiku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama NIM Jurusan
:1110015000092
Semester
:9 (Sembilan)
:Novi Puji Lestari
:Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial
Judul Skripsi :Studi Tentang Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di Kelurihan yang bapal
Untuk
itu kami mohon Bapak/lbu dapat mengizinkan
melaksanakan penelitian dimaksud.
mahasiswa tersebut
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassal am u' a I a i k u m wr.wb.
Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
:'
Purwanto, M. Pd 24 200801 1 012
LEMBAR UJI REFERENSI Nama
Novi Puji Lestari
NIM
I I 10015000092
Fakultas
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan/I(onsentrasi
Pendidikan
No.
IP
S/Geografi
NamaBuku
Paraf
Paraf
Pembimbing
Pembimbing
I BAB
1. Budiman, Chandra. Pengantar Kesehatan Linglamgan
I
Hidup. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. 2006.
2. http:/lharianterbit.com//welcom/read/20
I
4/TpA-
Sumurbatu-Tak-Mernadai-B ekasi-darurat-
S
http://m.energitoday.com/20 I 4//sampah-di-tpasumurbatu-bantargebans-mengzunung. Diakses pada tanggal 8 Desember 2014pukttl 19.21
BAB
il
I
.
i
(/
,r v t
http://id.m.wikipedia.ore/wiki/pemgelolaan-sampah. diakses tanggal 8 Desember 2014 pukul 20.30.
2. Asaad, Ilyas. Executive Summary,Perilaku Masyarakat Peduli Linghmgan Survei KLH 2012. Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2013.
I
ampah.
diakses tanggal 8 Desember 2014 pukul 19.00
3. '
,V {
u
I,
?
p 3.
Diana Hendrawan, Peran sertd masyarakat dalam
fi,w
pengelolaan sampah, Universitas Trisakti, pustaka Bank Melati Kota Tangerang
4.
Wulan Tri Eka, Evaluasi program pengelolaan s
ampah berb asis masyarakar, Instifut Pertanian
Bogor.2009
5.
Wulan
Tri
pertanian
Bogor.2009
Pustaka Bank Melati Bersih, Tangerang Selatan
Iakarta.2}ll BAB
1.
m
Masri Singarimbun, Sofian e{fendi,lletode penelitian Suryai,LP3ES. Hal. 3-6
2.
Jonathan Sarwono, metodepenelitian lamntitatif
&
198-199
.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneiitian; SebuahP endekatanP rakt
eh Jakarta, Rineka Cipta, 20 1 0. Hal
2At
BAB
1.
Bappeda Kota Bekasi,2005
rV
2. 3.
Profil kesehatan kota Bekasi Bantargebang.bekasikota.go.id/laporan-pemantauanpengelolaan-tpa-sumur-batu. Diakses pada tanggal Desemb er 201 4
4.
l/
E
q/
v
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Sebuah PendekntanPral*ek, I akarta, Rineka Cipta, 201 0. Hal
4.
L
1r
Kualitatif,h.224
3.
U
Eka, Evaluasi program pengelolaan
sampah berbasis masyarakat, Institut
6.
k
t V v
l9
pukul 12.20
B antar-geb ang.b ekas
frl
ik ota. go.idl llaporan-pem antauan-
\, 'L
,q
a
I rx //
/y ,Y
-
pengelolaantpa-bantargebang
Badan
pengelolaan
Lingkungan Hidup Kota Bekasi
0/
5. Monografi Kelurahan Sumur Batu 6. Bahrudin Supardi, Berbalai [Jntuk Bumi, (Bandun&
w
V
Rosdakarya,2AAg)
7.
Worldpressure.blogspot.inr'observasi-skripsi diakses
Y
pada tanggal23 Desernber2}l4 pukul 10.23
8.
http://www.psikologizone.com/teori-siemundfreud, 065
l 1 598 diaksespada l 7 Desemb er 2Al 4 pukul
q4)
10.22
9.
http://sites.eoosle.corn/lsistem pengelolaan sampini
TPA wisata edukasi. Diakses pada tanggal 23 Januari 2015 pkl09.00
l,
,'r ,v
r,y
&
r
Judul Skripsi : Studi Tentang Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Cebang Kota Bekasi
Jakarta,5 Februari 2015
Dosen
Dr. Teuku R. NIP. 195209
Skripsi I
Dosen Pembimbing Skri
Sodikin. M.Si NIP.
BIODATA PENULIS Novi Puji Lestari adalah nama lengkap dari penulis yang biasa dipanggil Novi. Lahir di Semarang, 13 November 1991, putri dari pasangan Bapak Riyadi (Alm) dan Ibu Sri Murwani ini merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 1 Sorogaten Jawa Tengah tahun 19982004, SMP Negeri 1 Cileungsi tahun 2004-2007, SMA Muhammadiyah 1 Cileungsi tahun 2007-2010, dan UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Geografi tahun 2010-2015. Selama duduk di bangku perkuliahan, penulis juga aktif di berbagai kegiatan organisasi kemahasiswaan. Penulis juga senang meluangkan waktunya untuk menekuni hobinya travelling. Skripsi yang di tulis berjudul Studi Tentang Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi dalam arahan dan bimbingan dari dosen Pembimbing I Dr. Teuku Ramli Zakaria, MA. dan Dosen Pembimbing II Sodikin, M.Si. semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.