i
PERSEPSI MASYARAKAT DALAM MEMBUANG SAMPAH DI BENTANGANSUNGAI KAMBU KECAMATAN KAMBU KOTA KENDARI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Pada Jurusan/ Program Studi Pendidikan Geografi
OLEH: SARTIKA A1A4 12 071
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
ii
iii
iv
v
ABSTRAK Sartika (2016) “Persepsi Masyarakat Dalam Membuang Sampah Di Bantaran Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari ( Studi Kasus Sungai Kambu)”. Dibawah bimbingan Drs. Surdin, M.Pd sebagai pembimbing I dan La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pd sebagai pembimbing II.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat dalam membuang sampah di sekitar Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode: angket (kuesioner), observasi dan dokumentasi. Data diperoleh dari 25 informan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis persentase dan disajikan pada table ditribusi. Hasil penelitian ini diketahui bahwa persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bentangan Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari dengan menggunakan 4 indikator yaitu Tanggapan terhadap kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah dibantaran sungai, diperoleh hasil rata-rata 3,00 dan berada pada kategori cukup baik. Pandangan terhadap kondisi lingkungan sungai,diperoleh hasil rata-rata 2,60 dan berada pada kategori kurang baik. Pemahaman terhadap fungsi sungai,diperoleh hasil rata-rata 2,68 dan berada pada kategori kurang baik. Pengetahuan terhadap bahaya membuang sampah dibantaran sungai, diperoleh hasil rata-rata 2,93 dan berada pada kategori kurang baik.Dengan demikian persepsi masyarakat dala meembuang sampah di bantaran Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari secara keseluruhan diperoleh hasil skor rata-rata sebesar 2,78 dan berada dalam kategori kurang baik.
Kata Kunci : Persepsi Masyarakat, Sampah, Sungai Kambu.
v
vi
ABSTRACT
Sartika (2016) "Public Perception In Throw Trash In the River Kambu Plate Kambu District of Kendari City". Under the guidance of Drs. Surdin, M.Pd as supervisor I and La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pd as mentors II.penelitian aims to determine the public perception in waste bins around the River Kambu Kambu District of Kendari. The research is a qualitative study using descriptive methods. The data collection is done with the method: a questionnaire (questionnaire), observation and documentation. Data obtained from 25 informants. Data were analyzed by using percentage analysis and presented in the distribution table. The results of this research note that the perception of the public in taking out the trash in a river Kambu bank Kambu District of Kendari City by using 4 indicators of response to people's habits in disposing of garbage dibantaran rivers, earned an average yield of 3.00 and be in good enough category. This view of the environmental conditions of the river, obtained an average yield of 2.60 and are in the unfavorable category. An understanding of the function of the river, obtained an average yield of 2.68 and are in the unfavorable category. Knowledge of the dangers of littering dibantaran rivers, earned an average yield of 2.93 and is in the category of less baik.Dengan dala meembuang thus the public perception of garbage in a river bank Kambu Kambu District of Kendari overall result the average score at 2.78 and are in the unfavorable category.
Keywords: Public Perception, Garbage, River Kambu
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Persepsi Masyarakat dalam Membuang Sampah Di Bentangan Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari “. Seiring dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghormatan kepada Drs. Surdin, M.Pd selaku pembimbing I dan
La Ode
Amaluddin,S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih penulis tujukan kepada Ayahanda Peti, Ibunda Siti Nurcaya dan Paman Fahruddin atas dukungan, perhatian, kasih sayang dan doanya kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada : 1. Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, M.S selaku Rektor Universitas Halu Oleo 2. Prof. Dr. La Iru, S.H., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo 3. La Ode Amaluddin, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo sekaligus penasehat akademik penulis. 4. La Ode Nursalam, S.Pd.,M.Pd selaku Sekertaris Jurusan/Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Halua Oleo vii
viii
5. Drs. Ramli, M.Si, Drs. La Harudu, M.Si, Pendais Hak, S.Ag., M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini. 6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis serta seluruh staf yang telah memberikan fasilitas dan memudahkan dalam pengurusan administrasi selama masa kuliah penulis. 7. Seluruh masyarakat yang berada di sekitar sungai kambu yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya dalam membantu penulis mengumpulkan data penelitian 8. Teman-teman jurusan geografi dari angkatan 2011-2015 yaitu Kak Firda, Kak Yani, Kak Sabrina, Kak Ayu, Kak Saptin, Kak Aan, Kak Selly, serta senior lainnya. Dan untuk Gaby, Deice, Ramla, Irly, Dinda, Imel, Epy, serta teman teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas motivasi dan dukungannya. 9. Teman-teman asrama pondok Flowers 5 yaitu Kak Suci, Kak Fida, Kak Ani, Kak aisa, Sar, Siti, Alma, isma dan Eka yang telah memberikan semangat, doa, serta dukungannya. 10. Semua pihak yang telah terlibat dalam bentuk apapun itu selama menempuh kuliah yang tidak sempat tertulis, dengan tulus penulis haturkan terima kasih dan semoga Allah SWT. Memberikan balasan yang sesuai. Demikian penulis sampaikan semoga Allah SWT membalas segala budi baik dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. viii
ix
Akhir kata, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak penulis sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini.
Kendari,
April 2016
Penulis
ix
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL .................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................... ABSTRAK ....................................................................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................... DAFTAR TABEL............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ A. Latar Belakang ..................................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................................ C. Tujuan Penelitian ................................................................................. D. Manfaat Penelitian ............................................................................... BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... A. Deskripsi Teori..................................................................................... 1. Konsep Persepsi ............................................................................. 1.1 Pengertian Persepsi .................................................................. 1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ........................... 1.3 Syarar Terjadinya Persepsi...................................................... 1.4 Proses Terbentuknya Persepsi.................................................. 2. Konsep Masyarakat........................................................................ 3. Konsep sampah .............................................................................. 3.1 Pengertian Sampah................................................................... 3.2 Membuang dan Pengolahan Sampah ....................................... 3.3 Jenis – Jenis Sampah................................................................ 3.4 Metode Membuang Sampah .................................................... B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. C. Kerangka Pikir ..................................................................................... BAB III METODE PENELITIAN................................................................... A. Lokasi dan Waktu penelitian................................................................ B. Jenis Penelitian.................................................................................... C. Sumber dan Jenis Data Penelitian ........................................................ D. Fokus dan Deskripsi Penelitian............................................................ E. Teknik Penentuan Informan................................................................. F. Instrumen Penelitian............................................................................. G. Teknik Pengumpulan Data................................................................... H. Teknik Pengolahan Data ...................................................................... ix x
i ii iii iv v vi ix xi xii 1 1 3 3 3 5 5 5 5 7 9 10 12 14 14 16 18 21 22 23 25 25 25 25 26 27 28 30 31
xi
I. Teknik Analisis Data............................................................................ BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 1. Letak Wilayah ................................................................................ 2. Kependudukan................................................................................ 3. Kondisi Sungai Kambu .................................................................. B. Karakteristik Informan ......................................................................... 1. Jenis Kelamin Informan ................................................................. 2. Usia Informan................................................................................. 3. Tingkat Pendidikan Informan ........................................................ 4. Karakteristik Pekerjaan Informan .................................................. C. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................... 1. Persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bentangan sungai kambu kecamatan kambu kota kendari............................... 1) Tanggapan terhadap kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah dibantaran sungai ..................................... 2) Gambaran terhadap kondisi lingkungan sungai ....................... 3) Pemahaman terhadap fungsi sungai ......................................... 4) Pengetahuan terhadap bahaya membuang sampah dibantaran sungai ....................................................................
31 33 33 33 34 35 36 36 36 37 38 39 39 39 42 50 53
BAB V PENUTUP........................................................................................... 64 A. Kesimpulan .......................................................................................... 64 B. Saran..................................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8.
9.
10.
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Teks
Halaman
Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin............................... Identitas Informan Berdasarkan Usia ..................................................... Identitas Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................. Identifikasi Karakteristik Pekerjaan Informan........................................ Kebiasaan masyarakat membuang sampah dibantaran sungai merupakan kebiasaan yang tidak boleh dilakukan ................................. Kebiasaan masyarakat membuang sampah dibantaran sungai merupakan kebiasaan yang baik dan wajar dilakukan............................ Untuk menjaga kondisi sungai kambu harus dilakukan penyuluhan – penyuluhan kepada masayrakat tentang larangan membuang sampah dibantaran sungai .................................................... Sungai kambu memerlukan penanggulangan untuk mencegah masyarakat agar tidak menjadikan sungai kambu sebagai tempat pembuangan sampah................................................................... Peraturan pemerintah tentang larang membuang sampah dipinggiran jalan, bantaran sungai, dll harus ada kerjasama atau partisipasi antara masyarakat dan pemerintah.......................................................... Kerusakan lingkungan disekitar sungai kambu disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang sering membuang sampah dibantaran sungai...................................................................................................... Kondisi lingkungan sungai kambu sangat bagus dan terpelihara........... Fungsi sungai adalah sebagai sumber air bersih..................................... Fungsi sungai sebagai tempat hidup mahkluk hidup seperti udang, kepiting, ikan, dll. ................................................................................... Fungsi sungai sebagai jalur transportasi air............................................ Membuang sampah dibantaran sungai dapat menyebabkan bahaya banjir........................................................................................... Membuang sampah dibantaran sungai dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti diare, gatal-gatal, dll. ........................ Membuang sampah dibantaran sungai dapat menimbulkan bau tidak sedap/bau busuk...................................................................................... Membuang sampah dibantaran sungai dapat mengganggu aliran sungai............................................................................................ Membuang sampah dibantaran sungai dapat merusak ekositem Sungai .....................................................................................................
xii
34 34 35 36 38 39
40
42
43
45 46 47 49 50 52 53 54 55 56
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 2. 3. 4.
Teks
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir .......................................................... 23 Gambar 4.1 Peta Administrasi....................................................... 33 Gambar 4.2 Kondisi Sungai Kambu.............................................. 34 Gambar 4.3 Tumpukan Sampah Dibantaran Sungai Kambu......... 53
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Teks
Halaman
Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian ............................................................... Lampiran 2 Pedoman Observasi ................................................................... Lampiran 3 Pedoman Kuisioner (Angket) .................................................... Lampiran 4 Data Hasil Penelitian ................................................................. Lampiran 5 Kisi Kisi Angket Penelitian ....................................................... Lampiran 6 Data Informan............................................................................ Lampiran 7 Dokumentasi..............................................................................
xiv
69 70 74 76 77 78 79
1
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang cukup rumit
diakibatkan karena kurangnya pengertian masyarakat terhadap akibat-akibat yang dapat
di
timbulkan
oleh
sampah,
kurangnya
biaya
pemerintah
untuk
menyediakan/mengusahakan pembuangan sampah yang baik dan memenuhi syarat.Faktor lain yang menyebabkan permasalahan sampah di Indonesia adalah meningkatnya taraf hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan dan kurangnya partisisapsi masyarakat untuk memelihara kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya (slamet dalam lasma rohani, 2007: 15-16) Masalah sampah merupakan masalah lingkungan yang sangat penting, dan menjadi tanggung jawab semua masyarakat seluruh bangsa Indonesia. Negara mempunyai kewajiban mengelola lingkungan sesuai dengan apa yang tercantum dalam Pasal 33 (ayat 3) UUD 1945 yang berbunyi: bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Selanjutnya, kewenangan Negara menguasai dan mengatur pemanfaatan bumi, air, dan kekayaan alam tersebut juga ditegaskan dalam Pasal 10 (ayat 3) UU No.4 Tahun 1982, yaitu tentang ketentuan pokok membuang lingkungan hidup. Dalam pasal ini dinyatakan bahwa Negara memiliki kewenangan 1
2
untuk: (a) mengatur peruntukan, pengembangan, penggunaan, penggunaan kembali, daur ulang, membuang, dan pengawasan; (b) mengatur perbuatan hukum dan hubungan hukum antara orang atau subyek hukum lainnya terhadap sumber daya; dan (c) mengatur pajak dan retribusi lingkungan. Permasalahan sampah bukan hanya terjadi di Kota-Kota besar yang ada di Indonesia seperti Jakarta, akan tetapi permasalahan sampah juga terjadi di Kota kecil seperti di Kota Kendari. Hal ini disebabkan oleh jumlah penduduk Kota Kendari dari tahun ke tahun Mengalami peningkatan karena Kota Kendari merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara sehingga Kota Kendari menjadi pusat perekonomian dan pendidikan. Oleh karena itu, diperlukannya kesadaran bagi pemerintah daerah atau Kota maupun masyarakat dalam membuang sampah agar Kota Kendari menjadi Kota yang memiliki lingkungan yang sehat dan bersih. Permasalahan sampah sering kali terjadi di sekitaran sungai tak terkecuali sungai yang ada di kota kendari khususnya di kelurahan kambu diakibatkan karena kurangnya
kesadaran
masyarakat
yang tinggal
disekitaran
sungai
tentang
permasalahan sampah dan dampak yang dapat di timbulkan oleh sampah. Dimana masyarakat yang tinggal disekitar sungai menganggap bahwa sungai adalah tempat pembuangan sampah yang paling baik sehingga masyarakat yang ada disekitaran sungai selalu membuang sampah di muara sungai.Dari permasalah diatas maka peneliti tertarik mengambil judul tentang “Presepsi Masyarakat Dalam Membuang Sampah Di Bentangan Sungai Kambu Di Kecamatan Kambu Kota Kendari”.
3
B.
Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan uraian di atas yaitu
bagaimana persepsi masyarakat dalam membuang sampah di Bentangan Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari ?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui persepsi masyarakat dalam membuang sampah di sekitar Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari
D.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai perilaku masyarakat dalam membuang sampah di sekitar Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari b. Diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan tentang permasalahan sampah c. Sebagai bahan informasi bagi para peneliti lain dalam rangka mengadakan penelitian yang lebih komprehensif, serta menjadi pendamping bagi peneliti lainnya yang tertarik untuk melakukan penelitian sejenis.
4
2. Manfaat Praktis Secara Praktis, penelitian ini diharapakan dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah daerah maupun instansi terkait dalam membuang sampah dan Sebagai bahan informasi atau masukan bagi masyarakat mengenai membuang sampah
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
Deskripsi Teori 1.
Konsep Persepsi 1.1. Pengertian Persepsi Secara etimologis, persepsi berasal dari kata perception berasal dari bahasa
latin perception; dari percipare yang artinya menerima atau mengambil (Sobur, 2003 : 445). Selanjutnya menurut Leavit (dalam sobur, 2003 : 445) persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas persepsi adalah pandangan atau pengertian yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Sedangkan Miftah Toha (2003: 141) menyebutkan “Persepsi adalah suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman” Jalaludin Rakhmat (2007: 51) menyatakan persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan, Suharman (2005: 23) menyatakan: “persepsi merupakan suatu proses menginterpretasikan atau menafsir informasi yang diperoleh melalui system alat indera manusia”. Menurutnya ada tiga aspek di dalam persepsi yang dianggap relevan dengan kognisi manusia, yaitu pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian. 5
6
Sugihartono, dkk (2007: 8) mengemukakan bahwa persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata. Persepsi merupakan obyek-obyek di sekitar yang ditangkap melalui indera dan diproyeksikan pada bagian tertentu dalam otak sehingga dapat mengamati suatu obyek (Husaini, 1978: 103). Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian –balik (decoding) dalam proses komunikasi (Mulyana, 2002: 167). Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi tidak akurat tidak mungkin terjadi komunikasi yang efektif. Untuk lebih memahami persepsi, berikut adalah beberapa definisi persepsi menurut para ahli, diantaranya: 1. Desiderato, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli) (Rakhmat, 1996: 51). 2. Branca, mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses yang didahului oleh penginderaan (Walgito, 2002: 45). 3. Moskowitz dan Orgel, persepsi merupakan proses yang intergrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya (Walgito, 2002: 46).
7
4. Epstein dan Roger, persepsi adalah seperangkat proses dengan mengenali, mengorganisasikan, dan memahami serapan-serapan inderawi yang diterima dari stimuli lingkungan (Sternberg, 2008: 105). 5. Joseph A. Devito, persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita (Mulyana, 2002: 168). Dari beberapa pengertian diatas, dapat dinyatakan bahwa persepsi adalah pandangan atau tanggapan seseorang terhadap suatu fenomena atau suatu objek tertentu yang ditanggap oleh indera baik indera penglihatan, pendengaran, perasaan maupun penciuman.Dengan persepsi individu dapat mengerti keadaan lingkungan sekitar. Walaupun demikian persepsi individu yang satu tentu berbeda dengan individu yang lain tergantung dari sudut pandang masing-masing dimana individu ada yang mempersepsikan sesuatu itu dengan baik/positif maupun negatif.
1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Kenneth E. Andersen, perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, perulangan, faktor biologis, dan faktor sosiopsikologis (Rakhmat, 1996: 51-54).
Sedangkan menurut Twikromo factor-
faktor
seseorang
yang
mempengaruhi
persepsi
adalah
meliputi
:
(a)
8
pemahaman/pengertian seseorang terhadap suatu objek, (b) pengalaman, (c) pengetahuan yang dimiliki seseorang, (d) prinsip/kenyakinan, (e) keadaan lingkungan, dan (f) kebutuhan. Menurut Miftah Toha (2003: 154), faktor-faktor yang mempengaruhipersepsi seseorang adalah sebagai berikut : a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi. b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek. Menurut Bimo Walgito (2004: 70) faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu: a. Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. b. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang
9
diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang. c. Perhatian Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek. Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaan-perbedaan
dalam
kepribadian,
perbedaan
dalam
sikap
atau
perbedaandalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadidalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya
1.3. Syarat Terjadinya Persepsi Menurut Sunaryo (2004: 98) syarat-syarat terjadinya persepsi adalahsebagai berikut: a. Adanya objek yang dipersepsi
10
b. Adanya
perhatian
yang
merupakan
langkah
pertama
sebagai
suatupersiapan dalam mengadakan persepsi. c. Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus d. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yangkemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.
1.4. Proses Terbentuknya Persepsi Menurut Miftah Toha (2003: 145), proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu: a. Stimulus atau Rangsangan; Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya. b. Registrasi; Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut. c. Interpretasi; Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangatpenting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang. Selanjutnya Sobur (2003 : 447) mengemukakan dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama yaitu:
11
a. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dariluar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
b. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang.
c. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang diterima, sehingga menghasilkan sebuah bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Dalam menelaah proses terbentuknya persepsi sangat dipengaruhi oleh faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal (Rakhmat,1998: 55). Selanjutnya Rakhmat menjelaskan yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberi respon terhadap stimuli. Persepsi meliputi juga kognitif (pengetahuan), yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan (Gibson, 1986: 54). Tjahjorini Sugiharto (2001: 19) memgemukakan bahwa persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor utama, yakni pengalaman masa lalu dan factor pribadi. Persepsi menurut Slameto (2010: 102) adalah proses yang menyangkut masuknya
12
pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
2.
Konsep Masyarakat Menurut Koentjaraningrat dalam Ariana (2011 : 21) istilah masyarakat berasal
dari akar kata Arab syaraka yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul”, atau dengan istilah ilmiah, saling “berinteraksi”.Selanjutnya, yang dimaksud dengan masyarakat adalah suatu kesatuan manusia yang diikat oleh pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas kesatuan itu. Lagi pula, pola itu harus bersifat mantap dan sinambung, dengan kata lain pola khas itu harus sudah menjadi adat istiadat yang khas. Jadi, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat sinambung dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Menurut Mac lver dan Page dalam Soerjono Soekanto (2006 : 22) memaparkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan, tata cara dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah laku serta kebiasaan-kebiasaan manusia. Masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga menghasilkan suatu adat istiadat. Sementara
pengertian masyarakat menurut Selo Soemardjan
dalam Soerjono Soekanto (2006 : 22) adalah orang-orang yang hidup bersama yang
13
menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan. Menurut Ralph Linton dalam Soerjono Soekanto (2006 : 22) masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Sedangkan Menurut Emile Durkheim dalam Soleman B. Taneko (1984 : 11) bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri, bebas dari individu-individu
yang
merupakan
anggota-anggotanya.
Masyarakat
sebagai
sekumpulan manusia didalamnya ada beberapa unsur yang mencakup yaitu : 1)
Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama;
2)
Bercampur untuk waktu yang cukup lama;
3)
Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan; dan
4)
Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan atau suatu kesatuan manusia yang hidup bersama dalam waktu yang lama dan saling berinteraksi atau bergaul satu sama lain sehingga menghasilkan sebuah budaya atau kebiasaan dan adat istiadat.
14
3.
Konsep sampah 3.1. Pengertian sampah Menurut Widyati dan Yuliarsih dalam Ramadhan (2009 : 13) Sampah adalah
segala sesuatu yang tidak terpakai lagi dan harus dibuang. Selain itu
menurut
Iskandar dalam Ariana (2011 : 29) Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber asil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sementara Menurut Juli Soemirat Slamet dalam Wibowo (2010 : 34) sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk. Sampah yang mudah membusuk terdiri dari zat-zat organik seperti sayuran, sisa daging, daun dan lain sebagainya sedangkan sampah yang tidak mudah membusuk berupa plastik, kertas,
karet, logam, abu sisa pembakaran dan lain
sebagainya. Sampah merupakan bahan buangan dari kegiatan rumah tangga, komersial, industri atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia lainnya. Sampah juga merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai ( Purwendro & Nurhidayat dalam Wibowo, 2010 : 34).Menurut Murthado dan Said dalam Ramadhan (2009 : 13) sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan limbah padat. Sedangkan limbah itu sendiri pada dasarnya berarti suatu bahan yang dibuang atau terbuang dari suatu aktivitas manusia, maupun prosesproses alam dan tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat
15
mempunyai nilai ekonomi yang negatif.Sampah dikatakan mempunyai nilai negatif karena penanganan untuk membuang atau membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar, disamping juga dapat mencemari lingkungan. Sementara Slamet dalam Rama Putra Iswara (2013 : 17) lebih lanjut menambahkah bahwa sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Membuang Sampah (2008:1), “sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.”Selanjutnya yang dimaksud dengan sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan membuang khusus.Menurut SK SNI T-13-1990-F menyebutkan sampah terdiri dar zat organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah yang oleh masyarakat dianggap sebagai barang yang tidak berguna pada hakekatnya dapat dimanfaatkan kembali (Tchobanoglous dalam Wibowo, 2010 : 35). Sampah adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik berupa bahan buangan yang berasal dari rumah tangga maupun pabrik sebagai sisa proses industri (Apriadji dalam Ramadhan, 2009 : 13). Berdasarkan beberapa teori diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sampah adalah produk yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang tidak memiliki nilai atau harga dan dapat menyebabkan lingkungan menjadi kotor.
16
3.2. Membuang dan Pengolahan Sampah Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Membuang Sampah, membuang
sampah
adalah
kegiatan
yang
sistematis,
menyeluruh,
dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Membuang sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas: (a) pengurangan sampah; dan (b) penanganan sampah. Di mana pengurangan sampah yang dimaksud meliputi kegiatan: (a) pembatasan timbulan sampah; (b) pendauran ulang sampah; dan/atau (c) pemanfaatan kembali sampah. Menurut Murtadho dan Said dalam Ramadhan (2009 : 15) membuang sampah adalah perlakuan atau tindakan yang dilakukan terhadapsampah yang meliputi pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan dan pengolahan. Sedangkan Neolaka dalam Rama Putra Iswara
(2013 : 19) berpendapat bahwa “membuang sampah
merupakan upaya menciptakan keindahan dengan cara mengolah sampah yang dilaksanakan secara harmonis antara rakyat dan pengelola atau pemerintah secara bersama-sama”. Selain itu menurut Hadiwiyoto dalam Ramadhan (2009 : 15), penanganan sampah ialah perlakuan terhadap sampah untuk memperkecil atau menghilangkan masalahmasalahyang dalam kaitannya dengan lingkungan dapat ditimbulkan. Oleh karena itu dapat disimpulkan membuang sampah adalah perlakuan
17
terhadap sampah untuk mengurangi masalah-masalah yang berkaitan tentang lingkungan. Menurut Kastaman dan Kramadibrata dalam Ramadhan (2009 : 15-16) membuang sampah meliputi pewadahan sampah, pengumpulan sampah, pemindahan sampah,
pengangkutansampah,
membuang
dan
pemanfaatan
sampah,
serta
pembuangan akhir sampah. Metode pembuangan akhir yang banyak dikenal adalah : a. Open dumping, yakni membuang sampah pada tempat pembuangan sampahakhir secara terbuka di suatu lokasi tertentu. b. Control landfill, yakni pembuangan sampah pada tempat pembuangansampah akhir seperti halnya pada open dumping, namun disini terdapatproses pengendalian atau pengawasan sehingga lebih tertata. c. Sanitary landfill, yakni pembuangan sampah pada tempat pembuangan sampah akhir dengan menimbun sampah ke dalam tanah hingga periodewaktu tertentu. Cara ini dapat menekan polusi atau bau dan kebersihanlingkungan lebih baik dari metode lainnya.Konsekuensi dari pembuangansampah di tempat pembungan sampah akhir ini adalah dibutuhkannya lahanyang luas serta biaya pengelolan yang besar.Pemanfaatan sampah sangat membantu untuk mengurangi jumlahsampah yang berada di lingkungan, dengan memanfaatkan sampah berartimemberikan nilai tambah pada sampah yang semula tidak mempunyai nilaiekonomi menjadi bahan yang mempunyai nilai ekonomi.Penanganan dalambentuk lainnya dapat mengembalikan (recycling) sampah (limbah padat) menjadibahan-bahan yang bermanfaat atau yang disebut daur ulang (recycle).
18
3.3. Jenis-Jenis Sampah Menurut Daniel dalam Rama Putra Iswara (2013 : 17-18) terdapat tiga jenis sampah, di antaranya: 1. Sampah organik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah basah. 2. Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng dan styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah kering. 3. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): limbah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain”. Sementara Alex dalam Rama Putra Iswara (2013 : 18) lebih menjelaskan jenis jenis sampah lebih rinci sebagai berikut: 1. Berdasarkan Sumbernya a. Sampah alam: sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. b. Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin. c. Sampah rumah tangga: sampah dari kegiatan di dalam rumah tangga, sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah tangga adalah kertas dan plastik.
19
d. Sampah konsumsi: sampah yang dihasilkan oleh manusia dari proses penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa makanan. e. Sampah perkantoran: sampah yang berasal dari lingkungan perkantoran dan pusat perbelanjaan seperti sampah organik, kertas, tekstil, plastik dan logam. f. Sampah industri: sampah yang berasal dari daerah industri yang terdiri dari sampah umum dan limbah berbahaya cair atau padat. g. Sampah nuklir: sampah yang dihasilkan dari fusi dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan torium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. 2. Berdasarkan Jenisnya a. Sampah organik: buangan sisa makanan misalnya daging, buah, sayuran dan sebagainya. b. Sampah anorganik: sisa material sintetis seperti plastik, logam, kaca, keramik dan sebagainya. 3. Berdasarkan Bentuknya a. Sampah padat: segala bahan buangan selain kotoran manusia, urin dan sampah cair. b. Sampah cair: bahan cairan yang telah digunakan lalu tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Menurut Hadiwiyoto dalam Ramadhan (2009 : 14) sampah digolongkan menjadi tujuh kelompokberdasarkan kriteria masing-masing, yaitu:
20
a. Berdasarkan
asalnya digolongkan menjadi sampah dari hasil kegiatan
rumahtangga, sampah dari hasil kegiatan pertanian, sampah dari hasil kegiatanperdagangan, sampah dari hasil pembangunan dan sampah jalan raya. b. Berdasarkan
komposisinya
dibedakan
menjadi
sampah
seragam
dan
sampahcampuran. c. Berdasarkan
bentuknya
dibedakan
menjadi
sampah
padat,
cair
dan
gas.Berdasarkan lokasinya dibedakan menjadi sampah kota dan sampah daerah. d. Berdasarkan proses terjadinya dibedakan menjadi sampah alami dan sampahnon-
alami. e. Berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi sampah organik dan sampah nonorganik. f. Berdasarkan
jenisnya
dibedakan
menjadi
sampah
makanan,
sampah
kebun,sampah kertas, sampah plastik, karet, kulit, sampah kain, sampah kayu,sampah logam, sampah gelas dan keramik, sampah berupa abu dan debu.Sampah rumah tangga dapat berupa sampah basah, sampah kering, sampahlembut, dan sampah besar (Widyatmoko dan Sintorini, 2003). Sampah lainnyaadalah sampah pasar. Sampah pasar dengan jumlah besar akan dijumpai padapasar yang mempunyai aktivitas perdagangan dengan aneka ragam jenis barang yang diperjualbelikan. Sampah pasar umumnya terdiri dari sampah atau buanganpadatan yang berasal dari para pedagang sayuran, sampah pasar umumnya terdiridari sampah mudah lapuk (garbage) atau sampah organik yang merupakanpotongan-potongan sisa sortasi sayur, buah, makanan sisa dan lainlain.
21
3.4. Metode Membuang Sampah Dalam Pasal 12 (1) UUPS, setiap orang diwajibkan melakukan membuang sampah dengan cara atau metode yang berwawasan lingkungan. Metode tersebut dikemukakan oleh Daniel (2009:37-38) dengan 3R, yaitu: 1. Reduce (mengurangi sampah) dalam arti tidak membiarkan tumpukan sampah yang berlebihan. 2. Reuse (menggunakan kembali sisa sampah yang bisa digunakan). 3. Recycle (mendaur ulang). Sementara Alex (2012:41-46) menyatakan “metode membuang sampah berbeda-beda tergantung dari banyak hal seperti jenis zat sampah, tanah untuk mengolah dan ketersediaan area di mana metode tersebut secara umum berupa: a. Solid waste generated: penentuan timbulan sampah. b. On site handling: penangan di tempat atau pada sumbernya. Tahap ini terbagi menjadi tiga, yakni: 1. Pengumpulan (collecting) 2. Pengangkutan (transfer and transport) 3. Pengolahan (treatment), seperti pengubahan bentuk, pembakaran, pembuatan kompos dan energy recovery (sampah sebagai penghasil energi). c. Pembuangan akhir: pembuangan akhir sampah harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dan kelestarian lingkungan.”
22
B.
Hasil Penelitian Yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
a.
Hermawan Eko Wibowo (2010) dengan judul “Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah Permukiman Di Kampung Kamboja Kota Pontianak” menyimpulkan bahwa
1) Karakteristik fisik Sungai Kapuas di wilayah
Kampung Kamboja membentuk image kepada masyarakat di wilayah ini untuk menjadikan sungai sebagai bagian dari fasilitas atau bagian yang memfasilitasi dalam membuang sampah permukiman. 2) Bentuk konstruksi rumah panggung dibantaran sungai yang berfungsi untuk mengadaptasi kondisi pasang surut air sungai, menciptakan kolong dibawah rumah yang berpotensi menjadi tempat timbulan sampah yang relatif sulit untuk dilakukan proses pembersihannya. 3) Pola pembinaan membuang sampah permukiman dengan peran masyarakat sebagai objek pelaku membuang secara mandiri, memerlukan kontinuitas atau pelaksanaan pembinaan yang simultan guna membentuk atau mengkondisikan masyarakat untuk melaksanakan membuang sampah. b.
Lasma Rohani (2007) dengan judul “ Perilaku Masyarakat Dalam Membuang Sampah Di Desa Medan Senembah Kabupaten Deliserdang Dan Di Kelurahan Asam Kumbang Kota Medan Tahun 2007 ” menyimpulkan bahwa pengetahuan responden tentang membuang sampah berada pada kategori baik di medan senembah 59,37% dan di Asam Kumbang 86,46% , sikap responden terhadap membuang sampah berada pada kategori sedang di medan senembah 100% dan
23
di Asam Kumbang 100%, sedangkan tindakan responden terhadap membuang sampah berada pada kategori sedang di medan senembah 85,42% dan di Asam Kumbang 84,36%. Adapun perbedaan penelitian ini dengan kedua penelitian diatas terletak dari lokasi penelitian serta segi permasalahan yang diangkat oleh peneliti dimana penelitian ini mengangkat permasalah persepsi masyarakat dalam membuang sampah di sekitaran sungai serta dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat perilaku masyarakat dalam membuang sampah.
C.
Kerangka Pikir Persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bentangan sungai tentu
tidak lepas dari pandangan masyarakat yang menganggap sungai sebagai tempat sampah yang efektif karena sampah yang dibuang akan dibawa oleh arus sungai dengan dan tanpa menghiraukan dampak yang akan terjadi akibat membuang sampah di sungai. Keberadaan sungai ini dianggap sebagai pengganti tempat pembuangan sementara (TPS) yang jauh dari masyarakat yang tinggal di sekitaran sungai. Disamping itu persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bentangan sungai tidak terlepas dari faktor pendorong yakni masyarakat selalu membudidayakan sifat ikut-ikutan maksudnya masyarakat selalu meniru perilaku yang negatif contoh ketika salah satu masyarakat membuang sampah di sungai maka masyarakat yang lain langsung mengikuti masyarakat tersebut untuk membunag sampah di sungai. dan
24
faktor penghambat yakni kurangnya pemahaman masyarakat tentang bahaya membuang sampah di sungai Adapun bagan kerangka pikir mengenai persepsi masyarkat dalam membunag sampah di bentangan sungai, dapat di gambarkan sebagai berikut :
Sungai Kambu
Masyarakat yang tinggal disekitar sungai kambu
Persepsi masyarakat
Dampak Lingkungan
Kondisi sungai kambu BAB III Gambar 2.1 Kerangka pikir
25
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan Januari 2016 di sekitar Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari.
B.
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Dimaksudkan untuk mengungkapkan persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bentangan Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari.
C.
Sumber dan Jenis Data Penelitian
a. Sumber data Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat serta meyakinkan yang berkaitan dengan persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bentangan Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari maka sumber data sangat dibutuhkan. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal disekitar Sungai KambuKecamatan Kambu Kota Kendari.
25
26
b. Jenis data Jenis data dalam penelitian ini ada 2, yaitu: i. Data primer Data primer merupakan data yang dapat diperoleh dari lapangan atau tempat penelitian. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan pengamatan untuk mendapatkan informasi langsung mengenai persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bentangan Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari. ii. Data Sekunder Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan sumber lainnya yang terdiri dari informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, hasil survei, jurnal, dokumen-dokumen resmi lainnya serta peraturan perundang-undangan. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan masyarakat yang tinggal disekitar Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari.
D.
Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian
1. Fokus penelitian Fokus penelitian ini adalah persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bentangan Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari
27
2. Deskripsi fokus Persepsi masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tanggapan, pandangan, gambaran masayarakat yang berada disekitar sungai kambu terhadap kebiasaan membuang sampah di bantaran sungai kambu, dengan indikator sebagai berikut : 1. pengetahuan terhadap bahaya membuang sampah dibantaran sungai 2. pemahaman terhadap fungsi sungai sebagai sumber air bersih 3. gambaran terhadap kondisi lingkungan sungai 4. tanggapan terhadap kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah dibantaran sungai kambu
E.
Tehnik Penentuan Informan Penelitian Menurut Arikunto (2006:112), jika populasi kurang dari 100 maka sampel
diambil seluruhnya, dan apabila populasi lebih dari 100 maka dapat diambil sampel sebesar 10–15% atau 20–25%. Dalam penelitian ini akan diambil sampel sebesar 15% dari total populasi, karena jumlah populasi 150 KK yang berada disekitar sungai dengan jarak tempat tinggal 0 – 10 meter dari pinggir sungai kambu, maka penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus :
n = 10% x N
28
Keterangan : n = Sampel N =Populasi Dengan demikian jumlah sampel penelitian sebagai berikut: n = 15% x N = 15% x 150 KK = 22,5 dibulatkan 23 KK Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian yaitu sebanyak 23 KK. Penentuan subjek penelitian atau informan dalam penelitian ini adalah ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti jika memiliki pertimbangan–pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya. Cara pengambilan informan dlam penelitian ini didasarkan kepada informan yang pengetahuan tentang membuang sampah serta dianggap terlibat dalam kegiatan membuang sampah. Maka masayrakat yang diambil sebagai informan adalah masayrakat yang berada disekitar sungai kambu.
F.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian digunakan sebagai acuan dalam pengumpulan data yang
dilakukan dengan membagikan daftar pernyataan berupa Quisioner kepada responden untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bentangan Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
29
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian Variabel
persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bentangan Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari
Indikator tanggapan terhadap kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah dibantaran sungai Pandangan terhadap kondisi lingkungan sungai
Nomor
Jumlah item
1,2
2
3,4,5,6,7
5
8,9,10
3
11,12,13,14,15
5
pemahaman terhadap fungsi sungai Pengetahuan terhadap bahaya membuang sampah dibantaran sungai Jumlah
15
Dari masing-masing indikator terdiri atas 4 pilihan jawaban yakni, pilihan sangat setuju (SS) dengan diberi skor 4, pilihan setuju (S) diberi skor 3, pilihan tidak setuju (TS) diberi skor 2, dan pilihan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1. Selanjutnya diberi kategori pada pernyataan yang di bagi menjadi empat kategori yaitu : tidak baik, kurang baik, cukup baik, dan baik (Hamzah dalam Suparji 2012:219). 1,00 - 1,99
Tidak Baik
2,00 - 2,99
Kurang Baik
3,00 - 3,49
Cukup Baik
3,50 - 4,00
Baik
30
G.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah:
a.
Observasi Observasi adalah alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati
dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Dalam hal ini, observasi dilakukan untuk mengamati langsung peristiwa yang terjadi, perilaku masayrakat, gejala- gejala yang terjadi terutama yang berkaitan dengan variabel penelitian serta kondisi lokasi penelitian. Tehnik observasi ini dilakukan dengan alasan bahwa apa yang orang katakan, sering kali berbeda dengan apa yang orang itu lakukan. Metode observasi digunakan dengan tujuan untuk mengecek data yang diperoleh dari informan tentang keadaan di lapangan yang sebenarnya. b.
Angket atau Kuesioner Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioer, daftar pertanyaannya dibuat
secara
berstruktur
denan
bentuk
pertanyaan
pilihan
berganda
(multiple
choicequestions) dan pertanyaan terbuka (open question). Metode ini digunakan untuk mengetahui persepsi masyarakat dalam membuang sampah di Bentangan Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari . c.
Dokumentasi Dokumentasi yakni dilakukan untuk memperoleh data tentang persepsi
masyarakat dalam membuang sampah di bentangan Sungai Kambu Kecamatan
31
Kambu Kota Kendari dan dampak lingkungan akibat perilaku masyarakat dalam membuang sampah di bentangan Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari.
H.
Teknik Pengolahan Data Untuk mengolah data yang telah diperoleh, digunakan teknik pengolahan
data: 1) Data-data dalam bentuk angka yang terukur (data kuantitatif) diolah dengan perhitungan matematika sederhana (jumlah, selisih dan persentase) dan perhitungan matematika tertentu dengan menggunakan perhitungan statistik yang telah ditentukan rumusannya. 2) Data-data kualitatif (non numerik) diolah dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah menjelaskan atau menggambarkan fenomena yang terjadi dan berkaitan dengan penelitian Penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) data naratif, menyajikan data dalam bentuk narasi atau cerita; (2) data tabel, menyajikan data-data dalam bentuk kolom dan baris; (3) data peta, berupa data-data dalam bentuk petapeta.
I.
Teknik Analisis Data
Data penelitian diolah dengan tehnik tabulasi dan editing sebelum data hasil penelitian dianalisis untuk mempermudah analisis data.Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis kualitatif, karena penelitian ini
32
merupakan jenis penelitian kualitatif. Oleh karena itu, pengolahan data dilakukan dengan cara menggolongkan data berdasarkan sifat atau jenisnya, selain itu proses penggolongan dapat juga dilakukan dengan skoring dan tabulasi. Untuk menafsirkan persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bantaran sungai kambu kecamatan kambu kota kendari ditinjau dari tingkat kategorinya setiap indikator variabel digunakan kriteria yang dibagi menjadi 4 bagian yaitu : tidak baik, kurang baik, cukup baik, dan baik (Hamzah dalam Suparji 2012 : 219). No 1 2 3 4
Skala Interval 1,00-1,99 2,00-2,99 3,00-3,49 3,50-4,00
Kategori Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik
33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Wilayah Kecamatan Kambu merupakan salah satu Kecamatan yang berada di wilayah
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara yang terbentuk atas Peraturan Daerah Kota Kendari nomor 23 Tahun 2006 yang ditetapkan pada tanggal 12 Desember 2006 dengan status Kecamatan Daerah Tingkat III/Poasia. Kecamatan Kambu memiliki luas wilayah sekitar 24,63 Km2 dan memiliki tekanan udara rata-rata 1.011,4 milibar dengan kelembaban udara rata-rata 83.08 %. Secara astronomis wilayah Kecamatan Kambu terletak disebelah Selatan garis khatulistiwa berada diantara 3˚ 59’ 55” - 4˚ 5’ 25” LS dan 122˚ 30’ 39” - 122˚ 33’ 41” BT. Secara geografis Kecamatan Kambu memiliki batas – batas sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Baruga c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Poasia d. Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Wanggu Wilayah Kecamatan Kambu merupakan wilayah yang didalamnya terdapat bentangan sungai kecil yang disebut Sungai Kambu. Sungai ini merupakan sungai kecil yang terletak di Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari dimana letak astronomis dari kelurahan kambu berada diantara 3˚ 58’ 59” - 4˚ 1’ 9” LS dan 33
34
122˚ 30’ 56” - 122˚ 32’ 4” BT. Kelurahan Kambu memiliki luas wilayah sekiatar 4,01 km2. Peta Administrasi Kecamatan Kambu dapat dilihat pada gambar berikut :
Lokasi penelitia n
Gambar 4.1. Peta administrasi
2. Kependudukan Kelurahan Kambu terdiri dari 8 RW dan 25 RT. Penduduk Kelurahan Kambu tahun 2013 sebesar 8.791 jiwa yang terdiri dari 2.574 kepala keluarga (KK), dengan
35
kepadatan penduduk sekitar 2.192.27/ km2. Jumlah penduduk laki-laki terdiri dari 4.372 jiwa dan jumlah penduduk perempuan terdiri dari 4.419 jiwa.
3. Kondisi Sungai Kambu Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa keadaan Sungai Kambu sangat memprihatinkan dikarenakan Sungai Kambu saat ini sudah mengalami pendangkalan, banyaknya tumbuhan liar yang tumbuh disekitar sungai sehingga sungai terlihat tidak terawat serta pinggiran sungai di jadikan sebagai tempat sampah bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pinggiran Sungai Kambu seperti yang terlihat pada gambar berikut ini :
Gambar 4.2 Kondisi Sungai Kambu
36
B.
Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin Informan Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di sekitar
pinggiran Sungai Kambu. Dalam penelitian ini informan tidak dibatasi perempuan atau laki-laki untuk mengisi kuesioner. Informan dalam penelitian ini yaitu sebesar 25 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel jumlah informan berdasarkan jenis kelamin : Tabel 4.1 Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis kelamin Frekuensi Persentase (100%) Laki-laki 7 28 1 Perempuan 18 72 2 25 100 Jumlah Sumber : kuesioner Berdasarkan data diatas jumlah informan dalam penelitian ini tertinggi perempuan dengan persentase sebesar 72 % dibanding dengan laki-laki yang hanya 28 %. Hal ini disebabkan karena perempuan dalam hal ini ibu rumah tangga yang sering membuang sampah di sekitar Sungai Kambu, mengingat pekerjaan rumah selalu di kendalikan oleh perempuan ( ibu rumah tangga ).
2. Usia Karakteristik Usia informan dari masyarakat yang berada di sekitar Sungai Kambu kelurahan kambu sangat beragam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
37
Tabel 4.2 Identitas Informan Berdasarkan Usia No Usia Informan Frekuensi 20-30 10 1 30-40 10 2 40-50 5 3 25 Jumlah Sumber: kuesioner
Persentase ( % ) 40 40 20 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase usia informan dalam penelitian ini tertinggi yaitu usia antara 30 sampai dengan 40 tahun sebesar 48 %,dan usia antara 20 sampai dengan 30 tahun sebesar 32 %, sedangkan usia 40 sampai dengan 50 sebesar 20 %. Hal ini disebabkan bahwa masyarakat yang berada di sekitar Sungai Kambu hampar rata-rata berusia 30-40 tahun. Masyarakat yang berusia 20-30- tahun sebagian besar adalah mahasiswa yang memiliki rumah kos-kosan berada disekitar Sungai Kambu.Sedangkan masyarakat yang berusia 30-40 tahun adalah masyarakat yang sudah memiliki keluarga, seperti halnya dengan masyarakat yang berusia antar 40-50 tahun.
3. Tingkat Pendidikan Informan Dari data yang di peroleh dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat yang menjadi informan di sekitar Sungai Kambu kelurahan kambu meliputi tamat sekolah menengah pertama sampai dengan sarjana. Sebagaimana tabel berikut ini :
38
Tabel 4.3 Identitas Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat pendidikan informan Frekuensi 1 SMP 8 2 SMA 13 3 S1 4 Jumlah 25 Sumber : koesioner
Persentase (%) 32 52 16 100
Berdasarkan tabel di atas didapatkan mayoritas tingkat pendidikan masyarakat yang berada di sekitar Sungai Kambu yaitu tamat sekolah menengah atas ( SMA ) sebanyak 52 %, dan untuk tamat sarjana ( S1 ) sebanyak 32 %, sedangkan tamat Sekolah menegah pertama ( SMP ) sebanyak 16 %. Dari persentase tersebut, mayoritas tingkat pendidikan masyarakat yang berada di sekitar Sungai Kambu kelurahan kambu menegah keatas sehingga dengan pengetahuannya diharapakan dapat dengan memudah untuk mengungkapkan pendapat secara objektif.
4. Karakteristik pekerjaan informan Dari hasil koesioner yang dibagi kepada masyarakat selaku informan dapat di peroleh karakteristik
jenis pekerjaan masyarakat yang berada di sekitar Sungai
Kambu kelurahan kambu, seperti pada yang terlihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Identifikasi Karakteristik Pekerjaan Informan No Jenis pekerjaan Frekuensi Mahasiswa 7 1 Ibu Rumah Tangga (IRT) 10 2 Wiraswasta 8 3 25 Jumlah Sumber : koesioner
Persentase (%) 28 40 32 100
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas informan mempunyai pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu 40 % yang lainnya tidak bekerja tetapi berstatus
39
sebagai IRT sebanyak 32 % dan sebagai mahasiswa sebanyak 28 %. Dari persentase diatas, jenis pekerjaan yang banyak didominasi oleh wiraswasta yang diikuti oleh IRT dan mahasiswa diharapkan dapat memberikan penilaian tentang persepsi mengenai membuang sampah di sekitar sungai secara lebih objektif.
C.
Deskripsi Hasil Penelitian Untuk mengetahui persepsi masyarakat dalam membuang sampah di
bentangan Sungai Kambu kecamatan kambu, maka di ajukan beberapa pertanyaan dalam bentuk instrumen koesioner oleh peneliti.
1.
Persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bentangan Sungai Kambu kecamatan kambu
Untuk mengetahui persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bentangan Sungai Kambu kecamatan kambu, terlebih dahulu peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait mengenai hal tersebut. dengan indikator sebagai berikut : 1)
Tanggapan terhadap kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah dibantaran sungai
Untuk mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat terhadap kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah dibantaran sungai, maka diajukan bebarapa pernyataan sebagai berikut :
1.1) Kebiasaan masyarakat membuang sampah kebiasaan yang tidak boleh dilakukan
dibantaran sungai merupakan
40
Dalam melakukan suatu kegiatan apapun tentu tidak mengharapkan memiliki dampak negatif yang dapat membahayakan bagi diri sendiri bahkan orang yang berada disekitar kita. Tetapi sebagian orang terkadang tidak menyadari bahwa yang dilakukan memiliki dampak negatif yang sewaktu-waktu dapat membahayakan diri sendiri dan bahkan dapat juga membahayakan orang yang berada disekitanya. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat tentang kebiasaan membuang sampah dibantaran sungai merupakan kebiasaan yang tidak boleh dilakukan. Maka diajukan pernyataan berikut ini
: “Kebiasaan masyarakat membuang sampah
dibantaran
sungai merupakan kebiasaan yang tidak boleh dilakukan”. Berdasarkan pernyataan tersebut diatas, sebanyak 25 informan setuju bahwa membuang sampah dibantaran sungai merupakan kebiasaan yang tidak boleh dilakukan. Tabel 4.5Kebiasaan masyarakat membuang sampah dibantaran sungai merupakan kebiasaan yang tidak boleh dilakukan No Opsi Frekuensi Jumlah Skor rata-rata kategori 1 Sangat Setuju 0 0 Cukup Setuju 25 75 3,00 Baik Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Total 25 75 Sumber:Hasil Analisis Penelitian Membuang sampah disekitar sungai pada dasarnya memiliki dampak negatif. Hal ini disebabkan karena membuang sampah disekitar sungai dapat menimbulkan bibit penyakit serta kemungkinan bisa menyebabkan banjir selain itu juga membuang sampah
disekitar sungai merupakan perilaku yang tidak baik. Seperti yang
dikemukakan oleh salah satu informan dalam penelitian ini. Dia mengatakan bahwa :
41
“ Saya setuju kalau dikatakan bahwa membuang sampah dibantaran sungai merupakan kebiasaan yang tidak boleh dilakukan. Karena menurut saya membuang sampah dibantaran sungai dapat mencemari air sungai ”. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tanggapan masyarakat tentang Kebiasaan membuang sampah dibantaran sungai merupakan kebiasaan yang tidak boleh dilakukan,berada pada kategori cukup baikhal ini sesuai dengan hasil analisis pada tabel 5 diatas. Selain itu masyarakat yang berada disekitar Sungai Kambu ( 0 - 10 meter dari pinggir sungai ) sadar jika membuang sampah dibantaran sungai dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan maupun manusia.
1.2) Kebiasaan masyarakat membuang sampah kebiasaan yang baik dan wajar dilakukan
dibantaran sungai merupakan
Kebiasaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara rutin atau berulang-ulang, baik sengaja maupun tidak disengaja. Kebiasaan terbagi atas 2 yaitu kebiasaan baik dan kebiasaan buruk. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat tentang kebiasaan membuang sampah dibataran sungai maka diajukan pernyataan berikut ini : “Kebiasaan masyarakat membuang sampah
dibantaran
sungai merupakan kebiasaan yang baik dan wajar dilakukan”. Tabel 4.6 Kebiasaan masyarakat membuang sampah dibantaran sungai merupakan kebiasaan yang baik dan wajar dilakukan No Opsi Frekuensi Jumlah Skor rata-rata kategori 1 Sangat Setuju 0 0 Cukup Setuju 25 75 3,00 Baik Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Total 25 75 Sumber:Hasil Analisis Penelitian
42
Pada dasarnya masyarakat yang berada disekitar Sungai Kambu( 0 - 10 meter dari pinggir sungai ) kurang menyadari dampak lingkungan yang akan terjadi jika membuang sampah disekitar sungai. Hal ini disebabkan karena masyarakat menganggap bahwa kebiasaan membuang sampah dibantaran sungai merupakan kebiasaan yang wajar dilakukan. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh pada tabel 4.6, dimana masyarakat yang menjadi informan dalam penelitian ini sebanyak 25 informan menjawab setuju jika kebiasaan membuang sampah dibantaran sungai merupakan kebiasaan yang wajar. Dengan alasan agar sampah yang dihasilkan tidak bertumpuk dilingkungan rumah mereka masing-masing. Seperti yang diutarakan oleh salah seorang informan yang mengatakan bahwa : “ Saya setuju bahwa membuang sampah dibantaran sungai merupakan kebiasaan yang wajar dilakukan agar sampah yang ada didalam rumah tidak menumpuk “. Hal senada juga dikemukakan oleh salah satu informan lain yang mengatakan bahwa : “ Iya, saya setuju karena memang tempat pembuangan sampah (TPS) di sekitar sungai kambu ini tidak ada sehingga membuang sampah di bantaran sungai merupakan kebiasaan yang wajar. Karena alasan jauhnya TPS yang disediakan oleh pemerintah “.
2)
Gambaran terhadap kondisi lingkungan sungai Untuk mengetahuan gambaran masyarakat yang berada disekitar Sungai
Kambu terhadap kondisi lingkungan Sungai Kambu, maka diajukan beberapa penyataan sebagai berikut :
43
2.1) Untuk menjaga kondisi Sungai Kambu harus dilakukan penyuluhan – penyuluhan kepada masayrakat tentang larangan membuang sampah dibantaran sungai Pada dasarnya untuk mencegah agar kondisi lingkungan tetap stabil maka perlu dilakukan suatu kegiatan yang berupa penyuluhan kepada masyarakat contohnya yaitu penyuluhan tentang larangan membuang sampah dibantaran sungai. Karena hal tersebut dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan maupun bagi masyarakat yang berada disekitar sungai tersebut. Untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat tentang keharusan untuk menyuluhkan kepada masyarakat tentang larang membuang sampah dibantaran sungai agar kondisi sungai tetap stabil, maka diajukan pernyataan berikut ini : “Untuk menjaga kondisi Sungai Kambu harus dilakukan penyuluhan – penyuluhan kepada masayrakat tentang larangan membuang sampah dibantaran sungai “. Tabel 4.7 Untuk menjaga kondisi Sungai Kambu harus dilakukan penyuluhan – penyuluhan kepada masayrakat tentang larangan membuang sampah dibantaran sungai No Opsi Frekuensi Jumlah Skor rata-rata kategori 1 Sangat Setuju 0 0 Cukup Setuju 25 75 3,00 Baik Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Total 25 75 Sumber:Hasil Analisis Penelitian Pada umumnya masyarakat yang menjadi informan dalam penelitian ini mendukung jika harus dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang larangan membuang sampah dibantaran sungai agar kondisi lingkungan sungai tersebut tetap stabil. Hal ini terbukti dalam tabel 7. Dimana sebanyak 25 informan menjawab setuju
44
tentang pernyataan tersebut dan berada pada kategori baik. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan harus dilakukan oleh pihak – pihak yang berwenang agar masyarakat mengetahui kegiatan membuang sampah dibantaran sungai tidak boleh dilakukan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan, yang mengatakan bahwa : “ Saya setuju dengan pernyataan ini karena untuk mengetahui apakah kegiatan yang kita lakukan ini sudah betul atau tidak. maka tentu diperlukan berupa penyuluhan atau pengumuman kepada masyarakat agar mereka tahu jika kegiatan tersebut tidak boleh dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan ”. Hal senada juga diungkapkan oleh informan lain yang mengatakan bahwa : “ Ya, saya setuju akan hal ini bahwa perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang larangan membuang sampah dibantaran sungai demi menjaga kondisi lingkungan sungai tersebut tetap stabil. Seperti halnya penyakit kanker tentu perlu juga dilakukan penyuluhan tentang apa apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh masyarakat pada umumnya agar tidak terkena penyakit kanker. Begitupula dengan permasalahan sampah ”.
2.2) Sungai Kambu memerlukan penanggulangan untuk mencegah masyarakat agar tidak menjadikan Sungai Kambu sebagai tempat pembuangan sampah Pada umumnya sungai merupakan sumber air bersih bagi masyarakat untuk digunakan dalam kebutuhan sehari - hari. Tetapi pada saat ini fenomena yang sering terjadi adalah sungai sering kali dijadikan sebagai tempat pemusnahan atau pembuangan sampah bagi masyarakat dengan cara lamgsung menghayutkan sampah tersebut kedalam sungai. Untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat tentang perlunya penanggulangan untuk mencegah masayrakat disekitar Sungai Kambu agar tidak menjadikan Sungai Kambu sebagai tempat pembuangan sampah,
45
maka diajukan sebuah pernyataan sebgai berikut : “Sungai Kambu memerlukan penanggulangan untuk mencegah masyarakat agar tidak menjadikan Sungai Kambu sebagai tempat pembuangan sampah. Tabel 4.8 Sungai Kambu memerlukan penanggulangan untuk mencegah masyarakat agar tidak menjadikan Sungai Kambu sebagai tempat pembuangan sampah No Opsi Frekuensi Jumlah Skor rata-rata kategori 1 Sangat Setuju 0 0 Cukup Setuju 25 75 3,00 Baik Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Total 25 75 Sumber:Hasil Analisis Penelitian Pada dasarnya masyarakat yang menjadi informan dalam penelitian ini sebanyak 25 informan mengatakan setuju jika Sungai Kambu perlu dilakukan penanganan atau penanggulangan agar masyarakat tidak menjadikan Sungai Kambu sebagai tempat pembuangan atau pemusnahan sampah. Oleh karena itu pemerintah harus menyediakan fasilitas pembuangan sampah yang layak bagi masyarakat, selain itu harus tumbuh kesadaran dari dalam diri masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai.
2.3) Peraturan pemerintah tentang larang membuang sampah dipinggiran jalan, bantaran sungai, dll harus ada kerjasama atau partisipasi antara masyarakat dan pemerintah. Pada umumnya masalah sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau aparat kebersihan akan tetapi menjadi tanggung jawab seluruh
46
masyarakat. Pengelolaan sampah memerlukan kerjasama antara Pemerintah dan masyarakat secara harmonis agar didalam pelaksanaannya bisa berjalan dengan baik. Untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap kondisi lingkungan sungai maka diajukan pernyataan berikut ini : “
Peraturan pemerintah tentang larang
membuang sampah dipinggiran jalan, bantaran sungai, dll harus ada kerjasama atau partisipasi antara masyarakat dan pemerintah”. dari penyataan tersebut 25 informan menjawab “ setuju “ bahwa harus ada kerjasam antara masyarakat dan pemerintah tentang peraturan dilarang membuang sampah dibantaran sungai maupun dipinggir jalan. Tetapi, untuk membangun kerjasama itu tidak mudah. Pada kenyataannya masih ditemukan kurangnya kesadaran dan partisipasi dari masyarakat untuk mendukung pemerintah dalam pengelolaan sampah secara baik, sehingga menciptakan lingkungan yang bersih. Kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat tersebut terbukti dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti. Di lokasi penelitian yaitu Sungai Kambu terlihat tumpukan sampah seperti yang terlihat pada gambar4.2 halaman 34. Tabel 4.9 Peraturan pemerintah tentang larang membuang sampah dipinggiran jalan, bantaran sungai, dll harus ada kerjasama atau partisipasi antara masyarakat dan pemerintah. No Opsi Frekuensi Jumlah Skor rata-rata kategori 1 Sangat Setuju 0 0 Cukup Setuju 25 75 3,00 Baik Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Total 25 75 Sumber:Hasil Analisis Penelitian
47
Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman masyarakat yang menjadi informan dalam penelitian ini berada pada kategori cukup baik, hal ini dikarenakan masyarakat paham akan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam hal penanganan sampah, agar tidak terjadi penyimpangan – penyimpangan. Disamping itu pemerintah harus menyediakan saran dan prasarana dalam pengelolaan/ penanganan sampah. Hal tersebut bertujuan agar Sungai Kambu tidak dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah bagi masyarakat yang berada disekitar Sungai Kambu. Berikut ini adalah penuturan dari salah satu informan dalam penelitian ini. Dia mengatakan bahwa : “ Saya setuju bahwa harus ada kerjasama atau partisipasi antara masayrakat dan pemerintah tentang larang membuang sampah dibantaran sungai. seperti masyarakat harus mengikuti aturan tersebut sebagai bentuk partisipasi terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. agar tercipta lingkungan yang bebas dari permasalahan sampah “. Penuturan yang sama juga dikemukakan oleh informan lain yang mengatakan bahwa : “ Saya setuju, untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari permasalahn sampah tentu harus ada kerjasama atau partisipasi antara masyarakat dan pemerintah agar permasalahan sampah tidak terjadi. contohnya jika pemerintah melarang membuang sampah dibantaran sungai maka masyarakat harus berpartisipasi atas aturan tersebut dimana masyarakat tidak melanggar aturan tersebut “.
2.4) Kerusakan lingkungan disekitar Sungai Kambu disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang sering membuang sampah dibantaran sungai
48
Untuk mengetahui pandangan masyarakat tentang kondisi lingkungan sungai, maka diajukan pernyataa berikut ini : “ Kerusakan lingkungan disekitar Sungai Kambu disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang sering membuang sampah dibantaran sungai “. Dari pernyataan tersebut 25 informan dalam penelitian ini menjawab setuju dengan pernyataan itu. Tabel 4.10 Kerusakan lingkungan disekitar Sungai Kambu disebabkan oleh kebiasaanmasyarakat yang sering membuang sampah dibantaran sungai No Opsi Frekuensi Jumlah Skor rata-rata kategori 1 Sangat Setuju 0 0 Cukup Setuju 25 75 3,00 Baik Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Total 25 75 Sumber:Hasil Analisis Penelitian Pada umumnya, masyarakat
yang berada disekitar
Sungai Kambu
membenarkan atau setuju dengan penyataan yang diajukan oleh peneliti dimana kerusakan lingkungan disekitar Sungai Kambu disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang sering membuang sampah dibantaran Sungai Kambu. Sehingga pemahaman masyarakat tentang kondisi lingkungan sungai berada pada kategori cukup baik. Tetapi hal tersebut berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada di lapangan seperti yang terlihat pada gambar 4.2 halaman 34 dimana masyarakat yang berada disekitar Sungai Kambu menjadikan sungai tersebut sebagai tempat pembuangan sampah sehingga kemungkinan besar kondisi lingkungan sekitar sungai akan rusak. Berikut ini merupakan penjelasan yang dikemukakan oleh salah seorang informan yang mengatakan bahwa :
49
“ Saya setuju dengan pernyataan ini, karena kerusakan lingkungan yang sering terjadi selalu diakibatka oleh manusia, sama halnya dengan kerusakan lingkungan disekitar Sungai Kambu ini juga disebabkan oleh manusia dimana masayrakat sering membuang sampah di sekitar sungai ini “. Hal serupa juga dikemukakan oleh informan lain yang mengatakan bahwa : “Kerusakan lingkungan disekitar Sungai Kambu disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang sering membuang sampah dibantaran sungai. pernyataan ini saya setuju karena memang masyarakt disini serimg membbuang sampah dibantaran sungai sehingga lingkungan sungai tidak terlihat bagus karena banyak tumpukan sampah ”. 2.5) Kondisi lingkungan Sungai Kambu sangat bagus dan terpelihara Untuk
mengetahui
bagaimana
masayarakat
menggambarkan
kondisi
lingkungan Sungai Kambu, maka diajukan pernyataan berikut ini : “ Kondisi lingkungan Sungai Kambu sangat bagus dan terpelihara”. Dari pernyataan tersebut semua informan menjawab tidak setuju dengan pernyataan itu. Tabel 4.11Kondisi lingkungan Sungai Kambu sangat bagus dan terpelihara No Opsi Frekuensi Jumlah Skor rata-rata kategori Sangat Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 1 1,00 Baik Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 25 25 Total 25 25 Sumber:Hasil Analisis Penelitian Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa masyarakat tidak setuju jika dikatakan bahwa kondisi Sungai Kambu sangat bagus dan terpelihara. Hal ini disebabkan karena kondisi Sungai Kambu saat ini jika dilihat tidak tampak seperti sungai. Hal ini diakibatkan karena dipinggir sungai baik dari sisi kiri maupun sisi kanan Sungai Kambu ditumbuhi oleh tumbuhan liar sehingga sungai tampak tertutup oleh
50
tumbuhan tersebut. seperti yang diutarakan oleh salah seorang informan dalam penelitian ini, dimana dia mengatakan bahwa : “ Saya tidak setuju jika dikatakan kondisi lingkungan Sungai Kambu sangat bagus dan terpelihara. karena seperti yang ade’ lihat sendiri kan kondisi lingkungan Sungai Kambu sangat jauh dari kondisi yang bagus dan terpelihara. lihat saja banyak sekali tumpuhan liar yang tumbuh selain itu masyarakat juga serimg membuang sampah dipinggiran sungai ”. Hal serupa juga diutarakan oleh informan lain yang mengatakan bahwa : “ Pernyataan ini saya tidak setuju karena kondisi Sungai Kambu saat ini sangat buruk dan tidak terpelihara dengan baik karena masyarakat disekitar sini sering membuang sampah dipinggir sungai, tumpuhan liar juga tumpuh dipinggiran sungai ini, sehingga sungai tidak terlihat akibat tumbuhan tersebut ”.
3)
Pemahaman terhadap fungsi sungai Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman masyarakat yang berada disekitar
Sungai Kambu tentang fungsi sungai, maka diajukan 3 pernyataan yang berkaitan dengan hal tersebut yaitu sebagai berikut :
3.1) Fungsi sungai adalah sebagai sumber air bersih Peneliti mengajukan suatu pernyataan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman masyarakat tentang fungsi sungai. penyataan tersebut yaitu : “ Fungsi sungai adalah sebagai sumber air bersih. “ Dari pernyataan tersebut, maka informan dalam penelitian ini menjawab setuju karena menurut pemahaman mereka sungai merupakan sumber air bersih yang biasa dipakai untuk mencuci dan sebagainya.
51
Tabel 4.12 Fungsi sungai adalah sebagai sumber air bersih No Opsi Frekuensi Jumlah Skor rata-rata Sangat Setuju 0 0 Setuju 25 75 1 3,00 Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Total 25 75 Sumber : Hasil Analisis Penelitian
kategori Cukup Baik
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman masayrakat yang berada di Sungai Kambu tentang fungsi sungai sebagai sumber air bersihberada pada kategori cukup baik. Halini terbukti bahwa 25 informan dalam penelitian ini menjawab setuju. Salah satu informan penelitian ini yang menjawab setuju yaitu ibu siti aminah yang mengatakan bahwa : “ Saya setuju bahwa sungai berfungsi sebagi sumber air bersih terutama sungai – sungai yang terdapat didaerah perdesaan. dimana masyarakat diperdesaan mengunakan air sungai digunakan untuk mencuci dan kebutuhan sehari-hari lainnya “. Hal serupa juga dikemukakan oleh informan lain yang mengatakan bahwa : “ Memang sih fungsi sungai itu adalah sebagai sumber air bersih. dan saya setuju dengan itu karena masyarakat yang ada di sulawesi tenggara sebagian besar masih menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari mereka seperti mencuci, mandi, dll. apalagi msyarakat yang tinggal diperdesaan “. 3.2) Fungsi sungai sebagai tempat hidup mahkluk hidup seperti udang,kepiting, ikan, dll. Untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat terhadap fungsi sungai, maka diajukan pernyataan lagi yaitu : “Fungsi sungai adalah sebagai tempat hidup
52
mahkluk hidup seperti udang,kepiting , ikan, dll. “. dari pernyataantersebut, sebanyak 20 dari 25 informan menjawab “ sangat setuju” dan 5 informan menjawa“ setuju “. Dalam hal ini masyarakat yang berada disekitar Sungai Kambusangat paham bahwa sungai merupakan tempat hidup mahkluk hidup seperti udand, kepiting, ikan, dll. Tingkat pemahaman masyarakat terhadap fungsiSungai Kambusebagai tempat hidup mahkluk hidup seperti udang, kepiting, ikan, dll. Dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel4.13 Fungsi sungai sebagai tempat hidup mahkluk hidup seperti udang,kepiting , ikan, dll. No Opsi Frekuensi Jumlah Skor rata-rata kategori Sangat Setuju 20 80 Setuju 5 15 1 3.80 baik Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Total 25 95 Sumber:Hasil Analisis Penelitian Dari tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang berada disekitar Sungai Kambu paham akan fungsi sungai sebagai tempat hidup mahkluk hidup seperti udang, keiting, ikan, dll. hal ini terbukti dari hasil yang didapat oleh peneliti dimana sebagian besar masyarakat yang menjadi informan dalam penelitian ini sangat setuju dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa fungsi sungai adalah sebagai tempat hidup makhluk hidup dan sebagian lagi menjawab setuju dengan penyataan tersebut dan berada pada kategori baik. Berikut ini adalah salah satu pendapat informan yang menjawab sangat setuju dengan pernyataan dimana fungsi sungai adalah sebagai hidup. Dia mengatakan bahwa :
tempat hidup makhluk
53
“ Saya sangat setuju akan hal itu karena memang sungai berfungsi sebagai tempat hidup mahkluk hidup seperti udang, kepiting, ikan, dll. karena jika kita berada didalam sungai pasti kita selalu melihat udang – udang kecil maupu mahkluk hidup lainnya “. Pendapat tersebut senada dengan informan yang mengatakan setuju bahwa fungsi sungai adalah sebagai tempat hidup mahkluk hidup. Dia mengatakan bahwa : “ Saya setuju dengan penyataan ini karena memang sungai berfungsi sebagai tempat hidup mahkluk hidup seperti udang – udangan, kepiting, ikan, dll. dimana sering kali kita melihat hewan – hewan tersebut jika kita berada dipinggir maupun dalam sungai “
3.3) Fungsi sungai sebagai jalur transportasi air Untuk mengetahui pemahaman masayarakat tentang fungsi sungai, maka diajukan pernyataan sebagai berikut : “ Fungsi sungai sebagai jalur transportasi air “. dari penyataan tersebut informan dalam penelitian ini sebagai besar menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Tabel 4.14 Fungsi sungai sebagai jalur transportasi air No Opsi Frekuensi Jumlah Skor rata-rata Sangat Setuju 0 0 Setuju 0 0 1 1,24 Kurang Setuju 6 12 Tidak Setuju 19 19 Total 25 31 Sumber:Hasil Analisis Penelitian
kategori Tidak Baik
Berdasarkan tabel diatas, dari 25 orang informan dalam penelitian ini. Dominan informan menjawab tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan oleh peneliti. mereka menganggap bahwa sungai tidak berfungsi sebagai jalur transportasi air, sehingga berada pada kategori tidak baik. Menurut sebagian besar masyarakat
54
yang berada di sekitar Sungai Kambu fungsi sungai yaitu sebagai sumber air bersih dan sebagai tempat hidup makhluk hidup. Dengan melihat hasil yang didapat dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang berada disekitar Sungai Kambu tidak pernah mengetahui bahwa sungai merupakan jalur transportasi air. Berikut adalah penjelasan salah satu informan yang tidak setuju dengan pernyataan bahwa fungsi sungai adalah sebagai jalur transportasi air. dia mengatakan bahwa : “ Saya tidak setuju dengan penyataan ini, karena saya tidak pernah mendengar kalau sungai itu merupakan jalur transportasi air kecuali laut baru bisa dikatakan jalur transportasi karena perdagangan yang terjadi di indonesia ini melalui jalur laut ”. Hal serupa juga dikatakan oleh informan lain. dia mengatakan bahwa : “ Saya tidak setuju, karena setahu saya yang dijadikan jalur transpotasi air itu adalah laut bukan sungai. fungsi sungai itu seperti penyataan sebelumnya yaitu sebagai sumber air bersih dan sebagai tempat hidup makhluk hidup “.
4)
Pengetahuan terhadap bahaya membuang sampah dibantaran sungai Kegiatan membuang sampah dibantaran sungai tentu memiliki dampak/bahaya
bagi lingkungan dan masayarakat yang berada di sekitar sungai tersebut. tak terkecuali masyarakat yang berada disekitar Sungai Kambu karena masyarakat disekitar Sungai Kambu sering membuang sampah dibantaran Sungai Kambu. untuk mengetahuai pengetahuan masyarakat teradap bahaya membuang sampah dibantara sungai, maka diajukan 5 pertayaan yaitu:
55
4.1) Membuang sampah dibantaran sungai dapat menyebabkan bahaya banjir
Dari pertanyaan diatas, masyarakat yang menjadi informan dalam penelitian ini setuju bahwa membuang sampah dibantaran sungai dapat menyebabkan bahaya banjir. Tetapi hal tersebut berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada bahwa sebagian masyarakat yang berada disekitar Sungai Kambu tetap membuang sampah dibantaran Sungai Kambu. seperti yang terlihat pada gambar 4 berikut ini :
Gambar 4.3 Tumpukan Sampah Dibantaran Sungai Kambu
Tabel 4.15 Membuang sampah dibantaran sungai dapat menyebabkan bahaya banjir No Opsi Frekuensi Jumlah Skor rata-rata kategori Sangat Setuju 0 0 Cukup Setuju 25 75 1 3,00 Baik Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Total 25 75 Sumber : hasil analisis penelitian
56
Berdasarakan data diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya masyarakat yang menjadi informan dalam penelitian ini mengetahui bahwa membuang sampah dibantaran sungai dapat menyebabkan banjir dan berada pada kategori cukup baik. Hal ini sesuai dengan pendapat salah satu informan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ; “ Saya setuju bahwa membuang sampah dibantaran sungai dapat menyebabkan bahaya banjir seperti yang sering kita nonton dalam berita bahwa banjir terjadi salah satu penyebabnya adalah masyarakat yang sering membuang sampah dibantaran sungai ”. Hal serupa juga dikemukakan oleh informan lain yang mengatakan bahwa : “ Iya saya setuju bahwa membuang sampah dibantaran sungai dapat menyebabkan banjir. karena sampah merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir. apalagi sampah tersebut dibuang dibantaran sungai itu dapat membuang sungai menjadi dangkal sehingga jika musim hujan tiba dapat membuang air sungai meluap sehingga terjadi banjir”. 4.2) Membuang
sampah dibantaran sungai dapat macampenyakit seperti diare, gatal-gatal, dll.
menimbulkan
berbagai
Untuk mengetahui pengetahuan masayarakat tentang bahaya membuang sampah dibantara sungai, maka diajukan pernyataan sebagai berikut : “Membuang sampah dibantaran sungai dapat menimbulkan berbagai macampenyakit seperti diare, gatal-gatal, dll.” Dari pernyataan tersebut, masyarakat yang menjadi informan dalam penelitian ini 12 informan menjawab “ setuju “ dan 13 informan menjawab “ kurang setuju “ dengan pernyataan yang mengatakan bahwa membuang sampah dibantaran sungai dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti diare, gata-gatal, dll.
57
Tabel 4.16 Membuang sampah dibantaran sungai dapat menimbulkan berbagai macampenyakit seperti diare, gatal-gatal, dll No Opsi Frekuensi Jumlah Skor rata-rata Kategori Sangat Setuju 0 0 1 Kurang Setuju 12 36 2,48 Baik Kurang Setuju 13 26 Tidak Setuju 0 0 Total 25 62 Sumber hasil analisis penelitian Dari tabel diatas menunjukkan bahwa masyarakat yang berada disekitar Sungai Kambukurang mengetahui bahwa membuang sampah dibantaran sungai dapat menyebabkan penyakit seperti diare, gatal – gatal, dll. Sehingga berada pada kategori kurang baik, hal ini diungkapan oleh salah satu informan yang mengatakan bahwa : “ Saya kurang setuju dengan pernyataan tersebut yang mengatakkan bahwa membuang sampah dibantaran sungai dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. karena kenyataannya selama kami tinggal disni (disekitar Sungai Kambu) yang sering dijadikan sebagai tempat pembuang sampah oleh masyarakat, tidak pernah mengalami sakit gara - gara sampah tersebut ”. Pendapat tersebut tidak sejalan dengan pendapat salah satu informam lainnya yang mengatakan bahwa : “ Iya, saya setuju bahwa membuang sampah dibantaran sungai dapat menyebabkan penyakit jika sampah yang dibuang itu banyak sekali. baru sampah tersebut dikerumuni nyamuk, lalat yang dapat menjadi perantara sehingga kita bisa terjangkit penyakit seperti diare,dll “.
4.3) Membuang sampah dibantaran sungai dapat menimbulkan bau tidak sedap/bau
busuk
58
Untuk mengetahui
pengetahuan masyarakat tentang bahaya membuang
sampah dibantaran sungai, maka diajukan pernyataan berikut ini : “Membuang sampah dibantaran sungai dapat menimbulkan bau tidak sedap/bau busuk.” Tabel 4.17 Membuang sampah dibantaran sungai dapat menimbulkan bau tidak sedap/bau busuk No Opsi Frekuensi Jumlah Skor rata-rata kategori Sangat Setuju 0 0 Cukup Setuju 25 75 1 3,00 Baik Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Total 25 75 Sumber hasil analisis penelitian Terhadap pernyataan diatas, 25 orang informan menyatakan setuju,sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang membuang sampah di bantaran sungai dapat menyebabkan bau tidak sedap/bau busuk berada pada kategori cukup baik. Halini sesuai dengan penyataaan salah satu informan yang mengatakan bahwa : “ Saya setuju seperti yang ade’ katakan tadi bahwa membuang sampah dibantaran sungai dapat menimbulkan bau tidak sedap/bau busuk. karena tumpukan sampah yang ada pasti ada sampah basah didalamnya yang dapat menimbulkan bau busuk ”. Pendapat tersebut senada dengan pendapat dari informan lain yang mengatakan bahwa : “ Oooh iya, saya setuju kalau sampah itu dapat menimbulkan bau busuk karena sampah yang dibuang oleh masyarakat disekitar sungai ini itu pasti ada sampah basah yang dapat menimbulkan bau busuk “.
59
4.4)
Membuang sampah dibantaran sungai dapat mengganggu aliran sungai Untuk mengetahui
pengetahuan masyarakat mengenai bahaya membuang
sampah dibantaran sungai, maka diajukan pernyataan sebagai berikut : “Membuang sampah dibantaran sungai dapat mengganggu aliran sungai .” Tabel 4.18 Membuang sampah dibantaran sungai dapat mengganggu aliran sungai No
Opsi Frekuensi Sangat Setuju 0 Setuju 25 1 Kurang Setuju 0 Tidak Setuju 0 Total 25 Sumber hasil analisis penelitian
Jumlah 0 75 0 0 75
Skor rata-rata
kategori
3,00
Cukup Baik
Dari tabel pertanyaan diatas, terdapat 25 informan menyatakan setuju bahwa Membuang sampah dibantaran sungai dapat mengganggu aliran sungai Berdasarakan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang berada disekitar Sungai Kambu sadar bahwa membuang sampah dibantaran sungai dapat mengganggu aliran sungai, sehingga berada pada kategori baik.tetapi menurut sebagian masyarakat yang berada disekitar Sungai Kambu jika sampah tersebut dibuang di pinggiran sungai maka tidak mengganggu aliran sungai kecuali jika sampah tersebut langsung dibuang kedalam sungai maka sampah tersebut dapat mengganggu aliran sungai. hal tersebut sesuai dengan pendapat informan yang mengatakan bahwa : “ Saya setuju kalau membuang sampah dibantara sungai dapat mengganggu aliran sungai kalau sampah tersebut dibuang langsung kedalam sungai tapi jika sampah dibuang dipinggir sungai tentu tidak mengganggu aliran sungai ”.
60
Hal yang sama juga dikemukakan oleh informan lain, yang mengatakan bahwa : “ Memang membuang sampah dibantaran sungai dapat mengganggu aliran sungai dan saya setuju dengan itu. tetapi yang perlu kita ketahui tidak selamanya membuang sampah dibantaran sungai dapat mengganggu aliran sungai. contohnya jika kita membuang sampah dipinggir sungai tentu tidak mengganggu aliran sungai kecuali langsung membuangnya kedalam sungai itu baru dapat mengganggu aliran sungai ”. Dari pendapat diatas dapat pula ditarik kesimpulan bahwa masyarakat yang berada disekitar Sungai Kambu sadar bahwa membuang sampah di bantaran sungai dapat mengganggu aliran sungai. tetapi persepsi mereka masih salah karena mereka mengganggap bahwa aliran sungai dapat terganggu jika sampah yang dibuang langsung kedalam sungai tersebut tapi jika sampah yang dibuang tidak langsung kedalam sungai ( dipinggiran sungai) tentu tidak mengganggu aliran sungai.
4.5) Membuang sampah dibantaran sungai dapat merusak lingkungan sungai
Untuk mengetahui pengetahuan masayrakat tentang bahaya membuang sampah dibantaran sungai, maka diajukan pernyataan berikut ini : “ Membuang sampah dibantaran sungai dapat merusak ekositem sungai “. Tabel 4.19 Membuang sampah dibantaran sungai dapat merusak lingkungan sungai No Opsi Frekuensi Jumlah Skor rata-rata kategori Sangat Setuju 5 20 Cukup Setuju 20 60 1 3,2 Baik Kurang Setuju 0 0 Tidak Setuju 0 0 Total 25 80 Sumber hasil analisis penelitian
61
Berdasarakan tabel pernyataan diatas, 20 informan menyatakan setuju dan 5 informan menyatakan sangat setuju bahwa membuang sampah dibantaran sungai dapat merusak lingkungan sungai, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang berada disekitar Sungai Kambusadar jika membuang sampah dibantaran sungai dapat merusak lingkungan sungai tersebut, sehingga pengetahuan masyarakat tentang bahaya membuang sampah dibantaran sungai berada pada kategori cukup baik. hal ini sejalan dengan pendapat informan dalam penelitian ini yang mengatakan bahwa : “ Saya sangat setuju dengan yang ade’katakan tadi kalau membuang sampah dibantaran sungai dapat merusak ekosistem sungai. seperti yang terlihat diSungai Kambu ini airnya sudah sangat keruh sehingga hewan – hewan kecil seperti udang – udang kecil sudah jarang terlihat selain itu Sungai Kambu sudah tidak bagus dilihat karena banyak sampah yang terlihat dipinggir sungai “. Hal senada juga dilontarkan oleh informan lain yang mengatakan bahwa : “ Saya setuju dengan itu, kalau membuang sampah dibantaran sungai dapat merussak ekosistem sungai itu sendiri. contohnya saja Sungai Kambu ini dimana ekosistem di Sungai Kambu ini boleh dikata sudah hilang karena sungai ini dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah bagi masyarakat ”.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan dari 4 indikator diatas yaitu Tanggapan terhadap kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah dibantaran sungai, diperoleh hasil rata-rata 3,00 dan berada pada kategori cukup baik. Pandangan terhadap kondisi lingkungan sungai,diperoleh hasil rata-rata 2,60 dan berada pada kategori kurang baik. Pemahamanterhadap fungsi sungai,diperoleh hasil rata-rata 2,68 dan berada pada kategori kurang baik. Pengetahuan terhadap bahaya membuang
62
sampah dibantaran sungai, diperoleh hasil rata-rata 2,93 dan berada pada kategori kurang baik. Dengan demikian persepsi masyarakat dala meembuang sampah di bantaran Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari secara keseluruhan diperoleh hasil skor rata-rata sebesar 2,78 dan berada dalam kategori kurang baik, seperti yang terlihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.20 Rekapitulasi Hasil Skor Rata-Rata Tiap Indikator Variabel Indikator Jumlah Rata-Rata Penelitian Rata-Rata tanggapan terhadap kebiasaan masyarakat dalam 6.00 3.00 membuang sampah persepsi dibantaran sungai masyarakat Pandangan terhadap dalam kondisi lingkungan 13.00 2.60 membuang sungai sampah di bentangan pemahaman Sungai Kambu terhadap fungsi Kecamatan 8.04 2.68 sungai Kambu Kota Kendari Pengetahuan terhadap bahaya 14.68 2.93 membuang sampah dibantaran sungai Jumlah 41.72
Kategori
Cukup Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
63
Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil Skor Rata-Rata Secara Keseluruhan Variabel Indikator Jumlah Rata-Rata Penelitian Rata-Rata Keseluruhan keseluruhan tanggapan terhadap kebiasaan masyarakat dalam persepsi membuang sampah masyarakat dibantaran sungai dalam Pandangan membuang terhadap kondisi sampah di lingkungan sungai bentangan 2.78 41.72 Sungai pemahaman Kambu terhadap fungsi Kecamatan sungai Kambu Kota Pengetahuan Kendari terhadap bahaya membuang sampah dibantaran sungai
Kategori Keseluruhan
Kurang Baik
64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka disimpulkan bahwa persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bentangan Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari dengan menggunakan 4 indikator yaitu : 1. Tanggapan terhadap kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah dibantaran sungai, diperoleh hasil rata-rata 3,00 dan berada pada kategori cukup baik. 2. Pandangan terhadap kondisi lingkungan sungai, diperoleh hasil rata-rata 2,60 dan berada pada kategori kurang baik. 3. Pemahamanterhadap fungsi sungai,diperoleh hasil rata-rata 2,68 dan berada pada kategori kurang baik. 4. Pengetahuan terhadap bahaya membuang sampah dibantaran sungai, diperoleh hasil rata-rata 2,93 dan berada pada kategori kurang baik. Dengan demikian persepsi masyarakat dala meembuang sampah di bantaran Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari secara keseluruhan diperoleh hasil skor rata-rata sebesar 2,78 dan berada dalam kategori kurang baik,
64
65
B.
Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan persepsi
masyarakat dalam membuang sampah di bentangan Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi pemerintah perlu melakukan berupa penyuluhan – penyuluhan atau pemasangan papan pengumuman untuk tidak membuang sampah di sekitar sungai serta perlunya keterlibatan pemerintah dalam kebersihan lingkungan dan penanganan sampah disekitar Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari agar permasalahan sampah dan kebersihan lingkungan sungai tidak terjadi di sungai kambu. Selain itu perlunya kerjasama antara pemerintah dan seluruh masyarakat yang berada disekitar sungai kambu agar penanganan sampah dapat berjalan dengan baik 2. Bagi masyarakat yang berada disekitar sungai kambu diharapkan untuk tidak membunag sampah diibantaran sungai agar tidak terjadi krusakan lingkungan disekitar sungai serta untuk mencegah agar tidak terjadi bahaya yang tidak diinginkan.
66
DAFTAR PUSTAKA Ariana,I Made Putra. 2011. Respons Masyarakat Setempat Terhadap Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Di Desa Temesi Kabupaten Gianyar. Denpasar : Universitas Udayana Alex S. 2012. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Bimo Walgito. (2004).Bimbingan dan Konseling di Sekolah.Yogyakarta: Andi Offset. ___________ . (2004).Pengantar psikologi Umum. Jakarta: Penerbit Andi Eko Wibowo, Hermawan. 2010. Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Permukiman Di Kampung Kamboja Kota Pontianak.Semarang : Universitas Diponegoro Gibson, James. 1986. Organisasi Prilaku, Struktur dan Proses. Diterjemah oleh Djoerban Wahid.Erlangga Jakarta. Iswara, I Nyoman Rama Putra. 2013. Peran Serta Warga Dalam Membuang Sampah Ditinjau Dari Ajaran Tri Hita Karana Dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Membuang Sampah Di Kelurahan Cakranegara Barat, Kota Mataram. Mataram :Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Studi Antropologi. Jakarta. Rineka Cipta Keraf, A Sony, 2002. Etika Lingkungan. Jakarta : Kompas Lewin, K. 1951. Field Theory in Social Science; Selected Theoretical Papers. New York: Harper & Row. 119 Miftah Toha. (2003). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:Grafindo Persada. Mulyana, Deddy.2002. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung : PT Remaja Rosdakarya Myers, D G. 1983.Social Psycology. New York : McGraw-Hill. Inc
67
Notoatmodjo. 1997. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Purwendro dan Nurhidayat.2006. Mengolah Sampah untuk Pupuk & Pestisida Organik.Jakarta : Penebar Swadaya Ramadhan, Adhita. 2009. Analisis Kesediaan Menerima Dana Kompensasi Di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Cipayung Kota Depok Jawa Barat. Bogor. IPB Skinner. 1976. The Experimental an Analysis of Behavior. New York : Viking Press Slameto.(2010).Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta:Rineka Cipta Soekanto, Soerjono. 2005. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press. Suparji.2012. Korelasi Antara Implementasi Moving Class Dengan Motivasi Belajar Siswa.Ft Universitas Negeri Surabaya Stainback, Susan. 1988. Understanding and Conducting Qualitative Research. Iowa : Kendall Hunt Publishing Sternberg, Robert J.,.2008. Psikologi Kognitif Edisi Keempat,(judul asli: Cognitive Psychology, Fourth Edition), terj. Yudi Santoso, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiharto, S.T., 2001. Persepsi Masyarakat Tentang Kebudayaan. Bumi Aksara. Jakarta Sugihartono dkk.(2007).Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Tim Penghimpun. 2008. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Membuang Sampah. Jakarta: Menlh. Walgito,B.2002. Pengantar Psikologi Umum.Ed.3.Yogyakarta: Adi.
68
LAMPIRAN
69
Lampiran : 1 PETA LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian
70
Lampiran : 2 PEDOMAN OBSERVASI No. CL
: 01
Metode
: Observasi
Tempat
: jembatan dilorong dekat SDN 4 POASIA
Tanggal
: 20 desember 2015
Jam
: 15.15 – 16.30
No
Aspek Yang Di Amati
1.
Kondisi lingkungan
Tanggapan Pengamat Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh pengamat di sekitar sungai kambu, tepatnya didekat jembatan, terdapat pendangkalan sungai serta terdapat tumbuhan liar yang ada di sekitar sungai sehingga sungai terlihat tidak terawat dengan baik, disamping kanan dan kiri sungai terdapat sejumlah rumah penduduk yang tinggal disekitar sungai kambu. Kondisi sungai kambu yang terlihat tidak bagus karena sungai kambu hampir sebagian tertutupi oleh tumbuhan liar yang menjalar kemana-mana dan sungai kambu juga kurang diperhatikan oleh masyarakat sekitar, bahkan pinggiran sungai kambu dijadikan sebagai tempat sampah, hal tersebut dibuktikan adanya
71
tumpukan
sampah
yang
terlihat
disekitar
pinggiran sungai. 2.
Kebersihan lingkungan
Berdasarkan observasi yang dilakukan, bahwa keadaan kebersihan lingkungan di sekitar sungai kambu ini masih belum terpelihara secara optimal karena tumpukan sampah masih berserakan di sekitar pinggiran sungai. Selain itu fungsi sungai kambu sebagai sumber air bersih yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci
dan
lain-lain,
sudah
tidak
dapat
dilakukan. Hal tersebut dikarenakan kondisi air sungai kambu tidak layak digunakan untuk kebutuhan sehari hari sebab air sungai kambu sangat keruh dan kotor, serta volume air sungai kambu
juga
kurang
diakibatkan
adanya
pendangkalan sehingga arus sungai kambu tidak lancar.
72
PEDOMAN OBSERVASI No. CL
: 02
Metode
: Observasi
Tempat
: jembatan (Jalan menuju kantor Gubernur)
Tanggal
: 23 desember 2015
Jam
: 15.30 – 16.45
No
Aspek Yang Di Amati
1.
Kondisi lingkungan
Tanggapan Pengamat Berdasarkan observasi yang dilakukan, kondisi lingkungan disekitar sungai kambu yang berada pada jalan menuju kantor gubernur Sulawesi tenggara terlihat dipenuhi dengan tumbuhantumbuhan yang menjalar sehingga sungai kambu terlihat tidak bagus karena tumbuhan tersebut sebagian
besar
menutupi
permukaan
sungai
kambu. Selain itu disamping kiri dan kanan sungai terdapat sejumlah rumah penduduk yang tinggal disekitar sungai kambu serta sungai kambu yang ada dijalan menuju kantor gubernur juga terlihat mengalami pendangkalan. 2.
Kebersihan lingkungan
Berdasarkan observasi yang dilakukan, bahwa keadaan kebersihan lingkungan di sekitar sungai kambu tepat dijalan menuju kantor gubernur
73
Sulawesi tenggara masih belum terpelihara secara optimal karena banyaknya tumbuhan yang tumbuh disekitar pinggiran sungai yang tidak tersusun secara rapi sehingga sungai kambu terlihat tidak bagus
74
Lampiran 3
PEDOMAN KUISIONER (ANGKET) Judul “Persepsi Masyarakat Dalam Membuang Sampah Di Bantaran Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari” PETUNJUK a. Isilah dengan menuliskan keterangan yang diminta tentang data pribadi bapak/ibu pada bagian identitas informan. b. Pilihlah jawaban dan beri tanda (X) pada jawaban yang paling sesuai berdasarkan kenyataan yang ada menurut bapak/ibu di bawah ini. PERTANYAAN a.
Identitas 1. Nama 2. Umur 3. JenisKelamin 4. JenisPekerjaan 5. Pendidikan Terakhir
:______________________________ :_________________________Tahun :______________________________ :______________________________ :______________________________
b. Pertanyaan Pokok Keterangan SS = SangatSetuju S = Setuju KS =KurangSetuju TS= TidakSetuju No 1
2
3 4
Pernyataan Kebiasaan masyarakat membuang sampah dibantaran sungai merupakan kebiasaan yang tidak boleh dilakukan Kebiasaan masyarakat membuang sampah dibantaran sungai merupakan kebiasaan yang baik dan wajar dilakukan Untuk menjaga kondisi sungai kambu harus dilakukan penyuluhan – penyuluhan kepada masayrakat tentang larangan membuang sampah dibantaran sungai Sungai kambu memerlukan penanggulangan
Alternatif Jawaban SS S KS TS
75
5
6
7 8 9 10 11 12 13 14 15
untuk mencegah masyarakat agar tidak menjadikan sungai kambu sebagai tempat pembuangan sampah Peraturan pemerintah tentang larang membuang sampah dipinggiran jalan, bantaran sungai , dll harus ada kerjasama atau partisipasi antara masyarakat dan pemerintah Kerusakan lingkungan disekitar sungai kambu disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang sering membuang sampah dibantaran sungai Kondisi lingkungan sungai kambu sangat bagus dan terpelihara Fungsi sungai sebagai sumber air bersih Fungsi sungai sebagai tempat hidup mahkluk hidup seperti udang,kepiting , ikan, dll. Fungsi sungai sebagai jalur transportasi air Membuang sampah dibantaran sungai dapat menyebabkan bahaya banjir Membuang sampah dibantaran sungai dapat menimbulkan beragai macama penyakit seperti diare, gatal-gatal, dll. Membuang sampah dibantaran sungai dapat menimbulkan bau tidak sedap/bau busuk Membuang sampah dibantaran sungai dapat mengganggu aliran sungai Membuang sampah dibantaran sungai dapat merusak lingkungan sungai
76
Lampiran :4 Data Hasil Penelitian No
Nama informan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Jumlah Rata-rata
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 3.0
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 3.0
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 3.0
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 3.0
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 3.0
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 3.0
Item 7 8 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 3 25 75 1.0 3.0
9 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 95 3.8
10 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 31 1.2
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 3.0
12 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 62 2.5
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 3.0
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 3.0
15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 80 3.2
77
Lampiran 5 Kisi – Kisi Angket Penelitian Variabel
persepsi masyarakat dalam membuang sampah di bentangan Sungai Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari
Indikator tanggapan terhadap kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah dibantaran sungai Pandangan terhadap kondisi lingkungan sungai pemahaman terhadap fungsi sungai Pengetahuan terhadap bahaya membuang sampah dibantaran sungai Jumlah
Nomor
Jumlah item
1,2
2
3,4,5,6,7
5
8,9,10
3
11,12,13,14,15
5 15
78
Lampiran : 6 Daftar Informan Kode Informan I-01 I-02 I-03 I-04 I-05 I-06 I-07 I-08 I-09 I-10 I-11 I-12 I-13 I-14 I-15 I-16 I-17 I-18 I-19 I-20 I-21 I-22 I-23 I-24 I-25
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki
Umur ( tahun )
Pendidikan
Pekerjaan
25 41 35 32 25 22 30 41 38 42 32 34 38 42 37 24 22 24 36 41 38 28 24 27 38
SMA SMA SMP S1 SMA SMA SMA SMP S1 SMP SMA SMA SMP SMP S1 SMA SMA SMA SMP SMP SMP SMA SMA S1 SMA
Mahasiswa Wiraswasta IRT Wiraswasta Mahasiswa Mahasiswa IRT Wiraswasta Wiraswasta IRT IRT IRT IRT IRT Wiraswasta Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa IRT IRT Wiraswasta IRT Mahasiswa Wiraswasta Wiraswasta
79
Lampiran : 7 DOKUMENTASI
80