TESIS
PERSEPSI MASYARAKAT DESA BERABAN TENTANG PROGRAM SIARAN PARIWISATA BUDAYA DI BALI TV SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI
NI GUSTI AYU DEWI PARAMITA ARISANDI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011
TESIS PERSEPSI MASYARAKAT DESA BERABAN TENTANG PROGRAM SIARAN PARIWISATA BUDAYA DI BALI TV SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI
NI GUSTI AYU DEWI PARAMITA ARISANDI NIM 0991061023
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011
PERSEPSI MASYARAKAT DESA BERABAN TENTANG PROGRAM SIARAN PARIWISATA BUDAYA DI BALI TV SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Kajian Pariwisata Program Pascarsajana Universitas Udayana
NI GUSTI AYU DEWI PARAMITA ARISANDI NIM 0991061023
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI KAJIAN PARIWISATA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011
ii
Lembar Pengesahan TESIS TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL, 20 Juni 2011
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Ir. I.G.P. Wirwan,M.Sc NIP 195806271985031005
Dr. I Made Adhika, MSP NIP 195912311986011003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kajian Pariwisata Universitas Udayana
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana
Prof. Dr. Nyoman Sirtha, SH, MS NIP 194409291973021001
Prof.Dr.dr.A.A Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP 195902151985102001
iii
Tesis Ini Telah Diuji Pada Tanggal 1 Juli 2011
Panitia Penguji Tesis,Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana, No 1172/UN.14.4/HK/2011 Tanggal 27 Juni 2011
Ketua : Prof. Dr. I. G. P Wirawan M.Sc Sekretaris : Dr. I Made Adhika, MSP
Anggota : Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH, MS Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP Drs I Nyoman Sunarta, M.Si
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Pertama-tama perkenkanlah saya memanjaatkan puji syukur kehdapan Ida Shang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas Asung Wara Nugraha-Nya/kurniaNya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I. G. P Wirawan M.Sc sebagai pembimbing I dan Ir. I Made Adhika, M.SP sebagai pembimbing II saya yang telah membantu saya dengan penuh ketelitian, ucapan juga saya sampaikan untu Rektor Universitas Udayana Prof.DR.dr I Made Bakta, Sp.PD, Direktur Pascasarjana Prof. DR.dr. A.A Raka Sudewi,Sp.S (K) dan ketua Program Magister Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH, MS atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menjadi mahasiswa program Magister pada program Pascasarjana Universitas Udayana. Ungkapan juga saya tujukan kepada para penguji tesis saya yaitu Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH, MS, Dr. Ir. Alam Paturusi, MSP. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si atas dukungan moral, bimbingan dan semangat yang diberikan hingga selesainya tesis ini. Saya juga ingin mengucapkan terimakasih saya untuk keluarga terutama suami saya tercinta yang telah membantu memberikan dorongan agar tesis saya cepat terselesaikan disamping itu orang tua saya serta mertua saya yang telah dengan sabar menanti kelulusan saya, saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas semua dorongan dan perhatiannya kepada saya. Saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada semua masyarakat beraban yang telah bersedia mengisi kuisioner yang saya berikan sehingga data yang saya cari dapat terkumpulakan, terlebih bagi Kepala Desa Beraban dan Sekretariat Desa Beraban yang telah
v
bersedia memberikan saya penjelasan mengenai profil Desa Beraban tersebut. dan tentunya ini sangat membantu dalam usaha saya merampungkan tesis saya ini. Sekali lagi saya ucapkan terimakasi banyak semoga berkah tuhan melindungi kita semua.
Denpasar,10 Juni 2011
Penulis
vi
ABSTRAK Informasi dan promosi sangat berkaitan dengan pariwisata, karena pariwisata butuh suatu promosi guna lebih mempopulerkan kelanjutan pariwisata tersebut, disamping itu masyarakat juga butuh suatu media untuk dapat mengetahui segala bentuk perkembangan pariwisata budaya yang ada, oleh karena itu diangkatlah Bali TV sebagai salah satu media pertelevisian lokal yang dapat menjadi suatu wadah yang begitu baik dalam menampilkan segala bentuk program pariwisata budaya di Bali TV. Oleh karena itu, persepsi masyarakat Beraban sangat dibutuhkan guna memastikan bahwa Bali TV dapat dijadikan sebagai sutau media yang bisa menjadi sumber informasi dan media promosi bagi pariwisata dan budaya di Bali Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Bali TV mempunyai program acara terstruktur mengenai pariwisata dan budaya dan seberapa sering tayangan tersebut ditayangkan, disamping itu penelitian ini bertujuan untuk menjaring persepsi masyarakat mengenai bagaimana tanggapan masyrarakat di desa Beraban tentang program tayangan pariwisata budaya di Bali TV sebagai media promosi dan informasi pariwisata dan budaya. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Beraban dan masyarakat beraban di gunakan sebagai tempat untuk menjaring data pada penelitian ini, para responden kemudian diklasifikasikan sesuai dengan jenis pekerjaan mereka, supaya penjaringan data dapat dilakukan dengan lebih mudah, penelitian ini menggunakan metode observasi, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Bali TV mempunyai acara terstruktur mengenai pariwisata budaya yang memberikan informasi mengenai, hotel, retoran, tempat tujuan wisata , adat – istiadat , kegiatan-kegiatan wisata dan masih banyak yang lainnya program pariwisata budaya di Bali TV disiarkan seminggu sekali dengan tampailan yang apik sehingga pemirsa dapat menikmati suguhan acara tersebut dengan nyaman, karena lewat taynagan ini pemirsa ataupun masyarakat dapat lebih paham dan menghargai pariwisata dan budaya di daerah mereka. Kata Kunci : Bali TV,Pariwisata, Budaya, Masyarakat Beraban, dan Persepsi,
vii
ABSTRACT Information and promotion is close related to the tourism, because tourism needs promotion in order to makes the popularity of the tourism could be incresed, besides the society also needs the media to know any kind of the culture and tourism inprovment, that is why Bali TV has been raised as one of the local TV which it able to be one of the best media ever to promote culture and tourism through many kind of culture program inside it. From that kind of background of this research so the opinion of the society in Beraban village were very importnat to make sure that Bali TV is able to be one of the information source and to be the media to promote Bali. The aim of this research is to identify whether Bali TV have a structured tourism program, how often of this program ( daily, weekly, monthly, or certaint event ), and what is the people’s opinion in Beraban village concerning to the tourism and culture program in Bali TV as the way to promote and giving the information to the society. The location of this research is in Beraban region, and the sample was taken by random method to all of the population that was identified as sample that responded to this research. the respondent were classified by their occupation to make the sample to be easier. Data were gathered using the observation, and interview. The result of this study shows that Bali TV informed the tourism and culture program, the tourism information was informed such as hotel, restaurant, café, home stay, shopping centre, Balinese culture, custom, and tradition, touist event, tourist attraction, life style, and many more which related to the tourism and culture in Bali and Indonesia in general. Bali TV broadcast weekly tourism and culture program with a good packaging so the viewers who watching this program can get the great benefit from it. There are many program owned by Bali TV but the tourism and culture program will give the new point that able to increase the way of people to understand and appreciate their culture and tourism on their own region. Keywords : Beraban people, Bali TV, Culture, Opinion, and Tourism,
viii
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM .................................................................................................... PRASYARAT GELAR .............................................................................................. LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................................... PENETAPAN PANITIA PENGUJI ........................................................................... UCAPAN TERIMAKASIH ....................................................................................... ABSTRAK ................................................................................................................. ABSTRACT...............................................................................................................
i ii iii iv v vii viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................
1 1 7 7 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN ............................................................................................... 2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................ 2.2 Konsep ....................................................................................................... 2.2.1 Persepsi Masyarakat Tanah Lot ( Desa Beraban ) .............................. 2.2.2 Program Bali TV ............................................................................... 2.2.3 Bali TV Sebagai Media informasi dan promosi ................................ 2.3 Landasan Teori ............................................................................................ 2.3.1 Teori Prersepsi ................................................................................... 2.3.2 Teori Informasi .................................................................................. 2.4 Model Penelitian .........................................................................................
10 10 14 14 15 17 18 18 19 19
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 3.1 Rancangan Penelitian ................................................................................. 3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................ 3.3 Sumber Data dan Jenis Data ....................................................................... 3.3.1 Sumber Data ...................................................................................... 3.3.2 Jenis Data ......................................................................................... 3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 3.5 Teknik Penentuan Informan ....................................................................... 3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................... 3.7 Teknik Penyajian Analisis Data ..................................................................
22 22 23 24 24 25 25 25 26 27
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA BERABAN28 4.1 Gambaran Umum Desa Beraban................................................................................ 4.1.1 Sejarah Desa Beraban............................................................................. 4.1.2 Daya Tarik Wisata Tanah Lot .......................................................................... 4.1 3 Kondisi Geografis dan Demografi Desa Beraban ............................................
ix
28 28 29 32
4.1.4 Sosial Budaya Desa Beraban ....................................................................................
34
B V PROGRAM TAYANGAN PARIWISATA BUDAYA DI BALl TV ...................................... 5.1 Program Tayangan Pariwisata Budaya di Bait TV............................................................... 5. .1 Pablibagan ......................................................................................................... 5. .2 AjegBali ............................................................................................................ 5. .3 Upakara ............................................................................................................. 5. .4 Ista Dewata ........................................................................................................ 5. .5 Pesona Dewata .................................................................................................. 5. .6 Taksu ................................................................................................................. 5. .7 Bali Channel ......................................................................................................
39 39 40 41 43 44 46 47 48
B VI PERSEPSI MASYARAKAT DESA BERABAN...................................................... ............. 6.1 Persepsi Masyarakat Desa Beraban ......................................................................................... 6. .1 Persepsi Masyarakat Dari Golongan Wiraswasta ........................................................ 6. .2 Persepsi Masyarakat Dari Pegawai swasta.................................................................... 6. .3 Persepsi Masyarakat Dari Golongan Pelaku Pariwisata............................................... 6. .4 Persepsi Masyarakat Dari Golongan Mahasiswa ......................................................... 6. .5 Persepsi Masyarakat Dari Golongan Pegawa Negeri...................................................
51 51 51 73 84 89 86
B VII SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 7.1 Simpulan .............................................................................................................. 7.2 Saran................................................................................................ ...................
117 117 119
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. ...............................
121
LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA....................................................
124
LAMPIRAN DATA INFORMAN.............................................................. .......................
125
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Media dapat menjadi wadah dalam bidang informasi dan promosi. Media informasi dan promosi sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Televisi adalah contoh media yang paling sukses menjadi pendorong perubahan. Audio-visual juga dapat menjadi media informasi dan promosi. Penyebutan audio-visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media audiovisual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran (penonton). Produk audio-visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat juga menjadi media informasi dan promosi. Sebagai media informasi tujuan yang lebih utama adalah mendapatkan fakta dari suatu peristiwa Media informasi adalah sebuah produk audio-visual melibatkan lebih banyak elemen media dan lebih membutuhkan perencanaan agar dapat mempromosikan sesuatu. Media dokumentasi sering menjadi salah satu elemen dari media promosi. Karena melibatkan banyak elemen media, maka produk audio-visual yang diperuntukkan sebagai media promosi kini sering disebut sebagai multimedia. (http:id wikipedia.org/wiki/Media) Kemajuan media merupakan salah satu faktor pendorong suatu promosi. Media yang dipilih merupakan kombinasi dari teknologi yang paling sederhana hingga yang canggih mengingat latar masyarakat yang beragam. Teknologi yang berbeda memiliki keterjangkauan yang berbeda pula menyangkut luasan geografis maupun kelompok sasaran. Media yang digunakan sebagai sarana promosi pariwisata Bali adalah media cetak dan elektronik. Sejalan dengan keinginan untuk memajukan industri pariwisata maka ada keinginan besar untuk
1
menyapaikan informasi pariwisata yang sebaik-baiknya agar masyarakat yang membutuhkan dapat memperolehnya dengan cepat, akurat dan dapat disebarluaskan dengan mudah pula. Ada beberapa media yang dapat digunakan sebagai media promosi pariwisata tersebut salah satunya adalah televisi. (http:id wikipedia.org/wiki/Media) Televisi sebagai salah satu media elektronik yang cukup efektif untuk mempromosikan pariwisata. Keterjangkauan media ini dapat sampai ke semua lapisan masyarakat, karena hampir semua masyarakat memiliki televisi. Televisi memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan media lainnya, yakni bersifat langsung dan intim, karena pada umumnya wisatawan saat melakukan perjalanan wisata memerlukan informasi tentang daerah yang dikunjunginya. Dengan demikian, mereka akan mencari sumber informasi yang paling murah dan dapat memberikan informasi pariwisata untuk mempromosikan tempat pariwisata tersebut, dan dapat dipercaya. Peran televisi sebagai media promosi pariwisata dapat memberikan informasi kepada pengunjung yang datang ke Bali mengenai apa yang dapat dilakukan, tempat menginap, restoran, aktivitas wisata, objek wisata dan sebagainya. Informasi tentang Bali merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kesan pariwisata Bali. Peranan media berpengaruh terhadap kegiatan wisata yang dilakukan saat berlibur. Sumber informasi yang dipergunakan oleh wisatawan saat berlibur ke suatu tujuan wisata diantaranya adalah : pengalaman pribadi, teman, dan keluarga, brosure, surat kabar, televisi, radio, dan sumber-sumber lainnya berdasarkan karakter wisatawan bersangkutan. Kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Bali mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun (Respati,2006). Pada tahun 2002 terjadi penurunan kunjungan wisatawan sebesar 5,23% yang disebabkan oleh situasi politik dan keamanan di Indonesia yang kurang kondusif serta tragedy WTC pada 11 Septembrt 2001 yang berimbas pada dunia pariwisata. Tahun 2003
2
kembali terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan terkait dengan trjadinya peledakan bom di Legian Kuta pada tanggal 12 Oktober 2002 yang banyak menelan korban wisatawan asing, serta adanya isu penyakit SARS dan juga travel yang dilakukan oleh sebagian Negara yang melarang warganya untuk berkunjung ke Bali, sehingga membuat wisatawan enggan untuk melakukan perjalanan. Pada tahun 2004 terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang sangat memuaskan. Hal ini disebabkan oleh situasi politik dan keamanan di indonesia terutama Bali sudah semakin kondisif serta adanya travel warning dari negara-negara yang sebelumnya melarang warganya untuk berkunjung ke Bali. Pada tahun 2005 terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan sebesar 4,93%. Hal ini diakibatkan dengan meledaknya kembali bom di Café Raja’s Kuta, Café Nyoman dan Café Menega di Jimbaran pada 1 Oktober 2005. meskipun tidak ada banyak korban wisatawan asing tetapi sudah cukup membuat wisatawan untuk sementara waktu tidak melakukan kunjungan ke Bali sampai kondisi keamanan sampai kondisi keamanan benar-benar pulih. Oleh karena itu, informasi tentang Bali merupakan faktor yang dapat mempengauhi kesan pariwisata Bali. Peranan media juga sangat berpengaruh terhadap kegiatan wisata yang dilakukan saat berlibur (Schmoll, 1977), Maka diangkatlah media televisi menjadi acuan dari penelitian ini dan salah satu televisi lokal yang akan diteliti untuk dapat menjadi media promosi pariwisata. Bali TV adalah salah satu TV lokal yang ada di Bali. Dalam perjalannya telah banyak berperan dalam mempromosikan Bali. Bali TV diciptakan guna untuk dapat lebih membuka wawasan masyarakat Bali pada umumnya pada segala bentuk informasi lokal maupun asing sehingga masyarakat Bali memiliki wawasan yang lebih luas. Bali TV juga
3
berusaha
memberikan segala bentuk hiburan yang tertuang pada setiap tayangan program yang ada di Bali TV, dan sebagai salah satu bagian media dari Bali. Bali TV selalu ingin menyuguhkan tayangan yang berguna bagi masyarakat baik yang bersifat komersil maupun mendidik, sehingga nantinya dari program tayangan yang ada di Bali TV dapat memberikan sebuah bentuk pengabdian yang begitu berperan dalam membentuk karakter masyarakat Bali pada umumnya. Bali TV, televisi lokal pertama yang siaran di Bali telah mengantongi izin dari Gubernur Bali. Pertama, izin Gubernur Bali No. 55.4/5341/Dishub tentang Izin Frekuensi UHF yang dikeluarkan pada 3 Agustus 2001. Kedua, izin penyelenggaraan Penyiaran No. 484/1056/BTID yang dikeluarkan pada 29 Juli 2002. Kedua izin itu terbit jauh sebelum disahkan UU Penyiaran Nomor 32 tahun 2002 yang diundangkan pada 28 Desember 2002. Selain itu, izin Gubernur Bali tersebut juga keluar jauh sebelum KPID Bali terbentuk. . Dengan motto “Matahari dari Bali”, Bali TV telah tertanam dalam pikiran masyarakat Bali, The Paradise Island. Bali TV merupakan anak perusahaan dari perusahaan media cetak Bali Post. Bali TV adalah salah satu dari dua stasiun televisi lokal yang sah dan berijin dari pemerintah Indonesia. Bali TV merupakan sebuah stasiun TV lokal yang ada di Bali dan dalam penelitian ini akan diteliti apa saja program tayangan pariwisata yang menyuguhkan mengenai pariwisata dan budaya beserta waktu penayangannya berikut program-program pariwisata yang disajikan oleh Bali TV seperti, (1) Pablibagan Dialog yang dikemas tradisional, membahas berbagai permasalahan yang terjadi terutama yang menyangkut kehidupan orang Bali seharihari ditayangkan setiap Senin pukul 16.00 wita, (2) Ajeg Bali: Dialog interaktif yang mengulas berbagai topik terkait pelestarian budaya termasuk lingkungan hidup serta way of
4
life orang Bali dalam konteks kekinian.disiarkan setiap Kamis pukul 20.30 wita, (3) Upakara: Dialog interaktif yang memberikan penjelasan mengenai sarana upacara serta proses pembuatannya. Disiarkan setiap Selasa pukul 16.00 wita, (4) Program Ista Dewata: menampilkan mengenai Pura-pura yang ada di Bali dan Indonesia. Program ini ditayangkan setiap hari Selasa pukul 20.00 wita, (5) Program Pesona Wisata: menampilkan objekobjek wisata di Bali dan di Indonesia. Program ini ditayangkan setiap hari Sabtu pukul 20.30 wita. (6) Program Taksu: menampilan tokoh-tokoh di Bali yang telah mengharumkan nama Bali. Disiarkan setiap Selasa pukul 20.30 wita, (7) Bali Channel: adalah program pariwisata di Bali TV yang bertujuan memeperkenalkan tempat-tempat seperti hotel dan restaurant di bali dengan segala jenis fasilitas yang dimilikinya di tayangakan seminggu sekalai setiap senin –jumat pukul 23.30 wita Dalam penelitian ini lokasi penelitiannya berada pada kawasan desa Beraban Tanah Lot, Tanah Lot merupakan salah satu daerah wisata yang sangat digemari di Bali, banyak turis asing dan lokal yang mendatangi tempat ini, daerah tujuan wisata Tanah Lot mempunyai sejarah yang begitu menarik serta banyak menyimpan keindahan budaya dan pariwisata, selain itu masyarakat di daerah desa Beraban mempunyai visi yang begitu kuat dalam memajukan pariwisata di daerahnya dengan bekerjasama dengan daerah setempat, karena keunikan budaya dan pariwisata serta keramahan masyarakatnya sehingga desa Beraban digunakan sebagai lokasi dalam penelitian ini. Luas wilayah Desa Beraban, 692 km2 dengan jarak tempuh sekitar 10 km, dan membutuhkan waktu sekitar 10 – 15 menit dari kota kecamatan, dan berjarak 13 km dengan memakan waktu sekitar 20 – 30 menit dari kota kabupaten. Dari segi geografis, desa Beraban merupakan daerah yang cocok untuk pertanian, subur dan mempunyai curah hujan yang cukup
5
tinggi sehingga petani padi sebagai mayoritas. Selain itu, desa Beraban juga merupakan daerah tujuan wisata dengan daya tarik wisata Pantai Tanah Lot. Untuk mengurus dibidang pertanian di desa Beraban ada 2 Pekaseh yaitu pekaseh subak Gadon II dan Gadon III yang beranggotakan sekitar 25 orang subak yang memimpin langsung krama subak yang menggarap lahan lebih kurang 250 Ha. Dari segi kependudukan , jenis pekerjaan masyarakat masih didominasi dari sebagai petani dan buruh ( Pegawai swasta ). Saat ini sampai akhir tahun 2010 berdasarkan laporan Kelian Banjar Dinas Penduduk Desa Beraban berjumlah 6163 orang terdiri dari : Laki - laki : 3012orang,Perempuan : 3151 orang, Jumlah Kepala Keluarga : 1704 KK. Dari jenis mata pencaharian. Selain itu saat ini di masyarakat juga telah terbentuk kelompok tani yang pada akhirnya akan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat seperti kelompok ternak yang tergabung dalam KUBE ( Kelompok Usaha Bersama ) sebagai usaha bersama memelihara ternak sapi. Selain ternak sapi di masing - masing keluarga juga memelihara babi sebagai penambah penghasilan walaupun tidak berbentuk kelompok. Selain sebagai petani masyarakat Desa Beraban cukup banyak sebagai pedagang, pegawai swasta, pegawai negeri, dan wiraswasta. Persepsi masyarakat Beraban mengenai program tayangan budaya dan pariwisata di Bali TV sangat mempengaruhi hasil penelitian ini, oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menjaring persepsi masyarakat beraban mengenai penayangan program acara budaya dan pariwisata di Bali TV, sehingga nantinya dapat terjaring sutua kesimpulan yang dapat menegaskan bahwa program pariwisata budaya di Bali TV mampu mempengaruhi persepsi masyarakat Desa Beraban mengenai program tayangan pariwisata budaya di Bali TV mampu menjadi sutau wadah yang dapat menjadi
sumber informasi dan media promosi bagi
6
perkembangan pariwisata dan budaya di Bali. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut. 1. Apa saja program tayangan di Bali TV yang berkaitan dengan pariwisata yang berbasis budaya Bali serta dapat dijadikan sebagai wadah informasi dan promosi bagi pariwisata Bali? 2. Bagaimana persepsi masyarakat Desa Beraban mengenai program tayangan di Bali TV yang berkaitan dengan pariwisata yang berbasis budaya Bali dan dapat dijadikan sebagai wadah informasi dan promosi bagi pariwisata Bali?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dibedakan menjadi bentuk tujuan umun dan tujuan khusus yang dapat dijabarkan sebagai berikut . 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah agar wawasan masyarakat menjadi lebih terbuka mengenai pariwisata dan budaya lewat tayangan program acara pariwisata budaya di Bali TV 1.3.2 Tujuan Khusus 1 . Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tayangan apa saja yang ditayangkan oleh Bali TV mengenai Pariwisata dan budaya serta seberapa rutin (hari, minggu, bulan) tayangan acara mengenai pariwisata tersebut ditayangkan. 2. Untuk dapat mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Tanah Lot (desa Beraban) mengenai program tayangan pariwisata budaya di Bali TV sebagia media informasi dan prmosi
7
pariwsata dan budaya.
1.4 Manfaat Penelitian Dilihat dari mamfaat penelitian, penelitian ini mempunyai beberapa mamfaat sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat bagi Masyarakat : a.Untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pariwisata di Bali lewat tayangan program acara pariwisata budaya di Bali TV b.Agar masyarakat dapat lebih paham akan pesatnya perkembangan pariwisata dan budaya serta dapat lebih menghargai pariwisata dan budayanya sendiri. 1.4.2 Manfaat bagi Pemerintah : a. Agar pemerintah dapat lebih perduli akan kondisi pariwisata dan budaya serta dapat memikirkan lebih lanjut terobosan apalagi yang dapat diambil guna memajukan pariwisata dan budaya. b. Supaya pemeritah dapat membuat kebijaksanaan lebih lanjut mengenai bagaimana meningkatkan sumber daya manusia khususnya dalam bidang pariwisata. 1.4.3 Manfaat bagi peneliti : Agar lebih dapat mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Tanah Lot (desa Beraban) mengenai tayangan pariwisata budaya di Bali TV sebagai media promosi pariwisata dan budaya.
8
1.4.4 Manfaat bagi Almamater : Penelitian ini dapat memberi referensi bagi penelitian kajian pariwisata lainnya sehingga dapat menambah daftar pustaka yang diperlukan.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA,KONSEP PENELITIAN, TEORI, DAN MODEL PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka Dalam kajian pustaka akan dibahas beberapa pemikiran para peneliti dari penelitian sebelumnya yang mempunyai korelasi yang erat terhadap prospek pengembangan televisi sebagai produk pariwisata yang dimiliki oleh masing-masing objek yang dijadikan lokasi panelitian berdasarkan pada kondisi objektif masing-masing. Seabra et al (2004) menyatakan ada 10 informasi untuk berlibur, kajian yang dilakukan selama rentan waktu lima tahun (1998-2003) menujukkan bahwa sumber informasi yang dipergunakan oleh wisatawan meliputi : televisi, radio, surat kabar, internet, majalah, iklan luar ruang, brosur komersial, brosur kelembagaan, travel agent, dan informasi lainnya yang dapat diperoleh dari internet. Studi yang dilakukan oleh Seabra et al (2004) ini menyatakan bahwa media yang digunakan oleh wisatawan tersebut sangat bermamfaat dalam memberi informasi pariwisata bagi masyarakat dan wisatawan dan hal ini memberikan suatu indikasi bahwa informasi tersebut memiliki suatu peranan yang amat penting bagi wisatawan dalam menentukan kegiatan liburannya. Penelitan yang dilakukan sekarang berfokus pada persepsi masyarakat mengenai acara budaya pariwisata yang ada di media televisi khususnya salah satu televise lokal yang ada di Bali yaitu Bali TV yang menayangkan beberapa acara budaya dan pariwsata sehingga dari penayangan acara tersebut dapat dilihat bagaimana persepsi atau tanggapan masyarakat
10
terhadap tayangan acara tersebut. Persamaannya dengan penelitian yang dikaji sekarang ialah bahwa dalam penelitiannya Seabra menyebutkan bahwa televisi merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan sumber informasi yang dapat mempengaruhi keputusan wisatawan dalam berlibur, perbedaannya dengan penelitian yang dikaji sekarang adalah disini hanya menyebutkana televisi sebagai media promosi pariwisata Bali, sedangkan Seabra menyebutkan ada 10 media yang dapat dipergunakan oleh wisatawan untuk menentukan kemana mereka akan berlibur. Informasi tentang pariwisata budaya Bali merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kesan pariwisata Bali. Peranan informasi sangat berpengaruh terhadap kegiatan wisata yang dilakukan saat berlibur ( Schmoll, 1977) ketika wisatawan berada di daerah tujuan wisata tetentu mereka memerlukan informasi terbaru (up to date) dan asli (original). Sumber informasi yang dipergunakan oleh sebagian besar wisatawan saat berlibur ke suatu tujuan wisata, diantaranya : pengalaman pribadi, teman, dan keluarga, agen perjalanan, petunjuk, dan brosur wisata dari berbagai sumber seperti : majalah, dan surat kabar, televisi, radio, serta berbagai sumber lainnya berdasarkan pada situasi dan karakter wisatawan bersangkutan. Studi yang dilakukan oleh Schmoll ini dapat memberi gambaran bahwa betapa media informasi tak dapat dipisahkan dari media pariwisata karena tanpa media maka wisatawan tidak akan mengenal tempat pariwsata tersebut jadi antara media dan pariwisata mempunyai suatu keterikatan satu sama lainnya. Penelitan yang dilakukan sekarang berfokus pada persepsi masyarakat mengenai acara budaya pariwisata yang ada di media televisi khususnya salah satu televisi lokal yang ada di Bali yaitu Bali TV yang menayangkan beberapa acara budaya dan pariwsata sehingga dari penayangan acara tersebut dapat dilihat bagaimana persepsi atau
11
tanggapan masyarakat terhadap tayangan acara tersebut Persamaan dengan penelitian yang akan dikaji sekarang bahwa penelitian ini sama – sama menerangkan jika televisi merupakan salah satu sumber informasi bagi wisatawan untuk dapat memperoleh informasi tentang pariwisata budaya. Perbedaannya dengan penelitan yang sekarang adalah karena penelitian Schmoll tidak hanya berpatokan pada satu jenis media saja tetapi beberapa jenis media informasi yang dapat menunjang keputusan wisatawan dalam menentukan tempat wisatanya. Arvianti (2007) menyatakan bahwa sumber Informasi adalah sebagai penentu kegiatan berlibur wisataan di Bali. Hal ini memberikan implikasi terhadap media komunikasi seperti : televisi, majalah, radio, brosur komersial, brosur pemerintah, koran, billboard, agen perjalanan, dan juga informasi yang menyebar dari mulut ke mulut yang dipergunakan oleh wisatawan saat berlibur di Bali. penelitian ini ingin menjelaskan bahwa informasi dapat memberikan akses pada wisatawan untuk mengetahui kegiatan wisata apa saja yang ingin dilakukan oleh wisatawan, dan hal tersebut sangat berpengaruh pada kepuasan wisatawan dalam berwisata. Penelitan yang dilakukan sekarang berfokus pada persepsi masyarakat mengenai acara budaya pariwisata yang ada di media televisi khususnya salah satu televisi lokal yang ada di Bali yaitu Bali TV yang menayangkan beberapa acara budaya dan pariwsata sehingga dari penayangan acara tersebut dapat dilihat bagaimana persepsi atau tanggapan masyarakat terhadap tayangan acara tersebut Persamaan dari penelitan yang dilakukan Arvianti dengan penelitian sekarang adalah bahwa penelitian ini sama-sama mengedepankan media sebagai alat yang begitu bermamfaat bagi wisatawan untuk memperoleh berbagai macam bentuk informasi mengenai pariwisata.
12
Perbedaannya dengan penelitian sekarang ialah penelitian sekarang lebih berfokus televisi sebagai media komunikasi yang dapat memberikan informasi , dan pada penelitian yang dilakukan oleh Arvianti bahwa dia juga memaparkan ada beberapa media yang bisa dijadikan penentu dalam memberikan informasi pariwisata pada wisatawan dan tidak hanya berpatokan pada televisi pada umumnya sebagia satu-satunya sumber informasi pariwisata. Respati (2006 ) dalam skripsi yang berjudul Analisa Sumber Informasi Penentu Keputusan Berlibur Wisatawan Asing di Bali dan implikasinya terhadap strategi pemasaran, menyatakan bahwa sumber informasi yang cenderung diminati oleh wiatawan asing sebagai penentu keputusan berlibur adalah dengan menggunakan travel agent, dan penelitan yang dilakukan sekarang berfokus pada persepsi masyarakat mengenai acara budaya pariwisata yang ada di media televisi khususnya salah satu televise lokal yang ada di Bali yaitu Bali TV yang menayangkan beberapa acara budaya dan pariwsata sehingga dari penayangan acara tersebut dapat dilihat bagaimana persepsi atau tanggapan masyarakat terhadap tayangan acara tersebut Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang terdahulu, penelitian terdahulu membahas informasi sebagai pengaruh terhadap pemilihan tempat berlibur bagi para wisatawan, dan travel agent sebagai sumber informasi yang cenderung disukai oleh wisatawan asing, sedangakan penelitian ini berfokus pada exsistensi televisi sebagai media komunikasi yang dapat memberikan informasi budaya dan pariwisata bagi wisatawan yang menonton, khususnya tayangan wisata budaya di Bali TV. .Bali TV adalah salah satu stasiun TV lokal di Bali yang dapat menjadi media komunikasi yang mampu memberikan informasi mengenai pariwisata Bali seperti, profil Bali TV dalam mengembangkan pariwisata budaya Bali, peranan Bali TV sebagai salah satu televisi lokal yang diharapkan mampu membangkitkan hasrat masyakarat
13
agar dapat lebih mencintai dan menghargai
pariwisata Bali lewat tayangan program
pariwisatanya. Namun antara penelitian ini memiliki persamaan yaitu sama-sama berfokus pada media informasi yang dapat memberikan akses pada wisatawan yang berkunjung ke Bali agar dapat memperleh informasi yang lebih akurat mengenai wisata budaya di Bali .
2.2 Konsep 2.2.1 Persepsi Masyarakat Tanah Lot ( Desa Beraban ) Banyak ahli yang mencoba membuat definisi dari ‘persepsi’. Beberapa di antaranya adalah, persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya (Bimo Walgito). Disamping itu persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga dikenallah persepsi sosial. Persepsi sosial merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang yang bertujuan untuk mengetahui, menginterpretasi, dan mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut (Lindzey & Aronson). (www.Britannica.com) Persepsi adalah suatu pengenalan ataupun identifikasi dengan menggunakan pancaindra. Kesan yang diterima oleh individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berfikir dan belajar serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam individu, persepsi juga diartikan sebagai sutau proses dimana individu mencoba mengorganisasikan serta mengartikan stimulus yang diterima melalui inderanya menjadi
14
suatu makna. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu faktor personal dan faktor struktural faktor personal antara lain adalah, proses belajar, motif, dan kebutuhan, sedangkan faktor struktural meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat. Persepsi yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah suatu pendapat yang dilontarkan oleh masyarakat khususnya masyarakat Beraban dalam menilai program pariwisata budaya yang ada di Bali TV sebagia media promosi dan informasi, karena program Bali TV tersebut mempunyai segmen khusus dalam program acara pariwisata, program ini dibuat guna memperkaya khasanah pengetahuan masyarakat dalam dunia pariwisata tersebut.
2.2.2 Program Bali TV
Program-program Bali TV sangat membantu masyarakat dalam memahami fenomena kebudayaan dan pariwisata yang ada di Bali, karena dari tayangan ini pemirsa ataupun masyarakan dapat menyaksikan secara visual tempat-tempat wisata yang mungkin belum pernah mereka datangi sebelumnya sehingga mereka dapat mempunyai gambaran mengenai tempat wisata tersebut sebelum mereka dating ke tempat tersebut. Pada dasarnya pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Seorang wisatawan atau turis adalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 km (50 mil) dari rumahnya dengan tujuan rekreasi,
merupakan
definisi
oleh
Organisasi
Pariwisata
Dunia.
(http:id
wikipedia.org/wiki/priwisata)
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
15
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari (http:id wikipedia.org/wiki/budaya) Dari perpaduan tersebut dapat disimpulkan bahwa pariwisata budaya yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan suatu hal yang bertautan yang melahirkan suatu estetika budaya dalam berpariwisata, karena pariwisata tak akan lengkap tanpa adanya upaya dan budaya tak akan dikenal secara menyeluruh tanpa adanya ketertarikan seseorang pada pariwisata, dan begitu pula dengan Bali, seperti yang kita ketahui bersama Bali adalah sebuah pulau yang mempunyai komoditas pariwisata terbesar di Indonesia dan pariwisatanya tak dapat dipisahkan dari budaya Bali yang sangat kental sehingga nilai estetikanya pun begitu berpengaruh pada kemajuan pariwisata Bali, karena periwisata Bali telah menyatu dan merupakan simbol dari budaya estika di Bali. Dengan pengkemasan yang begitu apik maka tayangan pariwisata budaya diBali TV sangat dihemari oleh masyarakat disamping memberikan hiburan mengenai tempat-tempat wisata secara visual, program ini juga dapat memberikan pemahaman mengenai pariwisata budaya tersebut yang nantinya dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai pariwisata budaya didaerahnya. Di Bali TV sendiri terdapat berbagia macam tayangan yang menyiarkan pariwisata budaya dan dari tayangan tersebut masyarakat dapat mengetahui secara jelas bagaimana perkembangan pariwisata yang ada di Bali.
16
2.2.3
Bali TV Sebagai Media Informasi dan promosi
Pengertian media sangatlah luas, demikian juga fungsi dan penerapannya. Jika dikaitkan dan diterpakan dengan pendidikan yang batasannya telah disebutkan sebelumnya, maka media dapat diartikan sebagai berikut : Gagne (1970) menyebutkan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Seperti, buku, film, kaset, dan film bingkai. (www.britanica.com) Dari pendapat Gagne dan Briggs tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa media merupakan alat dan bahan fisik yang terdapat di lingkungan siswa untuk menyajikan pesan kegiatan pembelajaran (proses kegiatan belajar-mengajar) sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar . Informasi sendiri berasal dari data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Informasi sebagai data yang telah diproses sehingga mempunyai arti dan dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang yang
menggunakan data tersebut. Jadi sumber informasi adalah data yang merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat terentu, kesatuan nyata (fact and entity) berupa objek nyata seperti tempat, benda, dan orang yang betul-betul ada dan terjadi (http:id wikipedia.org/wiki/informasi) Informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah informasi pariwista yang didapat dari program tayangan pariwisata budaya di Bali TV, karena informasi tersebut sangat dapat membantu masyarakat dan wisatawan dalam memperoleh informasi pariwisata baik mengenai objek wisata dan kebudayaan di daerah tertentu di Bali, jadi informasi tersebut
17
sangat mempengaruhi keputusan berlibur wisatawan tersebut, oleh karena itu informasi sangatlah diperlukan untuk memudahkan wisatawan tersebut untuk memperoleh informasi mengenai tempat wisata yang mereka inginkan. Sehingga pemilihan Bali TV sebagai suatu wadah yang
dapat memberikan akses sebagai media informasi dan promosi pariwisata
karena seperti yang kita ketahui bahwa media pariwisata tersebut tidak akan dapat hidup dan bertahan apabila tidak ada media yang menunjanganya sehingga existensi dari pariwisata tersebut dapat tetap bertahan hingga kapanpun jadi perpaduan pariwisata budaya sebagai akses informasi sangat erat kaitannya.
2.3 Landasan Teori 2.3.1 Teori Persepsi Persepsi merupakan sutau proses dimana individu memilih, mengorganisasikan serta mengartikan stimulus yang diterima melalui inderanya menjadi suatu makna. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu faktor personal dan faktor struktural faktor personal antara lain adalah proses belajar, motif, dan kebutuhan, sedangkan faktor struktural meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat (Rangkuti, 2002) Persepsi juga berkaitan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada waktu tertentu. Persepsi dapat terjadi kapan saja, yaitu saat stimulus menggerakkan indra. Persepsi mencakup penerimaan stimulus, penggorganisasian stimulus, penafsiaran stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap (Rangkuti, 2002). Dengan demikian disimpulkan bahwa persepsi merupakan hasil dari pengamatan terhadap keadaan oleh indrawi manusia yang merupakan pandangan manusia mengenai sesuatu (Rangkuti, 2002).
18
2.3.3 Teori Informasi Teori Informasi menempatkan pencarian informasi sebagai hal yang paling penting dalam proses pengambilan keputusan oleh wisatawan, studi mengenai informasi dalam proses pengambilan keputusan oleh wisatawan dilakukan oleh Schmoll (1977) dengan The Schmoll Model-nya. Peranan informasi merupakan faktor terpenting dalam masuknya wisatawan asing untuk berlibur. Menurut Schmoll informasi bermakna sangat luas tidak lagi terbatas pada berita atau fakta. Informasi bisa merupakan pesan komunikasi yang mengurangi ketidakpastian atau kemungkinan - kemungkinan alternatif dalam suatu situasi, dapat juga mencakup emosi, bisa juga meliputi fakta atau opini atau persuasif. Informasi tidak harus terdapat dalam kata-kata. Pengertian yang tersembunyi "the silent language" adalah informasi yang penting.
2.3
Model Penelitian Televisi sebagai salah satu media elektronik yang cukup efektif untuk
mempromosikan pariwisata. Keterjangkauan media ini dapat sampai ke semua lapisan masyarakat, karena hampir semua masyarakat memiliki televisi. Televisi memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan media lainnya, yakni bersifat langsung dan intim, karena pada umumnya wisatawan saat melakukan perjalanan wisata memerlukan informasi tentang daerah yang dikunjunginya. Dengan demikian, mereka akan mencari sumber informasi yang paling murah dan dapat memberikan informasi pariwisata untuk mempromosikan tempat pariwisata tersebut, dan dapat dipercaya. Peran televisi sebagai media promosi pariwisata dapat memberikan informasi kepada pengunjung yang datang ke Bali mengenai apa yang dapat dilakukan, tempat menginap, restoran, aktivitas wisata, objek
19
wisata dan sebagainya. Masyarakat dan wisatawan yang datang ke Bali dapat lebih mengenal pariwisata budaya yang ada di Bali tentunya lewat banyak cara salah satunya adalah media, dengan media segala jenis informasi dapat disampaikan, seperti yang kita ketahui media bermacammacam ada yang dalam bentuk tertulis seperti surat kabar, brosur, dan majalah, serta yang berbentuk lisan seperti radio dan televisi. Salah satu media yang terangkat disini yaitu media televisi, seperti yang kita ketahui di Bali terdapat beberapa televisi lokal, dan televisi lokal yang akan diangkat disini adalah Bali TV, karena seperti yang kita ketahui Bali TV telah banyak sekali memberi kontribusi dalam peningkatan pariwisata Bali lewat tayangan acara yang disiarkannya. pariwisata juga merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dengan budaya, jadi citra pariwisata budaya telah sangat melekat pada Bali, oleh karena itu dalam pengelolaan pariwisata tersebut
harus dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga nantinya dapat
dijadikan suatu acuan bagi masyarakat serta wisatawan yang datang ke Bali sehingga dapat lebih mengenal kebudayaan serta pariwisata di Bali itu sendiri. Dari apa yang telah dipaparkan sebelumnya dapat ditarik beberapa pertanyaan seperti, apa saja tayangan yang menyiarkan program tayangan pariwisata budaya di Bali TV dan berapa kali penayangan acara tersebut disiarkan (hari, minggu, bulan), serta bagaimana persepsi masyarakat Tanah Lot (Desa Beraban) mengenai program tayangan pariwisata budaya di Bali TV sebagai media informasi dan promosi pariwisatarakat khususnya masyarakat tanah lot.
20
Semua pertanyaan tersebut ialah untuk mencoba menggali mengenai bagaimana persepsi masyarakat khusunya masyarakat desa Beraban mengenai program tayangan Bali TV sebagai media informasi dan promosi pariwisata.
Pariwisata Bali, Pariwisata Budaya
BALI TV sebagai media informasi dan promosi
Masyarakat di Desa Beraban
Program tayangan pariwisata yang berbasis budaya Bali di Bali TV
Persepsi Masyarakat Beraban terhadap program siaran pariwisata berbasis budaya Bali di Bali TV
Sebagai Media Informasi dan Promosi Pariwisata Gambar 2.4 (Model Penelitian) Keterangan arah lambang Tanda panah searah,
Hubungan dua arah
21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini secara umum adalah untuk mengevaluasi mengenai bagaimana persepsi masyarakat khususnya masyarakat Tanah Lot (Desa Beraban) mengenai program tayangan Bali TV sebagai media informasi dan promosi pariwisata. Pelaksanaan penelitian ini dilandasi dengan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. (Creswell, 1998:15) Sumber data ada dua macam yaitu sumber data primer dan data skunder. Sumber data primer dan sumber data skunder (Creswell,1998:15). Sumber data primer yaitu sumber data yang langsung dikumpulkan dari sumber pertama, seperti dari manajemen Bali TV, serta data yang dikumpulkan dari persepsi masyarakat Desa Beraban, dan data skunder diperoleh dari data yang didapat dari kantor Desa Beraban berupa buku mengenai gambaran kondisi Desa Beraban. Jenis data ada dua yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berwujud bukan angka atau dijelaskan secara naratif, dan jenis data kuantitatif berupa perhitungan angka atau numeric (Creswell,1998-15) , dan untuk penelitin pada studi ini dipilihlah jenis data kualitatif dimana akan menjabarkan data-data yang dikumpulkan dalam bentuk naratif Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. (Creswell, 1998:15) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur
22
penelitian. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas sehingga nantinya bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat pada nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori,
untuk memastikan kebenaran data,
perkembangan.
3.2 Lokasi Penelitian Peta Desa Beraban
Gambar 3.2 Lokasi Penelitian (Dok. Profil Desa Beraban tahun 2011)
23
dan meneliti sejarah
Keterangan : ( 1). Balai Banjar Ulundesa, (2). Balai Banjar Gegelang, (3). Balai Banjar Batanbuah Kaja, (4 ) Balai Banjar Batanbuah, (5). Balai Banjar Beraban, (6). Balai Banjar Batugaing Kaja (7). Balai Banjar Batugaing, (8). Balai Banjar Dukuh, (9). Balai Banjar Sinjuana, (10) Balai Banjar Nyanyi . Penelitian ini mengambil tempat penelitian di Tanah Lot khususnya Desa Beraban yang menjadi salah satu desa yang cukup asri di tanah lot. Luas wilayah Desa Beraban, 692 km2 dengan jarak tempuh sekitar 10 – 15 menit dari kota kecamatan dengan jarak 10 km dan sekitar 20 – 30 menit dari kota kabupaten dengan jarak 13 km. Dari segi geografis, Desa Beraban merupakan daerah yang cocok untuk pertanian, subur dan mempunyai curah hujan yang cukup tinggi sehingga petani padi sebagai mayoritas. Selain itu, desa Beraban juga merupakan daerah tujuan wisata dengan daya tarik wisata Pantai Tanah Lot. Untuk mengurus dibidang pertanian di desa Beraban ada 2 Pekaseh yaitu Pekaseh subak Gadon II dan Gadon III yang beranggotakan sekitar 25 orang subak yang memimpin langsung krama subak yang menggarap lahan lebih kurang 250 Ha. Maka dari sanalah akan diketahui seberapa besar minat masyarakat desa beraban dalam menonton program tayangan pariwisata budaya di Bali TV sebagai media informasi dan promosi pariwisata.
3.3 Sumber Data dan jenis data. 3.3.1 Sumber Data Pada penelitian ini menggunakna dua jenis data yaitu Sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber data primer langsung dikumpulkan dari manajemen Bali TV, serta data
24
yang dikumpulkan dari persepsi masyarakat beraban tersebut, dan data skunder diperoleh dari kantor desa berupa buku yang mengenai gambaran kondisi Desa Beraban. 3.3.2 Jenis Data Jenis data ada dua yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berwujud bukan angka atau dijelaskan secara naratif dan jenis data kuantitatif berupa perhitungan angka atau numeric (Creswell,1998-15), pada studi ini dipilihlah jenis data kualitatif dimana akan menjabarkan data-data yang dikumpulkan dalam bentuk naratif
3.4 Teknik Pengumpulan Data. Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1) Wawancara Tekhnik wawancara yang dilakukan disini adalah dengan cara mewawancarai 30 infornan yang telah di diklasifikasikan berdasarkan jenis pekerjaan mereka, kemudian para informan tersebut diwawancarai berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan dan berhubungan dengan penelitian ini. 2) Observasi Tekhnik observasi yang dilakukan disini adalah dengan cara mengamati program tayangan pariwisata budaya di Bali TV kemudian menganalisanya sehingga dapat terpilih beberapa program Bali TV yang berkaitan dengan pariwisata dan berbasis pada budaya dan dapat dijadikan sebagai wadah promosi dan informasi.
3.5 Teknik Penentuan Informan Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang yang berkompeten dalam
25
memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada saat wawancara berlangsung, serta memiliki pengetahuan yang memadai dan memahami masalah terkait sehingga data dapat terjaring secara maksimal. Dalam penelitian ini terjaringlah 30 informan yang diambil secara acak dan kemudian diklompokkan berdasarkan dengan golongan pekerjaannya, dan masing–masing terbagi atas 10 orang wiraswasta, 3 orang Mahasiswa, 2 orang Pelaku Pariwisata, 5 orang pegawai swasta 10 Pegawai Negeri Sipil. Dalam penelitian ini masyarakat yang telah diklasifikasikan berdasarkan golongan pekerjaannya diberikan sejumlah pertanyaan mengenai apa saja program siaran pariwisata budaya di Bali TV yang pernah ditonton, dan bagaimana persepsi masyarakat Desa Beraban terhadap program acara tersebut, sehingga data yang diperoleh dapat menjadi lebih akurat.
3.6 Teknik Analisa Data Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk memperoleh gambaran dari tujuan penelitian tersebut. Analisa dilakukan secara kualitatif yakni interpretasi data berdasarkan pertimbangan-pertimbangan keahlian (judgement) dalam bentuk narasi. Dengan memberikan ulasan atau interpretasi terhadap data dan informasi yang diperoleh, sehingga menjadi lebih bermakna dari pada sekedar penyajian dalam bentuk angka-angka (numeric) (Hendarso 1995). Ide, ungkapan, dan pandangan yang ditemukan dilapangan diklasifikasikan dan dikatagorikan berdasarkan beberapa tema sesuai dengan fokus penelitiannya. Langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi terhadap data yang telah tetpesifikasi dan menghubung-hubungkan antara satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan hipotesa baru mengenai kenyataan-kenyataan yang ditelusuri. Hasil dugaan ini selanjutnya diperbandingkan
26
dengan faktaya secara kualitatif. Maka untuk keobjektifan kenyataan akan dilakukan pengecekan ulang kelapangan. (Hendrarso, 1995).
3.7 Tekhnik Penyajian Analisa Data Hasil analisa persepsi masyarakat Tanah Lot (Desa Beraban) terhadap program siaran pariwisata budaya di Bali TV sebagai media informasi dan promosi pariwisata dan budaya akan diuraikan dan diinterpretasikan secara deskriptif dari hasil wawancara mendalam dan observasi. Setelah observasi dan wawancara dilakukan dan telah diperoleh data yang cukup akurat dari masyarakat di Desa Beraban maka disadurlah data tersebut untuk disusun menjadi sebuah penelitian yang kemudian dirangkai dan dianalisa dengan menggunakan teori-teori yang berkaitan degan penelitian ini
27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Program Tayangan Pariwisata Budaya di Bali TV Bali TV, televisi lokal pertama yang siaran di Bali telah mengantongi izin dari Gubernur Bali. Pertama, izin Gubernur Bali No. 555.4/5341/Dishub tentang Izin Frekuensi UHF yang dikeluarkan pada 3 Agustus 2001. Kedua, izin penyelenggaraan Penyiaran No. 484/1056/BTID yang dikeluarkan pada 29 Juli 2002. Kedua izin itu terbit jauh sebelum disahkan UU Penyiaran Nomor 32 tahun 2002 yang diundangkan pada 28 Desember 2002. Selain itu, izin Gubernur Bali tersebut juga keluar jauh sebelum KPID Bali terbentuk. Bali TV adalah stasiun televisi lokal pertama di Bali. Dengan motto “Matahari dari Bali”, Bali TV telah tertanam dalam pikiran masyarakat Bali, The Paradise Island. BaliTV merupakan anak perusahaan dari perusahaan media cetak Bali Post. Bali TV adalah salah satu dari dua stasiun televisi lokal yang sah dan berijin dari pemerintah Indonesia. Televisi lokal Bali yang memiliki ijin siar sah di Bali adalah Dewata TV. Ijin siar Bali TV dan Dewat TV keluar bersamaan walaupun Bali TV sudah lama bersiaran sebagai televisi lokal di Bali. Sepanjang pantauan dewatapost.com, Bali TV sudah memiliki jaringan di Surabaya, Yogyakarta, Bandung dan Aceh. Bali TV merupakan sebuah stasiun TV lokal yang ada di Bali dan dalam penelitian ini akan diteliti apa saja program tayangan pariwisata yang menyuguhkan mengenai pariwisata dan budaya beserta waktu penayangannya berikut program-program pariwisata yang disajikan oleh Bali TV.
28
Tabel.4.1 Program Tayangan Pariwisata Budaya di Bali TV
Program Acara Pariwisata Budaya di Bali TV
Jadwal Penayangan
Pablibagan Ajeg Bali Upakara Ista Dewata Pesona Dewata Taksu Bali Channel
Senin pukul 16.00 wita Kamis pukul 20.30 wita Selasa pukul 16.00 wita Selasa pukul 20.00 wita Sabtu pukul 20.30 wita Selasa pukul 20.30 wita Senin-Jumat pukul 23.30 wita
4.1.1 Pablibagan Acara ini merupakan dialog yang dikemas tradisional, membahas berbagai permasalahan yang terjadi terutama yang menyangkut kehidupan orang Bali sehari-hari ditayangkan setiap Senin pukul 16.00 wita, program tayangan pariwisata budaya ini sangat baik ditonton oleh masyarakat karena memaparkan mengenai bagaimana pembahasan terhadap permasalahn yang terjadi di di kehidupan masyarakat Bali itu sendiri, bila dikaitkan dengan teori yang ada yaitu teori persepsi (Rangkuti,2002) bahwa teori persepsi tersebut di pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor personal dan faktor struuktural hal ini dapat diartikan bahwa jika dilihat dari faktor personal yang meliput proses belajar, kebutuhan, dan motif, acara ini sangat dapat mempengaruhi pola berfikir masyarakat akan sesuatu hal yang dimunculkan dalam program tayangan yang mengulas tentang kehidupan masyarakat dan permasalahannya sehingga dari sana dapat ditarik suatu kesimpulan yang logis mengenai pemahaman dan persepsi masyarakat mengenai program pariwisata budaya tersebut.
29
Bila dikaitkan dengan faktor struktural pada teori persepsi yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat, acara ini sangat baik untuk ditonton oleh masyarakat karena acara ini mengulas tentang permasalahan yang ada di masyarakat di Bali, sehingga nantinya dapat diketahui bagaimana cara terbaik untuk mengatsai setiap permasalahan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat. Bila dikaitkan dengan kehidupan masyarakat beraban acara ini dapat menuntun mereka untuk dapat memberikan gambaran kepada
masyarakat
Beraban bahwa
dalam
kehidupan
bermasyarakat tersebut pasti terdapat suatu permasalahan yang timbul dan dari sinilah mereka dapat berkaca dan menimang apa solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Jika dikaitkan dengan teori informasi (Schmoll1977), acara ini dapat memberikan suatu faedah tersendiri bagi masyarakat khushnya masyarakat Beraban yang telah menonton program acra ini, karena dari acara inilah mereka dapat memperoleh banyak informasi yang dapat mereka gali guna memperluas pengetahuan mereka tentang bagaimana cara mengatasi segala bentuk problema dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga masyarakat tersebut dapat menata kehidupan mereka menjadi lebih baik lagi di dalam bermasyarakat. 4.1.2 Ajeg Bali Acara ini merupakan dialog interaktif yang mengulas berbagai topik terkait pelestarian budaya termasuk lingkungan hidup serta way of life orang Bali dalam konteks kekinian.disiarkan setiap Kamis pukul 20.30 wita, acara Ajeg Bali ini sangat baik untuk ditonton oleh masyarakat, khusunya masyarakat Beraban karena acara ini membahas tentang pelestarian budaya dan lingkungan serta tata cara kehidupan dalam masyarakat,
30
karena dari acara ini masyarakat Beraban dapat mengeri bagaimana cara mereka untuk membina kelestarian budaya dan lingkungan mereka disamping itu acara ini dapat memberikan suatu gambaran yang lebih baik mengenai tata cara dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Jika dikaitkan dengan teori yang ada yaitu teori persepsi (Rangkuti,2002) yang meliputi faktor personal dan faktor struktural faktor personal antara lain adalah proses belajar, kebutuhan, dan motif, sedangkan faktor struktural meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat. Dari faktor personal dapat dilihat bahwa acara ini dapat dikemas dalam pembahasan yang begitu baik berdasarkan pengalaman, kebutuhan dan proses pembelajaran masyarakat dalam membina kelestarian lingkungannya, dan sikap pembinaan terhadap lingkungan dan budaya akan menumbuhkan rasa yang begitu tinggi pada tata cara kehidupan yang lebih baik, dan hal ini sangat berpengaruh pada faktor psikologis masyarakat khususnya masyarakat Beraban yang akan membuka persepsi mereka tentang program acara ini. Bila dikaitkan dengan faktor structural bahwa dimana acara ini sangat berpengaruh pada lingkungan, dan nilai social dalam masyarakat yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, dan acara ini sangat berkaitan dengan nilai-nilai budaya, lingkungan, kehidupan social, dan norma dalam kehidupan bermasyarakat dimana semua faktor tersebut dapat mempengaruhi tata cara kehidupan social masyarakat yang menontonnya, khushnya masyarakat Beraban dimana mereka akan dapat memiliki suatu pandangan yang lebih baik mengenai lingkungan dan budaya di daerah mereka serta lebih paham akan kehidupan bermasyarakat lewat menonton tayangan ini. Tayangan ini bila dikaitkan dengan teori informasi (Schmoll,1977) mempunyai suatu
31
keterkaitan yang begitu erat dimana masyarakat dapat menggali suatu informasi mengenai lingkungan, budaya, dan tata cara kehidupan bermasyarakat yang begitu penting bagi kehidupan mereka, dan ini dapat membuka persepsi masyarakat Beraban karena tayangan ini dapat menyuguhkan berbagai macam informasi bagi masyarakat dan tentunya sangat berguna dalam kehidupan mereka. 4.1.3 Upakara Acara ini merupakan dialog interaktif yang memberikan penjelasan mengenai sarana upacara serta proses pembuatannya. Disiarkan setiap Selasa pukul 16.00 wita, program acara ini sangat baik ditonton oleh masyarakat khususnya masyarakat Beraban karena acara ini dapat memberikan gambaran mengenai sarana upacara dan proses pembuatannya dimana acara ini dapat membantu meningkatakan pengetahuan masyarakat Beraban dalam membuat sarana upacara . Bila dikaitkan dengan teori yang ada yaitu teori persepsi (Rangkuti,2002) yang meliputi faktor personal dan faktor struktural faktor personal antara lain adalah proses belajar, kebutuhan, dan motif, sedangkan faktor struktural meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat bila dilihat dari faktor personal acara ini dapat memberikan suatu pengalaman, proses belajar, kebutuhan dalam membuat sarana upacara tersebut, karena masyarakat Bali sangat erat kaitannya dengan upacara keagamaan sehingga perlu didalami bagaimana cara untuk membuat sarana upacara tersebut sehingga nantinya secara psikologis acara ini dapat mempengaruhi secara tajam pola berfikir masyarakat yang menontonnya, khususnya masyarakat Beraban. Bila dikaitkan dengan faktor struktural yang meliputi, lingkungan , dan nilai sosial dalam masyarakat, acara ini sangat layak ditonton kareana acara ini memberikan gambaran
32
tentang keadaan sosial masyarakat yang ada di Bali tentang bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungan dan keadaan sosialnya serta norma yang mengharuskan mereka untuk selalu menjaga nilai estetika dalam kehidupan bermasyarakat di Bali dengan cara membuat sarana upacara yang sebaik-baiknya sehingga dapat dihaturkan pada Hyang Widi, sebagai tanda cinta mereka terhadap tuhan yang telah menciptakan alam semesta. Masyarakat Beraban dapat lebih menyelami acara ini dan memetik segala bentuk faedah yang terdapat dalam acara tersebut, sehingga nantinya mereka dapat meningkatkan pengetahuan mereka lewat menonton acara upakara tersebut. Jika dihubungakan dengan teori informasi (Schmoll,1977) acara ini dapat memberikan informasi yang begitu penting bagi masyarakat Bali khususnya masyarakat Beraban, karena lingkungan kehidupan orang Bali sangat erat kaitannya dengan sarana upakara yang menjadi simbol budaya dan adatistiadat orang Bali. 4.1.4 Ista Dewata Program acara ini menampilkan mengenai Pura-pura yang ada di Bali dan Indonesia. Program ini ditayangkan setiap hari Selasa pukul 20.00 wita. Acara ini sangat baik ditonton oleh masyarakat karena dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang keberadaan pura di Bali dan di Indonesia, jika dikaitkan dengan teori persepsi (Rangkuti,2002) yang meliputi sejumlah faktor yaitu faktor personal dan faktor struktural faktor personal antara lain adalah pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif, dan pengetahuan terhadap psikologis, sedangkan faktor struktural meliputi lingkungan, keadaan sosial, hukum yang berlaku serta nilai dalam masyarakat. Faktor personal dapat memberi pengaruh yang besar dalam tayangan ini karena pura yang menjadi simbol peradaban di Bali sangat diminati keindahannya bagi siapapun yang
33
mengunjungi Bali. Faktor personal yang meliputi proses belajar, motif, dan kebutuhan, maka hal tersebut dapat mempengaruhi persepsi masyarakat Beraban dalam menonton acara ini, acara ini dapat menambah pengetahuan mereka tentang pura, serta mereka juga mendapatkan pengalaman dalam menonton acara ini yang dapat menggugah hati mereka dalam mencintai nilai peradaban budaya yang ada di Bali. Faktor struktural yang mempengaruhi masyarakat terhadap tayangan acara ini meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat. Dengan menonton tayangan ini persepsi masyarakat Beraban dapat dipengaruhi oleh acara tersebut karena acara ini mengandung sutu nilai yang dapat mempengaruhi kehidupan sosial, lingkungan, dan norma dalam kehidupan bermasyarakat, karena pura merupakan simbol dari pulau Bali yang harus tetap dijaga nilai estetikanya sehingga dapat menjadi suatu peradaban yang akan terus ada hingga masa ke masa. Jika dilihat dari sudut pandang teori informasi (Schmoll,1977) bahwa persepsi masyarakat Beraban terhadap tayangan acara ini sangat dipengaruhi oleh program tayangan yang mereka tonton dimana program ini sangat baik untuk ditonton sehingga wawasan mereka tentang pura dapat lebih luas nantinya. Karena sebagai orang Bali hendaknyalah kita dapat mengenal pura dengan lebih dekat sehingga kita ahu secara detail mengenai sejarah dan peradabannya. Hal tersebut sangat mempengaruhi persepsi masyarakat dalam menonton acara ini. 4.1.5 Pesona Wisata Acara ini menampilkan objek-objek wisata di Bali dan di Indonesia. Program ini ditayangkan setiap hari Sabtu pukul 20.30 wita. Program tayangan ini wajib ditonton untuk memperbaharui diri dengan segala bentuk informasi mengenai tayangan objek-
34
objek wisata di Bali. Jika dikaitkan dengan teori persepsi yang meliputi faktor personal dan faktor struktural faktor personal antara lain adalah pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif, dan pengetahuan terhadap psikologis, sedangkan faktor struktural meliputi lingkungan, keadaan sosial, hukum yang berlaku serta nilai dalam masyarakat. Jika dikaitkan dengan faktor personal dalam teori persepsi (Rangkuti,2002) bahwa acara ini dapat menambah pengetahuan masyarakat Beraban tentang objek-objek wisata yang ada di Bali, lewat pengalaman, yang pernah mereka dapat lewat mengujungi tempat-tempat wisata tersebut dan dipadukan dengan menonton acara ini akan dapat menambah pengetahuan mereka sehingga dengan mudah persepsi masyarakat Beraban dapat dijaring mengenai segmen acara budaya dan pariwisata di Bali TV. Jika dikaitkan dengan faktor struktural pada teori persepsi dimana meliputi libgkungan dan nilai social dalam masyarakat, tayangan ini dapat memberikan suatu inspirasi yang dapat menggugah hati masyarakat Beraban dalam mengungkapkan persepsinya mengenai tayangan tersebut. Karena objek wisata tersebut sangat dipengaruhi oleh lingkungan, keadaan sosial norma, dan nilai budaya pada tempat tersebut sehingga nantinya tempat tersebut dapat menjadi suatu simbol budaya dan pariwisata dari suatu kawasan. Masyarakat Beraban yang menonton tayangan mengenai objek wisata ini dapat tebantu dalam mendapatkan pengetahuan mengenai daerah tempat wisata lewat tayangan ini karena tayangan imi tidak hanya dapat menjadi suatu tontonan yang baik bagi masyarakat tapi juga dapat membuka cakrawala masyarakat tentang keindahan daya tarik wisata tersebut. Jika dikaitkan dengan teori informasi (Schmoll,1977) bahwa siaran Bali TV tentang objek wisata tersebut dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat
35
tentang informasi objek wisata sehingga sebelum mereka datang ke tempat wisata tersebut mereka telah memiliki gambaran tentang bagaimana kondisi tempat tersebut dan dari sanalah persepsi masyarakat tersebut dapat tercipta sehuingga tayangan tersebut dapat memberi faedah yang berguna bagi masyarakat. 4.1.6 Taksu Acara ini menampilan tokoh-tokoh di Bali yang telah mengharumkan nama Bali. Disiarkan setiap Selasa pukul 20.30 wita, program ini baik ditonton oleh masyarakat karena dari sini mereka dapat mengetahui siapa saja tokoh yang berperan aktif dalam memajukan Bali jika dikaitkan dengan teori persepsi yang meliputi faktor personal dan faktor struktural faktor personal antara lain adalah pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif, dan pengetahuan terhadap psikologis, sedangkan faktor struktural meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat, maka dalam acara ini jika dikaitkan dengan teori persepsi khususnya pada faktor personal mempunyai suatu keterkaitan satu sama lain, acara ini dipengaruhi juga oleh pengalaman dari para tokoh yang telah memajukan bali tersebut sehingga dapat memberikan pengaruh psikis terhadap masyarakat yang menonton acara tersebut yang dapat membuat masyarakat tersebut merasa kagum atas perjuangan tokoh-tokoh tersebut dalam membnagaun Bali. Jika dikaitkan dengan faktor struktural dimana pengaruh adat istiadat, lingkungan, keadaan sosial dapat memberi banyak pemahaman pada acara ini dimana tokoh yang dianggap berjaa guna memajukan Bali pastilah mempunyai latar belakang yang kuat yang dari keadaan sosialnya, sehingga darai sanalah beliau dapat berusaha lebih memajukan Bali dan dengan norma dan adat-istiadat yang ada dapat membuat tokoh tersebut lebih dikenal karena mereka sangat menjunjung tinggi nilai dan norma budaya
36
di Bali. Jika dihubungkan dengan teori informasi (Schmoll,1977) dimana tayangan ini dapat memberikan suatu pemahaman pada masyarakat Beraban yang menonton acara ini sehingga dari informasi yang mereka dapat mereka dapat memberikan opini serta mengemukakan persepsi yang mereka miliki dalam menilai kelayakan acara pariwisata budaya yang ada di Bali TV tersebut sebagai suatu wadah informasi dan promosi pariwista budaya di Bali. 4.1.7 Bali Channel Acara ini adalah program pariwisata di Bali TV yang bertujuan memeperkenalkan tempat-tempat seperti hotel dan restaurant di Bali dengan segala jenis fasilitas yang dimilikinya di tayangakan seminggu sekalai setiap Senin-Jumat pukul 23.30 wita, program acara ini merupakan salah satu program yang digemari oleh masyarakat karena dari sini kita dapat melihat bagaimana kondisi restaurant maupun hotel yang ada di Bali serta fasilitas yang ada ditempat tersebt. Jika dikaitkan dengan teori yang ada dimana teori persepsi yang meliputi faktor struktural dan personal sangat memberi pengaruh pada persepsi masyarakat mengenai tayangan ini, dimana jika dikaji lewat faktor personal program tayangan ini dapat memberikan pengaruh psikis yang begiu besar pada perkembangan pengetahuan masyarakat yang menonton acara ini. Jika dikaitkan dengan sejumlah teori yang ada
yaitu teori persepsi
(Rangkuti,2002) dan teori informasi (Schmoll,1977) menerangkan bahwa pengamatan masyarakat berdasarkan pengalamannya dalam menonton acara pariwisata budaya yang ada di Bali TV dapat mempengaruhi secara psikis persepsi masyarakat yang ada di desa beraban, persepsi masyarakat sangat dipengaruhi oleh apa yang dilihat, disimak, dan
37
disadari sehingga dari sanalah timbul suatu opini sebagai suatu landasan dari adanya persepsi masyarakat tersebut. Jika dikaji dengan teori persepsi khushnya dari faktor personal yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses pembelaran, persepsi dari saudara Ariasa ini sangat dipengaruhi oleh pengalamannya dari menonton acara yang ada di Bali TV sehingga dapat mempengaruhi persepsinya mengenai program acara tersebut, sehingga lewat tayangan tersebut dapat memberi suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana cara untuk lebih mencintai pariwisata karena dunia pariwisata tersebut sangat indah sekali dan dapat memberikan income yang sangat baik bagi masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata, acara ini juga mempunyai motif yang baik guna menambah informasi pengetahuan tentang referensi hotel dan restoran, dan kebutuhan akan informasi pariwisata dapat terpenihu lewat tayangan pariwisata bufaya di Bali TV. Jika dikaitkan dengan faktor struktural dari teori persepsi yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat yaitu dengan adanya program pariwisata di Bali TV dapat lebih menggugah hati masyarakat Beraban untuk dpata lebih mencintai lingkungannya agar tetap lestari karena lingkungan merupakan suatu aset yang begitu penting dalam dunia pariwisata, dan selain itu nilai sosial dalam masyarakat sangat berperan dalam penciptaan tayangan pariwisata di Bali TV, karena nhilai sosial tersebut sangat berpenngaruh pada budaya, adat sitiadat sehingga kelestarian estetika nilai sosial dalam masyarakat tersebut dapat terjaga dengan baik. Jika dihubungnkan dengan teori informasi, program tayangan ini sangat baik untuk ditonton karena program acara ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai tempat-tempat seperti hotel dan restauran beserta fasilitasnya, sehingga
38
program ini dapat menarik persepsi masyarakat lebih banyak lagi, karena semakin banyak persepsi yang dikemukakan oleh masyarakat mengenai program tayangan ini, maka akan lebih memudahkan masyarakat untuk meninjau sejauh mana program tayangan ini dapat berpengaruh dalam peningkatan pariwisata dan budaya di Bali.
4.2 Gambaran Umum Desa Beraban dan Persepsi Masyarakat Desa Beraban 4.2.1 Gambaran Umum Desa Beraban Masyarakat Beraban sangat heterogen dengan berbagai klasifikasi pekerjaan yang mereka miliki, dari perbedaan mata pencaharian tersebut, maka dijaringlah suatu persesi mengenai proogram tayangan pariwisata budaya di Bali TV, namun sebelum pembahasan mengenai persesepsi masyarakat tersebut diulas lebih terperinci lagi, simaklah terlebih dahulu beberapa hal yang berhubungan dengan Desa Beraban sebagai berikut : 4.2.1.1 Sejarah Desa Beraban Desa Beraban diperkirakan menjadi Desa sekitar tahun saka 1380 masehi yaitu saat kedatangan Dalem Kresna Kepakisan ke Bali, para pengikut Beliau membuat pemukiman di pinggir pantai kemudian pada tahun saka 1578 pada masa jayanya Kraton Gelgel diangkat Ki Bendesa Beraban untuk memimpin Desa Beraban, disaat runtuhnya Kerajaan Mengwi setelah sempat mencapai kejayaan sekitar tahun 1686 Masehi terjadi perpindahan penduduk Desa Beraban dari pinggir pantai ke pedalaman seperti termuat dalam sejarah singkat Desa Beraban sebagai berikut Beberapa pengikut Beliau tidak ikut melanjutkan perjalanan, bahkan membuat pemukiman di sepanjang pantai ke barat, yang namanya disesuaikan dengan keadaan alam dan lingkungan, seperti Batu Ngemped, Batu Gang, dan lain sebagainya. Dikisah juga didalam
39
lontar “ Empu Pradnyana Siwa “ adanya seorang gadis cantik yang lahir dari “Pilahingwatu“. Di pemukiman Batu Gang (Batugaing) kejelitaan itulah yang pada akhirnya mengundang bencana, dimana “ Ki Dawang “ pelarian dari “Kunir Lidah“ (sekarang disebut Nyitdah) , menggoda si anak Gadis tersebut, yang akhirnya menimbulkan keributan dan kegaduhan di seluruh pemukiman tersebut “Kebebehan Dening Kala“. Untuk menenangkan suasana para Rsi / Bagawanta mendirikan suatu pura Prahahyangan penyimpan kala yang sekarang disebut pura “Kali Pisang“. Yang terletak di Pangkung Tibah disebelah Barat Desa Beraban. Dari kata “Berebehan“ inilan berubah menjadi “ Beraban“ 4.2.1.2 Daya Tarik Wisata Tanah Lot Obyek wisata Tanah Lot merupakan tempat wisata yang terkenal dengan pemandangan alam laut selatan bali dengan ombaknya dan tebingnya yang khas. Obyek wisata yang terkenal dengan panorama alam saat matahari tenggelam (sunset) ini terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Tanah Lot merupakan nama dari salah satu pura yang ada di kawasan obyek wisata ini, yang merupakan dang kahyangan berdiri tegak di atas pulau kecil di tengah laut pantai selatan Bali. Tanah Lot merupakan Daya Tarik Wisata yang sangat ramai dikunjungi wisatawan domestik dan internasional. Dengan panorama alam yang indah dan sebagai sebuah obyek wisata, Tanah Lot telah dikelola secara profesional yang dilengkapi dengan fasilitas parkir, public toilet, art shop, restoran, hotel, open stage, tourist information centre, dan fasilitas security dan safety, dengan membayar tiket masuk (entrance ticket) seluruh pengunjung telah dicover asuransi kecelakaan. Begitu pula dengan layanan parkir, setiap kendaraan yang masuk ke wilayah Tanah Lot, dengan membayar retribusi parkir secara langsung sudah dilindungi dengan asuransinuansa sakral yang begitu kuat, Tanah Lot merupakan Daya Tarik
40
wisata yang wajib untuk dikunjungi bagi wisatawan ke Bali. Pemandangan khas laut selatan dengan ombak yang bisa disaksikan dari ketinggian tebing di atas 15 meter merupakan atraksi alam yang sangat mempesona dan mampu menahan pengunjung untuk tinggal lama dan selalu ingin datang lagi menyaksikan anugerah alam dan atraksi budaya yang tersuguhkan. Tanah Lot sangat menarik untuk dikunjungi. Di Tanah Lot kita menemukan alam Bali yang terkenal di mancanegara ketika kita ingin menyaksikan alam dan budaya menyatu. Beberapa informasi umum berhubungan dengan Tanah Lot yaitu bagi seluruh pengunjung yang akan berkunjung ke obyek wisata Tanah Lot, dalam upaya memberikan pelayanan dan kenyamanan kunjungan anda, sebaiknya diperhatikan beberapa hal berikut : (1) Seluruh pengunjung obyek wisata tanah lot sebelum memasuki kawasan obyek wisata, harap membeli tiket masuk dan tiket parkir pada pos penjualan tiket (ticket gate) yang sudah ada. (2) Bagi para pengunjung harap tetap membawa tiket yang sudah dibeli untuk pengecekan pada saat memasuki kawasan obyek pada pos checking tiket. (3) Tiket yang sudah dibeli sudah termasuk jaminan asuransi kecelakaan pengunjung dan parker .(4) Seluruh pengunjung tidak diperkenankan masuk ke dalam lingkungan seluruh pura yang ada di seluruh kawasan obyek wisata Tanah Lot. (4) Ketika ada acara ritual keagamaan, seluruh pengunjung diharapkan tertib, mengambil jarak yang cukup dengan acara prosesi dan tidak mengganggu jalannya upacara ritual. (5) Kawasan obyek wisata Tanah Lot adalah kawasan suci, maka seluruh pengunjung diharapkan berpakaian sopan, tidak berkata-kata kasar dan tidak melakukan tindakan yang tidak senonoh. (6) Kawasan obyek wisata Tanah Lot merupakan kawasan pantai laut selatan dengan ombak yang cukup besar, maka para pengunjung harap berhati-hati dan mematuhi tanda-tanda larangan jika bermain di kawasan
41
pantai. (7) Kawasan obyek wisata Tanah Lot adalah merupakan kawasan tertib membuang sampah. Seluruh satwa dan tanaman yang ada di wisata tanah lot dilindungi, seluruh pengunjung diharapkan ikut menjaga kelestarian alam dan lingkungan, (8) Jika butuh bantuan tentang informasi dan lokasi silakan hubungi staf operasional obyek wisata Tanah Lot pada tourist information desk. Tanah Lot banyak memiliki tempat menarik untuk melakukan berbagai kegiatan yang berbeda dan menarik bagi pengunjung. Setiap pengunjung akan terpesona melihat langit kemerahan yang melingkupi pura ketika matahari terbenam, deburan ombak yang menghantam karang, panorama yang romantis, dan laut biru yang dalam sebagai latar belakang dari tanah lot.selain keindahan pura tanah lot, masih ada pura-pura lain yang bisa dilihat oleh pengunjung seperti Pura Batu Bolong, Pura Batu Mejan, dan Pura Enjung Galuh, sebagai tempat wisata favorit. Selain itu Tanah Lot memberikan kenangan yang tak terlupakan diantaranya di : (1) Pasar seni : Obyek wisata Tanah Lot dilengkapi dengan fasilitas berupa pasar seni bagi para pengunjung yang ingin membeli berbagai jenis oleh-oleh khususnya oleh-oleh kesenian Bali. Berbagai macam barang seperti baju, sarung/kain topi, sandal, pernak-pernik/ perhiasan, lukisan, patung dan barang lainnya dengan style bali. (2) Sunset terrace : Sunset Terrace merupakan salah satu tempat di areal tanah lot yang menyediakan tempat yang tepat untuk menciptakan suasana yang tak terlupakan saat sunset berlangsung. Dengan keindahan panorama, anda dapat menikmati makan pagi dan makan siang yang mewah. Anda dapat bersantai dengan ditemani makanan dan minuman favorit anda sekaligus menikmati panorama pura Tanah Lot ketika air laut pasang. (3) Batu Bolong : Pura Batu Bolong berlokasi sekitar 100 meter di sebelah barat pura enjung galuh, tepatnya di Enjung Batu Bolong di mana batu yang menjorok ke laut tersebut berlubang di tengahnya.
42
Pura Batu Bolong merupakan tempat untuk memuja/memohon kepada tuhan untuk kesucian. Pura Batu Bolong merupakan tempat yang sering digunakan untuk menggelar upacara melasti. (4) Enjung Galuh : Pura Enjung Galuh berlokasi berdampingan dengan pura jero kandang, tepatnya di Enjung Galuh, “Njung” yang berarti batu karang yang menjorok ke laut. Pura Enjung Galuh didirikan untuk memuja/memohon kepada dewi kemakmuran, yaitu dewi sri shakti-nya Dewa Wisnu (manifestasi tuhan sebagai dewa pelindung). (5) Cultural park : Surya mandala merupakan salah satu tempat yang tepat untuk pagelaran kesenian, pameran, konferensi begitu pula untuk menikmati pemandangan dan bersantai. Pagelaran kesenian yang digelar tiap hari yakni, tarian kecak dengan tiket Rp. 50.000/orang. 4.2.1.3 Kondisi Geografis dan Demografi Desa Beraban Peta Desa Beraban
Gambar 4.2 Lokasi Penelitian (Dok. Profil Desa Beraban tahun 2011)
43
Keterangan : ( 1). Balai Banjar Ulundesa, (2). Balai Banjar Gegelang, (3). Balai Banjar Batanbuah Kaja, (4 ) Balai Banjar Batanbuah, (5). Balai Banjar Beraban, (6). Balai Banjar Batugaing Kaja (7). Balai Banjar Batugaing, (8). Balai Banjar Dukuh, (9). Balai Banjar Sinjuana, (10) Balai Banjar Nyanyi . Secara topografi, Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan merupakan daerah landai dengan ketinggian 0 s/d 45 meter diatas permukaan laut, curah hujan relatif tinggi, dengan batas wilayah administratif sebagai berikut : - Sebelah Utara Subak Gadon I (Desa Pandak Gede) - Sebelah Timur Sungai Yeh Sungi ( Desa Buwit ) - Sebelah Selatan Samudra Indonesia - Sebelah Barat Sungai Yeh Kutikan ( Desa Belalang ) Luas wilayah Desa Beraban, 692 km2 dengan jarak tempuh sekitar 10 km, dan membutuhkan waktu sekitar 10 – 15 menit dari kota kecamatan, dan berjarak 13 km dengan memakan waktu sekitar 20 – 30 menit dari kota kabupaten. Dari segi geografis, Desa Beraban merupakan daerah yang cocok untuk pertanian, subur dan mempunyai curah hujan yang cukup tinggi sehingga petani padi sebagai mayoritas. Selain itu, desa Beraban juga merupakan daerah tujuan wisata dengan daya tarik wisata Pantai Tanah Lot. Untuk mengurus dibidang pertanian di desa Beraban ada 2 Pekaseh yaitu pekaseh subak Gadon II dan Gadon III yang beranggotakan sekitar 25 orang subak yang memimpin langsung krama subak yang menggarap lahan lebih kurang 250 Ha. Selain itu saat ini di masyarakat juga telah terbentuk kelompok tani yang pada akhirnya akan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat seperti kelompok ternak yang tergabung dalam
44
KUBE (Kelompok Usaha Bersama) sebagai usaha bersama memelihara ternak sapi. Selain ternak sapi di masing - masing keluarga juga memelihara babi sebagai penambah penghasilan walaupun tidak berbentuk kelompok. Selain sebagai petani masyarakat Desa Beraban cukup banyak sebagai pedagang barang – barang kerajinan seni seperti patung, gantungan kunci, lukisan dll. Namun walau demikian barang seni tersebut belum merupakan hasil kerajinan di Desa Beraban, karena kebanyakan masih di datangkan dari daerah lain. Dari segi kependudukan , jenis pekerjaan masyarakat masih didominasi dari sebagai petani dan buruh ( Pegawai swasta ). Saat ini sampai akhir tahun 2010 berdasarkan laporan Kelian Banjar Dinas Penduduk Desa Beraban berjumlah 6163 orang terdiri dari : Laki - laki : 3012orang,Perempuan : 3151 orang, Jumlah Kepala Keluarga : 1704 KK. Dari jenis mata pencaharian penduduk Desa beraban dapat dibagi menjadi : Tabel 1 Tabel Desa Bearaban Berdasarkan Mata Pencaharian Mata Pencaharian Jumblah Pegawai Negeri Sipil 180 orang ABRI 19 orang Pegawai Swasta 1268 orang Wiraswasta 760 orang Petani 1000 orang Pertukangan 320 orang Buruh Tani 86 orang Pensiunan 26 orang Nelayan 18 orang (Sumber : Data dari kantor Desa Desa Beraban tahun 2011) Di Desa Beraban saat ini berdiri satu perusahan swasta besar yang bergerak dibidang pariwisata yang menyedot banyak tenaga kerja yaitu Nirwana Bali Resort yang sekarang berganti nama menjadi Pan Pasific Nirwana Bali Resort, selain itu ada yang sebagai karyawan toko/Hotel/Restaurant di Tanah Lot.
45
4.2.1.4 Sosial Budaya Desa Beraban Dari faktor religi, sebagaian besar masyarakat Beraban menganut agama hindu, namun dengan kondisi sekarang, terdapat beberapa persen saja penduduk yang beragama islam dan agama lainnya, hal ini dikarenakan adanya penduduk pendatang yang tinggal sementara di wilayah Desa Beraban yang bekerja pada sektor buruh. Di Desa Beraban cukup banyak berdiri pura - pura tempat pemujaan warga umum dan masyarakat desa Beraban yang mayoritas beragama Hindu seperti : - Pura Dangin Bingin,Pura Pekendungan,- dan Pura Tanah Lot,Pura Tri Khayangan (Pura Puseh, Pura Dalem, Pura Desa ). Selain pura - pura diatas ada juga pura yang berdiri dimasing - masing banjar seperti : Pura Batan Kapuk di Ulundesa,Pura Bale Pegat di Gegelang, dll. Dari segi agama, suku/etnis dan ras sampai akhir tahun 2010 dapat golongkan sebagai berikut . Tabel 2 Tabel Desa Beraban berdasarkan Suku/Etnis/ras Suku/Etnis/ras
Jumlah
Bali
6116 orang
Jawa
39 orang
Sasak
3 orang
Cina
5 orang
( Sumber : Data dari Kantor Desa Beraban tahun 2011)
46
Tabel 3 Tabel Desa Beraban Berdasarkan Agama Agama
Jumlah
Hindu
6103 orang
Islam
33 orang
Kristen Protestan
9 orang
Kristen Katolik
13 orang
Budha
5 orang
( Sumber : Data dari Kantor Desa Beraban tahun 2011) Dari segi kesenian di Desa Beraban ada beberapa kelompok kesenian seperti : di Banjar Ulundesa berdiri kelompok kesenian Gender pada tahun 1998 dengan jumlah anggota 4 orang ( I Made Deber, I Wayan Suardita, I Wayan Sugita dan I Wayan Suwawa ) Awal munculnya kesenian ini tidak lepas dari keinginan melestarikan kesenian daerah untuk menangkal pengaruh negative jaman globalisasi yang berkembang disamping itu mengingat kesenian ini diperlukan masyarakat pada acara – acara adat di Bali. Di Banjar Gegelang ada kelompok kesenian Calonarang dengan nama Calonarang Banjar Gegelang, yang selama ini menari setiap odalan di Pura Puseh Beraban, Kelompok kesenian ini berdiri pada tahun 1996 dengan jumlah anggota sekaa 190 KK (Banjar Adat Gegelang) Awal munculnya kesenian ini adalah bermula dari adanya seka legong dan Calonarang pada tahun 1960 an yang populer pada saat itu sampai pentas keluar daerah seperti Maluku, Jawa dll karena tidak ada penerus penari sekaa ini sempat fakum, pada tahun 1996 terjadi masalah/kebrebehan di Banjar Gegelang, dengan adanya masalah itu rapat Banjar memutuskan untuk membangkitkan kembali kesenian tersebut untuk
47
dipentaskan pada setiap odalan di Pura Puseh Beraban. Di Banjar Gegelang juga berdiri kelompok kesenian Gender sekitar tahun 1962 dengan jumlah anggota 6 orang ( I Wayan Semadi ( Nang Gama), I Ketut Sedang (Nang Jember), Made Windya, I Made Wija, I Nyoman Dana dan I Ketut Rata dan saat ini anggota sekaa ini telah bertambah 4 orang (I Wayan Adi Astawa, I Wayan Sucipta, I Made Gustina dan I Wayan Gede Arya) menjadi 10 orang. Tujuan berdirinya melestarikan kesenian daerah karena kesenian ini juga merupakan kesenian yang sering diperlukan dalam acara – acara adat di Bali. Pada saat ini selain Kesenian Gender dan Calonarang di Banjar Gegelang juga ada kelompok kesenian Wayang Kulit dengan Dalang I Wayan Semadi (Nang Gama) yang merupakan kesenian warisan leluhur turun temurun dengan jumlah anggota sekaa 8 orang ( I Wayan Semadi (Dalang), I Nyoman Naik, I Nyoman Bina, I Ketut Sedang, I Katut Rata, I Nyoman Dana, I Made Windya dan I Made Wija ). Di Banjar Nyanyi ada kelompok Joged Bumbung Puspa Sari yang selama ini menari bila ada masyarakat yang punya hajatan minta, odalan di Pura Dalem Alas Bomo dan pernah juga tampil dalam event - event wisata. Kelompok kesenian ini berdiri pada tahun tanggal 25 Juli 2009 dengan jumlah 28 orang anggota sekaa. Awal munculnya kesenian ini adalah adanya keinginan untuk melestarikan kesenian daerah serta menangkal pengaruh negatif jaman globalisasi. Di Banjar Batugaing berdiri Yayasan Seni Candra Buana dengan kelompok kesenian Kecak Api yang pentas setiap sore di Tanah sebagai satu hiburan bagi pengunjung Obyek Wisata Tanah Lot. Kelompok kesenian ini berdiri pada tanggal 3 Maret 2008 akte pendirian No : 44 dengan jumlah anggota 70 orang. Awal munculnya kesenian ini adalah adanya
48
pemikiran dan dipandang perlu untuk membina serta menetapkan salah satu komponen Adat dan Budaya yaitu kesenian daerah dalam rangka melestarikan budaya dan Desa Adat itu sendiri, dengan tujuan untuk menangkal pengaruh negative arus perkembangan pariwisata Daerah Bali dan untuk membentengi Desa Adat Beraban dari pengaruh luar arus globalisasi dan industri pariwisata yang berkembang. Desa Beraban memiliki tempat wisata seperti yang sudah dikenal selama yaitu Pantai Tanah Lot dan selain itu ada lagi yang merupakan potensi yang mungkin dapat dikembangkan yaitu : pantai Nyanyi mengingat pantai ini mempunyai ombak yang bagus untuk selancar dan pemandangan matahari terbenamnya. Wisata tracking menyusuri jalan galiran diantara persawahan dari Tanah Lot menuju Pantai Nyanyi sambil melihat Gunung Batukaru di kejauhan dan persawahan yang tertata rapi. Sebagai penunjang pariwisata di desa Beraban telah ada juga berdiri Hotel, Villa, Pondok Wisata, Lapangan Golf, kelompok - kelompok yang melayani angkutan pariwisata. Hotel/Villa /Pondok Wisata yang ada di Desa Beraban antara lain: Pan Pasifik Hotel, Dewi Sinta Hotel dan Resataurant, Mutiara Tanah Lot, Pondok Wisata Astiti Graha, Villa Avatara, Angkutan Wisata antara lain, Agra Taxi , PT Cempaka Karsa Traffica .
4.2.2 Persepsi Masyarakat Desa Beraban Dari hasil wawancara yang telah dilaksanakan maka diperolehlah jumlah informan yang diklasifikasikan berdasarkan pekerjaan mereka dimana dipilih 30 informan yang masing–masing terbagi atas 10 orang wiraswasta, 3 orang Mahasiswa, 2 orang Pelaku Pariwisata, 5 orang pegawai swasta 10 Pegawai Negeri Sipil. Mereka merupakan masyarakat Beraban yang telah dimintai kesediannya dalam menjawab pertanyaan yang terkait dengan
49
penelitian ini, masing – masing memiliki jawaban yang berbeda-beda tapi pada dasarnya mereka sangat setuju dengan keberadaan program tayangan pariwisata yang ada di Bali TV karena dari sanalah perkembangan pariwisata Bali dapat dilihat oleh kalangan masyarakat, sehingga nantinya masyarakat dapat memberikan penilaian guna lebih meningkatkan kualitas penyiaran program tayangan pariwisata di Bali TV tersebut. 4.2.2.1 Persepsi Masyaralat dari kalangan Wiraswasta Klasifikasi mata pencaharian masyarakat Desa Beraban sangat heterogen dan berikut adalah beberapa pandangan yang terjaring dari masyarakat Desa Beraban yang berasal dari golongan wiraswasta mengenai pandangan mereka tentang program pariwisata budaya di Bali TV sebagai media informasi dan promosi. Dewa Putu Agung Kristiawan menyatakan pandangannya sebagai berikut : “Saya pernah menonton program tayangan Bali TV dan saya menontonnya hampir tiap hari, Saya juga pernah menonton program tayangan budaya dan pariwisata di Bali TV yaitu Ista Dewata, menurut saya acara ini sangat baik sekali untuk ditonton karena acara ini menampilkan acara mengenai pura-pura yang ada di Bali dan di Indonesia, saya sangat menyukai acara ini saya sering mengajak anak saya untuk menonton acara ini agar mereka dapat lebih mengenal pura dan wawasan mereka tentang Bali tersebut menjadi lebih luas. Menurut saya Bali TV ini dapat dijadikan sebagai suatu wadah media promosi dan informasi karena lewat tayangan pariwisata budaya itu wawasan kita tentang budaya Bali bisa lebih ditingkatkan, saya cukup puas dengan setiap segmen acara pariwisata budaya yang ada di Bali TV, selain itu program pariwisata budaya di Bali TV dapat memberikan suatu proses pembelajaran mengenai pura-oura yang ada di bali agar pengetahuan kita dapat lebih terasah, dan disini dapat kita lihat ada motif ataupun tujuan untuk dapat lebih mengerti mengenai program pariwisata budaya di Bali TV, dan dari program tayanagan di Bali TV tersebut dapat memenuhi kebutuhan kita akan informasi pariwisata budaya. Program acara di Bali TV juga dapat memberi pengaruh pada lingkungan kita agar kita dapat lebih melestarikan pura-pura yang ada di Bali dan juga taynagann ini dapat memberi nilai esstetika pada nilai sosial yang terkadung dalam masyarakat sehingga masyarakat dapat lebih menghargai budayanya lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV tersebut. Saran saya tentang penayangan program pariwisata ini bahwa Bali TV harus tetap maju dan meningkatkan kualitasnya dalam setiap bentuk acara yang disiarkannya. (Hasil wawancara dilakukan pada tanggal 15 Maret 2011 ) Dari pandangan Dewa Putu Agung Kristiawan dapat kita lihat bahwa Dewa Putu
50
sangat menyukai program acara pariwisata budaya yang ada di Bali TV khususnya segmen acara Ista Dewata, acara ini banyak sekali digemari oleh masyarakat Desa Beraban dan setiap masyarakat yang telah diwawancarai banyak yang memilih acara ini karena program acara ini dapat menambah wawasan mengenai pura yang ada di Bali selain itu acara ini banyak memberi mamafaat pengetahun bagi masyarakat Desa Beraban yang menontonnya. Putu juga sangat mendukung Bali TV sebagai suatu wadah media promosi bagi pariwisata dan budaya Bali, disamping itu Dewa Putu Agung sangat puas dengan program tayanagan pariwisata di Bali TV dan menyarankan agar Bali TV dapat lebih meningkatkan kualitas penyiarannya khususnya dalam acara pariwisata dan budaya. Dari hasil wawancara tersebut bila dikaitkan dengan teori yang ada seperti teori persepsi (Rangkuti,2002) yang meliputi faktor struktural dan faktor personal, faktor personal yang meliputi proses pembelajaran, motif, dan kebutuhan, dapat mengkaji bahwa pandangan yang dilontarkan oleh Agung tersebut dilontarkan berdasarkan pengalaman menonton acara tersebut yang memiliki sutau motif untuk dapat lebih menggali pengetahuan mengenai purapura yang ada di Bali sehingga pengetahuan tentang pelestarian pura tersebut dapat terus ditingkatkan, selain itu kebutuhannya disaat menonton acara pariwisata di Bali TV tersebut ialah lewat menonton program acara tersebut di dapat suatu kesenangan dan kepuasan dalam hati sehingga akhirnya hal tersebut dapat mempengaruhi psikis sehingga dapat tercipta suatu persepsi tentang acara tersebut. Jika dikaitkan dengan faktor struktural yang lingkungan dan nilai sosial dalam masyarakat, maka persepsi saudara Putu mengenai acara Ista Dewata ini dapat mempengaruhi lingkungan yaitu masyarakat akan cenderung dapat belajar banyak untuk lebih melestarikan pura dilingkungan mereka. Dengan adanya program pariwisata budaya di Bali TV dapat membuat masyarakat di
51
Desa Beraban untuk lebih menyadari betapa tayangan tersebut banyak mengandung nilai sosial dalam masyarakat yang dapat membuat mereka untuk dapat lebih menghargai nilai estetika yang terkandung dari program taynagan tersebut sehingga kecintaan mereka terhadap pura dan masyarakt disekjelilingnya dapat tetap terjaga dengan baik. Apabila dikaitkan dengan teori informasi (Schmoll,1977) acara ini sangat baik ditonton karena acara ini dapat memberi banyak informasi tentang pura yang ada di Bali, saudara Agung telah dapat memaparkan persepsinya berdasarkan acara yang di tonton di Bali TV dan dari sanalah banyak didapat suatu informasi tentang pura dan saurada Agung sangat mendukung bila Bali TV dijadikan suatu wadah informasi dan promosi bagi pariwisata Bali. I Gede Ariasa memberi pandangannya sebagai berikut : “Saya pernah menonton Bali TV, tapi saya tidak terlalu sering menonton Bali TV paling saya menonton acara di Bali TV seminggu dua kali, tapi saya tahu sedikit tentang program acara yang ada di Bali TV, Tayangan Bali TV tentang pariwisata dan budaya yang pernah saya tonton yaitu “Bali Channel” menurut saya acara itu bagus karena saya bisa mendapat banyak informasi tentang hotel dan restauran dari acara ini, Bali TV menurut saya dapat dijadikan wadah promosi Bagi pariwisata Bali karena ada banyak acara yang berkaitan dengan pariwisata Budaya di Bali TV dan semua itu dapat menambah wawasan masyarakat termasuk saya sendiri. Acara di Bali TV tersebut dapat memberikan sutau proses pemebelajaran yang mempunyai motif untuk dapat lebih menecrdaskan masyarakt mengenai dunia pariwisata budaya sehingga nantinya dapat memenuhi kebutuhan kita yang haus akan informasi pariwisata. Acara pariwisata budaya di Bali TV juga dapat memebari dampak yang baik pada lingkungan sehingga dapat mmebuat kita lebih perduli dengan lingkungan kita sehingga tercipta suatu nilai sosial yang lebih terpelihara, karena taynagan pariwisata budatya tersebut dapat menumbuhkan rasa untuk lebih perduli pada lingkungan dan keadaan sosial di masyarakat kita khushnya Desa Beraban. Saya sangat puas dengan program acara di Bali TV dan saya sarankan agar Bali TV bisa selalu Jaya dan acara-acara yang ditayangkan dapat lebih bagus lagi kedepannya”. (Hasil wawancara diambil tanggal 15 Maret 2011) Dari pandangannya dapat disimpulkan bahwa Ariasa sangat menyukai program acara Bali TV walaupun tidak terlalu sering ditonton, acara yang disukai adalah
Bali
Channel, acara ini memberikan banyak informasi baginya tentang hotel dan restoran dari
52
sekian banyak acara pariwisata budaya yang telah ditonton oleh masyarakat banyak sekali yang memilih program acara Bali Channel acara ini dipilih karena disamping banyak mempberikan informasi yang berguna, acara ini banyak ditonton karena jam penayangannya yang pada malam hari sehingga masyarakat lebih banyak memiliki keleluasaan waktu untuk menonton acara ini. Jika dikaji dengan teori persepsi khususnya dari faktor personal yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses pembelajaran, persepsi dari saudara Ariasa ini sangat dipengaruhi oleh pengalamannya dari menonton acara yang ada di Bali TV sehingga dapat mempengaruhi persepsinya mengenai program acara tersebut, sehingga lewat tayangan tersebut dapat memberi suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana cara kita untuk lebih mencintai pariwisata karena dunia pariwisata tersebut sangat indah sekali dan dapat memberikan income yang sangat baik bagi masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata, acara ini juga mempunyai motif yang baik guna menambah informasi pengetahuan tentang referensi hotel dan restoran, dan kebutuhan akan informasi pariwisata dapat terpenuhi lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV. Jika dikaitkan dengan faktor struktural dari teori persepsi (Rangkuti,2002) yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat yaitu dengan adanya program pariwisata di Bali TV dapat lebih menggugah hati masyarakat Beraban untuk dapat lebih mencintai lingkungannya agar tetap lestari karena lingkungan merupakan suatu aset yang begitu penting dalam dunai pariwisata, dan selain itu nilai sosial dalam masyarakat sangat berperan dalam penciptaan tayangan pariwisata di Bali TV, karena nilai sosial tersebut sangat berpenngaruh pada budaya, adat sitiadat sehingga kelestarian estetika nilai sosial dalam masyarakat tersebut dapat terjaga dengan baik.
53
Selain itu itu bila dikaitkan dengan teori informasi (Schmoll,1977) dapat dilihat bahwa acara di Bali TV ini khususnya acara yang ditonton oleh Ariasa dapat memberikan informasi yang layak bagi masyarakat sehingga secara tidak langsung pengetahuan masyarakat tentang restoran dan hotel serta tempat-tempat yang berhubungan dengan pariwisata yang ada di Bali dapat menjadi lebih luas, dan Ariasa berpendapat bahwa Bali TV dapat dijadikan sebagai wadah promosi dan informasi bagi perkembangan pariwisata dan budaya di Bali. I Putu Jhotian Purnama memberi pandangannya sebagai berikut : “Saya pernah menonton Bali TV tapi tidak setiap hari, saya menonton program acara kesukaan saya yaitu Pesona Dewata seminggu sekali, saya sangat menyukai acara tersebut, karena dari sini saya mendapat banyak informasi penting tentang objek-objek wisata yang ada di Bali, karena kita tahu bahwa Bali itu adalah salah satu tempat wisata yang begitu indah yanga ada di Indonesia bahkan di mata dunia Bali memiliki tempat yang sangat unik dan kental akna budayanya. Menurut saya Bali TV dapat dijadikan sebagai suatu wadah seni, serta tempat untuk mempromosikan pariwisata Bali dan menjadi sumber informasi bagi masyarakat. Jika dilihat dari faktor personal yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses belajar, tentu kita dapat belajar banyak dari program pariwisata tersebut, dan itu merupakan suatu motif yang bertujuan memberikan suatu pemahaman yang lebih kepada kita tentang budaya dan tempat-tempat wisata yang indah yang ada di Bali, sehingga nnatinya kebutuhan kita akna informasi pariwisata dan budaya dapat terpenuhi. Jika dikaitkan dengan faktor struktural yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat, bahwa acara ini dapat memberi dampak yang baik bagi lingkungan karena masyarakat akan berusaha merawat lingkungan mereka agar tetap asri dan hal tersebut akan sangat berpengaruh pada nilai sosial dalam, masyarakat sehingga nantinya masyarakt dapat lebih mencintai lingkungan nya dan keradaan sosila disekerlilingnya yang mampu meningkatkan nilai estetika sosial dalam masyarakat di Desa Beraban. Saya cukup puas dengan program taynagan pariwisata di Bali TV dan saya ingin untuk kedepannya Bali TV dapat tetap lebih maju lagi dalam meningkatkan kualitas penyiarannya terutama dalam segmen acara pariwisata dan budaya”. (Hasil wawancara tanggal 15 Maret 2011) Dari jawaban yang dilontarkan oleh I Putu Jhotian, mengenai tayangan Pesona Dewata di Bali TV, dapat dilihat bahwa lewat program acara ini masyarakat dapat terbantuk untuk mendapatkan segala bentuk informasi mengenai objek-objek pariwisata yang begitu indah yang ada di Bali acara ini banyak disukai oleh masyarakat karena bagi mereka tempat wisata
54
di Bali begitu indah dan jika keindahan tersebut kini ditayangakan di media televisi dapat memberikan informasi yang lebih lengkap pada masyarakat yang menontonnya khususnya masyarakat di Desa Beraban. Dari program tayangan ini Jhotian juga dapat memperkaya pengetahunnya tentang tempat wisata yang indah di Bali. Bali TV dijadikan suatu wadah informasi dan promosi pariwisata Bali. Jika dikaji dengan teori yang ada yaitu teori persepsi, bahwa opini yang telah dilontarkan oleh I Putu Jhotian ini adalah berdasarkan pengalamannya setelah menonton program tayangan pariwisata budaya di Bali TV dan dari sana dapat terlahir suatu pandangan bahwa promosi dan informasi pariwisata Bali tersebut dapat diperoleh lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV salah satunya adalah acara Pesona Dewata, dari tayangan tersebut dapat terlahir suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana kita dapat menghargai tempat-tempat pariwisata yang ada di Bali dan bagaimana masyarakat dapat berfikir untuk lebih melestarikannya. Disni juga terdapat suatu motif atau tujuan untuk lebih menghargai tempattempat wisata di Bali karena tempat wisata tersebut merupakan suatu anugrah dan warisan yang begitu abadi bagi pariwisata di Bali dan dari sanalah dapat terpenuhi suatu kebutuhan akan informasi pariwisata budaya di Bali. Jika dilihat dari faktor struktural yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial budaya, nilai sosial budaya, acara tersebut merupakan suatu
gambaran mengenai lingkungan
pariwisata di daerah yang harus dijaga dan dikembangkan, dan dari program tersebut dapatterlahir suatu segmentasi sosial dimana dapat lebih menghargai nilai estetika sosial yang ada di daerah dan masyarakat, sehingga dapat terjalin suatu keseimbangan antara lingkungan dan nilai sosial masyarakat yang tertanam dalam masyarakat dan lingkungan kita khususnya di Desa Beraban.
55
Jika dikaji dengan teori informasi (Schmoll,1977), jawaban dari Jhotian tersebut menerangkan bahwa informasi mengenai pariwisata budaya dapat diperoleh dari tayangan program acara pariwisata budaya di Bali TV salah satunya adalah tayangan acara Pesona Dewata dimana acara ini mempunyai suatu bentuk informasi yang dapat digunakan oleh masyarakat yang menontonnya untuk menambah wawasan masyarakat tentang tempat-tempat wisata yang menarik yang ada di Bali, dan dari persepsi saurdara Jhotian dapat dilihat bahwa Bali TV merupakan suatu wadah yang cukup baik dalam mempromosikan dan memberikan informasi pariwisata pada masyarakat. I Nyoman Dodi Ariana memberi pandangannya sebagai berikut bahwa : “ Saya suka semua tayangan pariwisata yanga da di Bali TV , biasanya saya menonton Bali TV dua kali seminggu , Ada banyak acara yang saya suka namun yang paling saya suka adalah acara Ajeg Bali, karena acara ini banyak mengulas tentang berbagai topik tentang pelestarian budaya dan lingkungan serta tata cara kehidupan orang Bali. Saya sangat menyukai acara ini karena dari acara ini segala bentuk informasi yang saya ingin ketahui tentang Bali secara lebih mendalam dapat diulas disini, saya sependapat jika Bali TV dikatakan sebagai suatu wadah promosi dan informasi pariwisata Bali karena dari segmen program acara yang ada dapat membantu memperkaya pengetahuan masyarakat tentang pariwisata dan perkembangannya, selain itu program pariwisata budaya di Bali TV dapat memberikan suatu proses pembelajaran mengenai pelestarian lingkungan di Bali dan juga tata cara kehidupan bermasyarakat yang ada di bali agar pengetahuan kita dapat lebih terasah, dan disini dapat kita lihat ada motif ataupun tujuan untuk dapat lebih mengerti mengenai program pariwisata budaya di Bali TV, dan dari program tayanagan di Bali TV tersebut dapat memenuhi kebutuhan kita akan informasi pariwisata budaya. Program acara di Bali TV juga dapat memberi pengaruh pada lingkungan kita agar kita dapat lebih melestarikan budaya serta tata cara kehidupan bermasyarakat yang ada di Bali dan juga taynagann ini dapat memberi nilai esstetika pada nilai sosial yang terkadung dalam masyarakat sehingga masyarakt dapat lebih menghargai budayanya lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV tersebut, selain itu saya ingin untuk selanjutnya tayangan bali TV tentang pariwisata dapat lebih ditingkatkan kualitasnya, terimakasih”. (Hasil wawancara tanggal 15 Maret 2011)
56
Jawaban yang dilontarkan oleh Dodi merupakan suatu gambaran bahwa sebagai masyarakat Beraban, Dodi mampu memberikan persepsi yang baik dalam menanggapi siaran pariwisata di Bali TV, Bali TV mempunyai suatu karisma yang mampu membuat stasiun ini bisa dijadikan sebagai wadah promosi dan informasi bagi perkembangan pariwisata Bali. Jika dilihat dari teori persepsi dan informasi yang ada, bahwa tayangan Ajeg Bali merupakan suatu tayangan periwisata budaya yang sangat baik dalam penayangannya karena selain dapat memberikan suatu informasi yang baik mengenai berbagai cara yang terkait dengan pelestarian lingkungan dan tata cara kehidupan orang Bali, acara ini sangat digemari karena mampu membuka persepsi masyarakat khususnya masyarakat Beraban berdasarkan pengalaman dan persamaan yang mereka lihat dalam program tayangan Ajeg Bali tersebut sehingga mampu mempengaruhi persepsi masyarakat yang diwakili dengan jawaban dari Dodi tersebut bahwa segmen acara ini sangat baik ditonton guna menambah wawasan masyarakat tentang pariwisata. Jika dikaji dengan teori persepsi (Rangkuti,2001) dengan faktor personal yang meliputi, motif, kebutuhan, dan juga proses pembelajaran dapat dilihat bahwa jika masyarakat dapat mengambil sutau proses pembelajaran yang baik dari acara ini karena dapat lebih memahami bagaimana cara pelestarian lingkungan dan juga tata cara bermasyarakat di Bali, dan dari program acara tersebut ada motif atau tujuan yang ingin dicapai bahwa sesungguhnya sebagai masyarakat sangatlah haus akan sehingga dengan kebutuhan informasi yang diinginkan akan dapat melahirkan suatu persepsi yang bertujuan memperkaya pengetahuan masyarakat mengenai budaya dan pariwisata di Bali. Jika dilihat dari faktor struktural dari teori persepsi yang meliputi lingkungan dan nilai sosial dalam masyarakt, masyarakat bisa melihat banyak seklai gambaran nilai
57
estetika masyarakat yang dapat digali disini karena tayangan tersebut menyuguhkan bagaimana cara untuk melestarikan lingkungan dan budaya serta tata cara kehidupan di masyarakat, oleh karena itu dari sanalah dapat dipelajari cara bagaimana belajar untuk lebih menghargai lingkungan dan juga lebih menghargai nilai sosial yang ada dalam masyarakat sehingga estetika nilai masyarakat dapat terus terjaga. Jika dikaji dalam teori informasi (Schmoll, 1977), masyarakat sangat haus akan informasi sehingga tayangn program pariwisata budaya di Bali TV dapat memberi suatu faedah yang sangat bermaamfaat bagi masyarakat yang emnonton acara ini, apalagi acara ajeg Bali merupakan sutau bentuk acara yang menayangkan bagaiman tata cara kehidupan bermasyarakat di Bali sehingga sebagai masyarakat harus dapat secara seksama dan cermat dalam mengambil segala bentuk informasi yang positif guna memeperkaya pengetahuan masyarakat tentang budatya dan cara pelestariannya. Salah satu wadah pemberi informasi tersebut dapat diperoleh dari acara ajeg Bali di Bali TV. I Putu Agus Wardhiana menyatakan pandangannya sebagai berikut : “Saya sering menonton Bali TV saya suka dengan setiap acara yang ada di Bali TV, untuk segmen acara pariwisata budaya salah satu acara yang saya gemari adalah Ajeg Bali, karena acara dialog interaktif ini mengulas mengenai pelesatarian budaya termasuk lingkungan serta cara hidup masyarakat di Bali. Dari acara ini banyak sekali pengetahuan yang bisa saya petik untuk membangun kehidupan bermasyarakat yang lebih baik dan tahu lebih jauh tentang cara pelestarian lingkungan. Saya rasa Bali TV dapat digunakan sebagai wadah informasi dan promosi pariwisata Bali, selain itu program pariwisata budaya di Bali TV dapat memberikan suatu proses pembelajaran mengenai pelestarian lingkungan di Bali dan juga tata cara kehidupan bermasyarakat yang ada di bali agar pengetahuan kita dapat lebih terasah, dan disini dapat kita lihat ada motif ataupun tujuan untuk dapat lebih mengerti mengenai program pariwisata budaya di Bali TV, dan dari program tayanagan di Bali TV tersebut dapat memenuhi kebutuhan kita akan informasi pariwisata budaya. Program acara di Bali TV juga dapat memberi pengaruh pada lingkungan kita agar kita dapat lebih melestarikan budaya serta tata cara kehidupan bermasyarakat yang ada di Bali dan juga taynagann ini dapat memberi nilai esstetika pada nilai sosial yang terkadung dalam masyarakat sehingga masyarakt dapat lebih menghargai budayanya lewat
58
tayangan pariwisata budaya di Bali TV tersebut. Saya sangat puas menonton acara ini dan ingin terus menontonnya semoga dikemudian hari Bali TV dapat terus jaya dan meningkatkan kualitas penyiarannya” ( Hasil wawancara pada tanggal 15 Maret 2011) Dari jawaban yang dilontarkan oleh saudara Putu Agus dapat terlihat bahwa tayangan program Ajeg Bali di Bali TV dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai pelestarian pariwisata Bali, serta bagaimana cara hidup bermasyarakat di Bali, oleh karena itu banyak masyarakat di Desa Beraban yang tertarik dengan acara yang satu ini, bila dikaitkan dengan dua teori yang digunakan disini yaitu teori persepsi dan teori Informasi, dapat diperoleh kesimpulan bahwa program acara Ajeg Bali dapat mempengaruhi persepsi dan cara pandang masyarakat Beraban mengenai tayangan acara Ajeg Bali, acara ini sangat baik ditonton dan dapat meningkatkan kecintaan masyarakat pada pelestarian lingkungan dan budaya di Bali. Jika dikaitkan dengan teori informasi (Rangkuti, 2002), program tayangan ini dapat memberikan banyak informasi tentang Bali meliputi bagaimana cara masyarakat hidup di Bali, pelestarian budaya dan lingkungannya karena dengan adanya acara ini dapat mempengaruhi dan membuka jalan fikiran masyarakat tentang suatu hal, dan informasi tersebut dapat menjadi suatu acuan agar pariwisata di Bali dapat lebih berkembang nantinya. Selain itu dari wawancara yang telah dilakukan telah menandakan bahwa Bali TV dapat dijadikan suatu sarana dalam mempromosikan Bali khususnya dalam bidang pariwisata dan budayanya. Selain itu masyarakat sangat haus akan informasi sehingga tayangan program pariwisata budaya di Bali TV dapat memberi suatu faedah yang sangat bermaamfaat bagi masyarakat yang menonton acara ini, apalagi acara ajeg Bali merupakan sutau bentuk acara yang menayangkan bagaiman tata cara kehidupan bermasyarakat di Bali sehingga
59
sebagai masyarakat harus dapat secara seksama dan cermat dalam mengambil segala bentuk informasi yang positif guna memeperkaya pengetahuan tentang budaya dan cara pelestariannya. Salah satu wadah pemberi informasi tersebut dapat diperoleh dari acara ajeg Bali di Bali TV. Jika dikaji dengan teori persepsi (Rangkuti,2002) dengan faktor personal yang meliputi, motif, kebutuhan, dan juga proses pembelajaran dapat dilihat jika sebagai masyarakat dapat mengambil sutau proses pembelajaran yang baik dari acara ini karena masyarakat dapat lebih memahami bagaimana cara pelestarian lingkungan dan juga tata cara bermasyarakat di Bali, dan dari program acara tersebut ada motif atau tujuan yang ingin dicapai bahwa sesungguhnya sebagai masyarakat sangat haus akan informasi kita butuh informasi sehingga dengan kebutuhan informasi yang di inginkan akan dapat melahirkan suatu persepsi yang bertujuan memperkaya pengetahuan mengenai budaya dan apariwisata di Bali. Jika dilihat dari faktor struktural dari teori persepsi yang meliputi lingkungan dan nilai sosial dalam masyarakat, kita bisa melihat banyak sekali gambaran nilai estetika masyarakat yang dapat digali disini karena masyarakat tahu tayangan tersebut menyuguhkan bagaimana cara untuk melestarikan lingkungan dan budaya serta tata cara kehidupan di masyarakat, oleh karena itu dari sanalah masyarakat dapat belajar untuk lebih menghargai lingkungan dan juga lebih menghargai nilai sosial yang ada dalam masyarakat sehingga estetika nilai sosial masyarakat yang harus terus dijaga. Pandangan dari Silvia hardina Dewi menyatakan jawabannya sebagai berikut : “ Saya senang dengan tayangan Bali TV saya suka menonton acara di Bali TV hampir setiap hari, walaupun saya tidak terlalu hafal dengan setiap taynagan program acara yang ada di sana, setidaknya dalam seminggu saya sempatkan. Menonton program tayangan Bali TV yang saya sukai yaitu Bali Channel, saya
60
menyukai program tayangan ini karena saya bisa mendapat banyak informasi tentang hotel, restoran, dan tempat wisata lainnya, saya suka menginap di beberapa hotel di Bali dan dari acara ini saya bisa mendapat sejumlah informasi mengenai hotel yang ingin saya datangi serta beberapa restauran untuk bersantap bersama keluarga, saya sangat suka tayangan ini dan saya puas dengan acara yang disuguhkan dan kualitas acaranmya sangat baik sekali, saya sependapat dengan responden yang lain jika Bali TV digunakna sebagia suatu wadah promosi dalam mempromosikan Bali dalam bidang pariwisata dan budayanya. . Acara di Bali TV tersebut dapat memberikan sutau proses pemebelajaran yang mempunyai motif untuk dapat lebih menecrdaskan masyarakt mengenai dunai pariwisata budaya sehingga nnatinya dapat memenuhi kebutuhan kita yang haus akan informasi pariwisata. Acar pariwisata budaya di Bali TV juga dapat memberi dampak yang baik pada lingkungan sehingga dapat mmebuat kita lebih perduli dengan lingkungan kita sehingga tercipta suatu nhilai sosial yang lebih terpelihara, karena tayangan pariwisata budatya tersebut dapat menumbuhkan rasa untuk lebih perduli pada lingkungan dan keadaan sosial di masyarakat kita khususnya Desa Beraban Saya sangat puas dengan program acara di Bali TV dan saya sarankan agar Bali TV bisa selalu Jaya dan acara-acara yang ditayangkan dapat lebih bagus lagi kedepannya”. (Hasil wawancara diambil tanggal 15 Maret 2011) Dari apa yang telah dipaparkan oleh saudara Dewi ini menyebutkan bahwa saudara Dewi sangat menggemari program acara Bali Channel, karena dengan adanya acara ini dapat, menambah informasi masyarakat mengenai hotel dan restauran serta bebrapa tempat wisata lainnya. Persepsi masyarakat dapat dipengaruhi lewat acara ini karena gambaran tentang perkembangan pariwisata dan budaya Bali dapat terlihat, sehingga setelah menonton acara ini persepsi masyarakat dalam menilai tayangan pariwisata dan budaya di Bali TV dapat terbuka secara lebar. Selain itu ada banyak referensi tempat wisata yang sangat indah yang patut untuk dikunjungi dan di ulas disini, sehingga masyarakat akan semakin tertarik dalam menonton acara ini dan memang terbukti bahwa ada banyak masyarakat Beraban yang suka menonton acara ini selain waktunya yang begitu fleksibel. Jika dikaitkan dengan sejumlah teori yang ada yaitu teori persepsi dan teori informasi menerangkan bahwa pengamatan masyarakat berdasarkan pengalamannya
61
dalam menonton acara pariwisata budaya yang ada di Bali TV dapat mempengaruhi secara psikis persepsi masyarakat yang ada di Desa Beraban, persepsi masyarakat sangat dipengaruhi oleh apa yang dilihat, disimak, dan disadari sehingga dari sanalah timbul suatu opini sebagai suatu landasan dari adanya persepsi masyarakat tersebut. Jika dikaji dengan teori persepsi khususnya dari faktor personal yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses pembelaran, persepsi dari Ariasa ini sangat dipengaruhi oleh pengalamannya dari menonton acara yang ada di Bali TV sehingga dapat mempengaruhi persepsinya mengenai program acara tersebut, sehingga lewat tayangan tersebut dapat memberi suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana cara masyarakat untuk lebih mencintai pariwisata karena dunia pariwisata tersebut sangat indah sekali dan dapat memberikan income yang sangat baik bagi masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata, acara ini juga mempunyai motif yang baik guna menambah informasi pengetahuan tentang referensi hotel dan restoran, dan kebutuhan akan informasi pariwisata dapat terpenuhi lewat tayangan pariwisata bufaya di Bali TV. Jika dikaitkan dengan faktor struktural dari teori persepsi yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat yaitu dengan adanya program pariwisata di Bali TV dapat lebih menggugah hati masyarakat Beraban untuk dapat lebih mencintai lingkungannya agar tetap lestari karena lingkungan merupakan suatu aset yang begitu penting dalam dunia pariwisata, dan selain itu nilai sosial dalam masyarakat sangat berperan dalam penciptaan tayangan pariwisata di Bali TV, karean nilai sosial tersebut sangat berpenngaruh pada budaya, adat-istiadat sehingga kelestarian estetika nilai sosial dalam masyarakat tersebut dapat terjaga dengan baik.
62
Jika dilihat dari teori informasi (Schmoll,1977), bahwa pada dasarnya masyarakat dalam hidupnya butuh informasi yang mereka butuhkan untuk dapat memperkaya ilmu pengetahuan yang mereka miliki, dari hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa masyarakat Beraban sangat suka menonton Bali TV terutama pada segmen program acara yang mereka gemari, sehingga program tayangan Bali TV ini dapat bermamfaat bagi perkembangan peningkatan pengetahuan dalam budaya dan pariwisata dalam kehidupan bermasyarakat. Ni Kadek Galih Listiari Dewi memberikan pandangannya sebagai berikut : “Saya pernah menonton Bali TV karena dirumah ayah saya suka menonton acara di Bali TV sehingga saya jadi ikut-ikutan suka, saya sering menonton acara pariwisata di Bali TV setidaknya seminggu sekali. Salah satu yang saya gemari adalah acara Bali Channel, saya suka acara ini karena dari acara ini saya bisa belajar bahasa inggris karena acaranya dikemas dengan bahasa inggris yang baik, selain belajar bahasa saya bisa mendapat banyak informasi yang baik mengenai hotel, restoran, dan tempat wisata lainnya di Bali, Acara di Bali TV tersebut dapat memberikan sutau proses pemebelajaran yang mempunyai motif untuk dapat lebih menecrdaskan masyarakt mengenai dunai pariwisata budaya sehingga nnatinya dapat memenuhi kebutuhan kita yang haus akan informasi pariwisata. Acar pariwisata budaya di Bali TV juga dapat memberi dampak yang baik pada lingkungan sehingga dapat mmebuat kita lebih perduli dengan lingkungan kita sehingga tercipta suatu nhilai sosial yang lebih terpelihara, karena taynagan pariwisata budatya tersebut dapat menumbuhkan rasa untuk lebih perduli pada lingkungan dan keadaan sosial di masyarakat kita khushnya Desa Beraban Saya sangat puas dengan program acara di Bali TV dan saya sarankan agar Bali TV bisa selalu Jaya dan acara-acara yang ditayangkan dapat lebih bagus lagi kedepannya (Hasil Wawancara Tanggal 15 Maret 2011) Dari hasil wawancara dengan Ni Kadek Galih Dewi, dapat dikaji bahwa betapa pengaruh acara televisi begitu penting dalam menarik opini masyarakat, karena dari tontonan acara tersebut dapat memberikan suatu opini yang logis berdasarkan pengalaman dari menonton acara tersebut, dan persepsi masyarakat dapat dipengaruhi lewat acara ini karena gambaran tentang perkembangan pariwisata dan budaya bali dapat terlihat disini, sehingga setelah menonton acara ini persepsi masyarakat dalam menilai
63
tayangan pariwisata dan budaya di Bali TV dapat terbuka secara lebar. Selain itu ada banyak referensi tempat wisata yang sangat indah yang patut untuk dikunjungi di ulas, sehingga masyarakat akan semakin tertarik dalam menonton acara ini dan memang terbukti bahwa ada banyak masyarakat Beraban yang suka menonton acara ini disamping waktunya yang begitu fleksibel. Seperti yang tertera pada teori persepsi dimana dapat ditarik suatu opini berdasarkan suatu pengalaman akan sesuatu hal yang telah dilakukan, oleh karena itu acara ini jika ditonton dapat menghasilkan suatu persepsi yang logis dan dapat dipertanggung – jawabkan. Jika dikaji dengan teori persepsi khushnya dari faktor personal yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses pembelaran, persepsi ini sangat dipengaruhi oleh pengalamannya dari menonton acara yang ada di Bali TV sehingga dapat mempengaruhi persepsinya mengenai program acara tersebut, sehingga lewat tayangan tersebut dapat memberi suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana cara untuk lebih mencintai pariwisata karena dunia pariwisata tersebut sangat indah sekali dan dapat memberikan income yang sangat baik bagi masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata, acara ini juga mempunyai motif yang baik guna menambah informasi pengetahuan tentang referensi hotel dan restoran, dan kebutuhan akna informasi pariwisata dapat terpenihu lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV. Jika dikaitkan dengan faktor struktural dari teori persepsi yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat yaitu dengan adanya program pariwisata di Bali TV dapat lebih menggugah hati masyarakat Beraban untuk dapat lebih mencintai lingkungannya agar tetap lestari karena lingkungan merupakan suatu asetn yang begitu penting dalam dunai pariwisata, dan selain itu nilai sosial dalam masyarakat sangat
64
berperan dalam penciptaan tayangan pariwisata di Bali TV, karena nilai sosial tersebut sangat berpengaruh pada budaya, adat istiadat sehingga kelestarian estetika nilai sosial dalam masyarakat tersebut dapat terjaga dengan baik. Jika dikaitkan dengan teori informasi (Schmoll) bahwa segala bentuk informasi dari tayangan pariwisata budaya yang ada di Bali TV dapat mempengaruhi cara berfikir masyarakat sehingga persepsi atau opini pun dapat muncul karenanya. Tayangan acara Bali Channel sangat digemari dan dapat menjadi sutu wadah informasi yang bisa mewakili keefektifan Bali TV dalam memberikan informasi dan sebagai wadah promosi dalam perkembangan budaya dan pariwisata di Masa Depan. Anak Agung Gede Wicaksana menjawab bahwa : “Jika saya menonton tayangan Bali TV saya suka menonton segala bentuk acara yang ada disana, namun jika ditanya tentang pariwisata dan budaya sebagi segmen acara yang ada di Bali TV saya hanya pernah menonton setidaknya seminggu sekali saja walaupun tidak terlalu sering dan program pariwisata yang saya gemari yaitu program tayangan acara “ Taksu” dimana acara ini banyak memberikan saya informasi tentang tokoh-tokoh yang berjasa dalam membangun Bali, saya menyukai acara ini karena saya sangat gemar dalam menyimak setiap cerita tentang seseorang yang berjasa dalam membangun bali, dan dari acara ini jika dikaitkan dengan faktor teori persepsi yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses pemblajaran akan informasi mengenai tokoh-tokoh yang telah berjasa dalam membangun Blai, dan iuni mempunyai motif atau tujuan untuk lebih memahami dan menghargai setiap jasa pahlawan dan juga orang-orang yang berjasa bagi Bali. Selain itu dari sini banyak proses pembelajaran bagi kita dimana kita dapat memperkaya pengetahuan kita dalam lingkungan dan nilai smengetahui seberapa banyak tokoh yang berjasa bagi Bali sehingga nantinya kita dapat lebih menghargai jasa-jasa mereka. Jika dilihat dari unsur faktor struktural yaitu yang meliputi lingkungan dan juga nilai sosial dalam masyarakat, acara ini sangat penting sekali karena dapat memberi dampak positif bagi lingkungan agar kita dapat lebih perduli dan menghargai lingkungan kita demi terciptanya pembelajaran yang baik dalam pelestarian lingkungan, selain itu acara ini dapat menambah estetika dalam kehidupan bermasyarakt yang lebih mengedepankan rasa empati dan rasa menghargai akna tokoh-tokoh yang telah sukses dalam membangun Bali dan hal tersebutv tentu dapat menambah nila estetika bagi masyarakt di Bali khususnya masyarakat Desa Beraban. Saya cukup puas dengan acara yang disuguhkan oleh Bali TV, semoga Bali TV dapat terus meningkatkan kualitas penyiarannya”. (Hasil wawancara tanggal 15 Maret 2011)
65
Acara Taksu ini banyak digemari oleh masyarakat Beraban karena acara ini banyak memberikan gambaran mengenai tokoh-tokoh yang amat berjasa dalam memajukan Bali sehingga dalam penayangnnya banyak terdapat informasi berharga yang bisa kita petik lewat penayangan acara ini. Jika dikaji dengan teori yang ada acara ini sangat baik ditonton oleh masyarakat karena dari acara inilah dapat melahirkan suatu persepsi mengenai tayangan Bali TV yang menjadi sumber informasi dan media promosi pariwisata budaya Bali. Menurut teori persepsi, persepsi ataupun opini tersebut dapat terlahir dari pengalaman akan sutau hal seperti contohnya disaat masyarakat menonton tayangan acara Pariwisata Budaya di Bali TV yang berjudul Taksu dimana acara ini dapat memberikan suatu pengetahuan dana informasi yang tentunya berguna bagi masyarakat khususnya masyarakat desa Beraban. jika dikaitkan dengan faktor teori persepsi (Rangkuti,2002) yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses pemblajaran akan informasi mengenai tokoh-tokoh yang telah berjasa dalam membangun Bali, dan ini mempunyai motif atau tujuan untuk lebih memahami dan menghargai setiap jasa pahlawan dan juga orang-orang yang berjasa bagi Bali. Selain itu dari sini banyak proses pembelajaran bagi masyarakat dimana acara tersebut dapat memperkaya pengetahuan masyarakat dalam lingkungan dan untuk mengetahui seberapa banyak tokoh yang berjasa bagi Bali sehingga nantinya masyarakat dapat lebih menghargai jasa-jasa mereka. Jika dilihat dari unsur faktor struktural yaitu yang meliputi lingkungan dan juga nilai sosial dalam masyarakat, acara ini sangat penting sekali karena dapat memberi dampak positif bagi lingkungan agar masyarakat dapat lebih perduli dan menghargai lingkungan demi terciptanya pembelajaran yang baik dalam pelestarian lingkungan, selain itu acara ini dapat menambah estetika dalam kehidupan bermasyarakat
66
yang lebih mengedepankan rasa empati dan rasa menghargai akan tokoh-tokoh yang telah sukses dalam membangun Bali dan hal tersebut tentu dapat menambah nila estetika bagi masyarakat di Bali khususnyanya masyarakat Desa Beraban. Jika dikaji dengan teori informasi (Schmoll,1977) bahwa informasi yang diberikan lewat acara ini dapat berpengaruh dalam membuka pengetahuan masyarakat dalam perkembangan pariwisata dan budaya, teori informasi menmyatakan bahwa informasi diperoleh dari sebuah pengamatan fisik yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa program acara Taksu tersebut dapat menjadi suatu program acara yang layak ditonton dan dapat memberikan informasi yang logis mengenai tokoh-tokoh Bali yang berjasa dalam membangaun Bali. I Made Adi Darmayasa menyatakan jawabannya sebagai berikut : “Saya sering menonton acara Bali TV saya menontonnya seminggu tiga kali, acara yang sering saya tonton adalah acara musik tapi disamping acara musik acara pariwisata budaya yang pernah saya tonton adalah Ista Dewata, yang merupakan program acara yang menayangkan tentang pura-pura yang ada di Bali dan di Indonesia, saya suka menonton acara ini karena pada dasarnya saya suka berkunjung ke pura-pura yanga da di Bali maupun di indonesia, dan dari acara ini dapat menambah daftar pengetahuan tentang pura-pura yang ingin saya kunjungi, selain itu program pariwisata budaya di Bali TV dapat memberikan suatu proses pembelajaran mengenai pura-oura yang ada di bali agar pengetahuan kita dapat lebih terasah, dan disini dapat kita lihat ada motif ataupun tujuan untuk dapat lebih mengerti mengenai program pariwisata budaya di Bali TV, dan dari program tayanagan di Bali TV tersebut dapat memenuhi kebutuhan kita akna informasi pariwisata budaya. Program acara di Bali TV juga dapat memberi pengaruh pada lingkungan kita agar kita dapat lebih melestarikan pura-pura yang ada di Bali dan juga taynagann ini dapat memberi nilai estetika pada nilai sosial yang terkadung dalam masyarakat sehingga masyarakat dapat lebih menghargai budayanya lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV tersebut. Saya sangat puas dengan acara ini dan saya berharap acara ini tetap ada dan berkelanjutan nantinya”. Segmen acara Ista Dewata ini sangat banyak digemari oleh masyarakat karena mereka yang pada dasarnya adalah orang Bali pasti menginginkan segala bentuk informasi yang berhubungan dengan Bali acara ini banyak sekali di gemari oleh
67
masyarakat Desa Beraban dan setiap masyarakat yang telah diwawancarai banyak yang memilih acara ini karena program acara ini dapat menambah wawasana mengenai pura yang ada di Bali selain itu acara ini banyak memberi mamafaat pengetahun bagi masyarakat Desa Beraban yang menontonnya. Jika dikaitkan dengan teori-teori yang ada dimana teori persepsi berparan disini, dapat dilihat bahwa dengan adanya persepsi dapat membuat suatu perubahan akan sesuatu yang mereka amati karena persepsi tersebut dapat mengubah pola fikir seseorang untuk dapat meningkatkan suatu hal menjadi lebih baik lagi, dalam kontek ini adalah program tayangan Bali TV yang begitu digemari dan dapat melahirkan persepsi yang baik dari masyarakt yang menontonnya khususnya masyarakat desa Beraban. Dari hasil wawancara tersebut bila dikaitkan dengan teori yang ada seperti teori persepsi yang meliputi faktor struktural dan faktor personal, faktor personal yang meliputi proses pembelajaran, motif, dan kebutuhan, dapat mengkaji bahwa pandangan yang dilontarkan tersebut berdasarkan pengalaman menonton acara tersebut yang memiliki suatu motif untuk dapat lebih menggali pengetahuan mengenai pura-pura yang ada di Bali sehingga pengetahuan tentang pelestarian pura tersebut dapat terus ditingkatkan, selain itu kebutuhannya disaat menonton acara pariwisata di Bali TV tersebut ialah lewat menonton program acara tersebut di dapat suatu kesenangan dan kepuasan dalam hati sehingga akhirnya hal tersebut dapat mempengaruhi psikis sehingga dapat tercipta suatu persepsi tentang acara tersebut. Jika dikaitkan dengan faktor struktural yang lingkungan dan nilai sosial dalam masyarakat, maka persepsi mengenai acara Ista Dewata ini dapat mempengaruhi lingkungan yaitu masyarakat akan cenderung dapat belajar banyak untuk lebih
68
melestarikan pura dilingkungan mereka sehingga kelestarian pura tersebut dapat tetap terjaga. Dengan adanya program pariwisata budaya di Bali TV dapat membuat masyarakat di Desa Beraban untuk lebih menyadari betapa tayangan tersebut banyak mengandung nilai sosial dalam masyarakat yang dapat membuat mereka untuk dapat lebih menghargai nilai estetika yang terkandung dari program taynagan tersebut sehingga kecintaan mereka terhadap pura dan masyarakat disekelilingnya dapat tetap terjaga dengan baik. Jika dikaitkan dengan teori informasi (Schmoll,1977) bahwa informasi merupakan suatu hal yang begitu penting bagi masyarakat dan bila dikaitkan dengan acara yang ditonton oleh masyarakat yaitu Ista Dewata, dimana masyarakat dapat memperoleh banyak informasi mengenai pura-pura yang ada di Bali dan Indinesia, acara ini sangat baik untuk ditonton karena dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang pura baik di Bali dan diluar Bali, dan dari acara ini persepsi masyarakat dapat terjaring sebagai hasil dari bentuk informasi dan promosi pariwisata budaya lewat acara-acara yang tayangkan oleh Bali TV. Dewa Made Kartana memberikan pandangannya sebagai berikut : “Saya suka dengan semua program tayangan Bali TV tapi saya terkadang menonton tayangan pariwisata budaya di Bali TV seminggu sekali, dan salah satu acara budaya yang saya gemari yaitu: Ista Dewata, program acara yang menayangkan mengenai pura-pura yang ada di Bali dan di Indonesia, menurut saya acra ini bagus, dan saya sangat senang menonton acara ini, selain itu program pariwisata budaya di Bali TV dapat memberikan suatu proses pembelajaran mengenai pura-oura yang ada di bali agar pengetahuan kita dapat lebih terasah, dan disini dapat kita lihat ada motif ataupun tujuan untuk dapat lebih mengerti mengenai program pariwisata budaya di Bali TV, dan dari program tayanagan di Bali TV tersebut dapat memenuhi kebutuhan kita akna informasi pariwisata budaya. Program acara di Bali TV juga dapat memberi pengaruh pada lingkungan kita agar kita dapat lebih melestarikan pura-pura yang ada di Bali dan juga taynagann ini dapat memberi nilai estetika pada nilai sosial yang terkadung dalam masyarakat sehingga masyarakat dapat lebih menghargai budayanya lewat
69
tayangan pariwisata budaya di Bali TV tersebut. saya berharap Bali TV akan terus menayangkan program acara ini”. (Hasil wawancara tanggal 16 Maret 2011) Dari jawaban yang dilontarkan oleh saudara Dewa, acara ini memang sangat menarik dan dapat mempengaruhi persepsi opini dan persepsi masyarakat, acara ini banyak sekali di gemari oleh masyarakat Desa Beraban dan setiap masyarakat yang telah diwawancarai banyak yang memilih acara ini karena program acara ini dapat menambah wawasan mengenai pura yang ada di Bali selain itu acara ini banyak memberi mamafaat Sekarang jika dikaitkan dengan teori yang ada yaitu teori persepsi, dimana persepsi tersebut timbul dengan pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya berdasarkan pengalaman yang ada seperti contohnya lewat menonton taynagan pariwsata budaya di Bali TV dimana masyarakat dapat secara langsung menyaksikan tayangan tersebut dan kemudian dapat menciptakan suatu opini dan persepsi mengenai program acara tersebut. Dari hasil wawancara tersebut bila dikaitkan dengan teori yang ada seperti teori persepsi (Rangkuti,2002) yang meliputi faktor struktural dan faktor personal, faktor personal yang meliputi proses pembelajaran, motif, dan kebutuhan, dapat mengkaji bahwa pandangan yang dilontarkan tersebut berdasarkan pengalaman menonton acara tersebut yang memiliki suatu motif untuk dapat lebih menggali pengetahuan mengenai pura-pura yang ada di Bali sehingga pengetahuan tentang pelestarian pura tersebut dapat terus ditingkatkan, selain itu kebutuhannya disaat menonton acara pariwisata di Bali TV tersebut ialah lewat menonton program acara tersebut di dapat suatu kesenangan dan kepuasan dalam hati sehingga akhirnya hal tersebut dapat mempengaruhi psikis sehingga dapat tercipta suatu persepsi tentang acara tersebut. Jika dikaitkan dengan faktor struktural yang lingkungan dan nilai sosial dalam masyarakat, maka persepsi mengenai acara Ista Dewata dapat mempengaruhi lingkungan
70
yaitu masyarakat akan cenderung dapat belajar banyak untuk lebih melestarikan pura di lingkungan mereka sehingga kelestarian pura tersebut dapat tetap terjaga. Dengan adanya program pariwisata budaya di Bali TV dapat membuat masyarakat di Desa Beraban untuk lebih menyadari betapa tayangan tersebut banyak mengandung nilai sosial dalam masyarakat yang dapat membuat mereka untuk dapat lebih menghargai nilai estetika yang terkandung dari program taynagan tersebut sehingga kecintaan mereka terhadap pura dan masyarakat disekelilingnya dapat tetap terjaga dengan baik. Jika dikaitkan dengan teori informasi yang ada program tayangan ini dapat menjadi suatu sumber informasi yang baik, karena informasi dapat menjadi sesuatu yang berguna guna menunjang kualitas perkembangan pengetahuan masyarakat lewat tayangan pariwisata dan budaya di Bali TV, sehingga nantinya Bali TV dapat dijadikan suatu wadah yang begitu baik dalam memberikan informasi dan mempromosikan Bali dalam bidang budaya dan pariwisata. 4.2.2.2 Persepsi Masyarakat Dari Golongan pegawai swasta : Setelah disimak sebelumnya persepsi masyarakat dari kalangan wiraswasta kini, waktunya pengkajian atas persepsi yang tealah dilontarkan dari masyarakat Desa Beraban yang berasal dari kalnagan pegawai swasta, dan persepsi tersebut dapat disimak seperti berikut I Wayan Adi Pranata menjawab sebagai berikut : “Saya pernah menonton taynagan Bali TV, saya menonton acara ini seminggu sekali, saya suka sekali dengan program acara Bali Channel, menurut saya program ini sangat baik untuk ditonton karena mampu memberikan banyak informasi dalam menambah pengetahuan masyarakat seputar hotel dan restoran serta tempat wisata yang lainnya. Saya suka dengan semua segmen acara di Bali TV dan saya berharap kualitasnya dapat ditingkatkan kedepannya, dan bagi saya Bali TV adalah suatu wadah yang baik dalam membangun Bali Acara di Bali TV tersebut dapat memberikan sutau proses pemebelajaran yang mempunyai motif
71
untuk dapat lebih menecrdaskan masyarakt mengenai dunai pariwisata budaya sehingga nnatinya dapat memenuhi kebutuhan kita yang haus akan informasi pariwisata. Acar pariwisata budaya di Bali TV juga dapat memebari damapk yang baik pada lingkungan sehingga dapat mmebuat kita lebih perduli dengan lingkungan kita sehingga tercipta suatu nhilai sosial yang lebih terpelihara, karena taynagan pariwisata budatya tersebut dapat menumbuhkan rasa untuk lebih perduli pada lingkungan dan keadaan sosial di masyarakat kita khushnya Desa Beraban Saya sangat puas dengan program acara di Bali TV dan saya sarankan agar Bali TV bisa selalu Jaya dan acara-acara yang ditayangkan dapat lebih bagus lagi kedepannya” ”. (Hasil wawancara tanggal 16 Maret 2011) Dari pandangan tersebut, dapat dilihat betapa pengaruh acara televisi begitu penting dalam menarik opini masyarakat, karena dari tontonan acara tersebut dapat memberikan suatu opini yang logis berdasarkan pengalaman dari menonton acara tersebut, seperti yang tertera pada teori persepsi dimana dapat ditarik suatu opini berdasarkan suatu pengalaman akan sesuatu hal yang telah kita lihat atau kita lakukan, oleh karena itu acara ini jika ditonton dapat menghasilkan suatu persepsi yang logis dan dapat dipertanggung – jawabkan. Selain itu acara Bali Channel banyak memberi mamfaat bagi masyarakat Beraban yang menonton acara ini karena terdapat banyak informasi mengenai hotel,restoran dan tempat wisata lainnya yang mampu menghipnotis perhatian pemirsa yang menontonnya, sehingga tidak salah jika banyak masyarakat yang senang menonton acara ini. Jika dikaji dengan teori persepsi (Rangkuti,2002) khususnya dari faktor personal yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses pembelaran, persepsi dari saudara Ariasa ini sangat dipengaruhi oleh pengalamannya dari menonton acara yang ada di Bali TV sehingga dapat mempengaruhi persepsinya mengenai program acara tersebut, sehingga lewat tayangan tersebut dapat memberi suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana cara untuk lebih mencintai pariwisata karena dunia pariwisata tersebut sangat indah sekali dan dapat memberikan income yang sangat baik bagi masyarakat yang bekerja di
72
sektor pariwisata, acara ini juga mempunyai motif yang baik guna menambah informasi pengetahuan tentang referensi hotel dan restoran, dan kebutuhan akna informasi pariwisata dapat terpenihu lewat tayangan pariwisata bufaya di Bali TV. Jika dikaitkan dengan faktor struktural dari teori persepsi yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat yaitu dengan adanya program pariwisata di Bali TV dapat lebih menggugah hati masyarakt Beraban untuk dpata lebih mencintai lingkungannya agar tetap lestari karena lingkungan merupakan suatu asetn yang begitu penting dalam dunai pariwisata, dan selain itu nilai sosial dalam masyarakat sangat berperan dalam penciptaan tayangan pariwisata di Blai TV, karena nilai sosial tersebut sangat berpenngaruh pada budaya, adat sitiadat sehingga kelestarian estetika nilai sosial dalam masyarakat tersebut dapat terjaga dengan baik. Jika dikaitkan dengan teori informasi (Schmoll,1977) bahwa segala bentuk informasi dari tayangan pariwisata budaya yang ada di Bali TV dapat mempengaruhi cara berfikir masyarakat sehingga persepsi atau opini pun dapat muncul karenanya. Tayangan acara Bali Channel sangat digemari dan dapat menjadi suatu wadah informasi yang bisa mewakili keefektifan Bali TV dalam memberikan informasi dan sebagai wadah promosi dalam perkembangan budaya dan pariwisata di Masa Depan. I Gede Putu. Subawa Putra memberikan pandangannya sebagai berikut : “Saya jarang menonton Bali TV tapi terkadang kalo diwaktu senggang saya suka menontonnya sesekali saja, pernah suatu ketika saya menonton acara yang berhubungan dengan objek wisata di Bali yaitu Pesona Dewata, acara ini bagus sekali untuk ditonton karena objek wisata yang ditayangakan bagus-bagus semuanya sehingga dapat menumbuhkan minat untuk terus menontonnya, saya ingin acara ini dapat terus ditayangkan, Jika dilihat dari faktor personal yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses belajar, tentu kita dapat belajar banyak dari program pariwisata tersebut, dan itu merupakan suatu motif yang bertujuan memberikan suatu pemahaman yang lebih kepada kita tentang budaya dan tempattempat wisata yang indah yang ada di Bali, sehingga nnatinya kebutuhan kita akna
73
informasi pariwisata dan budaya dapat terpenuhi. Jika dikaitkan dengan faktor struktural yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat, bahwa acara ini dapat memberi dampak yang baik bagi lingkungan karena masyarakat akna berusaha merawat lingkungan mereka agar tetap asri dan hal tersebut akan sangat berpengaruh pada nilaia sosiala dalam, masyarakat sehingga nnatinya masyarakt dapat lebih mencintai lingkungan nya dan keradaan sosila disekerlilingnya yang mampu meningkatkan nilai estetika sosial dalam masyarakat di Desa Beraban. Saya cukup puas dengan program taynagan pariwisata di Bali TV dan saya berharap Bali TV tetap jaya kedepannya.saya sangat setuju jika Bali TV dijadikan suatu wadah informasi dan promosi Pariwisata Bali”. ( Hasil wawancara tanggal 16 Maret 2011) Dari pandangan yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa lewat program acara ini masyarakat dapat terbantu untuk mendapatkan segala bentuk informasi mengenai objekobjek pariwisata yang begitu indah yang ada di Bali. Banyak masyarakat Beraban yang menyukai program karena mereka merasa sangat terhibur dengan program acara yang menayangkan tempat wisata yang indah di Bali jadi dengan adanya acara ini mereka merasa mendapatkan suatu inspirasi untuk memilih tempat wisata mana yang akan mereka datangi jika mereka ingin berlibur. Dari program tayangan ini juga Subawa dapat memperkaya pengetahunnya tentang tempat wisata yang indah di Bali, saudara Subawajuga sangat mendukung bila Bali TV dijadikan suatu wadah informasi dan promosi pariwisata Bali. Jika dikaji dengan teori yang ada yaitu teori persepsi (Rangkuti,2002), bahwa opini yang telah dilontarkan oleh Subawa ini adalah berdasarkan pengalamannya setelah menonton program tayangan pariwisata budaya di Bali TV dan dari sanalah dapat terlahir suatu pandangan bahwa promosi dan informasi pariwisata Bali tersebut dapat diperoleh lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV salah satunya adalah acara Pesona Dewata. Jika dikaji dari faktor personal dari teori persepsi yaitu bahwa dengan menonton acara ini maka dapat dilihat suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana kita dapat
74
menghargai tempat-tempat pariwisata yang ada di Bali dan bagaimana kita dapat berfikir untuk lebih melestarikannya, dan juga terdapat suatu motif atau tujuan untuk lebih menghargai tempat-tempat wisata di bali karena tempat wisata tersebut merupakan suatu anugrah dan warisan yang begitu abadi bagio pariwisata di bali dan dari sanalah dapat terpenuhi suatu kebutuhan akan informasi pariwisata budaya di Bali. Jika dilihat dari faktor struktural yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial budaya, nilai sosial budaya , acara tersebut merupakan suatu gambaran mengenai lingkungan pariwisata di daerah kita yang harus dijaga dan kembangkan, dan dari program tersebut dapatterlahir suatu segmentasi sosial dimana kita dapat lebih menghargai nilai estetika sosial yang ad adi daerah dan masyarakat sehingga dapat terjalin suatu keseimbangan antara lingkungan dan nilai sosial masyarakt yang tertanam dalam masyarat dan lingkungan masyarakat khususnya di Desa Beraban. Jika dikaji dengan teori informasi (Schmoll), jawaban dari Subawa tersebut menerangkan bahwa informasi mengenai pariwisata budaya dapat diperoleh dari tayangan program acara pariwisata budaya di Bali TV salah satunya adalah tayangan acara Pesona Dewata dimana acara ini mempunyai suatu bentuk informasi yang dapaat digunakan oleh masyarakat yang menontonnya untuk menambah wawasan mereka tentang tempat-tempat wisata yang menarik yang ada di Bali, dan dari persepsi dari Jhotian dapat dilihat bahwa Bali TV merupakan suatu wadah yang cukup baik dalam mempromosikan dan memberikan informasi pariwisata pada masyarakat. Andi Mulyono berpendapat sebagai berikut: “Saya pernah menonton Bali TV setidaknya seminggu dua kali, walaupun saya tidak tahu banyak mengenai seluk-beluk program acaranya, namun jika ditanya soal program pariwisata budaya yang pernah saya tonton di Bali TV, kebetulan sekali semalam saya menonton Bali Channel, saya suka sekali dengan program
75
acara ini karena Bali channel ini dapat memberikan banyak informasi bagi saya yang bekerja sebai tour guide di salah satu travel agent dan dari program ini banyak daftar tempat-tempat wisata yang bisa saya kunjungi dan beberepa hotel yang bisa saya sarankan keturis yang saya pandu, Acara di Bali TV tersebut dapat memberikan sutau proses pemebelajaran yang mempunyai motif untuk dapat lebih menecrdaskan masyarakat mengenai dunia pariwisata budaya sehingga nantinya dapat memenuhi kebutuhan kita yang haus akan informasi pariwisata. Acara pariwisata budaya di Bali TV juga dapat memebari damapk yang baik pada lingkungan sehingga dapat mmebuat kita lebih perduli dengan lingkungan kita sehingga tercipta suatu nhilai sosial yang lebih terpelihara, karena taynagan pariwisata budatya tersebut dapat menumbuhkan rasa untuk lebih perduli pada lingkungan dan keadaan sosial di masyarakat kita khushnya Desa Beraban, dan semoga acara ini dapat terus berkelanjutan sesi penayangannya”. ( Hasil wawancara tanggal 16 Maret 2011) Banyak masyarakat Beraban yang menyukai acara ini karena lewat acara ini mereka mendapat suatu gambaran tentang beberapa referensi hotel, restoran, dan tempat wisata yang indah yang mereka bisa kunjungi, selain itu jadwal penayangan acaranya yang disiarkan pada malam hari membua acara ini banyak ditonton oleh masyarakat di Desa Beraban tersebut. Dari pandangan Andi dapat dilihat betapa pengaruh acara televisi begitu penting dalam menarik opini masyarakat, karena dari tontonan acara tersebut dapat memberikan suatu opini yang logis berdasarkan pengalaman dari menonton acara tersebut, seperti yang tertera pada teori persepsi dimana masyarakat akan dapat menarik suatu opini berdasarkan suatu pengalaman akan sesuatu hal yang telah dilihat kita lakukan, oleh karena itu acara ini jika ditonton dapat menghasilkan suatu persepsi yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan. Jika dikaitkan dengan sejumlah teori yang ada yaitu teori persepsi dan teori informasi menerangkan bahwa pengamatan masyarakat berdasarkan pengalamannya dalam menonton acara pariwisata budaya yang ada di Bali TV dapat mempengaruhi secara psikis persepsi masyarakat yang ada di Desa Beraban, persepsi masyarakat sangat dipengaruhi oleh apa yang dilihat, disimak, dan disadari sehingga dari sanalah timbul
76
suatu opini sebagai suatu landasan dari adanya persepsi masyarakat tersebut. Jika dikaji dengan teori persepsi (Rangkuti, 2002)
dari faktor personal yang
meliputi kebutuhan, motif, dan proses pembelaran, persepsi dari Ariasa ini sangat dipengaruhi oleh pengalamannya dari menonton acara yang ada di Bali TV sehingga dapat mempengaruhi persepsinya mengenai program acara tersebut, sehingga lewat tayangan tersebut dapat memberi suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana cara kita untuk lebih mencintai pariwisata karena dunia pariwisata tersebut sangat indah sekali dan dapat memberikan income yang sangat baik bagi masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata, acara ini juga mempunyai motif yang baik guna menambah informasi pengetahuan tentang referensi hotel dan restoran, dan kebutuhan akan informasi pariwisata dapat terpenuhi lewat tayangan pariwisata bufaya di Bali TV. Jika dikaitkan dengan faktor struktural dari teori persepsi yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat yaitu dengan adanya program pariwisata di Bali TV dapat lebih menggugah hati masyarakat Beraban untuk dapat lebih mencintai lingkungannya agar tetap lestari karena lingkungan merupakan suatu asetn yang begitu penting dalam dunai pariwisata, dan selain itu nilai sosial dalam masyarakat sangat berperan dalam penciptaan tayangan pariwisata di Bali TV, karena nilai sosial tersebut sangat berpengaruh pada budaya, adat-istiadat sehingga kelestarian estetika nilai sosial dalam masyarakat tersebut dapat terjaga dengan baik. Jika dikaitkan dengan teori informasi (Schmoll,1977) bahwa segala bentuk informasi dari tayangan pariwisata budaya yang ada di Bali TV dapat mempengaruhi cara berfikir masyarakat sehingga persepsi atau opini pun dapat muncul karenanya. Tayangan acara Bali Channel sangat digemari dan dapay menjadi sutu wadah informasi yang bisa
77
mewakili keefektifan Bali TV dalam memberikan informasi dan sebagai wada promosi dalam perkembangan budaya dan pariwisata di Masa Depan. I kadek gunawan menejalaskan pandangannya sebagai berikut: “Saya pernah menonton tayangan Bali TV, saya hampir tiap hari menonton acar di Bali TV saya suka tayangan yang berhubungan dengan pariwisata budaya di Bali Tv, salah satunya adalah Taksu yang mengulas tentang tokoh-tokoh Bali yang sangat berjasa pada perkembangan Bali.Saya suka dengan acara-acara Bali TV dan saya sangat senang apabila Bali TV dapat menjadi sumber yang baik dalam memberikan informasi yang baik seputar budaya dan pariwisata di Bali, dan jika dikaitkan dengan faktor teori persepsi yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses pemblajaran akan informasi mengenai tokoh-tokoh yang telah berjasa dalam membangun Bali, dan iuni mempunyai motif atau tujuan untuk lebih memahami dan menghargai setiap jasa pahlawan dan juga orang-orang yang berjasa bagi Bali. Selain itu dari sini banyak proses pembelajaran bagi kita dimana kita dapat memperkaya pengetahuan kita dalam lingkungan dan nilai smengetahui seberapa banyak tokoh yang berjasa bagi Bali sehingga nantinya kita dapat lebih menghargai jasa-jasa mereka. Jika dilihat dari unsur faktor struktural yaitu yang meliputi lingkungan dan juga nilai sosial dalam masyarakat, acara ini sangat penting sekali karena dapat memberi dampak positif bagi lingkungan agar kita dapat lebih perduli dan menghargai lingkungan kita demi terciptanya pembelajaran yang baik dalam pelestarian lingkungan, selain itu acara ini dapat menambah estetika dalam kehidupan bermasyarakt yang lebih mengedepankan rasa empati dan rasa menghargai akna tokoh-tokoh yang telah sukses dalam membangun Bali dan hal tersebutv tentu dapat menambah nila estetika bagi masyarakt di Bali khushnya masyarakat Desa Beraban. Saya berharap Bali TV dapat ditingkatkan kualitas penyiarannya agar menjadi lebih baik”. (Hasil wawancara tanggal 16 Maret 2011)
Acara ini sangat digemari oleh masyarakat Beraban karena acara ini banyak mengulas tentang tokoh-tokoh yang berjasa dalam membangun Bali, jadi lewat acara ini masyarakat di Desa Beraban bisa mendapatkan suatu pengetahun yang baik tentang tokoh-tokoh tersebut, sehingga mereka dapat menghargai jasa-jasa para tokoh tersebut dimasa hidupnya. Jika dikaji dengan teori yang ada acara ini sangat baik ditonton oleh masyarakat karena dari acara inilah dapat melahirkan suatu persepsi mengenai tayangan Bali TV yang menjadi sumber informasi dan media promosi pariwisata budaya Bali.
78
Menurut teori persepsi, persepsi ataupun opini tersebut dapat terlahir dari pengalaman akan sutau hal seperti contohnya disaat masyarakat menonton tayangan acara Pariwisata Budaya di Bali TV yang berjudul Taksu dimana acara ini dapat memberikan suatu pengetahuan dana informasi yang tentunya berguna bagi masyarakat khususnya masyarakat desa Beraban. Jika dikaitkan dengan faktor teori persepsi (Rangkuti,2002) yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses pemblajaran akan informasi mengenai tokoh-tokoh yang telah berjasa dalam membangun Blai, dan iuni mempunyai motif atau tujuan untuk lebih memahami dan menghargai setiap jasa pahlawan dan juga orang-orang yang berjasa bagi Bali. Selain itu dari sini banyak proses pembelajaran bagi masyarakat dimana dapat memperkaya pengetahuan kita dalam lingkungan dan nilai mengetahui seberapa banyak tokoh yang berjasa bagi Bali sehingga nantinya dapat lebih menghargai jasa-jasa mereka. Jika dilihat dari unsur faktor struktural yaitu yang meliputi lingkungan dan juga nilai sosial dalam masyarakat, acara ini sangat penting sekali karena dapat memberi dampak positif bagi lingkungan agar dapat lebih perduli dan menghargai lingkungan kita demi terciptanya pembelajaran yang baik dalam pelestarian lingkungan, selain itu acara ini dapat menambah estetika dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih mengedepankan rasa empati dan rasa menghargai tokoh-tokoh yang telah sukses dalam membangun Bali dan hal tersebut tentu dapat menambah nilai estetika bagi masyarakat di Bali khususnya masyarakat Desa Beraban. Jika dikaji dengan teori informasi (Schmoll,1977), informasi yang diberikan lewat acara ini dapat berpengaruh dalam membuka pengetahuan masyarakat dalam perkembangan pariwisata dan budaya.teori informasi menmyatakan bahwa informasi
79
diperoleh dari sebuah pengamatan fisik yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa program acara Taksu tersebut dapat menjadi suatu program acara yang layak ditonton dan dapat memberikan informasi yang logis mengenai tokoh-tokoh Bali yang berjasa dalam membangaun Bali I Gede Arya Oka Mahendra menjawab sebagai berikut : “ Saya suka dengan acara-acara pariwisata budaya di Bali TV salah satu yang saya gemari adalah acara Ajeg Bali, saya menontonnya seminggu sekali, saya suka acara ini karena acara ini banyak mengulas tentang bagaimana cara pelesatarian lingkungan , budaya serta tata cara hidup bermasyarakat di Bali, saya suka acara ini dan saya ingin acara ini dapat terus ditayangkan oleh Bali TV dan saya ingin Bali TV tetap bisa bertahan ditengah persaingan stasiun televisi kedepannya agar tetap dapat menjadi sumber yang baik dalam informasi pariwisata dan budaya Bali, selain itu program pariwisata budaya di Bali TV dapat memberikan suatu proses pembelajaran mengenai pelestarian lingkungan di Bali dan juga tata cara kehidupan bermasyarakat yang ada di bali agar pengetahuan kita dapat lebih terasah, dan disini dapat kita lihat ada motif ataupun tujuan untuk dapat lebih mengerti mengenai program pariwisata budaya di Bali TV, dan dari program tayanagan di Bali TV tersebut dapat memenuhi kebutuhan kita akan informasi pariwisata budaya. Program acara di Bali TV juga dapat memberi pengaruh pada lingkungan kita agar kita dapat lebih melestarikan budaya serta tata cara kehidupan bermasyarakat yang ada di Bali dan juga taynagann ini dapat memberi nilai esstetika pada nilai sosial yang terkadung dalam masyarakat sehingga masyarakt dapat lebih menghargai budayanya lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV tersebut. Saya sangat puas menonton acara ini dan ingin terus menontonnya semoga dikemudian hari Bali TV dapat terus jaya dan meningkatkan kualitas penyiarannya” ( Hasil wawancara pada tanggal 15 Maret 2011) Dari pandangan tersebut banyak informasi mengenai pelestarian budaya dan lingkungan serta bagaiman tata cara kehidupan bermasyarakat di Bali. Banyak masyarakat di Desa Beraban yang sangat menggemari acara ini, dan masyarakat sangat suka menonton acara ini karena banyak sekali terkandung nilai estetika budaya dan pariwisata yang bisa kita petik lewat tontonan acara ini. Jika dilihat dari teori persepsi dan informasi yang ada, bahwa tayangan Ajeg Bali merupakan suatu tayangan periwisata budaya yang sangat baik dalam penayangannya karena selain dapat memberikan suatu
80
informasi yang baik mengenai berbagai cara yang terkait dengan pelestarian lingkungan dan tata cara kehidupan orang Bali, acara ini juga mampu membuka persepsi masyarakat khususnya masyarakat Beraban berdasarkan pengalaman dan persamaan yang mereka lihat dalam program tayangan Ajeg Bali tersebut sehingga mampu mempengaruhi persepsi masyarakat. Jika dikaji dengan teori persepsi (Rangkuti,2002) dengan faktor personal yang meliputi, motif, kebutuhan, dan juga proses pembelajaran dapat dilihat jika masyarakat dapat mengambil sutau proses pembelajaran yang baik dari acara ini karena dapat lebih memahami bagaimana cara pelestarian lingkungan dan juga tata cara bermasyarakat di Bali, dan dari program acara tersebut ada motif atau tujuan yang ingin dicapai bahwa sesungguhnya sebagai masyarakat sangat haus akan informasi kita butuh informasio sehingga dengan kebutuhan informasi yang diinginkan akan dapat melahirkan suatu persepsi yang bertujuan memperkaya pengetahuan kita mengenai budaya dan apariwisata di Bali. Jika dilihat dari faktor struktural dari teori persepsi yang meliputi lingkungan dan nilai sosial dalam masyarakat bisa dilihat banyak sekali gambaran nilai estetika masyarakat yang dapat digali karena masyarakat tahu tayangan tersebut menyuguhkan bagaimana cara auntuk melestarikan lingkungan dan budaya serta tata cara kehidupan di masyarakat, oleh karena itu dari sanalah dapat dipelajari untuk lebih menghargai lingkungan dan juga lebih menghargai nilai sosial yang ada dalam masyarakat sehingga estetika nilai sosial masyarakat dapat terus terjaga. Jika dikaitkan dengan teori informasi (Schmoll,1977), program tayangan ini dapat memberikan banyak informasi tentang Bali meliputi bagaimana cara masyarakat hidup di
81
Bali, pelestarian budaya dan lingkungananya, karena dengan adanya acara ini dapat mempengaruhi dan membuka jalan fikiran masyarakat tentang suatu hal, dan informasi tersebut dapat menjadi suatu acuan agar pariwisata di Bali dapat lebih berkembang nantinya. Disamping itu dari wawancara yang telah dilakukan telah menandakan bahwa Bali TV dapat dijadikan suatu sarana dalam mempromosikan Bali khususnya dalam bidang pariwisata dan budayanya. Selain itu masyarakat sangat haus akan informasi sehingga tayangan program pariwisata budaya di Bali TV dapat memberi suatu faedah yang sangat bermaamfaat bagi masyarakat yang menonton acara ini, apalagi acara ajeg Bali merupakan suatu bentuk acara yang menayangkan bagaiman tata cara kehidupan bermasyarakat di Bali sehingga sebagai masyarakat harus dapat secara seksama dan cermat dalam mengambil segala bentuk informasi yang positif guna memeperkaya pengetahuan masyarakat tentang budaya dan cara pelestariannya. Salah satu wadah pemberi informasi tersebut dapat diperoleh dari acara ajeg Bali di Bali TV. 4.2.2.3 Persepsi Masyarakat Dari Golongan pelaku Pariwisata Berikut adalah persepsi yang dilontarkan oleh para pelaku pariwisata mengenai tayangan program pariwisata budaya yang ada di Bali TV dan selanjutnya dikaji dengan beberapa faktor penting yang mendukung persepsi tersebut, dan berikut beberapa opini yang telah dilontarkan oleh pelaku pariwisata di kalangan masyarakat Beraban. Gusti Ayu Sutrisna Dewi menyatakan jawabnnya sebagai berikut : “Saya pernah menonton Bali TV, tapi tidak setiap hari sesekali saya menontonnya dikala senggang, karena kesibukan saya sebagai pelaku pariwisata saya sennag dengan program pariwisata di Bali TV yang berjudul Bali Channel, program acara ini sangat saya sukai karena acara ini banyak menambah referensi hotel dan retoran bagi saya sebagai bahan perbandingan dari hotel dan retoran yang saya kelola dengan suami, saya ingin melihat kondisi hotel
82
ditempat lain sehingga nnatinya ada masukan yang lebih baik untuk usaha yang saya kelola, saya sangta mendukung apabila Bali TV dijadikan suatu wadah untuk mmepromosikan pariwisata dan budaya, semoga kedepannya, Bali TV dapat menjadi contoh yang lebih baik lagi di kancah pertelevisian Bali . Acara di Bali TV tersebut dapat memberikan sutau proses pemebelajaran yang mempunyai motif untuk dapat lebih menecrdaskan masyarakt mengenai dunai pariwisata budaya sehingga nnatinya dapat memenuhi kebutuhan kita yang haus akan informasi pariwisata. Acar pariwisata budaya di Bali TV juga dapat memebari damapk yang baik pada lingkungan sehingga dapat mmebuat kita lebih perduli dengan lingkungan kita sehingga tercipta suatu nhilai sosial yang lebih terpelihara, karena taynagan pariwisata budatya tersebut dapat menumbuhkan rasa untuk lebih perduli pada lingkungan dan keadaan sosial di masyarakat kita khushnya Desa Beraban . Saya berharap kedepannya Bali TV dapat terus membentangkan sayapnya untuk terus dapat ikut berperan dalam memajukan perindustrian pariwisata di Bali”. ( Hasil wawancara tanggal 16 Maret 2011) Jika dikaji dari pandangan tersebut terlihat bahwa Dewi menyukai program acara ini, apalagi dia adalah seorang pelaku pariwisata tentunya dia bisa mendapat banyak perbandingan yang lebih baik lewat menonton acara ini. Program Bali Channel ini banyak diminati karena jadwal penayangannya yang disiarkan pada malam hari selain itu ada banyak informasi penting mengenai hotel, dan restoran serta tempat wisata yang indah yang dapat mereka kunjungi, oleh karena itu ada banyak masyarakat yang menykai program acara ini. Jika dikaitkan dengan beberapa teori yang ada yaitu teori persepsi dan teori Informasi perpaduan teori ini dapat mengkaji lebih dalam bagaimana acara tersebut dapat mempengaruhi persepsi masyarakat secara lebih dalam. Teori persepsi, dimana dapat terlahir dari pengalaman pengamatan terhadap suatu hal mmebuat persepsi masyarakat tersebut dapat terlahir dari pengalamnnya dimana mereka telah menonton acara tersebut sebelumnya dan mereka bisa mendapat banyak mamfaat dari acara tersebut sehingga bisa tercipta suatu opini yang baik akan acara tersebut.
83
Jika dikaitkan dengan sejumlah teori yang ada yaitu teori persepsi dan teori informasi menerangkan bahwa pengamatan masyarakat berdasarkan pengalamannya dalam menonton acara pariwisata budaya yang ada di Bali TV dapat mempengaruhi secara psikis persepsi masyarakat yang ada di desa beraban, persepsi masyarakat sangat dipengaruhi oleh apa yang dilihat, disimak, dan disadari sehingga dari sanalah timbul suatu opini sebagai suatu landasan dari adanya persepsi masyarakat tersebut. Jika dikaji dengan teori persepsi (Rangkuti, 2002) khususnya dari faktor personal yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses pembelaran, persepsi ini sangat dipengaruhi oleh pengalamannya dari menonton acara yang ada di Bali TV sehingga dapat mempengaruhi persepsinya mengenai program acara tersebut, sehingga lewat tayangan tersebut dapat memberi suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana cara kita untuk lebih mencintai pariwisata karena dunia pariwisata tersebut sangat indah sekali dan dapat memberikan income yang sangat baik bagi masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata, acara ini juga mempunyai motif yang baik guna menambah informasi pengetahuan tentang referensi hotel dan restoran, dan kebutuhan akan informasi pariwisata dapat terpenuhi lewat tayangan pariwisata bufaya di Bali TV. Jika dikaitkan dengan faktor struktural dari teori persepsi yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat yaitu dengan adanya program pariwisata di Bali TV dapat lebih menggugah hati masyarakt Beraban untuk dapat lebih mencintai lingkungannya agar tetap lestari karena lingkungan merupakan suatu aset yang begitu penting dalam dunia pariwisata, dan selain itu nilai sosial dalam masyarakat sangat berperan dalam penciptaan tayangan pariwisata di Bali TV, karena nilai sosial tersebut sangat berpenngaruh pada budaya, adat sitiadat sehingga kelestarian estetika nilai sosial
84
dalam masyarakat tersebut dapat terjaga dengan baik. Jika dikaitkan dengan teori informasi (Schmoll,1977), acara ini sangat membantu dalam memberikan informasi yang lebih terhadap pertumbuhan dan perkembangan pariwisata, sehingga masyarakat dapat merasakan dan paham akan informasi yang lebih baik mengenai perkembangan pariwisata di Bali. Dari pengkajian teori tersebut dapat disimpulkan bahwa Bali TV dapat dijadikan sebagia suatu bentuk informasi yang dapat memberikan pemahaman yang lebih kepada masyarakat, dan dapat dijadikan sebagai wadah promosi kedepannya. I Gusti Ngurah Arya Wikanta menjelaskan jawabannya sebagai berikut : “Sebagai warga Bali saya suka dengan tayangan Bali TV saya sering menontonnya bersama keluarga dirumah dan acara yang saya gemari adalah Ista Dewata yang memaparkan tentang pura – pura yang ada di Bali. Saya sangat puas akan tayangan program pariwisata yang ada di Bali TV karena dengan program ini wawasana kita menjadi lebih baik dan kita bisa lebih mengenal pura sebelum kita berkunjung ke pura tertentu yang ditayangakan di acara ini, dan saya berharap acara ini tetap ditayangkan karena bagus sekali untuk manambah pengetahuan generasi kita mengenai pura baik yang ada di Bali maupun di luar Bali, dan saya sangat setuju apabila Bali TV dijadikan sebagia salah satu media dalam mempromosikan Bali dalam bidang pariwisata., selain itu program pariwisata budaya di Bali TV dapat memberikan suatu proses pembelajaran mengenai puraoura yang ada di bali agar pengetahuan kita dapat lebih terasah, dan disini dapat kita lihat ada motif ataupun tujuan untuk dapat lebih mengerti mengenai program pariwisata budaya di Bali TV, dan dari program tayanagan di Bali TV tersebut dapat memenuhi kebutuhan kita akna informasi pariwisata budaya. Program acara di Bali TV juga dapat memberi pengaruh pada lingkungan kita agar kita dapat lebih melestarikan pura-pura yang ada di Bali dan juga taynagann ini dapat memberi nilai esstetika pada nilai sosial yang terkadung dalam masyarakat sehingga masyarakt dapat lebih menghargai budayanya lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV tersebut. Saran saya tentang penayangan program pariwisata ini bahwa Bali TV harus tetap maju dan meningkatkan kualitasnya dalam setiap bentuk acara yang disiarkan khususnya acara pariwisata dan budaya, ”. (Hasil wawancara tanggal 16 Maret 2011). Acara ini banyak sekali di gemari oleh masyarakat Desa Beraban dan setiap masyarakat yang telah diwawancarai banyak yang memilih acara ini karena program
85
acara ini dapat menambah wawasana mengenai pura yang ada di Bali selain itu acara ini banyak memberi mamafaat pengetahun bagi masyarakat Desa Beraban yang menontonnya. Dari hasil wawancara tersebut bila dikaitkan dengan teori yang ada seperti teori persepsi yang meliputi faktor struktural dan faktor personal, faktor personal yang meliputi pengalaman, motif,kebutuhan, dan psikis, dapat mengkaji bahwa jawaban yang dilontarkan oleh Arya Wikanta tersebut dilontarkan berdasarkan pengalamannya disaat menonton acara tersebut yang merupakan suatu motif dan kebutuhannya dimana saat menonton acara tersebut dapat dirasakan sutau kesenangan dan kepuasan dalam hatinya disaat menonton acara tersebut, sehingga akhirnya hal tersebut dapat mempengaruhi psikisnya sehingga dapat tercipta suatu persepsi tentang acara tersebut. Jika dikaitkan dengan faktor struktural yang meliputi keadaan sosial, nilai dan norma, maka persepsi saudara Arya Wikanta mengenai acara ista dewata ini dapat mempengaruhi keadaan sosial dimana keadaan sosial tersebut sangat berkaitan dengan kondisi masyarakat, dan norma serta nilai adat istiadat yang ada sangat berkaitan dengan acara tersebut karena pura adalah simbol dari Bali dan acara ini dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang pura yang ada di Bali. Dari
hasil
wawancara
tersebut
bila
dikaitkan
dengan
teori
persepsi
(Rangkuti,2002) yang ada seperti teori persepsi yang meliputi faktor struktural dan faktor personal, faktor personal yang meliputi proses pembelajaran, motif, dan kebutuhan, dapat mengkaji bahwa pandangan yang dilontarkan oleh Arya Wikanta tersebut dilontarkan berdasarkan pengalaman menonton acara tersebut yang memiliki sutau motif untuk dapat lebih menggali pengetahuan mengenai pura-pura yang ada di Bali sehingga pengetahuan tentang pelestarian pura tersebut dapat terus ditingkatkan, selain itu kebutuhannya disaat
86
menonton acara pariwisata di Bali TV tersebut ialah lewat menonton program acara tersebut di dapat suatu kesenangan dan kepuasan dalam hati sehingga akhirnya hal tersebut dapat mempengaruhi psikis sehingga dapat tercipta suatu persepsi tentang acara tersebut. Jika dikaitkan dengan faktor struktural yang lingkungan dan nilai sosial dalam masyarakat, maka persepsi Arya Wikanta mengenai acara Ista Dewata ini dapat mempengaruhi lingkungan yaitu masyarakat akan cenderung dapat belajar banyak untuk lebih melestarikan pura di lingkungan mereka sehingga kelestarian pura tersebut dapat tetap terjaga. Dengan adanya program pariwisata budaya di Bali TV dapat membuat masyarakat di Desa Beraban untuk lebih menyadari betapa tayangan tersebut banyak mengandung nilai sosial dalam masyarakat yang dapat membuat mereka untuk dapat lebih menghargai nilai estetika yang terkandung dari program tayangan tersebut sehingga kecintaan mereka terhadap pura dan masyarakt disekelilingnya dapat tetap terjaga dengan baik. Apabila dikaitkan dengan teori informasi (Schmoll,1977) acara ini sangat baik ditonton karena acara ini dapat memberi banyak informasi tentang pura yang ada di Bali, Arya Wikanta telah dapat memaparkan persepsinya berdasarkan acara yang ditonton di Bali TV dan dari sanalah banyak mendapatkan informasi tentang pura dan Arya Wikanta sangat mendukung bila Bali TV dijadikan suatu wadah informasi dan promosi bagi pariwisata Bali. 4.2.2.4 Persepsi dari masyarakat dari golongan Mahasiswa Berikut adalah persepsi yang dilontarkan oleh masyarakat Beraban dari kalangan mahasiswa, diharapkan persepsi yang mereka berikan dapat membantu masyarakat untuk dapat tergugah hatinya dalam menghargai nilai-nilai estetika budaya dan pariwisata di
87
daerahnya. Ni Luh Shinta Ratna Dewi menjawab sebagai berikut: “Saya jarang menonton Bali TV namun terkadang jika saya ada kesempatan di rumah sesekali, setidaknya seminggu dua kali pasti saya menontonnya, saat saya menonton Bali TV saya tidak begitu tahu apa saja program pariwisata budaya di Bali TV namun saya pernah menonton sebuah acara pariwisata budaya bersama kakak saya, klo tidak salah nama acaranya adalah Ligbagan, sebuah acara yang berkonsep pada kehidupan sehari-hari masyarakat di Bali , dan disini juga dibahas mengenai bagaimana mengulas permasalahan yang biasa terjadi di masyarakat, selain itu program pariwisata budaya di Bali TV dapat memberikan suatu proses pembelajaran mengenai pelestarian lingkungan di Bali dan juga tata cara kehidupan bermasyarakat yang ada di bali agar pengetahuan kita dapat lebih terasah, dan disini dapat kita lihat ada motif ataupun tujuan untuk dapat lebih mengerti mengenai program pariwisata budaya di Bali TV, dan dari program tayanagan di Bali TV tersebut dapat memenuhi kebutuhan kita akan informasi pariwisata budaya. Program acara di Bali TV juga dapat memberi pengaruh pada lingkungan kita agar kita dapat lebih melestarikan budaya serta tata cara kehidupan bermasyarakat yang ada di Bali dan juga taynagann ini dapat memberi nilai esstetika pada nilai sosial yang terkadung dalam masyarakat sehingga masyarakt dapat lebih menghargai budayanya lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV tersebut. Saya sangat puas menonton acara ini dan ingin terus menontonnya semoga dikemudian hari Bali TV dapat terus jaya dan meningkatkan kualitas penyiarannysaya suka menonton acara tersebut walaupun tidak terlalu sering saya tonton, namun setidaknya dengan adanya acara ini masyarakat jadi bisa mengerti bagaimana cara mengatasi permasalahan yang biasanya terjadi di masyarakat, dan menurut saya sejauh ini Bali TV dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan media yang cukup baik.sehingga nnatinya Bali TV dapat terus berjaya dikemudian hari”. (Hasil wawancara tanggal 16 Maret 2011). Dari jawaban tersebut bisa kita lihat bahwa acara di Bali TV tidak hanya dapat menghibur tapi juga bisa dijadikan suatu sumber informasi dimana masyarakat dapat berkaca dari tayangan tersebut untuk dapat mempermudah mengulas segala bentuk permasalahan yang terjadi di masyarakat. Banyak masyarakat yang menyukai acara ini karena lewat acara ini semua hal tentang pelestarian budaya dan bagaimana tata cara kehidupan bermasyarakat dan pemeliharaan lingkungan dan budaya dapat diulas di acara ini. Jika dikaitkan dengan teori yang ada kita dapat mengkaji disini jika dikaitkan dengan teori persepsi, dimana persepsi tersebut timbul dari pengalaman yang ada dalam
88
menonton acara tersebut, jadi dari sanalah persepsi masyarakat tersebut dapat tercipta. Jika dikaji dengan teori persepsi (Rangkuti,2002) dengan faktor personal yang meliputi, motif, kebutuhan, dan juga proses pembelajaran dapat dilihat disini jika sebagai masyarakat dapat mengambil sutau proses pembelajaran yang baik dari acara ini karena masyarakat dapat lebih memahami bagaimana cara pelestarian lingkungan dan juga tata cara bermasyarakat di Bali, dan dari program acara tersebut ada motif atau tujuan yang ingin dicapai bahwa sesungguhnya sebagai masyarakat sangat haus akan informasi kita butuh informasi sehingga dengan kebutuhan informasi yang kita inginkan akan dapat melahirkan suatu persepsi yang bertujuan memperkaya pengetahuan kita mengenai budaya dan pariwisata di Bali. Jika dilihat dari faktor struktural dari teori persepsi yang meliputi lingkungan dan nilai sosial dalam masyarakat, masyarakat bisa melihat banyak seklai gambaran nilai estetika masyarakat yang dapat digali disini karena masyarakat tahu tayangan tersebut menyuguhkna bagaimana cara auntuk melestarikan lingkungan dan budaya serta tata cara kehidupan di masyarakat, oleh karena itu dari sanalah masyarakat dapat belajar untuk lebih menghargai lingkungan, dan juga lebih menghargai nilai sosial yang ada dalam masyarakat sehingga estetika njilai sosial masyarakat kita dapat terus terjaga Jika dilihat dari teori informasi (Schmoll,1977) dimana acara tersebut dapat dijadikan suatu sumber informasi yang kompeten yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat disamping menjadi suatu hiburan yang dapat menghibur masyarakat. Setiap program acara yang ditayangkan di Bali TV khususnya Ligbagan dapat mempunyai tempat di hati pemirsanya dengan tampilan acara yang baik yang dapat menumbuhkan suatu persepsi yang baik juga karena latar belakang acara yang memang
89
menampilkan informasi yang mudah diterima oleh masyarakat. I Wayan Dedi Sukariasih menyatakan jawabannya sebagia berikut : “Saya suka menonton acara di Bali TV, salah satu acara yang yang saya suka adalah Bali Channel,saya suka menonton acara ini seminggu sekali acara ini sangat baik untuk ditonton karena acara ini banyak menampilkan tempat-tempat wisata, hotel, serta restoran di bali, saya sangat senang dengan adanya acara pariwisata budaya di Bali TV, karena ada banyak sekali informasi yang dapat di gali dari acara, dan saya berharap acara ini dapat terus ditayangkan di Bali TV, acara di Bali TV tersebut dapat memberikan sutau proses pemebelajaran yang mempunyai motif untuk dapat lebih menecrdaskan masyarakt mengenai dunai pariwisata budaya sehingga nnatinya dapat memenuhi kebutuhan kita yang haus akan informasi pariwisata. Acara pariwisata budaya di Bali TV juga dapat memebari damapk yang baik pada lingkungan sehingga dapat mmebuat kita lebih perduli dengan lingkungan kita sehingga tercipta suatu nhilai sosial yang lebih terpelihara, karena taynagan pariwisata budatya tersebut dapat menumbuhkan rasa untuk lebih perduli pada lingkungan dan keadaan sosial di masyarakat kita khushnya Desa Beraban, selain itu saya sangat sependapat jika Bali TV dijadikan sebagia salah satu media yang dapat dijadikan wadah informasi dan promosi bagi pariwisata Bali”.(Hasil wawancara tanggal 16 Maret 2011) Dari hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa betapa pengaruh acara televisi Program pariwisata budaya seperti Bali Channel sangat bermamfaat bagi masyarakat karena dapat memberikan banyak referensi tentang tempat pariwisata, hotel, dan restoran, dan semua hal yang terkandung dalam program acara ini begitu penting dalam menarik opini masyarakat, karena dari tontonan acara tersebut dapat memberikan suatu opini yang logis berdasarkan pengalaman dari menonton acara tersebut, seperti yang tertera pada teori persepsi dimana masyarakat akan dapat menarik suatu opini berdasarkan suatu pengalaman akan sesuatu hal yang telah kita lihat atau kita lakukan, oleh karena itu acara ini jika ditonton dapat menghasilkan suatu persepsi yang logis dan dapat dipertanggung jawabkan. Banyak masyarakat yang menyukai acara ini karena masyarakat tersebut merasa bahwa acara ini dapat memberikan suatu informasi berharga mengenai beberapa referensi hotel, tempat wisata dan juga restoran, acara ini juga ditayangkan pada malam
90
hari sehingga acara ini mempunyai tempat tersendiri di hati setiap pemirsa yang menontonnya. Jika dikaitkan dengan sejumlah teori yang ada yaitu teori persepsi dan teori informasi menerangkan bahwa pengamatan masyarakat berdasarkan pengalamannya dalam menonton acara pariwisata budaya yang ada di Bali TV dapat mempengaruhi secara psikis persepsi masyarakat yang ada di Desa Beraban, persepsi masyarakat sangat dipengaruhi oleh apa yang dilihat, disimak, dan disadari sehingga dari sanalah timbul suatu opini sebagai suatu landasan dari adanya persepsi masyarakat tersebut. Jika dikaji dengan teori persepsi khususnya dari faktor personal yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses pembelaran, persepsi ini sangat dipengaruhi oleh pengalamannya dari menonton acara yang ada di Bali TV sehingga dapat mempengaruhi persepsinya mengenai program acara tersebut, sehingga lewat tayangan tersebut dapat memberi suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana cara kita untuk lebih mencintai pariwisata karena dunia pariwisata tersebut sangat indah sekali dan dapat memberikan income yang sangat baik bagi masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata, acara ini juga mempunyai motif yang baik guna menambah informasi pengetahuan tentang referensi hotel dan restoran, dan kebutuhan akna informasi pariwisata dapat terpenuhi lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV. Jika dikaitkan dengan faktor struktural dari teori persepsi yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat yaitu dengan adanya program pariwisata di Bali TV dapat lebih menggugah hati masyarakat Beraban untuk dpata lebih mencintai lingkungannya agar tetap lestari karena lingkungan merupakan suatu aset yang begitu penting dalam dunai pariwisata, dan selain itu nilai sosial dalam masyarakt sangat
91
berperan dalam penciptaan tayangan pariwisata di Bali TV, karena nilai sosial tersebut sangat berpengaruh pada budaya, adat sitiadat sehingga kelestarian estetika nilai sosial dalam masyarakat tersebut dapat terjaga dengan baik. Jika dikaitkan dengan teori informasi bahwa segala bentuk informasi dari tayangan pariwisata budaya yang ada di Bali TV dapat mempengaruhi cara berfikir masyarakat sehingga persepsi atau opini pun dapat muncul karenanya. Tayangan acara Bali Channel sangat digemari dan dapat menjadi sutu wadah informasi yang bisa mewakili keefektifan Bali TV dalam memberikan informasi dan sebagai wadah promosi dalam perkembangan budaya dan pariwisata di Masa Depan. Dewa Putu Krisna Putra menjawab sebagai berikut : “Saya suka menonton tayangan pariwisata budaya di Bali TV, walaupun saya kadang-kadang saja menonton acara tersebut, namun saya sangat menukai acara itu, salah satu acara yang saya gemari adalah Pesona Dewata biasanya saya menontonnya seminggu sekali, seperti judulnya ada banyak sekali pesona pulau Bali yang dapat dilihat disini seperti objek wisata yang begitu indah, oleh karena itu saya suka menonton acara ini, saya rasa masyarakat banyak mendapat informasi tentang objek wisata di Bali serta perkembangannya, saya ingin mengetahui lebih jauh tentang berbagai tempat wisata diBali, karena saya jarang bepergian jadi dengan adanya acara ini dapat mengobati kerinduan saya dengan tempat-tempat indah tersebut. Menurut saya Bali Tv sangat berpotensi dalam mempromosikan Bali dan menjadi suatu sumber informasi dalam pariwisata dan budaya. Jika dilihat dari faktor personal yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses belajar, tentu kita dapat belajar banyak dari program pariwisata tersebut, dan itu merupakan suatu motif yang bertujuan memberikan suatu pemahaman yang lebih kepada kita tentang budaya dan tempat-tempat wisata yang indah yang ada di Bali, sehingga nnatinya kebutuhan kita akna informasi pariwisata dan budaya dapat terpenuhi. Jika dikaitkan dengan faktor struktural yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat, bahwa acara ini dapat memberi dampak yang baik bagi lingkungan karena masyarakat akna berusaha merawat lingkungan mereka agar tetap asri dan hal tersebut akan sangat berpengaruh pada nilaia sosiala dalam, masyarakat sehingga nnatinya masyarakt dapat lebih mencintai lingkungan nya dan keradaan sosila disekerlilingnya yang mampu meningkatkan nilai estetika sosial dalam masyarakat di Desa Beraban. Saya cukup puas dengan program taynagan pariwisata di Bali TV dan saya berharap Bali TV tetap jaya kedepannya.saya sangat setuju jika Bali Tv dijadikan suatu wadah informasi dan promosi
92
Pariwisata Bali””. ( Hasil wawancara tanggal 16 Maret 2011) Dari jawaban yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa lewat program acara ini masyarakat dapat terbantu untuk mendapatkan segala bentuk informasi mengenai objekobjek pariwisata yang begitu indah yang ada di Bali dari gambaran objek wisata tersebut membuat banyak masyarakat yang menyukai acara ini, acara yang begitu memikat hati masyarakat ini selain memberikan informasi yang berharga jadwal penayangannya juga tidak begitu membuat masyarakat terganggu karena penayangannya acara ini pada sore hari sehingga banyak masyarakat yang suka menontonnya. Dari program tayangan ini Putu dapat memperkaya pengetahunnya tentang tempat wisata yang indah di Bali, Putu juga sangat mendukung bila Bali TV dijadikan suatu wadah informasi dan promosi pariwisata Bali. Jika dikaji dengan teori yang ada yaitu teori persepsi, bahwa opini yang telah dilontarkan ini adalah berdasarkan pengalamannya setelah menonton program tayangan pariwisata budaya di Bali TV dan program acara tersebut dapat memberikan suatu pandangan bahwa promosi dan informasi pariwisata Bali tersebut dapat diperoleh lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV salah satunya adalah acara Pesona Dewata. Jika dikaji dari faktor personal dari teori persepsi ( Rangkuti,2002) yaitu bahwa dengan menonton acara ini maka dapat dilihat suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana masyarakat dapat menghargai tempat-tempat pariwisata yang ada di Bali dan bagaimana kita dapat berfikir untuk lebih melestarikannya. Disini juga terdapat suatu motif atau tujuan untuk lebih menghargai tempat-tempat wisata di Bali karena tempat wisata tersebut merupakan suatu anugrah dan warisan yang begitu abadi bagi pariwisata di bali dan dari sanalah dapat terpenuhi suatu kebutuhan akan informasi pariwisata
93
budaya di Bali. Jika dilihat dari faktor struktural yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial budaya, nilai sosial budaya , acara tersebut merupakan suatu gambaran mengenai lingkungan pariwisata di daerah yang harus dijaga dan kembangkan, dan dari program tersebut dapatt terlahir suatu segmentasi sosial dimana masyarakat dapat lebih menghargai nilai estetika sosial yang ada di daerah dan masyarakat sehingga dapat terjalin suatu keseimbangan antara lingkungan dan nilai sosial masyarakat yang tertanam dalam masyarakat dan lingkungan khususnya di Desa Beraban. Jika dikaji dengan teori informasi (Schmoll,1977), jawaban tersebut menerangkan bahwa informasi mengenai pariwisata budaya dapat diperoleh dari tayangan program acara pariwisata budaya di Bali TV salah satunya adalah tayangan acara Pesona Dewata dimana acara ini mempunyai suatu bentuk informasi yang dapaat digunakan oleh masyarakat yang menontonnya untuk menambah wawasan mereka tentang tempat-tempat wisata yang menarik yang ada di Bali, dan dari persepsi ini dapat dilihat bahwa Bali TV merupakan suatu wadah yang cukup baik dalam mempromosikan pariwisata. 4.2.2.5 Persepai Masyarakat Beraban dari golongan Pegawai Negeri Sipil Berikut adalah persepsi masyarakat Beraban yang berasal dari kalangan pegawai sipil, ada banyak persepsi yang terlontar dari kalangan ini yang dapat menambah estetika khasanah pengetahun mengenai bagaiman persepsi masyarakat Beraban terutama dari kalangan ini mengenai pandangan mereka tentang program pariwisata budaya di Bali TV. Pandangan dari I made sumawa adalah sebagai berikut : Saya pernah menonton Bali TV tapi tidaklah begitu sering karena saya sangat sibuk jadi saya hanya menonton acara di Bali TV jika saya ingin saja, kira-kira
94
seminggu sekali,tapi pada umumnya saya sangat suka dengan semua taynagan yang ada di Bali TV, jika ditanya soal acara yang berhubungan dengan pariwisata budaya, jujur saya saya tidak begitu hafal tapi ada satu acara yang saya rasa sangat berhubungan dengan pariwisata yaitu Pesona Dewata, saya suka menonton acara ini kaarena dari acara ini saya dapat menikmati keindahan tempat daerah wisata di Bali, yang saya sendiri belum pernah datangi karena kesibukan saya tersebut.menurut saya Bali TV telah berhasil menjadi sutau media yang dapat mempromosikan Bali dan memberi informasi yang begitu akurat bagi masyarakat. Jika dilihat dari faktor personal yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses belajar, tentu kita dapat belajar banyak dari program pariwisata tersebut, dan itu merupakan suatu motif yang bertujuan memberikan suatu pemahaman yang lebih kepada kita tentang budaya dan tempat-tempat wisata yang indah yang ada di Bali, sehingga nnatinya kebutuhan kita akna informasi pariwisata dan budaya dapat terpenuhi. Jika dikaitkan dengan faktor struktural yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat, bahwa acara ini dapat memberi dampak yang baik bagi lingkungan karena masyarakat akna berusaha merawat lingkungan mereka agar tetap asri dan hal tersebut akan sangat berpengaruh pada nilaia sosiala dalam, masyarakat sehingga nnatinya masyarakt dapat lebih mencintai lingkungan nya dan keradaan sosila disekerlilingnya yang mampu meningkatkan nilai estetika sosial dalam masyarakat di Desa Beraban. Saya cukup puas dengan program taynagan pariwisata di Bali TV dan saya berharap Bali TV tetap jaya kedepannya.saya sangat setuju jika Bali Tv dijadikan suatu wadah informasi dan promosi Pariwisata Bali Saya berharap jika nanti Bali TV dapat terus berkarya dalam meningkatkan kualitas penyiaran acara pariwisata budaya di Bali TV”. ( Hasil wawancara tanggal 17 Maret 2011) Dari pandangan tersebut dapat dipetik suatu persepsi dimana acara Pesona Dewata yang ada di Bali TV sangat digemari dan memperoleh tempat dihati pemirsanya, disamping itu ada banyak mamfaat yang masyarakat dapat petik dari acara ini karena acara ini dapat menjadi sutau inspirasi bagi masyarakat untuk dapat mengunjungi tempat-tempat wisata yang indah yang ada di Bali, sehingga banyak masyarakat yang menyukai program acara ini. Jika dikaji dengan teori persepsi (Rangkuti,2002) dan teori informasi ( Schmoll, 1977), dimana persepsi tersebut dapat terlahir dari suatu pengamatan fisik yang dilakukan oleh seseorang, dimana disaat menonton acara pariwisata tersebut, masyarakat dapat menciptakan suatu persepsi dari pengamatan yang mereka lakukan setelah menonton acara tersebut. Sebuah acara televisi dapat memeberi pengaruh psikis yang besar terhadap pemirsa
95
yang menontonnya karena dari acara tersebut terdapat banyak hal yang mereka dapatkan sehingga secara otomatis ada banyak hal juga yang dapat mereka kaji secara nyata yang dengan sendirinya dapat melahirkan suatu persepsi yang baik terhadap penayangan acara tersebut. Jika dikaitkan dengan teori informasi, dari acara pariwisata budaya yang ditayangkan di Blai TV dan telah ditonton oleh masyarakat dapat memberikan sutau informasi yang begitu penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat yang menonton acara tersebut. Karena teori informasi mengacu pada seberapa besar hal tersebut mampu memberikan informasi yang layak bagi seseorang, jadi secara tidak langsung acara yang ditonton tersebut harus dapat memberikan informasi yang dibutuhkan bagi masyarakt akna sesuatu hal yang masyarakat itu carai mengenai tempat wisata yang ada di Bali. Pandangan dari I Nyoman Darma adalah sebagai berikut : “ saya suka menonton Bali TV, karena acara yang ada di Bali TV itu bagus-bagus, jadi sangat saya gemari, saya punya satu acara khusus yang sering saya tonton di Bali TV yaitu Bali Channel, saya suka menonton Bali Channel karena selain banyak menjadaptkana informasi mengenai hotel dan juga restoran saya dapat belajar bahasa inggris karena acara ini kan dikemas dalam segmen berbahasa inggris. Acara ini sangat bagus dan dapat menambah wawasan kita , jadi saya berharap klo acara ini bisa terus ditayangkan sehingga bisa lebih mempromosikan Bali jika ada wisatawan yang nantinya memnonton acara ini karena mereka dapat secara mudah paham akan isi acara yang bersegmen bahasa inggris tersebut. Saya berharap jika nnati Blai TV dapat lebih baik kedepannya, terimakasih”. (Hasil wawancara tanggal 18 Maret 2011)
Acara Bali Channel sangat baik ditonton oleh masyarakat, dan dari acara ini masyarakat Beraban dapat melahirkan suatu persepsi yang baik mengenai tayangan pariwisata budaya di Bali TV. Apabila dikaji dengan teori yang ada, yaitu teori persepsi dan teori informasi, acara tersebut dapat memberikan informasi yang mengenai hotel serta restoran yang ada di Bali disamping itu informasi lainnya seperti ramalan cuaca dan tempat wisata lainnya di Bali juga
96
dapat diperoleh dari acara ini, acara ini mempunyai suatu potensi sumber informasi yang baik sekali bagi masyarakat karena dengan informasi tersebut dapat menambah pengetahuan masyarakat dan juga dapat menunjang terciptanya suatu persepsi yang baik dalam masyarakat Beraban sendiri. Jika dikaji dari faktor personal dari teori persepsi (Rangkuti, 2002) yaitu bahwa dengan menonton acara ini maka dapat dilihat suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana kita dapat menghargai tempat-tempat pariwisata yang ada di bali dan bagaimana kita dapat berfikir untuk lebih melestarikannya. Disni juga terdapat suatu motif atau tujuan untuk lebih menghargai tempat-tempat wisata di Bali karena tempat wisata tersebut merupakan suatu anugrah dan warisan yang begitu abadi bagio pariwisata di Bali dan dari sanalah dapat terpenuhi suatu kebutuhan akan informasi pariwisata budaya di Bali. Jika dilihat dari faktor struktural yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial budaya, nilai sosial budaya , acara tersebut merupakan suatu gambaran mengenai lingkungan pariwisata di daerah yang harus dijaga dan kembangkan, dan dari program tersebut dapat terlahir suatu segmentasi sosial dimana dapat lebih menghargai nilai estetika sosial yang ada di daerah dan masyarakat, sehingga dapat terjalin suatu keseimbangan antara lingkungan dan nilai sosial masyarakat yang tertanam dalam masyarakat dan lingkungan khususnya di Desa Beraban. Jika dikaji dengan teori informasi (Schmoll, 1977), dimana suatu media dapat menjadi begitu berguna apabila media tersebut dapat memberikan informsai yang dibutuhkan oleh masyarakat. Informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dapat diperoleh lewat program tayangan Bali TV dan program tersebut dapat melahirkan suatu persepsi yang baik sesuai dengan program pariwisata budaya yang telah disiarkan di Bali TV, setiap segmen acara yang ada di Bali TV dapat memberikan inspirasi tertentu bagi pemirsanya, dan lewat tayangan Bali
97
Channel masyarakat dapat memperoleh informasi yang nyata dan akurat sebelum datang mengunjungi hotel, restoran, maupun tempat wisata lainnya yang ada di Bali. Pandangan dari I Ketut Sumerte adalah sebagai berikut : “Saya jarang menonton program acara di Bali TV paling hanya seminggu dua kali, namun ada satu program acara yang menjadi favorit saya yaitu Ajeg Bali, karena acara Ajeg Bali ini sangat bermamfaat dalam acara pelestarian lingkungan dan budaya Bali disamping itu acara ini juga mengulas tentang tata cara kehidupan bermasyarakat di Bali, Saya sangat menyukai acara ini, saya berharap Bali TV dapat terus membentangkan sayapnya sehingga dapat menjadi alat promosi yang baik dan sumber informasi yang akurat dalam membantu mencerdaskan masyarakat Bali dengan segala bentuk informasi yang ada di Bali, selain itu program pariwisata budaya di Bali TV dapat memberikan suatu proses pembelajaran mengenai pelestarian lingkungan di Bali dan juga tata cara kehidupan bermasyarakat yang ada di bali agar pengetahuan kita dapat lebih terasah, dan disini dapat kita lihat ada motif ataupun tujuan untuk dapat lebih mengerti mengenai program pariwisata budaya di Bali TV, dan dari program tayanagan di Bali TV tersebut dapat memenuhi kebutuhan kita akan informasi pariwisata budaya. Program acara di Bali TV juga dapat memberi pengaruh pada lingkungan kita agar kita dapat lebih melestarikan budaya serta tata cara kehidupan bermasyarakat yang ada di Bali dan juga taynagann ini dapat memberi nilai esstetika pada nilai sosial yang terkadung dalam masyarakat sehingga masyarakt dapat lebih menghargai budayanya lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV tersebut. Saya sangat puas menonton acara ini dan ingin terus menontonnya semoga dikemudian hari Bali TV dapat terus jaya dan meningkatkan kualitas penyiarannya” ”. ( Hasil wawancara tanggal 18 Maret 2011) Pandangan jawaban dari I ketut Sumerta merupakan suatu gambaran bahwa sebagai masyarakat Beraban, haruslah mampu memberikan persepsi yang baik dalam menanggapi siaran pariwisata di Bali TV, dan dia sependapat bahwa Bali TV mempunyai suatu karisma yang mampu membuat stasiun ini bisa dijadikan sebagai wadah promosi dan informasi bagi pariwisata bali. Jika dilihat dari teori persepsi dan informasi yang ada, bahwa tayangan Ajeg Bali merupakan suatu tayangan periwisata budaya yang sangat baik dalam penayangannya karena selain dapat memberikan suatu informasi yang baiak mengenai berbagai cara yang terkait dengan pelestarian lingkungan dan tata cara kehidupan orang Bali, acara ini juga mampu membuka persepsi masyarakat khususnya masyarakat Beraban berdasarkan
98
pengalaman dan persamaan yang mereka lihat dalam program tayangan Ajeg Bali tersebut sehingga mampu mempengaruhi persepsi masyarakat yang diwakili dari pandangan tersebut, bahwa segmen acara ini sangat baik ditonton guna menambah wawasan masyarakat tentang pariwisata. Jika dikaji dengan teori persepsi (Rangkuti,2002) dengan faktor personal yang meliputi, motif, kebutuhan, dan juga proses pembelajaran dapat dilihat disini jika kita sebagai masyarakat dapat mengambil sutau proses pembelajaran yang baik dari acara ini karena kita dapat lebih memahami bagaimana cara pelestarian lingkungan dan juga tata cara bermasyarakat di Bali, dan dari program acara tersebut ada motif atau tujuan yang ingin kita capai bahwa sesungguhnya sebagai masyarakat sangat haus akan informasi kita butuh informasi sehingga dengan kebutuhan informasi yang kita inginkan akan dapat melahirkan suatu persepsi yang bertujuan memperkaya pengetahuan masyarakat mengenai budaya dan pariwisata di Bali. Jika dilihat dari faktor struktural dari teori persepsi yang meliputi lingkungan dan nilai sosial dalam masyarakat bisa melihat banyak seklai gambaran nilai estetika masyarakat yang dapat digali disini karena masyarakat tahu tayangan tersebut menyuguhkan bagaimana cara untuk melestarikan lingkungan dan budaya serta tata cara kehidupan di masyarakat, oleh karena itu dari sanalah masyarakat dapat belajar untuk lebih menghargai lingkungan dan juga lebih menghargai nilai sosial yang ada dalam masyarakat sehingga estetika nilai sosial masyarakat dapat terus terjaga. Jika dikaitkan dengan teori informasi (Schmoll, 1977), program Tayangan ini dapat memberikan banyak informasi tentang Bali meliputi bagaimana cara masyarakat hidup di Bali, pelestarian budaya dan lingkungananya, karena dengan adanya acara ini dapat
99
mempengaruhi dan membuka jalan fikiran masyarakat tentang suatu hal, dan informasi tersebut dapat menjadi suatu acuan agar pariwisata di Bali dapat lebih berkembang nantinya. Disamping itu dari wawncara yang telah dilakukan telah menandakan bahwa Bali TV dapat dijadikan suatu sarana dalam mempromosikan Bali khususnya dalam bidang pariwisata dan budayanya. Selain itu masyarakat sangat haus akan informasi sehingga tayangn program pariwisata budaya di Bali TV dapat memberi suatu faedah yang sangat bermaamfaat bagi masyarakt yang emnonton acara ini, apalagi acara ajeg Bali merupakan sutau bentuk acara yang menayangkan bagaiman tata cara kehidupan bermasyarakat di Bali sehingga kita sebagai masyarakat harus dapat secara seksama dan cermat dalam mengambil segala bentuk informasi yang positif guna memeperkaya pengetahuan masyarakat tentang budatya dan cara pelestariannya. Salah satu wadah pemberi informasi tersebut dapat kita peroleh dari acara ajeg Bali di Bali TV. Pandangan dari I Putu Sekarningsih adalah sebagai berikut : saya sangat suka dengan acara Bali Channel yang ada di Bali TV karena acara ini sangat bervariasi dalam setiap penayangannya, maksudnya adalah hotel, restoran dan juga tempat wisatanya sangat bervariasi sehingga membuat saya sangat tertarik dalam menonton acara yang satu ini. Saya ingin Bali TV tetap dapat mengibarkan sayapnya guna mengembangkan kreativitas yang dapat mencerdaskan masyarakat Bali dengan program pariwisata budaya yang berfungsi dalam meningkatkan mutu kualitas daripada pengetahuan masyarakat Bali. Acara di Bali TV tersebut dapat memberikan sutau proses pemebelajaran yang mempunyai motif untuk dapat lebih menecrdaskan masyarakt mengenai dunai pariwisata budaya sehingga nnatinya dapat memenuhi kebutuhan kita yang haus akan informasi pariwisata. Acara pariwisata budaya di Bali TV juga dapat memebari damapk yang baik pada lingkungan sehingga dapat mmebuat kita lebih perduli dengan lingkungan kita sehingga tercipta suatu nhilai sosial yang lebih terpelihara, karena taynagan pariwisata budatya tersebut dapat menumbuhkan rasa untuk lebih perduli pada lingkungan dan keadaan sosial di masyarakat kita khushnya Desa Beraban Saya sangat setuju jika Bali TV dijadikan sebagai suatu wadah informasi dan promosi pariwisata Bali dikemudian hari dan saya berharap Bali TV dapat terus jaya dimasa depan”. (Hasil wawancara tanggal 18 Mafret 2011)
100
Dari apa yang telah dipaparkan oleh Putu ini menyebutkan bahwa Putu sangat menggemari program acara Bali Channel, karena dengan adanya acara ini dapat, menambah informasi masyarakat mengenai hotel dan restauran serta beberapa tempat wisata lainnya. Persepsi masyarakat dapat dipengaruhi lewat acara ini karena gambaran tentang perkembangan pariwisata dan budaya Bali dapat terlihat, sehingga setelah menonton acara ini persepsi masyarakat dalam menilai tayangan pariwisata dan budaya di Bali TV dapat terbuka secara lebar. Jika dikaitkan dengan sejumlah teori yang ada yaitu teori persepsi dan teori informasi menerangkan bahwa pengamatan masyarakat berdasarkan pengalamannya dalam menonton acara pariwisata budaya yang ada di Bali TV dapat mempengaruhi secara psikis persepsi masyarakat yang ada di Desa Beraban, persepsi masyarakat sanagt dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat, simak, dan mereka sadari, sehingga dari sanalah timbul suatu opini sebagai suatu landasan dari adanya persepsi masyarakat tersebut.
Jika dikaji dengan teori persepsi (Rngkuti,2002) khususnya dari faktor personal yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses pembelajaran, persepsi dari saudara Ariasa ini sangat dipengaruhi oleh pengalamannya dari menonton acara yang ada di Bali TV sehingga dapat mempengaruhi persepsinya mengenai program acara tersebut, sehingga lewat tayangan tersebut dapat memberi suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana cara kita untuk lebih mencintai pariwisata karena dunia pariwisata tersebut sangat indah sekali dan dapat memberikan income yang sangat baik bagi masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata, acara ini juga mempunyai motif yang baik guna menambah informasi pengetahuan tentang referensi hotel dan restoran, dan kebutuhan akan informasi pariwisata dapat terpenuhi lewat
101
tayangan pariwisata bufaya di Bali TV. Jika dikaitkan dengan faktor struktural dari teori persepsi yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat yaitu dengan adanya program pariwisata di Bali TV dapat lebih menggugah hati masyarakt Beraban untuk dapat lebih mencintai lingkungannya agar tetap lestari karena lingkungan merupakan suatu aset yang begitu penting dalam dunia pariwisata, dan selain itu nilai sosial dalam masyarakt sangat berperan dalam penciptaan tayangan pariwisata di Bali TV, karena nilai sosial tersebut sangat berpenngaruh pada budaya, adat-istiadat sehingga kelestarian estetika nilai sosial dalam masyarakat tersebut dapat terjaga dengan baik. Jika dilihat dari teori informasi (Schmoll1977), bahwa pada dasarnya masyarakat dalam hidupnya butuh informasi yang mereka butuhkan untuk dapat memperkaya ilmu pengetahuan yang mereka miliki, dari hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa masyarakat Beraban sangat suka menonton Bali TV terutama pada segmen program acara yang mereka gemari, sehingga program tayangan Bali TV ini dapat bermamfaat bagi perkembangan peningkatan pengetahuan dalam budaya dan pariwisata dalam kehidupan bermasyarakat Pandangan dari I Dewa Putu Hendrapradinatha adalah sebagai berikut : “Saya suka menonton Bali TV namun saya sebenarnya hanya menyukai program musik dan talk show saja, dan untuk program pariwisata budaya jujur saja saya tidak begitu hafal namun ada satu acara yang pernah saya tonton bersama anak saya dan saya rasa itu berhubungan dengan pariwisata yaitu Pesona Dewata, acara ini baik ditonton karena menampilkan beberapa tayangan wisata yang berhubungan dengan tempat wisata yang ada di Bali, saya suka sekali dengan acara ini karena saya bisa mendapatkan banyak referensi tempat wisata yang indah yang ada di Bali. , Jika dilihat dari faktor personal yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses belajar, tentu kita dapat belajar banyak dari program pariwisata tersebut, dan itu merupakan suatu motif yang bertujuan memberikan suatu pemahaman yang lebih kepada kita tentang budaya dan tempat-tempat wisata yang indah yang ada di Bali, sehingga nnatinya kebutuhan kita akna informasi pariwisata dan budaya dapat terpenuhi. Jika dikaitkan dengan faktor struktural yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat, bahwa acara ini dapat memberi dampak yang baik bagi lingkungan
102
karena masyarakat akna berusaha merawat lingkungan mereka agar tetap asri dan hal tersebut akan sangat berpengaruh pada nilaia sosiala dalam, masyarakat sehingga nnatinya masyarakt dapat lebih mencintai lingkungan nya dan keradaan sosila disekerlilingnya yang mampu meningkatkan nilai estetika sosial dalam masyarakat di Desa Beraban. Saya cukup puas dengan program taynagan pariwisata di Bali TV dan saya berharap Bali TV tetap jaya kedepannya.saya sangat setuju jika Bali Tv dijadikan suatu wadah informasi dan promosi Pariwisata Bali”. Pada umumnya saya sangat setuju jika Bali TV dijadikan suatu wadah informasi dan promosi bagi pariwisata Bali”. ( Hasil wawancara tangal 18 Maret 2011)
Dari jawaban yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa lewat program acara ini masyarakat dapat terbantu untuk mendapatkan segala bentuk informasi mengenai objekobjek pariwisata yang begitu indah yang ada di Bali, dari program tayangan ini saudara Putu dapat memperkaya pengetahunnya tentang tempat wisata yang indah di Bali. Banyak masyarakat yang menyukai acara ini sehingga acara ini dapat menggugah hati masyarakat Beraban untuk dapat menciptakan suatu persepsi yang baik mengenai keberadaan acara pesona dewata tersebut, acara ini banyak mengedepankan tempat-tempat wisata yang idah di Bali dan tempat tersebut tentu dapat menginspirasi masyarakat Desa Beraban untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut. I Dewa putu juga sangat mendukung bila Bali TV dijadikan suatu wadah informasi dan promosi pariwisata Bali. Jika dikaji dengan teori yang ada yaitu teori persepsi, bahwa opini yang telah dilontarkan oleh Dewa Putu Hendrapradinatha ini adalah berdasarkan pengalamannya setelah menonton program tayangan pariwisata budaya di Bali TV dan dari sanalah pandangan tersebut dapat terlahir bahwa promosi dan informasi pariwisata Bali tersebut dapat diperoleh lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV salah satunya adalah acara Pesona Dewata Jika dikaji dari faktor personal dari teori persepsi (Rangkuti,2002) yaitu bahwa dengan menonton acara ini maka dapat dilihat suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana dapat
103
menghargai tempat-tempat pariwisata yang ada di bali dan dapat berfikir untuk lebih melestarikannya. Dalam hal ini juga terdapat suatu motif atau tujuan untuk lebih menghargai tempat-tempat wisata di bali karena tempat wisata tersebut merupakan suatu anugrah dan warisan yang begitu abadi bagi pariwisata di Bali dan dari sanalah dapat terpenuhi suatu kebutuhan akan informasi pariwisata budaya di Bali. Jika dilihat dari faktor struktural yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial budaya, nilai sosial budaya , acara tersebut merupakan suatu gambaran mengenai lingkungan pariwisata di daerah kita yang harus kita jaga dan kembangkan, dan dari program tersebut dapat terlahir suatu segmentasi sosial dimana masyarakat dapat lebih menghargai nilai estetika sosial yang ada di daerah dan masyarakat sehingga dapat terjalin suatu keseimbangan antara lingkungan dan nilai sosial masyarakat yang tertanam dalam masyarat dan lingkungan kita khususnya di Desa Beraban. Jika dikaji dengan teori informasi (Schmoll,1977), pandangan tersebut menerangkan bahwa informasi mengenai pariwisata budaya dapat diperoleh dari tayangan program acara pariwisata budaya di Bali TV salah satunya adalah taynagan acara Pesona Dewata dimana acara ini mempunyai suatu bentuk informasi yang dapaat digunakan oleh masyarakat yang menontonnya untuk menambah wawasan mereka tentang tempat-tempat wisata yang menarik yang ada di Bali, dan dari persepsi saurdara jhotian dapat dilihat bahwa Bali TV merupakan suatu wadah yang cukup baik dalam mempromosikan dan memberikan informasi pariwisata pada masyarakat. I Wayan Sukarya memberikan pandangannya sebagia berikut “Saya jarang menonton Bali TV namun saya mempunyai program acara favorit di Bali TV salah satunya adalah Pagigbagan,biasanyya saya menontonnya seminggu sekali. Acara ini mengetengahkan tentang bagaimana cara mengatasi problematika dalam bermasyarakat di Bali dan juga bagaimana pelestarian budaya dan
104
lingkungan terserbut dapat terus terjaga dengan baik dalam era globalisasi ini, banyak petuah yang bisa kita petik dari acara ini, oleh karena itu saya sangat suka menonton acara ini, saya sangat setuju jika Bali TV dijadikan sebagia sutu sumber informasi dan promosi bagi pariwisata Bali karena pariwisata Bali tak kan dapat bertahan apabila tidak ada wadah promosi sebagai media penyalurnya. selain itu program pariwisata budaya di Bali TV dapat memberikan suatu proses pembelajaran mengenai pelestarian lingkungan di Bali dan juga tata cara kehidupan bermasyarakat yang ada di bali agar pengetahuan kita dapat lebih terasah, dan disini dapat kita lihat ada motif ataupun tujuan untuk dapat lebih mengerti mengenai program pariwisata budaya di Bali TV, dan dari program tayanagan di Bali TV tersebut dapat memenuhi kebutuhan kita akan informasi pariwisata budaya. Program acara di Bali TV juga dapat memberi pengaruh pada lingkungan kita agar kita dapat lebih melestarikan budaya serta tata cara kehidupan bermasyarakat yang ada di Bali dan juga taynagann ini dapat memberi nilai esstetika pada nilai sosial yang terkadung dalam masyarakat sehingga masyarakt dapat lebih menghargai budayanya lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV tersebut. Saya sangat puas menonton acara ini dan ingin terus menontonnya semoga dikemudian hari Bali TV dapat terus jaya dan meningkatkan kualitas penyiarannya ”. (Hasil wawancara tanggal 18 Maret 2011) Dari pandangan tersebut dapat dilihat bahwa ketertarikannya terhadap acara ini karena acara ini mampu menampilkan suatu informasi yang baik bagi masyarakat, dimana acara ini dapat memberikan suatu perluasan pengetahuan mengenai bagaimana cara terbaik dalam mengatasi prolematika dalam bermasyarakat di Bali dan bagaimana dalam melestarikan lingkungan dan budaya yang ada di Bali. Dari pandangan tersebut juga bisa dipetik bahwa Bali TV dapat dijadikan sebagai suatu wadah promosi dan informasi bagi pariwisata di Bali bagi masyarakat. Jika dikaji dengan teori persepsi (Rangkuti,2002) dengan faktor personal yang meliputi, motif, kebutuhan, dan juga proses pembelajaran dapat dilihat disini jika masyarakat dapat mengambil sutau proses pembelajaran yang baik dari acara ini karena kita dapat lebih memahami bagaimana cara pelestarian lingkungan dan juga tata cara bermasyarakt di Bali, dan dari program acara tersebut ada motif atau tujuan yang ingin kita capai bahwa sesungguhnya kita sebagai masyarakat sangat haus akan informasi kita
105
butuh informasio sehingga dengan kebutuhan informasi yang diinginkan akan dapat melahirkan suatu persepsi yang bertujuan memperkaya pengetahuan mengenai budaya dan pariwisata di Bali. Jika dilihat dari faktor struktural dari teori persepsi yang meliputi lingkungan dan nilai sosial dalam masyarakat, masyarakat bisa melihat banyak sekali gambaran nilai estetika masyarakat yang dapat digali disini karena masyarakat tahu bahwa tayangan tersebut menyuguhkan bagaimana cara untuk melestarikan lingkungan dan budaya serta tata cara kehidupan di masyarakat, oleh karena itu dari sanalah dapat dipelajari untuk lebih menghargai lingkungan dan juga lebih menghargai nilai sosial yang ada dalam masyarakat sehingga estetika nilaisosial masyarakat kita dapat terus terjaga. Jika dilihat dari teori informasi (Schmoll,1977) acara tersebut dapat dijadikan suatu sumber informasi yang kompeten yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat disamping menjadi suatu hiburan yang dapat menghibur masyarakat. Setiap program acara yang ditayangkan di Bali TV khususnya Ligbagan dapat mempunyai tempat di hati pemirsanya dengan tampilan acara yang baik yang dapat menumbuhkan suatu persepsi yang baik juga karena latar belakang acara yang memang menampilkan informasi yang mudah diterima oleh masyarakat. Pandangan dari I Dewa Putu Pramudyadinata adalah sebagai berikut : Saya suka menonton Bali Tv tapi sayangnya tidaklah tiap hari hanya pada hari hari tertentu saja, kira-kira seminggu tiga kali saya menonton acara di Bali TV saya tidak terlalu hafal dengan nama program acara yang ada di Bali TV, tapi seingat saya yang saya tahu acara yang pernah saya tonton tertsebut banyak menampilkan tentang pura-pura di Bali, saya suka menonton acara ini karena dengan menonton acara ini ada banyak sekali pengetahuan tentang pura yang saya dapatkan dari acara ini. Bagi saya Bali TV dapat menjadi suatu aspek informasi dan promosi bagi pariwisata Bali, dan kita yang menontonnya dapat memperoleh banyak informasi dan pengetahuan seputar pariwisata dan budaya di Bali. selain itu program pariwisata budaya di Bali TV dapat memberikan suatu proses
106
pembelajaran mengenai pura-oura yang ada di bali agar pengetahuan kita dapat lebih terasah, dan disini dapat kita lihat ada motif ataupun tujuan untuk dapat lebih mengerti mengenai program pariwisata budaya di Bali TV, dan dari program tayanagan di Bali TV tersebut dapat memenuhi kebutuhan kita akna informasi pariwisata budaya. Program acara di Bali TV juga dapat memberi pengaruh pada lingkungan kita agar kita dapat lebih melestarikan pura-pura yang ada di Bali dan juga taynagann ini dapat memberi nilai esstetika pada nilai sosial yang terkadung dalam masyarakat sehingga masyarakt dapat lebih menghargai budayanya lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV tersebut. Saran saya tentang penayangan program pariwisata ini bahwa Bali TV harus tetap maju dan meningkatkan kualitasnya dalam setiap bentuk acara yang disiarkan khususnya acara pariwisata dan budaya, ”. ( Hasil wawancara tanggal 18 Maret 2011) Acara ini banyak sekali digemari oleh masyarakat Desa Beraban dan setiap masyarakat yang telah diwawancarai banyak yang memilih acara ini karena program acara ini dapat menambah wawasana mengenai pura yang ada di Bali selain itu acara ini banyak memberi mamafaat pengetahun bagi masyarakat Desa Beraban yang menontonnya. Dalam wawancara ini walaupun Putu tidak mengetahui nama program acara tersebut yang secara jelas nama program acara tersebut adalah Ista Dewata, namun dengan adanya pandangan dari saudara Putu tersebut dapat melahirkan suatu pandangan bahwa acara Bali TV dapat menjadi sumber inspirasi bagi pemirsanya dalam memperoleh pengetahuan seputar pariwisata dan budaya. Jika dikaitkan dengan teori informasi dan teori persepsi yang mana sama-sama terlahir dari sebuah pengamatan akan sesuatu hal, persepsi timbul jika masyarakat tersebut telah mempunyai pengalaman mengenai sesuatu hal dari hasil pengamatan yang mereka lakukan dan hal tersebut dapat mempengaruhi psikis mereka sehingga persepsi pun terlahir dari pengamatan tersebut. Dari hasil wawancara tersebut bila dikaitkan dengan teori yang ada seperti teori persepsi yang meliputi faktor struktural dan faktor personal, faktor personal yang meliputi proses pembelajaran, motif, dan kebutuhan, dapat mengkaji bahwa pandangan
107
yang dilontarkan oleh Agung tersebut dilontarkan berdasarkan pengalaman menonton acara tersebut yang memiliki sutau motif untuk dapat lebih menggali pengetahuan mengenai pura-pura yang ada di Bali sehingga pengetahuan tentang pelestarian pura tersebut dapat terus ditingkatkan, selain itu kebutuhannya disaat menonton acara pariwisata di Bali TV tersebut ialah lewat menonton program acara tersebut di dapat suatu kesenangan dan kepuasan dalam hati sehingga akhirnya hal tersebut dapat mempengaruhi psikis sehingga dapat tercipta suatu persepsi tentang acara tersebut. Jika dikaitkan dengan faktor struktural yang lingkungan dan nilai sosial dalam masyarakat, maka persepsi Putu mengenai acara Ista Dewata ini dapat mempengaruhi lingkungan yaitu masyarakat akan cenderung dapat belajar banyak untuk lebih melestarikan pura dilingkungan mereka sehingga kelestarian pura tersebut dapat tetap terjaga. Dengan adanya program pariwisata budaya di Bali TV dapat membuat masyarakat di Desa Beraban untuk lebih menyadari betapa tayangan tersebut banyak mengandung nilai sosial dalam masyarakat yang dapat membuat mereka untuk dapat lebih menghargai nilai estetika yang terkandung dari program tayangan tersebut sehingga kecintaan mereka terhadap pura dan masyarakt disekjelilingnya dapat tetap terjaga dengan baik. Jika dikaitkan dengan teori informasi (Schmoll,1977) bahwa sesungguhnya masyarakat dapat memperoleh informasi tersebut dari media, dan media sangat berperan dalam membantu masyarakat untuk memahami sesuatu hal. Media yang mereka gunakan sangatlah berperan dalam membantu mereka untuk mengetahui sesutu sehingga jika dipadukan antar teori tersebut, teori persepsi dan informasi merupakan suatu cara untuk mengkaji pandangan akan hal-hal yang mampu mempengaruhi masyarakat akan sesuatu hal yang akhirnya melahirkan sutau persepsi yang baik dalam masyarakat itu sendiri.
108
Ni Putu Nilawati memberikan pandangannya sebagai berikut : “Saya suka menonton acara Bali TV karena Bali TV adalah salah satu stasiun lokal yang sangat saya gemari setiap program acaranya, saya suka menonton program Bali Channel,biasanya saya menontonnya pada malam hari seminggu sekali, saya sangat suka dengan acara ini karena acara ini sangat menarik apalagi dikemas dengan bahasa inggris yang begitu baik untuk disimak, saya banyak mendapat banyak informasi tentang hotel dan tempat wisata lainnya yang ada di Bali, saya fikir bahwa pendapat masyarakat tentang Bali TV dapat dijadikan sebagai suatu sumber informasi yang baik bagi masyarakat merupakan suatu hal yang benar dan disamping itu banyak komponen informasi tentang pariwisata yang bisa kita petik dari setiap program acaranya, Acara di Bali TV tersebut dapat memberikan sutau proses pemebelajaran yang mempunyai motif untuk dapat lebih menecrdaskan masyarakt mengenai dunai pariwisata budaya sehingga nnatinya dapat memenuhi kebutuhan kita yang haus akan informasi pariwisata. Acara pariwisata budaya di Bali TV juga dapat memebari damapk yang baik pada lingkungan sehingga dapat mmebuat kita lebih perduli dengan lingkungan kita sehingga tercipta suatu nhilai sosial yang lebih terpelihara, karena taynagan pariwisata budatya tersebut dapat menumbuhkan rasa untuk lebih perduli pada lingkungan dan keadaan sosial di masyarakat kita khushnya Desa Beraban . saya kira itu saja jawaban saya, terimakasih”. ( Hasil wawancara tanggal 18 Maret 2011) Banyak masyarakat yang menyukai acara ini karena banyak informasi yang diperoleh oleh masyarakt dalam penayangan acaa ini, antaranya tetang tempat wisata, restoran, dan hotel yang bagus di Bali, acara ini juga dikemas dalam bahasa Inggris sehingga nilai exclusive sangat ditonjolkan dalam acara ini oleh karena ittu acara ini digemari oleh masyarakat Beraban. Jika dikaji dari pandangan tersebut, dapat dilihat bahwa program acara ini sangat digemari apalagi pendapatnya berasal dari seorang pelaku pariwisata yang tentunya dia bisa mendapat banyak perbandingan yang lebih baik lewat menonton acara ini. Jika dikaitkan dengan beberapa teori yang ada yaitu teori persepsi dan teori Informasi perpaduan teori ini dapat mengkaji lebih dalam bagaimana acara tersebut dapat mempengaruhi persepsi masyarakat secara lebih dalam. Teori persepsi (Rangkuti,2002), dimana dapat terlahir dari pengalamana akan pengamatan terhadap suatu hal mmebuat persepsi masyarakat tersebut dapat terlahir dari
109
pengalamnnya dimana mereka telah menonton acara tersebut sebelumnya dan mereka bisa mendapat banyak mamfaat dari acara tersebut sehingga bisa tercipta suatu opini yang baik akan acara tersebut. Jika dikaji dengan teori persepsi khususnya dari faktor personal yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses pembelaran, persepsi dari saudara Ariasa ini sangat dipengaruhi oleh pengalamannya dari menonton acara yang ada di Bali TV sehingga dapat mempengaruhi persepsinya mengenai program acara tersebut, sehingga lewat tayangan tersebut dapat memberi suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana cara kita untuk lebih mencintai pariwisata karena dunia pariwisata tersebut sangat indah sekali dan dapat memberikan income yang sangat baik bagi masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata, acara ini juga mempunyai motif yang baik guna menambah informasi pengetahuan tentang referensi hotel dan restoran, dan kebutuhan akan informasi pariwisata dapat terpenihu lewat tayangan pariwisata bufaya di Bali TV. Jika dikaitkan dengan faktor struktural dari teori persepsi yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat yaitu dengan adanya program pariwisata di Bali TV dapat lebih menggugah hati masyarakat Beraban untuk dpata lebih mencintai lingkungannya agar tetap lestari karena lingkungan merupakan suatu aset yang begitu penting dalam dunai pariwisata, dan selain itu nilai sosial dalam masyarakat sangat berperan dalam penciptaan tayangan pariwisata di Bali TV, karean nhilai sosial tersebut sangat berpenngaruh pada budaya, adat-istiadat sehingga kelestarian estetika nilai sosial dalam masyarakat tersebut dapat terjaga dengan baik. Jika dikaitkan dengan teori informasi (Schmoll,1977), acara ini sangat membantu dalam memberikan informasi yang lebih terhadap pertumbuhan dan perkembangan
110
pariwisata, sehingga masyarakat dapat merasakan dan paham akan informasi yang lebih baik mengenai perkembangan pariwisata di Bali.Dari pengkajian teori tersebut dapat disimpulkan bahwa Bali TV dapat dijadikan sebagai suatu bentuk informasi yang dapat memberikan pemahaman yang lebih kepada masyarakat, dan dapat dijadikan sebagai wadah promosi kedepannya. Pandangan dari I Putu Renteg alah sebagia berikut : Saya sangat suka menonton Bali TV karena setiap acaranya sangat kental dengan seni, budaya dan pariwisata di Bali. Biasanya saya menonton bali TV seminggu dua kali. Saya ingin selalu bisa menonton acara pariwisata di Bali TV namun sayangnya waktu saya sangat terbatas jadi saya hanya dapat menontonnya seminggu sekali, kalo tidak salah acara yang saya tonton tersebut adalah acara Taksu, acara ini sangat baik ditonton karena acara ini mengulas tentang tokohtokoh yang berjasa dalam membangun Bali, disamping itu acara ini dapat menambah rasa apresiasi kita terhadap orang-orang yang telah berjasa dalam membangun Bali. Jika dikaitkan dengan faktor teori persepsi yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses pemblajaran akan informasi mengenai tokoh-tokoh yang telah berjasa dalam membangun Blai, dan iuni mempunyai motif atau tujuan untuk lebih memahami dan menghargai setiap jasa pahlawan dan juga orang-orang yang berjasa bagi Bali. Selain itu dari sini banyak proses pembelajaran bagi kita dimana kita dapat memperkaya pengetahuan kita dalam lingkungan dan nilai smengetahui seberapa banyak tokoh yang berjasa bagi Bali sehingga nantinya kita dapat lebih menghargai jasa-jasa mereka. Jika dilihat dari unsur faktor struktural yaitu yang meliputi lingkungan dan juga nilai sosial dalam masyarakat, acara ini sangat penting sekali karena dapat memberi dampak positif bagi lingkungan agar kita dapat lebih perduli dan menghargai lingkungan kita demi terciptanya pembelajaran yang baik dalam pelestarian lingkungan, selain itu acara ini dapat menambah estetika dalam kehidupan bermasyarakt yang lebih mengedepankan rasa empati dan rasa menghargai akna tokoh-tokoh yang telah sukses dalam membangun Bali dan hal tersebutv tentu dapat menambah nila estetika bagi masyarakt di Bali khushnya masyarakat Desa Beraban. Saya sangat setuju jika Bali TV dipakai sebagai wadah promosi pariwisata Bali”. (Hasil wawancara tanggal 19 Maret 2011) Acara Taksu sangat digemari oleh masyarakt Beraban karena ada banyak sekali informasi tentang tokoh-tokoh yang berperan dalam peningkatan pembangunan Bali di tayangkan di dalam acara ini sehingga mereka dapat menghargai setiap tokoh yang telah berjasa bagi Bali. Jika dikaji dengan teori yang ada acara ini sangat baik ditonton oleh
111
masyarakat karena dari acara inilah dapat melahirkan suatu persepsi mengenai tayangan Bali TV yang menjadi sumber informasi dan media promosi pariwisata budaya Bali. Menurut teori persepsi, persepsi ataupun opini tersebut dapat terlahir dari pengalaman akan sutau hal seperti contohnya disaat masyarakat menonton tayangan acara Pariwisata Budaya di Bali TV yang berjudul Taksu dimana acara ini dapat memberikan suatu pengetahuan dana informasi yang tentunya berguna bagi masyarakat khususnya masyarakat Desa Beraban. Jika dikaitkan dengan faktor teori persepsi (Rangkuti,2002) yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses pemblajaran akan informasi mengenai tokoh-tokoh yang telah berjasa dalam membangun Bali, dan ini mempunyai motif atau tujuan untuk lebih memahami dan menghargai setiap jasa pahlawan dan juga orang-orang yang berjasa bagi Bali. Selain itu dari sini banyak proses pembelajaran bagi masyarakat dimana acara tersebut dapat memperkaya pengetahuan masyarakat dalam lingkungan dan mengetahui seberapa banyak tokoh yang berjasa bagi Bali sehingga nantinya dapat lebih menghargai jasa-jasa mereka. Jika dilihat dari unsur faktor struktural yaitu yang meliputi lingkungan dan juga nilai sosial dalam masyarakat, acara ini sangat penting sekali karena dapat memberi dampak positif bagi lingkungan agar dapat lebih perduli dan menghargai lingkungan demi terciptanya pembelajaran yang baik dalam pelestarian lingkungan, selain itu acara ini dapat menambah estetika dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih mengedepankan rasa empati dan rasa menghargai tokoh-tokoh yang telah sukses dalam membangun Bali dan hal tersebut tentu dapat menambah nilai estetika bagi masyarakt di Bali khususnya masyarakat Desa Beraban.
112
Jika dikaji dengan teori informasi ( Schmoll,1977), informasi yang diberikan lewat acara ini dapat berpengaruh dalam membuka pengetahuan masyarakat dalam perkembangan pariwisata dan budaya.teori informasi menmyatakna bahwa informasi diperoleh dari sebuah pengamatan fisik yang telah dilakuakan sebelumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa program acara Taksu tersebut dapat menjadi suatu program acara yang layak ditonton dan dapat memberikan informasi yang logis mengenai tokoh-tokoh Bali yang berjasa dalam membangun Bali. Pandangan I Made Rena adalah sebagai berikut : “ Saya suka menonton tayangan pariwisata budaya di Bali TV, walaupun saya kadang-kadang saja menonton acara tersebut, namun saya sangat menukai acara itu, salah satu acara yang saya gemari adalah Pesona Dewata, saya suka menonton acara ini seminggu sekali karena dari acara ini banyak sekali pengetahuan tentang tempat wisata yang saya gemari dan saya rasa masyarakat banyak mendapat informasi tentang objek wisata di Bali serta perkembangannya, saya ingin mengetahui lebih jauh tentang berbagai tempat wisata diBali, karena saya jarang bepergian jadi denganadanya acara ini dapat mengobati kerinduan saya dengan tempat-tempat indah tersebut. Jika dilihat dari faktor personal yang meliputi kebutuhan, motif, dan proses belajar, tentu kita dapat belajar banyak dari program pariwisata tersebut, dan itu merupakan suatu motif yang bertujuan memberikan suatu pemahaman yang lebih kepada kita tentang budaya dan tempattempat wisata yang indah yang ada di Bali, sehingga nnatinya kebutuhan kita akna i(nformasi pariwisata dan budaya dapat terpenuhi. Jika dikaitkan dengan faktor struktural yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial dalam masyarakat, bahwa acara ini dapat memberi dampak yang baik bagi lingkungan karena masyarakat akna berusaha merawat lingkungan mereka agar tetap asri dan hal tersebut akan sangat berpengaruh pada nilaia sosiala dalam, masyarakat sehingga nnatinya masyarakt dapat lebih mencintai lingkungan nya dan keradaan sosila disekerlilingnya yang mampu meningkatkan nilai estetika sosial dalam masyarakat di Desa Beraban. Saya cukup puas dengan program taynagan pariwisata di Bali TV dan saya berharap Bali TV tetap jaya kedepannya.saya sangat setuju jika Bali Tv dijadikan suatu wadah informasi dan promosi Pariwisata Bali (Hasil wawancara tanggal 16 Maret 2011) Dari jawaban yang telah diperoleh dapat dilihat bahwa lewat program acara ini masyarakat dapat terbantu untuk mendapatkan segala bentuk informasi mengenai objekobjek pariwisata yang begitu indah yang ada di Bali hal tersebutlah yang membuat
113
banyak masyarakat yang menggemari program acara ini, acara ini banyak memberikan wawasan yang baik bagi masyarakat sehingga perkembangan pengetahuan masyarakat Desa Beraban dapat terus ter up date. Dari program tayangan ini saudara Made Rena dapat memperkaya pengetahunnya tentang tempat wisata yang indah di Bali, iya juga sangat mendukung bila Bali TV dijadikan suatu wadah informasi dan promosi pariwisata Bali. Jika dikaji dengan teori yang ada yaitu teori persepsi ( Rangkuti,2002), bahwa opini yang telah dipaparkan ini adalah berdasarkan pengalamannya setelah menonton program tayangan pariwisata budaya di Bali TV dan program acara tersebut mampu memberikan suatu pandangan bahwa promosi dan informasi pariwisata Bali tersebut dapat diperoleh lewat tayangan pariwisata budaya di Bali TV salah satunya adalah acara Pesona Dewata Jika dikaji dari faktor personal dari teori persepsi yaitu bahwa dengan menonton acara ini maka dapat dilihat suatu proses pembelajaran mengenai bagaimana dapat menghargai tempat-tempat pariwisata yang ada di bali dan bagaimana kita dapat berfikir untuk lebih melestarikannya. Disini juga terdapat suatu motif atau tujuan untuk lebih menghargai tempat-tempat wisata di bali karena tempat wisata tersebut merupakan suatu anugrah dan warisan yang begitu abadi bagi pariwisata di bali dan dari sanalah dapat terpenuhi suatu kebutuhan akan informasi pariwisata budaya di Bali. Jika dilihat dari faktor struktural yang meliputi lingkungan, dan nilai sosial budaya, nilai sosial budaya, acara tersebut merupakan suatu gambaran mengenai lingkungan pariwisata di daerah kita yang harus kita jaga dan kembangkan, dan dari program tersebut dapat terlahir suatu segmentasi sosial dimana kita dapat lebih menghargai nilai estetika sosial yang ada di daerah dan masyarakat kita sehingga dapat terjalin suatu keseimbangan
114
antara lingkungan dan nilai sosial masyarakat yang tertanam dalam masyarakat dan lingkungan khususnya di Desa Beraban. Jika dikaji dengan teori informasi (Schmoll,1977) jawaban tersebut menerangkan bahwa informasi mengenai pariwisata budaya dapat diperoleh dari tayangan program acara pariwisata budaya di Bali TV salah satunya adalah taynagan acara Pesona Dewata dimana acara ini mempunyai suatu bentuk informasi yang dapaat digunakan oleh masyarakat yang menontonnya untuk menambah wawasan mereka tentang tempat-tempat wisata yang menarik yang ada di Bali, dan dari persepsi tersebut dapat dilihat bahwa Bali TV merupakan suatu wadah yang cukup baik dalam mempromosikan pariwisata.
115
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan a).Program acara Bali TV yang berkaitan dengan pariwisata yang berbasis budaya Bali dan dapat dijadikan sebagai wadah promosi dan informasi pariwisata Bali : (1) Pablibagan ditayangkan setiap Senin,pukul 16.00 wita, (2) Ajeg Bali.disiarkan setiap Kamis pukul 20.30 wita. (3) Upakara, disiarkan setiap Selasa pukul Selasa pukul 16.00 wita. (4) Program Ista Dewata ditayangkan setiap hari Selasa pukul 21.35 wita. (5) Program Pesona Wisata ditayangkan setiap hari Sabtu pukul 20.30 wita. (6) Program Taksu setiap Selasa pukul 20.30 wita, (7) Bali Channel ditayangakan setiap Senin-Jumat pukul 23.30 wita. b) Persepsi masyarakat Desa Beraban mengenai program Bali TV yang berkaitan Dengan pariwisata yang berbasis budaya Bali dan dapat dijadikan sebagai wadah informasi dan promosi pariwisata Bali : Menurut pendapat masyarakat Desa Beraban tentang tayangan pariwisata budaya di Bali TV adalah bahwa mereka berpendapat program tayangan pariwisata budaya di Bali TV tersebut dapat menjadi media informasi dan promosi pariwisata dan budaya karena penyuguhan dalam tayangan tersebut banyak menampilkan objek-objek wisata di Bali dengan segenap keterangan yang diperlukan oleh masyarakat, sehingga dapat membuat masyarakat mengerti akan perkembangan pariwisata di daerahnya.
116
5.2 Saran Adapun beberapa saran yang dapat ditulis berdasarkan hasil penelitian yang ditujukan kepada pengelola Bali TV, pelaku pariwisata , dan pemerintah, sebagai berikut: 1. Manajemen pengelola Bali TV sebaikanya dapat meningkatkan promosi programprogram tentang pariwisata dan membina hubungan baik dengan pemirsa dan masyarakat pada umumnya, dengan harapan agar Bali TV tetap efektif menjdi sumber inromasi yang informative bagi masyarakat. 2. Dengan dimamfaatkannya Bali TV sebagai sumber informasi tentang pariwisata budaya, maka disarankan pelaku pariwisata dapat mempromosikan produk ataupun usaha tempat wisata yang dimilikinya
dapat dipromosikan lewat media TV
khusunya Bali Tv 3. Pemerintah seharusnya dapat menjadi fasilitator dalam menyediakan informasi tentang pariwisata dan budaya untuk disiakan di Bali TV dan bekerjasama dengan Bali TV dalam rangka membangun citra pariwisata yang lebih baik. 4. Perlu dilakukan penelitian mendalam mengenai kemasan program acara yang terstruktur tentang pariwisata Bali agar lebih memikat masyarakat untuk menjadikan Bali TV sebagai sumber informasi pariwisata.
117
DAFTAR PUSTAKA Arvianti, M.2007. Analisis Peringkat Sumber Informasi Penentu Keputusan Berlibur Nusantara di Bali da Aplikasikannya trhadappemeliharaan Media Komunikasi, Denpasar. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Astika, K.S. 1994. Seka dalem Kehidupan Masyarakat Bali, dalam Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Bali, I Gede Pitana (eds), Cet 1, Denpasar: Bali Post. Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta. Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, 2006. Bali Dalam Angka 2006, Denpasa: BPS Provinsi Bali. Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc:California. Chamdani, U.2003. Penfemasan Pemberitaan Pariwisata Dalam Media Massa Jurnal Ilmiah Kebudayaan dan Pariwisata, Vol V ( juni), Jakarta: Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata, Depbudpar RI. Claude Shannon and Warren Weaver, 1949 : Mathematical Theory of Communication Hendrarso,E,S.1995.
Penelitian
Kualitatif,Dalam
Buku
Metode
Penelitian
Sosial
(Editor:Bagong Suyatno,dk(,Surabaya: Airlangga University Press. Kasali,R.1992 Manajemen Periklanan,Jakarta:Graviti Kusmayadi
dan
Endar
Sugiarto.2000.Metodologi
Penelitian
dalam
Bidang
Kepariwisataan,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Respati,N.N.R2006. Analisa Sumber Informasi Penemu Keputusan Berlibur Wisatawan Asing Terhadap Komunikasi Pemasaran,Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas
118
Udayana. Riduwan.2003.Dasar-Dasar Statistik.3,Bandung: Alfabeta. Rangkuti, fredy.2002. Measuring Customer Satisfaction : Gaining Customer Relationship Strategy. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Seabra,C.Lages,L.F., dan Abrates, J.L.2004. The Info Source Scale: A Measure to assess the importance of external tourism information source.Journal of Business Reserach Schmoll,G.A.1977.Tourism Promotion, London: Tourism International Press. Wirawan, N.2002.Statitik 2 (Statistik Inferensia) untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Kedua,Denpasar: Keraras Emans. Yoeti.O.A.1996.Pengantar Ilmu Pariwisata, edisi revisi, Bandung:Penerbit Angkasa. http:id wikipedia.org/wiki/Efektivitas Tanggal akses : 5 Maret 2011 http:id wikipedia.org/wiki/komunikasi Tanggal akses : 5 Maret 2011 http:id wikipedia.org/wiki/informasi Tanggal akses : 5 Maret 2011 http:id wikipedia.org/wiki/pariwisata Tanggal akses : 10 MARET 2011 http:id wikipedia.org/wiki/Budaya Tanggal akses : 12 Maret 2011 http:id yahoo.org/Bali TV Tanggal akses : 12 Maret 2011 http://www.budapar.go.id/filedata/796_98 MENGKONSEPTUALISASI KAN KEBUDAYAAN..pdf Tanggal akses : 12 Maret 2011 http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1837978-definisipersepsi/http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2115324-pengertianpromosi/http://www.scribd.com/doc/25532703/PengertianMediahttp://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat Tanggal akses: 10 Appril 2011
http://lecturer.eepis-its.edu/~hestiasari/MK%20DIKM/DIKM4.pdf Tanggal akses : 10 April
119
2011
www.Britannica.com Tanggal akses : 15 April 2011
120
LAMPIRAN I DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA MASYARAKAT DESA BERABAN
1. Pernahkan Anda menonton Bali TV? 2. Seberapa sering anda menonton Bali TV? 3. Pernahkan anda menonton program tayangan Bali TV yang berhubungan dengan pariwisata budaya? 4. Bagaimana tanggapan anda tentang program tersebut? 5. Apakah menurut anda Bali TV dengan program budaya dan pariwisatanya dapat menjadi media untuk mempromosikan pariwisata Bali? 6. Apakah menurut anda disamping sebagai media promosi program tayangan pariwisata budaya di Bali TV juga dapat menjadi sumber informasi yang baik dalam menambah wawasan masyarakat tentang perkembangan budaya dan pariwisata khususnya di Bali? 7. Apakah saudara puas dengan tayangan budaya dan pariwisata di Bali TV? 8. Bagaimana pendapat anda mengenai hubungan program pariwisata Bali TV yang anda tonton dengan proses pembelajaran, motif, dan kebutuhan dalam masyarakat? 9. Bagaimana pendapat anda mengenai hubungan program pariwisata budaya di Bali TV dengan lingkungan dan nilai sosial dalam masyarakat? 10. Apa saran anda untuk peningkatan kualitas penayangn program acara budaya dan pariwisata di Bali TV?
121
LAMPIRAN DATA RESPONDEN 1. Nama : Dewa Putu Agung Kristiawan Alamat : Br. Batungaing Desa Braban 2. Nama : I Gede Ariasa Alamat : Br. Ds. Beraban 3. Nama : I Putu Jhotian Purnama Alamat : Br. Batungaing Desa Beraban 4. Nama :I Nyoman Dodi Ariana Alamat : Br. Batugaing Desa Beraban 5. Nama : I Putu Agus Wardhiana Alamat : Br. Batugaing Kaja, Desa Beraban 6. Nama : Silvia Hardina Dewi Aamat : Br. Wanasara Kaja, bongan-Tabanna 7. Nama : Ni Kadek Galih Listiari Dewi Alamat : Batan Buah Kaja. Ds. Beraban 8. Nama : Anak Agung Gede Dwicaksana Alamat : Br. Batugaing Beraban 9. Nama : I Md adi Darmayasa Alamat : Br. Batugaing Ds. Beraban 10
Nama : Dewa Kade kartana Alamat : Br. Batugaing Ds. Beraban
11
Nama : I Wayan Adi Pranata Alamat : Br. Batugaing Ds. Beraban
122
12
Nama : I Gd. Pt Subawa Putra Alamat : Tanah Lot
13
Nama : Andi Mulyono Alamat : Br. Enjung Pura, Ds. Beraban
14. Nama : I Kadek Gunawan Alamat : Br. Dukuh Ds. Beraban 15. Nama : I Gede Arya Oka Mahendra Alamat : Br. Belatung Beraban Tanah Lot 16 . Nama : Gusti Ayu Sutrisna Dewi Alamat : Br.Saba Pandak Gede 17. Nama : Gusti Ngurah Arya Wikanta Alamat : Br.Saba Pandak Gede 18. Nama : Ni Luh Putu Sinta Ratna Dewi Alamat : Br. Batanbuah Kaja Ds. Beraban 19 Nama : I Wayan Dedi Sukariasih Alamat : Br. Batugaing Ds. Beraban 20 Nama : Dewa Putu Krisna Putra Alamat : Br. Batugaing Ds. Beraban 21 Nama : I Made Rena Alamat : Br. Ulun Desa, Beraban 22 Nama :I Putu Renteg Alamat : Br. Sinjuana. Berana Pekerjaan : petani
123
23. Nama : Ni Putu Nilawati Alamat : Br. Batugaing Beraban 24. Nama : I Dewa Putu Pramudyadinata Alamat : Br.Batugaing Beraban 25.Nama : I Wayan Sukarya Alamat : Br. Ulun Desa Beraban 26. Nama : I Dewa Pt Hendrapradinatha Alamat : Br. Ulun Desa Beraban 27. Nama : I Putu Sekarningsih Alamat : Br. Batugaing Beraban 28 Nama : I Ketut Sumerte Alamat : Br. Batugaing Beraban 29 Nama : I Nyoman Darma Alamat : Br. Ulun Desa Beraban 30. Nama : I Made Sumawa Alamat : Br. Batugaing beraban
124