Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna Di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03)
Utamy Mauludiyah 1200979713 PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) Jl. Raya Perjuangan No.1 Kebun Jeruk, Jakarta 11530 Tlp: +6221 5303540 / 5303550 Fax: +6221 5320906 Abstrak TUJUAN PENELITIAN, Untuk mengetahui tayangan sinetron “yusra dan yumna” di RCTI. Untuk mengetahui persepsi warga rempoa RW 03 Tangerang terhadap tayangan sinetron “Yusra dan Yumna”. Untuk mengetahui tayangan sinetron “yusra dan yumna” terhadap persepsi khalayak di Tangerang. METODE PENELITIAN, Metode penelitian kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafar positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random. HASIL YANG DICAPAI, Hasil yang dicapai bahwa semua orang yang ada di tempat dimana penulis melakukan penelitian setuju terhadap tayangan sinetron Yusra dan Yumna di RCTI, mereka puas terhadap tayangan sinetron Yusra dan Yumna walupun ada beberapa yang masih mengecewakan dari tayangan sinetron tersebut. SIMPULAN, Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan judul “Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron Yusra dan Yumna di RCTI (Studi Deskriptif Pada Warga di Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03” didapatkan simpulan dari berbagai dimensi dan sub-dimensi bahwa tayangan sinetron “Yusra dan Yumna” selalu di nanti dan mempunyai nilai yang baik dimata para penontonnya. Kata Kunci: Persepsi, Khalayak, Sinetron, Tangerang
PENDAHULUAN Latar Belakang Media menjadi hal yang penting bagi kehidupan manusia untuk mengetahui informasi apa saja yang sedang terjadi di dalam maupun diluar negeri. Media dianggap sebagai alat komunikasi yang sangat efektif untuk menyebarkan informasi secara cepat. Melalui media, manusia mampu belajar tentang dunia. Karena pada dasarnya media memberikan pendidikan, informasi, maupun hiburan. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media mass (media cetak dan elektronik). Komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Jelas bahwa media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Berikut adalah media yang termasuk ke dalam komunikasi massa, antara lain: televisi, radio, internet, majalah, Koran, tabloid, buku, dan film (film di bioskop). Seiring perkembangan zaman, maka semakin berkembang pula program-program televisi. Mulai dari news, talk show, game show, reality show, dokumenter, drama, feature, air magazine, dan lain-lain. Sinetron merupakan salah satu program televisi yang mampu menarik perhatian banyak penonton. Sinetron kepanjangan dari Sinema Elektronik. Drama merupakan genre yang paling banyak diproduksi mengingat alur ceritanya yang mudah digali lebih dalam dan memiliki biaya produksi yang relatif rendah akan tetapi mampu menarik minat menonton yang cukup banyak. Cerita dalam sebuah sinetron juga berbeda-beda dan memiliki alur yang mampu menghanyutkan penonton ke dalam suasana sedih, senang, marah ataupun haru. Sinetron pada dasarnya dibuat untuk memberikan hiburan. Akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman, terkadang cerita yang diberikan oleh sinetron kurang mendidik karena mengandung unsur kekerasan. Banyak masyarakat yang menyukai sinetron, akan tetapi tidak banyak juga masyarakat yang kurang menyukai sinetron karena alasan yang bermacam-macam. Untuk itu penulis naskah dituntut untuk menulis cerita yang bermutu dan kreatif, agar penonton tidak merasakan jenuh saat menonton drama tersebut. Selain itu, penulis naskah juga harus memperhatikan norma-norma kemanusiaan yang terkandung pada setiap tayangan. Untuk itu penulis berniat untuk meneliti sebuah sinetron dengan judul Persepsi Khalayak Terhadap Tayangan Sinetron “Yusra dan Yumna” Di RCTI (Studi Kasus Pada Warga Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 003). Penulis tertarik dengan persepsi penonton yang menonton sinteron Yusra dan Yumna karena pada dasarnya setiap penonton pasti mempunyai persepsi yang berbeda tentang sinetron tersebut. Maka dari itu, penulis ingin mencari tahu, apakah sinetron tersebut mempunyai banyak penonton, apakah sinetron tersebut memberikan hal yang positif untuk para penontonnya.
Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana tayangan sinetron Yusra dan Yumna di RCTI? 2. Bagaimana persepsi khalayak di Tangerang terhadap tayangan Yusra dan Yumna di RCTI? 3. Bagaimana persepsi RW 03 Rempoa terhadap tayangan sinetron Yusra dan Yumna di RCTI? TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk mengetahui tayangan sinetron Yusra dan Yumna di RCTI. 2. Untuk mengetahui tayangan sinetron Yusra dan Yumna di RCTI terhadap persepsi khalayak di Tangerang. 3. Untuk mengetahui persepsi warga rempoa RW 03 Tangerang terhadap tayangan sinetron Yusra dan Yumna. Manfaat Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan daya nalar mengenai berbagai gejala atau fenomena yang berhubungan dengan konsep-konsep dan teori dalam ilmu komunikasi 2. Meningkatkan pengetahuan penulis tentang penerapan konsep dan teori komunikasi di bidang media massa khususnya media elektronik yaitu televisi. 3. Pihak pembuat tayangan mengetahui bagaimana tanggapan masyarakat tangerang khususnya Desa Rempoa RW 003 terhadap tayangan tersebut. METODE PENELITIAN Metodelogi yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu: Metode penelitian kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah atau scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit atau empiris, objektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafar positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random. Pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atai statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Setelah instrumen teruji validitas dan reabilitasnya, maka dapat digunakan untuk mengukur variabel yang telah ditetapkan untuk diteliti. Instrumen untuk pengumpulan data, dapat berupa test dan non-test. Untuk instrumen non-test dapat berupa kuesioner, pedoman observasi. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat menggunakan tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran) dan pictogram. Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interprestasi terhadap data-data yang telah disajikan. JENIS PENELITIAN Rumusan deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan variabel independen, karena kalau variabel independen selalu dipasangkan dengan variabel dependen). Jadi dalam penelitian ini tidak membuat perbandingan itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif. (Sugiyono, 2010: 53-54) Penelitian deskriptif timbul karena suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti, tetapi belum ada kerangka teoritis untuk menjelaskannya. Penelitian seperti ini memerlukan kualifikasi yang memadai. Pertama, peneliti harus memiliki sifat yang reseptif. Harus selalu mencari, bukan menguji. Kedua, harus memiliki kekuatan integrative, kekuatan untuk memadukan berbagai macam informasi yang diterimanya menjadi satu kesatuan penafsiran. (Rakhmat, 2009: 25-26) TEKNIK PENGUMPULAN DATA Penelitian melakukan pengumpulan data dengan menggunakan sumber primer. Dimana sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010: 402). Biasanya data tersebut diambil menggunakan bermacam teknik pengambilan data seperti: interview, kuesioner dan observasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik kuesioner yang mana akan disebarkan kepada penonton sinetron Yusra dan Yumna. Data-data yang diperoleh akan dikumpulkan langsung ke lapangan berupa tanggapan, penilaian, serta pengamatan langsung atas kuesioner yang telah disebarkan sebagai responden penelitian. TEKNIK ANALISIS DATA Analisis ini dilakukan terhadap sebuah variabel, bentuknya dapat diwujudkan dalam berbagai macam seperti distribusi frekuensi, tendensi sentral seperti rata-rata dan ukuran penyebaran dari
variabel seperti deviasi ataupun melihat gambaran histogram dari variabel tersebut. Analisis ini mempunyai beberapa fungsi sebagai, berikut: (Husein Umar, 2002: 142) -
-
Untuk mengetahui apakah data yang digunakan untuk melakukan analisis sudah layak atau tidak. Untuk mengetahui gambaran data yang dikumpulkan apakah cenderung bersifat positif atau negatif terhadap sejumlah indikator yang mengukur variabel tayangan sinetron Yusra dan Yumna dan variabel persepsi warga desa rempoa RW 03 Tangerang. Untuk mengetahui apakah data telah optimal apabila dipakai untuk analisis berikutnya.
KEABSAHAN PENELITIAN Hasil dari suatu penelitian kuantitatif diperoleh dengan menggunakan perhitungan SPSS. Dengan menghitung setiap hasil jawaban dari setiap pertanyaan dalam kuesioner yang dibagikan kepada masing – masing responden. Dari hasil perhitungan tersebut akan diperoleh hasil dari rumusan masalah dalam suatu penelitian. Dalam penelitian kali ini, peneliti ingin mengetahui bagimana persepsi khalayak di Tangerang Khususnya Desa Rempoa RW 03 terhadap tayangan sinetron Yusra dan Yumna di RCTI. HASIL DAN BAHASAN Ukuran KMO
Rekomendas i
0,90 – 1,00
Baik Sekali
0,80 – 0,89
Baik
0,70 – 0,79
Sedang
0,60 – 0,69
Cukup
0,50 – 0,59
Kurang
0,00 – 0,49
Ditolak
Sumber: Keiser, 1974 Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Setelah melakukan penelitian menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner harus disusun harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah tersusun dan teruji validitasnya belum tentu data tersebut adalah data yang valid. Banyak hal yang mengurangi validitas data; misalnya apakah si pewawancara yang mengumpulkan data
betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam kuesioner. Selain itu, validitas data juga ditentukan oleh keadaan responden sewaktu wawancara apakah merasa bebas, malu, takut, maka data yang didapatkan akan valid atau reliabel. Uji ini dilakukan dengan pengamatan terhadap nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) dan ukuran kecukupan sampling (Measure of Sampling Adequacy). Variabel dapat diterima sebagai instrument penelitian jika nilai KMO sebesar kurang lebih 0,5 dan signifikasi jauh dibawah 0,05. Semakin tinggi nilai KMO maka semakin valid suatu item pernyataan. Berdasarkan tabel diatas, hasil uji KMO menunjukkan hasil sebesar 0,635 yang berarti lebih besar dari 0,5. Dengan demikian data dianggap valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Hal ini diperkuat dengan hasil uji Barlett’s Test of Sphericity sebesar 98,530 dengan nilai sig sebesar 0.000. Nilai sig tersebut lebih kecil dari 0,005, sehingga dinyatakan valid. KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.635 98.530 10 .000
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji KMO menunjukkan hasil sebesar 0,635 yang berarti lebih besar dari 0,5. Dengan demikian data dianggap valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Hal ini diperkuat dengan hasil uji Barlett’s Test of Sphericity sebesar 98,530 dengan nilai sig sebesar 0.000. Nilai sig tersebut lebih kecil dari 0,005, sehingga dinyatakan valid. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Persepsi khalayak terhadap tayangan sinetron Yusra dan Yumna di RCTI (Studi deskriptif: pada warga tangerang khususnya desa rempoa RW 03), maka didapatkan kesimpulan hasil analisis dan pembahasan sebagai berikut: 1. Persepsi yang dihasilkan dalam penelitian ini, dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Dari hasil penelitian pada dimensi persepsi terhadap manusia dengan sub-dimensi peran antagonis dalam sinetron “Yusra dan Yumna” terbukti memiliki persepsi yang baik. b. Dari hasil penelitian pada dimensi persepsi terhadap manusia dengan sub-dimensi peran protagonist dalam sinetron “Yusra dan Yumna” terbukti memiliki persepsi yang baik. c. Dari hasil penelitian pada dimensi persepsi terhadap objek dengan sub-dimensi peran dalam sinetron “Yusra dan Yumna” terbukti memiliki persepsi yang baik. d. Dari hasil penelitian pada dimensi kognitif dengan sub-dimensi pengetahuan dalam sinetron “Yusra dan Yumna” terbukti memiliki persepsi yang baik. e. Dari hasil penelitian pada dimensi afektif dengan sub-dimensi sikap dalam sinetron “Yusra dan Yumna” terbukti memiliki persepsi yang baik. f. Dari hasil penelitian pada dimensi behavior dengan sub-dimensi berperilaku dalam sinetron “Yusra dan Yumna” terbukti memiliki persepsi yang baik. 2. Penonton yang menyaksikan program sinetron “Yusra dan Yumna” kebanyakan adalah berjenis kelamin perempuan berjumlah 61 atau sekitar 62,9% dengan usia diatas >40 tahun sebanyak 47,4%. Mayoritas dari sampel yang dijadikan responden memiliki
pengeluaran sebesar Rp. 700.000 – Rp. 1.000.000,- perbulan karena memang responden yang diambil mayoritas kalangan menengah ke bawah atau SES C, D, dan E. 3. Mengetahui bahwa tayangan sinetron Yusra dan Yumna mempunyai persepsi yang baik di mata warga Tangerang khususnya RW 03. Saran Sejalan dengan hasil penelitian yang didapat oleh peneliti, maka peneliti memberikan saran yang sekiranya akan berguna dikemudian hari. Peneliti menyarankan kepada para pekerja televisi agar selalu berusaha untuk memberikan karya seni yang lebih baik lagi agar mampu memberikan pendidikan bagi penontonnya. Selain itu, diharapkan agar konsep cerita yang ada dalam sinetron “Yusra dan Yumna” mampu dikembangkan lebih baik lagi, sehingga ceritanya tidak berputar di dalam satu masalah saja. Dikarenakan banyaknya khalayak atau penonton televisi yang menganggap bahwa sinetron mempunyai banyak sisi negative, maka penulis menyarankan agar sinetron “Yusra dan Yumna” mampu memperkaya pesan yang positif dan tayangan sinetron yang mendidik, sehingga semakin banyak penonton yang tertarik untuk menonton sinetron. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk: 1. Peneliti selanjutnya mampu memperdalam kembali dimensi persepsi khalayak terhadap sinetron “Yusra dan Yumna” 2. Diharapkan peneliti yang akan meneliti tentang persepsi khalayak terhadap sinetron “Yusra dan Yumna” dapat menambahkan data yang belum disajikan di dalam penelitian ini. Penulis berharap semoga skripsi ini berguna sebagai tolak ukur, alat bantu dan dapat menjadi referensi teori serta acuan teori dalam melakukan penelitian yang berikutnya.