PERSEPSI IBU RUMAH TANGGA KELURAHAN TOMANG PADA TAYANGAN SINETRON INAYAH DI INDOSIAR
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Aretha Kurnia 44105010053
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
ABSTRAKSI
Nama
: Aretha Kurnia
Judul
: “ Persepsi Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Tayangan Sinetron Inayah di Indosiar ”
Bibliografi
: xii + 102 halaman + 15 referensi (tahun 1980 -2009) + 8 lampiran
Pada masa-masa sekarang ini informasi merupakan sumber yang sangat penting bagi semua pihak dalam kehidupan sehari-hari. Berkembangnya teknologi dalam bidang komunikasi mudah diperoleh kapan saja seiring dengan perkembangan zaman. Diantara program acara yang ditampilkan oleh satsiun televisi, sinetron merupakan program yang banyak ditampilkan oleh stasiun televisi swasta. Perkembangan sinetron di Indonesia berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan jumlah stasiun televisi. Saat ini ada belasan saluran tv dengan skala cakupan siaran nasional dan puluhan atau bahkan ratusan stasiun tv lokal pada tiap wilayah. Semua berlomba menayangkan acara yang terbaik agar ditonton banyak orang agar rating meningkat dan akhirnya pemasukan pendapatan dari iklan pun mengalir deras. Dari Penjelasan tersebut peneliti ingin meneliti tentang persepsi Ibu rumah tangga mengenai tayangan sinetron Inayah agar dapat mengetahui pendapat dari Ibu rumah tangga yang sesuai dengan kenyataan yang ada. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi. Sensasi juga merupakan bagian dari persepsi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan peneliti adalah dengan metode survey, dengan 100 orang responden. Berdasarkan hasil keseluruhan data yang diperoleh melalui responden, mengenai persepsi dalam tahapan perhatian, penafsiran dan pengetahuan. Penulis dapat menarik kesimpulan dari penelitian ini, mayoritas dari 100 responden Ibu rumah tangga Kelurahan Tomang memberikan persepsi positif terhadap tayangan Sinetron Inayah di Indosiar sebanyak 66 %, persepsi netral terhadap tayangan sinetron Inayah sebanyak 34 %.
iv
KATA PENGANTAR Puji dan syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Persepsi Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Tayangan Sinetron Inayah di Indosiar” tepat pada waktunya. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S-1) pada Program Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, Jakarta. Pada penyusunan skripsi ini Penulis banyak menghadapi kendala atau kesulitan, baik dalam penyusunan maupun pengumpulan data. Tetapi semua itu dapat penulis atasi. Maka dari itu pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulus dan sebesar-besarnya atas segala dukungan, bantuan, dan bimbingan dari beberapa pihak selama proses studi dan juga selama proses penyusunan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Feni Fasta SE, M.Si, selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan petunjuk, dan bimbingan dalam penyusunan skripsi. 2. Pak Ponco Budi Sulistyo S. Sos, M. Comn selaku ketua jurusan Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 3. Segenap dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Mercu Buana yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuannya selama ini.
v
4. Ibu-ibu rumah tangga kelurahan Tomang Jakarta Barat yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Santoso selaku lurah kelurahan Tomang yang telah mengizinkan Penulis melakukan riset. 6. Keluarga Penulis yang telah menyemangati penulis, terutama mama dan kakak, bu’de, dan juga telah mensupport Penulis agar Penulis tetap semangat dalam menyelesaikan skripsi. Tidak lupa pula penulis berterima kasih kepada Alm. Papa, yang semasa hidupnya papa juga selalu menyemangati Penulis. 7. Handy Prayogo yang selalu menyemangati dan mendukung disaat penulis goyah dan bingung agar penulis tetap semangat untuk menyelesaikan skripsi. “Because without you beside me, I can’t survive…” 8. Teman–teman Universitas Mercu Buana, Fakultas Ilmu Komunikasi, broadcasting,
terutama Tika, Dwi, Febby, Sigit ’cupu’, Ronny, Yudha,
M. Rum ‘Badrun’ dan Lidyawati. 9. Teman-teman lain yang telah mensupport dan menyemangati penulis yaitu Ayu, Virna, Stephanie, Ershita Tb. Syarif ‘tebe’, Celcilia, Vina, Sherly, Novran, Chintika ‘Cheeka’, Debby ‘debbot’, Qudsy ‘Oiy’, Candy ‘dhedhe’, Yolanda, Rahma dan Ivan. Thanks guys.
vi
Penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak pihak terutama untuk pengembangan ilmu pengtahuan.
Jakarta, 12 Desember 2009 Penulis
Aretha Kurnia
vii
DAFTAR ISI Lembar Persetujuan Skripsi ...............................................................................
i
Lembar Tanda Lulus Sidang .............................................................................
ii
Lembar Pengesahan Perbaikan Skripsi .............................................................
iii
Abstraksi ………………………………………………………………………. iv Kata Pengantar …………………………………………………………………. v Daftar Isi …………………………………………………………………….... viii Daftar Tabel …………………………………………………………………… BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………………… 1 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………. 6 1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………....... 6 1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………………. 7 1.4.1
Manfaat Teoritis …………………………………………………. 7
1.4.2
Manfaat Praktis ………………………………………………….. 7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massa ……………………………………………………… 8 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa …………………………………… 8 2.1.2 Model-model Komunikasi ………………………………………. 15
viii
2.1.3 Ciri-ciri Komunikasi Massa …………………………………….. 19 2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa ………………………………………. 20 2.1.5 Karakteristik Komunikasai Massa ………………………………. 20 2.1.6 Proses Komunikasi Massa ………………………………………. 21 2.1.7 Dampak Komunikasi Massa …………………………………….. 23 2.2 Media Massa …………………………………………………………… 24 2.2.1 Pengertian Media Massa ………………………………………… 24 2.2.2 Karakteristik Media Massa ……………………………………… 24 2.3 Pengertian Persepsi …………………………………………………….. 26 2.4 Televisi Sebagai Media Massa …………………………………………. 28 2.4.1 Pengertian ………………………………………………………… 28 2.4.2 Fungsi Televisi …………………………………………………… 33 2.4.3 Karakteristik Televisi …………………………………………….. 35 2.4.4 Faktor-faktor yang diperlukan……………………………………. 35 2.5 Program Televisi ……………………………………………………….. 35 2.5.1 Pengertian Program Televisi ……………………………………... 35 2.5.2 Jenis Program Televisi …………………………………………… 36 2.6 Sinetron ……………………………………………………………….... 39 2.6.1 Pengertian Sinetron ………………………………………………. 39
ix
2.6.2 Karakteristik Sinetron ……………………………………………. 40 2.6.3 Isi dalam Sinetron ………………………………………………... 42 2.7 Khalayak ……………………………………………………………….. 43 2.7.1 Pengertian Khalayak ……………………………………………... 43 2.7.2 Karakteristik Khalayak ……………………………………………45 BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ………………………………………………………… 47 3.2 Metode Penelitian ……………………………………………………... 47 3.3 Populasi dan Sampel …………………………………………………… 47 3.3.1 Populasi …………………………………………………………… 47 3.3.2 Sampel …………………………………………………………….. 48 3.3.3 Teknik Pengumpulan Sampel ……………………………………... 48 3.4 Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep ………………………… 49 3.4.1 Definisi Konsep …………………………………………………… 49 3.4.2 Operasionalisasi Konsep …………………………………………... 50 3.5 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………... 60 3.5.1 Pengumpulan Data Primer ……………………………………….... 60 3.5.2 Pengumpulan Data Sekunder ……………………………………… 60
x
BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Observasi Penelitian………………………………... 61 4.1.1 Gambaran Umum Tentang Indosiar…………………………….....61 4.1.2 Gambaran Umum Sinetron Inayah ………………………………..62 4.2 Hasil Penelitian ………………………………………………………… 64 4.2.1 Identitas Responden ……………………………………………... 64 4.2.2 Pendidikan Terakhir ……………………………………………… 65 4.2.3 Frekuensi Tayangan ……………………………………………… 66 4.2.4 Durasi Menonton ………………………………………………… 67 4.2.5 Intensitas Menonton …………………………………………….. 68 4.3 Persepsi Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Tayangan Sinetron Inayah di Indosiar Dalam Dimensi Perhatian ………………………….. 69 4.3.1 Perhatian Terrhadap Sinetron Inayah Pada Hari dan Jam Tayang.. 69 4.3.2 Perhatian Terhadap Durasi Waktu Penayangan …………………. 70 4.3.3 Perhatian Terhadap Alur Cerita ………………………………….. 71 4.3.4 Perhatian Terhadap Adegan Poligami …………………………… 72 4.3.5 Perhatian Terhadap Dampak Perilaku …………………………… 73 4.3.6 Perhatian Terhadap Jam Penayangan Yang Lama ………………. 74 4.3.7 Perhatian Terhadap Adegan Kurang Baik ……………………….. 75 4.4 Persepsi Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Tayangan Sinetron Inayah di Indosiar Dalam Dimensi Penafsiran ………………………… 76 xi
4.4.1 Penafsiran Terhadap Penayangan Sinetron Inayah ……………… 77 4.4.2 Penafsiran Terhadap Salah Satu Tokoh Poligami ……………….. 78 4.4.3 Penafsiran Terhadap Jam Penayangan …………………………… 79 4.4.4 Penafsiran Terhadap Perbuatan Poligami dalam Kehidupan Nyata 80 4.4.5 Penafsiran Terhadap Hari Penayangan Sinetron Inayah …………. 81 4.4.6 Penafsiran Terhadap Alur Cerita …………………………………. 82 4.4.7 Penafsiran Terhadap Adegan Kasar …………………………….... 83 4.5 Persepsi Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Tayangan Sinetron Inayah di Indosiar Dalam Dimensi Pengetahuan ………………………. 84 4.5.1 Pengetahuan Terhadap Tokoh-tokoh Sinetron Inayah …………… 85 4.5.2 Pengetahuan Terhadap Tokoh Utama ……………………………. 86 4.5.3 Pengetahuan Terhadap Tokoh Berpoligami ……………………… 87 4.5.4 Pengetahuan Terhadap Banyaknya Wanita Yang Dinikahi Kanjeng Doso …………………………………………………………….. 88 4.5.5 Pengetahuan Terhadap Judul Lagu Yang Dijadikan Soundtrack .. 89 4.5.6 Pengetahuan Terhadap Isi Cerita ………………………………… 90 4.5.7 Pengetahuan Terhadap Tokoh Protagonis ……………………….. 91 4.6 Akumulasi ………………………………………………………………. 92 4.6.1 Akumulasi Atensi ………………………………………………… 92 4.6.2 Akumulasi Penafsiran ……………………………………………. 92 4.6.3 Akumulasi Pengetahuan …………………………………………. 93 4.6.4 Akumulasi Persepsi ……………………………………………… 93
xii
4.7 Analisis dan Pembahasan ……………………………………………… 94
BAB V : PENUTUP 5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 101 5.2 Saran ……………………………………………………………………102
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1
: Operasionalisasi Konsep ……………………………………… 51
TABEL 3.2
: Akumulasi ……………………………………………………. 59
TABEL 4.3
: Usia Responden ………………………………………………. 65
TABEL 4.4
: Pendidikan Terakhir ………………………………………….. 66
TABEL 4.5
: Frekuensi Menonton Tayangan Sinetron Inayah ………………67
TABEL 4.6
: Durasi Menonton ……………………………………………… 68
TABEL 4.7
: Intensitas Menonton Sinetron Inayah ………………………… 69
TABEL 4.8
: Perhatian Terhadap Sinetron Inayah Pada Hari dan Jam Tayang70
TABEL 4.9
: Perhatian Terhadap Durasi Waktu Penayangan ………………..71
TABEL 4.10 :Perhatian Terhadap Alur Cerita ………………………………...72 TABEL 4.11 : Perhatian Terhadap Adegan Poligami ………………………… 73 TABEL 4.12 : Perhatian Terhadap Dampak Perilaku ………………………… 74 TABEL 4.13 : Perhatian Terhadap Jam Penayangan Yang Lama …………… 75 TABEL 4.14 : Perhatian Terhadap Adegan Kurang Baik ………………….... 76 TABEL 4.15 : Penafsiran Terhadap Penayangan Sinetron Inayah …………… 78 TABEL 4.16 : Penafsiran Terhadap Salah Satu Tokoh Poligami …………… 79 TABEL 4.17 : Penafsiran Terhadap Jam Penayangan …………………………80
xiv
TABEL 4.18 : Penafsiran Terhadap Perbuatan Poligami dalam Kehidupan Nyata………………………………………………………...…81 TABEL 4.19 : Penafsiran Terhadap Hari Penayangan Sinetron Inayah ……
82
TABEL 4.20 : Penafsiran Terhadap Alur Cerita ……………………………
83
TABEL 4.21 : Penafsiran Terhadap Adegan Kasar ………………………..
84
TABEL 4.22 : Pengetahuan Terhadap Tokoh-tokoh Sinetron Inayah ………
86
TABEL 4.23 : Pengetahuan Terhadap Tokoh Utama ………………………
87
TABEL 4.24 : Pengetahuan Terhadap Tokoh Berpoligami ………………..
88
TABEL 4.25 : Pengetahuan Terhadap Banyaknya Wanita Yang Dinikahi Kanjeng Doso ……………………………………………….
89
TABEL 4.26 : Pengetahuan Terhadap Judul Lagu Yang Dijadikan Soundtrack 90 TABEL 4.27 : Pengetahuan Terhadap Isi Cerita ……………………………. 91 TABEL 4.28 : Pengetahuan Terhadap Tokoh Protagonis …………………… 92 TABEL 4.29 : Akumulasi Atensi ……………………………………………. 93 TABEL 4.30 : Akumulasi Penafsiran…………………………………………. 93 TABEL 4.31 : Akumulasi Pengetahuan ………………………………………. 94 TABEL 4.32 : Akumulasi Persepsi …………………………………………… 94
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Dengan berjalannya suatu produksi film pada masa nya, mengakibatkan
film ataupun sinetron yang ditayangkan menjadi sesuatu yang istimewa bagi pemirsa televisi. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya stasiun televisi yang memproduksi film dan sinetron yang disiarkan pada berbagai stasiun televisi di Indonesia. Media massa seperti televisi dan radio merupakan suatu media yang sering kali berperan sebagai wahana suatu pengembangan kebudayaan, tidak hanya dalam pengertian pengembangan dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, norma-norma serta media itu sendiri menyuguhkan atau menyediakan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita atau hiburan. Dalam sejarah perkembangan film, terdapat 3 (tiga) tema besar dan satu atau dua tonggak sejarah yang penting. Diantaranya yaitu, pemanfaatan film sebagai alat propaganda., tema ini penting, terutama dalam kaitannya dengan upaya pencapaian tujuan nasional dan masyarakat.1 Perkembangan media informasi, khususnya televisi, membuat dunia semakin hari semakin dekat saja meskipun arus informasi yang mengalir tersebut akan mempunyai dampak, baik positif maupun negatif.2
1 2
Dennis McQuaill. 1987. Teori Komunikasi Suatu Pengantar Edisi kedua. Jakarta : Erlangga Ciptono Setyobudi. 2005. Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. Jakarta : Graha Ilmu
1
2
Perkembangan media massa sebagai sarana informasi di Indonesia, tidak terlepas dari jalannya perkembangan dan perubahan zaman di segala sector kehidupan masyarakat. Semakin beriringnya kepentingan manusia dengan hadirnya media televisi, maka tidak heran bila pada suatu saat mendatang kebutuhan hidup manusia menjadi terpola dan terencana secara rutinitas berdasarkan informasi atau tayangan media televisi. Kemunculan televisi komunitas di Indonesia tidak terlepas dari proses kritik terhadap keberadaan berbagai televisi di Indonesia itu sendiri, dimana stasiun televisi sebagai media massif yang efektif ternyata tidak mencerahkan kehidupan masyarakat. Sebagian besar program siaran yang ditayangkan tidak mendidik dan jauh dari realitas kehidupan sosial masyarakat kita. Sinetron misalnya, selalu mengetengahkan kemewahan yang tidak dipunyai masyarakat kebanyakan.3 Pemirsa oleh televisi swasta hanya dianggap sekedar objek pasif yang haus hiburan yang akan langsung terpengaruh atas tayangan televisi. Sejak kehadiran media televisi, popularitas televisi ini mampu untuk merebut hati masyarakat, baik dari masyarakat menengah atas dan menengah kebawah, karena media televisi merupakan suatu media yang sangat memuaskan dikarenakan memiliki kekuatan dalam memberikan informasi, baik dari segi ucapan, gaya bahasa, tulisan dan gambar pada waktu yang bersamaan.
3
Budi Hermanto. 2008. Sejarah Pertumbuhan Televisi Komunitas di Indonesia. (http://www.atvki.or.id)
3
Pertelevisian yang berkembang sekarang merupakan salah satu hasil peradaban manusia yang patut disyukuri. Karena tanpa adanya kemajuan pada dunia pertelevisian khususnya broadcasting TV, akan sulit untuk mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi pada dunia.4 Tahun 1989 adalah tonggak perkembangan penyiaran di Indonesia setelah hamper 37 tahun TVRI menjadi single fighter dalam kiprah di dunia pertelevisian yakni dengan mengudaranya siaran televisi swasta yaitu Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang menyelenggarakan siaran terbatas. Kehadiran TV swasta tersebut diawali dan sebagai konsekuensi terbitnya SK Menteri Penerangan RI nomor : 190A/Kep/Menpen/1987 tentang saluran siaran terbata, yang membuka peluang bagi televisi swasta untuk beroperasi.5 Setelah mengudaranya RCTI pada Agustus 1989, maka berturut-turut muncul televisi-televisi swasta lainnya di Indonesia, adalah SCTV(24/8/1990), TPI
(23/1/1991),
ANTV
(7/3/1993),
Indosiar
(11/1/1995),
Metro
TV
(25/11/2000), Trans TV (25/11/2001) dan Lativi (17/1/2002). Selain itu, muncul pula Global TV dan TV7 yang sekarang menjadi Trans7.6 Melaui komunikasi massa, informasi dapat disampaikan pada pemirsa yang luas secara cepat bahkan hampir bersamaan. Semakin banyaknya stasiun televisi yang bermunculan di Indonesia maka seharusnya semakin maju pula negeri ini. Hal ini di karenakan, menurut R. Mar’at dari Universitas Padjadjaran Bandung, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan rasa penasaran para penonton. Kemampuan media Televisi untuk “membius” 4
Ibid h. 7 Tommy Suprapto. 2006. Berkarier di Bidang Broadcasting. Yogyakarta : Media Pressindo h 22 6 Ibid 5
4
penontonnya tidak dapat di ragukan. Secara psikologi, jika ada seseorang yang terharu, menangis atau bahkan menjerit saat menonton salah satu program televisi yang di siarkan adalah hal yang wajar.7 Suguhan acara televisi memang sangat variatif untuk memenuhi selera pemirsanya yang beragam namun demikian semua mata acara tersebut dikemas dalam bentuk acara hiburan, karena menurut Dominick (2004) kekuatan yang dominan pada televisi adalah sebagai medium hiburan.8 Diantara program acara yang ditampilkan oleh satsiun televisi, sinetron merupakan program yang banyak ditampilkan oleh stasiun televisi swasta. Perkembangan sinetron di Indonesia berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan jumlah stasiun televisi. Saat ini ada belasan saluran tv dengan skala cakupan siaran nasional dan puluhan atau bahkan ratusan stasiun tv lokal pada tiap wilayah. Semua berlomba menayangkan acara yang terbaik agar ditonton banyak orang agar rating meningkat dan akhirnya pemasukan pendapatan dari iklan pun mengalir deras. Karena banyaknya sinetron yang ditayangkan oleh stasiun televisi, maka pada setiap sebelum penayangan, sinetron yang akan ditayangkan sebaiknya disaring terlebih dahulu agar dapat membedakan adegan mana saja yang pantas untuk ditayangkan atau disiarkan. Dibuatnya sinetron yang berepisode kebanyakan karena tujuan komersial semata-mata sehingga dikhawatirkan menurunkan kualitas cerita, yang akhirnya membuat sinetron menjadi tidak lagi mendidik, tetapi hanya menyajikan hal-hal 7
Masriadi. 2007. Peran Komunikasi Massa Terhadap Pola Perilaku Masyarakat (http://www.masriadi.multiply.com) 8 Tommy Suprapto. 2006. Berkarier di Bidang Broacasting. Yogyakarta : Media Pressindo h. 18
5
yang bersifat menghibur. Hal ini banyak terjadi di Indonesia yang pada umumnya bercerita seputar kehidupan remaja dengan intrik-intrik cinta segi tiga, kehidupan keluarga yang penuh kekerasan, dan tema yang akhir-akhir ini sangat digemari yaitu tentang poligami. Sinetron pada umumnya bersifat tidak sesuai pada kehidupan nyata, yaitu dalam arti sesuatu yang direkayasa alias dibuat-buat yang terkadang dapat menimbulkan dampak dan persepsi yang berbeda dari pemirsanya. Maka dari itu, sebaiknya pihak-pihak dari stasiun televisi memberikan penyampaian informasi yang telah disaring terlebih dahulu dan dapat memberikan norma-norma maupun nilai budaya serta mengandung unsur yang mendidik yang dapat dicontoh oleh masyarakat. Karena banyaknya minat penonton terhadap sinetron, maka pihak stasiun televisi berlomba untuk menayangkan acara sinetron untuk mendapatkan rating yang banyak
terhadap
pilihan-pilihan
sinetron tersebut.
Hal
ini
juga
mengakibatkan banyaknya jumlah sinetron yang kejar tayang, yaitu sinetron yang diadakan pada setiap hari dan pada waktu yang sama. Contohnya, sinetron Inayah yang ditayangkan pada stasiun televisi Indosiar, ditayangkan setiap hari Senin hingga Sabtu pada pukul 20.30 hingga pukul 22.30. Pada sinetron ini bersifat kurang mendidik bagi pemirsa yang menontonnya, dikarenakan pada sinetron ini mengeksploitasi agama untuk kepentingan komersil, sehingga memberikan pemahaman yang salah kepada orang yang awam terhadap agama Islam dan dianggap melecehkan agama Islam.
6
Dan juga, pada sinetron ini menampilkan bintang-bintang non muslim yang seolah-olah muslim. Penulis mengambil suatu permasalahan persepsi karena penulis banyak mendengar berbagai persepsi yang berbeda dari khalayak tentang sinetron tersebut.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis buat, penulis mencoba untuk
membuat perumusan masalah. Perumusan masalah tersebut yaitu : “Sejauh mana persepsi ibu rumah tangga kelurahan tomang pada tayangan sinetron Inayah di Indosiar ?”
1.3
Tujuan Penelitian Dengan
berpedoman
pada
rumusan
masalah,
penulis
berusaha
mendapatkan tujuan dari tujuan penelitian, yaitu tentang persepsi ibu rumah tangga kelurahan tomang pada sinetron Inayah di Indosiar.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis Memperdalam wawasan agar lebih luas tentang sinetron yang sebagai sebuah media komunikasi yang terdapat pula ilmu komunikasi pada bidang komunikasi massa, dan pengetahuan tentang moral dan nilai serta norma-norma yang berlaku.
7
1.4.2 Manfaat Praktis Untuk memberikan tanggapan atau masukan kepada pihak stasiun televisi yang telah menayangkan sinetron-sinetron, khususnya Soraya Intercine Film agar tetap memberikan tayangan yang didasari oleh ajaran-ajaran yang sesuai, isi pesan yang mendidik, memberikan makna positif dibalik cerita dan juga didasari dengan norma-norma serta nilai-nilai budaya Indonesia.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Secara etimologi atau bahasa, “komunikasi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “communication” yang mempunyai akar kata dari bahasa latin yaitu “communicare”. Secara istilah, komunikasi merupakan suatu proses dimana individu dalam hubungannya dengan orang lain, kelompok organisasi atau masyarakat kemudian meespon dan menciptakan pesan untuk berhubungan dengan lingkungan atau dengan orang lain.9 Menurut Webster New Collogiate Dictionary, komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.10 Sedangkan komunikasi massa itu sendiri yaitu suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. (Defleur dan Dennis McQuaill, 1985)11
9
Muhamad Mufid. 2007. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Jakarta : Kencana h.1 Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta : Graha Ilmu h.1 11 Ibid h. 103 10
8
9
Harold D. Lasswell salah seorang peletak dasar Ilmu Komunikasi menyebutkan tiga hal, mengapa manusia perlu berkomunikasi, yaitu sebagai berikut12 : 1. Hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya. Melalui komunikasi, manusia dapat mengetahui hal-hal yang dapat di manfaatkan, di pelihara dan di menghindar dari hal-hal yang mengancam alam sekitarnya. 2. Upaya manusia untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kelanjutan hidup masyarakat pada dasarnya, tergantung masyarakat itu sendiri. Bagaimana komunitas-komunitas masyarakat di suatu daerah tertentu beradaptasi dengan lingkungannya. 3. Upaya untuk mentranspormasi warisan sosial. Suatu masyarakat yang ingin melangsungkan hidupnya, maka akan melakukan upaya transpormasi sosial terhadap
generasi
penerusnya.
Misalnya,
bagaimana
seorang
Ayah
mengajarkan tatakrama terhadap anaknya. Komunikasi selalu melibatkan hubungan seseorang dengan orang lain atau hubungan seseorang dengan lingkungannya, baik dalam rangka pengaturan atau koordinasi.13 Kata komunikasi atau “communication” dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa latin “ communis” yang berarti sama. Komunikasi massa pada hakikatnya ialah suatu transformasi sosial yang luas, yang menyangkut persoalan-persoalan manusia di bidang pendidikan, penerangan, perubahan sikap dan nilai-nilai serta masalah peninjauan kembali
12
Masriadi. 2007. Peran Komunikasi Massa Terhadap Pola Perilaku Masyarakat (http://www.masriadi.multyply.com) 13 Muhamad Mufid. 2007. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Jakarta : Kencana h.3
10
masalah antarmanusia, adat istiadat, kebiasaan dan lain-lain yang menyangut tingkah laku sosial.14 Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama. Menurut Communican Dictionary, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima yang dapat diterima melalui saluran atau media. Proses komunikasi menurut Laswell15, terdapat lima (5) unsur pokok, yaitu : 1. Sumber (source), yang sering disebut juga dengan pengirim (sender), penyandi (encorder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator. Pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi maupun perusahaan. 2. Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada si penerima. Pesan juga merupakan seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang memiliki perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari isi sumber. Pesan memiliki tiga (3) komponen, yaitu : makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol yang terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat mempresentasikan obyek (benda), gagasan dan perasaan.
14
Wawan Kuswandi. 2008. Komunikasi Massa Analisis Interaktif Budaya Massa. Jakarta : P.T Rineka Cipta h. 34 15 Dedy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : P.T Remaja Roskarya h. 62-64
11
3. Saluran atau media, yaitu alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh menjadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau nonverbal. Pada dasrnya saluran komunikasi manusia memiliki dua (2) saluran, yaitu cahaya dan suara. Dalam suatu peristiwa komunikasi, sebenarnya banyak saluran yang banyak digunakan oleh manusia, meskipun terdapat salah satu yang dominan. Misalnya, dalam komunikasi langsung, bahasa (verbal dan nonverbal). 4. Penerima (receiver) sering juga disebut sasaran tujuan (destination), communicate, penyandi-balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener) dan penafsir (interpreter), yaitu orang yang menerima pesan dari sumber. 5. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan sebagainya. Tanpa Melibatkan diri dalam berkomunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana cara makan dan minum, berbicara sebagai manusia dan cara memperlakukan manusia lain secara beradab, karena cara-cara berperilaku tersebut harus dipelajari dengan cara berkomunikasi. Unsur-unsur lain yang sering ditambahkan adalah umpan balik (feedback), gangguan atau kendala komunikasi (noise) dan konteks atau situasi komunikasi. Sebenarnya, dalam peristiwa komunikasi begitu banyak yang terlibat didalamnya.
12
Kesemua unsur tersebut saling bergantung atau tumpang tindih, namun diasumsikan terdapat unsur-unsur utama yang dapat diidentifikasi dan dimasukkan kedalam suatu model. Komunikasi dapat menyentuh semua aspek kehidupan bermasyarakat atau sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat menyentuh komunikasi dan setiap orang berkomunikasi.16 Komunikasi memiliki beberapa karakteristik, yaitu sebagai berikut : 1. Komunikasi adalah suatu proses Artinya, bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. 2. Komunikasi adalah suatu upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan Yaitu suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya. 3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat. Yaitu kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibatdan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan. 4. Komunikasi bersifat simbiolis Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan 16
Anwar Arifin. 1998. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta : P.T Raja Grafindo Persada h. 20 dan 21
13
dalam komunikasi antar manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk katakata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya. Dan juga ada lambang yang bersifat non-verbal yang dapat digunakan dalam komunikasi seperti gesture (gerak tangan, kaki atau bagian tubuh lainnya), warna, sikap duduk, berdiri, dan sebagainya. 5. Komunikasi bersifat transaksional Pengertian transaksional merujuk pada suatu kondisi bahwa keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh salah satu pihak, tetapi ditentukan oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi. 6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu Yaitu bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, internet, faximili, dan sebagianya, faktor ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam berkomunikasi. Fungsi-fungsi komunikasi meliputi fungsi komunikasi social, ekspresif, ritual dan fungsi komunikasi instrumental. Penjelasannya yaitu : 1. Fungsi komunikasi sosial Menunjukkan bahwa komunikasi penting untuk : a. Membangun konsep diri, yaitu pandangan kita tentang siapa diri kita yang diperoleh dari informasi yang diberikan orang lain kepada kita. b. Eksistensi
dan
aktualisasi
diri,
yaitu
orang
berkomunikasi
menunjukkan bahwa dirinya eksis. Ketika kita berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain, baik verbal maupun non-verbal.
14
c. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan mencapai kebahagiaan 2. Fungsi komunikasi ekspresif Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan secara sendiri dan kelompok. Komunikasi ini tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan kita. 3. Fungsi komunikasi ritual Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, mulai dari upacara tujuh bulanan, kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, pernikahan dan sebagainya. 4. Fungsi komunikasi instrumental Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu : a. Menginformasikan b. Mengajar c. Mendorong d. Mengubah sikap, keyakinan dan perilaku e. Menggerakkan tindakan f. Menghibur Semua tujuan diatas dapat dikelompokkan membujuk atau bersifat persuasif., dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya
15
mempercayai bahwa informasi yang disampaikannya akurat dan layak untuk diketahui. Dalam komunikasi juga terdapat model. Pengertian dari model itu sendiri yaitu representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Model dibangun agar kita dapat mengidentifikasi komponen-komponen yang relevan dari suatu proses. Sebuah model dapat dikatakan sempurna jika mampu memperlihatkan semua aspek yang mendukung terjadinya suatu proses.
2.1.2
Model-model Komunikasi Model-model komunikasi ada beberapa macam, diantaranya yaitu : 1. Model S – R (Stimulus – Respon) Adalah model komunikasi yang paling mendasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Model ini menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses “aksi reaksi” yang sangat sederhana. Model S – R ini mengabaikan komunikasi sebagai suatu proses, khususnya yang berkenaan dengan faktor manusia. 2. Model Aristoteles Adalah model komunikasi yang paling klasik, yang sering juga disebut dengan model retoris. Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis.
16
Seseorang berbicara, pesannya berjalan kepada khalayak, dan khalayak mendengarkan. Kelemahan model retoris ini adalah tidak terdapat pembahasan mengenai aspek-aspek nonverbal dalam persuasi. 3. Model Laswell Model komunikasi Laswell berupa ungkapan verbal, yaitu : a. who ( sumber atau komunikator ) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). b. says what ( pesan ) Organisasi memiliki rasio keluaran tinggi yang didasarkan pada masukannya. Oleh sebab itu, organisasi sanggup melakukan encode ribuan atau jutaan pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Jadi, pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audience yang sangat banyak. c. in wich channel (saluran atau media) Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Tanpa saluran tersebut pesan yang dikomunikasikan tidak dapat menyebar secara cepat, luas dan simultan. d. to whom (penerima atau mass audience) Adalah menyangkut sasaran-sasaran komunikasi massa. Ia adalah orang yang membaca surat kabar, majalah, mendengarkan radio, menonton televisi dan yang sedang browsing internet.
17
e. with what effect (unsure efek atau akibat) Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi didalam diri audience sebagai akibat dari terpaan pesan-pesan media. Model ini juga dianggap sebagai model yang dianggap terlalu menyederhanakan masalah. Tetapi, seperti setiap model Laswell memfokuskan perhatian pada aspek-aspek penting komunikasi. 4. Model Shannon dan Weaver Model ini menyoroti masalah penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecamatannya. Dengan arti lain, model ini mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan suatu pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan. Fungsi dan manfaat model komunikasi 1. Melukiskan proses komunikasi 2. Menunjukkan hubungan visual 3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi Pemancar mengubah pesan menjadi suatu sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran itu sendiri adalah medium yang mengirimkan sinyal dari transmitter ke penerima. Komunikasi massa merupakan salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh cirri khas institusionalnya.17
17
Dennis McQuaill. 1987. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga h.7
18
Komunikasi massa seperti media cetak, televisi, radio dan lain-lain semakin banyak diajadikan suatu obyek studi. Gejala ini seiring dengan kian meningkatnya peran media massa itu sendiri sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat.18 Komunikasi massa melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui sistem ber-media dengan jarak fisik yang rendah (jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran inderawi (penglihatan dan pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan untuk umpan balik segera.
2.1.3 Ciri-ciri Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki ciri-ciri, yaitu :19 1.
komunikasi massa berlangsung satu arah atau disebut juga dengan one way communication
2. komunikator pada komunikasi massa melembaga, media massa sebagai saluran komunikasi massa metupakan lembaga, yaitu institusi atau organisasi. 3. pesan komunikasi massa bersifat umum, dikarenakan pesan yang disampaikan melalui media massa itu sendiri bersifat umum 4. media komunikasi massa dapat menimbulkan keserempakan antara khalayak atau masyarakat luas 5. komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
18
Ibid h.3 Onong Uchjana Effendy. 1994. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : P.T Remaja Rosdakarya h. 22-25 19
19
Komunikasi massa sebagai suatu objek studi Media pers seperti televisi, radio, media cetak dan lain-lain, serta proses komunikasi massa (peran yang dimainkannya) semakin banyak dijadikan sebagai objek studi. Gejala ini seiring dengan kian meningkatnya peran media massa itu sendiri sebagai institusi penting dalam masyarakat. Komunikasi massa hanyalah merupakan salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya. Masing-masing memiliki jaringan institusional tersendiri yang kadang kala sangat banyak berkaitan dalam proses transmisi atau tukar menukar informasi ataupun gagasan.
2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa Media merupakan sumber yang dominan, bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga untuk masyarakat dan kelompok secara kolektif, media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian yang normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. Media menunjukkan bukan hanya apa yang dapat dan harus dipikirkan, tetapi juga bagaimana masyarakat harus berpikir mengenai suatu realitas atau kenyataan. Komunikasi massa ini berfungsi untuk : 1. dapat menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan Industri lain yang terkait 2. sumber kekuatan atau alat kontrol, manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya 3. dapat berperan sebagai obyek untuk pengembangan kebudayaan
20
2.1.5 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki berbagai karakteristik. Karakteristik itu sendiri yaitu : 1. Komunikator terlembagakan Sebagaimana sudah diketahui suatu definisi yang dikemukakan, bahwa komunikasi massa itu sendiri menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik. 2. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan kepada khalayak luas, heterogen (beraneka ragam dalam latar belakang pendidikan, penghasilan, suku bangsa dan agama), anonym (tidak mengenal satu sama lainnya), tersebar dan tidak mengenal batas geografis dan kultural. 3. Bentuk kegiatan melalui media massa bersifat umum, dalam arti perorangan atau pribadi. 4. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu (1) arah. Umpan balik (feedback) dari khalayak berlangsung secara tertunda (delayed feedback) 5. Isi pesan yang disampaikan melalui media massa mencakup berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial budaya, dan keamanan, baik yang bersifat informatif, edukatif maupun hiburan.
2.1.6 Proses Komunikasi Massa Proses hanya menggambarkan aliran pesan media kepada khalayak. Dalam proses komunikasi massa, terdapat model-model yang akan memusatkan perhatian
21
kepada aliran pesan-pesan komunikasi massa sejak disebarluaskan melalui media massa, hingga mencapai dan memperoleh efek dari khalayak massa yang terakhir. Model-model proses komunikasi massa antara lain20 : 1. Model jarum suntik (Hypodermic Needle Model) Model jarum suntik pada dasarnya adalah aliran satu tahap (one step flow), yaitu dari media massa langsung kepada khalayak sebagai khalayak massa (mass audience). Model ini mengasumsikan bahwa media massa secara langsung, cepat dan mempunyai efek yang amat kuat atas mass audience. 2. Model alir dua tahap (Two-Step Flow Model) Model ini menyatakan bahwa pesan-pesan media massa tidak seluruhnya mencapai massa audience secara langsung. Sebagian besar justru berlangsung secara bertahap. Tahap pertama dari mass media adalah tertuju kepada orang-orang tertentu diantara khalayak massa (opinion leader) yang bertindak selaku gate-keepers. Dari sini pesan-pesan media diteruskan kepada anggota-anggota mass audience yang lain sebagai tahap yang kedua, sehingga pesan-pesan media akhirnya mencapai seluruh penduduk. 3. Model alir satu tahap (One-Step Flow Model) Hampir sama dengan model jarum suntik (Hypodermic Needle Model), model alir satu tahap ini menyatakan bahwa saluran-saluran media massa berkomunikasi secara langsung kepada mass audience, dalam arti bahwa pesan-pesan media mengalir tanpa harus melalui opinion leader. 4. Model alir banyak tahap (Multi-Step Flow Model) Model alir banyak tahap merupakan gabungan dari semua model. Model ini menyatakan bahwa pesan-pesan media massa menyebar kepada 20
Wiranto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Grasindo h. 81
22
khalayak melalui suatu interaksi yang amat kompleks. Media mencapai khalayak dapat secara langsung dan dapat pula melalui macam-macam penerusan (relaying) secara beranting, baik melalui pemuka-pemuka masyarakat (opinion leader) maupun melalui situasi saling berhubugan antarsesama anggota khalayak.
2.1.7 Dampak Komunikasi Massa Menurut Steven H. Chaffe ada empat (4) dampak kehadiran media massa sebagai obyek atau fisik, yaitu : 1. Dampak ekonomis Kehadiran media massa menimbulkan dampak secara ekonomis, yaitu menggerakkan usaha dalam berbagai sector seperti produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa. Contohnya, kehadiran surat kabar membuka kesempatan bagi para wartawan, perancang grafis, distributor, pengecer dan sebagainya. 2. Dampak sosial Dampak sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebaga akibat kehadiran media massa. 3. Dampak pada penjadwalan kegiatan Kehadiran media massa dapat mengubah jadwal kegiatan sehari-hari khalayak. Misalnya, jadwal kegiatan sering kali berubah karena adanya siaran langsung pertandingan sepak bola atau tinju yang di Indonesia berlangsung pada dini hari atau pada jam kerja.
23
4. Sebagai penyaluran perasaan Seringkali orang menggunakan media untuk menghilangkan perasaan tertentu seperti kesepian, marah, sedih, kecewa, bosan dan sebagainya.
2.2 Media Massa 2.2.1 Pengertian Media Massa Media menunjukkan bukan hanya apa yang dapat dan apa yang harus dipikirkan, tetapi juga bagaimana masyarakat harus berfikir mengenai suatu realitas, tidak mengherankan apabila media menjadi ajang pertarungan dalam berbagai hal kepentingan, selain itu media juga merupakan pesan yang didalamnya mengandung daya untuk mempengaruhi dan mendesakkan pendapat sehingga terjadi perubahan dalam masyarakat.21
2.2.2 Karakteristik Media Massa Dalam media massa, dalam penyampaian isi pesan juga memiliki berbagai macam karakteristik, yang diantaranya yaitu : 1. Noveltry (sesuatu yang baru) Hal ini merupakan unsure yang terpenting bagi suatu pesan media massa. Khalayak akan tertarik untuk menonton suatu program acara televise, mendengarkan siaran radio, atau membaca surat kabar apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru atau belum pernah diketahui. 21
Idy Subandy Ibrahim dan Hanif Sutanto. 1998. Wanita dan Media. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya h. 207
24
2. Jarak ( Proximity) Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasikannya peristiwa tersebut, mempunyai arti penting. Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan langsung dengan kehidupannya dan lingkungannya. 3. Popularitas Yaitu peliputan tentang tokoh, organisasi/kelompok, tempat dan waktu yang paling terkenal, akan lebih menarik perhatian khalayak. 4. Pertentangan (conflict) Yaitu hal-hal yang mengungkapkan pertentangan, baik dalam bentuk kekerasan maupun menyangkut perbedaan pendapat dan nilai, biasanya lebih disukai oleh khalayak. 5. Emosi Hal-hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar manusia sering kali bisa menimbulkan emosi dan simpati khalayak. 6. Human Interest Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal-hal yang menyangkut kehidupan orang lain. Gambaran tentang orang-orang ini dapat dikemas dalam bentuk berita, feature, biografi dan lain-lain.
2.3
Pengertian Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.22
22
Jalaluddin Rakhmat. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
25
Persepsi juga memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. (Desiderato, 1976:129)23 Pada proses persepsi, terdapat dua tahapan, antara lain perhatian (attention) dan penafsiran (interpretation). Dalam proses persepsi terjadi dua tahap yang paling utama, yaitu terhadap atensi dan tahap interprestasi. Yang kemudian menghasilkan suatu respon yang disebut kognitif. 1. Perhatian (Attention) Perhatian adalah proses konsentrasi atau pemusatan aktivitas mental ( attention is a concentration of mental activity).24 2. Penafsiran (Interpretation) Setiap makna yang timbul akan berbeda-beda dengan individu lainnya dalam menafsirkan informasi. Hal ini karena setiap rangsangan yang masuk ke pusat kesadaran setiap individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. -
Faktor fungsional Faktor ini berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, pendidikan , kebudayaan yang termasuk faktor personal.
-
Faktor structural Faktor ini berasal dari sifat stimuli fisik yang ditimbulkan pada system syaraf individu.
23 24
Ibid Ibid h. 55
26
3. Pengetahuan Membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan ketrampilan kognitifnya. Persepsi menentukan kita untuk memilih suatu pesan dan juga dapat mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensi nya, semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Persepsi sosial atau persepsi orang terhadap orang lain adalah proses menangkap arti objek-objek social dari kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita. Persepsi terhadap manusia lebih sulit dikarenakan manusia bersifat dinamis.25 Persepsi meliputi penginderaan (sensasi) melalui alat-alat indera kita, seperti indera peraba, indera penglihat, indera pencium, indera pengecap dan indera pendengar. Sensasi merajuk pada pesan yang dikirimkan ke otak melalui penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Reseptor inderawi seperti mata, telinga, kulit dan otot, hidung serta lidah adalah penghubung antar otak manusia dan lingkungan sekitar.
25
Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : P.T Remaja Rosdakarya h. 171
27
2.4
Televisi Sebagai Media Massa
2.4.1 Pengertian Secara umum, dalam beberapa segi media massa berbeda dengan institusi pengetahuan lainnya (misalnya : seni, agama, ilmu pengetahuan, pendidikan dan lain-lain), seperti : 1. media massa memiliki fungsi pengantar bagi segenap berbagai macam pengetahuan 2. media massa menyelenggarakan kegiatannya dalam lingkungan publik yang pada dasarnya pula media massa dapat dijangkau oleh segenap anggota masyarakat secara bebas, sukarela, umum dan murah. 3. media menjangkau lebih banyak orang daripada institusi lainnya dan sudah sejak dahulu “mengambil alih” peranan sekolah, orang tua, agama dan lainlain. Pengertian media informasi, khususnya televisi membuat dunia semakin hari semakin dekat saja, meskipun arus informasi yang mengalir tersebut memiliki dampak, baik dari segi negatif maupun positif. Televisi artinya melihat dari jauh, yang sebenarnya meliputi dua (2) bagian utama, yaitu pemancar televisi yang berfungsi untuk mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar, bersama-sama dengan sinyal suara sehingga dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh dan dapat dilihat serta didengar layaknya keadaan aslinya.26
26
Ciptono Setyobudi. 2005. Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. Jakarta : Graha Ilmu h. 1 dan 2
28
Penyiaran televisi kerumah dilakukan pada tahun 1928 secara terbatas, dengan menggunakan alat yang sederhana. Sedangkan penyiaran televisi secara elektrik pertama kali dilakukan pada tahun 1936 oleh British Broadcasting Corporation.27 Televisi merupakan teman internasional karena banyaknya ilmuwanilmuwan terkenal yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan teknologi ini. Yang diantaranya yaitu, Michael Faraday, James Clerk Maxwell yang mendalami tentang gelombang elektromagnetik sebagai media untuk mengirimkan gambar, suara maupun kombianasi antara gamabar dan suara (televisi) untuk dipancarkan dari satu tempat ketempat lain melalui media suara. Televisi tidak hanya ditemukan oleh satu (1) orang saja, tetapi atas pertemuan dari berbagai orang, baik yang bekerja sendiri atau bekerja yang bergabung dengan tim atau disebut juga berkelompok. Menurut Straubhard (2002 : 229), mengatakan bahwa penyiaran televisi pertama kali dilakukan oleh Charles Jenkins (AS) dan John Logie Baird ketika mereka bekerja secara terpisah untuk melakukan uji coba transisi siaran pada tahun 1925.28 Menurut Peter Herford, setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai program hiburan seperti film, musik, kuis, talkshow, dan sebaginya. Siaran televisi merupakan pemancar sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan system lensa dan suara.
27 28
Muhamad mufid. 2007. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Jakarta : Kencanah. 29 Ibid h. 29
29
Pancaran sinyal ini diterima oleh antena televisi untuk kemudian diubah kembali menjadi gambar dan suara. Untuk menyelenggarakan siaran televisi maka diperlukan tiga (3) komponen yang disebut juga dengan trilogy televisi, yaitu meliputi studio dengan berbagai penunjangnya, pemancar atau transmisi dan televisi. Perkembangan televisi sebagai media massa elektronik pada awalnya dimulai dengan hadirnya kamera televisi yang ditemukan oleh Vladimir Zworykin pada tahun 1923.29 Di Indonesia, televisi merupakan suatu medium terfavorit bagi para pemasang iklan, dan karena itu mampu menarik investor untuk membangun industri televisi. Media televisi juga merupakan industry yang padat modal, padat teknologi, dan padat sumber daya manusia (SDM). Televisi juga meskipun sama dengan radio dan film yaitu sebagai media massa elektronik, tetapi juga mempunyai cirri dan sifat yang berbeda, terlebih lagi dengan media massa cetak seperti surat kabar dan majalah, untuk itulah dalam menyampaikan pesan-pesannya juga memiliki kekhususan. Media cetak dapat dibaca kapan saja dan dimana saja, sedangkan televisi hanya dapat dilihat sekilas dan tidak dapat diulang. Perkembangan televisi dengan menggunakan media elektromagnetik itu sendiri mengalami berbagai macam proses percobaan dalam waktu yang tidak sebentar. 29
Alo Liliweri. 1991. Memahami Peran Komunikasi Massa dalam Masyarakat. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti h. 15-16
30
Pada tahun 1926, John L. Baird mengadakan eksperimen pemancar televisi pertama, dan dilanjutkan pada tahun 1927 oleh Laboratorium perusahaan telepon Bell.30 Televisi juga merupakan salah satu media dalam komunikasi massa yang dapat dipandang (dilihat) dan didengar (audio – visual). Televisi juga mencampurkan berbagai pengalaman, baik yang berlawanan ataupun berlainan, penuh dengan mimpi-mipi atau khayalan, harapan dan angan-angan. Media yang satu ini menjadi sarana untuk kita agar dapat meneropng segala aktifitas yang sedang terjadi di berbagai belahan dunia. Berkat teknologi ini, dunia dibuat nyaris tanpa sekat. Disamping sebagai penyampai suatu informasi, televisi juga dapat berfungsi sebagai media pendidikan sekaligus juga memberikan pelajaran dalam rangka mencerdaskan anak bangsa. Selain itu pula, televisi juga dapat memberikan kepada pemirsanya atau khalayak luas. Pada awalnya, televisi yang selain untuk hiburan dinilai bahwa siarannya kurang bermanfaat dalam dunia pendidikan. Hal ini mengingat biaya operasionalnya yang cukup mahal, tetapi kemudian muncul pendapat yang berlawanan yang menyatakan bahwa televisi merupakan sebagai media massa sangat bermanfat dalam memajukan pendidikan suatu bangsa. Televisi dapat juga untuk mengembangkan daya imajinasi kita, karena di dalam pikiran kita terdapat semacan ilustrasi gambar. Gambar-gambar ini
30
Ciptono Setyobudi.2005. Pengantar Teknik Broadcasting Televisi. Yogyakarta : Graha Ilmu h.3
31
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam hubungannya dalam proses pembelajaran, terutama yang berkenaan dengan orang, tempat dan situasi yang tidak setiap orang pernah bertemu untuk mengunjungi serta juga yang telah memiliki berbagai pengalaman.
2.4.2 Fungsi Televisi Televisi memiliki berbagai fungsi, yaitu : 1. Informasi a. menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia b. menunjukkan hubungan kekuasaan c. memnudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan d. memperoleh rasa damai melalui penambahan ilmu pengetahuan e. memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum 2. Korelasi a. menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna dari peristiwa dan informasi b. menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan c. melakukan sosialisasi 3. Kesinambungan a. mengekspresikan budaya yang dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus serta pengembangan budaya baru b. meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai
32
4. Hiburan a. menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dann sarana relaksasi b. meredakan ketegangan sosial c. melepaskan diri atau memisahkan diri dari suatu permasalahan d. mengisi waktu luang e. penyaluran emosi 5. mobilisasi a. mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan dan kadang kala juga dalam bidang agama 6. melakukan perubahan terhadap sikap dan perilaku pemirsa
Dalam pertelevisian, televisi memiliki bahasa dalam penayangan televisi tersebut. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang paling vital dalam kehidupan sosial. Televisi adalah salah satu media massa yang mampu mempersatukan gambar dan bahasa. Secara keseluruhan, bahasa yang ada dalam materi terlevisi terdiri dari bahasa asing, bahasa sehari-hari dan bahasa Indonesia. Fungsi bahasa pada televisi ada empat (4), yaitu :31 1. bahasa sebagai alat control sosial, yaitu bahasa digunakan untuk menyindir atau mengkritik kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat dengan pengungkapan gaya bahasa euffemisme (halus).
31
Wawan Kuswandi. 2008. Komunikasi Massa Analisis Budaya Massa. Jakarta : P.T Rineka Cipta h. 35
33
2. Bahasa sebagai alat ekspresi, yaitu pemirsa dapat mengikuti dan menggunakan bahasa Indonesia. Maksudnya, pemirsa bisa mengambil manfaat penggunaan bahasa yang ditampilkan dalam sebuah acara televisi. 3. Bahasa sebagai alat promosi, yaitu bahasa digunakan untuk memanipulasi maupun promosi dalam menjual barang dan jasa kepada pemirsa dalam bentuk iklan. 4. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi, yaitu acara televisi yang menggunakan bahasa Indonesia secara langsung maupun tidak langsung menginformasikan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sosial dan masyarakat langsung bisa beradaptasi secara integratif.
2.4.3 Karakteristik Televisi Televisi memiliki berbagai karakteristik, yaitu32 : 1. Audiovisual, yaitu dapat didengar dan dilihat (gambar bergerak) 2. Berfikir dalam gambar, yaitu komunikator harus mampu menyampaikan ide atau gagasan melalui visualisasi (kata-kata) 3. Mengatasi audiens yang buta huruf dan tuna rungu 4. Pengoperasian yang lebih kompleks
2.4.4 Faktor-faktor yang diperlukan Faktor-faktor yang diperlukan adalah pemirsa, durasi dan metode penyajian. Keterangannya adalah sebagai berikut : 32
Yuli Setyowati. 2006. Komunikasi Massa (http://www.aurajogja.files.wordpress.com/2006/09/komunikasi-massa-a5-PDF)
34
1. Pemirsa Dalam setiap bentuk komunikasi, melalui media apapun, komunikator akan menyesuaikan pesan dengan latar belakang komunikannya. Namun untuk komunikasi melalui media elektronik, khususnya televisi, faktor pemirsa perlu mendapat perhatian lebih. Dalam hal ini komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik yang termasuk kategori anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua ; kebiasaan wanita bekerja dengan kebiasaan ibu rumah tangga. 2. Waktu Setelah komunikator mengetahui minat dan kebiasaan tiap kategori pemirsa, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan minat dan kebiasaan pemirsa. 3. Durasi Durasi berkaitan dengan waktu, yaitu jumlah menit dalam setiap tayangan acara. 4. Metode penyajian Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidak berarti fungsi mendidik dan membujuk dapat diabaikan. Fungsi non hiburan dan non informasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan kedua belah pihak, komunikator dan komunikan. Masalahnya sekarang adalah bagaimana caranya agar fungsi tetap mendidik dan membujuk tetap ada, namun tetap diminati pemirsa. Caranya adalah dengan mengemas pesan
35
sedemikian rupa, menggunakan metode penyiaran tertentu dimana pesan non hiburan dapat mengundang unsure hiburan.
2.5
Program Televisi
2.5.1 Pengertian Program Televisi Program televisi merupakan penempatan suatu jadwal penayangan televisi yang disusun sesuai dengan permintaan pemirsa atau khalayak, sehingga pemirsa dapat memilih dan menonton acara yang mereka mintai atau mereka suka. Televisi memang diakui telah menjadi salah satu media yang sudah cukup efektif untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas. Hampir setiap keluarga dari setiap kalangan masyarakat di tanah air telah memiliki televisi yang berfungsi sebagai alat atau sarana hiburan dan informasi. Penulis juga telah mengakui bahwa media televisi ini memiliki keunggulan, yang di antaranya yaitu : 1. siaran televisi dapat ditangkap oleh indera mata dan telinga srta beberapa indera lainnya sekaligus 2. kini siaran televisi dapat menjangakau sasaran secara merata dan luas serta dengan singkat dapat diterima oleh pemirsa. 3. mata acara televisi ini dapat disampaikan dengan berbagai format, seperti format hiburan, sehingga peluang penayangannya dapat lebih menghibur dan menyenangkan.
36
Saat ini pula televisi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, karena banyak manusia atau khalayak yang menghabiskan waktunya lebih lama didepan pesawat televisi. Bagi banyak orang, televisi adalah teman, karena televisi dapat menjadi cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat pula menjadi candu. Menjalankan stasiun televisi haruslah terdiri dari orang-orang yang memiliki kaya gagasan dan penuh energi. Sifat televisi yaitu audio-visual, dalam arti dapat dilihat maupun didengar, memiliki daya rangsang yang sangat kuat, elektris, memiliki biaya yangsangat mahal, dan memiliki daya jangkau yang besar.
2.5.2 Jenis Program Televisi Bentuk program juga dapat diartikan sebagai suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi atau isi dari program kepada pemirsa (audience). Bentuk program yang telah digunakan dalam menayangkan programprogram video pada televisi sangat beraneka ragam, diantaranya : 1. Drama Yaitu inti dari sebuah program video dan televisi yang berbentuk, yaitu seperi adanya konflik dari orang-orang yang terlibat didalamnya. Program drama ini biasanya dimulai dengan memperkenalkan karakter dari orang-orang yang terlibat didalamnya yang kemudian diikuti dengan konflik yang dibangun secara dramatik yang melibatkan tokoh tersebut.
37
Konflik ini biasanya diselesaikan pada akhir cerita, biasanya bisa berupa happy ending (akhir bahagia) ataupun sebaliknya. Bagian drama identik dengan program bernuansa cerita fiktif, seperti sinetron dan film. Program acara drama yang berupa sinetron sampai saat ini masih menjadi yang utama hampir disemua stasiun televisi swasta. Program acara ini juga tidaklah mudah, karena melibatkan banyak crew, seperti perizinan lokasi, penulisan naskah (scenario), kameramen, sutradara dan sebagainya.
2. Non Drama Non drama ini merupakan sebuah program acara yang dikemas, mulai dari persiapan konsep yang meliputi riset writer, kreatif, penulisan rundown acara, dan lain-lain. Berikut ini adalah acara-acara yang dapat dikategorikan program acara non drama : a. dokumenter yaitu suatu program yang ditayangkan pada stasiun televisi yang berupa rekaman suatu peristiwa yang telah terjadi. Documenter ini disimpan oleh masing-masing stasiun televisi. b. talkshow yaitu sebuah program yang bersifat menghibur para pemirsanya. Acara ini biasanya menampilkan pembicara yang biasanya lebih dari satu (1) orang dan menghadirkan bintang tamu yang sedang naik daun pada saat itu untuk membahas suatu tema atau topik tertentu.
38
c. musik yaitu acara atau program yang menampilkan berbagai lagu dari penyanyi dan tarian yang berfungsi sebagai acara hiburan bagi pemirsa yang menontonnya. d. kuis atau gameshow program ini biasanya berisikan tantangan yang melibatkan pesertanya atau bahkan pemirsa yang menontonnya baik yang di studio maupun dirumah untuk menjawab atau menerima tantangan tersebut. Selain itu, pemirsa akan merasa tertantang untuk mendapatkan hadiah yang telah disediakan dari program acara tersebut. e. features yaitu program yang berisikan segmen-segmen yang telah dikemas sebelumnya dan penyajiannya yang bervariasi. Sebuah program feature ini biasanya membahas tentang suatu topik yang menarik dan beraneka ragam, seperti wisata kuliner, jelajah, dan lain-lain. Pada intinya, program acara non drama merupakan sebuah program yang tidak mengandung muatan-muatan narasi atau fiktif dan cenderung bersifat hiburan. Penggarapan sebuah program non drama sebenarnya sangat kompleks atau tidak sederhana. Penyedia program-program acara televisi baik yang berupa drama maupun non drama yaitu rumah produksi atau Production House (PH). Terkadang PH juga melakukan produksi video untuk iklan, company profile, vieo klip musik dan sebagainya.
39
Kehadiran rumah produksi bagi sebuah stasiun televisi sangat diperlukan karena sulit bagi stasiun televisi untuk memenuhi semua program acaranya dengan memproduksi sendiri atau disebut juga dengan in house production.
2.6
Sinetron
2.6.1 Pengertian Sinetron Sinetron merupakan sinema elektronik tentang sebuah cerita yang didalamnya membawa misi tertentu kepada pemirsa. Misi ini dapat berbentuk pesan moral untuk pemirsa atau realitas moral yang ada di kehidupan masyarakt sehari-hari.33 Sinetron diproduksi dengan menggunakan pita kaset dan juga tidak memerlukan proses laboratorium. Selain itu, film atau sinetron serta drama merupakan media yang dapat dilihat maupun dipandang serta didengar. Kehadiran sinetron merupakan salah satu bentuk aktualitas komunikasi dan interaksi manusia yang diolah berdasarkan alur cerita, untuk mengangkat permasalahan hidup manusia sehari-hari. Banyaknya sinetron yang menggambarkan pesan sosial dan moral dalam kehidupan masyarakat, tentu sangat baik bagi pemirsa dalam menentukan sikap dan perilakunya. Pesan-pesan sinetron terkadang terungkap secara simbolis dalam alur ceritanya. Jika isi pesan sinetron tidak mencerminkan realitas sosial objektif, maka yang tampak dalam cerita sinetron tersebut hanya menggambarkan realitas semu. 33
Wawan Kuswandi. 2008. Komunikasi Massa Analisis Budaya Massa. Jakarta : P.T Rineka Cipta h. 120
40
Akibat fatal yang terjadi apabila isi pesan sinetron berlawaan dengan realitas sosial adalah pemirsa tidak mendapatkan manfaat apapun. Sinetron tidak lebih hanya sebagai alat hiburan semata. Sinetron-sinetron yang hanya menonjolkan doktrin tertentu (menggurui) akan membuat pemirsa jenuh menontonnya. Isi
pesan
sinetron
televisi
harus
mampu
mewujudkan
dan
mengekspresikan kenyataan sosial di masyarakat, tanpa melepaskan diri dari lingkaran budaya pemirsa yang heterogen.
2.6.2 Karakteristik Sinetron Sinetron Inayah yang akan penulis bahas merupakan tayangan yang cukup diminati oleh khalayak, baik dari kalangan remaja maupun orang dewasa, termasuk ibu-ibu, khususnya ibu-ibu rumah tangga, walaupun terkadang sinetron ini tidak sesuai dengan realita atau kehidupan nyata dan terdapat beberapa adegan atau gambar yang kurang pantas untuk ditayangkan. Sinetron Inayah ini terkadang bersifat melebih-lebihkan. Misalnya, pada peran tokoh utama yang baik selalu ditindas dan di aniaya oleh pemeran yang antagonis. Sinetron ini termasuk sinetron religious. Tetapi didalamnya banyak juga
yang
menyimpang
dari
ajaran-ajaran
yang
seharusnya,
seperti
mengeksploitasi agama untuk kepentingan komersil, sehingga memberikan pemahaman yang salah kepada orang yang awam terhadap agama Islam dan dianggap melecehkan agama Islam, dan juga menampilkan bintang-bintang non
41
muslim yang seolah-olah muslim, terdapat pula dimana pemeran dapat dengan bebas melakukan poligami. Menurut Dr. Sasa Djuasa Sendjaya34, sebuah sinetron sebaiknya memiliki karakteristik seperti : 1. mempunyai gaya atau style terdiri dari aspek artistiknya, orisinalitas, penggunaan bahasa film dan simbol-simbol yang tepat, penataan artistic seperti cahaya, screen-directing dan art-directing, fotografi yang bagus, penyampaian sajian dramatik yang harmonis, adanya unsur suspense dan teaser. 2. memiliki isi cerita termasuk didalamnya hubungan logis dalam alur cerita, irama dramatik, visi dan orientasi, karakteristik tokoh, permasalahan atau tema yang aktual dan kontekstual. 3. memiliki karakter dan format medium, penguasaan teknik peralatan dengan kemungkinan-kemungkinannya, manajemen produksi.
2.6.3 Isi dalam Sinetron Isi sinetron bermacam-macam, diantaranya yaitu : 1. Isi cerita atau tema Isi cerita atau tema ini merupakan unsur yang terpenting dari sebuah cerita. Hal ini dikarenakan isi cerita merupakan unsur pokok cerita yang biasanya dapat terlihat pada saat adanya konflik yang diceritakan dari cerita tersebut.
34
Ibid h. 121
42
2. Rangkaian atau kejadian Pada rangkaian atau kejadian harus memiliki hubungan antara yang satu dengan yang lain (sebab-akibat), karena akan menentukan nasib suatu tokoh. Biasanya, tokoh yang jahat (antagonis) akan diperkenalkan atau ditampilkan terlebih dahulu, sehingga akan memunculkan adanya suatu konflik, namun akan kalah pada akhir cerita. Hal ini disebut juga sebab-akibat, karena pada awalnhya tokoh tersebut berbuat jahat yang pada akhirnya ia menerima karma atau akibat dari kejahatan yang pernah dilakukannya. Sebaliknya, tokoh yang baik (protagonis) akan mendapatkan akhir yang bahagia. 3. Karakter tokoh utama Pada sebuah sinetron, terdapat tokoh-tokoh utama yang terbagi menjadi dua (2) karakter, yaitu tokoh yang berwatak jahat (antagonis) dan tokoh yang berwatak baik (protagonis). Tokoh-tokoh utama tersebut harus benarbenar mendeskripsikan karakteristik yang telah dibangun agar penonton terkesima. Pada contohnya, seorang ibu tiri
yang jahat. Maka ia harus
memerankannya dengan sungguh-sungguh, seperti berwajah sangar, dapat bersikap galak dengan tokoh yang baik. Dan juga bila pemeran yang baik, bisa juga dengan ekspresi yang memelas atau memasang mimik muka yang polos dan biasanya mudah untuk dikerjai oleh pemeran atau tokoh yang jahat.
43
4. Percakapan atau dialog Yang dimaksud dengan dialog yaitu sebuah percakapan yang terdiri dari dua (2) orang atau lebih sehingga menjadi sebuah dialog. Naskah dibuat terlebih dahulu oleh pembuat naskah, kemudian diberikan kepada pemeran atau tokoh masing-masing yang kemudian ditampilkan pada sinetron maupun film.
2.7
Khalayak
2.7.1 Pengertian Khalayak Khalayak ialah sekumpulan orang yang terbentuk sebagai akibat atau hasil dari kegiatan komunikasi yang dilakukan yang jumlahnya besar (bahkan mungkin tidak terbatas), tersebar secara luas, banyak diantaranya yang tidak saling mengenal satu dengan yang lainnya, dan heterogen dalam hal cirri-ciri sosio ekonomi dan demografinya.35
2.7.2 Karakteristik Khalayak Khalayak itu sendiri memiliki berbagai karakteristik, yang diantaranya yaitu : 1. Khalayak sebagai penggarap informasi Pada dasarnya proses pengolahan informasi yang terjadi pihak penerima (khalayak) bersifat selektif. Dalam arti, tidak semua isi informasi akan diserap oleh khalayak secara utuh.
35
Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta : Graha Ilmu h.140
44
2. Khalayak sebagai “problem solver” Dari pihak khalayak, salah satu fungsi yang diharapkan dari penyebaran informasi melalui media massa adalah bahwa informasi tersebut mampu membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi. 3. Khalayak sebagai mediator Pada dasarnya proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak sasaran secara langsung sebagai barisan pertama. Arus penyebaran informasi bias melalui berbagai tahap dan barisan. Orang-orang yang menerima informasi selanjutnya akan menyampaikan kembali ke khalayak lainnya. 4. Khalayak sebagai anggota kelompok Sebagai makhluk sosial, seorang indivisu juga terikat oleh nilai-nilai kelompok yang diikutinya, baik secara formal maupun informal. Yang dimaksud dengan kelompok formal antara lain ABRI, serikat buruh sedangkan yang informal misalnya kelompok-kelompok hobi seperti pecinta alam, kelompok olah raga dan lain-lain. 5. Khalayak sebagai kelompok Secara sosiologis masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok orang yang mempunyai ciri-ciri tertentu berdasarkan demografis, seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan dan suku bangsa sedangkan berdasarkan nondemografis yaitu seperti hobi, nilai dan orientasi. 6. Khalayak yang mencari pembela Pada suatu waktu seseorang dapat mengalami krisis keyakinan dan diliputi rasa ketidak pastian. Hal ini bisa terjadi karena adanya sesuatu yang baru yang mempengaruhi keyakinannya, atau karena factor-faktor lainnya.
45
Dalam keadaan seperti itu orang tersebut akan berupaya mencari data dan informasi yang dipandang bisa mendukung atau membela keyakinannya. 7. Selera khalayak Dalam kaitannya dengan media massa seperti surat kabar dan majalah, selera khalayak ini bisa menyangkut aspek-aspek jenis isi informasi seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya. Agar penyampaian informasi mencapai sasaran, terlebih dahulu perlu diketahui apa dan bagaimana selera dari calon sasaran khalayak yang akan dituju.
46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian Tipe penelitian yang peneliti gunakan adalah bersifat dekskriptif dengan
pendekatan kuantitatif, yaitu dimana si peneliti ingin mengetahui gambaran sesuatu hal, cara-cara sesuatu hal, tidak menguji hipotesis, tidak menghubunghubungkan variabel, tetapi hanya menggambarkan fenomena yang terjadi atau fenomena yang aktual.36 Penelitian deskriptif disini adalah penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang hasilnya berupa laporan yang menggunakan bilangan atau angka. Penekatan kuantitatif yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara factual dan cermat.
3.2
Metode Penelitian Metode penelitian yang peneliti gunakan merupakan metode survey, yaitu
suatu cara melakukan pengamatan dimana indicator mengenai variabel adalah jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan kepada responden baik dengan menggunakan kuesioner.
36
Jalaluddin Rakhmat. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
46
47
Penulis menggunakan metode survey dikarenakan biaya yang lebih murah dan juga hasilkan lebih dapat diperoleh.
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Populasi merupakan jumlah keseluruhan unit analisa yang akan menjadi sasaran dari suatu penelitian. Penulis mengambil ibu-ibu rumah tangga sebagai objek penelitian, karena pada sinetron Inayah ini adalah sinetron yang diminati oleh para ibu rumah tangga juga untuk mengawasi putera-puterinya menonton televisi, agar dampak-dampak negatif tidak mempengaruhi anak-anaknya. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga Kelurahan Tomang, Jakarta Barat, yaitu sebanyak 6353 orang.37
3.3.2 Sampel Sampel yaitu bagian dari elemen-elemen dari suatu populasi. Sampel dalam penelitian yang penulis teliti adalah ibu-ibu rumah tangga dimulai dari usia 20 – 50 tahun, dikarenakan ingin mengetahui mereka mengalami kejadian pada salah satu adegan dalam sinetron dan juga karena mereka mengawasi anak-anaknya menonton televisi. Dan juga pada usia ini dalam dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan
37
Sumber data kelurahan Tomang
48
dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa ini, individu memasuki pesan kehidupan yang lebih luas.38 Adapun penarikan sampel yang dilakukan penulis adalah menggunakan random sampling, yaitu penulis melakukan penelitian dengan cara menarik populasi secara acak.
3.3.3 Teknik Pengumpulan Sampel Adapun teknik pengumpulan sampel yang penulis buat yaitu dengan menggunakan rumus Yamane.
Rumus = n = _______n_________ Nd2 + 1 = _____ 6353______ = _____6373______ = 99,57 = 100 6353 (0,1)2 + 1 No.
Usia
N1
n
64 Alokasi Sampel
1
20 - 24
635
100
n1 = 635/6373 x 100 = 10
2
25 – 29
530
100
n1 = 530/6373 x 100 = 8
3
30 – 34
1311
100
n1 = 1311/6373 x 100 = 21
4
35 – 39
1635
100
n1 = 1635/5373 x 100 = 26
5
40 – 44
1403
100
n1 = 1403/5373 x 100 = 22
6
41 – 50
859
100
n1 = 859/6373 x 100 = 13
Jumlah
38
6373
Desmita. 2005 Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
n = 100
49
3.4
Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep
3.4.1 Definisi Konsep 1. Persepsi yaitu suatu pengalaman tentang objek dari suatu peristiwa atau hubungan dengan menyimpulkan informasi kemudian menyimpulkan pesan. 2. Ibu rumah tangga, yaitu seorang perempuan yang telah menikah. 3.Sinetron, yaitu sinema elektronik tentang sebuah cerita yang didalamnya membawa misi tertentu kepada pemirsa. Misi ini dapat berbentuk pesan moral untuk pemirsa atau realitas moral yang ada di kehidupan masyarakt sehari-hari.
3.4.2 Operasionalisasi Konsep Konsep yang di operasionalisasikan adalah : a. Persepsi, yaitu pengalaman dari ibu-ibu rumah tangga kelurahan Tomang daerah Grogol dengan menyimpulkan kemudian menafsirkan isi dari sinetron Inayah tersebut.
50
TABEL 3.1 Operasionalisasi Konsep Variabel Terpaan
Dimensi Frekuensi
Indikator
Skala
Frekuensi anda menonton a.2 - 3 kali tayangan sinetron Inayah b.4 – 5 kali di
Indosiar
dalam c.5 – 6 kali d.Selalu menonton
seminggu?
Durasi
Berapa jam anda menonton a.1 jam tayangan sinetron Inayah
b.2 - 3 jam
dalam seminggu ? c.4 – 5 jam d.Lebih dari 5 jam
Intensitas
Intensitas menonton
anda
dalam
a.Awal dan akhir
tayangan b.30 menit pertama
sinetron Inayah di Indosiar
c.Bagian tengahnya saja d.Bagian akhir
Persepsi
a.Sangat
Perhatian 1. Perhatian terhadap hari dan jam sinetron Inayah ditayangkan
memperhatikan b.memperhatikan c.kurang memperhatikan
51
d.Tidak memperhatikan e.Sangat
tidak
memperhatikan
2.Perhatian terhadap durasi a.Sangat waktu
sinetron
yang
ditayangkan
Indosiar.
Inayah memperhatikan di b.memperhatikan c.kurang memperhatikan d.Tidak memperhatikan e.Sangat
tidak
memperhatikan
3.Perhatian terhadap alur a.Sangat cerita sinetron Inayah di memperhatikan Indosiar.
b.memperhatikan c.kurang memperhatikan d.Tidak memperhatikan e.Sangat
tidak
52
memperhatikan
4.Perhatian adanya
mengenai a.Sangat adegan
yang memperhatikan
melakukan poligami dalam b.memperhatikan sinetron Inayah di Indosiar. c.kurang memperhatikan d.Tidak memperhatikan e.Sangat
tidak
memperhatikan
5.Perhatian dampak
terhadap a.Sangat
perilaku
yang memperhatikan
ditimbulkan dalam sinetron b.memperhatikan Inayah di Indosiar pada c.kurang kehidupan nyata.
memperhatikan d.Tidak memperhatikan e.Sangat memperhatikan
6.Perhatian
terhadap a.Sangat
tidak
53
penayangan
sinetron memperhatikan
Inayah yang sangat lama b.memperhatikan jam penayangannya.
c.kurang memperhatikan d.Tidak memperhatikan e.Sangat
tidak
memperhatikan
terhadap a.Sangat
7.Perhatian adanya
adegan-adegan memperhatikan
yang kurang baik untuk b.memperhatikan ditayangkan dalam sinetron c.kurang Inayah di Indosiar.
memperhatikan d.Tidak memperhatikan e.Sangat memperhatikan
Penafsiran
1.Penafsiran
terhadap a.Sangat setuju
penayangan
sinetron b.Setuju
Inayah di Indosiar.
c.kurang setuju d.Tidak setuju
tidak
54
e.Sangat tidak setuju
2.Penafsiran terhadap salah a.Sangat setuju satu tokoh yang melakukan b.Setuju poligami dalam sinetron c. kurang setuju Inayah di Indosiar benar.
d.Tidak setuju e.Sangat tidak setuju
terhadap a.Sangat setuju
3.Penafsiran
sinetron Inayah di Indosiar b.Setuju ditayangkan
dari
pukul c. kurang setuju d.Tidak setuju
20.30 – 22.30.
e.Sangat tidak setuju
terhadap a.Sangat setuju
4.Penafsiran
perbuatan poligami dalam b.Setuju kehidupan
nyata
seperti c. kurang setuju
tayangan sinetron Inayah
d.Tidak setuju e.Sangat tidak setuju
5.Penafsiran
terhadap a.Sangat setuju
penayangan
sinetron b.Setuju
Inayah diadakan setiap hari c. kurang setuju
55
d.Tidak setuju
senin – sabtu.
e.Sangat tidak setuju
6.Penafsiran terhadap alur a.Sangat setuju cerita
dalam
sinetron b.Setuju
Inayah mudah dipahami.
c. kurang setuju d.Tidak setuju e.Sangat tidak setuju
7.Penafsiran
terhadap a.Sangat setuju
mengenai adanya adegan b.Setuju kasar yang terdapat dalam c. kurang setuju sinetron Inayah di Indosiar. d.Tidak setuju e.Sangat tidak setuju
Pengetahuan
1.Pengetahuan
terhadap a.Inayah,
Aryo,
tokoh-tokoh yang terdapat kanjeng doso, wisnu dalam sinetron Inayah di b.Melati, Indosiar.
marvel,
Ridho, Murni c.Kanaya,
farel,
Salimar, inayah d.Wisnu,
mischa,
56
aurel, jiran e.Inayah,
melati,
murni, marwah
2.Pengetahuan tokoh
terhadap a.Inayah
utama
dalam b.Wisnu
sinetron Inayah di Indosiar. c.Melati d.Ridho e.semua benar
3.Pengetahuan tokoh
yang
terhadap a.Aryo berpoligami b.Kanjeng doso
dalam sinetron Inayah di c.Wisnu d.Ridho
Indosiar.
e.Marvel
4.Pengetahuan
terhadap a.6
berapa banyak wanita yang b.5 dinikahi Doso
oleh
Kanjeng c.4
dalam
sinetron d.3
Inayah di Indosiar.
e.2
57
5.Pengetahuan
terhadap a.Cobalah
“Hijau
judul lagu yang dijadikan Daun” soundtrack dalam sinetron b.Suara Inayah di Indosiar.
“Hijau
Daun” c.PUSPA “ST12” d.Tak
Ada
Yang
Abadi “Peterpan” e.Jangan Menyerah “ D’Massive”
6.Pengetahuan terhadap isi a.Sangat mengetahui cerita
dalam
Inayah di Indosiar.
sinetron b.Mengetahui c.kurang mengetahui d.Tidak mengetahui e.Sangat
tidak
mengetahui
7.Pengetahuan tokoh
protagonis
terhadap a.Sangat mengetahui dalam b.Mengetahui
sinetron Inayah di Indosiar. c.kurang mengetahui d.Tidak mengetahui e.Sangat mengetahui
tidak
58
b. peneliti akan membuat pertanyaan seperti yang terdapat di dalam indikator, untuk mengetahui persepsi ibu rumah tangga kelurahan Tomang dan
kategori-kategori
yang
dikumpulkan
akan
diukur
dengan
menggunakan skala likert, yaitu setiap jawaban diberi nilai bilangan. Rumus : jarak pengukuran (R) Jumlah interval Keterangan : i
= interval
R
= nilai tertinggi (NT) – nilai terendah (NR)
NT
= 21 pertanyaan x jawaban skor tertinggi adalah 5 = 21 x 5 = 105
NR
= 21 pertanyaan x jawaban skor terendah adalah 1 = 21 x 1 = 21
Jumlah skala = 5 i
= 105 – 21 5 = 84 = 16, 8 dibulatkan menjadi 17 5 TABEL 3.2 Interval
Penilaian
93 - 110
Sangat Positif
75 - 92
Positif
57 - 74
Netral
39 - 56
Negatif
21 - 38
Sangat Negatif
59
Semua kategori yang berhasil dikumpulkan akan di komputasi untuk mendapatkan suatu kesatuan tentang persepsi, meliputi persepsi positif, persepsi netral, persepsi negatif. Pada dimensi perhatian, penafsiran dan pengetahuan masing-masing memiliki 7 pertanyaan, yang setiap jawabannya diberi nilai : A = 5, B = 4, C = 3, D = 2, E = 1 Persepsi Sangat Positif Apabila jawaban mendapat niali akumulasinya antara 93 – 110 point, dari tingkat perhatian, penafsiran dan pengetahuan responden terhadap sinetron Inayah di Indosiar. Persepsi Positif Apabila jawaban mendapat niali akumulasinya antara 75 - 92 point, dari tingkat perhatian, penafsiran dan pengetahuan responden terhadap sinetron Inayah di Indosiar. Persepsi Netral Apabila jawaban mendapat niali akumulasinya antara 57 - 54 point, dari tingkat perhatian, penafsiran dan pengetahuan responden terhadap sinetron Inayah di Indosiar. Persepsi Negatif Apabila jawaban mendapat niali akumulasinya antara 39 - 56 point, dari tingkat perhatian, penafsiran dan pengetahuan responden terhadap sinetron Inayah di Indosiar. Persepsi Sangat Negatif Apabila jawaban mendapat niali akumulasinya antara 21 - 38 point, dari tingkat perhatian, penafsiran dan pengetahuan responden terhadap sinetron Inayah di Indosiar.
60
3.5
Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Pengumpulan Data Primer Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang dengan cara menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tertulis. Kuesioner bisa pula dengan pertanyaan terbuka ataupun tertutup dan jawaban diperoleh melalui responden. 3.5.2 Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan data ini dilakukan denga membaca buku-buku, baik dari perpustakaan, surat kabar, majalah maupun artikel-artikel yang memiliki hubungan atau kaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas. Hal ini untuk melengkapi data-data yang telah ada.
61
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Tentang Indosiar P.T Indosiar visual mandiri (Perseroan) adalah salah satu dari sederatan televisi swasta nasional di Indonesia yang terbilang menjadi stasiun televisi terkemuda dengan tayangan berkualitas yang bersumber pada in- house production, kreativitas dan manusia yang handal. Indosiar didirikan pada tahun 1991 dan mulai beroperasi dengan menayangkan siaran perdana pada tanggal 11 Januari 1995. Perseroan merupakan televisi termuda dari 4 televisi yang sudah ada pada masa itu. Kehadiran perseroan telah memberikan pencerahan bagi industri pertelevisian Indonesia lewat terobosan dan inovasi baru mengutamakan kepuasan stakeholders serta kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Sampai saat ini Indosiar telah menghasilkan banyak program televisi lebih baik untuk drama, musik, kuis, bincang-bincang serta program pemberitaan. Berbagai program produksi berhasil mendapat pengakuan di ajang nasional maupun internasional. Pada tahun 2000 perseroan mendapat penghargaan sebagai Runner Up Broadcaster Of The Year dari Asian Television Award.
61
62
Moto dan Logo Indosiar
Moto Indosiar adalah “memang untuk Anda”. Dengan moto ini Indosiar didirikan senantiasa menjadi stasiun televisi yang dekat dengan masyarakat melalui tayangan-tayangan program yang menarik, sematamata untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat umum.
Pusat dan Kegiatan Produksi dan Perusahaan Untuk kegiatan produksi dan sebagian kegiatan perusahaan Indosiar memusatkan di : Alamat : Jalan Damai No. 11 Daan Mogot Jakarta Barat 11510 Telepon : 021- 5672222, 5688888, 5655756 Email :
[email protected] Homepage : http://www.indosiar.com
4.1.2 Gambaran Umum Sinetron Inayah Sinetron Inayah merupakan tayangan yang cukup digemari oleh pemirsa televisi. Sinetron ini cukup diminati di kalangan ibu-ibu, khususnya ibu rumah tangga. Sinetron Inayah ditayangkan setiap hari Senin sampai Sabtu, pukul 20.00 hingga pukul 22.00, terkadang hingga pukul 22.30, dan ditayangkan di Indosiar.
63
Sinetron Inayah berisikan tentang seorang remaja yang dinikahkan oleh orang tuanya dengan orang yang lebih tua, yang adalah seorang pengusaha kaya, yaitu Kanjeng Doso. Namun orang tersebut sudah memiliki 3 orang istri dan anak. Dan Inayah harus tinggal bersama bersama Kanjeng Doso beserta ketiga istri yang membenci kehadiran Inayah. Sinetron Inayah diproduksi oleh Soraya Intercine Films dengan para pendukungnya, yaitu : 1. Pemain Utama a. Shandy Aulia
sebagai
Inayah
b. Tommy Kurniawan
sebagai
Aryo
c. Teddy Syach
sebagai
Kanjeng Doso (Romo)
d. Hengky Kurniawan
sebagai
Wisnu
e. Ratu Felisha
sebagai
Sheila
2. Penulis Skenario
: Denisse Ibrahim
3. Sutradara
: Agus Tanjung dan Atoeq Syah
4. Produser
: Sunil Soraya dan Ram Soraya
5. Co Produser
: Rocky Soraya
6. Editor
: Ratmin, Nataka R AL Faqih
7. Casting director
: Dewi Yulia Razif
8. Director of photography
: Asep Kalila
9. Pelaksana Produksi
: Mohan Mankani
10. Ilustrasi Musik
: Joseph S Djafar dan Rainne Wijaya
64
4.2
Hasil Penelitian Bab ini merupakan analisis penelitian dari hasil penelitian dengan
pendekatan kuantitatif. Data yang diperoleh yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner kepada kelompok sampel yaitu ibu-ibu rumah tangga kelurahan tomang wilayah Grogol, Jakarta Barat. Dalam analisa ini, penulis menggunakan table tunggal dan analisa secara deskripstif secara berurutan dan dibahas sampai sejauh mana persepsi ibu-ibu rumah tangga kelurahan Tomang terhadap sinetron Inayah. A.
Identitas Responden Berdasarkan identitas responden dapat dijelaskan dalam beberapa ktiteria sebagai berikut : 4.2.1
Usia TABEL 4.3 USIA RESPONDEN n = 100
No.
Usia
F
%
1
20 - 24
10
10
2
25 – 29
8
8
3
30 – 34
21
21
4
35 – 39
26
26
5
40 – 44
22
22
6
45 – 50
13
13
100
100%
Jumlah
65
Pada tabel 4.3 diperoleh keterangan bahwa sebanyak 100 responden yang diteliti berusia antara 20 hingga 50 tahun, dengan presentasi terbesar diperoleh oleh responden yang berusia antara 35 – 39 tahun atau 26 %. Berdasarkan pilihan usia yang ditampilkan, usia 20 hingga 50 tahun merupakan usia yang produktif.
4.2.2 Pendidikan Terakhir TABEL 4.4 PENDIDIKAN TERAKHIR n = 100 No.
Pendidikan
f
%
1.
SD
29
29%
2.
SMP
21
21%
3.
SMA
26
26%
4.
Perguruan Tinggi
24
24%
100
100%
Jumlah
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang memiliki pendidikan terakhir terbanyak adalah di Sekolah Dasar (SD) sebanyak 29 responden atau 29%, SMP terdapat 21 responden atau 21%, SMA terdapat 26 responden atau 26% dan perguruan tinggi terdapat 24 responden atau 24%.
66
B.
Terpaan Media Berdasarkan terpaan media, maka dapat dijelaskan dalam berbagai kriteria,
yaitu : 4.2.3 Frekuensi Tayangan
TABEL 4.5 FREKUENSI MENONTON SINETRON INAYAH n = 100 No.
Frekuensi
F
%
1.
1 - 2 kali
16
16%
2.
3 – 4 kali
18
18%
3.
5 – 6 kali
23
23%
4.
Selalu menonton
43
43%
100
100%
Jumlah
Dari data yang terkumpul hanya 18 orang yang menonton sinetron Inayah sebanyak 3 – 4 kali dalam seminggu dan 16 responden yang menonton sinetron Inayah setiap 1 – 2 kali dalam seminggu. Hal ini dikarenakan menurut mereka sinetron Inayah membosankan. Namun frekuensi menonton sinetron Inayah cukup tinggi karena 43% dari responden selalu menonton sinetron Inayah.
67
4.2.4 Durasi Menonton Sinetron Inayah TABEL 4.6 DURASI MENONTON n = 100 No.
Durasi
F
%
1.
1 jam
12
12%
2.
1 – 2 jam
15
15%
3.
3 – 4 jam
26
26%
4.
Lebih dari 4 jam
47
47%
Jumlah
100
100%
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa yang menonton sinetron Inayah yang terkecil adalah pada 12 responden, yaitu menonton sinetron Inayah selama 1 jam dalam seminggu. Dan yang tertinggi diperoleh dengan 47 responden yaitu yang menonton sinetron Inayah lebih dari 4 jam dalam seminggu.
68
4.2.5 Intensitas Menonton Sinetron Inayah TABEL 4.7 INTENSITAS MENONTON SINETRON INAYAH n = 100 No.
Intensitas
F
%
1.
Fokus
56
56%
2.
Kurang Fokus
19
19%
3.
Tidak Fokus
25
25%
Jumlah
100
100%
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata sebagian besar responden focus menonton tayangan sinetron Inayah. Hal ini terliht dari data diatas yaitu responden yang fokus terdapat 56% orang responden, yang kurang focus terdapat 19% orang responden, dan yang tidak focus terdapat 25% responden.
69
4.3
Persepsi Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Tayangan Sinetron Inayah di Indosiar Dalam Dimensi Perhatian Setelah mengetahui identitas responden di bagian I, pola menonton di
bagian II, berikut ini penulis akan menguraika mengenai pembahasan penelitian di bagian III, yaitu persepsi ibu rumah tangga. Berikut ini akan penulis uraikan hasil penelitian mengenai persepsi ibu rumah tangga kelurahan tomang pada tayangan sinetron Inayah di Indosiar dalam tahap perhatian sebagai berikut :
4.3.1 Perhatian Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.8 PERHATIAN TERHADAP SINETRON INAYAH PADA HARI DAN JAM TAYANG n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat memperhatikan
14
14%
2.
Memperhatikan
69
69%
3.
Kurang memperhatikan
18
18%
4.
Tidak memperhatikan
3
3%
100
100%
Jumlah
Berdasarkan dari data yang terkumpul menunjukkan bahwa hanya 14 orang responden sangat memperhatikan hari dan jam tayangan sinetron Inayah di
70
Indosiar, yang memperhatikan terdapat 69 orang responden. Selebihnya 18 orang responden kurang dan 3 orang responden tidak memperhatikan hari dan jam tayangan sinetron Inayah. Dan yang sangat tidak memperhatikan terdapat 0 responden, atau tidak ada yang sangat tidak memperhatikan.
4.3.2 Perhatian Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.9 PERHATIAN TERHADAP DURASI WAKTU PENAYANGAN PADA SINETRON INAYAH n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat memperhatikan
9
9%
2.
Memperhatikan
57
57%
3.
Kurang memperhatikan
19
19%
4.
Tidak memperhatikan
15
15%
100
100%
Jumlah
Berdasarkan dari data yang terkumpul diatas menunjukkan bahwa hanya 9 orang responden yang sagat memperhatikan durasi atau waktu penayangan sinetron Inayah, selebihnya sebanyak 57 orang responden memperhatikan durasi penayangan
sinetron
Inayah.
Sebanyak
19
orang
responden
kurang
71
memperhatikan dan 15 orang responden tidak memperhatikan. Dan yang sangat tidak memperhatikan terdapat 0 responden, atau tidak ada yang sangat tidak memperhatikan
4.3.3 Perhatian Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.10 PERHATIAN TERHADAP ALUR CERITA PADA SINETRON INAYAH n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat memperhatikan
8
8%
2.
Memperhatikan
62
62%
3.
Kurang memperhatikan
26
26%
4.
Tidak memperhatikan
3
3%
100
100%
Jumlah
Berdasarkan dari data yang terkumpul diatas, menunjukkan bahwa sebanyak 62 orang responden atau 62% memperhatikan sinetron Inayah. Sangat memperhatikan
hanya
terdapat
8
orang
responden
atau
8%,
kurang
memperhatikan terdapat 26 orang responden atau 26% dan yang tidak memperhatikan terdapat 3 orang responden atau 3%. Dan yang sangat tidak
72
memperhatikan terdapat 0 responden, atau tidak ada yang sangat tidak memperhatikan
4.3.4 Perhatian Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.11 PERHATIAN TERHADAP ADEGAN POLIGAMI PADA SINETRON INAYAH n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat memperhatikan
42
42%
2.
Memperhatikan
57
57%
3.
Kurang memperhatikan
-
-
4.
Tidak memperhatikan
1
1%
100
100%
Jumlah
Berdasarkan data yang terkumpul di atas menunjukkan bahwa sebanyak 57 orang responden atau 57% memperhatikan adanya adegan yang melakukan poligami dalam sinetron Inayah. 42 orang responden atau 42% sangat memperhatikan adanya adegan berpoligami. Dan hanya 1 orang responden atau 1% yang tidak memperhatikan adanya adegan berpoligami dalam sinetron Inayah.
73
Dan yang sangat tidak memperhatikan terdapat 0 responden, atau tidak ada yang sangat tidak memperhatikan
4.3.5 Perhatian Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.12 PERHATIAN TERHADAP TIMBULNYA DAMPAK PERILAKU PADA SINETRON INAYAH
No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat memperhatikan
9
9%
2.
Memperhatikan
56
56%
3.
Kurang memperhatikan
22
22%
4.
Tidak memperhatikan
12
12%
5.
Sangat tidak memperhatikan
1
1%
Jumlah
100
100%
Berdasarkan data yang terkumpul di atas menunjukkan bahwa sebanyak 56 orang responden memperhatikan dampak perilaku yang akan ditimbulkan dari sinetron Inayah tersebut. Dan hanya terdapat 9 orangresponden yang sangat memperhatikan hal tersebut. Lainnya yang kurang memperhatikan terdapat 22
74
orang responden atau 22%, tidak memperhatikan sebanyak 12 orang responden atau 12%, dan yang sangat tidak memperhatikan hanya 1 orang responden.
4.3.6 Perhatian Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar Tabel 4.13 PERHATIAN TERHADAP DURASI YANG TIDAK PASTI PADA SINETRON INAYAH n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat memperhatikan
31
31%
2.
Memperhatikan
58
58%
3.
Kurang memperhatikan
10
10%
4.
Tidak memperhatikan
1
1%
100
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 58 orang responden atau 58% memperhatikan jam penayangan sinetron Inayah sangat lama jam Penayangannya. Dan yang sangat memperhatikan terdapat 31 orang responden atau 31% . Tidak ada yang sangat tidak memperhatikan jam penayangan sinetron Inayah sangat lama jam penayangannya. Yang tidak
75
memperhatikan hanya ada 1 orang responden atau 1%. Dan yang sangat tidak memperhatikan terdapat 0 responden, atau tidak ada yang sangat tidak memperhatikan.
4.3.7 Perhatian Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.14 PERHATIAN TERHADAP ADEGAN KURANG BAIK PADA SINETRON INAYAH n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat memperhatikan
19
19%
2.
Memperhatikan
67
67%
3.
Kurang memperhatikan
13
13%
4.
Tidak memperhatikan
1
1%
100
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa ibu-ibu rumah tangga memperhatikan adanya adegan yang kurang baik yang ditayangkan pada sinetron Inayah di Indosiar. Sebanyak 67 orang responden atau 67% memperhatikan adanya adegan yang kurang baik tersebut, sebanyak 19 orang responden sangat memperhatikan, 13 orang responden kurang memperhatikan, dan hanya 1 orang
76
responden yang tidak memperhatikan. Dan yang sangat tidak memperhatikan terdapat 0 responden, atau tidak ada yang sangat tidak memperhatikan.
4.4
Persepsi Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang pada Tayangan Sinetron Inayah di Indosiar dalam Dimensi Penafsiran Setelah mengetahui identitas responden di bagian I, pola menonton di
bagian II, berikut ini penulis akan menguraika mengenai pembahasan penelitian di bagian III, yaitu persepsi ibu rumah tangga. Berikut ini akan penulis uraikan hasil penelitian mengenai persepsi ibu rumah tangga kelurahan tomang pada tayangan sinetron Inayah di Indosiar dalam tahap penafsiran sebagai berikut :
77
4.4.1 Penafsiran Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.15 PENAFSIRAN TERHADAP PENAYANGAN PADA SINETRON INAYAH n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat setuju
2
2%
2.
Setuju
66
66%
3.
Kurang setuju
24
24%
4.
Tidak setuju
8
8%
100
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata dari ibu-ibu rumah tangga menyetujui penayangan sinetron Inayah. Hal tersebut bisa dilihat dari data yang diperoleh, yaitu sebanyak 66 orang responden atau 66% menyetujui penayangan sinetron Inayah. Yang sangat menyetujui terdapat 2 orang responden, yang lainnya yang kurang menyetujui terdapat 24 orang responden atau 24%, yang tidak menyetujui terdapat 8 orang responden dan tidak ada yang sangat tidak menyetujui penayangan sinetron Inayah. Dan yang sangat tidak setuju terdapat 0 responden, atau tidak ada yang sangat tidak setuju.
78
4.4.2 Penafsiran Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.16 PENAFSIRAN TERHADAP SALAH SATU TOKOH BERPOLIGAMI PADA SINETRON INAYAH n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat setuju
0
0%
2.
Setuju
1
1%
3.
Kurang setuju
6
6%
4.
Tidak setuju
64
64%
5.
Sangat tidak setuju
29
29%
100
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat 64 orang responden atau 64% yang tidak menyetujui adanya adegan poligami dalam sinetron Inayah. Yang sangat tidak menyetujui terdapat 29 orang responden atau 29%. Sisanya terdapat 6 orang responden yang kurang menyetujui dan terdapat 1 orang responden atau 1% menyetujui adegan berpoligami.
79
4.4.3 Penafsiran Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.17 PENAFSIRAN TERHADAP JAM TAYANG PUKUL 20.00 – 22.00 PADA SINETRON INAYAH n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat setuju
3
3%
2.
Setuju
54
54%
3.
Kurang setuju
33
33%
4.
Tidak setuju
10
10%
100
100%
Jumlah
Bersadasrkan tabel diatas menunjukkan bahwa banyak yang menyetujui penayangan sinetron Inayah yang dimulai dari pukul 20.00 hingga pukul 22.00. hal ini bisa terlihat dari data yang telah penulis peroleh, yaitu sebanyak 54 orang responden atau 54% menyetujui, dan yang kurang menyetujui penayangan tersebut terdapat 33 orang responden atau 33%. Dan yang sangat tidak setuju terdapat 0 responden, atau tidak ada yang sangat tidak setuju.
80
4.4.4 Penafsiran Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.18 PENAFSIRAN TERHADAP PERBUATAN POLIGAMI DALAM SINETRON n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat setuju
-
-
2.
Setuju
2
2%
3.
Kurang setuju
-
-
4.
Tidak setuju
63
63%
5.
Sangat tidak setuju
35
35%
100
100%
Jumlah
Berdasarkan data yang penulis peroleh menunjukkan bahwa terdapat 63 orang responden yang tidak menyetujui adanya poligami dalam kehidupan nyata, dan terdapat 35 orang responden sangat tidak menyetujui adanya poligami dalam kehidupan nyata.
81
4.4.5 Penafsiran Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.19 PENAFSIRAN TERHADAP PENAYANGAN INAYAH SETIAP HARI SENIN – SABTU n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat setuju
1
1%
2.
Setuju
60
60%
3.
Kurang setuju
32
32%
4.
Tidak setuju
5
5%
5.
Sangat tidak setuju
2
2%
100
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata menyetujui sinetron Inayah diadakan setiap hari senin hingga sabtu. Hal ini bisa dilihat dari data yang diperoleh bahwa sebanyak 60 orang responden menyetujui sinetron Inayah diadakan setiap hari Senin Hingga sabtu. Separuhnya lagi kurang menyetujui hal tersebut, yaitu sebanyak 32 orang responden atau 32%.
82
4.4.6 Penafsiran Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.20 PENAFSIRAN TERHADAP ALUR CERITA PADA SINETRON INAYAH MUDAH DIPAHAMI n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat setuju
0
-%
2.
Setuju
59
59%
3.
Kurang setuju
32
32%
4.
Tidak setuju
9
9%
100
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 59 orang responden atau 59% menyetujui bahwa alur cerita sinetron Inayah mudah dipahami. Hal ini berarti 59 orang responden memperhatikan alur cerita sinetron Inayah. Sebanyak 32 orang responden atau 32% kurang menyetujui dan 9 orang responden tidak menyetujui bahwa alur cerita sinetron Inayah mudah dipahami. Dan yang sangat tidak setuju terdapat 0 responden, atau tidak ada yang sangat tidak setuju.
83
4.4.7 Penafsiran Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.21 PENAFSIRAN TERHADAP ADEGAN KASAR PADA SINETRON INAYAH n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat setuju
-
-
2.
Setuju
3
3%
3.
Kurang setuju
5
5%
4.
Tidak setuju
70
70%
5.
Sangat tidak setuju
22
22%
100
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak menyetujui adanya adegan kasar dalam sinetron Inayah. Terdapat 70 orang responden atau 70% yang tidak menyetujui adany adegan tersebut, dan sebanyak 22 orang responden sangat tidak menyetujui adegan tersebut. Namun disini terdapat pula yang menyetujui adanya adegan kasar dalam sinetron inayah sebanyak 3 orang responden.
84
4.5
Persepsi Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang pada Tayangan Sinetron Inayah di Indosiar Dalam Dimensi Penafsiran Setelah mengetahui identitas responden di bagian I, pola menonton di
bagian II, berikut ini penulis akan menguraika mengenai pembahasan penelitian di bagian III, yaitu persepsi ibu rumah tangga. Berikut ini akan penulis uraikan hasil penelitian mengenai persepsi ibu rumah tangga kelurahan tomang pada tayangan sinetron Inayah di Indosiar dalam tahap pengetahuan sebagai berikut :
85
4.5.1 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.22 PENGETAHUAN TERHADAP TOKOH-TOKOH PADA SINETRON INAYAH n = 100 No 1
Jawaban Inayah, Aryo, Kanjeng Doso,
F
%
79
79%
Wisnu 2
Inayah, Melati, Murni, Marwah
17
17%
3
Inayah, Kanaya, Farel, Salimar
10
10%
4
Wisnu, Aurel, Mischa, Jiran
-
-
5
Melati, Marvel, Ridho, Murni
-
-
100
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 79 orang responden sangat mengetahui tokoh-tokoh yang terdapat pada sinetron Inayah. Hal ini bisa dilihat dari hasil data yang diperoleh diatas, jawaban yang benar yaitu terdapat pada no 1, yaitu Inayah, Aryo, Kanjeng Doso dan Wisnu.
86
4.5.2 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.23 PENGETAHUAN TERHADAP TOKOH UTAMA PADA SINETRON INAYAH n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Inayah
86
86%
2.
Wisnu
2
12%
3.
Melati
12
2%
4.
Ridho
-
-
5.
Semua benar
-
-
100
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh responden mengetahui tokoh utama dalam sinetron Inayah. Sebanyak 86 orang responden menjawab dengan benar mengenai tokoh utama sinetron Inayah. Selebihnya sebanyak 12 orang responden salah menjawab.
87
4.5.3 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.24 PENGETAHUAN TERHADAP TOKOH BERPOLIGAMI PADA SINETRON INAYAH n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Aryo dan Kanjeng Doso
93
93%
2.
Kanjeng Doso dan Fahri
5
5%
3.
Wisnu dan Aryo
2
2%
4.
Ridho dan Wisnu
-
-
5.
Marvel dan Ridho
-
-
100
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hampir seluruh responden mengetahui tokoh yang melakukan poligami. Hal ini bisa dilihat dari data berdasarkan jawaban yang diperoleh dari responden menjawab dengan benar sebanyak 93 orang responden atau 93%.
88
4.5.4 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.25 PENGETAHUAN TERHADAP BANYAKNYA WANITA YANG DINIKAHI OLEH KANJENG DOSO n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
4
75
75%
2.
5
13
13%
3.
6
11
11%
4.
3
1
1%
5.
2
-
-
Jumlah
100
100%
Berdasarkan data yang diperoleh diatas menunjukkan bahwa rata-rata respnden memilih 4 wanita yang dinikahi, yaitu sebanyak 75 orang responden atat 75%, hal ini berarti responden mengetahui berapa banyak wanita yang dinikahi oleh Kanjeng Doso.
89
4.5.5 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.26 PENGETAHUAN TERHADAP JUDUL LAGU YANG DIJADIKAN SOUNDTRACK DALAM SINETRON INAYAH n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Cobalah “Hijau Daun”
78
78%
2.
Suara “Hijau Daun”
21
21%
3.
Puspa “ST12”
-
-
4.
Tak ada yang abadi “Peterpan”
-
-
5.
Jangan
1
1%
Menyerah
“D’
Massive” Jumlah
100
100%
Berdasarkan tabel atau data yang diperoleh diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab dengan benar, yaitu sebanyak 78 orang responden atau 78% memilih jawaban Cobalah “Hijau Daun”. Dan yang lainya menjawab salah, yaitu sebanyak 21 orang responden atau 21% memilih jawaban Suara “Hijau Daun” dan 1 orang responden atau 1% menjawab Jangan Menyerah “D’ Massive”.
90
4.5.6 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.27 PENGETAHUAN TERHADAP ISI CERITA PADA SINETRON INAYAH n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat mengetahui
11
11%
2.
Mengetahui
62
62%
3.
Kurang mengetahui
23
23%
4.
Tidak mengetahui
4
4%
5.
Sangat tidak mengetahui
-
-
100
100%
Jumlah
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 62 orang responden atau 62% mengetahui isi cerita dalam sinetron Inayah. Yang sangat mengetahui hanya sebanyak 11 orang responden atau 11%, Kurang mengetahui sebanyak 23 orang responden atau 23% dan yang tidak mengetahui isi cerita sinetron Inayah 4 orang responden atau 4%.
91
4.5.7 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Sinetron Inayah di Indosiar TABEL 4.28 PENGETAHUAN TERHADAP TOKOH PROTAGONIS PADA SINETRON INAYAH n = 100 No.
Jawaban
F
%
1.
Sangat mengetahui
13
13%
2.
Mengetahui
76
76%
3.
Kurang mengetahui
11
11%
4.
Tidak mengetahui
-
-
5.
Sangat tidak mengetahui
-
-
100
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui tokoh protagonist (pemeran baik) dalam sinetron Inayah. Hal ini bisa dilihat dari hasil data yaitu sebanyak 76 orang responden atau 76% mengetahuinya, hanya sebanyak 13 orang responden sangat mengetahui dan yang laiinya kurang mengetahui tokoh protagonist dalam sinetron Inayah, terdapat 11 orang responden atau 11%.
92
4.6 Akumulasi 4.6.1 Akumulasi Atensi TABEL 4.29 AKUMULASI ATENSI No.
Persepsi
Interval
F
%
1
Sangat Tinggi
34 - 40
-
-
2
Tinggi
27 - 33
67
67 %
3
Netral
20 - 26
32
32%
4
Tidak Tinggi
13 - 19
1
1%
5
Sangat Tidak Tinggi
5 - 12
-
-
100
100%
Jumlah
4.6.2 Akumulasi Penafsiran TABEL 4.30 AKUMULASI PENAFSIRAN No.
Persepsi
Interval
F
%
1
Sangat Positif
34 - 40
-
-
2
Positif
27 - 33
-
-
3
Netral
20 - 26
55
55%
4
Negatif
13 - 19
45
45%
5
Sangat Negatif
5 - 12
-
-
100
100%
Jumlah
93
4.6.3 Akumulasi Pengetahuan TABEL 4.31 AKUMULASI PENGETAHUAN No.
Persepsi
Interval
F
%
1
Sangat Tinggi
34 - 40
1
1%
2
Tinggi
27 - 33
93
93%
3
Netral
20 - 26
6
6%
4
Tidak Tinggi
13 - 19
-
-
5
Sangat Tidak Tinggi
5 - 12
-
-
100
100%
Jumlah
4.6.4 Akumulasi Persepsi TABEL 4.32 AKUMULASI PERSEPSI No.
Persepsi
Interval
F
%
1
Sangat Positif
93 - 110
-
-
2
Positif
75 - 92
66
66%
3
Netral
57 - 74
34
34%
4
Negatif
39 - 56
-
-
5
Sangat Negatif
21 - 38
-
-
100
100%
Jumlah
94
4.7 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Peran televisi sangat besar dalam membentuk berbagai pola dan pendapat umum untuk menyukai program-program televisi tertentu. Televisi juga sangat mempengaruhi serta dapat membentuk pola piker dan perilaku masyarakat. Selain itu juga, televisi dapat memberikan berbagai informasi dari berbagai peristiwa serta memnberikan hiburan kepada masayarakat. Tujuan dari penelitian ini bahwa penelitian ini dilakukan untuk mnedapatkan persepsi dari Ibu rumah tangga kelurahan Tomang pada tayangan sinetron Inayah di Indosiar, apakah mendapatkan persepsi yang positif atau negative. Dalam penelitian ini, mengenai persepsi ibu rumah tangga kelurahan Tomang pada tayangan sinetron Inayah di Indosiar. Stimulus atau pesan yang disampaikan melalui tayangan sinetron Inayah di Indosiar mungkin dapat diterima ataupun ditolak oleh pemirsa. Teori Stimulus Organisme Response (SOR) menjelaskan bahwa efek merupakan reaksi terhadap stimuli (rangsangan tertentu). Efek yang ditimbulkan merupakan reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan juga memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (penonton). Penulis telah memberikan kepada 100 responden yang merupakan untuk mengetahui persepsi ibu rumah tangga kelurahan Tomang pada sinetron Inayah di Indosiar.
95
Pembahasan penulis dibagi menjadi sebagian sesuai dengan yang tertera dalam kuesioner, yaitu : identitas responden, pola mnenonton, persepsi mengenai tayangan sinetron Inayah dalam dimensi perhatian, persepsi sinetron Inayah dalam dimensi penafsiran, persepsi sinetron Inayah dalam dimensi pengetahuan. Pertama, pembahasan mengenai identitas responden. Dalam hal ini penulis mengajukan 2 pertanyaan dalam kuesioner, yaitu : usia dan angkatan responden. Kedua, usia responden berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden yang telah penulis lakukan dilapangan, diperoleh hasil bahwa sebanyak 23 responden yang mengisi kuesioner berusia 35 – 39 tahun. Ketiga, angkatan responden berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden yang telah penulis lakukan dilapangan diperoleh hasil bahwa sebanyak 29 (29%) responden yang mengisi kuesioner ini adalah responden yang tamat pada tamatan Sekolah Dasar (SD). Setelah membahas mengenai identitas responden, selanjutnya penulis akan membahas tentang pola menonton responden. 1. Frekuensi menonton tayangan sinetron Inayah Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden yang telah penulis peroleh mendapatkan hasil bahwa sebanyak 43 (43%) responden yang mengisi kuesioner ini adalah selalu menonton tayangan sinetrn Inayah. 2. Durasi menonton sinetron Inayah Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden yang telah penulis peroleh mendapatkan hasil bahwa sebanyak 47 (47%) responden yang
96
mengisi kuesioner ini adalah selalu menonton sinetron inayah lebih dari 4 jam dalam seminggu. 3. Intensitas menonton sinetron Inayah Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden yang telah penulis peroleh mendapatkan hasil bahwa sebanyak 56 (56%) responden menonton sinetron Inayah dari awal sampai akhir.
I.
Persepsi Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Tayangan Sinetron Inayah di Indosiar Dalam Dimensi Perhatian Ibu rumah tangga merupakan sebagai audience (penonton) yang
memperhatikan dimana ia memperoleh rangsangan lewat apa yang dilihatnya, kemudian diolah dalam dirinya sehingga menjadi pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasiinformasi dan menafsirkan pesan dari isi sinetron Inayah yang kemudian disebut persepsi. Dalam bagian ini penulis akan membahas persepsi Ibu rumah tangga kelurahan Tomang pada tayangan sinetron Inayah di Indosiar. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 100 mengetahui program tersebut. Mengenai hari dan jam tayang sinetron Inayah sebanyak 69 responden yang memperhatikan. Mengenai durasi waktu pada sinetron Inayak terdapat sebanyak 57 responden yang memperhatikan. Mengenai alur cerita pada sinetron Inayah terdapat sebanyak 62 responden yang memperhatikan alur cerita. Mengenai adegan poligami pada sinetron Inayah terdapat sebanyak 62 responden yang
97
memperhatikan bahwa adanya adegan poligami. Mengenai akan timbulnya dampak perilaku pada sinetron Inayah terdapat sebanyak 56 responden mengetahui dampak yang perilaku yang akan ditimbulkan. Mengenai jam penyangan sinetron Inayah yang lama jam penayangannya terdapat sebanyak 58 responden memperhatikan bahwa jam penayangan sinetron Inayah lama, yaitu dimulai dari pukul 20.00 hingga pukul 22.00. Mengenai adanya adegan kurang baik pada sinetron Inayah terdapat sebanyak 67 responden yang memperhatikan bahwa adanya adegan yang kurang baik.
II.
Persepsi Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Tayangan Sinetron Inayah di Indosiar Dalam dimensi Penafsiran Persepsi sering disebut dengan tindakan member makna melalui indera
untuk menafsirkan suatu informasi dalam bentuk yang lebih berarti. Penafsiran merupakan proses dalam member arti terhadap pesan yang diterima, kemudian mengorganisasikan stimuli atau rangsangan dengan melihat konteksnya dan mengisinya denan interptestasi yang konsisten dengan rangkaian stimuli yang dipersepsi. Pertama-tama peneliti akan membahas mengenai penafsiran tentang penayangan sinetron Inayah terdapat sebanyak 66 responden menyetujui adanya tayangan sinetron Inayah. Salah satu tokoh yang melakukan poligami pada sinetron Inayah terdapat sebanyak 64 responden tidak menyetujui adanya adegan poligami dalam sinetron Inayah. Terdapat sebanyak 54 menyetujui penayangan sinetron Inayah selama 2 jam. Sebanyak 63 responden tidak menyetujui perbuatan
98
poligami terjadi dalam dunia nyata. Sebanyak 60 responden menyetujui penayangan sinetron Inayah dilakukan setiap hari Senin – Sabtu. Sebanyak 59 responden menyetujui bahwa alur cerita sinetron Inayah mudah dipahami atau dimengerti. Sebanyak 70 responden tidak menyetujui adanya adegan tersebut kasar.
III.
Persepsi Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Tayangan Sinetron Inayah di Indosiar Dalam dimensi Pengetahuan Pada bagian ini penulis akan membahas tentang persepsi sesuai dalam
kuesioner yang telah penulis sebar kepada 100 responden dalam dimensi pengetahuan. Hal ini untuk menguji apakah benar responden benar-benar memperhatikan dan memahami sinetron Inayah. Mengenai tokoh-tokoh dalam sinetron Inayah terdapat sebanyak 75 responden sangat mengetahui tokoh-tokoh yang terdapat pada sinetron Inayah. Mengenai tokoh utama dalam sinetron Inayah terdapat sebanyak 86 responden sangat mengetahui tokoh utama dalam sinetron Inayah, yaitu Inayah itu sendiri. Mengenai tokoh yang berpoligami dalam sinetron Inayah terdapat sebanyak 93 responden sangat mengetahui tokoh yang berpoligami dalam sinetron Inayah, yaitu Aryo dan Kanjeng Doso. Mengenai jumlah wanita yang dinikahi oleh Kanjeng Doso dalam sinetron Inayah terdapat sebanyak 75 responden mengetahui jumlah wanita yang dinikahi oleh Kanjeng Doso. Mengenai judul lagu yang dijadikan soundtrack dalam sinetron Inayah terdapat sebanyak 78 responden sangat mengetahui judul lagu tersebut, yaitu cobalah dari Hijau Daun. Mengenai isi cerita dalam sinetron Inayah terdapat
99
sebanyak 62 responden mengetahui isi cerita yang dimaksud dalam sinetron Inayah. Mengenai tokoh protagonist dalam sinetron Inayah terdapat sebanyak 76 responden mengetahui tokoh yang baik dalam sinetron Inayah tersebut. Ternyata hampir seluruh responden mengetahui tentang sinetron Inayah yang ditayangkan di Indosiar.
100
BAB V PENUTUP Pada bab V ini penulis akan membahas mengenai kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilaksanakan dan saran yang dapat diberikan dengan hasil penelitian ini. 5.1
Kesimpulan Berdasarkan dari hasil keseluruhan data yang diperoleh melalui responden,
mengenai persepsi dalam tahapan perhatian, penafsiran dan pengetahuan. Penulis dapat menarik kesimpulan dari penelitian ini : 1. Dari data yang penulis peroleh ibu rumah tangga kelurahan tomang mengetahui serta menonton tayangan sinetron Inayah di Indosiar. 2. Persepsi Ibu rumah tangga kelurahan Tomang Jakarta Barat terhadap tayangan sinetron Inayah dapat diperoleh kesimpulan sebagian besar ibu rumah tangga mengerti tentang tayangan tersebut. Sehingga persepsi yang didapatkan adalah persepsi yang cukup baik. 3. Meskipun tayangan tersebut ada nilai negatif, tetapi responden menyukai program tersebut dikarenakan menurut mereka sinetron tersebut tidak seperti sinetron lain yang jam penayangannya terlalu cepat (1 jam). 4. Walau responden menonton sinetron Inayah, mereka tetap tidak menyetujui dengan adanya adegan poligami dalam tayangan tersebut, dan tidak menginginkan hal tersebut ada dalam kehidupan nyata.
100
101
5. Dan walaupun ada adegan yang kurang baik bagi penontonnya, pemirsa tidak mengambil segi negatif yang ada pada sinetron Inayah. Mereka menonton sinetron Inayah semata-mata hanya untuk hiburan.
5.2
Saran Adapun saran-saran dari penulis kepada pihak-pihak yang menayangkan
Sinetron Inayah, khususnya stasiun televisi Indosiar. Penulis menyarankan sebagai berikut : 1. Sebaiknya adegan yang berunsur pesan berpoligami disampaikan secara bijak karena adanya pro dan kontra di masyarakat. 2. Alur cerita yang dibuat agar lebih ringkas dan tidak bertele-tele, sehingga masyarakat dapat dengan lebih jelas apa yang dimaksud dari cerita tersebut. 3. Sebaiknya adegan kasar dalam sinetron Inayah dikurangi. 4. Sebaiknya isi cerita sinetron Inayah tidak rumit dan lebih ringkas sehingga pemirsa akan lebih mengerti atau mengetahui isi cerita yang ditampilkan.
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Anwar. 1998. Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta : P.T Raja Grafindo Persada Ardianto, dkk. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : P.T Remaja Rosdakarya Ibrahim, Idy Subandy dan Hanif Suranti. 1998. Wanita dan Media. Bandung : P.T Remaja Rosdakarya Kuswandi, Wawan. 2008. Komunikasi Massa Analisis Interaktif Budaya Massa. Jakarta : P.T Rineka Cipta Liliweri, Alo. 1991. Memahami Peran Komunikasi Massa dalam Masyarakat. Bandung : P.T Citra Aditya Bakti McQuail, Dennis. 1987. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga Mufid, Muhamad. 2005. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Jakarta : Kencana Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : P.T Remaja Rosdakarya Rakhmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung : P.T Remaja Rosdakarya __________________________. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta : Graha Ilmu Suprapto, Tommy. 2006. Berkarier di Bidang Broadcasting. Yogyakarta : Media Messindo Susanto, Astrid Phil. 1980. Komunikasi Massa 2. Bandung : Bina Cipta
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : P.T Grasindo
Sumber lainnya : Hermanto, Budi. 2008. Sejarah Pertumbuhan Televisi Komunitas di Indonesia. (http://www.atvki.or.id) Masriadi. 2007. Peran Komunikasi Massa Terhadap Pola Perilaku Masyarakat. (http://www.masriadi.multiply.com) Setyowati, Yuli. 2006. Komunikasi Massa. h.12 (http://www.aurajogja.files.wordpress.com/2006/09/komunikasi-massaPDF)
No. Responden
KUESIONER PENELITIAN PERSEPSI IBU RUMAH TANGGA KELURAHAN TOMANG PADA TAYANGAN SINETRON INAYAH DI INDOSIAR Bersama ini saya mengharapkan anda bersedia untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan survey mengenai Persepsi Ibu Rumah Tangga Kelurahan Tomang Pada Tayangan Sinetron Inayah di Indosiar. Penelitian ini akan digunakan sebagai bahan untuk pembuatan skripsi pada Fakultas Komunikasi Broadcasting Universitas Mercu Buana. Oleh karena itu saya sangat menghargai kejujuran anda dalam menjawab kuesioner ini. Atas perhatian dan waktu yang diberikan dalam pengisian kuesioner ini saya ucapkan terima kasih. Petunjuk pengisian : 1. Mohon anda membaca setiap pertanyaan dengan teliti. 2. Pilihlah salah satu jawaban dengan member tanda silang ( X ) pada jawaban yang paling cocok. 3. Mohon anda mengisi semua pertanyaan tanpa kecuali
A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Usia responden : a. 20 - 25 b. 26 – 31 c. 32 – 37 d. 38 – 43 e. 44 - 50 2. Pendidikan terakhir responden : a. SD
c. SMA
b. SMP
d. Perguruan tinggi, lainnya.
B. TERPAAN MEDIA 3. Frekuensi anda menonton tayangan sinetron Inayah dalam seminggu ? a. 1 - 2 kali b. 3 - 4 kali c. 5 - 6 kali d. Selalu menonton 4. Berapa jam anda menonton tayangan sinetron Inayah dalam seminggu ? a. 1 jam b. 1 – 2 jam c. 3 – 4 jam d. Lebih dari 4 jam 5. Bagaimana intensitas anda dalam menonton tayangan sinetron Inayah di Indosiar ? a. Dari awal sampai akhir b. 30 menit pertama c. Bagian tengahnya saja d. Bagian akhir
C. PERSEPSI
IBU
SINETRON
RUMAH
INAYAH
DI
TANGGA INDOSIAR
PADA
TAYANGAN
DALAM
DIMENSI
PERHATIAN 6. Apakah Anda memperhatikan hari dan jam sinetron Inayah ditayangkan di Indosiar ? a. Sangat memperhatikan
d.Tidak memperhatikan
b. Memperhatikan
e. Sangat tidak memperhatikan
c. Kurang memperhatikan 7. Apakah Anda memperhatikan durasi waktu penayangan sinetron Inayah yang ditayangkan di Indosiar ? a. Sangat memperhatikan
d. Tidak memperhatikan
b. Memperhatikan
e. Sangat tidak memperhatikan
c. Kurang memperhatikan 8. Apakah Anda memperhatikan alur cerita sinetron Inayah ? a. Sangat memperhatikan
d. Tidak memperhatikan
b. Memperhatikan
e. Sangat tidak memperhatikan
c. Kurang memperhatikan 9. Apakah Anda memperhatikan adanya adegan yang melakukan poligami dalam sinetron Inayah ? a. Sangat memperhatikan
d. Tidak memperhatikan
b. Memperhatikan
e. Sangat tidak memperhatikan
c. Kurang memperhatikan 10. Apakah Anda memperhatikan akan timbulnya dampak perilaku yang ditimbulkan dari penayangan sinetron Inayah di Indosiar ? a. Sangat memperhatikan
d. Tidak memperhatikan
b. Memperhatikan
e. Sangat tidak memperhatikan
c. Kurang memperhatikan 11. Apakah Anda mempehatikan jam penayangan dalam sinetron Inayah sangat lama jam penayangannya ? a. Sangat memperhatikan
d. Tidak memperhatikan
b. Memperhatikan
e. Sangat tidak memperhatikan
c. Kurang memperhatikan 12. Apakah Anda memperhatikan adanya adegan – adegan yang kurang baik untuk ditayangkan dalam sinetron Inayah ?
a. Sangat memperhatikan
d. Tidak memperhatikan
b. Memperhatikan
e. Sangat tidak memperhatikan
c. Kurang memperhatikan
D. PERSEPSI
IBU
SINETRON
RUMAH
INAYAH
DI
TANGGA INDOSIAR
PADA
TAYANGAN
DALAM
DIMENSI
PENAFSIRAN 13. Apakah Anda menyetujui penayangan sinetron Inayah di Indosiar ? a. Sangat setuju
d. Tidak setuju
b. Setuju
e. Sangat tidak setuju
c. Kurang setuju 14. Apakah Anda menyetujui adanya salah satu tokoh yang melakukan poligami dalam sinetron Inayah di Indosiar ? a. Sangat setuju
d. Tidak setuju
b. Setuju
e. Sangat tidak setuju
c. Kurang setuju 15. Apakah Anda menyetujui sinetron Inayah di Indosiar ditayangkan dari pukul 20.00 hingga pukul 22.00 ? a. Sangat setuju
d. Tidak setuju
b. Setuju
e. Sangat tidak setuju
c. Kurang setuju 16. Apakah Anda menyetujui adanya perbuatan poligami dalam kehidupan nyata seperti pada sinetron Inayah ?
a. Sangat setuju
d. Tidak setuju
b. Setuju
e. Sangat tidak setuju
c. Kurang setuju 17. Apakah Anda menyetujui sinetron Inayah ditayangkan setiap hari senin hingga sabtu ? a. Sangat setuju
d. Tidak setuju
b. Setuju
e. Sangat tidak setuju
c. Kurang setuju 18. Apakah Anda menyetujui alur cerita sinetron Inayah mudah untuk dipahami ? a. Sangat setuju
d. Tidak setuju
b. Setuju
e. Sangat tidak setuju
c. Kurang setuju 19. Apakah Anda menyetujui adanya adegan kasar yang terdapat dalam sinetron Inayah ? a. Sangat setuju
d. Tidak setuju
b. Setuju
e. Sangat tidak setuju
c. Kurang setuju
E. PERSEPSI SINETRON
IBU
RUMAH
INAYAH
DI
TANGGA INDOSIAR
PADA
TAYANGAN
DALAM
DIMENSI
PENGETAHUAN 20. Apakah Anda mengetahui tokoh-tokoh yang terdapat dalam sinetron Inayah ? a. Inayah, Aryo, Kanjeng Doso, Wisnu
d.
Wisnu,
Aurel,
e.
Inayah,
Melati,
Mischa, Jiran b. Melati, Marvel, Ridho, Murni Murni, Marwah c. Inayah, Kanaya, Farel, Salimar 21. Apakah Anda mengetahui tokoh utama dalam sinetron Inayah ? a. Melati
d. Wisnu
b. Inayah
e. Semua benar
c. Ridho 22. Apakah Anda mengetahui tokoh yang melakukan poligami dalam sinetron Inayah ? a. Aryo dan Kanjeng Doso
d. Ridho dan Wisnu
b. Kanjeng Doso dan Fahri
e. Marvel dan Ridho
c. Wisnu dan Aryo 23. Apakah Anda mengetahui berapa banyak wanita yang dinikahi oleh Kanjeng Doso dalam sinetron Inayah ? a. 6
d. 3
b. 5
e. 2
c. 4 24. Apakah Anda mengetahui judul lagu yang dijadikan soundtrack dalam sinetron Inayah di Indosiar ?
.
Cobalah “Hijau Daun”
d. Tak Ada Yang
Abadi “Peterpan” .
Suara “Hijau Daun”
e. Jangan Menyerah
“D’Massive” .
PUSPA “ST12”
0. Apakah Anda mengetahui isi cerita dalam sinetron Inayah di Indosiar ? .
Sangat mengetahui
d. Tidak mengetahui
.
Mengetahui
e.
Sangat
tidak
mengetahui .
Kurang mengetahui
0. Apakah Anda mengetahui tokoh protagonis (pemeran baik) dalam sinetron Inayah ? .
Sangat mengetahui
d. Tidak mengetahui
.
Mengetahui
e.
mengetahui .
Kurang mengetahui
Sangat
tidak
Coding Sheet Pengertian N 6 7 8 9 1 1 o 0 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2
1 2
Penafsiran 1 1 1 1 1 1 3 4 5 6 7 8
1 9
5 4 4 4 4 5 5 5 5 5
5 5 5 4 5 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 3 4 3 5
4 4 3 3 3 3 3 3 3 4
1 2 2 1 2 1 2 2 2 2
Pengetahuan 2 2 2 2 2 2 2 Ju 0 1 2 3 4 5 6 mla h 4 5 5 5 5 4 4 83 5 4 5 3 5 4 4 79 4 5 5 5 5 4 4 79 5 5 5 3 1 4 4 73 4 5 5 3 5 4 5 82 4 5 5 3 5 4 4 72 4 4 5 4 5 3 4 73 4 5 5 3 4 4 4 79 4 4 5 3 5 3 4 70 4 5 5 3 5 4 4 82
4 4 4 5 4 5
5
4 1 3 2 3 3
2
5 5 5 5 5 4 4
82
4 4 4 5 3 4
4
3 2 3 1 3 3
2
4 4 5 3 5 4 4
74
4 3 3 4 2 5
4
3 2 3 1 3 2
2
3 4 5 3 5 3 4
68
5 3 4 4 5 4
5
3 2 3 1 4 3
3
4 5 5 3 5 4 4
79
4 2 3 5 5 5
4
3 2 3 1 2 2
1
4 4 5 3 5 3 4
70
5 4 4 4 4 4
4
4 3 4 2 4 4
3
5 5 5 3 5 4 4
84
3 4 3 4 4 4
4
3 1 3 2 3 3
4
3 4 3 5 5 3 4
72
4 4 4 4 3 5
4
2 2 3 1 3 3
2
4 4 5 5 5 4 4
75
4 3 4 5 4 4
4
3 2 3 2 3 3
2
4 4 5 3 5 4 4
75
3 2 3 5 5 4
4
2 1 3 2 2 3
2
3 4 5 3 4 3 4
67
4 2 4 5 4 4
5
3 1 3 2 3 3
2
4 5 5 3 5 3 4
74
4 4 4 5 3 3
4
4 2 4 1 4 3
1
5 5 5 3 4 4 4
76
3 2 5 5 4 3
4
4 2 4 2 2 3
4
5 4 5 3 5 4 4
77
2 2 4 5 3 2
5
4 1 3 1 4 4
1
5 4 4 3 4 3 4
68
2 2 2 2 4 4
2
4 3 3 2 2 4
2
5 4 5 4 5 2 4
67
5 4 4 4 5 4 3 5 4 5
5 4 3 4 5 3 4 4 4 4
5 4 3 5 4 3 3 4 3 4
5 5 5 5 5 4 5 5 4 5
1 3 4 3 3 3 4 3 2 3
2 1 2 1 2 1 1 2 1 2
4 4 3 3 4 3 3 4 3 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 4 4 4 4 3 3 4 3 4
5 2 6 2 7 2 8 2 9 3 0 3 1 3 2 3 3 3 4 3 5 3 6 3 7 3 8 3 9 4 0 4 1 4 2 4 3 4 4 4 5 4 6 4 7
4 4 4 4 5 4
5
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 5 4 4 4
83
5 5 4 5 4 4
4
4 2 5 2 5 4
2
5 4 5 3 5 4 4
85
4 4 4 5 4 5
5
4 2 4 1 4 4
2
5 4 5 3 4 4 4
81
3 2 2 4 5 4
4
2 1 2 1 3 2
1
5 4 5 3 5 2 4
64
5 5 4 5 3 5
4
4 2 4 1 4 4
2
5 4 5 3 5 4 5
83
4 5 3 5 2 5
4
3 1 3 2 3 3
2
5 4 5 4 4 3 4
85
4 4 4 5 3 5
4
4 3 4 1 4 4
2
5 4 5 3 5 4 4
81
4 4 4 5 4 5
4
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 5 4 4
83
4 2 3 5 4 5
4
3 2 3 2 3 3
2
5 4 5 4 5 3 4
75
3 4 3 5 5 5
4
2 1 2 1 3 2
1
5 4 5 2 5 4 4
70
4 4 4 4 4 5
3
4 1 4 2 4 4
2
5
80
3 2 3 4 4 5
4
3 2 2 2 3 2
2
5 3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 2 4
4 5 4 5 4 5
5
4 2 5 2 4 4
2
5 4 5 3 5 4 4
85
4 5 4 5 4 4
4
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 5 4 5
83
4 4 4 4 4 5
4
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 4 4 4
80
2 4 2 5 5 5
4
2 1 2 2 3 3
2
3 4 3 3 5 3 4
67
3 2 3 4 2 4
3
3 2 3 2 3 3
2
3 4 5 3 4 3 3
64
5 4 5 4 4 5
4
4 2 4 2 4 4
1
5 4 5 3 5 5 4
83
4 4 5 4 4 5
5
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 4 4 4
82
4 4 4 4 4 4
5
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 5 5 4 4
83
4 5 4 5 3 3
4
4 2 4 1 4 4
2
5 4 5 3 5 5 4
80
4 4 4 4 2 4
4
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 5 4 4
78
68
4 8 4 9 5 0 5 1 5 2 5 3 5 4 5 5 5 6 5 7 5 8 5 9 6 0 6 1 6 2 6 3 6 4 6 5 6 6 6 7 6 8 6 9 7
4 4 4 4 4 4
5
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 5 4 4
81
4 2 3 5 4 4
4
3 2 3 2 3 3
2
4 4 5 5 5 3 3
73
4 4 4 5 3 5
4
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 4 4 4
80
4 3 4 5 3 4
5
4 2 5 2 4 4
2
5 4 5 3 5 4 5
82
4 4 4 4 4 4
4
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 5 4 5
81
3 3 3 4 4 4
4
3 2 3 2 3 3
2
3 4 5 3 4 3 4
69
4 4 4 4 4 4
4
4 2 4 2 4 3
2
5 4 5 3 5 4 4
79
3 4 3 4 2 4
4
4 4 3 4 3 3
4
3 4 5 4 5 3 4
77
4 4 4 4 4 4
4
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 5 4 4
80
4 4 4 4 3 4
4
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 5 4 4
79
4 4 3 5 4 4
4
4 2 4 2 4 4
3
5 4 5 3 5 4 4
81
3 2 3 5 4 5
4
3 2 3 1 3 2
2
5 4 5 5 4 3 3
71
5 4 5 4 4 4
4
4 2 4 1 4 4
2
5 4 5 3 5 5 4
82
4 3 4 4 4 4
5
4 3 4 2 3
2
5 4 5 3 5 3 4
79
4 4 4 4 4 4
4
4 4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 5 4 4
80
4 4 4 5 4 4
3
4 2 4 1 4 4
2
5 4 5 5 5 5 5
83
4 4 4 4 3 4
4
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 5 5 4
80
3 3 3 4 4 5
3
3 2 3 2 3 3
2
4 4 5 3 5 2 3
69
4 3 4 4 4 4
4
4 2 3 2 4 4
2
5 4 5 3 5 4 4
78
4 4 4 4 2 3
4
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 5 4 4
77
4 4 4 4 3 4
4
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 5 4 4
79
4 3 5 4 4 4
4
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 5 5 4
81
3 4 3 4 5 4
4
3 2 2 2 3 2
2
5 4 5 3 4 3 3
70
0 7 1 7 2 7 3 7 4 7 5 7 6 7 7 7 8 7 9 8 0 8 1 8 2 8 3 8 4 8 5 8 6 8 7 8 8 8 9 9 0 9 1 9 2
4 4 5 4 4 5
4
4 3 4 2 4 4
1
5 4 5 3 5 5 5
84
4 2 4 4 2 3
5
4 2 4 2 4 4
2
5 4 5 3 5 5 4
77
5 4 5 5 4 4
4
4 1 4 2 4 4
2
5 4 5 3 5 5 4
83
4 4 4 5 4 4
3
4 3 4 2 4 4
1
5 4 5 3 5 4 5
81
3 2 3 4 5 4
4
2 1 2 2 3 2
2
5 4 4 4 5 3 3
67
4 2 4 5 3 4
4
4 2 3 4 4 4
2
5 4 5 3 5 4 5
80
3 3 4 4 2 4
4
4 2 4 2 4 4
1
5 4 5 3 4 5 4
75
4 4 4 5 3 4
4
4 2 4 2 4 4
1
5 4 5 5 5 4 4
81
4 3 4 4 4 3
4
4 2 4 2 4 3
2
5 4 5 3 5 4 5 78 3 2 4 3 5 3 3 65
5 3 3 5 4 5
4
2 1 3 1 3 2
1
4 4 4 4 4 4
4
4 1 3 2 4 4
1
5 4 4 5 2 4
5
4 1 4 2 4 4
4 4 4 4 4 4
4
3 3 3 4 4 4
75
3
4 5 3 4 4 3 5 5 4 5 3 4 4 4
4 1 4 1 3 3
2
3 4 5 3 4 3 4
72
4
4 2 2 1 4 4
2
5 4 5 4 5 4 4
75
4 4 4 4 2 3
3
4 1 2 1 2 4
2
5 4 5 4 5 4 4
71
4 3 4 5 4 4
4
4 2 2 1 4 3
1
5 4 5 3 5 4 5
76
4 4 4 4 4 5
4
3 2 4 1 4 3
1
5 4 5 3 5 4 4
77
3 3 4 4 4 4
4
4 2 3 2 3 4
1
5 4
73
4 4 3 4 2 4
3
4 2 4 2 4 3
1
3 5 4 4 5 3 2 5 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4
4
4 1 4 2 1 4
3
5 4 4 4 4 4 4
76
5 4 4 4 4 5
4
5 1 4 2 4 4
2
5 4 5 4 5 4 5
84
4 4 4 4 4 4
4
2 1 4 2 1 4
1
5 4 5 3 5 4 4
69
77
71
9 3 9 4 9 5 9 6 9 7 9 8 9 9 1 0 0
4 3 4 4 4 4
3
4 2 3 1 4 4
1
5 4 5 3 5 4 4
75
4 4 4 4 4 4
4
4 2 2 2 4 4
2
4 4 5 4 4 4 4
77
4 3 4 4 4 3
3
3 2 4 2 3 4
2
5 4 5 3 4 4 4
74
3 5 4 4 4 4
3
4 1 3 2 3 3
2
5 4 5 4 5 3 3
74
4 4 3 4 3 3
4
3 1 4 1 4 4
1
5 4 5 3 5 4 4
73
4 4 3 4 4 4
3
4 1 4 1 3 4
2
5 4 5 3 5 4 4
75
4 4 4 4 4 4
3
3 1 3 2 4 4
2
5 4 5 3 5 4 4
76
4 4 4 4 3 3
3
3 2 4 2 3 4
2
5 4 5 3 5 4 3
74
Sinopsis Sinetron Inayah Inayah yang masih sangat muda dinikahkan orang tuanya dengan Kanjeng Doso (45 tahun). Seorang Pengusaha kaya yang sangat disegani dan dihormati. Kondosi orang tuanya yang miskin dan banyak hutang membuat Inayah akhirnya bersedia namun dilur dugaan dia harus tinggal di sebuah rumah yang sudah dihuni oleh ke tiga orang istri Kanjeng Doso lainnya, bersama dengan anak-anak mereka. Namun, Kehidupan dalam rumah tersebut tidak sepert yang dibayangkan orang-orang. Masih ada ketidakkrelaan dari salah satu istri dari Kanjeng Doso yaitu Desy. Desy takut kehadiran Inayah akan merebut cinta dan kasih serta harta yang akan diwariskan oleh Kanjeng Doso. Akhirnya dengan segala upaya dia berusaha membuatt Inayah tersingkir. Sementara itu, Aryo (23tahun) putra sulung Kanjeng Doso dari istri pertama, diam-diam mencintai Inayah. Dia jatuh cinta sebelum tahu bahwa Inayah adalah istri ayahnya. Dan segala upaya pula Aryo menyadarkan Inayah agar mau meninggalkan ayahnya,
karena
dia
tahu
menyakitkan buat Inayah.
kehidupan
disana
hanya
akan
Namun Inayah tetap bertahan,demi orang tuanya dan demi baktinya sebagai istri. Hal itulah yang membuat Aryo membenci Inayah. Namun kebencian itu lambat laun menjadi cinta yang terus berkembang.
CURRICULUM VITAE
Full Name
: Aretha Kurnia
Nick Name
: Retha
Place / Date of Birth
: Jakarta, November 10th 1986
Home Address
: Jl. Tawakal Ujung Raya No.1 Jakarta Barat 11440
E-mail Address
:
[email protected]
Marital Status
: In a relationship
Interest
: Reading book esp. Novel, Singing and Watching Movie, Listening Music
2002 – 2005
: Senior High School of 23 Tomang, Jakarta
1999 – 2002
: Junior High School of Sumbangsih Grogol, Jakarta
1993 – 1999
: Elementary School of Sumbangsih Grogol, Jakarta
May 16th 2006 : Seminar Nasional “Cegah Tayangan Kekerasan, Pornografi dan Mistik di Televisi” at Mercu Buana University.
May 28th 2008 : National Forum, “National Television : Among Regulation, Decentralitation and Corporation” at Mercu Buana University.
November 28th, Seminar Komunikasi dan Study Media to Metro TV Program Kick Andy
UKM radio mercubuana sebagai penyiar
Crew madding SMA Negeri 23
Ketua Paduan Suara SMA Negeri 23
Anggota Drumband SD Sumbangsih II Grogol
Figuran Sinetron Romantika Remaja
Figuran sebagai anak kecil di Sinetron si Entong
Figuran FTV “Biarkan Hati Gue Yang Ngomong”
Figuran Sinetron Intan