OPINI KHALAYAK TERHADAP TAYANGAN DRAMA KOMEDI OB (Office Boy) Shift 2 RCTI (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Rt.12 Rw.11 Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat Periode Maret 2009)
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh : Nama
: Agustina Hakim
Nim
: 44105010028
Jurusan
: Broadcast
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS KOMUNIKASI PROGRAM STRATA 1 BROADCASTING KOMUNIKASI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Agustina Hakim
Nim
: 44105010-028
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul Skripsi
: Opini Khalayak Terhadap Tayangan Drama Komedi OB (Office Boy) shift 2 RCTI. (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Rt.12 Rw.11 Rawa Buaya Cengkareng Jakarta-Barat Periode Maret 2009)
Jakarta, 19 Mei 2009
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
(Diah Wardhani, Dra.Msi)
(Siti Nur Aisyiyah S.Sn)
i
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS KOMUNIKASI PROGRAM STRATA 1 BROADCASTING KOMUNIKASI
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG
1. Nama
: Agustina Hakim
2. NIM
: 44105010-028
3. Fakultas
: Ilmu Komunikasi
4. Bidang Studi
: Broadcasting
5. Judul
: Opini Khalayak Terhadap Tayangan Drama Komedi OB (Office Boy) Shift 2 RCTI (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Rt.12 Rw.11 Rawa Buaya Cengkareng Jakarta-Barat Periode Maret 2009)
Jakarta, 19 Mei 2009 Mengetahui, 1. Ketua Sidang Feni Fasta., SE, M.Si
(.............................)
2. Penguji Ahli Ponco Budi Sulistyo., S.Sos, M.Comn
(..............................)
3. Pembimbing Skripsi I Diah Wardhani, Dra.Msi
(..............................)
4. Pembimbing Skripsi II Siti Nur Aisyiyah S.Sn
(..............................)
ii
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS KOMUNIKASI PROGRAM STRATA 1 BROADCASTING KOMUNIKASI
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
1. Nama
: Agustina Hakim
2. NIM
: 44105010-028
3. Fakultas
: Ilmu Komunikasi
4. Bidang Studi
: Broadcasting
5. Judul
: Opini Khalayak Terhadap Tayangan Drama Komedi OB (Office Boy) Shift 2 RCTI (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Rt.12 Rw.11 Rawa Buaya Cengkareng Jakarta-Barat)
Jakarta, 19 Mei 2009 Mengetahui, 1. Ketua Sidang Feni Fasta., SE, M.Si
(.............................)
2. Penguji Ahli Ponco Budi Sulistyo., S.Sos, M.Comn
(..............................)
3. Pembimbing Skripsi I Diah Wardhani, Dra.Msi
(..............................)
4. Pembimbing Skripsi II Siti Nur Aisyiyah S.Sn
(..............................)
iii
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS KOMUNIKASI PROGRAM STRATA 1 BROADCASTING KOMUNIKASI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
1. Nama
: Agustina Hakim
2. NIM
: 44105010-028
3. Fakultas
: Ilmu Komunikasi
4. Bidang Studi
: Broadcasting
5. Judul
: Opini Khalayak Terhadap Tayangan Drama Komedi OB (Office Boy) Shift 2 (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Rt.12 Rw.11 Rawa Buaya Cengkareng Jakarta-Barat)
Jakarta, 19 Mei 2009 Disetujui dan diterima oleh: Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
(Diah Wardhani, Dra.Msi)
(Siti Nur Aisyiyah S.Sn) Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Kepala Jurusan Broadcasting
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
(Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comn
iv
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA PROGRAM STRATA 1 BROADCASTING KOMUNIKASI
Nama Judul
Bibliografi
: Agustina Hakim : Opini Khalayak Terhadap Tayangan Drama Komedi OB shift 2 RCTI (Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Rt.12 Rw.11 Cengkareng Jakarta-Barat Periode Maret 20090 : 25 Bahan acuan bacaan
ABSTRAKSI Dalam ilmu komunikasi istilah pendapat (opinion) dan sikap (attitude) sering dicampurbaurkan. Pada umumnya orang berpendapat bahwa opini merupakan jawaban terbuka terhadap suatu ataupun baik lisan ataupun tulisan. Dengan ide awal drama komedi “OB” (Office Boy) menghadirkan situasi komedi yang cerdas tapi juga menggelitik. Pada tanggal 25 Maret OB muncul dengan judul baru “OB shift 2”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui opini khalayak di Rawa Buaya Rt.12 Rw.11 Cengkareng Jakarta Barat mengenai program Drama Komedi OB shift 2 RCTI pada bulan Maret 2009. Sedangkan yang menjadi tinjauan pustaka adalah komunikasi massa melalui media massa kepada khalayak, televisi sebagai salah satu media massa, drama komedi, opini juga diartikan sebagai pendapat seseorang sebagai pernyataan sikapnya terhadap sesuatu hal atau peristiwa yang diungkapkan dengan kata-kata,dan khalayak media. Sifat penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode survey. Populasi khalayak yang dipilih dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili atau bertempat tinggal diwilayah lingkungan Rawa Buaya Rt 12 Rw 11 Cengkareng, Jakarta Barat, yang menyaksikan program drama komedi “OB” shift 2. Sampel dalam penelitian ini 85 responden, dari jumlah populasi yaitu 546 penarikan samplenya menggunakan rumus Yamane dengan presisi 10 %. Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara menyebarkan kuisioner kepada para responden dengan menggunakan cara purposive sampling, yaitu menyebarkan kuisioner kepada responden. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diperoleh kesimpulan, bahwa opini tayangan drama komedi OB shift 2 terhadap masyarakat Rawa Buaya Rt.12 Rw.11 Cengkareng Jakarta Barat pada bulan Maret 2009 positif, dalam arti bahwa tayangan tersebut perkembangannya dianggap positif oleh responden.
v
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan baik Peneliti menyadari bahwa Laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan masih terbatasnya pengetahuan serta pengalaman yang penulis miliki. Selain itu, Peneliti juga memohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam penyajian materi dan kesalahan dalam menyusun kata-kata. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, kiranya sulit bagi penulis untuk menyelesaikan kegiatan dan penyusunan laporan magang ini. Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan moril maupun materiil hingga selesainya proses penyusunan laporan magang ini: 1. Kedua orang tua saya, Abd.Hakim Pohan dan Ida Hayati Nst, yang selalu sabar menghadapi saya, terima kasih atas nasihatnya selama ini. 2. Adik-adik saya Desi & Dewi juga Ete, kalian selalu sabar dan berbaik hati walaupun sering saya kerjain. 3. Semua teman-teman saya yang selalu memberi support dan canda tawa sehingga membuat saya bersemangat kembali. 4. Pembimbing saya Bu Diah Wardhani terimakasih atas kesabarannya membimbing saya, dan menjelaskan kepada saya secara sabar dan jelas. 5. Pembimbing dan juga dosen saya Bu Siti Nur Aisyiah, terimakasih atas kesabarannya, waktunya dan juga nasihat-nasihatnya..
vi
6. Ponco Budi Sulistyo, M.Comm sebagai dosen Pembimbing Akademik mata kuliah yang telah banyak memberikan ilmu dan pengalamannya yang sangat amat bermanfaat serta menjadikan motivasi yang terbaik untuk saya. 7. Seluruh Dosen yang telah membantu dan menghibur saya juga bersabar atas semua tingkah laku saya, dan seluruh staf karyawan yang telah membantu saya. 8. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu peneliti baik secara moril maupun materil.
Jakarta, 19 Mei 2009
(Agustina Hakim)
vii
DAFTAR ISI ABSTRAKSI……………………………………………………………… ii KATA PENGANTAR……………………………………………………. iii DAFTAR ISI……………………………………………………………… v DAFTAR TABEL………………………………………………………… ix
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1 1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………… 1 1.2. Rumusan Masalah……………………………………......... 7 1.3. Tujuan Penelitian…………..………………………………. 8 1.4. Signifikansi Penelitian…………………………………….. 8 1.4.1. Signifikansi Akademis………….…………………
8
1.4.2. Signifikansi Praktis………………………………..
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………. 9 2.1. Komunikasi Massa………………………………………… 9 2.1.1. Karakteristik Komunikasi Massa……...…………… 11 2.1.2. Fungsi Komunikasi Massa………....………………. 11 2.1.3. Efek Komunikasi Massa…………………………… 13 2.1.4. Isi pesan Media Massa………………………. ......... 14 2.2. Televisi……….………………………………………...… 16 2.2.1. Sejarah Singkat Televisi……………………..…….. 16 2.2.2. Karakteristik Televisi……………………..……….. 17 2.2.3. Fungsi Televisi………………………...…………… 19 2.2.4. Program Televisi…………………..………………. 20
viii
2.2.5. Jenis Program Televisi……………………………... 21 2.3. Drama Komedi……………………………………...........
22
2.3.1. Karakteristik Drama Komedi………………………
23
2.3.2. Jenis-jenis Program Drama Komedi……..………...
24
2.4. Opini……………………………………………..……..
24
2.4.1. Proses Pembentukan Opini………………...……..
26
2.4.2. Jenis-jenis Opini…………………………...……..
29
2.4.3. Karakteristik Opini…………………………........
30
2.4.4. Unsur-unsur Opini…………………………………
30
2.4.5. Ciri-ciri Opini………………………………………. 32 2.5. Khalayak………………………………...………………
32
2.5.1. Karakteristik Khalayak……...………………….....
33
2.5.2. Segmentasi Khalayak………………………..........
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………… 3.1. Tipe Penelitian……………………………………………
35 35
3.2. Metode Penelitian………………………………………… 36 7.3.3. Populasi dan Sampel………………….……………
37
3.3.1. Populasi…………………………………………
37
3.3.2. Sampel……………………………………………
38
3.4. Teknik Pengumpulan Data……………………………..
39
3.4.1. Data Primer……………………………………….
39
3.4.2 Data Sekunder…………………………………… .
39
3.5. Definisi Konsep dan Operasionalisasi……………………
39
3.5.1. Definisi Konsep……………………………………
39
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………… 45 4.1. Gambaran Umum RCTI…………………………………… 45 4.1.1. Sejarah RCTI………………………………………
45
4.1.2. Visi dan Misi RCTI………………………………
46
4.1.3. Program Acara RCTI………………………………
47
4.1.4. Organisasi RCTI……………………………………
47
4.1.5. Jangkauan RCTI……………………………………
48
4.1.6. Alamat Instansi & Logo RCTI………………………. 48 4.2. Gambaran Umum Drama Komedi OB shift 2……………
49
4.3. Identitas Responden………………………………………
50
4.4. Intensitas…………………………………………………
5
4.5. Opini Kepercayaan………………………………………
53
4.6. Opini Nilai-nilai …………………………………………
58
4.7. Opini Pengharapan………………………………………… 62 4.8. Analisis & Pembahasan…………………………………… 70
BAB V PENUTUP…………………………………………………… 5.1. Kesimpulan………………………………………………
73 73
5.2. Saran-saran………………………………………………… 74
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL NO. TABEL Tabel 3.5.1.
Operasionalisasi Opini Konsep………………………...... 41
Tabel 4.3.1.
Jenis kelamin…………………………………………….. 50
Tabel 4.3.2.
Usia………………………………………………………. 51
Tabel 4.3.3.
Jenis Pekerjaan…………………………………………
Tabel 4.4.1.
Frekuensi anda menonton televisi……………………… 52
Tabel 4.4.2.
Frekuensi anda menonton drama komedi OB shift 2….. 52
Tabel 4.4.3.
Frekuensi menonton drama komedi OB shift2 per episod 53
Tabel 4.5.1.
Kepercayaan terhadap tema cerita memberi informasi… 54
Tabel 4.5.2.
Kepercayaan terhadap tema cerita mendidik…………… 55
Tabel 4.5.3.
Kepercayaan terhadap tema cerita menghibur………….. 55
Tabel 4.5.4.
Kepercayaan terhadap karakter tokoh bersikap teladan.
Tabel 4.5.5 .
Kepercayaan terhadap karakter tokoh bertingkah jenaka 56
Tabel 4.5.6.
Kepercayaan terhadap akting pemain dapat diperankan dengan
51
56
baik………………………………………………………. 57 Tabel 4.5.7.
Akumulasi opini kepercayaan responden………….
57
Tabel 4.6.1.
Nilai-nilai yang terkandung dalam tema cerita menggugah emosi……………………………………………………. 58
Tabel 4.6.2.
Nilai-nilai yang terkandung dalam tema cerita menarik perhatian………………………………………………… 59
Tabel 4.6.3.
Nilai-nilai yang terkandung dalam karakter tokoh bersikap teladan…………………………………………………… 59
Tabel 4.6.4.
Nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa daerah yang digunakan mewarisi budaya……………………………….
xi
60
Tabel 4.6.5.
Nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa daerah yang digunakan melestarikan budaya……………………………..
Tabel 4.6.6.
61
Nilai-nilai yang digunakan dalam dialog sopan dan lemah lembut……………………………………………………. 62
Tabel 4.6.7.
Akumulasi opini nilai-nilai program…………………… 62
Tabel 4.7.1.
Mengharapkan tema cerita memberikan informasi…….. 62
Tabel 4.7.2.
Mengharapkan tema cerita mendidik…………………..
Tabel 4.7.3.
Mengharapkan tema cerita menghibur………………….. 64
Tabel 4.7.4.
Mengharapkan Alur Cerita mudah dimengerti dan dipahami 64
Tabel 4.7.5.
Mengharapkan karakter tokoh menghibur………………..65
Tabel 4.7.6.
Mengharapkan karakter tokoh mendidik………………. 65
Tabel 4.7.7.
Mengharapakan karakter tokoh bersikap teladan……….. 66
Tabel 4.7.8.
Mengharapkan Bahasa daerah yang digunakan memajukan
63
kebudayaan daerah………………………………………. 67 Tabel 4.7.9.
Mengharapkan Bahasa Daerah yang digunakan mewarisi budaya…………………………………………………
Tabel 4.7.10.
Mengharapkan Bahasa Daerah yang digunakan melestarikan budaya…………………………………………………
Tabel 4.7.11.
67
68
Mengharapkan dialog yang digunakan membuat lebih bersosialisasi…………………………………………… 68
Tabel 4.7.12.
Akumulasi opini pengharapan responden……………… 69
Tabel 4.8.
Akumulasi Opini…………………………………
xii
69
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial, yang artinya manusia tidak bisa hidup
sendiri dan membutuhkan orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial, hidup berkelompok dan menjalin komunikasi antara satu dengan yang lain, yang bertujuan agar masing-masing individu atau kelompok bisa saling memahami dan menjalin komunikasi yang efektif. Komunikasi itu sendiri berasal dari bahasa Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi,
sebenarnya
kita
sedang
berusaha
menumbuhkan
suatu
kebersamaan (commoness) dengan seseorang. 1 Penyampaian informasi, ide dan sikap kepada orang banyak dilakukan dengan cara menggunakan media massa, komunikasi seperti itu disebut juga komunikasi massa. Komunikasi massa pada dasarnya adalah berkomunikasi dengan massa (audiens atau khalayak sasaran). Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim. Massa disini dimaksudkan sebagai para penerima pesan (komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen satu sama lainnya.2 Media massa yang digunakan dalam komunikasi massa seperti radio siaran, televisi siaran, surat kabar/majalah, film, dan dengan seiringnya
1
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005, Hal.5. 2 Tommy Suprapto. Pengantar teori komunikasi, Penerbit Media Pressindo, Yogyakarta, Agustus, 2005, Hal. 1.
1
perkembangan tekhnologi dan budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon seluler. Hidup manusia bisa dikatakan tidak akan terlepas dari media massa. Mulai bangun tidur hingga menjelang tidur kembali. Pikiran kita dipenuhi informasi dari media massa. Betapa media massa sedemikian hebat dan kuatnya dalam mempengaruhi manusia. Hidup manusia pun akan sangat bergantung pada media massa. Media massa telah menjadi faktor penentu kehidupan manusia. Media massa adalah bagian dari komunikasi massa (sebagai alat utama dalam komunikasi massa) mampu membentuk masa depan umat manusia. Media massa telah mempengaruhi atau membentuk perilaku manusia. Pengaruh media tersebut banyak kaitannya dengan aspek-aspek lain, seperti sifat komunikator, struktur isi media atau sifat audience. 3 Komunikasi media massa televisi ialah proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana atau televisi. Komunikasi media massa televisi menegaskan bahwa dalam setiap pesan yang disampaikan televisi, tentu saja mempunyai tujuan khalayak sasaran serta akan mengakibatkan umpan balik (feed back), baik secara langsung maupun tidak langsung. Media televisi menyediakan informasi dan kebutuhan manusia keseluruhan. Media televisi sebagai sarana tayang realitas sosial menjadi penting artinya bagi manusia untuk memantau diri manusia dalam kehidupan sosialnya. 4
3
Ibib, Hal.10. Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media Televisi), Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta, 1996, Hal. 158. 4
2
Keberadaan komunikasi massa media televisi ialah bahwa kehadiran televisi menjadi bagian yang sangat penting sebagai sarana untuk berinteraksi satu dengan lainnya dalam berbagai hal yang menyangkut perbedaan dan persamaan persepsi tentang suatu isu yang sedang terjadi di belahan dunia.5Media televisi termasuk dalam media massa dan bersama-sama dengan radio dan film, merupakan media elektronik. Kehebatan media ini adalah, dapat menyampaikan pesannya secara langsung dengan bantuan teknologi tinggi listrik. Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Daya tarik media televisi sedemikian besar, sehingga pola-pola kehidupan rutinitas manusia sebelum muncul televisi berubah total sama sekali. Tidak menonton televisi, sama saja dengan mahluk buta yang hidup dalam tempurung. 6 Masuknya televisi di Indonesia (Jakarta) pada tahun 1962, bertepatan dengan “The 4th Asian Games” (peristiwa olahraga Asia ke-4) di mana Indonesia mendapat giliran menjadi tuan rumah. Peresmian televisi bersamaan dengan dibukanya peristiwa olahraga itu oleh Presiden Soekarno tanggal 24 Agustus 1962. Tujuan utama pengadaan televisi ialah untuk meliput semua kegiatan kejuaraan pertandingan selama pesta olahraga berlangsung. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bersifat politis, bisa pula informative, hiburan dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh
5 6
Dennis Mcquail. Teori Komunikasi Massa. Pt. Erlangga, Jakarta 1987, Hal. 3. Ibid,Hal. 16.
3
televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.
7
Suatu perkembangan sangat berarti bagi dunia televisi di Indonesia ialah dengan diizinkannya pemancar televisi swasta untuk mengudara. Dengan demikian, pada tahun 1989 mulailah siaran RCTI yang kemudian diikuti pula oleh TPI dua tahun kemudian. Dewasa ini yang mengudara, baik secara lokal di Jakarta maupun yang sudah bisa diterima secara nasional. Jika dahulu mereka hanya bisa menonton dari satu stasiun saja (TVRI), maka sekarang mereka bisa mempunyai beberapa pilihan. Disamping itu, dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi maka banyak pula yang bisa menikmati televisi dari mancanegara.
8
Persaingan antara televisi swasta sangat terasa di hadapan kita, hal ini terbukti dari perubahan dan peningkatan perangkat tekhnologi masing-masing televisi serta materi acara yang disajikan untuk pemirsa. Persaingan paket acara televisi di Indonesia, khususnya di Jakarta serta beberapa stasiun televisi asing yang hanya bisa ditangkap oleh parabola, semakin tinggi. Adapun beberapa paket yang akan bersaing merebut perhatian pemirsa, diantaranya adalah paket musik, film dan sinetron. Persoalan lain yang tak kalah pentingnya dalam persaingan media televisi, yaitu pengaturan jadwal waktu acara yang akan disajikan kepada pemirsa. Pengaturan waktu menjadi penting, karena ada waktu-waktu tertentu, pemirsa akan menonton televisi secara khusus (prime time).9 Opini menurut Carl I Houland dinilai sebagai jawaban yang diucapkan, yang diberi oleh individu terhadap suatu rangsangan atau situasi yang mengemukakan beberapa pertanyaan yang dipermasalahkan. Opini dapat juga
7
Op. cit. Wawan Kusnadi, Hal. 3. Op. cit. Wawan Kusnadi, Hal. 4. 9 Op.cit. Wawan Kusnadi, Hal. 11. 8
4
diartikan sebagai pendapat seseorang sebagai pernyataan sikapnya terhadap suatu hal atau peristiwa yang diungkapkan dengan kata-kata10. Dalam ilmu komunikasi istilah-istilah pendapat (opinion) dan sikap (attitude) sering dicampurbaurkan. Pada umumnya orang berpendapat bahwa opini merupakan jawaban terbuka terhadap suatu tulisan ataupun lisan. Sebaliknya sikap merupakan reaksi yang tertutup. Biasanya sikap seseorang mencerminkan pendapatnya secara implisit, tetapi sebaliknya belum tentu bahwa apa yang dinyatakan oleh seseorang akan menentukan sikapnya yang sebenarnya. Karena itu dikatakan pula, bahwa suatu pesan dikatakan berhasil, apabila sikap telah memperlihatkan apa yang diharapkan oleh komunikator.11 Stasiun televisi sebagai komunikator mengharapkan audiens atau komunikan bisa memberi pendapat dan menunjukan sikap yang diharapkan oleh stasiun televisi, karena sikap dari audiens adalah salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program yang membuat program tersebut populer. Popularitas acara akan bisa diketahui dari berapa banyak iklan membuktikan acara itu populer. Hal ini akan membantu keberlangsungan program itu untuk terus tayang dan tetap menarik jumlah dan perhatian masyarakat. Namun sebaliknya, opini atau pendapat yang negatif dari masyarakat akan berdampak pada kurangnya minat pengiklan untuk mempromosikan produk atau barang-barang mereka karena program tersebut kurang diminati dan minimnya respon masyarakat. Akan tetapi RCTI cukup cermat untuk bisa membuat suatu program drama komedi yang menyuguhkan tayangan dimana urusan kantor ternyata tidak hanya sekedar menyelesaikan tugas rutin, setelah itu kembali kerumah serta menanti gaji di
10
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosda Karya 1999) Hal. 10. 11 Djoenangsih S. Sunarjo, Opini Publik, Yogyakarta, 1997, Hal. 5.
5
penghujung bulan. Tapi, sisi lain dari kehidupan di dunia kantor ternyata menyimpan pula potensi cerita yang menarik untuk diangkat kelayar kaca. 12 Satu diantaranya disuguhkan oleh program yang hadir di layar kaca RCTI setiap hari ini ternyata mampu menarik pemirsa dalam jumlah yang memuaskan. Dari hasil survey yang dilansir Dari lembaga AGB Nielen Media Reasearch, diketahui bahwa share pemirsa OB Shift 2 periode Maret 2009ini ternyata berhasil menembus 21,5%. Jumlah sebanyak ini menandakan bahwa sekitar 21,5 % dari 100% total penonton televisi di sembilan kota besar hasil survey AC Nielsen, sedang menonton OB shift 2. Sedangkan dari indikator rating, mampu meraih nilai 2,6 poin pada bulan maret 2009.13 Dengan ide awal drama komedi “OB” (Office Boy) yang pertama kali tayang pada 17 April 2007, RCTI menghadirkan situasi komedi yang cerdas tapi juga menggelitik. OB bukan hanya menyuguhkan tayangan yang menghibur akan tetapi juga berkualitas, hal ini terbukti dengan hasil riset rating publik II (Oktober 2008) yang dilakukan Yayasan SET bekerjasama dengan IJTI, Yayasan Tifa, dan Jaringan Masyarakat Pemerhati Televisi. Penelitian ini menunjukkan untuk program hiburan, yang paling berkualitas adalah Para Pencari Tuhan (SCTV, 43,4 persen), disusul OB (RCTI, 12,7%), Suami-suami Takut Istri (Trans TV, 4,7%), Aqso dan Madina (RCTI, 2,8%), Cerita SMA (RCTI, 1,4%), Jihan (Indosiar, 0,9%), Khanza (RCTI , 0,9%), dan lainnya (33,0%).14 OB adalah drama komedi hasil produksi in house RCTI yang sukses dengan 623 episodenya, dan OB juga tergolong program yang istimewa karena
12
www.RCTI.tv
13
Winny Rosalina Produser OB www.Compas.com
14
6
pada ulang tahun keduanya pada tanggal 14 Mei RCTI merayakan ulang tahun OB, yang juga turut mengundang artis-artis dan juga mengadakan penghargaan OB award
untuk para artis yang pernah menjadi bintang tamu OB, dalam
berbagai nominasi. Pada tanggal 25 Maret OB muncul dengan judul baru “OB shift 2” dengan jam tayang yang lebih awal yaitu 15.30, OB shift 2 menyuguhkan situasi dan keadaan yang tidak jauh berbeda, kali ini OB shift 2 mencoba untuk menyuguhkan sesuatu yang lebih fres, dengan menggaet artis sekaligus model cantik Luna Maya sebagai atasan Pak Taka. Kemunculan OB shift 2 membuktikan bahwa OB memang drama komedi yang selalu ditunggu-tunggu oleh pemirsa. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana opini masyarakat Rawa Buaya Rt12 Rw11 Cengkareng, Jakarta Barat terhadap tayangan drama komedi “OB” (office Boy) shift 2 yang ditayangkan di RCTI periode Maret-April 2009. Penulis memilih masyarakat Rawa Buaya Rt 12 Rw 11 Cengkareng Jakarta Barat, karena factor kedekatan dengan peneliti baik, dari letak geografis maupun dari lebih mengenal satu sama lain, dan juga dikarenanakan masyarakatnya yang heterogen dan waktu luang yang mereka miliki.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: “Sejauhmana Opini Khalayak terhadap Drama Komedi “OB” (Office Boy) shift 2 RCTI (Periode Maret 2009) Studi Deskriptif Terhadap Masyarakat Rt 12 Rw 11 Cengkareng-Jakarta Barat”?
7
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui opini masyarakat Rt 12 Rw 11 Cengkareng-Jakarta Barat terhadap drama komedi “OB” (Office Boy) shift 2 RCTI (Periode Maret 2009).
1.4.
Signifikansi Penelitian 1.4.1. Signifikansi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Ilmu komunikasi, khususnya jurusan broadcasting mengenai opini khalayak terhadap program tayangan televisi. 1.4.2. Signifikansi Praktis Penelitian ini juga diharapkan bisa memberikan masukan bagi berbagai stasiun televisi swasta, khususnya tim program drama komedi “OB” (Office Boy) shift 2 dari segi opini khalayak terhadap tayangan tersebut.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi Massa Komunikasi Massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa,
baik cetak (surat kabar, majalah, tabloid, dan lain-lain) maupun elektronik (televisi, radio, internet, dan lain-lain). Yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum dan disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Menurut Bittner (1980:10) definisi komunikasi massa yakni : “mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people”. Yang artinya dapat dikatakan bahwa komunikasi massa adalah pesan yang disampaikan melalui media massa kepada khalayak. Sementara itu pakar komunikasi lain Melvin L. DeFleur dan Dennis dalam bukunya “Understanding Mass Communication” (1985), menggambarkan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. Menurut DeFleur modelnya merupakan perluasan dari model-model yang dikemukakan ahli lain, dengan memasukkan perangkat media massa dan perangkat umpan
9
balik. DeFleur menggambarkan sumber (source), pemancar (transmitter), penerima (receiver), dan sasaran (destination) sebagai fase-fase terpisah dalam proses komunikasi massa. Dan penonjolan definisi ini terutama pada bagaimana sumber informasi (media massa) mengemas dan menyajikan isi pesan. Dengan cara gaya tertentu menciptakan makna terhadap suatu peristiwa sehingga dapat mempengaruhi khalayak. Peneliti memakai Model teori Stimulus Organisme Response (Rangsangan Tanggapan), atau lebih populer dengan sebutan model S-R. Kaitan antara teori ini dengan penelitian peneliti mengenai opini khalayak terhadap tayangan drama komedi OB shift 2 adalah karena model teori menjelaskan tentang pengaruh atau rangsangan yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari stimulus (rangsangan) tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi tergantung pada isi dan penyajian stimulus yang nantinya akan menimbulkan pendapat dari pihak penerima. Unsur-unsur yang terdapat di dalam teori stimulus-organismeresponse (S-O-R) adalah : pesan (stimulus), komunikan (organisme), efek (response).15 Teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut : Stimulus sss
Organisme 1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan Response (Perubahan sikap)
15
Sasa Djuarsa Sendjaya,Dkk, Teori Komunikasi, Bandung, Remaja Rosda Karya,2001, Hal. 5.
10
Ketika stimulus masuk kedalam organisme melalui panca indera maka terjadilah proses yang dinamakan sensory stimuli, yang merupakan suatu proses yang dialami oleh seseorang ketika menerima stimuli lewat seluruh inderanya. Dalam komunikasi massa, stimuli alat indera tergantung pada jenis media massa. Pada televisi kita hanya mendengar serta melihat.16 2.1.1. Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa berbeda dengan bentuk komunikasi intrapersonal dan kelompok, baik dalam proses maupun dalam hal sifat-sifat komponennya, karakteristik komunikasi adalah perwujudan dari kelebihan dan kekurangannya yang meliputi: 1. Komunikator terlembagakan 2. Pesan bersifat umum 3. Komunikannya bersifat anonim dan heterogen 4. Media massa menimbulkan keserempakan 5. Komunikasi massa lebih mengutamakan unsur isi daripada unsur hubungan 6. Komunikasi massa bersifat satu arah, sehingga feedbacknya bersifat tertunda (delayed)17 2.1.2. Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi
massa,
berfungsi
untuk
menyebarluaskan
informasi,
meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang.
16 17
Mar,at, Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya, Ghalia Indonesia, 1982, Hal. 26. Ibid , Hal.15.
11
Sean MacBride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta dan ide. Karena itu komunikasi massa dapat berfungsi untuk:18 1. Informasi: yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau internasional. 2. Sosialisasi: yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif. 3. Motivasi: yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat, dengar lewat media massa. 4. Bahan diskusi: menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak. 5. Pendidikan: yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk di luar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik dan mengesankan. 6. Memajukan kebudayaan: media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah bahan tercetak seperti buku dan penerbitan-penerbitan lainnya. Pertukaran
18
Ibid, Hal. 57.
12
ini akan memungkinkan peningkatan daya kreatifitas guna memajukan kebudayaan nasional masing-masing Negara, serta mempertinggi kerja sama hubungan antar Negara. 7. Hiburan: media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya. 8. Integrasi: banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingankepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi seperti satelit dapat dimanfaatkan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan itu dalam memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa. 2.1.3. Efek Komunikasi Massa Menurut Onong Uchjana effendi, efek komunikasi diklasifikasikan menjadi efek kognitif, efek konatif dan efek afektif, berikut adalah penjelasannya: 1. Efek Kognitif (Cognitive effect) Efek ini berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya bingung merasa jelas. 2. Efek Afektive (Affective effect) Efek ini berkaitan dengan perasaan akibat dari menonton acara tv atau film bioskop, timbul perasaan tertentu pada khlayak. Perasaan akibat terpaan mediapun bermacam-macam.
13
3. Efek Konatif (Konative effect) Efek ini bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan, karena berbentuk perilaku, maka efek konatif sering juga disebut efek behavioral19. 2.1.4. Isi Pesan Media Massa Khalayak akan tertarik membaca surat kabar atau majalah, menonton suatu program acara televisi atau mendengarkan radio apabila isi pesan yang disampaikan media massa tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1. “novelty” (Sesuatu yang baru) Sesuatu yang “baru” merupakan unsur terpenting suatu pesan media khalayak akan tertarik untuk menonton suatu program acara televisi mendengarkan siaran radio atau membaca surat kabar/majalah apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru atau belum diketahui. 2. Jarak (Dekat atau Jauh) Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasikannya peristiwa itu, mempunyai arti penting. Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan kehidupan dan lingkungannya. 3. Popularitas Peliputan tentang tokoh, organisasi/kelompok, tempat dan waktu yang penting dan terkenal akan menarik perhatian khalayak. Suatu perampokan akan menjadi berita besar atau menarik perhatian khalayak bila terjadi di
19
Op. cit. Onong Uchjana effendi, Hal. 45.
14
rumah seorang Artis. Khalayak akan mencari berita tentang perkembangan mengenai kasus selebriti. 4. Pertentangan (Conflict) Hal-hal yang mengungkapkan pertentangan baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkut perbedaan pendapat dan nilai biasanya disukai oleh khalayak. Sebagai contoh perbedaan tentang perlu tidaknya pemilihan Presiden secara langsung akan menarik perhatian khalayak. 5. Komedi (Humor) Manusia pada dasarnya tertarik dengan hal-hal lucu dan menyenangkan oleh karena itu, bentuk-bentuk penyampaian pesan yang bersifat humor disenangi khalayak. 6. Seks dan Keindahan Salah satu sifat manusia adalah menyenangi unsur seks dan keindahan, sehingga kedua unsur tersebut bersifat universal dan menarik perhatian khalayak, maka media massa seringkali menonjolkan kedua unsur ini. 7. Emosi Hal-hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar manusia, seringkali menimbulkan emosi dan simpati khalayak. Kebutuhan dasar manusia mencakup kebutuhan fisik (pangan, sandang dan papan), rasa aman, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Peristiwa-peristiwa yang menyentuh kebutuhan dasar tersebut akan menimbulkan emosi sekaligus simpati kahlayak seperti korban bencana banjir, korban perang Amerika Serikat dan Iran, dan sebagainya.
15
8. Nostalgia Pengertian nostalgia disini adalah menunjuk pada hal-hal yang mengungkapkan pengalaman di masa lalu. Misalnya orang yang lahir pada tahun 1960-an akan menyukai lagu-lagu top pada tahun 1980-an. 9. Human Interest Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupan orang lain. Gambar tentang kehidupan orang lain (ceritacerita human interest) dapat dikemas dalam bentuk berita, features, biografi dan berbagai bentuk acara deskriptif lainnya.20
2.2.
Televisi 2.2.1.
Sejarah Singkat Televisi
Televisi berasal dari kata kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre) diambil dari bahasa Latin yang berarti penglihatan. Dengan demikian televisi yang dalam bahasa Inggrisnya televisi diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dapat dilihat dari tempat “lain” melalui sebuah penerima (televisi set). Istilah television sendiri baru dicetuskan pada tanggal 25 Agustus 1900 di kota Paris, yang saat itu di kota tersebut berlangsung pertemuan para ahli bidang elektronika dari berbagai Negara. Dengan demikian kata televisi disini diartikan dengan televisi siaran yang dapat dilakukan melalui transmisi / pancaran dan dapat juga disalurkan melalui kabel (televisi kabel). Dalam sistem transmisi atau
20
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Tahun 1999, Hal 168.
16
pancaran, gambar dan suara yang dihasilkan oleh kamera elektronik diubah menjadi gelombang elektromagnetik dan selanjutnya ditransmisikan melalui pemancar. Gelombang elektromagnetik diterima oleh sistem antena yang menyalurkan ke pesawat penerima (pesawat televisi). Di pesawat televisi gelombang elektromagnetik itu diubah kembali menjadi gambar dan suara yang dapat kita nikmati di layar televisi. Sedangkan pada televisi kabel (television cabel), gelombang elektromagnetik itu disalurkan melalui kabel ke pesawat penerima.21 2.2.2. Karakteristik Televisi Ditinjau dari stimulasi alat indera, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu alat indera yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indera pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indera pengelihatan dan pendengaran. Berikut karakteristik dari televisi: 1. Audio visual. Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dilihat (audio visual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari pada kata-kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis. Betapa menjengkelkan bila ada acara televisi hanya terlihat gambarnya tanpa suara atau suara tanpa gambar sebagai contoh dalam acara musik, kita sering melihat ketidakharmonisan antara gerakan bibir dan mulut penyanyi dengan bunyi kata-kata dalam lagu (lip sing).
21
J.B. Wahyudi, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. PT. Gramedia Pustaka Umum 1986, Hal 13.
17
2. Berpikir dalam gambar. Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara/membaca naskah acara, ia harus berfikir dalam gambar (think in picture). Begitu pula bagi seorang komunikator yang akan menyampaikan informasi pendidikan atau persuasi, sebaiknya dapat melakukan berpikir dalam gambar, sekalipun ia tidak dapat membuat naskah, ia dapat menyampaikan keinginannya pada pengarah acara tentang penggambaran atau visualisasi dari acara tersebut. 3. Pengoperasian lebih kompleks. Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh 2 orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10
orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara,
pengarah tehnik, pengarah studio, pemandu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru suara, dan lain-lain. Apalagi bila menyangkut acara drama musik yang lokasinya di luar studio, tentu lebih banyak lagi para pekerja televisi (crew). Peralatan yang digunakan lebih banyak dengan untuk mengoperasikannya lebih rumit serta harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal dari pada surat kabar, majalah dan radio siaran.22
22
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala.E. Gramedia.2004. Hal.128-130.
18
2.2.3. Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media lainnya (surat kabar dan radio), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi,pada umumnya khalayak menonton televisi yang utama adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya memperoleh informasi. Televisi sebagai media massa secara umum memiliki tiga fungsi utama, yaitu: 1. Fungsi penerangan atau informasi. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi, dapat dilihat dan di dengar oleh pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan stasiun televisi selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata, siaran tersebut juga dilengkapi gambar-gambar yang sudah tentu faktual. 2. Fungsi Pendidikan Sebagai media massa elektronik, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara stimultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat stasiun televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika dan sebagainya. 3. Fungsi Hiburan. Di kebanyakan Negara, terutama yang masyarakatnya bersifat agraris, fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Ada beberapa macam jenis program hiburan yang disiarkan di
19
televisi, salah satunya program kuis, musik, variety show, talk show dan program olah raga. 23 2.2.4.
Program Televisi
Program atau format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utamanya yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. Perusahaan televisi dituntut untuk menyajikan sesuatu yang bisa menghibur berbagai kalangan. Pimpinan CBS, Richard S. Salant, melukiskan hal tersebut sebagai berikut: Fakta dasarnya adalah media siaran memang media massal. Program televisi harus selalu dibuat tidak hanya menyenangkan puluhan atau ratusan ribu orang, melainkan jutaan orang. Televisi memberikan kita saluran komunikasi regular untuk mengikuti perkembangan berita, ramalan cuaca, film, diskusi dan membuat kita bergabung. Semuanya ada disitu dan kita menerimanya sebagai sesuatu yang biasa saja.24 Berbagai
macam acara televisi selalu hadir dihadapan pemirsa yang
mengetengahkan jenis musik, film, drama, kuis, maupun informasi khusus. Hal ini akan mencerminkan konsep diri pemirsa untuk berbuat sesuatu sesuai keinginannya yang berasal dari informasi tayangan acara televisi yang selalu menyajikan acara yang terbaik bagi pemirsa di rumah. Keberadaan berbagai
23
Setyobudi, Ciptono, Pengantar Teknik Broadcasting TV. PINUS Book Publisher, Yogyakarta, 2007, Hal. 5-7. 24 Gerald Millerson.The Tchnique of Televisio Production, Penerbit Hartnolls Ltd. Bo. Min Cornwall.Great Britain.1990, Hal. 17.
20
macam pola acara ini akan mempengaruhi pemirsa untuk membuka dirinya dalam menerima nilai-nilai budaya dan moral yang ditayangkan acara televisi.25 2.2.5
Jenis Program Televisi
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya, apa saja bisa dijadikan program untuk di tayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai pemirsa, dan selama tidak bertentangan dengan keasusilaan, hukum dna peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun televisi di tuntut untuk memiliki kreatifitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu: 1. Program Informasi. Informasi dibagi lagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: (1). Hard News yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera di siarkan. (2). Soft News yang merupakan kombianasi dari fakta, gossip dan opini . 2. Program Hiburan. Program hiburan terbagi atas 3 (tiga) kelompok besar, yaitu: (1). Musik Program musik dalam dua format yaitu klip atau konser. Program musik televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audiens, tidak hanya dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana penampilannya agar menjadi lebih menarik.
25
Ibid, Hal. 94.
21
(2). Drama Program drama merupakan pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupannya, karakter yang diperankan oleh pemain atau artis yang melibatkan konflik dan emosi. (3). Pertunjukkan Pertunjukan adalah siaran yang menampilkan satu atau banyak pemain yang berada di atas panggung yang menunjukkan kemampuannya kepada sejumlah orang atau hanya kepada audien televisi dapat berupa pertunjukan lawak, sulap dan juga pertunjukan seperti Srimulat, Ketoprak, Wayang Golek, Wayang orang dan lain sebagainnya. Selain pembagian jenis program berdasarkan dua kelompok besar diatas, terdapat pula pembagian program berdasarkan suatu program itu bersifat factual atau fiktif. Program factual antara lain, meliputi: program berita, documenter atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi.26
2.3.
Drama Komedi Siaran televisi sesuai dengan sifatnya yang dapat diikuti secara audio dan
visual (suara dan gambar) secara bersamaan tidak dapat memuaskan semua lapisan masyarakat. Stasiun televisi dapat membuat kagum dan memukau sebagian penontonnya, tetapi sebaliknya siaran televisi dapat membuat rasa tidak puas bagi penonton lainnya. Suatu program mungkin disukai oleh kelompok
26
Op.cit. J.B. Wahyudi, Hal. 17-18.
22
masyarakat terdidik namun program itu akan ditinggalkan kelompok masyarakat lainnya. Drama Komedi OB shift 2 merupakan salah satu jenis drama komedi karena cerita yang disajikan kental dengan unsur-unsur komedi. Drama komedi merupakan salah satu jenis drama, yang mengandalkan unsur lucu/komedi dari masing-masing tokoh yang memiliki karakteristik lucu dari tokoh-tokoh yang mereka perankan. Dan tema cerita yang berbeda-beda di setiap episode yang mengandung unsur lucu/komedi. 2.3.1. Karakteristik Drama Komedi Drama komedi mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan drama percintaan, yang membedakannya hanya tema cerita yang dibuat berbeda tiap episode dan bertema humor. Ciri khas atau karakteristik sinetron komedi, yaitu: 1. Masing-masing tokoh memiliki karakteristik mereka sendiri-sendiri. 2. Lokasi suting, cenderung hanya pada satu tempat lokasi/atau tidak berpindah-pindah tempat. Terkecuali jika tema cerita yang dibuat mempunyai makna khusus. Seperti “Sayuti Manten”. Yang mengharuskan seluruh pemain utama “OB” suting di Yogya. 3. Akhir cerita sinetron cenderung selalu terbuka dan sering kali tanpa penyelesaian (open-ended). 4. Tema cerita dibuat berbeda-beda dalam masing-masing episode. 5. Konflik cerita dibuat berbeda disetiap episode. 6. Drama komedi yang memiliki episode. 7. Alur cerita: mudah dicerna, sederhana, bisa di duga, tidak menjual mimpi. 8. Tema cerita: humor, mengikuti trend.
23
2.3.2. Jenis-jenis Drama Sinetron Komedi Jenis drama yang dikenal yaitu: Drama misteri, drama laga, delodrama, drama sejarah, drama komedi. Jenis drama komedi ini dapat digolongkan menjadi beberapa jenis lagi, yaitu: 1. Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya. 2. Komedi Slapstic, Cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para pemainnya, atau dengan gerak vulgar dan kasar. 3. Komedi Satire, Cerita lucu yang penuh sindiran tajam. 4. Komedi Farce, Cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu. Drama komedi OB shift 2 masuk kepada komedi situasi karena tema dan cerita selalu berubah dan tergantung situasi.27
2.4.
Opini Dalam bahasa Indonesia opini sering diterjemahkan dengan pendapat,
walaupun ternyata istilah opini telah menjadi ikon yang dipergunakan sehari-hari dalam percakapan terutama dalam khazanah media massa. Menurut Carl I Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.28 Definisi Hovland tersebut menunjukan bahwa yang dijadikan objek studi komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan
27 28
Naratama, Menjadi Sutradara TV, Grasindo, Jakarta, 2004, Hal.70-73. Onong Uchajana Effendy, Kamus Komunikasi. Bandung. Remaja Rosda Karya. 1989. Hal 10.
24
pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan social dan politik memainkan peranan yang sangat penting.29 Dalam ilmu komunikasi istilah pendapat (opinion) dan sikap (attitude) sering dicampurbaurkan. Pada umumnya orang berpendapat bahwa opini merupakan jawaban terbuka terhadap suatu tulisan ataupun lisan. Sebaiknya sikap merupakan reaksi yang tertutup. Biasanya sikap seseorang mencerminkan pendapat secara implisit. Tetapi belum tentu apa yang dinyatakan seseorang akan menentukan sikapnya yang sebenarnya. Karena itu dikatakan pula bahwa suatu pesan berhasil apabila sikap telah memperlihatkan apa yang diharapkan komunikator. Opini menurut Carl I Houvland dinilai sebagai jawaban yang diucapkan yang diberi oleh individu terhadap suatu rangsangan atau situasi yang mengemukakan beberapa pernyataan yang dipermasalahkan. Opini juga diartikan sebagai pendapat seseorang sebagai pernyataan sikapnya terhadap sesuatu hal atau peristiwa yang diungkapkan dengan katakata.30 Opini juga mempunyai pengertian sebagai suatu pandangan keputusan atau taksiran yang terbentuk di dalam pikiran mengenai suatu persoalan tertentu. Suatu opini adalah lebih kuat dari pada sebuah kesan dan lebih lemah dari pada pengetahuan yang positif. Opini dapat juga berarti pernyataan yang diucapkan atau di tulis31.
29
Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran Praktek. Jakarta:CV Mandar Maju. Hal. 10. Ibid. Hal. 253. 31 H. Frazier Moore, (Humas Prinsip, Kasus dan Masalah), Remadja Rosda Karya, Bandung 1987 hal 12 30
25
Suatu opini adalah lebih kuat dari sebuah pesan dan lebih lemah dari pada pengetahuan yang positif. Opini berarti suatu kesimpulan yang ada dalam pikiran ynag belum dikeluarkan untuk bisa diperdebatkan. Suatu opini yang kira-kira sudah menetap adalah “sentiment” dan jika dipegang secara teguh, kurang lebih adalah suatu “keyakinan”. Opini dapat dinyatakan secara aktif atau pasif, verbal (lisan) dan baik secara terbuka dengan melalui ungkapan kata-kata yang dapat ditafsirkan dengan jelas, maupun melalui pilihan kata yang halus atau diungkapkan secara tidak langsung, dan dapat diartikan konotatif atau persepsi (personal). Dan opini ini pun dapat dinyatakan melalui prilaku, sikap tindak, mimik muka atau bahasa tubuh, berbentuk simbol-simbol yang tertulis32. 2.4.1.
Proses Pembentukan Opini
Proses terjadinya opini sendiri menurut Sastropoetro (1987), pada umumnya fakta bagi seseorang dapat juga dianggap sebagai opini bagi orang lain, kalau di dalam penggunaannya tidak berhati-hati dan mengundang timbulnya kontroversi atau perbedaan-perbedaan pendapat dalam pembicaraan itu. Karena telah dikemukakan bahwa opini merupakan ekspresi dari sikap, maka sebaiknya dipahami pula apa yang dimaksud dengan sikap. Suatu sikap, menurut Cutlip dan Center, adalah kecenderungan untuk memberikan respons terhadap suatu masalah atau suatu situasi tertentu. Menurut Redi Panuju (2002), dalam opini publik terjadi pergeseran 4 faktor karakter, yaitu :
32
Ibid Hal 54
26
1. Faktor Psikologis Perbedaan berdasarkan faktor psikologis yang menyebabkan pemaknaan terhadap kenyataan yang sama bisa menghasilkan penyandian yang berbedabeda atau bisa saja output tidak sama dengan input, karena beberapa unsur yang bekerja dalam seleksi internal bisa meliputi dimensi pemikiran (kognitif), bisa juga dimensi emosi (afeksi). 2. Faktor Sosiologis Politik Ada anggapan bahwa opini publik terlibat dalam interaksi sosial. 3. Faktor Budaya Budaya mempunyai pengertian yang aneka ragam. Budaya diartikan sebagai seperangkat nilai yang dipergunakan untuk mengelola kehidupan manusia, memelihara hidupnya,menjaga dari gangguan internal maupun eksternal dan mengembangkannya. 4. Faktor Media Massa. Interaksi antara media dengan institusi masyarakat menghasilkan produk isi media (media content). Oleh audiens, isi media diubah menjadi gugusangugusan makna, apakah yang dihasilkan dari proses penyandian pesan itu. Astrid (1975), dalam bukunya ”pendapat umum” antara lain meninjau opini khalayak dari segi ilmu jiwa sosial, menurut Leonard W. Doob, opini khalayak mempunyai hubungan yang erat dengan sikap manusia, yaitu sikap pribadi dan sikap kelompok. Doob selanjutnya mengatakan bahwa opini khalayak adalah sikap pribadi seseorang atau sikap kelompok, maka sebagian sikapnya ditentukan dari pengalaman dari dan dalam kelompoknya. Menurut Astrid (1975), beberapa pengertian mengenai opini khalayak yang sifat umum yang diselidiki ilmu komunikasi merupakan bentuk kelompok
27
sosial yang kolektif dan tidak permanen. Perkataan ”khalayak” melukiskan kelompok manusia yang berkumpul secara spontan dengan syarat-syarat : 1. menghadapi suatu persolan 2. berbeda opini mengenai suatu persoalan dan berusaha mengatasinya 3. untuk mencapai jalan keluar melalui keinginan berdiskusi Menurut Santoso Sastropoetro (1990) yang mengutip George Carslake Thompson, kalau publik menghadapi isu maka timbul perbedaan opini karena : 1. perbedaan pandangan terhadap fakta 2. perbedaan perkiraan tentang cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan 3. perbedaan motif yang serupa guna mencapai tujuan Dalam pembentukan opini publik terdapat tiga tahap pembicaraan yaitu : 1. Tahap I : Tahap masukan yang masih semrawut. Ada sementara ilmuwan barat yang menyebutkan sabagai stage of brain storming. Sedangkan Ferdinand Tonnies menyebutkan sebagai luftartigen position atau sebagai angin. 2. Tahap II : Tahap pembicaraan mulai terarah, mulai membentuk pikiran yang jelas dan menyatu. Pada tahap ini oleh sebagian ilmuwan disebut sebagai the stage of consolidation dan Ferdinand Tonnies menyebutkan sebagai fleissigen position. 3. Tahap III : Tahap ini para ilmuwan menyebutnya dengan the solid stage atau Ferdinand Tonnie menyebutkan sebagai festigen position. Setelah berada di tahap ketiga, hasil diskusi tidak dipertentangkan lagi terutama oleh kelompok yang hadir dalam diskusi, kemudian mereka bubar, dan membicarakan masalah lain. Dengan demikian, opini yang telah dinyatakan tadi tidak ditentang lagi, maka itulah yang disebut
28
sebagai ”opini publik”. Menurut Emory S.Bogardus, opini yang timbul sebagai interaksi itu adalah opini publik. 2.4.2.
Jenis-jenis Opini
Opini adalah suatu hasil interaksi dan pemikiran manusia tentang suatu hal yang kemudian dinyatakan atau diekspresikan. Dalam kaitan dengan proses produksi terdapat efek, salah satu jenisnya adalah opini, ternyata bahwa opini yang dikemukakan manusia terdiri atas berbagai jenis. Berikut adalah jenis-jenis opini menurut Sastropoetro33. 1. Opini individu, adalah opini yang dikemukakan oleh orang-orang secara terbuka. 2. Opini pribadi, adalah opini yang dikemukakan oleh seseorang kepada orang
lain
yang
mempunyai
hubungan
dekat
dengannya
atau
dipercayainya. 3. Opini kelompok, adalah opini yang dikemukakan oleh sekelompok orang melalui juru bicaranya (ketua kelompok atau orang lain). 4. Opini konsensus, adalah opini yang dihasilkan dari kesepakatan diantara para anggota kelompok. 5. Opini koalisi, adalah opini yang dihasilkan dari suatu gabungan. 6. Opini mayoritas, adalah opini kelompok yang terbesar dalam masyarakat. 7. Opini minoritas, adalah opini kelompok yang terkecil dalam suatu masyarakat. 8. Opini menurut perhitungan angka, adalah opini yang didasarkan kepada perhitungan suara.
33
Ibid, Hal. 70.
29
9. Opini aklamasi, adalah opini yang diterima atau ditolak secara serentak oleh seluruh khalayak. 10. Opini khalayak, adalah kesatuan opini yang ditimbulkan dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan dan membicarakan isu yang controversial. 11. Opini umum, adalah opini yang dihasilkan oleh suatu lembaga pengumpulan pendapat umum tentang suatu isu. 12. Opini musyawarah, adalah opini yang dihasilkan dari masyarakat perundingan tentang suatu isu. 13. Opini kesepakatan, adalah opini yang telah disepakati oleh sekelompok orang yang membahas suatu isu tertentu. 2.4.3. Karakteristik opini Penelitian ini menggunakan jenis opini individu yang diungkapkan oleh orang-orang secara terbuka menyampaikan opini mereka, suka, atau tidak suka, senang atau tidak senang. Untuk itu karakteristik utama dari opini, yaitu:34 1. Opini mempunyai isi (opini adalah tentang sesuatu) 2. Arah (percaya tidak percaya, mendukung tidak mendukung dan sebagainya) 3. Intensitas (kuat, sedang atau lemah) 2.4.4. Unsur-unsur 0pini Opini sendiri mempunyai kaitan yang erat denagn pendirian/sikap (attitude). Lebih jauh Abelson, dalam Kasali, menyebutkan bahwa opini mempunyai unsur sebagai molekul opini, yakni:
34
KARLINAH, Opini Publik, Universitas Terbuka, 3.22
30
1. Belief (Kepercayaan tentang sesuatu) 2. Attitude (apa yang sebenarnya dirasakan seseorang) 3. Perception (persepsi) Bila sikap dimaksudkan sebagai apa yang sebenarnya dirasakan oleh seorang individu (what the individual really feels), opini lebih dimaksudkan sebagai apa yang dinyatakan oleh seseorang melalu pertanyaan (what the individual says or puts on questionaire).35 Definisi lain mengenai opini disebutkan bahwa opini adalah tanggapan aktif terhadap rangsangan, tanggapan yang disusun melalui interpretasi personal yang diturunkan dan turut membentuk citra. Setiap opini merefleksikan organisasi yang kompleks yang terdiri atas:36 1. Kepercayaan Opini mengenai sejumlah hubungan antara dua hal atau antara satu hal tertentu dengan karakteristik dari hal yang dimaksud. 2. Nilai-nilai Cara untuk melakukan sesuatu. Berkaitan dengan afektif atau penasaran, yang membantu seseorang mengevaluasi dirinya sendiri ataupun lingkungannya. 3. Pengharapan Manusia mengkonstuksikan tindakan berdasarkan pengalaman masa lalu untuk digunakan disaat sekarang dalam rangka mengakses kemungkinankemungkinan berikutnya. Bentuknya adalah keinginan dan usaha keras.
35 36
Ibid, Hal. 2.17. D. Nuno, Komunikasi Politik Khalayak dan Efek, Bandung: CV Remaja Karya, 1989. Hal. 12.
31
2.4.5. Ciri-ciri Opini Beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh opini, yaitu: 1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan 2. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat 3. Mempunyai pendukung dalam jumlah besar37 Opini khalayak tentang masalah apapun merupakan jumlah ungkapan individual. Jadi, opini masyarakat mencakup distribusi jumlah seluruh, dan atau persentase, yang mendukung atau menentang pendirian.
2.5.
Khalayak Khalayak (audience), juga merupakan factor penentu keberhasilan
komunikasi. Karena komunikator tentunya sebagai patokan keberhasilan upaya komunikasi yang ia lakukan itu apabila pesan yang disampaikan melalui suatu saluran atau media dapat diterima sampai kekhalayak sasaran, dipahami dan mendapat tanggapan positif, dalam arti sesuai dengan harapan yang diinginkan komunikator. Karena itulah, dalam merancang suatu kegiatan komunikasi melalui saluran komunikasi personal atau melalui media massa, hendaknya berorientasi kekhlayak (audience oriented) oleh sebab itu Schram menyatakan bahwa sebelum komunikator memepengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang disebarluaskan, khalayak telah terlebih dahulu mempengaruhi komunikator. Dengan berbagai fungsi media massa seperti diatas, maka akan mengakibatkan terjadinya hubungan komunikator dengan khalayak penonton,
37
Djoenangsih S Sunarjo, Hal 26
32
sehingga akan melibatkan berbagai kelompok serta lapisan masyarakat, dari mereka yang masih berusia anak-anak sampai yang berusia lanjut, serta mereka yang berpendidikan rendah sampai pendidikan tinggi dan sebagainya. Dalam keadaan masyarakat yang semakin berkembang seperti sekarang ini, sangat memungkinkan setiap anggota masyarakat melakukan komunikasi antara satu dengan lainnya, demikian pula dengan kelompoknya atau dengan kelompok lain. Hal demikian itu akan mengakibatkan tumbuhnya kepercayaan diri mereka, sehingga memudahkan menerima rangsangan tertentu, yang akhirnya mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan-kebutuhan kehidupan mereka dan yang lebih penting lagi semakin meningkatnya wawasan hidup mereka, yang berarti pula akan memperluas bidang kegiatan.38 2.5.1. Karakteristik Khalayak Karakteristik penonton media televisi bersifat individual, sedang penonton film bioskop bersifat Crowed audience, seperti halnya penonton di gedung kesenian dan sebagainya. DE Fleur mengungkapkan pendapatnya mengenai karakteristik khalayak: “Media massage contain particular stimulus attributes the have differential interaction with personality characteristics of members of the audience (and therefore) there will be variation in effect which correspond to such individual differences. Yang berarti “ pesan yang disampaikan melalui media berisi fakta yang merupakan rangsangan dan diterima dengan reaksi yang berbeda diantara khalayak, dimana mereka sifatnya juga berbeda-beda termasuk keinginannya.39
38
Sasa Djuarsa Op Cit, Hal 55. JB Wahyudi, Komunikasi Jurnal, Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa. Sebuah Analisis Media Televisi. Hal. 8-9.
39
33
2.5.2. Segmentasi Khalayak Segmentasi khalayak adalah suatu konsep yang sangat penting dalam mengembangkan bisnis penyiaran. Segmentasi khalayak dapat di definisikan sebagai suatu proses untuk membagi-bagi atau mengelompok-kelompokkan audiens ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen40. Segmentasi khalayak dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Segmentasi demografi, yaitu audiens di beda-bedakan berdasarkan karakteristik demografi seperti usia, gender, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya. 2. Segmentasi geografis, yaitu audiens dibeda-bedakan berdasarkan wilayah tempat tinggalnya, misalnya wilayah dalam suatu Negara (Indonesia barat, Indonesia Timur), pulau, provinsi, kota dan desa. 3. Segmentasi geodemografis, yaitu konsumen yang tinggal di suatu wilayah geografis tertentu diyakini memiliki karakter demografi yang sejenis namun wilayah geografis harus sesempit mungkin, misalnya kawasankawasan, pemukiman atau kelurahan. Khalayak dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili atau bertempat tinggal diwilayah lingkungan Rawa Buaya Rt 12 Rw 11 Cengkareng, Jakarta Barat, yang menyaksikan program drama komedi “OB” shift 2. Jumlah masyarakat yang menjadi populasi yakni yang berusia antara 15-45 tahun yang berdomisili di wilayah Rawa Buaya Rt.12 Rw.11 Cengkareng, Jakarta Barat tahun 2009 yang telah terdata berjumlah 546 jiwa.41
40 41
Morrisan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, 2005 Data terakhir Rawa Buaya Rt 12 Rw 11, Cengkareng, Jakarta Barat 2009.
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Tipe Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian yang bersifat
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Mohammad Nazir mendefinisikan metode deskriptif sebagai suatu metode dalam suatu kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masyarakat sekarang. Tujuannya yaitu untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai opini masyarakat terhadap program sinetron komedi dalam memberikan fungsi informasi dan hiburan.42 Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektifitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Penelitian deskriptif ditujukan untuk : 1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi.
42
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1983, Hal. 141.
35
4. menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.43
3.2.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode
survey. Dimana peneliti akan mengumpulkan informasi dari responden dengan menggunakan kuisioner. Survey digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relative kecil. Selain itu, metode ini digunakan untuk menjelaskan masalah yang ada atau memberikan alasan tentang kondisi saat ini. Serta membuat perbandingan dan evaluasi terakhir yang dapat memberikan masukkan bagi mereka yang berkepentingan. Pihak-pihak tersebut kemudian dapat membuat rencana atau mengambil keputusan dimasa yang akan datang. Ada 3 karakteristik utama dari survey: 1. Informasi
dikumpulkan
dari
sekelompok
besar
orang
untuk
mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu separti: kemampuan, sikap, kepersayaan, pengetahuan dari populasi. 2. Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis, bisa juga lisan) dari suatu populasi. 3. Informasi diperoleh dari sampel, bukan populasi. Survey ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi, seperti komposisi masyarakat berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin,
43
Op.cit. Jalaludin Rahmat,Hal. 25.
36
pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, etnis dan lain-lain. Survey juga dapat digunakan untuk mengumpulkan data berkenaan dengan sikap, nilai, kepercayaan, pendapat, pendirian, keinginan, cita-cita, perilaku, kebiasaan, dan lain-lain. Karena model penelitian ini dipandang cukup sederhana, tetapi dapat menghimpun populasi yang cukup besar, maka penggunaanya sangat luas. Survey banyak digunakan dalam bidang ekonomi, bisnis, politik, pemerintahan, kesehatan masyarakat, sosiologi, psikologi dan pendidikan.
3.3
Populasi dan Sampel 3.3.1
Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis dalam penelitian44. Populasi khalayak yang dipilih dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili atau bertempat tinggal diwilayah lingkungan Rawa Buaya Rt 12 Rw 11 Cengkareng, Jakarta Barat, yang menyaksikan program drama komedi “OB” shift 2. Jumlah masyarakat yang menjadi populasi yakni yang berusia antara 1545 tahun yang berdomisili di wilayah Rawa Buaya Rt.12 Rw.11 Cengkareng, Jakarta Barat tahun 2009 yang telah terdata berjumlah 546 jiwa.45 Alasan peneliti memilih masyarakat Rt 12 Rw 11 Cengkareng, Jakarta Barat. Karena peneliti lebih mengetahui dan mengenal warga, sehingga memudahkan untuk dilakukan penelitian. Masyarakat yang berada di Rt 12 Rw 11, juga terdiri dari beragam jenis, usia, pekerjaan, daerah asal, hobi, dan juga karena waktu yang mereka miliki sehingga mereka masih bisa menyaksikan OB shift 2, dan lain-lain. Sehingga membuat peneliti ingin mengetahui opini mereka
44 45
Op Cit, Hal 53 Data terakhir Rawa Buaya Rt 12 rw 11, Cengkareng, Jakarta Barat 2009.
37
mengenai OB shift 2 RCTI, karena latar belakang mereka yang berbeda-beda (heterogen). 3.3.2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan tehnik tertentu46. Sedangkan untuk menentukan jumlah atau besarnya sampel sebenarnya tidak ada ketentuan harus seberapa besar sampel diambil dari suatu populasi. Dalam penelitian ini besarnya sample ditentukan sebanyak
responden
yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling, yaitu memilih orang-orang tertentu karena dianggap (berdasarkan penilaian criteria tertentu ) atau dianggap mewakili statistic, tingkat signifikansi, prosedur pengujian hipotesis. Adapun kriteria yang ditentukan untuk menentukan sampel adalah apakah ia pernah menonton drama komedi OB shift 2 RCTI pada bulan Maret 2009 atau tidak Jumlah sampel yang diambil adalah 10% dari populasi, di hitung dengan menggunakan rumus Yamane47 untuk mengambil berapa banyak sampel yang akan diteliti dari 546 jiwa, dengan presisi 10%, maka akan didapat jumlah sebanyak : n=
N N.d+1
n=
546 (546) (0,1) + 1
46 47
n=
546 (546) (0,01)+1
S. Nasution, Metode Research: Penelitian Ilmiah ,Jakarta: Bumi Aksara: 2006 hal 102 Op.Cit. Jalaludin Rahmat, Hal. 24.
38
n=
546
n=
5,46 + 1
546
= 84,52 = 85
6,46
Ket : n = sampel N = populasi d = presisi yaitu tingkat kesalahan 10 % 1 = angka konstan
3.4.
Tehnik Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara menyebarkan kuisioner
atau angket adalah merupakan pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden menyangkut hal yang akan diteliti. Melalui angket inilah responden mengisi keterangan-keterangan yang diharapkan penulis dapat memperkuat hasil penelitian. 3.4.2. Data Sekunder Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan melalui daftar studi kepustakaan seperti buku-buku, surat kabar, majalah dan artikel-artikel juga wawancara yang berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Hal tersebut dapat dipergunakan sebagai referensi dan data lainnya yang dapat mendukung dalam penyusunan penelitian ini.
3.5.
Definisi Konsep dan Operasionalisasi 3.5.1. Definisi Konsep 1. Opini adalah pendapat seseorang sebagai pernyataan sikapnya terhadap suatu hal atau peristiwa yang diungkapkan dengan kata-kata. Setiap opini
39
merefleksikan organisasi yang kompleks yang terdiri atas: kepercayaan, nilai-nilai, dan pengharapan. 2. Drama komedi adalah sinema elektronik yang ditayangkan di televisi dengan jenis cerita fiksi yang bercerita tentang kehidupan dan perilaku manusia sehari-hari yang lucu dan menghibur. 3. Khalayak adalah sejumlah orang yang berminat dan merasa tertarik terhadap suatu masalah dan berhasrat mencari suatu jalan keluar dan mewujudkan tindakan yang konkrit. Opini khalayak yang diangkat di dalam kuisioner adalah masyarakat yang berdomisili atau bertempat tinggal diwilayah lingkungan Rawa Buaya Rt 12 Rw 11 Cengkareng, Jakarta Barat, yang menyaksikan program drama komedi “OB” shift 2. Hasil penelitian yang berhasil dikumpulkan akan diukur menggunakan skala jumlahan, yang paling umum adalah Skala Ordinal yang memungkinkan peneliti untuk mengurutkan respondennya dari tingkatan ”paling rendah” ke tingkatan ”paling rendah” menurut suatu atribut tertentu. Pada dasarnya responden diwakili dengan sebuah pertanyaan dalam suatu kuesioner dan diberi pertanyaan untuk mengindikasikan apakah responden tersebut ”setuju (sesuai, menarik)”, ”Ragu-Ragu”, ”Tidak Setuju (Tidak sesuai, tidak menarik)”. Modifikasi susunan kata-kata untuk membuat kategori jawaban juga dapat digunakan. Jawaban paling tinggi yaitu 3 untuk jawaban Ya, untuk jawaban ragu-ragu 2, dan untuk jawaban tidak 1, dan hasil yang diperoleh akan diklarifikasikan.
40
Tabel 3.5.1.
Konsep Opini
Operasionalisasi Opini Konsep Dimensi Indikator 1. Kepercayaan 1. Tema cerita drama komedi OB shift 2, memberi informasi
Skala Ordinal 1. Ya (3) 2. Ragu-ragu (2) 3.Tidak (1)
2. Tema cerita drama komedi OB shift 2, bersifat mendidik 3. Tema cerita drama komedi OB shift 2, menghibur 4. Karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2, bersikap teladan 5. Karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2, bertingkah jenaka
2. Nilai-nilai
6. Akting masing-masing pemain drama komedi OB shift 2, diperankan dengan baik 1. Tema cerita dalam 1. Ya (3) drama komedi OB shift 2, 2. Ragu-ragu (2) menggugah emosi 3.Tidak (1) 2. Tema cerita dalam drama komedi OB shift 2, menarik perhatian 3. Karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2, memberikan teladan 4. Bahasa daerah yang digunakan dalam drama komedi OB shift 2 mewarisi budaya luhur 5. Bahasa daerah yang digunakan dalam drama komedi OB shift 2 melestarikan budaya
41
3. Pengharapan
6. Dialog dalam drama komedi OB shift 2, sopan dan lemah lembut 1.Tema cerita dalam drama komedi OB shift 2, memberikan informasi 2. Tema cerita dalam drama komedi OB shift 2, mendidik 3. Tema cerita dalam drama komedi OB shift 2 menghibur 4. Alur cerita dalam drama komedi OB shift 2 menghibur 5. Karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 menghibur 6. Karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 mendidik 7. Karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 bersikap teladan 8. Bahasa daerah dalam komedi OB shift 2 memajukan kebudayaan 9. Bahasa daerah dalam komedi OB shift 2 mewarisi budaya 10. Bahasa daerah dalam komedi OB shift 2 melestarikan budaya bangsa 11. Dialog dalam drama komedi OB shift 2, membuat lebih bersosialisasi
42
1. Ya (3) 2. Ragu-ragu (2) 3.Tidak (1)
Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang dibagi kedalam tiga tingkatan, yaitu 3 untuk skor tertinggi dan satu untuk skor terendah. Tahap selanjutnya adalah membuat interval skor untuk menentukan range atau jangkauan skor utnuk setiap tingkatan dengan cara mencari selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah kemudian dibagi jumlah alternative jawaban. Dalam penelitian ini terdapat 23 kuisioner, maka skor untuk setiap jawaban dan total jawaban ditentukan dengan cara : 1. Menentukan skor tertinggi dan skor terendah dengan cara mengalikan skor dengan jumlah pertanyaan. Jumlah pertanyaan
=1
Skor tertinggi
= 3 x 23 = 69
Skor terendah
= 1 x 23 = 23
2. Menentukan interval untuk setiap tingkatan dengan cara mengalikan skor dengan cara mengurangkan total skor terendah, kemudian membaginya dengan jumlah alternative jawaban. Dengan rumus teknik analisis data : i = Jarak Pengukuran (R) Jumlah Interval Keterangan : i
= Interval
R
= Nilai Tertinggi (NT) – Nilai Terendah (NR)
NT
= 23 pertanyaan x jawaban skor tertinggi adalah 3 = 23 x 3 = 69
NR
= 23 pertanyaan x jawaban skor terendah adalah 1 = 23 x 1 = 23
43
Jumlah Interval = 3 i
= 69 – 23 = 46 = 15,3 =15 3
3
Jadi interval skor untuk skala pengukuran 3 adalah 15 selanjutnya interval ini dimasukkan ke dalam sebuah tabel skor. OPINI Positif Netral Negatif
SKOR 55-70 39-54 23-38
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum RCTI 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia merupakan stasiun televisi swasta
pertama di Indonesia. Berdiri pada tanggal 21 Agustus 1987, stasiun televisi yang dibangun di atas tanah seluas 10 hektar ini mulai mengudara dua tahun kemudian, tepatnya 24 Agustus 1989. suatu perkembangan sangat berarti bagi dunia televisi Indonesia ialah dengan diizinkannya pemancar televisi swasta untuk mengudara. Dengan wilayah jangkauan yang luas meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia, serta penggunaan Satelit Domestik Palapa B2P yang memungkinkan merelay program ke seluruh pemirsanya, membuat RCTI menjadi stasiun televisi swasta yang paling digemari oleh pemirsa, terbukti dengan tingginya rating dan share terhadap program-program RCTI. Hal ini tentu saja membuat RCTI menjadi ladang yang subur bagi para pengiklan yang hendak mengiklankan produk dan jasa mereka. Dibawah naungan perusahaan induknya MNC (Media Nusantara Citra), yang berkantor pusat di Jakarta, dengan saluran saudara Global TV dan TPI. RCTI berhasil menempati nomor satu diantara stasiun televisi lainnya di Indonesia. Selain itu pengembangan teknologi yang dilakukan RCTI juga memungkinkan Didukung oleh lebih dari 1550 tenaga profesional yang penuh semangat, berdedikasi tinggi terhadap perusahaan, berkomitmen tinggi, serta konsisten memberikan pelayanan yang terbaik mereka terhadap pemirsa, menjadikan RCTI 45
sebagai pelopor dalam hal penyediaan program-program informasi dan hiburan terbaik dan paling digemari oleh pemirsanya.
RCTI
kini
berkembang
sebagai televisi swasta yang besar dengan program acara yang bervariasi. RCTI kini menjaga performanya sesuai dengan slogannya yang tetap membekas di hati pemirsanya yakni “RCTI OKE” Adapun program-program RCTI dapat dikategorikan menjadi beberapa genre, yakni: sinetron, musik, reality show, variety show, TV magazine, teen animation, infotaiment, newstaiment, news, feature, sport, quiz/games, komedi, film dan lain-lain. Dalam menyediakan program acara, RCTI selain memproduksi sendiri programnya, juga membeli program dari production house. 4.1.2. Visi dan Misi RCTI Visi RCTI “Media Utama Hiburan dan Informasi” RCTI bertujuan untuk menjadi pilihan utama sebagai sumber hiburan dan informasi bagi masyarakat dengan meyajikan program yang menarik dan berkualitas dimana secara bersamaan memperhatikan keseimbangan faktor bisnis dan tanggung jawab social sebagai media yang dominant di tanah air. Misi RCTI “Bersama Menyediakan Layanan Prima” RCTI lebih menekankan semangat kebersamaan dalam membangun sebuah tim kerja yang kuat dimana seluruh komponen perusahaan mulai dari level teratas sampai terbawah
mampu bersama-sama terstimulasi, terkoordinasi, dan
tersistimatisasi memberikan karya terbaiknya demi mewujudkan pelayanan terbaik dan utama.
46
Tiga Pilar Utama RCTI 1. Keutamaan dalam kebersamaan 2. Bersatu padu 3. Oke Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, ada tiga nilai sebagai pilar utama yang menjadi motivasi, inspirasi, dan semangat juang insane RCTI. Proses kerja yang dilakukan dengan semangat kebersamaan untuk sampai pada hasil yang mendapatkan pengakuan dari para “stakeholder” atas kualitas, integritas yang ditampilkan. 4.1.3. Program Acara RCTI Menjadikan RCTI sebagai sumber inspirasi, edukatif dan menghibur. RCTI selalu mempunyai program-program unggulan baik dari segi Drama maupun Non Drama. Dari segi Drama RCTI selalu unggul dengan Sinetronsinetronnya, acara musik dan juga kuis yang selalu menjadi unggulan di RCTI. Sedangkan dari segi Non Drama RCTI mempunyai Seputar Indonesia dan Buletin siang yang selalu dinanti masyarakat untuk mengetahui informasi tentang dunia sekitar. 4.1.4. Organisasi RCTI RCTI merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Bimantara dan Bhakti Investama, yang secara tidak langsung melalui PT. Media Nusantara Citra (MNC). Jajaran Komisari dan Direksi RCTI terdiri dari: 1. Komisaris Utama
: M. Tachril Sapi’ie
2. Wakil Komisaris Utama
: Bambang Rudijianto Tanoesoedibjo
3. Komisaris
: Hidajat Tjandradjaja
4. Direktur Utama
: Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo
47
5. Wakil Direktur Utama
: Sutanto Hartono
6. Direktur Keuangan & ADM : Beti Puspitasari Santoso 4.1.5. Jangkauan RCTI Awalnya RCTI
masih merupakan TV kabel sehingga pemirsanya masih
terbatas. Saat ini RCTI memiliki jangkauan yang luas meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia. Ditambah dengan penggunaan satelit Domestik Palapa B2P sehingga mampu menjangkau hingga ke pelosok daerah. Sesuai dengan perkembangan teknologi, program acara RCTI juga dapat dinikmati melalui telepon seluler dan internet. Dengan peningkatan teknologi dan didukung beberapa program acara favorit, selama beberapa tahun ini RCTI berhasil menempati posisi nomor satu diantara semua televisi di Indonesia. 4.1.6. Alamat Instansi & Logo RCTI
PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) Jl. Raya Perjuangan No. 1, Kebon Jeruk, Jakarta 11530 Telepon: +6221 5303540/5303550 Fax: +6221 5320906 Email:
[email protected]
48
4.2.
Gambaran Umum Program Drama Komedi “OB” (Office Boy) shift 2 Drama komedi OB (Office Boy) membuktikan bahwa urusan kantor ternyata
bukan sekedar meyelesaikan tugas rutin, setelah itu kerumah serta menanti gaji di penghujung bulan. Tapi, sisi lain dari kehidupan di dunia kantor yang juga ternyata menyimpan cerita yang menarik. Dengan ide awal program ini adalah bagaimana menghadirkan situasi komedi yang cerdas tapi juga menggelitik. Sebagai tayangan yang sifatnya menghibur,drama komedi OB (Office Boy) memang tergolong naïf serta terkesan mengada-ada. Hal ini bisa kita lihat dengan memperhatikan tingkah pola Sasha yang diperankan oleh Winda Idol, sekertaris manja dan nyaris tidak bisa apa-apa. Terlepas dari itu semua, drama komedi OB (Office Boy) mampu menarik dengan menyuguhkan tontonan yang menghibur. Memasuki episode ke 623 OB rehat sejenak, dan pada tanggal 25 Maret OB muncul dengan judul baru yaitu OB shift 2, dengan konsep dan cerita yang sama, tapi OB shift 2 memunculkan wajah baru yaitu model cantik Luna Maya yang berperan sebagai atasan Pak Taka. Nama Program
: OB (Office Boy) shift 2
Genre
: Drama Komedi
Waktu Tayang
: Senin-Jum’at pukul 16.30
Cast
: 1. Aditya Padat Karya sebagai Sayuti 2. Tika pangabean sebagai Odah 3. Daus Separoh sebagai Ismail 4. oline Mendeng sebagai Susi 5. M. Ridwan sebagai Hendra 6. Bayu oktara sebagai Gusti
49
7. Winda Viska sebagai Sascya 8. Marlon Renaldy sebagai Taka 9. Luna Maya sebagai Sukma
4.3.
Sutradara
: Adek Az
Penulis
: Winny R dan Eki NF
Produser
: Winny Rosalina & Edi Sumaryadi
Identitas Responden Berdasarkan identitas responden, maka dapat dijelaskan dalam beberapa
kriteria, yaitu : Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan dan Jenis Pekerjaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut ini : Tabel 4.3.1. Jenis Kelamin n=85 Jenis Kelamin
Responden
%
Laki-laki
32
37,64 %
Perempuan
53
62,36 %
Total
85
100 %
Sumber pertanyaan no.1
berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.3.1, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 53 responden atau 62,36 % adalah responden wanita. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak berdasarkan jenis kelamin adalah responden wanita.
50
Tabel 4.3.2. Usia n=85 Usia 15 – 20 Tahun 21 – 26 Tahun 27 – 32 Tahun 33-38 Tahun 39-45 Tahun Total
Responden 10 10 17 30 18 85
% 11,76 % 11,76 % 20 % 35,3 % 21,18 % 100 %
Sumber pertanyaan no.2
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 reponden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.3.2, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 30 responden atau 35,4 % berusia diantara 33 – 38 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak berdasarkan usia adalah responden yang berusia 33 – 38 tahun. Tabel 4.3.3. Jenis Pekerjaan n=85 Pekerjaan Karyawan Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Pelajar Total
Responden 39 9 30 7 85
% 45,9 % 10,6 % 35,29 % 8,23 % 100 %
Sumber pertanyaan no.3
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada pada tabel 4.3.4, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 39 responden atau 45,9 % bekerja sebagai karyawan . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak berdasarkan jenis pekerjaan adalah responden yang bekerja sebagai karyawan.
51
4.4. Intensitas Setelah mengetahui identitas responden, selanjutnya akan diuraikan bagian II yaitu mengenai pola menonton televisi yang pertanyaanya meliputi, frekuensi menonton televisi dalam sehari, juga frekuensi menonton tayangan program drama komedi OB shift 2 di RCTI Tabel 4.4.1. Frekuensi Menonton Televisi
Frekuensi Menonton Televisi / Sehari 1 – 3 Jam 3 – 5 Jam > 5 Jam Total
Responden 3 10 72 85
n=85 % 3,52 % 11,76 % 84,72 % 100 %
Sumber pertanyaan no.4
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.4.1, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 72 responden atau 84,72 % menonton televisi antara >5 jam dalam sehari. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden yang menonton televisi antara >5 jam dalam sehari adalah yang paling banyak. Tabel 4.4.2. Frekuensi Menonton Tayangan Program Drama Komedi OB shift 2 Dalam Seminggu. n=85 Frekuensi Menonton Tayangan Program Drama Komedi OB shift 2 Dalam Seminggu 5 x Dalam Seminggu < 5 x Dalam Seminggu Total Sumber pertanyaan no. 5
52
Responden
%
42 43 85
49,40% 50,60% 100 %
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.4.3, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 42 responden atau 49,40 % menjawab bahwa mereka menonton tayangan program drama komedi OB shift 2 di RCTI dalam seminggu adalah 5 kali. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak yang menjawab bahwa yang menonton tayangan program drama komedi OB shift 2 adalah yang menonton setiap episode karena setiap harinya episodenya selalu berbeda. Tabel 4.4.3. Frekuensi MenontonTayangan Program Drama Komedi OB shift 2 n=85 Frekuensi Menonton Tayangan Program Drama Komedi OB shift 2 Menonton Kurang dari Separuh Program Menonton Separuh Program Menonton keseluruhan Program Total
Responden
%
8 24 53 85
9,41 % 28,23 % 62,36 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 6
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.4.8, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 53 responden atau 62,36 % menjawab bahwa intensitas khalayak menonton keseluruhan program. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang menonton keseluruhan acara yang disajikan dalam program drama komedi OB shift 2 di RCTI.
4.5.
Opini Kepercayaan Khalayak Terhadap Tayangan Program Drama Komedi OB shift 2 RCTI. Setelah mengetahui identitas responden dibagian I dan pola menonton
televisi dibagian II berikut ini diuraikan pembahasan hasil penelitian di bagian III
53
mengenai opini masyarakat Rawa Buaya Rt.12 Rw.11 Cengkareng Jakarta Barat pada tayangan program drama komedi OB shift 2. berikut ini penulis akan menguraikan hasil penelitian mengenai opini keprcayaan masyarakat Rawa Buaya Rt.12 Rw.11 Cengkareng Jakarta Barat pada tayangan program drama komedi OB shift 2, dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.5.1 Opini responden terhadap tema cerita dapat memberikan informasi.
Kepercayaan responden terhadap tema cerita dapat memberikan informasi. Ya Ragu-ragu Tidak Total
Responden 58 20 7 85
n=85 % 68,24 % 23,52 % 8,24 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 7
Berdasarkan hasil dari jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.6.1, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 58 responden atau 68,24 % percaya bahwa tayangan program drama komedi OB shift 2 RCTI, percaya tema cerita drama komedi OB shift2 memberi informasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang percaya bahwa tema cerita program drama komedi OB shift2 RCTI memberikan informasi.
54
Tabel 4.5.2. Opini responden terhadap tema cerita drama komedi OB shift 2 bersifat mendidik.
Kepercayaan responden terhadap tema cerita drama komedi OB shift 2 bersifat mendidik. Ya Ragu-ragu Tidak Total
Responden 30 48 7 85
n=85 % 35,3 % 56,47 % 8,23 % 100 %
Sumber Pertanyaan no. 8
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.6.2, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 48 responden atau 56,47 % ragu-ragu tema cerita drama komedi OB shift 2 RCTI bersifat mendidik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang ragu-ragu tema cerita drama komedi OB shift 2 bersifat mendidik. Tabel 4.5.3. Opini responden terhadap tema cerita drama komedi OB shift 2 menghibur.
Kepercayaan responden terhadap tema cerita drama komedi OB shift 2 menghibur.
Responden
Ya Ragu-ragu Tidak Total
55 23 7 85
n=85 %
64,71 % 27,06 % 8,23 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 9
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada table 4.6.3, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 55 responden atau 64,71 % percaya tema cerita drama komedi OB shift2 menghibur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang percaya tema cerita dalam drama komedi OB shift 2 menghibur.
55
Tabel 4.5.4. Opini responden terhadap karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 memberi contoh sikap teladan.
Responden
Kepercayaan responden terhadap karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 memberi contoh sikap teladan. Ya Ragu-ragu Tidak Total
27 47 12 85
n=85 %
31,61 % 55,29 % 12,94 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 10
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.6.4, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 47 responden atau 55,29 % ragu-ragu karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 memberi contoh teladan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang ragu-ragu bahwa karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 memberi contoh sikap teladan. Tabel 4.5.5 Opini responden terhadap tema cerita drama komedi OB shift 2 bertingkah jenaka. n=85 Kepercayaan responden terhadap karakter tokoh drama komedi OB shift 2 bertingkah jenaka. Ya Ragu-ragu Tidak Total
Responden
%
71 8 6 85
83,29 % 9,41 % 7% 100 %
Sumber pertanyaan no. 11
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.6.5, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 71 responden atau
56
83,29 % percaya bahwa karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 mampu bertingkah jenaka.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden percaya bahwa karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 bertingkah jenaka. Tabel 4.5.6. Opini responden terhadap akting masing-masing pemain dalam drama komedi OB shift 2 diperankan dengan baik. n=85 Kepercayaan terhadap akting masing-masing pemain drama komedi OB shift 2 dapat diperankan dengan baik. Ya Ragu-ragu Tidak Total
Responden
%
79 5 1 85
92,93 % 5,8 % 1,17 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 12
Berdasarkan hasil jawaban dari 100 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.6.6, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 79 responden atau 92,93 % percaya bahwa acting masing-masing pemain drama komedi OB diperankan dengan baik.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang percaya bahwa akting masing-masing pemain dalam drama komedi OB shift 2 diperankan dengan baik. Tabel 4.5.7. Tabel Akumulasi Opini Kepercayaan
No 1 2 3
Penilaian Opini Positif Opini Netral Opini Negatif Jumlah
Frekuensi 320 151 39 510
57
F = 85 x 6 = 510 Persentase 62,75 % 29,60 % 7,65 % 100 %
4.6.
Opini Khalayak Terhadap Nilai-nilai yang terkandung dalam Program Drama Komedi OB shift 2 RCTI. Berikut ini penulis akan menguraikan hasil penelitian mengenai opini
masyarakat Rawa Buaya Rt.12 Rw.11 Cengkareng Jakarta Barat terhadap nilainilai yang terkandung pada tayangan program drama komedi OB shift 2, dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.6.1. Opini responden tentang tema cerita drama komedi OB shift 2 dapat menggugah emosi. n=85 Nilai-nilai yang terkandung dalam tema cerita drama komedi OB shift 2 dapat menggugah emosi. Ya Ragu-ragu Tidak Total
Responden
%
54 25 6 85
63,52 % 29,42 % 7,06 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 13
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.7.1, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 54 responden atau 63,52 % berpendapat bahwa tema cerita drama komedi OB shift 2 dapat menggugah emosi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa tema cerita dalam drama komedi OB shift 2 terkandung nilai-nilai yang menggugah emosi.
58
Tabel 4.6.2. Opini responden tentang tema cerita drama komedi OB shift 2 dapat menarik perhatian. n=85 Nilai-nilai yang terkandung dalam tema cerita drama komedi OB shift 2 dapat menarik perhatian. Ya Ragu-ragu Tidak Total
Responden
%
60 15 10 85
70,0 % 17,64 % 11,76 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 14
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.7.2, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 60 responden atau 70,06 % berpendapat bahwa tema cerita drama komedi OB shift 2 menarik perhatian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam tema cerita drama komedi OB shift 2 mampu menarik perhatian. Tabel 4.6.3 Opini responden tentang karakter tokoh drama komedi OB shift 2 dapat memberikan contoh teladan.
Nilai-nilai yang terkandung dalam karakter tokoh drama komedi OB shift 2 dapat memberikan contoh teladan.
Responden
Ya Ragu-ragu Tidak Total
27 48 10 85
n=85 %
31,77 % 56,47 % 11,76 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 15
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.7.3, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 48 responden atau
59
56,47 % ragu-ragu karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 memberi teladan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang ragu-ragu bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam karakter drama komedi OB shift 2 cukup memberi teladan. Tabel 4.6.4. Opini responden tentang nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa daerah yang digunakan drama komedi OB shift 2 mewarisi budaya luhur. n=85 Nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa yang digunakan drama komedi OB shift 2 mewarisi budaya luhur. Ya Ragu-ragu Tidak Total
Responden
%
62 21 2 85
72,94 % 24,7 % 2,36 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 16
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.7.4, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 62 responden atau 72,94 % berpendapat bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa daerah yang digunakan pada drama komedi OB shift 2 mewarisi budaya luhur.Demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa daerah yang digunakan pada drama komedi OB shift 2 mewarisi budaya luhur.
60
Tabel 4.6.5. Opini responden bahasa daerah yang digunakan drama komedi OB shift 2 dapat melestarikan budaya. n=85 Nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa daerah yang digunakan drama komedi OB shift 2 dapat melestarikan budaya. Ya Ragu-ragu Tidak Total
Responden
%
72 8 5 85
84,70 % 9,40 % 5,9 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 17
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.7.5, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 72 responden atau 84,70 % berpendapat bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa daerah yang digunakan drama komedi OB shift 2 dapat melestarikan budaya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa nilia-nilai yang terkandung dalam bahasa daerah yang digunakan dapat melestarikan budaya. Tabel 4.6.6. Opini responden tentang dialog yang digunakan drama komedi OB shift 2 bertutur kata sopan dan lemah lembut. n=85 Nilai-nilai yang terkandung dalam dialog yang digunakan drama komedi OB shift 2 bertutur kata sopan dan lemah lembut. Ya Ragu-ragu Tidak Total Sumber pertanyaan no. 18
61
Responden
%
56 19 10 85
65,9 % 22,34 % 11,76 % 100 %
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.7.6, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 56 responden atau 65,9 % berpendapat bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam dialog yang digunakan drama komedi OB shift 2 bertutur kata sopan dan lemah lembut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam dialog drama komedi OB shift 2 bertutur kata sopan dan lemah lembut. Tabel 4.6.7. Tabel Akumulasi Opini Nilai-nilai Drama Komedi OB shift 2
No 1 2 3
4.7.
Penilaian Opini Positif Opini Netral Opini Negatif Jumlah
F = 85 x 6 = 510 Persentase 64,90 % 26,7 % 9,3 % 100 %
Frekuensi 331 136 43 510
Opini Pengharapan Khalayak Terhadap Tayangan Program Drama Komedi OB shift 2 RCTI. Berikut ini penulis akan menguraikan hasil penelitian mengenai harapan
opini masyarakat Rawa Buaya Rt.12 Rw.11 Cengkareng Jakarta Barat terhadap pada tayangan program drama komedi OB shift 2, dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.7.1. Opini responden terhadap tema cerita drama komedi OB shift 2 bisa memberikan informasi. Mengharapkan tema cerita drama komedi OB shift 2 bisa memberikan informasi. Ya Ragu-ragu Tidak Total
62
Responden 70 10 5 85
n=85 % 82,34 % 11,76 % 5,9 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 19
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.8.1, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 70 responden atau 82,34 % mengharapkan program tema drama komedi OB shift 2 memberi informasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang mengharapakan tema cerita drama komedi OB shift 2 memberikan informasi. Tabel 4.7.2. Opini responden terhadap tema cerita drama komedi OB shift 2 mendidik. n=85 Mengharapkan tema cerita drama komedi OB shift 2 mendidik.
Responden
%
Ya Ragu-ragu Tidak Total
73 10 2 85
85,9 % 11,76 % 2,34 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 20
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.8.2, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 73 responden atau 85,9 % mengharapkan tema cerita drama komesi OB shift 2 mendidik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang mengharapkan tema cerita drama komedi OB shift 2 mendidik.
63
Tabel 4.7.3. Opini responden terhadap tema cerita drama komedi OB shift 2 dapat menghibur.
Mengharapkan tema cerita drama komedi OB shift 2 menghibur. Ya Ragu-ragu Tidak Total
Responden 76 8 1 85
n=85 % 89,41 % 9,41 % 1,18 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 21
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.8.3, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 76 responden atau 89,41 % mengharapkan tema cerita dalam drama komedi OB shift 2 menghibur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden mengharapkan tema cerita dalam drama komedi OB shift 2 menghibur. Tabel 4.7.4. Opini responden terhadap alur cerita yang disajikan drama komedi OB shift 2 mudah dimengerti dan dipahami. n=85 Mengharapkan alur cerita drama komedi OB shift menghibur. Ya Ragu-ragu Tidak Total
Responden
%
75 10 0 85
88,24 % 11,76 % 0% 100 %
Sumber pertanyaan no. 22
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.8.4, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 75 responden atau 88,24 % mengharapkan alur cerita dalam drama komedi OB shift 2 mudah dipahami dan dimengerti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden
64
terbanyak adalah responden yang mengharapkan alur cerita dalam drama komedi OB shift 2 mudah dipahami dan dimengerti. Tabel 4.7.5. Opini responden karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 menghibur.
Mengharapkan karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 menghibur. Ya Ragu-ragu Tidak Total
Responden 77 8 0 85
n=85 % 90,6 % 9,4 % 0% 100 %
Sumber pertanyaan no. 22
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.8.5, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 77 responden atau 90,6 % mengharapkan karakter tokoh drama komedi OB shift 2 menghibur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang mengharapkan karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 menghibur. Tabel 4.7.6. Opini responden karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 mendidik. n=85 Mengharapkan karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 mendidik Ya Ragu-ragu Tidak Total
Responden
%
54 24 7 85
63,53 % 28,24 % 8,23 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 24
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.8.6, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 54 responden atau 63,53 % mengharapkan karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 mendidik.
65
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang mengharapkan karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 mendidik. Tabel 4.7.7. Opini responden karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 memebri contoh teladan.
Mengharapkan karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 memberi contoh teladan. Ya Ragu-ragu Tidak Total
Responden
62 14 9 85
n=85 %
72,93 % 16,47 % 10,6 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 25
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.8.7., maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 62 responden atau 72,93 % mengharapkan karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 dapat memberikan contoh sikap teladan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang mengharapkan karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2 memberikan contoh sikap teladan.
66
Tabel 4.7.8. Opini responden bahasa daerah yang digunakan dalam drama komedi OB shift 2 memajukan kebudayaan daerah.
Mengharapkan bahasa daerah yang digunakan dalam drama komedi Ob shift 2 memajukan kebudayaan daerah. Ya Ragu-ragu Tidak Total
n=85 %
Responden
60 25 0 85
70,59 % 29,41 % 0% 100 %
Sumber pertanyaan no26
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.8.8, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 60 responden atau 60 % mengharapkan bahasa daerah yang digunakan dalam drama komedi OB shift 2 dapat memajukan kebudayaan daerah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang mengharapkan bahasa daerah yang digunakan drama komedi OB shift 2 memajukan kebudayaan daerah. Tabel 4.7.9. Opini responden bahasa daerah yang digunakan dalam drama komedi OB shift 2 mewarisi budaya.
Mengharapkan bahasa daerah yang digunakan dalam drama komedi OB shift 2 mewarisi budaya. Ya Ragu-ragu Tidak Total
Responden 65 15 5 85
n=85 % 76,47 % 17,63 % 65,8 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 27
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.8.9, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 65 reponden atau 76,47 % mengharapkan bahasa daerah yang digunakan drama komedi OB shift 2 mewarisi budaya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden
67
terbanyak adalah responden yang mengharapkan bahasa yang digunakan dalam drama komedi OB shift 2 mewarisi budaya luhur bangsa. Tabel 4.7.10. Opini responden bahasa daerah yang digunakan dalam drama komedi OB shift 2 melestarikan budaya bangsa.
Mengharapkan bahasa daerah yang digunakan dalam drama komedi Ob shift 2 melestarikan budaya bangsa. Ya Ragu-ragu Tidak Total
n=85 %
Responden
71 13 1 85
83,53 % 15,29 % 1,18 % 100 %
Sumber pertanyaan no. 28
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.8.10, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 71 responden atau 83,53 % mengharapkan bahasa daerah yang digunakan drama komedi OB shift 2 melestarikan budaya bangsa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang mengharapkan bahasa daerah yang digunakan dalam drama komedi OB shift 2 melestarikan budaya bangsa. Tabel 4.7.11. Opini responden tentang dialog dalam drama komedi OB shift 2 membuat masyarakat lebih bersosialisasi. n=85 Mengharapkan dialog dalam drama komedi OB shift 2 membuat lebih bersosialisasi. Ya Ragu-ragu Tidak Total Sumber pertanyaan no. 29
68
Responden
%
46 22 17 85
54,10 % 25,9 % 20 % 100 %
Berdasarkan hasil jawaban dari 85 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.8.11, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 46 responden atau 54,10 % mengharapkan dialog dalam drama komedi OB shift 2 membuat masyarakat lebih bersosialisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang mengharapkan dialog dalam drama komedi OB membuat masyarakat lebih bersosialisasi. Tabel 4.7.12. Tabel Akumulasi Opini Pengharapan
No 1 2 3
Penilaian Opini Positif Opini Netral Opini Negatif Jumlah
Frekuensi 729 159 47 935
F = 85 x 11 = 935 Persentase 77,97 % 17 % 5,03 % 100 %
Tabel 4.8. Tabel Akumulasi Opini
No 1 2 3
Penilaian Opini Positif Opini Netral Opini Negatif Jumlah
Frekuensi 1380 446 129 1955
F = 85 x 23 = 1955 Persentase 70,6 % 22,8 % 6,6 % 100 %
Berdasarkan dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah 85 responden yang memberikan Opini pada tayangan program drama komedi OB shift 2 RCTI sebanyak 70,6 % responden memberikan jawaban positif pada tayangan program drama komedi OB shift 2. Jadi dari hasil penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa Opini masyarakat Rawa Buaya Rt.12 Rw11 Cengkareng Jakarta Barat
69
pada tayangan program drama komedi OB shift 2 RCTI menunjukan Opini Positif.
4.9.
Analisis dan Pembahasan Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
mudah dibaca dan diinterpretasikan. Karena metode yang akan digunakan adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif, artinya setelah semua data dihimpun dan disusun secara sistematis, cermat dan kemudian dipelajari dan dianalisis secara deskriptif, hanya memaparkan situasi atau peristiwa dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Maka pada penelitian ini, analisa dapat dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan telah terkumpul dan kemudian diolah melalui tahap-tahap : 1. Data diolah dari jawaban para responden yang telah masuk, setelah kuesioner dibagikan dan ditunggu jawabannya (dikumpulkan di tempat penelitian berlangsung). 2. Menyederhanakan data dalam bentuk tabel terlebih dahulu dengan membuat coding book dan coding sheet, hal ini dilakukan untuk memudahkan pembuatan tabel tunggal. 3. Dari jawaban para responden kemudian data dianalisa kedalam tabel frekuensi data secara kuantitatif yang bersifat deskriptif. 48 Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, dan televisi merupakan bagian dari media komunikasi massa hingga saat ini terus
48
Op.Cit, Hal. 30.
70
menarik banyak perhatian masyarakat dengan berbagai kelebihan dan kekurangan. Televisi merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan (informasi) setiap harinya yang dimanfaatkan oleh banyak khalayak. Dan komunikasi massa digambarkan oleh Melvin L. DeFleur dan Dennis adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus yang dimana menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. DeFleur menggambarkan sumber (source), pemancar (transmitter), penerima (receiver), dan sasaran (destination) sebagai fase-fase terpisah dalam proses komunikasi. Setelah mengkaji ulang peneliti dapat melihat bahwa proses komunikasi yang teleh dijelaskan sebelumnya menjelaskan bahwa dengan cara gaya tertentu menciptakan makna terhadap suatu peristiwa sehingga dapat mempengaruhi khalayak. Berkaitan dengan judul yang peneliti lakukan bahwa penjelasan pada paragraf yang diatas bahwa model teori Stimulus Organisme Response (Rangsangan Tanggapan), atau yang lebih peneliti ketahui dengan sebutan model S-R. Kaitan antara teori ini dengan penelitian peneliti mengenai opini masyarakat rawa Buaya Rt.12 Rw.11 Cengkareng Jakarta Barat terhadap tayangan program drama Komedi OB shift 2 RCTI adalah karena model teori menjelaskan tentang pengaruh atau rangsangan yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari stimulus (rangsangan) tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi tergantung pada isi dan penyajian stimulus yang nantinya akan menimbulkan pendapat dari pihak penerima.
71
Di dalam penelitian ini yang membahas opini khalayak terhadap program drama komedi OB shift 2 RCTI dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepercayaan responden terhadap drama komedi OB shift 2, nilai-nilai yang terkandung dalam drama komedi OB shift 2 dan pengharapan terhadap drama komedi OB shift2. Yang pertama akan dibahas, kepercayaan responden terhadap drama komedi OB shift 2, di dalam bagian ini penulis mengajukan pertanyaan tentang tema cerita, karakter tokoh dan akting masing- masing pemain. Dari hasil jawaban 62,75 % responden menganggap tema cerita, karakter tokoh dan akting masing-masing pemain positif. Yang kedua adalah nilai-nilai yang terkandung dalam drama komedi OB shift 2, peneliti mengajukan pertanyaan tentang tema cerita, karakter tokoh, bahasa daerah, dan dialog yang digunakna dalam drama komedi OB shift 2. Dari hasil jawaban 64,90 % responden, menyatakan tema cerita, karakter tokoh, bahasa daerah dan dialog dalam drama komedi OB mengandung nilai-nilai yang positif. Yang terakhir peneliti menanyakan tentang pengharapan responden terhadap drama komedi OB shift 2, tentang tema dan alur cerita, karakter tokoh, bahasa daerah dan dialog, dari hasil jawaban 77.97 % responden berharap positif terhadap tayangan drama komedi OB shift 2. Dari tabel akumulasi opini dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menilai tayangan drama komedi OB shift 2 positif, hal ini berdasarkan jawaban para responden sebanyak 70,6 % menilai tayangan drama komedi OB shift 2 positif, 22,8 % responden netral dan 6,6 % responden merespons negatif.
72
BAB V PENUTUP
Setelah membuat hasil data dan pembahasan yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, wawancara dan studi kepustakaan untuk mendukung penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan secara keseluruhan dan memberikan saran-saran yang kiranya dapat bermanfaat.
5.1.
Kesimpulan 1. Hasil penelitian mengenai analisis data responden menunjukan bahwa sebagian besar responden (62,36%) berjenis kelamin perempuan, sedangkan usia para responden yang paling banyak berusia antara 33-38 tahun dengan jumlah persentase terbanyak (35,3 %).
2. Responden menilai positif tayangan drama komedi OB shift 2 RCTI, hal ini terlihat dari akumulasi opini, dimana 70,6 % menilai positif, 22,8 % netral, dan 6,6 % opini negatif. Positif disini berarti tayangan drama komedi, positif dari segi tema, karakter tokoh, bahasa daerah, akting, alur dan dialog dalam drama komedi OB shift 2 RCTI, sehingga masyarakat bisa menerimanya dengan baik. 3.
Dari hasil opini responden yang menilai positif tayangan drama komedi OB shift 2 RCTI dapat ditarik kesimpulan bahwa RCTI sebagai saluran komunikasi massa yang memproduksi program drama komedi OB shift 2 periode Maret 2009, mendapatkan perhatian khalayak yang cukup besar, terbukti dari hasil yang didapat melalui opini khalayak yang menilai positif tayangan tersebut. 73
Pada bagian akhir skripsi ini, peneliti mencoba untuk memberikan saran-saran yang kiranya dapat berguna bagi RCTI selanjutnya, dalam rangka untuk terus membuat program-program yang mampu memberikan respon positif bagi khalayak pemirsanya.
5.2.
Saran-saran 5.2.1 Saran saran akademis, yaitu : 1. Dalam
membuat
suatu
program
tim
produksi
sebaiknya
mempertimbangkan opini dari khalayak sehingga, program yang ditampilkan bisa diterima baik oleh khalayak. 5.2.2 Saran-saran dari segi praktis adalah : 1. Berdasarkan opini khalayak tema cerita seharusnya tidak hanya memberikan informasi dan menghibur, akan tetapi tema cerita juga bisa mendidik dan karakter tokoh dalam drama komedi OB shift 2, jangan terlalu mengada-ada dan harus lebih teladan.
74
menonjolkan sikap
DAFTAR PUSTAKA Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005. Dennis Mcquail. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Pt. Erlangga, 1987. Djoenangsih S. Sunarjo. Opini Publik. Yogyakarta, 1997. Elvinaro Ardi Anto dan Lukiati Komala.E. Gramedia.2004. Frazier Moore, H. (Humas Prinsip, Kasus dan Masalah), Bandung: Remadja Rosda Karya,1987. Gerald Millerson. The Tchnique of Television Production, Bo. Min Cornwall.Great Britain: Hartnolls, 1997. Jalaludin Rahmat. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000. KARLINAH. Opini Publik, Universitas Terbuka. Kuswandi, Drs. Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media Televisi). Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta,1996. Mar,at. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Ghalia Indonesia, 1982. Mohammad Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983. Morrisan M.A.Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, 2005. Naratama. Menjadi Sutradara TV, Jakarta: Grasindo, 2004. Nasution, S. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Nuno,D. Komunikasi Politik Khalayak dan Efek, Bandung: CV Remaja Karya, 1989. Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi dan Praktek, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999. Onong Uchajana Effendy. Kamus Komunikasi. Bandung. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989. Onong Uchjana Effendy. Televisi Siaran Praktek. Jakarta: CV Mandar Maju. Sasa Djuarsa Sendjaja. Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka.1999. Sasa Djuarsa Sendjaya. Teori Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001.
Setyobudi, Ciptono. Pengantar Teknik Broadcasting TV. Yogyakarta: PINUS Book Publisher, 2007. Tommy Suprapto, Drs, MS. Pengantar Teori Komunikasi., Yogyakarta: Penerbit Media Pressindo,2005. Wahyudi, J.B. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. PT. Gramedia Pustaka Umum 1986. Wahyudi, J.B. Komunikasi Jurnal, PT Gramedia Pustaka Umum,1990.
Referensi tambahan www.RCTI.tv Winny Rosalina Produser OB www.Compas.com Data terakhir Rawa Buaya Rt 12 Rw 11, Cengkareng, Jakarta Barat 2009.
AWARDS / ACHIEVEMENTS AWARDS DAN ACHIEVEMENT 2007 1. Anugerah Pesona Wisata 2007, Kementrian Kebudayaan & Pariwisata, 04 Januari 2007 Program dokumenter TREKING episode “BERKUNJUNG KE RUMAH NAGA” meraih penghargaan Terbaik III kategori tayangan televisi. 2. Aljazeera TV Documenter Festival ke-3. DELIK sebagai nominee untuk di Qatar, nominee kategori program investigasi “Marriage for Sales” (Kisah Kawin Kontrak Warga Arab di Puncak) karya Levi Silalahi dan Toni Cahyono. 3. “Festival Film Bandung 2007” Memberikan penghargaan atas program 29 April 2007 dan artis sinetron RCTI, yaitu : - Naysila Mirdad (INTAN), Lakon Utama Wanita Terpuji kategori sinetron - Mathias Muchus (AYAHKU ASTUTI), Lakon Utama Pria Terpuji kategori sinetron - Winda Viska (OB), Lakon Pembantu Wanita Terpuji kategori sinetron - Sitkom OB, Program Terpuji kategori sinetron
4. Festival Film Dokumenter Untuk Lingkungan di Cairo, Mesir, 2007 Nominasi
untuk
program
GAPURA “Inong
Pulang
ke
Rumah”
dan
“Penambangan Pasir Liar di Riau”, serta penghargaan Honorary Award atas tema dan kualitas yg disajikan untuk program Mata Angin (Global TV) berjudul “Sokola Rimba” 5. KPI Award, 10 Agustus 2007 Kategori Sinetron : Juara 1 : Sayekti & Hanafi (RCTI) Juara 2 : Maha Kasih “Tukang Bubur Naik Haji” (RCTI) Juara 3 : Maha Kasih “Pencuri yang Tercuri” Kategori Features : Juara 1 : Rawinala (TPI) Juara 2 : Jendela Arang Ria Rio (TPI) Juara 3 : Bercanda dengan Monyet Belanda (RCTI) Kategori Program Kriminal : Juara 1 : Delik – Jejak Pedofil Australia (RCTI) Juara 2 : Delik – Penjara Sarang Narkoba (RCTI) Juara 3 : Suami Tidak Terbukti Bakar Istri (TPI) 6. Pekan Panutan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangungan Prov DKI Jakarta Tahun Anggaran 2007 dari Walikota Jakarta Barat, 22 Agustus 2007 Penghargaan sebagai “Perusahaan Patuh Pajak 2007” 7. MURI, Agustus 2007
Prestasi RCTI sebagai pemrakarsa dan penyelenggara ketahanan nonton TV dengan berdiri dalam waktu terlama (18 jam). 8. Panitia Pedati (Pesta Budaya Seni Pameran Dagang dan Industri), Nusantara VII 2007 (06 Nopember) PEDATI AWARD kpd RCTI atas atensinya terhadap kebudayaan dan kepariwisataan Minangkabau melalui station ID RCTI “Rumah Gadang” dan banyak mendukung kepariwisataan Bukittingi SumBar, yang merupakan salah satu dari 5 daerah tujuan pariwisata di Indonesia. 9. The Asia-Pacific Broadcasting Union (ABU), The Cable & Satellite Broadcasting Association of Asia (CASBAA) bekerja sama dgn UNICEF Asia Pasifik di Thailand, 20 Nopember Memberikan penghargaan (Certificate of Recognation) atas program News Features URBAN untuk edisi “ANAK LUMPUR LAPINDO” karya Diki Martias dan Toni Cahyono 10. Panasonic Awards, 30 Nop 2007 Meraih beberapa penghargaan: - Drama seri : Candy - Infotainment : Silet - News : Seputar Indonesia 11. UNICEF Indonesia dan Aliansi Jurnalis Independent (AJI) 17 Desember 2007 Program News Feature “URBAN” menerima 2 penghargaan kembali : - Sebagai pemenang pertama kategori documenter televisi utk edisi “MANUSIA
GEROBAK” karya Dulhadi dan Tonny Cahyono - Sebagai pemenang ketiga kategori documenter televisi untuk edisi “POTRET BURAM WARGA PEDONGKELAN” karya Dulhadi dan Tonny Cahyono 2008 1. IMAC (Indonesia’s Most Admired Companies) 2008 oleh Frontier Consulting & Majalah Business Week, 12 Juni 2008 Meraih Best Corporate Image untuk kategori stasiun televise nasional 2. Walikota Jakarta Barat dalam Pekan Panutan Wajib Pajak Pembayaran PBB diberikan di Kantor Walikota Jakarta Barat, 7 Agustus 2008 RCTI sebagai Wajib Pajak Patuh dan Taat 2008 3. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) diserahkan di Gedung Dewan Pers, 14 Agustus 2008 Program Investigasi Pembunuhan Munir Kesaksian Baru Agen BIN dinobatkan sebagai karya jurnalistik terbaik 2008, menyisihkan 29 karya jurnalistik televisi lainnya. 4. Departemen Pendidikan Nasional Dalam rangka Hardiknas 2008 diserahkan oleh Mendiknas, tanggal14 Agustus 2008 RCTI terpilih sebagai 3 besar stasiun televisi meraih penghargaan sebagai stasiun televisi peduli dalam menayangkan bidang pendidikan. 5. British Council Broadcast Competition2008, dalam rangka HUT ke-60 BC Jakarta, 27 Agustus 2008 “Ranger di Tepian Leuser” (part 1&2), mengalahkan 26 peserta & menyisihkan 4
finalis untuk kategori broadcast. Reporter Dhandy Laksono, Cameraman Wenang Pitoyo
6. Arsip Nasional 19 Oktober 2008 (diserahkan oleh Men PAN) Penghargaan kepada RCTI sebagai bentuk apresiasi kepada media dalam rangkaian peringatan kemerdekaan ke-63 RI atas program mengenai gedung arsip nasional di berita tanggal 23-24 Agsts 08 7. Departemen Pendidikan Nasional 14 Agustus 2008 Penghargaan kepada RCTI sebagai 3 besar stasiun televisi yang peduli penayangan informasi pendidikan dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2008. © Copyright 2008 RCTI - Rajawali Citra Televisi Indonesia
Asian Television Awards 2007 Dec 9th, 2007 | ShareThis
Pemenang Asian Television Awards 2007 sudah diumumkan, dan sayang sekali Sasha tidak menang dalam penghargaan ini. Sasha yang masuk dalam “Best Comedy Performance by an Actress” tidak mendapatkan penghargaan tersebut, tetapi sebenarnya sudah sangat luar biasa bahwa Sasha (salah satu pemain dalam SitKom OB yang ditayangkan di stasiun televisi RCTI) bisa terpilih masuk ke dalam kategori tersebut. Dari 29 kategori yang ada, Indonesia masuk ke dalam beberapa kategori tersebut. “Suster Apung” (The Floating Nurse) - PT Media Televisi Indonesia Metro TV masuk ke dalam kategori “Best Documentary Programme (30 mins or less)“, Senopati Tragedy:200Hrs Hanging on a Thread - PT Media Televisi Indonesia (Metro TV) masuk ke dalam kategori “Best Natural History or Wildlife Programme or Docu-drama“, Indonesia Idol - Spektakuler 1 - Pt Dunia Visitama Produksi masuk ke dalam kategori “Best Entertainment Programme“, Berbincang Jalan (Walk the Talk) - PT Adi Karya Visi (Astro Indonesia) masuk ke dalam kategori “Best Talk Show“, Kania Sutisnawinata for Indonesia Now - PT Media Televisi Indonesia - Metro TV masuk ke dalam kategori “Best News Presenter or Anchor“, Najwa Shihab for Questioning the Amandemends of the Consititution
- PT Media Televisi Indonesia - Metro TV masuk ke dalam kategori “Best Current Affairs Presenter“, dan yang terakhir Winda Viska Ria for Office Boy - PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) masuk ke dalam kategori “Best Comedy Performance by an Actress“. Dari sekian banyak kategori, Nadjwa Shibab dan “Suster Apung” (The Floating Nurse) - PT Media Televisi Indonesia (Metro TV) terpilih sebagai Highly Commended dalam kategori “Best Current Affairs Presenter” dan “Best Documentary Programme (30 mins or less)“. Untuk informasi lebih lengkapnya dapat dilihat di situs resminya: Nominees Asian Television Awards Winners List Sedangkan pada tahun sebelumnya (2006), acara Republic Benar - Benar Mabok (BBM) produksi PT. Indosiar Visual Mandiri, Indosiar keluar sebagai pemenang dalam kategori Best Talk Show. Film dokumenter Joki Kecil (Little Jockey) produksi PT Media Televisi Indonesia, MetroTV dalam kategori Best Documentary Programme (30 mins or less) dan Bunga Zainal for Rahasia Hati - Secret of the Heart produksi Tripar Multivision Plus PT, SCTV terpilih sebagai runner up. Selain itu banyak juga yang terpilih sebagai Highly Commended, seperti: Teuku Zacky for Udin Pe’ak - Lucky Naïve Udin produksi Tripar Multivision Plus PT, Indosiar (kategori Best Comedy Performance by an Actor),
DIDI Riyadi for Celana Bulu Jin - Blue Jeans Ghost produksi Tripar Multivision Plus PT, Indosiar (kategori Best Drama Performance by an Actor), Rahasia Hati’ - Secret of the Heart produksi Tripar Multivision Plus, PT, SCTV (kategori Best Drama Series)
Kick Andy Program TV Paling Berkualitas Rabu, 3 Desember 2008 | 19:07 WIB JAKARTA, RABU - Acara Kick Andy di Metro TV dinyatakan sebagai program televisi paling berkualitas, hasil riset rating publik II (Oktober 2008) yang dilakukan Yayasan SET bekerjasama dengan IJTI, Yayasan Tifa, dan Jaringan Masyarakat Pemerhati Televisi. Penelitian ini menunjukkan ada perbedaan antara program yang bernilai berkualitas dengan program ber- rating/share tinggi yang dikeluarkan AGB-Nielsen Media Research. "Riset periode kedua ini melibatkan 220 kalangan terdidik di 11 kota sebagai responden/panelis. Dengan metode Peer Review Assessment, riset ini menjaring penilaian mereka secara umum terhadap kualitas program-program televisi, dan secara khusus terhadap program-program televisi pada periode tertentu yang berrating atau share tinggi," kata Koordinator Pelaksana Yayasan SET Agus Sudibyo, Rabu (3/12) di Jakarta. Dikatakan, riset yang bertujuan untuk memperkaya penelitian mengenai televisi di Indonesia, terutama pemirsa televisi yang selama ini didominasi oleh jumlah penonton acara televisi (rating), juga memberikan perbandingan antara program televisi yang paling banyak ditonton dengan program televisi yang dianggap berkualitas. Riset rating publik yang dilakukan bukan untuk melihat berapa banyak suatu program ditonton oleh pemirsa, tetapi seberapa berkualitas suatu program. Hasil penelitian Oktober 2008, Kick Andy (Metro TV) sebagai program paling berkualitas berhasil meraih 35,4 % . Pada penelitian Maret 2008, Kick Andy sebagai program paling berkualitas meraih 47,1 %. Jika pada Maret 2008 Liputan
6 Petang (SCTV ) nomor dua berkualitas dengan 11,0 %, maka pada Oktober 2008, Liputan 6 Petang kualitasnya berada di peringkat IV dengan 3,3 %. Setelah Kick Andy, responden memilih Si Bolang (Trans 7) sebagai program berkualitas dengan 3,8 %. Disusul Apa Kabar Indonesia Malam (TvOne), Liputan 6 Petang (SCTV), Metro Hari Ini (Metro TV), dan Para Pencari Tuhan (SCTV). Jika dibandingkan dengan program ber-share/rating tertinggi, versi AGB Nielsen Media Research, terdapat perbedaan, di mana Jihan meraih rating/share tertinggi, disusul Termehek-mehek, Suami-suami Takut Istri, Selembut Sutra, dan Cerita SMA. Dalam laporan penelitian setebal 41 halaman, juga dikemukakan secara detil program berkualitas berdasarkan program, seperti program berita, program talk show, dan program hiburan, yang hasilnya sebagai berikut. Untuk kategori berita , program berkualitas secara berurutan adalah Liputan 6 Petang (SCTV) dengan 15,1 %, disusul Metro Hari Ini (Metro TV, 12,7 %), Reportase Sore (Trans TV, 8,0 %), Kabar Petang (TvOne, 7,5 %), Liputan 6 Siang (SCTV, 7,5 %), Seputar Indonesia (RCTI, 6,1 %), dan lainnya 39,6%). Untuk program talkshow, yang paling berkualitas Kick Andy (Metro TV , 60,8%), disusul Oprah Winfrew Show (Metro TV, 10,4% ), Ceriwis (Trans TV, 4,7%), Dorce Show (Trans TV, 4,2%), Mario Teguh (Metro TV , 2,8%), dan lainnya (17,0%). Sedangkan untuk program hiburan, yang paling berkualitas adalah Para Pencari Tuhan (SCTV, 43,4 persen), disusul OB (RCTI, 12,7%), Suami-suami Takut Istri (Trans TV, 4,7%), Aqso dan Madina (RCTI, 2,8%), Cerita SMA (RCTI, 1,4%), Jihan (Indosiar, 0,9%), Khanza (RCTI , 0,9%), dan lainnya (33,0%).
Penelitian Yayasan SET ini juga mengemukakan acara paling baik menurut sejumlah kategori, misalnya dalam hal menambah wawasan, dalam hal pengawasan, dalam hal meningkatkan empati sosial, dalam hal meningkatkan daya kritis, dalam hal memberikan model perilaku yang baik, dan dalam hal memberikan hiburan. Ketua Badan Pertimbangan Perfilman Nasional, Deddy Mizwar, menanggapi hasil penelitian itu mengakui ia tak paham rating dan metode penelitian untuk menilai program televisi. "Bagi saya, bagaimana membuat program yang bisa saya pertanggungjawabkan dunia-akhirat. Membuat yang bagus ada parameternya, tapi semua hanya asumsi-asumsi belaka," katanya. © Copyright 2008 Kompas.com
CURRICULUM VITAE
I.
Identitas Pribadi a. Nama
: Agustina Hakim
b. Tempat/Tgl/Lahir
: Jakarta, 03 Agustus 1986
c. Jenis Kelamin
: Perempuan
d. Agama
: Islam
e. Kewarganegaraan
: Indonesia
f. Alamat
:
Alamat Rumah
: Rawa Buaya Rt.12/Rw.11 No. 19 A Cengkareng, Jakarta-Barat
No. Telp g. Tinggi/Berat Badan
II.
: 021-94051216 : 156 cm/ 42 kg
Pendidikan terakhir a. Tamat SD 01 Cengkareng, tahun 1998 b. Tamat SLTP 02 Medan, tahun 2001 c. Tamat SMA 06 Tangerang, tahun 2004
Jakarta, 19 Mei 2009
(Agustina Hakim)