OPINI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM TAYANGAN “IDOLA CILIK 2” DI RCTI
( Survey Terhadap Ibu Yang Mempunyai Anak 7-12 Tahun Di Kelurahan Panunggangan Utara Pinang Tangerang )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh :
BAGUS BUDI HARTANTO 44105010067
JURUSAN KOMUNIKASI BROADCASTING FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Bagus Budi Hartanto
Nim
: 44105010067
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: OPINI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM TAYANGAN IDOLA CILIK 2 DI RCTI ( Survey Terhadap Ibu Yang Mempunyai Anak 7 – 12 Tahun di Wilayah Panunggangan Utara Pinang Tangerang )
Jakarta,14 Agustus 2009 Mengetahui,
Pembimbing
( Ponco Budi Sulistyo,S.sos, M.Comm )
i
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG
Nama
: Bagus Budi Hartanto
Nim
: 44105010067
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: OPINI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM TAYANGAN IDOLA CILIK 2 DI RCTI ( Survey Terhadap Ibu Yang Mempunyai Anak 7 – 12 Tahun di Wilayah Panunggangan Utara Pinang Tangerang )
Jakarta, 20 Agustus 2009 Mengetahui,
1. Ketua Sidang Feni Fasta., SE, M.Si
(.............................)
2. Penguji Ahli Afdhal Makuraga., M.Si, MM
(.............................)
3. Pembimbing Skripsi Ponco Budi Sulistyo,S.sos, M.Comm
ii
(.............................)
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Bagus Budi Hartanto
Nim
: 44105010067
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: OPINI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM TAYANGAN IDOLA CILIK 2 DI RCTI ( Survey Terhadap Ibu Yang Mempunyai Anak 7 – 12 Tahun di Wilayah Panunggangan Utara Pinang Tangerang )
Jakarta, 20 Agustus 2009 Mengetahui,
1. Ketua Sidang Feni Fasta., SE, M.Si
(.............................)
2. Penguji Ahli Afdhal Makuraga., M.Si, MM
(.............................)
3. Pembimbing Skripsi Ponco Budi Sulistyo,S.sos, M.Comm
iii
(.............................)
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Bagus Budi Hartanto
Nim
: 44105010067
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Broadcasting
Judul
: OPINI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM TAYANGAN IDOLA CILIK 2 DI RCTI ( Survey Terhadap Ibu Yang Mempunyai Anak 7 – 12 Tahun di Wilayah Panunggangan Utara Pinang Tangerang )
Jakarta, 20 Agustus 2009 Disetujui dan diterima oleh, Dosen Pembimbing
( Ponco Budi Sulistyo,S.sos, M.Comm ) Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Kepala Jurusan Broadcasting
( Dra. Diah Wardhani, M.Si )
(Ponco Budi Sulistyo,S.sos, M.Comm )
iv
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Broadcasting Nama Judul
Bilbliografi
: Bagus Budi Hartanto : OPINI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM TAYANGAN IDOLA CILIK 2 DI RCTI ( Survey Terhadap Ibu Yang Mempunyai Anak 7 – 12 Tahun di Wilayah Panunggangan Utara Pinang Tangerang ) : 80 Halaman+5 Bab+5 Lampiran+25 Buku ABSTRAKSI
Diantara media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Stasiun televisi yang mendeklarasikan dirinya sebagai stasiun yang menayangkan program reality show salah satunya adalah RCTI. RCTI adalah stasiun swasta pertama di Indonesia yang menyiarkan tayangan dengan format reality show melalui pentas anak. “Idola Cilik 2”, adalah program kompetisi olah vocal tetapi, pemirsa dapat memilih siapa yang akan menjadi peserta faforit dengan cara mengirimkan SMS ke 6288 <spasi> nama peserta dan Idola Cilik 2 memotivasi anak anak Indonesia agar tetap kreatif, percaya diri dan selalu melakukan kegiatan yang positif. Penulis memilih opini sebagai hal yang akan diteliti. Opini dinilai sebagai jawaban yang diucapkan yang di beri oleh individu terhadap suatu rangsangan atau situasi yang mengemukakan beberapa pertanyaan yang di permasalahkan, dengan begitu dapat diketahui secara langsung, bagaimana opini ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun di Kelurahan panunggangan Utara Pinang Tangerang terhadap tayangan “Idola Cilik 2” di RCTI? Audien yang notabennya adalah ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun di kelurahan panunggangan utara pinang tangerang. Penulis memilih ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun di panunggangan utara pinang tangerang sebagai responden karena ibu mempunyai karakteristik kuat dari seorang anak. Dimana sebagai seorang yang melahirhan dan mendidik. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling. Metode purposive sampling adalah (sampel bertujuan) subjek yang di ambil sebagai sampel benarbenar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjectis) Ibu yang menonton program tayangan Idola Cilik 2. Hasil yang diperoleh yaitu sebanyak 57,1% responden memberikan opini positif terhadap program Iidola Cilik 2”, sedangkan 20% memberikan opini netral dan hanya 5.7% yang memberikan opini negatif. Opini keseluruhan ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun terhadap acara Idola Cilik 2 merupakan program tayangan yang positif bagi mereka.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan baik dan lancar melalui stasiun televisi RCTI.
Skripsi ini disusun
guna
melengkapi salah
satu
syarat dalam
menyelesaikan tugas akhir atau karya ilmiah bagi mahasiswa fakultas ilmu komunikasi jurusan Broadcasting Universitas Mercu Buana Jakarta, sekaligus memberikan pengalaman pribadi pada dunia kerja dalam meningkatkan kualitas dan peran serta mahasiswa dalam pembangunan nasional. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan sebesar-besarnnya kepada berbagai pihak yang telah banyak membimbing serta membantu penulis, baik yang bersifat moril maupun materil. Dengan demikian pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bpk Ponco Budi Sulistyo,S.sos, M.Comm selaku pembimbing skripsi 2. Ayah dan Ibuku Tercinta W.Budiyanto S,sos dan Suhartati (u are the best) 3. My Brother Subekti Budi H Dan Adikqu Tercinta Fadhail Ramadhan Budi Harnoviano. 4. Keluarga Besar Bpk Sutoyo. 5. Dora Alfiani Yang Tidak Henti Hentinya Memberikan Semangatnya. 6. Pihak RCTI yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mendapatkan informasi serta bahan – bahan yang memang di butuhkan penulis
vi
dalam melengkapi skripsi. Produser program (Ibu Hastiwi Ahmad dan Bpk Boim Lebon serta semua pihak RCTI yang tidak dapat disebutkan satu-satu. 7. Teman-teman seperjuangan Fikom 2005, Fidia, Nugroho Septiadi, Jakaria, Romi Sugito, Wiwid, Tuning Wijayanti, Wisnu, Intan, Ade apriadi, Lydia makmur dan Semua pihak yang tidak tersebutkan namanya satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan. Tidak lupa harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis sendiri. Akhirnya penulis ingin mengucapkan terima kasih atas semua bimbingan, dan dorongan dari semua pihak .
Jakarta, 11 Agustus 2009
Bagus Budi Hartanto
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................... i LEMBAR TANDA LULUS SIDANG ...............................................................ii LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ..................................... iii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. iv ABSTRAKSI ...................................................................................................... v KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi DAFTAR ISI ...................................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7 1.4 Signifikasi Penelitian...................................................................................... 7 1.4.1 Secara Akademis ............................................................................. 7 1.4.2 Secara Praktis .................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8 2.1 Komunikasi Massa ......................................................................................... 8 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa ......................................................... 8 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa ..................................................... 9 2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa ............................................................. 11 2.2 Televisi ........................................................................................................ 14 2.2.1 Karakteristik Televisi ..................................................................... 17
2.2.2 Fungsi Televisi .............................................................................. 19 2.2.3 Jenis Televisi ................................................................................. 20 2.3 Program Televisi .......................................................................................... 21 2.3.1 Jenis Program ................................................................................ 22 2.3.2 Karakteristik Program .................................................................... 23 2.4 Reality Show ................................................................................................ 25 2.4.1 Jenis-Jenis Reality Show ................................................................ 26 2.4.2 Dampak Reality Show ................................................................... 26 2.5 Khalayak ...................................................................................................... 27 2.6 Opini ............................................................................................................ 29 2.6.1 Proses Terjadinya Opini ................................................................. 31 2.6.2 Karakteristik Opini ........................................................................ 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................ 32 3.1 Sifat Penelitian ............................................................................................. 32 3.2 Metode Penelitian ........................................................................................ 33 3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 34 3.3.1 Data Primer .................................................................................. 35 3.3.2 Data Sekunder .............................................................................. 35 3.4 Populasi Dan Sampel ................................................................................... 36 3.4.1 Populasi ....................................................................................... 36 3.4.2 Sampel ......................................................................................... 37 3.5 Definisi Dan Operasional Konsep................................................................. 39
ixviii
3.5.1 Definisi Konsep............................................................................ 39 3.5.2 Operasional Konsep ..................................................................... 40 3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................... 42
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ..................................................... 46 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ...................................................................... 46 4.1.1 Profile RCTI ................................................................................ 45 4.1.2 Visi Dan Misi RCTI ..................................................................... 47 4.1.3 Logo, Slogan ................................................................................ 48 4.1.4 Data Perusahaan RCTI ................................................................. 49 4.1.5 Profile Idola Cilik 2 ...................................................................... 50 4.2 Hasil Penelitian ............................................................................................ 52 4.2.1 Karakteristik Responden............................................................... 52 4.2.1.1 Usia Responden ............................................................... 52 4.2.1.2 Tingkat Pendidikan Responden ........................................ 53 4.2.1.3 Status Pekerjaan Responden............................................. 53 4.2.2 Pola Menonton Responden ........................................................................ 54 4.2.3 Akumulatif Opini Ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun ........................... 55 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................ 62
BAB V PENUTUP............................................................................................ 67 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 67 5.2 Saran ............................................................................................................ 70
x
DAFTAR TABEL 3.4.1.1 Tabel Populasi ........................................................................................ 37 3.5.2 Tabel Operasional Konsep ......................................................................... 40 3.6.1 Tabel Skala Likert ..................................................................................... 43 4.2.1.1 Tabel Usia Responden ............................................................................ 52 4.2.1.2 Tabel Tingkat Pendidikan Responden ..................................................... 53 4.2.1.3 Tabel Status Pekerjaan Responden ......................................................... 53 4.2.2.1 Tabel Pertanyaan 1 ................................................................................ 54 4.2.2.2 Tabel Pertanyaan 2 ................................................................................. 55 4.2.3.1 Tabel Pertanyaan 3 ................................................................................. 55 4.2.3.2 Tabel Pertanyaan 4 ................................................................................. 56 4.2.3.3 Tabel Pertanyaan 5 ................................................................................. 56 4.2.3.4 Tabel Pertanyaan 6 ................................................................................. 57 4.2.3.5 Tabel Pertanyaan 7 ................................................................................. 58 4.2.3.6 Tabel Pertanyaan 8 ................................................................................. 58 4.2.3.7 Tabel Pertanyaan 9 ................................................................................. 59 4.2.3.8 Tabel Pertanyaan 10 ............................................................................... 59 4.2.3.9 Tabel Pertanyaan 11 ............................................................................... 60 4.2.3.10 Tabel Akumulatif ................................................................................. 61 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 71 LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Keterangan Kuisioneir Ratting Idola Cilik 2 Coding Sheet Curriculum Vitae Penulis
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Semakin banyak
berdirinya
stasiun-stasiun
pertelevisian saat
ini
menjadikan suatu tantangan yang sangat menarik untuk dijadikan motivasi tersendiri sebagai sebuah acuan untuk meningkatkan mutu dari stasiun-stasiun televisi itu sendiri, akan semakin banyak lagi stasiun-stasiun televisi yang akan berdiri untuk berlomba-lomba mendapatkan perhatian dari khalayak. Audience merupakan salah satu target perhatian semua stasiun televisi agar mereka bisa mendapatkan perhatian khalayak. Perkembangan stasiun televisi ini di tandai dengan berdirinya 12 stasiun televisi yang telah mengudara. Masing-masing stasiun televisi memiliki visi dan misi yang berbeda satu sama lain. Akan tetapi perbedaan ini tidak akan menghilangkan fungsi dari media televisi yang pada dasarnya bertujuan untuk memberikan informasi pendidikan dan hiburan bagi khalayk penontonnya1. Dalam memenuhi kebutuhan khalayak akan informasi, pendidikan dan hiburan, televisi sebagai suatu kesatuan organisasi yang komplek dengan berupaya menciptakan program-program acara yang sekiranya dapat menarik perhatian khalayak. Berbagai program acara di sajikan oleh setiap stasiun televisi mulai dari acara berita, komedi, sinetron, konser music, kuis dan banyak lagi program acara lain yang sifatnya menghibur. 1
Soewardi Idris, jurnalistik Televisi, Bandung: CV Remaja Rosda Karya, 1987, hal. 101
1
2
Penyajian program acara juga sangat penting sebagai tunjangan suatu ketertarikan audience. Semua stasiun televisi pasti akan bersemangat dalam persaingan meningkatkan kwalitas yang maksimal dari program yang akan di buat sebagai sajian kepada audience, keberhasilan membuat program acara yang menarik akan membuahkan hasil yang sempurna apabila audience sangat menyukai program acara yang telah di sajikan, program yang menarik dari sebuah stasiun televisi sangatlah memberikan nilai baik dalam mandapatkan rating yang baik bagi stasiun televisi itu sendiri. Stasiun televisi setiap harinya juga menyajikan berbagai program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarmya apa saja bisa saja dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan di sukai pemirsa dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum, dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreatifitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik2. Salah satu stasiun televisi yang memiliki beberapa program menarik ialah RCTI, dan RCTI merupakan stasiun televisi swasta yang berdiri setelah TVRI, dirintis mulai tahun 1998 hingga kini keberadaannya sudah 18 tahun menemani pemirsa di layar televisi, Sebagai stasiun swasta yang pertama, lahir atas gagasan dari Hastiwi Ahmad Direktur RCTI tahun 2007 yang memiliki obsesi akan sebuah program reality show di televise yang dipimpinnya, maka pada tanggal 1 Januari 2008 lahirlah sebuah program reality show, Pada akhir tahun 2007 sampai awal 2
Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio Dan Televisi; Cetakan Pertama; Tangerang : Ramdina Prakasa, Agustus 2005, Hal 100
3
2008 saat RCTI sering membuka dekodernya sehingga siarannya baru dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia bahkan sampai luar negeri. RCTI juga merupakan penyelenggara Idola Cilik yang bertujuan untuk mengembangkan bakat terpendam pada anak sekaligus stasiun televisi pertama yang menayangkan program acara untuk anak-anak yang berjudul Idola Cilik, Dalam acara ini cukup mudah proses penentuan calon sang idola cilik, hanya mengunakan sms dan mengirim ke 6288 setiap calon idola bisa mendapatkan suara3. Setelah program Idola Cilik sukses di tampilkan dan mendapatkan pemirsanya dengan memberikan tayangan yang menghibur mucul kembali tayangan lanjutan idola cilik 2 yang merupakan tayangan yang sama dalam segi format acara yaitu tayangan reality show. Banyak program acara yang juga cukup baik dalam format acara lomba bernyanyi, tetapi dalam program yang baik seperti acara yang bertema Idola CIlik 2 telah diperkenalkan bahwa acara bermanfaat tidak hanya di sajikan oleh khalayak dewasa, tetapi malah program anak-anak yang dapat di nikamati khalayak dewasa tanpa menonjolkan sisi-sisi negatif dari acara itu sendiri, acara tersebut yaitu Idola Cilik 2 acara yang bertujuan untuk anak yang ingin berkiprah untuk menjadi seorang penyanyi4. Acara Idola Cilik 2 bertujuan untuk anak anak berumur 7-12 tahun yang memiliki bakat bernyayi, menari dan bermain alat musik. “RCTI banyak melahirkan bintang-bintang popular tetapi cukup terbilang lama tidak memberi 3 4
Dokumen RCTI, 2008 Hastiwi Ahmad, Direktur Program RCTI, 2007
4 kesempatan kepada calon-calon bintang-bintang cilik yang ingin berkiprah di industri musik Indonesia acara ini selain positif juga memberi kesempatan kepada bintang bintang cilik yang ingin berkiprah di industri musik Indonesia 5. Acara ini disajikan hanya di stasiun televisi RCTI untuk mendapatkan pemirsa setianya, RCTI dalam program Idola Cilik 2 tidak diadakan penyaringan atau kompetisi. Tetapi, pemirsa dapat memilih siapa yang akan menjadi peserta faforit dengan cara mengirimkan SMS ke 6288 <spasi> nama peserta. Idola Cilik 2 memotivasi anak anak Indonesia agar tetap kreatif, percaya diri dan selalu melakukan kegiatan yang positif. Perbedaan yang di sajikan Idola Cilik 2 telah membuat ketertarikan penulis ingin mengetahui apakah program acara Idola Cilik 2 merupakan sajian yang baik dan segar6, menurut opini ibu yang mempunyai anak 7 – 12 tahun. Karena pandangan suatu program acara yang disajikan oleh stasiun televisi bisa dilihat melalui opini, karena opini mempunyai pengertian sebagai suatu pandangan, keputusan atau tafsiran yang terbentuk didalam pikiran mengenai suatu persoalan tertentu. Opini lebih kuat dari pada sebuah kesan dan lebih lemah dari pada pengetahuan yang positif, opini bisa berupa pertanyaan yang di ucapkan atau ditulis7. Opini menurut Carl l Hovland dinilai sebagai jawaban yang diucapkan yang di beri oleh individu terhadap suatu rangsangan atau situasi yang mengemukakan beberapa pertanyaan yang di permasalahkan8.
5
Hastiwi Ahmad, Direktur Program RCTI, 2007 Ibid 7 Freizer Moore, Humas Prinsip Kasus dan Masalah, Remaja Rosd Karya, Bandung, 1987 8 Astrid S Susanto, komunikasi dalam Teori dan praktek, Jakarta, Bina Cipta, 1998, hal 6 6
5 Dalam ilmu komunikasi istilah-istilah pendapat (opinion) dan sikap (attitude) sering dicampurbaurkan. Pada umumnya orang berpendapat bahwa opini merupakan jawaban terbuka terhadap suatu tulisan ataupun lisan. Sebaliknya sikap merupakan reaksi yang tertutup. Biasanya sikap seseorang mencerminkan pendapatnya secara implisit, tetapi sebaliknya belum tentu bahwa apa yang dinyatakan oleh seseorang akan menentukan sikapnya yang sebenarnya. Karena itu dikatakan pula, bahwa suatu pesan dikatakan berhasil, apabila sikap telah memperlihatkan apa yang diharapkan oleh komunikator9. Tiap opini sesorang mengenai sesuatu hal ada arah dan arti di pihak manakah individu tadi berada, opini seseorang juga ditandai oleh apakah yang menjadi dasar dari opini tersebut merupakan pengetahuan actual atau Informasi. Kebanyakan opini menunjukan informasi yang relative kurang mengenai isu yang bersangkutan bagi individu yang beropini tersebut, ini terutama dikarenakan sebagian besar orang tidak begitu berminat untuk mengikuti dengan sungguh sungguh suatu isu yang tidak berkaitan langsung dengan kepentingan secara pribadi. Adapun insentitas dari opini pada pokoknya merupakan ukuran tingkat keterlibatan seseorang dalam isu yang dimaksud, karena opini di bentuk dari sekumpulan data dan fakta, opini juga merupakan rekontruksi dari keadaan (daya berfikir dan daya abstraksi individu) opini merupakan reaksi ataupun sikap individu sebagai komunikator maupun komunikan10. Opini merupakan suatu pencarian kebenaran karena opini menghadapi segala sesuatu yang belum dikenal sebelumnya, sehingga menimbulkan keraguan, 9
Djoenangsih S. Sunarjo, Opini Publik, Yogyakarta, 1997, Hal. 5. Ibid, hal 6
10
6 was-was, prejudice dan ketidak cocokan lainnya 11. Begitu penting peran opini sebagai alat ukur mengetahui program acara apakah yang merupakan acara baik dan segar menurut khalayak tanpa di bayangi rasa keraguan. Betapa pentingya peran opini oleh karena itu penulis ingin mengetahui melalui penelitian ini dengan langsung mendapatkan opini dari keluarga khususnya ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun hingga bisa menjadi suatu tolak ukur dalam menentukan nilai baik dari suatu program acara yang telah di sajikan kepada pemirsa. Tanpa adanya opini ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun stasiun televisi yang menyajikan program acara tidak dapat mengetahui sejauh mana ketertarikan keluarga khususnya bagi ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun terhadap program acara yang telah di sajikan. Fenomena tayangan Idola Cilik 2 yang dianggap memberikan tontonan segar, menimbulkan ketertarikan penulis untuk meneliti opini para ibu- ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun terhadap program Idola Cilik 2 di RCTI periode Juni 2009. Para ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun dalam hal ini adalah Warga Di Kelurahan Pannunggangan Utara Pinang Tangerang. Alasan peneliti memilih periode Juni karena waktu tersebut merupakan waktu yang terdekat menyebarkan koesioneir. Dalam
penelitian
ini
penulis
memilih
khalayak
di
Kelurahan
Panunggangan utara Pinang Tangerang untuk memberikan opini terhadap tayangan Idola Cilik 2 , karena setiap Ibu Yang Mempunyai Anak 7-12 tahun di kelurahan Pannungganan utara Pinang Tangerang cukup beragam dari segi tingkat
11
Suarno,A.P, Dimensi-dimensi Politik, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hal 245
7 pendidikannya, sehingga dalam memandang sesuatu fenomena tidak hanya dari satu sisi saja.
1.2.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah mengenai “Bagaimana Opini Ibu Yang Mempunyai Anak 712 tahun di Kelurahan Panunggangan utara Pinang Tangerang terhadap program Idola Cilik di RCTI periode bulan Juli 2009”?
1.3.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana Opini Ibu yang mempunyai Anak 7-12
tahun di Kelurahan Panunggangan Utara Pinang Tangerang periode bulan Juli 2009. 1.4.
Signifikasi Penelitian Melalui penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat positif, baik
secara akademis maupun praktis.
1.4.1. Secara Akademis Penelitian ini di harapkan memberikan dana empiris kepada ilmu komunikasi saat ini, khususnya di dalam bidang jurnalistik mengenai opini khalayak terhadap program di televisi.
8
1.4.2. Secara Praktis Sebagai bahan masukan bagi pihak stasiun televisi, diharapkan dengan melalui penelitian ini nantinya akan di jadikan pertimbangan dalam pembuatan tayangan yang menghibur kepada pemirsanya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi massa Komunikasi
massa
diadopsi
dari
istilah
bahasa
inggris,
mass
communication, atau disebut mass media communication (media komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communication diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication12.
2.1.1
Pengertian Komunikasi Massa Salah satu bentuk komunikasi yaitu komunikasi massa. Menurut Astrid S.
Susanto dalam bukunya “Komunikasi Sosial Di Indonesia”, komunikasi massa adalah suatu kegiatan komunikasi yang di tujukan kepada orang banyak dan dikenal (anonym) selain itu sifat dari massa yang heterogen dalam latar belakang ekonomi, budaya, dan pendidikan13. Merujuk pada pendapat Tan dan Whigh, dalam Biliweri, 1991, komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang mengunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara missal, berjumlah banyak,
12 13
Wiryanto, Pengantar ilmu komunikasi, Grasindo, Jakarta, 2004, hal 69 Astrid S. Susanto, komunikasi Sosial di Indonesia, (Bandung : Bina Cipta), 1984, hal 39
9
10 bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu14. Menurut Bittner (1980:10) “Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang”15.
2.1.2. Karakteristik Komunikasi massa Terdapat lima ciri komunikasi massa, seperti yang di sebutkan oleh Prof. Dr. Onong U. Effendy,M.A dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”, yaitu 16: a.
komunikasi massa berlangsung satu arah. Komunikator menyampaikan pesan secara satu arah,umpan balik atau
tenggapan dari pihak penerima (khalayak) biasanya berlangsung secara tertunda. b.
komunikator pada komunikasi massa melembaga Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga,
yakni suatu institusi atau organisasi. Komunikator dalam komunikasi massa disebut komunikator kolektif karena pesan yang dihasilkan merupakan hasil kerja sama sejumlah kerabat kerja.
c.
14
Pesan pada komunikasi massa bersifat umum.
Elviano Ardianto dan Lukianti Komala Erdiyanaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media), 2005, Hal 3 15 Jalaludin Rakhmad, Psikologi Komunikasi Edisi Revisi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya), 1998 hal 188 16 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT Remaja Rosd Karya), 1984, Hal. 20-25
11
Pesan yang disebar luaskan pada komunikasi massa ditujukan untuk umum dan mengenai kepentingan umum pula, jadi tidak di tujukan kepada perseorangan atau pada sekelompok tertentu. d.
Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya unyuk menimbulkan
keserempakan (stimultanaeity) pada pihak khalayak yang menonton televisi, khalayak secara serentak dan sesaat menerima pesan yang diberikan oleh media massa tersebut. e.
Komunikan Komunikasi massa bersifat heterogen Komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat
yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen. Khalayak ini dalam keberadaannya terpencarpencar, tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, dan masingmasing berbeda dalam berbagai hal : jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya. Setelah melihat dari poin tersebut disimpulkan bahwa di dalam komunikasi massa harus ada media massa untuk menyampikan pesan yang bersifat umum, secara satu arah dan serempak kepada khalayak yang heterogen17.
17
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT Remaja Rosd Karya), 1984, Hal. 20-25
12 2.1.3. Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa berarti komunikasi melalui media massa, media massa sebagai elemen terpenting dalam media massa. Maka fungsi komunikasi massa juga dapat sekaligus diartikan sama dengan funsi media massa. Ada pula fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick yaitu seperti berikut18: 1.
Fungsi pengawasan (Surveilence of environment) Fungsi pengawasan komunikasi masa di bagi dalam bentuk utama (1)
warning of beware surveillance (pengawasan peringatan) (2) instrumental surveillance (pengawasan instrumental). Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan meletusnya gunung berapi, kondisi efek memperhatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta menjadi ancaman fungsi pengawasan instrumental membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari dalam menginformasikan ancaman. 2.
Penafsiran (Interpretation) Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa
tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting, organisasi atau industry media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau di tayangkan. 3. 18
Pertalian (Linkage)
Elvinaro A. & Lukiati Komala E, komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, 2004 hal. 16-18
13
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4.
Penyebaran Nilai-nilai (Transmission of values) Fungsi penyebaran nilai tidak ketara. Fungsi ini juga disebut socialization
(sosialisai). Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan di baca. 5.
Hiburan (Entertainment) Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan, hamper
tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. A.
Fungsi Informasi Fungsi informasi adalah fungsi paling penting yang terdapat dalam
komunikasi massa. Istilah informasi adalah untuk menunjukan fakta atau daya yang dapat diperoleh selama tindak komunikasi seperti informasi melalui berita yang disajikan oleh media massa19. Ciri-ciri komunikasi massa antara lain; a. Komunikasi massa berlangsung satu arah, ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan. b. Komunikator pada komunikasi massa melembaga, media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan melembaga yaitu suatu institusi atau
19
Jalaludin Rakhmad, Teori – teori Komunikasi, Remaja Karya, hal 421
14
organisasi. Komunikator pada komunikasi massa misalnya, rumah-rumah produksi, karena media yang digunakan adalah suatu lembaga dalam menyebarkan pesan komunikasinya bertindak atas nama lembaga, sejalan dengan nama stasiun televisi yang diwakilinya, serta ia tidak mempunyai kebebasan individual. c. Pesan komunikasi massa bersifat umum ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, jadi tidak ditujukan kepada perorangan atau kepada kelompok orang tertentu. d. Media komunikasi menimbulkan keserempakan, karena kemampuannya dapat menimbulkan keserempakan pada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. e. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen, dalam keberadaanya secara terpencar-pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pridadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal seperti jenis kelamin, usia, agama, ideology, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita, dan sebagainya.20 B.
Fungsi hiburan Fungsi memberi hiburan adalah fungsi yang paling dominan dalam media
televisi karena masyarakat Indonesia sudah menjadikan televisi sebagai media hiburan. Infotainment merupakan tayangan pemberitaan dalam bentuk hiburan
20
Onong Uchajana Effendy, Komunikasi Rosdakarya,Bandung,2005, hal hal 22-25
teori
dan
praktek,
PT
Remaja
15
yang berisi berita – berita ringan seputar dunia entertainment. Pentingnya aspek hiburan dalam komunikasi massa juga diakui oleh Charles R Wright. C.
Fungsi persuasi Fungsi persuasi dari komunikasi massa yaitu mempengaruhi sikap,
pendapat, dan tingkah laku seseorang atau orang banyak. Josep A Devito (1997), fungsi persuasi dianggap sebagai bentuk yang paling penting. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk : 1.
Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang.
2.
Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang.
3.
Menggerakan seseorang untuk melekukan sesuatu.
4.
Memperkenalkan etika, atau menawarkan system nilai tertentu. Memperkuat, mempengaruhi, mengubah pendapat, sikap dan tingkah laku
(behavior) memerlukan suatu rangkaian proses yang mesti mulai dicetuskan dari dalam orang yang hendak di pengaruhi, oleh karena tingkah laku ditentukan oleh pendapat, kepercayaan dan sikap yang sudah dimiliki oleh orang yang bersangkutan, ditentukan oleh kebutuhan, tujuan serta nilai – nilai yang sudah ada padanya, serta ditentukan pula situasi social21.
2.2.
Televisi Televisi paling berpengaruh pada kehidupan manusia di bandingkan
dengan semua media komunikasi yang ada. Sebanyak 99% orang Amerika 21
Rockomy, Dasar-dasar Pesuasi, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992
16
memiliki televisi di rumahnya. Tayangan televisi mereka di jejali hiburan, berita, dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari (Agee et. Al. 2001 : 279)22. Komunikasi massa media televisi terbagi dalam beberapa bagian, yaitu : siaran informasi (pemberitaan), News bulletin (berita Koran), News Magazine (berita bersekala), wawancara televisi, seta laporan investivigasi terhadap sesuatu kasus23. Menurut Skornis dalam bukunya “Television and Society”. An Incuesh and Agenda” (1965). Di bandingkan dengan media massa lainya (radio, surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar gabungan dari ketiga unsure tersebut. TV menciptakan suasana tertentu, yaitu para pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai kesengajaan untuk menyaksikannya. Penyampaianisi pesan seolah–olah langsung antara komunikator dan komunikan informasi yang di sampaikan oleh televisi, akan mudah dimengerti karena jelas terdengar dan terlihat secara visual24. Menurut Fred Wibowo dalam bukunya “Dasar-dasar Produksi Pogram Televisi”, televisi bagian dari kebudayaan audio visual baru merupakan medium yang paling kuat pengaruhnya dalam membentuk sikap kepribadian baru masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit jaringan televisi yang menjangkau mansyarakat hingga ke wilayah terpencil. Unsur esensial dari kebudayaan televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus dalam 22
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, hal 125 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Televisi , PT. Rineka Cipta, Jakarta 1996, hal 17 24 Ibid, hal 8
23
17 rangka menyampaikan sesuatu, seprti pesan, informasi, pengajaran, ilmu, dan hiburan25. Televisi di Amerika di perkenalkan atas temuan ilmuan kelahiran benua Eropa, Vladimir Kosma Zworkin. Tahun 1929 di depan RCA (Radio Corporation Of America) dia memperkenalkan prototype tube iconoscope yang bekerja sinkron dengan tabungan televisi premature waktu itu. RCA adalah induk perusahaan satu stasiun radio dan TV tertua di Amerika. Televisi penemuan Zworkyn dipersentasikan di sebuah acara tahunan internasional World’s Fair di New York, AS tahun 193926. Siaran televisi pertama kali di operasikan di Eropa oleh seorang ilmuan bernama Denes von Mihaly (Jerman) tahun 1928. Ia mengoprasikan televisi pertama yang di beri nama “Telehor”( tele = berjarak, jauh horen = mendengar)27.
2.2.1. Karakteristik Televisi Menurut Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya dalam bukunya “Komunikasi Massa Suatu Pengantar”. Karakteristik televisi bisa di lihat melalui beberapa bentuk yaitu; 1.
Audio Visual
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat di dengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual).
25
Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi (Jakarta : Grasindo ), 1997 : Hal 1 Mila Day, Buku Pinter Televisi, (Jakarta : Trilogos Library), 2004, hal 11 27 Ibid., Hal 13
26
18
2.
Berfikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah
pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berfikir dalam gambar (think in picture). Begitu pula bagi seseorang komunikator yang akan menyampaikan informasi, pendidikan atau persuasi, sebaiknya ia dapat melakukan berfikir dalam gambar. Ada dua tahap yang dilakukan dalam berfikir dalam gambar. Tahap pertama adalh fisualisasi (visualization), yakni menterjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan menjadi gambar secara individual. Sedangkan tahap kedua adalah penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3.
Pengoprasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoprasian televisi siaran lebih
kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10 orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah teknik, pengarah studio, pemadu gambar, juru kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru suara, dan lain-lain. Apalagi bila menyangkut acara drama music lokalisasinya di luar studio, tentu lebih banyak lagi melibatkan kerabat kerja televisi (crew). Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk mrngoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih, pengoprasian televisi lebih di tuntut untuk memberikan ket erampilan para tim
19 agar lebih maksimal sehingga akhirnya mendapatkan suatu mutu yang baik dalam menampilkan penayangan televisi28.
2.2.2. Fungsi Televisi Fungsi televisi yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk29. Sedangkan menurut Prof. Dr. Onong U. Effendy, M.A dalam bukunya “Televisi Siaran Teori dan Praktek”, televisi pada pokonya mempunyai tiga fungsi yakni fungsi penerangan, pendidikan dan hiburan. Menurut fungsi ini, segala sesuatu yang di siarkannya kepada masyarakat tergantung pada system Negara dan pemerinth Negara yang bersangkutan. A.
Fungsi penerangan
1.
Immediacy Mencangkup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh
stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa berlangsung, seolah-olah mereka berada di tempat peristiwa itu terjadi. 2.
Realism Mengandung makna kenyataan. Ini berarti bahwa stasiun televisi
menyiarkan informasi secara audiovisual sesuai dengan kenyataan.
B.
28 29
Fungsi pedidikan (the education function)
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, op. cit.,128-130 Ibid., 128
20
Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Sesuai televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara implicit mengandung pendidikan seperti film, kuis, dan sebagainya yang disebut Educational Television (ETV), yaitu acara pendidikan yang disisipkan ke dalam siaran yang sifatnya umum. C.
Fungsi Hiburan (the entertain function) Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran sangat dominan.
Sebagian besar dari alokasi waktu massa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat di tampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan, dan dapat di nikmati sekalipun oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan tuna aksara30. Dengan demikian televisi berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pemirsa akan informasi, pendidikan, dan hiburan. Selain itu televisi juga berfungsi untuk membujuk prmirsanya, dalam hal ini contohnya ialah pemirsa di bujuk untuk menonton suatu program atau membeli produk yang diiklankan di televisi.
2.2.3
Jenis Televisi
Kemajuan teknologi telah menciptakan berbagai macam jenis televisi diantaranya: 1.
VCR (Video Cassette Recorder).
Dengan sistem VCR 8 mm, pemirsa dapat merekam berbagai program yang diinginkan setiap saat. 30
Onong Uchjana Effendy, Televisi Siaran Teori dan Praktek, 1984, Hal, 27-30
21 2.
View data dan Teletext.
Dengan alat: prestel, oracle atau ceefax, pemirsa bisa memilih berbagi macam informasi mutakhir melalui bantuan komputer. 3.
Televisi kabel (cable television). Karena harganya mahal, sebagai imbalannya, acaranya lebih menarik.
4.
TV satelit.
Hanya dengan memasang antena parabola atau antena kecil berdaya terima tinggi, seseorang dapat menikmati acara TV dari seluruh dunia. 5.
Jaringan berita seketika (instant world news).
Adalah perusahaan khusus yang bergerak dalam bidang pencarian berita dan menyajikan dengan sangat cepat. 6.
Komunikasi perusahaan (corporate communication).
Mulai dibentuk tahun 1991 oleh perusahaan Ford dan British Aerospace, yang terdiri dari jaringan televisi swasta yang akan menghadirkan berita dengan cepat ke berbagai perusahaan atau pihak yang menjadi anggotanya.
2.3.
Program Televisi Kata program berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang
berarti acara
atau
rencana.
Undang-undang
penyiaran Indonasia
tidak
menggunakan kata program untuk acara, tetapi mengunakan istilah, siaran yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaiyan pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun, kata program lebih sering digunakan dalm dunia penyiaran di Indonesia daripada kata siaran untuk mengacu kepada pengertian acara. Program
22 adalah segala hal yang di tampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuahan pemirsa31. Dengan demikian, program memiliki pengertian yang lebih luas. Program atau acara yang disajikan adalah factor yang membuat pemirsa tertarik untuk mengikuti siaran yang di pancarkan stasiun penyiaran, apakah itu radio maupun televisi. Program dapat disamakan atau di kategorikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang di buat kepada pihak lain, dalam hal ini pemirsa dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran, yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar ataupun penonton32.
2.3.1. Jenis Program Stasiun televisi setiap harinya menyajikan barbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya, apa saja bisa di jadikan program untuk di tayangkan di televisi selama program itu menarik dan di sukai pemirsa, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hokum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun televisi dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat di kelompokan menadi dua bagian besar berdasrkan jenisnya, yaitu : program informasi (berita) dan program hiburan 31 32
Morissan. Op. cit.,27 Ibid., 97-99
23 (entertainment). Selain pembagian program berdasrkan sketsa diatas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat factual atau fiktif (fictional). Program factual antara lain meliputi program berita, documenter, attau reality show, sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi33.
2.3.2
Karakteristik Program
1.
Fidelity or Realism Merupakan karakteristik utama dari program televisi. Fidelity artinya
program televisi menggambarkan perwujudan asli dari suatu peristiwa, seseorang, kejadian, dan proses, sehingga pemirsa memiliki kepercayaan terhadap objek yang ditontonnya. 3.
Immediacy Artinya pemirsa dapat melihat siaran langsung tentang suatu peristiwa
pada saat yang hampir bersamaan dengan terjadinya peristiwa tersebut, bertemu dengan seseorang, atau berkunjung ke suatu tempat dalam waktu yang sangat cepat. 4.
Dynamic spacing Dimana program televisi memiliki fitur yang memungkinkan pemirsa
untuk menonton informasi yang ditayangkan secara lambat, cepat atau diulangulang, terutama untuk tayangan gerak atau psikomotor; olah raga, tari, memasak.
33
Ibid., hal 100
24
5.
Brings people, places, events that’s could not be seen otherwise including magnification Artinya informasi yang disampaikan melalui televisi seringkali merupakan
informasi tentang orang, tempat atau peristiwa yang berada diluar jangkauan pemirsa. Dengan adanya televisi, pemirsa tidak harus pergi ke tempat atau peristiwa tersebut secara langsung, cukup menontonnya di televisi (Heinich, Molenda, Russel, 1991; Gerlach & Ely, 1980). Sejauh ini, pembahasan tentang program televisi lebih banyak dilakukan dari sisi teknik produksi dan produser program dari pada pemirsa program. Berbagai teknik produksi dilakukan untuk memproduksi program televisi yang menarik perhatian pemirsa, meliputi jenis gambar (kind of shots), sudut danm jarak pengambilan gambar, animasi, efek khusus, pencahayaan, warna dan kombinasinya, kecepatan (pacing) dan waktu pengambilan gambar, single and multiple scenes, serta manipulasi suara. Sementara itu, berbagai gaya program juga dicobakan untuk memproduksi program televisi, termasuk talking heads (kepala yang berbicara), dramatisasi, dokumentasi, tematik, transisi dan sebab-akibat, diskusi, clipping, dan siaran langsung. Kesemua teknik produksi dan gaya program tersebut dipercaya memberikan pengaruh terhadap pembentukan persepsi pemirsa ketika menonton program (Flemming & Levie, 1993). Banyaknya stasiun televisi menyebabkan terjadinya persaingan dalam menampilkan suatu program siaran yang lebih menarik dari stasiun televisi yang lain, karenanya muncul kompetisi diantara stasiun televisi tersebut. Oleh karenanya, selain teknik produksi, substansi program televisi pun menjadi lahan perebutan. Keanekaragaman jenis program
25
yang disediakan dimaksudkan untuk menarik minat perhatian (attention), membelajarkan (educative, incidental and accidental learning), dan menghibur pemirsa (entertainment)34.
2.4
Reality Show Jika melihat karakteristik di atas, kita dapat memasukan reality show ke
dalam kelompok fidelity or realism. Reality Show bukanlah program baru dalam pertelevisian kita, akan tetapi konsepnya telah bergeser dari konsep dasar program tersebut. Pada awalnya reality show mempunyai kosenp yang sederhana, yaitu memotret kehidupan orang awam (bukan selebritis), kemudian disiarkan dan ditonton oleh orang banyak. Mereka yang kehidupannya disorot merasa senang dan yang menonton terhibur. Saat ini reality show tidaknya memotret kehidupan orang, reality show pun menjadi ajang kompetisi. Kompetisi pertama dalam bentuk reality show yang mendapat sambutan luar biasa adalah Survivor35. Dalam program ini sejumlah orang dikumpulkan untuk tinggal bersama dalam sebuah pulau. Pemenangnya adalah dia yang Bisa bertahan hidup dengan cara apapun, termasuk boleh mencurangi teman sendiri. Pada perkembangannya kompetisi yang berlangsung sedikit bergeser menjadi kontes pencarian bakat. Sebuah tayangan reality show kebanyakan bersifat menghibur, sebagain bermakna dan memberi manfaat, sedangkan sebagian lagi hanyalah memberi kesenangan semata. Kita bisa melihat tayangan reality show yang bersifat menggugah emosi penonton, membuat orang jadi terharu, sedih bahkan menangis, kemudian ada 34 35
Gumgum Gumilar. Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom.
[email protected] Ibid.
26 reality show yang membuat orang tersenyum, bahkan tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan perilaku atau para pemainnya.
2.4.1
Jenis – jenis Reality Show
Terdapat beberapa penggolongan dari Reality Show, antara lain36 : 1. Program yang berisi rekaman kehidupan seseorang atau sekelompok orang dengan sepengetahuan objek yang direkam. Contohnya : Tantangan, dunia lain, The Orsborne, atau Ekspedisi Alam Gaib, dsb. 2. Berisi rekaman tersembunyi atas perilaku orang yang mengejutkan, atau dalam kondisi yang direkayasa, seperti tayangan Spontan, Paranoid, Emosi, Harapharap cemas, Playboy Kabel, atau Mbikin Orang Panik (MOP). 3. Program pencarian bakat melalui kompetisi tertentu. Contoh: AFI, Indonesian Idol, Popstars, Kontes Dangdut TPI (KDI), atau Indonesian Model. 4. Program Amal (Charity), konsep yang disampaikan adalah menolong orang lain37.
2.4.2
Dampak Reality Show Seperti tujuan semua dari Reality Show yaitu untuk hiburan, maka
tayangan reality show dapat memberikan aspek hiburan untuk melepaskan diri dari permasalahan yang berkembang . Reality show dapat menumbuhkan rasa sosial dikalangan pemirsa terhadap orang lain yang menderita yang ditampilkan dalam tayangan tersebut. Seperti yang diharapkan dalam Charity Reality Show. 36 37
Gumgum Gumilar. Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom.
[email protected] Ibid
27
Reality show memberikan pengajaran kepada pemirsa untuk tidak cepat menyerah apabila mendapatkan kesulitan, dan tidak mementingkan diri sendiri. Menjadi salah satu jalan untuk mencapai cita-cita sebagian masyarakat menjadi seorang bintang melalui Reality Show yang bertajuk kontes bakat atau pencarian bintang. Berikut ini beberapa pelajaran profesional berdasarkan reality show The Apprentice38. Reality menjadi satu fenomena dalam tayangan televisi di Indonesia, saat ini hampir semua televisi menanyangkan tayangan reality ini. Diantara begitu banyaknya orang yang menyukai tayangan ini, muncul pula kecaman terhadap reality show. Kecaman bertubi-tubi ini berkenaan dengan dampak buruk dari tayangan telvisi tersebut. Berikut beberapa dampak buruk dan contoh kasus berkenaan dengan tayangan reality show di Indonesia39. 1. Tayangan Reality show berbentuk tekanan emosi dan psikologis. Tayangan Reality show berbentuk tekanan emosi dan psikologis ternyata memberikan efek yang cukup besar terutama untuk objek penderitanya. Mereka yang “dijahili” atau ditakut-takuti banyak yang berasalah secara psikologis, tidak jarang efeknya berupa trauma yang terus dirasakan oleh objek penderita tadi.
2.5.
Khalayak Komunikasi antara media televisi selaku komunikator dengan khalayak
tentunya akan melibatkan berbagai kelompok serta berbagai lapisan masyarakat. Dalam keadaan masyarakat yang semakin berkembang dewasa ini, sangat 38 39
Ibid Ibid
28
memungkinkan setiap anggota masyarakat melakukan komunikasi antara satu dengan lainnya. Demikian pula dengan kelompoknya atau dengan kelompok lainnya. Hal yang demikian ini akan mengakibatkan tumbuhnya kepercayaan diri mereka sehingga memudahkan mereka dalam menerima rangsangan tertentu. Pada akhirnya hal ini mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan-kebutuhan hidup mereka dan yang lebih penting lagi semakin meningkatnya wawasan hidup mereka40. Karakteristik penonton media
televisi adalah bersifat
individual,
psychological independen, penontonya senantiasa berubah-ubah, tidak menentu, bebas berbuat sesuatu, mudah bosan, dan mudah terganggu perhatiannya. Selain itu sifat khalayak pemirsa televisi adalah heterogenitas. Jumlahnya banyak, tidak saling mengenal kecuali yang diorganisasikan, tidak dikenal dan mengenal pengirim pesan, dan dapat memberikan secara langsung41. De Fluer mengungkapkan pendapatnya mengenal karakteristik khalayak: “Media massage contain particular stimulus attributes the have differential interaction with personality characteristics of members of the audience ( and therefore) there will be variation in effect which correspond to such individual difference42. (pesan yang disampaikan melalui media berisi fakta yang merupakan rangsangan dan diterima dengan reaksi yang berbeda diantara khalayak, dimana mereka sifatnya juga berbeda-beda, termasuk keinginannya).
40
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, Jakarta : Duta Wacana University, 1994, hal 23 41 Ibid. hal. 25 42 Ibid. hal. 26
29
Pakar komunikasi Drs. Djalaludin Rachmat, M, Se, menyinggung masalah tersebut di atas yang dihubungkan dengan masalah kejiwaan, seperti dalam bukunya
Psikologi
Komunikasi,
antara
lain
menyatakan
“…walaupun
peristiwanya sama, orang akan menanggapi berbeda-beda, sesuai dengan keadaan dirinya,
secara psikologis kita dapat mengatakan bahwa setiap orang
mempersiapkan sesuatu dengan karakteristik persoalan. Dalam ilmu komunikasi kita berkata pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda”43. Setelah dilihat kondisi khalayak menurut beberapa pakar jadi jelas bahwa setiap khalayak penonton dalam menerima pesan akan memahaminya secara berbeda beda sesuai dengan kondisi dan kepribadian dirinya.
2.5.1. Segmentasi Khalayak Segmentasi khalayak adalah suatu konsep yang sangat penting dalam mengembangkan bisnis penyiaran. Segmentasi khalayak dapat di definisikan sebagai suatu proses untuk membagi-bagi atau mengelompok-kelompokkan audiens ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen44. Segmentasi khalayak dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1.
Segmentasi demografi, yaitu audiens di beda-bedakan berdasarkan karakteristik demografi seperti usia, gender, pendidikan, pekerjaan dan sebagainya.
43 44
Ibid Morrisan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, 2005
30
2.
Segmentasi geografis, yaitu audiens dibeda-bedakan berdasarkan wilayah tempat tinggalnya, misalnya wilayah dalam suatu Negara (Indonesia barat, Indonesia Timur), pulau, provinsi, kota dan desa.
3.
Segmentasi geodemografis, yaitu konsumen yang tinggal di suatu wilayah geografis tertentu diyakini memiliki karakter demografi yang sejenis namun wilayah geografis harus sesempit mungkin, misalnya kawasankawasan, pemukiman atau kelurahan.
Khalayak dalam penelitian ini adalah Ibu yang berdomisili atau bertempat tinggal diwilayah lingkungan Panunggangan Utara Pinang Tangerang, yang menyaksikan program Idola Cilik 2. Jumlah Ibu yang menjadi populasi yakni Ibu Yang mempunyai anak 7-12 tahun di panunggangan utara pinang tangerang tahun 2008 yang telah terdata berjumlah 350 jiwa45.
2.6.
Opini Opini menurut Carl l Hovland dinilai sebagai jawaban yang diucapkan
yang di beri oleh individu terhadap suatu rangsangan atau situasi yang mengemukakan beberapa pertanyaan yang di permasalahkan46. Tiap opini sesorang mengenai sesuatu hal ada arah dan arti di pihak manakah individu tadi berada, opini seseorang juga ditandai oleh apakah yang menjadi dasar dari opini tersebut adalah pengetahuan actual atau Informasi. Kebanyakan opini menunjukan informasi yang relative kurang mengenai isu yang bersangkutan bagi individu yang beropini tersebut, ini terutama dikarenakan 45 Data Terakhir Ibu Yang Mempunyai Anak 7-12 Tahun di Wilayah Kelurahan Penunggangan Utara Pinang Tanggerang, 2008 46 Astrid S Susanto, komunikasi dalam Teori dan praktek, Jakarta, Bina Cipta, 1998, hal 6
31
sebagian besar orang tidak begitu berminat untuk mengikuti dengan sungguh sungguh suatu isu yang tidak berkaitan langsung dengan kepentingan secara pribadi. Adapun insentitas dari opini pada pokoknya merupakan ukuran tingkat keterlibatan seseorang dalam isu yang dimaksud, karena opini di bentuk dari sekumpulan data dan fakta, opini juga merupakan rekontruksi dari keadaan (daya berfikir dan daya abstraksi individu) opini merupakan reaksi ataupun sikap individu sebagai komunikator maupun komunikan47. Opini juga mempunyai pengertian sebagai suatu pandangan, keputusan atau tafsiran yang membetuk di dalam pikiran mengenai suatu persoalan tertentu. Suatu opini lebih kuat dari pada sebuah kesan dan lebih lemah dari pada pengetahuan yang positif. Opini dapat juga berarti pertanyaan yang diucapkan atau di tulisan48. Hal – hal yang di hadapi opini yaitu segala sesuatu yang belum dikenal sebalumnya seghingga, menimbulkan keraguan, was-was, prejudice, dan ketidak cocokan lainnya49. Opini yang diutarakan masyarakat baik secara lisan maupun tulisan akan memberikan dampak tersendiri bagi pihak terkait, opini positif masyarakat terhadap suatu program akan membuat pihak produkasi berusaha meningkatkan kualitas atau mutu program mereka. Selain itu opini positif akan memberikan kesempatan
bagi
perusahaan
–
perusahaan
untuk
mengiklankan
atau
mempromosikan produk mereka pada acara tersebut ditayangkan. Daya tarik televisi swasta salah satunya dapat ditujukan dari pemasang iklan (sponsor) suatu acara tersebut. Popularitas acara akan bisa diketahui dari 47
Ibid Frazier Moore, Humas Prinsip Kasus dan Masalah, Remaja Rosd Karya, Bandung, 1987 49 Suwarno,A.P, Dimensi dimensi Politik, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1989, hal 245 48
32 beberapa banyak iklan yang muncul pada acara tersebut. Semakin banyak iklan membuktikan acara itu popular.
2.6.1
Proses Terjadinya Opini Opini terbentuk dari sekumpulan data dan fakta, opini juga merupakan
rekontruksi dari keadaan (daya berfikir dan daya abstraksi individu), karena opini juga merupakan reaksi ataupun sikap individu sebagai komunikator maupun komunikan50. Proses terjadinya opini sendiri menurut Sastropoetro (1987), pada umumnya fakta bagi seseorang dapat juga dianggap sebagai opini bagi orang lain, kalau di dalam penggunaannya tidak berhati-hati dan mengundang timbulnya kontroversi atau perbedaan-perbedaan pendapat dalam pembicaraan itu. Karena telah dikemukakan bahwa opini merupakan ekspresi dari sikap, maka sebaiknya dipahami pula apa yang dimaksud dengan sikap. Suatu sikap, menurut Cutlip dan Center, adalah kecenderungan untuk memberikan respons terhadap suatu masalah atau suatu situasi tertentu. Menurut Redi Panuju (2002), dalam opini publik terjadi pergeseran 4 faktor karakter, yaitu : 4.
Faktor Psikologis Perbedaan berdasarkan faktor psikologis yang menyebabkan pemaknaan
terhadap kenyataan yang sama bisa menghasilkan penyandian yang berbedabeda atau bisa saja output tidak sama dengan input, karena beberapa unsure yang 50
Astrid S Susanto, Op cit, hal. 56
33
bekerja dalam seleksi internal bisa meliputi dimensi pemikiran (kognitif), bisa juga dimensi emosi (afeksi). 5.
Faktor Sosiologis Politik
Ada anggapan bahwa opini publik terlibat dalam interaksi sosial. 6.
Faktor Budaya Budaya mempunyai pengertian yang aneka ragam. Budaya diartikan
sebagai seperangkat nilai yang dipergunakan untuk mengelola kehidupan manusia, memelihara hidupnya,menjaga dari gangguan internal maupun eksternal dan mengembangkannya. 7.
Faktor Media Massa. Interaksi antara media dengan institusi masyarakat menghasilkan produk
isi media (media content). Oleh audiens,
isi media diubah menjadi
gugusangugusan makna, apakah yang dihasilkan dari proses penyandian pesan itu. Astrid (1975), dalam bukunya ”pendapat umum” antara lain meninjau opini khalayak dari segi ilmu jiwa sosial, menurut Leonard W. Doob, opini khalayak mempunyai hubungan yang erat dengan sikap manusia, yaitu sikap pribadi dan sikap kelompok. Doob selanjutnya mengatakan bahwa opini khalayak adalah sikap pribadi seseorang atau sikap kelompok, maka sebagian sikapnya ditentukan dari pengalaman dari dan dalam kelompoknya. Menurut Astrid (1975), beberapa pengertian mengenai opini khalayak yang sifat umum yang diselidiki ilmu komunikasi merupakan bentuk kelompok 28 sosial yang kolektif dan tidak permanen. Perkataan ”khalayak” melukiskan kelompok manusia yang berkumpul secara spontan dengan syarat-syarat :
34
1.
menghadapi suatu persolan
2.
berbeda opini mengenai suatu persoalan dan berusaha mengatasinya
3.
untuk mencapai jalan keluar melalui keinginan berdiskusi
Menurut Santoso Sastropoetro (1990) yang mengutip George Carslake Thompson, kalau publik menghadapi isu maka timbul perbedaan opini karena : 1.
perbedaan pandangan terhadap fakta
2.
perbedaan perkiraan tentang cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan
3.
perbedaan motif yang serupa guna mencapai tujuan
Dalam pembentukan opini publik terdapat tiga tahap pembicaraan yaitu : Tahap I : Tahap masukan yang masih semrawut. Ada sementara ilmuwan barat yang menyebutkan sabagai stage of brain storming. Sedangkan Ferdinand Tonnies menyebutkan sebagai luftartigen position atau sebagai angin. Tahap II : Tahap pembicaraan mulai terarah, mulai membentuk pikiran yang jelas dan menyatu. Pada tahap ini oleh sebagian ilmuwan disebut sebagai the stage of consolidation dan Ferdinand Tonnies menyebutkan sebagai fleissigen position. Tahap III : Tahap ini para ilmuwan menyebutnya dengan the solid stage atau Ferdinand Tonnie menyebutkan sebagai festigen position. Setelah berada di tahap ketiga, hasil diskusi tidak dipertentangkan lagi terutama oleh kelompok yang hadir dalam diskusi, kemudian mereka bubar, dan membicarakan masalah lain. Dengan demikian, opini yang telah dinyatakan tadi tidak ditentang lagi, maka itulah yang disebut
35
sebagai ”opini publik”. Menurut Emory S.Bogardus, opini yang timbul sebagai interaksi itu adalah opini publik.
2.6.2 Jenis-Jenis Opini Opini adalah suatu hasil interaksi dan pemikiran manusia tentang suatu hal yang kemudian dinyatakan atau diekspresikan. Dalam kaitan dengan proses produksi terdapat efek, salah satu jenisnya adalah opini, ternyata bahwa opini yang dikemukakan manusia terdiri atas berbagai jenis. Berikut adalah jenis-jenis opini menurut Sastropoetro51. 1. Opini individu, adalah opini yang dikemukakan oleh orang-orang secara terbuka. 2. Opini pribadi, adalah opini yang dikemukakan oleh seseorang kepada orang
lain
yang
mempunyai
hubungan
dekat
dengannya
atau
dipercayainya. 3. Opini kelompok, adalah opini yang dikemukakan oleh sekelompok orang melalui juru bicaranya (ketua kelompok atau orang lain). 4. Opini konsensus, adalah opini yang dihasilkan dari kesepakatan diantara para anggota kelompok. 5. Opini koalisi, adalah opini yang dihasilkan dari suatu gabungan. 6. Opini mayoritas, adalah opini kelompok yang terbesar dalam masyarakat. 7. Opini minoritas, adalah opini kelompok yang terkecil dalam suatu masyarakat. 51
Frazier Moore, Humas Prinsip Kasus dan Masalah, Remaja Rosd Karya, Bandung, 1987
36
8. Opini menurut perhitungan angka, adalah opini yang didasarkan kepada perhitungan suara. 9. Opini aklamasi, adalah opini yang diterima atau ditolak secara serentak oleh seluruh khalayak. 10. Opini khalayak, adalah kesatuan opini yang ditimbulkan dari sekelompok orang yang berkumpul secara spontan dan membicarakan isu yang controversial. 11. Opini umum, adalah opini yang dihasilkan oleh suatu lembaga pengumpulan pendapat umum tentang suatu isu. 12. Opini musyawarah, adalah opini yang dihasilkan dari masyarakat perundingan tentang suatu isu. 13. Opini kesepakatan, adalah opini yang telah disepakati oleh sekelompok orang yang membahas suatu isu tertentu
2.6.3
Karakteristik Opini Karakteristik utama dari opini adalah mempunyai arah (percaya atau tidak
percaya, dan sebagainya), mempunyai isi informasi, memepunyai intensitas (kuat, moderat, lemah) 52. Setiap opini yang diberikan oleh individu atau seseorang terhadap suatu hal ada arahnya dalam arti dipihak manakah individu tadi berada. Opini atau pendapat seseorang ditandai apakah yang menjadi dasar dari opini tersebut yakni pengetahuan yang factual atau informasi. Kebanyakan opini menunjukan
52
Loc, Cit.
37
informasi yang relative kurang mengenai isu yang bersangkutan bagi individu yang beropini tersebut. Adapun intensitas dari opini pada pokoknya merupakan ukuran tingkatan seseorang dalam isu yang di maksud.
2.6.4 Unsur-Unsur Opini Opini sendiri mempunyai kaitan yang erat dengan pendirian/sikap (attitude). Lebih jauh Abelson, dalam Kasali, menyebutkan bahwa opini mempunyai unsur sebagai molekul opini, yakni53: 1. Belief (Kepercayaan tentang sesuatu) 2. Attitude (apa yang sebenarnya dirasakan seseorang) 3. Perception (persepsi) Bila sikap dimaksudkan sebagai apa yang sebenarnya dirasakan oleh seorang individu (what the individual really feels), opini lebih dimaksudkan sebagai apa yang dinyatakan oleh seseorang melalu pertanyaan (what the individual says or puts on questionaire)54. Definisi lain mengenai opini disebutkan bahwa opini adalah tanggapan aktif terhadap rangsangan, tanggapan yang disusun melalui interpretasi personal yang diturunkan dan turut membentuk citra. Setiap opini merefleksikan organisasi yang kompleks yang terdiri atas55: 1. Kepercayaan
53
KARLINAH, Opini Publik, Universitas Terbuka, 3.22 Ibid, Hal. 2.17 55 D. Nuno, Komunikasi Politik Khalayak dan Efek, Bandung: CV Remaja Karya, 1989. Hal. 12. 54
38
Opini mengenai sejumlah hubungan antara dua hal atau antara satu hal tertentu dengan karakteristik dari hal yang dimaksud. 2. Nilai-nilai Cara untuk melakukan sesuatu. Berkaitan dengan afektif atau penasaran, yang membantu seseorang mengevaluasi dirinya sendiri ataupun lingkungannya. 3. Pengharapan Manusia mengkonstuksikan tindakan berdasarkan pengalaman masa lalu untuk
digunakan
disaat
sekarang
dalam
rangka
mengakses
kemungkinankemungkinan berikutnya. Bentuknya adalah keinginan dan usaha keras.
2.6.5 Ciri-Ciri Opini Beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh opini, yaitu: 1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan 2. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat 3. Mempunyai pendukung dalam jumlah besar56. Opini khalayak tentang masalah apapun merupakan jumlah ungkapan individual. Jadi, opini masyarakat mencakup distribusi jumlah seluruh, dan atau persentase, yang mendukung atau menentang pendirian.
56
Djoenangsih S Sunarjo, Hal 26
39
2.7 Konsep S.O.R Prinsip stimulus respon merupakan hal yang penting, efek merupakan reaksi tertentu terhadap stimulus ( rangsang ) tertentu, sehingga orang dapat menduga atau memperkirakan adanya hubungan erat antara isi pertanyaan dengan reaksi audiens dimana elemen – elemen yang utama yaitu 57 : a)
Sebuah isi pernyataan ( stimulus, S )
b)
Seorang komunikan ( organisme , O )
c)
Efek ( respon , R )
Biasanya hubungan antara elemen-elemen tersebut di gambarkan seperti ini : S ----------- O ---------- R Versi awal yang sangat berpengaruh tentang efek media massa di ungkapkan dalam gambar sebuah jarum suntik. Isi media masa dulunya itu dianggap sebagai sesuatu yang di suntikan ke jaringan tubuh audiens, dan audience melakukan tindakan yang sudah di perkirakan58.
57 58
Denis McQuail dan Sven Windahl, Model – Model Komunikasi, New York, 1981, Hal 48 Ibid, hal 18.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Sifat Penelitian. Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Mohammad Nazir mendefinisikan metode deskriptif sebagai suatu metode dalam suatu kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun kelas pariwisata pada masyrakat sekarang. Tujuan yaitu agar membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sisematis, faktual dan akurat mengenai opini masyarakat terhadap program acara dalam memberikan fungsi informasi dan hiburan59. Penelitian deskriptif ditujukan untuk : (1) menggumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengindentifikasi masalah atau memeriksa kondisidan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang60. Penelitian dengan mengunakan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang hasilnya berupa laporan yang menggunakan lambang dan bilangan. Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur sehingga dapat menggunakan uji statistik dalam penggujiannya.
59
Mohammad Nasir, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1988, Hal.141 Jalaludin Rakhmad, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2000, hal. 25
60
40
41
Proses penelitian kuantitatif mengikuti proses deduktif-induktif, penelitian kuantitatif dimulai dari yang umum kemudian ke khusus. Responden atau objek penelitian terdiri dari banyak objek, instrument yang digunakan berupa koesioneir, selain itu tujuan penelitian kuantitatif yaitu sebagai bahan konfirmasi61. 3.2. Metode Penelitian Untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian survey. Dimana peneliti akan menggumpulkan informasi dari responden dengan menggunakan kuesioneir. Dalam arti kata yang sesungguhnya, maka metode (yunani: Metodos) adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah maka metode menyangkut masalah kerja yaitu cara kerja untuk dapatmemahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan62. Pada umumnya penggertian survey dibatasi pengertian survey sampel dimana informasi yang dikumpulkan dari beberapa bagian populasi untuk mewakili sub populasi. Jadi penelitian survey adalah penelitian yang mengembil sampel dari
suatu populasi dengan menggunakan
kuesioneir
sebagian
menggumpulkan data yang pokok63. Dilihat dari jenis masalah yang diselidiki, teknik, dan alat yang digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu penelitian yang dilakukan maka dalam penelitian deskriptif, metode survey merupakan salah satu jenisnya.
61
Ronny Kuntoro, Metode Penelitian, PPm, Jakarta, 2005, hal 15 Koentjaradiningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991, hal.7 63 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Metode Penelitian Survey, Jakarta, LP3ES, 1989, hal.9
62
42
Metode survey membedah dan mengguliti serta mengenal masalahmasalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung. Dalam metode survey juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menanggani situasi atau masalah serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan dimasa mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus ataupun dengan menggunakan sampel. Unit yang digunakan dalam metode survey termasuk adalah kemasyarakatan (survey social), masalah komunikasi dan pendapat umum (survey pendapat umum) dan sebagainya64. 3.3. Teknik Pengumpulan Data Penggumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan65. Guna mendapatkan sejumlah data yang diperlukan sebagai teknik penggumpulan data yang diperlukan sebagai berikut: 3.3.1 Data Primer Dalam memperoleh data yang diinginkan, dalam penelitian ini penulis akan menyebarkan koesioneir kepada setiap responden. Karena kuesioneir adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memeperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui66.
64
Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Op.cit, hal. 64-65 Ibid, hal.211 66 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2000, hal. 139
65
43
Selain itu kuisioneir dapat diartikan sebagai daftar pertannyaan yang terstruktur dan sistematis. Dimana dalam kuesioneir tersebut terdapat susunan pertanyaan tertulis yang dapat memberikan data-data yang sesuai dan yang dibutuhkan untuk melakukan analisis dalam penelitian ini. Kuesioneir akan dibagikan dan diisi sendiri oleh setiap responden. 3.3.2 Data Sekunder Merupakan tahap untuk memperoleh data-data penelitian yang diperlukan dalam bentuk yang sudah jadi atau tertulis dari berbagai bentuk cetakan. Seperti buku buku literature (kepustakaan), majalah, dan juga penulis memanfaatkan fasilitas internet serta bentuk tulisan lainnya yang memungkinkan penulis untuk memperoleh data-data guna melengkapi data data dalam penelitian ini: a) Studi Kepustakaan Untuk menunjang penggumpulan data dalam penelitian ini, penulis memperoleh data-data dengan cara membaca buku-buku literature (kepustakaan) serta buku-buku lain yang memiliki kaitan yang erat dengan permasalahan yang dibahas.
b) Wawancara Selain itu, penulis juga melakukan wawancara secara mendalam ( indepth interview) dengan prosedur program Idola Cilik 2 untuk memperoleh datadata yang berkaitan langsung dengan sejarah, visi, misi, dan informasi lainnya yang berkaitan erat dengan program Idola Cilik 2.
44
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis dala penelitian67. Populasi juga dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau sebyek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel68. Populasi masyarakat yang dipilih dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak 7-12 Tahun dan berdomosili atau bertempat tinggal di wilayah lingkungan Kelurahan Panunggangan Pinang Tanggerang yang terdiri dari 5 Rukun Warga (RW) dan yang menyaksikan program Idola Cilik. Tabel 3.4.1.1 RW
Jumlah Warga
RW 01
64
RW 02
71
RW 03
77
RW 04
60
RW 05
78
Jumlah
350
Sumber : Data Ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun di Kelurahan Penunggangan Utara Pinang Tanggerang, 2008
Dipilihnya ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun di Kelurahan Panunggangan Utara Pinang Tangerang sebagai populasi dikarenakan program Idola Cilik 2 di mainkan oleh anak-anak yang berumur 7-12 tahun dan banyak di saksikan ibu yang mempunyai anak karena Idola Cilik 2 lebih besar pengaruhnya 67
Jalaludin Rakhmad, Op Cit, Hal.53 Umar Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta, PT. Raja Grasindo. 1999, hal. 77
68
45
terhadap ibu-ibu yang sudah mempunyai anak sebagai potensi mengembangkan bakat anak mereka. Selain itu, jumlah populasi keseluruhan cukup besar dan mempunyai status social yang beragam sehingga keberagaman opini akan di peroleh penulis dari kuesioneir yang disebarkan.
3.4.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari keseluruhan populasi yang dianggap mewakili populasi tersebut69. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah ibu- ibu yang sudah mempunyai anak sebagai responden penelitian khususnya mereka yang menyaksikan program Idola Cilik 2 di RCTI. Dipilihnya reponden tersebut karena Idola Cilik 2 ditayangkan pada sore hari pada pukul 15.00-19.00 WIB sabtu – minggu dan pada jam- jam tersebut audiencenya banyak berkumpul adalah ibuibu yang mempunyai anak selain itu karena di Kelurahan Panunggangan Utara Pinang Tanggerang juga cukup beragam dari segi tingkat pendidikannya khususnya ibu yang mempunyai anak. Hal ini yang merupakan target audience dari program Idola Cilik 2. Teknik penarikan sampel yang di gunakan untuk “sekedar ancar- ancar maka apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi” , jika subjeknya besar, dapat di
69
Bambang Setiawan, Metode Penelitian Komunikasi I, Jakarta, Universitas Terbuka, 1995, hal. 4
46
ambil antara 10% hingga 15%, atau 20% hingga 40% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari70 : b. Kemampuan penelitian dari waktu, tenaga dan dana. c. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek. d. Besar kecilnya resiko yang di tanggung penulis. Berdasarkan pendapat tersebut peneliti akan menarik sampel sebesar 20% 350 x 20 : 100 = 70 dari populasi dan diambil secara Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah (sampel bertujuan) adalah jenis sampel yang mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu, dengan pengambilan sampel berdasarkan ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan cirri-ciri pokok populasi, subjek yang di ambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung cirri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjectis)71. Purposive Sampling disini ialah responden atau ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun yang memang benar-benar menonton program acara Idola Cilik 2 dan Purposive Sampling digunakan untuk mempermudah proses penelitian peneliti untuk mengajukan pertanyaan saringan untuk setiap responden, dengan metode ini penulis akan mudah menyimpulkan Opini Ibu Yang mempunyai Anak 7-12 Tahun di Panunggangan Utara Pinang Tangerang Terhadap Program Tayangan Idola Cilik 2 di RCTI periode bulan Juli 2009.
70 71
Suharsimi Arikunto, Op. cit, hal. 139-141 Suharsimi Arikunto, Op. cit, hal. 139-141
47
3.5
Definisi dan Operasionalisasi Konsep
3.5.1 Definisi Konsep 1. Opini ialah pendapat seseorang sebagai pertanyaan sikapnya terhadap suatu hal atau peristiwa yang diungkapkan dengan kata-kata72. 2. Program Idola Cilik Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan program Idola Cilik bertujuan untuk anak anak berumur 7-12 tahun yang memiliki bakat bernyanyi, acara ini memberi kesempatan kepada bintang bintang cilik yang ingin berkiprah di industri musik Indonesia73. 3. Ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak.
3.5.2 Operasionalisasi Konsep Opini atau pendapat dimaksud adalah pendapat yang dikeluarkan oleh ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun yang bertempat tinggal di wilayah Kelurahan Panunggangan Utara Pinang Tanggerang terhadap program Idola Cilik 2 di RCTI periode Juli 2009.
72 73
Onong Uchjana Effendy, Op.cit hal. 253 Hastiwi Ahmad, Direktur Program RCTI, 2007
48 Tabel 3.5.2 Operasionalisasi Konsep Variabel
Dimensi
Terpaan
Frekuensi
Media
Penonton
Indikator
Intensitas Penonton
Opini
Opini
Ibu
4.Berapa kali dalam sebulan anda menyaksikan tayangan Idola Cilik 2 di RCTI
a. 5 Kali b. 4 Kali c. 3 Kali d. 2 Kali e. 1 Kali
(5) (4) (3) (2) (1)
2. Bagaimana Intensitas menonton yang anda lakukan saat menyaksikan tayangan Idola Cilik 2 di RCTI
a. Sangat Fokus b. Fokus c. Kurang Fokus d. Tidak Fokus e. Sangat tidak Fokus
(5) (4) (3) (2) (1)
yang 1. Opini anda mengenai a. Sangat Menarik
mempunyai Anak 7-12
presenter Idola Cilik 2
Tahun
Terhadap Tayangan Cilik 2
Skala Pengukuran
(5) b. Menarik (4) c. Kurang Menarik (3) d. Tidak Menarik (2) e. Sangat Tidak Menarik(1)
Idola 2. Opini anda mengenai a. Sangat Sesuai
(5) (4) lagu yang dinyayikan b. Sesuai peserta idola cilik 2 c. Kurang Sesuai (3) (2) sesuai dengan lagu anak d. Tidak Sesuai e. Sangat Tidak Sesuai (1)
3. Opini anda lagu bertema cinta bisa mempengaruhi kedewasaan para peserta Idola Cilik 2 4. Opini anda mengenai kostum yang di gunakan peserta Idola Cilik 2
a. Sangat Setuju (5) b. Setuju (4) c. Kurang Setuju (3) d. Tidak Setuju (2) e. Sangat Tidak Setuju (1) a. Sangat Menarik (5) b. Menarik (4) c. Kurang Menarik (3) d. Tidak Menarik (2) e. Sangat Tidak Menarik(1)
49
5. Opini anda mengenai konsep panggung yang di tampilkan pentas Idola Cilik 2
a. Sangat Menarik (5) b. Menarik (4) c. Kurang Menarik (3) d. Tidak Menarik (2) e. Sangat Tidak Menarik(1)
6. Opini anda mengenai peran Oki Lukman sebagai presenter I.C sangat mempengaruhi keberanian peserta untuk tampil di depan orang banyak
a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju
(5) (4) (3) (2) (1)
7. Opini anda mengenai presenter I.C 2 selalu memperkenalkan peserta dengan membuka latar belakangnya
a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju
(5) (4) (3) (2) (1)
8. Opini anda mengenai cara penilaian juri terhadap peserta sangat membantu pengembangan kreatifitas peserta Idola Cilik
a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju
(5) (4) (3) (2) (1)
9. Opini anda apakah setelah menang di Pentas Idola Cilik 2 peserta sudah di sebut memiliki olah vocal yang baik
a. Sangat Setuju b. Setuju c. Kurang Setuju d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju
(5) (4) (3) (2) (1)
50 3.6 Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan74. Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup. Angket tertutup merupakan angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawabannya di berikan dengan menandai tanda tertentu. Daftar pertanyaan disusun dengan menyertai alternatif jawaban atau lebih dari alternatif yang sudah di sediakan.setelah itu di sederhanakan ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk di baca dan di interpretasikan, penulis juga memberi skala pengukur jawaban dalam koesioneir tersebut. Skala yang di gunakan ialah skala Likert dengan memberikan skor 1- 5. Tabel 3.6.1 Skala Likert
Penilaian
Bobot/Nilai
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Kurang Setuju
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1
Karena metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif artinya setelah semua data dihimpun dan disusun
74
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Op. cit, hal.264
51
secara sistematis, selanjutnya di hitung secara akumulatif dengan mengunakan rumus interval75 ; Interval : ( NT x P ) - ( NR x P ) __________________ S (5 x9 )- (1 x9 ) _________________ 5 45 - 9 _____________ 5 36 ____ 5
Interval : 7
Setelah di ketahuai interval, maka proses selanjutnya bisa di kelompokan menjadi kategori setiap penilaiyan pertanyaan menjadi76 : 38 Sampai 45
= Sangat Setuju
30 Sampai 37
= Setuju
22 Sampai 29
= Kurang Setuju
14 Sampai 21
= Tidak Setuju
6 Sampai 13
= Sangat Tidak Setuju
75 76
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : CV Alfabeta, 2003 hal. 88 - 89 Ibid.
52
Setelah hasil keseluruhan pertanyaan di dapat intervalnya, maka proses selanjutnya di lakukan akumulatif secara keseluruhan mengenai Opini terhadap program tayangan Idola Cilik 2 menjadi77 : Interval :
( NT x P ) - ( NR x P ) __________________ S (5x9)-(1x9) _________________ 5 45 - 9 _____________ 5 36 ____ 5
Interval :
7
Pengelompokan akumulatif data Opini secara keseluruhan terhadap Idola Cilik 2 38 Sampai 45
= Sangat Positif
30 Sampai 37
= Positif
22 Sampai 29
= Kurang Positif/Netral
14 Sampai 21
= Tidak Positif
6 Sampai 13
= Sangat Tidak Positif
Keterangan : NT
: Bobot Nilai Tertinggi
NR
: Bobot Nilai Terendah
P
: Jumlah Pertanyaan
S
: Skala
77
Ibid.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profile RCTI RCTI merupakan stasiun televisi swasta yang berdiri setelah TVRI, dirintis mulai tahun 1998 hingga kini keberadaannya sudah 18 tahun menemani pemirsa di layar televisi. Sebagai stasiun swasta yang pertama, lahir atas gagasan dari Hastiwi Ahamad Direktur RCTI tahun 2007 yang memiliki obsesi akan sebuah program reality show di televise yang dipimpinnya, maka pada tanggal 1 Januari 2008 lahirlah sebuah program reality show. RCTI juga merupakan stasiun televisi yang memiliki jaringan terluas di Indonesia. Melalui 48 stasiun relay-nya program-program RCTI disaksikan oleh sekitar 180 juta pemirsa yang tersebar di 302 kota di seluruh Nusantara, atau kirakira 80% dari jumlah penduduk Indonesia. Kondisi demografis ini disertai rancangan program-program menarik diikuti dengan rating yang bagus, menarik pengiklan untuk menayangkan iklannya di RCTI, Sejak awal cita-cita RCTI adalah menciptakan serangkaian acara unggulan dalam satu saluran, yang memungkinkan para pengiklan memilih RCTI sebagai media iklan mereka. Citacita itu menjadi nyata karena sejak berdiri hingga saat ini RCTI senantiasa menjadi market leader. Hingga tahun 2007, RCTI tetap mempertahankan posisi market leader dengan pangsa pemirsa mencapai 17,9 % (ABC 5+) dan 17,5 % (all demo). RCTI juga berhasil mempertahankan pangsa periklanan tertinggi sebesar
53
54 15,2 % seperti dilaporkan oleh AGB Nielsen Media Research, Di RCTI, kualitas bukanlah kata tanpa makna, melainkan harmonisasi dari kreatifitas, idealisme, kesungguhan, kerja keras, kebersamaan, dan do’a. Enam (6) aspek tersebut tercermin dan mewarnai program-program RCTI yang mengusung motto “Kebanggaan Bersama Milik Bangsa” namun tampil dalam kemasan yang “oke”. Kualitas Program-program RCTI pada akhirnya mengantarkan RCTI untuk selalu menjadi yang terdepan dalam industri penyiaran TV di Indonesia. Pada akhir tahun 2007 sampai awal 2008 saat RCTI sering membuka dekodernya sehingga siarannya baru dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia bahkan sampai luar negeri. RCTI merupakan penyelenggara Idola Cilik 2 yang bertujuan untuk mengembangkan bakat terpendam pada anak sekaligus stasiun televise pertama yang menayangkan program acara untuk anak-anak yang berjudul Idola Cilik 2, Dalam acara ini cukup mudah proses penentuan calon sang idola cilik, hanya mengunakan sms dan mengirim ke 6288 setiap calon idola bisa mendapatkan suara78. 4.1.2 Visi dan Misi RCTI Visi perusahaan adalah menjadi stasiun televisi sebagai media utama informasi dan hiburan kepada masyarakat serta memberikan tayangan yang berkualitas. “Utama” mengandung makna lebih dari yang pertama yang mengandung unsur kemuliaan karena melibatkan aspek kualitas, integritas, dan dedikasi. Dengan kata lain unggul dalam hal kualitas materi dan penyajian program hiburan dan informasi. 78
Dokumen RCTI, 2008
55 Misi perusahaan yaitu: Bersama menyediakan layanan prima yang berarti interaksi kerja di perusahaan lebih mengutamakan semangat kebersamaan sebagai tim yang kuat. Hal ini memungkinkan seluruh komponen perusahaan mulai dari level teratas sampai dengan level terbawah mampu bersama-sama terstimulasi, terkordinasi dan tersistematisasi memberikan karya terbaiknya demi mewujudkan pelayanan utama dan terbaik kepada stakeholder. 4.1.3 Logo, Slogan dan Tiga Pilar Utama RCTI a. Logo
b. Slogan RCTI merancang slogan berbunyi “Oke”, merupakan segmentasi yang ingin dicapai RCTI sebagai stasiun televisi yang paling oke dalam memberikan segala sesuatu yang terbaik bagi pemirsanya. Siaran RCTI diperuntukan segala usia, juga segala lapisan masyarakat dengan berusaha memenuhi keinginan khalayaknya untuk memberikan jasa media komunikasi dalam bentuk informasi, pendidikan, hiburan dan usaha periklanan. c. Tiga Pilar Utama 1. Keutamaan Dalam Kebersamaan 2. Bersatu Padu 3. Oke
56 Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, ada 3 (tiga) nilai sebagai pilar utama yang menjadi motivasi,inspirasi dan semangat juang insane RCTI. Proses kerja dilakukan dengan semangat kebersamaan untuk sampai pada hasil yang mendapat pengakuan dari para “stake holder” atas kualitas integritas dan dedikasi yang ditampilkan.
4.1.4 Data Perusahaan RCTI Nama Perusahaan
: PT.Rajawali Citra Televisi Indonesia
Alamat
: Jl.Raya Perjuangan Kebon Jeruk Jakarta Barat
Telepon
: 021-5320830
Email
:
[email protected]
Homepage
: http:/www.rcti.tv
4.1.5 Profile Idola Cilik 2 Banyak program acara yang juga cukup baik dalam format acara lomba bernyanyi, tetapi dalam program yang baik seperti acara yang bertema Idola Cilik telah diperkenalkan bahwa acara bermanfaat tidak hanya di sajikan oleh khalayak dewasa, tetapi malah program anak-anak yang dapat di nikamati khalayak dewasa tanpa menonjolkan sisi-sisi negatif dari acara itu sendiri acara tersebut yaitu Idola Cilik 2, acara yang bertujuan untuk anak yang ingin berkiprah untuk menjadi seorang penyanyi79. RCTI merupakan penyelenggara Idola Cilik 2 yang bertujuan untuk mengembangkan bakat pada anak sekaligus stasiun televisi yang menayangkan 79
Hastiwi Ahmad, Direktur Program RCTI, 2007
57
program acara untuk anak-anak yang berjudul Idola Cilik 2 yang tampil untuk menghibur dan menyalurkan bakat terpendam dalam pengelolahan vocal suara, acara ini disajikan hanya untuk mendapatkan pemirsa setianya dengan target audience para keluarga, Idola CIlik 2 tidak diadakan penyaringan atau kompetisi. Tetapi, pemirsa dapat memilih siapa yang akan menjadi peserta faforit dengan cara mengirimkan SMS ke 6288 <spasi> nama peserta. Idola Cilik 2 memotivasi anak-anak Indonesia agar tetap kreatif dan percaya diri selain acara yang memperlihatkan bagaimana kompetisi yang sportif dapat di contohkan bagi anak-anak yang ada di Indonesia bahwa ada suatu acara yang bisa meningkatkan kepercayaan diri80. Acara Idola Cilik 2 bertujuan untuk anak anak berumur 7-12 tahun yang memiliki bakat bernyayi, menari dan bermain alat musik. “RCTI banyak melahirkan bintang-bintang popular tetapi cukup terbilang lama tidak memberi kesempatan kepada calon-calon bintang-bintang cilik yang ingin berkiprah di industri musik Indonesia acara ini selain positif juga memberi kesempatan kepada bintang bintang cilik yang ingin berkiprah di industri musik Indonesia 81. Banyak program acara yang juga cukup baik dalam format acara lomba bernyanyi, tetapi dalam program yang baik seperti acara yang bertema Idola CIlik 2 telah diperkenalkan bahwa acara bermanfaat tidak hanya di sajikan oleh khalayak dewasa, tetapi malah program anak-anak yang dapat di nikamati khalayak dewasa tanpa menonjolkan sisi-sisi negatif dari acara itu sendiri, acara
80 81
Ibid Hastiwi Ahmad, Direktur Program RCTI, 2007
58
tersebut yaitu Idola Cilik 2 acara yang bertujuan untuk anak yang ingin berkiprah untuk menjadi seorang penyanyi82. Acara ini disajikan hanya di stasiun televisi RCTI untuk mendapatkan pemirsa setianya yaitu keluarga, RCTI dalam program Idola Cilik 2 tidak diadakan penyaringan atau kompetisi, jadi para peserta bisa mengikuti audisi untuk langsung mengikuti acara tersebut dengan menampilakan olah vocal mereka selain itu program idola cilik 2 juga termasuk program tayangan kompetisi terbesar setelah program tayangan Indonesian idol namun perbedaannya hanya kompetisi ini di lakuakan oleh anak-anak yang ingin mengolah vocal mereka agar menjadi yang terbaik.
4.2. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada tanggal 27 Juni sampai 15 Agustus 2009 terhadap ibu yang mempunyai anak di Kelurahan Panunggangan Utara Pinang Tangerang adalah sebagai berikut :
4.2.1 Karakteristik Responden Pada bagian ini akan di jelaskan karakteristik responden yang terdiri dari usia, pendidikan dan pekerjaan responden.
82
Hastiwi Ahmad, Direktur Program RCTI, 2007
59
4.2.1.1 Usia Responden Tabel 4.2.1.1 Usia Responden
Usia Responden
Frekuensi
Prosentase
22-29 tahun
20
29%
30-37 tahun
36
51%
38-45 tahun
8
11%
>45 tahun
6
9%
Jumlah
70
100%
Sumber : Data Kuesioneir no.1 Dari tabel 4.2.1.1 dapat di jelaskan bahwa mayoritas usia responden dalam penelitian ini berusia 30-37 tahun. Yaitu sebanyak 51% (20/70x100%), Usia 2229 tahun sebanyak 29% (20/70x100%),Usia 38-45 tahun sebanyak 11% (8/70x100%) dan Sisanya (6/70x100%) dengan usia >45 tahun.
4.2.1.2. Tingkat Pendidikan Responden Tabel 4.2.1.2 Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan
Frekuensi
Prosentase
SD
3
4%
SLTP
23
33%
SMA
33
47%
Perguruan Tinggi
11
16%
Jumlah
70
100%
Sumber : Data Kuesioneir no.2
60 Dari tabel 4.2.1.2 dapat di jelaskan bahwa mayoritas pendidikan responden dalam penelitian ini ialah SMA, yaitu sebanyak 47% (33/70x100%), SD sebanyak 4% (3/70x100%), SLTP sebanyak 33% (23/70x100%) dan Sisanya 16% (16/70x100%) dengan pendidikan perguruan tinggi. 4.2.1.3. Status Pekerjaan Responden Tabel 4.2.1.3 Status Pekerjaan Responden Status Pekerjaan
Frekuensi
Prosentase
PNS
6
9%
Karyawati Swasta
14
20%
Wiraswasta
10
14%
Ibu Rumah Tangga
40
57%
Jumlah
70
100%
Sumber : Data Kuesioneir no.3 Dari tabel 4.2.1.3 dapat di jelaskan bahwa mayoritas pekerjaan responden dalam penelitian ini ialah ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 57% (40/70x100%), wiraswasta sebanyak 14% (10/70x100%), karyawati swasta sebanyak 20% (14/70x100%) dan Sisanya 9% (6/70x100%) dengan pekerjaan PNS. 4.2.2. Pola Menonton Responden Tabel 4.2.2.1 Berapa kali dalam sebulan menyaksikan tayangan Idola Cilik 2 Jawaban Frekuensi Prosentase >4 kali
6
3%
4 kali
15
21%
3 kali
13
19%
2 kali
22
31%
1 kali
14
20%
Jumlah
70
100%
Sumber : Data Kuesioneir no.4
61 ` Dari tabel 4.2.2.1 dapat di jelaskan bahwa yang menyaksikan tayangan idola cilik 2 dalam jangka waktu sebulan paling besar 2 kali, yaitu sebanyak 31% (22/70x100%), lalu nilai terdekat di dapat pola menonton responden dalam waktu 1 kali sebulan sebanyak 20% (14/70x100%), 3kali sebanyak 19% (13/70x100%) dan >4 kali 3% (6/70x100%).
Tabel 4.2.2.2 Intensitas menonton saat menyaksikan acara Idola Cilik 2 di RCTI Jawaban Frekuensi Prosentase Sangat Fokus
5
7%
Fokus
30
43%
Kurang Fokus
23
33%
Tidak Fokus
7
10%
Sangat Tidak Fokus
5
7%
Jumlah
70
100%
Sumber : Data Kuesioneir no.5 Dari tabel 4.2.2.2 dapat di jelaskan bahwa intensitas menonton responden yang fokus lebih besar, yaitu sebanyak 43% (30/70x100%), sangat fokus sebanyak 7% (5/70x100%), kurang fokus sebanyak 33% (23/70x100%), tidak focus sebanyak 10% (7/70x100) dan yang sangat tidak fokus 7% (5/70x100%).
4.2.3 Opini Ibu yang mempunyai Anak 7-12 Tahun Terhadap Tayangan Idola Cilik 2. Tabel 4.2.3.1 Opini mengenai presenter Idola Cilik 2 Jawaban Frekuensi Prosentase Sangat Menarik 12 17% Menarik 42 60% Kurang Menarik 12 17% Tidak Menarik 1 1% Sangat Tidak Menarik 3 5% Jumlah 70 100% Sumber : Data Kuesioneir no.6
62
Dari tabel 4.2.3.1 dapat di jelaskan bahwa presenter di anggap menarik, yaitu sebanyak 60% (42/70x100%), sangat menarik sebanyak 17% (12/70x100%), kurang menarik sebanyak 17% (12/70x100%), tidak menarik sebanyak 1% (1/70x100) dan yang sangat tidak menarik 5% (3/70x100%). Tabel 4.2.3.2 Opini lagu yang dinyayikan peserta idola cilik 2 sesuai dengan lagu anak Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Sangat Sesuai
3
4%
Sesuai
20
29%
Kurang Sesuai
33
47%
Tidak Sesuai
12
17%
Sangat Tidak Sesuai
2
3%
Jumlah
70
100%
Sumber : Data Kuesioneir no.7 Dari tabel 4.2.3.2 dapat di jelaskan bahwa lagu yang di nyayikan kurang sesuai, yaitu sebanyak 47% (33/70x100%), sangat sesuai sebanyak 4% (3/70x100%), sesuai sebanyak 29% (20/70x100%), tidak sesuai sebanyak 17% (12/70x100) dan yang sangat tidak sesuai 3% (2/70x100%). Tabel 4.2.3.3 Opini tentang lagu cinta bisa mempengaruhi peserta idola cilik 2 Jawaban Frekuensi Prosentase Sangat Setuju 9 13% Setuju 39 56% Kurang Setuju 15 21% Tidak Setuju 7 10% Sangat Tidak Setuju 0 0% Jumlah 70 100% Sumber : Data Kuesioneir no.8
63
Dari tabel 4.2.3.3 dapat di jelaskan bahwa lagu cinta bisa mempengaruhi peserta, setuju yaitu sebanyak 56% (39/70x100%), sangat setuju sebanyak 13% (9/70x100%), kurang setuju sebanyak 21% (15/70x100%), tidak setuju sebanyak 10% (7/70x100) dan yang sangat tidak setuju nol 0% (0/70x100%). Tabel 4.2.3.4 Opini mengenai kostum yang di gunakan peserta Idola Cilik 2 Jawaban Frekuensi Prosentase Sangat Menarik
10
14%
Menarik
47
67%
Kurang Menarik
9
13%
Tidak Menarik
2
3%
Sangat Tidak Menarik
2
3%
Jumlah
70
100%
Sumber : Data Kuesioneir no.9
Dari tabel 4.2.3.4 dapat di jelaskan bahwa kostum yang di gunakan, menarik yaitu sebanyak 67% (47/70x100%), sangat menarik sebanyak 14% (10/70x100%), kurang menarik sebanyak 13% (9/70x100%), tidak menarik sebanyak 3% (2/70x100) dan yang sangat tidak menarik 3% (2/70x100) Tabel 4.2.3.5 Opini mengenai konsep panggung yang di tampilkan pentas Idola Cilik 2 Jawaban Frekuensi Prosentase Sangat Menarik
13
19%
Menarik
42
59%
Kurang Menarik
13
19%
Tidak Menarik
2
3%
Sangat Tidak Menarik
0
0%
Jumlah
70
100%
Sumber : Data Kuesioneir no.10
64 Dari tabel 4.2.3.5 dapat di jelaskan bahwa konsep panggung yang digunakan, menarik yaitu sebanyak 59% (42/70x100%), sangat menarik sebanyak 13% (19/70x100%), kurang menarik sebanyak 19% (13/70x100%), tidak menarik sebanyak 3% (2/70x100) dan yang sangat tidak menarik nol 0% (0/70x100). Tabel 4.2.3.6 Opini mengenai peran Oki Lukman sebagai presenter sangat mempengaruhi keberanian peserta untuk tampil di depan orang banyak Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Sangat Setuju
17
24%
Setuju
44
63%
Kurang Setuju
7
10%
Tidak Setuju
1
1.5%
Sangat Tidak Setuju
1
1.5%
Jumlah
70
100%
Sumber : Data Kuesioneir no.11 Dari tabel 4.2.3.6 dapat di jelaskan bahwa peran oki lukman dalam mempengaruhi keberanian, setuju yaitu sebanyak 63% (44/70x100%), sangat setuju sebanyak 24% (17/70x100%), kurang setuju sebanyak 10% (7/70x100%), tidak setuju sebanyak 1.5% (1/70x100) dan sangat tidak setuju 1.5% (1/70x100). Tabel 4.2.3.7 Opini mengenai presenter selalu memperkenalkan peserta dengan membuka latar belakangnya Jawaban Frekuensi Prosentase Sangat Setuju 8 11% Setuju 40 57% Kurang Setuju 16 23% Tidak Setuju 4 6% Sangat Tidak Setuju 2 3% Jumlah 70 100% Sumber : Data Kuesioneir no.12
65
Dari tabel 4.2.3.7 dapat di jelaskan bahwa tanggapan mengenai cara presenter dengan membuka latar belakangnya, opini terbanyak ialah setuju yaitu sebanyak 57% (40/70x100%), sangat setuju sebanyak 11% (8/70x100%), kurang setuju sebanyak 23% (16/70x100%), tidak setuju sebanyak 6% (4/70x100) dan sangat tidak setuju 3% (2/70x100).
Tabel 4.2.3.8 Opini mengenai penilaian juri terhadap peserta sangat membantu pengembangan kreatifitas peserta Idola Cilik 2 Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Sangat Setuju
23
33%
Setuju
46
66%
Kurang Setuju
1
1%
Tidak Setuju
0
0%
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
70
100%
Sumber : Data Kuesioneir no.13
Dari tabel 4.2.3.8 dapat di jelaskan bahwa penilaian juri terhadap pngebangan kreatifitas peserta di dapat hasil terbanyak dengan jawaban setuju yaitu sebanyak 66% (46/70x100%), sementara jawaban yang memberikan opini sangat setuju sebanyak 33% (23/70x100%), sedangkan opini yang menjawab kurang setuju sebanyak 1% (1/70x100%), tidak setuju sebanyak nol 0% (0/70x100) dan sangat tidak setuju nol 0% (0/70x100).
66
Tabel 4.2.3.9 Opini setelah menang di Pentas Idola Cilik 2 peserta sudah di sebut memiliki olah vocal yang baik Jawaban Frekuensi Prosentase Sangat Setuju
7
10%
Setuju
38
54%
Kurang Setuju
20
29%
Tidak Setuju
5
7%
Sangat Tidak Setuju
0
0%
Jumlah
70
100%
Sumber : Data Kuesioneir no.14
Dari tabel 4.2.3.9 dapat di jelaskan bahwa setelah menang di Pentas Idola Cilik 2 peserta sudah di sebut memiliki olah vocal yang baik, setuju yaitu sebanyak 54% (38/70x100%), sangat setuju sebanyak 10% (7/70x100%), kurang setuju sebanyak 29% (20/70x100%), tidak setuju sebanyak nol 7% (5/70x100) dan sangat tidak setuju nol 0% (0/70x100). Tabel 4.2.3.10 Akumulatif Opini ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun terhadap program Idola Cilik 2 di RCTI
Jawaban
Frekuensi
Prosentase
Sangat Positif
11
15.7%
Positif
40
57.1%
Netral
14
20%
Negatif
4
5.7%
Sangat Negatif
1
1.5%
Jumlah
70
100%
Sumber : Q6 s/d Q14
67
Dari tabel 4.2.3.8 dapat di jelaskan bahwa 40 orang atau 57,1% responden memiliki tingkat opini positif terhadap acara idola cilik 2 di RCTI, sementara 14 orang atau 20% responden memiliki tingkat opini netral terhadap acara tersebut, dengan kata lain, mayoritas responden yaitu ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun di kelurahan panunggangan utara pinang tangerang memiliki penilaian terhadap acara Idola Cilik 2 merupakan program tayangan yang positif bagi mereka.
4.3.
Analisis Dan Pembahasan Hasil Penelitian
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Karena metode yang akan digunakan adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif, artinya setelah semua data dihimpun dan disusun secara sistematis, cermat dan kemudian dipelajari dan dianalisis secara deskriptif, hanya memaparkan situasi atau peristiwa dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Maka pada penelitian ini, analisa dapat dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan telah terkumpul dan kemudian diolah melalui tahap-tahap : 1. Data diolah dari jawaban para responden yang telah masuk, setelah kuesioner dibagikan dan ditunggu jawabannya (dikumpulkan di tempat penelitian berlangsung).
68 2. Menyederhanakan data dalam bentuk tabel terlebih dahulu dengan membuat coding sheet, hal ini dilakukan untuk memudahkan pembuatan tabel tunggal. 3. Dari jawaban para responden kemudian data dianalisa kedalam table frekuensi data secara kuantitatif yang bersifat deskriptif. Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, dan televisi merupakan bagian dari media komunikasi massa hingga saat ini terus menarik banyak perhatian masyarakat dengan berbagai kelebihan dan kekurangan. Televisi merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan (informasi) setiap harinya yang dimanfaatkan oleh banyak khalayak. Dan komunikasi massa digambarkan oleh Melvin L. DeFleur dan Dennis adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus yang dimana menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. DeFleur menggambarkan sumber (source), pemancar (transmitter), penerima (receiver), dan sasaran (destination) sebagai fase-fase terpisah dalam proses komunikasi. Setelah mengkaji ulang peneliti dapat melihat bahwa proses komunikasi yang teleh dijelaskan sebelumnya menjelaskan bahwa dengan cara gaya tertentu menciptakan makna terhadap suatu peristiwa sehingga dapat mempengaruhi khalayak. Berkaitan dengan judul yang peneliti lakukan bahwa penjelasan pada paragraf yang diatas bahwa model teori Stimulus Organisme Response ( Rangsangan Tanggapan ), atau yang lebih peneliti ketahui dengan sebutan model
69
S-O-R. Kaitan antara teori ini dengan penelitian peneliti mengenai opini khalayak terhadap program tayangan Idola Cilik 2 di RCTI ( Survey terhadap ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun di RCTI ) adalah model yang teorinya menjelaskan tentang pengaruh atau rangsangan yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari stimulus (rangsangan) tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi tergantung pada isi dan penyajian stimulus yang nantinya akan menimbulkan pendapat dari pihak penerima. Di dalam penelitian ini yang membahas opini khalayak terhadap program Idola Cilik 2 di RCTI dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebuah isi pernyataan terhadap pentas Idola Cilik 2, nilai-nilai yang terkandung dalam Pentas Idola Cilik 2 dan jawaban terhadap pentas Idola Cilik 2. yang pertama akan dibahas, pernyataan mengetahui serta menonton pentas Idola Cilik 2, di dalam bagian ini penulis mengajukan pertanyaan nilai pertama tentang intensitas menonton, serta pola menonton dalam sebulan mengenai tayangan Idola Cilik 2. Dari hasil jawaban responden didapat bahwa semua responden pernah menyaksikan program tayangan Idola Cilik 2 dalam sebulan dengan nilai presentase tertinggi 31 % sebanyak 2 kali dalam sebulan responden menyaksikan program Idola Cilik 2 walaupun kadar yang di berikan cukup beragam namun mereka pernah menyaksikan dan juga mengetahui program tayangan Idola Cilik 2. Yang kedua adalah nilai-nilai yang terkandung dalam pentas Idola Cilik 2 di RCTI, peneliti mengajukan pertanyaan tentang peran presenter, lagu yang
70 sesuai untuk peserta, lagu yang bisa mempengaruhi peserta, dan kostum yang digunakan dalam pentas Idola Cilik 2. Dari hasil jawaban responden, menyatakan peran presenter, lagu yang sesuai untuk peserta, lagu yang bisa mempengaruhi peserta, dan kostum yang digunakan dalam pentas Idola Cilik 2 jawaban mengandung nilai-nilai yang positif. Yang terakhir peneliti menanyakan jawaban terhadap pentas Idola Cilik 2 ecara keseluruhan. Secara akumulatif keseluruhan jelas bahwa 40 orang atau 57,1% responden memiliki tingkat opini positif terhadap acara idola cilik 2 di RCTI, sementara 14 orang atau 20% responden memiliki tingkat opini netral terhadap acara tersebut, dengan kata lain, mayoritas responden yaitu ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun di Kelurahan Panunggangan Utara Pinang Tangerang memiliki penilaian terhadap acara Idola Cilik 2 merupakan program tayangan yang positif bagi mereka.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Opini khalayak terhadap tayangan Idola Cilik 2 di RCTI dalam penelitian ini terkait dengan unsur-unsur yang ada di dalamnya, yang di maksud khalayak disini ialah ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun di wilayah panunggangan utara pinang tangerang, dan unsur pertanyaan yang di berikan dalam penelitian ini yaitu mengenai opini terhadap presenter di Idola Cilik 2, konsep panggung, lagu yang dinyayikan, kostum dan konsep panggung. Setelah di lakukan penelitian kepada 70 responden di wilayah Panunggangan Utara Pinang Tangerang, maka dapat diambil sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian melalui koesioneir yang telah di sebarkan kepada responden mengenai ketertarikan terhadap presenter Idola Cilik 2, hasil yang di dapat, responden menyukai presenter yang di bawakan oleh Oki Lukman di acara tersebut. dalam hal ini responden merasa acara tersebut memang menarik saat presenternya di bawakan Oki Lukman 2. Opini responden juga memberikan pembentukan dalam penyesuaian lagu yang di bawakan oleh para peserta Idola Cilik 2, lagu yang memang bukan di nyayikan oleh anak dianggap tidak sesuai dengan umur mereka dan yang menjadi tontonan kepada pemirsa hingga menjadi suatu kesesuaian dalam membawakan lagu yang memang dalam usia seorang anak.
71
72 3. Responden yang suka mengikuti acara Idola Cilik 2 mengangap bahwa apabila lagu yang di bawakan oleh peserta mengandung unsur cinta dapat mempengaruhi tingkat kedewasaan mereka oleh karena itu responden mengharapkan bahwa lagu anak sebaiknya tidak mengandung unsur lagu cinta karena bisa mempengaruhi proses kedewasaan anak. 4. Opini responden akan pentas Idola Cilik 2 sangat jelas bahwa responden merasa tertarik terhadap penampilan kostum yang di gunakan pada masingmasing peserta, mereka merasa menarik ketika melihat kostum yang di gunakan para peserta di acara tersebut sehingga dapat memberikan ketertarikan dalam menyaksikan acara Idola Cilik 2. 5. Opini responden yang mengerti dan terhibur dengan berbagai konsep panggung yang digunakan dalam tayangan Idola Cilik sehingga dari setiap panggung yang sering menimbulkan situasi menarik dan menghibur membuat responden berminat untuk menonton tayangan Idola Cilik 2, bahkan selain itu responden ingin menonton konsep panggung lainnya yang akan muncul dalam setiap episode yang tampil setiap acara Idola Cilik 2 akan di tayangkan kembali pada minggu yang berikutnya. 6. Opini terhadap presenter dalam Idola Cilik 2 yang sangat membawa semagat pesertanya menimbulkan kesan pada responden kemudian tokoh Oki Lukman menimbulkan semangat peserta untuk lebih hebat dalam meningkatkan kemampuannya responden sangat setuju bila Oki mampu memberikan upaya memotifasi para peserta Idola Cilik 2 sehingga penonton ingin terus menerus ingin menyaksikannya.
73 7. Opini terhadap presenter Idola Cilik 2 yang membawa latar belakang peserta dalam memperkenalkan para pesertanya menimbulkan kesan pada responden terhadap tokoh Oki Lukman menimbulkan kesan setuju responden dalam hal tersebut, namun untuk lebih hebat dalam meningkatkan kemampuannya responden sangat setuju bila Oki mampu memperkenalkan latar belakang para peserta Idola Cilik 2 sehingga penonton ingin terus menerus ingin menyaksikannya. 8. Dalam penelitian ternyata responden juga memiliki opini terhadap juri yang mampu memberi peningkatan kreatifitas yang ditampilkan
peserta dalam
acara Idola Cilik 2, hingga responden menganggap cocok kepada juri dalam mengembangkan kreatifitas dan menimbulkan minat responden untuk menonton sinetron tersebut sehingga responden memiliki rasa setuju yang besar terhadap pendapat juri untuk mengembangkan kreatifitas peserta dengan suasana menyenangkan dalam pendapatnya. 9. Faktor opini ternyata juga dimiliki responden untuk menilai seorang peserta yang lolos pada kontes Idola Cilik 2 dianggap sudah memiliki olah vokal yang baik sehingga responden sangat setuju dan menyukai lagu yang dinyayikan para pemenang Idola Cilik 2 dalam peserta tampil dimana pun.
Dalam penelitian ini penulis mengharapkan penelitian ini bisa bermanfaat sebagai bahan evaluasi, dalam memperkaya ilmu komunikasi terutama tentang kajian dibidang komunikasi massa, khususnya kepada RCTI dan memberikan tontonan yang lebih menghibur dan kreatif untuk anak-anak Indonesia.
74
5.2 Saran Setelah peneliti melakukan penelitian ini, peneliti menyarankan bagi tayangan Idola Cilik 2 sebaiknya dilihat dengan hasil yang di peroleh sajian lagu yang dinyayikan pada peserta Idola Cilik 2 jangan memberikan porsi lagu yang notabennya memang lagu dewasa karena lagu dewasa belum sesuai dengan umur 7-12 tahun yang memang seorang anak-anak dan bisa membuat perkembangan anak menjadi tidak sesuai dengan pola fikir mereka, lalu bagi para produser program Idola Cilik 2 bisa di harapkan menayangkan kembali program Idola Cilik 2 menjadi Idola Cilik 3 namun dengan harapan tidak menayangan hal seperti lagu dewasa yang di berikan oleh pesertanya, Idola Cilik 2 juga sudah mendapatkan tanggapan positif sesuai dengan jawaban yang sudah di berikan oleh ibu yang mempunyai anak 7-12 tahun. Selain itu, peneliti juga menyarankan hal-hal sebagai berikut : 4. Secara Akademis Penelitian ini di harapkan memberikan dana empiris kepada ilmu komunikasi saat ini, khususnya di dalam bidang jurnalistik mengenai opini khalayak terhadap program di televise, selain itu juga dapat mengembangkan dan menerapkan teori ilmu komunikasi, khususnya pada dunia broadcasting, serta memperkaya penelitian tentang tayangan televisi khususnya program tayangan anak.
75
5. Secara Praktis Sebagai bahan masukan bagi pihak stasiun televisi, diharapkan dengan melalui penelitian ini nantinya akan di jadikan pertimbangan dalam pembuatan tayangan yang menghibur kepada pemirsanya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2000 Ardianto Elviano dan Erdiyanaya Lukianti Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, ( Bandung : Simbiosa Rekatama Media ), 2005 Day Mila, Buku Pintar Televisi, ( Jakarta : Trilgos Library), 2004 Effendy Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, ( Bandung : PT Remaja Rosd Karya) 1984 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skipsi dan Tesis Bisnis, Jakarta , PT. Raja Grasindo, 1999 Idris Soeardi, Jurnalistik Televisi, ( Bandung : CV Remaja Rosd Karya, 1987) Koendjaradiningrat, Metode- Metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991 Kuntoro Ronny, Metode Penelitian, PPm, Jakarta, 2005 Moore Freizer, Humas Prinsip Kasus dan Masalah, Remaja Rosda Karya, Bandung 1997 Muda Iskandar, Jurnalistik Televisi, Remaja Rosdakarya, Bandung Muslimin dan Djuroto Totok, Teknik Mencari dan Menulis Berita, Dahara Prize, Semarang, 2000 McQuail Denis dan Windahl Sven, Model – Model Komunikasi, 1981 Nasir Mohammad, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1988 Nuno D, Komunikasi Politik Khalayak dan Efek, Bandung: CV Remaja Karya, 1989 P, Suarno, A, Dimensi-dimensi Politik, PT Citra Aditya Bakti, Bandung. 1989 Rakhmad Jalaludin, Psikologi Komunikasi Edisi Revisi, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya), 1998 Rakhmad Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2000
76
77
Rockomy, Dasar – dasar Persuasi, PT Citra Aditya Bakti, Bandung , 1992 Susanto Astrid S, Komunikasi dalam Teori dan praktek, Jakarta, Bina Cipta, 1998 Susanto Astrid S, Komuniksi Sosial di Indonesia, ( Bandung : Bina Cipta ), 1984 Subroto Darwanto Sastro, Produksi Acara Televisi, Jakarta : Duta Wacana University, 1994 Sunarjo Djoenangsih S., Opini Publik, Yogyakarta, 1997 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : CV Alfabeta, 2003 Singarinbun Masri dan Effendy Sofyan, Metode Penelitian Survey, Jakarta ,LP3ES , 1989 Setiawan Bambang, Metode Penelitian Komunikasi I, Jakarta, Universitas Terbuka, 1995 Wibowo Fred, Dasar- dasar Produksi Program Televisi ( Jakarta : Grasindo ), 1997 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Grasindo, Jakarta ,2004
Sumber lain : Data Terakhir Ibu Yang Mempunyai Anak 7-12 Tahun di Wilayah Kelurahan Penunggangan Utara Pinang Tanggerang, 2008 Gumilar Gugum , Program Studi Ilmu Komunikasi Unikom Ahmad Hastiwi, Direktur Program RCTI , 2007 KARLINAH, Opini Publik, Universitas Terbuka
KUESIONER PETUNJUK PENGISIAN 6. Mohon Anda Membaca Setiap Pertanyaan Dengan Teliti. 7. Jawablah Setiap Pertanyaan Dengan Sejujurnya. 8. Pilihlah Salah Satu Jawaban Dengan Memberi Tanda Silang (X) Pada Jawaban Yang Paling Cocok. 9. Mohon Anda Mengisi Pertanyaan Tanpa Terkecuali. I. Data Responden 1. Usia a. 22 - 29 b. 30 – 37 c. 38 – 45 d. > 45 2. Pendidikan Terakhir a. SD b. SLTP c. SMA d. Perguruan Tinggi 3. Pekerjaan a. PNS b. Karyawati Swasta c. Wiraswasta d. Ibu Rumah Tangga II. Pola Menonton Televisi 4. Berapa kali dalam sebulan anda menyaksikan tayangan Idola Cilik 2 di RCTI a. b. c. d. e.
> 4 Kali 4 Kali 3 Kali 2 Kali 1 Kali
10. Bagaimana Intensitas menonton yang anda lakukan saat menyaksikan tayangan Idola Cilik 2 di RCTI a. Sangat Fokus b. Fokus c. Kurang Fokus d. Tidak Fokus e. Sangat tidak Fokus
III. Opini Khalayak Terhadap Program Tayangan Idola Cilik 2. 11. Opini anda mengenai presenter Idola Cilik 2 f. g. h. i. j.
Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Sangat Tidak Menarik
7. Opini anda mengenai lagu yang dinyayikan peserta idola cilik 2 sesuai dengan lagu anak a. b. c. d. e.
Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai
8. Opini anda lagu bertema cinta bisa mempengaruhi kedewasaan para peserta Idola Cilik 2 a. b. c. d. e.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
9. Opini anda mengenai kostum yang di gunakan peserta Idola Cilik 2 a. b. c. d. e.
Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Sangat Tidak Menarik
10. Opini anda mengenai konsep panggung yang di tampilkan oleh pentas Idola Cilik 2 a. b. c. d. e.
Sangat Menarik Menarik Kurang Menarik Tidak Menarik Sangat Tidak Menarik
11. Opini anda mengenai peran Oki Lukman sebagai presenter I.C sangat mempengaruhi keberanian peserta untuk tampil di depan orang banyak a. b. c. d. e.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
12. Opini anda mengenai presenter I.C 2 selalu memperkenalkan peserta dengan membuka latar belakangnya a. b. c. d. e.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
13. Opini anda mengenai penilaian juri terhadap peserta sangat membantu pengembangan kreatifitas peserta Idola Cilik a. b. c. d. e.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
14. Opini anda apakah setelah menang di Pentas Idola Cilik 2 peserta sudah di sebut memiliki olah vocal yang baik a. b. c. d. e.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Komplek Setneg Block E V No 36 Rt 014/03. Panunggangan Utara Pinang/Tangerang 15143
Home : (021) 55758378 Mobile : 93568747 E-mail :
[email protected]
BAGUS BUDI HARTANTO Curiculum Vitae ______________________________________________________________
Full Name
Bagus Budi Hartanto
Place/Date of Birth
Jakarta/22 November 1987
Sex
Male
Status
Unmarried
Country
Indonesian
Heigh
175 Cm
Weigh
64 Kg
Hobbies
Sport, Listening Music, Travelling, Watch TV, Swim
Education 2005-2009
Faculty
of
Comunication,
S1
(TV
Broadcasting) Mercu Buana University – Meruya Selatan 2002-2005
SMUN 5 Tangerang
1999-2002
SLTPN 14 Tangerang
1993-1999
SDN Panunggangan 9 Tangerang
1991-1993
TK Al- Hikmah Tangerang