PENGARUH PROGRAM ”APA KABAR INDONESIA MALAM” DI TV ONE TERHADAP OPINI KHALAYAK DI KELURAHAN KARAWACI TANGERANG TENTANG PEMILIHAN PRESIDEN 2009 (Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Komunikasi - Universitas Mercu Buana)
DISUSUN OLEH :
NAMA : AGATHA CHRISTIE OCTINA MELIALA NIM
: 44106120022
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JAKARTA 2009
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
Nama NIM Judul
Bibliografi :
: AGATHA CHRISTIE OCTINA MELIALA : 44106120022 : Pengaruh Program Apa Kabar Indonesia Malam Terhadap Opini Khalayak di Karawaci Tangerang Tentang Pemilihan Presiden 2009 : 32 dan 4 sumber lain (Internet) ABSTRAKSI
Media massa adalah sarana untuk menyampaikan pesan dari komunikator terhadap komunikan. Salah satu contohnya adalah Televisi. Kelebihan televisi dari media massa lainnya adalah bersifat audio visual, dapat dilihat dan didengar mengambarkan kenyataan. Program berita dan talkshow adalah salah satu program dari televisi yang sangat penting keberadaannya. Program berita dapat ditampilkan dalam dua format yaitu hardnews dan softnews. Program berita Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne memberikan inspirasi dan menambah wawasan khalayak tentang berita terkini, dalam hal ini adalah berita seputar pemilihan presiden 2009. Pokok permasalahan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh program Apa Kabar Indonesia malam terhadap opini khalayak di Kelurahan Karawaci Tangerang tentang pemilihan presiden 2009. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan formulasi Harold Lasswell, yang mengungkapkan cara sederhana untuk memahami bagaimana sebuah pesan dikelola. Ungkapan terkenal Laswell ”who says what to whom in what channel with what effect” telah memberikan sebuh pemahaman terhadap bagaimana pengemasan sebuah pesan yang disiarkan melalui media dapat mempunyai pengaruh bagi orang yang menontonnya Peneliti menggunakan sifat penelitian eksplanatif kuantitatif dengan metode survei, serta memiliki dua uji hipotesis teoritis, yaitu hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Teknik pengambilan sampel berdasarkan tujuan (purposive sampling), yaitu para penonton program Apa Kabar Indonesia Malam. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis alternatif (Ho) yang dipakai, yaitu bahwa program Apa Kabar Indonesia Malam memiliki pengaruh terhadap opini khalayak. Hal ini terlihat pada kurva regresi yang menunjukan nilai koefisien regresi yaitu sebesar 0,657, yang mana nilai tersebut menunjukkan hasil positif. Harapan peneliti kualitas program Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne dapat ditingkatkan agar tetap mendapat tempat di hati para penontonnya.
i
KATA PENGANTAR Puji dan syukur Peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan berkatNya maka Peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul PENGARUH PROGRAM APA KABAR INDONESIA MALAM TERHADAP OPINI KHALAYAK DI KELURAHAN KARAWACI TANGERANG TENTANG PEMILIHAN PRESIDEN 2009. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Komunikasi - Universitas Mercu Buana. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari doa, dukungan, semangat serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dalam kesempatan ini Peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Feni Fasta, S.E., M.Si., selaku Dosen pembimbing, atas kesediaannya memberikan masukan-masukan yang sangat berharga. Peneliti mengucapkan terima kasih atas ketelitian Ibu dalam mengkoreksi skripsi Peneliti, sehingga Peneliti dapat lebih lengkap dalam penyusunan skripsi ini. 2. Responden di kelurahan Karawaci Tangerang, atas kesediaannya menjawab seluruh pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada kuesioner (instrumen penelitian) sehubungan dengan penyusunan skripsi ini. 3. Laelani, selaku Lurah Karawaci Tangerang, atas bantuannya dalam memberikan data-data yang dibutuhkan Peneliti sehubungan dengan penyusunan skripsi ini. Data-data tersebut sangat membantu Peneliti, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 4. Ponco Budi Sulistyo, S.Sos, M.Comm, selaku Ketua Bidang Studi Broadcasting, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 5. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, yang tidak dapat Peneliti sebutkan satu persatu. 6. Pihak TU Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana yang telah membantu Peneliti dalam pengurusan dan pembuatan surat-surat.
ii
7. Keluarga tercinta Papa, Mama, Ivan dan Iyos atas semua dukungan, bantuan dan doanya yang sangat berarti dan tidak ada hentinya 8. Sahabat ku di Fikom Broadcast angkatan X, Ika Natalia Purba yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Thanks banget Sobat buat bantuan, semangat dan dukunganmu selama ini, sehingga skripsi ini bisa selesai. Maju terus sobat... 9. Sahabat senasib dan seperjuangan di Fikom Broadcast angkatan X – 72 SKS, Donny Garnida Arifin, thanx banget untuk kebersamaannya selama ini. Dan juga ”bunda Susan Agustina” atas kesetiaannya memberikan semangat dan dukungan kepada Peneliti. Friends forever, guys. 10. Teman-teman Fikom Broadcast angkatan X Program Kelas Karyawan Universitas Mercu Buana yang telah memberikan kritikan yang membangun. 11. Teman-teman di gereja GKO Tangerang, yaitu Aline, Sari, Lia, Ratri, Ina, Ika, Devi, Shinta, Yoko, Mono, dan di kantor PT Asuransi Jaya Proteksi, yaitu Eva, Yuri, Ismail, Robin, Romey dan Yan, yang telah membantu Peneliti dalam melakukan penelitian. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungan kalian demi terlaksananya penyelesaian skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Peneliti menerima segala saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia Broadcasting dan subyek penelitian serta menjadi inspirasi, masukan dan wawasan bagi pembacanya maupun bagi Peneliti sendiri.
Peneliti
Agatha Christie Octina Meliala
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ..............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
iv
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian...............................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian..........................................................................
7
1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................................
7
1.4 Signifikansi Penelitian ...................................................................................
8
1.4.1
Signifikansi Akademis .......................................................................
8
1.4.2
Signifikansi Praktis..............................................................................
8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi .................................................................................................
9
2.2. Komunikasi Massa .....................................................................................
12
2.2.1
Pengertian Komunikasi Massa ..........................................................
12
2.2.2
Karakteristik Komunikasi Massa........................................................
14
2.2.3
Fungsi Komunikasi Massa ..................................................................
17
2.2.3.1 Fungsi Informasi.....................................................................
18
2.2.3.2 Fungsi Hiburan.......................................................................
19
2.2.3.3 Fungsi Persuasi .......................................................................
19
Media Massa ......................................................................................
20
2.2.4.1 Karakter Media Massa.............................................................
22
2.2.4.2 Fungsi Media Massa................................................................
22
2.3 Televisi sebagai Media Massa.........................................................................
24
2.2.4
2.3.1
Pengertian Televisi..............................................................................
24
2.3.2
Keunggulan dan Kelemahan Televisi..................................................
26
2.3.3
Fungsi Televisi.....................................................................................
27
2.3.4
Karakteristik Televisi...........................................................................
29
iv
2.3.5
Kekuatan dan Pengaruh Televisi.........................................................
30
2.4 Program Televisi..............................................................................................
31
2.4.1
Pengertian Program Televisi................................................................
31
2.4.1.1 Read.........................................................................................
32
2.4.1.2 Watch.......................................................................................
33
2.4.1.3 Hear…………………………………………………………..
33
Jenis Program Televisi.........................................................................
33
2.5 Program Berita.................................................................................................
35
2.4.2
2.5.1
Pengertian program berita...................................................................
35
2.5.2 Karakteristik Program Berita....................................................
36
2.5.3 Jenis-jenis program berita ........................................................
36
2.6 Khalayak Televisi..........................................................
37
2.7 Pengaruh media massa ................................................
38
2.7.1 Pengertian Pengaruh Media Massa ..................
38
2.7.2 Proses pengaruh media massa ..........................
38
2.7.3 Jenis pengaruh media massa ............................
40
2.7.4 Faktor yang mempengaruhi efek media massa .
41
2.8 Opini ............................................................................
41
2.9 Pemilu .........................................................................
44
2.9.1 Pengertian Pemilu ............................................
44
2.9.2 Pemilihan presiden sebagai pesan politik ........
46
2.10 Teori Efek Media Massa ...........................................
48
2.10.1 Teori Peluru (Bullet Theory) .........................
48
2.10.2 Model Uses and Gratification ………………..
48
2.10.3 Teori Agenda Setting ………………………..
49
2.10.4 Teori Spriral of Silence ……………………..
50
2.11 Uji Hipotesis Teoritis …………………………………
50
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe dan Sifat Penelitian ...
51
3.2 Metode Penelitian .
51
v
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ....
52
3.3.1 Populasi .......
52
3.3.2 Sampel .........
53
3.4 Teknik Pengumpulan Data .....................................................................
54
3.4.1 Data Primer ....................................................................................
54
3.4.2 Data Sekunder ................................................................................
54
3.5 Definisi dan Operasionalisasi Konsep .....................................................
55
3.5.1 Definisi Konsep ..............................................................................
55
3.5.2 Operasionalisasi Konsep .................................................................
55
3.5.2.1 Program Apa Kabar Ind Malam ..........................................
56
3.5.2.2 Opini Khalayak ....................................................................
57
3.6 Analisa dan Pengolahan Data.....................................................................
62
3.6.1 Analisa Data ......................................................................................
62
3.6.2 Pengolahan Data..................................................................................
63
3.6.2.1 Uji Validitas..........................................................................
64
3.6.2.2 Uji Reliabilitas.......................................................................
64
3.6.2.3 Uji Regresi.............................................................................
67
3.7 Model Analisis ..........................................................................................
68
3.8 Hipotesis Statistik .....................................................................................
68
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan ......................................................................................
70
4.1.1 Profil Umum tvOne ......................................................................
70
4.2 Profil Umum Program ..............................................................................
72
4.2.1 Apa Kabar Indonesia Malam ..........................................................
72
4.3. Hasil Uji Demografik ............................................................................
73
4.4 Hasil Uji Validitas ..................................................................................
77
4.4.1 Uji Validitas Variabel Program Apa Kabar Ind Malam ...............
78
4.4.2 Uji validitas Variabel Opini Khalayak Tentang Pilpres 2009 ……
79
4.5 Uji Reliabilitas ………………………………………………………….
81
4.6 Uji Regresi ................................................................................................
83
vi
4.7 Analisis Korelasi antara Program Apa Kabar Indonesia Malam dengan Opini Khalayak tentang Pilpres 2009 .......................................................
86
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan ..............................................................................................
87
5.2
Saran .......................................................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
KUESIONER…………………………………………………………………Lampiran 1 TABULASI DATA…………………………………………………………...Lampiran 2 TABEL DATA………………………………………………………………..Lampiran 3 BIODATA…………………………………………………………………….Lampiran 4
viii
DAFTAR TABEL
Hal 1. Tabel Operasionalisasi Konsep .................................................................. 57 2. Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 74 5. Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .................................... 74 6. Tabel Menonton Program Apa kabar Indonesia Malam ............................ 75 7. Frekuensi menonton program Apa Kabar Indonesia Malam ..................... 75 8. Durasi menonton Apa Kabar Indonesia Malam ......................................... 76 9. Menonton seluruh tayangan Apa Kabar Indonesia Malam ........................ 76 10. Kegiatan lain yang dilakukan selama menonton ....................................... 77 11. Tabel Uji Validitas Variabel Program Apa Kabar Ind Malam .................. 78 12. Tabel Uji Validitas Variabel Opini Khalayak...........................................
79
13. Tabel Uji Reliabilitas Variabel Program Apa Kabar Indonesia Malam ...... 81 14. Tabel Uji Reliabilitas Variabel Opini Khalayak ......................................... 82 15. Tabel Hasil Perhitungan Korelasi ............................................................. 83 17. Tabel Rangkuman hasil perhitungan Analisis Regresi Berganda : Uji t.... 84 18. Tabel analisis Korelasi antara Program Apa Kabar Ind Malam dengan Opini Khalayak .......................................................................................... 86
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia akan melaksanakan pemilihan Presiden secara langsung pada tahun 2009 mendatang. Ini adalah kali kedua setelah berlangsungnya pemilihan presiden 2005 silam, dimana Susilo Bambang Yudhoyono keluar sebagai pemenang. Para calon presiden baik dari calon independen dan dependen telah mencalonkan diri atau dicalonkan oleh masing-masing partai politik bahkan bisa saja nantinya dari gabungan partai politik. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Komisi Pemilihan Umum sebanyak 34 partai politik telah lolos untuk bertarung pada pemilihan umum 2009 mendatang1. Banyaknya partai politik yang akan maju dalam pemilihan umum 2009 berpengaruh pada jumlah para kandidat calon presiden, dikarenakan masingmasing partai politik memiliki calon yang akan diajukan sebagai kandidat presiden. Mengingat banyaknya partai politik, tidak mudah bagi masyarakat pada umumnya untuk mengetahui dan memahami latar belakang, visi, misi calon presiden dari masing-masing partai politik. Hal itulah yang kemudian menjadi kekhawatiran sebagian besar masyarakat Indonesia dalam menyampaikan aspirasinya sehingga berpengaruh pada keikutsertaan mereka dan kesuksesan di pemilihan calon presiden 2009. Selain kekhawatiran mengenai terbatasnya sosialisasi kandidat calon presiden dan wakil presiden di tengah banyaknya calon-
1
Metro TV, Sebanyak 34 Partai Politik Lolos Dari Lubang Jarum, Metrotvnews, 7 Juli 2008.
1
2
calon lainnya, issue pembekakan anggaran dalam rangka mensosialisasikan program, visi dan misi para kandidat juga menjadi sorotan masyarakat yang dewasa ini mulai berfikir kritis. Banyak cara yang dapat dipergunakan oleh partai politik dalam sosialisasi visi dan misi calon presiden 2009, salah satunya adalah dengan menggunakan media massa. Yang dimaksud dengan media massa disini adalah alat yang digunakan dalam proses penyampaian pesan secara luas yaitu kepada masyarakat atau disebut massa. Inis memandang media komunikasi sebagai perpanjangan tangan dari fikiran manusia dan beranggapan bahwa kecenderungan utama dalam periode sejarah manapun adalah merupakan suatu pengaruh dari media yang berkuasa pada saat itu2, dan itu menunjukkan anggapan betapa kuatnya pengaruh dari suatu media. Kesadaran akan kuatnya media, berpengaruh pada perkembangan teknologi informasi pada masa sekarang ini, media massa yang tumbuh di tengah masyarakat semakin banyak dan beragam, dari media cetak seperti selebaran atau brosur, spanduk atau reklame, surat kabar, atau majalah sampai kepada media elektronik seperti internet, radio dan televisi. Perkembangan tersebut mengundang persaingan ketat antara media massa untuk menjaring pembaca, pendengar dan pirsawan. Berbagai jenis informasi-pun ditayangkan dengan konsep yang berbeda-beda, sesuai dengan karakteristik media yang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing misalnya radio dengan kecepatan informasi yang 2
W.Littlejohn, Stephen, Theories Of Human Communication, Universitas Padjajaran, Bandung, 1997. Hal. 562
3
diberitakannya jika dibandingkan dengan media lainnya, Surat kabar yang mampu mengendalikan ruang dan waktu untuk pembacanya, dan Televisi dengan daya tarik audio dan visualnya. Pada masa sekarang, televisi merupakan salah satu media yang tengah disukai dan digunakan oleh sebagian besar masyarakat dalam memperoleh informasi, pengetahuan dan hiburan selain media-media lainnya. Televisi memiliki kelebihan Audio dan Visual sehingga membuat masyarakat lebih tertarik untuk mengkonsumsi acara di televisi, selain memiliki kelebihan sebagai media pandang dan dengar,
televisi juga memiliki jangkauan yang luas sehingga
masyarakat yang berada di daerah terpencil juga dapat mengkonsumsi informasi. Namun demikian televisi memiliki dampak dan pengaruh yang merupakan respon dari publik terhadap stimulus yang diterima. Kuatnya pengaruh media televisi telah dibuktikan oleh tumbuhnya fenomena belakangan ini dan juga lahirnya teori-teori efek media massa seperti Jarum Hypordemik, Teori Keheningan (Spiral), Uses and Gratification Theory, dan Agenda Setting. Kesadaran akan hal itu membuat perputaran di industri pertelevisian menjadi besar dan berkembang pesat. Para pemasang iklan gencar memasang iklan untuk memasarkan produk mereka pada program unggulan di media televisi, lembaga riset media bekerja keras guna memonitori rating pertelevisian, yang ditentukan dengan program-program yang disuguhkan oleh stasiun televisi. Program televisi biasanya dibuat berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui program yang sesuai dengan selera khalayak, berdasarkan peristiwa
4
yang terjadi
ataupun
berdasarkan peringatan
dan
event
yang
sedang
diselenggarakan contohnya pemilu dan pemilihan presiden. Sejak 12 Juli 2008, program televisi mulai menyuguhkan berbagai tayangan
yang
memproklamasikan
berkenaan diri
dengan
sebagai
‘’TV
pemilu,
misalnya
Pemilu’’,
dan
tvOne
yang
MetroTV
yang
mendeklarasikan diri sebagai ‘’Election Channel’’. Salah satu program di tvOne yang mensosialisasikan
pemilu dan pemilihan presiden adalah Apa Kabar
Indonesia Malam. Gairah dunia pertelevisian dalam rangka ikut menyambut pemilihan presiden 2009 memiliki kemungkinan akan memberikan pengetahuan politik bagi publik dan memungkinkan membentuk suatu opini publik, karena televisi memiliki kelebihan sebagai media pandang dan dengar sehingga lebih efektif dalam penyampaian pesan dan dapat memberikan pengaruh yang signifikan. Pemilihan presiden merupakan sebuah kontes politik yang sedemikian besar di setiap Negara karena menyangkut issue masa depan suatu bangsa sehingga wajar jika menjadi sorotan utama publik untuk menambah pengetahuan kognitif dan mengubah
paradigma berpikir publik atau afektif,
serta
memungkinkan berpengaruh pada tindakan publik atau disebut juga dengan konatif dalam memberikan aspirasinya pada pemilihan calon presiden nanti. Kebutuhan akan informasi tersebut dinamakan komodifikasi, merujuk pada gagasan Karl Marx (1818-1883); apa yang disebut sebagai komodifikasi bermakna sebagai menjadikan segala sesuatu sebagai komoditas (barang dagangan), Dalam perspektif Marxian, tidak semua komoditas selalu bermuatan
5
negatif. Hal ini dikarenakan setiap komoditas pada dasarnya memiliki dua nilai, yakni nilai tukar yang merupakan kalkulasi dari biaya dan keuntungan yang bisa diraih para pemain industri televisi dan nilai guna3. Dalam kaitan dengan komodifikasi pemilu di televisi, nilai guna itu dapat diukur apabila para penonton mampu mendapatkan informasi mengenai aktivitas partai politik, kinerja serta visi dan misi para kandidat wakil rakyat, dan berbagai pengetahuan mengenai perjalanan pemilu. Nilai guna yang paling tinggi dari berbagai tayangan pemilu dapat dilihat dari kemampuan televisi sebagai ruang publik. Mengikuti rumusan Jurgen Habermas, ruang publik yang mampu dimainkan media televisi dapat terjadi ketika media dapat memberikan kontribusi dalam proses-proses demokrasi. Bentuknya ialah media menjadi sarana yang leluasa bagi dialog publik4. Syarat utama media sebagai ruang publik adalah bisa melakukan sirkulasi informasi secara bebas, seperti yang dikatakan dalam “the theory of objective reporting” yaitu melaporkan sesuai fakta dan tidak ada pembatasan dan intervensi yang dilakukan pemerintah maupun pemilik modal media5. Issue televisi sebagai media industrialis dan hegemoni pemilik modal mempengaruhi isi program siaran televisi sehingga memungkinkan terjadinya ketidaknetralan, sedangkan publik membutuhkan pengetahuan kognitif yang real dan cukup untuk dijadikan rekomendasi dalam memilih dan memperoleh pemimpin yang sesuai dengan hati nurani, berdasarkan hal tersebut publik memiliki pandangan sendiri untuk memilih media mana yang dianggap tepat 3
Triyono Lukmantoro, Komodifikasi Pemilu Televisi, Suara Merdeka, 25 Agustus 2008 Ibid 5 Tebba Sudirman, Jurnalistik Baru, PT Kalam Indonesia, Jakarta, 2005. Hal.14. 4
6
dalam memenuhi kebutuhan informasi secara berimbang. Media televisi dituntut untuk memberikan informasi yang berimbang sesuai dengan teori pers komunis yang muncul dan menempatkan pers sebagai alat partai politik yang berkuasa, dan karena itu pers merupakan pelayan Negara. Hingar bingar program acara yang ditawarkan menjelang pemilihan presiden 2009 merupakan suatu hal yang positif dalam media televisi, beragam konsep, topik, strategi, dan daya tarik setiap program memecah perhatian publik akan trend topik pemilihan presiden 2009, terlebih masih banyak jenis media massa lainnya yang menawarkan topik-topik atau informasi yang berkenaan dengan pemilihan presdien presiden 2009 nanti. Apa Kabar Indonesia Malam terkini di tanah air dengan mengadakan dialog atau diskusi dengan beberapa merupakan salah satu program talks show di stasiun televisi tvOne yang mengangkat issue-issue narasumber yang kompeten. Dan sehubungan pemilihan presiden yang akan datang, maka issue yang diangkat berhubungan dengan para kandidat calon presiden, dan mengangkat dialog seputar pemilihan presiden dengan beberapa narasumber yang merupakan pakar politik atau tokoh terkemuka. Secara garis besarnya program ini bertujuan untuk membantu khalayak mengenal siapa, dan mengetahui visi misi
dari calon
presidennya sehingga dapat dijadikan rekomendasi dalam memilih calon presiden tahun 2009. Mengingat ketatnya persaingan di bidang media massa belakangan ini, issue-issue televisi sebagai media industrialis dan isi tayangannya yang kental dengan pengaruh pemilik modal. Muncul pertanyaan apakah program Apa Kabar
7
Indonesia Malam mampu memenuhi nilai gunanya sebagai program berita dalam menyampaikan informasi kepada khalayak tentang pemilihan presiden 2009. Maka untuk mengetahui hal tersebut fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh program Apa Kabar Indonesia Malam terhadap opini khalayak tentang pemilihan presiden 2009. Dan judul penelitian ini adalah PENGARUH PROGRAM
APA
KABAR
INDONESIA MALAM TEHADAP
OPINI
KHALAYAK DI KELURAHAN KARAWACI TANGERANG TENTANG PEMILIHAN PRESIDEN 2009.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Dengan melihat permasalahan yang tertuang di latar belakang, peneliti merumuskan masalah menjadi sebagai berikut : a.
Apakah ada atau tidak hubungan program Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne terhadap opini khalayak di Kelurahan Karawaci Tangerang tentang pemilihan presiden 2009?
b.
Sejauhmana pengaruh program Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne terhadap opini khalayak di Kelurahan Karawaci Tangerang tentang pemilihan presiden 2009?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauhmana pengaruh program Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne terhadap opini khalayak tentang pemilihan presiden 2009.
8
1.4 Signifikansi Penelitian 1.4.1 Signifikansi Akademis Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menambah literatur referensi bagi mahasiswa yang sedang atau akan mengangkat topik penulisan seputar pengaruh program televisi dalam penyusunan tugas akhir . 1.4.2 Signifikansi Praktis Sebagai bahan masukan bagi para professional di bidang penyiaran televisi, khususnya para produser program berita di televisi. Diharapkan melalui penelitian ini nantinya akan dijadikan pertimbangan dalam pembuatan program televisi dalam hal ini berita ke dalam format yang lebih menari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari
kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Arti sama di sini adalah sama makna.1 Jadi, kalau ada dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif
apabila keduanya selain
mengerti bahasa
yang
dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perubahan atau kegiatan, dan lain-lain.
1
Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi – Teori dan Praktek, PT Remaja Rosda Karya, Bandung, 2007. Hal 9
9
10
Menurut Harold Lasswell, komunikasi dapat didefinisikan dengan Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana.2 Jika digambarkan dalam skema maka akan seperti berikut :
Siapa
Mengatakan apa
Saluran mana
Pesan
Media
Komunikator
Kepada Siapa
Efek Bagaimana
Komunikan
Efek
3
Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu : 1.
Sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber menyampaikan informasi yang ada dalam hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), dan diubah dalam seperangkat simbol verbal dan atau non verbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan.
2.
Pesan (message), yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat mempresentasikan objek (benda), gagasan dan perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah) ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi,
2 3
Ibid, Onong Uchyana Effendy. Hal 10 Mc. Quail, Dennis & Windahl, Swen : Model-model komunikasi terjemahan Putu Laxman Pencit
11
pamflet). Kata-kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara non verbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata, dan sebagainya), juga melalui musik, lukisan, patungm tarian dan sebagainya. 3.
Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran non verbal. Pada dasarnya komunikasi manusia menggunakan dua saluran yakni cahaya dan suara, meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indera kita untuk menerima pesan dari orang lain.
4.
Penerima (receiver), sering jug disebut sasaran/tujuan (destination), komunikan (communicatee), penyandi-balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (intepreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber.
5.
Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu), dan sebagainya.
12
Kelima unsur di atas sebenarnya belum lengkap, bila kita bandingkan dengan unsur-unsur komunikasi yang terdapat dalam model-model lebih baru, seperti : umpan balik (feed back), gangguan/kendala komunikasi (noise/barriers) dan konteks atau situasi komunikasi. Sebenarnya dalam peristiwa komunikasi begitu banyak unsur yang terlibat. Kesemua unsur itu saling bergantung dan atau tumpang tindih, namun diasumsikan terdapat unsur-unsur utama yang dapat diidentifikasikan dan dimasukkan ke dalam suatu model.
2.2
Komunikasi Massa
2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Definisi paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan oleh John R Bittner. Beliau mengatakan bahwa ”komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang”4. Definisi ini memberikan batasan pada komponen-komponen diri komunikasi massa. Komponen-komponen itu mencakup adanya pesan-pesan, media massa (Koran, Majalah, Televisi, Radio, dan Film), dan Khalayak. Menurut Defleur dan Dennis dalam bukunya bahwa ”komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara”.5 Definisi ini memberikan gambaran yang lebih luas dibandingkan dengan definisi yang pertama. Penonjolan 4
Bittner, Mass Communication : An Introduction, University of Illinois Press, Illinois, 1980. Hal 65 5 Defleur and Dennis, Understanding Mass Communication,, Erlangga, Jakarta, 1998. Hal 115
13
definisi ini terutama pada bagaimana sumber informasi (media massa) mengemas dan menyajikan isi pesan. Dengan cara dan gaya tertentu menciptakan makna terhadap suatu peristiwa, sehingga mempengaruhi khalayak. Dari berbagai definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Dari kesimpulan tentang komunikasi diatas maka dapat diketahui bahwa komunikasi massa merupakan suatu proses dari serangkaian tahap seperti : 1.
formulasi pesan oleh komunikator
2.
penyebaran pesan secara cepat dan terus menerus melalui media (cetak dan elektronik)
3.
pesan mencapai khalayak yang jumlahnya relatif besar dan beragam, khalayak mengakses media dengan cara selektif.
4.
individu dari anggota masyarakat mencoba menafsirkan pesan yang dikirim komunikator sehingga mendapat pemahaman yang sama.
5.
sebagai hasil pemahaman pesan maka khalayak akan terpengaruh oleh pesan tersebut.
14
2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa menurut Dennis Mc Quail6, dalam sosiologi komunikasi massa, mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1.
Biasanya membutuhkan organisasi formal yang kompleks untuk operasionalnya. Produksi suatu surat kabar, atau Penyiaran Televisi, menyangkut penggunaan sumber modal dan kemudian pengendalian keuangan, juga memerlukan pengembangan personal yang berketrampilan tinggi, lalu manajemen penerimaan dan penerapan pengawasan normatif dan untuk itu, suatu mekanisme akuntabilitasi atau pertanggungjawaban terhadap otoritas eksternal dan khalayak yang dilayani. Di dalamnya harus ada alokasi kewenangan, suatu struktur yang menjamin kontunuitas dan kerjasama. Persyaratan seperti itu hanya dapat dipenuhi dengan suatu organisasi formal, dan dalam hal ini merupakan sesuatu yang membedakan komunikasi massa dengan komunikasi informal, yaitu tidak terstruktur dan bersifat antar pribadi.
2.
Komunikasi Massa ditujukan kepada khalayak yang luas. Hal ini merupakan lanjutan dari penerapan teknologi yang dimaksudkan untuk produksi massa dan diseminasi yang luas, serta ekonomi komunikasi massa. Ukuran yang pasti dari khalayak atau kelompok pembaca yang menumbuhkan komunikasi massa tidak dapat diterapkan, tetapi luas secara teater atau ceramah dan luas dengan hubungan komunikator. Keluasan ini
6
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 1989. Hal 3
15
bukan saja merupakan suatu dimensi sosiopsikologis, tapi juga berkaitan dengan kecenderungan kearah standarisasi dan stereotifikasi dalam media. 3.
Komunikasi massa bersifat publik, dalam arti isinya terbuka bagi semua orang dan distribusinya relative tidak berstruktur serta bersifat informal.
4.
Komposisi khalayak komunikasi massa bersifat heterogen. Menurut Wirth, Massa terdiri dari anggota yang heterogen dalam arti meliputi orang yang hidup dalam kondisi yang berbeda, dengan budaya yang beraneka ragam, datang dari strata masyarakat yang bervariasi mempunyai pekerjaan yang berbeda, sehingga mempunyai minat standar hidup tingkat prestise, kekuasaan, dan pengaruh yang berbeda-beda pula.
5.
Media massa dapat melakukan kontak yang stimulant dengan orang dalam jumlah yang besar dan jauh dari sumber, serta amat terpisah-pisah satu sama lain.
6.
Dalam komunikasi massa, hubungan antar komunikator dengan khalayak adalah bersifat impersonal, karena khalayak yang anonim dituju oleh komunikator yang dikenal hanya dalam peranan public (public role) sebagai komunikator.
7.
Khalayak komunikasi
massa merupakan
suatu kolektivitas
yang
merupakan keunikan masyarakat modern dengan beberapa sifatnya yang distinktif. Sesungguhnya setiap jenis media massa memiliki karakteristik baik secara fisik maupun dampak atau pengaruh yang diakibatkannya.
16
Dalam penelitian ini, penting kiranya untuk memahami televisi secara fisik, yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Media televisi adalah media elektronik Medium televisi bekerja secara elektris. Bermula dari signer yang dikenakan pada obyek/benda, terbentuklah sigener pantul. Sinar pantul dilewatkan dengan sistem lenda sehingga terbentuklah gambar proyeksi.
2.
Media televisi adalah media audio visual gerak Media televisi mengutamakan setiap gambar yang disajikan dipilih yang mengandung unsur gerak.
3.
Media Televisi adalah media transitory Media televisi hanya meneruskan isi pesan, yang berarti isi pesan hanya didengar atau dilihat sekilas, maka penyusun naskah untuk karya jurnalistik harus tepat, ringkas, jelas, sedehana, dan dapat dipercaya.
4.
Media Televisi adalah media non rinci Medium televisi tidak dapat menyajikan sisi pesan secara rinci karena sifat pesan/informasi televisi hanya lewat begitu saja (transitory). Itulah sebabnya medium televisi tidak menguasai waktu tetapi menguasai ruang, oleh karena itu berita televisi disajikan sangat ringkas tiap berita.
5.
Media televisi memiliki ukuran ratio layar 4 : 3 Gambar yang mengandung unsur gerak atau lebih menarik ditonton dalam layar televisi relatif kecil (ukuran 4 : 3)
17
6.
Media televisi adalah media pandang dengar Media televisi menyajikan informasi dalam bentuk audio visual secara sinkron
7.
Media televisi adalah incorporate media Media yang dapat menyajikan media lain (slide, fotografik dan lain-lain)7
2.2.3
Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa berarti komunikasi lewat media massa, media massa
sebagai elemen terpenting dalam media massa. Maka fungsi komunikasi massa juga dapat sekaligus diartikan sama dengan fungsi media massa. Fungsi komunikasi massa menurut Sasa Djuarsa Sendjaja, antara lain : to inform (menginformasikan), to entertain (memberi hiburan), to persuase (membujuk),
dan
transmission
of
the
culture
(transmisi
budaya).
Adapula fungsi komunikasi massa yang pernah dikemukakan oleh Harold Lasswell, yaitu : surveillance of environment (fungsi pengawasan), dan transmission of the social heritage from one generation to the next (fungsi pewarisan sosial). 8
7
Wahyudi, Dasar-dasar Jurnalistik radio dan Televisi, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1996. Hal 23-24 8 Sasa Djuarsa Sendjaja : Pengantar komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2000. Hal 158
18
1.
Fungsi Informasi Fungsi informasi adalah fungsi paling penting yang terdapat dalam
komunikasi massa. Istilah informasi adalah untuk menunjukkan fakta dan data yang dapat diperoleh selama tindak komunikasi. Informasi ini bisa dalam bentuk berita-berita yang disediakan oleh media massa. Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Sedangkan menurut Mitchel W dan Terry Kwal Gamble, dalam bukunya Introducing Masss Communication,
menyebutkan berita adalah laporan yang
tepat waktu mengenai fakta atau opini yang memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat luas. 9 Unsur-unsur berita yaitu :10 1.
Akurat (terpercaya) Merupakan unsur terpenting dalam sebuah berita, karena beri
2.
Aktual (baru) Sesuatu yang
baru, peristiwa yang
baru saja terjadi, kejadian masih
hangat untuk dibicarakan. Masyakrat lebih tertarik dengan berita aktual dibandingkan berita atau kejadian yang telah lama berlangsung.
9
Michael W Gamble dan Teri Kwal Gamble, Introducing Mass Communiation, McGraw-Hill Book, Singapura, 1989. Hal. 242 10 Ibid. Michael W Gamble dan Teri Kwal Gamble. Hal 247
19
3.
Terkenal atau Ternama (prominence) Penting atau tidaknya suatu peristiwa atau kejadian untuk diberitakan, tidak hanya terletak pada besar kecilnya peristiwa, menarik atau tidaknya peristiwa, tetapi juga pada inti berita tersebut, apakah terkenal atau sebaliknya.
2.
Fungsi Hiburan Fungsi hiburan adalah fungsi yang paling dominant dalam media televisi
karena masyarakat Indonesia sudah menjadikan televisi sebagai media hiburan. Infotainment merupakan tayangan pemberitaan dalam bentuk hiburan yang berisi berita-berita ringan seputar dunia hiburan. 3.
Fungsi Persuasi Fungsi persuasi dari komunikasi massa yaitu mempengaruhi sikap,
pendapat, dan tingkah laku seseorang atau orang banyak. Fungsi persuasi dianggap sebagai bentuk yang paling penting. Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk : i.
Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang
ii.
Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang
iii.
Menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu
iv.
Memperkenalkan etika, atau menawarkan sistem nilai tertentu Memperkuat, mempengaruhi, mengubah pendapat, sikap dan tingkah laku
memerlukan suatu rangkaian proses yang mesti mulai dicetuskan dari dalam orang yang hendak dipengaruhi, oleh karena tingkah laku ditentukan oleh pendapat, kepercayaan, dan sikap yang sudah dimiliki oleh orang yang bersangkutan,
20
ditentukan oleh kebutuhan, tujuan serta nilai-nilai yang sudah ada padanya, serta ditentukan pula oleh situasi sosial.
2.2.4 Media Massa Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak (penerima), dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, televisi.
11
Secara umum
dipahami bahwa istilah ”media” mencakup sarana komunikasi seperti pers, media penyiaran (broadcasting) dan sinema. Namun, terdapat rentang media yang luas mencakup berbagai jenis hiburan (entertainment) dan informasi untuk audience yang besar, majalah atau industri musik.12 Secara tradisional jenis-jenis media massa adalah : a
Surat kabar Surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik.
b
Majalah Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi. Majalah biasanya diterbitkan mingguan, dua mingguan atau bulanan.
11
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisa Media Televisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1996. Hal. 12 12 Graeme Burton, Pengantar untuk Memahami Media dan Budaya Populer, Jalasutra Anggota IKAPI, 2008. Hal 1
21
c
Radio Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
d
Televisi Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision, yang mempunyai arti masing-masing jauh dan tampak. Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi dianggap penemuan yang mampu mengubah peradaban dunia.
e
Film / Sinema (Layar Lebar) Film adalah gambar hidup, sering disebut movie (artinya perpindahan gambar). Film secara kolektif sering disebut sinema. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dan hiburan dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda termasuk fantasi dan figur palsu dengan kamera dan atau oleh animasi.13
13
http://wikipedia.org/wiki/media massa
22
2.2.4.1 Karakteristik Media Massa Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi. Bersifat
satu
arah,
artinya
komunikasi
yang
dilakukan
kurang
memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Jika terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu tertunda. Pengertian media massa ada dua, yaitu media massa dan media nirmassa. Media artinya alat komunikasi, sedangkan massa merupakan kependekan dari masyarakat (orang banyak). Jadi, media massa berarti alat komunikasi yang boleh dimanfaatkan untuk masyarakat. Maksud dari boleh disini adalah tidak ada larangan bagi masyarakat untuk membaca dan memanfaatkan surat kabar secara bersamaan. Demikian juga dengan radio dan televisi yang termasuk media massa siarannya boleh dilihat dan didengar semua orang. Sedangkan media nirmassa adalah alat komunikasi yang tidak boleh digunakan secara bersamaan karena bersifat individu. Alat komunikasi yang termasuk dalam media nirmassa adalah telepon, surat, e-mail dan lainnya.
2.2.4.2 Fungsi Media Massa Dalam bukunya Teori Komunikasi Massa, Dennis McQuail, fungsi media massa bagi individu adalah sebagai berikut : 1.
Informasi : a.
Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
23
b.
Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal- hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
2.
c.
Memuaskan rasa ingin tahu
d.
Belajar, pendidikan diri sendiri
e.
Penambahan pengetahuan
Hiburan : a.
Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
b.
Mengisi waktu
c.
Bersantai
d.
Sarana relaksasi
e.
Memperoleh hiburan
McQuail menguatkan pandangan efek terbatas media massa, yang diperoleh dari hasil penelitiannya sebagai berikut : 14 1.
Persuasi komunikasi massa hanya memperkuat opini yang telah dimiliki khalayak dari pada mengubah opini
2.
Khalayak
cenderung
melihat
dan
mendengar
komunikasi
bila
menyenangkan atau menguntungkan predisposisinya. 3.
Khalayak akan memberikan tanggapan terhadap komunikasi persuasi yang berhubungan dengan predisposisinya dan berubah atau mempertahankan sesuai predisposisi itu.
14
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta. Hal. 11
24
Menurut Joseph Klapper, pengaruh media massa dapat disimpulkan pada lima prinsip umum :15 1.
Pengaruh
komunikasi
massa
diantarai
oleh
faktor-faktor
seperti
predisposisi personal, proses selektif, keanggotaan kelompok (faktor personal) 2.
Karena faktor-faktor tersebut, komunikasi massa biasanya berfungsi memperkokoh sikap dan pendapat yang ada, walaupun kadang-kadang berfungsi sebagai media pengubah (Agent of Change)
3.
Bila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap lebih umum terjadi dari pada ”konversi” (perubahan seluruh sikap) dari satu sisi masalah ke sisi yang lain
4.
Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap bidang-bidang dimana pendapat orang lemah.
5.
Komunikasi massa cukup efektif dalam menciptakan pendapat tentang masalah-masalah baru bila tidak ada predisposisi yang harus diperteguh.
2.3
Televisi Sebagai Media Massa
2.3.1 Pengertian Televisi Televisi merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan
secara cepat, berurutan, dan
diiringi unsur audio.16 Televisi juga merupakan salah satu perangkat (alat teknis) yang digunakan dalam komunikasi massa. Pesan-pesan yang disampaikan oleh 15
Joseph Klapper, Pengaruh Media Massa, Dodd, Mead & Company, New York, 1960. Hal. 80 P.C.S. Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi danVideo, Grasindo, Jakarta, 1993. Hal 1
16
25
televisi ditujukan untuk khalayak umum, sehingga siapa saja bisa menyaksikan apa yang ditayangkan oleh televisi tersebut.17 Istilah televisi berasal dari kata ”tele” yang berarti jauh da ”visi” yang berarti penglihatan. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baik dalam bentuk gambar hidup dapat bergerak (moving picture), maupun gambar diam (still picture).18 Menurut Skonis dalam bukunya ”An Television and Society Incuest and Agenda, dibandingkan dengan media massa lainnya (rado, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis seperti diungkapkan di atas bisa pula informatif, hiburan, dan pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Dalam menyampaikan isi pesannya, media televisi memiliki sifat-sifat yaitu publisitas, perioditas, universalitas, aktualitas, dan komunitas. Isi pesan media massa televisi berasal dari sumber resmi tentang suatu isu yang terjadi dalam masyarakat. Pendapat sumber resmi ini, apabila sudah ditayangkan menimbulkan pendapat umum.19
17
Ruedi Hofmann, Dasar-sadar Apresiasi Program Televisi, Grasindo, Jakarta, 1999. Hal 60 Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi – Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya , Bandung, 2007. Hal 22. 19 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, PT Rineka Cipta, 1996. Hal. 8 18
26
2.3.2 Keunggulan dan Kelemahan Televisi Televisi dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi secara memuaskan. Hal ini disebabkan faktor yang terdapat pada media massa televisi yakni: a.
Immediacy menyangkut pengertian langsung dan dekat, yakni peristiwa disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa tersebut berlangsung.
b.
Realism mengandung makna kenyataan, ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya audio visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai kenyataan20. Televisi memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan televisi
bisa dilihat dari sisi programatis dan teknologis21. Kelebihan televisi dari sisi programatis adalah : 1)
Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realistis, dan tidak terbatas.
2)
Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya, dan intim.
3)
Memiliki tokoh berwatak (riil maupun rekayasa). Keunggulan televisi dari sisi teknologis adalah kemampuan televisi dalam
menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu bersamaan. Sehingga televisi dapat mengantarkan langsung peristiwa di suatu tempat lain yang berjarak sangat jauh. Televisi juga mampu menciptakan suasana yang bersamaan di berbagai 20 21
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Penerbit Erlangga, 1998, Hal 21 JB. Wahyudi : Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Grafiti, Jakarta, 1996, Hal 8-9
27
wilayah jangkaunnya, mendorong pemirsa untuk mendapatkan infomasi dan berinteraksi secara langsung. Dibalik kelebihan televisi juga memiliki kelemahan. Kelemahan dari media massa televisi adalah : 1)
Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai objek yang pasif, sebagai penerima pesan.
2)
Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat. Hal ini terjadi tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat perkembangan budaya dan peradaban yang ada di wilayah jangkaunnya.
3)
Sifatnya sangat terbuka dan menjadikannya sulit untuk dikontrol dampak negatifnya.
4)
Pergerakan teknologi penyiaran Televisi yang begitu cepat mendahulu perkembangan masyarakat dan budaya khalayak pemirsanya. Hal ini pada gilirannya melahirkan pro kontra tentang implikasi kultural dari televisi.
5)
Kecenderungan para pengelola televisi yang memanfaatkan kelebihankelebihan
televisi
dan
lebih
berorientasi
pada
pertimbangan
komersil/bisnis, sehingga mengenyampingkan faktor pendidikan.
2.3.3 Fungsi Televisi a
Fungsi Penerangan (the information function) Televisi dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor. Faktor pertama adalah immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada
28
saat peristiwa itu berlangsung, faktor kedua adalah realism mengandung makna kenyataan. Ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan pernyataan. b
Fungsi Pendidikan (The Educational function) Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara stimultant. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan pendidikan khalayak.
c
Fungsi Hiburan (the entertainment function) Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran tampaknya dominant. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan.22 Seperti yang disimpulkan Patricia Edgar, televisi sebagai salah satu dari
sekian banyak massa yang ada mempunyai sifat serta ciri-ciri tersendiri yaitu23 : 1.
televisi bersifat audio visual, artinya televisi dapat dilihat dan didengar.
2.
menonton televisi sifatnya kolektif atau berkelompok dan biasanya terdiri dari satu keluarga. Sehingga menonton televisi kadang timbul bahan diskusi di antara penonton, dan mempersatukan pikiran dan perbuatan.
3.
Televisi mampu menembus batas-batas geografis, ruang dan waktu, menjadikan informasi mudah dibawa serta siap disajikan kepada audiencenya.
22 23
Ibid, Onong Uchyana, Effendy. Hal 24 Patricia Edgar, “Families Without Television”, dalam m Journal of Communiation, Vol 27, No3
29
4.
Televisi dapat menimbulkan kegiatan dari khalayak dan mempercepat proses menarik perhatian masyarakat terhadap barang konsumtif. Komunikator dalam hal penyelenggara siaran televisi harus menjalankan
proses komunikasi efektif, yaitu melalui sajian-sajian yang menarik sesuai dengan ideologi, norma, etika dan estetika yang berlaku agar kepentingan komunikan dapat berimpit (overlapping) dengan kepentingan pihak komunikator. Agar kepentingan komunikator dapat berimpit dengan kepentingan komunikan, maka program yang disajikan harus berorientasi pada selera khalayak, dengan mengadakan langkah empati, yaitu berusaha mengetahui sebanyak-banyaknya tentang komunikan melalui langkah –langkah penelitian.
2.3.4 Karakteristik Televisi Televisi sebagai salah satu dari sekian banyak media massa yang ada mempunyai sifat serta ciri-ciri tersendiri, yaitu : 24 1.
Televisi bersifat audio visual, bahasa lainnya adalah televisi dapat dilihat dan didengar. Dengan demikian televisi seakan-akan memberikan dimensi yang sama sekali baru pada audiensnya. Karena selain mendengar, melihat pun merupakan salah satu faktor yang dapat membantu seseorang. Terutama mereka yang buta huruf dapat mengerti pesan-pesan atau siaransiaran yang disajikan. Melalui panca indera televisi memberikan pengalaman yang langsung dan konkrit. Televisi ternyata juga merangsang
24
Ibid, Sudirman Tebba. Hal. 71
30
tumbuhnya minat-minat baru, kesadaran-kesadaran baru terhadap keadaan sekeliling kita. 2.
Menonton televisi sifatnya kolektif atau berkelompok dan biasanya terdiri dari sat keluarga. Sehingga menonton televisi kadang timbul bahan diskusi diantara penonton. Televisi mempersatukan pikiran dan perbuatan (idea and action), lagi pula cara mengamati atau menangkap pesan dalam televisi dibutuhkan kemampuan daya tangkap yang lebih baik dari audiensnya. Program siaran televisi tidak dapat atau jarang sekali diulang kecuali bila ada acara-acara yang dianggap penting. Lain halnya kalau kita membaca surat kabar, jika kita tidak mengerti kita dapat membaca ulang.
3.
Televisi mampu menembus batas-batas geografis, ruang dan waktu, menjadikan informasi mudah dibawa serta siap disajikan kepada audiensnya.
4.
Televisi dapat menimbulkan kegiatan dari khalayak dan mempercepat proses menarik perhatian khalayak terhadap barang konsumtif.
2.3.5 Kekuatan dan Pengaruh Televisi Kehadiran media massa pada masyarakat negara berkembang mempunyai arti yang sangat penting. Terlebih lagi bagi negara kepulauan seperti Indonesia, jarak geografis dan psikologis semakin kecil dan sempit dengan hadirnya televisi. Misalnya adalah mengenai kejadian Tsunami di Aceh, masyarakat di Jakarta dapat mengetahui berita tersebut, atau peristiwa 11 September peledakan gedung World Trade Center di New York, Amerika, masyarakat di negara lain dapat
31
mengetahui dan mengikuti perkembangan berita tersebut tanpa harus berada di lokasi kejadian. Televisi dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi secara memuaskan. 25 Media massa terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : 1.
Media massa elektronik seperti radio dan televisi
2.
Media massa cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya. Setiap media massa mempunyai kekuatan dan kekurangan masing-masing,
tetapi pada prinsipnya media massa merupakan suatu institusi yang melembaga yang berfungsi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai.
2.4
Program Televisi
2.4.1 Pengertian Program Televisi Pengertian program dalam media penyiaran sangat identik dengan jasa siaran yang menjadi ujung tombak utama. Kata program adalah asal kata programme atau program yang berarti acara atau rencana. Dalam undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah ”siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata program lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata siaran. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun untuk memenuhi kebutuhan penontonnya.
26
Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran
yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih 25 26
Martin Mayer, Making News, Harvard Business School Press, Boston, 1993. Hal. 104 Ibid. Martin Mayer. Hal 110
32
besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton. Keberadaan televisi tentunya tidak akan lengkap tanpa hadirnya program acara. Menurut Purnama Suwardi dalam bukunya Seputar Bisnis dan Produksi Siaran Televisi, sebuah program televisi dapat dikatakan sebagai program televisi apabila sudah memenuhi formula Lasswll yaitu ”who says what to whom with what effect in which channel” atau di dalamnya terkandung unsur read, watch, hear atau baca, lihat, dengar.27 Who Says What Whom
Read Watch Hear
Effect Channel
2.4.1.1 Read Adalah unsur yang mengandung unsur yang bisa dibaca. Yakni Still Text, yang diaplikasikan untuk menampilkan informasi seperti nama pembawa acara, nama dan profesi bintang tamu, alamat redaksi, nomor telepon interaktif.
27
Suwardi Purnama, Seputar Bisnis dan Produksi Siaran Televisi, TVRI Sumbar, 2006
33
2.4.1.2. Watch Adalah unsur yang mengandung unsur yang bisa dilihat. Unsur watch sendiri dibagi menjadi : a.
Setting, yaitu latar belakang yang sesuai dengan alur cerita yang disampaikan akan menghasilkan isi yang menghibur dan masuk akal.
b.
Videographics, yaitu animasi tentang program yang terdapat di awal pembukaan program dan jeda sesudah / sebelum commercial break.
c.
Content, yaitu isi program atau tema atau isi pesan yang sedang disampaikan pada saat suatu program berlangsung.
2.4.1.3 Hear Adalah unsur yang mengandung unsur yang dapat didengar. Unsur ini dibagi lagi menjadi : a.
Voice, suara yang berasal dari suara manusia
b.
Sound, suara yang berasal dari benda mati seperti misalnya alat musik, sound effect, dll.
2.4.2 Jenis Program Televisi Dalam bukunya Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Christianto Wibisono, membagi jenis-jenis program televisi, sebagai berikut :28 1.
28
Program Informasi
Christianto Wibisono, Dasar-dasar Produksi Berita, Media Sejahtera, Jakarta, 1991. Hal. 19
34
Adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi), dan informasi itulah yang dijual kepada khalayak. Program informasi terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu : Hard news Adalah berita aktual yang baru saja terjadi atau laporan langsung saat peristiwa itu terjadi. Soft news Adalah berita lanjutan yang lebih bersifat laporan peristiwa tanpa terikat waktu, lebih menekankan pada aspek human interest, perilaku, dan tempat-tempat yang bisa memengaruhi banyak orang. 2.
Program Hiburan Adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audiens dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, musik, dan permainan.
3.
Program Non Fiksi atau Non Drama Merupakan format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasikan ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan.
35
2.5
Program Berita
2.5.1 Pengertian Program Berita Merupakan segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi), dan informasi itulah yang dijual kepada khalayak. 29
2.5.2 Karakteristik Program Berita Dalam
bukunya
Jurnalistik
Baru,
Sudirman
Tebba,
menuliskan
karakteristik program berita, sebagai berikut :30 1.
Aktualitas Gambar berita televisi harus mengandung unsur aktual, maksudnya gambar yang ditampilkan dalam berita harus aktual dan paling baru kalau bisa gambar yang belum pernah ditayangkan olehs stasiun-stasiun televisi lain.
2.
Sinkronisasi Gambar
berita
televisi
harus
sinkron
dengan
peristiwa
yang
diinformasikan agar sesuai antara naskah dengan gambarnya. 3.
Simbolis Gambar simbolis berarti bukan gambar yang sesungguhnya, tetapi hanya menggambarkan kejadian diberitakan. Hal ini terjadi karena gambar yang sesungguhnya sulit didapat, sedangkan kalau berita tersebut sangat
29
Ibid. Christianto Wibisono, hal 32
30
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, Kalam Indonesia, Jakarta, 2005. Hal. 68
36
penting, maka harus diusahakan untuk tayang, walaupun gambar yang sinkron dan aktual tidak tersedia. 4.
Ilustrasi Ilustrasi ialah gambar berita yang dibuat atau direkayasa berdasarkan suatu peristiwa yang memang terjadi, tetapi gambarnya yang aktuak, sinkron dan simbollis tidak tersedia. Ilustrasi dapat berupa gambar hidup, animasi, atau grafik.
5.
Dokumentasi Dokumentasi gambar adakalanya diperlukan kalau peristiwa itu sangat penting, sementara tidak tersedia gambarnya yang aktual, sinkron, dan simbolis. Ini juga menunjukkan bahwa berita yang sangat penting harus tayang , walaupun tidak tersedia gambar yang aktual, sinkron, dan simbolis.
6.
Estetika Gambar berita televisi harus bersifat estetis supaya enak dipandang mata. Estetika itu meliputi kompisisi, fokus, dan warna.
2.5.3 Jenis-jenis Program Berita Berita dapat dibagi kedalam beberapa macam, tergantung dari sifatnya. Jika dilihat dari segi sifat kejadiannya, berita dibedakan antara berita yang terduga dan yang tidak terduga. Bila dilihat dari segi cakupan isi, berita terbagi pada berita politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, hukum, seni, agama, kejahatan, olahraga, militer, laporan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya. Berita
37
juga dapat dibedakan dari bentuk penyajiannya, yaitu berita langsung (spotnews), berita komprehensif dan feature. Namun menurut Martin Mayer, jenis-jenis program terbagi ke dalam dua jenis, yaitu :31 a.
Hard news (Berita Keras) Adalah berita aktual yang baru saja terjadi atau laporan langsung saat peristiwa itu terjadi.
b.
Soft news (Berita Lunak) Adalah berita lanjutan yang lebih bersifat laporan peristiwa tanpa terikat waktu, lebih menekankan pada aspek human interest, perilaku, dan tempat-tempat yang bisa memengaruhi banyak orang.
2.6
Khalayak Televisi Merupakan target audiens atau pemirsa yang terbagi dalam beberapa
lapisan
(segmen)
untuk
masing-masing
program
acara.
Pada
awal
perkembangannya, semua stasiun di televisi di Indonesia melakukan segmentasi dan targeting audiens / secara luas, karena dunia televisi ketika itu belum menerapkan betul-betul strategi segmentasi audiens.
32
Menjelang tahun 2000,
sejumlah stasiun televisi baru muncul, dan walaupun pada awalnya beberapa stasiun televisi baru itu mencoba untuk menjadi televisi dengan target kelompok
31
32
Martin Mayer, Making News, Harvard Business School Press, Boston, 1993. Hal. 126
Morisan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi, Ramdina Prakarsa, 2005. Hal. 105
38
audiens tertentu namun hingga tahun 2004 belum ada televisi yang betul-betul memiliki segment audiens khusus. Pada tahun 2005 beberapa stasiun televisi di Indonesia mulai terarah (fokus) dalam menentukan segmen audiennya. Stasiun televisi mulai melakukan segmentasi dan berupaya mengarahkan programnya pada target audiens tertentu. Sebagai contoh stasiun televisi yang memiliki segment audiens khusus adalah Metro TV, yang memfokuskan identitasnya sebagai stasiun televisi berita, yang mana segmen audiensnya adalah lapisan khalayak menengah atas dan berpendidikan.
2.7
Pengaruh Media Massa
2.7.1 Pengertian Pengaruh Media Massa Seperti pandangan Inis mengenai media massa sebagai perpanjangan tangan dari fikiran manusia dan beranggapan bahwa kecenderungan utama dalam periode sejarah manapun adalah merupakan suatu pengaruh dari media yang berkuasa pada saat itu33. Pandangan tersebut menguatkan akan kuatnya pengaruh media terhadap segala sesuatu termasuk dalam proses pengambilan keputusan.
2.7.2 Proses Pengaruh Media Massa Media massa merupakan komunikator yang berbentuk suatu organisasi kompleks yang mengeluarkan biaya besar untuk menyusun dan mengirimkan pesan. Pengaruh atau dampak media massa dapat dibagi menjadi dua yaitu 33
W.Littlejohn, Stephen, Theories Of Human Communication, (Bandung: Universitas Padjajaran, 1997, Hal. 562)
39
dampak jangak pendek dan dampak jangka panjang yang disengaja menunjukkan sebuah kebijakan, sedangkan yang tidak disengaja merupakan ideologi. Fungsi pokok dibawah menunjukkan proses dampak yang dibedakan menurut tingkat, rentang, waktu, kerumitan, ; a.
Tanggapan individu, yaitu proses dimana individu berubah atau menolak perubahan sebagai tanggapan terhadap pesan yang dirancang untuk mempengaruhi sikap, pengetahuan dan perilaku.
b.
Kampanye Media, yaitu mengisyaratkan situasi dimana sejumlah media digunakan untuk mencapai tujuan persuasif atau informasional dalam populasi yang dipilih. Contoh kampanye partai politik yang cenderung memiliki tujuan khusus.
c.
Reaksi Individu, konsekuensi pendekatan yang tidak direncanakan atau tidak diperkirakan oleh seorang terhadap stimiulasi media. Konsekuensi ini sebagian besar telah diacu sebagai peniruan dan adanya unsur pelajaran, khusus pada tindakan agresif kriminal dan juga dari gagasan dan perilaku yang pro sosial. Jenis dampak lainnya adalah mencangkup penggantian aktivitas lain, peniruan gaya dan model, penyatuan diri dengan para pahlawan atau bintang, rangasangan seksual, reaksi terhadap rasa takut, kecemasan dan gangguan.
d.
Reaksi Kolektif, dampak yang sama secara serentak terhadap audiens, dan menimbulkan tindakan bersama. Dampak yang paling penting adalah yang menimbulkan rasa takut, cemas dan marah sehingga mengakibatkan kerusuhan sosial.
40
e.
Penyebaran dalam pembangunan, penyebaran inovasi yang direncanakan untuk kepentingan pembangunan jangka panjang , dengan menggunakan serangkaian kampanye dan sarana pengaruh lainnya.
f.
Distribusi Informasi, Aktifitas media dalam lingkup berita dan informasi bagi pendistribusian pengetahuan di antara berbagai kelompok sosial, kesadaran yang berubah-ubah tentang peristiwa, prioritas yang ditetapkan pada aspek realitas.
g.
Sosialisasi, konstribusi media yang tidak formal terhadap pembelajaran dan penerapan norma, nilai dan harapan yhang berlaku bagi perilaku dalam peran sosial dalam situasi tertentu.
h.
Pengetahuan sosial
i.
Perubahan lembaga, hasil adaptasi yang tidak direncanakan oleh lembaga terhadap perkembangan dalam media.
2.7.3 Jenis Pengaruh Media Massa Berdasarkan jenisnya, pengaruh Media dibagi menjadi beberapa bagian yaitu efek primer dan sekunder34 ; a.
Efek Primer, yaitu terjadi jika ada orang mengatakan telah terjadi proses komunikasi terhadap object yang diterimanya.
b.
Efek Sekunder, perilaku penerima yang ada dibawah kontrol langsung komunikator.
34
Dedy Nur Hidayat, Dr, M.Si, Pengantar Komunikasi Massa, PT. RajaGrafindo Persada, Bandung, 2007. Hal. 206
41
2.7.4 Faktor Yang Mempengaruhi Efek Media Massa Dalam komunikasi massa faktor gatekeeper sangat vital, pesan yang disampaikan sangat jelas dan sederhana akan jelas dan sederhana pula direspon. Jadi, antara pengirim dengan penerima tidak ada perantara tetapi langsung diteirma. Dalam komunikasi massa dimana televisi sebagai medianya, dikenal sebagai teori Jarum Hipodermik yaitu diibaratkan seperti isi senapan yang langsung mengenai sasarannya. Berdasarkan tingkat pengetahuan yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa pengetahuan individu juga dapat mempengaruhi efek media massa karena pemaknaan informasi yang disampaikan media massa.
2.8
Opini Dalam keseharian kata opini sering diucapkan oleh khalayak. Opini
diterjemahkan sebagai pendapat. Dalam buku Opini Publik Dra. Djonaesih S. Sunarjo, SU menyatakan bahwa opini merupakan pernyataan yang diucapkan atau tertulis / tulisan, maka sikap atau attitude merupakan kecenderungan untuk merespon secara positif atau negatif kepada seseorang tertentu, obyek atau situasi yang tertentu pula.35 Opini publik menurut William Albiq adalah suatu jumlah dari pendapat individu-individu yang diperoleh melalui perdebatan dan opini publik merupakan hasil interaksi antar individu dalam suatu publik.36 Dan menurut Helena Olii merupakan salah satu kekuatan sosial yang secara langsung maupun tidak 35 36
Sunajo, Djoenaesih S. Opini Publik, Liberty, Yogyakarta, 1997. Hal 86 Helena Olii, Opini Publik, PT INDEKS, Jakarta, 2007, hal 2
42
langsung, dapat menentukan kehidupan sehari-hari suatu bangsa. Opini publik banyak digunakan media massa maupun kaum politisi dan pemerintah-pemerintah untuk memperoleh dukungan masyarakat terhadap program kerjanya.37 Sebuah opini mengandung unsur-unsur :38 a. Opini dibentuk dari sekumpulan data dan fakta b. Opini merupakan rekonstruksi dari keadaan (daya berpikir dan daya abstraksi individu) c. Opini merupakan reaksi ataupun sikap individu sebagai komunikator maupun komunikan. Adapun setiap opini yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu hal pastilah memiliki arah dalam arti di pihak mana sang individu pemberi opini berada. Opini atau pendapat seseorang ditandai oleh apa yang menjadi dasar opini tersebut yaitu informasi. Kebanyakan opini menunjukkan informasi yang kurang tepat mengenai isu bagi individu yang beropini tersebut. Sedangkan intensitas dari opini pada dasarnya adalah ukuran tingkat keterlibatan seseorang dalam isu yang dimaksud. Karakteristik utama dari opini adalah : a. Memiliki arah (percaya, tidak percaya dan sebagainya) b. Memiliki sisi informasi (adanya pesan-pesan yang disampaikan) c. Memiliki intensitas (kuat, moderat, lemah)39
37
ibid, Sunajo, Djoenaesih,S. Hal 24 Opcit, Sunarjo, Djoenaesih, S. Hal 23 39 Opcit, Sunarjo, Djoenaesih, S. Hal 24 38
43
Beberapa ciri-ciri opini, yaitu : 1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan; 2. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat; 3. Mempunyai pendukung dalam jumlah besar40 Leonard W. Doob menulis dalam buku Public Opinion and Propaganda yang diterbitkan pada tahun 1948 sebagai berikut : ”Public opinion refers to people’s attitude on an issue they are members of the same social group,” artinya kirakira opini publik yang dimaksudkan adalah sikap-sikap orang-orang mengenai sesuatu, dimana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama.41 Dalam hubungan ini, Leonard W. Dobb mengemukakan pula batas-batas kemampuan opini publik, antara lain : a.
Perhatian orang terhadap sesuatu masalah itu sangat tergantung dari pengetahuan dan pendidikannya masing-masing.
b.
Kebijaksanaan tergantung juga dari penilaian serta seleksi publik terhadap fakta dan nilainya sendiri
c.
Pada kenyataannya setiap persoalan memiliki banyak segi sehingga untuk hal-hal yang kompeten yang menimpa masyarakat luas, opini publik (yang kompeten) itu terdiri dari banyak publik.
d.
Tidak adanya standard ataupun ukuran dalam penyelesaian suatu masalah terlebih masalah sosial dimana setiap masalah memiliki ciri
40 41
Ibid. Sunarjo, Djoenaesih S. Hal 24 Ibid, Sunarjo, Djoenaesih, S. Hal. 28
44
khas sendiri-sendiri. Hal itu tergantung pada mental, pengalaman, perasaan, kebudayaan dan ide yang telah tersebar di masyarakat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa opini atau pendapat merupakan jawaban terhadap suatu persoalan atau isu ataupun jawaban yang dikemukakan oleh individu maupun masyarakat yang dinyatakan berdasarkan kata-kata baik yang diajukan secara tertulis maupun lisan.
2.9
Pemilu
2.9.1. Pengertian Pemilu Pemilu adalah pesta demokrasi rakyat yang dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali untuk memilih anggota legislatif dan presiden – wakil presiden.42 Di Indonesia penyelenggaraan pemilu bukan hal baru dan telah memiliki sistem. Sistem ini memiliki tiga fungsi utama. Pertama, menerjemahkan suara yang terpungut menjadi kursi dalam badan legislatif. Kedua, menjadi saluran berkat buat rakyat untuk meminta pertanggungjawaban wakil-wakil mereka. Ketiga, memberikan insentif kepada orang-orang yang berebut kekuasaan untuk menyususn imbauan kepada para pemilih dengan cara yang berbeda-beda. Dengan kata lain, sistem pemilu merupakan pelembagaan aturan dan prosedur yang memungkinkan suara yang terpungut dalam suatu pemilihan diterjemahkan
42
Forum Rektor Indonesia, Kesaksian Politik Rakyat Atas Jalannya Reformasi Pemilu 2004, Departemen MKU Universitas Surabaya, Surabaya, 2004, hal. 5
45
menjadi kursi dalam badan legislatif atau instansi lain, seperti lembaga kepresidenan.43 a.
Pemilihan Badan Legislatif Pemilu Legislatif diadakan untuk memilih anggota badan legislatif (DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, dan DPD). Pemilu ini menggunakan metode sistem proporsional dengan daftar calon terbuka. Mekanismenya mensyaratkan pemilih untuk mencontreng satu tanda gambar parpol dan nama seorang calon yang terdapat di bawahnya. Berdasarkan UU No. 12/2003, penghitungan perolehan kursi legislatif setiap parpol terbagi ke dalam dua tahap. Tahap pertama : menghitung seluruh suara sah yang diperoleh sebuah parpol di suatu daerah pemilihan. Total perolehan suara akan dibagi dengan BPP (Bilangan Pembagi Pemilih – yang diketahui dari hasil pembagian jumlah suara yang sah dengan jatah kursi di daerah pemilihan). Parpol yang perolehan suaranya sama dengan BPP dan kelipatannya akan langsung memperoleh kursi. Kelebihan suara dan suara yang diperoleh sebuah parpol tapi kurang dari BPP akan menjadi sisa suara. Tahap kedua, menghitung sisa suara. Pada tahap ini sisa kursi (yang tidak terdistribusikan karena sisa/kelebihan suaranya tidak mencapai BPP) akan diberikan kepada parpol-parpol berdasarkan urutan sisa suara terbanyak. Setelah semua kursi di suatu daerah pemilihan telah habis terbagi, sisa suara yang lain ”hangus”. Tidak ada aturan
43
Benjamin Tukan, Esky Suyanto, Hanif Suranto, Sodikin N, Utama Sandjaya, Meliput Pemilu Panduan Untuk Jurnalis, Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, Jakarta, 2004. Hal. 28
46
penggabungan suara dengan daerah pemilihan lain, baik dalam satu parpol maupun gabungan parpol. b.
Pemilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden Memilih presiden dan wakil presiden secara langsung adalah hal baru dalam sejarah Indonesia sejak tahun 2004. Sebelumnya presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR. Menurut UU No. 23 tahun 2003, calon presiden dan wakil presiden dapat dipilih langsung oleh rakyat, dan pasangan calon presiden – wakil presiden diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol peserta pemilu. Dua partai politik atau lebih bisa bergabung untuk mengajukan pasangan calon. Tetapi tidak semua partai politik dapat mengajukan pasangan calon presiden dan wakil presiden, hanya parpol yang memperoleh sekurang-kurangnya 15% dari jumlah kursi DPR atau 20% dari perolehan suara sah secara nasional dalam pemilu anggota DPR yang berhak mengajukan pasangan calon. Pemilih yang telah terdaftar sewaktu melaksanakan pemilu legislatif, digunakan sebagai daftar pemilih untuk pemilu presiden dan wakil presiden. Dan daftar pemilih tersebut ditambah dengan daftar pemilih tambahan.
2.9.2 Pemilihan Presiden (Pilpres) Sebagai Pesan Politik Saat ini berita politik sangat mendominasi media massa, khususnya berita tentang pemilihan presiden (pilpres).
47
Berita tentang pilpres sangatlah diminati khalayak karena pilpres sebagai sarana demokrasi yang menjadi harapan bangsa Indonesia. Dalam rangka memilih pemimpin dan membentuk pemerintahan yang mencerminkan dan mampu melaksanakan aspirasi rakyat. Dalam proses pilpres itu sendiri diperlukan suatu sosialisasi kepada khalayak, agar khalayak dapat mengetahui setiap tahap dalam pelaksanaan pilpres tersebut, untuk itu peranan media sangat penting. Teori
komunikasi
sejak
periode
Lasswell
telah
menunjukkan
kecenderungan yang menekankan pentingnya peran media massa dalam menyampaikan berita terutama tentang proses politik. Dalam hal ini peran media massa dalam kampanye politik merupakan sintesis dari pemikiran-pemikiran Lasswell dan Patterson. Pemikiran mereka akhirnya bermuara pada gagasan tentang manfaat, potensi, exposure media, sehingga tingkat efektifitasnya akan banyak bergantung dari bagaimana masing-masing komponen memberikan tempat pada para kandidat dan pemberi suara dalam proses pemilu maupun pilpres. Medialah yang menjembatani tingkat pemahaman ini.
44
Media massa
digunakan secara intensif sebagai medium kampanye politik. Ini bisa dilihat antara lain dari pemberitaan di televisi-televisi selama masa kampanye berlangsung. Berita di media massa menjadi salah satu bentuk propaganda dalam masa kampanye.
44
Suwardi Haron, Peranan Pers Dalam Poliltik di Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1993. Hal 66.
48
2.10
Teori Efek Media Massa
2.10.1. Teori Peluru (Bullet Theory) Menurut teori ini, media menyajikan stimuli yang secara seragam diperhatikan oleh massa. Stimuli ini mendorong desakan, emosi atau proses lain yang hampir tidak terkontrol oleh individu. Setiap khalayak memberikan respon yang sama pada stimuli yang datang dari media massa. Karena teori ini mengasumsikan massa yang tidak berdaya yang ”ditembaki” oleh stimuli media massa, oleh sebab itu teori ini disebut sebagai teori peluru (bullet theory) atau model jarum hipodermis, yang menganalogikan pesan komunikasi seperti menyebut obat yang disuntikkan dengan jarum ke bawah kulit pasien.
2.10.2 Model Uses and Gratification Teori ini meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain. Asumsi-asumsi dari teori ini adalah sebagai berikut : a.
Khalayak dianggap aktif, artinya adalah sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
b.
Dalam proses komunikasi, massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.
49
c.
Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak : artinya, seseorang dianggap mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
d.
Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.
2.10.3 Teori Agenda Setting Teori ini dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita yang akan disampaikan kepada khalayak dan secara selektif, wartawan sendiri yang menentukan berita mana yang pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan. Setiap kejadian atau isi diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian dan cara penyampaian, seperti penempatan ruang berita dalam surat kabar, ukuran judul, frekuensi tayang, waktu tayang, dan lain-lain. Misalnya berita terbunuhnya gembong teroris Dr. Azahari yang terus menerus disiarkan dalam rata-rata 30 menit atau disajikan dalam surat kabar dengan mengisi hampir setengah halaman muka. Hal ini menunjukkan bahwa Dr Azahari sedang ditonjolkan sebagai pimpinan teroris yang terbunuh atau dari segi prestasi yang berhasil dicapai pihak kepolisian karena telah berhasil membunuh teroris nomor satu di Indonesia ketika itu. Karena khalayak memperoleh informasi melalui media massa, maka agenda media tentu berkaitan dengan agenda masyarakat (public agenda)
50
2.10.4 Teori Spiral Of Silence Teori ini menjelaskan mengapa dan bagaimana orang sering merasa perlu untuk menyembunyikan pendapat-pendapatnya, pilihan, pandangan-pandangan, dll, ketika seseorang tersebut berada dalam kelompok minoritas. Teori ini mempercayai bahwa sudah menjadi takdir apabila pendapat atau pandangan dominasi bergantung kepada suara mayoritas dari kelompoknya. Seperti halnya teori-teori yang lain, teori ini juga bukan tanpa kritik. Berlakunya teori ini hanya situasional dan juga kontekstual, yakni hanya sekitar permasalahan pendapat dan pandangan kelompok.
2.11 Uji Hipotesis Teoritis Penggunaan hipotesis ini baru sekadar jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan, sehingga penelitian menjadi jelas arah pengujiannya. Berikut ini adalah hipotesis sementara terhadap penelitian program televisi: Ho
: menyatakan program Apa Kabar Indonesia Malam tidak mempengaruhi opini khalayak.
Ha
: menyatakan program Apa Kabar Indonesia Malam mempengaruhi opini khalayak.
51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan Peneliti dalam penelitian ini adalah tipe
eksplanatif, yaitu penelitian yang mengharuskan adanya pengujian hipotesis (dugaan awal) dan mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variabel) yang akan diteliti, yang mana dalam pengujian hipotesis perlu dilakukan kegiatan berteori dengan kerangka teori. 1Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing dan pemahaman dari luar (outward)2
3.2
Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah metode survei, yaitu merupakan metode
pengumpulan data primer dengan memperolehnya secara langsung dari sumber lapangan penelitian dengan menggunakan kuesioner, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel dari satu populasi sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan wawancara (interview).3 Kemudian data-data yang masuk akan dikumpulkan dengan lengkap dan dikelompokkan dalam tabel untuk dianalisis dan 1
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, hal 25 Ibid, Jalaluddin Rakhmat, 28 3 Opcit, hal 32 2
51
52
ditarik kesimpulan, sehingga dapat diketahui apakah ada hubungan dan sejauh mana pengaruh program Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne terhadap opini khalayak di Kelurahan Karawaci, Tangerang tentang Pemilihan Presiden 2009.
3.3.
Populasi dan Sampel
3.3.1
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi uang terdiri atas : obyek / subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan4. Populasi penelitian ini berjumlah 146, dengan karakteristik sebagai berikut : 1.
Perempuan dan Laki-laki usia 16-30 tahun
2.
Bertinggal di kawasan Kelurahan Karawaci Tangerang
3.
Memilki status sosial ekonomi ABC
4.
Pernah menonton program berita Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne
4
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung, 2003, hal 72
53
3.3.2. Sampel Sampel adalah bagian dari keseluruhan populasi yang dianggap mewakili populasi tersebut 5 Pada umumnya kita tidak bisa mengadakan penelitian kepada seluruh anggota dari suatu populasi karena terlalu banyak. Yang harus dilakukan adalah mengambil beberapa bagian yang representatif, inilah yang disebut sebagai sampel. 6 Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposif sampling yaitu memilih orang-orang tertentu karena dianggap berdasarkan penilaian tertentu yang mewakili statistik, tingkat signifikansi, dan prosedur pengujian. 7 Selanjutnya penentuan jumlah sampel didasarkan pada pendapat Suharsini Arikunto “Sekedar ancer-ancer, jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25-30% dari subjek tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya antara 100 hingga 150 orang, dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan angket, sebaiknya subjek sejumlah itu diambil seluruhnya. Akan tetapi apabila peneliti menggunakan teknik wawancara (interview) atau pengamatan (observasi), jumlah tersebut dapat dikurangi menurut teknik pengambilan sampel sesuai dengan kemampuan peneliti.” 8
5
Setiawan, Bambang, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta, Universitas Terbuka, 1995. Hal 54 Ronny, Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta:PPM, 2003). Hal 138 7 Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Si, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001. Hal 81. 8 Suharsini Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineke Cipta, Jakarta, 2007 6
54
Melalui pendapat tersebut,
peneliti mengambil sampel sebesar 40% dari
jumlah populasi atau dengan penghitungan rumus : 40% x 146 = 58 100 Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel yang diambil penelitian ini berjumlah 58 responden.
3.4.
Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai
berikut : 3.4.1
Pengumpulan Data Primer Dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, yaitu berupa pertanyaan ilustrasi
yang disusun secara tertulis dengan menggunakan daftar pertanyaan guna memperoleh data berupa jawaban dari responden. 9 3.4.2
Pengumpulan Data Sekunder Dilakukan dengan melakukan studi pustaka, yaitu pengumpulan data dengan
cara membaca buku-buku literatur (perpustakaan), dan artikel-artikel dari internet yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, digunakan untuk melengkapi data-data yang sudah ada.
9
Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1994. Hal 173
55
3.5
Definisi dan Operasionalisasi Konsep
3.5.1
Definisi Konsep Untuk pelaksanaan penelitian ini, berbagai konsep dari penelitian ini akan
diperjelas secara rinci sebagai berikut A.
Program Adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran (televisi) untuk memenuhi kebutuhan penontonnya.
B.
Opini khalayak atau publik Adalah suatu jumlah dari pendapat individu-individu yang diperoleh melalui perdebatan dan opini publik merupakan hasil interaksi antar individu dalam suatu publik.
C.
Pemilu Pesta demokrasi rakyat yang dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali untuk memilih anggota legislatif dan presiden – wakil presiden.
3.5.2
Operasionalisasi Konsep Operasionalisasi adalah proses pemberian definisi operasional pada sebuah
variabel. Dalam sebuah penelitian, operasionalisasi atau penjabaran mengenai indikator dari variabel dijelaskan dalam operasionalisasi konsep. Dalam penelitian ini
56
terdapat beberapa konsep yang diteliti dan diukur melalui sejumlah pertanyaan indikator. Konsep-konsep tersebut adalah : 1. Program Apa Kabar Indonesia Malam 2. Opini Khalayak
3.5.2.1 Program Apa Kabar Indonesia Malam Peneliti ingin mengetahui pengaruh yang terbentuk dalam benak pemirsa setelah menonton program Apa Kabar Indonesia Malam. Menurut Purnama Suwardi dalam bukunya Seputar Bisnis dan Produksi Siaran Televisi “sebuah program televisi dapat dikatakan sebagi program televisi apablia sudah memenuhi formula Lasswell yaitu :”who says what to whom with what effect in which channel” atau di dalamnya terkandung unsur read, watch, hear atau baca, lihat, dengar.
10
Unsur-unsur inilah yang kemudian dijadikan acuan teori untuk menentukan dimensi pengaruh program yaitu pengaruh dari apa yang dibaca (read), apa yang dilihat (watch) dan apa yang didengar (hear). Dimensi Read diukur berdasarkan sejauh mana responden membaca tulisan / teks yang tertera dalam program Apa Kabar Indonesia Malam. Pada pengukuran konsep watch akan diteliti pada pengaruh isi program yang mencakup unsur setting, grafis dan isi program. Untuk konsep hear diukur dengan melihat pada pengaruh yang ditimbulkan oleh keberadaan audio di program Apa Kabar Indonesia Malam.
10
Suwardi Purnama, Seputar Bisnis dan Produksi Siaran Televisi, TVRI Sumbar, 2006,
57
Pengukuran semua indikator dalam pengaruh program ini menggunakan skala likert 1-3.
3.5.2.2 Opini Khalayak Dalam buku Opini Publik, Djoenaesih S. Sunarjo mengemukakan beberapa karakteristik opini, yaitu memiliki arah, memiliki sisi informasi dan memiliki intensitas. Unsur-unsur inilah yang dijadikan dimensi untuk pengukuran konsep opini khalayak. Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep No.
1
Variabel
Program APa
Sub
Sub-sub
Dimensi
Dimensi
Dimensi
Read
Indikator
Still Text
Judul
Membaca
Program
judul program
Ukuran
Skala
Interval
Likert
Interval
Likert
Apa Kabar Kabar
Indonesia
Indonesia
Malam
Malam (X)
Nama
Membaca
pembawa
nama
acara dan
pembawa
narasumber
acara dan narasumber
58
Judul topik
Membaca
Interval
Likert
Interval
Likert
Interval
Likert
Interval
Likert
judul topik / tema pemberitaan
Watch
Videogra
Opening
Memperhatika
phics
Teaser
n
grafis
pembuka (opening teaser) di awal program
Setting
Lokasi
Pendapat khalayak terhadap lokasi pengambilan gambar
Content
Pokok / tema
Cuplikan
pembahasan
berita
dan cuplikan
saat
Berita
berlangsung
pada program
(VideoTake)
Hear
Voice
Cuplikan
Pendapat
berita
khalayak
(Video Take)
terhadap
Interval
isi
cuplikan berita dalam program tersebut
Likert
59
Isi berita
Mendengar-
Interval
Likert
kan isi berita yang disampaikan secara keseluruhan
Audio
Mendengarkan
Interval
Likert
dentingan musik
piano
sepanjang acara berlangsung No.
2.
Variabel
Opini Khalayak (Y)
Sub
Sub-sub
Dimensi
Dimensi
Dimensi
Indikator
Ukuran
Interval
Likert
Interval
Likert
Me-
Ke-
Kepercayaan
miliki
percayaan
bahwa
arah
program
Skala
Apa
Kabar Indonesia Malam menyampaikan informasi politik
dan
sosial
yang
aktual
dan
faktual
Kepercayaan bahwa program Kabar Indonesia
Apa
60
Malam menyampaikan informasi yang aktual
dan
faktual mengenai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009
Me-
Informatif
Pemenuhan
miliki
informasi
sisi
mengenai
infor-
Pilpres
masi
dari
program
Apa
Kabar
Interval
Likert
Interval
Likert
Interval
Likert
2009
Indonesia Malam
Akurat
Ada/tidaknya penggiringan opini
atas
Pilpres
2009
dalam program Apa
Kabar
Indonesia Malam
Ketepatan tema
terkait
pembahasan Pilpres
2009
dalam program
61
Apa
Kabar
Indonesia Malam
Ketepatan
Interval
Likert
Interval
Likert
Nominal
Likert
narasumber yang diundang dalam program Apa
kabar
Indonesia Malam sebagai narasumber terkait
tema
Pilpres 2009
Ketepatan Tina
Talisa
sebagai pembawa acara program Apa
Kabar
Indonesia Malam
Me-
Tvone
Berapa
miliki
menampil
dalam sepekan
inten-
kan
program
sitas
informasi
Kabar
seputar
Indonesia
Pilpres
Malam
2009
mengangkat tema 2009
kali
Apa
Pilpres
62
Berapa tema
lama
Nominal
Likert
Pilpres
2009 diangkat dalam satu (1) episode tayangan program
Apa
Kabar Indonesia Malam
3.6
Analisa Data dan Pengolahan Data
3.6.1
Analisa Data Metode analisa yang digunakan untuk penelitian ini adalah analisis statistik
kuantitatif eksplanatif. Peneliti memeriksa kelengkapan lembar kuesioner dan kebenaran cara pengisian, kemudian dilanjutkan dengan Tabulasi, yaitu melakukan perhitungan hasil kuesioner dan memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem penilaian yang telah ditetapkan. Dalam penelitian kuantitatif,
setiap instrumen mempunyai skala. Peneliti
menggunakan sistem penilaian skala Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.11 Dengan Likert variabel yang akan diukur, dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak dalam menyusun 11
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001. Hal 45
63
item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Setiap jawaban diberi skor 3-1 dinilai secara gradasi dari positif sampai negatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 dimensi pada setiap variabel. Yang mana pada variabel Program Apa Kabar Indonesia Malam (X), dimensinya yaitu read, watch dan hear, dan pada variabel Opini Khalayak (Y), dimensinya adalah memiliki arah, memiliki sisi informasi, dan memiliki intensitas. Setiap dimensi terdiri dari beberapa indikator, yang telah disebutkan dalam operasionalisasi konsep. Contoh pengukuran skor pada dimensi read adalah sebagai berikut : - Jawaban “membaca” diberi nilai 3 - Jawaban “kurang membaca” diberi nilai 2 - Jawaban “tidak membaca” diberi nilai 1
3.6.2
Pengolahan Data Data yang telah terkumpul dari hasil penyebaran kuesioner kemudian diolah
ke dalam lembar tabulasi dengan memberikan nilai (scoring) sesuai dengan sistem penilaian Likert. Selanjutnya, untuk mengetahui “pengaruh program Apa Kabar Indonesia Malam terhadap Opini Khalayak di kelurahan Karawaci Tangerang tentang Pilpres 2009”, maka dilakukan penghitungan data dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, dan uji regresi (uji t).
64
3.6.2.1
Uji Validitas Uji validitas data digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan uji Pearson Correlations. Pengujian validitas data diperoleh dengan cara mengkorelasikan skor yang akan diperoleh pada setiap item pertanyaan dengan skor total dari masing-masing construct. Apabila koefisien yang diperoleh memiliki signifikansi pada level 0,01 atau 0,05 berarti data yang diperoleh valid.12
3.6.2.2
Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas adalah alat untuk menguji konsistensi jawaban dari
responden. Sebenarnya dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji statitistik Cronbanch Alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbranch Alpha > 0.6013
12
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2001. Hal 135 13 Ibid, Imam Ghozali, Hal. 132
65
Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha
Tingkat Reliabilitas
0,00 s/d 020
Kurang Reliabel
>0,20 s/d 0,40
Agak Reliabel
>0,40 s/d 0,60
Cukup Reliabel
>0,60 s/d 0,80
Reliabel
>0,80 s/d 1,00
Sangat Reliabel
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariat. Analisis bivariat dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan antar variable yaitu program televisi terhadap opini. Uji ini juga digunakan untuk melihat kekuatan hubungan antara keduanya. Metode yang digunakan dalam pengukuran ini adalah dengan korelasi yaitu dengan metode Korelasi Product Moment Pearson. Metode korelasi ini dilakukan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama.14
14
Triton, PB, SPSS 13.0 Terapan : Riset Statistik Parametrik, Andi, Yogyakarta, 2006. Hal 24.
66
Perhitungan teoritis koefisen korelasi menggunakan Product Moment adalah sebagai berikut :
r=
{nΣ XiYi} - {Σ Xi} {Σ Yi} ______________________________________ { n Σ Xi – (Σ Xi) } { n Σ Yi – (Σ Yi) }
Keterangan : n
: Banyaknya pasangan data
Σ Xi
: jumlah data variabel independen
Σ Yi
: jumlah data variabel dependen
Σ Xi Yi
: jumlah perkalian variabel independen dan dependen Hubungan suatu korelasi dikatakan sebagai hubungan berpola positif jika
terjadi pola kenaikan atau penurunan searah antara dua variabel. Hubungan korelasi dikatakan berpola kebalikan arah atau hubungan berpola negatif jika pada hubungan tersebut terjadi pola kenaikan yang berkebalikan antara dua variabel. Dan hubungan dikatakan tidak memiliki pola arah hubungan apabila pola perubahan nilai dari suatu variabel tidak disertai dengan terjadinya pola perubahan nilai pada variabel lainnya.15 Arah hubungan suatu korelasi ditunjukan oleh tanda (+) atau (-) di depan angka koefisien korelasi yang dilambangkan dengan huruf r. Koefisien korelasi adalah besaran yang dapat menunjukkan kekuatan hubungan antara dua variabel dan dapat diketahui berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi. Selanjutnya, besar nilai r
15
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2006. Hal 212
67
dapat diinterpretasikan untuk mempertahankan kekuatan hubungan korelasi, seperti ditampilkan dalam tabel berikut16 : Tabel 3.4 Interpretasi terhadap Nilai r hasil analisis korelasi Interval Nilai r *)
Interpretasi
0,000
Korelasi tidak ada
0,001 – 0,200
Korelasi sangat lemah
0,201 – 0,400
Korelasi Lemah
0,401 – 0,600
Korelasi Cukup Lemah
0,6001 – 0,800
Korelasi Kuat
0,801 – 1,000
Korelasi Sangat Kuat
*) Interpretasi berlaku untuk nilai r positif maupun negatif
3.6.2.3
Uji Regresi Setelah menentukan kekuatan hubungan, langkah selanjutnya adalah
melakukan metode analisis dengan regresi. Analisis ini digunakan untuk memprediksi variabel dependen, memberikan pengetahuan tentang variabel independen, dan memperoleh pemahaman tentang hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Dalam uji regresi ini, peneliti menggunakan metode analisis regresi sederhana (simple regression) dengan menempatkan variabel pengaruh program sebagai variabel independen (X) dan opini khalayak sebagai variabel dependen (Y).
16
PB, Triton, SPSS 13.0 Terpaan : Riset Statistik Parametrik, Andi, Yogyakarta, 2006. Hal 248
68
Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh program terhadap opini khalayak dengan persamaan : Y = a + bX
Dimana : Y
: subyek pada variabel bergantung
X
: subyek pada variabel bebas
a
: konstanta regresi
b
: intersep atau kemiringan garis regresi
3.7 Model Analisis Program Apa Kabar Indonesia Malam (Variabel Independen) (X)
Opini Khalayak (Variabel Dependen) (Y)
3.8 Hipotesis Statistik 1. Ho : þ ≠ o tidak ada hubungan antara variabel program Apa Kabar Indonesia Malam dengan variabel opini khalayak 2. Ha : þ ≠ o
69
Ada hubungan antara variabel program Apa Kabar Indonesia Malam dengan variabel opini khalayak. Untuk menguji hipotesis di atas, maka peneliti menggunakan penerapan uji T (T-Test).17 Dengan rumus : T: d
= d__ Sd_d / SE df : n-1
Keterangan : d
: mean dr selisih sampel 1 dan sampel 2
sd_d
: standard deviasi dari selisih sampel 1 dan 2
Dimana harga t hitung dapat dibandingkan dengan tabel. Untuk melihat harga tabel, maka didasarkan pada derajat kebebasan (dk) yang besarnya adalah n-1 dengan derajat kesalahan 5%, sedangkan pengujian dilakukan dengan menggunakan dua pihak yang diperoleh dari t tabel. Ketentuan penerimaan dan penolakan hipotesis adalah jika signifikansi di bawah atau sama dengan 0.05, maka hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak. Atau kalimat lainnya, bila t hitung lebih besar dari t tabel, dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
17
Ibid. Sugiyono. Hal 100
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Profil Perusahaan
4.1.1 Profil Umum tvOne Lativi adalah televisi swasta Indonesia milik pribadi yang berkantor di Jakarta Timur. Lativi dimiliki oleh Abdul Latief dan ANTV didirikan tahun 2001 dan membawa beberapa program beberapa stasiun komersial lain dan kemudian ditayangkan di Lativi. Pada tahun 2006, Lativi terlibat di dalam kontroversial mengenai meninggalnya anak laki-laki berumur 9 tahun yang meninggal setelah mengalami kecelakaan, setelah menonton tayangan ”Smack Down”. Awalnya ”Smack Down” dikenal di Indonesia awal 2000an di RCTI. Meskipun terbukti bahwa tayangan tersebut membawa kematian, Lativi menarik program tersebut pada tanggal 29 November 2006. Lativi mengalami krisis internal antara lain : tidak adanya investor yang dapat mengucurkan dana untuk pengelolaan sebuah stasiun televisi dan jumlah iklan yang sangat sedikit, padahal iklan merupakan jantungnya sebuah stasiun televisi. Setelah mengalami krisis internal yang berkepanjangan, Lativi kemudian menjual sahamnya kepada pihak ANTV dan StarTV, sebuah televisi swasta milik asing. Lativi berubah menjadi tvOne pada tanggal 14 Februari 2008. tvOne secara progres memberikan inspirasi kepada masyarakat Indonesia berusia 15 tahun ke atas untuk berpikiran maju dan melakukan perbaikan bagi diri sendiri
70
71
dan masyarakat sekitar melalui program informasi, olah raga dan entertainment, dengan perbandingan 70% : 30%. 1 Filosofi logo tvOne : a. Bundaran bulat mencerminkan persatuan b. One (satu) mencerminkan ambisi untuk menjadi no. 11 sebagai individu dan bangsa c. Penggunaan kalimat berbahasa inggris. One, menunjukkan kesiapan tvOne dalam kancah pertelevisian global. Mudah dipahami oleh mitra kerja tvOne yang berada di luar negeri serta mencerninkan optimisme kebangsaan, sebagai bangsa Indonesia yang ingin maju. d. Warna merah putih mencerminkan Indonesia Prestasi yang berhasil diraih adalah dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai ”Tayangan Berita yang dibacakan langsung oleh 5 Presenter dari 4 Kota yang Berbeda Dalam Satu Layar.” dan menurut survei AC Nielsen menyimpulkan bahwa tvOne mampu meraih kepemirsaan yang didominasi kalangan menengah atas dan berpendidikan tinggi. Beberapa program tvOne adalah :
1
a.
NewsOne
b.
TalkshowOne
c.
InvestigationOne
d.
SportOne
e.
InfoOne
Company Profile tvOne
72
4.2
f.
DocumentaryOne
g.
RealtyOne
h.
EntertainmentOne
Profil Umum Program
4.2.1 Apa Kabar Indonesia Malam Program Apa Kabar Indonesia Malam merupakan program news turunan dari Apa Kabar Indonesia yang disiarkan di tvOne, yang mana Apa Kabar Indonesia merupakan program informasi dalam bentuk diskusi ringan dengan topik-topik terhangat bersama para narasumber dan masyarakat, program ini disiarkan secara langsung dari studio luar tvOne.2 Apa Kabar Indonesia Malam memiliki empat turunan program, yaitu Apa Kabar Indonesia Pagi, Apa Kabar Indonesia Petang, Apa Kabar Indonesia Malam, dan Apa Kabar Indonesia Akhir Pekan. Sesuai dengan judul, masing-masing program ditayangkan pada waktu pagi, petang, malam, dan akhir pekan (Sabtu – Minggu). Program Apa Kabar Indonesia Malam disiarkan pada pukul 21.00 WIB setiap hari Senin – Jumat. Program yang dipandu oleh Tina Talisa ini disiarkan langsung dari lobby Gedung Wisma Nusantara, Jl. M.H Thamrin, Jakarta. Program ini berdurasi 60 menit dan terdiri dari 4 segmen, program ini mengangkat isu-isu aktual yang berkaitan langsung dengan kehidupan publik dan juga selalu menghadirkan narasumber yang berbeda dan kompeten sesuai dengan isu pemberitaan yang sedang diangkat.3 Suatu topik akan dibahas dalam setiap
2 3
Situs resmi tvOne, www.tvone.co.id Ibd. Situs resmi tvOne
73
segmen. Sebagaimana program tvOne yang lain, program ini hanya bertujuan untuk mengabarkan informasi kepada khalayak, tidak ada kepentingan lain di dalamnya, termasuk salah satunya adalah tujuan untuk menggiring opini khalayak. Program Apa Kabar Indonesia Malam dibawakan secara agak santai, dan terlihat seperti program talkshow dengan pembahasan isu-isu politik maupun sosial. Hal ini terlihat pada pengaturan venue yang dijadikan sebagai tempat perbincangan antara pembawa acara dengan narasumber. Dimana venue tersebut dibangun selayaknya sebuah ruang tamu dengan meletakkan buah 1 sofa panjang, 2 buah kursi bulat dan 1 buah meja panjang di tengahnya. Selain itu, untuk menampilkan kesan santai, di atas meja disediakan minuman kopi dari sebuah perusahaan sponsor.
Kemudian, hampir di setiap episode pembawa acara
menutup acara dengan bernyanyi yang diiringi oleh alunan piano.
4.3
Hasil Uji Demografik Berdasarkan jawaban responden dalam
kuesioner, diperoleh data
mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, dan usia. Hasil lengkapnya dapat di lihat dalam tabel – tabel berikut. a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah pria adalah yang paling banyak, yaitu 32 orang atau setara dengan 55.2%. Sedangkan yang paling sedikit adalah responden wanita, yaitu dengan jumlah 26 orang atau sama
74
dengan 44.8% dari total responden 58 orang.
Hasil lengkap terlihat pada
tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis_Kelamin
Valid
Frequency Laki - laki 32 Perempuan 26 Total 58
Percent Valid Percent 55.2 55.2 44.8 44.8 100.0 100.0
Cumulative Percent 55.2 100.0
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Dari tabel menunjukkan bahwa responden dengan usia 16 tahun adalah yang paling banyak, yaitu 11 orang atau setara dengan 19.0%. Sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan usia 25 tahun, yaitu dengan jumlah hanya 1 orang atau sama dengan 1.7% dari total responden 58 orang. Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia
Valid
16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 23.00 24.00 25.00 26.00 27.00 28.00 29.00 30.00 Total
Frequency 1 11 8 8 6 3 2 1 4 3 3 3 5 58
Percent 1.7 19.0 13.8 13.8 10.3 5.2 3.4 1.7 6.9 5.2 5.2 5.2 8.6 100.0
Valid Percent 1.7 19.0 13.8 13.8 10.3 5.2 3.4 1.7 6.9 5.2 5.2 5.2 8.6 100.0
Cumulative Percent 1.7 20.7 34.5 48.3 58.6 63.8 67.2 69.0 75.9 81.0 86.2 91.4 100.0
75
c. Jawaban responden mengenai Terpaan Media 1) Menonton program Apa Kabar Indonesia Malam Hasil rekap jawaban responden menunjukkan bahwa responden pernah menonton program Apa kabar Indonesia Malam di tvOne dengan jumlah responden sebanyak 55 orang (94.8%) dan yang menjawab kadang – kadang sebanyak 3 orang (5.2%). Hasil lengkap terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.3 pernah menonton apa kabar indonesia malam
Valid
Kadang-kadang Pernah Total
Frequency 3 55 58
Percent 5.2 94.8 100.0
Valid Percent 5.2 94.8 100.0
Cumulative Percent 5.2 100.0
2) Frekuensi menonton program Apa Kabar Indonesia Malam Hasil rekap jawaban responden menunjukkan bahwa responden menonton tayangan sebanyak > 3 kali dalam sepekan dengan jumlah responden sebanyak 30 orang (51.7%) dan yang menonton 3 kali dalam sepekan sebanyak 28 orang (48.3%). Hasil lengkap terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.4 frekuensi menonton apa kabar indonesia malam
Valid
3 kali > 3 kali Total
Frequency 30 28 58
Percent 51.7 48.3 100.0
Valid Percent 51.7 48.3 100.0
Cumulative Percent 51.7 100.0
76
3) Durasi menonton Apa Kabar Indonesia Malam Hasil rekap jawaban responden menunjukkan bahwa durasi responden menonton tayangan adalah 45 menit dengan jumlah responden sebanyak 38 orang (65.5%) dan yang menonton selama 60 menit adalah sebanyak 20 orang (34.5%). Hasil lengkap terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.5 durasi menonton apa kabar indonesia malam
Valid
45 menit 60 menit Total
Frequency 38 20 58
Percent 65.5 34.5 100.0
Cumulative Percent 65.5 100.0
Valid Percent 65.5 34.5 100.0
4) Menonton seluruh tayangan Apa Kabar Indonesia Malam Hasil rekap jawaban responden menunjukkan bahwa responden menonton beberapa bagian tayangan dengan jumlah responden sebanyak 30 orang (51.7%) dan yang tidak menonton tayangan adalah sebanyak 20 orang (48.3%). Hasil lengkap terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.6 menonton seluruh tayangan apa kabar indonesia malam Frequency Valid
menonton beberapa bagian tayangan tidak menonton tayangan Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
30
51.7
51.7
51.7
28 58
48.3 100.0
48.3 100.0
100.0
77
5) Kegiatan lain yang dilakukan selama menonton Hasil rekap jawaban responden menunjukkan bahwa responden melakukan kegiatan lain selain menonton adalah sedikit dengan jumlah responden sebanyak 35 orang (60.3%) dan yang tidak melakukan kegiatan lain adalah sebanyak 23 orang (39.7%). Hasil lengkap terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.7
kegiatan lain yang dilakukan selama menonton apa kabar indonesia malam
Valid
4.4
sedikit tidak ada Total
Frequency 35 23 58
Percent 60.3 39.7 100.0
Valid Percent 60.3 39.7 100.0
Cumulative Percent 60.3 100.0
Hasil Uji Validitas Hasil penelitian adalah valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Menurut Sugiyono instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Hasil uji validitas
menggunakan uji korelasi Pearson menunjukkan hasil seperti tampak pada tabel – tabel di bawah ini.
78
4.4.1 Uji Validitas Variabel Program Apa Kabar Indonesia Malam Hasil uji validitas tampak pada tabel 4.8 di bawah ini. Tabel 4.8 Uji Validitas Variabel Program Apa Kabar Indonesia Malam (X) Pertanyaan
1.
Apakah Anda membaca nama (judul) program Apa Kabar Indonesia Malam yang kerap muncul pada saat program tersebut berlangsung?
2.
Apakah Anda membaca nama pembawa acara dan narasumber yang muncul pada saat program Apa Kabar Indonesia Malam berlangsung?
3.
Apakah Anda membaca topik atau tema pembahasan yang dibawakan dalam program Apa Kabar Indonesia Malam?
4.
Apakah Anda memperhatikan grafis pembuka (ID dan judul) program Apa Kabar Indonesia Malam?
5.
Apakah Anda memperhatikan gradasi warna yang digunakan pada ID program Apa Kabar Indonesia Malam?
6.
Apakah Anda memperhatikan cuplikan / tayangan berita yang terdapat dalam program Apa Kabar Indonesia Malam?
7.
Apakah Anda memperhatikan perbincangan Tina Talisa (pembawa acara) dengan narasumber dalam program Apa Kabar Indonesia Malam terkait Pilpres 2009?
8.
Apakah Anda memperhatikan lokasi pengambilan gambar (Wisma Nusantara) program Apa Kabar Indonesia Malam ?
9.
Apakah Anda mendengarkan setiap pertanyaan yang diajukan oleh Pembawa Acara kepada Narasumber ?
10. Apakah Anda mendengarkan jingle pembuka yang diputar pada awal program Apa Kabar Indonesia Malam? 11. Apakah Anda mendengarkan backsound denting piano yang diputar selama program Apa Kabar
Hasil Uji Validitas (r-hitung) 0.320
Keterangan
0.293
Valid
0.470
Valid
0.292
Valid
0.366
Valid
0.412
Valid
0.347
Valid
0.465
Valid
0.328
Valid
0.446
Valid
0.498
Valid
Valid
79
Indonesia Malam berlangsung ? 12. Apakah program Apa Kabar Indonesia Malam memberikan pandangan baru bagi Anda mengenai dunia politik di Indonesia ? 13. Apakah program Apa Kabar Indonesia Malam membangkitkan rasa ketertarikan di dalam diri Anda untuk menyaksikan program-program berita di televisi ?
0.374
Valid
0.320
Valid
Besarnya nilai r tabel untuk jumlah responden 58 orang adalah sebesar 0.214. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa seluruh pertanyaan adalah valid karena memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian uji dilanjutkan kepada uji reliabilitas untuk variabel program tayangan Apa kabar Indonesia Malam. Hasil Uji validitas untuk variabel program dapat dilihat pada lampiran.
4.4.2 Uji Validitas Variabel Opini Khalayak (Y) Hasil uji validitas tampak pada tabel 4.9 di bawah ini. Tabel 4.9 Uji Validitas Variabel Opini Khalayak Pertanyaan
1. Apakah Anda percaya bahwa program Apa Kabar Indonesia Malam menyampaikan berita politik yang aktual dan faktual ? 2. Apakah Anda percaya bahwa program Apa Kabar Indonesia Malam memberikan informasi secara aktual dan faktual mengenai Pemilihan Presiden (Pilpres 2009) ? 3. Bagaimana menurut Anda pemenuhan informasi mengenai Pilpres 2009 yang disampaikan program Apa Kabar Indonesia Malam ?
Hasil Uji Validitas (r-hitung) 0.494
Keterangan
0.410
Valid
0.415
Valid
Valid
80
4. Bagaimana menurut Anda kompetensi informasi yang disampaikan dalam program Apa Kabar Indonesia Malam mengenai Pilpres 2009 ? 5. Apakah menurut Anda ada penggiringan opini atas Piplres 2009 dalam program Apa Kabar Indonesia Malam ? 6. Apakah program Apa Kabar Indonesia Malam menggiring opini Anda dalam memilih calon presiden pada Pilpres 2009? 7. Bagaimana menurut Anda ketepatan tema pembahasan dalam program Apa Kabar Indonesia Malam terkait dengan Pilpres 2009? 8. Bagaimana menurut Anda narasumber yang dihadirkan dalam program Apa Kabar Indonesia Malam terkait dengan Pilpres 2009? 9.
Bagaimana menurut Anda Tina Talisa sebagai pembawa acara program Apa Kabar Indonesia Malam?
10. Apakah program Apa Kabar Indonesia Malam mengubah persepsi Anda terhadap Pilpres 2009? 11. Apakah program Apa Kabar Indonesia Malam membangkitkan rasa ketertarikan di dalam diri Anda untuk mengikuti perkembangan Pilpres 2009? 12. Berapa kali dalam sepekan program Apa Kabar Indonesia Malam mengangkat tema Pilpres 2009? 13. Berapa lama durasi waktu tema Pilpres 2009 diangkat dalam satu (1) episode penayangan program Apa Kabar Indonesia Malam?
0.359
Valid
0.555
Valid
0.385
Valid
0.480
Valid
0.420
Valid
0.458
Valid
0.625
Valid
0.432
Valid
0.583
Valid
0.433
Valid
Besarnya nilai r tabel untuk jumlah responden 58 orang adalah sebesar 0.214. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa seluruh pertanyaan adalah valid karena memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian uji dilanjutkan kepada uji reliabilitas untuk variabel program tayangan Apa kabar Indonesia. Hasil Uji validitas untuk variabel program dapat dilihat pada lampiran.
81
4.5
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah suatu uji statistik untuk mengetahui kehandalan suatu data. Handal adalah berarti bahwa data tersebut bagus, baik dan tidak berubah dengan berlalunya waktu. Walau diukur berkali-kali maka data tersebut menunjukkan hasil yang sama.
Hasil uji reliabilitas tampak pada tabel 4.10
di bawah ini. Tabel 4.10 Uji ReliabilitasVariabel Program Apa Kabar Indonesia Malam (X) Item-Total Statistics
Program1 Program2 Program3 Program4 Program5 Program6 Program7 Program8 Program9 Program10 Program11 Program12 Program13 Total
Scale Mean if Item Deleted 62.1379 62.4828 62.3448 62.7931 62.2241 62.4655 62.3621 62.5862 62.3448 62.5345 62.3448 62.2931 62.7241 32.4655
Scale Variance if Item Deleted 23.735 23.658 22.791 23.430 23.405 23.060 23.393 22.878 23.493 22.920 22.651 23.299 23.186 6.218
Corrected Item-Total Correlation .244 .197 .387 .170 .283 .323 .255 .385 .235 .362 .418 .286 .192 1.000
Cronbach's Alpha if Item Deleted .651 .653 .636 .656 .646 .642 .648 .637 .650 .639 .634 .646 .653 .486
Hasil uji Cronbach Alpha pada variabel program menunjukkan hasil di atas 0.6 yang berarti lebih besar dari pada 0.3. Hasil ini menunjukkan nilai yang cukup reliable, karena standar penentuan suatu pertanyaan reliable atau tidak adalah sebesar 0.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh pertanyaan pada variable keterampilan adalah reliable.
82
Sedangkan pada variabel opini khalayak tentang pilpres 2009 adalah sebagai berikut : Tabel 4.11 Uji ReliabilitasVariabel Opini Khalayak (Y) Item-Total Statistics
Opini1 Opini2 Opini3 Opini4 Opini5 Opini6 Opini7 Opini8 Opini9 Opini10 Opini11 Opini12 Opini13 Total
Scale Mean if Item Deleted 63.9655 64.2241 64.2414 64.0690 63.9828 64.2586 64.0690 64.0345 64.1034 64.1034 64.0690 64.2759 64.2241 33.3448
Scale Variance if Item Deleted 32.455 32.703 32.678 33.048 32.087 32.862 32.346 32.736 32.445 31.463 32.627 31.712 32.563 8.721
Corrected Item-Total Correlation .433 .335 .341 .284 .497 .310 .413 .350 .387 .570 .361 .523 .360 1.000
Cronbach's Alpha if Item Deleted .695 .700 .699 .703 .691 .702 .695 .699 .697 .684 .698 .688 .698 .697
Hasil uji Cronbach Alpha Variabel opini khalayak menunjukkan hasil diatas 0.6 yang berarti lebih besar dari pada 0.3. Hasil ini menunjukkan nilai yang cukup reliable, karena standar penentuan suatu pertanyaan reliable atau tidak adalah sebesar 0.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh pertanyaan pada variable opini khalayak adalah reliable.
83
4.6
Uji Regresi Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas pada setiap variabel yang diujikan, maka selanjutnya dilakukan uji regresi untuk mengetahui pengaruh antara variabel program Apa Kabar Indonesia Malam terhadap Opini Khalayak. a. Analisis Korelasi Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel – variabel yang diujikan. Hasil perhitungan korelasi dengan menggunakan program SPSS untuk regresi sederhana dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Korelasi Model Summaryb Model 1
R .657a
R Square .431
Adjusted R Square .421
Std. Error of the Estimate 2.24667
DurbinWatson 2.793
a. Predictors: (Constant), Program b. Dependent Variable: Opini
Dari Table 4.12 diketahui nilai koefisien korelasinya ( r ) adalah sebesar 0.657. Nilai ini mencerminkan bahwa hubungan secara general antara program Apa Kabar Indonesia Malam dan opini khalayak. Hubungan ini berarti hubungan yang cukup kuat antara program Apa Kabar Indonesia Malam dan opini khalayak Hasil koefisien korelasi r yang positif (0.657) menunjukkan orientasi hubungan positif antara Khalayak
Program Apa Kabar Indonesia Malam dan Opini
84
b. Analisis regresi sederhana Sedangkan hasil regresi gandanya adalah sebagai berikut : Tabel 4.14 Rangkuman hasil perhitungan Analisis Regresi Berganda : Uji t Coefficientsa
Model 1
(Constant) Program
Unstandardized Coefficients B Std. Error 8.092 3.886 .778 .119
Standardized Coefficients Beta .657
t 2.083 6.518
Sig. .042 .000
a. Dependent Variable: Opini
Selanjutnya berdasarkan Tabel 4.14, dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 8.092 + 0.778X1
Dari persamaan diketahui nilai konstanstanya adalah sebesar 8.092. Hal ini memberi gambaran bahwa pada saat Variabel bebas program tayangan apa kabar Indonesia, sama dengan nol, maka nilai Y adalah 8.092. Besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Program tayangan apa kabar Indonesia sebesar 0.778 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 menunjukkan bahwa variabel Program tayangan apa kabar Indonesia memberikan pengaruh sebesar 0.778 terhadap Opini Khalayak. Nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara Program Tayangan apa kabar Indonesia dengan Opini Khalayak. Dimana apabila variabel Program Tayangan apa kabar Indonesia meningkat sebesar 1 poin akan meningkatkan variabel Opini Khalayak sebesar 0.778.
85
Berdasarkan persamaan di atas, maka hipotesis yang diterima adalah hipotesis Ha yaitu ada pengaruh antara variabel program televisi dengan variabel opini khalayak. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan yang kurang dari 0.05, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel program Apa Kabar Indonesia Malam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Opini Khalayak. Bila digambarkan ke dalam kurva penerimaan, maka hasilnya akan tampak pada gambar gambar di bawah ini. Angka pada gambar grafik di bawah ini merupakan nilai t tabel dan t hitung. Nilai t hitung diperoleh dari nilai t yang ada pada tabel 4.14, sedangkan nilai t tabel diperoleh berdasarkan nilai tabel dengan df =56, maka nilai t tabel adalah 1.671. Daerah Terima Ha
Daerah Tolak Ho
-6.518
-1.671
0
1.671
6.518
Dengan melihat grafik di atas, maka terlihat bahwa besarnya t hitung berada pada daerah penolakan hipotesis Ho, dengan demikian hipotesis yang diterima adalah hipotesis Ha yaitu ada pengaruh antara variabel program televisi terhadap opini khalayak
86
4.4 Analisis Korelasi antara Program Apa Kabar Indonesia Malam dengan Opini Khalayak Analisis korelasional digunakan untuk melihat kuat lemahnya hubungan antara variabel bebas dan tak bebas. Besar hubungan berkisar antara 0 – 1. Untuk menganalisis korelasi antara variabel program
Apa Kabar Indonesia Malam
terhadap Opini Khalayak dapat dilihat dari hasil perhitungan SPSS sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini. Tabel 4.15 Hasil Analisis Korelasi Correlations Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
Opini Program Opini Program Opini Program
Opini 1.000 .657 . .000 58 58
Program .657 1.000 .000 . 58 58
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat antara variabel program Apa Kabar Indonesia Malam dengan Opini Khalayak dengan besarnya nilai korelasi sebesar 0.657 dan besarnya nilai signifikansi adalah sebesar 0.000. Hal ini berarti antara variabel program Apa Kabar Indonesia Malam dengan Opini Khalayak terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan pada program Apa Kabar
Indonesia Malam di tvOne, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan : 1. Terdapat hubungan yang cukup kuat antara program Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne dengan Opini Khalayak tentang Pilpres 2009. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi sebesar 0.657. 2. Terdapat pengaruh antara variabel program Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne dengan Opini Khalayak di Kelurahan Karawaci Tangerang tentang Pilpres 2009. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.778. 3. Variabel program Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne memberikan pengaruh tentang Opini Khalayak di Kelurahan Karawaci Tangerang tentang Pilpres 2009 sebesar 43.1%. 4. Hasil analisis demografik menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah laki– laki dan pernah menonton program Apa Kabar Indonesia Malam di tvOne.
5.2
Saran Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, Peneliti mencoba memberikan
saran-saran sebagai masukan bagi program Apa Kabar Indonesia Malam. Saran-sarannya adalah sebagai berikut :
87 91
88
1. Judul program Apa Kabar Indonesia Malam yang muncul pada layar televisi atau istilah dalam dunia broadcast adalah Character Generic (CG), kurang dibaca oleh khalayak. Hal ini dibuktikan dari hasil uji validitas yaitu sebesar 0.293. Agar khalayak tertarik untuk membacanya, maka pemilihan jenis huruf dan warna harus diperhatikan. Sebaiknya menggunakan jenis huruf yang unik dan warna yang “eye catchy”. 2. Grafis Pembuka (Logo Identitas dan Judul program) kurang diperhatikan khalayak. Hasil uji validitas menunjukkan angka 0.292 untuk grafis pembuka. Sebaiknya grafis pembuka dikemas secara berbeda, misalnya dengan memasukkan karakter khusus (maskot) atau bahkan karakter bang One pada grafis pembuka. 3. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh pembawa acara (Tina Talisa) kepada narasumber tidak terlalu didengarkan oleh khalayak. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji validitas sebesar 0.328. diharapkan pertanyaan dapat lebih menjurus ke inti masalah, dan Tina Talisa selaku pembawa acara dapat mengarahkan pertanyaan tersebut dengan baik sehingga jawaban yang diberikan narasumber tepat dan sesuai (tidak melebar). 4. Program Apa Kabar Indonesia Malam kurang membangkitkan rasa ketertarikan di dalam diri khalayak untuk menyaksikan program-program berita di televisi. Hal ini ditunjukkan dari hasil perolehan uji validitas sebesar 0.320. Sebaiknya topik pembahasan harus dibahas lebih komprehensif lagi dengan narasumber yang merupakan tokoh / ahli di bidang tersebut.
88
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini, 2007. Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta Bambang, Setiawan, 1995. Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta : Universitas Terbuka Bittner, 1980. Mass Communication : An Introduction, Illinois : University of Illinois Press Burton, Graeme, 2008. Pengantar untuk Memahami Media dan Budaya Populer, Jalasutra Anggota IKAPI Djoenaesih S. Sunarjo, 1997, Opini Publik, Yogyakarta : Liberty Defleur and Dennis, 1998. Understanding Mass Communication,, Jakarta : Erlangga Edgar, Patricia, Families Without Television, dalam Journal of Communiation, Vol 27 Effendy, Onong Uchyana, 2007. Ilmu Komunikasi – Teori dan Praktek, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Forum Rektor Indonesia, 2004, Kesaksian Politik Rakyat Atas Jalannya Reformasi Pemilu 2004, Surabaya : Departemen MKU Universitas Ghozali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program SPSS, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro Haron, Suwardi, 1993. Peranan Pers Dalam Poliltik di Indonesia, Pustaka Sinar Harapan Hofmann, Rueddi, 1999. Dasar-dasar Apresiasi Program Televisi, Jakarta : Grasindo Koentjaraningrat, 1994. Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramedia Kountur, Ronny, 2003. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta : PPM Kuswandi, Wawan, Komunikasi Massa Sebuah Analisa Media Televisi, 1996. Jakarta : PT Rineka Cipta, Lukmantoro, Triyono, 2008. Komodifikasi Pemilu Televisi, Jakarta : Suara Merdeka Mayer, Martin,1993. Making News, Boston : Harvard Business School Press McQuail, Dennis, 1989. Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Jakarta : Erlangga
Morisan, 2005. Media Penyiaran,Strategi Mengelola Radio & Televisi, Jakarta : PT Ramdina Prakarsa Nur Hidayat, Dedy, Dr, M.Si, 2007. Pengantar Komunikasi Massa, Bandung : PT. RajaGrafindo Persada Olii, Helena, 2007, Opini Publik, Jakarta : PT INDEKS Purnama, Suwandi, 2006, Seputar Bisnis dan Produksi Siaran Televisi, Sumatera Barat : TVRI Sumbar Rakhmat, Jalaludin, 1995. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Sendjaja, Sasa Djuarsa, 2000. Pengantar komunikasi, Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Sugiyono, 2006. Statistika untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta Tebba, Sudirman, 2005. Jurnalistik Baru, Jakarta : PT Kalam Indonesia Tim Redaksi LP3ES, 2006. Jurnalisme – Antara Peristiwa dan Ruang Publik, Jakarta : PT Pustaka Triton, PB, 2006. SPSS 13.0 Terpaan : Riset Statistik Parametrik, Yogyakarta Tukan, Benjamin, Suyanto, Esky, Suranto, Hanif, N, Sodikin, Sandjaya Utama Sandjaya, 2004. Meliput Pemilu Panduan Untuk Jurnalis, Jakarta : Lembaga Studi Pers dan Pembangunan Wahyudi, 1996. Dasar - dasar Jurnalistik Radio Pustaka Utama Grafiti
dan
Televisi, Jakarta :
W. Littlejohn, Stephen, 1997. Theories Of Human Communication, Bandung : Universitas Padjajaran W. Michael Gamble dan Teri Kwal Gamble, 1989. Introducing Mass Communiation, Singapura : McGraw-Hill Book
Sumber Lain
http://www.tvone.co.id http://www.Metrotv.org/metronews 7 Juli 2008. http://www.wikipedia.org/wiki/pengaruh. http://wikipedia.org/wiki/mediamassa
KUESIONER PENGARUH PROGRAM TELEVISI ”APA KABAR INDONESIA MALAM” DI TV ONE TERHADAP OPINI KHALAYAK DI KELURAHAN KARAWACI TANGERANG TENTANG PEMILIHAN PRESIDEN 2009 Agatha Christie Octina Meliala 44106120022 Identitas Responden Nama (Inisial)
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
DAFTAR PERTANYAAN I. TERPAAN MEDIA 1. Apakah Anda pernah menonton program Apa Kabar Indonesia Malam di Tv One? a. Pernah b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 2. Berapa kali dalam 5 hari sepekan Anda menonton program Apa Kabar Indonesia Malam? a. 2 kali b. 3 kali c. > 3 kali 3. Berapa lama Anda menonton program Apa Kabar Indonesia Malam? a. < 30 menit b. 45 menit c. 60 menit 4. Apakah Anda menonton seluruh tayangan program Apa Kabar Indonesia Malam? a. Menonton seluruh tayangan b. Menonton beberapa bagian tayangan c. Tidak menonton seluruh tayangan
5. Apakah ada kegiatan lain yang Anda lakukan selama menonton program Apa Kabar Indonesia Malam? a. Ada ................................................. (jika ada, mohon diisi titik-titik tersebut) b. Sedikit c. Tidak ada II. PROGRAM APA KABAR INDONESIA MALAM (X) 1. Apakah Anda membaca nama (judul) program Apa Kabar Indonesia Malam yang kerap muncul pada saat program tersebut berlangsung? a. Membaca b. Kurang membaca c. Tidak membaca 2. Apakah Anda membaca nama pembawa acara dan narasumber yang muncul pada saat program Apa Kabar Indonesia Malam berlangsung? a. Membaca b. Kurang membaca c. Tidak membaca 3. Apakah Anda membaca topik atau tema pembahasan yang dibawakan dalam program Apa Kabar Indonesia Malam? a. Membaca b. Kurang membaca c. Tidak membaca 4. Apakah Anda memperhatikan grafis pembuka (ID dan judul) program Apa Kabar Indonesia Malam? a. Memperhatikan b. Kurang memperhatikan c. Tidak memperhatikan 5. Apakah Anda memperhatikan gradasi warna yang digunakan pada ID program Apa Kabar Indonesia Malam? a. Memperhatikan b. Kurang memperhatikan c. Tidak memperhatikan 6. Apakah Anda memperhatikan cuplikan / tayangan berita yang terdapat dalam program Apa Kabar Indonesia Malam? a. Memperhatikan b. Kurang memperhatikan c. Tidak memperhatikan 7. Apakah Anda memperhatikan perbincangan Tina Talisa (pembawa acara) dengan narasumber dalam program Apa Kabar Indonesia Malam terkait Pilpres 2009?
a. memperhatikan b. Kurang memperhatikan c. Tidak memperhatikan 8. Apakah Anda memperhatikan lokasi pengambilan gambar (Wisma Nusantara) program Apa Kabar Indonesia Malam ? a. Memperhatikan b. Kurang memperhatikan c. Tidak memperhatikan 9. Apakah Anda mendengarkan setiap pertanyaan yang diajukan oleh Pembawa Acara kepada Narasumber ? a
Ya
b
Kurang
c
Tidak
10. Apakah Anda mendengarkan jingle pembuka yang diputar pada awal program Apa Kabar Indonesia Malam? a. Mendengarkan b. Kurang mendengarkan c. Tidak mendengarkan 11. Apakah Anda mendengarkan backsound denting piano yang diputar selama program Apa Kabar Indonesia Malam berlangsung ? a. Mendengarkan b. Kurang mendengarkan c. Tidak mendengarkan 12. Apakah program Apa Kabar Indonesia Malam memberikan pandangan baru bagi Anda mengenai dunia politik di Indonesia ? a
Ya
b
Kurang
c
tidak
13. Apakah program Apa Kabar Indonesia Malam membangkitkan rasa ketertarikan di dalam diri Anda untuk menyaksikan program-program berita di televisi ? a
Ya
b
Kurang
c
Tidak
III. OPINI KHALAYAK (Y) 1. Apakah Anda percaya bahwa program Apa Kabar Indonesia Malam aktual dan faktual? menyampaikan berita politik yang a. Percaya b. Kurang percaya c. Tidak percaya 2. Apakah Anda percaya bahwa program Apa Kabar Indonesia Malam memberikan informasi secara aktual dan faktual mengenai Pemilihan Presiden (Pilpres 2009)? a. Percaya b. Kurang percaya c. Tidak percaya 3. Bagaimana menurut Anda pemenuhan informasi mengenai Pilpres 2009 yang disampaikan program Apa Kabar Indonesia Malam? a. Cukup b. Kurang cukup c. Tidak cukup 4. Bagaimana menurut Anda kompetensi informasi yang disampaikan dalam program Apa Kabar Indonesia Malam mengenai Pilpres 2009? a. Kuat b. Kurang kuat c. Tidak kuat 5. Apakah menurut Anda ada penggiringan opini atas Piplres 2009 dalam program Apa Kabar Indonesia Malam? a. Ada b. Sedikit c. Tidak ada 6. Apakah program Apa Kabar Indonesia Malam menggiring opini Anda dalam memilih calon presiden pada Pilpres 2009? a
Ya
b
Kurang
c
Tidak
7. Bagaimana menurut Anda ketepatan tema pembahasan dalam program Apa Kabar Indonesia Malam terkait dengan Pilpres 2009? a. Tepat b. Kurang tepat c. Tidak tepat 8. Bagaimana menurut Anda narasumber yang dihadirkan dalam program Apa Kabar Indonesia Malam terkait dengan Pilpres 2009? a. Tepat
b. Kurang tepat c. Tidak tepat 9. Bagaimana menurut Anda Tina Talisa sebagai pembawa acara program Apa Kabar Indonesia Malam? a. Tepat b. Kurang tepat c. Tidak tepat 10. Apakah program Apa Kabar Indonesia Malam mengubah persepsi Anda terhadap Pilpres 2009? a
Ya
b
Kurang
c
tidak
11. Apakah program Apa Kabar Indonesia Malam membangkitkan rasa ketertarikan di dalam diri Anda untuk mengikuti perkembangan Pilpres 2009? a
Ya
b
Kurang
c
Tidak
12. Berapa kali dalam sepekan program Apa Kabar Indonesia Malam mengangkat tema Pilpres 2009? a. Sekali b. 2 kali c. > 3 kali 13. Berapa lama durasi waktu tema Pilpres 2009 diangkat dalam satu (1) episode penayangan program Apa Kabar Indonesia Malam? a. < 30 menit b. 45 menit c. 60 menit
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58
Usia 20 20 17 17 28 17 17 17 27 18 23 26 19 19 27 20 24 16 20 23 26 25 19 18 20 17 17 18 28 20 17 29 24 28 23 19 27 18 19 26 30 17 19 17 26 18 29 17 30 19 19 29 18 18 30 18 30 30
Jenis Kelamin L P L P P L P L L L P L L P P L L P L L P P L L P L P L P P L L P L P L P L P L L L L L P P P L P L P P L L P P L L
P1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Terpaan Media P2 P3 P4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3
P5 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2
P1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3
P2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2
Program APA KABAR INDONESIA MALAM P3 P4 P5 P6 P7 P8 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 1 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 1 2 2 3 2 3 1 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 1 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 1 3 2 3 2
P9 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
P10 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2
P11 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3
P12 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2
P13 1 2 3 2 3 1 1 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2 1 3 1 1 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2
TOTALP1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2
P2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2
P3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3
P4 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
P5 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
P6 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2
P7 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3
Opini Khalayak P8 P9 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
P10 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2
P11 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3
P12 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3
P13 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2
Usia 20 20 17 17 28 17 17 17 27 18 23 26 19 19 27 20 24 16 20 23 26 25 19 18 20 17 17 18 28 20 17 29 24 28 23 19 27 18 19 26 30 17 19 17 26 18 29 17 30 19 19 29 18 18 30 18 30 30
Lampiran Demografik Usia
Valid
16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 23.00 24.00 25.00 26.00 27.00 28.00 29.00 30.00 Total
Frequency 1 11 8 8 6 3 2 1 4 3 3 3 5 58
Percent 1.7 19.0 13.8 13.8 10.3 5.2 3.4 1.7 6.9 5.2 5.2 5.2 8.6 100.0
Valid Percent 1.7 19.0 13.8 13.8 10.3 5.2 3.4 1.7 6.9 5.2 5.2 5.2 8.6 100.0
Cumulative Percent 1.7 20.7 34.5 48.3 58.6 63.8 67.2 69.0 75.9 81.0 86.2 91.4 100.0
Jenis_Kelamin
Valid
Laki - laki Perempuan Total
Frequency 32 26 58
Percent 55.2 44.8 100.0
Valid Percent 55.2 44.8 100.0
Cumulative Percent 55.2 100.0
TM1
Valid
Kadang-kadang Pernah Total
Frequency 3 55 58
Percent 5.2 94.8 100.0
Valid Percent 5.2 94.8 100.0
Cumulative Percent 5.2 100.0
TM2
Valid
3 kali > 3 kali Total
Frequency 30 28 58
Percent 51.7 48.3 100.0
Valid Percent 51.7 48.3 100.0
Cumulative Percent 51.7 100.0
TM3
Valid
45 menit 60 menit Total
Frequency 38 20 58
Percent 65.5 34.5 100.0
Valid Percent 65.5 34.5 100.0
Cumulative Percent 65.5 100.0
TM4 Frequency Valid
menonton beberapa bagian tayangan tidak menonton tayangan Total
Percent
Valid Percent
30
51.7
51.7
51.7
28 58
48.3 100.0
48.3 100.0
100.0
TM5
Valid
sedikit tidak ada Total
Frequency 35 23 58
Percent 60.3 39.7 100.0
Cumulative Percent
Valid Percent 60.3 39.7 100.0
Cumulative Percent 60.3 100.0
Lampiran Validitas dan Reliabilitas Correlations Program1 Program2 Program3 Program4 Program5 Program6 Program7 Program8 Program9 Program10 Program11 Program12 Program13Total Program1 Pearson Correlation 1 .289* .349** -.159 .232 -.121 -.187 .191 .176 -.195 .176 .058 .031 .320* Sig. (2-tailed) .028 .007 .234 .080 .367 .161 .150 .187 .142 .187 .665 .817 .014 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Program2 Pearson Correlation .289* 1 .053 .188 .047 -.077 .154 .003 .124 -.235 .053 -.042 -.072 .293* Sig. (2-tailed) .028 .691 .157 .725 .567 .247 .985 .355 .076 .691 .753 .591 .026 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Program3 Pearson Correlation .349** .053 1 -.038 .305* .012 .117 .168 .005 .180 .289* .095 -.055 .470** Sig. (2-tailed) .007 .691 .775 .020 .928 .382 .209 .971 .176 .028 .476 .684 .000 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Program4 Pearson Correlation -.159 .188 -.038 1 .141 .015 .025 .014 -.150 .046 .017 .051 .014 .292* Sig. (2-tailed) .234 .157 .775 .290 .910 .853 .917 .262 .729 .897 .703 .915 .026 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Program5 Pearson Correlation .232 .047 .305* .141 1 -.007 -.025 .069 .074 .057 .074 -.091 .030 .366** Sig. (2-tailed) .080 .725 .020 .290 .961 .852 .608 .580 .669 .580 .497 .826 .005 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Program6 Pearson Correlation -.121 -.077 .012 .015 -.007 1 .324* .123 .082 .374** .012 .056 .178 .412** Sig. (2-tailed) .367 .567 .928 .910 .961 .013 .358 .539 .004 .928 .677 .182 .001 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Program7 Pearson Correlation -.187 .154 .117 .025 -.025 .324* 1 -.028 .117 .065 .117 -.149 .114 .347** Sig. (2-tailed) .161 .247 .382 .853 .852 .013 .836 .382 .628 .382 .265 .394 .008 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Program8 Pearson Correlation .191 .003 .168 .014 .069 .123 -.028 1 .094 .376** .241 .169 -.008 .465** Sig. (2-tailed) .150 .985 .209 .917 .608 .358 .836 .483 .004 .068 .204 .955 .000 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Program9 Pearson Correlation .176 .124 .005 -.150 .074 .082 .117 .094 1 -.035 .005 .095 .104 .328* Sig. (2-tailed) .187 .355 .971 .262 .580 .539 .382 .483 .797 .971 .476 .438 .012 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Program10 Pearson Correlation -.195 -.235 .180 .046 .057 .374** .065 .376** -.035 1 .252 .391** -.040 .446** Sig. (2-tailed) .142 .076 .176 .729 .669 .004 .628 .004 .797 .057 .002 .764 .000 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Program11 Pearson Correlation .176 .053 .289* .017 .074 .012 .117 .241 .005 .252 1 .314* -.002 .498** Sig. (2-tailed) .187 .691 .028 .897 .580 .928 .382 .068 .971 .057 .016 .989 .000 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Program12 Pearson Correlation .058 -.042 .095 .051 -.091 .056 -.149 .169 .095 .391** .314* 1 -.035 .374** Sig. (2-tailed) .665 .753 .476 .703 .497 .677 .265 .204 .476 .002 .016 .792 .004 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Program13 Pearson Correlation .031 -.072 -.055 .014 .030 .178 .114 -.008 .104 -.040 -.002 -.035 1 .320* Sig. (2-tailed) .817 .591 .684 .915 .826 .182 .394 .955 .438 .764 .989 .792 .014 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Total Pearson Correlation .320* .293* .470** .292* .366** .412** .347** .465** .328* .446** .498** .374** .320* 1 Sig. (2-tailed) .014 .026 .000 .026 .005 .001 .008 .000 .012 .000 .000 .004 .014 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 *.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Item-Total Statistics
Program1 Program2 Program3 Program4 Program5 Program6 Program7 Program8 Program9 Program10 Program11 Program12 Program13 Total
Scale Mean if Item Deleted 62.1379 62.4828 62.3448 62.7931 62.2241 62.4655 62.3621 62.5862 62.3448 62.5345 62.3448 62.2931 62.7241 32.4655
Scale Variance if Item Deleted 23.735 23.658 22.791 23.430 23.405 23.060 23.393 22.878 23.493 22.920 22.651 23.299 23.186 6.218
Corrected Item-Total Correlation .244 .197 .387 .170 .283 .323 .255 .385 .235 .362 .418 .286 .192 1.000
Cronbach's Alpha if Item Deleted .651 .653 .636 .656 .646 .642 .648 .637 .650 .639 .634 .646 .653 .486
Correlations Opini1 Opini2 Opini3 Opini4 Opini5 Opini6 Opini7 Opini8 Opini9 Opini10Opini11Opini12Opini13 Total Opini1Pearson Correlation 1 .267* .169 -.005 .026 .148 .392** -.042 .108 .421** .233 .205 .112 .494** Sig. (2-tailed) .043 .206 .967 .845 .268 .002 .754 .420 .001 .078 .122 .403 .000 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Opini2Pearson Correlation .267* 1 .062 .160 .221 .025 .160 -.123 .152 .012 .231 .058 .238 .410** Sig. (2-tailed) .043 .642 .231 .095 .851 .231 .358 .253 .928 .081 .665 .072 .001 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Opini3Pearson Correlation .169 .062 1 .062 .276* -.154 -.010 .216 .053 .265* .204 .299* .062 .415** Sig. (2-tailed) .206 .642 .646 .036 .247 .941 .103 .691 .045 .124 .023 .642 .001 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Opini4Pearson Correlation -.005 .160 .062 1 .433** .035 .048 .106 -.007 .137 .048 .224 -.054 .359** Sig. (2-tailed) .967 .231 .646 .001 .796 .721 .430 .956 .306 .721 .091 .687 .006 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Opini5Pearson Correlation .026 .221 .276* .433** 1 .102 .199 .250 .151 .151 .121 .310* .145 .555** Sig. (2-tailed) .845 .095 .036 .001 .448 .134 .058 .257 .257 .365 .018 .276 .000 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Opini6Pearson Correlation .148 .025 -.154 .035 .102 1 .178 .192 .095 .378** .035 .117 .165 .385** Sig. (2-tailed) .268 .851 .247 .796 .448 .181 .149 .478 .003 .796 .382 .216 .003 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Opini7Pearson Correlation .392** .160 -.010 .048 .199 .178 1 .031 .209 .281* .194 .152 .088 .480** Sig. (2-tailed) .002 .231 .941 .721 .134 .181 .818 .115 .033 .144 .255 .509 .000 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Opini8Pearson Correlation -.042 -.123 .216 .106 .250 .192 .031 1 .127 .348** .031 .241 .168 .420** Sig. (2-tailed) .754 .358 .103 .430 .058 .149 .818 .342 .007 .818 .068 .207 .001 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Opini9Pearson Correlation .108 .152 .053 -.007 .151 .095 .209 .127 1 .289* .137 .208 .223 .458** Sig. (2-tailed) .420 .253 .691 .956 .257 .478 .115 .342 .028 .306 .117 .093 .000 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Opini10 Pearson Correlation .421** .012 .265* .137 .151 .378** .281* .348** .289* 1 .065 .350** .082 .625** Sig. (2-tailed) .001 .928 .045 .306 .257 .003 .033 .007 .028 .630 .007 .539 .000 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Opini11 Pearson Correlation .233 .231 .204 .048 .121 .035 .194 .031 .137 .065 1 .152 .160 .432** Sig. (2-tailed) .078 .081 .124 .721 .365 .796 .144 .818 .306 .630 .255 .231 .001 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Opini12 Pearson Correlation .205 .058 .299* .224 .310* .117 .152 .241 .208 .350** .152 1 .198 .583** Sig. (2-tailed) .122 .665 .023 .091 .018 .382 .255 .068 .117 .007 .255 .135 .000 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Opini13 Pearson Correlation .112 .238 .062 -.054 .145 .165 .088 .168 .223 .082 .160 .198 1 .433** Sig. (2-tailed) .403 .072 .642 .687 .276 .216 .509 .207 .093 .539 .231 .135 .001 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 Total Pearson Correlation .494** .410** .415** .359** .555** .385** .480** .420** .458** .625** .432** .583** .433** 1 Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .006 .000 .003 .000 .001 .000 .000 .001 .000 .001 N 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 58 *.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Item-Total Statistics
Opini1 Opini2 Opini3 Opini4 Opini5 Opini6 Opini7 Opini8 Opini9 Opini10 Opini11 Opini12 Opini13 Total
Scale Mean if Item Deleted 63.9655 64.2241 64.2414 64.0690 63.9828 64.2586 64.0690 64.0345 64.1034 64.1034 64.0690 64.2759 64.2241 33.3448
Scale Variance if Item Deleted 32.455 32.703 32.678 33.048 32.087 32.862 32.346 32.736 32.445 31.463 32.627 31.712 32.563 8.721
Corrected Item-Total Correlation .433 .335 .341 .284 .497 .310 .413 .350 .387 .570 .361 .523 .360 1.000
Cronbach's Alpha if Item Deleted .695 .700 .699 .703 .691 .702 .695 .699 .697 .684 .698 .688 .698 .697
Lampiran Regresi Correlations Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
Opini 1.000 .657 . .000 58 58
Opini Program Opini Program Opini Program
Program .657 1.000 .000 . 58 58
Model Summaryb Model 1
R .657a
R Square .431
Adjusted R Square .421
a. Predictors: (Constant), Program b. Dependent Variable: Opini
Std. Error of the Estimate 2.24667
DurbinWatson 2.793
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 214.442 282.662 497.103
df 1 56 57
Mean Square 214.442 5.048
F 42.484
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Program b. Dependent Variable: Opini
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Program
Unstandardized Coefficients B Std. Error 8.092 3.886 .778 .119
a. Dependent Variable: Opini
Standardized Coefficients Beta .657
t 2.083 6.518
Sig. .042 .000
Data Pribadi Nama : Agatha CH Meliala Jenis Kelamin : Perempuan Tempat/Tanggal Lahir: Jakarta, 25 Oktober 1984 Kewarganegaraan : WNI Alamat : Jl. Bandeng Raya No. 02 Perumnas 1, Karawaci, Tangerang 15116 Telepon Rumah : 021-551 3596; HP: 0818 93 8020 Email :
[email protected] Profil
Mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja, dapat bekerja secara tim maupun individual, pekerja keras, mau belajar hal yang baru, Komunikatif dan bertanggung jawab.
Pengalaman Kerja
Januari 2006 – Sekarang PT. Asuransi Jaya Proteksi, Komplek Grand Boutique Centre Blok E 2 – 4, Jl. Mangga Dua Raya, Jakarta Utara 14430 Sekretaris Direksi Tanggung jawab: Mengarsip file surat masuk/keluar dan dokumen lainnya Membuat surat / fax keluar (korespondensi) Membuat Notulen Rapat Direksi Membuat jadwal pertemuan atasan dengan pihak klien Bekerjasama dengan Pihak Media Relation atau Public Relation dalam manangani publikasi perusahaan. Bekerjasama dengan Graphic Desaigner dalam menyiapkan materi iklan untuk pemasangan iklan di beberapa media massa
Resume of Agatha Ch Meliala
Pengalaman
Juni 2005 – September 2005 PT. UMAXINDO PERSADA, Pangeran Jayakarta, Jakarta Pusat Staff Administrasi/Sekretaris Tanggung jawab: Mengarsip dokumen – dokumen dan membuat surat-surat Memperbantukan Sales Marketing dalam hal menyiapkan pameran UMAX
Pendidikan Formal
2002 – 2006, tamat AKSEMA Saint Mary, Jurusan DIII Sekretaris, A.M. Sangaji, Jakarta Barat
1999 – 2002, tamat SMU Yuppentek 1, Tangerang
Kursus
2004, Kursus Bhs Inggris Tingkat Conversation di LIA Cabang Cikokol, Tangerang
Kemampuan Komputer
Microsoft Words, Microsoft Excel. Microsoft Powerpoint, Internet
Kemampuan Bahasa Asing
Inggris ( Pasif dan Aktif)
Jakarta, Agustus 2009