OPINI KHALAYAK TERHADAP ACARA BINGKAI IMAN DI RADIO MERSI 93,90 FM TANGERANG. (Studi Deskriptif terhadap Kaum Ibu Dikelurahan Pondok Kacang Timur Rw 05 )
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Disusun oleh :
NAMA
: IRFAN HADINATA
NIM
: 04101-079
JURUSAN
: Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Sejak pemerintahan rezim Soeharto tahun 1998, arti reformasi di segala bidang disalahartikan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia Kebebasan sendiri berarti bebas mengekspresikan sesuatu hal yang terlepas dari layak atau tidaknya hal tersebut kepada khalayak banyak. Sedangkan kebebasan dalam arti sempit adalah menuangkan ide-ide, gagasan, pikiran, intelektualitas individual 1
untuk masyarakat banyak.
Kebebasan di Indonesia mencakup dari aspek hukum, ekonomi, agama, sosial, dan kebudayaan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin membahas salah satu agama di Indonesia yaitu Islam serta dampak dari pengaruh agama Islam itu sendiri. Sebelumnya pemerintah mengakui empat agama yang keberadaannya dianggap sah di Indonesia, yaitu, Kristen Protestan, Katolik, Budha, Hindu, dan Islam yang mempunyai ketentuan-ketentuan jelas karena diatur berdasarkan kitab suci masing-masing agama tersebut. Sejarah umat manusia di Barat menunjukkan bahwa dengan mengesampingkan agama dan menempatkan kebebasan ilmu serta akal manusia semata-mata sebagai satu-satunya ukuran untuk menilai segalanya, 2
telah menyebabkan berbagai krisis dan malapetaka.
1
Harian KOMPAS Edisi Februari 2001 (Kolom Budaya) Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Rajawali Grafindo Persada,.Jakarta, 2005,hal.44 2
Kebebasan dari perspektif semua agama itu adalah kebebasan manusiawi yang harus sesuai dengan yang telah tercantum dalam kitab suci agama, dan apabila dilanggar akan mendapatkan sanksi bukan hanya di dunia semata, tetapi juga akan diganjar jika sudah menemui pencipta mereka kembali. Semua teknologi canggih yang berkembang pesat di atas dunia ini, tidak akan pernah terlepas dari kekhilafan manusia itu sendiri dalam penciptaan dan penggunaannya untuk kehidupan manusia setiap zamannya. Untuk mengontrol teknologi maju itulah, manusia memerlukan agama sebagai pedoman dan pegangan hidup sejati yang mampu mengendalikan dan mengarahkan penggunaan teknologi bagi kepentingan umat manusia secara keseluruhan.. Dengan panduan agama, terutama agama yang berasal dari Allah, teknologi dapat dikembangkan dan diarahkan untuk tujuan yang bermanfaat bagi kehidupan, keselamatan, serta kebahagiaan 3
umat manusia.
Radio adalah salah satu media massa elektronik yang disebarluaskan untuk tujuan tersebut. Sebagai media massa, radio dengan segala kelebihan yang dimiliki bukan menjadi saingan bagi media elektronik lainnya, mendekati pendengar dengan cara yang berbeda lebih akurat dengan mengandalkan teater of mind. Radio mempunyai kelebihan menarik pendengarnya dengan pembentukan image melalui audio yang diperdengarkan dan dirangkai semenarik mungkin sehingga memancing emosi para pendengar, selain itu radio juga bisa dibawa ke mana-mana serta dinikmati dengan aman dan nyaman.
3
Ibid, hal.45
Guru Besar dari UNPAD Prof Saifuddin Anwar mengatakan : Acara radio pada umumnya mempengaruhi sikap pandangan, persepsi, dan perasaan pendengar : Ini adalah hal yang wajar bila ada suatu hal yang mempengaruhi pendengar, sebab salah satu pengaruh psikologi seakan-akan menghipnotis 9 pendengarnya. Perkembangan radio saat ini sudah sedemikian pesat sehingga untuk mengetahui hal tersebut salah satunya dapat melihat opini pendengar, dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara yang satu dengan 10
yang lainnya terlebih setelah antena memancarkan signal radio.
Radio Mersi FM adalah satu dari sekian banyak stasiun radio di Indonesia yang berupaya mendekati pendengar dengan lagu-lagu dangdut. Sasaran khalayaknya adalah penggemar lagu dangdut dari masyarakat menengah ke bawah, dan tidak menutup kemungkinan masyarakat menengah ke atas. Tidak hanya dangdut, Mersi juga menyajikan
beranekaragam acara seperti acara
Bingkai Iman, Warung Jakarta Pagi, 12 Lapis Mersi, dan lain-lainnya. Satu-satunya acara di radio Mersi yang bernuansakan Islam adalah acara Bingkai Iman. Islam adalah salah satu agama di Indonesia yang mayoritas penduduknya menganut dan meyakini kebenarannya untuk pegangan hidup mereka sebagai seorang muslim. Kitab suci umat Islam adalah Al-Qur an Nul Karim yang terdiri dari 30 juz yang di dalamnya membawa pesan-pesan atau lebih dikenal dengan firman Allah sejak dahulu kepada umat manusia dari awal hidup sampai akhir hayat mereka kelak agar tidak tersesat kehidupan duniawi sesaat. 9
Ibid. Hal.80
Islam sendiri mengajarkan kebebasan untuk berekspresi dalam kebajikan di era reformasi sekarang ini yang sebagaimana tercantum dalam surat Al-Araf ayat 99 Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma ruf serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh . 11 Acara ini menyajikan ceramah agama subuh yang mengudara di radio Mersi FM dan dihadiri oleh Ibu-ibu dari JABODETABEK, tapi kebanyakan ibuibu yang hadir dari daerah Tangerang dan sekitarnya. Dalam acara ini menghadirkan seorang penceramah tetap yang cukup terkenal di daerah Tangerang yaitu Ustadz Amsori Fahmi yang dengan sabar menanggapi keluhan dan pertanyaan ibu-ibu yang hadir di tempat tersebut. Alasan peneliti mengambil populasi kaum ibu untuk menjadi objek dalam mengukur opini, karena data segmen pendengar radio Mersi peneliti adalah kaum ibu-ibu. Walaupun tidak seluruhnya, tetapi mayoritas dari kaum ibu 13
inilah yang tidak melewati acara Bingkai Iman setiap pagi.
Alasan peneliti mengambil kaum ibu Kelurahan Pondok Kacang Rw.05 karena setelah melakukan observasi ke lapangan ternyata kaum ibu di daerah tersebut, hampir 80% mendengarkan acara tersebut.
11 13
QS. Al Araf ayat 99 Interview Kepala Studio Radio Mersi FM, David Revindo Panggabean
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka pokok permasalahan penelitian ini adalah : Bagaimana opini kaum Ibu Kelurahan Pondok Kacang Timur Rw.05 Tangerang, sebagai pendengar siaran Bingkai Iman di Radio Mersi 93,90 FM? priode 23 April sampai 13 Mei 2008.
1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui opini kaum ibu Kelurahan Pondok Kacang Timur Rw. 05 Tangerang, terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi FM. Priode 23 April sampai 13 Mei 2008
1.4. Signifikansi Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif, baik secara akademis maupun praktis.
1.4.1. Signifikansi Akademis Sebagai masukan tambahan untuk sumbangan pemikiran bagi ilmu komunikasi massa, khusus mengenai studi tentang opini khalayak.
1.4.2. Signifikansi Praktis Secara praktis, penelitian ini ini bisa difungsikan sebagai masukkan untuk radio Mersi FM khususnya bagi produser acara bingkai iman.
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Komunikasi Istilah komunikasi berasal dari bahasa yunani, yaitu common yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi shared by all alike . Maka dari itu, komunikasi pada prinsipnya harus bersifat dua arah dalam rangka pertukaran pikiran (idea) dan informasi yang menuju pada terbentuknya pengertian bersama.1 Komunikasi adalah suatu proses dimana dalam proses itu beberapa partisipan bertukar informasi dalam suatu waktu. Tanda-tanda informasi ini bisa saja bersifat verbal (meliputi kata-kata, gambar, dan angka-angka, baik lisan maupun tulisan), non verbal (meliputi ekspresi, gerakan anggota tubuh, pakaian, warna, waktu, ruang, rasa, sentuhan dan bau), dan paralinguistik, merupakan tanda-tanda yang terdapat diantara komunikasi verbal dan non verbal, meliputi kualitas suara, seperti kecepatan berbicara, tekanan suara, dan vokalisasi bukan 2
kata, yang digunakan untuk menunjukkan makna dan emosi tertentu.
Gambaran Laswell tentang komunikasi adalah dengan menjawab pertanyan-pertanyaan berikut, Who says what in which channel to whom with what effect yang artinya siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan pengaruh bagaimana . Dari pengertian Laswell tersebut, dapat dijabarkan unsur-unsur komunikasi menjadi lima bagian yang berhubungan : 1
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Media Televisi, Rineka Cipta, 1996, hal.16 2 Amri Jahi, Komunikasi Massa Dan Pembangunan Negara-negara Dunia Ketiga , Suatu Pengantar.Gramedia Pustaka Utama.Jakarta,1993, hal.3
6
1. Pengirim atau sumber : merupakan pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. 2. Pesan (Message) : yaitu apa yang dikomunikasikan oleh pengirim kepada penerima, terdiri dari seperangkat simbol verbal maupun nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber. 3. Saluran atau media : yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. 4. Penerima (Receiver) : sering juga disebut sasaran tujuan (destination) yaitu penerima pesan dari pengirim. 5. Efek : yaitu apa yang terjadi pada penerima pesan setelah ia mendapatkan pesan dari pengirim tersebut, yang meliputi perubahan keyakinan atau 3
perubahan prilaku, dan lain sebagainya.
A. Proses komunikasi menurut Melvin De Fleur digambarkan sebagai berikut : Stimulus Respon (S R) 1. Didasarkan pada prinsip bahwa respon merupakan tanggapan terhadap stimulus tertentu. 2. Elemen utama teori ini adalah : a. Pesan (Stimulus) b. Penerima Receiver (organisme) c. Respon
3
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, hal : 55
Melvin De Fleur (1970) memodifikasi teori S-R dengan memasukkan variabel psikologi yang berinteraksi dengan terapan media dalam menghasilkan respon kemudian mengembangkannya menjadi model psikodinamik. Model ini 4 didasarkan pada keyakinan struktur psikologis internal dari individu. Proses
komunikasi sebagai proses
transfer Informasi
antara komunikator dengan
komunikan bertujuan untuk mencapai saling pengertian antara dua belah pihak.5
2.2. Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa secara sederhana dirumuskan Bittner (1980:10) : Mass communication is messages communicated thought a mass medium to a large number of people . (komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang).6 Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa baik cetak (surat kabar, brosur, majalah, buletin, dan lain-lain) maupun elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan , ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonym dan heterogen, pesan-pesannya bersifat umum, diolah secara cepat, selintas, dan 7
serentak (khususnya media elektronik).
Komunikasi massa mempunyai arti, komunikasi yang menggunkan media massa dan ditujukan bagi semua orang untuk menjadi sasaran alat-alat komunikasi 4
S . Djuarsa Sendjaja. Teori Komunikasi, Universitas Indonesia, 1998, hal.178-179 Rosady Ruslan SH. Manajemen Humas Dan Manajemen Komunikasi Jakarta : Raja Garfindi Persada, 1999, hal.69 6 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi, remaja Rosda Karya, Bandunng, 1994, hal.188. 7 Deddy Mulyana Suatu Pengantar, Rosda karya, Bandung, 2001, hal.75 5
massa atau orang-orang pada ujung saluran yang lain. Sedangkan Pool pada tahun 1973 mendefinisikan komunikasi massa sebagai, komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed (menempatkan), ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran, media massa seperti surat kabar, majalah, radio, 8 film, atau televisi. Selain itu juga komunikasi massa dapat diartikan dalam dua
cara yakni pertama, komunikasi oleh media, dan kedua komunikasi untuk massa. Namun ini tidak berarti komunikasi massa adalah komunikasi untuk setiap orang. Media tetap cenderung memiliki khalayak, dan demikian pula sebaliknya khalayak pun memilih dengan teliti. McQuail pernah mengemukakan teorinya bahwa ciri khas komunikasi massa seperti dibawah ini: 1.
Media massa mengarah ke audiens dalam jumlah besar
2.
Komunikasi massa bersifat publik, isinya terbuka, dan distribusi relatif berstruktur, dan informal
3.
Audiens komunikasi massa dalam susunannya bersifat heterogen . Audiens mencakup orang-orang dari jenis pekerjaan yang berbeda, hidup kondisi yang berbeda, berasal dari budaya yang amat beraneka ragam, dan datang dari jenjang sosial yang bermacam-macam.
4.
Media massa dapat menciptakan kontak secara serentak dengan banyak orang jauh dari sumber dan terpisah jauh satu sama lain .
8
Wiryanto. Teori Komunikasi Massa, Grasindo, Jakarta,2000, hal.2
5.
Dalam komunikasi masssa, hubungan antara komunikator dengan audiens tertuju pada pribadi-pribadi yang dikenal hanya melalui peran publik mereka sebagai komunikator .
6.
Audiens komunikasi massa secara kolektif, yaitu komunikasi yang unik dengan beberapa ciri khas. Suatu kumpulan individual yang disatukan oleh perhatian sama, bergabung dalam satu bentuk tingkah laku yang sama, dan 9
terbuka terhadap kegiatan menuju tujuan bersama.
2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik komunikasi massa adalah : a.
Komunikasi yang melembaga yaitu komunikasi melalui media massa tidaklah bertindak atas nama pribadi akan tetapi atas nama suatu lembaga ketika bekerja
b.
Pesan bersifat umum, karena ditujukan kepada khalayak umum dan untuk kepentingan umum.
c.
Media menimbulkan keserempakan, yaitu media massa menciptakan suatu situasi dan khalayak secara serempak dan serentak, serta memperhatikan pesan yang dikomunikasikan kepadanya.
d.
Komunikan bersifat heterogen dan anonim
e.
Proses berlangsung satu arah yaitu prosesnya tidak menimbulkan umpan 10
balik.
9 10
Franz Jose Eilers. Berkomunikasi Dalam Masyarakat, hal.78-79 Onong Uchjana Efendy. Radio Siaran, Teori dan Praktek, Bandung, Mandiri Maju,1991, hal.11
2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa Sedangkan menurut Alexis S Tan pada tahun 1981, fungsi komunikasi massa tersebut adalah: 1. Informasi Fungsi informasi adalah fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Komponen yang paling penting untuk mengethui fungsi informasi ini adalah berita-berita atau hal-hal yang disajikan. 2. Hiburan Fungsi hiburan bagi semua media massa elektronik menduduki posisi yang paling tinggi bila dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita memang masih menjadikan televisi sebagai media hiburan. Kemungkinan besar masyarakat yang berada di rumah menjadikan televisi sebagai media hiburan untuk menghilangkan kelelahan setelah menjalani aktivitas sehari-hari. 3. Persuasi Fungsi persuasi dari komunikasi massa ini tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan. 4. Transmisi Budaya Transmisi Budaya adalah salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas, meskipun paling sedikit diperbincangkan. Transmisi budaya tidak dapat lagi dielakkan,
karena selalu hadir untuk berbagai bentuk komunikasi yang
mempunyai dampak pada penerimaan individu.
5. Mendorong Kohesi Sosial Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Artinya media massa mendorong untuk bersatu. Media merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa berceraiberai itu bukan keadaan yang baik untuk kehidupan mereka. 6. Pengawasan Bagi Laswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan yang artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadiankejadian yang ada disekitar kita. Fungsi pengawasan ini bisa dibagi menjadi dua, yakni warning surveillance atau pengawasan peringatan dan Instrumental surveillance atau pengawasan instrumental. 7. Korelasi Fungsi korelasi yang dimaksud disini adalah fungsi menghubungkan bagianbagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Erat kaitannya dengan fungsi ini adalah peran media massa sebagai penghubung antar berbagai komponen masyarakat. 8. Pewarisan Sosial Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal ataupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, etika, dari 11
suatu generasi ke generasi selanjutnya.
11
Nuruddin. Komunikasi Massa, Pustak Pelajar Yogyakarta,2003,hal.52-83
9. Media Massa Berfungsi sebagai pengalihan (termasuk melarikan diri dari tekanan rutinitas, beban persoalan pelepasan emosi), hubungan pribadi (termasuk pengganti persahabatan sebagai keperluan sosial), indentitas pribadi (termasuk referensi social, pencarian realitas dan penguatan kembali nilai-nilai) serta fungsi pengawasan
2.3. Radio Sebagai Media Massa 2.3.1 Pengertian Radio Radio secara etimologi menurut kamus bahasa Indonesia adalah pengiriman suatu bunyi atau suara . Secara terminologi radio siaran seperti di definisikan dalam peraturan pemerintah adalah
pemancaran radio yang
langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai media .12 Radio siaran pertama di Indonesia (waktu itu bernama Neerlands Indie Hindia Belanda) ialah Batavia Radio Vereniging (BRV) di Batavia, yang resmi didirikan pada tanggal 16 Juni 1925, jadi lima tahun setelah di Amerika Serikat, tiga tahun setelah di Inggris dan di Uni Soviet. Pada tanggal 15 Agustus 1950 Presiden Soekarno menyatakan bahwa seluruh Indonesia sejak tahun itu menjadi negara kesatuan dengan nama Republik Indonesia berdasarkan Proklamasi 17
12
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, Bandung : rosda karya, 1992, hal.165
Agustus 1945 dan Undang-Undang Dasar 1945. Sejak itu pula radio siaran di Indonesia yang waktu itu meliputi 22 stasiun.13 Sebagai salah satu media elektronika, radio mempunyai sifat-sifat khas yang dapat dijadikan sebagai kekuatan yang dimilikinya dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat. Lambang komunikasi bersifat auditif (terbatas) kepada rangkaian suara atau bunyi yang hanya menerpa indra telinga. Karena radio tidak menuntut khalayaknya untuk memiliki kemampuan membaca, 14
melainkan sekedar kemampuan mendengar.
Dalam hal ini khalayak atau pendengar radio merupakan sarana komunikasi massa yang unik karena kemampuannya untuk mencapai lebih dahulu khalayak dalam jumlah besar mengenai peristiwa-peristiwa aktual. Sesuai dengan fungsi awal radio yaitu sebagai alat pendidikan, penerangan, dan hiburan, maka dengan peraturan pemerintah no.55 tahun 1970 tersebut, badan penyelenggara radio siaran harus berkewajiban untuk : 1. Membela, mendukung, dan menegakkan Pancasila dan UUD 1945 2. Memperjuangkan pendapat yang dihayati oleh moral dan etika pancasila Di Indonesia fungsi radio siaran sebagai media komunikasi telah diatur dalam peraturan pemerintah RI No.55 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 yang berbunyi Radio siaran harus berfungsi sosial yaitu sebagai alat pendidikan, alat penerangan, dan alat hiburan.15
13
Moeryanto Ginting Munthe. Media Komunikasi Radio, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1996, hal.16 14 Ibid. hal.12 15 Onong Uchjana Efendy. Radio Siaran, Teori dan Praktek, Bandung, Mandiri Maju,1991, hal.65
Adapun faktor penunjang efektivitas radio siaran adalah : a. Daya langsung b. Daya tembus c. Daya tarik Dan ketika faktor penunjang itu dapat terlihat jelas bahwa fungsinya radio siaran adalah sebagai sarana penerangan dan pendidikan. Radio siaran dapat menyajikan warta berita dan hiburan dengan cara mendengarkan atau mengikuti siaran tersebut sambil mengerjakan aktivitas sehari-hari. Adapun sifat-sifat radio siaran adalah : 1.Auditori, yaitu untuk didengar, karena hanya untuk didengar maka isi siaran yang sampai di telinga pendengar hanya sepintas lalu saja, lain lagi dengan media surat kabar yang harus dibaca, diperiksa, dan ditelaah. 2.Mengandung gangguan, yaitu setiap siaran akan menghadapi gangguan teknis atau gelombang radio yang timbul oleh pancaran pemancar matahari. 3.Akrab atau intim, maksudnya seorang penyiar itu seolah-olah berada dikamar 16
pendengar atau menjadi teman akrab pendengar.
Sekarang ini di Indonesia banyak bermunculan stasiun radio yang berskala nasional hingga lokal seperti RRI, Mustang FM, Sonora FM, Prambors, Smart FM, Female Radio, KISS FM, dan masih banyak lagi
yang lainnya.
Khusus radio Mersy FM yang mengudara di gelombang 93,9 FM masuk ke skala Lokal yang diperuntukkan khusus wilayah Tangerang saja.
16
Ibid.hal.20
2.3.2 Karakteristik Radio Adapun karakteristik radio adalah sebagai berikut : a. Auditori yaitu media audio atau media dengar b. Imajinatif yaitu merangsang imajinasi pendengarannya c. Akrab yaitu penyiar seolah-olah berada didekat kita atau berbicara dengan kita d. Gaya pecakapan yaitu karena akrab dan intim maka gaya percakapan gaul, lugas, e. Aktualitasnya tinggi yaitu ketika peristiwa terjadi dapat langsung disiarkan dan interaktif f. Sifatnya santai karena pengaruh gaya bahasa g. Praktis yaitu dari segi fisik h. Fleksibel Sonora sehari penuh menyiarkan berita gempa i. Tidak terdokomentasi karena tidak bergambar j. Sulit untuk menyapaikan hal-hal yang sifatnya komplek karena dibatasi durasi waktu sehingga disampaikan adalah hal-hal ringan k. Audies heterogen yaitu audiens personal atau probadi, audiens selektif.
2.3.3 Fungsi Radio a. Radio sebagai hiburan (fungsi utama) b. Radio sebagai Pendidikan, informasi persuasi
2.4. Program Radio 2.4.1 Pengertian Program Radio Dari sekian banyak program radio yang disiarkan oleh seluruh stasiun radio manapun, tujuannya hanya satu yaitu merebut hati pendengar sebanyakbanyaknya. Menurut Deoxys Welberg, program radio itu sendiri berarti membentuk dan merangkum secara khusus suatu acara radio khusus, untuk 17
memenuhi kebutuhan pendengar yang khusus pula.
Program-program yang disiarkan radio Mersi mempunyai dua aspek, baik dari aspek penerangan dan aspek komersil: 1. Penerangan Dari data klasifikasi siaran, menunjukkan bahwa program penerangan yang disiarkan radio Mersi dimulai dari jam 05.00-02.00 WIB pada setiap harinya mencapai 20%. Penerangan ini berisikan tentang berita sebanyak 90% & layanan masyarakat sebanyak 10%. Hal ini bermaksud untuk menunjukkan keikutsertaan radio Mersi 93,9 FM dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencoba untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi seputar kehidupan sehari-hari. 2. Komersil Untuk menunjang keberadaan radio Mersi agar tetap berjalan, maka setiap acara yang akan disiarkan, dipasarkan terlebih dahulu agar bisa dimasukkan (diselingi) iklan dalam acara tersebut, dengan demikian setiap acara mengandung nilai jual tersendiri (komersil). 17
Moeryanto Ginting Munthe. Media Komunikasi Radio, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996, hal.114-115
Dari data diatas menunjukkan cukup besarnya persentase acara yang disajikan radio Mersi 93,9 FM untuk memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan bagi pendengarnya.18
2.5. Opini 2.5.1 Pengertian Opini Dalam ilmu komunikasi istilah pendapat (opinion) dan sikap (attitude) sering dicampur baurkan. Pada umumnya orang berpendapat bahwa opini merupakan jawaban terbuka terhadap suatu ataupun lisan. Sebaliknya sikap merupakan reaksi seseorang yang mungkin sekali terbuka atau terlihat, akan tetapi tidak selalu dimaksudkan untuk dinyatakan atau diperlihatkan. Karenanya dinyatakan bahwa sikap merupakan reaksi yang tertutup. Biasanya sikap orang mencerminkan pendapat mereka secara implisit. Tetapi belum tentu apa yang dinyatakan seseorang akan menentukan sikap yang sebenarnya. Karena itu dikatakan pula, bahwa suatu pesan berhasil apabila sikap telah memperlihatkan apa yang diharapkan komunikator. Opini menurut carl I Hovland dinilai sebagai jawaban yang diucapkan. Opini juga diartikan sebagai pendapat seseorang sebagai pernyataan sikapnya 19 terhadap suatu hal atau peristiwa yang diungkapkan dengan kata-kata. Menurut
Leonard .W Doob dalam bukunya yang berjudul propaganda
18 19
public opinion and
menyebutkan bahwa: opini adalah sikap orang-orang mengenai
Data klasifikasi program Radio Mersi 93,9 FM Onong Uchjana Effendy. Kamus Komunikasi, Bandung, Remaja Rosda karya, 1989, hal.253
sesuatu soal, dimana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama.20 Astrid Susanto menjelaskan tentang pendapat umum dalam bidang ilmu komunikasi atau publisistik dapat ditemukan dalam definisi yang dirumuskan oleh Bernard Barelson, some kind of communication on some kind of issue, brought to the attention of some kinds of people under some kind of condition, have some kind of effects . Dari rumusan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengenai soal tertentu, apabila dibawa dalam bentuk tertentu kepada orang-orang akan 21
membawa efek tertentu pula.
R P Abelson menyebutkan bahwa opini mempunyai unsur sebagai molekul opini yaitu: a. Kepercayaan tentang sesuatu (Belief) b. Apa yang sebenarnya dirasakan seseorang (Attitude) c. Proses memberi makna pada sensasi, sehingga manusia memperoleh 22
pengetahuan (Perseption).
Perkembangan opini dan sikap selalu berdasarkan kepada kepercayaan yang dimiliki. Opini merupakan ekspresi dari sikap, sikap adalah predisposisi seseorang dalam mneilai suatu lambang atau objek. Opini lebih mudah berubah dibandingkan dengan sikap yang bersifat lebih stabil.
20
Djonaesih S. Sunarjo. Opini Publik, Yogyakarta, Liberty Offset, 1997, hal.28 Astrid Susanto. Pendapat Umum, Bandung: Bina Cipta, 1975, hal.90 22 Djonesih Sunarjo. Opini Publik, Yogyakarta, Liberty Offset, 1997, hal.89 21
Dalam buku dasar-dasar Public Relations, Walter Lipman mendefinisikan unsur-unsur opini sebagai berikut: 1. Persepsi :diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsangan berdasarkan pengalamannya mengenai rangsangan. 2. Sikap : adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan prilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan cara-cara 23
tertentu.
3. Kepercayaan : persepsi mengenai sejumlah hubungan antara dua hal antara satu hal tertentu dengan karakteristik dari hal yang dimaksud.24 Teori ini juga yang dipakai penulis untuk penelitian masalah penyebaran dakwah Islam bagi masyarakat khususnya Ibu-ibu di Kelurahan Pondok Kacang Timur. Opini adalah tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai dan 25 diharapkan seseorang dari objek-objek dan situasi tertentu. Jadi opini adalah
pendapat seseorang ynag keluar berdasarkan apa yang ia lihat, dengar dan rasa.
23
Soleh Soemirat & Drs. Elvinaro Ardianto. Dasar-dasar Public Relations, PT Remaja RosdaKarya, 2002, hal.116 24 Dan Nimo. Komunikasi Publik Khalayak dan Efek, Bandung, Remaja RosdaKarya, 1989, hal.12 25 Dan Nimmo Komunikasi Politik Remaja Rosdakarya CV Bandung1989, hal.13
Opini juga mempunyai pengertian sebagai suatu persoalan tertentu. Opini atau pendapat satu orang dengan orang yang lain belum tentu sama, karena cara pandang yang berbeda, selera yang berbeda, dan latar belakang yang berbeda. Opini juga mempunyai pengertian sebagai suatu pandangan keputusan atau tafsiran yang terbentuk di dalam pikiran mengenai suatu persoalan tertentu. Suatu opini adalah lebih kuat daripada sebuah kesan dan lebih lemah daripada suatu pengetahuan yang positif. Opini juga dapat berarti pernyataan 26
yang diucapkan atau yang ditulis.
Dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Politik, Dan Nimmo menjelaskan bahwa proses opini adalah hubungan atau kaitan antara kepercayaan, nilai, dan usul yang dikemukakan oleh perseorangan didepan umum dan kebijakan yang dibuat oleh penjabat terpilih dalam mengatur perbuatan sosial dalam situasi konflik, yakni dalam politik. Dalam proses itu 27
ada tiga tahap;
1.Konstruksi Personal Tahap dimana individu mengamati segala sesuatu, menginterpretasikannya dan menyusun makna objek-objek politik secara sendiri-sendiri dan subjektif. 2.Konstruksi Sosial Tahap menyatakan opini pribadi di depan umum. Ada tiga bentuk pernyataan ini: (1) Pemberian dan penerimaan opini pribadi di dalam kelompok sosial yang menghasilkan opini kelompok. 26 27
Frazier Moore, Humas Prinsip, kasus dan masalah , Remaja Rosda Karya, Bandung, 1987 Ibid.
(2)
Jika orang mengungkapkan pandangannya bukan melalui kelompok
terorganisir melainkan melalui kebebasan pribadi yang relatif di dalam tempat pemberian suara, surat kepada anggota konggres, tanggapan terhadap opini pembuat polling, dan sebagainya, maka pilihan ynag dibuat dalam keadaan tersendiri dan terpisah satu sama lain ini membentuk opini rakyat. (3) Opini massa pada umumnya merupakan ungkapan pandangan yang baur dan tak terorganisasi yang sering disimbolikkan sebagai budaya, konsensus dan apa yang oleh para politikus dengan fasih disebut opini publik . 3. Konstruksi Politik Tahap yang menghubungkan opini publik, opini rakyat, dan opini massa dengan kegiatan para penjabat publik (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) yang sama-sama bertanggung jawab atas pemprakarsaan, perumusan, penerimaan, penerapan, penginterpretasian, dan penilaian kebijakan-kebijakan. Beberapa ciri opini antara lain adalah 1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan 2. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat 3. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar
BAB III METODOLOGI
3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, yaitu memberikan gambaran atau penjabaran tentang kondisi empirik objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Penelitian ini hanyalah memaparkan situasi / peristiwa dan tidak mencari / menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat 1 prediksi. Sedangkan Mohammad Nazir mendefinisikan metode deskriptif sebagai
suatu metode dalam suatu kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masyarakat sekarang. Tujuannya yaitu untuk membuat deskriptif, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai opini masyarakat terhadap siaran Bingkai Iman dalam memberikan fungsi informasi.2 Penelitian deskriptif ditujukan untuk : (1) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengindetifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
1
3
Bambang Setiawan. Metode Penelitian I, Universitas Terbuka, Jakarta, 1995, hal.96 Mohammad Nazir. Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesi, 1988, hal. 141 3 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian, Rosda Karya, Bandung, 2000, hal.25 2
23
Sementara penelitian kuantitatif adalah suatu kegiatan studi deskriptif meliputi pengumpulan data, analisis data, interpretasi data serta diakhiri dengan kesimpulan yang didasarkan pada penganalisaan data tersebut.4
3.2 Metode Penelitian Untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian survei. Dimana peneliti akan mengumpulkan informasi dari responden dengan menggunakan kuesioner. Dalam arti kata yang sesungguhnya, maka metode (Yunani: metodos) adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah maka metode menyangkut masalah kerja ; yaitu cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang 5
bersangkutan.
Pada umumnya pengertian survei dibatasi pengertian survei sampel dimana informasi yang dikumpulkan dari bagian populasi untuk mewakili populasi. Jadi penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan data yang pokok.
4
6
M. Subana & Sudrajat 2001, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, Bandung, PT. Pustaka Setia, hal.26-27 5 Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991, hal. 7 6 Masri Singarimbun & Sofyan Effendy, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1989, hal.9
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang diduga.7 Pada penelitian ini, maka ditetapkan populasinya adalah ibu-ibu RW 05 Kelurahan Pondok Kacang Timur yang aktif mendengarkan siaran Bingkai Iman di Radio Mersi FM. Data bawah ini adalah data jumlah warga Rw.05 Kelurahan Pondok Kacang Timur.
Tabel 3.1 Jumlah Warga RW 05 Kelurahan Pondok Kacang Timur. RT RT. 01
Jumlah Warga/KK 188
Persentase (%) 18,8
RT.02
227
22,7
RT.03
295
29,58
RT.04
190
19
Jumlah
900
n= 90
Sumber : Data kelurahan
Jadi dari tabel diatas dapat diketahui sampel dalam penelitian ini adalah 90 orang yang diambil dari 4 RT yang ada di RW.05. Batasan usia para responden adalah 25-45 tahun, karena mayoritas pendengar aktif di Radio Mersi ini berada pada batasan usia tersebut.
7 8
J. Vredenbergt. Metode dan teknik Penelitian Masyarakat, gramedia, jakarta, 1984, hal.44 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy. Opcit, hal.9
3.3.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik serupa dengan populasi.8 dan tehniknya dengan menggunakan purposive sampling yaitu responden dipilih secara sengaja. Dalam penelitian ini, populasi dari 822 orang dan dengan menggunakan perhitungan rumus Taro Yamane dimana dengan selang kepercayaan 90% dan taraf kesalahan + 10%
1
N n= N (d)2 + 1
900 =
900 (0,1)2 + 1 900
= 10 n = 90
Maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 orang per kepala keluarga di Rw. 05 Kelurahan Pondok Kacang Timur Tangerang. Untuk perhitungan proporsi sampel dari masing-masing Rt di Rw. 05 Kelurahan Pondok Kacang Timur Tangerang, seperti tabel dibawah ini :
1
Jalaluddin Rakhmat, Op. Cit, hal. 172
Tabel 3.2 Sampel Penelitian RT RT. 01 RT. 02 RT. 03 RT. 04 Jumlah
Jumlah Warga/KK 188 227 295 190 900
n Sampel 188/900x90 = 18,8 227/900x90 = 22,7 295/900x90 = 29,5 190/900x90 = 19 n = 90
19 28 29
Sumber : Data Kelurahan yang telah diolah
Definisi dan Opersionalisasi Konsep Definisi Konsep 1. Opini adalah kata yang diucapkan. Opini juga diartikan sebagai pendapat seseorang sebagai pernyataan sikapnya terhadap suatu hal atau peristiwa yang diungkapkan dengan kata-kata. 2, Bingkai Iman adalah sebuah nama program acara di RADIO mersi yang berisikan tentang ceramah keagamaan atau dakwah islam yang didalamnya mengupas berbagai macam persoalan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. 3. Radio siaran seperti di definisikan dalam peraturan pemerintah adalah pemancaran sinyal yang langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan gelombang radio sebagai media. 4. Persepsi adalah memberi makna pada sensasi, sehingga manusia memperoleh pengetahuan.
5. Kepercayaan (Belief) adalah persepsi mengenai sejumlah hubungan antara dua hal antara satu hal tertentu dengan karakteristik dari hal yang dimaksud 6. Sikap (Attitude) adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai.
3.5.2. Operasionalisasi Konsep Untuk
mengoperasionalisasikan
konsep
mengenai
opini,
maka
penulis
menggunakan pendapat Walter Lipman yang mengatakan bahwa opini mempunyai unsur sebagai berikut :
Tabel 3.3 OPERASIONALISASI KONSEP Variabel
Dimensi
Indikator
Opini
Kepercayaan
1. Kepercayaan Terhadap penceramah / narasumber 2. Kepercayaan Terhadap isi ceramah 3. Kepercayaan Terhadap narator pembuka (opener) 4. Kepercayaan Terhadap lagu pembuka acara Bingkai Iman 5. Kepercayaan Terhadap sesi tanya jawab audiens dan penceramah 6. Kepercayaan Terhadap waktu tayang Bingkai Iman 7. Kepercayaan Terhadap lama waktu acara Bingkai Iman mengudara 8. Kepercayaan Terhadap hari tayang acara Bingkai Iman
Skala Pengukuran -
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Sikap
Persepsi
1. Tingkat kepercayaan Terhadap penceramah / narasumber 2. Tingkat kepercayaan Terhadap isi ceramah 3. Tingkat kepercayaan Terhadap narator pembuka (opener) 4. Tingkat kepercayaan Terhadap lagu pembuka acara Bingkai Iman 5. Tingkat kepercayaan Terhadap sesi tanya jawab audiens dan penceramah 6. Tingkat kepercayaan Terhadap waktu tayang Bingkai Iman 7. Terhadap lama waktu acara Bingkai Iman mengudara 8. Terhadap hari tayang acara Bingkai Iman 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Terhadap penceramah / narasumber Terhadap isi ceramah Terhadap narator pembuka (opener) Terhadap lagu pembuka acara Bingkai Iman Terhadap sesi tanya jawab audiens dan penceramah Terhadap waktu tayang Bingkai Iman Terhadap lama waktu acara Bingkai Iman mengudara Terhadap hari tayang acara Bingkai Iman
-
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
-
Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Penulis akan membuat pertanyaan berupa kuesioner yang berasal dari ilustrasi
sajian
Bingkai Iman
di radio Mersi FM, untuk mengetahui
Kepercayaan masyarakat khususnya kaum ibu di Kelurahan Pondok Kacang Timur Tangerang. Penelitian ini menggunakan tingkat ukuran yang mencoba mengurutkan responden dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi. Pada penelitian ini terdapat lima tingkatan, dimulai dari sangat percaya, percaya, ragu-
ragu, tidak percaya, dan sangat tidak percaya, kemudian dilanjutkan dengan sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Dan yang terakhir adalah sangat menarik, menarik, tidak ada tanggapan, tidak menarik, dan sangat tidak menarik. Untuk mengukur Kepercayaan seseorang, peneliti menggunakan skala Likert, yaitu setiap pilihan jawaban yang diberikan atas setiap pertanyaan dari setiap item variabel mempunyai gradasi dari sangat positif hingga sangat negatif. Semua kategori yang berhasil dikomputasi untuk mendapatkan satu kesatuan tentang persepsi yang meliputi positif, persepsi netral, dan persepsi negatif. Kepercayaan dinyatakan positif apabila tingkat kepercayaan, sikap, dan persepsi responden terhadap sajian
Bingkai Iman
di radio Mersi tinggi.
Kepercayaan netral, jika tingkat kepercayaan, sikap dan persepsi responden terhadap sajian
Bingkai Iman
sedang. Dan yang terakhir, apabila tingkat
kepercayaan, sikap, dan persepsi responden terhadap sajian Bingkai Iman di radio Mersi rendah.
3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1
Data Primer Data primer diambil dengan menggunakan kuesioner, yaitu suatu cara
pengumpulan data dengan membagikan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut, dan kuesioner tersebut bersifat tertutup, yaitu dengan menyediakan alternatif-
alternatif jawaban yang telah disediakan, yaitu dengan memilih kategori jawaban yang telah tersedia.9
3.6.2
Data Sekunder Data ini diambil dengan menggunakan studi kepustakaan, yaitu dengan
membaca literatur yang terkait dengan topik pembahasan dan melakukan sedikit penelitian ke perusahaan yang bersangkutan, agar tidak menimbulkan sesuatu yang tidak berkenan pada akhirnya.
3.7. Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpretasikan. Karena metode yang digunakan adalah metode survey melalui pendekatan kuantitatif, artinya setelah semua data dihimpun dan disusun secara sistematis untuk kemudian dipelajari dan dianalisa secara deskriptif. Maka pada penelitian ini, analisa data dapat dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan telah terkumpul dan kemudian diolah melalui tahap-tahap: 1. Data diolah dari
jawaban para responden yang telah masuk, setelah
kuesioner dibagikan 2. Menyederhanakan data ke dalam bentuk tabel terlebih dahulu dengan membuat coding sheet, hal ini dilakukan untuk memudahkan pembuatan tabel tunggal.
9
Husein Umar. Metode Riset Komunikasi Organisasi, Jakarta, hal.88
3. Kemudian data dianalisa secara kuantitatif, dengan memperoleh angkaangka yang menunjukkan frekuensi penyebaran data.10 4. Adapun skala yang digunakan menggunakan skala Likert, adapun penilaiannya : Jawaban a diberi bobot 5 Jawaban b diberi bobot 4 Jawaban c diberi bobot 3 Jawaban d diberi bobot 2 Jawaban e diberi bobot 1 Selanjutnya untuk mengetahui secara akumulatif data tingkat terpaan media, Kepercayaan terhadap acara Bingkai Iman termasuk dalam kaitannya dengan fungsi informasi, pendidikan, hiburan, dan persuasi, serta Kepercayaan secara keseluruhan. Maka dilakukan penghitungan dengan menggunakan rumus 2
interval, yaitu:
Interval = (NT X P) - (NR X P) Skala
Keterangan: NT : Nilai Tingi NR : Nilai Rendah P
: Pertanyaan Kepercayaan terhadap acara Bingkai Iman
10 2
Jalaluddin Rakhmat. Opcit, hal.24 Sutrisno Hadi, Statistik, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, -, H.12
Interval
=
(5 X 8) - (1 X 8) 5
=
40 - 8 5
=
30 5
=
6,4
Alumulatif data Kepercayaan terhadap acara Bingkai Iman: -
Sangat Positif
= 32 sampai dengan 38
-
Positif
= 26 sampai dengan 31
-
Netral
= 20sampai dengan 25
-
Negatif
= 14 sampai dengan 19
-
Sangat Negatif
= 8 sampai dengan 13
Tingkat Kepercayaan terhadap acara Bingkai Iman Interval
=
(5 X 8) - (1 X 8) 5
=
40 - 8 5
=
30 5
=
6,4
Alumulatif data tingkat kepercayaan terhadap acara Bingkai Iman:
-
Sangat Positif
= 32 sampai dengan 38
-
Positif
= 26 sampai dengan 31
-
Netral
= 20sampai dengan 25
-
Negatif
= 14 sampai dengan 19
-
Sangat Negatif
= 8 sampai dengan 13
Persepsi terhadap acara Bingkai Iman Interval
=
(5 X 8) - (1 X 8) 5
=
40 - 8 5
=
32 5
=
6,4
Alumulatif data persepsi terhadap acara Bingkai Iman: -
Sangat Positif
= 32 sampai dengan 38
-
Positif
= 26 sampai dengan 31
-
Netral
= 20sampai dengan 25
-
Negatif
= 14 sampai dengan 19
-
Sangat Negatif
= 8 sampai dengan 13
Akumulatif keseluruhan opini terhadap acara Bingkai Iman
Interval
=
(5 X 24) - (1 X 24) 5
=
120 - 24 5
=
96 5
=
19,2
Alumulatif data opini secara keseluruhan terhadap acara Bingkai Iman: -
Sangat Positif
= 100 sampai dengan 119
-
Positif
= 81 sampai dengan 99
-
Netral
= 62 sampai dengan 80
-
Negatif
= 44 sampai dengan 61
-
Sangat Negatif
= 24 sampai dengan 43
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Profile Radio Mersi Pada mulanya Radio Mersi bernama Merzy 73, kemudian berganti nama menjadi Radio Swara Mersidion yang didirikan tahun 1970 di kota Bandung sebagai Perseroan terbatas (PT). Pada tahun 1989 Radio Swara Mersidiona pindah ke Cimone-Tangerang dan mengudara pada frekuensi AM (Call di udara Mersidion AM 1150). Ternyata kepindahan Radio Swara Mersidion ke Cimone-Tangerang bukanlah kepindahan yang terakhir, sebab pada tahun 1998 pindah kembali ke lokasi barudi JL HOS Cokroaminoto No 37 Ciledug-Tangerang, demikian juga jalur frekuensi AM berganti menjadi Frequensi Module (FM 92.50) pada bulan Juni 1998 hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan layanan kepada Community. Ketika di tanya mengapa memilih lokasi Ciledug, pihak Radio Mersi 92.50 FM menyatakan bahwa 1
Ciledug merupakann tempat yang strategis (mengandung nilai komersial).
Sejalan dengan perkembangan informasi yang memerlukan ketepatan dan kepercayaan, maka pada tahun 1981 nama panggilan PT.Radio Swara Mersidion di singkat menjadi Radio Mersi dengan alasan agar lebih mudah di ingat oleh setiap pendengarnya.
1
Hasil wawancara denga Kepala Studio Radio Mersi 92.50 FM, Bapak David R Panggabean
36
Meskipun banyak stasiun radio yang mengklaim dirinya sebagai radio dangdut, namun dengan julukan Bandar Dangdut Indonesia Radio Mersi selalu menghadirkan lagu-lagu dangdut yang pernah populer atau hits saat ini. Hal itulah yang membedakan Radio Mersi dengan stasiun radio dangdut lainnya. Radio Mersi 92.50 FM tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan
kebutuhan
masyarakat,
hal
ini
dibuktikan
dengan
mendengarkan setiap kebutuhan dan keluhan dari para community-nya. Pendiri atau penanggung jawab Radio Mersi adalah Oloan H Siahaan selaku Direktur/Penanggung Jawab, David Revindo Panggabean selaku Kepala Studio Radio Mersi 92.50 FM, Mancha Hutagalung selaku Labag Pemasaran dan Surono selaku Kabag Keuangan. Untuk menghindari kejenuhan pendengar. pihak Radio Mersi menempatkan iklan pada jam prime time maksimal 10 menit per jam. Dengan adanya kapasitas penempatan iklan, tentu saja akan membawa dampak positif, karena iklan atau pesan promosi dapat tersimak dengan optimal, itulah bedanya kami dengan yang lain ungkap Kepala Studio Radio Mersi 92.50 FM. 2 Profile Radio Mersi 92.50 FM yang selalu mendengar kebutuhannya, keluhannya dan bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan selera/ kepuasan community, oleh karenanya kami dekat dengan mereka termasuk kebutuhan informasi dan berita yang dibutuhkan community menjadi MENU UTAMA di Radio Mersi 92.50 FM.
2
Hasil wawancara denga Kepala Studio Radio Mersi 92.50 FM, Bapak David R Panggabean
4.1.2. Sekilas Tentang Bingkai Iman Bingkai Iman adalah sebuah nama program acara di Radio Mersi 92.50 FM yang berisikan tentang ceramah keagamaan atau dakwah Islam yang di dalamnya mengupas berbagai macam persoalan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Bingkai Iman
disiarkan setiap harinya pada pukul 17.30 WIB
sampai dengan menjelang maghrib, tapi sejak tanggal 01 Juli 2002 jam mengudaranya di ubah menjadi pukul 05.30 - 06.00 WIB. Pengasuh acara dari program acara Bingkai Iman adalah Ustadz Anshory Fahmi. Perubahan ini dilakukan karena pada pukul 17.00 diisi dengan acara baru dengan nama SENJA
(Sentuhan Remaja) yang didalamnya mengupas persoalan-
persoalan seputar remaja dan pemecahannya tetrap merujuk dari sudut pandang agama. Dimana program acara ini merupakan bentuk kegiatan community relations Radio Mersi 92.50 FM yang bersifat on air selain program acara Bingkai Iman Nama Bingkai Iman sebenarnya sudah di format saebelum acaranya di udarakan bersamaan dengan beberapa nama lainnya yang diusulkan oleah tim kreatif dari pihak Radio Mersi dan Ustadz Anshori Fahmi sendiri, tapi berhubung nama lain berbenturan dengan nama stasiun radio dan televisi lainnya, maka pada akhirnya nama Bingkai Iman yang terpilih sebagai nama program acara ceramah keagamaan atau dakwah Islam di Radio Mersi 92.50 FM.
Melalui Bingkai Iman ini Ustadz Anshori Fahmi berharap ceramah yang disampaikannya dapat sesuai dengan nama acaranya, yakni Bingkai Iman
atau dengan kata lain dapat menjaga iman dengan adanya pembatas
atau yang disebut sebagai Bingkai . Target yang ingin dicapai oleh acara ini ialah memberikan jawaban dari setiap persoalan-persoalan yang dilontarkan oleh community di studio dan pendengar Bingkai Iman mendapat sesuatu yang bermanfaat berupa peningkatan pengetahuan tentang ajaran Islam atau keagamaan. Acara
Bingkai Iman
tidak hanya berupa ceramah lepas yang
disampaikan oleh Ustadz Anshori Fahmi, tapi juga di buka forum tanya jawab dengan community yang ada di studio, diskusi, interaksi pendengar melalui telepon (on air), dan baca surat. variasi ini diharapkan tidak menimbulkan kejenuhan bagi para community yang giat mengikuti program acara Bingkai Iman setiap harinya.
4.2. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23 April sampai 13 Mei 2008 terhadap kaum ibu di Kelurahan Pondok Kacang Timur adalah sebagai berikut :
4.2.1. Karakteristik Responden Pada bagian ini akan dijelaskan karaketeristik responden yang terdiri dari usia, pendidikan responden, dan pekerjaan.
4.2.1. 1. Usia Responden Tabel 4.2.1.1 Usia Responden Usia Respnden 25-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 41-45 tahun Jumlah
Frekuensi 45 25 15 5 90 responden
Prosentase 50% 28% 17% 5% 100%
Sumber : Data Kuesioner no.1
Dari tabel 4.4.2.1.a dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berusia 31-35 tahun. Yaitu sebanyak 50% ( 50/90x100% ), Usia 2531 tahun sebanyak 25% ( 25/90x100% ), Usia 36-40 tahun sebanyak 15% ( 15/90x100% ) dan sisanya 5% (5/90x100% ) dengan usia 41-45 tahun.
4.2.1. 2. Tingkat Pendidikan Responden Tabel 4.2.1.2 Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan SD SMP SMU Akademik S-1 Jumlah
Frekuensi 0 0 37 13 40 90 responden
Prosentase 0% 0% 41% 14% 45% 100%
Sumber : Data Kuesioner no.2
Dari tabel 4.4.2.1.b dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini dengan tinkgat pendidikan S-1 45% (40/90X100%), dan responden
dengan tingkat pendidikan SMU 41% (37/90X100%), dan sisanya akademik 14% (13/90x100%).
4.2.1. 3. Status Pekerjaan Tabel 4.2.1.3 Status Pekerjaan Status Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Mahasiswi Karyawati Lainnya Jumlah
Frekuensi 40 17 23 10 90 responden
Prosentase 44% 19% 26% 11% 100%
Sumber : Data Kuesioner no.4
Dari tabel 4.4.1.b dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini dengan tingkat Status Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 44% ( 40/90x100% ), Karyawati sebanyak 23% ( 26/90x100% ), Mahasiswi 17% ( 19/90x100%), Lain-lainya 11% ( 10/90x100% ).
4.2.2 Opini Kaum Ibu Terhadap Acara Bingkai Iman di Radio Mersi 93,9 FM. Tabel 4.2.2.1 Bagaimana opini Ibu terhadap narasumber acara Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Berbobot Berbobot Cukup Berbobot Tidak Berbobot Sangat Tidak Berbobot Jumlah
Frekuensi 45 35 10 90 responden
Prosentase 50% 39% 11% 100%
Sumber : data kuisioner no.5
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat berbobot sebanyak 50% ( 45/90x100% ), 39% ( 35/90x100% ), menjawab bebobot, dan sisanya 11% ( 10/90x100% ), responden menjawab cukup berbobot. Dalam hal ini Opini Kaum ibu tehadap nara sumber bingkai iman di Radio Mercy 93,9 FM. Tabel 4.2.2.2 Opini terhadap isi ceramah di Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Berbobot Berbobot Cukup Berbobot Tidak Berbobot Sangat Tidak Berbobot Jumlah
Frekuensi 30 45 15 90 responden
Prosentase 33% 50% 17% 100%
Sumber : data kuesioner no.6
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat berbobot sebanyak 33% (30/90x100%), 50% (45/90x100%), menjawab berbobot,
17% (15/90x100%), ,.dalam hal iniopini kaum ibu terhadap isi cerama bingkai iman. Tabel 4.2.2.3 Opini terhadap narator pembuka (Opener) Jawaban Responden Sangat Berbobot Berbobot Cukup Berbobot Tidak Berbobot Sangat Tidak Berbobot Jumlah
Frekuensi 45 15 30 90 responden
Prosentase 50% 17% 33% 100%
Sumber : data kuesioner no.7
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat berbobot sebanyak 50% ( 45/90x100% ), 17% ( 15/90x100% ), menjawab bebobot, 33% ( 30/90x100% ), dalam hal bagaimana opini kaum ibu terhadap narator pembuka. Tabel 4.2.2.4 Opini terhadap lagu pembuka acara Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Berbobot Berbobot Cukup Berbobot Tidak Berbobot Sangat Tidak Berbobot Jumlah
Frekuensi 5 45 25 15 90 responden
Prosentase 6% 50% 28% 16% 100%
Sumber : data kuesioner no.8
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat berbobot sebanyak 6% (5/90x100% ),50% (45/90x100%), menjawab berbobot, 28% (25/90x100%), dalam hal ini bagaimana opini kaum ibu terhadap lagu pembuka acara bingkai iman.
Tabel 4.2.2.5 Opini terhadap sesi tanya jawab seputar Islam di acara
Jawaban Responden Sangat Berbobot Berbobot Cukup Berbobot Tidak Berbobot Sangat Tidak Berbobot Jumlah
Frekuensi 55 25 10 90 responden
Prosentase 61% 28% 11% 100%
Sumber : data kuesioner no.9 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat berbobot sebanyak 55% ( 55/90x100% ), 25% ( 25/90x100% ), menjawab berbobot, dan sisanya 11%( 10/90x100% ),responden menjawab cukup berbobot, dalam hal ini bagaimana opini kaum ibu terhadap sesi tanya jawab seputar islam di acara.
Tabel 4.2.2.6 Opini terhadap waktu siar acara Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Sesuai Sesuai Cukup Sesuai Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai Jumlah
Frekuensi 20 15 55 90 responden
Prosentase 22% 17% 61% 100%
Sumber : data kuesioner no.10
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat sesuai sebanyak 22% (20/90x100%), 17% (15/90x100%), menjawab sesuai,61% (55/90x100%), dalam hal ini bagaimana opini kaum ibu terhadap waktu siar acara bingkai iman.
Tabel 4.2.2.7 Opini terhadap durasi acara Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Sesuai Sesuai Cukup Sesuai Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai Jumlah
Frekuensi 30 40 20 90 responden
Prosentase 33% 45% 22% 100%
Sumber : data kuesioner no.11
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat sesuai
sebanyak
33%
(30/90x100%
),45%
(40/90x100%),
menjawab
sesuai,sedangkan yang menjawab tidak sesuai 22% (20/90x100%). dalam hal ini bagaimana opini kaum ibu terhadap durasi acara bingkai iman. Tabel 4.2.2.8 Opini terhadap hari tayang acara Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Sesuai Sesuai Cukup Sesuai Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai Jumlah
Frekuensi 55 25 10
Prosentase 61% 28% 11%
90 responden
100%
Sumber : data kuesioner no.12
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat sesuai sebanyak 61% ( 55/90x100%), 28% (25/90x100%), menjawab sesuai, 11% (10/90x100%), dalam hal ini bagaimana opini kaum ibu terhadap hari siar acara bingkai iman.
Tabel 4.2.2.9 Akumulatif Opini Kaum Ibu Terhadap Acara Bingkai Iman Di Radio Mersi 93,90 FM n = 90 No
Akumulatif Opini
Frekwensi
%
1
Sangat Positif
35
38,9
2
Positif
35
38,9
3
Netral
20
22,2
4
Negatif
0
0
5
Sangat Negatif
0
0
Jumlah
90
100
Sumber: Q4 s/d Q11 Berdasarkan tabel di atas, 35 orang atau 38,9 % responden memiliki tingkat opini sangat positif dan positif terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90FM . Sementara 20 orang atau 22,2 % responden memiliki tingkat opini netral terhadap acara tersebut. Dengan kata lain, mayoritas responden yaitu kaum ibu di RW 05 Kelurahan Pondok Kacang Timur memiliki tingkat opini yang seimbang antara sangat positif dan positif terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90FM.
4.2.3. Kepercayaan Terhadap Acara Bingkai Iman di Radio Mercy 93,9 FM. 4.2.3.1 Tingkat kepercayaan terhadap narasumber Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Menyetujui Menyetujui Cukup Menyetujui Tidak Menyetujui Sangat Tidak Menyetujui Jumlah
Frekuensi 60 30 90 responden
Prosentase 67% 33% 100%
Sumber : data kuesioner no.13
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat sesuai sebanyak 67% (60/90x100%), dan sisanya 33% (30/.90x100%), responden menjawab sangat sesuai dalam hal ini bagaimana tingkat kepercayaan kaum ibu terhadap narasumber bingkai iman. 4.2.3.2 Tingkat kepercayaan u terhadap isi ceramah di Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Menyetujui Menyetujui Cukup Menyetujui Tidak Menyetujui Sangat Tidak Menyetujui Jumlah
Frekuensi 40 50 90 responden
Prosentase 44% 56% 100%
Sumber : data kuesioner no.14
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat menyetujui sebanyak 44% ( 45/90x100% ), 56% ( 50/90x100% ), dalam hal ini bagaimana tingkat kepercayaan kaum ibu terhadap isi ceramah di bingkai iman.
Tabel 4.2.3.3 Tingkat kepercayaan terhadap narator pembuka Jawaban Responden Sangat Menyetujui Menyetujui Cukup Menyetujui Tidak Menyetujui Sangat Tidak Menyetujui Jumlah
Frekuensi 15 75 90 responden
Prosentase 17% 83% 100%
Sumber : data kuesioner no.15
Dari tabel diats dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawa sangat menyetujui sebanyak 17% ( 15/90x100% ), 83% ( 75/900x100% i dalam hal ini bagaimana tingkat keprcayaan kaum ibu terhadap narrator pembuka. Tabel 4.2.3.4 Tingkat kepercayaan terhadap lagu pembuka acara Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Menyetujui Menyetujui Cukup Menyetujui Tidak Menyetujui Sangat Tidak Menyetujui Jumlah
Frekuensi 25 65 90 responden
Prosentase 28% 72% 100%
Sumber : data kuesioner no.16
Dari tabel diatsas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat menyetujui sebanyak 28% ( 25/90x100% ), 72% ( 65/90x100%), menjawab menyetujui, dalam hal ini bagaimana tingkat kepercayaan kaum ibu terhadap lagu pembuka acara bingkai iman.
Tabel 4.2.3.5 Tingkat kepercayaan terhadap sesi tanya jawab seputar Islam di acara Bingkai Iman Jawaban Responden Frekuensi Prosentase Sangat Menyetujui 70 78% Menyetujui 20 22% Cukup Menyetujui Tidak Menyetujui Sangat Tidak Menyetujui Jumlah 90 responden 100% Sumber : data kuesioner no.17
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat menyetujui sebanyak 78% ( 75/90x100% ),dan sisanya 22% ( 25/90x100% ), responden menjawab sangat menyetujui dalam hal ini bagaimana tingkat kepercayaan kaum ibu terhadap sesi tanya jawab seputar islam di acara bingkai iman. Tabel 4.2.3.6 Tingkat kepercayaan terhadap waktu tayang acara Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Menyetujui Menyetujui Cukup Menyetujui Tidak Menyetujui Sangat Tidak Menyetujui Jumlah
Frekuensi 25 65 90 responden
Prosentase 28% 72% 100%
Sumber : data kuesioner no.18 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Responden yang menjawab sangat
menyetujui
sebanyak 28% (25/90x100%), 72% ( 65/90x100% ), menjawab
menyetujui, dalam hal bagaimana tingkat kepercayaa kaum ibu terhadap waktu tayang acara bingkai iman.
Tabel 4.2.3.7 Tingkat kepercayaan terhadap durasi acara Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Menyetujui Menyetujui Cukup Menyetujui Tidak Menyetujui Sangat Tidak Menyetujui Jumlah
Frekuensi 80 10 90 responden
Prosentase 89% 11% 100%
Sumber : data kuesioner no.19 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Responden
yang menjawab 89%
(80/100x100%),11% ( 15/90x100%), menjawab sangat menyetujui dalam hal ini Bagaimana tingkat keprcayaan Kaum Ibu terhadap durasi acaraBingkai Iman.
Tabel 4.2.3.8 Tingkat kepercayaan terhadap hari tayang acara Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Menyetujui Menyetujui Cukup Menyetujui Tidak Menyetujui Sangat Tidak Menyetujui Jumlah
Frekuensi 60 30 90 responden
Prosentase 67% 33% 100%
Sumber : data kuesioner no20 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Responden yang menjawab sangat menyetujui sebanyak 67% ( 65/90x100% ), 33% (35/90x100% ), enyetujui dalam hal ini Bagaimana tingkat kepercayaan Kaum Ibu terhadap hari tayang acara Bingkai Iman.
Tabel 4.2.3.9 Akumulatif Tingkat Kepercayaan Kaum Ibu Terhadap Acara Bingkai Iman Di Radio Mersi 93,90 FM n = 90 No
Akumulatif Tingkat
Frekwensi
%
Kepercayaan 1
Sangat Positif
60
66,7
2
Positif
30
33,3
3
Netral
0
0
4
Negatif
0
0
5
Sangat Negatif
0
0
Jumlah
90
100
Sumber: Q12 s/d Q19 Berdasarkan tabel di atas, 60 orang atau 66,7 % responden memiliki tingkat kepercayaan sangat positif terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90 FM . Sementara 30 orang atau 33,3 % responden memiliki tingkat kepercayaan positif terhadap acara tersebut. Dengan kata lain, mayoritas responden yaitu kaum ibu di RW 05 Kelurahan Pondok Kacang Timur memiliki tingkat opini sangat positif terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90 FM.
4.2.4 Persepsi Kaum Ibu Terhadap Acara Bingkai Iman di Radio Mercy 93,9 FM. Tabel 4.2.4.1 Persepsi terhadap narasumber Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Menarik Menarik Cukup Menarik Tidak Menarik Sangat Tidak Menarik Jumlah
Frekuensi 55 25 10 90 responden
Prosentase 61% 28% 11% 100%
Sumber : data kuesioner no.21
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat menarik sebanyak 61% ( 55/90x100% ), 28% ( 25/90x100% ), menjawab menarik 11% ( 10/90x100% ), menjawab cukup menarik hal ini bagaimana persepsi kaum ibu terhadap narasumber bingkai iman. Tabel 4.2.4.2 Persepsi terhadap isi ceramah di Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Menarik Menarik Cukup Menarik Tidak Menarik Sangat Tidak Menarik Jumlah
Frekuensi 60 30 90 responden
Prosentase 67% 33% 100%
Sumber : data kuesioner no.22 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat menarik 67% ( 60/90x100% ), 33% (30/90x100% ),menjawab menarik, dalam hal ini bagaimana persepsi kaum ibu terhadap isi ceramah di bingkai iman.
Tabel 4.2.4.3 Persepsi terhadap narator pembuka (Opener) Jawaban Responden Sangat Menarik Menarik Cukup Menarik Tidak Menarik Sangat Tidak Menarik Jumlah
Frekuensi 60 25 5 90 responden
Prosentase 67% 28% 5% 100%
Sumber : data kuesioner no.23 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sanat menarik sebanyak 67% ( 60/100x100% ), 28% (25/100x100% ), menjawab menarik, dan sisanya 5% (5/100x100%), responden menjawab sangat menarik dalam hal ini bagaimana persepsi kaum ibu terhadap narator pembuka.
Tabel 4.2.4.4 Persepsi terhadap lagu pembuka acara Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Menarik Menarik Cukup Menarik Tidak Menarik Sangat Tidak Menarik Jumlah
Frekuensi 25 40 25 90 responden
Prosentase 28% 44% 28% 100%
Sumber : data kuesioner no. 24 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat menarik sebanyak 28% (25/90x100% ), 44% ( 40/90x100% ),dan sisanya menjawab tidak menarik 28% (25/90x100%) , dalam hal ini bagaimana persepsi kaum ibu terhadap lagu pembuka acara bingkai iman.
Tabel 4.2.4.5 Persepsi terhadap sesi tanya jawab seputar Islam di acara Bingkai Iman Jawaban Responden Frekuensi Prosentase Sangat Menarik 70 78% Menarik 20 22% Cukup Menarik Tidak Menarik Sangat Tidak Menarik Jumlah 90 responden 100% Sumber : data kuesioner no.25 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat menarik sebanyak 78% ( 70/90x100% ), 22% (20/90x100% ), menjawab menarik, dalam hal ini bagaimana persepsi kaum ibu terhadap sesi tanya jawab seputar islam di acara bingkai iman.
Tabel 4.2.4.6 Persepsi terhadap waktu tayang acara Bingkai Iman Jawaban Responden Frekuensi Prosentase Sangat Menarik 30 33% Menarik 25 28% Cukup Menarik 35 39% Tidak Menarik Sangat Tidak Menarik Jumlah 90 responden 100% Sumber : data kuesioner no.26 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahw responden yang menjawab sangat menarik sebanyak 33% ( 30/90x100% ), 28% ( 25/90x100% ), menjawab menarik,dan sisanya 39% ( 35/100x100% ), responden menjawab cukup menarik dalam hal ini bagaimana persepsi kaum ibu terhadap waktu tayang acara bingkai iman.
Tabel 4.2.4.7 Persepsi terhadap durasi acara Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Menarik Menarik Cukup Menarik Tidak Menarik Sangat Tidak Menarik Jumlah
Frekuensi 30 60 90 responden
Prosentase 33% 67% 100%
Sumber : data kuesioner no.27 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat menarik 33% ( 30/100x100% ), 67% (60/100x100% ), menjawab menarik, dalam hal bagaimana pesepsi kaum ibu terhadap durasi bingkai iman.
Tabel 4.2.4.8 Bagaimana persepsi Ibu terhadap hari tayang acara Bingkai Iman Jawaban Responden Sangat Menarik Menarik Cukup Menarik Tidak Menarik Sangat Tidak Menarik Jumlah
Frekuensi 65 25 90 responden
Prosentase 72% 28% 100%
Sumber : data kuesioner no.28 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang menjawab sangat menarik sebanyak 72% ( 65/90x100% ), 28% ( 25/90x100% ), menjawab menarik dalam hal bagaimana persepsi kaum ibu terhadap hari tayang acara bingkai iman.
Tabel 4.2.4.9 Akumulatif Persepsi Kaum Ibu Terhadap Acara Bingkai Iman Di Radio Mersi 93,90 FM n = 90 No
Akumulatif Pesepsi
Frekwensi
%
1
Sangat Positif
55
61,1
2
Positif
25
27,8
3
Netral
10
11,1
4
Negatif
0
0
5
Sangat Negatif
0
0
Jumlah
90
100
Sumber: Q12 s/d Q19 Berdasarkan tabel di atas, 55 orang atau 61,1 % responden memiliki tingkat persepsi sangat positif terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90 FM . Sementara 25 orang atau 27,8 % responden memiliki tingkat persepsi positif terhadap acara tersebut. Sedangkan 10 orang atau 11,1 % responden memiliki tingkat persepsi netral. Dengan kata lain, mayoritas responden yaitu kaum ibu di RW 05 Kelurahan Pondok Kacang Timur memiliki tingkat persepsi sangat positif terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90 FM.
4.2.5. Akumulatif Opini Acara Bingkai Iman Secara Keseluruhan Berdasarkan jawaban-jawaban yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan mengenai opini, tingkay kepercayaan, dan persepsi, peneliti kemudian
mengakumulasikan data tersebut menjadi satu kesatuan tingkat opini secara keseluruhan mengenai acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90 FM. Penghitungan dilakukan dengan menjumlahkan jawaban-jawaban responden dari pertanyaan ke-4 hingga pertanyaan ke-27. Hasil penghitungan akumulatif opini responden terhadap acara Bingkai Iman secara keseluruhan terlihat dalam tabel berikut: Tabel 4.2.5. Akumulatif Opini Terhadap Acara Bingkai Iman Secara Keseluruhan n = 90 No
Akumulatif Opini Secara
Frekwensi
%
Keseluruhan 1
Sangat Positif
55
61,1
2
Positif
25
27,8
3
Netral
10
11,1
4
Negatif
0
0
5
Sangat Negatif
0
0
Jumlah
90
100
Sumber: Q4 s/d Q27 Berdasarkan tabel di atas, 55 orang atau 61,1 % responden memiliki tingkat opini secara keseluruhan sangat positif terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90 FM . Sementara 25 orang atau 27,8 % responden memiliki tingkat opini secara keseluruhan positif terhadap acara tersebut. Sedangkan 10 orang atau 11,1 % responden memiliki tingkat opini secara keseluruhan netral.
Dengan kata lain, mayoritas responden yaitu kaum ibu di RW 05 Kelurahan Pondok Kacang Timur memiliki tingkat opini secara keseluruhan sangat positif terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90 FM.
4.3. Pembahasan Keberadaan Radio sebagai bagian dari media komunikasi massa hingga saat ini ini terus menarik banyak pendengar masyarakat dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya. Dalam memenuhi kebutuhan khalayak akan informasi,hiburan, dan lain-lain. Seiring dengan adanya perkembangan teknologi elektronik khususnya Radio agar tetap eksis dijaman sekarang agar terus bersaing dengan teknologi elektronik industry pertelevisian yang menjadi fenomena besar di abab ini. Peran radio sangat penting dalam membentuk bebagai pola dan juga pendapat umum termasuk pendapat umum mengenai program-program Radio. Selain itu. Peran radio sebagai sarana pendengar sangat besar dalam pembentukan perilaku dan pola berpikir masyarakat. Radio juga dianggap telah membantu masyarakat untuk mengetahui berbagai macam hal. Semua peristiwa komunikasi yang dilakukan secara terencana mempunyai tujuan, yaitu mempengaruhi khalayak atau penerima sehingga ada perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebalum dan sesudah menerima pesan.
Opini adalah tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai dan diharapkan seseorang dari objek-objek dan situasi tertentu.25 Jadi opini adalah pendapat seseorang ynag keluar berdasarkan apa yang ia lihat, dengar dan rasa. Opini juga mempunyai pengertian sebagai suatu persoalan tertentu. Opini atau pendapat satu orang dengan orang yang lain belum tentu sama, karena cara pandang yang berbeda, selera yang berbeda, dan latar belakang yang berbeda. Opini juga mempunyai pengertian sebagai suatu pandangan keputusan atau tafsiran yang terbentuk di dalam pikiran mengenai suatu persoalan tertentu. Suatu opini adalah lebih kuat daripada sebuah kesan dan lebih lemah daripada suatu pengetahuan yang positif. Opini juga dapat berarti pernyataan yang diucapkan atau yang ditulis.
26
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui pembahasan mengenai Opini Kaum Ibu-ibu dikelurahan RW.05 Pondok Kacang Timur terhadap acara program Bingkai Iman di Rdio Mersi FM 93,9. Pembahasan dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan dikusioner yakni: Identitas atau karakteristik responden, pengetahuan responden tentang program acara Bingkai Iman, Opini responden terhadap Bingkai Iman. Penulis terlebih dahulu akan membahas bagian yang pertama Identitas responden. Dalam pembahasan identitas responden ini. Penulis mengajuakn tiga pertanyaan dalam kuiesioner. Pertama usia, kemudian pendidikan terakhir, dan pekerjaan responden. Dengan jawaban yang diberikan oleh responden maka penulis dapat mengetahui identitas responden. 25 26
Dan Nimmo Komunikasi Politik Remaja Rosdakarya CV Bandung1989, hal.13 Frazier Moore, Humas Prinsip, kasus dan masalah , Remaja Rosda Karya, Bandung, 1987
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23 April sampai 13 Mei 2008 terhadap kaum ibu di Kelurahan Pondok Kacang Timur adalah sebagai berikut : Pada bagian ini akan dijelaskan karaketeristik responden yang terdiri dari usia, pendidikan responden, dan pekerjaan. Dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini berusia 31-35 tahun. Yaitu sebanyak 50%, Usia 25-31 tahun sebanyak 25%, Usia 36-40 tahun sebanyak 15%
dan sisanya 5% dengan usia 41-45 tahun.
Mayoritas responden dalam penelitian ini dengan tingkat pendidikan S-1 45%, dan responden dengan tingkat pendidikan SMU 41%, dan sisanya akademik 14%. Mayoritas responden dalam penelitian ini dengan tingkat Status Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 44%, Karyawati sebanyak 23%, Mahasiswi 17%, Lain-lainya 11%. Responden yang menjawab sangat berbobot sebanyak 50%, 39% menjawab bebobot, dan sisanya 11%, responden menjawab cukup berbobot. Dalam hal ini Opini Kaum ibu tehadap nara sumber bingkai iman di Radio Mercy 93,9 FM. Responden yang menjawab sangat berbobot sebanyak 33%, 50% menjawab berbobot, 17%, ,.dalam hal ini opini kaum ibu terhadap isi ceramah bingkai iman.
Responden yang menjawab sangat berbobot sebanyak 50%, 17%, menjawab bebobot, 33%, dalam hal bagaimana opini kaum ibu terhadap narator pembuka. Responden yang menjawab sangat berbobot sebanyak 6%, 50%, menjawab berbobot, 28% , dalam hal ini bagaimana opini kaum ibu terhadap lagu pembuka acara bingkai iman. Responden yang menjawab sangat berbobot sebanyak 55%, 25% menjawab berbobot, dan sisanya 11%, responden menjawab cukup berbobot, dalam hal ini bagaimana opini kaum ibu terhadap sesi tanya jawab seputar islam di acara. Responden yang menjawab sangat sesuai sebanyak 22%, 17%, menjawab sesuai, 61%, dalam hal ini bagaimana opini kaum ibu terhadap waktu siar acara bingkai iman. Responden yang menjawab sangat sesuai sebanyak 33%, 45%, menjawab sesuai sedangkan yang menjawab tidak sesuai 22%. dalam hal ini bagaimana opini kaum ibu terhadap durasi acara bingkai iman. Responden yang menjawab sangat sesuai sebanyak 61%, 28% menjawab sesuai, 11% ,dalam hal ini bagaimana opini kaum ibu terhadap hari siar acara bingkai iman. 35 orang atau 38,9 % responden memiliki tingkat opini sangat positif dan positif terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90FM . Sementara 20 orang atau 22,2 % responden memiliki tingkat opini netral terhadap acara tersebut. Dengan kata lain, mayoritas responden yaitu kaum ibu di RW 05 Kelurahan
Pondok Kacang Timur memiliki tingkat opini yang seimbang antara sangat positif dan positif terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90FM. Responden yang menjawab sangat menarik sebanyak 61%, 28% menjawab menarik 11% menjawab cukup menarik hal ini bagaimana persepsi kaum ibu terhadap narasumber bingkai iman. Responden yang menjawab sangat menarik 67%, 33% menjawab menarik, dalam hal ini bagaimana persepsi kaum ibu terhadap isi ceramah di bingkai iman. Responden yang menjawab sanat menarik sebanyak 67%, 28% menjawab menarik, dan sisanya 5%, responden menjawab sangat menarik dalam hal ini bagaimana persepsi kaum ibu terhadap narator pembuka. Responden yang menjawab sangat menarik sebanyak 28%, 44%,dan sisanya menjawab tidak menarik 28%, dalam hal ini bagaimana persepsi kaum ibu terhadap lagu pembuka acara bingkai iman. Responden yang menjawab sangat menarik sebanyak 78%, 22% menjawab menarik, dalam hal ini bagaimana persepsi kaum ibu terhadap sesi tanya jawab seputar islam di acara bingkai iman. Responden yang menjawab sangat menarik sebanyak 33, 28%, menjawab menarik,dan sisanya 39%, responden menjawab cukup menarik dalam hal ini bagaimana persepsi kaum ibu terhadap waktu tayang acara bingkai iman. Responden yang menjawab sangat menarik 33%, 67% menjawab menarik, dalam hal bagaimana pesepsi kaum ibu terhadap durasi bingkai iman.
Responden yang menjawab sangat menarik sebanyak 72%, 28% menjawab menarik dalam hal bagaimana persepsi kaum ibu terhadap hari tayang acara bingkai iman. 55 orang atau 61,1 % responden memiliki tingkat persepsi sangat positif terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90 FM . Sementara 25 orang atau 27,8 % responden memiliki tingkat persepsi positif terhadap acara tersebut. Sedangkan 10 orang atau 11,1 % responden memiliki tingkat persepsi netral. Dengan kata lain, mayoritas responden yaitu kaum ibu di RW 05 Kelurahan Pondok Kacang Timur memiliki tingkat persepsi sangat positif terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90 FM. Berdasarkan jawaban-jawaban yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan mengenai opini, tingkat kepercayaan, dan persepsi, peneliti kemudian mengakumulasikan data tersebut menjadi satu kesatuan tingkat opini secara keseluruhan mengenai acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90 FM. Penghitungan dilakukan dengan menjumlahkan jawaban-jawaban responden dari pertanyaan ke-4 hingga pertanyaan ke-27. 55 orang atau 61,1 % responden memiliki tingkat opini secara keseluruhan sangat positif terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90 FM . Sementara 25 orang atau 27,8 % responden memiliki tingkat opini secara keseluruhan positif terhadap acara tersebut. Sedangkan 10 orang atau 11,1 % responden memiliki tingkat opini secara keseluruhan netral. Dengan kata lain, mayoritas responden yaitu kaum ibu di RW 05 Kelurahan Pondok Kacang Timur memiliki tingkat
opini secara keseluruhan sangat positif terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90 FM.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan sebelumnya, serta sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui bagaimana opini kaum Ibu di RW 05 Kelurahan Pondok Kacang Timur terhadap acara Bingkai Iman di radio Mersi 93,90FM, dan juga penelitian yang telah dilakukan terhadap responden maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Pada bagian kepercayaan terhadap acara Bingkai Iman, mayoritas responden, yaitu sebanyak 38,9 % responden memiliki tingkat opini sangat positif dan positif. Ini terlihat dari jawaban-jawaban yang mereka berikan di dalam kuisioner. 2. Pada bagian sikap terhadap acara Bingkai Iman, mayoritas responden, yaitu sebanyak 66,7 % responden memiliki tingkat opini sangat positif. Ini terlihat dari jawaban-jawaban yang mereka berikan di dalam kuisioner. 3. Pada bagian persepsi terhadap acara Bingkai Iman mayoritas responden, yaitu sebanyak 61,1 % responden memiliki tingkat opini sangat positif.. Ini terlihat dari jawaban-jawaban yang mereka berikan di dalam kuisioner. 4.
Setelah mengetahui hasil dari opini, tingkat kepercayaan, dan persepsi kaum Ibu terhadap acara Bingkai Iman , kemudian mengakumulasikannya, pada akhirnya peneliti mendapatkan bahwa mayoritas responden pada
65
penelitian ini, yaitu sebanyak 61,1 % responden memberikan opini sangat positif terhadap acara Bingkai Iman di Mersi 93,90 FM.
5.2 Saran Setelah Peneliti melakukan penelitian yang telah diperoleh, Peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1.
Ada beberapa yang harus diperhatikan oleh radio mersi walapun prosentasenya agak kecil , yaitu maslah isi caramah bingkai iman lebih diperhatikan lagi, maslaah narrator pembuka (opener), lagu pembuka acara bingkai iman, waktu siar bingkai iman, hari tayang bingkai iman dan yang terakhir maslah nara sumber yang diundang oleh bingkai iman.
2.
Para kaum ibu di kelurahan Pondok Kacang Timur menyatakan masih membutuhkan kehadiran acara bingkai iman di Mersi FM dan acara tersebut memberikan pengaruh yang positif, hendaknya pihak radio Mersi terutama acara bingkai iman agar terus ditingkatkan eksitensinya.
DAFTAR PUSTAKA
Deddyn Mulya. MA.ph. Komunikasi Suatau Pengantar, Pnerbit : PT Remaja Rosdakarya, Bandung,2001 Dep. Pendidikan Nasional.Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Bala Pustaka, 2002. Depdikbud RI. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: balai pustaka, 1988. Darwanto Sastro Subroto. Produksi Acara Televise, Yogyakarta: Duta Wancana Universitas Press, 1994. Daryanto S.S. Kamus Lengkap Bahasa, Surabaya: Apollo, 1998. Hafied Cangara.Prof.Dr.MSC. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. I.A.W. Widjaja. Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi Aksara, 1997. John M. Echols Dan Hasan Shadiliy. Kamus English-Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1996. Jalaludin Rahmat. Pskologikomukasi, Bandung: PT Remaja Riskarya, 1999. Jalaludin
Rahmat.
Metode
Penelitian
Komunakasi,
Bandung:
Remaja
Rosdakarya, 2001. J.V. Rendenbregt. Metode penelitian, Jakarta: Gramedia. 1983. Mulyono, Mudul Penyiaran Radio Siaran, Jakarta, 2002 Mafri Amir, Komunikasi Massa, Jakarta: Logos, 1990. Marbangun hardjowirogo. Kebebasan Penerangan Landasan Operasi Media Massa, Jakarta: Djabatan, 1984. Moeryanto Ginting Munthe. Media Komuikasi Radio, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996. Masri Singarimbun Dan Sifian. Metode Dan Penelitian Masyarakat, Jakarta: P3ES, 1983.
Moch Nasir. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988. Onong Uchjana Effendi. Radio Siaran Teori Dan Praktek, Bandung: PT Mandiri Maju, 1991. Onong Uchjana Effendi. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, Bandung: Erosdakarya, 1992. Onong Uchjana Effendi. Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi, Jakarta, PT Remaja Rosdakarya, 1995. Peter Salim. Yenny Salim.Kamus Besar Indonesia Kontemporer, Jakarta: modern English Press, 1991. Rosady Ruslan. SH. Manajemen Humas Dan Manajemen Komunikasi, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999 Rony Kountur. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis, Jakarta Penerbit, PPM. Rhenald Kasali. Membidik Pasar Indonesia, Segmentasi Target Dan Positing, Jakarta: PT Garmedia Pustaka Utama. S Djuarsa Senjaja. Teori Komunikasi, Universitas Indonesia,1998. Saiful anwar. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1997, Hal 34. Y.S.Gunandi. Djony Heryan. Himpunan Istilah Komunikasi, Jakarta:Grassindo, 1991.
BIODATA
Nama
: Irfan Hadinata
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat Tgl Lahir
: Tangerang 24-04-1982
Alamat
: Pondok Kacang Timur Rt.01/05 No. 1 Gg. Madun I Kecamatan Pondok Aren 15225
Tlp
: 081513486806
Pendidikan SD Muhammadiyah 39 Parung Serab, Tangerang
1988-1994
SLTP Muhammadiyah 25 Parung Serab, Tangerang
1994-1997
SMU Muhammadiyah 1 PCiledug, Tangerang
1997-2000
Universitas Mercu Buana, Jakarta
2000-2008