ANALISIS PROGRAM PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KELURAHAN KARAWACI BARU, KECAMATAN KARAWACI KOTA TANGERANG Fairuz Itqon Ilmu Administrasi Negara, FISIP UI Amy Y.S. Rahayu
Abstrak, Tingginya pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Tangerang dan kurangnya kesadaran masyarakat menghadirkan permasalahan dalam pengelolaan persampahan sehingga dibutuhkan penanganan secara komprehensif. Dalam penanganannya, DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) Kota Tangerang menerapkan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan pada salah satu daerah di Kota Tangerang telah menjadi daerah percontohan dalam pengelolaan persampahan yaitu Kelurahan Karawaci Baru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan di Kelurahan Karawaci Baru. Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif yang menggambarkan pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Di Kelurahan Karawaci Baru. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti merupakan metode gabungan (Mixed Method) sehingga peneliti menganalisis melalui data kualitatif dengan cara wawancara mendalam kepada informan dan melalui data kuantitatif dengan survei. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dalam pelaksanaan program pengelolaan persampahan di Kelurahan Karawaci Baru sudah berjalan cukup baik dilihat dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan. Namun, terdapat faktor penghambat seperti kurangnya kuantitas aparat dalam melakukan sosialisasi, tidak adanya SOP, dan masyarakat belum memanfaatkan hasil pengelolaan persampahan. Kata kunci : Implementasi Program; Tingkat Partisipasi; Pengelolaan Persampahan. Abstract, The high population growth in the city of Tangerang, and lack of public awareness of waste management presents problems in a comprehensive manner so that necessary treatment. In handling, DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) apply Tangerang City Improvement Program Community Participation in Solid Waste Management in one of the areas in Tangerang has become a model for the management of waste that Kelurahan Karawaci Baru. This study aims to analyze the implementation of programs to increase community participation in waste management Kelurahan Karawaci Baru. This qualitative descriptive study describing the implementation of the Program for Enhancing Public Participation in Kelurahan Karawaci Baru. Data collection methods the researchers used a combined method (Mixed Method) so the researchers analyzed through qualitative data by in-depth interviews with informants and quantitative data with the survey. These results prove that the implementation of the waste management program in Karawaci Baru been running pretty good views of the planning, implementation, and maintenance. However, there are inhibiting factors such as the lack of quantity in socializing forces, the absence of SOPs, and people do not utilize the waste management. Keywords: Program Implementation; level of participation; waste management
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
1. Pendahuluan Salah satu daerah di Kota Tangerang tepatnya di Kelurahan Karawaci Baru yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, dengan jumlah penduduk sebanyak 13.448 jiwa yang bermukim di luas wilayah hanya 0,58 km2. Berdasarkan Laporan Antara Studi Kelayakan TPA Rawa Kucing DKP Kota Tangerang 2010, timbulan sampah perkapita di Kota Tangerang yaitu 2,24Liter/orang/hari, itu berarti timbulan sampah di Kelurahan Karawaci Baru mencapai 30.124 Liter. Dari total keseluruhan timbulan sampah yang ada, tidak semuanya dapat terangkut dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Tangerang dalam hal ini yang disediakan oleh DKP Kota Tangerang. Tingkat kepadatan penduduk yang menghasilkan timbunan sampah cukup banyak di Kota Tangerang mengakibatkan banjir yang sempat dialami oleh Kelurahan Karawaci baru pada tahun 2005. Kondisi tersebut mengganggu kehidupan masyarakat Kelurahan Karawaci Baru. Hingga pada awal tahun 2008 dilakukan sosialisasi mengenai Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan oleh DKP Kota Tangerang. Pelaksanaan program pengelolaan persampahan tersebut menjadikan Kelurahan Karawaci Baru sebagai juara pada Lomba Kebersihan Tingkat Kota pada tahun 2010 dan 2011. Meskipun di Kelurahan Karawaci Baru saat ini telah menjalankan program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan yang dicanangkan oleh DKP Kota Tangerang, namun pada kenyataannya masih sulit untuk menimbulkan pemahaman kepada masyarakat sekitar bahwa sampah masih memiliki nilai ekonomis jika dikelola dengan baik dan benar. Sehingga program peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengelolaan persampahan lebih diintensifkan dan dijadikan fokus utama oleh pemerintah Kota Tangerang agar masyarakat dilibatkan baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pemanfaatan dalam program peningkatan partsipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan. Dengan adanya latar belakan tersebut maka masalah yang penulis angkat yaitu bagaimana
implementasi
program
peningkatan
partisipasi
masyarakat
pengelolaan
persampahan di Kelurahan Karawaci Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang. Tujuannya adalah untuk Menganalisis implementasi program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan di Kelurahan Karawaci Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
2. Tinjauan Teoritis Implementasi Program Suatu kebijakan publik tidak mempunyai arti penting tanpa tindakan-tindakan riil ang dilakukan dengan program, kegiatan atau proyek. Menurut Terry dalam Tachjan (2006i:31) program merupakan rencana yang bersifat komprehensif yang sudah menggambarkan sumber daya yang akan digunakan dan terpadu dalam satu kesatuan. Program tersebut menggambarkan sasaran, kebijakan, prosedur metode, standar dan budget. Menurut Tachjan (2006i:35) program dalam konteks implementasi kebijakan publik terdiri dari beberapa tahap yaitu (Tachjan, 2006i:35) merancang bangun (design) program beserta perincian tugas dan perumusan yang jelas, penentuan ukuran prestasi yang jelas serta biaya dan waktu, melaksanakan (application) program dengan mendayagunakan strukturstruktur dan personalia, dana serta sumber-sumber lainnya, prosedur dan metode yang tepat, dan membangun sistem penjadwalan, monitoring dan sarana-sarana pengawasan yang tepat guna serta evaluasi (hasil) pelaksanaan kebijakan. Program akan menunjang implementasi, karena dalam program memuat berbagai aspek yaitu adanya tujuan yang ingin dicapai, adanya kebijakan yang harus diambil dalam mencapai suatu tujuan, adanya aturan-aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui, adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan, dan adanya strategi dalam pelaksanaan (Cheema dan Rondinelli, dalam Tangkilisan, 2005:219) Selanjutnya, Subarsono mengutip pernyataan Cheema dan Rondinelli yang mengungkapkan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan suatu program-program pemerintah yang bersifat desentralistis. Faktor-faktor tersebut diantaranya kondisi lingkungan, hubungan antar organisasi, sumberdaya organisasi untuk implementasi program, serta karakteristik dan kemampuan agen pelaksana (Subarasono, 101:2005).
Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah merupakan aspek yang terpenting untuk diperhatikan dalam sistem pengelolaan sampah secara terpadu. Terdapat berbagai bentuk partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan, seperti yang diungkapkan oleh Ericson dalam Slamet (1994:89) bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan terbagi atas 3 tahap, yaitu Partisipasi di dalam tahap perencanaan (idea planing stage), Partisipasi di dalam tahap pelaksanaan (implementation stage), Partisipasi di dalam pemanfaatan (utilitazion stage).
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
3, Metode Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana implementasi program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang di Kelurahan Karawaci Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang yang lahir dari sebuah pertanyaan akan suatu penerapan sebuah kebijakan yang diturunkan menjadi sebuah program dari pemerintah yang dilihat berdasarkan fakta-fakta yang ada sebagaimana keadaan sebenarnya saat itu yang lebih diperdalam dan dipertajam dengan teori yang sudah ada. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mixed Method. Mixed Method adalah penelitian yang mencakup koleksi, analisis, dan integrasi data kualitatif dan kuantitatif dalam kajian tunggal atau bertahap Hesse dalam Sarwono (2011:31). Data kualitatif dalam penelitian ini didapatkan melalui wawancara mendalam dan studi dokumen, sedangkan untuk mendapatkan data kuantitatif, peneliti akan menyebarkan kuesioner terhadap sampel dari masyarakat Kelurahan Karawaci Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang yang berisikan beberapa pertanyaan bersifat tertutup dan semi-terbuka. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kelurahan Karawaci Baru. Teknik pengambilan sampel atau teknik sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Total Sampling. Metode ini dilakukan dengan menarik seluruh populasi menjadi sampel. Populasi : Ketua RW dan Ketua RT di Kelurahan Karawaci Baru Kota Tangerang yang berjumlah 51 orang dan sampel : Ketua RW dan Ketua RT di Kelurahan Karawaci Baru Kota Tangerang yang berjumlah 51 orang. Selanjutnya peneliti melakukan analisis data. Dalam menganalisis data, data yang diperoleh melalui teknik kualitatif akan dianalisis secara kualitatif demikian pula data kuantitatif. Data yang berasal dari wawancara mendalam dan hasil olah studi dokumen ini selanjutnya ditransformasikan menjadi informasi sedangkan hasil data kuantitatif diolah dengan bantuan SPSS 17.0 yang hasilnya dalam bentuk angka atau tabel frekuensi yang akan melengkapi dan menambah makna informasi terhadap data kualitatif yang lebih dominan. Terkait dengan keterbatasan rasional dan kemampuan peneliti maka, penelitian ini perlu mendapat pembatasan. dikarenakan tidak adanya parameter keberhasilan dalam pelaksanaa Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan sehingga peneliti tidak dapat menghitung pencapaian keberhasilan, melainkan melalui kuesioner yang ditujukan kepada masyarakat Ketua RW dan Ketua RT di Kelurahan Karawaci Baru.
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
4. Pembahasan dan Hasil Penelitian Gambaran lokasi penelitian Kelurahan Karawaci Baru mempunyai jumah penduduk 13.448 jiwa, luas wilayah 0,58 Km2, jumlah RW 10 dan jumlah RT 59. Kader pengelola persampahan di Kelurahan Karawaci Baru adalah Bapak Kusdiyanto. Rata-rata masyarakatnya bekerja di sektor industri, sehingga penduduknya lebih banyak mengkonsumsi makanan dari rumah makan dibandingkan dengan memasak sendiri sehingga kebanyakan sampah yang di hasilkan oleh wilayah ini adalah sampah anorganik. Selain itu di wilayah ini banyak terdapat rumah makan yang juga menghasilkan sampah baik organik maupun anorganik. Namun, oleh kader, rumah makan-rumah makan tersebut sudah diajak bekerjasama dan dianjurkan untuk memilah sampahnya, sampah organik diletakkan di dekat komposter yang telah disediakan oleh kader. Sampah anorganik dikumpulkan oleh warga untuk dijual sebagai tambahan pendapatan dengan metode bank sampah yang diterapkan di wilayah tersebut. Satu hal yang unik adalah bahwa di perumahan ini tidak terdapat bak sampah di depan rumah yang biasa kita lihat di lingkungan perumahanperumahan yang lain. Karena warga sudah mulai biasa memilah sampah di dalam rumah masing-masing sehingga tidak memerlukan penampungan sampah seperti bak sampah. Sampah yang sudah dipilah, akan dikelola lebih lanjut. Sampah organik akan dibuat menjadi kompos dengan metode pengomposan memakai drum komposter, sedangkan sampah anorganik akan dipakai untuk bahan dasar kerajinan daur ulang sampah dan ada juga yang dikumpulkan dan ditabung dengan sistem bank sampah. Dengan demikian hanya sisa/residu sampah yang akan diangkut. Sistem pengangkutan sampah di perumahan ini dilakukan tiga kali dalam seminggu yaitu hari Senin, Rabu, dan Jumat setiap pukul 06.00 WIB oleh dua tukang gerobak, untuk kemudian dibuang ke TPST Al Mahmud. Dengan rutinitas ini, masyarakat sudah terbiasa untuk mengumpulkan sampah di dalam rumah masing-masing, sehingga tidak ada bak sampah di depan rumah. Hal tersebut menambah estetika lingkungan dan lingkungan menjadi lebih sehat serta tidak ada pemulung yang masuk ke wilayah tersebut.
Latar
Belakang
Program
Peningkatan
Partisipasi
Masyarakat
Dalam
Pengelolaan
Persampahan Hampir di seluruh daerah di Indonesia memiliki permasalahan tentang sampah, tidak terkecuali di Tangerang. Permasalahan sampah timbul diakibatkan karena tingkat pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan bertambahnya
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
volume sampah dan jenis sampah yang beragam karena pola hidup masyarakat yang berbedabeda. Melalui Undang-Undang (UU) No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, perlu dilakukan pengelolaan sampah secara komprehensif dan terpadu. Dalam pelaksanaannya di Kota Tangerang, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Persampahan diadopsi dalam bentuk peraturan daerah (perda) yaitu Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009. Perda No.3 Tahun 2009 menuntut adanya peran aktif dari masyarakat, sehingga Pemerintah Kota Tangerang mewujudkan perda tersebut menjadi sebuah program pemerintah yaitu Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan. Tujuan dari program tersebut adalah namun menyadarkan masyarakat agar melakukan pengelolaan persampahan dan mengubah pola pikir masyarakat bahwa permasalahan sampah bukan merupakan beban pemerintah saja tetapi menjadi tanggung jawab bersama sehingga terwujud kondisi Kota Tangerang yang bersih, indah, hijau dan nyaman. Tujuan dari program yang dicanangkan tersebut akan dicapai dengan melakukan berbagai kegiatan yang berfokus pada pengelolaan persampahan. Kegiatan tersebut diantaranya dibentuknya daerah binaan, pembentukan kader lingkungan, pemberian sarana dan prasarana pengelolaan persampahan sebagai stimulan seperti pemberian tong komposter, diadakannya sosialisasi berbagai media baik langsung maupun tidak langsung, workshop, Bank Sampah, pemantauan Adipura, dan pendampingan.
Sosialisasi Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan Di Kelurahan Karawaci Baru Mekanisme sosialisasi yang dilakukan DKP tidak langsung ditujukan kepada masyarakat, namum melalui kader-kader lingkungan di daerahnya. Kader lingkungan adalah orang yang dianggap mempunyai kemampuan untuk lebih peduli pada lingkungan dibandingkan warga lain di suatu daerah, mereka dianggap sebagai tokoh yang mampu mempengaruhi lingkungan menjadi lebih baik. Sedangkan terkait dengan penjadwalan sosialisasi, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang tidak memiliki jadwal tetap namun berdasarkan permintaan masyarakat dan juga target pelaksanaan sosialisasi setiap tahunnya yang dimiliki oleh DKP. Tahap sosialisasi/penyuluhan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat khususnya Masyarakat Kelurahan Karawaci Baru dalam melakukan pengelolaan persampahan.
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
Tidak, 26% Ya Ya, 74%
Tidak
Grafik 4.1 Pengetahuan Responden Mengenai Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan (n=51) Sumber: Data Olahan Peneliti, 2012
Ternyata dari hasil yang diperoleh oleh peneliti, masih ada masyarakat Kelurahan Karawaci Baru yang belum mengetahui tentang Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan. Hal ini dikarenakan, dalam satu RW/RT tidak semuanya masyarakat yang mau melakukan pengelolaan persampahan. Proses sosialisasi dalam Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan dapat dijadikan kesempatan kepada masyarakat untuk memberikan pendapat atau masukan oleh masyarakat melalui Musrembang (Musyawarah perencanaan dan pembangunan) ataupun pertemuan informal yang diadakan oleh masyarakat itu sendiri. Ketua RT
04
RW
01
berpendapat
bahwa
di
Kelurahan
Karawaci
Baru
terdapat
pertemuan/musyawarah meskipun pertemuan tersebut tidak secara khusus membicarakan mengenai pengelolaan persampahan. Pertemuan tersebut sering diadakan satu sampai dengan tiga bulan sekali yang bertempat di posyandu. Dalam pertemuan tersebut, masyarakat dapat ikut serta mengenai perencanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan. Di Kelurahan Karawaci Baru. Dari hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan peneliti, seluruh responden ikut serta terhadap pertemuan/musyawarah dalam perencanaan program. Hal tersebut dapat dilihat pada piechart 4.2 berikut.
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
Tidak, 0%
Ya Tidak Ya, 100%
Grafik 4.2 Keikutsertaan Responden Terhadap Pertemuan/Musyawarah Dalam Perencanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan (n=51) Sumber: Data Olahan Peneliti, 2012
Meskipun seluruh responden mengaku ikut serta dalam pertemuan terhadap perencanaan program, namun tidak secara rutin atau tidak selalu mengikutinya, dikarenakan kesibukan mereka masing-masing. Sehubungan dengan keikutsertaan partisipasi responden dalam perencanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Pengelolaan Persampahan, peneliti mendapatkan hasil kuesioner dari lapangan mengenai bentuk partisipasi dalam perencanaan Program Peningkatan Partisipasi dapat dilihat dari piechart 4.3.
Terlibat dalam pengambilan keputusan, 0% Memberikan usulan/saran, 17.6%
Memberikan uang/bahan material, 0%
Aktif mengikuti pertemuan Lainnya, 7.8% Memberikan usulan/saran Terlibat dalam pengambilan keputusan Aktif mengikuti pertemuan, 74.6%
Memberikan uang/bahan material Lainnya
Grafik 4.3 Bentuk Partisipasi Masyarakat Pada Tahap Perencanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan (n=51) Data Olahan Peneliti, 2012
Grafik 4.3 menjelaskan, masih sedikitnya masyarakat yang memberikan usulan atau saran terhadap program dan hanya aktif turut serta dalam tahap perencanaan program. Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam memberikan usulan/saran dalam tahap
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
perencanaan program dipengaruhi dari kurangnya DKP dalam melibatkan masyarakat atau kader lingkungan dalam proses perencanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan. DKP tidak menjelaskan secara terperinci mengenai program tersebut sehingga masyarakat tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan apa yang akan mereka dapat. Alokasi Sumber Daya Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan Di Kelurahan Karawaci Baru. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan yang dicanangkan oleh DKP, membutuhkan sumber daya yang cukup dan pemanfaatannya yang baik agar pelaksanaan program berjalan dengan efektif. Sumber daya yang diperlukan dalam pelaksanaan program dapat berbentuk manusia, anggaran, serta sarana dan prasarana. Kekurangan kuantitas aparat dalam pelaksanaan program, sangat dirasakan oleh aparat Bidang Bina Program dalam melakukan pelayanan pemberian sosialisasi kepada masyarakat Kota Tangerang, khususnya Kelurahan Karawaci Baru. Partisipasi masyarakat yang telah menyadari pentingnya pengelolaan persampahan membutuhkan sosialisasi program pengelolaan persampahan kurang optimal karena kurangnya SDM aparat DKP yang melakukan sosialisasi tersebut. Hal ini merupakan faktor penghambat dalam pelaksanaan program. Anggaran yang dimiliki oleh DKP dalam hal ini tidak mengalami masalah karena terlihat dari anggaran yang ada, DKP memiliki anggaran lebih tinggi daripada SKPD lain, sehingga permasalahan sampah sudah memiliki penanganan dengan skala prioritas yang tinggi di Kota Tangerang. Hal ini merupakan faktor pendukung berjalannya program berupa kedermawanan Walikota Tangerang dalam memberikan anggaran untuk DKP, DPU (Dinas Pekerjaan Umum) dan Dinas Tata kota. Sarana Prasarana dalam pelaksanaan program pengelolaan sampah yang dicanangkan oleh DKP juga dapat menunjang kinerja dari program pengelolaan persampahan. Untuk kegiatan penyuluhan/sosialisasi pengelolaan sampah peralatan yang dibutuhkan seperti LCD Player dan layar, alat peraga komposter, berbagai macam contoh kerajianan daur ulang sampah sudah tersedia dengan baik. Sedangkan sarana dan prasarana yang diberikan oleh DKP khususnya terhadap Kelurahan Karawaci Baru berupa sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pengelolaan persampahan seperti mesin pencacah, drum komposter, mesin press plastic, dan lainnya sebagai stimulan yang diberikan oleh DKP kepada setiap daerah yang melakukan pengelolaan persampahan.
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
Implementasi Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan Di Kelurahan Karawaci Baru. Pelaksanaan kegiatan yang terdapat dalam program yang dicanangkan pemerintah memerlukan peranan dari setiap stakeholders yang terlibat di dalamnya. Peranan masyarakat sebagai target group dari program pengelolaan persampahan yang dicanangkan oleh DKP perlu diutamakan karena untuk membantu mekanisme pengelolaan sampah di sumber dalam rangka pencapaian target mekanisme operasional sampahnya. Tidak hanya peran masyarakat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program pengelolaan persampahan yang komprehensif, namun DKP diwajibkan melakukan pembinaan dan memfasilitasi masyarakat dalam pengelolaan sampah yang mereka lakukan untuk lingkungan tempat tinggalnya. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan Pelaksanaan baru dimulai pada tahun 2008 dimana pada saat itu Dinas Kebersihan sudah berpisah dari Dinas Pekerjaan Umum. Awalnya, kegiatan yang dilakukan oleh DKP Kota Tangerang melakukan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah skala rumah tangga. Sebelumnya dijelaskan bahwa sosialisasi dan pemberian stimulan yang dilakukan oleh DKP kepada Kelurahan Karawaci Baru mempengaruhi pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan Di Kelurahan Karawaci Baru. Keikutsertaan masyarakat Kelurahan Karawaci Baru dalam pengelolaan persampahan dapat terlihat dari pie chart berikut ini. Tidak, 0%
Ya Tidak
Ya, 100%
Grafik 4.4 Keikutsertaan Responden Pada Tahap Pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan (n=51) Sumber: Data Olahan Peneliti, 2012
Terlihat dari grafik 4.4 bahwa seluruh responden di Kelurahan Karawaci Baru ikut serta dalam pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan. Selanjutnya, bentuk sumbangan yang diberikan oleh responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di lapangan dapat dilihat dari pie chart berikut ini.
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
Tenaga dan material, 0% Tenaga, uang, material, 0%
Tenaga dan uang, 3.9%
Uang dan material, 0%
Tenaga/uang/ma terial (pilih salah satu), 96.1%
Tenaga/uang/material (pilih salah satu) Tenaga, uang, material Tenaga dan uang Tenaga dan material Uang dan material
Grafik 4.5 Bentuk Sumbangan Responden Pada Tahap Pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Perampahan (n=51) Sumber: Data Olahan Peneliti, 2012
Dari grafik 4.6 bentuk sumbangan responden pada tahap pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan Di Kelurahan Karawaci Baru, sebagian besar menyumbangkan tenaga mereka. Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi pendapatan masyarakat Kelurahan Karawaci Baru yang sebagian besar memiliki pendapatan Rp 1.000.000 – Rp 2.500.000. Berikutnya, peneliti menganalisis bentuk kegiatan yang dilakukan oleh responden dalam pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan. Dapat dilihat bentuk kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat pada pie chart berikut. Bank sampah, Pengomposan, 13.7% 15.7%
Lainnya, 0% Pemilahan sampah, 51%
Pemilahan sampah Daur ulang Pengomposan Bank sampah Lainnya
Daur ulang, 19.6%
Grafik 4.6 Bentuk Kegiatan Responden Pada Tahap Pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan (n=51) Sumber: Data Olahan Peneliti, 2012
Melakukan pemilahan sampah merupakan wujud kegiatan yang paling mudah dalam pelaksanaan program ini, sehingga memang presentase terbesar bentuk kegiatan pengelolaan persampahan ynag dilakukan oleh masyarakat adalah pemilahan sampah. Masyarakat di Kelurahan Karawaci Baru memilah sampah menjadi dua jenis yaitu sampah basah dan
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
sampah kering dari rumah masing-masing. Sampah basah yang terkumpul akan dibawa ke tempat-tempat drum komposter terdekat untuk diolah menjadi kompos sedangkan sampah kering yang terkumpul akan disetor ke bank sampah yang dikoordinir oleh Kader Lingkungan Kelurahan Karawaci Baru Pelaksanaan program pemerintah membutuhkan kejelasan mengenai petunjuk pelaksanaan yang biasa disebut SOP (Standard Operating Procerdure) agar dalam setiap aparat DKP dan masyarakat mengetahui apa saja yang harus dikerjakan dan apa yang akan didapat secara lebih jelas dan rinci. Namun, peneliti menemukan ketiadaannya SOP dalam pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan. Pada pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan diperlukannya koordinasi dengan stakeholders yang lain. Selain Forum Kompos, DKP dibantu oleh sebuah komunitas yang dinamakan Komunitas Anak Langit, Gema Pelikan (Gerakan Masyarakat Peduli Pendidikan) dan juga FKTS (Forum Kota Tangerang Sehat) dalam pelaksanaan sosialiasi terhadap masyarakat mengenai pengelolaan persampahan. Tidak hanya LSM yang turut serta dalam pengelolaan persampahan, namun pihak swasta juga memiliki andil dalam pengelolaan sampah mengingat bahwa di Kota Tangerang banyak terdapat pabrik yang dapat menghasilkan banyak limbah. Namun, keterlibatan pihak swasta hingga sampai saat ini tidak terlihat, sektor persampahan masih belum dapat menarik minat pihak swasta. Program yang dicanangkan oleh pemerintah dan telah dilaksanakan oleh masyarakat hendaknya memiliki manfaat kepada masyarakat sebagai kelompok sasaran dari program tersebut. Berikut merupakan pie chart keikutsertaan masyarakat dalam tahap pemanfaatan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan.
Ya, 33.3% Tidak, 66.7%
Ya Tidak
Grafik 4.7 Keikutsertaan Responden Pada Tahap Pemanfaatan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan (n=51) Sumber: Olahan Data Peneliti, 2012
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
Masyarakat Kelurahan Karawaci Baru belum ikut berpartisipasi dalam memanfaatkan hasil program pengelolaan persampahan. Hal ini karena masyarakat tidak merasakan manfaat yang berpengaruh terhadap kehidupannya dalam hal ini nilai ekonomis sehingga masyarakat Kelurahan Karawaci Baru hanya ikut dalam pelaksanaan saja. Sedikitnya partisipasi masyarakat pada tahap pemanfaatan program dilatarbelakangi karena masih belum mengetahui nilai ekonomis dari sampah tersebut. Kepala Bidang Bina Program DKP Kota Tangerang menjelaskan bahwa selama ini masyarakat sudah memilah-milah namun hasilnya hanya dijual, dan untuk kepentingan kelompok yang dikelola oleh RT/RW saja. Ketidaktahuan masyarakat terhadap nilai ekonomis yang dimiliki oleh sampah terkait juga dengan optimalisasi bank sampah, karena jika bank sampah ini lebih optimal lagi maka ada pengurangan sampah di sumber dana dan peningkatan perekonomian kerakyatan. Di Kelurahan Karawaci Baru, pemanfaatan bank sampah masih terus digalakkan karena bank sampah itu sendiri tidak dapat dirasakan manfaat ekonominya jika dilakukan dalam skala kecil, harus dilakukan dalam skala besar agar membawa dampak ekonomi yang signifikan kepada masyarakat. Selanjutnya, setiap program yang dicanangkan oleh pemerintah dan dilaksanakan oleh masyarakat perlu adanya tahap pemeliharaan program agar program yang sedang berjalan tersebut selalu berjalan dengan baik dan jika menghadapi suatu kendala dapat langsung diambil tindakan. Dalam tahap pemeliharaan program terkait juga dengan adanya proses pengawasan atau proses monitoring. Hasil penyebaran kuesioner terhadap proses pengawasan program dapat terlihat dalam pie chart berikut. Tidak, 19.6% Ya Ya, 80.4%
Tidak
Grafik 4.8 Keikutsertaan Responden Pada Tahap Pengawasan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan (n=51) Sumber: Data Olahan peneliti, 2012
Selanjutnya, bentuk pengawasan yang dilakukan responden beragam.hal tersebut dapat dilihat dari pie chart berikut ini.
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
Memberikan hasil pengawasan kepada DKP, 7.3% Memberikan hasil pengawasan kepada Kader Lingkungan, 68.3%
Memberikan hasil pengawasan kepada Lurah, 24.4%
Memberikan hasil pengawasan kepada DKP Memberikan hasil pengawasan kepada Lurah Memberikan hasil pengawasan kepada Kader Lingkungan
Grafik 4.9 Bentuk Pengawasan Responden Terhadap Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan (n=41) Sumber: Data Olahan Peneliti, 2012
Dari kedua pie chart tentang proses dan bentuk pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat, diketahui bahwa tidak semua masyarakat yang mengikuti pelaksanaan program juga mengikuti tahap pengawasan program. Selain itu, bentuk pengawsan yang dilakukan oleh masyarakat sebagian besar hasil pengawasan dilaporkan kepada kader lingkungan karena prosesnya yang tidak formal memudahkan masyarakat untuk menyampaikan hasil pemantauan. Lalu dari kader lingkungan itulah, hasil pengawasan langsung diberikan kepada DKP Kota Tangerang. Sementara itu, pengawasan yang dilakukan pihak DKP adalah dengan berkunjung langsung ke daerah-daerah binaan dan melihat perubahan kondisi lingkungan yang bersih, hijau, dan melihat antusiasme masyarakat dalan membantu berjalannya program pengelolaan sampah ini. Hasil pengawasan terhadap Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan mengindikasikan perkembangan yang terjadi saat ini berkembang cukup pesat, dengan respon positif yang datang dari masyarakat daerah-daerah binaan. Respon positif yang ditunjukkan masyarakat perlu diberikan apresiasi terhadap masyarakat yang telah melaksanakan pengelolaan persampahan di lingkungannya. Pemberian apresiasi tersebut dapat disalurkan melalui kegiatan yang dilakukan oleh DKP yaitu Perlombaan Kebersihan Antar Daerah Tingkat Kota yang diwakilkan oleh setiap RWnya yang diadakan setahun dua kali. Kelurahan Karawaci baru telah menjuarai Lomba Kebersihan tersebut dua kali berturut-turut pada tahun 2010 dan 2011, namun setelah menjadi juara dua kali berturutturut dalam lomba tersebut, terpaksa Kelurahan Karawaci yang diwakili oleh RW 07 yaitu daerah binaan yang juga dikelola oleh Kader Lingkungan Kelurahan Karawaci tidak diikutsertakan dalam lomba agar terjadi pemerataan pengelolaan kebersihan. Pemberian apresiasi oleh DKP kepada daerah-daerah yang telah melakukan pengelolaan persampahan
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
berupa material-material yang mendukung proses pengelolaan persampahan misalnya mesin pencacah, tong komposter, mesin press plastic, serta sejumlah uang pembinaan. Apresiasi yang diberikan kepada masyarakat tidak terlepas dari adanya penegakkan hukuman atas pengelolaan persampahan yang kurang optimal. Seperti yang tercantum dalam Perda Kota Tangerang No. 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Persampahan sendiri terdapat larangan yang diperuntukkan kepada masyarakat dalam pengelolaan persampahan, namun Penerapan hukuman terhadap pelaku yang melakukan larangan yang terdapat dalam Perda Kota Tangerang No 3 Tahun 2009 belum dilaksanakan secara efektif. Hukumnan hanya diterapkan kepada armada pemerintah daerah lain yang dikenakan sanksi namun belum diterapkan kepada perseorangan karena diperlukan kesiapan akan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan sudah tercukupi dengan baik.
Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan Di Kelurahan Karawaci Baru. Hasil survei pada penelitian ini menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan. Untuk melihat tingkat partisipasi masyarakat, diperlukan penghitungan nilai jawaban total dari pertanyaan kuesioner mengenai adanya pertemuan dalam tahap perencanaan, frekuensi pertemuan dalam tahap perencanaan, kehadiran responden dalam pertemuan tajap perencanaan, keikutsertaan responden pada pertemuan dalam tahap perencanaan, keikutsertaan masyarakat dalam tahap pelaksanaan program, keikutsertaan masyarakat dalam pemanfaatan program, dan keikutsertaan masyarakat pada tahap pengawasan program. Skala dibagi ke dalam tiga kelompok, yang pertama total nilai yang berjumlah 7-9 untuk kategori rendah, 10-13 untuk kategori sedang, dan 14-16 untuk kategori tinggi. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada grafik 4.10. 100 80 60 30
40
21
20 0 0 Rendah
Sedang
Tinggi
Grafik 4.10 Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan (n=51) Sumber: Olahan Data Peneliti, 2012
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
Dari grafik 4.10, memperlihatkan tingkat partisipasi masyrakat pada kategori rendah 0 (nol), kategori sedang 30, dan kategori tinggi 21. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan di Kelurahan Karawaci Baru sudah cukup baik dengan mayoritas jawaban responden pada kategori sedang. Perlunya peningkatan partisipasi masyarakat dalam hal ini merupakan pemanfaatan yang dinilai masih kurang dalam pengelolaan sampah. Seperti yang dijelaskan sebelumnya hal tersebut berhubungan mengenai optimalisasi bank sampah yang terus berupaya dimaksimalkan dalam pelaksanaannya agar masyarakat Kelurahan Karawaci Baru dapat merasakan manfaat terutama manfaat dalam ekonomi yang dapat memberikan motivasi lebih kepada masyarakat dalam pengelolaan sampah. Komitmen Dan Harapan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan Di Kelurahan Karawaci Baru. Pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan yang dinilai sudah cukup nbaik memerlukan komitmen dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang agar program tersebut terus berjalan lebih optimal. Staf Bidang Bina Program DKP Kota Tangerang menjelaskan bahwa komitmen dari Bidang Bina Program DKP yaitu memaksimalkan potensi yang ada di lokasi tersebut, salah satunya dengan cara mengadakan kegiatan kajian pengembangan potensi masyarakat dalam pengelolaan sampah bekerjasama dengan UNPAD. Komitmen yang dimiliki oleh DKP merupakan cerminan hasil pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan di masa mendatang. Sehingga aparat DKP memiliki harapan bahwa masyarakat mau merubah pola pikirnya dalam pengelolaan persampahan sehinnga adanya peran aktif dari masyarakat dan lebih optimal dalam mengelola persampahan sehingga DKP dapat melakukan penataan di hilir yaitu penataan jalur, penataan TPA dan penataan armada. Kader Lingkungan Kelurahan Karawaci Baru juga memiliki harapan bahwa kegiatan bank sampah lebih dapat dioptimalkan lagi karena kegiatan tersebut memiliki nilai ekonomi dan banyak hal lainnya yang bisa di dapat dari kegiatan bank sampah. Pada akhirnya pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan Di Kelurahan Karawaci Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang sudah berjalan cukup baik. Hal ini terlihat dari sebagian besar masyarakat Kelurahan Karawaci Baru telah melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
program hal tersebut menandakan bahwa masyarakat Kelurahan Karawaci telah memiliki perubahan pola pikir terhadap sampah yaitu tidak lagi memandang sampah sebagai suatu masalah. Namun, Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan Di Kelurahan Karawaci Baru belum maksimal karena masih memiliki faktor penghambat maupun kendala teknis dalam pelaksanaannya diantaranya ketiadaan SOP dan kurangnya kuantitas aparat DKP dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi program.
5. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan pemaparan yang dikemukakan oleh Peneliti, bahwa pelaksanaan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan yang dicanangkan oleh DKP di Kelurahan Karawaci Baru Kecamatan Karawaci Kota Tangerang tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan di Kelurahan Karawaci Baru dapat disimpulkan sudah cukup baik. Hal tersebut berdasarkan jawaban responden dari pertanyaan adanya pertemuan dalam tahap perencanaan, frekuensi pertemuan dalam tahap perencanaan, kehadiran responden dalam pertemuan tajap perencanaan, keikutsertaan responden pada pertemuan dalam tahap perencanaan, keikutsertaan masyarakat dalam tahap pelaksanaan program, keikutsertaan masyarakat dalam pemanfaatan program, dan keikutsertaan masyarakat pada tahap pengawasan program Meskipun Program
Peningkatan Partisipasi
Masyarakat
Dalam
Pengelolaan
Persampahan Di Kelurahan Karawaci Baru sudah berjalan cukup baik, namun tidak terlepas dari faktor-faktor penghambat diantaranya, kurangnya kuantitas aparat dalam pelaksanaan sosialisasi program yang saat ini hanya berjumlah 7-8 orang saja namun harus melakukan sosialisasi ke seluruh daerah di Kota Tangerang. Bukan hanya kurangnya kuantitas aparat DKP dalam melakukan sosialisasi, ketiadaan SOP dalam pelaksanaan kegiatan program juga menjadi faktor penghambat Program.
Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka saran yang perlu ditindaklanjuti adalah: Perlunya penambahan kuantitas SDM dalam rangka implementasi Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan baik untuk staf di lingkungan Dinas Kebersihan dan Pertamanan, khususnya di Bidang Bina Program. Hal ini berdasarkan jumlah aparat Bidang Bina Program DKP Kota Tangerang hanya berjumlah 7-8 orang, namun harus melakukan sosialisasi kepada seluruh warga Kota Tangerang. Mengingat keberadaan
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013
peraturan dan SOP merupakan hal yang penting, seharusnya Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan mulai mengkaji dan mempersiapkan serta menetapkan peraturan atau kebijakan sektoral dan SOP pengelolaan sampah secara komprehensif. Mengoptimalkan bank sampah yang tercermin dalam kegiatan 1000 bank sampah yang dicanangkan oleh DKP Kota Tangerang. Hal tersebut dapat memberikan motif ekonomi yang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam tahap pemanfaatan pengelolaan persampahan.
Kepustakaan Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Tangerang. (2010). Laporan Antara Studi Kelayakan Rehabilitasi TPA Rawa Kucing. Tangerang: CV Ecoterra Multiplan Sarwono, Jonathan.2011. Mixed Methods, cara menggabung riset kuantitatif dan riset kualitatif secara benar. Gramedia: Jakarta. Slamet, Y. (1994). Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Subarsono, AG. (2005). Analisis Kebijakan Publik : Teori dan Aplikasi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Tachjan. (2006). Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: AIPI Tangkilisan, Hessel Nogi. (2005). Manajemen Publik. Jakarta. Grasindo.
Analisis program...Fairus Itqon, FISIP-UI, 2013