PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM 1000 POSYANDU OLEH PEMERINTAH KOTA TANGERANGDI KELURAHAN KARAWACI BARU Skripsi DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuPersyaratanMemperolehGelar SarjanaIlmuSosial Islam ( S. Sos.I)
Oleh : ULFAH LATIFAH NIM: 109054000015
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M
PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM 1OOO POSYANDU OLEH PEMERINTAH KOTA TANGERANG DI KELURAHAN KARAWACI BARU
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana.Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
Ulfah Latifah
NIM: 109054000015
Di Bawah Bimbingan
t
710520 1999A3 2 002
JURUSAN PENGEMBAIYGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAII ILMU KOMUNIKASI T'NIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATT]LLAH
JAKARTA 1434H I 2013
r
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program
1000 Posyandu Oleh Pemerintah Kota Tangerang", telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UiN)
Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Selas4 tanggal 01 Oktober 2013. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Program Strata
I (Sl)
pada Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam.
Jakarta, 01 Oktober 2013 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota
Sekret
M.Iludri M.Ae 19710570 1999A3 2 A02
NIP. 19720606 199803 I 003
Anggota,
M. Hudri M.Ae NrP.19481206 197703
I 0001
NIP. 19720606 199803 1 003
Pembimbing
199903 2 002
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Stata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 September 2013
Ulfah Latifah
ii
ABSTRAK
Ulfah Latifah Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program 1000 Posyandu Oleh Pemerintah Kota Tangerang di Kelurahan Karawaci Baru. Dewasa ini banyak sekali masyarakat yang kurang mendapatkan pelayanan kesehatan, masalah pembiayaan dan jaminan kesehatan menjadi sebuah permasalahan sulit yang dirasakan oleh masyarakat, tidak lama ini banyak pemberitaan yang semakin menyita perhatian masyarakat yaitu banyaknya kasus masyarakat miskin di tolak oleh rumah sakit dikarenakan tidak mempunyai biaya. Tindakan tersebut adalah sebuah pelanggaran hak asasi manusia atas kesehatan. Hal ini tentunya berdampak pada masyarakat yang semakin tersudutkan dengan keterbatasan akses. Program 1000 Posyandu merupakan program Pemerintah Kota Tangerang untuk menunjang kegiatan Posyandu yang sudah berjalan sebelumnya. Pemerintah didukung oleh segenap SKPD terkait serta tiap-tiap Kecamatan dan Kelurahan juga turut andil dalam pembangunan Posyandu pada program 1000 Posyandu ini. Disamping pembangunan secara fisik, kegiatan Posyandu juga memberikan konstribusi terhadap pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini bermaksud mengetahui lebih jauh bagaimana tahapan pelaksanaan program 1000 posyandu di Kelurahan Karawaci Baru dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambatnya. Selain itu melalui penelitian ini penulis ingin menggali lebih dalam tentang konsep pemberdayaan masyarakat yang ada pada kegiatan posyandu khususnya dari program pembangunan 1000 posyandu. Metodologi yang digunakan yakni pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Karawaci Baru Kecamatan Karawaci Kota Tangerang. Hasil yang didapatkan di lapangan dalam penelitian ini diantaranya bagaimana pelaksanaan program 1000 posyandu ini dilakukan oleh setiap pihak yang terkait. Oleh Dinas Kesehatan, Dinas Tata Kota, BPMKB, pihak kelurahan sampai pada partisipasi masyarakat secara langsung. Disamping itu juga ktentang onsep pemberdayaan masyarakat yang ada pada program ini melalui berbagai kegiatan posyandu yang ada. Dengan demikian program 1000 Posyandu seperti yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Kota setidaknya memiliki kontribusi terhadap kegiatan Posyandu yang telah ada sebelumnya, terutama dari segi pembaanguna sarana dan prasarana.
i
KATA PENGANTAR Bismilahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahi rabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karuniaNya yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan studi dan tugas akhir ini. Shalawat serta salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah, penghulu para nabi, suri tauladan bagi umatnya yang membawa ajaran islam sebagai rahmatan lil’alamin. Penulis menyadari sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari segala materi, pembahasan maupun tata bahasa. Hal ini disesbabkan oleh keterbatasan penulis yang masih perlu mengisi diri dengan ilmu pengetahuan. Untuk itu, kritik dan sarn yang bertujuan membangun sungguh merupakan masukan bagi penulis demi kesempurnaan skripsi ini. Mengingat begitu banyak jasa baik yang telah mewarnai aktivitas penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, baik berupa moril maupun materil, maka penulis menyampaikan terima kasih terutama kepada : 1. Bapak DR. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA. Selaku pembantu Dekan I, Bapak Drs. H Mahmud Djalal, MA. Selaku pembantu Dekan II, dan Bapak Drs. Studi Rizal, MA. Selaku pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
2. Ibu Wati Nilamsari, M.Si sebagai ketua jurusan Pengembangan Masyarakat Islam serta sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya, dan melimpahkan segala ilmu yang bermanfaat serta perhatian tulusya yang telah memotivasi penulis selama masa studi hingga menyelesaikan penulisan skripsi ini. 3. Bapak Drs. M. Hudri, M. Ag. selaku Seketaris Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam
yang
telah
memberikan
jalan
kemudahan
administrasi. 4. Segenap Dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (Tantan Hermansah, Muhtadi, Prof. Yusuf Yunan, Prof. Syamsir Salam, Dicky Wahyudi, Ismet Firdaus, Nurul Hidayati, Rini Lali Prihatini, Ellis, Rubiyanah, dll) yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat untuk penulis. 5. Para petugas perpustakaan yang telah memberikan kesempatan dan pelayanan kepada penulis untuk memanfaatkan koleksi buku-buku bermutu. 6. Ayahanda & Ibundaku Tercinta H. Arsyad Ishaka & Hj. Teti Sumaryati panglima kehidupanku yang selalu memberiku semangat dan kasih sayang yang tulus untuk terus mengejar cita-citaku. Untuk Taufik Ur Rahman beserta keluarga, Aryanti Muharramah beserta keluarga, Gafarudin beserta keluarga, Ahmad Hafidz & Yuanita Nirmalasari, Khalil Ur Rahman, Nur Ulhaq dan adik bungsuku Fatur Rahman. 7. Bapak Sutanto, Bapak Erik, dan Bapak Ahmad Suhaely yang telah mengizinkan dan membantu penulis melakukan penelitian. iii
8. Segenap para kader dan ibu-ibu balita yang turut membantu penulis dalam mencari data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penulisan skripsi ini. 9. Teman-teman terbaikku di Pengembangan Masyarakat Islam 2009, Ahmad Rifai, Nurmah, M. Syukron, Jean, Qonita, Musyfiq, Bunga, Azis, Fajar, Barendra, Budi, Adi H, Ridwan dan Fahru. Untuk adikadiku Badzilia Framutami dan M Imamudin Arya dan seluruh keluarga besar Pengembangan Masyarakat Islam. 10. Specially for my best one, Fajriansyah yang tidak pernah berhenti memotivasi, membantu dan menemani penulis sejak tahun pertama perkuliahan, hingga penyelesaian skripsi ini dan berakhirnya studi perkuliahan.
Tangerang, 16 September 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. v DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii BAB I
PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1 B.
Batasan dan Rumusan Masalah ............................................ 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 7 D. Metodologi Penelitian ........................................................... 8 E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 17 F. Sistematika Penulisan .......................................................... 18
BAB II
TINJAUAN TEORITIS ............................................................. 20 A. Pelaksanaan ............................................................................ 20 B. Pemberdayaan Masyarakat .................................................... 20 1.
Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ........................... 20
2.
Tahap-tahap Pemberdayaan ............................................ 22
3.
Strategi Pemberdayaan .................................................... 24
4.
Pendekatan Pemberdayaan ............................................. 26
C. Program .................................................................................. 27 D. Posyandu ................................................................................ 28 1. Pengertian Posyandu ........................................................ 28 2. Tujuan dan Manfaat Posyandu ......................................... 28 3. Sasaran dan Fungsi Posyandu .......................................... 30 BAB III
GAMBARAN UMUM ............................................................... 32 A. Profil Kota Tangerang............................................................ 32 1. Visi dan Misi Kota Tangerang ............................................. 33
v
2. Nilai Inti Budaya Kota Tangerang ....................................... 37 B. Profil Kelurahan Karawaci Baru ........................................... 39 1. Wilayah ................................................................................. 39 2. Demografi Kelurahan Karawaci Baru .................................. 40 C. Gambaran Umum Program 1000 Posyandu .......................... 42
BAB IV
ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN ................................ 45 A. Pelaksanaan Program 1000 Posyandu di Kelurahan Karawaci Baru ........................................................................ 45 1. Tahap Persiapan (enggagement) ............................................. 45 2. Tahap Pengkajian (assesment) ................................................ 48 3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan (Designing)....................................................... 50 4. Tahap Formulasian Rencana Aksi .......................................... 52 5. Tahap Pelaksanaan Program .................................................. 54 6. Tahap Evaluasi ........................................................................ 56 7. Tahap Terminasi (Disengagement) ......................................... 57
BAB V
PENUTUP .................................................................................... 58 A. Kesimpulan ............................................................................ 58 B. Saran ....................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 59 LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kerangka Sampling................................................................................................ 12 Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin ............................................. 41 Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Agama........................................................................ 42 Tabel 4 Komponen SWOT ................................................................................................. 49 Tabel 5 Sarana dan Prasarana Posyandu ............................................................................. 53
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Denah Kota Tangerang....................................................................................... 31 Gambar 2 Wajah Kota Tangerang....................................................................................... 32
viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai
standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan, yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold). Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya. Kemiskinan pada umumnya didefinisikan dari segi ekonomi, khususnya pendapatan dalam bentuk uang ditambah dengan keuntungan – keuntungan nonmaterial yang diterima oleh seseorang. Namun demikian, secara luas kemiskinan juga kerap didefinisikan sebagai kondisi yang ditandai oleh serba kekurangan : kekurangan pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk dan kekurangan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.1 Dewasa ini banyak sekali masyarakat yang kurang mendapatkan pelayanan kesehatan, masalah pembiayaan dan jaminan kesehatan menjadi sebuah permasalahan sulit yang dirasakan oleh masyarakat, tidak lama ini banyak pemberitaan yang semakin menyita perhatian masyarakat yaitu banyaknya kasus masyarakat miskin ditolak oleh rumah sakit dikarenakan tidak mempunyai biaya. Tindakan tersebut adalah sebuah pelanggaran Hak Asasi Manusia atas Kesehatan. 1
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung: PT Rafika Aditama. 2005), h.133-134
1
Seperti yang telah ditetapkan UUD 1945 pasal 28 ayat 1 yang berbunyi sebagai berikut “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya” pasal tersebut menjelaskan tentang hak asasi atas kesehatan dan sekaligus sebagai investasi, sehingga kesehatan perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk itu, sebagai bentuk perjuangan akan kesehatan masyarakat perlu adanya pembangunan bidang kesehatan yang merupakan salah satu upaya dalam memenuhi kebutuhan dasar bagi seluruh masyarakat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu atau miskin. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan akan kesehatan yang sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan telah ditetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 Bidang kesehatan, yang lebih mengutamakan pada upaya preventif dan promotif dan pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah menumbuh kembangkan posyandu. Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan di segala bidang. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yamg secara keseluruhan perlu digalakkan. Hal ini telah digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa, sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya
2
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat menwujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu usaha untuk mewujudkan pembangunan kesehatan adalah dengan diadakan posyandu. Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat, penyelenggaraanya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih di bidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemudi. Dapat diketahui Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. 2 Secara umum, Posyandu memiliki tujuh kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu), yaitu kesehatan ibu dan anak; Keluarga Berencana; Immunisasi; Peningkatan gizi; Penanggulangan Diare; Sanitasi dasar seperti cara-cara pengadaan air bersih, pembuangan kotoran dan air limbah yang benar, pengolahan makanan dan minuman; penyediaan obat essensial. Selain itu, Posyandu juga merupakan salah satu sarana pemberdayaan masyarakat karena berbagai kegiatan yang dilaksanakan diprakarsai oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2
Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, (Tangerang: BPMKB Kota Tangerang, 2009), h. 1.
3
Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup untuk berpartisipasi dalam berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap,
kejadian-kejadian
kehidupannya.
serta
Pemberdayaan
lembaga-lembaga
menekankan
bahwa
yang
mempengaruhi
orang
memperoleh
keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.3 Dengan pemahaman bahwa pemberdayaan mengarah pada konsep partisipasi sebagaimana halnya kegiatan yang ada pada posyandu. Hal ini menunjukan partisipasi atau keterlibatan masyarakat berperan penting untuk mencapai hasil pemberdayaan yang maksimal. Berbagai kegiatan seperti penyuluhan kesehatan, kontrol atas gizi balita, imunisasi, bahkan posyandu hari ini juga menjadi wadah bagi masyarakat terutama ibu-ibu untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif lainnya, misalkan pengajian, TPA dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Berdasarkan hal tersebut posyandu menjadi salah satu kegiatan yang cukup memberikan
kontribusi
tersendiri
dikalangan
masyarakat
dalam
hal
pemberdayaan, mengingat banyaknya program ataupun kegiatan lainnya baik dari lembaga-lembaga swasta maupun program pemerintah sendiri. Banyaknya masukan dari warga Kota Tangerang yang mengeluhkan jauhnya letak posyandu dan minimnya kualitas pelayanan di posyandu sehingga menjadi terasa sulit bagi warga yang kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau serta optimal. Bagi warga kegiatan wajib
3
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung: PT Rafika Aditama. 2005)
4
posyandu yaitu penimbangan serta penyuluhan gizi membantu mereka dalam memelihara kesehatan balita. Untuk itu, Pemerintah Kota Tangerang dengan tujuan membantu masyarakat miskin atau masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang terjangkau mencanangkan “program 1000 posyandu” untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal. Program 1000 posyandu merupakan program pembangunan sarana posyandu dan pemberian prasarananya serta program tambahan yang di anjurkan Pemerintah Kota Tangerang. Penulis tertarik pada pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui program 1000 posyandu karena program yang dilaksanakan tepat pada kebutuhan masyarakat Kota Tangerang,4 dimana kesehatan menjadi kebutuhan yang mahal dan sulit didapatkan. Pemerintah Kota Tangerang juga mendapatkan sambutan baik dari Ibu Ani Yudoyono yang turut meresmikan program 1000 posyandu pada bulan Mei 2010. Istri Presiden SBY juga memberikan penghargaan dan menyampaikan rasa gembiranya atas terobosan Pemkot Tangerang yang dipimpin Walikota Wahidin Halim dalam membangun sarana kesehatan masyarakat yang murah, berkualitas dan mudah dijangkau masyarakat tersebut. Apresiasi itu diungkapkannya, baik saat memberikan sambutan hingga pada sesi dialog interaktif dengan ribuan kader Posyandu se-Indonesia yang memadati lokasi peresmian.5
4
Wawancara penulis dengan kader posyandu Bunga Rampai pada tahun 2012 5
Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Tangerang, http://www.tangerangkota.go.id/mobile/detailberita/2294 diakses pada , Senin 04 Mei 2010
5
Tidak mudah membuat masyarakat sadar akan kesehatan terutama para ibu balita dan tidak mudah membuat masyarakat percaya kegunaan posyandu dan manfaat kegiatan didalamnya karena banyaknya para medis seperti bidan, dokter praktek dan rumah sakit. Tetapi Pemerintah Kota Tangerang dapat terus melanjutkan program ini dan terus berusaha menyadarkan masyarakat serta membuat masyarakat percaya dengan program 1000 posyandu dan kegiatankegiatan yang ada didalamnya. Untuk itu penulis memberi judul skripsi untuk skripsi ini adalah “Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program 1000 Posyandu Oleh Pemerintah Kota Tangerang di Kelurahan Karawaci Baru”
B.
Batasan dan Rumusan Masalah
1.
Batasan masalah Berangkat dari uraian di atas luasnya permasalahan yang ada dalam skripsi
ini, perlu kiranya penulis membatasi penelitian ini pada pelaksanaanAgar dalam penulisan karya ilmiah ini bisa lebih fokus maka penulis membatasi pokok bahasan yakni mengenai Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program 1000 Posyandu.
2.
Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka perlu
adanya penyusunan suatu perumusan masalah dalam penelitian ini, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: a. Bagaimana pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui program 1000 posyandu oleh Pemerintah Kota Tangerang di Kelurahan Karawaci Baru?
6
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian Berdasarkan pembatasan dan rumusan masalah yang telah penulis
kemukakan, maka penulis menyampaikan tujuan penelitian ini adalah: a.
Untuk mengetahui pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui program 1000 posyandu oleh Pemerintah Kota Tangerang di Kelurahan Karawaci Baru
2.
Manfaat Penelitian a.
Segi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi
pemberdayaan ilmu sosial terutama pada Jurusan Pemberdayaan Masyarakat Islam, tentang pembangunan kesehatan melalui program 1000 posyandu sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat. b.
Segi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi untuk
penelitian lebih lanjut serta bahan evaluasi bagi Pemerintah Kota Tangerang.
D.
Metodologi Penelitian
1.
Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuaitatif, salah satu definisi
penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif Kirk dan Miller yang mendefinisikan bahwa penelitian kulitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
7
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.
6
Menurut
Denzin dan Lincoln dalam Moleong penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan metode yang ada. 7 Taylor dan Bogdan menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.8 Berdasarkan definisi tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan menguraikan fakta-fakta yang terjadi secara alamiah dengan menggambarkannya secara rinci pelaksanaaan pemberdayaan masyarakat melalui program 1000 posyandu di Kelurahan Karawaci Baru.
2.
Lokasi Penelitan dan Waktu penelitian a.
Lokasi Penelitan Penelitian dilakukan di wilayah Kelurahan Karawaci Baru Kecamatan
Karawaci Kota Tangerang. Peneliti memilih tempat ini dikarenakan dari 10 posyandu yang ada di daerah Kelurahan Karawaci Baru 7 posyandu yang sudah mendapatkan bantuan program 1000 posyandu
6
Nurul Hidayati, Metoologi Penelitian Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.7. Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), edisi revisi, h. 5. 7
8
Bagong Suyanto & Sutinah, Metodologi Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan,( Jakarta: Kencana , 2010), h. 166.
8
Bukan hanya itu, wilayah Kelurahan Karawaci Baru penulis lihat, mempunyai kader-kader yang teliti dan aktif dalam mendukung program ini9. Peneliti juga memilih tempat ini dikarenakan wilayah Kelurahan Karawaci Baru adalah wilayah tempat tinggal peneliti sehingga mempermudah peneliti dalam mencari data dilapangan. b.
Waktu Penelitian Pada awal adanya kebijakan program 1000 posyandu oleh Pemerintah
Kota Tangerang yaitu pada tahun 2010 peneliti sudah ikut berpartisipasi dalam pembangunan dan pemeliharan bangunan posyandu. Untuk kepentingan skripsi penulis memohon perizininan penelitian kepada KESBANGLINMAS Kota Tangerang pada tanggal 22 April 2013. Peneliti melakukan penelitian turun lapangan untuk mengamati dan mewawancarai serta dokumentasi dalam 3 bulan pada bulan April hingga bulan Juni 2013.
3.
Sumber dan Jenis Data Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan sumber data yaitu: a. Data Primer Data Primer adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai, sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto, atau film. 10 Data primer ini terbagi menjadi dua sumber data, yaitu:
9
Berdasarkan pengamatan peneliti selama meneliti 1 bulan terakhir. ( bulan Maret 2013) 10
Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), edisi revisi, h. 157.
9
1) Data primer utama, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dan Lurah Karawaci Baru. 2) Data Primer pendukung, yaitu data yang diperoleh dari Kader – Kader Posyandu Kelurahan Karawaci Baru dan ibu – ibu balita penerima manfaat. b. Sumber Tertulis Sumber Tertulis dapat disebut sebagai bahan tambahan yang dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi 11 yang berhubungan dengan penelitian ini, seperti buku panduan Posyandu.
4.
Teknik Pemilihan Subyek Penelitian Agar lebih leluasa untuk menyeleksi responden yang sesuai dengan tujuan
penelitian penulis menggunakan teknik pemilihan responden dengan “purposive sample, penarikan sample secara purposive menekankan pada pertimbangan karakteristik tertentu dari subyek penelitiannya” dalam penelitian ini peneliti memilih para subyek yang menurut peneliti dapat memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun subyek yang peneliti pilih adalah sebagai berikut: a. Data primer utama Peneliti mewawancarai dua orang yang terdiri dari Bpk. Ahmad Suhaely (Lurah Karawaci), Bpk. Sutanto (KA. Seksi Binkesmas) dan Bpk. Erik (bag. Pelaksana program 1000 posyandu Dinas Tata Kota). Alasan peneliti
11
Ibid, h. 159
10
memilih subyek penelitian ini karena peneliti menganggap orang-orang yang peneliti sebutkan adalah orang-orang yang memiliki tanggung jawab dalam pelaksanaan program 1000 posyandu, selain itu juga orang-orang tersebut adalah orang-orang yang berwenang dalam penentuan dan pelaksanaan program 1000 posyandu serta kegiatan tambahan yang bermanfaat bagi warga, khususnya warga Kelurahan Karawaci Baru. b. Data primer pendukung Yakni terdiri dari kader-kader posyandu, ibu balita dan ibu hamil serta manula. Dikarenakan pembangunan dan pelaksanaan program baru terlaksana di 7 Rw dari 10 Rw se – Kelurahan Karawaci Baru untuk itu peneliti memilih 7 ketua kader dari masing – masing Rw yaitu terdiri dari Ibu Zuliana (Kader Rw. 04), Ibu Atun Tunayah (Kader Rw.05), Ibu Tuijiah (Kader Rw.06), Ibu Sri Isdiyati (Kader Rw.07), Ibu Popon Salamah (Kader Rw.08), Ibu A Yudeyana (Kader Rw.09), dan Ibu Endang Rusmaningsih (Kader Rw.10). Sasaran posyandu yang menerima manfaat dari kegiatan yang ada di posyandu adalah ibu balita, ibu hamil, dan manula, untuk itu peneliti memilih 2 orang ibu balita yaitu Ibu Desi Algi dan Ibu Anah, 2 Ibu Kurniasih dan Ibu Dewi Wahyudi orang ibu hamil dan 2 orang manula yaitu Ibu Sopiah dan Ibu Joko, yang peneliti anggap sering mengikuti kegiatan posyandu dan
banyak mengetahui tentang kegiatan dan program 1000
posyandu Untuk lebih jelasnya, subyek penelitian dapat dilihat pada tabel kerangka sampling dibawah ini :
Tabel 1 Kerangka Sampling
11
Sumber Data Data Primer Utama
Data Primer Pendukung
Nama subyek Penelitian dan Informan Bapak Sutanto
Jabatan
Alasan Pemilihan Subyek Penelitian
Kepala Seksi Bina Kesehatan Dinas Kota Tangerang
Bertanggung jawab dalam perencanaan program, dan pengawasan dalam upaya mengoptimalkan program Bertanggung jawab dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan fisik program. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan teknis dan mengawasi jalannya program 1000 posyandu di Kelurahan Karawaci Baru Bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pendataan kegiatan di Posyandu Bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pendataan kegiatan di Posyandu Bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pendataan kegiatan di Posyandu Bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pendataan kegiatan di Posyandu Bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pendataan kegiatan di Posyandu
Bapak Erik
Seksi pelaksanaan pembangunan program 1000 posyandu
Bapak Ahmad Suhaely
Lurah Karawaci Baru
Ibu Zuliana
Ketua posyandu Rw 04
Ibu Atun Tunayah
Ketua posyandu Rw. 05
Ibu Tuijiah
Ketua posyandu Rw. 06
Ibu Sri Isdiyati
Ketua posyandu Rw. 07
Ibu Popon Salamah
Ketua posyandu Rw. 08
12
5.
Ibu A Yudeyana
Ketua posyandu Rw. 09
Ibu Endang Rusmaningsih
Ketua posyandu Rw. 10
Ibu Desi Algi
Ibu balita
Ibu Anah
Ibu balita
Ibu Kurniasih
Ibu hamil
Ibu Dewi Wahyudi
Ibu hamil
Ibu Sopiah
Manula
Ibu Joko
Manula
Bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pendataan kegiatan di Posyandu Bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pendataan kegiatan di Posyandu Penerima Manfaat Program Penerima Manfaat Program Penerima Manfaat Program Penerima Manfaat Program Penerima Manfaat Program Penerima Manfaat Program
Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Untuk menjaga keabsahan dan validitas data dalam penelitian , tentunya
diperlukan teknik pemeriksaan data guna menjaga keabsahan data dan validitas data. Dalam hal ini penulis menggunakan langkah Kredibilitas (derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan kebashan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan : a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, misalnya peneliti membandingkan hasil wawacara subjek penelitian dengan hasil temuan pengamatan lapangan tentang
pelaksanaan program 1000
posyandu oleh Pemerintah Kota Tangerang di Kelurahan Karawaci Baru.
13
b. Membandingkan keadaan dan perspektif seorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, misalnya peneliti membandingkan jawaban yang diberikan oleh Lurah Karawaci Baru dengan jawaban Kader Posyandu. c. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Peneliti memanfaatkan dokumen atau data sebagai perbandingan.
6.
Tekhnik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data ini, penulis mengadakan penelitian dengan
menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi, yaitu menurut S. Margono Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.12 Observasi dilakukan ketika peneliti berkunjung ke kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang, yakni Bapak Sutanto (KA Seksi Binkesmas) yang berada di wilayah Kota Tangerang. Observasi ke kantor Dinas Kesehatan sendiri penulis lakukan untuk memperoleh data program, sedangkan observasi ke Posyandu penerima manfaat sendiri peneliti lakukan untuk melihat proses pelaksanaan kegiatan program. b. Wawancara, yaitu metode interview, alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk diawab secara lisan pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung dengan 12
Dra. Nurul Zuriah M.Si, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cetakan 2, h. 173.
14
tatap muka antara pencari informasi (interviwer) dan sumber informasi (interview).13 Narasumber yang digunakan dalam wawancara tersebut adalah pertama Bapak Sutanto (KA. Seksi Binkesmas), wawancara dilakukan pertama kali di kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang, karena kesibukan dan sempitnya waktu yang ada sehingga wawancara tidak berlangsung dengan baik, beliau meminta peneliti datang kembali pada dua minggu dari waktu wawancara pertama kali. Kedua Bapak Ahmad Suhaely (Lurah Karawaci Baru) wawancara dilakukan di kantor Kelurahan Karawaci Baru. Ketiga Bapak Erik (bag. Pembangunan Posyandu di Kelurahan Karawaci Baru) wawancara dilakukan di Kantor Tata Kota. Penentuan ketiga narasumber tersebut dikarenakan narasumber tersebut peneliti anggap sebagai orang yang banyak mengetahui dan bertanggung jawab atas Program 1000 Posyandu. Narasumber selanjutnya adalah kader – kader posyandu yang terdiri dari Ibu Zuliana, Ibu Atun Tunayah, Ibu Tuijiah, Ibu Sri Isdiyati, Ibu Popon Salamah, Ibu A. Yudeyana, Ibu Endang Rusmaningsih, dan ibu balita Ibu Desi Algi, Ibu Anah, Ibu Kurniasih, Ibu Dewi Wahyudi, wawancara dilakukan dengan bersilahturahmi ke rumah informan. Serta wawancara dengan manula yaitu Ibu Sopiah dan Ibu Joko. c. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan datadata atau informasi yang diperoleh dari pihak pelaksana program 1000
13
Ibid, h. 179
15
posyandu dan penerima manfaat program tersebut yang berupa buku panduan dan foto-foto serta dokumen-dokumen yang didapatkan.
Tekhnik Analisa Data
7.
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen, adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Di pihak lain, menurut Seiddel proses berjalannya Analisi Data Kualitatif adalah sebagai berikut14: a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensisntesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya. c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum. Dalam menganalisis data ini, penulis menggunakan analisis deskriptif, yaitu mengembangkan objek penelitian apa adanya sesuai dengan kenyataan berdasarkan teori yang ada. Pada saat menganalisa data hasil observasi, peneliti menginterpretasikan catatan lapangan yang ada kemudian menyimpulkannya. Setelah itu peneliti menganalisa katergori-kategorinya. 14
Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), edisi revisi, h. 157
16
8.
Pedoman Penulisan Adapun Pedoman yang penulis gunakan dalam penulisan karya ilmiah ini
adalah buku pedoman penulisan skripsi fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.
E.
Tinjauan Pustaka Sebelum penulis mengkaji tulisan ini, ada beberapa karya ilmiah yang
mempunyai kemiripan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Beberapa skripsi yang menjadi acuan penulis untuk menfokuskan penelitian pada “Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program 1000 Posyandu di Kelurahan Karawaci Baru”, diantaranya adalah skripsi berjudul “Partisipasi masyarakat terhadap posyandu dalam upaya pelayanan kesehatan balita (studi kasus pada posyandu Nusa Indah II RW 11 Kelurahan Meruyang, Kecamatan Limo, Depok)”2012, yang disusun oleh Hosea Ocbrianto mahasiswa program studi kesejahteraan sosial
Universitas Indonesia. Masalah penelitian yang dibahas
dalam skripsi ini adalah, Pertama : Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat terhadap posyandu Nusa Indah II dalam upaya pelayanan kesehatan balita? Kedua: Faktor – Faktor apa yang mempengaruhi partisipasi masyarkat terhadap posyandu Nusa Indah II dalam upaya pelayanan kesehatan. Skripsi berjudul “ Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Ibu Balita Dalam Pemanfaatan Pelayanan Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang Tahun 2011”, yang disusun oleh Nita Kurnia mahasiswi program studi kesehatan masyarakat Universitas Islam Negri
17
Syarif Hidayatullah Jakarta. Masalah penelitian yang dibahas dalam skripsi ini adalah tentang hal-hal yang mempengaruhi partisipasi Ibu balita terhadap pemanfaatan pelayanan gizi di posyandu wilayah kerja Puskesmas Sukasari Kecamatan Tangerang Kota Tangerang.
F.
Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam penulisan ini, maka penulis membagi
sistematika penulisan ke dalam lima bab yang mana perincianya sebagai berikut : BAB I
Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan.
BAB II
Tinjauan Teoritis. Dalam bab ini akan membahas landasan teoritis dengan uraian sebagai berikut ; Pelaksanaan, Pemberdayaan Masyarakat, Program dan Posyandu
BAB III
Gambaran Umum Kota Tangerang, dan Kelurahan Karawaci baru serta Gambaran Umum Program 1000 Posyandu .
BAB IV
Analisis Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Melalui program 1000 Posyandu Oleh Pemerintah Kota Tangerang di Kelurahan Karawaci Baru
18
BAB V
Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan secara singkat berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian dan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini
19
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A.
PELAKSANAAN Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pelaksanaan adalah proses, cara, atau
perbuatan melaksanakan(rancangan, keputusan, dll).1 Istilah pelaksanaan dalam ilmu manajemen adalah actuacting yang berarti sebagai usaha menggerakan anggota – anggota kelompok demikian rupa sehingga mereka ingin mencapai sesuatu dan berusha untuk mencapai sasaran yang diinginkan oleh pihak manajer oleh karena mereka ingin mencapainya.2 Jadi pelaksanaan adalah proses atau cara yang dilakukan perorangan atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan yang mereka inginkan.
B.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1.
Pengertian Pemberdayaan Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan ber-
menjadi kata “berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Kata berdaya apabila diberi awalan pe- dengan mesisipkan m- dan akhiran –an menjadi “pemberdayaan” artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai kekuata.3 Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata „power‟) kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya ide utama 1
Pusat Bahasa DEPDIK, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),
hal.627 2
Aliminsyah dan Patji, “ Kamus Istilah Manajemen”,( Bandung : CV Yrama Widya, 2004) H. Roesmidi, dan Riza Risyanti, Pemberdayaan Masyaraka, (Sumedang: ALQAPRINT, 2006), h.1 3
20
pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Ilmu sosial tradisional menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol. Pengertian ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak berubah atau tidak dapat diubah. Pemberdayaan atau pemberkuasaan dapat dipahami sebagai upaya memberikan atau meningkatkan kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah atau kurang beruntung, dimana pemberdayaan dilaksanakan dengan bertolak dari situasi ketidak berdayaan yang dialami oleh sekolompok masyarakat baik secara perseorangan, kelompok maupun komunitas.4 Dalam pemberdayaan diharapkan masyarakat yang kurang berdaya menjadi masyarakat yang berdaya dan kuat dengan menggali serta mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Dengan kata lain, pemberdayaan adalah untuk mencapai tujuan akhir yang disebut dengan masyarakat sejahtera dan mandiri yang mempunyai kekuatan hidup atas potensi dirinya sendiri.5 Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau kebedayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjukan pada keadaan atau hasil yang dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi,
maupun
sosial
seperti
memiliki
kepercayaan
diri,
mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
4
Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h.232. 5 Owin Jamasy, Keadilan, Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan, (Jakarta: Belantik, 2004), cet pertama, h. 108.
21
kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. 6 Rubin menyatakan bahwa pemberdayaan sebagai suatu proses ataupun sebagai tujuan pada dasarnya akan memunculkan keberanian pada individu atau kelompok. Kondisi semula yang cenderung hanya menerima keadaan, selanjutnya akan lebih berani bertindak untuk merubah keadaan.bentuk keberanian itu juga dapat merupakan kekuatan formal guna menghapus ketergantungan. 7
2.
Tahap-tahap pemberdayaan Tahapan intervensi sosial dalam program pemberdayaan masyarakat pada
satu sisi sebenarnya mempunyai kemiripan dengan tahap pengembangan masyarakat,8 adapun tahapan pemberdayaan adalah sebagai berikut : a. Tahap Persiapan (Enggagement) Pada tahap persiapan ini didalamnya sekurang-kurangnya ada dua tahap yang harus dikerjakan yaitu: 1) Penyiapan Petugas, ini terutama diperlukan untuk menyamakan persepsi antar anggota tim agen perubahan (change agent) mengenai pendekatan apa yang akan di pilih dalam melakukan pemberdayaan masyarakat. 2) Penyiapan Lapangan, dikenal juga dengan tahap enggagement, petugas pada awalmya melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal. 9
6
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung: PT Rafika Aditama. 2005), h. 57-60 7 Rajuminropa, Pemberdayaan Anak dari Keluarga Miskin ( Universitas Indonesia Jurusan Ilmu Kesejahteraan, 2003), h. 43 8 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI.2002), h.179
22
b. Tahap Penkajian (Assessment) Proses assessment yang dilakukan disini dapat dilakukan secara individual melaui tokoh – tokoh masyarakat (key-person), tetapi dapat juga melalui kelompok – kelompok dalam masyarakat. Pada tahap ini, petugas sebagai agen perubah berusha mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan = felt needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien. Dalam kebutuhan masyarakat ini ada berbagai teknik yang dapat digunakan untuk melakukan assessment baik itu dengan pendekatan yang kuantitatif maupun kualitatif. c. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan (Designing). Pada tahap ini, petugas sebagai agen perubah (change agent) secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana mereka mengatasinya. Dalam upaya mengatasi
permasalahan
yang
ada,
masyarakat
diharapkan
dapat
memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan. d. Tahap Formulasian Rencana Aksi Pada tahap ini petugas membantu masing – masing kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk tertulis, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada pihak penyandang dana. e. Tahap Pelaksanaan Program Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling penting dalam program pemberdayaan masyarakat karena sesuatu yang sudah 9
Ibid, h. 182-183
23
direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja sama antara petugas, warga masyarakat, maupun kerja sama antar warga.10 f. Tahap Evaluasi Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. g. Tahap Terminasi (Disengagement) Tahap ini merupakan tahap „pemutusan‟ hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Terminasi dalam suatu program pemberdayaan masyarakat, tidak jarang dilakukan bukan karena masyarakat sudah dapat dianggap „mandiri‟, tetapi lebih karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya.
3.
Strategi Pemberdayaan Parsons menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya dilakukan
secara kolektif. Menurutnya, tidak ada literatur yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu-lawan-satu antara pekerja sosial dan lkien dalam setting pertolongan perseorangan. Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual meskipun pada gilirannya strategi inipun tetap berkaitan dengn kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau sistem lain diluar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial, 10
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pemberdayaan Masyarakat & Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikiran & Pendekatan Praktis, (Jakarta: UI Press, 2001), Cet. 1, h. 24.
24
pemberdayaan dapat dilakukan melaui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo, dan makro. a. Aras mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individual melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas – tugas kehidupannya. model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered approach). b. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap – sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalah yang dihadapinya. c. Aras Mikro. Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar (large-system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luasa. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajement konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi – situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.
25
4.
Pendekatan Pemberdayaan Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan diatas dicapai
melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5P, yaitu:
Pemungkinan,
Penguatan,
Perlindungan,
Penyongkongan
dan
Pemeliharaan. a. Pemungkinan : menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat – sekat kultural dan struktural yang menghambat b. Penguatan : memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan – kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh – kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka c. Perlindungan : melindungi masyarakat terutam kelompok – kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghinndari terjadinya persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan yang lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskrimanasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil d. Penyongkongan : memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu
menjalankan
peranan
dan
tugas
–
tugas
kehidupannya.
pemberdayaang harus mamapu menyongkong masyarakat agar tidak
26
terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan. e. Pemeliharaan : memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbanga distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha. 11
C.
PROGRAM Program adalah sederetan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Menurut J.C. Tukian, dalam pengembangan masyarakat program merupakan kegiatan yang dapat mendukung adanya aktualisasi dan partisipasi aktif dari masyarakat. 12 Program dapat bermacam-macam wujudnya ditinjau dari berbagai aspek, yakni tujuan, jenis, jangka waktu, luas, sempitnya, pelaksana, sifatnya dan sebagainya yaitu sebagai berikut : 1. Ditinjau dari tujuan, ada program yang kegiatannya bertujuan mencari keuntungan ( kegiatan komersil) dan ada yang bertujuan sukarela (kegiatan sosial). 2. Ditinjau dari jenis, ada program pendidikan, program koperasi, program kemasyarakatan,
program
pertanian
dan
sebagainya
yang
mengklasifikasikannya didasarkan atas isi kegiatan program tersebut.
11
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung: PT Rafika Aditama. 2005), h. 66-68 12 J. C. Tukian Taruna, Pengembangan Masyarakat dalam Konteks pendidikan Untuk Semua, ( Jakarta : Penerbit Kanisius, 2000), h. 183-184
27
3. Ditinjau dari jangka waktu, ada program berjangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Untuk ukuran jangka waktu bagi sesuatu program agak relatif. 4. Ditinjau dari keluasannya, ada program sempit, hanya menyangkut variabel yang terbatas. Program luas, menyangkut banyak variabel. 5. Ditinjau dari pelaksana, maka ada program kecil yang hanya dilaksanakan oleh beberapa orang dan program besar yang dilaksnakan berpuluh bahkan beratus orang. 6. Ditinjau dari sifatnya, ada program penting dan program kurang penting. Program penting adalah program yang dampaknya menyangkut nasib orang banyak mengenai hal yang vital, sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya.13
D.
POSYANDU
1.
Pengertian Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersama Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
2.
Tujuan dan Manfaat Posyandu a. Tujuan Posyandu 13
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998),h. 1-3
28
Tujuan Umum dari posyandu adalah menunjan percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Sedangkan tujuan khusus posyandu yaitu : 1) Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. 2) Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. 3) Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. b. Manfaat Posyandu 1) Bagi Masyarakat a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB. b) Memperoleh bantuan secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan teruta terkait kesehatan ibu dan anak. c) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sektor lain terkait. 2) Bagi Kader, Pengurus Posyandu dan Tokoh Masyarakat a) Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI dan AKB.
29
b) Dapat
mewujudkan
aktualisasi
dirinya
dalam
membantu
masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penuruna AKI dan AKB. 3) Bagi Puskesmas a) Optimalisasi
fungsi
puskesmas
sebagi
pembangunan berwawasan kesehatan,
pusat
penggerak
pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama. b) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi setempat. c) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian pelayanan secara terpadu. 4) Bagi Sektor Lain a) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat. b) Meningkatkan efisiensi memlalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan tupoksi masing-masing sektor.
3.
Sasaran dan Fungsi Posyandu a. Sasaran Posyandu Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya : 1) Bayi 2) Anak Balita 3) Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui
30
4) Pasangan Usia Subur (PUS).14 b. Fungsi Posyandu 1) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antarsesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB. 2) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.15
14
Kegiatan posyandu yang melibatkan Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu KB.
15
Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, (Tangerang: BPMKB Kota Tangerang, 2009)
31
BAB III GAMBARAN UMUM
A.
Profil Kota Tangerang Kota
Tangerang
terletak
di
sebelah
barat
Wilayah
Metropolitan
Jabodetabek, kawasan yang sangat dinamis di Indonesia. Kota Tangerang memiliki aksessibilitas dan konektifitas secara nasional dan internasional yang baik serta memiliki akses yang sangat bagus ke Bandara International Soekarno Hatta dan Pelabuhan International Tanjung Priok. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 1 dibawah ini: Gambar 1 Denah Kota Tangerang
Sumber : Berdasarkan data Humas Kota Tangerang Gambar di atas menjelaskan bahwa secara administratif, luas Kota Tangerang sekitar 18.378 Ha (termasuk Kawasan Bandara International Soekarno Hatta 1.969 Ha), merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 30 m dpl. Terbagi menjadi 13 Kecamatan, 104 Kelurahan yang terdiri dari 931
32
RW dan 4.587 RT. Jumlah penduduk pada Tahun 2011 yaitu 1.865.946 Juta Jiwa dengan pertumbuhan 1,81 %. Bahkan pada 2012, sudah mencapai sekitar 2 ,07 juta jiwa. Pertumbuhan ekonomi di Kota Tangerang terus menunjukkan tren terus meningkat dari 5,74 % pada tahun 2009 menjadi 7,15 % pada 2011. Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan tiga sektor penting yaitu industri, perdagangan dan jasa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini:1
Gambar 2 Wajah Kota Tangerang
Sumber: Berdasarkan data Humas Kota Tangerang 1.
Visi dan Misi Kota Tangerang 1
Data didapatkan dari bagian Humas Kota Tangerang
33
a. Visi Kota Tangerang Visi dari suatu daerah selalu mengalami proses yang panjang dan telaahan yang mendalam dari berbagai pihak terkait (stakeholders). Sedangkan visi itu sendiri merupakan suatu cara pandang ke masa depan yang mengilhami setiap tindakan secara emosional dan memotivasi secara positif untuk mencapai kondisi yang diinginkan di masa mendatang. Pengembangan Kota Tangerang dengan melihat kondisi dan potensi-potensi yang ada maka diformulasikan Visi Kota Tangerang, yaitu : Kota Tangerang Sebagai Kota Industri, Perdagangan Dan Permukiman Yang Ramah Lingkungan Dalam Masyarakat Yang Berakhlak Mulia Penjelasan dari Visi Kota Tangerang adalah sebagai berikut : 1) Kota Industri dan Perdagangan Kota Tangerang secara spasial berbatasan langsung dengan DKI Jakarta dan menjadi bagian dari pengembangan metropolitan Jabodetabek, serta menjadi pintu gerbang bagi masuknya pergerakan orang, barang dan jasa ke Propinsi Banten. Kondisi inilah yang menjadikan Kota Tangerang memiliki letak strategis yang memberikan keuntungan tersendiri bagi perkembangan pembangunan Kota Tangerang. Dukungan aksesibilitas yang baik, ketersediaan sarana dan prasarana, kemudahan berinvestasi, kondisi lingkungan yang kondusif menjadikan Kota Tangerang memiliki prospek yang cerah dan menjanjikan sebagai lokasi pengembangan berbagai kegiatan perekonomian perkotaan. 2) Permukiman
34
Kota Tangerang sebagai kota dengan prospek yang cerah bagi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi, secara tidak langsung akan menarik penduduk untuk bermukim di Kota Tangerang. Pelaksanaan pembangunan yang memperhatikan daya dukung lingkungan agar kelestarian lingkungan tetap terjaga akan menciptakan Kota Tangerang selain sebagai lokasi bagi pengembangan berbagai kegiatan usaha, juga merupakan tempat yang ideal dan nyaman sebagai lokasi permukiman. 3) Pembangunan yang Ramah Lingkungan Kondisi Kota Tangerang yang aman, nyaman dengan masyarakatnya yang agamis, rukun dan toleransi, menjadi fakta utama bagi terlaksananya kesinambungan pembangunan. Peran serta masyarakat serta kondusifnya situasi Kota Tangerang yang didukung dengan kebijakan pembangunan yang
memperhatikan
aspek
lingkungan,
menjadikan
pelaksanaan
pembangunan berjalan berkelanjutan sehingga meningkatkan kualitas kehidupan masyarakatnya, baik secara material maupun non material. 4) Masyarakat yang Berakhlak Mulia Masyarakat yang berahklak mulia dicerminkan melalui kualitas hubungan antara manusia dengan Tuhan dan hubungan antara manusia itu sendiri. Akhlak yang mulia menjadi landasan moral dan etika dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pemahaman dan pengamalan agama secara benar diharapkan dapat mendukung terwujudnya masyarakat Kota Tangerang yang religius, demokratis, mandiri, berkualitas sehat jasmani-rohani, serta tercukupi kebutuhan material-spiritual. 2
2
Data didapat dari Website resmi Kota Tangerang. www.tangerangkota.go.id
35
b. Misi Kota Tangerang Secara umum, misi Kota Tangerang dapat diartikan sebagai sesuatu hal yang harus dilaksanakan agar visi Kota Tangerang dapat direalisasikan dengan baik. Bertolak dari rumusan visi Kota Tangerang tahun 2004-2008 tersebut, maka misi yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi Kota Tangerang adalah : 1) Memulihkan dan mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kota, melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penguatan ekonomi kerakyatan, penyiapan infrastruktur penunjang kegiatan usaha, serta membangun jejaringan bagi penguatan ekonomi daerah. 2) Meningkatkan
Kualitas
dan
Kuantitas
Pelayanan
Publik,
melalui
pembangunan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana kota secara terpadu serta peningkatan pertukaran informasi dan komunikasi sehingga dapat melayani dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. 3) Penguatan Tata Kepemerintahan yang Baik, akan dijalankan secara terintegrasi, yang meliputi aspek-aspek sbb : a) Sumberdaya
manusia,
kualitasnya
aparatur
pemerintah
dan
keselarasan stakeholder dalam berpikir dan bertindak dalam proses pembangunan merupakan kunci sukses pengelolaan kota yang lebih baik. Untuk itu pembangunan SDM tidak hanya bagi aparatur pemerintah namun juga bagi stakeholder utama, yaitu DPRD dan masyarakat. Untuk akan dijalankan upaya-upaya pembangunan SDM (Aparatur Pemda, DPRD, Masyarakat), kesemuanya ini akan meningkatkan kinerja pemerintah sehingga akan tercipta pemerintahan yang baik ( good governance ).
36
b) Proses, untuk dapat menghasilkan layanan prima dengan tetap membangun dan menjalin hubungan dengan pelanggan (komersial dan publik) maka perlu dilakulkan restrukturisasi organisasi dan sistem manajemen kepemerintahan, termasuk menjalankan prinsip-prinsip good
governance
serta
terciptanya
Akuntabilitas
Manajemen
Keuangan dan Sumberdaya Daerah. c) Sarana dan prasarana, untuk dapat menghasilkan layanan yang optimal bagi masyarakat maupun kalangan usaha, maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang handal sehingga dapat terpenuhinya kualitas layanan yang bermutu, tepat waktu, dengan biaya yang murah serta dengan tetap menjaga terjalinnya hubungan baik. 4) Mewujudkan Pembangunan yang Ramah Lingkungan, akan dijalankan melalui pengendalian pencemaran lingkungan dan peningkatan partisipasi masyarakat dunia usaha dan industri dalam memelihara lingkungan.3
2.
Nilai Inti Budaya Kota Tangerang Nilai inti budaya Kota Tangerang merupakan nilai-nilai yang harus dianut
dan diterapkan dalam sikap dan perilaku seluruh jajaran aparat pemerintah dan masyarakat Kota Tangerang dalam menjalankan semua kegiatan. Nilai inti budaya tersebut adalah : a. Inovasi (Innovation)
3
ibid
37
Kegiatan
pembangunan
yang
inovatif
menunjukkan
bahwa
setiap
pelaksanaan pembangunan dapat memberikan kontribusi yang mampu menggerakkam berbagai sektor perekonomian kota (income generation) . Dengan demikian, setiap pelaksanaan pembangunan memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. b. Kebersamaan (unity) Kebersamaan pembangunan tidak lepas dari kebersamaan komitmen dari seluruh stakeholder Kota Tangerang yang meliputi pemerintah, swasta, dan masyarakat. Kesepakatan yang terjalin dari seluruh stakeholder ini akan menciptakan hubungan yang harmonis untuk mendukung pelaksanaan pembangunan di Kota Tangerang c. Profesionalisme (profesionalism) Kegiatan pembangunan di Kota Tangerang harus didukung oleh aparataparat pemerintah yang profesional dan senantiasa memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat Kota Tangerang, dengan didasari prinsipprinsip good governance. Dengan demikian setiap program/kegiatan pembangunan harus direncanakan dan dilakukan dengan cermat agar mencapai hasil yang maksimal. d. Akhlak mulia (akhlaqul karimah) Aparat Pemerintah Kota Tangerang diharapkan dapat melaksanakan tugas keperintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dengan ketulusan hati. Dengan demikian pelaksanaan tugas sehari-hari dapat menjadi sarana didalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta upaya untuk mendapatkan keridloan Allah SWT.
38
Keempat nilai inti budaya Kota Tangerang ini sejalan dengan sepuluh prinsip tata kepemerintahan yang baik (Good Governance) yang harus dijalankan oleh seluruh lapisan masyarakat pada umumnya dan Pemda Kota Tangerang pada khususnya, yaitu Partisipasi, Penegakan Hukum, Transparasi, Kesetaraan, Daya Tangkap, Wawasan ke Depan, Akuntabilitas, Pengawasan, Efisiensi dan Efektifitas, Profesionalisme. Keterkaitan secara sinergi antara visi, misi, dan nilai inti budaya pembangunan Kota Tangerang dapat dianalogikan dengan rumah yang memiliki pondasi berupa kerjasama antar stakeholder yang menjunjung tinggi nilai-nilai Akhlakul Karimah dan ditopang oleh pilar berupa nilai-nilai budaya Kota Tangerang yaitu inovasi, kebersamaan, dan profesionalisme untuk mewujudkan visi dan misi Kota Tangerang.4
B.
Profil Kelurahan Karawaci Baru 1. Wilayah Kelurahan
:
Karawaci Baru
Kecamatan
:
Karawaci
Kotamadya
:
Tangerang
Kondisi masyarakat Kelurahan Karawaci Baru yaitu heterogen yang berarti hampir seluruh bangsa yang berada diseluruh Negara Republik Indonesia beraneka ragam pemeluk agama, budaya dan adat istiadatnya berdomisili di Kelurahan Karawaci baru.
4
Ibid
39
Kelurahan Karawaci Baru mempunyai luas wilayah 52 Ha yang dibagi menjadi 10 Rukun Warga (RW) dan sebanyak 59 Rukun Tetangga (RT), dengan batasan – batasan wilayah sebagai berikut :
Sebelah Timur
:
Kelurahan Nusa Jaya yang dibatasi dengan Jl. Beringin Raya
Sebelah Utara
:
Kelurahan Cimone
Sebelah Barat
:
Kelurahan Cibodas Kecamatan Cibodas yang dibatasi oleh Kali Sabi
Sebelah Selatan
:
Kelurahan Cibodas Sari Kecamatan Cibodas
Kondisi Geografis a. Ketinggian tanah dari permukaan laut
: 200 m
b. Banyaknya curah hujan
:-
c. Topografi (dataran rendah, tinggi, pantai)
:-
d. Suhu udara rata –rata
: 340C
Orbitasi (Jarak dari Pusat Kecamatan) a. Jarak ke Ibukota Daerah
: 2.5Km
b. Jarak ke Ibukota Provinsi
: 65 Km
c. Jarak ke Ibukota Negara
: 25 Km
2. Demografi Kelurahan Karawaci Baru a. Jumlah Penduduk
: 13.528 jiwa
40
Laki – laki
: 6.242 jiwa
Perempuan
: 7.286 jiwa
Seluruh jumlah penduduk di wilayah Kelurah Karawaci Baru adalah 13,528 jiwa.5 Untuk lebih jelasnya lihat pada tabel 2 jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin di bawah ini : Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin No .
Usia
Lakilaki
Persent Perem Persent Jumlah Persent ase puan ase ase (%) (%) (%) 1 0–3 578 4,3 % 603 4,5 % 1.181 jiwa 8,7 % 2 4–6 422 3,1 % 587 4,3 % 1.009 jiwa 7,5 % 3 7 – 12 733 5,4 % 784 5,8 % 1.517 jiwa 11,2 % 4 13 – 15 549 4% 722 5,3 % 1.271 jiwa 9,4 % 5 16 – 18 516 3,8 % 652 4,8 % 1.168 jiwa 8,6 % 6 19 – 23 568 4,2 % 684 5,1 % 1.252 jiwa 9,3 % 7 24 – 35 1.042 7,7 % 1.458 10,8 % 2.500 jiwa 18,5 % 8 36 – 45 996 7,4 % 1.013 7,5 % 2.009 jiwa 14,8 % 9 46 – 59 523 3,9 % 532 4% 1.055 jiwa 7, 8 % 10 60 > 315 2,3 % 251 1,8 % 566 jiwa 4,2 % Jumlah 6.242 46, 1 7.286 53, 9 100 % % % Sumber : Berdasarkan Data dari Kelurahan Karawaci Baru Kota Tangerang Data dalam tabel diatas menjelaskan bahwa Jumlah penduduk menurut jenis kelamin yang paling tertinggi adalah perempuan usia 24 - 35 tahun berjumlah 10,8 %, sedangkan jumlah penduduk menurut jenis kelamin yang paling terendah adalah perempuan usia 60 tahun keatas berjumlah 1,8 %, dalam tabel diatas menunjukan bahwa jenis kelamin pada saat lahir ini perlahan menurun sedikit sampai pada golongan-golongan umur muda, dan selanjutnya terus menurun drastis pada golongan-golongan umur tua. 5
Data berikut berdasarkan Laporan Bulanan kegiatan Kelurahan Karawaci Bari Kecamatan Karawaci Kota Tangerang (Maret 2013)
41
Dilihat dari jumlah penduduk menurut agama, mayoritas penduduk Kelurahan Karawaci Baru adalah Agama Islam, hal ini dibuktikan dengan adanya tabel 3 dibawah ini. Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Agama No. 1. 2. 3. 4. 5.
Agama Jumlah Persentase (%) Islam 11.432 orang 84,5 % Kristen Protestan 782 orang 5,8 % Katholik 485 orang 3,6 % Hindu 14 orang 0,1 % Budha 815 orang 6% Jumlah 13.528 orang 100 % Sumber : Berdasarkan Data dari Kelurahan Karawaci Baru Kota Tangerang Data dalam tabel diatas menjelaskan bahwa Jumlah penduduk menurut Agama yang paling tertinggi adalah Agama Islam sebesar 84,5% sedangkan jumlah penduduk menurut Agama yang paling terendah adalah perempuan Agama Hindu yaitu sebesar 0,1 %. 6 C.
Gambaran Umum Program 1000 Posyandu Berawal dari banyaknya permintaan masyarakat kota tangerang tentang
kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang dekat dan murah membuat Pemerintah Kota Tangerang mencanangkan program 1000 posyandu. Tujuan utama program ini adalah “Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang optimal serta terjangkau oleh masyarakat”. Seperti yang dikatakan dalam wawancara peneliti dengan Lurah Karawaci Baru :
6
Ibid
42
“Tujuan umum dari program 1000 posyandu adalah Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Optimal serta Terjangkau oleh Masyarakat”7 Program 1000 posyandu adalah program pembangunan pelayanan kesehatan yang bertujuan agar masyarakat Kota Tangerang mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dan terjangkau. Program 1000 posyandu pada dasarnya hanyalah slogan dari program pembangunan posyandu karena sebenarnya posyandu yang dibutuhkan adalah 1. 042 posyandu di seluruh wilayah yang ada di Kota Tangerang8. Tidak adanya data fisik berupa gambaran umum seperti, latar belakang dan tujuan umum program, untuk itu penulis lebih menggunakan data – data yang penulis dapatkan. Data ini penulis dapatkan berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada seksi
Dinas Kesehatan, Lurah
Karawaci Baru, dan beberapa Kader Posyandu serta beberapa ibu – ibu balita dan diuji keabsahannya, seperti wawancara penulis kepada Pak Sutanto seksi bagian Binkesmas Dinas Kesehatan Kota Tangerang: “Berawal dari banyaknya permintaan masyarakat serta tingginya kebutuhan pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas, Pemerintah kota Tangerang telah menetapkan kebijakan program pembangunan yang di beri slogan Program 1000 Posyandu. Pemerintah Kota Tangerang berharap dengan adanya pembangunan 1000 posyandu dapat memberdayakan masyarakat dibidang kesehatan serta dapat mengembangkan potensi masyarakat agar masyarakat mendapatkan kualitas hidup yang baik.”9 Program 1000 posyandu membuat masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal dan mampu mengembangkan potensi di lingkungan mereka masingmasing. Di Kelurahan Karawaci Baru program ini telah sedikit demi sedikit 7
Wawancara peneliti dengan Bapak Achamd Suhaely (Lurah Karawaci Baru), pada tanggal 3 Mei 2013 8 Data yang didapat berdasarkan wawancara peneliti dengan Bapak Sutanto selaku seksi bagian Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Tangerang 9 Wawancara peneliti dengan Bapak Sutanto (Seksi Bagian Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Tangerang ) pada tanggal 24 April 2013
43
meningkatkan kesadaran warga dan membantu warga dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang baik. Bukan hanya itu dengan adanya program 1000 posyandu ini masyarakat juga menjadikan sarana posyandu sebagai tempat terlaksananya kegiatan – kegiatan tambahan. Adapun kegiatan – kegiatan yang ada di posyandu setelah dibangunnya fasilitas sarana dan prasarana adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan gigi dan kandungan secara gratis, 2. Penyuluhan – penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Tangerang, 3. Pendidikan Anak usia Dini (PAUD) yang dilaksanakan 3 hari dalam seminggu, 4. Senam jantung untuk manula, 5. Senam aerobik untuk usia muda, 6. Kegiatan Bank Sampah yang diadakan seminggu sekali dan, 7. Pelatihan kesenian musik seperti Marawis dan Qosidah Pemerintah Kota Tangerang berharap dengan difasilitasinya sarana dan prasarana masyarakat dapat berkembang dan menggunakan sarana fisik dengan sebaik-baiknya serta dapat memperbaiki perekonomian di wilayah mereka masing- masing.
44
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN
A.
Pelaksanaan Program 1000 Posyandu di Kelurahan Karawaci Baru Secara umum, kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang di
wilayah penelitian yaitu program 1000 posyandu yang merupakan program pembangunan posyandu sebagai pelayanan kesehatan terdekat di sekitar masyarakat. Dalam program 1000 posyandu masyarakat diberi ruang untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas baik dalam kehidupannya khususnya kesehatannya. Secara konseptual, pelaksanaan dalam program 1000 posyandu diharapkan mampu memberikan dampak postif dikarenakan mekanisme kerja melibatkan masyarakat secara langsung. Minimnya informasi fisik yang penulis dapatkan, penulis menganalisa pelaksanaan program 1000 posyandu di Kelurahan Karawaci Baru berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis kepada pihak terkait dengan acuan tahapan pemberdayaan menurut Isbandi Rukminto Adi, yang masuk dalam suatu pelaksanaan program 1000 posyandu di Kelurahan Karawaci Baru tersebut antara lain : 1. Tahap Persiapan (Enggagement) Pada tahap persiapan ini didalamnya sekurang-kurangnya ada dua tahap yang harus dikerjakan yaitu: 1) Penyiapan Petugas, ini terutama diperlukan untuk menyamakan persepsi antar anggota tim agen perubahan (change agent) mengenai pendekatan apa yang akan di pilih dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, dan 2) Penyiapan Lapangan, dikenal juga dengan tahap enggagement, petugas pada awalmya melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan
45
sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal. Adapun tahapan persiapan yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang yaitu: Kegiatan yang pertama dilakukan oleh Pemerintah yaitu kegiatan penyiapan petugas : pada awal sebelum dilaksanakannya program, Pemerintah Kota Tangerang membagi petugas kedalam 3 kelompok,
Pertama, untuk kegiatan
pembangunan sarana dan penyedian prasarana Pemerintah Kota Tangerang memilih Dinas Tata Kota, Kedua, untuk pelayanan kesehatan diserahkan kepada Dinas Kesehatan dan yang Ketiga untuk Pemberdayaan Masyarakat di serahkan kepada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB). Berikut hasil wawancara peneliti dengan Pak Sutanto seksi BINKESMAS Dinas Kesehatan Kota Tangerang: “ Pelaksanaan program 1000 posyandu ini yang bertanggung jawab untuk pembangunan sarana dan prasarananya dari Dinas Tata Kota, kalau kami bertanggung jawab disetiap kegiatannya seperti memantau perkembangan gizi bayi dan balita, ibu hamil dan nifas, serta pemberian penyuluhan. Dan yang bertanggung jawab dalam pemberdayaan keluarga dan masyarakat yaitu BPMKB”1 Wawancara dengan pak Erik bagian pelaksanaan program 1000 posyandu Dinas Tata Kota Tangerang: “ Untuk pelaksanaan program 1000 posyandu, Dinas Tata Kota bertanggung jawab dalam pembangunan gedung dan penyedian prasarananya, untuk kegiatannya sendiri Dinas Kesehatan yang lebih tahu.”2 Kegiatan kedua yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang yaitu kegiatan survei : kegiatan survei dilakukan oleh Dinas Tata Kota setelah adanya surat pengajuan pembangunan sarana posyandu dari setiap Kelurahan yaitu 1 bulan sebelum dilaksanakannya program. Survei yang dilakukan oleh Dinas Tata Kota 1
Wawancara pribadi dengan Bapak Sutanto (Bagian BINKESMAS Dinas Kesehatan Kota Tangerang ) pada tanggal 24 April 2013 2 Wawancara pribadi dengan Bapak Erik (Bagian Pelaksana Pembangunan program 1000 posyandu Dinas Tata Kota) pada tanggal 25 April 2013
46
dengan metode rapid view yaitu didampingi oleh berbagai tokoh masyarakat. Pada salah satu Rw yang ada di Kelurahan Karawaci Baru yaitu Rw 04 baru saja selesai dilaksanakan pembanguan sarana dan prasarananya, proses survei di Rw 04 dilakukan pada bulan April 2013 yang didampingi oleh Lurah Karawaci Baru dan Ketua Rw 04 serta Kader Posyandu. Hasil pengamatan singkat menunjukan bahwa Rw 04 Kelurahan Karawaci Baru mempunyai lahan fasos pasum yang terletak di samping Kantor Kelurahan Karawaci Baru. Lahan tersebut terletak ditengah pasar tradisional di Kelurahan Karawaci Baru dan berhadapan dengan gedung olahraga Balai Rakyat, lahan yang akan dijadikan sarana posyandu ditinjau dari ukuran dan di dokumentasikan agar dapat direncanakan danmempersiapkan bentuk yang pas dengan kondisi lahan. Dinas Kesehatan juga melakukan survei tempat sekaligus mencari tahu apa saja yang dibutuhkan oleh warga pada bulan Juni 2013, secara sekilas kader mempunyai permasalahan sulitnya meyakinkan warga untuk datang ke posyandu guna memeriksa kesehatan balita, ibu hamil serta manula. Serta kebutuhan akan pemeriksaan kesehatan yang lebih komplit seperti pemeriksaan gigi anak, kandungan dan KB Dengan begitu tahap persiapan yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang, survei dilakukan seluruhnya dengan baik dan dengan adanya survei tersebut mengetahui masalah yang ada pada daerah Kelurahan Karawaci Baru dan bisa meninjau dengan baik apa saja yang terkait dengan kebutuhan lokasi pelayanan kesehatan ini. Adapun wawancara peneliti dengan bapak Ahmad Suhaely Lurah Karawaci adalah sebagai berikut:
47
“ Setelah Dinas Tata Kota, pihak Dinas Kesehatan juga survei ke para kader untuk tahu lebih jelas apa saja yang warga butuhkan”3
2. Tahap Pengkajian (Assessment) Tahap inidilakukan dengan mengidentifikasi masalah (kebutuhan yang dirasakan = felt needs) dan juga sumber daya yang dimiliki klien. Dalam melakukan tahapan ini masyarakat sudah dilibatkan secara aktif agar mereka dapat merasakan bahwa permasalahan yang sedang dibicarakan benar – benar permasalahan yang keluar dari pandangan mereka sendiri. Pada proses ini dapat pula menggunakan teknik SWOT dengan melibatkan kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman. Dalam hal ini Kelurahan Karawaci Baru melakukan kajian kebutuhan (need assesment) yang dilakukan sejak pertama kali dilakukan survei awal dan terus dilakukan secara priodik untuk memperoleh gambaran terkini kondisi wilayah yang menjadi lokasi sarana pelayan kesehatan masyarakat. Materi kajian diantaranya adalah untuk melihat aspek internal dan eksternal yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan program 1000 posyandu. Aspek internal yang dikaji diantaranya meliputi kekuatan dan kelemahan yang dinilai dapat memperkuat dan memperlemah pelaksanaan program, sedangkan aspek eksternal diantaranya meliputi peluang dan ancaman yang dapat menambah dan menghambat keberhasilan program. Hasil kajian kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sering disebut komponen SWOT ini selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
3
Wawancara pribadi dengan Bapak Ahmad Suhaely (Lurah Karawaci Baru) pada tanggal 3 Mei 2013
48
Adapun identifikasi komponen SWOT Pelayanan Kesehatan dalam program 1000 posyandu4:
No.
Komponen SWOT 1. Kekuatan
2.
Kelemahan
3
Peluang
4.
Ancaman
Tabel 4 Komponen SWOT Kelurahan Karawaci Baru - Keberadaan puskesmas sebagai pemberian pelayanan medis - Sudah ada kesiapan masyarakat - Kurangnya kepercayaan masyarakat - Adanya dukungan dari Pemerintah Kota - Adanya dukungan Rumah sakit - Adanya pihak lembaga swasta yang melakukan penyuluhan yang tidak sesuai dengan kriteria program
Sumber : Wawancara pribadi dengan seksi bidang Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Karawaci Baru ( 5 Mei 2013)
Kegiatan kajian kebutuhan ini dilakukan sebagai upaya untuk mengkaji kebutuhan dan keinginan masyarakat dalam program 1000 posyandu disesuaikan dengan karakteristik lingkungan dan kemampuan Sumber Daya Manusia di Kelurahan Karawaci Baru. Kajian kebutuhan ini dilakukan untuk menentukan jenis – jenis pelatihan yang diperlukan sebagai penguat kapasitas dan kapabilitas masyarakat di Kelurahan Karawaci Baru guna menjadikan kader sebagai agen perubahan dan menularkannya kepada masyarakat luas.
4
Komponen SWOT dijabarkan oleh bapak Subagio (bag. Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Karawaci Baru Kota Tangerang), Wawancara ini peneliti lakukan guna mengetahui lebih lanjut analisis SWOT menurut Kelurahan Karawaci Baru.
49
3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan (Designing). Pada tahap ini, petugas sebagai agen perubah (change agent) secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana mereka mengatasinya, yang tentunya sesuai dengan tujuan pemberian bantuan yang bermanfaat jangka panjang. Adapun tahapan perencanaan alternatif program yang dilakukan Kelurahan Karawaci Baru adalah sebagai berikut : Kegiatan pertemuan para pemangku kepentingan seperti Ketua RW dan Ketua Kader Posyandu sekelurahan Karawaci Baru, pertemuan para pemangku kepentingan dilakukan pada pertengahan Januari 2012. Tujuan dilakukannya pertemuan ini adalah mensosialisasikan secara terbuka mengenai kegiatan program 1000 posyandu kepada para pemangku kepentingan di wilayah masingmasing. Kegiatan dilakukan dengan metode FGD (Focus Group Disscusion) yaitu proses diskusi kelompok untuk menfokuskan persoalan yang ada, serta menyampaikan keterbukaan aspirasi dan pandangan masyarakat saat ini tentang upaya pelayanan masyarakat yang ada di wilayah. Hasil pertemuan para pemangku kepentingan menunjukan bahwa Kelurahan Karawaci Baru sudah mengenal kegiatan – kegiatan pelayanan kesehatan yang ada di posyandu, kendati belum tersosialisasikan secara menyeluruh. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Zuliana: “Kami jadi paham tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan nanti. Tapi kami juga belum mensosialisasikannya ke masyarakat.”5
Demikian halnya dengan Ibu Atun yang mengungkapkan:
5
Wawancara pribadi dengan Ibu Zuliana (kader posyandu Rw. 04) pada tanggal 5 Mei 2013
50
“hasilnya ya dilaksanakan.”6
saya
lebih
paham
tentang
kegiatan-kegiatan
yang
Adapun Ibu Endang Rusmaningsih mengatakan bahwa: “kami jadi lebih paham kegiatan-kegiatan apa saja yang dilaksanakan walaupun memang menurut saya sosialisasinya kurang neng.”7 Serta Ibu Sri Isdayati yang juga mengungkapkan: “Saya jadi tahu apa saja kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan.”8 Dari hasil wawancara tersebut ke empat kader sekaligus pemangku kepentingan pada pertemuan tersebut, mereka sudah lebih paham tentang apa saja kegiatan yang akan dilaksanakan walaupun para kader itu sendiri belum mensosialisasikannya kepada warga di wilayah mereka masing-masing. Pertemuan para pemangku kepentingan ini menjadi salah satu tahapan penting dalam tahap pelaksanaan program ini karena setiap ada kegiatan yang akan dilaksanakan warga sebagai penerima manfaat perlu mengetahui kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan serta apa manfaat yang akan didapat dari adanya kegiatan tersebut, seperti yang dituturkan oleh ibu A Yudeyana : “Dalam pertemuan ini kita kan diberitahu apa saja yang kegiatan yang akan dilaksanakan dan nanti kita juga yang mensosialisasikannya ke warga-warga.”9 Demikian pula Ibu Tuijiah mengungkapkan : “saya jadi lebih tahu rencananya jadi ga asal aja kan. Nanti kalau saya salah memberitahukan ke masyarakatnya susah juga.”10 Ibu Popon juga menyatakan : 6
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun Tunayah (kader posyandu Rw. 05) pada tanggal 9 Mei 2013 7 Wawancara pribadi dengan Ibu Endang Rusmaningsih (kader posyandu Rw. 10) pada tanggal 5 Mei 2013 8 Wawancara pribadi dengan Ibu Sri Isdayati (kader posyandu Rw. 07) pada tanggal 9 Mei 2013 9 Wawancara pribadi dengan Ibu A Yudeyana ( kader posyandu Rw.09) pada tanggal 5 Mei 2013 10 Wawancara pribadi dengan ibu Tuijiah (kader posyandu Rw. 06) pada tanggal 9 Mei 2013
51
“Sejauh ini masyarakat tahu akan kegiatan – kegiatan yang ada dan antusias mereka juga cukup baik akan tetapi kami masih merasa kurangnya sosialisasi untuk meyakinkan warga dengan manfaat yang akan mereka dapatkan”11 Pada tahapan perencanaan alternatif kegiatan ini dilakukan secara baik serta adanya keterlibatan pada warga Kelurahan Karawaci Baru, warga Kelurahan Karawaci Baru sangat antusias dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang.
4. Tahap Formulasi Rencana Aksi Pada tahap ini agen perubahan membantu masing – masing kelompok untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Adapun tahapan formulasi rencana aksi yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang pada program 1000 posyandu yaitu : Pemerintah Kota Tangerang dan Dinas Kesehatan sebagai fasilitator dalam program 1000 posyandu, mempersiapkan pelatihan – pelatihan edukasi yang akan diberikan kepada masyarakat Kelurahan Karawaci Baru untuk menciptakan Kesehatan yang optimal. Seperti adanya penyuluhan kesehatan tentang cara memberikan pertolongan pada balita yang dilaksanakan sebulan sekali oleh ketua kader posyandu yang sebelumnya para kader sudah terlebih dahulu diberikan materi dengan dinas kesehatan, dan pelatihan lingkungan bersih dan sehat serta pelatihan Kelurahan Siaga dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di Posyandu RW 08 Kelurahan Karawaci Baru oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang yang dihadiri oleh Seluruh kader posyandu serta tokoh masyarakat di Kelurahan Karawaci 11
Wawancara pribadi dengan Ibu Popon Salamah (kader posyandu Rw.08) pada tanggal 5 Mei 2013
52
Baru. Seperti yang dijelaskan oleh pak Sutanto saat peneliti melakukan wawancara pribadi: “Dengan adanya fasilitas sarana dan prasarana yang diberikan Pemerintah Kota Tangerang, Dinas Kesehatan Kota Tangerang juga turut andil dalam kegiatan – kegiatan di posyandu, seperti penyuluhan kesehatan tentang cara memberikan pertolongan pertama pada balita, pelatihan lingkungan bersih dan sehat serta Kelurahan Siaga.” 12 Hal tersebut juga dibenarkan oleh ibu Zuliana: “Kegiatan intinya sih penimbangan bayi dan balita, pemberian Vit A, pemeriksaan ibu hamil &ibu nifas serta penyuluhan kesehatan tentang p3k menangani balita bila sakit. Kalau ada orang puskesmas biasanya ada KB, pemeriksaan gigi, dan pemeriksaan manula kaya tensi darah gitu. Kami juga ada kegiatan posdaya, ya dari pada ibu-ibu pada kumpul buat ngomongin yang ga penting lebih baik kita kumpul buat bikin-bikin keranjinan tangan deh.”13 Demikian halnya ibu Popon Salamah turut membenarkan adanya kegiatan tersebut: “Banyak neng, kalau dulu paling kegiatannya penimbangan aja, kalau sekarang banyak, ada KB, pemeriksaan Ibu hamil & nifas, dan penyuluhanpenyuluhan. Kaya penyuluhan kemarin tuh di posyandu tentang Kelurahan Siaga dan penyuluhan lingkungan sehat.”14 Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Zuliana dan Ibu Popon sebagai kader posyandu bahwa dalam tahapan ini telah sesuai dengan yang telah penulis jelaskan sebelumnya bahwa Pemerintah Kota Tangerang mengupayakan program yang mereka kelola adalah program yang dapat membantu masyarakat dalam pemberian pelayanan kesehatan yang baik serta bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat.
12
Wawancara pribadi dengan Bapak Sutanto (Bagian BINKESMAS Dinas Kesehatan Kota Tangerang ) pada tanggal 24 April 2013 13 Wawancara pribadi dengan Ibu Zuliana (Kader Posyandu Rw.04) pada tanggal 5 Mei 2013 14 Wawancara pribadi dengan Ibu Popon Salamah (Kader Posyandu Rw. 08) pada tanggal 5 Mei 2013
53
5. Tahap Pelaksanaan Program Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling penting dalam program
pemberdayaan masyarakat
karena sesuatu
yang
sudah
direncanakan dengan baik akan dapat melenceng dalam pelaksanaan di lapangan bila tidak ada kerja sama antara petugas, warga masyarakat, maupun kerja sama antar warga. Adapun tahapan pelaksanaan program 1000 Posyandu adalah sebagai berikut : a. Pembangunan sarana dan pengadaan prasarana kegiatan Pembangunan sarana merupakan pembanguanan fisik posyandu
yang
dilaksanakan sesuai dengan desain dan lahan yang sudah ditentukan. Serta pengadaan prasarana kegiatan dilakukan sebagai upaya untuk mendukung pelaksanaan pelayanan kesehtan yang akan dilakukan. Adapun beberapa alat yang diberikan diantaranya adalah sebagai berikut : Tabel 5 Sarana dan Prasaran Posyandu Jenis
No. 1. Sarana Fisik : a. Ruang Tunggu / Penyuluhan b. Ruang Pelayanan (Sistim Lima (5) Meja c. Ruang Periksa d. Tempat Bermain Anak + Alat Permainan Educative e. Wastafel 2. Prasarana Mabelair : a. Meja ½ Biro b. Kursi Lipat c. ATK d. Kursi tunggu pengunjung e. tikar 3x4 m f. Tempat tidur pasien g. Lemari arsip 3 Prasarana Penimbangan : . a. Timbangan Dacin (balita) b. Penopang Dacin Timbangan (Tripod) c. Keranjang timbangan d. Timbangan injak (Bumil, Lansia)
54
Jumlah
6 Buah 11 Buah 1 Set 50 Buah 3 Buah 1 Buah 2 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah
e. Timbangan bayi 1 Buah f. Alat pengukur tinggi badan (mikrotois) 1 Buah g. Mangkuk, gelas, dan sendok 100 Buah Prasarana 4 pencatatan & pelaporan : . a. Lembar balik penyuluhan 1 Buah b. KMS besar 1 Buah c. KMS (Kartu Menuju Sehat) 100 Buah d. SKDN 12 Buah e. SIP (Sistem Informasi Posyandu) 1 Paket f. F 1 gizi 24 Lebar g. Papan data posyandu 1 Buah 5. Prasarana pelayanan kesehatan : a. Kapsul vitamin A 100 Kapsul b. Tablet besi Secukupnya c. Oralit Secukupnya d. Alat kontrasepsi : Pil KB, kondom Secukupnya e. Vaksinasi Bayi & Ibu hamil Secukupnya f. Tensimeter 1 Buah g. Stetoskop 1 Buah h. Pengeras suara/horn + tape (outdoor) 1 Set Sumber : Data Standarisasi Posyandu Dinas Kesehatan Kota Tangerang b.
Kegiatan penyuluhan kesehatan Dalam rangka memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya kesehatan, maka dilakukannya penyuluhan menjaga balita dari virus – virus demam berdarah dan diare, Kegiatan ini dilaksanakan oleh Ketua posyandu setiap bulannya. Dari pelatihan ini diharapkan nantinya masyarakat dapat cepat tanggap dalam memberikan P3K kepada anggota keluarga masing – masing.
c.
Kegiatan Penyuluhan KB KB merupakan program yang selalu dianjurkan oleh Pemerintah sebagai bentuk penanggulangan meledaknya jumlah penduduk di Negara ini, untuk itu Dinas Kesehatan memberikan penyuluhan tentang KB dan pemberiaan alat Kontrasepsi secara gratis seperti, Pil KB gratis, Suntik KB gratis dan pemasangan Spiral secara Gratis.
55
d.
Kegiatan Penyuluhan Lingkungan Bersih dan Sehat Kegiatan penyuluhan lingkungan bersih dan sehat ini berdasarkan program Pemerintah Kelurahan Siaga seperti, pemberian pertolongan gawat darurat serta prilaku hidup bersih dan sehat . Pemerintah berharap dengan adanya kegiatan ini masyarakat sadar akan pentingnya lingkungan yang bersih sehingga membuat lingkungan menjadi sehat dan rapih.
2) Tahap Evaluasi Tahap ini merupakan proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan dalam pengembangan masyarakat. Keterlibatan pada tahap ini diharapkan mampu membentuk sistem dalam masyarakat untuk melakukan pengawasan internal sehingga dalam jangka panjang masyarakat lebih mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Dapat dilihat bahwa dalam kegiatan pelaksanaan program 1000 posyandu memiliki indikator keberhasilan yang terkandung didalamnya yaitu melalui proses persiapan, pengkajian, perencanaaan, pelaksanaan, evaluasi, terminasi ada dalam program, evaluasi ada pada yang ada pada program ini pun dengan adanya penyuluhan – penyuluhan yang menjadikan masyrakat sadar akan pentingnya kesehatan dan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat serta menjadikan kehidupan yang sejahtera dalam hal kesehatan. Menurut peneliti, dengan adanya pengadaan sarana dan prasaran kesehatan yang sudah diberikan Pemerintah Kota Tangerang seperti, Bangunan Posyandu yang luas dan mencukupi, Tempat tidur periksa, timbangan dacin, timbangan
56
bayi, timbangan injak, dan alat tensi darah serta alat kebersihan warga, menjadikan semakin terlaksana dan terbantu dengan adanya fasilitas – fasilitas tersebut untuk terus menciptakan kehidupan berkualitas bagi kesehatan masyarakat.
3) Tahap Terminasi (Disengagement) Tahap ini merupakan tahap „pemutusan‟ hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Terminasi dalam suatu program pemberdayaan masyarakat, tidak jarang dilakukan bukan karena masyarakat sudah dapat dianggap „mandiri‟, tetapi lebih karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebihi jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil diskusi Lurah Karawaci dengan Pemangku kepentingan mengenai kegiatan program 1000 posyandu Kelurahan Karawaci Baru akan dihentikannya program tersebut dengan beberapa alasan yaitu karena telah diselesaikannya
pemberian
fasilitas
sarana
dan
prasarana
dan
sudah
terselengarakannya seluruh kegiatan penyuluhan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Pak Achmad Suhaely sebagi Lurah Karawaci Baru: “ Tahap pemutusan hubungan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang disebabkan karena sudah terlaksananya dengan baik pembangunan sarana dan prasarananya serta sudah terselengarakannya seluruh kegiatan penyuluhan”15
15
Wawancara pribadi dengan Bapak Achamd Suhaely ( Lurah Karawaci Baru) pada Tanggal 3 Mei 2013
57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis pada skripsi ini, penulis menarik kesimpulan yakni: Berdasarkan hasil temuan pada pelaksanaan program 1000 posyandu di Kota Tangerang, Kelurahan Karawaci Baru, dimana hal tersebut telah memenuhi tahapantahapan dalam konsep pemberdayaan masyarakat sebagaimana mestinya. Pelaksanaan program 1000 posyandu telah tercapai melalui beberapa tahapan yang dimulai dari tahapan persiapan hingga tahapan terminasi.
B. Saran Untuk lebih meningkatkan efektifitas program 1000 posyandu di Kelurahan Karawaci Baru, peneliti mempunyai saran yakni, agar adanya keberlanjutan dari program 1000 posyandu serta lebih meningkatkan kualitas-kualitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
58
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangungan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI, 2002. -----------------. Pemberdayaan Masyarakat & Intervensi Komunitas Pengantar Pada Pemikiran & Pendekatan Praktis. Jakarta: UI Press, 2001. Aliminsyah dan Patji, Kamus Istilah Manajemen. Bandung : CV Yrama Widya, 2004 Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan. Yogyakarta: Bina Aksara, 1998 Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Tangerang: BPMKB Kota Tangerang, 2009. Hidayati, Nurul. Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006 Jamasy, Owin. Keadilan, Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta: Belantik, 2004 Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, Edisi Revisi Cetakan ke-28. Pusat Bahasa DEPDIK, Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 200 Roesmidi, H. dan Riza Risyanti, Pemberdayaan Masyarakat. Sumedang: ALQAPRINT, 2006) Salam, Syamsir dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008 Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian strategis pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. Bandung: PT Refika Aditama, 2005 Suyanto, Bagong & Sutinah, Metodologi Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana , 2010 Taruna, J. C. Tukian, Pengembangan Masyarakat dalam Konteks pendidikan Untuk Semua. Jakarta : Penerbit Kanisius, 2000 Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007 59
Sumber Lain : Arsip dan Dokumen Humas Pemerintah Kota Tangerang www.tangerangkota.go.id ( Website Kota Tangerang) Wawancara Pribadi dengan Bapak Sutanto. 24 April 2013 Wawancara Pribadi dengan Bapak Erik. 25 April 2013 Wawancara Pribadi dengan Bapak Ahmad Suhaely. 3 Mei 2013 Wawancara Pribadi dengan Ibu Zuliana. 5 Mei 2013 Wawancara Pribadi dengan Tuijiah. 9 Mei 2013 Wawancara Pribadi dengan Endang Rusmaningsih. 5 Mei 2013 Wawancara Pribadi dengan Ibu Popon Salamah. 5 Mei 2013 Wawancara Pribadi dengan Ibu Atun Tunayah, 9 Mei 2013 Wawancara Pribadi dengan Ibu Sri Isdayati, 9 Mei 2013 Wawancara Pribadi dengan A. Yudeyana, 5 Mei 2013 Wawancara Pribadi dengan Ibu Desi Algi, 16 Mei 2013 Wawancara Pribadi dengan Ibu Anah, 18 Mei 2013
60
HASIL WAWANCARA
Nama
:
Sutanto
Jabatan
:
Kepala Seksi BINKESMAS Dinas Kesehatan
Tempat wawancara
:
Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Waktu wawancara
:
24 April 2013
1. Seperti apa sebenarnya Program 1000 Posyandu? Program 1000 posyandu itu adalah program pembangunan gedung posyandu dan pemberian sarananya bukan berarti baru membuat posyandu, posyandu sudah ada sejak lama hanya saja hanya namanya dan kegiatannya tetapi bentuk fisik posyandu itu sendiri tidak ada, kebanyakan masyarakat menggunakan pos Rw atau rumah Ketua Rw. 2. Kenapa dinamai “Program 1000 Posyandu” pak? apa memang harus 1000 posyandu? Sebenarnya kita membutuhkan lebih dari 1000 posyandu, nama program 1000 posyandu itu hanya slogan saja. Di Tangerang pada dasarnya terdapat lebih dari 1000 posyandu, kira-kira 1042 an. Nah program ini lebih menitik beratkan pada pembangunan fisik posyandu yang modern dimana program posyandu lebih mengarah pada ranah konvensional. Untuk saat ini ada lebih dari 300 bangunan posyandu modern yang sudah kita bangun melalui program 1000 posyandu ini. 3. Bagaimana latar belakang dibuatnya program ini? Berawal dari banyaknya permintaan masyarakat serta tingginya kebutuhan pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas, Pemerintah kota Tangerang telah menetapkan kebijakan program pembangunan yang di beri slogan Program 1000 Posyandu. Pemerintah Kota Tangerang berharap dengan adanya pembangunan 1000 posyandu dapat memberdayakan masyarakat dibidang kesehatan serta dapat mengembangkan potensi masyarakat agar masyarakat mendapatkan kualitas hidup yang baik.
4. Bagaimana perencanaan & pelaksanaan program 1000 posyandu? Perencanaan dan pelaksanaannya sendiri itu dilaksanakan oleh Dinas Tata Kota karna mereka yang membangun sarana fisik dan fasilitas lainnya, tapi kalau pelayanan kesehatan dan penyuluhan-penyuluhan memang kami merencanakannya
sesuai
dengan
kebutuhan
masyarakat
dan
dilaksanakannya pun sesuai kebutuhan. 5. Apa tujuan dari program 1000 posyandu ini? Tujuan dari program yaitu pemberian pelayanan kesehatan 6. Bagaimana peran Dinas Kesehatan terhadap program ini? Peran kami dalam program ini, ikut memantau perkembangan posyandu, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di posyandu sehingga masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh dan membayar mahal untuk pelayanan kesehatan, selain itu dengan adanya fasilitas sarana dan prasarana yang diberikan Pemerintah Kota Tangerang, Dinas Kesehatan Kota Tangerang juga turut andil dalam kegiatan – kegiatan di posyandu, seperti penyuluhan kesehatan tentang cara memberikan pertolongan pertama pada balita, pelatihan lingkungan bersih dan sehat serta Kelurahan Siaga. 7. Bagaimana respon masyarakat terhadap program 1000 posyandu? Selama ini kami melihat masyarakat gembira dengan adanya program ini, dan telah menggunakan sarana serta prasarana dengan baik. Yang namanya dapat fasilitas sarana dan prasarana pasti mereka senang sekali karena mereka jadi bisa menggunakan sarana dan prasarana bukan hanya untuk kegiatan posyandu aja tapi untuk hal-hal yang bermanfaat lainnya. 8. Pihak mana saja yang terlibat dalam program ini? Pihak yang terlibat dalam program ini yaitu, Dinas Tata Kota, Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB), Camat dan Lurah dari setiap penerima manfaat dan masyrakat penerima manfaat. 9. Apa saja faktor-faktor pendukung & penghambatnya? Faktor pendukung program ini dengan ketersediaannya sarana dan prasarana, motivasi masyarakat yang tinggi dan keikutsertaan masyarakat
dalam pelaksanaan program ini. Untuk faktor penghambatnya, hanya lahan sih, ga semua wilayah da tanah milik Pemerintahnya. 10. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu? Kegiatan inti di posyandu itu penimbangan bayi dan balita, pemeriksaan ibu hamil & ibu nifas. Setelah adanya bangunan fisik posyandu Dinas Kesehatan lebih banyak mengadakan kegiatan penyuluhan –penyulhan mengenai kesehatan dan kebersihan. 11. Apa harapan bapak dengan adanya kegaiatan tersebut? Harapan saya agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dan berpengetahuan tentang p3k dalam mengatasi penyakitpenyakit seperti diare dan demam berdarah.
Sutanto
Nama
:
Erik
Jabatan
:
Bidang. pelaksana program 1000 posyandu
Tempat wawancara
:
Kantor Dinas Tata Kota Tangerang
Waktu wawancara
:
25 April 2013
1. Seperti apa sebenarnya Program 1000 Posyandu? Program 1000 posyandu ini adalah program pembangunan sarana dan prasarana posyandu yang dicanangkan oleh pemerintah provinsi bagi setiap posyandu yang ada di Kota Tangerang. Sebetulnya program ini sangat bagus, mengingat kegiatan posyandu selama ini dirasa kurang efektif, hanya itu-itu saja. Jadi program ini diharapkan bisa lebih menunjang masyarakat untuk lebih memanfaatkan lagi dengan fasilitasfasilitas yang ada. 2. Bagaimana latar belakang dibuatnya program ini? Program ini dilaksanakan karena posyandu-posyandu belum mempunyai bangunan fisik posyandunya tapi hanya kegiatan posyandunya saja, untuk itu Pemerintah Kota membuat program 1000 posyandu. 3. Bagaimana perencanaan & pelaksanaan program 1000 posyandu? Perencanaan pembangunan fisik posyandu untuk tahun 2010
kami
melakukan proses pengerjaan proyek dengan sistem lelang, untuk tahun 2013 ini kami melakukan proses pengerjaan dengan sistem pemilihan langsung. Pelaksanaan pembangunan sendiri, untuk tahap persiapan kami melakukan survei ke lokasi sebulan sebelum dilaksanakannya proses pengerjaan bangunan fisik, setelah kami 4. Apa tujuan dari program 1000 posyandu ini? Tujuan dari program ini sebenarnya sebagai “menggenjot” masyarakat khususnya para ibu yang selama ini melaksanakan keegiatan posyandu agar bisa lebih bersemangat dan berkembang lagi. Barangkali banyak yang merasa bahwa kegiatan posyandu dipandang sebelah mata. Minimnya
fasilitas sarana dan prasarana membuat program pemerintah ini terkesan seadanya. Nah dengan pembangunan posyandu ini tujuan kita agar supaya program yang sudah berjalan sebelumnya bisa jadi lebih baik lagi. 5. Apa prasarana yang diberikan? Pemerintah Kota tidak hanya menfasilitasi bangunannya saja tetapi juga dengan prasarana seperti tempat tidur untuk pemeriksaan ibu hamil dan manula, timbangan bacin, timbangan injak, timbangan bayi, meja dan kursi kader, kursi tunggu dan alat tensi,dll. 6. Bagaimana peran Dinas Tata Kota terhadap program ini? Nah memang program posyandu ini disetiap pemerintah daerah turut melibatkan berbagai pihak, demikian halnya juga di Tangerang. Kami sebagai Dinas Tata Kota sebenarnya memiliki peran lebih pada fisik saja, seperti menentukan bagaimana spesifikasi bangunan posyandu, membuat rancangan sampai pada pembangunan dan tata letak. Disamping itu kami pun turut bertanggung jawab atas sosialisasi dalam pembangunan posyandu. Entah itu perihal lahan atau hal lainnya. Adapun untuk perihal operasional kegiatan, pelaksanaan ataupun pengawasan itu dibawahi oleh pihak lain. 7. Pihak mana saja yang terlibat dalam program ini? Ya ada beberapa SKPD seperti Dinas Kesehatan itu yang terutama. Selain itu ada pihak Kelurahan, ada BPMKB, dan yang pasti ibu-ibu kader serta masyarakat setempat juga terlibat. 8. Apa saja faktor-faktor pendukung & penghambatnya? Faktor pendukung kegiatan ini kerjasama ya, saya liat selama ini masyarakat juga semangat untuk memberikan apresiasi mereka sehingga pelaksanaan program ini berjalan dengan baik. 9. Apa harapan bapak/ibu kedepannya dengan adanya program ini? Harapan saya untuk program ini agar masyarakat turut menjaga , memelihara dan memanfaat dengan sebaik-baiknya sarana dan prasarana yang telah diberikan.
Erik
Nama
:
Ahmad Suhaely
Jabatan
:
Lurah Karawaci Baru
Tempat wawancara
:
Kantor Kelurahan Karawaci Baru
Waktu wawancara
:
03 Mei 2013
1. Apa yang melatar belakangi adanya program 1000 posyandu, khususnya di Kelurahan Karawaci Baru ini? Program ini adalah kebijakan Pemerintah Kota, kalau kita di Kelurahan pada prinsipnya hanya perpanjangan tangan, menfasilitasi, semua kebijakan pak Wali. Ya intinya untuk memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat, yang namanya posyandu kan bukan hanya sekedar menimbang, tapi ada KB disana.terutama kalau bangunannya sudah representatif kan bisa dipakai oleh warga, bisa buat kumpul-kumpul, untuk pengajian ibu-ibu. Niat utamanya untuk memfasilitasi pelayanan kesehatan. 2. Bagaimana tahapan pelaksanaan program 1000 posyandu di Kelurahan Karawaci Baru Tangerang? Kalau kita, Pihak kelurahan mengusulkan hasil musrembang dari masyarakat, mengusulkan lokasinya dimana walaupun sekiranya lahannya harus beli, ya kita usulkan nanti semua kebijakan ada di Pemerintah Kota. Proses selanjutnya kita menunggu persetujuan dari Kota, kalau sudah di acc dan anggarannya sudah siap lalu dari Dinas Tata Kota ninjau lokasi sudah deal terus dibangun, selama proses pembangunan kami ikut memantau kurang lebih pembangunannya selama 2-3 bulan. Lalu setelah Dinas Tata Kota, pihak Dinas Kesehatan juga survei ke para kader untuk tahu lebih jelas apa saja yang warga butuhkan. Setelah semuanya selesai barulah Tahap pemutusan hubungan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang disebabkan karena sudah terlaksananya dengan baik pembangunan sarana dan prasarananya serta sudah terselengarakannya seluruh kegiatan penyuluhan.
3. Apa tujuan dari program ini? Tujuan dari program ini ya untuk pelayanan kesehatan masyarakat. 4. Apa saja prasarana yang diberikan oleh Pemerintah Kota Tangerang? Prasarana yang diberikan oleh Pemda sangat lengkap, pokoknya para kader hanya tinggal bawa badan saja. 5. Seperti apa peran anda dalam pelaksanaan program 1000 posyandu? Saya turut berpartisipasi dalam program ini baik dari pengajuan, survei, pengawasan pelaksanaan juga penyelenggara penyuluhan. 6. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program ini? Setelah saya memberitahu warga bahwa mereka akan mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan yaitu bangunan posyandu serta prasarana, warga dengan semangatnya ingin turut berpartisipasi dalam pelaksanaan program ini, dari mulai pembangunan sampai perawatan dan pemeliharaan serta kegiatan yang ada di posyandu warga semangat melakukannya. 7. Bagaimana hasil yang telah dicapai dari program 1000 posyandu? Sejauh ini, warga senang dengan adanya program ini jadi mereka bisa memanfaatkan posyandu dengan baik dan jadi ada tempat untuk acara. 8. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan program 1000 posyandu? Faktor penghambat sulitnya mencari lahan contohnya di Kelurahan Karawaci Baru dari 10 Rw ada 3 Rw yang belum kebagian, permasalahannya karena tidak ada lahan, wilayah tersebut tidak ada fasos pasum kalaupun beli karena lingkungan perumahan tidak semudah membeli lahan kosong, kalau lahannya cocok tapi harganya tidak cocok. Ada pula wilayah yang mempunyai fasos pasum tapi tidak bisa dibangun karena sudah dibangun taman. 9. Apa harapan bapak kedepannya terhadap program 1000 posyandu? Harapan saya masyarkat setelah dibangun posyandu tidak diam begitu saja, yang pertama merawat, memelihara, menjaga kebersihannya. 10. Kegiatan apa saja yang terdapat diposyandu?
Kegiatan posyandu itu sendiri kan banyak sebenernya, seperti penimbangan balita, kesehatan ibu dan anak, sosialisasi KB dan diluar itu kan ada lagi seperti sosialisasi kesehatan tentang penyakit dll.
Nama
:
Zuliana
Jabatan
:
Kader Posyandu Rw.04
Tempat wawancara
:
Rumah Ibu Zuliana
Waktu wawancara
:
5 Mei 2013
1. Apa saja yang ibu ketahui tentang program 1000 posyandu? Program pembanguan posyandu yaa, yang saya tahu sih seperti itu. 2. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu? Kegiatan intinya sih penimbangan bayi dan balita, pemberian Vit A, pemeriksaan ibu hamil &ibu nifas serta penyuluhan kesehatan tentang p3k menangani balita bila sakit. Kalau ada orang puskesmas biasanya ada KB, pemeriksaan gigi, dan pemeriksaan manula kaya tensi darah gitu. Kami juga ada kegiatan posdaya, ya dari pada ibu-ibu pada kumpul buat ngomongin yang ga penting lebih baik kita kumpul buat bikin-bikin keranjinan tangan deh. 3. Seperti apa pelaksanaan kegiatan yang ada di posyandu? Kegiatan posyandu dilaksanakan sebulan sekali , tapi setelah dibangun posyandu yang baru suka ada penyuluhan dari Dinas Kesehatan sih kaya kemarin itu ada penyuluhan tentang, biasanya diadakannya di posyandu Rw.08 dan para kader serta tokoh masyarakat diwajibkan hadir dalam penyuluhan itu. 4. Apa pernah ada pertemuan sebelum dilaksanakannya kegiatan? Iya, tapi tahun kemarin neng. 5. Seperti apa hasil pertemuan tersebut? Kami jadi paham tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan nanti. Tapi kami juga belum mensosialisasikannya ke masyarakat. 6. Bagaimana keterlibatan para kader dalam mendukung pelaksanaan program 1000 posyandu? Kita ikut ngawasin pembangunannya yar kita tau bagusnya seperti apa, kita juga ikut menyediakan makanan untuk kulinya. Untuk kegiatannya
kami pasti turut berpartisipasi dalam setiap kegiatan baik itu dari Pemerintah Kota atau dari kami sendiri yang mengadakannya. 7. Apa hasil yang anda rasakan dari program 1000 posyandu? Hasilnya yang kami rasakan ya seneng banget bisa dibangunin posyandu jadi warga juga bisa menggunakan posyandu untuk acara-acara kaya arisan, pengajian dan lain-lain lah, pokoknya hasilnya mah bermanfaat banget buat warga. Kita juga jadi banyak kegiatan dan pengetahuan dari program ini. 8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program ini? Faktor pendukungnya ya dengan adanya sarana dan prasarana, kan kalau sarana ada dan prasarana komplit warga juga jadi termotivasi untuk datang ke posyandu untuk meriksa kesehatan mereka terutama untuk bayi dan balita, ibu hamil & nifas dan KB, sekarang juga para manula rajin meriksa tensi darah mereka soalnya sekarang lengkap neng, jadi warga ngerasa kebantu lah dengan adanya program ini. Faktor penghambatnya kalau kami pribadi sih dari Rw. 04 awalnya memang kami ga punya lahan fasos pasum neng jadi terhambat pelaksanaannya akhirnya kami dikasih tanah disamping Kelurahan karena sekalian juga Kelurahannya di perbarui.
Zuliana
Nama
:
Atun Tunayah
Jabatan
:
Kader Posyandu Rw. 05
Tempat wawancara
:
Rumah Ibu Atun
Waktu wawancara
:
9 Mei 2013
1. Apa saja yang ibu ketahui tentang program 1000 posyandu? Yang saya tahu sih pembangunan posyandu 2. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu? Penimbangan, KB, pemeriksaan Ibu hamil & nifas, penyuluhan diare dan demam berdarah. Belum lama ini kita ada penyuluhan juga dari Dinas Kesehatan. Pas selesai dibangun posyandu kita juga ada Paud. 3. Seperti apa pelaksanaan kegiatan yang ada di posyandu? Kegiatan posyandu da sebulan sekali kaya penimbangan dan lain-lain, kalau penyuluhan dari Dinkes itu kalau lagi ada aja kalau kemarin kan dah 2 kali ya bulan April sama minggu kemarin. 4. Apa pernah ada pertemuan sebelum dilaksanakannya kegiatan? Pernah, tahun 2012 kemarin. 5. Seperti apa hasil pertemuan tersebut? Hasilnya ya saya lebih paham tentang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan 6. Bagaimana keterlibatan para kader dalam mendukung pelaksanaan program 1000 posyandu? Kalau kegiatan inti sih pasti kita ya yang terjun langsung kalau untuk penyuluhan kita selalu ikut sih. 7. Apa hasil yang anda rasakan dari program 1000 posyandu? Kita jadi bisa ada tempat untuk kegiatan, dari penyuluhannya kita juga jadi dapet banyak pengetahuan. 8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program ini? Faktor pendukungnya yang saya liat sih warga sini pada ikut berpartisipasi juga, kalau teknis nya sih yang lebih tau kan
penyelenggara ya, untuk faktor penghambat itu lahan, kaya Rw.01 itu belum bisa dibangun karena ga da lahannya.
Atun Tunayah
Nama
:
Tuijiah
Jabatan
:
Kader Posyandu Rw. 06
Tempat wawancara
:
Rumah Ibu Tuijiah
Waktu & Tempat
:
9 Mei 2013
1. Apa saja yang ibu ketahui tentang program 1000 posyandu? Yang saya tau sih pembangunan posyandu ya neng. 2. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu? Penimbangan, KB, Pemeriksaan Ibu Hamil & nifas dan Pemeriksaan Manula, penyuluhan kesehatan tentang p3k. 3. Seperti apa pelaksanaan kegiatan yang ada di posyandu? Pelaksanaannya kan setiap sebulan sekali, kami juga punya posdaya sih, biasanya kita manfaat gedung posyandu buat kumpul-kumpul yang bermanfaat pokoknya mah. 4. Apa pernah ada pertemuan sebelum dilaksanakannya kegiatan? Iya pernah, bulan Januari 2012 kalau ga salah. 5. Seperti apa hasil pertemuan tersebut? Saya jadi lebih tahu rencananya jadi ga asal aja kan. Nanti kalau saya salah memberitahukan ke masyarakatnya susah juga 6. Bagaimana keterlibatan para kader dalam mendukung pelaksanaan program 1000 posyandu? Kita terus berpartisipasi dalam kegiatan apapun yang Pemerintah adain, contohnya kaya ada penyuluhan kesehatan dan lingkungan kader wajib ikut tu neng kalau kita ga ikut ga da yang sosialisasi ke warga, itukan penting ya, pengetahuan buat kita. 7. Apa hasil yang anda rasakan dari program 1000 posyandu? Seneng banget sih neng, kita jadi bisa saling silahturahmi sesama warga dengan manfaatin sarana dan prasarananya, kalau kata ibu mah sukseslah program ini. 8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program ini?
Faktor pendukungnya ya itu neng, warga tu jadi pada seneng dan mau ikut ngebantu apa aja yang di kasih sama Pemerintah. Kalau faktor penghambat dari program ini ga da sih ya neng, sejauh ini baik-baik aja.
Tuijiah
Nama
:
Sri Isdiyati
Jabatan
:
Kader Posyandu Rw. 07
Tempat wawancara
:
Rumah Ibu Sri
Waktu wawancara
:
9 Mei 2013
1. Apa saja yang ibu ketahui tentang program 1000 posyandu? Program 1000 posyandu itu program pembangunan sarana dan prasaran posyandu. 2. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu? Kegiatan intinya penimbangan bayi dan balita, pemeriksaan ibu hamil & nifas, pemeriksaan tensi manula dan penyuluhan kesehatan. Gedung posyandu juga kita gunakan untuk bank sampah. 3. Seperti apa pelaksanaan kegiatan yang ada di posyandu? Kalau kegiatan intinya kan dilaksanakannya sebulan sekali, bank sampahnya seminggu sekali untuk pengumpulan sampah-sampahnya kalau penjualannya seminggu sekali pihak dari bank sampah Pemerintah Kota nanti yang ngambil jadi kita cuman nunggu aja. 4. Apa pernah ada pertemuan sebelum dilaksanakannya kegiatan? Waktu itu sih pernah kalau ga salah tahun 2012 cuman saya lupa tepatnya kapan. 5. Seperti apa hasil pertemuan tersebut? Saya jadi tahu apa saja kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan 6. Bagaimana keterlibatan para kader dalam mendukung pelaksanaan program 1000 posyandu? Kader turut mengawasi pembangunan biar kalau kita ga suka sama bentuknya bisa langsung dibenerin. Kader juga menjalankan dan turut berpartisipasi kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota 7. Apa hasil yang anda rasakan dari program 1000 posyandu?
Senang sekali, dengan adanya program ini warga jadi pada rajin ke posyandu saya jadi ga usah mengumumkan lagi setiap ada kegiatan posyandu. 8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program ini? Faktor pendukungnya ada prasarana yang lengkap jadi warga tertarik untuk dateng ke posyandu. Faktor penghambatnya kalau saya pribadi sih ngerasa tidak ada hambatan.
Nama
:
Popon Salamah
Jabatan
:
Kader Posyandu Rw. 08
Tempat wawancara
:
Rumah Ibu Popon
Waktu wawancara
:
5 Mei 2013
1. Apa saja yang ibu ketahui tentang program 1000 posyandu? Program 1000 posyandu itu kan program bantuan fasilitas sarana dan prasarana ya neng, kalau ga salah sih gitu, hehehe. 2. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu? Banyak neng, kalau dulu paling kegiatannya penimbangan aja, kalau sekarang banyak, ada KB, pemeriksaan Ibu hamil & nifas, dan penyuluhan-penyuluhan. Kaya penyuluhan kemarin tuh di posyandu tentang Kelurahan Siaga dan penyuluhan lingkungan sehat. 3. Seperti apa pelaksanaan kegiatan yang ada di posyandu? Kalau penimbangan ya seperti biasa dilaksanakannya sebulan sekali, kalau di Rw saya setiap tanggal 16 neng, setiap bulannya beda-beda tuh tambahan kegiatannya ada pemeriksaan gigi, pemberian Vit A, suntik buat wanita usia subur, penyuluhan buat ibu hamil dengan pemberian susu hamil gratis, masih banyak lah neng, beda-beda tiap bulannya soalnya kan itu kebijakan dari Dinkes ya. 4. Apa pernah ada pertemuan sebelum dilaksanakannya kegiatan? Iya, pertemuannya itu bulan Januari 2012 lalu. 5. Seperti apa hasil pertemuan tersebut? Sejauh ini masyarakat tahu akan kegiatan – kegiatan yang ada dan antusias mereka juga cukup baik akan tetapi kami masih merasa kurangnya sosialisasi untuk meyakinkan warga dengan manfaat yang akan mereka dapatkan. 6. Bagaimana keterlibatan para kader dalam mendukung pelaksanaan program 1000 posyandu?
Partisipasi atuh lah, kita kan selalu ikut apa aja kalau ada kegiatan atau program-program Pemerintah, jangan sampe absen pokoknya mah, penting juga buat pengetahuan. 7. Apa hasil yang anda rasakan dari program 1000 posyandu? Hasilnya jadi penuh neng posyandu, tapi tertib banget anak-anaknya juga karena kan dah disediain fasilitas kumplit banget, jadi kita juga seneng sekarang banyak yang dah mau dateng ke posyandu. 8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program ini? Faktor pendukungnya ya adanya sarana dan prasaran, warga juga termotivasi kan jadinya buat dateng terus ke posyandu. Faktor penghambat paling lahan neng yang saya tahu sih begitu itu untuk Rw yag lain sih, kalau kita alhamdulillah ga da.
Popon Salamah
Nama
:
A. Yudeyana
Jabatan
:
Kader Posyandu Rw. 09
Tempat wawancara
:
Rumah Ibu Yudeyana
Waktu wawancara
:
5 Mei 2013
1. Apa saja yang ibu ketahui tentang program 1000 posyandu? Program 1000 posyandu itu adalah program pembangunan posyandu dan juga penyediaan sarana dan prasarana lainnya. 2. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu? Kegiatan diposyandu ada penimbangan balita, KB, pemeriksaan ibu hamil, dan penyuluhan kesehatan. 3. Seperti apa pelaksanaan kegiatan yang ada di posyandu? Pelaksanaannnya ya seperti biasa sebulan sekali setiap tanggal 10. Sarana posyandu juga suka dipakai untuk acara lain-lain kaya senam, bank sampah, posdaya dll, tergantung kebutuhannya. Setiap kegiatan dah ada jadwalnya masing-masing. 4. Apa pernah ada pertemuan sebelum dilaksanakannya kegiatan? Pernah, tapi itu waktu tahun kemarin, tahun 2012. 5. Seperti apa hasil pertemuan tersebut? Dalam pertemuan ini kita kan diberitahu apa saja yang kegiatan yang akan dilaksanakan dan nanti kita juga yang mensosialisasikannya ke warga-warga. 6. Bagaimana keterlibatan para kader dalam mendukung pelaksanaan program 1000 posyandu? Kami ikut ngebantu nyiapin makanan buat kuli yang ngebangun, kalau kegiatan emang harus ikut kalau ga, ga bakal tau apa-apa neng. Kan yang namanya kader harus lebih tau dari warga yang lain. 7. Apa hasil yang anda rasakan dari program 1000 posyandu? Sekarang alhamdulillah dah pada semangat ke posyandu, tempatnya kan dah enak, balita juga pada semngat nimbang. Padahal dulu susah banget
neng, kader sampe harus nyamper kerumah-rumah maksa buat pada nimbang. 8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program ini? Faktor pendukungnya ya sarana dan prasarana yang baik dan kerjasama warga juga dalam pelaksanaan program ini, faktor penghambatnya kalo yang ibu rasakan sih neng, ga da yaa.
A.Yudeyana
Nama
:
Endang Rusmaningsih
Jabatan
:
Kader Posyandu Rw. 10
Tempat wawancara
:
Rumah Ibu Endang
Waktu wawancara
:
5 Mei 2013
1. Apa saja yang ibu ketahui tentang program 1000 posyandu? Yang saya tahu ya program pembangunan posyandu. 2. Apa saja kegiatan yang ada di posyandu? Kegiatan intinya sih penimbangan, KB, pemeriksaan ibu hamil & nifas dan pemeriksaan manula serta penyuluhan kesehatan. Kalau penggunaan gedung posyandu selain kegiatan penimbangan sih tergantung kebutuhan, kadang kita pake buat rapat, pengajian, arisan dan kegiatan bank sampah juga senam jantung sehat. 3. Seperti apa pelaksanaan kegiatan yang ada di posyandu? Kalau penimbangan ya seperti biasa neng satu bulan sekali kalau untuk yang lain-lain tergantung kebutuhan sih. Paling yang rutin senam jantung itu 2 minggu sekali, sama bank sampah sebulan sekali juga. 4. Apa pernah ada pertemuan sebelum dilaksanakannya kegiatan? Iya pernah waktu tahun 2012 kalau ga salah sih awal tahun sekitar bulan Januari. 5. Seperti apa hasil pertemuan tersebut? Kami jadi lebih paham kegiatan-kegiatan apa saja yang dilaksanakan walaupun memang menurut saya sosialisasinya kurang neng. 6. bagaimana keterlibatan para kader dalam mendukung pelaksanaan program 1000 posyandu? Selama pembangunan kita ikut mengawasi soalnya kalau ga sesuai kan susah juga, kita juga selalu ikut kegiatan-kegiatan yang lainnya seperti penyuluhan kesehatan dan lingkungan. 7. Apa hasil yang anda rasakan dari program 1000 posyandu? Sekarang warga dah mulai banyak yang dateng ke posyandu buat ikut kegiatan-kegiatan. Ya syukurlah neng sekarang posyandu jadi rame.
8. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program ini? Faktor pendukungnya adanya motivasi warga dan kerjasama warga neng, ya dengan adanya kerjasama kan program jadi terlaksana dengan baik ya. Kalau faktor penghambatnya sih lahan ya kita juga untung ada tanah fasos walaupun ga luas tapi lumayan cukuplah buat posyandu.
Nama
:
Desi Algi
Jabatan
:
Ibu Balita
Tempat Wawancara :
Posyandu Rw. 08
Waktu Wawancara
16 Mei 2013
:
1. Apa yang ibu ketahui tentang kegiatan posyandu? Kegiatan posyandu ada penimbangan bayi dan balita, KB, pemberian Vit A. Saya juga suka meriksa tensi darah disini, sekarang dah lumayan lah dibanding dulu hanya penimbangan aja. 2. Bagaimana menurut ibu dengan kegiatan tersebut? Bermanfaat banget sih, apalagi waktu itu bu Lurah dateng buat ngasih kita motivasi. Dan sekarang suka ada pemeriksaan gigi gratis bahkan kemarin saya sempet ditawarin KB Spiral, lumayan kan spiral kan mahal ya tapi ini digratisin. Alhamdulillah lah sekarang pelayanan kesehatan di posyandu dah sedikit demi sedikit komplit jadi warga juga jadi tambah rajin ke posyandu. 3. Kapan saja ibu mengikuti kegiatan posyandu? Kegiatan di posyandu kan sebulan sekali, setiap tanggal 16 kalau di Rw saya sih. Paling karena sekarang ada bank sampah saya juga 2 minggu sekali suka ke posyandu ngasih barang-barang bekas. 4. Bagaimana pelayanan kader dalam pelaksanaan kegiatan? Pelayanan kader disini sih baik-baik ya, ramah-ramah, menuntun para ibu, selalu ngasih masukan yang baik. Pokoknya baik lah. 5. Apa manfaat yang ibu dapatkan dari kegiatan tersebut? Manfaat yang saya dapet, saya jadi ga perlu maksa anak saya buat ke posyandu lagi soalnya sekarang prasarananya dah bagus, bacin balitanya kan bentuk kuda-kudaan gitu jadi dia seneng, sekarang saya juga ga khawatir sama kesehatan gigi dan mata anak saya kan dah ada fasilitasnya jadi ga perlu bayar mahal buat ke dokter, hehehe. 6. Apa harapan ibu dari kegiatan yang ada diposyandu?
Harapan saya sih, semoga bisa terus ada kegiatannya dan malah harusnya nambah, hehehe. Biar tambah kumplit kan jadinya ga perlu khawatir sama kesehatan anak, ahlinya dah dateng sendiri buat meriksa.
Desi Algi
Nama
:
Anah
Jabatan
:
Ibu Balita
Tempat wawancara
:
Rumah Ibu Anah
Waktu wawancara
:
18 Mei 2013
1. Apa yang ibu ketahui tentang kegiatan posyandu? Kegiatan posyandu ada penimbangan, KB, Penyuluhan-penyuluhan kesehatan dll. 2. Bagaimana menurut ibu dengan kegiatan tersebut? Bermanfaat banget buat saya, saya punya anak kan beda nya 1 tahun karena sibuk ngurus anak yang kecil yang gedenya jadi kurang saya perhatiin, pas saya ke posyandu ternyata anak saya yang gede kurang gizi makanya saya diberikan penyuluhan sama kadernya dan juga dikasih motivasi sama bu Lurah supaya rajin bawa anak saya ke posyandu. 3. Kapan saja ibu mengikuti kegiatan posyandu? Sebulan sekali setiap ada kegiatan posyandu. 4. Bagaimana pelayanan kader dalam pelaksanaan kegiatan? Kadernya baik-baik kok, teliti, ramah juga. Saya jadi ngerasa dibimbing bukan digurui. 5. Apa manfaat yang ibu dapatkan dari kegiatan tersebut? Anak saya sekarang jadi gemuk mba, karena dipantau terus gizinya sama kader. Saya jadi ga pernah alfa ke posyandu, hehe. 6. Apa harapan ibu dari kegiatan yang ada diposyandu? Harapan saya, semoga kegiatannya terus berlanjut dan tambah kumplit sih, dah itu aja harapannya.
Anah
Nama
:
Kurniasih
Jabatan
:
Ibu hamil
Tempat wawancara
:
Posyandu Rw. 08
Waktu wawancara
:
16 Mei 2013
1. Apa yang ibu ketahui tentang kegiatan posyandu? Kegiatan posyandu ya penimbangan, KB, pemeriksaan ibu hamil & nifas, penyuluhan kesehatan. 2. Bagaimana menurut ibu dengan kegiatan tersebut? Bagus kok, saya juga suka sebulan sekali ke posyandu buat meriksa kehamilan, sama kok kaya puskesmas karna dokternya juga emang dari puskesmas. Kalau saya perlu di rongen saya dirujuk ke puskesmas atau RS. Umum, karna dapet rujukan gratis jadinya. 3. Kapan saja ibu mengikuti kegiatan posyandu? Sebulan sekali neng. 4. Bagaimana pelayanan kader dalam pelaksanaan kegiatan? Baik, kadernya pada teliti ramah juga, makanya saya lebih seneng meriksa di posyandu sambil becanda-becanda sama kadernya kalau dibandingin puskesmas lebih nyaman di posyandu. 5. Apa manfaat yang ibu dapatkan dari kegiatan tersebut? Saya diperhatiin terus sama kadernya jadi saya juga ga khawatir sama kehamilan saya apalagi ini anak pertama ya, alhamdulillah anak sehat. Itu sih manfaat yang saya dapet. 6. Apa harapan ibu dari kegiatan yang ada diposyandu? Semoga terus ada deh, terus semangat para kadernya dan ga bosen-bosen ngejalanin kegiatannya kadang-kadangkan balita dan ibu-ibunya suka pada bawel dan ribet. Heheh. Semoga juga Pemerintah terus ngadain program yang bermanfaat buat warganya. Kurniasih
Nama
:
Dewi Wahyudi
Jabatan
:
Ibu Hamil
Tempat wawancara
:
Posyandu Rw 10
Waktu wawancara
:
18 Mei 2013
1. Apa yang ibu ketahui tentang kegiatan posyandu? Penimbangan, KB, Pemeriksaan ibu hamil, sama manula juga ya, trus penyuluhan kesehatan deh. 2. Bagaimana menurut ibu dengan kegiatan tersebut? Bagus kegiatannya, sekarang juga udah mulai lengkap ya, ada pemeriksaan ibu hamil juga, dokternya juga yang mantau langsung jadi ga perlu ke puskesmas. Dokternya kan dah dateng ke posyandu hehe. 3. Kapan saja ibu mengikuti kegiatan posyandu? Aku ke posyandu sebulan sekali setiap penimbangan. 4. Bagaimana pelayanan kader dalam pelaksanaan kegiatan? Baik, baik banget, telaten lagi nanganin kita nya, yang namanya ibu hamil kan ya harus hati-hati gitu. 5. Apa manfaat yang ibu dapatkan dari kegiatan tersebut? Manfaatnya aku dapet pelayanan kesehatan dari warga sini sendiri, jadi lebih nyaman dan lebih deket sama kadernya. 6. Apa harapan ibu dari kegiatan yang ada diposyandu? Harapan ya supaya pelayanannya lebih lengkap lagi, syukur-syukur jadi kaya rumah sakit, hahah. Jadi kan enak gratis terus.
Dewi Wahyudi
Nama
:
Sopiah
Jabatan
:
manula
Tempat wawancara
:
Rumah ibu Sopiah
Waktu wawancara
:
18 Mei 2013
1. Apa yang ibu ketahui tentang kegiatan posyandu? Penimbangan, KB, penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan buat manula, ibu hamil sma balita. 2. Bagaimana menurut ibu dengan kegiatan tersebut? Bagus, ibu kan suka nensi juga di posyandu tapi sekarang kadernya yang suka kerumah. 3. Kapan saja ibu mengikuti kegiatan posyandu? Kalau lagi ngerasa sakit kepala banget ibu suka manggil kader buat nensi neng. Kadang suka langsung diajak ke puskesmas sama kadernya karna takut ibu kenapa-kenapa gitu ya. Paling ibu suka ikut senam jantung sehat setiap minggu pagi di posyandu. 4. Bagaimana pelayanan kader dalam pelaksanaan kegiatan? Baik banget ramah lagi neng. Sabar gitu ya sama ibu yang udah tua gini. Hehe. Cepet lagi pelayanannya kalau ibu panggil. 5. Apa manfaat yang ibu dapatkan dari kegiatan tersebut? Ibu jadi ga khawatir kalau kenapa-kenapa neng, dah ada yang merhatiin kesehatan ibu. 6. Apa harapan ibu dari kegiatan yang ada diposyandu? Pemerintah lebih sering-sering deh ada program kaya gini, buat warga yang susah jadi lebih mudah dapet pelayanan kesehatannya.
Sopiah
Nama
:
Ibu Joko
Jabatan
:
manula
Tempat wawancara
:
Rumah Ibu Joko
Waktu wawancara
:
18 Mei 2013
1. Apa yang ibu ketahui tentang kegiatan posyandu? Penimbangan Bayi dan Balita, Pemeriksaan Kesehatan dan KB. 2. Bagaimana menurut ibu dengan kegiatan tersebut? kegiatannya bagus apalagi sekarang mah posyandu jadi banyak kegiatan selain kegiatan penimbangan ya, ibu suka ikut senam jantung sehat juga soalnya. Kalau lagi ngerasa pusing juga suka ke posyandu minta di tensi. 3. Kapan saja ibu mengikuti kegiatan posyandu? Kalau senam dua minggu sekali, setiap rabu sore sama minggu pagi 4. Bagaimana pelayanan kader dalam pelaksanaan kegiatan? Pelayanannya baik, ramah, kekeluargaan juga kader-kadernya kalau ngelayanin ibu-ibu yang sudah tua tuh telaten banget, sabar banget. 5. Apa manfaat yang ibu dapatkan dari kegiatan tersebut? Manfaatnya dari ikut senam sih ya seger terus badan neng, trus kalau lagi kenapa-kenapa ga perlu jauh-jauh minta tolongnya. 6. Apa harapan ibu dari kegiatan yang ada diposyandu? Ibu sih berharap ada terus kegiatannya jangan sampe berhenti pokoknya.
Ibu Joko