PERSEPSI IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA PADA HARI PERTAMA POST PARTUM DI RSU DR. WAHIDIN SOEDIRO HUSODO MOJOKERTO
SITI NUR ALFIA 1211010131 Subject : Ibu Nifas, Hari Pertama, Perawatan Payudara
DESCRIPTION Perawatan payudara dilakukan hari pertama setelah melahirkan agar dapat merangsang pengeluaran kolostrum yang tentunya sangat dibutuhkan oleh bayi. Namun masalah yang sering timbul pada saat menyusui adalah adanya puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis, abses payudara dan mengetahui adanya kelainan anatomi putting susu. Tujuan penelitian untuk mengetahui persepsi ibu nifas tentang perawatan payudara pada hari pertama post partum di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif, variabel dalam penelitian ini adalah persepsi ibu tentang perawatan payudara pada hari pertama post partum populasinya sebanyak 49 orang, menggunakan nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling sehingga sampel sebanyak 47 responden, instrumen yang di gunakan adalah bentuk Kuesioner di lakukan pengolahan data melalui editing, coding, scoring dan tabulating dan ditampilkan dalam bentuk diustribusi frekuensi. Penelitian ini dilakukan di RSU Wahidin Soediro Husodo Mojokerto pada tanggal 29 Mei – 29 Juni 2015. Hasil penelitian tentang persepsi ibu nifas tentang perawatan payudara pada hari pertama post partum dapat disimpulkan bahwa, menunjukkan lebih dari 50% persepsi responden dalam kategori negatif sebanyak 51,1% dan hampir setengahnya persepsi responden positif sebanyak 48,9%. Persepsi responden yang dikategorikan negatif dikarenakan masih dalam kondisi lemah dan ada juga yang mengatakan tidak perlu merawat payudara karena bayinya akan diberi susu formula. Pelayanan kebidanan mampu bekerjasama dengan tenaga instansi kesehatan lainnya dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu-ibu nifas khususnya pada hari pertama post partum dalam hal informasi perawatan payudara. Sehingga tenaga kesehatan dapat meningkatkan pelayanan pada ibu nifas dalam mensosialisasikan pentingnya melakukan perawatan payudara.
ABSTRACT Breast care done first day after parturition in order to stimulate spending of colostrum which is very needed by the baby. However, problems often arise when breastfeeding is the sore nipple, swollen breasts, clogged milk ducts, mastitis, breast abscesses and aware of any anatomical abnormalities nipple. The aim of research was to determine the perception of postpartum mothers about breast care on the first day of post partum in RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. The type used in this research was a descriptive study, variable in this study was the mother's perception about breast care on the first day of post partum, population was as many as 49 people, using nonprobability sampling with purposive sampling technique so that the sample was 47 respondents, the instruments used questionnaire form data processing was done through editing, coding, scoring and tabulating and presented in the form of diustribusi frequency. This research conducted in RSU Dr. Wahidin Soediro Husodo Mojokerto on May 29 – 29 June 2015. Result of research on breast care on the first day of post partum can be concluded that more than 50% of respondents in the category of negative perceptions as much as 51,1% and nearly half of respondents had positive perception as much as 48,9%. Perceptions of the respondents who categorized as negative because they still in weak condition and some said no need do to breast care as the baby will be given formula milk. Midwifery care personnel are able to work with other health workers in providing health education to postpartum mothers, especially on the first day of post partum in breast care information. So that health workers can improve services to postpartum mothers in disseminating the importance of breast care. Keywords: Postpartum Mothers, First Day, Breast Care Contributor
:1. Rifa’atul Laila Mahmudah, M.Farm-Klin 2. Agustin Dwi Syalfina, S.ST., SKM
Date
: 13 Juli 2015
Type Material
: Laporan Penelitian
Identifier Right Summary
:: Open Document :-
LATAR BELAKANG Perawatan payudara adalah suatu tata laksana menyeluruh yang menyangkut laktasi dan kelancaran ASI, yang menuju keberhasilan menyusui untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan bayinya selain dapat melancarkan ASI, perawatan payudara juga dapat memperindah bentuk payudara (Bandiyah, 2009). Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran
ASI, menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar dari infeksi, mengenyalkan puting susu supaya tidak mudah lecet, menonjolkan puting susu, menjaga bentuk buah dada tetap bagus, dan mengetahui adanya kelainan (Kristiyansari, 2009). Perawatan payudara dilakukan hari pertama setelah melahirkan agar dapat merangsang pengeluaran kolostrum yang tentunya sangat dibutuhkan oleh bayi. Namun masalah yang sering timbul pada saat menyusui adalah adanya putting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis, abses payudara dan kelainan anatomi putting susu sehingga bayi enggan menyusu (Bahiyatun, 2009). Menyusui dan perawatan payudara adalah satu rangkaian usaha untuk memperbanyak produksi ASI dan menyusui dengan benar. Sehingga bayi mendapatkan ASI yang cukup. Seiring dengan perkembangan zaman, terjadipula peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat. Ironisnya, pengetahuan lama yang mendasar seperti menyusui dan merawat payudara justru kadang terlupakan (Saragih, 2014). Cakupan ASI eksklusif di Indonesia tahun 2011 sebesar 34,4% sementara pelaksanaan perawatan payudara pasca persalinan masih rendah, hanya 1.4% dari seluruh ibu melahirkan yang melakukan perawatan payudara. (Depkes RI, 2013). Laporan dari Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI, 2007) diusia lebih dari 25 tahun, sepertiga wanita di dunia (38 %) didapati tidak menyusui bayinya karena terjadi pembengkakan payudara, dan di Indonesia angka cakupan ASI eksklusif mencapai 32,3 % ibu yang memberikan ASI eksklusif. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami mastitis dan puting susu lecet, kemungkinan hal tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan payudara selama masa nifas (Dinkes 2008). di Provinsi Jawa Timur tahun 2011 pelaksanaan perawatan payudara adalah 56,4%, demikian juga dengan cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2012 mencapai 43.72% dari 18.001 bayi. (Depkes, Kab. Mojokerto, 2014). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo pada tanggal 23 Maret 2015 di ruang Gayatri, melalui data skunder selama 2 bulan terakhir yaitu bulan Januari dan Februari 2015 didapatkan informasi bahwa dalam bulan Januari terdapat 50 ibu nifas dan bulan februari sebanyak 55 ibu nifas. Sementara saat melakukan survey pada 2 ibu nifas post partum hari pertama didapatkan bahwa salah satu ibu nifas telah mengalami pembengkakan payudara dan ASI tidak keluar, sedangkan satunya lagi tidak mengalami pembengkakan tapi ASI tidak keluar. Rendahnya perawatan payudara dikarenakan oleh persepsi ibu tentang perawatan payudara masih negatif. Persepsi seseorang dapat timbul dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri dan dari lingkungan. Anggapan positif dan negatif seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan, dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan, harapan, penghargaan, lingkungan yang baik serta kegiatan yang menarik (Bahiyatun. 2009). Selain itu persepsi yang negatif disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan, pengalaman, pekerjaan, usia, ekonomi, faktor lingkungan yang terdiri dari dukungan keluarga, sosial
budaya dan kebiasaan, dan pengetahuan yang kurang tentang perawatan payudara. Bagi ibu nifas yang mempunyai keinginan dalam diri sendiri secara sukarela dan penuh percaya diri untuk melakukan perawatan payudara, akan membentuk persepsi ibu yang positif terhadap pelaksanaan perawatan payudara. Suasana rumah dan keluarga yang tenang bahagia penuh dukungan dari anggota keluarga (terutama suami) akan membantu keberhasilan ibu dalam pelaksanaan perawatan payudara. Demikian juga lingkungan kerja yang akan mempengaruhi persepsi kearah positif atau sebaliknya (Saleha, 2009). Salah satu solusi untuk keberhasilan menyusui yaitu diperlukan perawatan payudara sejak dini secara teratur. Perawatan selama kehamilan bertujuan agar selama masa menyusui kelak produksi ASI cukup. Tidak terjadi kelainan pada payudara dan agar bentuk payudara tetap baik setalah menyusui. Kebersihan atau hygiene payudara juga harus diperhatikan, papila harus disiapkan agar menjadi lentur, kuat dan tidak ada sumbatan (Astari, 2014). Bidan sebagai tenaga kesehatan hendaknya berupaya untuk memberikan penjelasan tentang teknik-teknik perawatan payudara secara benar. Diharapkan dapat menjadi penunjang keberhasilan untuk menyusui bayi dan mencegah preklema pada saat menyusui (Saragih, 2014). Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Persepsi ibu nifas tentang perawatan payudara pada hari pertama post partum di RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto”. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menurut prosesnya merupakan jenis penelitian Deskriptif Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi ibu tentang perawatan payudara pada hari pertama post partum. Subjek pada penelitian ini adalah 47 ibu nifas dengan menggunakan teknik purposive sampling, data yang digunakan yaitu data primer. Tempat dan waktu penelitianya di RSU Wahidin Soediro Husodo Mojokerto pada tanggal 29 Mei – 29 Juni 2015. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menjelaskan bahwa lebih dari 50% persepsi responden dalam kategori negatif sebanyak 51,1% dan hampir setengahnya persepsi responden positif sebanyak 48,9%. Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangasangan yang diterima oleh organism atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu (Sunaryo, 2014) Persepsi adalah cara memandang sesuatu, perasaan dan reaksi ditentukan oleh apa yang dilihat, apapun realitas di balik semua itu. Persepsi mengandung nilai-nilai yang menyampaikan apa yang dimaksud. Apa yang dimaksud tidak selalu merupakan kebenaran. Ketika sesuatu yang buruk terjadi, mungkin ada usaha untuk mengalihkan persepsi ke beberapa aspek yang baik dari kejadian itu (Astuti, 2007). Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan ynag diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat
indera, kemudian individu ada perhatian dan diteruskan ke otak, selanjutnya individu menyadari tentang adanya sesuatu. Hampir dari lima puluh persen persepsi responden dalam penelitian ini adalah negatif tentang perawatan payudara pada hari pertama post partum. Persepsi negatif ditunjukkan pada hasil penelitian bahwa responden banyak tidak melakukan perawatan payudara segera setelah melahirkan karena berbagai alasan, diantaranya adalah karena masih dalam kondisi lemah dan ada juga yang mengatakan tidak perlu merawat payudara karena bayinya akan diberi susu formula. Persepsi atau anggapan negatif responden seringkali dipengaruhi oleh faktor usia, pendidikan, pekerjaan, sumber informasi, dan paritas. Berdasarkan parameter persepsi pada keseriusan dan kerentanan diketahui bahwa sebagian besar anggapan responden positif sebanyak 26 orang (55.3%). Persepsi positif terkait dengan keseriusan dan kerentanan terhadap tidak melakukan perawatan payudara adalah anggapan bahwa bila tidak melakukan perawatan akan timbul beberapa masalah terhadap payudara diantaranya anak susah menyusu karena payudara yang kotor, puting susu tenggelam sehingga bayi susah menyusu, ASI menjadi lama keluar sehingga berdampak pada bayi, produksi ASI terbatas karena kurang dirangsang melalui pemijitan dan pengurutan, terjadi pembengkakan, peradangan pada payudara dan kulit payudara terutama pada bagian puting mudah lecet (Karmiasih, 2012). Oleh karena itu wawasan ibu harus lebih di tingkatkan dalam hal perawatan payudara dan teknik menyusui yang benar selama masa nifas guna mengurangi dampak seperti puting susu lecet, payudara bengkak, bendungan ASI dan lain-lain. Berdasarkan parameter hambatan diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai anggapan negatif sebanyak 26 orang (55.3%). Pada ibu menyusui tidak dianjurkan untuk melakukan perawatan payudara, sehingga perawatan payudara seharusnya dilakukan saat hamil dan 1-3 hari setelah persalinan. Menurut Saleha, (2009) ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan. Tidak bisa dilakukan perawatan payudara pada luka yang terbuka karena dapat memperburuk keadaan payudara, oleh karena itu butuh pengobatan yang intensif terhadap luka yang terdapat pada payudara. Adanya benjolan pada payudara jika dilakukan perawatan payudara akan menghasilkan nyeri yang sangat hebat, hal ini tidak boleh dilakukan karena akan mengganggu kenyaman ibu (Kristiyansari, 2009). Ibu harus bisa mengkondisikan kapan harus melakukan perawatan payudara, karena jika ibu melakukan perawatan payudara pada saat menyusui bayinya, maka perawatannya tidak akan efektif. Dan sangat mengganggu bayi ketika menyusu. Berdasarkan parameter manfaat perawatan payudara diketahui bahwa sebagian besar negatif sebanyak 30 orang (63.8%). Manfaat dari perawatan payudara adalah untuk memelihara kebersihan payudara sehingga bayi mudah menyusu pada ibunya, melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga bayi mudah menyusu, mengurangi risiko luka saat bayi menyusu, merangsang kelenjar air susu sehingga produksi ASI
menjadi lancar, untuk persiapan psikis ibu menyusui dan menjaga bentuk payudara, mencegah penyumbatan pada payudara (Karmiasih, 2012). Diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi negatif dapat diketahui dengan kurangnya wawasan tentang manfaat perawatan payudara, misalnya responden kurang mengerti bahwa melakukan perawatan payudara sangat bermanfaat terhadap kebersihan payudara dan mengurangi terjadinya puting susu lecet. Karena pada awalnya manfaat perawatan payudara itu sendiri untuk merangsang pengeluaran kolostrum yang sangat dibutuhkan oleh bayi sehingga bayi mendapatkan ASI yang cukup dan payudara mampu memproduksi ASI sesuai kebutuhan bayi. SIMPULAN Hasil penelitian tentang pesrepsi ibu nifas tentang perawatan payudara pada hari pertama post partum dapat disimpulkan bahwa, menunjukkan lebih dari 50% persepsi responden dalam kategori negatif sebanyak 51,1% dan hampir setengahnya persepsi responden positif sebanyak 48,9%. REKOMENDASI 1. Bagi masyarakat Menambah wawasan serta informasi ibu nifas tentang perawatan payudara sehingga ibu nifas dapat melakukan perawatan payudara dengan baik dan benar sesuai dengan teknik yang telah diajarkan. Sehingga apa yang awalnya difikirkan ibu nifas tentang perawatan payudara hari pertama post partum adalah bukan suatu hal yang penting, menjadi sangat penting dan bermanfaat bagi ibu maupun bayi. 2. Bagi tenaga kesehatan Pelayanan kebidanan mampu bekerjasama dengan tenaga instansi kesehatan lainnya dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibuibu nifas khususnya pada hari pertama post partum dalam hal informasi perawatan payudara. Sehingga tenaga kesehatan dapat meningkatkan pelayanan pada ibu nifas dalam mensosialisasikan pentingnya melakukan perawatan payudara. 3. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan pemikiran pada penelitian yang serupa dalam persepsi ibu nifas dalam perawatan payudara hari pertama post partum. Guna membantu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kebidanan di masa depan.
Alamat Correspondensi: Email :
[email protected] No Hp : 085646278161 Alamat : Ds. Jarit Kec. Candipuro Kab. Lumajang