LAMA PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM YANG MELAKUKAN SENAM NIFAS DI POLINDES NGEMBEH DLANGGU KABUPATEN MOJOKERTO ANITA RI SUKISNO 11002186 Subject: senam nifas, perineum,luka ibu nifas DESCRIPTION Penyembuhan luka perineum adalah mulai membaiknya luka perineum dengan terbentuknya jaringan baru yang menutupi luka perineum dalam jangka waktu 6-7 hari post partum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui lama penyembuhan luka perineum yang melakukan senam nifas di Polindes Ngembeh Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto. Jenis penelitian ini deskriptif dengan rancang bangun survey. Variabel penelitian ini lama penyembuhan luka perineum pada ibu post partum yang melakukan senam nifas. Populasi penelitian ini yaitu seluruh ibu nifas normal yang melakukan senam nifas di Polindes Ngembeh Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto pada bulan April – Mei 2014 sebanyak 27 ibu nifas. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling sampling sebanyak 23responden. Data dikumpulkan dengan lembar observasi penyembuhan luka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyembuhan luka perineum pada ibu post partum yang melakukan senam nifas di Polindes Ngembeh Dlanggu Kabupaten Mojokerto diperoleh data sebagian besar responden mengalami penyembuhan dalam waktu yang normal (6-7 hari) sebanyak 14 responden (60,9%). Data dianalisis secara editing, coding, scoring dan tabulating dengan melakukan observasi keadaan luka responden mulai dari hari ke 6- hari ke 10 yang kemudian diklasifikasikan dengan penyembuhan yang cepat, normal dan lambat. Perawatan luka yang dilakukan dengan baik akan memberikan kesembuhan luka dalam batas norma dan mencegah terjadinya infeksi sehingga Untuk dapat memberikan pengetahuan yang baik pada masyarakat maka diharapkan masyarakat lebih aktif dalam mencari informasi tentang pentingya melakukan perawatan luka secara rutin dan aktif. ABSTRACT Wound healing is the perineum wound with recovering from the information of new tissue that covers the perineum wound within 6-7 days post partum. The purpose this research was to know long the perineum wound healing after do gymnastics at polindes ngembeh dlanggu of mojokerto. Type of this research is a descriptive survey of the architecture. Variables this research long on perineum wound healing post partum who does gymnastics. The population of this research that all normal post partum mother who the
gymnastics at post partum at polindes ngembeh dlanggu mojokerto in 27 april – 27 may 2014. The samples were taken with purposive sampling technique as much as 23 responden. Data collected with the observation sheet wound healing. The results showed that old perineum wound healing on mother post partum who conducted the gymnastics parturition in polindes ngembeh dlanggu mojokerto retrieved data most respondents experiencing healing within the normal (6-7) by as much 14 respondents (60,9%). Data analyzed by editing, coding and tabulating the score by doing observation the state cuts the respondent started from day to day 6-10 which was later classified with healing fast, normal and slow. Wound care well done will give healing wounds within the norms and prevent the occurrence of infection so that to be able to give a good knowledge on society then is expected to be more active in the community looking for information about wound care regularly and actively. Keyword : postpartum, wound healing, gymnastics Contributor
: 1. Ferilia adiesti S,ST 2. Suhermin S. S,ST Date : 10 juli 2014 Type material : Laporan penelitian Identifier :Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Persalinan spontan sering terjadi robekan perineum yang merupakan luka dengan pinggir yang tidak teratur. Hal ini akan menghambat penyembuhan sesudah luka dijahit (Wiknjosastro, 2006). Ibu nifas yang mengalami luka perineum sangat rentan terhadap terjadinya infeksi, karena luka perineum yang tidak dijaga dengan baik dan kebersihan daerah perineum yang tidak terjaga kebersihannya akan sangat berpengaruh terhadap lama kesembuhan luka perineum (Puspitaningtyas, 2011). Menurut Qomariah (2013) penyembuhan luka perineum adalah mulai membaiknya luka perineum dengan terbentuknya jaringan baru yang menutupi luka perineum dalam jangka waktu 6-7 hari post partum. Senam nifas membantu penyembuhan postpartum dengan membuat kontraksi dan pelepasan secara bergantian pada otot-otot dasar panggul yaitu dengan membuat jahitan lebih merapat, mempercepat penyembuhan, meredakan hemoroid, dan meningkatkan pengendalian urin (Wulandari, 2011). Senam yang cukup sering dapat meningkatkan sirkulasi pada perineum, mempercepat penyembuhan dan mengurangi pembengkakan. Juga membantu mengembalikan kekuatan dan tonus otot pada dasar panggul (Simkin, 2008). Menurut Simkin (2008) menyebutkan bahwa senam yang dilakukan cukup sering akan dapat meningkatkan sirkulasi pada perineum. Melakukan senam akan membuat kontraksi dan pelepasan secara bergantian pada otot-otot dasar panggul dan akan membuat jahitan lebih merapat sehingga dapat mempercepat penyembuhan pada jahitan perineum sedangkan ibu yang tidak melakukan senam kemungkinan akan mengalami penyembuhan luka yang cukup lama selama 6- 10 hari pelaksanaan dan dihitung 24 jam setelah persalinan (Wulandari 2011).
Penelitian oleh Sim Romi 2009 yang dilakukan pada 42 ibu post partum terdapat 3 kasus yang dinyatakan terkena infeksi pada luka episotomi. Angka morbiditas ibu hamil dan bersalin diantaranya adalah komplikasi kebidanan (3,6%), toksemia gravidarum (5,8%), trauma kebidanan meliputi laserasi jalan lahir dan hematoma (5,1%). Robekan perineum pada persalinan merupakan masalah utama pada jutaan wanita di dunia seperti di Inggris sekitar 1000 wanita setiap harinya, dengan 69%-85% dibutuhkan penjahitan pada laserasi perineum. Berdasarkan penelitian oleh Enggar (2010) di RB Harapan Bunda Surakarta menunjukkan hasil dari 67 sampel diperoleh kasus ruptur perineum sebanyak 52% (77,6%). Berdasarkan data SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) pada tahun 2011 AKI di Indonesia dari tiga penyebab utama Angka Kematian Ibu di Indonesia dalam bidang obstetri adalah perdarahan (45%), infeksi (15%) dan pre eklampsia (13%), dan sisanya lain-lain (27%) (DepKes RI, 2011). Menurut data kesehatan Propinsi Jawa Timur terakhir pada tahun 2011 Angka Kematian Ibu sebesar 260 per 100.000 kelahiran hidup dan tiga penyebab Angka Kematian Ibu di Propinsi Jawa Timur yaitu perdarahan (34,62%), pre eklampsia (14,01%) dan infeksi (3,02%), dan sisanya adalah lain-lain (48,35%) (Dinkes Jatim, 2011). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Polindes Desa Ngembeh Kecamatan Dlanggu Mojokerto terhadap 5 responden diperoleh data bahwa 3 responden mengalami penyembuhan luka selama 7-8 hari dan 2 responden mengalami penyembuhan luka selama 4-5 hari. Dan berdasarkan hasil wawancara dari 2 responden yang penyembuhan lukanya cepat mereka terbiasa mengikuti senam nifas yang dilakukan di Polindes yang dilakukan 2 hari setiap minggu. Pembuluh darah yang terputus pada luka akan menyebabkan perdarahan dan tubuh akan berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang putus (retraksi), dan reaksi hemostasis. Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh darah saling melengket, dan bersama dengan jala fibrin yang terbentuk membekukan darah yang keluar dari pembuluh darah. Sementara itu terjadi reaksi inflamasi, Fase ini disebut juga fase lamban karena reaksi pembentukan kolagen baru sedikit dan luka hanya dipertautkan oleh fibrin yang amat lemah. fase pembentukan fibroblast dimana pada fase ini serat dibentuk dan dihancurkan kembali untuk penyesuaian diri dengan tegangan pada luka yang cenderung mengerut. Sifat ini, bersama dengan sifat kontraktil miofibroblast, menyebabkan tarikan pada tepi luka (Yusuf, 2009). Luka akan terisi jaringan granulasi dan kemudian ditutup jaringan epitel. Penyembuhan ini disebut penyembuhan sekunder atau sanatio per secundam intentionem (Latin: sanatio = penyembuhan, per = melalui, secundus = kedua, intendere = cara menuju kepada). Cara ini biasanya makan waktu cukup lama dan meninggalkan parut yang kurang baik, terutama kalau lukanya menganga lebar. Luka akan menutup dibarengi dengan kontraksi hebat. Bila luka hanya mengenai epidermis dan sebagai atas dermis, terjadi penyembuhan melalui proses migrasi sel epitel dan kemudian terjadi replikasi/mitosis epitel. Sel epitel baru ini akan mengisi permukaan luka. Proses ini disebut epitelisasi, yang juga merupakan bagian dari proses penyembuhan luka. Pada penyembuhan jenis ini, kontraksi yang terjadi biasanya tidaklah dominan. (Sjamsuhidajat, 2010) Perawatan perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lokhea dan lembab akan sangat menunjang
perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kencing ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kencing maupun pada jalan lahir. Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian ibu post partum mengingat kondisi ibu masih lemah (Chrisvalen, 2012). Salah satu upaya yang dapat dilakukan tenaga kesehatan untuk meningkatkan keikutsertaan ibu nifas dalam melakukan senam antara lain pemberian pendidikan kesehatan tentang pentingnya melakukan senam nifas, dimana diharapkan dengan pemberian pendidikan kesehatan tersebut ibu nifas lebih memahami tentang pentingya perawatan pada luka perineum dan termotivasi untuk melakukan senam nifas dengan baik. Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas maka peneliti ingin meneliti tentang pengaruh senam nifas terhadap lama penyembuhan luka perineum di Polindes Ngembeh Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto. METODOLOGI Jenis penelitian ini deskriptif dengan rancang bangun survey. Variabel penelitian ini lama penyembuhan luka perineum pada ibu post partum yg melakukan senam nifas. Populasi penelitian ini yaitu seluruh ibu nifas normal yang melakukan senam nifas di polindes ngembeh di kecamatan dlanggu kabupaten mojokerto pada bulan april – mei 2014 sebanyak 27 ibu nifas. Sample di ambil dengan teknik purposive sampling sebnyak 23 responden. Data di kumpulkan dengan lembar observasi penyembuhan luka. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada data umum di dapatkan sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 15 responden (65,2%), hampir seluruhya responden berusia 20-35 tahun sebanyak 20 responden (87%), sebagian besar responden mempunyai latar belakang pendidikan menengah sebnyak 16 responden (69,6%). Berdasarkan data khusus di dapatkan sebagian besar responden waktu penyembuhan luka perineum dalam batas normal yaitu 6-7 hari sebnyak 14 responden (60,9%). Hasil penelitian yang dilakukan di Poindes Ngembeh Dlanggu Mojokerto berdasarkan Tabel ,menunjukkan bahwa sebagian besar responden waktu penyembuhan luka perineum dalam batas normal yaitu 6-7 hari sebanyak 14 responden (60,9%) Penyembuhan luka perineum adalah mulai membaiknya luka perineum dengan terbentuknya jaringan baru yang menutupi luka perineum dalam jangka waktu 6-7 hari post partum (Qomariah, 2013). Tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan memulihkan dirinya. Peningkatan aliran darah ke daerah yang rusak, membersihkan sel dan benda asing dan perkembangan awal seluler bagian dari proses penyembuhan. Proses penyembuhan terjadi secara normal tanpa bantuan, walaupun beberapa bahan perawatan dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan. Sebagai contoh, melindungi area yang luka bebas dari kotoran dengan menjaga kebersihan membantu untuk meningkatkan penyembuhan jaringan (Yusuf, 2009)
Sedangkan menurut Suriadi (2004) salah satu faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka adalah mobilisasi. Mobilisasi atau ambulasi dini terbukti bermanfaat untuk mengurangi insiden tromboembolisme dan mempercepat pemulihan kekuatan ibu. Tirah baring tidak diperlukan oleh ibu yang mendapat anestesi umum, anestesi epidural, atau spinal, atau mendapat anestesi lokal, seperti blok pudendal. Ibu dapat bergerak bebas setelah pengaruh anestesi hilang, kecuali bila ia diberi analgesic. Setelah periode istirahat vital pertama berakhir, ibu di dorong untuk sering berjalan-jalan. Apabila seorang ibu menjalani tirah baring lebih dari 8 jam (misalnya setelah operasi sectio caesarea) akan ada indikasi untuk latihan guna memperbaiki sirkulasi di tungkai, yakni dengan cara rutin sebagai berikut : lakukan fleksi dan ekstensi kaki secara bergantian, putar tumit dengan gerakan sirkulair, lakukan fleksi dan ekstensi tungkai secara bergantian, tekan bagian belakang lutut ke permukaan tempat tidur, rileks (Bobak, 2005). Responden pada penelitian ini menunjukkan bahwa mereka sudah mampu untuk melakukan mobilisasi salah satunya adalah senam nifas. dengan melakukan senam nifas maka responden dapat memperbaiki fungsi-fungsi tubuh secara normal dan kembali pada fungsi normal setelah melahirkan. hal ini mengindikasikan responden mempunyai kemauan kuat untuk dapat melakukan perawatan pada masa nifas dengan baik dan responden berharap agar mereka dapat melakukan penyembuhan luka dengan baik. Berdasarkan karakterisitik usia responden diperoleh data bahwa hampir seluruhnya responden berusia 20-35 tahun sebanyak 20 responden (87%). Hasil tabulasi silang antara usia responden dengan penyembuhan luka perineum dimana dari 14 responden yang mengalami penyembuhan dalam waktu yang normal (6-7 hari) terdapat 1 responden yang berusia < 20 tahun, 11 responden 20-35 tahun dan 2 responden > 35 tahun . Pada usia lanjut proses penyembuhan luka lebih lama dibandingkan dengan usia muda. Faktor ini karena kemungkinan adanya proses degenerasi, tidak adekuatnya pemasukan makanan, menurunnya kekebalan dan menurunnya sirkulasi (Suriadi, 2004). Sedangkan menurut Suparyanto (2011) menyatakan bahwa tingkat energi bervariasi pada setiap individu. Terkadang seseorang membatasi aktivitas tanpa mengetahui penyebabnya. Selain itu tingkat usia juga berpengaruh terhadap aktivitas. Misalnya orang pada usia pertengahan cenderung mengalami penurunan aktivitas yang berlanjut sampai usia tua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden tergolong pada usia dewasa (20-35 tahun) dimana pada usia ini responden sudah cukup mempunyai pengalaman dalam menghadapi berbagai permasalahan diantaranya penyembuhan luka perineum, dengan berbekal pengalaman yang mereka miliki responden dapat memahami bahwa dengan menjaga dan merawata luka perineum akan mempercepat proses penyembuhan luka perineum. Salah satu cara yang dapat dilakukan selain menggunakan obat-obata dari bidan yaitu dengan melakukan senam nifas, sehingga dengan semakin teratur responden mengikuti senam nifas semakin membantu percepata proses penyembuhan luka perineum. Berdasarkan karakteristik pendidikan responden diperoleh data bahwa bahwa sebagian besar responden mempunyai latar belakang pendidikan menengah sebanyak 16 responden (69,6%). Berdasrkan tabulasi silang antara lama penyembuhan luka perineum dengan pendidikan responden diperoleh data 3
responden mengalami penyembuhan cepat dan 3 responden mengalami penyembuhan lambat serta 10 responden mengalami penyembuhan secara normal. Menurut Windaryono (2011) tingkat pendidikan berhubungan dengan kemampuan seseorang terhadap memaknai pesan dan memahami sesuatu. Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga dapat melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan faktor-sosial, perilaku demografi, seperti pendapatan, gaya hidup dan status kesehatan. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang memperngaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide-ide dan teknologi baru (Notoatmodjo, 2007). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai latar belakang pendidikan menengah atau SLTA dimana dengan latar belakang pendidikan tersebut responden mampu memahami informasi yang diterima tentang penyembuhan luka diantarannya pemenuhan kebutuhan nurisi untuk proses penyembuhan luka, dan juga kebutuhan dalam perawatan luka yang dapat dilakukan oleh ibu nifas, dianataranya pentingnya melakukan senam nifas, menjaga kelembapan di daerah sekitar luka serta melakukan kebersihan daerah vulva dengan baik. Berdasarkan karakteristik pekerjaan responden diperoleh data bahwa sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 15 responden (65,2%). Berdasarkan tabulasi silang antara pekerjaan dengan penyembuhan luka perineum diperoleh data 5 responden mengalami penyembuhan secara cepat, 9 responden mengalami penyembuhan secara normal dan 1 responden mengalami penyembuhan lambat. Menurut Sumantri (2012) menyatakan bahwa biaya dari suatu tindakan mencakup biaya metode itu sendiri, waktu yang dikorbankan wanita dan petugas, serta biaya tak langsung lainnya, termasuk ongkos berkunjung ke klinik atau bidan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerjaan responden pada penelitian ini mempunyai waktu yang luang untuk dapat meningkatkan informais yang mereka terima tentang penyembuhan luka perineumsedangkan untuk responden yang mengalami penyembuhan secara lambat terjadi karena mereka tidak mempunyai biaya yang cukup untuk dapat membeli atau menyediakan obatobatan dalam jumlah yang banyak yang dibutuhkan selama masa nifas terutama untuk penyembuhan luka. SIMPULAN 1. Bagi Peneliti Peneliti selanjutnya menggunakan metode yang lain misalnya menggunakan desain yang berbeda dan teknik sampling yang berbeda sehingga hasil penelitian dapat membantu dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kebidanan. 2. Bagi ibu nifas /Masyarakat Ibu nifas atau masyarakat lebih aktif dalam mencari informasi tentang pentingya melakukan perawatan luka secara rutin dan aktif sehingga dengan pemahamamn yang lebih baik maka responden dapat mengaplikasikan perawatan luka dengan baik.
3. Bagi tenaga kesehatan Tenaga kesehatan untuk meningkatkan ketrampilan yang dimiliki terutama tentang pencegahan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas baik melalui seminar maupun pelatihan sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi. 4. Bagi Institusi Pendidikan Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kesehatan terutama tentang penyembuhan luka perineum diharapkan institusi pendidikan lebih memberikan model atau metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi mahasisswa misalnya pada saat praktek laboratorium ditambahkan tentang alat atau peraga yang cukup sehingga mahasiswa lebih memahami hal tersebut. 5. Bagi Profesi Kebidanan Meningkatkan mutu pengembangan profesi dengan cara meningkatkan ketrampilan dan kemampuan profesi dalam memberikan layanan yang baik terutama tentang penyembuhan luka pada masa nifas misalnya menyediakan literature atau pustaka yang lebih update, dan juga mengadakan seminar atau pelatihan tentang perawatan dan pelayanan pada masa nifas. ALAMAT KORESPONDENSI Email :
[email protected] No telp : 085749525974 Alamat : dusun kertah RT 006 RW 008, desa sebaung, kecamtan gending, kabupaten probolinggo