ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN PERSALINAN PREMATUR DAN KETUBAN PECAH DINI DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO HINDUN WASAYNAB DIAN CAHYA SAPUTRI 1211010111 Subject : Persalinan Prematur, Ketuban Pecah Dini, Ibu Bersalin DESCRIPTION Persalinan prematur merupakan kelainan proses yang multifaktorial. Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (20 – 37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Studi kasus ini bertujuan untuk melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin dengan persalinan prematur ketuban pecah dini. Studi kasus dilakukan pada tanggal 26 Mei 2015 sampai 27 Mei 2015. Subyek studi kasus Ny “A” G1 P0 A0 dengan persalinan prematur dan ketuban pecah dini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dengan menggunakan tehnik 5 langkah SOAP, antara lain : pengkajian, identifikasi diagnosa dan masalah, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Hasil studi kasus Ny “A” G1 P0 A0 mengalami persalinan prematur dan ketuban pecah dini, dilakukan Asuhan Kebidanan mulai tanggal 26 Mei 2015 sampai 27 Mei 2015. Pemberian asuhan kebidanan pada Ny “A” G1 P0 A0 dengan persalinan prematur dan ketuban pecah dini tidak ada kesenjangan antara tinjauan kasus dengan tinjauan teori. Bidan sebagai tenaga kesehatan hendaknya memberikan penjelasan kepada masyarakat menambah pengetahuan masyarakat terutama tentang asuhan kebidanan baik pada ibu hamil, bersalin, nifas maupun bayi baru lahir. ABSTRACT
Preterm parturition is a disorder process that multifactorial. Preterm parturition is perturition that occurs at less than 37 weeks of pregnancy (20-37 weeks) or a fetus weighing less than 2500 grams. This case study aimed to implement midwifery care to inpartu mothers with premature perturition premature rupture of membranes. The case study was conducted on May 26, 2015 to May 27, 2015. The subject of the case study was Mrs "A" G1 P0 A0 with preterm parturition and premature rupture of membranes. The method used was observation method using 5-steps technique of SOAP, among others: assessment, diagnosis and problem identification, intervention, implementation, and evaluation.
Case study Mrs "A" G1 P0 A0 preterm perturition and premature rupture of membranes, conducted Midwifery Care starting on May 26, 2015 until May 27, 2015. The provision of midwifery care at Mrs "A" G1 P0 A0 with preterm parturition and premature rupture of membrane there was no incompalibility between the review of case with a review of the theory. Midwives as health workers should provide an explanation to the community improve the knowledge of society, especially on good midwifery care in pregnancy, parturition, postpartum and newborn. Keywords: Preterm Parturition, Premature Rupture of Membranes
Contributor
: 1. Nurun Ayati K,SST.,M.Kes 2. Dhonna Anggreni, SKM Date : 26 Juni 2015 Type material : Laporan Penenlitian Identifer :Right : Summary :LATAR BELAKANG Persalinan prematur adalah persalinan yang berlangsung pada umur preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan 20 – 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono, 2009). Persalinan prematur merupakan kelainan proses yang multifaktorial. Persalinan kehamilan kurang dari 37 minggu (20 – 37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Persalinan preterm merupakan hal yang berbahaya karena potensial meningkatkan kematian perinatal sebesar 65% - 75%, umumnya berkaitan dengan berat lahir rendah dapat disebabkan oleh kelahiran preterm dan pertumbuhan janin yang terhambat. Keduanya sebaiknya dicegah karena dampaknya yang negatif tidak hanya kematian perinatal tetapi juga morbiditaspotensi generasi akan datang, kelainan mental dan beban ekonomi bagi keluarga dan bangsa secara keseluruhan. Pada kebanyakan kasus, penyebab pasti persalinan preterm tidak diketahui (Sujiyatini, Mufdlilah, Asri Hidayat, 2009). Kesulitan utama dalam persalinan preterm ialah perawatan bayi preterm, yang semakin muda usia kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitas. Penelitian lain menunjukkan bahwa umur kehamilan dan berat bayi lahir saling berkaitan dengan risiko kematian perinatal (Sarwono, 2008). Data WHO memperlihatkan bahwa sebanyak 15 juta bayi terlahir prematur setiap tahun. Di Indonesia, data WHO tahun 2013 menunjukkan anka kelahiran bayi pada 2010 sebanyak 4.371.800 jiwa. Dari jumlah tersebut, satu dari enam yang lahir mengalami prematur atau 15,5 per 100 kelahiran hidup (675.700 jiwa) terlahir prematur (Khoirul Azwar, 2013). SDKI menyebutkan tahun 2012
mencatat angka kematian bayi (AKB) sebesar 32/1000 kelahiran hidup, dimana 19 % disebabkan oleh persalinan prematur. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Timur angka kematian bayi tahun 2012 sebesar 28,31/1000 kelahiran hidup ( Hatin, 2012). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kabupaten Mojokerto 12-15 Maret 2015, didapatkan jumlah persalinan pada tahun 2014 sebanyak 801 persalinan. Jumlah kasus persalinan premature pada tahun 2014 tersebut sebanyak 5%. Adapun penyebab dan faktor demografik diduga sebagai penyebab persalinan preterm, seperti : solusio plasenta, kehamilan ganda, kelainan uterus, polihidramnion, kelainan kongenital janin, ketuban pecah dini, dan lain-lain. Penyebab persalinan preterm bukan tunggal tetapi multikompleks, antara lain karena infeksi. Infeksi pada kehamilan akan menyebabkan suatu respon imunologik spesifik melalui aktifasi sel limfosit B dan T dengan hasil akhir zatzat yang menginisiasi kontraksi uterus. Terdapat makin banyak bukti yang menunjukkan bahwa mungkin sepertiga kasus persalinan preterm berkaitan dengan infeksi membran korioamnion (Sujiyatini, Mufdlilah, Asri Hidayat, 2009). Cara utama untuk mengurangi risiko persalinan preterm dapat dilakukan sejak awal, sebelum tanda-tanda persalinan muncul. Dimulai dengan pengenalan pasien yang berisiko, untuk diberi penjelasan dan dilakukan penilaian klinik terhadap persalinan preterm serta pengenalan kontraksi sedini mungkin, sehingga tindakan pencegahan dapat segera dilakukan (Sarwono, 2008). METODELOGI PENELITIAN Penelitian yang digunakan secara bentuk studi kasus yaitu untuk mencari gambaran yang lebih jelas tentang asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu persalinan prematur. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah penulis menyusun dan mempelajari tinjauan teori pada ibu bersalin dengan Persalinan prematur, serta melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus nyata dengan pendekatan terapeutik kebidanan. Penulis merasakan adanya kesenjangan antara teori dan fakta yang ada. Selain itu ditemukan pula kendala dan hambatan adanya hal-hal yang mendukung selama pelaksanaan asuhan kebidanan. Untuk memudahkan penyusunan bab pembahasan ini, penulis mengelompokkan permasalahan sesuai dengan langkah-langkah management kebidanan yaitu pengkajian, interpretasi data, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tinjauan kasus pada Ny “A” GIP00000 usia kehamilan 32 minggu dengan persalinan prematur didapatkan data subyektif bahwa ibu mengatakan keluar air ketuban jam 03.10 WIB disertai kencing dan keluar lendir darah pada tanggal 26 Mei 2015. Sedangkan data obyektif terdapat hasil seperti : Keadaan umum : cukup, kesadaran : composmentis, dengan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi : 86 x/menit, suhu : 36,7 oC, dan respirasi : 20 x/menit, TFU 27 cm, DJJ 144 x/menit, pemeriksaan dalam Ø pembukaan 1 cm, eff 25%, denominator UUK, hodge I, ketuban (-), tidak ada bagian kecil yang menumbung.
Tinjauan teori data subyektif ibu bersalin dengan persalinan prematur adalah ibu mengatakan cairan vagina meningkat jumlahnya atau berubah warna, cairan encer yang keluar dari vagina dan data obyektif meliputi kontraksi setiap 10 menit atau lebih sering dalam dalam 1 jam, keadaan umum cukup, kesadaran composmentis, Tekanan panggul yang terasa seperti bayi mendorong kebawah. Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang telah diperoleh tidak didapatkan kesenjangan antara fakta dilapangan dan teori yang ada karena gejala klinik yang di alami oleh Ny. A sesuai dengan teori persalinan prematur. Asuhan kebidanan pada tinjauan kasus ini ditemukan diagnosa dengan kasus Ny “A” G1P00000 usia kehamilan 32 minggu persalinan prematur dengan ketuban pecah dini, hal ini ditemukan bahwa pasien mengatakan mengatakan keluar air ketuban jam 03.10 WIB disertai kencing dan keluar lendir darah pada tanggal 26 Mei 2015, pemeriksaan dalam Ø pembukaan 1 cm, eff 25%, denominator UUK, hodge I, ketuban (-), tidak ada bagian kecil yang menumbung. Menurut Sujiyatini, 2009 persalinan prematur aalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) dengan berat janin kurang dari 200 gram. Menurut Saifuddin, 2010 tanda dan gejala persalinan prematur sama dengan persalinan normal, seperti keluar cairan encer dari vagina dan adanya pembukaan. Masalah yang muncul dalam kasus ini adalah cemas. Menurut Maryunani, 2013 banyak kasus persalinan prematur sebagai akibat proses patogenik yang merupakan mediator biokimia yang mempunyai dampak terjadinya kontraksi rahim dan perubahan serviks, yaitu aktivasi aksis kelenjar hipotalamus menuju hipofisis dan merangsang adrenal baik pada ibu maupun janin, sehingga menyebabkan stress dan cemas. Kebutuhan pada kasus ini memberikan HE pada ibu untuk mengurangi cemas.Dari data yang sudah dikumpulkan pada penentuan diagnosa tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori. Perencanaan yang dilakukan pada kasus ini adalah lakukan bina hubungan saling percaya dengan pasien, lakukan observasi TTV, DJJ, HIS, berikan motivasi kepada pasien, lakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam sekali, anjurkan ibu untuk miring kiri, siapkan alat-alat persalinan dan resusitasi, lakukan observasi tanda dan gejala kala II, jelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien, ajarkan pasien cara meneran yang baik, kolaborasi dengan tim medis. Menurut Saifuddin perencanaan yang dilakukan pada persalinan prematur adalah melakukan tokolisis jika kehamilan kurang dari 35 minggu, pembukaan kurang dari 3 cm, tidak ada gawat janin, pastikan diagnosis persalinan preterm dengan mencatat pembukaan dan perlunakan serviks setiap 2 jam, jika kehamilan kurang dari 35 minggu pada ibu berikan kortikosteroid untuk mematangkan paru janin dan memperbaiki kesejahteraan neonatus, memberikan motivasi kepada pasien, memantau kondisi ibu dan janin (denyut nadi, tekanan darah, tanda-tanda gawat pernafasan, kontraksi uterus, denyut jantung janin, keluarnya cairan amnion dan darah). Protap yang ditetapkan RSU Wahidin Sudiro Husodo yaitu lakukan observasi TTV,DJJ,HIS, berikan motivasi kepada pasien, lakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam sekali, anjurkan ibu untuk miring kiri, siapkan alat-alat persalinan dan resusitasi, lakukan observasi tanda dan gejala kala II, jelaskan hasil
pemeriksaan kepada pasien, ajarkan pasien cara meneran yang baik, kolaborasi dengan tim medis. Pada tinjauan kasus intervensi yang dilakukan sudah sesuai dengan tinjauan teori dan prosedur tetap rumah sakit hanya saja penerapannya disesuaikan dengan keadaan pasien saat pengkajian sehingga tidak ada kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori. Pelaksanaan yang dilakukan pada kasus ibu bersalin dengan persalinan prematur sudah dilakukan sesuai perencanaan yang telah disusun penulis. Pelaksanaan yang dilakukan pada kasus ini adalah melakukan bina hubungan saling percaya dengan ibu dan keluaga agar terjalin hubungan yang baik, Melakukan observasi Tanda-tanda vital untuk mendeteksi dini adanya komplikasi mungkin terjadi, hasil pemeriksaan TTV tekanan darah: 110/80 mmHg, respirasi : 20 x/menit, nadi : 86 x/menit, suhu : 37 oC, DJJ(+) : 144 x/menit, HIS : 4x10’x40”, Memberi dukungan dan motivasi kepada pasien, Melakukan pemeriksaan dalam/VT, menganjurkan pasien untuk miring kiri, Menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk menolong persalinan dan resusitasi pada bayi, Melakukan observasi tanda dan gejala kala II, Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien, Mengajarkan pasien cara meneran yang baik dan memimpin persalinan, Melakukan kolaborasi dengan dr. SpOg dalam pemberian terapi infus RL, injeksi cefotaxime Menurut Saifuddin perencanaan yang dilakukan pada persalinan prematur adalah melakukan tokolisis jika kehamilan kurang dari 35 minggu, pembukaan kurang dari 3 cm, tidak ada gawat janin, pastikan diagnosis persalinan preterm dengan mencatat pembukaan dan perlunakan serviks setiap 2 jam, jika kehamilan kurang dari 35 minggu pada ibu berikan kortikosteroid untuk mematangkan paru janin dan memperbaiki kesejahteraan neonatus, memberikan motivasi kepada pasien, memantau kondisi ibu dan janin (denyut nadi, tekanan darah, tanda-tanda gawat pernafasan, kontraksi uterus, denyut jantung janin, keluarnya cairan amnion dan darah). Pelaksanaan yang dilakukan juga sudah sesuai dengan prosedur tetap RSU Wahidin Sudiro Husodo yaitu observasi TTV, melakukan pemeriksaan dalam/VT, observasi tanda dan gejala kala II, menjelaskan hasil pemeriksaan, mengajarkan ibu meneran yang baik dan memimpin persalinan, melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG, sehingga tidak ada kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori. Pada tinjauan kasus setelah dilakukan asuhan kebidanan 1x24 jam ditemukan hasil : pemeriksaan TTV tekanan darah: 110/80 mmHg, respirasi : 20 x/menit, nadi : 86 x/menit, suhu : 37 oC, TFU setinggi pusat, kandung kemih: kosong, Terpasang infus : RL, Tanggal 26 Mei 2015 jam 19.45 WIB. Bayi lahir spontan B. Jenis kelamin ♂ (laki-laki), A-S : 7-8, BB/PB : 2250 gr/46 cm, Plasenta lahir lengkap jam insersi fetalis sentralis jam 19.52 WIB, Berat plasenta : 500 gr, Diameter : 18 cm, Tebal : 2 cm, Vit K, Injeksi Hb. Pada tinjauan teori setelah dilakukan asuhan kebidanan 1x24 jam diharapkan cemas berkurang. Dengan kriteria hasil : terjadi persalinan, ibu merasa tenang, tanda-tanda vital dalam batas normal, ada kontraksi yang kuat, memungkinkan untuk persalinan prematur. Evaluasi yang terdapat pada tinjauan teori tidak ditemukan adanya kesenjangan dengan evaluasi yang ada pada hasil tinjauan kasus. Dimana tujuan dari evaluasi pada tujuan pustaka adalah mengetahui hasil dari semua asuhan
kebidanan pada kasus-kasus tertentu, sehingga dapat memberikan tindakan lebih lanjut, hal sesuai dengan evaluasi pada tinjauan kasus, yaitu untuk mengkaji kembali hasil dari sebuah perencanaan dan bagaimana pelaksanaannya agar kondisi pasien dapat diketahui dengan tepat. SIMPULAN Setelah melakukan asuhan kebidanan pada pada Ny “A” P01001 dengan persalinan prematur. Dalam pengkajian Studi kasus pada Ny “A” P01001 dengan persalinan prematur diperoleh data subyektif yaitu pada keluhan utama menyatakan Ibu mengatakan cemas karena keluar air ketuban jam 03.10 WIB disertai kencing dan keluar lendir darah pada tanggal 26 Mei 2015.Diagnosa kebidanan yang di dapat sesuai dengan data pengkajian. Intervensi dilakukan sesuai antara protap di RSU Wahidin Sudiro Husodo dan asuhan kebidanan yang dilakukan.Penatalaksanaan dilakukan sesuai intervensi antara protap RSU Wahidin Sudiro Husodo dan asuhan yang dilaksanakan.Setelah melaksanakan Asuhan kebidanan langkah terakhir yang menentukan keberhasilan yaitu melakukan evaluasi pada kasus ini berhasil. SARAN Memberikan informasi tambahan dalam menerapkan asuhan kebidanan serta memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada klien. Dapat menjadi pengetahuan dan keterampilan tambahan untuk pengembangan ilmu kebidanan dan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan. Menambah pengetahuan masyarakat terutama tentang asuhan kebidanan baik pada ibu hamil, bersalin, nifas maupun bayi baru lahir. Sebagai masukan dan motivasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan kebidanan. Alamat correspondensi : Email No.Hp Alamat
:
[email protected] : 081216930214 : Dusun Jowoan Desa Banyuputih kidul RT 13 RW 03 Jatiroto Lumajang