ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILANRESIKOTINGGIPADA NY “S” DENGAN HIPERTENSI KRONIKDI RSUD WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO
SITI MURTOWAH 1211010079 Subject : Kehamilan Resiko Tinggi, Hipertensi Kronik DESCRIPTION Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan wanita pada umumnya. Pada dasarnya kehamilan tidak lepas dari resiko yang harus di hadapi oleh ibu. Tingginya resiko kehamilan pada ibu dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi. Studi kasus ini bertujuan untuk melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan resiko tinggi dengan hipertensi kronik. Studi kasus di lakukan pada tanggal 02 juni 2015 sampai 04 juni 2015 Di RSUD Wahidin Sudiro Husoda Kota Mojokerto. Subyek kasus Ny“S” GIVP30003 dengan hipertensi kronik. metode yang di gunakan adalah menggambarkan kasus dengan teknik SOAP yang terdiri dari : pengkajian, identifikasi diagnose dan masalah, intervensi, implementasi dan evaluasi. Hasil studi kasus pada Ny “S” GIVP30003 dengan hipertensi kronik selama di lakukan asuhan kebidanan keluhan cemas dan pusing yang di alami klien berkurang. Setelah di lakukan asuhan kebidanan pada Ny “S” GIVP30003 dengan hipertensi kronik ada kesenjangan antara tinjaun kasus dengan tinjaun teori yaitu : dalam pengkajian terdapat masalah penanganan keluhan klien dalam bentuk pemberian obat penurun tekanan darah pada trimester II yang mana secara teori hal tersebut tidak boleh di berikan. Untuk petugas kesehatan agar melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan protap dan kewenangan, untuk klien di harapkan menambah pengetahuan agar meminimalkan kejadian kehamilan dengan resiko tinggi. ABSTRACT Pregnancy is an important incidience in the lives of mothers in general. Basically pregnancy is not separated from risks that must be faced by the mother. The high risk of pregnancy in mothers may threaten the safety of the mother and baby. This case study aimed to implement midwifery care in high-risk pregnancys with chronic hypertension. The case study done on 02 June 2015 until 04 June 2015 at RSUD Wahidin Sudiro Husoda Hospital Mojokerto. Case subject was Mrs "S" GIVP30003 with chronic hypertension. The methods used described the case with the SOAP techniques which consists of: assessment, diagnosis and problem identification, intervention, implementation and evaluation. Results of a case study in Mrs "S" GIVP30003 with chronic hypertension during midwifery care the complaints of anxiety and dizziness that experienced by client has reduced.
After done midwifery care at Mrs "S" GIVP30003 with chronic hypertension there was incompatibility between overview of theory and overview of cases namely: there was a problem in the assessment of the treating of client’s complaints in the form of a blood pressure-lowering drugs in the second trimester which in theory it should not be provided. For health workers in order to carry out midwifery care in accordance with standard operating procedure and the authority, to the client is expected to increase knowledge in order to minimize the incidence of high-risk pregnancy. Keywords: high risk pregnancy, chronic hypertension Contributor Date Type Material Identifier Right Summary
: 1.Sri Wardini, S.ST.,M.Kes 2. NurunAyati K, SST.,M.Kes : 15 Juni 2015 : Laporan Penelitian ::Open Document :-
LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan seorang wanita pada umumnya. Kehamilan juga dapat di artikan saat terjadi gangguan dan perubahan identitas serta peran baru bagi setiap anggota keluarga. Pada dasarnyaKehamilantidaklepasdariresiko yang harusdihadapiolehparaibu. TingginyaresikoKehamilanpadaibudapatmengancamkeselamatanbahkandapatterjadihal yang paling burukyaitukematianibudanbayi, makaperludilakukanupaya optimal gunamencegahataumenurunkanfrekuensiibuhamil yang beresikotinggisertapenanganannyaperlusegeradilakukanuntukmenurunkanangkakematianibud ananak. Dengandemikianpemeriksaan antenatal yang teraturdansecararutinuntukmendeteksiadanyatandatandaresikotinggimenjadisangatpentingdalamusahamewujudkanKehamilandenganibudanbayi yang sehat.Berdasarkankarakteristikibuhamildiketahuibahwafactorpentingpenyebabresikotinggipad aKehamilanterjadipadakelompokusia<20 tahundanusia>35 tahun, adanyariwayatabortus, jarakkehamilan yang cukupjauhdanterlaludekat (Arifin, 2013). MortalitasdanMorbiditaspadawanitahamildanbersalinmasihmerupakanmasalahbesar di negara-negaraberkembangtermasuk Indonesia. Di Negaramiskin, sekitar 25-50 % kematianwanitausiasuburdisebabkanhal yang berkaitandengankehamilanresikotinggi. Tahun 2013 WHO memperkirakantiaptahunlebihdari 585.000 ibumeninggalsaathamilataubersalin.Menjadiperhatianutamakarenalebihdari 50 % kematianibu di Negaraberkembangdipengaruhiolehadanyakehamilanresikotinggi yang sebenarnyadapatdicegahdenganteknologi yang adadanbiaya yang relativemurah (Hurin’in, 2014) SurveiDemografiKesehatan Indonesia mendapatkan AKI 307/100.000 KelahiranHiduppadatahun2013.SetiapibuhamilmempunyaiPotensiRisikotinggiKehamilandan komplikasipersalinandengandampakkematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanandanketidakpuasanpadaibudanataubayibarulahir (Riskesdas, 2013) Jumlah kematian ibu di Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan yang cukup bermakna, dari 642 kematian (tahun 2013) menjadi 291 kematian (hingga Agustus 2014). Penyebab terbanyak kematian ibu hamil adalah preeklampsia dan sebagian besar juga
diakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan keluarga untuk membawa ibu hamil berisiko tinggi ke pusat rujukan (Dep.KesJatim, 2014) Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, dr Endang Sri Woelan, AKI di Kabupaten Mojokerto sempat rendah pada tahun 2011, yakni hanya 95,96 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Namun AKI pada tahun 2012 meningkat drastis, yang disebabkanolehkehamianresikotinggimencapai 116,89 per 100 ribu. Bahkan pada 2013 malah membumbung tinggi menjadi 133 per 100 ribu ibu yang mengalamikehamilanresikotinggi(Dinkes Kab. Mojokerto, 2014). Berdasarkanhasilstudipendahuluan yang dilakukan di BPS Farida Yuliani, S.ST., M.KesDesaGayamanKecamatanMojoanyarKabupatenMojokertopadatanggal 09 Maretdidapatkaninformasibahwadalamkurunwaktu 1 bulanterakhirpadabulanfebruariterdapat 15 ibuhamil yang periksa, 4 ibuhamil (26,66%) mempunyairiwayatabortus, 8 ibu (53,33%) mengalamimualdanmuntahdan 3 ibu (20%) lainyatidakadakeluhan. Terdapat 1 ibudari 4 ibu yang mempunyairiwayatabortusdenganusia> 35 tahundanjarakKehamilan> 10 tahun. Terjadinya kematian ibu terkait dengan faktor langsung dan penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan, eklampsia, dan infeksi.Sedangkan faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena masih banyaknya kasus tiga terlambat dan empat terlalu, yang terkait dengan faktor akses, sosial budaya, pendidikan, dan ekonomi. Kasus tiga terlambat meliputi: terlambat mengenali tanda bahaya persalinan dan mengambil keputusan, terlambat dirujuk, terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (Depkes 2011).Faktor tidak langsung penyebab kematian ibu di Indonesia memiliki andil yang cukup besar. Berdasarkan Riskesdas 2010, masih cukup banyak ibu hamil dengan faktor risiko empat terlalu, yaitu: terlalu tua hamil (hamil di atas usia 35 tahun), terlalu muda untuk hamil (hamil di bawah usia 20 tahun) , terlalu banyak (jumlah anak lebih dari 4), terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun) (Depkes 2011). Upayauntukmenekanangkakesakitandankematianibudananaksampaikepadabatas yang tidakdapatditentukanlagi, tenagamedisharusmampumengenalikasuskasuskehamilanresikotinggi, sertapengawasan antenatal yang teratur.Dengandemikianfaktorfaktorresikodapatditemukansedinimungkin, laludilakukankoreksidanpenanganansehinggadapatmenghilangkanataumemperkecilpengaruhn yaterhadapmorbilitasdanmortalitasibudananaksepertibayilahirbelumcukupbulan, bayilahirdenganberatrendah, keguguran, persalinanmacet, perdarahansebelumdansesudahpersalinan, bayimeninggaldalamkandungan. Sehinggamembutuhkanasuhan yang tepatdalammemberikanpenangananpadakehamilanresikosangattinggisebabbanyakkemungkin an yang akanterjadi. Pasienjugaharuslebihkooperatifdanmematuhisemuaanjurandaritenagakesehatan yang bertujuanuntukmemperkecilhal-hal yang tidakdiinginkan(Mochtar, 2012). Penyulit kehamilan berupa anemia, preeklampsi, dan KEK tersebut diperparah dengan adanya faktor risiko berupa usia ibu yang >35 tahun dan dan jarak kehamilan yang <2 tahunatauterlalujauhdanadanyariwayatabortus. Hal tersebut yang melatarbelakangi penulis membuat KaryaTulisIlmiah “Asuhan Kebidanan KehamilandenganResikoTinggi di RSUD WahidinSudiroHusodo KotaMojokerto”. METODOLOGI Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dengan teknik 5 langkah SOAP yaituuntuk pegkajian data asuhan kebidanan, penentuan diagnose kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Subjek pada penelitian ini adalah ibu hamil dengan
kehamilan resiko tinggi.Tempat dan waktu penelitianya diRSUD WahidinSudiroHusodo KotaMojokerto. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan asuhan kebidanan Kehamilan dengan resiko tinggi di RSUDWahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto. Dan membandingkan antara tinjauan kasus dengan tinjauan pustaka, maka penulis menemukan kesenjangan sebagai berikut : Dalam melakukan pengumpulan data subyektif yang dilakukan penulis mengkaji data dari keluarga klien tidak mengalami kesulitan karena keluarga klien sangat kooperatif dan peneliti diberi kesempatan untuk melakukan wawacara terhadap responden, hasil pengkajian diperoleh bahwa Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya dan kepalanya sedikit pusing sejak 6 hari kemaren, menstruasi pertama usia 12 tahun, tidak pernah nyeri haid, kadang – kadang keputihan, saat ditanya tentang riwayat kesehatan yang lalu, Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (AIDS, TBC, Hepatitis, Penyakit menurun (DM, Hipertensi, Asma), sementara pada riwayat kesehatan keluarga, ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (HIV/AIDS, Hepatitis B, TBC) menahun (Jantung) penyakitmenurun seperti (Diabetes Melitus, Asma, Hipertensi). Melalui pengkajian data obyektif diperoleh data bahwa Ibu mengatakan jika dirinya sakit segera periksa pada petugas kesehatan.Ibu mengatakan senang atas kehamilanya dan berharap lahir normal. keadaan umum ibu cukup, kesadaran composmentis, postur tubuh lordosis, sedangkan BB/TB : 91 kg / 151 cm yang mana sebelum hamil hanya 80 kg, LILA33 cm, TTV meliputi Tensi : 200/100 mmHg, Suhu : 36 oC, Nadi : 99x/ menit, RR: 24 x/menit. Pengkajian data subyektif dan obyektif dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada pasien/klien (anamnesis) atau dari keluarga dan tenaga kesehatan (allo anamnesis) (Rury, 2012). Pada tahap pengkajian peneliti melakunya sesuai dengan teori manajemen kebidanan, sehingga semua data yang berkaittan dengan responden telah peneliti peroleh mulai dari identitas sampai pada pemeriksaan fisik ibu.namun terdapat masalah dalam pengkajian yang berkaitan dengan kondisi ibu saat melakukan kunjungan pada trimester II dengan keluhan pusing dan susah tidur, sehingga perlu penanganan dan pemberian obat yang sesuai dengan kondisi ibu, telah ditemukan oleh peneliti bahwa saat itu ibu diberikan vitamin dan obat penurun tekanan darah yaitu nefidipine. hal ini terjadi kesenjangan antara teori dengan fakta, secara teori menurut Vera (2011) menyatakan bahwa Obat pilihan pertama untuk hipertensi pada kehamilan adalah alfa metildopa. Labetolol juga memberikan efektivitas sebanding dengan metildopa dan dapat diberikan secara iv pada kondisi berat. Pemberian metoprolol juga direkomendasikan. Calcium Channel blocker seperti nifedipin (oral) atau isradipine adalah obat pilihan kedua untuk terapi hipertensi. Obat-obatan golongan diatas dapat digunakan pada hipertensi emergensi atau hipertensi akibat pre-eklampsia. Potensi sinergis dengan magnesium sulfat dapat menginduksi hipertensi maternal dan hipoksia janin. Uradipil dapat juga digunakan untuk hipertensi emergensi. Magnesium sulfat iv merupakan obat yang dipilih untuk mengatasi kejang dan mencegah eklamspsia. Penggunaan diuretik harus dihindari karena menurunkan aliran darah ke plasenta dan tidak direkomendasikan untuk diberikan pada kasus pre-eklampsia. Penggunaan ACE inhibitor, ARB dan inhibitor renin langsung merupakan kontraindikasi saat kehamilan karena bersifat toksik terhadap fetus terutama pada trimester kedua dan ketiga. Jika tidak sengaja meminumnya
pada saat trimester pertama maka ganti dengan obat yang lain dan dianjurkan monitoring ketat termasuk dengan usg janin (Vera, 2011). Selain itu pada pengkajian ditemukan tanda dan gejala pada pasien yaitu pada pemeriksaan fisik ditemukan kaki bengkak, dan pemeriksaan laborat albumin +1, hal ini merupakan keadaan pada pasien dengan Supperimposed pre eklampsia. menurut saifudin (2007) bahwa hipertensi kronik dalam kehamilan terdapat beberapa kriteria dengan tanda dan gejala yang berbeda diantaranya adalah Supperimposed pre eklampsia yang disebut juga dengan hipertensi kronik dengan tanda dan gejala proteinuria dan tanda-tanda lain dari preeclampsia (FKUI, 2007) Dari identifikasi diagnosa dan masalah pada kenyataannya yang ditemukan pada ibu hamil resiko tinggi adalah hanya mengalami hipertensi yang sebelumnya ibu tidak pernah mengalaminya. Pada langkah ini adalah mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi. Untuk menangani masalah tersebut diperlukan pemberian obat hipertensi, sehingga dapat disimpulkan antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka mengalami kesenjangan. Pada diagnosa masalah pada ibu hamil GIVP30003 UK 37-38 minggu T/H letkep Intrauteri kesan jalan lahir normal keadaan ibu dan janin baik dengan Hipertensi kronik.diketahui bahwa ibu mengatakan cemas pada kehamilan ini dan mengeluh kepalanya sedikit pusing. Sebagaimana dalam teori gejala hipertensi diantaranya adalah adanya kecemasan dan rasa tidak nyaman pada tubuh seseorang, mereka seringkali merasa pusing dan kondisinya lemah. Diagnosa masalah ditetapkan melalui data subyektif dan obyektif yang menghasilkan keadaan umum ibu cukup, kesadaran composmentis, TTV: TD: 200/110mmHg, nadi: 88 x/menitRR: 20 x/menit, Suhu: 36,5o C, HPTH:11-09-2014, Leopold I: 3 jari dibawah Px 34 cm teraba bulat lunak, bokong, Leopold II:Bagian kanan teraba bagian terkecil janin (ekstremitas) bagian kiri teraba panjang keras seperti papan (punggung), Leopold III: teraba bulat keras kepala sudah masuk PAP, Leopold IV: masuk PAP 4/5 bagian, ekstermitas bawah odema. Dalam intervensi pada tinjauan pustaka tentang rencana asuhan kehamilan dengan resiko tinggi, yang bertujuan jangkapanjang setelahdilakukanasuhankebidananselama 1x 24 jam diharapkantidak ada komplikasi saat persalinan.Jangkapendeksetelahdilakukanasuhankebidananibumengertipenjelasandaribid ansehinggaibudapatmenjagakondisikehamilanyadenganbaikdengan kriteriahasilkeadaan umum baik kesadaran composmenis tanda tanda vital dalam batas normal: TD (130100/90-60 mmHg), nadi: 60 – 100 x/menit, suhu: 36,5-37,5 oC, RR : 18-24 x/menit, TFU sesuaidenganusiaKehamilan, DJJ : 120-160 x/menit Masalahkecemasan atau perasaan khawatir seseorang dalam menghadapi persalinan, yang dapat dilakukan adalah menjelaskan kondisi ibu dengan sesuai dengan hasil pemeriksaan, menciptakan hubungan komunikasi yang timbal balik, menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan ibu dan janin.sehingga ibu dapat mengetahui keadaan dirinya maupun janinnya, dengan peningkatan pengetahuan ibu maka ibu akan lebih kooperatif. melakukan observasi TTV dan DJJ untuk mengetahui perkembangan ibu dan janin, menganjurkan pada ibu untuk selalu mengkonsumsi rendah garam, karena dengan mengkonsumsi makanan rendah garam dapat mencegah terjadinya tekanan darah tinggi, menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup selama hamil, melakukan kolaborasi dengan tim medis jika terjadi komplikasi kehamilan. Implementasi yang dilakukan pada tinjauan kasus ini merupakan pelaksanaan dari intervensi yang telah diberikan sesuai dengan stanart asuhan kebidanan, sehingga implementasi yang dihasilkan adalah : Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang rendah garam, menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup selama
hamil, melakukan kolaborasi dengantim medis dan dokter SpOg, terapi yang diberikan yaitu terapi pemberian infus RL 8 tpm, amlodipin 10 mg 1x1, nifediphine 5 mg 1x1, melakukan pendekatan therapeutik dengan cara memberi salam dan mendengarkan keluhan ibu, Memberi penjelasan pada ibu tentang kehamilannya bahwa keadaan janin dan ibu baik, Menjelaskan pada ibu bahwa tidak baik cemas terus menerus dan itu akan sangat mempengaruhi kehamilannya yaitu dapat meningkatkan tekanan darah, Memberi dukungan pada ibu dan dorongan agar selalu berdoa kepada Tuhan agar tidak terjadi penyulit serta komplikasi baik dalam masa kehamilannya maupun persalinannya. Dalam melaksanakan rencana asuhan kebidanan, bidan harus bertindaak sesuai rencana yang sudah di tentukan.Pencatatan dalam pelaksanaan juga termasuk penanganan kasus-kasus yang memerlukan tindakan diluar wewenang bidan sehingga perlu dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan.Selain itu, pengawasan dan monitor kemajuan kesehatan pasien juga perlu dicatat (Rury, 2012). Implementasi yang diberikan pada pasien dalam studi kasus ini merupakan rencana pelaksanaan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standart asuhan kebidanan lima langkah. Pada langkah ini peneliti telah melakukan asuhan kebidanan dengan hasil pada tanggal : 02 Juni 2015, Pukul : 10.25 WIB, ibu mengatakan cemas pada kehamilan ini dan mengeluh kepalanya sedikit pusing dengan tekanan darah mencapai 200/130 mmHg, Nadi : 88x/menit, Suhu : 36,7, DJJ 132x/menit, HIS : (-), Gerak janin: aktif, berdasarkan hasil tinjauan kasus pada ibu hamil dengan resiko tinggi namun keadaan umum ibu dan janin dalam kategori baik, keadaan ibu baik dengan hipertensi kronik. intervensi lanjutan dapat dilakukan terapi :infus RL 8 tpm, amlodipin 10 mg 1x1, nifediphine 5 mg 1x1. Pada konsep dasar asuhan kebidanan evaluasi merupakan seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur pelaksanaan serta didasarkan tujuan dan kriteria hasil.Dalam evaluasi kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah mencatat proses manajemen kebidanan. Evaluasi diperoleh dari tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana.Ealuasi juga dilakukan dengan membandingkan keberhasilan dengan langkah-langkah manajemen lainnya.Hasil evaluasi dapat dijadikan identifikasi/analisis masalah selanjutnya bila diperlukan.(Rury, 2012). Evaluasi yang terdapat pada tinjauan pustaka tidak ditemukan adanya kesenjangan dengan evaluasi yang ada pada hasil tinjauan kasus.dimana tujuan dari evaluasi pada tinjauan psutaka adalah untuk mengetahui hasil dari semua asuhan kebidanan pada kasus-kasus tertentu, sehingga dapat memberikan tindakan lebih lanjut. hal sesuai dengan evaluasi pada tinjauan kasus, yaitu untuk mengkaji kembali hasil dari sebuah intervensi dan bagaimana implementasinya agar kondisi pasien dapat diketahui dengan tepat. SIMPULAN Selama melakukan asuhan kebidanan pada pada ibu hamil dengan resiko tinggi penulis dapat menerapkan kerjasama dengan klien atau keluarga sehingga penulis dapat : 1. Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif padaklien. Padadata subyektif ibu Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya dan kepalanya sedikit pusing sejak 1 minggu, selama hamil muda : mual dan muntah, Skor puji Rochyati : 10 Kehamilan Resiko Tinggi 2. Pada diagnosa masalah pada ibu hamil GIVP30003 UK 37-38 minggu T/H letkep Intrauteri kesan jalan lahir normal keadaan ibu dan janin baik dengan Hipertensi kronik . 3. Menjelaskan kondisi ibu dengan sesuai dengan hasil pemeriksaan, menciptakan hubungan komunikasi yang timbal balik, menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan ibu dan janin. sehingga ibu dapat mengetahui keadaan dirinya maupun janinnya, pengetahuan dengan peningkatan pengetahuan ibu maka ibu akan lebih kooperatif.
4. Memberi dukungan pada ibu dan dorongan agar selalu berdoa kepada Tuhan agar tidak terjadi penyulit serta komplikasi baik dalam masa kehamilannya maupun persalinannya. 5. ibu mengatakan cemas pada kehamilan ini dan mengeluh kepalanya sedikit pusing dengan tekanan darah mencapai 200/130 mmHg, Nadi : 88x/menit, Suhu:36,7oc, DJJ 132x/menit, HIS: (-), Gerak janin: aktif. SARAN Penulis memberikan informasi tambahan dalam menerapkan asuhan kebidanan serta memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada klien. Institusi pendidikanmenjadi pengetahuan dan keterampilan tambahan untuk pengembangan ilmu kebidanan dan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan. Masyarakatmenambah pengetahuan masyarakat terutama tentang asuhan kebidanan baik pada ibu hamil, bersalin, nifas maupun bayi baru lahir. Tenaga kesehatanmasukan dan motivasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan kebidanan. ALAMAT REKOMENDASI : Email :
[email protected] No Hp : 085647487477 Alamat : Dsn dongol 2 desa klampisan 2 kec geneng kab ngawi