ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “R” GI P00000 UK 39 – 40 MINGGU DENGAN PRE EKLAMSI BERAT DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO ITA KUSUMANINGTYAS 1211010018 Subject: Asuhan Kebidanan, ibu bersalin, PEB
DESCRIPTION Semua wanita memiliki resiko pre eklampsi selama hamil, bersalin, dan nifas. Pre eklampsi tidak hanya terjadi pada primigravida/primipara, pada multipara dan grandemultipara juga memiliki resiko untuk mengalami pre eklampsi. Tujuan penelitian melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan pre eklampsi berat di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dalam bentuk studi kasus yaitu untuk mencari gambaran yang lebih jelas tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan pre eklamsi berat. Teknik pengumpulan data studi kepustakaan, wawancara dan pemeriksaaan fisik. Tempat penelitian dilakukan di ruang gayatri RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto pada tanggal 22 Mei 2015 sampai 24 Mei 2015. Hasil pengkajian meliputi data subjektif dan objektif. Keluhan utama Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak pukul 04.00 WIB dan mengeluh nyeri kepala. Data objektif keadaan umum: baik, kesadaran: composmentis, tensi: 160/110 mmHg, oedem pada ekstremitas bawah, protein urin ++ (+2) sehingga ditegakkan diagnosa GI P00000 UK 39 – 40 Minggu, Tunggal, hidup, intra uterin, letkep, keadaan jalan lahir normal, keadaan ibu dan janin baik inpartu kala I fase aktif dengan pre eklampsi berat. Cara yang dapat diambil untuk mengatasi pre eklampsi berat yaitu dengan observasi TTV, menganjurkan ibu diet rendah garam, istirahat yang cukup, dan kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan obat anti hipertensi dan MgSO4. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan tenaga kesehatan dapat melakukan pemeriksaan ANC pada ibu hamil secara rutin dan seksama (minimal 7T) sebagai deteksi dini dan mencegah terjadinya resiko tinggi pada ibu hamil.
ABSTRACT All women have a risk of pre-eclampsia during pregnancy, parturition, and postpartum. Pre eclampsia occurs not only primigravida / primiparae, in multipara and grandmultipara also have an increased risk for pre-eclampsia. The purpose of research was to implement the midwifery care in inpartu mothers with severe pre eclampsia in RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. The method used was descriptive method in the form of case study namely to find a clearer review of midwifery care in inpartu mothers with severe preeclampsia. Data collection techniques used literature study, interview and physical examination. Place of research conducted in Gayatri Room of RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto on 22 May 2015 until 24 May 2015. Results of the study included subjective and objective data. The main complaint that mother said contraction since 04.00 am and complained of headache. The objective data general state good, consciousness: composmentis, BP: 160/110 mm Hg, edema of the lower extremities, urinary protein ++ (+2) that enforced the diagnosis of GI P00000 UK 39-40 weeks, Single, living, intrauterine, head position, normal birth canal, the state of maternal and fetal well inpartu of first stage active phase with severe pre eclampsia. Ways that can be taken to overcome the severe pre eclampsia was by observation of vital signs, advised mothers to have low-salt diet, adequate rest, and collaboration with the medical team in providing anti-hypertensive drugs and MgSO4. Based on the results of the study it is expected that health workers can do the ANC in pregnant mothers regularly and thoroughly (at least 7T) as early detection and prevent high-risk pregnant mothers. Key words : Midwifery Care, Inpartu Mothers, Severe Pre Eclampsia. Contributor
: 1. Dian Irawati, M.Kes 2. Dhona Anggreni, SKM Date : 04 Agustus 2015 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : Right : Open Document Summary :
LATAR BELAKANG Semua wanita memiliki risiko eklampsia selama hamil, bersalin, dan nifas. Eklampsia tidak hanya terjadi pada primigravida/primipara, pada multipara dan grandemultipara juga memiliki risiko untuk mengalami eklampsia. Misalnya pada ibu hamil dan bersalin lebih dari dua kali yang mengalami preeklampsia/eklampsia pada kehamilan sebelumnya, obesitas, umur yang ekstrim, hamil kembar, adanya gangguan fungsi ginjal dan hipertensi juga memiliki risiko tinggi mengalami eklampsia (Suwanti, 2012). Pre eklampsi berat ditandai dengan timbulnya hipertensi (tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih yang disertai protein urin dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih ( akhir triwulan kedua atau sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi (Putri,2015). Pre eklamsia atau eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan dengan penyebab yang sama, ibu dengan pre eklamsi ringan cenderung mengabaikan tanda dan gejala pre eklamsi tersebut, hal ini menyebabkan pre eklamsi yang diderita menjadi lebih berat, apalagi disertai komplikasi masalah kehamilan lainnya. Setiap tahun sekitar 50.000 ibu meninggal di Dunia karena hipertensi pada kehamilan. Insidens hipertensi di Negara Berkembang berkisar dari 1:100 sampai 1:1.700. beberapa kasus memperlihatkan keadaan yang tetap ringan sepanjang kehamilan. Pada stadium akhir yang disebut eklampsia, pasien akan mengalami kejang, jika hipertensi tidak ditangani secara cepat akan terjadi kehilangan kesadaran dan kematian. Karena hipertensi menyebabkan kematian sebesar 5% atau lebih tinggi dibandingkan dengan hipertensi (Dudle, 2011). Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015 (Lusa, 2015). Frekuensi kejadian hipertensi di Indonesia menurut The National Center For Health Statistic pada tahun 2010 adalah 3,7% dari seluruh kehamilan. Data Provinsi Jawa Timur untuk penyakit hipertensi menduduki urutan ke dua sebesar 18,75%, setelah perdarahan sebesar 50,69%. Angka ini masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian ibu dinegara berkembang yang disebabkan hipertensi yaitu sekitar 9,8-25,5% (Dinkes Jatim, 2012). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Suwanti (2012) didapatkan kesimpulan sebagai berikut : sampel tekanan darah terbanyak adalah pada tekanan darah ≥160/110 mmHg yakni 57 (62%). Sampel paritas terbanyak adalah pada multipara dan grandemultipara yakni 53 (57,6%). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, ditemukan secara observasi data rekam medik pada bulan Februari 2015, sebanyak 105 orang ibu bersalin dan PEB sebanyak 8,5% (9 orang). Berdasarkan penelitian di poli obgyn pada 10 responden, didapatkan 8 ibu tidak mengetahui tanda gejala PEB. Pre-eklampsi berat menyebabkan kerusakan sel endotel vaskuler secara menyeluruh dengan penyebab multifaktor, seperti: imunologi, genetik, nutrisi (misalnya defisiensi kalsium) dan lipid peroksidasi. Kemudian berlanjut dengan
gangguan keseimbangan hormonal prostanoid yaitu peningkatan vasokonstriktor (terutama tromboxan) dan penurunan vasodilator (prostasiklin), peningkatan sensitifas terhadap vasokonstriktor agregasi platelet (trombogenik), koagulopati dan aterogenik. Perubahan level seluler dan biomolekuler di atas telah dideteksi pada umur kehamilan 18-20minggu, selanjutnya sekurang-kurangnya umur kehamilan 24 minggu dapat diikuti perubahan/ gejala klinis seperti hipertensi, oedema dan proteiuria. Hipertensi ini dapat terjadi karena kehamilan dan akan kembali normal bila kehamilan sudah berakhir. Namun, ada juga yang tidak kembali normal setelah bayi lahir. Kondisi ini akan menjadi lebih berat bila hipertensi sudah diderita ibu sebelum hamil (Cunningham, dkk, 2005). Dampak pre eklampsi berat dalam pada persalinan adalah dapat meningkatkan resiko terjadinya placental abruption. Placental abruption adalah keadaan di mana plasenta terpisah dari rahim sebelum waktu yang seharusnya. Hal ini mengakibatkan suplai oksigen ke janin terputus dan menyebabkan pendarahan hebat pada ibu hamil. Kekurangan suplai darah berarti janin dalam perut ibu juga kekurangan suplai oksigen dan nutrisi. Hal ini bisa mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin yang lambat dan meningkatkan resiko terjadinya bayi lahir dengan berat badan di bawah normal (Kholifah, 2014). Cara yang dapat diambil untuk menekan angka kematian ibu akibat dari pre eklampsi berat yaitu pemeriksaan antenatal dilakukan minimal 1 kali selama seminggu, dan jika kehamilan mengalami keadaan patologis penggunaan magnesium sulfat melalui infus untuk ibu juga dilakukan karena ini hampir selalu efektif mencegah pre eklampsi berat. Asupan nutrisi yang baik dengan kadar antioksidan, magnesium, vitamin, (khususnya vitamin D) , air mineral yang cukup, serta perawatan kesehatan gigi dan gusi, dapat membantu memperkecil risiko pre eklampsi berat, disamping itu tenaga kesehatan lebih meningkatkan teknik penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan, meningkatkan pemantauan rutin pada ibu hamil tentang pre eklamsi berat antara lain lebih menggali informasi tentang kehamilan baik melalui media massa maupun elektronik dan melalui seminar-seminar (Hamilton, 2008)
METODOLOGI Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus yaitu untuk mencari gambaran yang lebih jelas tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan pre eklamsi berat. Teknik pengumpulan data studi kepustakaan wawancara, Pemeriksaaan Fisik, Observasi, Studi Dokumentasi, Tempat dan Waktu Studi Kasus.
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny”R” dengan Pre Eklamsi Berat (PEB) yang dilakukan pada tanggal 22 Mei 2015 maka penulis menyimpulkan setelah dilakukan pengkajian secara menyeluruh dapat mengumpulkan data dengan benar, dengan teknik wawancara dan observasi. Pada data subyektif ibu mengatakan mengeluhkan bengkak pada kaki serta kepala ibu terasa pusing. Pada data obyektif tekanan darah ibu tinggi dan pada ekstremitas bawah oedem. Dalam diagnosa memnyimpulkan Ny”R” GIP00000 UK 39-40 minggu dengan PEB. Melakukan asuhan kebidanan yang telah direncanakan. Mengevaluasi tindakan yang telah direncanakan. Pada kasus ini juga tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Dan semoga studi kasus ini bermanfaat serta dapat menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Dari hasil penerapan asuhan kebidanan dimulai dengan pengkajian, identifikasi diagnosa, intervensi dan implementasi pada klien NY “R” Hamil dengan pre eklamsia berat (PEB) yang dilaksanakan tanggal 22 Mei 2015 dengan menggunakan berbagai pertimbangan ilmu dan menentukan kasus secara nyata, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, penulis menyadari masih banyak data yang perlu dilengkapi, ini semata – mata karena waktu dan kondisi juga yang tidak memungkinkan. Apalagi dengan kondisi klien yang lemah karena tekanan darah yang tinggi sehingga agak sulit dalam menggali informasi tentang kondisi klien saat ini maupun yang lalu. Dalam mengkaji juga penulis mempunyai hambatan waktu. Dari hasil pengkajian pasien menderita Pre Eklamsia Berat (PEB), menurut teori jika pasien menderita PEB, pasien mengalami tekanan darah tinggi sehingga membuat kepala menjadi pusing. Pada tinjauan pustaka terdapat satu diagnosa dan beberapa masalah yang terjadi pada kehamilan dengan PEB jika tidak segera mendapat penanganan dapat mengakibatkan solusio plasenta, hipovibrinogemia perdarahan otak, kelainan mata, edema paru, nekrosis hati, sedangkan pada janin adalah gawat janin, IUFD (kematian janin), premature, IUGR (pertumbuhan lambat). Pada kasus ini pasien segera mendapat penanganan sehingga tidak terjadi komplikasi. Dapat diketahui pada identifikasi masalah diagnosa tidak terjadi kesenjangan. Berdasarkan diagnosa yang terjadi maka asuhan kebidanan yang dilakukan berdasarkan prioritas masalah pada tinjauan kasus disebutkan bahwa intervensi yang dilakukan antara lain pendekatan pada klien, jelaskan tentang kondisi klien, observasi tanda-tanda vital ibu dan kemajuan persalinan sesuai partograf, observasi keadaan janin sesuai partograf, bantu ibu untuk memenuhi kebutuhannya, misal makan dan minum dan lakukan kolaborasi dengan tim medis (dr.SPOG) dalam pemberian terapi Pada tahap implementasi penulis dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan tujuan, kriteria hasil dan waktu yang telah ditentukan. Dalam intervensi yang telah disusun oleh hubungan antara penulis sebagai petugas, klien, sarana dan prasarana yang ke semuanya menunjang dari pelaksanaan asuhan kebidanan Adapun evaluasi pada Ny”R” GIP00000 UK 39-40 minggu dengan PEB ditemukan hasil: Keadaan umum: baik, Kesadaran: composmentis, Tekanan darah: 150/100 mmHg, Nadi: 80 x/menit, Suhu: 36,5oC, Pernafasan: 20 x/menit, DJJ 140 kali/menit, His adekuat: 4 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik, Keadaan Vagina: tidak ada odema, tidak ada varises, tidak ada tanda-tanda infeksi, Pembukaan 9 cm, Eff 75%, Presentasi Kepala, Denominator: UUK kanan depan, Ketubanpositif (+), Bagian terkecil janin tidak teraba, kepala masuk Hodge IV+
SIMPULAN Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny”R” dengan Pre Eklamsi Berat (PEB) yang dilakukan dari tanggal 22 Mei 2015 maka dari asuhan kebidanan yang penulis kaji, penulis menyimpulkan setelah dilakukan pengkajian
secara menyeluruh sehingga dapat mengumpulkan data dengan benar, dengan teknik wawancara, observasi. Pada data subyektif ibu mengatakan mengeluhkan bengkak pada kaki serta kepala ibu terasa pusing. Pada data obyektif tekanan darah ibu tinggi dan pada ekstremitas bawah oedem, Dalam diagnosa memnyimpulkan Ny”R” GIP00000 UK 39-40 minggu dengan PEB, telah merencanakan asuhan kebidanan, telah melakukan asuhan kebidanan yang telah direncanakan, telah mengevaluasi tindakan yang telah direncanakan. Pada kasus ini juga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Dan akhirnya semoga studi kasus ini bermanfaat serta dapat menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
SARAN 1. Diharapkan para petugas kesehatan dalam melaksanakan pengkajian pada masa kehamilan (ANC= Antenatal Care) dilakukan secara rutin dan seksama (minimal 7T), sehingga data yang diperoleh valid. Data tersebut dapat sebagai deteksi dini resiko tinggi sehingga nantinya dapat dilakukan penanganan secara dini. 2. Agar dapat membimbing calon tenaga kesehatan, diharapkan mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai dengan teori yang ada. 3. Terhadap klien dan keluarga diharapkan dapat mengikuti dan bekerjasama dalam proses asuhan kebidanan sehingga pengobatan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga kesembuhan klien dapat tercapai.
ALAMAT CORESPONDENSI Alamat : Dusun Bulutangkur RT 06/RW 03 Desa Ranuyoso Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang Jawa Timur. E-mail :
[email protected] No HP : 085258779200