PERAN SUAMI DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO IRA CHALIFIYAH 1211010059 Subject : Peran suami, Inisiasi Menyusu Dini, Suami DESCRIPTION IMD (Inisiasi Menyusu Dini) atau permulaan menyusu, masalah yang sering terjadi dimana presentase proses menyusu dini masih rendah 34,5%, hal ini menyebabkan permulaan awal menyusu ASI masih sangat sulit untuk mencapai target. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan karena IMD dapat menyelamatkan 22% bayi yang meninggal sebelum usia 1 bulan. Banyak suami yang merasa tidak nyaman melihat kegiatan menyusui, dalam proses menyusui peran suami bahkan dapat memberikan sentuhan lembut pada ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Peran Suami Dalam Mendukung Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, variabel dalam penelitian ini adalah peran suami dalam mendukung pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD). Populasi sebanyak 18 responden dengan sempel 18 suami ibu nifas. Teknik sampling menggunakan sampling accidental. Penelitian ini di laksanakan di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto pada bulan Mei - Juni 2015. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan data primer. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar kuesioner. Pengolahan data menggunakan editing, coding, scoring dan tabulating. Teknik analisa data dilakukan dengan cara untuk mendeskriptifkan variabel dalam bentuk distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar suami mempunyai peran positif yaitu sebanyak 12 responden (66,7%). Simpulan dalam penelitian ini ada hubungan peran suami terhadap pelaksanaan IMD. Tenaga kesehatan harus menerapkan fungsi edukasi tidak hanya pada ibu nifas namun juga pada suami, agar suami turut berperan mendukung istri dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini. .
ABSTRACT
IMD (Early Initiation of Breastfeeding) or the beginning of the feeding, the problem is often occur where the percentage of early breastfeeding process is still low 34.5%, this led to the beginning of breastfeeding is still very difficult to achieve the target. The Government of Indonesia supports the WHO and UNICEF policy that recommends early initiation of breastfeeding as life-saving measures because IMD can save 22% of infants who die before the age of 1 month. It has been known that many husbands feel uncomfortable seeing breastfeeding, in breastfeeding process the husband's role could even give a soft touch on the mother. The purpose of this study was to know the husband role in supporting the implementation of early initiation of breastfeeding (IMD) in RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. This research was descriptive, variable in this study was the husband's role in supporting the implementation of early breastfeeding initiation (IMD). Population was 18 respondents with number of sample was 18 postpartum mother’s husband. Sampling technique used accidental sampling. This research was conducted in RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto on May-June 2015. The research data collection techniques using primary data. The instrument of this study using a questionnaire sheet. Data processing used editing, coding, scoring and tabulating. Data analysis technique was done in a way to describe variables in the form of a frequency distribution. Based on the results, most of the husbands had a positive role as many as 12 respondents (66.7%). The conclusions in this study was there is a relationship of husband's role towards the implementation of the IMD. Health workers should apply their educational function not only to the postpartum mothers, but also to the husband, so that husband car contributing to support wife to do the implementation of Early Initiation of Breastfeeding. Keywords: Husband’s Role, Early Initiation of Breastfeeding, Husband Contributor
: 1. Dyah Siwi H, S.SiT., S.KM., M.Kes 2. Dyah Permata Sari, SST. SKM., MM Date : 19 Juni 2015 Type material : Laporan Penelitian Identifier :Right : Open Document Summary :LATAR BELAKANG Inisiasi Menyusui Dini (IMD) merupakan program yang dikeluarkan oleh WHO/UNICEF pada tahun 2007 dimana prinsipnya bukan ibu yang menyusui bayi,
tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu serta melakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam. Peran suami dalam proses menyusui tidak hanya memberikan sentuhan lembut pada sang ibu, peran suami yang lainnya juga sangat penting, utamanya dalam hal mendukung ibu selama memberikan ASI (Afiati, dalam Makalah Inisiasi Menyusu Dini, 2014). Kurangnya dukungan dari suami juga dapat mengganggu proses pemberian ASI secara eksklusif, sehingga peran suami harus mendapatkan perhatian khusus karena dari berbagai penelitian di Indonesia maupun luar negeri, diketahui banyak suami yang merasa tidak nyaman melihat kegiatan menyusui, bahkan marah bila istri mereka lebih memilih merawat bayinya ketika suami membutuhkan bantuannya. Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini (IMD) sebagai tindakan penyelamatan kehidupan karena IMD dapat menyelamatkan 22% dari bayi yang meninggal sebelum usia 1 bulan. (Dinkes RI, 2013). Riskesdas 2013 menyatakan bahwa persentase proses menyusui kurang dari satu jam atau yang di sebut dengan istilah Inisiasi Menyusui Dini (IMD), pada anak umur 0-23 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 34,5%. Persentase proses mulai mendapatkan ASI antara 1-6 jam sebesar 35,2%, persentase proses mulai mendapatkan ASI antara 7-23 jam sebesar 3,7%, sedangkan persentase proses mulai mendapatkan ASI antara 24-47 jam sebesar 13,0% dan persentase proses mulai mendapatkan ASI lebih dari 47 jam sebesar 13,7%. (Dinkes RI, 2013). ASI Eksklusif di Jawa Timur tahun 2012 sebesar 64,08% (Lampiran Data Profil Kesehatan Tabel 41). Cakupan tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011 (61,52%). (Dinkes Jawa Timur, 2012). Data dari bidang kesehatan kota Mojokerto, diperoleh cakupan pemberian ASI Eksklusif pada tahun 2010 baru mencapai 46,19%. Hasil ini telah meningkat dari capaian tahun lalu yang tercatat sebesar 34,91%. Pencapaian ASI Eksklusif dalam lima tahun terakhir tercatat tidak banyak mengalami perubahan, yaitu berkisar pada angka 40%. (Dinkes kota Mojokerto, 2010). METODELOGI Jenis penelitian deskriptif, variabel dalam penelitian peran suami dalam mendukung pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD). Populasi 18 responden dengan sempel 18 suami ibu nifas. Teknik sampling menggunakan sampling accidental. Penelitian di laksanakan di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo. Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan data primer. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner. Pengolahan data menggunakan editing, coding, scoring dan tabulating. Teknik analisa data dilakukan dengan cara untuk mendeskriptifkan variabel dalam bentuk distribusi frekuensi. HASIL DAN PEMBAHSAN Didapatkan dari 18 responden hampir sebagian positif sebanyak 12 responden (66,7%).
besar mempunyai peran
Dukungan suami merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan ibu dalam pemberian ASI. Cara terbaik yang dapat dilakukan suami dalam memberi dukungan kepada ibu menyusui adalah dengan berperan sebagai breastfeeding father. Breatsfeeding father adalah dukungan penuh seorang suami sebagai ayah kepada istrinya agar dapat berhasil dalam proses menyusui (Ibu susui aku, Bayi sehat dan Cerdas dengan ASI. Dr.Ariani, 2012). Peran negatif yang dimiliki oleh responden di sebabkan karena masih banyak suami yang beranggapan tentang IMD bukanlah hal yang sangat penting. Peran negatif pada responden juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kelas sosial, bentuk keluarga, kesadaran dan kebiasaan kelurga, sumber daya keluarga, dan siklus keluarga. Parameter kelas sosial fungsi dari peran suami tentu dipengaruhi oleh tuntutan kepentingan dan kebutuhan yang ada dalam keluarga suami sebagai kepala rumah tangga diwajibkan harus siap dengan tanggung jawab yang di embannya. (Kurniawan, 2008). Hasil Penelitian dari beberapa responden yang berperan positif mengatakan dukungan suami sangat diperlukan untuk keberhasilan insiasi menyusu dini, selain IMD suami dapat menambah semangat pada ibu dan melihat secara langsung saat bayi mereka mencari puting susu ibu sendiri. Parameter bentuk keluarga dengan orang tua tunggal jelas berbeda dengan orang yang masih lengkap, demikian juga antara keluarga inti dengan keluarga besar yang beragam dalam pengambilan keputusan dan kepentingan akan rawan konflik peran, semakin banyak keluarga semakin banyak pula yang membantu kita dalam berfikir, keputusan keluarga lebih baik dari keputusan individu (Kurniawan, 2008). Hasil Penelitian dari beberapa responden yang berperan positif, yaitu pengambilan keputusan seperti jawaban responden pada kuesioner yang sangat tidak setuju dengan pemberian susu formula pada awal kehidupan bayi mereka, responden lebih memlih IMD untuk tahap awal kelancaran pemberian ASI. Parameter Kesadaran dan kebiasaan keluarga merupakan titik temu atau equilibrium dari berbagai pertimbangan dan perbandingan yang menghasilkan keyakinan. Kebiasaan yang meningkatkan kesehatan yaitu : tidur teratur, sarapan setiap hari, tidak merokok, tidak minum-minuman keras, tidak makan sembarangan, olah raga, pengontrolan berat badan, segala bentuk kegiatan keluarga dimulai dan dikat oleh suatu kebiasaan dan tradisi oleh pendahulunya (Kurniawan, 2008). Hasil penelitian dari beberapa responden yang berperan negatif, yaitu terdapat dari jawaban responden pada kuesioner seperti memberikan air teh, air gula dan pisang kerok adalah salah satu tradisi dari keluarga dengan memberian makanan pendamping pada awal kehidupan bayi, bayi akan tumbuh lebih besar daripada bayi yang hanya di berikan ASI saja. Parameter sumber daya keluarga atau pendapatan keluarga merupakan penerimaan seseorang sebagai imbalan atas semua yang telah dilakukan dengan tenaga atau pikiran seseorang terhadap orang lain atau organisasi lain. Pendapatan sendiri ada 2 metode yang dilakukan yaitu : KFM (Kebutuhan Fisik Minimum) dan KHM (Kebutuhan Hidup Minimum), segala sesuatu dalam keluarga akan dihargai jika semua pelaksanaanya dimulai dengan niat dan kerja keras demi keluarganya pula (Kurniawan, 2008). Hasil penelitian didapatkan Semua responden bekerja, dari
beberapa responden yang berperan positif bahwa pendapatan hasil bekerja mereka untuk kebutuhan keluarga yang paling terpenting adalah kebutuhan bayi dan anakanak mereka, namun dari hasil jawaban kuesioner responden lebih memilih IMD yang sangat praktis bagi bayi, bermanfaat untuk kesehatan bayi dan untuk pertama kali menghindari susu formula yang bisa di dapatkan banyak di tokoh-tokoh. Parameter siklus keluarga sesuai dengan fungsi keluarga yang sedang dialami juga merupakan hal yang dapat mempengaruhi peran karena perbedaan kebutuhan dan kepentingan. Siklus keluarga peran anggota berbeda misalnya ibu berperan sebagai asah, asuh dan asih, ayah sebagai pencari nafkah dan anak tugasnya adalah belajar dan menuntut ilmu. (kurniawan, 2008). Hasil penelitian beberapa responden yang berperan negatif adalah tuntutan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan dimana seorang suami bertanggung jawab untuk mencari nafkah, sehingga jawaban kuesioner dari responden setuju dukungan suami tidak diperlukan lagi karena tugas suami hanya mencari nafkah. Responden yang berperan positif tidak setuju dengan pernyataan tersebut dikarenakan bagi mereka sesuatu yang bersifat dukungan yang melibatkan keluarga tidak dapat dilewatkan begitu saja, walaupun kewajiban suami mencari nafkah peran suami dan dukungan suami sangatlah dibutuhkan. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang peran suami dalam mendukung pelakasanaan IMD di RSU Dr.Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto didapatkan 18 responden hampir setengah responden mempunyai peran negatif dalam mendukung pelaksanaan IMD yaitu 6 responden (33.3%) dan di dapatkan hampir sebagian responden mempunyai peran positif dalam medukung pelaksanaan IMD yaitu 12 responden (66.7%). REKOMENDASI a. Peneliti Selanjutnya Penelitian ini masih banyak kekurangan-kekurangan, untuk itu diharapkan bagi peneliti selanjutnya lebih lanjut meneliti tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan peran suami dalam mendukung pelaksanaan inisiasi menyusu dini. b. Bagi praktis 1) Bagi Responden Bagi responden dapat meningkatkan lagi informasi dan pengetahuan tentang peran suami dalam mendukung pelaksanaan inisiasi menyusu dini, sehingga suami khususnya ibu nifas dapat berperan dan mendukung pelaksanaan inisiasi menyusu dini. 2) Bagi Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan harus menerapkan fungsi edukasi tidak hanya pada ibu namun juga pada suami agar suami turut berperan dan mendukung istri dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini.
c.
Bagi Teoritis 1) Institusi Kesehatan Hendaknya meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan yang bekerja diinstansi agar mampu memberikan pelayanan yang lebih baik lagi. 2) Institusi Pendidikan Menambah atau menyediakan kepustakaan dan materi khususnya tentang peran suami dalam mendukung pelaksanaan inisiasi menyusu dini untuk dapat dijadikan sebagai data dasar melakukan penelitian lebih lanjut.
ALAMAT KORESPONDENSI Email : iink_fya@yahoo.com No. Hp : 085940784141 Alamat : Dsn. Karang Lombi RT. 002 RW. 001 Ds. Bilis-Bilis Kec. Arjasa Kab sumenep