2/25/2016
Perluasan Respon Penanggulangan HIV dan AIDS dalam Kerangka Sistem Kesehatan M.Suharni Kursus Kebijakan Penanggulangan HIV dan AIDS dalam Sistem Kesehatan Angkatan III Yogyakarta 24‐25 Februari 2016 PKMK‐UGM
Outline • Apa itu perluasan respon ? • Mengapa memperluas Respon ? • Konteks program dan respon saat ini • Isu keberlanjutan Progam • Bagaimana Melakukan Perluasan Respon? • Adopsi dan difusi untuk Inovasi • Case study • Apa yang dibutuhkan untuk merespon? • Framework untuk merespon • Bagaimana mengukur keberhasilannya? • Monev perluasan respon
Mari kita diskusikan
1
2/25/2016
Perluasan respon • Expanded Response : – konteks epidemi, besaran dan sebaran
• Scale Up : – Pilot project diperluas
• Coverage (cakupan) – Fokus pada cakupan – fast track – Uji coba SUFA diperluas
Coverage (Cakupan) •
Konsep coverage (Cakupan) pertama kali muncul tahun 1960s sebagai indikator kunci untuk mengukur proporsi populasi yang dijangkau oleh layanan kesehatan
•
‘the proportion of the population in need of an intervention which has received an effective intervention’ (Hogarth, 1975;WHO, 2001).
•
Level Individu; – persentasi menyuntik dengan alat suntik steril.
•
Level Populasi – Persentase dari estimasi polulasi IDU di wilayah tertentu yang pernah dijangkau (UNAIDS Strategy Meeting 1999; Irwin et.al 2006; Bourrows 2005) – % dari estimsi IDU yang dijangkau di wilayah tertentu pada jangka waktu tertentu (Heimer 2006; Burrows 20060 – % dari estimsi populasi IDU yang dijangkau diwilayah tertentu berdasarkan basis waktu tertentu, misal perminggu (Acieijas, et.al; UNAIDS; Burrows 2006a)
•
Coverage Universal Health Coverage
2
2/25/2016
Expanded and Comprehensive Response (ECR) • Mobilisasi sumber daya yang adekuat dan kapasitas organisasi untuk secara cepat dan efektif melakukan perluasan respon yang komprehensif terhadap epidemik HIV/AIDS
Mengapa perlu perluasan Respon Jumlah penduduk 240 Juta 230,000 75.000
penasun
6,7 Juta Pria membeli Sex (2-20% dari Pria Dewasa) 1,13 Juta Gay dan Waria
Wanita Penjaja Seks
4,9 Juta menikah dg pria risiko tinggi
Anak-anak
Laki-laki
Perempuan
Estimasi Populasi Rawan tertular HIV, Kemenkes 2012
3
2/25/2016
Respon epidemi Yang ada saat ini • Pencegahan (HR, PMTS, PMTCT) • Pengobatan dan Perawatan (ART) • Mitigasi Dampak (Pemberian Makanan Tambahan, Bansos /Jamkesos/Kube)
4
2/25/2016
Respon daerah (geografi) Saat ini secara geografis • Program penanggulangan terfokus pada 141 kabupaten/Kota prioritas • Sumber Pendanaan dari MPI (GF, USAID, AUSAID dll)
ECR Conceptual Framework
5
2/25/2016
Komponen ECR 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Perencanaan Strategis (Planning Strategic) Strategi Teknis (Technical Strategies) Administration and Resources Management Pelibatan NGO (CSO/CBO involvement) Peningkatan SDM (Human Capacity Development) Pembiayaan dan penggunaan sumberdaya (Costing and Use of Resourcing) 7. Manejemen pengadaan obat dan alkes (Managing the supply of drugs and commodity) 8. Monitoring dan Evaluasi
6
2/25/2016
Strategic Planning • Perencanaan strategis yang partisitif di semua level dan Sektor (publik dan swasta) musti dilakukan untuk program multi sektor • Pengembangan dan perluasan respon dan rencana strategis membutuhkan – Assesmen kebutuhan, – Analisis situsi saat ini dan – respon yang sedang dilakukan saat ini
Technical Strategies • Fokus pada intervensi dan SOP serta bagaimana cara memperluasnya secara efektif dan efisien. – Cara untuk meningkatkan akses dan cakupan program, – Mensinergikan elemen intervensi, – Memprioritaskan intervensi berdasarkan kondisi epidemik
7
2/25/2016
Operasionalisasi ECR: Administrasi dan Manajemen Sumber Daya • Mekanisme dan struktur untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi dan memastikan ada pendanaan untuk program, • Perhatikan – – – –
Manajemen program disemua level Pengembangan sistem informasi yang handal Memastikan pembiayaan Sistem pelaporan keuangan yang akuntabel
Pelibatan NGO dan CBOs dalam program HIV dan AIDS • Tantangan pelibatan NGOs/CBOS – Replikasi program; – scaling‐up existing programs; – Integrasi intervensi pada sistem kesehatan dan – Menjaga kualitas program,
8
2/25/2016
Pengembangan SDM • Melakukan need assessment untuk mengembangkan kapasitas SDM (Siapa yang perlu di latihdan bagaimana caranya), • Pelatihan dan peningkatan kapasitas program • Inovasi untuk peningkatan kapasitas • Kolaborasi dan distance learning
Penganggaran dan pemanfaatan sumber daya (Costing and Use of Resources) • Metode penghitungan biaya yang termasuk biaya langsung dan perhitungan pembiayaan yang lebih luas – Mengembangkan kriteria untuk alokasi sumber daya, – Menguraikan biaya untuk memperluas cakupan dan jenis program intervensi HIV/AIDS – Mencari sumber‐sumber pembiayaan – Menentukan prioritas pembiayaan untuk mencapai output yang maksimum
9
2/25/2016
Manejemen pasokan obat dan alkes (Managing the Supply of Drugs and Commodities) Pertanyaan kritis terkait dengan: • management support systems, seleksi, procurement, distribusi dan penggunaan. • Isu kebijakan dan hukum • Sistem manejemen yang terpercaya untuk menjamin kertersediaan ARV
Monev Perluasan Respon
10
2/25/2016
Kerangka Kerja Monitoring dan Evaluasi Assess‐ ment and Planning
Data pengemba‐ ngan program
Input
Imple‐ menta‐ tion
Data program
Output
Out‐ come
Impact
Data biologis, perilaku dan sosial berbasis populasi
Sumber: SRAN 2015 – 2019 Penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia
Perluasan respon perlu memperhatikan • Situasi Epidemi • Peran Stakeholder (Pemda, KPAD, SKPD, CS, Populasi Kunci dll) • Upaya kesehatan (service delivery) Layanan primer, Sekunder dan Tersier • Program (Pencegahan, PDP dan Mitigasi Dampak ) • Pembiayaan
11
2/25/2016
Tantangan Perluasan Respon • Kelayakan Teknis – Service Delivery
• Kelayakan Politis – Komitmen Politik Pemda (Political will) – Supply and Demand – Suara Kumunitas
• Keberlanjutan Program – Leardership – Financing
Contoh‐contoh Perluasan Respon
12
2/25/2016
Contoh permodelan pada SRAN • Skenario 1: Skenario baseline dimana diasumsikan tidak ada peningkatan intervensi pada tahun 2013‐2030. • Skenario2: “LKB Kinerja Medium” diasumsikan implementasi program LKB dan PMTS di 141 kabupaten/ kota dengan cakupan pencegahan pada populasi kunci sebesar 70% dan 45% cakupan pengobatan pada tahun 2020 (dengan 75% efektifitas pengobatan). • Skenario 3: “LKB Kinerja Tinggi di 47 kabupaten/ kota SUFA, dan Kinerja Medium di 94 Kota” sampai dengan tahun 2016; dan 75 kabupaten/ kota SUFA dengan Kinerja Tinggi dan 66 kabupaten/ kota Kinerja Sedang mulai tahun 2017. • Skenario 4: “LKB Kinerja Tinggi”, dimana diasumsikan implementasi program LKB dan PMTS serta SUFA dan lainnya diintensifkan di 141 kabupaten/ kota dengan cakupan pencegahan pada populasi kunci sebesar 80% dan 60% cakupan pengobatan pada tahun 2020 (dengan 75% efektifitas pengobatan).
10 tahun terakhir • Inovasi pencegahan penularan dari jarum suntik ( Harm Reduction) 2006; • Pencegahan Penularan Melalui Transmisi Seksual (PMTS) mulai tahun 2010; • Penguatan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA) pda tahun 2011; • Pengembangan Layanan Komprehensif Berkesinambungan (LKB) di tingkat Puskesmas pada tahun 2012; • Strategic use of ARV (SUFA) dimulai pada pertengahan tahun 2013.
13
2/25/2016
Studi Kasus • Situasi problematik dalam perluasan respon di DIY – Data dari Dinkes Provinsi DIY • HIV 3146; ODHA 1249: Kematian karena HIV 441 kasus; Ibu Rumah Tangga HIV 401; Ibu Rumah Tangga AIDS 139 • Urbanisasi Meningkatkan Jumlah lelaki berisiko tinggi • Resiko penularan meningkat pada LBT dengan pemahaman tentang HIV dan AIDS yang rendah • Ketiadaan Program Pengendalian dan Layanan HIV meningkatkan risiko penularan • Perempuan (Ibu Rumah Tangga) rentan tertular karena tingginya laki‐laki beristri mengakses jasa seks komersial (80%) • Variasi Sumber Daya dan Sumber Dana antar Kabupaten/Kota
Terimakasih
www.kebijakanaidsindonesia.net
14