UNIVERSITAS INDONESIA
PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP SELISIH KURS ATAS PIUTANG USAHA PT MIS
LAPORAN MAGANG
MARIA MAGDALENA TAMPUBOLON 1006813310
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI (S1) EKSTENSI SALEMBA 2012
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP SELISIH KURS ATAS PIUTANG USAHA PT MIS
LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
MARIA MAGDALENA TAMPUBOLON 1006813310
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI (S1) EKSTENSI KEKHUSUSAN AKUNTANSI SALEMBA 2012
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena berkat kasih dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini. Penyusunan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Vita Silvira S.E.,MBA, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 2. Pihak KAP BDO dan PT MIS sebagai tempat penulis melaksanakan penelitian dan membantu penulis dalam memperoleh data yang penulis perlukan. 3. Orangtua penulis, Mama dan Papa yang telah memberikan bantuan material, semangat yang luar biasa dan meyakinkan penulis bahwa penulis bisa menyelesaikan laporan magang ini serta do’a yang tak henti-hentinya sehingga penulis diberikan kemudahan dalam menyelesaikan laporan magang ini. Serta keluarga yang lain, Oppung, Tulang, Nantulang, Tante, sepupuku Tiara, Mecca, Nia, Lisbet dan Keponakanku yang tua Patricia dan Pioma terimakasih untuk semangat, doa dan tak henti-hentinya berkata kalau penulis pasti bisa. Penulis sangat mencintai kalian. 4. Saudaraku, Sahabat terbaikku, Musuh besarku, Penyemangatku, selalu bersama seperti roti dan mentega, Bernandus Nababan. Terima kasih selalu mendukung, mendorong, mengingatkan penulis dengan prioritas utama dan mau mendengar keluhan-keluhan selama penulisan ini. 5. Teman senasib di kampus Salemba tercinta, “salemba fighters”, Simey, Yohana, Tasya, Angel, Wulan, Nova, Chacha, Dyra yang telah berbagi tawa, canda, kesulitan dan ilmu pengetahuan selama dua tahun ini, yakin temanteman kita akan menjadi seseorang yang besar suatu saat nanti.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
6. Wanita-wanita Ciamikku, Maharani, Ana, Nathasia, Meta, Dini, Gena, Mourin, Meita, Itin,Chris Jhon yang selalu memberi semangat dan doa untuk penulis. Walau jarak memisahkan kita, tapi persahabatan kita harus selalu dekat di hati. 7. Sahabatku yang gendut dan bawel, Marcia Kambarwati terima kasih untuk dukungannya dari awal menginjak dunia kampus sampai kita akan menjadi alumni. Semoga persahabatan kita tetap rukun selamanya. 8. Pasangan Partner, Stacia dan David terima kasih buat dukungannya. Stacia yang selalu menemani penulis karaokean dan menghibur ketika sedang menangis. David yang selalu ngatain “galau.. galau”. Terima kasih untuk semua kritik dan saran yang penulis dapat dari kalian. Semoga hubungan kalian bukan hanya sekedar partner tapi meningkat ke jenjang lebih tinggi. 9. Hilde, Monika, Tetty dan Thinis, terima kasih telah memberikan suasana ceria, tertawa bersama di rumah kontrakan. 10. Semua teman-teman penulis yang tidak dapat penulis ucapkan satu-persatu, terimakasih buat saling support saat kita saling down, dan saling menyemangati satu sama lain, terimakasih teman-teman. Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu dan semua pihak yang membacanya
Salemba, 20 Juni 2012
Maria Magdalena Tampubolon
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
ABSTRAK
Nama : Maria Magdalena Tampubolon Program Studi : S1 Ekstensi Akuntansi Judul : Perlakuan Akuntansi terhadap Selisih Kurs atas Piutang Usaha PT MIS Kegiatan dari perdagangan internasional telah menghasilkan keuntungan atau kerugian dari pertukaran mata uang asing. Keuntungan atau kerugian mata uang asing disajikan sebagai pendapatan lain dalam laporan laba rugi. Jadi, perlakuan terhadap keuntungan atau kerugian tersebut harus dievaluasi untuk mendapatkan jaminan bahwa keuntungan atau kerugian disajikan dengan wajar. Laporan berfokus hanya pada keuntungan atau kerugian dari pertukaran mata uang asing dalam piutang PT MIS. Laporan ini menemukan bahwa ada beberapa perlakuan yang harus diperbaiki. Namun demikian, pengguna laporan keuangan disarankan untuk menggunakan laba usaha sebagai parameter untuk mengukur nilai perusahaaan.
Kata kunci: Selisih kurs, piutang usaha
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
ABSTRACT
Name : Maria Magdalena Tampubolon Study Program : S1 Ekstensi Akuntansi Title : Accounting Treatment for Exchange Difference on Accounts Receivable in PT MIS Activities from international trade have resulted gains or losses from exchange of foreign currencies. These gains or losses from exchange of foreign currencies are shown as other income in the income statement. So, treatments of these gains or losses have to be evaluated to get assurance that those gains or losses are reasonable. This report focuses only in gains or losses from exchange of foreign currencies in the accounts receivables of PT MIS. This report finds that there are some treatments that have to be fixed. Nevertheless, users of financial statement are suggested to use income from operation as the parameter to measure the value of a company.
Key words: Exchange difference, accounts receivable.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERYATAAN ORISINALITAS..................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................. vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix TABEL ................................................................................................................. xi
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Program Magang ..................................................... 1 1.2 Tujuan Program Magang .................................................................. 1 1.3 Manfaat Pelaksanaan Magang .......................................................... 2 1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang ......................................... 2 1.5 Pelaksanaan Kegiatan Magang ......................................................... 2 1.6 Latar Belakang Penulisan ................................................................. 3 1.7 Tujuan Penulisan .............................................................................. 4 1.8 Ruang Lingkup Penulisan..................................................................4 1.9 Sistematika Penulisan........................................................................5
BAB 2. PROFILE KAP BDO DAN PT MIS .................................................... 6 2.1 Profile KAP BDO Tanubrata Sutanto & Rekan .............................. 6 2.1.1 Latar Belakang KAP .............................................................. 6 2.1.2 Visi, Misi, Strategi dan Nilai Organisasi .............................. 7 2.1.3 Jasa KAP BDO Tanubrata, Sutanto & Rekan ......................... 8 2.2 Profile Klien ..................................................................................... 8 2.2.1 Latar Belakang PT MIS .......................................................... 8 2.2.2 Visi dan Misi PT MIS..............................................................9 2.2.3 Struktur Organisasi..................................................................10
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
BAB 3. LANDASAN TEORI ............................................................................. 13 3.1 Gambaran Audit ............................................................................... 13 3.1.1 Definisi Audit ......................................................................... 13 3.1.2 Jenis-jenis Audit ..................................................................... 13 3.1.3 Tujuan Audit atas Laporan Keuangan....................................14 3.1.4 Tanggung Jawab Manajer dan Tanggung Jawab Auditor......14 3.1.5 Asersi Manajemen dan Tujuan Audit.....................................15 3.1.6 Tahapan dalam Proses Audit..................................................17 3.2 Pendapatan ........................................................................................ 19 3.2.1 Pengertian Pendapatan ........................................................... 19 3.2.2 Pengakuan Pendapatan ........................................................... 20 3.3 Transaksi dalam Mata Uang Asing .................................................. 25 3.3.1 Selisih Kurs............................................................................ 27 3.3.2 Penyajian Selisih Kurs dalam Laporan Keuangan ................ 28
BAB 4. PEMBAHASAN ..................................................................................... 30 4.1 Selisih Kurs....................................................................................... 30 4.1.1 Konsistensi Prosedur Pencatatan Selisih Kurs ....................... 32 4.1.2 Kepatuhan PT MIS terhadap PSAK ....................................... 37 4.1.3 Penyajian Akun Selisih Kurs Piutang Usaha.......................... 38 4.1.4 Penyajian Akun Piutang Usaha Akhir Tahun 2011 ................ 40 4.3 Hal Terkait ......................................................................................... 41
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 42 5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 42 5.2 Saran untuk PT.MIS ......................................................................... 42 5.3 Saran untuk KAP BDO..................................................................... 43
DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 44
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Jurnal Selisih Kurs .................................................................................... 31
Tabel 2
Komponen Penymbang Selisih Kurs.....................................................31
Tabel 3
10 Sampel Pengujian................................................................................. 33
Tabel 4
Data Pelunasan Berdasarkan Laporan Bank............................................ 34
Tabel 5
Data Pelunasan Piutang Berdasarkan Buku Besar .................................. 35
Tabel 6
Pengujian Kekonsistenan Penggunaan Kurs Pada Tanggal Pembayaran Piutang ................................................................................ 36
Tabel 7
Bukti Ekstensi Selisih Kurs 10 Sampel Pengujian dalam Buku Besar ... 40
Tabel 8
Akun Piutang Usaha per 31/12/2011 ....................................................... 40
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Program Magang Dalam upaya menghasilkan alumni yang berkualitas, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, yang saat ini terdiri dari tiga departemen, memberlakukan persyaratan kelulusan kepada para mahasiswa program studi S-1 nya, yaitu harus menyelesaikan suatu tugas akhir berupa karya tulis. Untuk departemen akuntansi sendiri, mahasiswa diberikan pilihan jenis karya tulis yang ingin dibuat, yaitu skripsi atau laporan magang. Berbicara mengenai laporan magang, laporan ini dibuat oleh mahasiwa yang memilih program magang sebagai tugas akhirnya untuk memperoleh kelulusan. Dalam program magang, mahasiswa terjun lansung ke dalam perusahaan tempat ia menjadi peserta magang. Melalui program ini, mahasiswa diharapkan mendapatkan gambaran dari pengaplikasian ilmu yang telah dipelajari selama ini.
1.2 Tujuan Program Magang Dalam program magang, mahasiswa mempunyai tujuan khusus dalam pelaksanaan magang adalah : 1) Penerapan berbagai perangkat akuntansi dan manajemen yang telah dipelajari selama mengikuti kuliah di Program Ekstensi Akuntansi FEUI pada perusahaan tempat magang. 2) Peningkatan kemampuan penyelesaian masalah Mengasah kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan masalah (problem solving)
yang
dihadapi
manajemen
perusahaan
sehari-hari
dengan
menggunakan perangkat-perangkat akuntansi dan manajemen yang telah dipelajarinya. 3) Penyesuaian dengan kultur kerja Membuat mahasiswa dapat terbiasa dengan kultur bekerja yang sangat berbeda dengan kultur belajar dari segi manajemen waktu, keterampilan komunikasi, kerjasama tim serta tekanan yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
1.3. Manfaat Pelaksanaan Magang Manfaat pelaksanaan magang tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa saja, tetapi juga perusahaan tempat magang. Secara umum, magang memberikan manfaat efisiensi, sumber tenaga kerja terdidik, dan promosi sosial bagi perusahaan. Beberapa manfaat magang yang dapat diperoleh perusahaan secara khusus yaitu : 1) Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam proses kegiatan usahanya secara lebih efisien. 2) Perusahaan memperoleh kesempatan untuk melakukan seleksi calon karyawan yang telah dikenal mutu dan kredibilitasnya. 3) Perusahaan memperoleh kesempatan untuk dipublikasikan dalam setiap kegiatan Program Ekstensi Akuntansi FEUI, misalnya dalam promosi penerimaan mahasiswa, pertemuan orang tua mahasiswa, diesnatalis, dan sebagainya. 4) Perusahaan telah turut serta dalam program link & match pada sistem pendidikan di Indonesia.
1.4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Penulis berkesempatan untuk magang di salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jakarta yang selanjutnya akan disebut KAP BDO. KAP BDO ini yang bertempat di Prudential Tower, Lt.16 Jln. Jendral Sudirman Kav. 21, Jakarta Selatan 12920. Status sebagai pegawai magang dimulai tanggal 6 Februari sampai 30 April 2011.
1.5. Pelaksanaan Kegiatan Magang Junior Auditor membantu pelaksanaan prosedur-prosedur audit yang diawasi oleh Senior Auditor. Prosedur audit tersebuat ialah : 1) Melakukan cash opname dan stock opname. 2) Melakukan konfirmasi bank, piutang, investment of joint operation dan hutang. 3) Melakukan rekap pajak.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
4) Vouching Pendapatan . Vouching adalah membuktikan sah atau tidaknya suatu transaksi dari segi akuntansi. dimana memeriksa dokumen-dokumen terkait seperti invoice, progress claim, faktur pajak, interim payment certificate. Kemudian dokumen-dokumen tersebut dicocokkan dengan data mutasi.
apakah transaksi tersebut benar-benar ada (existence), apakah
jumlahnya benar-benar akurat (accuracy), apakah transaksi yang dimasukkan dalam general ledger benar-benar sudah lengkap (completeness), dan mengecek apakah telah ditandatangani oleh pihak yang berwenang (authorization). hasil Vouching menunjukkan bahwa asersi tercapai dengan baik, data mutasi dan dokumen sama dan angkanya tepat dan benar. 5) Melakukan indexing dan melakukan kelengkapan dokumen yang dibutuhkan dalam working paper. 6) Melakukan pengujian pisah batas (cut off) untuk menentukan apakah transaksi tersebut yang dicatat sebelum atau sesudah tanggal neraca dimasukkan dalam periode yang benar. Dengan cara mencocokkan tanggal transaksi di dokumen dengan tanggal pencatatan di data mutasi. Melihat dari hasil pengujian pisah batas, PT MIS mencatat transaksi dengan periode yang tepat dan tidak ada terjadi subsequent event yang berdampak lansung dengan laporan keuangan ataupun dibutuhkan pengungkapan untuk subsequent event tersebut.
1.6. Latar Belakang Penulisan Semakin
berkembangnya
dunia
usaha,
perusahaan-perusahaan
di
Indonesia mulai memperluas usahanya dengan tidak hanya melakukan transaksi bisnis dalam negeri saja melainkan juga transaksi bisnis dalam internasional yaitu ekspor dan impor. Dimana pasar luar negeri yang jauh lebih besar dan terbuka dibandingkan dengan pasar dalam negeri dalam perekonomian global. Penulis berkesempatan untuk mengaudit PT MIS, perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi, dimana pengakuan pendapatannya berbeda dengan perusahaan lain. PT MIS memiliki transaksi bisnis dengan mata uang asing. Ketika mengakui pendapatan yang berasal dari transaksi mata uang asing terjadilah selisih kurs pada laporan keuangan PT MIS.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Penulis berkeinginan untuk mengangkat bagaimana audit atas pendapatan dan perlakuan selisih kurs atas piutang usaha pada PT MIS yang kesesuaian penyajiannya diatur di dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Penulis akan memfokuskan untuk membahas pengaruh dari selisih kurs piutang usaha mulai dari proses pencatatan hingga pelaporannya. Penulis ingin mengevaluasi apakah perlakuan keuntungan dan kerugian selisih kurs tersebut benar-benar diakui secara wajar dan bagaimana dampak signifikannya. Dalam kesempatan ini penulis akan merumuskan masalah penulisan ini menjadi tiga bagian : 1.
Apakah PT MIS mengakui pendapatan hingga tercipta selisih kurs yang konsisten?
2. Apakah PT MIS telah mematuhi aturan yang berlaku terkait dengan transaksi mata uang asing? 3. Apakah PT MIS menyajikan dengan tepat akun selisih kurs dalam laporan keuangan?
I.7 Tujuan Penulisan Tugas akhir berupa laporan magang ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut : a.
Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh dan perlakuan selish kurs piutang usaha pada PT MIS.
b.
Untuk mengetahui apakah penyajiannya sudah sesuai dengan PSAK.
c.
Untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai perlakuan terhadap selisih kurs mulai dari pencatatan hingga pelaporannya di PT MIS.
d.
Untuk memberikan referensi pengetahuan kepada para mahasiswa yang akan mengambil program magang.
1.8 Ruang Lingkup Penulisan Data yang diperoleh hanya sebatas akun piutang usaha dan selisih kurs yang berasal dari piutang usaha sehingga sumber-sumber selisih kurs yang lain tidak akan dibahas. Sumber data yang didapat sangat terbatas, karena Pihak KAP
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
merahasiakan data klien sehingga Penulis menyamarkan seluruh identitas dan informasi mengenai klien karena data tersebut bersifat rahasia.
I.9. Sistematika Penulisan Pembagian penulisan ke dalam beberapa bab, akan lebih mempermudah dan memperjelas pokok bahasan pada laporan magang ini. Untuk itu, dibagi dengan sistematika penyajian sebagai berikut . BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini akan membahas pelaksanaan magang yaitu latar belakang, tujuan, manfaat, tempat dan waktu serta ruang lingkup pelaksanaan magang dan laporan magang. Selain itu, di bab ini juga membahas ruang lingkup dan sistematika penulisan magang (karya akhir). BAB 2 : PROFIL KAP DAN PERUSAHAAN KLIEN Isi dari bagian ini adalah profil singkat tempat Penulis magang baik KAP maupun perusahaan klien yang Penulis bahas. BAB 3 : LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas teori yang terdapat di dalam PSAK, teori akuntansi dan dari berbagai sumber yang terkait dengan pembahasan pada Bab 4. Tujuan dari bab ini merupakan cermin untuk melihat apakah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan klien telah sesuai dengan teori yang Penulis pelajari selama di tempat magang. BAB 4 : PEMBAHASAN Bab ini akan melaporkan kegiatan yang dilakukan selama magang dan membahas mengenai yaitu mengenai perlakuan terhadap selisih kurs. BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran kepada pembaca, KAP, perusahaan klien, maupun teman-teman mahasiswa berdasarkan pengetahuan yang dimiliki Penulis dan pengalaman yang didapat selama melaksanakan program magang tersebut.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
BAB 2 PROFIL KAP BDO DAN PT. MIS
2.1 Profile KAP BDO Tanubrata Sutanto & Rekan 2.1.1 Latar Belakang KAP KAP Tanubrata Sutanto & Rekan merupakan membership of BDO International. KAP Tanubrata Sutanto & Rekan didirikan oleh Drs. Richard Budisetia Tanubrata pada tanggal 6 Desember 1979, dengan nama KAP Tanubrata Sutanto & Rekan sebelum berganti nama menjadi KAP Tanubrata Fahmi & Rekan pada Juni 2007. KAP Tanubrata Sutanto & Rekan sendiri ditunjuk oleh BDO International untuk menjadi afiliasi International pada tahun 1992. Pada awal berdirinya KAP Tanubrata Sutanto berlokasi di Jl. Slamet Riyadi 1 sebelum kemudian menempati Gedung Artamas yang kemudian berpindah lagi ke Bukit Duri Permai Estate, Jatinegara dan Puri Imperium, Kuningan. Setelah berpindah-pindah lokasi, KAP BDO Tanubrata Fahmi & Rekan resmi menancapkan bendera BDO di gedung Prudential Tower Lt. 16 dan 17 Jl. Jend Sudirman, Jakarta pada tahun 2009. Ditunjuknya KAP Tanubrata Sutanto & Rekan sebagai perwakilan dari BDO Internasional yang berkantor pusat di Brussel, Belgia pada tahun 1992 merupakan perkembangan yang sangat pesat selama 30 tahun KAP Tanubrata Sutanto & Rekan berdiri. BDO Internasional sendiri memiliki anggota lebih dari 115 negara di seluruh dunia dan menjadi kantor akuntan publik terbesar ke-5 di dunia setelah PriceWaterhouse Coopers, Deloitte, Ernst & Young dan KPMG yang lebih dikenal dengan Big Four Accountant Public Firms. KAP BDO Tanubrata Sutanto & Rekan memiliki 3 orang partner yang sudah malang-melintang di berbagai kantor akuntan publik selama lebih dari 15 tahun. KAP BDO Tanubrata Sutanto & Rekan juga memiliki 8 Group Koordinator dan lebih dari 10 Manajer yang membawahi lebih dari 50 Senior Auditor. Dalam melakukan tugasnya senior auditor dibantu oleh lebih dari 70 assistant yang berada di bawah naungan Departement HRD.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
2.1.2 Visi, Misi, Strategi dan Nilai Organisasi •
Visi
Menjadi Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan pelayanan penuh terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan perusahaan klien sesuai dengan semboyan “ To be a Spontaneous Choice “ •
Misi 1. Memberikan service dan advice yang terbaik. KAP BDO berkomitmen untuk memberikan jasa yang terbaik untuk klien dan menemukan solusi yang tepat untuk setiap permasalahan yang dihadapi klien. 2. Menjawab pertanyaan klien dengan baik dan cepat. KAP BDO senantiasa setiap
pertanyaan
dapat memberikan jawaban-jawaban untuk
klien
yang
bertujuan
untuk
menyelesaikan
permasalahan klien. 3. Mengetahui bisnis klien serta kebutuhannya. KAP BDO harus mengetahui bagaimana bisnis klien dan apa saja yang dibutuhkan klien untuk membuat bisnis klien sukses dan berkualitas. 4. Menjadi Kantor Akuntan Terbaik di Indonesia. KAP BDO menjadi Kantor Akuntan Publik Terbaik yang senantiasa dapat memberikan jasa yang bermanfaat dan dipercaya bagi pengguna jasa klien sebagai auditor independen, terutama dalam mencari kebenaran dan kebaikan untuk semua pihak. •
Strategi 1. Menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman bagi karyawan. Sehingga karyawan mampu memberikan yang terbaik buat tempat dia bekerja dan mampu berkomitmen dengan pekerjaannya. 2. Karyawan harus bekerja dengan profesional dengan tidak membedabedakan suku, agama, dan ras serta mampu menempatkan diri dalam setiap situasi.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
•
Nilai Karyawan mampu memberikan yang terbaik dengan terus berusaha mengejar kesempurnaan dalam bekerja, memiliki kesungguhan, tekun, ulet, dan gigih dalam memberikan yang terbaik untuk klien. Karyawan juga harus memiliki integritas yang tinggi untuk kebenaran dan tidak mudah goyah dengan godaan apapun.
2.1.3 Jasa KAP BDO Tanubrata, Sutanto & Rekan KAP BDO memberikan jasa yang berhubungan dengan pelaporan laporan keuangan dan analisis serta penyajian informasi keuangan klien. Jasa utama BDO adalah : Mengaudit laporan keuangan untuk kepentingan bisnis tertutup. Mengaudit laporan keuangan untuk entitas publik termasuk penawaran perdana saham di bursa efek. Pengujian atestasi review dan persetujuan berdasarkan prosedur antara lain, pengujian prospektus informasi keuangan, laporan keuangan proforma, struktur pengendalian internal pada laporan keuangan dan pengujian kepatuhan. Review diskusi manajemen dan analisanya. Me-review laporan keuangan Audit kinerja Audit manajemen/ audit internal dan Jasa konsultasi
2.2 Profile Klien 2.2.1 Latar Belakang PT MIS PT MIS merupakan salah satu perusahaan kontraktor terbesar di Indonesia yang umum dan struktur baja, yang belum terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau bisa dikatakan perusahaan tertutup. Saham PT MIS hanya dimiliki oleh kalangan orang tertentu dan tidak memiliki pasar umum. PT MIS telah terlibat dalam berbagai proyek seperti hotel, apartemen, rumah sakit, gedung perkantoran, pusat kesehatan, pusat perbelanjaan, pusat perdagangan, perumahan, pabrik, fasilitas
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
pendidikan, pabrik kimia, bandara bangunan, terminal dan hanggar, pembangkit listrik, pabrik industri, jembatan, dan bangunan komersial lainnya. PT MIS berbagi teknologi inovatif, memberikan kesempatan kerja, dan memelihara beberapa standar industri tertinggi. Sebagai pemimpin konstruksi, Operasi PT MIS di struktur kontraktor dan baja umum dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam rangka untuk memberikan kualitas dan nilai kepada pelanggan, tradisi PT MIS adalah bertanggung jawab untuk mendekati mitra bisnis. PT MIS fokus pada operasi yang efisien dan inovasi, serta keterampilan untuk mempertahankan keunggulan kompetitif melalui siklus bisnis. Sejak didirikan pada tanggal 28 Juni 1974, PT MIS telah berhasil meningkatkan kinerjanya. Dari proyek perumahan untuk bangunan bertingkat dan mal seperti WTC Mangga Dua Trade Centre, proyek-proyek besar seperti "Kantor, Pabrik, Gudang dan Eksternal" Jakarta Greenfield untuk PT HM Sampoerna Tbk, Twin Menara St Regis Apartment PT Duta Anggada Reality dan 47 bangunan lain di Jakarta. Pada tahun 1997, meskipun krisis moneter berkepanjangan, PT MIS meningkatkan kapasitas produksi menjadi 20.000 ton dan memperoleh pendapatan sebesar 900 miliar Rupiah per tahun. Keberhasilan PT MIS sebagai kontraktor tidak hanya bergantung pada keterampilan dan memberikan kualitas, tetapi juga pada komitmen PT MIS bersama untuk mitra bisnis. Adapun Strategi PT MIS adalah fokus pada nilai pengiriman dengan biaya operasi yang kompetitif untuk mempertahankan posisi dalam kualitas proyek dan nilai ekonomi jangka panjang serta meningkatkan efisiensi. Selama lebih dari 37 tahun di bidang jasa konstruksi di Indonesia, PT MIS telah bekerja dengan kontraktor asing, dan telah menerima banyak manajemen transfer.
2.2.2 Visi dan Misi PT MIS Visi dari PT MIS adalah untuk mempertahankan posisi PT MIS sebagai pemimpin pasar domestik sementara bersaing di era perdagangan bebas dengan meningkatkan penampilan dan menjajaki peluang di pasar regional.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Adapun Misi dari PT MIS adalah menciptakan sinergi dengan pelanggan untuk menyediakan lebih dari kepuasan pelanggan belaka. PT MIS mendorong inovasi untuk mempertahankan keunggulan terkemuka dan menjaga daya saing proyek. Selanjutnya, mempertahankan standar tinggi sumber daya manusia dan modal, PT MIS menyediakan dengan manajer masa depan yang selalu proaktif adaptif terhadap perubahan di industri. Perubahan yang diciptakan menyebabkan efisiensi dalam semua departemen dan peningkatan produktivitas dan kualitas, sehingga mendukung tujuan utama PT MIS untuk bersaing dan memenangkan bagian terbesar dari pasar.
2.2.3
Struktur Organisasi Komponen dalam struktur organisasi PT MIS yang terdiri dari 3 divisi
yaitu Director Marketing & Sales, Director Operation Division, Director Finance & Accounting yang dipimpin oleh President Director. Division Operation membawahi Deputy Director, Manager Purchasing, Manager Subcontractor dan Manager Inventory. Divisi Financing and Accounting yang juga membawahi beberapa bagian dan fungsi yaitu Deputy Director Finance & Acc, General Manager Finance, Accounting Manager dan Manager Project Acc & Tax. Sedangkan untuk Director Marketing and Sales memiliki 3 bawahan yaitu Deputy Director Energi Finishing, General Manager Estimation Steel, Structure, General Contractor serta General Manager Contractor Adm & Technical Advisor PT MIS mendapat tender proyek dari pemberi kerja. Kemudian PT MIS akan melakukan survey untuk perhitungan penawaran proyek yang dilakukan oleh Divisi Financing & Accounting. Kemudian penawaran tersebut disetujui oleh Director Financing & Accounting dan Pemberi Kerja. Marketing melakukan pencarian untuk dilakukannya progress kerja, dan marketing membuat surat perintah kerja setelah dapat proyek dan memberikannya kepada bagian finance staff. Pihak finance staff akan menerima surat perintah kerja atau dokumen kontrak dari marketing, setelah diterima maka finance staff menyiapkan invoice. Setelah invoice diterbitkan maka bagian finance staff memberikan ke accounting staff . Kemudian accounting staff mencatat pengakuan
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
piutang dan pendapatan dengan menngunakan mata uang lokal maupun mata uang asing. Setelah bagian accounting staff mencatat, maka bagian taxes staff membuat faktur pajak yang akan diberikan kepada finance staff. Pihak finance staff akan akan meminta tanda tangan ke President Director. Kemudian mengirim dokumen penagihan ke pemberi kerja dan mencatat penerimaan piutang yang masuk ke rekening perusahaan. Kemudian bukti penerimaan bank diberikan kepada accounting staff. Bagian accounting staff menerima bukti pembayaran dan melakukan pencatatan pelunasan piutang baik yang menggunakan mata uang lokal mauapun mata uang asing. Berikut adalah Bagan dari Struktur Organisasi PT MIS
President Director Internal Auditor
Quality & Safety Mgm Representative
Cost Control Manager
Director Marketing and Sales
Director Operator Divison
Director Finance and
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Director Operator Division
Director Marketing and Sales
Deputy Director Energi Finish
General Manager Estimation Steel, Structure, General Contractor
Director Finance and Accounting
Deputy Director
Deputy Director Finan Acc & Tax
Manager Purchasing
General Manager Finance
Manager Subcontractor
Manager Accounting
Manager Inventory General Manager Contractor Adm & Technical Advisor
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Manager Acc & Tax
Project
BAB 3 LANDASAN TEORI
3.1
Gambaran Umum Audit
3.1.1
Definisi Audit Dalam Kantor Akuntan Publik terdapat jasa assurance. Salah satu jasa
assurance adalah jasa audit. Auditing (Arens, 2010) adalah pengumpulan dan pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. Pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti adalah informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang sedang di audit dibuat sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang independen dan kompeten, harus mempunyai kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan mempunyai kompetensi untuk memahami jenis dan jumlah bukti yang harus dikumpulkan untuk dapat menarik kesimpulan yang tepat setelah bukti diuji dan pelaporan temuan auditor dilaporkan dalam bentuk temuan audit.
3.1.2 Jenis–jenis Audit Audit bertujuan untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima. Adapun audit pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan (Arens, 2010) yaitu : •
Audit atas laporan keuangan Audit yang dilakukan oleh auditor terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yamg telah ditetapkan.
•
Audit operasional Penelahaan
secara
sistematik
aktivitas
operasi
organisasi
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
untuk
•
Audit kepatuhan Untuk menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peraturan dan
undang-undang
tertentu
yang
ditetapkan
oleh
pihak
yang
kewenangannya lebih tinggi.
3.1.3 Tujuan Audit atas Laporan Keuangan Menurut SAS 1 (AU 110) tujuan audit atas laporan keuangan yaitu untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi berlaku umum. Alasan mengapa auditor mengumpulkan berbagai bukti audit adalah untuk memungkinkan mereka mencapai kesimpulan tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material serta untuk menerbitkan laporan audit yang tepat. Auditor memiliki suatu tanggung jawab untuk memberikan suatu peringatan kepada para pengguna tentang apakah laporan keuangan tersebut telah disajikan secara tepat atau tidak.
3.1.4 Tanggung Jawab Manajer dan Tanggung Jawab Auditor Manajemen perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan laporan keuangan perusahaan lengkap dengan asumsi, estimasi, dan prinsipprinsip akuntansi serta harus mengikuti perkembangan kebijakan-kebijakan dan melakukan pengendalian internal yang baik untuk menyatakan bahwa laporan keuangannya telah disiapkan dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum dan informasi di dalamnya lengkap dan benar. Karena menjalankan bisnis sehari-hari, manajemen perusahaan akan lebih mendalam memiliki pengetahuan tentang berbagai transaksi perusahaan serta aset, utang dan modal perusahaan. Sedangkan tanggung jawab auditor dalam SAS 1 (AU110) adalah auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh tingkat keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah terbebas dari kesalahan penyajian yang material, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun oleh kecurangan. Auditor bertanggung jawab untuk
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh keyakinan yang memadai bahwa kesalahan penyajian, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan, yang tidak material terhadap laporan keuangan dapat dideteksi.
3.1.5 Asersi Manajemen dan Tujuan Audit Pengauditan dilakukan terhadap akun-akun yang ada dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Untuk mempermudah proses audit, akun-akun tersebut dibagi ke dalam lima besar yaitu siklus penjualan dan pendapatan, siklus penggajian, siklus pembelian dan pembayaran, siklus persediaan, serta siklus pembelian modal dan pembayaran kembali. Auditor melakukan pengauditan dengan memeriksa transaksi, saldo akhir, dan pengungkapan dari tiap-tiap akun yang ada dalam lima siklus tersebut. Auditor harus memeriksa apakah semua asersi yang dibuat oleh pihak manajemen terhadap suatu akun adalah benar sehubungan dengan tujuan audit. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) 2001 seksi 326, asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung dalam di dalam komponen laporan keuangan. Asersi-asersi ini merupakan bagian dari kriteria yang dipergunakan oleh manajemen untuk mencatat serta mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat diklasifikasikan dalam penggolongan besar sebagai berikut : a.
Keberadaan atau keterjadian (existence or occurence). Asersi ini berhubungan dengan apakah aset atau utang perusahaan ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama priode tertentu.
b.
Kelengkapan (completeness). Asersi ini berhubungan dengan apakah semua transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan ke dalamnya.
c.
Hak dan kewajiban (right and obligation). Asersi ini berhubungan dengan apakah aset merupakan hak perusahaan dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
d.
Penilaian (valuation) atas alokasi. Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen aset, kewajiban, pendapatan, dan biaya sudah dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya.
e.
Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure). Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya. Tujuan-tujuan audit yang terkait dengan transaksi mengikuti dan terkait
erat dengan asersi manajemen. Ada enam tujuan audit umum yang terkait dengan transaksi (Arens, 2010) yaitu •
Keterjadian (occurence) : tujuan ini membahas tentang apakah berbagai transaksi yang dicatat benar-benar terjadi.
•
Kelengkapan (completeness) : tujuan ini membahas tentang apakah seluruh transaksi yang telah terjadi benar-benar sudah dicatat dalam berbagai jurnal telah dicatat seluruhnya.
•
Akurasi (accuracy) : tujuan ini membahas tentang akurasi informasi berbagai transaksi akuntansi.
•
Klasifikasi (classification) : tujuan ini membahas tentang transaksi yang tercatat dalam jurnal-jurnal telah diklasifikasikan secara tepat.
•
Pemilihan waktu yang tepat (timing) : tujuan ini membahas tentang transaksi dicatat pada tanggal yang benar.
•
Pemindahbukuan (posting) dan Pengikhtisaran ( Summarization ) : tujuan ini berkaitan dengan keakuratan dalam mentransfer informasi dari berbagai transaksi yang telah tercatat pada berbagai jurnal ke dalam buku besar pembantu serta buku besar. Sedangkan asersi yang berhubungan dengan audit atas transaksi saldo
menurut arens et al. adalah sebagai berikut : •
Keberadaan (existence) : tujuan ini membahas tentang apakah nilai-nilai yang terkandung dalam laporan keuangan memang harus dicantumkan.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
•
Kelengkapan (completeness) : tujuan ini membahas tentang apakah semua nilai yang seharusnya dicatat pada suatu akun telah benar-benar dicantumkan dalam akun tersebut.
•
Akurasi (accuracy) : tujuan ini membahas pada nilai-nilai yang tercantum sebagai nilai yang secara arimatika benar adanya.
•
Klasifikasi (classification) : tujuan ini membahas tentang apakah klasifikasi melibatkan upaya untuk menentukan apakah item-item yang tertera dalam suatu daftar klien telah dikategorikan dalam akun-akun yang benar.
•
Pisah Batas (Cut off) : tujuan ini membahas untuk menentukan apakah berbagai transaksi yang terjadi telah dicatat pada periode waktu yang tepat.
•
Kaitan Rinci (Detail tie in) : tujuan detail tie in ini berhubungan dengan pengujian bahwa berbagai perincian dalam daftar-daftar tersebut telah disiapkan secara akurat, ditambahkan dengan benar, dan sesuai dengan buku besar.
•
Nilai yang terealisasi (Reliazable Value) : tujuan ini membahas tentang apakah saldo akun telah dikurangkan untuk menghadapi penurunan harga perolehan hingga mencapai nilai bersih yang dapat direalisasikan.
•
Hak dan Kewajiban (Right and obligation) : tujuan ini untuk membahas bahwa aset benar-benar hak perusahaan dan utang benar-benar kewajiban perusahaan.
•
Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and disclosure) : tujuan ini membahas tentang pengujian untuk memastikan bahwa semua akun yang terdapat pada neraca dan laporan laba rugi serta informasi lain yang terkait dengannya telah disajikan secara benar dalam laporan keuangan maupun dalam catatan laporan keuangan tersebut.
3.1.6 Tahapan dalam Proses Audit Menurut Arens et al.,terdapat empat tahapan dalam pengauditan, yaitu 1. Perencanaan dan pembuatan pendekatan audit
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Ada delapan tahapan dalam perencanaan audit dan perancangan pendekatan audit (Arens, 2010), yaitu : a. Menerima klien dan melakukan perencanaan awal audit. b. Memahami bisnis dan industri klien. c. Menilai risiko bisnis klien. d. Melaksanakan prosedur analitis klien. e. Menentukan tingkat materialistis dan menilai risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) dan risiko bawaan (inherent risk). f. Memahami struktur pengendalian internal dan menilai resiko pengendalian (control risk). g. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan (fraud). h. Mengembangkan rencana audit dan program audit secara kesuluruhan. 2. Pelaksanaan pengujian terhadap kontrol dan pengujian substantif atas transaksi Setelah memahami dan menilai kontrol internal klien, auditor melakukan pengujian terhadap kontrol tersebut yang bertujuan untuk menilai resiko pengendalian terkait transaksi. Ketika prosedur pengendalian sudah efektif dan efisien, auditor akan memilih untuk menilai resiko pengendalian berdasarkan evaluasinya tersebut dengan tetap mengacu pada bukti-bukti yang ada. Selain itu auditor juga melakukan pengujian substantif, yaitu menguji salah saji moneter yang secara lansung mempengaruhi ketepatan dari saldo laporan keuangan. 3. Pelaksanaan prosedur analitis dan pengujian saldo akhir Setelah memeriksa transaksi, auditor memeriksa saldo akhirnya. Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan/relasi yang berguna untuk melihat apakah menunjukkan adanya salah saji dalam laporan keuangan dan mengurangi uji terinci saldo. Uji terinci atas saldo merupakan prosedur khusus yang dimaksudkan untuk menguji adanya
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
salah saji material pada saldo di dalam laporan keuangan yang berfokus pada saldo buku besar akhir baik neraca saldo dan laporan hasil. 4. Penyelesaian audit dan pengeluaran laporan audit Setelah auditor menyelesaikan ketiga tahap tersebut, maka tahap berikutnya yaitu : untuk mengakumulasikan beberapa bukti tambahan untuk laporan keuangan, meringkas hasilnya, mengeluarkan laporan audit dan melaksanakan bentuk komunikasi yang lain.
3.2
Pendapatan
3.2.1
Pengertian Pendapatan Menurut PSAK 23 Penghasilan didefinisikan dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa. Menurut Kieso et al., “Income is increases in economic benefits during the accounting period in the form of inflows or enhancements of assets or decreases of liabilities that result in increases in equity, other than those relating to contributions from shareholders”. Dari beberapa pengertian pendapatan diatas, maka dapat diartikan bahwa pengertian pendapatan ialah penghasilan atau arus masuk kas yang timbul dari aktivitas perusahaan baik penjualan, bunga, dividen, royalti, sewa dan
yang
menghasilkan laba lainnya yang membentuk operasi utama atau inti perusahaan yang berkelanjutan selama satu periode. Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan ialah waktu saat menentukan pendapatan. Masalah waktu yang tepat untuk mengakui pendapatan telah mendapat perhatian yang besar. Pendapatan diakui bila kemungkinan besar
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal. Sama halnya dengan perusahaan lainnya, perusahaan konstruksi juga mempunyai hal yang harus dipertimbangkan dalam mengakui pendapatannya. Menurut PSAK 34 Paragraf 10 bahwa, dalam mengakui pendapatan adalah :
1. nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak 2. penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim dan pembayaran insentif: (i) sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan. (ii) dapat diukur secara andal.
3.2.2 Pengakuan Pendapatan Waktu yang tepat untuk mengakui pendapatan (Kieso, 2011) adalah ketika adanya economic benefit yang akan mengalir ke perusahaan dan keuntungan yang dapat diukur dengan andal. Pengakuan pendapatan yang tepat meliputi empat bentuk : 1. Perusahaan mengakui pendapatan dari penjualan produk pada saat tanggal penjualan. Tanggal penjualan ini biasanya dimaksud pada saat pengiriman barang kepada customer. 2. Perusahaan mengakui pendapatan dari jasa yang disediakan pada saat jasa sudah diberikan dan dapat ditagih. 3. Perusahaan mengakui pendapatan dari penggunaan aset oleh pihak lain seperti bunga, sewa, dan royalti pada saat waktu berjalan atau ketika aset digunakan. 4. Perusahaan mengakui pendapatan dari disposing of asset pada saat tanggal penjualan. Sedangkan dalam PSAK No. 23 paragraf 13 dan paragraf 19 dinyatakan bahwa pengakuan pendapatan pada penjualan barang dan jasa terjadi saat kondisi sebagai berikut :
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
1. Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli; 2. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual; 3. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal; 4. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir ke perusahaan tersebut; 5. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal; 6. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal. Kebanyakan perusahaan mengakui pendapatan pada saat penjualan atau penyerahan karena sebagian besar ketidakpastian mengenai proses penghasilan laba dan harga pertukaran sudah diketahui. Akan tetapi dalam keadaan tertentu, pendapatan dapat diakui sebelum penyelesaian dan penyerahan. Salah satu contoh keadaan seperti ini ialah pendapatan kontrak konstruksi jangka panjang. Terdapat dua metode yang berbeda untuk akuntansi kontrak konstruksi jangka panjang yang diakui, yaitu metode persentase selesai (Percentage of Completion Method) dan metode pemulihan biaya (Cost Recovery Method). 1.
Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method) Metode persentase penyelesaian mengakui pendapatan, biaya, dan
laba kotor setiap periode berdasarkan tahap penyelesaian suatu kontrak. Dasar pemikiran untuk menggunakan metode akuntansi persentase penyelesaian ialah bahwa dalam kebanyakan kontrak ini pembeli dan penjual memiliki hak untuk memaksa pemberlakuannya (enforcable rights). Pembeli memiliki hak legal untuk mensyaratkan kinerja tertentu untuk atas kontraknya. Penjual juga memiliki hak legal untuk mendapatkan pembayaran yang memberikan bukti hak kepemilikan pembeli. Hasilnya, penjualan terus menerus berlansung seiring dengan majunya tahap penyelesaian, dan harus diakui sesuai dengan tahap tersebut.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Kieso et al. mengatakan bahwa perusahaan harus menggunakan metode persentase penyelesaian apabila estimasi kemajuan kearah penyelesaian, pendapatan dan biaya secara rasional dapat dipercaya dan syarat-syarat dibawah ini terpenuhi :
a. Total pendapatan kontrak dapat dihitung secara andal b. Keuntungan ekonomis yang berhubungan dengan kontrak akan mengalir ke perusahaan. c. Biaya untuk menyelesaikan kontrak dan tahap penyelesaian kontrak pada akhir periode pelaporan dapat diukur dengan andal. d. Biaya kontrak yang timbul dari kontrak tersebut dapat diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara andal sehingga biaya kontrak aktual yang terjadi dapat dibandingkan dengan estimasi sebelumnya. Berbagai metode telah digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk menentukan tingkat kemajuan ke arah penyelesaian. Metode yang paling umum digunakan adalah metode biaya ke biaya (cost to cost) dan metode unit pengiriman (units of delivery). Tujuan dari semua metode ini ialah untuk mengukur tingkat kemajuan dalam hal biaya, unit atau nilai tambah. Tahap penyelesaian kontrak dapat ditentukan dengan berbagai macam cara. Perusahaan harus menggunakan metode yang dapat mengukur secara handal pekerjaan yang telah dikerjakan. Kemajuan pembayaran dan uang muka yang diterima pelanggan biasanya tidak mencerminkan pekerjaan yang telah dikerjakan. Perusahaan mengindetifikasi berbagai macam ukuran (biaya yang dikeluarkan, jam kerja, jumlah ton yang diproduksi, jumlah bangunan yang diselesaikan, dan sebagainya). Dan juga mengklasifikasinya sebagai ukuran masukan dan keluaran (input atau output measures). Ukuran masukan seperti biaya yang dikeluarkan dan jam kerja dibuat sesuai dengan yang tertera di dalam kontrak. Ukuran keluaran (jumlah ton yang diproduksi, lantai atau bangunan yang telah diselesaikan) dibuat menurut hasilnya. Kedua ukuran tersebut tidak dapat diterapkan secara universal
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
pada setiap proyek jangka panjang. Penerapannya membutuhkan pertimbangan yang hati-hati sesuai dengan kondisi. Ukuran masukan (input measure) yang dinilai berdasarkan dua metode antar lain : i.
Metode biaya ke biaya (Cost to cost Method) Persentase penyelesaian menurut dasar metode biaya ke biaya ini ialah diukur dengan membandingkan biaya yang sudah terjadi sampai tanggal saat ini dengan estimasi total biaya terakhir untuk menyelesaikan kontrak tersebut. Rumus metode biaya ke biaya ialah : Cost incurred to date
=
Percent Complete
Most recent estimate of total cost Rasio persentase biaya yang terjadi terhadap estimasi total biaya diterapkan pada persentase total pendapatan atau total laba kotor yang telah diestimasi di dalam kontrak untuk mendapatkan jumlah pendapatan atau laba kotor yang diakui sampai tanggal saat ini. Berikut ialah rumus pendapatan yang diakui saat ini: Estimated total Percent Complete x revenue (or gross profit)
=
Revenue (or gross profit) to be recognized to date
Untuk mengetahui jumlah pendapatan dan laba kotor yang diakui setiap periode, perusahaan harus mengurangkan total pendapatan atau laba kotor yang diakui pada periode sebelumnya, rumusnya ialah : Revenue (or gross profit) to be recognized to date
-
Revenue (gross profit) recognized in prior periods
=
current-period revenue (or gross profit)
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Pendapatan (laba kotor) yang akan diakui sampai saat ini pendapatan (laba kotor) yang diakui pada periode sebelumnya = pendapatan periode berjalan. ii.
Metode Upaya Diperluas (Efforts Expanded Methods) Metode ini didasarkan pada ukuran tertentu dari pekerjaan yang dilaksanakan, ukuran-ukuran tersebut meliputi jam kerja, upah buruh, jam mesin atau kuantitas barang. Dalam hal ini, tingkat penyelesaian diukur dengan cara yang sama dengan digunakan untuk pendekatan biaya ke biaya, rasio dari usaha yang diberikan terdapat taksiran seluruh usaha yang akan dicurahkan untuk menyelesaikan proyek. Selain menggunakan ukuran masukan, dalam menentukan tingkat
kemajuan kearah penyelesaian, perusahaan dapat menggunakan ukuran keluaran. Ukuran keluaran dibuat berdasarkan hasil yang telah dicapai. Kategori yang termasuk dalam ukuran ini didasarkan pada unit yang diproduksi, tahapan kontrak yang sudah tercapai dan nilai tambah. Sebagai contoh, jika didalam kontrak tertera unit keluaran seperti panjang jalan raya dan kilometer, maka ukuran penyelesaiannya ialah rasio dari panjang jalan yang sudah diselesaikan terhadap panjang jalan sesuai dengan kontrak. 2.
Metode Pemulihan Biaya (Cost – Recovery Method) Selama perjalanan tahapan tahapan kontrak, perusahaan mungkin tidak
bias mengestimasi secara andal hasil dari kontrak konstruksi jangka panjangnya. Meskipun demikian, perusahaan yakin bahwa hasil dari kontrak kerja jangka panjang tersebut dapat menutup biaya-biaya yang terjadi. Jenis metode seperti itulah yang disebut metode pemulihan biaya. Metode ini mengakui pendapatan hanya sebatas biaya yang terjadi yang diharapkan dapat dipulihkan. Setelah penerimaan pembayaran dari pembeli telah memenuhi seluruh harga pokok atas barang yang dijual atau pekerjaan yang dilakukan, maka tambahan atas penerimaan pembayaran
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
tersebut baru dapat diakui sebagai laba kotor. Perusahaan harus menggunakan metode ini jika kondisi-kondisi dibawah ini berlaku : a.
Saat perusahaan tidak dapat memenuhi kondisi kondisi untuk menggunakan metode persentase penyelesaian.
b.
Saat terdapat resiko yang melekat di dalam kontrak diatas batas normal, seperti resiko usaha yang berulang.
3.3
Transaksi dalam Mata Uang Asing Seperti yang dijelaskan pada halaman 21 bahwa pendapatan pada
perusahaan konstruksi dapat diakui sebelum penyelesaian dan penyerahan. Menurut PSAK No. 23 paragraf 10 bahwa pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas yang diterima atau yang dapat diterima. Pada perusahaan konstruksi biasanya pendapatan itu berbentuk non kas yang biasa kita kenal dengan piutang usaha. Menurut Kieso et al., piutang usaha adalah “amounts owed by customers for good sold and services rendered as part of normal business operations”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa piutang usaha dapat diartikan sebagai hak terhadap pelanggan sebagai imbalan atas barang dan jasa yang telah diberikan. Piutang usaha terjadi pada penjualan dalam bentuk kredit dimana pelanggan diberikan waktu untuk membayar nilai penjualan selama jangka waktu tertentu. Transaksi
pendapatan
kontrak
konstruksi
jangka
panjang
yang
menggunakan mata uang asing adalah transaksi aktivitas ekonomi yang didenominasi oleh suatu mata uang selain dari mata uang pencatatan yang digunakan oleh perusahaan. Yang termasuk dalam transaksi mata uang asing adalah : •
Pembelian atau penjualan barang atau jasa (impor atau ekspor), yang harganya menggunakan mata uang asing.
•
Utang atau piutang dalam mata uang asing.
•
Pembelian atau penjualan kontrak forward dalam mata uang asing .
•
Pembelian dan penjualan mata uang asing
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Berdasarkan PSAK NO. 10 Paragraf 20, transaksi dalam mata uang asing adalah transaksi yang didenominasikan atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul ketika suatu perusahaan : •
Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasikan dalam suatu mata uang asing
•
Meminjam (utang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam suatu mata uang asing
•
Memperoleh atau melepaskan aset dan menimbulkan atau melunasi kewajiban yang didenominasi dalam suatu mata uang asing.
3.3.1 Selisih Kurs Transaksi yang didenominasi oleh mata uang asing harus ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan perusahaan yang bertujuan untuk laporan keuangan. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan. Proses translasi menyebabkan terjadinya selisih kurs yaitu selisih yang dihasilkan dari pelaporan jumlah unit mata uang asing yang sama dalam mata uang pelaporan pada kurs yang beda. Di tanggal neraca interim maupun tahunan, nilai akhir akun yang didenominasi oleh mata uang asing harus disesuaikan untuk memperlihatkan perubahan pada nilai tukar, selama periode . Jika terjadi perubahan pada nilai tukar, maka penyesuaian yang dilakukan akan menghasilkan laba atau rugi atas transaksi dalam mata uang asing yang akan disajikan sebagai selisih kurs pada laporan laba rugi. Ada tiga tanggal yang perlu diperhatikan untuk mencatat laba atau rugi atas transaksi dalam mata uang asing, yaitu : 1. Tanggal transaksi. Menurut PSAK No. 10 paragraf 7 dinyatakan transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Tangggal mencatat transaksi pembelian atau penjualan dimana nilai tukar yang digunakan adalah nilai tukar pada tanggal terjadinya transaksi. Suatu transaksi mata uang asing dicatat dengan mata
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
uang asing kemudian dihitung ke dalam fungsional dengan menggunakan spot rate.. 2. Tanggal neraca. Menurut PSAK No.10 paragraf 9 dinyatakan pos aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Tanggal penutupan transaksi selama setahun dimana hutang atau piutang yang berasal dari transaksi dalam mata uang asing harus disesuaikan lagi nilainya dengan menggunakan kurs penutup pada tanggal neraca atau dapat digunakan kurs tengah BI bila kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca. 3. Tanggal penyelesaian. Tanggal dilakukannya pelunasan terhadap transaksi dalam mata uang asing apabila pembayaran tidak lunas di tanggal terjadinya transaksi. Apabila tanggal penyelesaian terjadi sebelum tanggal neraca, maka adanya laba atau rugi disebabkan oleh perubahan nilai tukar antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian. Namun, apabila tanggal penyelesaian terjadi setelah tanggal neraca, adanya laba atau rugi atas transaksi dalam mata uang asing akan muncul saat penutupan buku dan saat penyelesaian transaksi.
3.3.2 Penyajian Selisih Kurs dalam Laporan Keuangan Ada beberapa istilah yang perlu kita ketahui sebelum kita melangkah ke penyajian selisih kurs yaitu pos moneter dan pos non moneter. Pos moneter adalah unit mata uang yang dimilki serta aset dan liabilitas yang akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan. Sedangkan pos non moneter adalah tidak adanya hak untuk menerima atau kewajiban untuk menyerahkan suatu jumlah mata uang uang yang tetap atau dapat ditentukan. Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos moneter, pada pengakuan awal selama periode atau pada periode sebelumnya diakui dalam laba atau rugi dalam periode pada saat terjadinya. Jika keuntungan dan kerugian pos non moneter diakui dalam komprehensif lainnya maka setiap perubahan keuntungan dan kerugian itu diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya. Sebaliknya jika
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
keuntungan dan kerugian pos non moneter diakui dalam laba rugi maka setiap perubahan keuntungan dan kerugian tersebut diakui dalam laba rugi. Menurut PSAK No.10 Paragraf 27, jumlah dari selisih kurs yang diakui dalam laba rugi kecuali untuk selisih kurs yang timbul pada instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajarnya melalui laba atau rugi PSAK 55 (revisi 2006). Jika mata uang pelaporan berbeda dari mata uang fungsional, maka fakta tersebut dinyatakan, bersama dengan pengungkapan mata uang fungsional dan alasan untuk menggunakan suatu mata uang pelaporan yang berbeda. Ketika terdapat suatu perubahan dalam mata uang fungsional dari entitas pelapor maupun dari suatu kegiatan usaha luar negeri yang signifikan, fakta tersebut dan alasan untuk perubahan dalam mata uang fungsional harus diungkapkan. Ketika entitas menyajikan laporan keuangan dalam mata uang yang berbeda dengan mata fungsionalnya, maka entitas menjelaskan bahwa laporan keuangan mereka tunduk pada SAK hanya jika entitas mematuhi semua persyaratan dari setiap Pernyataan dan setiap Interpretasi dari Pernyataan yang berlaku termasuk metode penjabaran sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 37. Entitas menyajikan laporan keuangan dalam mata uang yang berbeda dari mata uang fungsionalnya maupun dari mata uang pelaporannya, dan persyaratanpersyaratan dari paragraf 52 tidak dipenuhi, entitas: a. Mengidentifikasikan secara jelas informasi sebagai informasi tambahan untuk membedakannya dari informasi yang tunduk dengan PSAK. b. Mengungkapkan mata uang di mana informasi tambahan tersebut disajikan. c. Mengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode penjabaran yang digunakan untuk menentukan informasi tambahan.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
BAB 4 PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses bagaimana perlakuan selisih kurs atas piutang pada PT MIS. Sebelum dijelaskan mengenai perlakuan selisih kurs, bahwa ruang lingkup pembahasan mengenai selisih kurs sangat terbatas dimana pihak dari KAP BDO benar-benar merahasiakan data klien. Untuk pengauditan PT MIS, KAP BDO menugaskan sebuah tim yaitu partner, manajer, dan dua junior termasuk penulis. Proses audit dimulai Desember 2012 hingga April 2012. Penulis ikut bekerja pada bulan Februari 2012.
4.1 Selisih Kurs Selisih kurs terjadi sebagai akibat dari transaksi pendapatan yang menggunakan mata uang asing. Pada PT MIS hanya mencakup pendapatan lokal, tidak ada pendapatan ekspor. Tetapi pada pendapatan lokal ada beberapa transaksi yang menggunakan mata uang asing sehingga menimbulkan selisih kurs pada piutang usaha. Jumlah selisih kurs tersebut didapatkan dengan mencari perbedaan kurs pencatatan piutang usaha dan pelunasan piutang usaha. Prosedur audit atas selisih kurs di KAP BDO adalah dengan mencocokkan total piutang usaha yang bermata uang asing kemudian di bandingkan dengan kurs tengah BI di akhir tahun, setelah dapat selisihnya dimasukkan ke dalam pendapatan (kerugian) selisih kurs. Asersi yang dicapai adalah akurasi, untuk mengetahui apakah benar bahwa perhitungannya tersebut benar-benar sudah akurat. Mekanisme penggunaan kurs akan dijelaskan dalam ilustrasi berikut : Pada tanggal 2 Februari, PT MIS akan menandatangai kontrak proyek kerja dengan PT. A senilai $100.000. Dalam kontrak disepakati 2 term penagihan yaitu pada tanggal 3 Juli term I 30 % dan pada tanggal 3 November term II 70 % dengan menggunakan US Dollar . Dan pembayaran dilakukan 30 hari setelah tanggal penagihan berikut jurnal penagihannya :
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Tabel 1 Jurnal Selisih kurs Tanggal 9 July 2011 AS$1 = Rp 8520
09 Agustus 2011 AS$1 = Rp 8917
Jurnal Dr. Accounts Receivable Cr. Sales
225.600.000 225.600.000
Term I : 30% x $100.000 x Rp 8520 Dr. Bank Cr. Accounts Receivables Cr. Gain on Foreign Exchange
3 November 2011 AS$1 = Rp 8555
Dr. Accounts Receivable Cr. Sales
267.510.000 225.600.000 41.910.000 598.850.000 598.850.000
Term II : 70% x $100.000 x Rp8555 31 Desember 2011 AS$1 = Rp 8086
Dr. Loss on Foreign Exchange Cr. Accounts Receivable
32.830.000 32.830.000
Selisih kurs yang berjumlah lebih dari Rp 2 miliar disebabkan oleh banyak faktor. Berikut ini disajikan dalam bentuk tabel ringkas komponen-komponen apa saja yang menyumbang total selisih dalam PT MIS. Untuk komponen penyumbang selisih kurs, penulis hanya mendapatkan persentase untuk setiap komponen penyumbang selisih kurs. Tabel 2 Komponen Penyumbang Selisih Kurs
Deskripsi
Jan - Des 2011 (dalam Rupiah)
% terhadap total selisih kurs
Trade Payable
567.145.236,05
25,20%
Petty Cash
571.646.388,72
25,40%
Bank
569.395.812,39
25,30%
Advance to Supplier
290.324.347,03
12,9%
Advance to Subcon
157.540.343,35
7,00%
94.524.206,01
4,20%
Total 2.250.576.333,54 Sumber : PT MIS dan diolah kembali oleh Penulis
100,00%
Piutang Usaha
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Dari komponen penyumbang selisih kurs pada Tabel 2, pembahasan hanya berfokus piutang usaha sebab kurs tersebutlah yang berkaitan dengan pendapatan dengan menggunakan mata uang asing. PT MIS dalam menentukan selisih kurs dengan manual karena transaksinya kebanyakan pendapatan lokal. Aturan yang berlaku di PT MIS bahwa pencatatan penjualan di buku besar adalah kurs pada saat pengakuan piutang usaha. Sedangkan kurs yang digunakan untuk mencatat pelunasan piutang adalah kurs pada tanggal pembayaran masuk ke rekening bank PT MIS. Selisih kurs terbentuk karena perbedaan kurs pengakuan adanya penjualan dan pelunasan penjualan. PT MIS mencatat transaksi pada buku besar akun penjualan dengan menggunakan mata uang Rupiah. Karena kontribusi selisih kurs yang signifikan, ada tiga hal yang diperiksa untuk melihat apakah perlakuan selisih kurs oleh PT MIS tepat yaitu : 1) apakah PT MIS mengakui pendapatan hingga tercipta selisih kurs yang konsisten; 2) apakah PT MIS telah mematuhi aturan yang berlaku terkait dengan transaksi mata uang asing; 3) apakah PT MIS menyajikan dengan tepat akun selisih kurs dalam laporan keuangan.
4.1.1 Konsistensi Prosedur Pencatatan Selisih Kurs Setelah mengetahui praktek pencatatan selisih kurs, pemeriksaan lebih berlanjut untuk memeriksa apakah prosedur yang telah ditetapkan berjalan dengan konsisten yaitu kurs untuk pencatatan pengakuan piutang adalah kurs pada saat tanggal dan tanggal pelunasan piutang adalah kurs pada saat pembayaran masuk ke rekening PT MIS. Sumber data yang diperoleh sangat terbatas dimana data benar-benar hanya dapat diuji 10 sampel. Langkah-langkah yang dilakukan untuk memeriksa konsistensi tersebut adalah : 1. Memilih 10 transaksi piutang usaha. Ketika memilih dipastikan bahwa piutang usaha tersebut benar-benar terjadi di 2011. Data yang digunakan adalah data realisasi pendapatan konstruksi yang menggunakan mata uang asing selama setahun dalam bentuk kerja excel. 2. Memeriksa apakah piutang dicatat pada saat realisasi penyelesaian. Setelah mendapatkan data yang terlihat pada Tabel 3 penulis kemudian
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
mencocokkan apakah tanggal realisasi pendapatan tiap transaksi dari data realisasi pendapatan dari klien sama dengan buku besar pendapatan. Setelah mencocokkan, ditemukan bahwa tanggal realisasi penyelesaian pada tanggal realisasi dan pada data buku besar adalah sama. 3. Memeriksa apakah piutang dicatat dengan kurs tengah BI pada tanggal realisasi penyelesaian. Cara pemeriksaannya dengan mengecek apakah apakah kurs yang digunakan Tabel 3 memang sama dengan kurs tengah harian BI yaitu dengan lihat softcopy daftar kurs harian BI selama tahun 2011. Setelah dicocokkan, didapatkan kurs yang digunakan untuk pencatatan pengakuan piutang yang dilakukan oleh PT MIS telah konsisten yaitu sesuai dengan ketetapan yang telah dibuat.
Tabel 3 10 Sampel Pengujian
tanggal Realisasi Penyelesaian
Jumlah Piutang (dalam Rupiah)
No
Pembeli
1
PT ABC
03 Januari 2011
$131.130,08
8.976,00
1.177.023.598,08
2
PT IJK
11 Januari 2011
$145.800,87
9.088,00
1.325.038.306,56
3
PT PQR
09 Februari 2011
$108.700,00
8.917,00
969.277.900,00
4
PT DEF
09 Februari 2011
$135.690,00
8.917,00
1.209.947.730,00
5
PT WYZ
24 Februari 2011
$144.831,00
8.857,00
1.282.768.167,00
6
PT LMN
01 Maret 2011
$117.566,30
8.812,00
1.035.994.235,60
7
PT GHI
10 Maret 2011
$133.137,87
8.774,00
1.168.151.671,38
8
PT XYZ
14 April 2011
$107.962,00
8.661,00
935.058.882,00
9
PT EFD
02 Mei 2011
$108.400,00
8.551,00
926.928.400,00
10
PT BCV
10 Juni 2011
$116.700,32
8.518,00
994.053.325,76
Total Sumber : Working Paper
Jumlah Piutang
Kurs Tengah harian BI (dalam Rupiah)
11.024.242.216,38
4. Memeriksa tanggal pembayaran piutang usaha melalui laporan bank. Setelah menemukan konsistensi penggunaan kurs untuk pencatatan penggunaan piutang, yang akan diperiksa selanjutnya adalah apakah
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
penggunaan kurs untuk pelunasan piutang sudah konsisten dengan menggunakan kurs pada tanggal pembayaran masuk ke rekening PT MIS. Untuk itu, yang dilakukan adalah menelusuri laporan bank dari PT MIS untuk mencari tahu kapan pembayaran 10 transaksi sampel pengujian masuk ke rekening PT MIS. Setelah ditelusuri, tanggal pembayaran berdasarkan laporan bank dapat dilihat pada Tabel 4 Tabel tersebut juga menunjukkan perhitungan nilai piutang usaha yang dilakukan secara manual apabila dirupiahkan dengan menggunakan kurs tengah harian BI pada tanggal bersangkutan. Kurs yang didapatkan dengan melihat softcopy daftar kurs harian BI selama tahun 2011.
Tabel 4 Data Pelunasan berdasarkan Laporan Bank
No
Pembeli
Tanggal Pembayaran Piutang
Jumlah Piutang
Kurs Tengah harian BI
Jumlah Pelunasan Piutang
1
PT ABC
16 Maret 2011
$131.130,08
8518,00
1.116.966.021,44
2
PT IJK
24 Maret 2011
$145.800,87
8722,00
1.271.675.188,14
3
PT PQR
01 April 2011
$108.700,00
8699,00
945.581.300,00
4
PT DEF
06 April 2011
$135.690,00
8651,00
1.173.854.190,00
5
PT WYZ
26 April 2011
$144.831,00
8656,00
1.253.657.136,00
6
PT LMN
18 Mei 2011
$117.566,30
8553,00
1.005.544.563,90
7
PT GHI
26 Mei 2011
$133.137,87
8576,00
1.141.790.373,12
8
PT XYZ
25 Juli 2011
$107.962,00
8528,00
920.699.936,00
9
PT EFD
01 Agustus 2011
$108.400,00
8481,00
919.340.400,00
10
PT BCV
22 September 2011
$116.700,32
8988,00
1.048.902.476,16
Total Sumber : PT MIS dan diolah kembali oleh penulis
10.798.011.584,76
5. Memeriksa apakah pelunasan piutang dicatat dengan kurs tengah harian BI pada tanggal uang masuk ke rekening bank. Untuk memeriksa konsistensi pencatatan pelunasan piutang, dilakukan perbandingan hasil perhitungan Tabel 3 dengan data pencatatan pelunasan piutang yang didapatkan dari
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
buku besar akun Piutang Usaha. Berdasarkan buku besar, data pelunasan piutang disajikan di Tabel 5.
Tabel 5 Data Pelunasan Piutang berdasarkan Buku Besar
No
Pembeli
1
PT ABC
Tanggal Pembayaran Piutang
Jumlah Piutang
Kurs yang digunakan
Jumlah Pelunasan Piutang
16 Maret 2011
$131.130,08
8518,00
1.116.966.021,44
2
PT IJK
24 Maret 2011
$145.800,87
8722,00
1.271.675.188,14
3
PT PQR
01 April 2011
$108.700,00
8699,00
945.581.300,00
4
PT DEF
06 April 2011
$135.690,00
8651,00
1.173.854.190,00
5
PT WYZ
26 April 2011
$144.831,00
8656,00
1.253.657.136,00
6
PT LMN
18 Mei 2011
$117.566,30
8553,00
1.005.544.563,90
7
PT GHI
26 Mei 2011
$133.137,87
8576,00
1.141.790.373,12
8
PT XYZ
25 Juli 2011
$107.962,00
8857,00
956.219.434,00
9
PT EFD
01 Agustus 2011
$108.400,00
8154,00
883.893.600,00
10
PT BCV
22 September 2011
$116.700,32
8898,00
1.038.399.447,36
Total Sumber : Working Paper
10.787.581.253,96
Jika ditabel Tabel 3 dan Tabel 5 dibandingkan, ternyata ada perbedaan tanggal pencatatan pelunasan piutang, yaitu pada sampel yang diberi warna abu abu. Jadi, tanggal masuknya uang pembayaran ke rekening PT MIS tidak selalu menjadi tanggal pencatatan pelunasan piutang di buku besar. Hal menarik lainnya yang ditemukan adalah tentang kurs yang dipakai. Ternyata kurs yang dipakai ketika mencatat pelunasan piutang buku besar tidak selalu konsisten dengan tanggal pencatatannya. Dari 10 transaksi yang menjadi contoh, ada tiga transaksi yang menujukkan kekonsistenan penggunaan kurs. Berikut disajikan dalam Tabel 6 penggunaan kurs pada 10 transaksi yang menjadi sampel.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Tabel 6 Pengujian Kekonsistenan Penggunaan Kurs pada Tanggal pembayaran Piutang No
Tanggal Pembayaran Piutang
Pembeli
Kurs yang digunakan
Kurs Tengah harian BI
Selisih
1
PT ABC
16 Maret 2011
8518,00
8518,00
0
2
PT IJK
24 Maret 2011
8722,00
8722,00
0
3
PT PQR
01 April 2011
8699,00
8699,00
0
4
PT DEF
06 April 2011
8651,00
8651,00
0
5
PT WYZ
26 April 2011
8656,00
8656,00
0
6
PT LMN
18 Mei 2011
8553,00
8553,00
0
7
PT GHI
26 Mei 2011
8576,00
8576,00
0
8
PT XYZ
25 Juli 2011
8528,00
8857,00
329
9
PT EFD
01 Agustus 2011
8481,00
8154,00
327
10 PT BCV 22 September 2011 Sumber : PT MIS dan diolah kembali oleh penulis
8988,00
8898,00
90
Berdasarkan pengujian-pengujian terhadap konsistensi pada Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa : •
Pencatatan pengakuan piutang usaha yang dilakukan oleh PT MIS telah menggunakan kurs yang benar sehingga konsisten dengan ketentuan perusahaan.
•
Pencatatan pelunasan piutang usaha yang dilakukan oleh PT MIS ditemukan tidak konsisten dengan ketentuan yang berlaku. Adapun ketidakkonsistenan yang ditemukan hal : i.
Perbedaan antara tanggal pencatatan pelunasan piutang dalam buku besar dan tanggal pembayaran masuk ke rekening bank. Dari 10 transaksi yang diuji, ada tiga transaksi yang menunjukkan perbedaan tersebut. Hal ini bisa terjadi karena seharusnya yang dilihat adalah laporan bank, tetapi dalam prakteknya perusahaan menggunakan bukti dokumen klien untuk mencatat pelunasan piutang, contohnya dokumen bukti transfer klien. Apabila tanggal pada bukti transfer dan laporan bank berbeda periode bulan dan tahun, maka dapat menyebabkan masalah cut off.
ii.
Penggunaan kurs. Perbedaan tanggal pada poin (i) juga menyebabkan perbedaan kurs yang digunakan, bukan kurs pada
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
saat uang diterima melainkan kurs pada tanggal pencatatan pelunasan piutang di buku besar. Kesalahan penggunaan kurs tidak hanya itu saja karena ditemukan juga satu transaksi yang dicatat dengan kurs yang tidak sesuai dengan kurs pada tanggal pencatatan pelunasan. Untuk ketidakkonsistenan ini, diindikasikan ada error dalam sistem sehingga transaksi tercatat dengan kurs yang tidak seharusnya. Dari penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa dalam hal pencatatan pelunasan piutang usahanya, PT MIS kurang konsisten dengan aturan yang ditetapkan sendiri oleh perusahaan. Ketidakkonsistenan tersebut berakibat pada kesalahan penyajian angka pada piutang usaha, kas yang diterima, dan selisih kurs.
4.1.2 Kepatuhan PT MIS terhadap PSAK No. 10 Hal kedua yang akan dibahas adalah mengenai penilaian terhadap PT MIS dalam menyikapi aktivitasnya yang berkaitan dengan mata uang asing. Penilaian ini bertujuan untuk melihat apakah PT MIS telah mengikuti aturan-aturan yang berlaku sebagai suatu badan usaha yang melakukan transaksi dalam mata uang asing. Penilaian yang dilakukan berupa pengevaluasian PT MIS dengan menggunakan PSAK No. 10 tentang transaksi dalam mata uang asing. Sebagai perusahaan yang berdomisili di Indonesia, laporan keuangan harus disajikan dalam Rupiah. Dalam hal ini, PT MIS yang melakukan transaksi dalam mata uang asing telah menyatakan transaksi-transaksinya dengan mata uang pelaporan yang memang seharusnya digunakan, yaitu Rupiah. Penilaian kepatuhan PT MIS terhadap bagian-bagian dari PSAK No. 10 didapatkan dari hasil wawancara dan dari pengamatan penulis. Hasil-hasil penilaian tersebut adalah sebagai berikut : • Transaksi dalam mata uang asing oleh PT MIS adalah transaksi yang menawarkan jasa konstruksi yang harganya didenominasi dalam mata uang asing dan PT MIS telah membukukan transaksi pendapatannya dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi atau pada saat realisasi penyelesaian. Namun, pada saat
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
transaksi pelunasan piutang, PT MIS menggunakan kurs yang tidak konsisten dengan aturan dibuatnya. PT MIS dinilai telah sesuai dengan PSAK No. 10 paragraf 7 bagian pengakuan awal. • Sedangkan paragraf 9 poin a mengenai pelaporan pada tanggal neraca berikutnya, PT MIS telah melaporkan piutang usahanya yang dalam mata uang asing ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tangal neraca (kurs tengah harian BI). • Kemudian terkait dengan pengakuan selisih kurs, PT MIS telah mematuhi aturan seperti yang tertulis pada paragraf 13 yaitu PT MIS telah membebankan laba atau rugi kurs yang timbul dari transaksi yang menggunakan mata uang asing yang diakui dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi kurs disajikan pada komponen laporan laba rugi yaitu pendapatan lain lain. • Dalam hal pengungkapan paragraf 22, PT MIS telah mengungkapkan jumlah selisih kurs yang diperhitungkan dalam laba neto atau kerugian untuk periode tersebut. PT MIS telah mengungkapkan selisih kurs neto dari piutang usaha digabung dengan selisih kurs dari akun lain dengan nama akun yaitu Pendapatan (Kerugian) Mata Uang Asing. Berdasarkan penilaian yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa PT MIS telah sebagaian besar mematuhi PSAK No.10 terkait transaksinya dengan mata uang asing.
4.1.3 Penyajian Akun Selisih Kurs Piutang Usaha Pada neraca PT MIS selisih kurs piutang usaha yang digabung dengan selisih kurs akun lain disajikan sebesar Rp2 miliar lebih (nomor akun 80010). Pemeriksaan ini dilakukan dengan ruang lingkup yang terbatas, hanya terkait dengan akun piutang usaha. Untuk mengetahui apakah selisih kurs piutang usaha sebesar Rp 2 miliar lebih tersebut telah yang disajikan, dilakukan dua macam pemeriksaan, yaitu : 1. Pemeriksaan I : Pemeriksaan buku besar selisih kurs piutang usaha dengan memeriksa isi dari akun tersebut untuk mengetahui apakah transaksi tersebut wajar.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
2. Pemeriksaan II : Pemeriksaan apakah Selisih Kurs yang ada dalam buku besar Pendapatan (Kerugian) Mata Uang Asing sama dengan Selisih Kurs yang ada di buku besar Piutang Usaha.
Pemeriksaan I Untuk pemeriksaan pertama, perlu dipahami lebih dulu bahwa akun Pendapatan (Kerugian) Mata Uang Asing terdiri dari suatu akibat transaksi yang menggunakan mata uang asing yang salah satu dari transaksi tersebut terkait piutang usaha. Setelah mengolah isi dari akun piutang usaha tersebut, ditemukan selisih kurs dari piutang usaha sama dengan buku besar piutang usaha. Dalam laporan keuangan selisih kurs disajikan dengan satu akun tetapi bisa dilihat di catatan laporan keuangan. Dapat disimpulkan bahwa selisih kurs yang terdapat di piutang usaha sudah sesuai dan wajar.
Pemeriksaan II Setelah mengetahui bahwa akun Pendapatan (Kerugian) Mata Uang Asing terdapat piutang usaha yang telah disajikan dengan wajar, maka pemeriksaannya selanjutnya adalah mengecek apakah seluruh selisih kurs piutang usaha dimasukkan seluruhnya dalam buku besar selisih kurs. Dilakukan pengecekan 10 sampel sebelumnya untuk melihat apakah selisih kurs dalam buku besar piutang usaha telah dicatat dengan benar pada buku besar Pendapatan (Kerugian) Mata Uang Asing telah dicatat dengan benar pada buku besar selisih Kurs Piutang Usaha. Berdasarkan pemeriksaan ini, dpaat disimpulkan bahwa selisih kurs dari piutang usaha telah disajikan dengan benar sebagai bagian dari akun Pendapatan (Kerugian) Mata Uang Asing.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Tabel 7 Bukti Ekstensi Selisih Kurs 10 Sampel Pengujian dalam Buku Besar No
Pembeli
Jumlah Piutang
Jumlah Pelunasan Piutang
Selisih Kurs
apakah SK Tercatat dalam Akun Selisih Kurs
Jumlah Piutang
Apakah Jumlah SK dalam Akun Selisih Kurs Piutang Usaha dicatat dengan benar
1
PT ABC
$131.130,08
1.177.023.598,08
1.116.966.021,44
60.057.576,64
√
√
2
PT IJK
$145.800,87
1.325.038.306,56
1.271.675.188,14
53.363.118,42
√
√
3
PT PQR
$108.700,00
969.277.900,00
945.581.300,00
23.696.600,00
√
√
4
PT DEF
$135.690,00
1.209.947.730,00
1.173.854.190,00
36.093.540,00
√
√
5
PT WYZ
$144.831,00
1.282.768.167,00
1.253.657.136,00
29.111.031,00
√
√
6
PT LMN
$117.566,30
1.035.994.235,60
1.005.544.563,90
30.449.671,70
√
√
7
PT GHI
$133.137,87
1.168.151.671,38
1.141.790.373,12
26.361.298,26
√
√
8
PT XYZ
$107.962,00
935.058.882,00
920.699.936,00
14.358.946,00
√
√
9
PT EFD
$108.400,00
926.928.400,00
919.340.400,00
7.588.000,00
√
√
10
PT BCV
$116.700,32
994.053.325,76
1.048.902.476,16
(54.849.150,40)
√
√
11.024.242.216,38
10.798.011.584,76
226.230.631,62
√
√
Total
Sumber : working paper
4.1.4 Penyajian Akun Piutang Usaha Akhir Tahun 2011 Pembahasan terakhir adalah memeriksa piutang usaha perusahaan di akhir tahun 2011 apakah nilai piutang usaha disajikan di neraca sudah disajikan dengan wajar, yaitu menggunakan kurs tengah harian BI pada akhir tahun. Angka piutang usaha di dalam tabel 8 adalah berasal dari general ledger piutang usaha klien yang sesuai dan sama dengan sub ledgernya.
Tabel 8 Akun Piutang Usaha per 31/12/2011
Piutang Usaha
Kurs Tengah Harian BI 31/12/2011
$7.908.721,72
9.086,00
Total (Rp) Rp 71.858.645.547,92
Per Neraca 31/12/2011
Rp 71.764.121.400,00
Selisih
Rp
94.524.147,92
Sumber : Working Paper
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
Dari hasil perhitungan tersebut ditemukan selisih kurs sebesar Rp2 miliar. Selisih tersebut merupakan hasil dari perbedaan jumlah piutang usaha dengan kurs tengah BI. Sehingga dibuat jurnal penyesuaiannya : Dr. Loss on Foreign Exchange
94.542.147,92
Cr. Trade Receivable
94.542.147,92
Berdasarkan penjelasan auditor, dapat disimpulkan bahwa PT MIS telah menyajikan piutang usahanya dengan wajar.
4.2 Hal Terkait Selama dalam pelaksanaan magang, penulis banyak menemukan kesulitan dalam melakukan audit atas akun pendapatan karena pemahaman mengenai praktek audit masih minim. Kesulitan lain adalah adanya keterbatasan data sehingga penulis tidak dapat melaporkan lebih detail.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan KAP BDO dalam pemberian jasa audit, memeriksa laporan keuangan PT MIS yang berakhir pada 31 Desember 2011. PT MIS merupakan perusahaan konstruksi yang mempunyai pendapatan berasal dari transaksi mata uang asing. Di tahun tersebut, peningkatan pendapatan yang signifikan disebabkan oleh selisih kurs dan salah satunya berasal dari piutang usaha. Tiga pengujian terkait selisih kurs dari piutang usaha dilakukan, yaitu memeriksa kekonsistenan prosedur pencatatan selisih kurs, memeriksa kepatuhan PT MIS terhadap PSAK No.10 dan memeriksa apakah penyajian selisih kurs sudah wajar. Berdasarkan tiga pemeriksaan yang dilakukan, ditemukan beberapa hal berikut : •
PT MIS tidak konsisten mengikuti aturan yang telah perusahaan tetapkan sebelumnya dalam pencatatan pelunasan piutang serta penggunaan kurs untuk pelunasan yang dapat dilihat dari Tabel 3.3 dan Tabel 4.4 sehingga dalam hal kepatuhan terhadap PSAK No. 10 PT MIS konsisten baik dalam pengakuan awal, pelaporan, akan tetapi dalam pelunasan PT MIS tidak konsisten.
•
Untuk pemeriksaan penyajian kurs piutang usaha, PT MIS menyajikan selisih kurs atas piutang usaha di dalam akun Pendapatan (Kerugian) Mata Uang Asing. Dimana dalam akun tersebut terdiri dari beberapa selisih kurs dari akun lain. Penggabungan transaksi tidak sejenis, dapat mengurangi informasi bagi pengguna laporan keuangan PT MIS
5.2 Saran untuk PT MIS Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran kepada PT MIS dibawah ini yaitu : 1.
Bagian Akuntansi PT MIS agar lebih teliti untuk mencatat pelunasan piutang dan penggunaan kurs agar konsisten sesuai dengan aturan perusahaan dan PSAK No.10.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
2.
PT MIS harus menetapkan dokumen acuan sebagai dasar pencatatan pelunasan piutang. Sedangkan untuk menjaga kekonsistenan dan pencatatan kurs, bagian akuntansi harus lebih teliti dalam menentukan kurs pelunasan piutang.
5.3 Saran untuk KAP BDO Setelah melaksanakan program magang di KAP BDO, penulis memberikan saran untuk peningkatan kinerja di KAP tersebut, antara lain: • Dalam melakukan audit PT MIS, auditor in charge tidak melakukan test of control karena PT MIS merupakan klien lama. untuk test of control tidak selalu dilakukan, tetapi ada baiknya melakukan test of control untuk lebih mempermudah dalam melakukan pengujian substantif. • Untuk menunjang kegiatan operasional audit yang lebih baik, diperlukan adanya peningkatan fasilitas kerja untuk auditor yaitu laptop, alat tulis yang memadai dan hal-hal yang sangat diperlukan dalam melakukan audit. • Diharapkan auditor in-charge dapat mempercayakan mahasiswa magang untuk mengerjakan kertas kerja (working paper) agar dapat memperkaya pengalaman kerjanya.
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012
DAFTAR REFERENSI
Elder, Randal J., Beasley, Mark S., Arens, Alvin A., & Jusuf, Amir Abadi. (2010). Auditing and Assurance Services–An Integrated Approach (Indonesian adaptation ed.). Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar akuntansi keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Kieso, Donald E.,Weygandt, Jerry J. (2006). Intermediate Accounting. River Street: John Wiley & Sons. Kieso, Donald E., Weygandt Jerry J., & Warfield, Terry D. (2011). Intermediate Accounting Volume 2-IFRS Edition. River Street: John Wiley & Sons
Perlakuan akuntansi..., Maria Magdalena Tampubolon, FE UI, 2012