Analisis Selisih Kurs dan Pengaruhnya Terhadap Laporan Laba Rugi Perusahaan
Exchange Rate Margin
David HM Hasibuan dan Nopryannus Program Studi Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor, Indonesia E-Mail:
[email protected]
151 Submitted: JULI 2013
ABSTRACT In purchasing transaction (import) and selling transaction (export) between two different countries, it uses foreign currency and involve two currencies, that is foreign currency and local currency. If a company makes transaction using foreign currency, it will generate profit and loss caused by exchange rate margin between the two currencies. The profit and loss caused by exchange rate margin will affect the company’s income statement as part of income statement which is not derived from the main operation of the company. The author conducted this research at PT Cantika Hair International located in Jl. Raya Mercedes No. 9, Gunung Putri, Bogor 16964, Indonesia. PT Cantika Hair International is a company having main business: selling and purchasing of raw hair and selling and buying products such as wigs, toupee, and hair extension. The purpose of this study is to find out the compatibility of exchange rate margin accounting application and exchange rate margin presentation in income statement at PT Cantika Hair International in accordance with prevailing accounting standard; and to find out the influence of exchange rate margin on income statement at PT Cantika Hair International. The research method utilized by the author is descriptive method which is used to evaluate the data available and to answer how is the application accounting exchange rate margin presented in income statement of the company where this research was done. The result of the research at PT Cantika hair International shows that, based on purchasing and selling transaction case, PT Cantika Hair International, in treating accounting exchange rate margin, used the prevailing exchange rate at the time the transaction was made. Profit and loss emerged from the transaction in foreign currency was credited or charged to the profit and loss or income statement for the period (in progress period). This is in accordance with the prevailing accounting standard provision, that is PSAK No 10 concerning “Foreign Currency Transaction”. While, exchange rate margin presentation in the income statement of PT Cantika hair International stated profit and loss presented outside the business, that is other income derived from activities which are not the principlal activities of the company. In arranging income statement, PT Cantika Hair International used all inclusive concepts of income in the form of multiple steps. Based on the research and analysis result, the author assesses that PT Cantika Hair International has treated correctly on foreign exchange rate, it has in accordance with PSAK No. 10 (Statement of Financial Accounting Standard No. 10) on “Foreign Currency Transaction”. Keywords: exchange rate margin; income statement; purchasing transaction (import); selling transaction (export) PENDAHULUAN Laporan laba rugi sebagai salah satu komponen dari berbagai komponen laporan keuangan seperti neraca, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan (CALK), sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan perusahaan. Menurut teori akuntansi, selisih kurs dalam mata uang asing adalah bagian dari suatu unsur laporan laba rugi perusahaan, yaitu unsur laba rugi berasal dari bukan operasi utama suatu perusahaan. Penerapan akuntansi terhadap keuntungan dan kerugian selisih kurs harus sesuai dengan standar akuntansi di dalam menunjang laporan keuangan perusahaan yang layak dan diterima umum. Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas dalam mata uang asing dalam dua cara yaitu melakukan transaksi dalam mata uang asing (foreign
Accepted: AGUSTUS 2013
JIAKES Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan Vol. 1 No. 2, 2013 pg. 151-160 STIE Kesatuan ISSN 2337 – 7852
Exchange Rate Margin
152
currency transaction) atau memiliki kegiatan usaha di luar negeri (foreign operation). Perkembangan standar akuntansi untuk bisnis internasional ditetapkan dalam PSAK tahun 1994, yaitu PSAK No. 10 tentang “Transaksi dalam Mata Uang Asing” dan PSAK No. 11 tentang “Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing” yang mengatur standar yang digunakan oleh perusahaan dalam mencatat transaksi dalam mata uang asing dan dalam menjabarkan laporan keuangan mata uang asing. PT.CHI (Cantika Hair International) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur pembelian dan penjualan rambut mentah/rambut palsu, pembelian dan penjualannya banyak dilakukan diluar negeri (import/eksport). Bentuk pembayaran yang dilakukan pada waktu import rambut mentah menggunakan US$. Pada tahun 1998 PT.CHI mengalami penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar akibat transaksi tersebut, sehingga mengalami kerugian selisih kurs yang cukup material. PT.CHI harus melaporkan kejadian ekonomi didalam laporan keuangan tersebut kepada stakeholder. Perlakuan selisih kurs pada saat depresiasi menurut PSAK No. 10 mengakibatkan timbulnya permasalahan tentang bagaimana penerapan dan perlakuan atas selisih kurs serta penyajiannya dalam laporan keuangan PT.CHI. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimanakah penerapan akuntansi selisih kurs pada PT. Cantika Hair International? (2) bagaimanakah penyajian selisih kurs di dalam laporan laba rugi PT. Cantika Hair International? (3) bagaimanakah kesesuaiannya penerapan akuntansi selisih kurs dan penyajian selisih kurs di dalam laporan laba rugi PT. Cantika Hair International dengan standar akuntansi yang berlaku? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) penerapan akuntansi selisih kurs pada PT. Cantika Hair International (2) penyajian selisih kurs di dalam laporan laba rugi PT. Cantika Hair International (3) kesesuaian penerapan akuntansi selisih kurs dan penyajian selisih kurs di dalam laporan laba rugi PT.Cantika Hair International dengan standar akuntansi yang berlaku. TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi Selisih Kurs Menurut Warren, Reeve dan Fess (2005:10): akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Menurut A.L. Haryono Jusuf (2003:5): ”Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan dari suatu organisasi.” Sedangkan menurut Floyd A. Beams dalam Amir Abadi Jusuf (2000:469): ”Kurs adalah nisbah antara satu unit mata uang dengan jumlah mata uang lain yang setara dengan mata uang tersebut pada suatu waktu.” Menurut PSAK No. 10: Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang asing. Sedangkan Selisih kurs (exchange difference) adalah selisih yang dihasilkan dari pelaporan jumlah unit mata uang asing yang sama dalam mata uang pelaporan pada kurs yang berbeda. Mengacu pada beberapa definisi tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi selisih kurs merupakan suatu proses pencatatan dan pelaporan selisih yang dihasilkan dari jumlah unit mata uang asing yang sama dalam mata uang pelaporan pada kurs yang berbeda. Konsep Pertukaran dalam Mata Uang Asing Tujuan dari suatu mata uang adalah menyediakan suatu standar nilai, alat pertukaran, serta unit pengukuran. Mata uang dari negara-negara yang berbeda memenuhi kedua fungsi pertama dengan derajat efisiensi yang berbeda-beda. Namun pada dasarnya semua mata uang berperan sebagai unit pengukuran bagi kegiatan ekonomi di negara-negara bersangkutan. Jadi, sumber maupun kegiatan finansial dari suatu negara dinilai dengan mata uang negara tersebut. Suatu transaksi dikatakan dinilai dengan mata uang tertentu jika besarnya dinyatakan dalam mata uang tersebut. Aktiva dan kewajiban dinyatakan dalam denominasi mata uang tertentu jika jumlahnya selalu disebut dalam mata uang tersebut. Transaksi yang terjadi di dalam
suatu negara (transaksi lokal) biasanya dinilai dan dinyatakan dalam mata uang negara tersebut. Dalam hal transaksi antar entitas bisnis negara-negara yang berbeda, jumlah hutang maupun piutang biasanya dilaporkan dalam mata uang lokal dari negara pembeli ataupun penjual. Sistem Kurs Menurut Jose Rizal Joesoef (2008:12), ada dua macam sistem kurs yang sering disebut-sebut, yaitu sistem kurs tetap (fixed exchange rate system) dan sistem kurs mengambang (floating exchange rate system): a. Kurs tetap (fixed rate) adalah sistem kurs (yang diadopsi oleh Bank Sentral) di mana nilai tukar dari setiap mata uang asing dikunci pada sejumlah tertentu mata uang domestik. b. Kurs mengambang (floating rate) adalah sistem kurs (yang diadopsi oleh Bank Sentral) di mana nilai tukar dari setiap mata uang asing dibolehkan untuk bervariasi terhadap sejumlah mata uang domestik. Dalam sistem kurs tetap, Bank Sentral berperan maksimal menjaga kurs mata uangnya agar tidak berubah dari nilai pari yang ditetapkan. Kurs dapat ditentukan besarnya oleh pemerintah, dan dapat juga dibiarkan berfluktuasi sesuai dengan perubahan di pasar uang. Kurs tetap atau kurs resmi ditetapkan oleh pemerintah dan tidak dipengaruhi oleh perubahan di pasar uang dunia. Sebaliknya, kurs mengambang atau kurs bebas mencerminkan harga pasar yang berfluktuasi berdasarkan permintaan dan penawaran serta faktor-faktor lain dalam pasar uang dunia. Menurut Floyd A. Beams dan Amir Abadi Jusuf (2000:470), kurs yang digunakan dalam akuntansi untuk kegiatan transaksi luar negeri adalah kurs spot, kurs sekarang, kurs historis, serta kurs forward. Definisi dari masing-masing kurs tersebut adalah: a. Kurs spot (spot rate) adalah kurs untuk pertukaran yang terjadi langsung pada saat transaksi. b. Kurs sekarang (current rate) adalah kurs dimana satu unit mata uang dapat dipertukarkan dengan mata uang lain pada tanggal neraca atau tanggal transaksi. c. Kurs historis (historical rate) adalah kurs yang berlaku pada tanggal tertentu terjadinya transaksi. d. Kurs forward (forward rate) adalah kurs yang ditetapkan sekarang atau pada saat ini, tetapi diberlakukan untuk waktu yang akan datang (future period) antara 2 x 24 jam lebih sampai dengan 1 tahun atau 12 bulan. Kurs spot, kurs sekarang, maupun kurs historis dapat merupakan kurs tetap maupun kurs mengambang, tergantung kepada mata uang tertentu yang dilibatkan. Kurs spot untuk transaksi luar negeri antara Indonesia dengan negara lain yang menggunakan kurs tetap biasanya berubah mengikuti kurs negara tersebut dengan campur tangan pemerintah (kecuali untuk transaksi pasar gelap). Kurs spot untuk transaki luar negeri dengan negara yang menggunakan kurs mengambang dapat berubah setiap hari, bahkan beberapa kali dalam sehari, tergantung kepada faktor-faktor yang mempengaruhi pasar uang. Tapi harus diingat, bahwa hanya ada satu kurs spot untuk setiap transaksi. Kurs sekarang untuk transaksi mata uang asing adalah kurs spot sebagai akibat dari penyesuaian langsung atas jumlah yang dinyatakan dalam mata uang asing pada tanggal transaksi atau tanggal neraca. Kurs sekarang untuk menjabarkan laporan keuangan luar negeri sama dengan kurs yang digunakan untuk transaksi mata uang asing kecuali jika terdapat kurs berganda. Dalam kasus terakhir ini, kurs yang boleh digunakan hanyalah kurs yang dapat dipakai untuk membayar deviden ke luar negeri. Valuta Asing Menurut Heli Charisma Berlianta (2006:1), valuta asing atau yang disingkat dengan kata ”Valas” secara bebas dapat diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Jadi suatu mata uang dikatakan sebagai valuta asing tergantung dari siapa yang melihat. Untuk penduduk di negara yang bukan negara asal mata uang akan menyebut sebagai valuta asing atau
Exchange Rate Margin
153
Exchange Rate Margin
154
valas dan sebaliknya penduduk di negara asal mata uang tidak akan menyebutnya demikian. Perdagangan barang dan jasa, aliran modal dan dana antar negara akan menimbulkan pertukaran mata uang antar negara yang pada akhirnya akan timbul permintaan atau penawaran terhadap suatu mata uang tertentu. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Valuta Asing Menurut Heli Charisma Berlianta (2006:3), ada beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan valuta asing antara lain: a. Pergerakan nilai tukar valuta. b. Bisnis yang semakin mengglobal. c. Tujuan perusahaan untuk melakukan perdagangan valas. d. Perkembangan telekomunikasi yang pesat. e. Perkembangan perangkat komputer yang pesat. f. Terbentuknya produk valas baru. g. Keuntungan yang diperoleh. Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing Menurut Heli Charisma Berlianta (2006:39), jenis transaksi valuta asing pada umumnya dibedakan berdasarkan jangka waktu antara tanggal transaksi (deal date) dengan tanggal valuta (value date). Berdasarkan kriteria di atas maka transaksi valuta asing dibedakan menjadi: a. Transaksi Today (TOD) b. Transaksi Tomorrow (TOM) c. Transaksi Spot d. Transaksi Forward/Future e. Transaksi Swap Menurut Heli Charisma Berlianta (2006:18), terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan nilai tukar valuta asing, sebagai berikut: 1. Teori Balance of Payment Approach Balance of Payment ini digunakan untuk mengukur kekuatan penawaran dan permintaan terhadap suatu valuta tertentu. Balance of Payment tidak memperhitungkan transaksi di pasar gelap. Balance of Payment tidak memperhitungkan transaksi yang sifatnya berjangka. 2. Teori Purchasing Power Parity Teori ini berusaha untuk menghubungkan nilai tukar dengan daya beli valuta tersebut terhadap barang dan jasa. Pendekatan ini menggunakan apa yang disebut dengan Law of One Price. Ada dua versi teori ini yaitu: Versi absolute, menyatakan bahwa nilai tukar adalah perbandingan harga barang di dua negara. Ukuran yang digunakan adalah rata-rata tertimbang dari harga seluruh barang yang ada di negara tersebut. Versi relatif, mengatakan bahwa pergerakan nilai tukar valuta dua negara adalah sama dengan selisih kenaikan harga barang di kedua negara tersebut pada periode tertentu. 3. Teori Fisher Effect Diperkenalkan oleh Irving Fisher. Fisher effect menyatakan bahwa tingkat suku bunga nominal di satu negara akan sama dengan tingkat suku bunga riil ditambah tingkat inflasi di negara itu. Dari pernyataan tersebut dapat digambarkan dalam persamaan matematika sederhana seperti di bawah ini: Suku Bunga Nominal = Suku Bunga Riil + Tingkat Inflasi Menurut Fisher Effect, tingkat suku bunga nominal di dua negara dapat berbeda karena tingkat inflasi mereka berbeda. 4. Teori International Fisher Effect Pendapat ini menyatakan bahwa pergerakan nilai mata uang satu negara dibanding negara lain (pergerakan kurs) disebabkan perbedaan suku bunga nominal yang ada di kedua negara tersebut. Implikasi dari International Fisher Effect adalah bahwa orang tidak
bisa menikmati keuntungan yang lebih tinggi hanya dengan menanamkan dana mereka ke negara yang mempunyai suku bunga nominal tinggi karena nilai mata uang negara yang suku bunganya tinggi tersebut akan terdepresiasi (turun nilainya) sebesar selisih bunga nominal dengan negara yang mempunyai suku bunga nominal lebih rendah. Hal-Hal yang perlu Disepakati dalam Melakukan Transaksi Valuta Asing Dalam melakukan transaksi valuta asing tersebut ada beberapa hal yang perlu disepakati kedua belah pihak yaitu: Mata uang yang dipertukarkan (diperjualbelikan) Jumlah yang akan dipertukarkan (diperjualbelikan) Kurs/Exchange Rate Tanggal penyerahan (Value Date) Di sini dikenal dua istilah: o Tanggal kesepakatan/perjanjian/transaksi atau Deal Date yaitu tanggal dibuatnya kesepakatan atau transaksi. o Tanggal penyerahan valuta/tanggal valuta atau Value Date yaitu tanggal diserahkannya mata uang yang telah disepakati. Cara penyerahan valuta Transaksi Valuta Asing Transaksi dalam suatu negara yang diukur dan dicatat dalam valuta negara yang bersangkutan disebut transaksi lokal. Transaksi anak perusahaan Inggris akan dicatat dalam poundsterling, dan laporan keuangannya akan dinyatakan dalam poundsterling. Namun, laporan keuangannya harus dikonversi menjadi laporan keuangan dalam USD sebelum konsolidasi dengan induk perusahaan USA. Pembahasan mengenai transaksi valuta asing menggunakan asumsi sudut pandang perusahaan USA yang mata uang fungsionalnya adalah USD (yang juga merupakan mata uang lokal). Mata uang fungsional suatu entitas adalah mata uang yang digunakan dalam lingkungan utama kegiatan usahanya. Pada umumnya, mata uang utama yang diterima atau dibayarkan untuk menyelesaikan suatu transaksi adalah mata uang fungsional. Transaksi luar negeri adalah transaksi antar negara atau antar perusahaan di negara yang berbeda. Transaksi dalam valuta asing adalah transaksi yang dinyatakan (didenominasi) dalam mata uang lain selain mata uang fungsional entitas tersebut (dalam sudut pandang ini, USD). Dengan demikian, transaksi luar negeri bisa juga merupakan transaksi dalam valuta asing. Jenis transaksi luar negeri yang paling umum adalah import dan eksport barang dan jasa. Transaksi import dan eksport merupakan transaksi luar negeri, namun bukan merupakan transaksi dalam valuta asing kecuali bila pembayarannya dilakukan dalam valuta asing-yaitu, mata uang lain selain mata uang fungsional entitas tersebut. Peraturan BAPEPAM Pada prinsipnya, perlakuan akuntansi atas selisih kurs sebagai akibat transaksi dalam mata uang asing untuk Emiten atau Perusahaan Publik mengacu pada ketentuan PSAK No.10 dengan tambahan sebagai berikut: a. Bagi perusahaan yang tidak melakukan lindung nilai (hedging), perlakuan akuntansi atas selisih kurs yang timbul dari penjabaran pos aktiva dan kewajiban moneter jangka panjang dalam mata uang asing dapat dilakukan sesuai ketentuan paragraf 28 PSAK No.10 atau dapat ditangguhkan dan diakui sebagai keuntungan atau kerugian periode sekarang dan masa depan secara sistematis selama umur pos aktiva dan kewajiban moneter yang bersangkutan, dan hal tersebut harus diungkapkan secukupnya. b. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud dalam paragraf 33 PSAK No.10, apabila perusahaan memilih untuk menangguhkan selisih kurs, maka perusahaan harus mengungkapkan jumlah kumulatif selisih kurs yang ditangguhkan dan yang dibebankan pada periode berjalan. c. Ketentuan ini berlaku untuk penyusunan laporan keuangan yang mencakup periode laporan yang berakhir setelah tanggal 1 Januari 1998.
Exchange Rate Margin
155
Exchange Rate Margin
156
Sedangkan latar belakang pencabutan dan peraturan sebagaimana disebut di atas, dikarenakan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah mengatur akuntansi Waran dan Real Estate dengan dikeluarkannya dua PSAK, yaitu PSAK No.41 tentang Akuntansi Waran dan PSAK No.44 tentang Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate.” Pengertian Laporan Laba Rugi Pengertian laporan laba rugi menurut Warren, Reeve and Fess (2005:19) menjelaskan bahwa: ”Income statement is a summary of the revenue and expenses for a specific period of time, such as a month or a year.” Stephen H. Penman (2007:34) menyatakan bahwa: ”The income statement display the sources of net income, broadly classified as revenue (value coming in from selling products) and expenses (value going out in earning revenue).” Sedangkan Henry Simamora (2000:22) mendefinisikan laporan laba rugi sebagai berikut: Laporan laba rugi (income statement)-yang kadang kala disebut sebagai laporan pendapatan (earning statement) atau laporan operasi (operations statement)-adalah laporan keuangan resmi yang merangkum kegiatan-kegiatan operasi (pendapatan dan beban) selama periode waktu tertentu, biasanya satu bulan atau satu tahun. Laporan laba rugi merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa isi dari laporan laba rugi terdiri dari dua unsur yaitu pendapatan dan biaya. Adapun susunan laba rugi tersebut harus memuat hal-hal sebagai berikut: Perhitungan laba rugi perusahaan harus disusun sedemikian rupa agar dapat memberikan gambaran mengenai hasil perusahaan dalam periode tertentu. Cara penyajian laba rugi adalah sebagai berikut: o Harus memuat secara terperinci unsur-unsur pendapatan dan biaya atau beban. o Idealnya disusun dalam urutan ke bawah (stafel). o Harus dipisahkan antara hasil dari bidang usaha lain serta pos luar biaya. Laporan laba rugi penting artinya bagi perusahaan sebagai alat untuk mengetahui berhasil atau tidaknya dalam suatu periode tertentu dan umumnya diukur berdasarkan laba yang diperoleh. Laporan laba rugi adalah penjelasan lengkap dan rinci tentang perhitungan laba rugi. Dalam teori akuntansi dikenal dua pendekatan dalam menilai hubungan antara neraca dan laba rugi, yaitu articulated dan non articulated. Pendekatan articulated artinya adalah laporan laba rugi dianggap sebagai subklasifikasi dari pos modal. Laba rugi hanya merupakan hasil matematis yang berasal dari perubahan modal dari satu periode ke periode lainnya. Sementara pendekatan non articulated artinya adalah neraca dan laporan laba rugi ini secara matematis independen satu sama lain. Pendekatan non articulated ini tidak banyak menjadi perhatian, dalam konsep ini ada transaksi tidak mempengaruhi laba tetapi langsung dipindahkan ke pos yang bukan hasil dan bukan biaya, misalnya ada kerugian sementara yang langsung dianggap merupakan penyesuaian terhadap unrealized capital. Dalam pendekatan articulated ada 2 konsep, yaitu konsep revenue expense approach dan asset liability approach. Dalam konsep pertama, revenue expense, laporan laba rugi dianggap laporan yang paling utama semua transaksi dipandang sebagai pos revenue dan expense, semua transaksi dianggap sebagai pengakuan laba (matching), pengukuran laba dan alokasi ke laba rugi. Dalam konsep ini yang dipindah ke neraca adalah by product dari hasil pengakuan laba atau matching, artinya yang dicatat hanya deffered kredit (liabilities) dan deffered charges (asset). Tujuan Laporan Laba Rugi Menurut Henry Simamora (2000:23), tujuan laporan laba rugi mencakup pemaparan informasi yang berfaedah yang berkaitan dengan: 1. Imbalan investasi (return on investment, ROI) 2. Risiko (risk) 3. Fleksibilitas keuangan (financial flexibility)
4. Kapabilitas operasi (operation capability) Unsur-Unsur Laporan Laba Rugi Menurut Henry Simamora (2000, 24), unsur-unsur laporan laba rugi merupakan kelompok-kelompok umum dari pos-pos yang membentuk laporan laba rugi. Unsurunsur laporan laba rugi secara umum terdiri dari: 1. Pendapatan (revenue), yaitu kenaikkan aktiva perusahaan atau penurunan kewajiban perusahaan (atau kombinasi dari keduanya) selama periode tertentu yang berasal dari pengiriman barang-barang, penyerahan jasa, atau kegiatan-kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan sentral perusahaan. Pendapatan terdiri dari: a. Penjualan (sales) b. Pendapatan jasa (service revenue) c. Pendapatan lain-lain (other revenues). 2. Beban (expenses), yaitu penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban terdiri dari: a. Biaya pokok penjualan (cost of goods sold). b. Beban operasi (operating expenses), yaitu beban-beban berkala dan lazim yang dikeluarkan perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan. c. Beban lain-lain (other expenses), bisa meliputi sejumlah pos. Beban lain-lain pada pokoknya mengandung beba-beban yang dikeluarkan dari aktivitas-aktivitas yang bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan sehingga nilai rupiah dari aktivitas ini biasanya terhitung. Contoh beban lain-lain adalah biaya bunga dari pinjaman perusahaan. 3. Pendapatan (beban) Lain-lain (other revenues-expenses), yaitu terdiri dari: a. Pendapatan bunga (interest income) b. Beban bunga (interest expense) 4. Laba bersih atau Rugi bersih (net income atau net loss) 5. Keuntungan dan Kerugian (gains and losses) Keuntungan (gains) merupakan kenaikan aktiva bersih perusahaan yang berasal dari transaksi-transaksi sampingan atau insidentil dan semua kejadian lainnya selama periode tertentu, kecuali kejadian-kejadian yang bermuara dari pendapatan atau investasi oleh pemilik. Kerugian (losses), merupakan penurunan aktiva bersih perusahaan yang berasal dari transaksi-transaksi sampingan atau insidentil dan semua kejadian lainnya selama periode tertentu, kecuali kejadian-kejadian yang bermuara dari beban atau pembagian kepada pemilik. Menurut definisi FASB yang dikutip oleh Sofyan Syafri Harahap (2002:228), definisi gains and losses adalah sebagai berikut: Gains adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi kejadian lainnya yang mempengaruhi entity selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik. Losses adalah turunnya nilai equity dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari seluruh transaksi kejadian lainnya yang mempengaruhi entity selama periode tertentu kecuali yang berasal dari biaya atau pemberian kepada pemilik (prive). METODE PENELITIAN Objek penelitian ini dilakukan pada PT. Cantika Hair International di bagian keuangan yang berlokasi di Jalan Raya Mercedes, Gunung Putri Bogor 16964. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan, metode yang digunakan adalah: (1) Metode Riset Kepustakaan (library research), (2) Metode Riset Lapangan (field research), dan (3) Metode Wawancara (interview).
Exchange Rate Margin
157
Exchange Rate Margin
Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel / Sub Variabel
158
Selisih Kurs
Indikator
Penentuan Kurs Perhitungan Selisih Kurs Transaksi Selisih Kurs
Skala / Ukuran Ratio Ratio Ratio
Laporan Laba Rugi
Ratio Laporan Laba Rugi Ordinal Metode Pengakuan Laba Rugi Ratio Penyajian Selisih Kurs Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi adalah (1) Data primer dan (2) Data sekunder. Prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data dan informasi meliputi: (1) Pengamatan (observasi), (2) Wawancara (interview), dan (3) Penelitian Kepustakaan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL PT. Cantika Hair International Transaksi Pembelian
Transaksi Penjualan Laporan Keuangan Akuntansi Selisih Kurs Laporan Laba Rugi
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Konseptual
HASIL DAN PEMBAHASAN Kesesuaiannya Penerapan Akuntansi Selisih Kurs dan Penyajian Selisih Kurs di dalam Laporan Laba Rugi PT.Cantika Hair International dengan Standar Akuntansi yang Berlaku Transaksi pembelian (import) dilakukan berdasarkan kebijakan PT. Cantika Hair International bersama kliennya dengan melakukan pembayaran secara tunai terlebih dahulu, kemudian barang dikirim pada tanggal berikutnya. Sedangkan transaksi penjualan (eksport) dilakukan berdasarkan kebijakan PT. Cantika Hair International bersama kliennya dengan melakukan eksport pengiriman barang yang dipesan oleh kliennya di luar negeri terlebih dahulu, kemudian pembayaran dilakukan secara tunai pada tanggal berikutnya. Transaksi pembelian (import) dan transaksi penjualan (eksport) yang dilakukan oleh PT. Cantika Hair International dibukukan berdasarkan kurs yang berlaku pada saat itu.
Di dalam memperlakukan akuntansi selisih kurs untuk tahun 2009, PT. Cantika Hair International membebankan seluruh selisih kursnya pada laporan laba rugi. Transaksi tersebut dilakukan dengan suatu mata uang asing, yang pada kenyataannya akan menimbulkan selisih kurs, karena adanya perbedaan nilai tukar kurs mata uang asing pada saat terjadinya transaksi dan pada saat penyajian pada tanggal neraca serta pada saat pelunasannya. Perbedaan atau selisih kurs yang timbul karena nilai tukar kurs yang berubah-ubah akan diakui dan dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan. Pada laporan laba rugi PT. Cantika Hair International, perusahaan ini membuat laporan laba rugi secara periodik (tahunan), yaitu selama satu periode akuntansi (1 tahun) yang berakhir pada tanggal 31 Desember. Pada laporan laba rugi PT. Cantika Hair International, tercantum laba (rugi) selisih kurs yang terjadi akibat adanya perbedaan nilai tukar kurs mata uang asing. Laba (rugi) selisih kurs pada PT. Cantika Hair International disajikan pada pos pendapatan diluar usaha yaitu, pendapatan lainlain yang berasal dari kegiatan-kegiatan yang bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan seperti laba karena penjualan aktiva tetap perusahaan (laba lain-lain) dan rugi kecurian (rugi lain-lain). Menurut PSAK No.10 paragraf 13, selisih penjabaran pos aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal neraca dan laba rugi kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi periode berjalan. Sedangkan berdasarkan PSAK No.10 paragraf 22, PT. Cantika Hair International harus mengungkapkan: a. Jumlah selisih kurs yang diperhitungkan dalam laba neto atau kerugian untuk periode tersebut; b. Selisih kurs neto yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsur yang terpisah, dan rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode; dan c. Jumlah selisih kurs yang timbul selama periode, termasuk dalam nilai tercatat suatu aset sesuai dengan perlakuan alternatif yang diizinkan dalam paragraf 20. Berdasarkan PSAK No.10, PT. Cantika Hair International memperlakukan akuntansi selisih kurs untuk tahun 2009 adalah dengan membebankan selisih kursnya pada laporan laba rugi. Untuk tahun 2009, PT. Cantika Hair International membukukan laba selisih kursnya sebesar Rp.207.536.310 pada laporan laba rugi. Jumlah ini merupakan hasil dari selisih antara laba selisih kurs dengan rugi selisih kurs yang timbul dari akibat adanya suatu kegiatan transaksi (pembelian/import dan penjualan/eksport) yang menggunakan mata uang asing selama satu periode (1 tahun). Dengan membukukan laba (rugi) selisih kursnya pada laporan laba rugi, menunjukan bahwa PT. Cantika Hair International telah menjalankan ketentuan PSAK No.10 yang menghendaki keuntungan (laba) ataupun kerugian (rugi) selisih kurs, dibebankan/dikreditkan pada laporan laba rugi tahun berjalan. PT. Cantika Hair International melaporkan dan menyajikan laba selisih kursnya sebesar Rp.207.536.310 pada pos pendapatan diluar usaha, yang menurut teori akuntansi, pos pendapatan diluar usaha merupakan pendapatan lain-lain. Pengaruhnya Selisih Kurs pada Laporan Laba Rugi PT. Cantika Hair International Pengaruhnya selisih kurs pada laporan laba rugi menurut PT. Cantika Hair International adalah sebagai berikut: 1. Jika tidak dibuat akun selisih kurs pada laporan laba rugi, maka pembebanan atas selisih kurs dibebankan pada biaya lain-lain, sehingga menyebabkan peningkatan biaya operasional. Tetapi, jika menggunakan akun selisih kurs pada laporan laba rugi, maka dapat diketahui berapa biaya real operasional. 2. Salah satu komponen informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan adalah laba (rugi) selisih kurs. Laba (rugi) selisih kurs pada laporan laba rugi seringkali masih mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Sekalipun berdasarkan PSAK No.10 laba (rugi) selisih kurs dimasukkan sebagai komponen ekuitas (bukan laba rugi), namun dengan adanya selisih kurs yang dipandang oleh investor sebagai sebuah konsekuensi atas strategi perusahaan dalam mengelola
Exchange Rate Margin
159
Exchange Rate Margin
160
keuangannya dan mengatur transaksi-transaksinya, ini menunjukkan pemahaman perusahaan terhadap kecenderungan kondisi ekonomi global. Oleh karena itulah laba (rugi) selisih kurs pada laporan laba rugi, tetap dipandang penting sebagai bagian dari informasi akuntansi yang diungkapkan oleh laporan keuangan perusahaan. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: 1. Penerapan akuntansi selisih kurs pada PT. Cantika Hair International dimulai dari adanya perencanaan perusahaan untuk membeli rambut mentah dan menjual hasil produksi dari rambut mentah menjadi rambut palsu (wig), hair extension, dan toupee. Di dalam memperlakukan akuntansi selisih kurs, perusahaan ini membebankan seluruh selisih kursnya pada laporan laba rugi. 2. PT. Cantika Hair International menyajikan dan melaporkan laba (rugi) selisih kursnya pada pos pendapatan diluar usaha. 3. PT. Cantika Hair International telah memperlakukan akuntansi selisih kurs sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.10 tentang “Transaksi Dalam Mata Uang Asing”. Saran Dari hasil pembahasan di atas, beberapa saran yang dapat diberikan adalah: 1. PT. Cantika Hair International telah memperlakukan akuntansi selisih kurs secara benar, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.10 tentang “Transaksi Dalam Mata Uang Asing”. 2. Sebaiknya perusahaan lebih teliti di dalam menjurnal suatu transaksi, kesalahan pencatatan dapat menimbulkan kesalahan pemahaman pada jurnal. DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, Yoopi. 2004. Memahami Kurs Valuta Asing. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Ahmed Riahi-Belkaoui. 2007. Teori Akuntansi. Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta. Badan Pengawas Pasar Modal. 1998. Peraturan Nomor VIII.G.10 Tentang Akuntansi Transaksi Dalam Mata Uang Asing. http://www.bapepam.go.id/old/old/news/ 1996-1998/PR_070998.htm (Diakses 10 Mei 2010). Baker, Richard E., Valden C. Lembke, dan Thomas E. King. 2006. Akuntansi Keuangan Lanjutan. Edisi 6. Alih Bahasa : Sylvia Veronica. Salemba Empat, Jakarta. Beams, Floyd A. dan Amir Abadi Jusuf. 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia. Salemba Empat, Jakarta. Beams, Floyd A., Joseph H. Anthony, Robin P. Clement, dan Suzanne H. Lowensohn. 2007. Akuntansi Lanjutan. Edisi 8. Alih bahasa : Charlie Sariputra/Diana Dewi. PT.Indeks, Jakarta. Berlianta, Heli Charisma. 2006. Mengenal Valuta Asing. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta. Joesoef, Jose Rizal. 2008. Pasar Uang & Pasar Valuta Asing. Salemba Empat, Jakarta. Penman, Stephen H. 2007. Financial Statement Analysis and Security Valuation. McGraw Hill, Inc. Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Salemba Empat, Jakarta. Warren, Carl S., James M. Reeve, dan Philip E. Fess. 2008. Pengantar Akuntansi. Edisi 21. Salemba Empat, Jakarta.