PERKEMBANGAN TEORI KEPEMIMPINAN: SUATU TINJAUAN PUSTAKA Dwi Irawati
[email protected] Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstraksi Topik kepemimpinan ini adalah topik yang sangat menarik dan banyak menjadi pembicaraan oleh berbagai kalangan, baik organisasi bisnis maupun organisasi pemerintahan atau pelayanan publik. Peneliti dalam bidang manajemen pun banyak sekali yang mencurahkan perhatiannya dalam bidang kepemimpinan sehingga cukup banyak hasil penelitian berupa teori yang dikembangkan dalam bidang kepemimpinan ini. Tulisan ini menyimpulkan bahwa teori kepemimpinan berkembang secara paralel dalam berbagai dimensi yaitu dimensi kecerdasan emosional, nyali atau keberanian, kematangan karakter, kompetensi, dan prinsip. Walaupun demikian, kelima dimensi ini sejatinya saling melengkapi satu sama lain. Kata kunci: teori kepemimpinan, kepemimpinan
karismatik,
kepemimpinan
kepemimpinan
militeristik,
kepemimpinan
sepertinya tidak ada habisnya kalau
situasional,
kepemimpinan
mau dibahas, karena selalu saja ada
transformasional,
perkembangan
kepemimpinan dengan kecerdasan
PENDAHULUAN Topik
dalam
organisasi
hingga
emosional.
pada setiap zaman yang menuntut karakteristik kepemimpinan tertentu.
Jika melihat hanya pada era
Perkembangan teori kepemimpinan
1990-an akhir dan era 2000 awal,
telah banyak dimunculkan oleh para
maka muncul teori kepemimpinan
pakar, mulai dari kepemimpinan
seperti primal leadership, change
Dwi Irawati : Perkembangan Teori Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Pustaka NO 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
17
leader,
level
5
exemplary
leadership,
lebih kepada perencanaan, keahlian
leadership,
organisasi
dan
komunikasi.
extraordinary leadership, principle-
Kepemimpinan
juga
bergantung
centered Leadership, dan lain-lain.
pada keahlian manajemen tersebut,
Apa yang dimaksud dengan
tapi terutama lebih pada kualitas
kepemimpina? Ini juga sesuatu yang
personal seperti integritas, kejujuran,
sulit
karena
kerendahan
hati,
banyak sekali definisi yang pernah
komitmen,
ketulusan,
diungkapkan oleh banyak pakar
keyakinan,
dalam
kebijaksanaan,
untuk
disepakati,
bidang
kepemimpinan.
Tetapi secara sederhana banyak
keberanian, semangat,
sikap
positif, determinasi,
kehangatan dan sensitivitas.
yang sepakat bahwa kepemimpinan adalah
sesuatu
yang
berkaitan
PEMBAHASAN
dengan kemampuan mempengaruhi
Primal Leadership: Pendekatan dari Sisi Kecerdasan Emosional
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Cukup banyak upaya yang
Walau
kepemimpinan
dilakukan oleh berbagai pakar untuk
mungkin lebih mudah dijelaskan,
menggambarkan
namun yang pasti lebih sulit untuk
kepemimpinan dengan baik. Ada
dipraktikkan. Kepemimpinan sangat
model yang diberikan oleh Daniel
berkaitan dengan perilaku, baru
Goleman, McKee, dan Boyatzis,
kemudian
keahlian.
(lihat Goleman, McKee, Boyatzis,
Pemimpin yang baik diikuti oleh
2002), yang terkenal dengan teori
orang lain karena dia dipercaya dan
primal leadership. Teori primal
dihormati,
dibandingkan
leadership
keahlian
yang
menyangkut
Kepemimpinan
karena
dimilikinya.
berbeda
ini
model
lebih
melihat
kepemimpinan dari sisi kecerdasan
dengan
emosional (emotional intelligence).
manajemen. Manajemen bergantung
Ini tidaklah mengherankan karena
Dwi Irawati : Perkembangan Teori Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Pustaka NO 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
18
mereka adalah murid dari David
dan menciptakan keharmonisan
McClelland
antar orang.
yang
merupakan
perintis riset di bidang kecerdasan
4. Gaya demokratik (democratic)
emosional.
dilakukan dengan pendekatan
Mereka menyarankan agar
manajemen partisipatif yang
pemimpin melengkapi amunisi gaya
mendukung dan memberikan
kepemimpinannya
kesempatan
agar
mampu
keterlibatan
menghadapi berbagai situasi yang
sebanyak
berbeda secara efektif dengan gaya
bawahan,
kepemimpinan yang sesuai. Mereka
adalah membangun komitmen
menyimpulkan
bawahan
bahwa
terdapat
mungkin dimana
dan
dari
tujuannya
mendapatkan
enam gaya kepemimpinan yang
sebanyak mungkin ide dan
berdasarkan
masukan dari mereka.
kepada
kecerdasan
emosional, yaitu 1. Gaya
5. Gaya
koersif
penentu
standar
(coercive)
(pacesetting) dilakukan dengan
dilakukan dengan pendekatan
pendekatan “ikuti saya, lakukan
“lakukan
apa yang saya lakukan”, yang
apa
yang
saya
katakan”, di mana kepatuhan
menetapkan
bawahan menjadi fokus utama.
yang
standar
kinerja
dan
selalu
tinggi
2. Gaya otoritatif (authoritative or
menekankan serta menuntut hal
visionary) dilakukan dengan
tersebut kepada bawahan dalam
pendekatan
penyelesaian tugas.
saya”
“mari
yang
bersama
memberikan
6. Gaya
pelatih
(coaching)
kejelasan arah dan visi ke mana
dilakukan dengan pendekatan
organisasi akan menuju.
yang menekankan pentingnya
3. Gaya
afiliatif
(affiliative)
pengembangan individu secara
dilakukan dengan pendekatan
jangka panjang.
dengan sikap mendahulukan Dwi Irawati : Perkembangan Teori Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Pustaka NO 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
19
diberikan orang di mana pun
Pendekatan Kepemimpinan dari Sisi Nyali (Guts) Jack
Welch,
yang
pemimpin
dapat
memberikan
pembelajaran
di
seluruh
dalam dunia bisnis dan penulis buku
organisasi. Intinya adalah harus
kepemimpinan
ada
yang
dihormati
suatu
kerelaan
untuk
karena keberhasilannya membawa
mendengarkan
perusahaan General Electric (GE)
bahkan dari karyawan tingkat
menjadi
rendah sekali pun.
salah
satu
perusahaan
pendapat
paling sukses di dunia, memberikan
3. Tempatkan orang yang tepat di
10 (sepuluh) prinsip fundamental
posisi yang tepat. Ini lebih
dalam kepemimpinan, (lihat Welch,
penting
2001). Prinsip kepemimpinan yang
mengembangkan strategi yang
disampaikan oleh Welch adalah
handal. Intinya, sumber daya
bahwa kepemimpinan itu berarti
manusia
memiliki nyali untuk memutuskan
segala kesuksesan organisasi.
dan bertindak sesuai dengan apa
Jangan
yang diyakini. Kesepuluh prinsip
menempatkan
tersebut sebagai berikut.
kompeten di bidangnya, dan
1. Hanya ada satu jalan yang lurus.
jangan
dari
adalah
pada
kunci
ragu
untuk
orang
ragu
dari
yang
untuk
Itu menentukan nada organisasi.
menyingkirkan mereka yang
Jalan ini harus ditemukan oleh
tidak kompeten.
setiap
pemimpin,
dan
lalu
4. Atmosfir atau suasana kerja
menjalankan organisasi di jalan
yang
tersebut. Intinya adalah bahwa
keunggulan kompetitif. Suasana
setiap pemimpin itu tidak boleh
kerja yang informal seringkali
terjebak dalam keraguan.
menimbulkan kreativitas dan
2. Bersikaplah
terbuka
informal
merupakan
untuk
rasa nyaman dalam bekerja
kebaikan bagi apa yang dapat
dalam pengertian positif. Harus
Dwi Irawati : Perkembangan Teori Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Pustaka NO 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
20
ada
keberanian
setiap
8. Jangan pernah merendahkan
pemimpin untuk melepaskan
orang lain. Jika dia tidak
diri dari segala sesuatu yang
berprestasi,
bersifat
berhentikanlah
formal
Pendekatan
bagi
dan
resmi.
informal
dan
hormat.
jauh
lebih
9. Pahami
kekeluargaan bermanfaat.
5. Pastikan bahwa setiap orang diperhatikan dan bahwa setiap
maka
di
dengan
rasa
mana
nilai
sebenarnya
diberikan
ditambahkan
dan
atau
tempatkan
orang terbaik anda disana.
orang tahu dia diperhatikan.
10. Ketahui kapan harus menahan
Memberikan perhatian kepada
dan kapan harus melepaskan
bawahan itu wajib hukumnya,
(bawahan, emosi, pendapat, dan
dan
sebagainya), ini yang disebut
tunjukkanlah
anda
tersebut
perhatian kepada
si
sebagai intuisi yang murni.
bawahan sehingga dia tahu Level 5 Leadership: Pendekatan dari Sisi Kematangan Karakter
anda memperhatikan dirinya. 6. Kepercayaan diri yang tepat
Jim Collins, seorang pakar
adalah pemenang, ujian yang
manajemen yang terkenal dengan
sebenarnya dari kepercayaan
bukunya ”Good to Great” (lihat
diri adalah keberanian untuk
Collins, 2001), melakukan riset
bersikap terbuka. Sekali lagi,
yang
ini adalah masalah nyali.
sesuatu
menyenangkan,
untuk
melihat
bagaimana perusahaan-perusahaan
7. Organisasi dan pekerjaan harus menjadi
mendalam
di
yang
Amerika
Serikat
mentransformasikan
jadikanlah
sanggup
dirinya
dari
baik (good) menjadi luar biasa
perayaan internal memberikan
(great) dengan segala kriterianya.
semangat bagi organisasi.
Hasil riset selama hampir 6 tahun
Dwi Irawati : Perkembangan Teori Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Pustaka NO 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
21
tersebut
menyimpulkan
komponen
ada
utama
3
dan sumber daya lainnya untuk
yang
mencapai sasaran tersebut dengan
menyebabkan hal itu terjadi, yaitu
baik.
discipline people, discipline thought,
Tingkat 4: Pemimpin yang efektif,
dan discipline actions.
mampu membangun visi ke depan
Salah satu dari komponen discipline
people
dengan baik dan jelas, mampu
adalah
membangun
komitmen
manusia
kepemimpinan tingkat kelima atau
yang dipimpinnya dan menerapkan
level 5 leadership. Lima tingkat
suatu standar kinerja yang tinggi.
kepemimpinan
Tingkat
dalam
kepemimpinan
yang
model
dipaparkan
5:
Membangun
keberhasilan yang luar biasa dengan
oleh Jim Collins tersebut, dengan
sikap
rendah
kepemimpinan tingkat ke-5 yang
profesionalisme yang tinggi.
paling tinggi adalah
hati
dan
Dari model kepemimpinan
Tingkat 1: Individu yang kompeten,
ini, Jim Collins menekankan dua
membangun
kerja
unsur yang penting dalam tingkat
yang tinggi melalui pengetahuan,
kepemimpinan yang tertinggi yaitu
ketrampilan, bakat, dan motivasi
sikap rendah hati dan professional.
kerja yang tinggi.
Collins
Tingkat 2: Mampu bekerja sama
tersebut sebagai berikut.
dengan orang lain di dalam sebuah
1. Rendah hati
kelompok
produktifitas
kerja,
dan
mampu
menjelaskan
kedua
a. Memperlakukan
hal
bawahan
berkontribusi secara positif demi
sebagai orang yang sudah
kemajuan bersama.
dewasa
Tingkat 3: Manajer yang kompeten,
mendemonstrasikan
mampu
kekuasaan di depan publik.
memimpin
sebuat
tim,
mendefinisikan sasaran dengan jelas,
b. Banyak
dan mampu menggerakkan orang
dan
bertindak
tidak
dengan
diam-diam atau mendorong
Dwi Irawati : Perkembangan Teori Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Pustaka NO 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
22
dari
belakang
untuk
memotivasi
b. Secara
bawahan
konsisten
memiliki
fokus yang terarah dan jelas
dilakukan dengan menerapkan
terhadap
standar kinerja yang tinggi,
panjang organisasi, dan tidak
bukanlah
terombang-ambing
karisma
diri
individu.
sasaran
jangka
atau
terperangkap dalam gejolak
c. Menyalurkan
ambisi
untuk
keraguan.
kepentingan organisasi, bukan untuk
c. Menetapkan
mendongkrak
suatu
standar
kinerja yang tinggi, dan selalu
popularitas diri indvidu, dan
memiliki
selalu
tinggi untuk mencapainya.
mendorong
generasi
yang lebih muda untuk sukses
yang
d. Jika terjadi suatu kinerja yang
melebihi dirinya. d. Jika
semangat
tidak baik, maka dia akan
terdapat
suatu
bercermin
kepada
dirinya
keberhasilan, dia akan melihat
sendiri, apa yang salah dari
memberikan pujian kepada
cara
orang lain yang bekerja sama
organisasi?
dan
berperan
semata-mata
Extraordinary Leadership: Pendekatan dari Sisi Kompetensi
karena
Model kepemimpinan lain
dirinya sendiri.
yang patut disimak adalah yang
2. Profesional a. Memiliki
sasaran
dihasilkan dari riset yang dilakukan
untuk
oleh Zenger dan Folkman, (Zenger
menciptakan hasil atau kinerja
& Folkman, 2002). Zenger dan
yang luar biasa dan mampu memanajemeni
memimpin
serta,
keberhasilan milik bersama, bukan
saya
organisasi
menuju kinerja yang tinggi.
Folkman
kelihatan
dipengaruhi
oleh
dilakukan
oleh
Dwi Irawati : Perkembangan Teori Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Pustaka NO 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
23
riset Jim
sangat yang Collins
mengenai Level 5 Leadership dan
dengan
juga oleh pendekatan kompetensi
kompetensi bawahan, sehingga
yang dikembangkan oleh David
mampu mencari
McClelland dan Lyle M. Spencer.
menyelesaikan pekerjaan dengan
Dalam model yang mereka sebut
kinerja tinggi. Dia hanya akan
sebagai Extraordinary Leadership
mengendalikan
tersebut, mereka mengemukakan
melalui hasil akhir, bukan pada
ada 4 (empat) hal yang harus
proses. Ini berarti pemberdayaan,
dimiliki oleh seorang pemimpin,
sekaligus
yaitu
bawahan.
1. Kemampuan
atau
mengembangkan
jalan
untuk
bawahannya
sikap
mempercayai
kapabilitas
3. Memimpin perubahan organisasi
personal (personal capability).
(leading organizational change).
Seorang pemimpin yang hebat
Seorang pemimpin yang hebat
itu
itu sanggup membawa perubahan
memiliki
kemampuan
personal yang luar biasa, mulai
terhadap
dari
dengan
kemampuan
berpikir,
organisasi
sesuai
perubahan
tuntutan
berbagai soft competency, sampai
situasi. Dia tidak terjebak di
dengan
kemampuan
dalam
tertentu.
Karena
teknis
zona
nyaman,
yang
kemampuan
mampu “membunuh” organisasi
yang tinggi ini, maka dia akan
secara perlahan-lahan. Perubahan
dihormati
dilakukan bukan asal berubah,
dan
disegani
oleh
bawahannya.
melainkan
perubahan
2. Fokus kepada hasil (focus on
bertujuan
untuk
results). Seorang pemimpin yang
bersama,
perubahan
hebat itu tidak akan mendiktekan
terstruktur rapi dengan suatu
segala
kepada
manajemen perubahan yang baik,
akan
dan sedapat mungkin menekan
sesuatunya
bawahannya.
Dia
melakukan pemberdayaan, mulai Dwi Irawati : Perkembangan Teori Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Pustaka NO 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
24
yang
kebaikan yang
dampak negatif yang timbul
4. Selaku berpikir untuk kebaikan
akibat perubahan tersebut.
bersama (win-win).
4. Keterampilan antar manusia atau interpersonal
5. Mulailah dengan memahami
(interpersonal
pihak
skills). Seorang pemimpin yang
lain,
barulah
ingin
dipahami oleh pihak lain.
hebat itu memiliki kemampuan
6. Membangun sinergi yang tinggi.
interpersonal yang baik, mulai
7. Selalu
dari
memahami
orang
menyampaikan
lain,
melakukan
perbaikan
secara terus-menerus.
pesan,
Selama hampir 16 tahun
mengayomi, memberikan pujian
konsep 7 habits banyak dijadikan
kepada bawahan, bersikap tegas,
rujukan
dan
kepemimpinan di dunia ini, dikenal
tidak
mengutamakan
popularitas pribadi.
juga
untuk
dengan
istilah
prinsip
principles-
centered leadership. Pada tahun 2004,
Kepemimpinan Berdasarkan Prinsip Stephen
Covey
Steven
Covey
mempublikasikan habit kedelapan,
sangat
untuk melengkapi 7 habits yang
terkenal dengan konsep 7 habits of
sudah ada sebelumnya. Inti dari
highly effective people, atau 7
habit kedelapan ini adalah find your
kebiasaan orang-orang yang efektif
voice and inspire others to find
(atau berkinerja
theirs atau dengan perkataan lain,
tinggi). Secara
ringkas 7 habits terdiri dari
setiap pemimpin itu harus memiliki
1. Bersikap proaktif atau memiliki
sikap, tetapi jangan memaksakan
inisiatif yang tinggi.
sikap kepada orang lain, justru
2. Mulai dengan pikiran apa yang
membantu
ingin dihasilkan (end in mind). 3. Memberikan
prioritas
orang
lain
untuk
menentukan sikapnya sendiri. Jadi
kerja
di sini ada unsur ketegasan sikap
(first things first).
sekaligus pemberdayaan orang lain
Dwi Irawati : Perkembangan Teori Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Pustaka NO 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
25
(empowerment)
suatu
yang efektif adalah pemimpin yang
proses inspirasi dan pembimbingan,
juga menjadi pengikut yang efektif,
tanpa
seperti
ada
melalui
suatu
pemaksaan.
ungkapan
yang
sering
Pencontohan perlu dilakukan, tetapi
diucapkan, ”sebelum engkau dapat
sangat jauh dari suatu bentuk
memimpin, engkau harus belajar
pemaksaan. Hal ini tentu saja
mengikuti”.
dengan
koridor
kepentingan
Teori
West
Point
juga
organisasi atau kepentingan yang
mengatakan bahwa “pemimpin yang
jauh lebih luas. Dengan demikian,
mampu
prinsip ini jauh dari suatu kehendak
berikut pengikut yang mampu.”
dari
Kebanyakan
sang
pemimpin
untuk
membangun
popularitas
pribadi.
organisasi
Karena
menjadi
Mengapa
demikian
?
popularitas
tidak penting,
penting
adalah
melakukan
pemberdayaan
muncul
dari
orang pada
tingkatan
di
saat
dalam tertentu
pemimpin, tetapi
pada
yang
waktu yang lain adalah sebagai
bagaimana
pengikut. Oleh karena itu, agar
orang
menjadi pemimpin yang efektif dan
lain melalui sebuah inspirasi, bukan
berhasil, maka perlu bagi pemimpin
dengan popularitas pribadi.
untuk
mengembangkan
kemampuannya sebagai pengikut dan juga pada saat yang sama
Leadership dan Followership Selain
mengembangkan bawahannya untuk
model-model
menjadi pengikut yang efektif.
kepemimpinan yang telah diuraikan,
Model
perlu juga dipahami oleh seorang
followership
yang
pemimpin mengenai prinsip yang
terkenal diberikan oleh Robert E.
berkaitan
Kelley (Kelley, 1996) mengenai
dengan
kepemimpinan
pengikut yang efektif berdasarkan
yaitu bagaimana menjadi pengikut
dua aspek yaitu pemikiran kritis dan
yang baik (followership). Pemimpin
partisipasi.
Menurut
Dwi Irawati : Perkembangan Teori Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Pustaka NO 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
26
Kelley,
pengikut yang efektif adalah orang
memiliki kecerdasan emosional
yang memiliki pemikiran kritis yang
yang tinggi.
tinggi dan mau berpartisipasi secara
2. Dimensi nyali. Inti dari teori
aktif. Tipe orang ini secara berani
kepemimpinan pada dimensi ini
dapat
jika
adalah pemimpin yang berhasil
diperlukan, mau memberikan pujian,
adalah mereka yang memiliki
mengakui kesalahan, dan secara
nyali atau keberanian untuk
kebiasaan
membuat
menolak
sesuatu
menerapkan
pertimbangan yang baik.
keputusan
dan
melaksanakannya
demi
mencapai sasaran bersama. 3. Dimensi kematangan karakter.
PENUTUP
yang
Dari berbagai studi pustaka
Inti dari teori kepemimpinan
dilakukan
pada
ternyata
teori
dimensi
ini
adalah
kepemimpinan berkembang secara
pemimpin yang berhasil adalah
paralel dalam berbagai dimensi.
mereka yang tidak menonjolkan
Artikel
diri,
ini
mengungkapkan
sangat
mengutamakan
perkembangan yang terjadi secara
kepentingan
atau
kemajuan
paralel dalam teori kepemimpinan
bersama dari pada popularitas
setidaknya mencakupi lima dimensi
pribadinya. 4. Dimensi kompetensi. Inti dari
yaitu
teori
1. Dimensi kecerdasan emosional.
kepemimpinan
pada
Inti dari teori kepemimpinan
dimensi ini adalah pemimpin
pada
yang berhasil adalah mereka
dimensi
ini
adalah
pemimpin yang berhasil adalah
yang
mereka
tertentu,
yang
sanggup
mengendalikan
atau
memainkan
atau
emosinya,
memiliki
kompetensi
terutama
yang
berkaitan dengan soft skills. 5. Dimensi prinsip. Inti dari teori kepemimpinan pada dimensi ini
Dwi Irawati : Perkembangan Teori Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Pustaka NO 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
27
adalah pemimpin yang berhasil
2. Pengembangan
kualitas
adalah mereka yang memiliki
personal yang mendukung, agar
prinsip
dapat
yang
memimpin,
kuat
dalam
tidak
dengan
efektif
terjebak
berhubungan dengan bawahan
dalam keraguan, dan selalu
dan berbagai pihak lainnya,
berpegang teguh pada prinsip
sehingga
tersebut.
mempengaruhi orang lain untuk
mampu
mengeluarkan yang terbaik dari dalam
IMPLIKASI PADA PRAKTIK
untuk
mencari
kepemimpinan sudut
pandang,
menurut
hemat
kami
saling
optimal
teori
melengkapi.
bagi
kesuksesan
3. Pemahaman mengenai prinsip
yang
followership,
sejatinya
Kondisi
untuk
organisasi.
menghasilkan
berbagai
mereka
memberikan kontribusi yang
Banyaknya pendekatan yang dilakukan
diri
karena
dalam
kondisi dan situasi tertentu
ini
memiliki implikasi praktik kepada
pemimpin
setiap
pengikut, sehingga perlu juga
pemimpin
untuk
juga
menjadi
memperhatikan hal-hal berikut ini.
menjadi pengikut yang baik
1. Pemahaman mengenai berbagai
agar dapat menjadi pemimpin
gaya kepemimpinan, agar dapat
yang baik. Selain itu, dengan
menghadapi berbagai
situasi
memahami bagaimana menjadi
dengan tepat dan berbagai tipe
pengikut yang baik, maka dapat
atau
orang
memimpin orang lain untuk
sehingga dapat dengan efektif
menjadi pengikut yang baik,
mencapai tujuan dan sasaran
dan
karakteristik
mempersiapkan
mereka
menjadi pemimpin yang baik.
organisasi.
◘ Dwi Irawati : Perkembangan Teori Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Pustaka NO 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
28
Harvard
DAFTAR PUSTAKA
Business
School
Press, Boston – Massachusetts. Collins, J., (2001), Good to Great,
Spencer, L. M., S. M. Spencer,
New York: Harper Business.
(1993), Competence at Work:
Covey, S. R., (1989), The 7 Habits
Models
of Highly Effective People,
Wiley & Sons.
Covey, S. R., (1990), Principle-
Welch, J., (2001), Jack : Straight
Leadership,
From The Gut, Warner
London: Simon & Schuster.
Business Books.
Covey, S. R., (2004), The 8th
Zenger, J. H., J. Folkman, (2002),
Habit : From Effectiveness to
The Extraordinary Leader:
Greatness, New York: Free
Turning Good Managers into
Press.
Great Leaders, New York:
Goleman, McKee, and Boyatzis,
McGraw Hill.
(2002), Primal Leadership: Realizing
Superior
Performance, New York: John
New York: Free Press,
Centered
for
the
Power
of
Emotional Intelligence Kelley, R. E., (1996), In Praise of Followers,
Boulder:
Westview Press. McClelland, D. C., (1988), Human Motivation, Cambridge, MA: Cambridge University Press. McFarland, J., (2005), Succeeding Ms. (Mr.) Wonderful, dalam: Becoming an Effective Leader,
Dwi Irawati : Perkembangan Teori Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Pustaka NO 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
29
Dwi Irawati : Perkembangan Teori Kepemimpinan: Suatu Tinjauan Pustaka NO 1, Januari 2011 – SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis
30