PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak – BPTP NTB Totok B Julianto dan Sasongko W R
Ayam KUB Ayam kampung atau ayam buras (bukan ras), masih digemari oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan. Namun pemeliharaan yang belum menerapkan manajemen sesuai dengan prinsip budidaya beternak menyebabkan kualitas dan kuantitas ayam Kampung tidak bisa bersaing dengan ayam Ras (pedaging maupun petelur). Beberapa waktu lalu, Balai Penelitian Ternak Ciawi telah menghasilkan ayam Kampung Unggul Badan Litbang Pertanian (KUB), yang diharapkan bisa lebih unggul dari ayam Kampung pada umumnya. Tujuan dikembangkannya jenis ayam ini adalah untuk meningkatkan produktivitas dan diharapkan bisa memenuhi kebutuhan bibit ayam Kampung dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Karakteristik dan Keunggulan Ayam KUB : (sumber Balitnak, 2011) • Warna bulu beragam, seperti ayam kampung pada umumnya • Bobot badan : 1.200 -1.600 gram • Bobot telur : 35-45 gram. • Umur pertama bertelur lebih awal (20 - 22 minggu) • Produktivitas telur lebih tinggi (130 -160 butir/ekor/tahun) • Produksi telur (henday) : 50 % • Puncak produksi telur : 65 % • Lebih tahan terhadap penyakit. Ayam KUB juga telah diuji daya adaptasinya di Visitor Plot Aneka Ternak – Kebun Percobaan BPTP NTB, DOC didatangkan dari Puslitbangnak Bogor sebanyak 230 ekor terdiri dari 200 ekor betina dan 30 ekor jantan. Rencananya akan digunakan sebagai PS (Parents Stock). Ayam KUB ini akan di jadikan sebagai salah satu komponen dalam kegiatan MKRPL BPTP NTB. Hasil sementara yang diperoleh selama 2 bulan pemeliharaan adalah berat badan mencapai ± 600 gram/ekor pada jantan dan betina ± 581 gram/ekor. Dalam pengamatan selama ini ayam tersebut sampai pada umur 2 bulan tahan terhadap cuaca panas dan dapat beradaptasi pada daerah lembab Narmada, tingkat kematian terjadi 2 %. Selama ini pemeliharaan ayam KUB pada Visitor plot dilakukan secara intensif, dengan kandang ponstal (beralas sekam) dengan perlakuan khusus untuk pemberian pakan. Ayam jantan dan betina dipelihara secara terpisah; ayam betina dibagi dalam 2 kelompok (agar satu lokal kandang tidak terlalu banyak jumlahnya dan menghindari kanibal). Formulasi pakan untuk seluruh ayam sama, hanya frekuensi pemberian pakan yang berbeda. Pada kelompok jantan dan kelompok betina, kelompok jantan di beri pakan 3 kali sehari, kelompok betina di bagi 2 kelompok/sekat (sekat ke 1) diberi pakan 3 kali perhari; (sekat ke 2) diberi pakan 2 kali perhari. Pakan diberikan sesuai tingkatan umur, setiap minggu jumlah pakan ditambahkan dengan komposisi yang berbeda.
Teknis pemeliharaan yang diterapkan pada Visitor Plot adalah : 1. Perkandangan Pola pemeliharaan dilakukan secara intensif pada kandang ponstal dengan ukuran 4x12 m. Pemanas diberikan 2 hari sebelum DOC datang dalam box DOC dengan ukuran 2x3m, DOC dipelihara dalam kandang box selama 2 minggu, setelah umur 2 minggu ternak dipindah pada kandang ponstal, kandang di pagari keliling dengan menggunakan bambu, guna mencegah binatang liar masuk ke dalam kandang dan di sekeliling kandang ditanami berbagai pohon seperti : kelor dan turi agar pohon pohon tersebut dapat menahan angin yang masuk kandang. 2. Sanitasi Sebelum DOC di masukkan ke dalam kandang, dilakukan sanitasi penyemprotan kandang dengan menggunakan desinfektan untuk mensucihama kandang, dan pada setiap 2 (dua) minggu sekali dilakukan penyemprotan kandang dengan menggunakan desinfektan untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam kandang. Untuk biosecurity di lakukan bagi petugas pemelihara ayam dan pengunjung dengan mencuci tangan dan kaki dengan menggunakan desinfektan sebelum masuk kandang. 3. Pola pemberian pakan dan minum Di dalam kandang ponstal ternak dibagi dalam 3 ruang yang disekat (ruang pertama diisi ternak jantan 30 ekor diberikan pakan 3 kali sehari, ruang kedua 100 ekor betina diberikan pakan 3 kali sehari, ruang ketiga 100 ekor betina yang diberikan pakan 2 kali sehari ). Sedangkan pemberian minum diberikan secara ad libitum (tak terbatas). 4. Pencegahan penyakit Dalam pemeliharaan ternak unggas sangat penting dilakukan pencegahan lebih baik dari pada mengobati. Pencegahan penyakit dilakukan dengan cara melakukan vaksinasi ND dengan menggunakan 3:3:3 (3 hari, 3 minggu, 3 bulan), dan pencegahan berbagai penyakit seperti Snot, Coriza, Berak kapur dll diberikan antibiotic 10 hari sekali melalui air minum. Pemberian vaksin: • ND I ( pertama) dilakukan pada umur 3 hari • ND II ( kedua) dilakukan pada umur 3 minggu • Gumboro A pada umur 15 hari • Gumboro B pada umur 1 bulan
Tabel 1. Jumlah pakan yang diberikan per ekor : Minggu I II III IV V VI VII VIII
Pakan (gr/ekor) 8 11.5 13 20 25 30 33 38
Komposisi Pakan : Pakan yang diberikan adalah pakan komersil BR I sejak DOC sampai umur 8 minggu, sedangkan setelah umur 2 bulan diberikan jagung, konsetrat dan dedak. Hasil yang diperoleh Sementara ini dari hasil penimbangan berat badan ayam KUB yang dilakukan setiap minggu sampai ayam berumur 8 minggu, Ayam KUB pada umur 2 bulan atau 8 minggu dapat mencapai rata-rata berat badan 600 gram pada jantan dan 581,29 gram pada betina (Gambar 1.). Ini menunjukkan gambaran kemampuan beradaptasi pada lingkungan di sekitar Narmada (lokasi visitor plot BPTP NTB). Pencapaian berat badan Ayam KUB 700
Berat badan (g)
600 500 400 300
jantan
200
betina
100 0 I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
Umur (minggu)
Gambar 1. Pertumbuhan ayam KUB sampai berumur 2 bulan (8 minggu).
Pertambahan berat badan harian (PBBH) ayam KUB rata-rata 11,35 ± 5,40 gram pada ayam jantan; 11,02 ± 5,71 gram pada ayam betina. Pertumbuhan ayam jantan dan betina sampai pada umur 2 bulan relatif sama, walaupun rata-rata ayam jantan lebih tinggi. Jika melihat grafik pertumbuhan (Gambar 2.) ada kemungkinan pertumbuhan ayam jantan akan lebih tinggi hingga ayam berumur dewasa (sekitar 5 bulan saat betina mulai bertelur). Pertambahan berat badan perminggu terlihat fluktuatif (Gambar 2.); walaupun secara umum terjadi peningkatan. Diduga hal ini disebabkan adanya pengaruh lingkungan seperti cuaca, atau pada manajemen pemeliharaan (aplikasi vaksin pada umur-umur tertentu). Kemungkinan setelah divaksin ternak mengalami stress sehingga mempengaruhi PBBH. Diketahui bahwa pada umur 3 minggu dilakukan vaksinasi ND, umur 15 hari dan 1 bulan dilakukan vaksinasi Gumboro.
Pertambahan berat badan harian ayam KUB
PBBH (gr/ekor/hr)
25,00 20,00 15,00 Jantan
10,00
Betina 5,00 0,00 I
II
III
IV
V
VI
VII
Umur ayam (minggu)
Gambar 2. Pertambahan berat badan harian ayam KUB sampai umur 2 bulan. Diduga pada tingkatan umur lebih lanjut akan terlihat perbedaan yang nyata antara ayam jantan dan betina. Pertumbuhan yang baik menggambarkan keunggulan sebagai ayam potong (penghasil daging) dan diharapkan hasil pengamatan selanjutnya dapat menunjukkan kemampuan produksi telur dan reproduksi (fertilitas dan daya tetas) ayam KUB.
Konversi Pakan Konversi pakan menunjukkan tingkat efisiensi pakan yang diberikan pada ayam KUB terhadap pertambahan berat badannya. Respon pakan bisa diukur dengan menghitung konversi pakannya. Dengan pakan komersil yang diberikan memberikan pertambahan berat badan harian rata-rata ayam KUB (jantan dan betina) adalah 78,31 ± 38,17 gram perminggu dengan konversi pakan rata-rata 0,47 ± 0,16. Artinya setiap
pemberian pakan sebanyak 1 gram/ekor/hari menghasilkan pertambahan berat badan ayam seberat 0,47 ± 0,16 gram/ekor/hari. Pada Gambar 3. terlihat bahwa pada minggu ke dua (II) dan minggu ke lima (V) konversi pakan mencapai di atas 0,6; sedangkan pada minggu pertama (I), ke tiga (III) dan ke tujuh (VII) konversi pakannya rendah 0,4. Diduga pengaruh lingkungan dan perlakuan vaksinasi mempengaruhi ternak yang menyebabkan menurunnya konversi pakan. Kemungkinan ketika ayam mengalami stress menyebabkan respon terhadap pakan yang diberikan menurun.
Konversi pakan Ayam KUB 0,80
Konversi pakan
0,70 0,60 0,50 0,40 0,30
Ayam KUB
0,20 0,10 0,00 I
II
III
IV
V
VI
VII
Umur ayam (minggu)
Gambar 3. Konversi pakan ayam KUB sampai berumur 7 minggu. Pola pemeliharaan ayam KUB di lokasi Visitor plot BPTP NTB pemeliharaan terpisah antara ayam jantan dan betina; dan membagi ayam betina menjadi dalam 2 kelompok yang terpisah. Pemisahan dilakukan selama masa pertumbuhan dari DOC sampai umur dewasa untuk menghindari kepadatan ternak dalam kandang dan menghindari kanibal. Perbedaan frekuensi pemberian pakan terhadap kelompok ayam betina yaitu pemberian 2 kali sehari dan 3 kali kali perhari. Pakan tidak diberikan secara ad libitum, penerapan frekuensi pemberian pakan 2 kali perhari dan 3 kali perhari ditujukan untuk menghindari pakan yang terbuang (tercecer), karena ayam ini masih memiliki tingkah laku seperti ayam kampung pada umumnya. Ternyata frekuensi pemberian pakan menunjukkan respon terhadap pertumbuhan ayam yang relatif tidak berbeda. Frekuensi pemberian pakan 2 kali per hari lebih efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan waktu. Namun untuk sementara waktu belum bisa dijadikan sebagai rekomendasi karena pengamatan masih berlangsung, dan hasil pengamatan ini merupakan suatu hal penting untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
Pertambahan berat badan harian ayam KUB betina PBBH (g/ekor/hari)
25,00 20,00 15,00 3 kali per hari
10,00
2 kali per hari
5,00 0,00 I
II
III
IV
V
VI
VII
Umur ayam (minggu)
Gambar 4. Pertambahan berat badan harian ayam KUB betina yang diberi perlakuan frekuensi pemberian pakan yang berbeda.
Pengamatan perkembangan ternak ayam KUB memasuki umur 2 bulan (8 minggu). Pada umur ini ayam KUB sudah bisa dipasarkan dengan harga Rp 25.000 per ekor dengan berat badan antara 580-600 g/ekor. Hasil pengamatan sementara ini diharapkan bisa memberikan informasi tentang ayam KUB; bagi peneliti dan penyuluh yang memiliki kegiatan serupa dapat berbagi informasi, mengingat ayam KUB masih merupakan jenis ayam yang belum banyak dikenal oleh masyarakat umum. Pertumbuhan dan perkembangan ayam KUB pada berbagai lingkungan menjadi informasi penting untuk bisa diadopsi oleh masyarakat.
Gambar 4. Penampilan Ayam KUB
Penimbangan DOC umur 1 hari
Penampilan Ayam KUB pada 2 bulan
Penampilan Ayam KUB umur 10 hari
Pemberian pakan Ayam KUB