ISSN : 1829-6947
KUNJUNGI BPTP NTB
di : http://ntb.litbang.deptan.go.id
Volume II No. 9 2010
ISSN : 1829-6947
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin Nya jua Buletin Infotek Volume II Nomor 9 tahun 2010 dapat terbit sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kitapun sebagai masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) wajib bersyukur karena begitu banyak even nasional yang diselenggarakan di daerah kita Bumi Gora tercinta. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah pusat menaruh kepercayaan dan perhatian yang cukup tinggi kepada pemerintah dan rakyat NTB. Satu diantaranya adalah moment Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Tingkat Nasional ke 30 yang dipusatkan di Kebun Inti Puyung Kabupaten Lombok Tengah dan dibuka oleh Menko Kesra, juga dihadiri oleh beberapa menteri dan para Duta Besar Negara anggota Food Agriculture Organization (FAO). Adapun thema Nasional HPS ke 30 adalah “Kemandirian Pangan Untuk Memerangi Kemiskinan”. Untuk itu pada nomor terbitan kali ini kami menetapkan thema yang sejiwa yaitu “Inovasi Pertanian Dalam Dinamika Perubahan Iklim Mendukung Ketahanan Pangan” Mendukung thema di atas, kami sajikan berbagai artikel/tulisan yang menarik sebagai hasil pengkajian dalam rubrik Hasil Pengkajian antara lain mengenai keragaan berbagai VUB padi, even peringatan HPS dalam rubrik Fokus antara lain Kewaspadaan Terhadapat Serangan Hama Penggerek Cokelat Pada Musim Hujan 2010/2011, dan lain-lain yang tidak kalah menariknya yang kami sajikan dalam rubrik Diseminasi, rubrik Opini, rubrik Serba-serbi serta tidak ketinggalan rubrik Profil yang menyajikan tokoh atau sosok yang dapat dijadikan teladan. Selamat menikmati dan semoga bermanfaat ................................................
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI …….……………………………………………….
DEWAN REDAKSI Pengarah Kepala BPTP NTB
Ketua Achmad Muzani
Sekretaris Prisdiminggo
Anggota Ketut Puspadi Irianto Basuki Lalu Wirajaswadi M. Sofyan Souri Tanda S. Panjaitan
Redaksi Pelaksana Farida Sukmawati M Awaludin Rosidi Raba
Alamat redaksi : BPTP NTB Jl. Raya Peninjauan Narmada Telp. (0370)671312; Fax (0370)671620 E-mail :
[email protected]
Volume II No. 9 2010
• Hari Pangan Sedunia XXX di Puyung, Lombok Tengah, NTB: “Kelaparan Musuh Bersama:. 1 • Ancaman Ledakan Hama Wereng Coklat Menyusul Penyimpangan Iklim. 3 • Keragaan Varietas Unggul Kedelai di Kecamatan Kempo, Kab. Dompu dan Kec. Bolo, Kab. Bima . 7 • Metode Kontras Untuk Meningkatkan Kinerja Penyuluhan Pertanian. 9 • Melindungi Nusa Tenggara Barat Dari Penyakit Nematoda Sista Kentang (NSK). 11 • Gelar Teknologi Warnai HPS XXX. 14 • Pendampingan SMD Peran Serta BPTP NTB Dalam Mendukung Program Swasembada Daging Sapi. 15 • Probiotik Susu Kerbau, Reguk Sehat, Tuai Manfaat (Salah Satu Upaya Menggairahkan Usaha Peternakan Kerbau di NTB). 17 • Penyakit Cacingan Pada Kambing. 19 • Hasil Panen Kentang Sabrang (Visitor Plot di Kebun Percobaan BPTP-NTB). 21 • Dekonstruksi Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pembangunan Pertanian. 23 • Menyongsong PENAS XIII Kalimantan Timur. 25 • Upaya Menuju Percepatan Pertumbuhan Lembaga Keuangan Mikto Agaribisnis (LKM-A) di Perdesaan. 27 • Berita Dalam Gambar. 29 • Tempe Biji Asam.......? Bisa. 33 • Dengan Paclobutrazol, Panen Mangga di Luar Musim. 34 • Hari Krida Pertanian, Hari Bermuhasabah Bagi Insan Pertanian. 35 • Kunjungan Kepala Badan Litbang Pertanian/Plt. Dirjen Tanaman Pangan Ke Nusa Tenggara Barat. 36 • Kerjasama Laboratorium Pengujian BPTP NTB Dengan PT. Newmont Nusa Tenggara. 38 • Siswa SMK 1 Manggelewa Kab. Dompu Prakerin di Kebun Percobaan BPTP NTB. 38 • Ekspose dan Open House BPTP NTB (Wakil Gubernur NTB : Petani Merasa Aman Bila Didampingi Penyuluh/Peneliti). 39 • Kunjungan SD Bertaraf Internasional Mataram ke Kebun Percobaan BPTP NTB. 40 • Kunjungan Kerja Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian di BPTP Nusa Tenggara Barat. 42 • Halal bi Halal Keluarga Besar BPTP NTB. 43 • Tanaman Gadung...............Sebagai Tanaman Alternatif (Kegiatan UP-FMA Desa Adu Kecamatan Hu’u, Dompu – Program FEATI). 44 • BPTP Nusa Tenggara Barat Raih Sertifikat ISO 9001:2008. 46 • Amaq Yani Petani Multi Produksi Desa Mujur Kecamatan Praya Timur Kab. Lombok Tengah. 47 • Selamat Jalan Sahabatku Ir. M. Luthf. 47
ISSN : 1829-6947
SERTIFIKAT ISO 9001:2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB, raih Sertifikat ISO 9001:2008
Volume II No. 9 2010
Fokus… HARI PANGAN SEDUNIA XXX DI PUYUNG, LOMBOK TENGAH, NTB: “KELAPARAN MUSUH BERSAMA” Dwi Praptomo S
“P angan strategis
mempunyai peran dalam mendorong kemajuan sebuah bangsa, terutama terkait dengan peranannya dalam mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu ketahanan pangan menjadi agenda pokok nasional, rakyat Indonesia tidak boleh ada yang kelaparan, jadikanlah kelaparan menjadi musuh bersama”. Demikian disampaikan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono dalam sambutannya ketika membuka peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXX tahun 2010 tingkat Nasional di Puyung, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
menyediakan pangan bagi dirinya sendiri maupun negara luar. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan pembangunan pangan nasional. Kemandirian pangan nasional hendaknya diperkuat. Berbagai jenis pangan lokal di negara ini harus dipertahankan dengan baik. Menurut Menko Kesra, terdapat beberapa kunci sukses mewujudkan program ketahanan pangan yaitu: (1) akselerasi pemanfaatan lahan dan investasi, (2) penelitian dan pengembangan, (3) pelestarian lingkungan, (4) kontribusi usaha kecil dan menengah, (5) penyediaan kredit, dan (6) kepastian pasokan yang cukup. Sementara itu Menteri Pertanian Suswono menyatakan, fihaknya bertanggung jawab atas perlindungan dan ketersediaan pangan nasional dari sektor pertanian. Hanya saja, 60% petani Indonesia masih tergolong miskin. Indikatornya 60% penerima beras miskin (raskin) berasal dari petani. Sebagian besar petani masuk katagori petani berlahan sempit. Solusinya antara lain dengan perluasan lahan pertanian. Lahan pertanian yang subur akan dipertahankan agar tidak dialih fungsikan. Langkah ini membutuhkan dukungan semua fihak. Menurut Menteri Pertanian, saat ini Indonesia telah mampu surplus beras sekitar 5 juta ton. Surplus tersebut berasal dari kemampuan produksi nasional sebanyak 38 juta ton dan konsumsi beras masyarakat mencapai 33,5 juta ton. Produksi beras nasional cukup tinggi, namun konsumsi beras masyarakat masih tinggi pula. Langkah Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi pangan diantaranya dengan menyediakan varietas yang sesuai dengan iklim dan kondisi daerah. Selain itu Kementerian Pertanian akan mempertahankan, bahkan menambah areal pertanian maupun perkebunan. Pemerintah juga akan membangun embung, minimal di setiap kecamatan ada satu
Menko Kesra selanjutnya menjelaskan bahwa Indonesia merupakan Negara nomor empat dengan penduduk terbesar di dunia, atau sekitar 236 juta jiwa. Sebanyak 31 juta diantaranya tercatat sebagai penduduk miskin. Di dunia ada sekitar satu milyar penduduk miskin. Kenyataan ini harus disikapi dengan bijak, meskipun angka kemiskinan di Indonsia yang masih puluhan juta jiwa. Ketidakmampuan masyarakat mengkonsumsi pangan yang layak paling dominan disebabkan karena kemiskinan. Faktor lainnnya, krisis ekonomi, peningkatan harga pangan, bencana alam dan berbagai sebab lainnya. Indonesia harus mampu Volume II No. 9 2010
1
embung. Kalau membangun bendungan kita tidak mampu karena harus menunggu dana dari luar negeri. Acara puncak peringatan HPS XXX tingkat Nasional di NTB dihadiri antara lain Menko Kesra, Menteri Pertanian, Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Wakil Menteri Pertanian, para pejabat dari Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, pejabat dari Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), Gubernur NTB, Muspida, para Gubernur, Bupati/Walikota se Indonesia, Duta Besar beberapa Negara Sahabat, BUMN dan Perusahaan Swasta di bidang Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, Petugas, Penyuluh, Kelompoktani dan Petani, serta masyarakat lainnya. HPS XXX tahun 2010 ini merupakan wujud dari deklarasi Food and Agriculture Organization (FAO) pada Sidang Umum tahun 1979 di Roma yang menyepakati bahwa tanggal berdirinya FAO 16 Oktober 1945 diperingati sebagai Hari Pangan Sedunia. Tujuan dari peringatan HPS adalah untuk memperkuat kesadaran masyarakat terhadap permasalahan pangan dunia, memperkuat solidaritas dalam berjuang memerangi kelaparan, kekurangan gizi dan kemiskinan. Tema internasional dalam peringatan HPS XXX adalah ”United Against Hunger” dan tema nasional diterjemahkan sebagai “Kemandirian Pangan untuk Memerangi Kelaparan”. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangkaian peringatan HPS XXX di Nusa Tenggara Barat antara lain: seminar, pameran dan bazar, gelar teknologi, pengabdian masyarakat, perlombaan, diplomatic tour, dan acara puncak peringatan. Seminar dilaksanakan tanggal 6-8 Oktober 2010 di Hotel Jayakarta, Lombok, dengan tema “Membangun Komitmen Bersama untuk Mengatasi Ancaman Kelaparan melalui Kemandirian Pangan”. Pameran dan Bazar menampilkan berbagai stan yang dikelompokkan ke dalam kelompok Kementerian dan Lembaga Pusat, BUMN dan Perusahaan Swasta, serta Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota). Gelar Teknologi menampilkan teknologi dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang dilaksanakan di lokasi utama (Ring I) seluas 3,25 ha, dan lokasi pendukung (Ring II) seluas 7,50 ha. Sektor pertanian menampilkan 20 varietas padi dan 17 galur padi, 8 varietas jagung, berbagai varietas kedelai, kacang tanah,
Volume II No. 9 2010
kacang hijau, 14 varietas hortikultura, berbagai varietas umbi-umbian, biofarmaka, tanaman perkebunan (wijen, jarak kepyar dan kapas), dan ternak sapi. Sektor kehutanan menampilkan aplikasi cuka kayu dan arang kayu untuk media tumbuh cabe, teknologi perbanyakan bibit sukun, teknologi pengolahan tanaman porang menjadi produk pangan, minuman teh dan secang serta pengolahan madu. Sektor kelautan dan perikanan menampilkan teknologi pembenihan abalone, budidaya maggot, aquaphonic, resirkulasi, alat dan produk pengolahan rumput laut, alat pemberi pakan udang semi otomatis, miniatur alat tangkap ikan dan gurita, peta fishing ground, dan distilasi air laut.
Pengabdian masyarakat mencakup beberapa kegiatan yaitu: bantuan bibit sapi senilai Rp 3,2 milyar, paket pengembangan wirausaha perikanan budidaya senilai Rp 5,1 milyar, penebaran 100.000 benih ikan nila, bantuan bibit pohon sebanyak 20.000 batang, bantuan 1.772 ekor sapi Bali, bantuan perbaikan gizi dan makanan pendamping ASI, bantuan bibit rambutan, mangga, santunan untuk 2.050 anak yatim, pasar beras murah, bakti Penyuluh
2
Pertanian, pemberian 5.000 butir telur, bantuan bibit manggis, pisang, sawo dan alat pembuat pupuk organik, dan lain lainnya.
organisasi internasional. Kegiatan ini dilaksanakan dengan kunjungan ke obyek-obyek wisata alam dan budaya di Pulau Lombok, penanaman berbagai tanaman khas daerah, dan penaburan benih ikan. Acara puncak HPS XXX dilaksanakan pada tangal 20 Oktober 2010 di Puyung, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Acara dibuka oleh Menko Kesra Agung Laksono, didampingi Menteri Pertanian, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Wakil Menteri Pertanian, Perwakilan FAO dan Gubernur NTB. Rangkaian acara puncak ditandai dengan sajian tarian tradisional NTB, sambutansambutan, penyerahan hasil seminar HPS, bantuan-bantuan, peninjauan arena Gelar Teknologi dengan dibarengi panen padi, panen mutiara, Inseminasi Buatan (IB), dan penananam pohon sukun, serta diakhiri dengan kunjungan arena pameran dan bazar. Rangkaian peringatan HPS XXX sendiri dilaksanakan selama 4 hari dari tanggal 19 sampai 22 Oktober 2010, dengan berbagai acara termasuk gelar teknologi, pameran, dan bazar, serta acara penyuluhan dan hiburan.
Kegiatan perlombaan meliputi lomba mewarnai dan melukis bagi siswa Sekolah Dasar, lomba disain poster bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum, lomba menulis untuk wartawan, dan lomba cipta menu 3 B (Berragam, Bergizi, Berimbang) untuk anggota PKK. Kegiatan diplomatic tour diikuti oleh Duta Besar dan perwakilan negara sahabat serta
ANCAMAN LEDAKAN HAMA WERENG COKLAT MENYUSUL PENYIMPANGAN IKLIM Lalu Wirajaswadi Latar Belakang
Wereng coklat merupakan salah satu jenis hama tanaman padi yang sangat berbahaya dan sering menunjukkan ledakan (out break) atau serangan dengan intensitas berat dalam skala luas bersamaan dengan terjadinya penyimpangan iklim. Sejarah mencatat keganasan serangan wereng coklat terjadi pada periode 1974 sampai dengan 1979, memusnahkan pertanaman padi seluas 300.000 ha hingga 750.000 ha di Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara yang berpengaruh nyata terhadap persediaan pangan. Penciptaan varietas unggul tahan wereng (VUTW) telah berhasil menekan luas serangan secara nyata, namun kecendrungan petani kembali menanam non VUTW secara meluas mulai menimbulkan serangan. Data Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (BBPOPT) Jatisari menunjukkan luas serangan wereng
P
enyimpangan iklim merupakan fenomena alam yang sulit diprediksi kemunculannya dan memiliki dampak multidimensi, diantaranya berkembangnya populasi hama tertentu tanaman padi, karena terciptanya lingkungan yang sangat kondusif untuk proses perkembang-biakan. Seperti di wilayah Indonesia lainnya, Tahun 2010 di Nusa Tenggara Barat (NTB) juga mengalami penyimpangan iklim yang ditandai dengan terjadinya kemarau basah sehingga perbedaan antara musim hujan dan musim kemarau menjadi tidak jelas. Penyimpangan tersebut menciptakan suasana yang didominasi mendung, suhu meningkat dengan tingkat kelembaban udara tinggi yang sangat sesuai untuk berkembangnya berbagai spesies serangga.
Volume II No. 9 2010
3
batang coklat (WBC) sampai Agustus 2010 mencapai 105.372 ha dengan luas tanaman puso 4.161 ha, merupakan serangan terluas dalam sepuluh tahun terakhir. Apabila hujan musim kemarau terus berlanjut maka pada MH 2010/2011 diperkirakan serangan akan bertambah meluas. Di NTB kemunculan kembali wereng coklat menunjukkan tanda-tanda, sejak tahun 2006 dengan luas serangan 77,45 ha, meningkat menjadi 443,75 ha tahun 2007 dan tahun 2009 seluas 272 ha tersebar di Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa dan Bima. Serangan dengan luasan tersebut cukup bagi petani untuk selalu waspada terhadap timbulnya ledakan wereng coklat terlebih dalam kondisi penyimpangan iklim berupa kemarau basah yang memicu perkembang-biakan secara luar biasa.
berlangsung selama 4-8 hari, stadia nimpa 14 hari dan stadia dewasa (imago) 10-20 hari. Secara keseluruhan siklus hidup wereng coklat berkisar antara 28 – 42 hari. Serangga dewasa khususnya yang bersayap panjang mempunyai kemampuan terbang (migrasi) sekitar 200-300 km. Siklus hidup yang singkat, kemampuan bertelur yang sangat tinggi dan kemampuan terbang yang cukup jauh menjadikan wereng coklat sebagai salah satu hama yang sulit dikendalikan akibat perkembang-biakan dan pergerakan yang cepat. Gejala Kerusakan Tanaman Nimpa dan serangga merusak tanaman dengan cara mengisap cairan batang (Gambar 2), menyebabkan batang dan daun menjadi kering dan berwarna coklat yang dikenal dengan hopperburn (Gambar 3). Serangga dewasa bersayap pendek memiliki kemampuan menghisap dua kali lebih besar dibandingkan serangga bersayap panjang, artinya semakin banyak populasi serangga bersayap pendek semakin cepat terjadinya gejala hopperburn. Pada serangan ringan gejala tersebut belum nampak sehingga seringkali membuat petani terkecoh, seolah-olah tidak ada serangan. Pada serangan tahap awal daun dan batang masih berwarna hijau walaupun di sekliling rumpun dijumpai ratusan ekor nimpa dan serangga dewasa (Gambar 2). Gejala pertanaman mengering baru nampak pada serangan tahap lanjut dengan intensitas berat.
Mengenal Wereng Coklat Wereng coklat merupakan serangga berukuran kecil, panjang badan sekitar 2,6-2,9 mm, serangga dewasa berwarna coklat kehitaman, bergerak dengan berjalan dan terbang. Serangga dewasa berada dalam dua wujud yaitu bersayap panjang atau macroptera dan bersayap pendek atau brachyptera (Gambar 1). Nimpa wereng coklat berwarna krim akan berubah menjadi keabuan seiring dengan usia, panjang nimpa dewasa sekitar 2,1 mm, bersamaan dengan itu garis hitam pada torax mulai menghilang.
Telur wereng coklat berwarna putih krim, semakin lama berubah warna menjadi gelap, berukuran panjang 0,9 mm, lebar 0,2 mm. Seekor serangga mampu bertelur sebanyak 100-500 butir yang diletakkan secara berkelompok. Siklus hidup wereng coklat cukup singkat sehingga proses pergantian generasi berlangsung dengan cepat. Stadia telur Volume II No. 9 2010
Gejala tanaman mengering mula-mula berupa spot setempat-setempat di bagian tengah petakan, kemudian akan menyatu sehingga seluruh pertanaman mengering. Pada kondisi demikian wereng coklat sangat sulit dikendalikan karena populasinya sangat tinggi.
4
Hopperburn terjadi bila dalam satu rumpun tanaman dijumpai sekitar 400-500 ekor nimpa atau 200 ekor serangga dewasa. Wereng coklat dapat menyerang semua stadia tanaman, tetapi yang paling rentan adalah pada stadia pembentukan anakan sampai stadia generatif.
kemarau demikian tinggi, sehingga sebagian petani mengganti palawija dengan tanaman padi pada MK II 2010 dan waktu tanam cendrung tidak serempak. Hal ini menyebabkan adanya pertanaman padi sepanjang tahun yang diikuti pertanaman padi MH 2010/2011. Dalam situasi ini kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya ledakan wereng coklat perlu ditingkatkan. Upaya pengendalian yang dianjurkan meliputi: • Bertanam serempak untuk memperpendek tenggang waktu tersedianya makanan dan inang wereng coklat guna memutus siklus perkembang-biakan • Penyemaian benih dilakukan 15 hari setelah puncak penerbangan (jumlah tertinggi wereng coklat yang tertangkap lampu perangkap). Contoh, puncak penerbangan terjadi pada tanggal 31 Oktober maka menyemai benih sebaiknya tanggal 15 November sehingga pada saat stadia nimpa pertanaman padi belum dipindahkan akibatnya tidak tersedia makanan untuk stadia hidup berikutnya. • Tanam varietas tahan seperti IR-66, IR-74 dan yang terbaru INPARI-13. Hindari penanaman varietas peka seperti Cisadane, Cisanggarung, varietas lokal dan ketan serta padi hibrida terutama di daerah endemis wereng coklat. Hasil penelitian BB Padi menunjukkan populasi tertinggi wereng coklat terjadi saat tanaman berumur 75 hari dengan populasi dalam 30 rumpun per varietas adalah: IR-74: 200 ekor; IR-64: 1.700 ekor; Hibrida Hipa-3: 2.900 ekor; Cisanggarung: 4.000 ekor dan Cisadane 5.500 ekor. • Lakukan pengamatan di pertanaman setiap 12 minggu, periksa 20 rumpun tanaman pada arah diagonal petakan kemudian dihitung jumlah wereng coklat sayap panjang, sayap pendek dan nimpa. Bila rata-rata wereng dan nimpanya adalah 3 – 4 ekor/rumpun pada tanaman berumur kurang dari 40 hari setelah tanam atau rata-rata 5 ekor atau lebih/rumpun pada tanaman berumur lebih dari 40 hari setelah tanam berarti sudah mencapai ambang ekonomi, lakukan pengendalian dengan insektisida yang dianjurkan. • Pengendalian dengan insektisida dilakukan secara tepat yaitu: - Keringkan pertanaman padi sebelum aplikasi insektisida cair maupun padat
Lingkungan Yang Disukai Telah diungkapkan bahwa intensitas serangan hama wereng coklat dipengaruhi oleh populasi, dan populasi tinggi akan menyebabkan terjadinya ledakan. Secara umum ledakan hama wereng coklat akan timbul apabila lingkungan untuk berkembang-biak cukup kondusif diantaranya: • Hujan berlebihan di musim kemarau atau kemarau basah akibat penyimpangan iklim. • Penyimpangan iklim menyebabkan suhu minimum 1-2°C lebih tinggi dibandingkan kondisi saat iklim normal. • Penyimpangan iklim menyebabkan kelembaban nisbi 6-10% lebih tinggi dibandingkan kondisi saat iklim normal • Tanam tidak serentak dalam satu hamparan, terutama karena tersedianya air yang cukup selama musim kemarau. Akan lebih berbahaya apabila terdapat pertanaman padi sepanjang tahun. • Pertanaman tergenang terus-menerus • Pemupukan nitrogen berlebihan. • Varietas rentan (ketan, varietas lokal dan hibrida). • Perubahan biotipe ditandai dengan munculnya populasi Biotipe 4. • Penggunaan insektisida pada fase awal pertumbuhan (sampai umur sebulan), menyebabkan tingginya kematian musuh alami. • Jarak tanam terlalu rapat yang menyebabkan tingginya kelembaban sekitar pertanaman Upaya Pengendalian Dalam upaya pengendalian, hal yang paling perlu dilakukan adalah pencegahan sebelum terjadinya serangan, mengingat serangan wereng coklat baru nampak gejalnya apabila terjadi kerusakan berat. Dalam kondisi pertanaman yang terserang berat atau hopperburn biasanya tanaman tidak menghasilkan sama-sekali (puso). Karena itu mengenal cara hidup dan kondisi lingkungan yang mendukung perkembang-biakan hama perlu dipahami. Dalam kondisi penyimpangan iklim tahun ini dimana curah hujan musim
Volume II No. 9 2010
5
- Aplikasi setelah embun mengering hingga jam 11.00, bila belum selesai dilanjutkan sore hari - Insektisida disemprotkan pada batang padi bukan pada daun - Gunakan insektisida berbahan aktif Imidakloprid, Fipronil dan Theametoxam - Cairan semprot sekitar 350-500 l/ha • Tuntaskan pengendalian insektisida pada generasi ke 0 yaitu saat terjadinya puncak penerbangan serangga dewasa atau paling telat pada generasi ke 1 yaitu serangga
• • • •
dewasa yang terbentuk pada 25-30 hari setelah puncak penerbangan. Pengaturan air dengan sistem basah-kering atau Alternate Wetting and Drying (AWD) yang dapat dibuat dari batang bambu. Hindari penggunaan pupuk N berlebihan dengan menggunkan Bagan Warna Daun (BWD) Tanami pematang dengan kacang-kacangan yang dianjurkan seperti kedelai atau kacang hijau untuk memperkaya musuh alami Utamakan pengendalian secara hayati
UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER (UPBS) BPTP NTB Menyediakan Benih Padi Berkualitas dari Berbagai Varietas
UPBS BPTP NTB mitra para produsen benih
Volume II No. 9 2010
6
H A S I L P E N G K A JI A N … KERAGAAN VARIETAS UNGGUL KEDELAI DI KECAMATAN KEMPO, KAB. DOMPU DAN KEC. BOLO, KAB. BIMA Muji Rahayu
K
edelai termasuk komoditi pangan ketiga setelah padi dan jagung yang memiliki peranan pokok sebagai pemenuh kebutuhan pangan, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan dan pakan, sehingga dari fungsinya amat penting dan strategis. Dalam rangka mencapai swasembada kedelai, perlu dilakukan terobosan dalam memproduksi kedelai yang mampu memberikan produktivitas tinggi dengan proses produksi yang efisien dan berkelanjutan. Terdapat senjang hasil produktivitas kedelai di lapangan dengan potensi dari varietas yang telah dilepas yaitu, produktivitas di lapangan berkisar 0,8 – 1,1 t/ha sedangkan potensi hasil varietas kedelai yang telah dilepas oleh Kementerian Pertanian mencapai 2-2,3 t/ha. Guna mencapai hal tersebut diperlukan rakitan teknologi spesifik lokasi di Nusa Tenggara Barat (NTB), yang merupakan salah satu propinsi penghasil kedelai di luar Jawa yang cukup potensial sebagai pemasok kebutuhan kedelai nasional, dimana 6.75% dari produksi nasional merupakan sumbangan daerah ini. Proses produksi kedelai melalui pendekatan pengelolaan sumberdaya dan tanaman terpadu (PTT) yang didalamnya memadukan sejumlah komponen teknologi dan aspek produksi yang bersinergi sesuai kondisi setempat, diyakini mampu meningkatkan
produktivitas tanaman secara efisien yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani. Varietas Unggul Baru (VUB) Kedelai adalah kompenen Utama untuk Peningkatan Produktivitas Ada beberapa komponen teknologi yang dianjurkan dalam PTT Kedelai, dimana petani mempunyai keleluasaan untuk menguji dan menerapkannya sesuai dengan kemampuan mereka. Oleh karenanya PTT menekankan pada partisipasi yang menempatkan pengalaman, keinginan dan kemampuan petani dalam menerapkan teknologi. Karena itu, komponen yang diterapkan dapat berbeda antara satu lokasi dengan lokasi lainnya. Dalam pendekatan PTT untuk peningkatan produksi kedelai, teknologi yang dianjurkan dimulai dari teknologi produksi, panen dan pasca panennya. Teknologi-teknologi yang dianjurkan tersebut adalah yang dihasilkan oleh berbagai lembaga penelitian dan teknologi kearifan lokal (indigenous technology) yang sudah terbukti unggul untuk lokasi tertentu. Diantara komponen teknologi produksi kedelai terdapat satu komponen teknologi penting yaitu penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) Kedelai. Hasil kajian beberapa varietas unggul baru kedelai di dua lokasi sentra kedelai yang dilakukan pada Tahun 2006 dan 2009 adalah sebagai berikut :
Varietas : Anjasmoro
Karakteristik Varietas Anjasmoro : Tinggi (cm) : Jumlah cabang/tan : Jumlah polong/tan : Hasil (ose), taksiran dari hasil ubinan 2,5 x 2,5 m2 (ton/ha) : Respon minat petani untuk mengembangkan :
Ukuran biji
Volume II No. 9 2010
7
64,45 3,10 46,80 1,67 Sangat baik
: Besar
Varietas : Ijen
Karakteristik Varietas Ijen : Tinggi (cm) : Jumlah cabang/tan : Jumlah polong/tan : Ukuran biji : Hasil (ose), taksiran dari hasil ubinan 2,5 x 2,5 m2 (ton/ha) : Respon minat petani untuk mengembangkan :
56,30 3,10 50,80 Besar 1,59 Baik
Varietas : Kaba
Karakteristik Varietas Kaba : Tinggi (cm) : Jumlah cabang/tan : Jumlah polong/tan : Hasil (ose), taksiran dari hasil ubinan 2,5 x 2,5 m2 (ton/ha) : Ukuran biji : Respon petani :
56,10 3,20 59,80 1,50 Sedang Kurang
Varietas : Burangrang
Karakteristik Varietas Burangrang : Tinggi (cm) : Jumlah cabang/tan : Jumlah polong/tan : Hasil (ose), taksiran dari hasil ubinan 2,5 x 2,5 m2 (ton/ha) : Ukuran biji : Respon minat petani untuk mengembangkan
62,10 2,80 50,10 1,42 Sedang bergaris
: Kurang baik
Varietas : Wilis (sebagai kontrol)
Karakteristik Varietas Wilis : Tinggi (cm) : Jumlah cabang/tan : Jumlah polong/tan : Ukuran biji : Hasil (ose), taksiran dari hasil ubinan 2,5 x 2,5 m2 (ton/ha) : Respon minat petani untuk mengembangkan :
Lokasi Foto : Gelar Varietas Kedelai, Kab. Dompu, 2006. (Rahayu, et. al.)
Volume II No. 9 2010
8
58,20 3,10 48,20 Sedang 1,26 Baik
Varietas Grobogan
Karakteristik Varietas Grobogan : Tinggi (cm) : Jumlah cabang/tan : Jumlah polong/tan : Hasil (ose), taksiran dari hasil ubinan 2,5 x 2,5 m2 (ton/ha) : Respon minat petani untuk mengembangkan : Ukuran biji :
70,40 3,20 54,80 1,20 Sangat baik Besar
Lokasi Foto : Kegiatan FSA, Kab. Bima, 2009. (Rahayu, et. al.) Analisa Usahatani Kedelai Dari hasil analisa usahatani kedelai, tampak bahwa penggunaan salah satu varietas unggul baru mampu meningkatkan pendapatan sebesar Rp. 1.410.000,-/ha. (Tabel 1).
Tabel 1. Analisa Finansial Usahatani Kedelai Petani Kooperator dan Non-Kooperator per Hektar pada Perbaikan Usahatani Kedelai di Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Th. 2009 Jenis Kegiatan Biaya Produksi 1. Sarana Produksi Benih kedelai Pupuk Urea Pupuk SP36 Pupuk KCl Pestisida dan Herbisida 2. Tenaga Kerja Total biaya produksi Hasil produksi Pendapatan Peningkatan pendapatan/ha B C Ratio
Petani Non - Kooperator (Varietas Wilis) Fisik Nilai (Rp)
50 kg 2L 48 OH
500.000 180.000 1200.000 1.880.000 4.450.000 2.570.000
890 kg
Petani Kooperator (Varietas Grobogan) Fisik Nilai (Rp)
30 kg 25 kg 50 kg 25 kg 2 Liter 62 OH 1310 kg
1,36
300.000 30.000 90.000 40.000 180.000 1950.000 2.590.000 6.550.000 3.960.000 1.410.000 1,52
METODE KONTRAS UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PENYULUHAN PERTANIAN Ketut Puspadi
P
enyuluhan pertanian mengandung makna suatu proses mengajak pelaku utama dan usaha pertanian berubah ke arah yang lebih baik. Dunia penyuluhan mempunyai semacam aksioma bahwa perubahan akan terjadi kalau pelaku utama dan pelaku usaha pertanian mengadopsi atau
Volume II No. 9 2010
menerapkan inovasi-inovasi intervensi yang relevan dengan pertanian. Dengan demikian tulisan ini akan menggunakan indikator adopsi suatu inovasi sebagai indikator kinerja kegiatan penyuluhan pertanian. Satu pertanyaan yang akan dicoba dijawab melalui tulisan ini
9
adalah bagaimana penyuluh pertanian mengajak pelaku utama berubah?
masalah. Memberikan informasi sekali saja akan memberikan hasil yang sangat berbeda dengan penyajian atau komunikasi yang intensif. Komunikasi yang intensif akan menimbulkan efek yang bersahabat karena ada rasa kedekatan.
Seeing is Believing Mengajak petani (pelaku utama) berubah dan untuk menghasilkan perubahan, pertama-tama penyuluh pertanian harus mempunyai kemampuan melihat. “Seeing is Believing”. Saya telah melihatnya maka saya percaya. Melihat perubahan tentu saja berbeda dengan melihat benda-benda yang kasat mata. Benda-benda yang kasat mata dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk melihat perubahan. Bisa saja perubahan telah terjadi dihadapan kita, tetapi kita masih tetap menyangkal perubahan tersebut dan tidak mempercayainya “seeing but not believing”. Penyuluh pertanian yang mempunyai kepemimpinan, diibaratkan sebagai mata. Mereka bukan sekedar orang yang bergerak secara acak, melainkan melihat sesuatu secara visioner, sesuatu yang tak kelihatan atau belum kelihatan oleh kebanyakan petani.
Uji Coba Metode Kontras Cara-cara yang dikembangkan oleh Black dan Gregersen (2002) dalam Kasali (2005) untuk mengajak orang lain melihat agar mau berubah dimodifikasi dengan cara-cara yang lain dan diuji coba pada kegiatan scaling up paket teknologi Posyandu sapi Bali di Kabupaten Lombok Tengah. Metode kontras dipergunakan sebagai salah satu cara mempercepat adopsi komponen teknologi Posyandu sapi Bali di 36 kandang kompleks di kabupaten Lombok Tengah. Uji coba dilaksanakan selama 3 tahun. Prosedur Metode Kontras. (1) Menyiapkan lokasi pengkajian yang dinilai berhasil. Indikator keberhasilan ditentukan oleh peneliti. Dalam kasus ini, uji coba paket teknologi yang akan diperluas ke kelompok kandang kompleks adalah paket teknologi Posyandu sapi Bali yg terdiri atas 4 komponen yaitu (a) induk dikawinkan 40-60 hari setelah melahirkan, (b) pedet disapih umur 5-6 bulan, (c) pakan yang bagus bagi induk bunting dan (d) pedet lepas sapih. (2) Petani kooperator (petani guru) di lokasi pengkajian dipersiapkan sebagai pembicara untuk menyampaikan pengalaman menerapkan teknologi dan kinerjanya dan penyuluh pertanian memfasilitasi proses diskusi (3) Teknologi hasil pengkajian dan kinerjanya yang akan di sebarkan ke kelompok kandang kompleks yang lain disampaikan secara bertahap, dimulai dari komponen per komponen dan terakhir paket teknologi. (4) Kelompok kandang kompleks yang diharapkan sebagai pengguna hasil pengkajian tersebut diminta untuk menentukan indikator sukses memelihara sapi Bali berdasarkan kriteria kelompok. (5) Kelompok kandang kompleks diajak berkunjung ke lokasi pengkajian, difasilitasi oleh petugas lapangan (OGT) yang dikontrak untuk melaksanakan uji coba metode kontras
Membantu Petani Melihat Jika hanya penyuluh pertanian saja yang melihat bagaimana kita bisa mengharapkan perubahan?. Black dan Gregersen (2002) dalam Kasali (2005) menemukan tiga cara yang dapat dipakai untuk mengajak orang lain melihat yaitu: (1) ciptakan kontras yang tajam; (2) Ciptakan konfrontasi yang efektif dan (3) gabungkan keduanya. Sesuatu yang tidak kontras sulit dibedakan keberadaannya. Beberapa cara untuk menunjukkan kontras untuk mempermudah perbedaan keberadaan sesuatu: (1) Fokus. Fokuskan dua perbedaan secara mencolok. Tanyakan pada orang-orang mengapa keduanya berbeda dan mintalah mereka menganalisis mana yang lebih baik. (2) Hindari penyajian yang kompleks. Penyajian yang kompleks hanya membuat orang bingung dan sulit menangkap esensi sebuah pesan (3) Kunjungan. Ajak orang-orang mengunjungi sesuatu yang berbeda, sehingga dapat menimbulkan gambaran yang kontras antara mereka dengan orang lain. (4) Pengalaman. Bawa petani-petani untuk mengalami sendiri sesuatu yang berbeda. Konfrontasikan (komunikasikan) petanipetani secara berulang-ulang terhadap suatu
Volume II No. 9 2010
10
(6) Di lokasi pengkajian petani guru dan salah seorang petani kelompok kandang kompleks mengkontraskan indikator sukses pemeliharaan sapi Bali dengan menggunakan paket teknologi Posyandu sapi Bali. (7) Setelah kembali ke lokasi, kelompok kandang kompleks yang difasilitasi oleh OGT melakukan refleksi kritis tentang kinerja paket teknologi Posyandu sapi Bali (8) Kelompok kandang kompleks mengambil keputusan, yang diwujudkkan dalam bentuk perencanaan untuk mencapai kerberhasilan penerapan teknologi seperti yang dicapai di lokasi pengkajian. (9) Tingkat penerapan teknologi dimonitor, setelah tahun pertama dan ke dua yaitu tahun 2008 dan 2009 untuk setiap komponen dan kombinasi antar komponen teknologi yang dinyatakan dalam bentuk persentase dari jumlah anggota yang menerapkan baik komponen maupun kombinasi antar komponen teknologi paket teknologi Posyandu sapi Bali
dikawinkan 40-60 hari setelah melahirkan diadopsi secara bertahap oleh anggotaanggota kelompok kandang kompleks, sesuai dengan status fisiologis induk yang dikuasainya (2) Setelah satu tahun proses ujicoba metode kontras, 80 % anggota kelompok kandang kompleks Jaya Gembala mengadopsi komponen teknologi tersebut. (3) Setelah dua tahun proses ujicoba metode kontras, 100 % anggota kelompok kandang kompleks Jaya Gembala mengadopsi komponen teknologi tersebut. (4) Setelah satu tahun ujicoba metode kontras Komponen teknologi Pedet disapih umur 56 bulan, 80 % anggota kelompok kandang kompleks Jaya Gembala mengadopsi komponen teknologi tersebut (5) Setelah dua tahun ujicoba metode kontras Komponen teknologi Pedet disapih umur 56 bulan, 95 % anggota kelompok kandang kompleks Jaya Gembala mengadopsi komponen teknologi tersebut (6) Setelah satu tahun ujicoba metode kontras, 70 % anggota kelompok kandang kompleks Jaya Gembala mengadopsi komponen teknologi Pemberian pakan yang bagus bagi induk bunting dan pedet lepas sapih. (7) Setelah dua tahun ujicoba metode kontras, 98 % anggota kelompok kandang kompleks Jaya Gembala mengadopsi komponen teknologi Pemberian pakan yang bagus bagi induk bunting dan pedet lepas sapih. Metode kontras merupakan salah satu alternative metode penyuluhan pertanian yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian.
Hasil Uji Coba Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan ujicoba penyuluhan Komponen teknologi Kawin alam terkontrol dengan pejantan sapi Bali terseleksi, induk dikawinkan 40-60 hari setelah melahirkan; Komponen teknologi Pedet disapih umur 5-6 bulan; Pemberian pakan yang bagus bagi induk bunting dan pedet lepas sapih, dengan menggunakan metode kontras, maka disimpulkan hal-hal sebagai berikut: (1) Komponen teknologi Kawin alam terkontrol dengan pejantan sapi Bali terseleksi, induk
MELINDUNGI NUSA TENGGARA BARAT DARI PENYAKIT NEMATODA SISTA KENTANG (NSK) Baiq Nurul Hidayah, Kunto Kumoro, Sudjudi Latar Belakang
dijadikan salah satu alternatif pengganti beras. Kebutuhan benih kentang nasional hanya 25% bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri, sementara 75% masih impor. Benih kentang impor memiliki faktor resiko besar terhadap serangan hama dan penyakit baru yang belum dikenal di Indonesia. Untuk mengurangi ketergantungan yang besar terhadap benih
K
entang merupakan tanaman hortikultura yang sering dijadikan sebagai bahan pangan karena kandungan karbohidratnya yang cukup tinggi. Dalam rangka mendukung program pemerintah akan diversifikasi pangan, maka kentang dapat
Volume II No. 9 2010
11
impor dan menghindari munculnya serangan hama dan penyakit baru, maka produksi benih dalam negeri harus ditingkatkan untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.
belum. Survei dilakukan dengan cara mengambil sampling tanah dari areal penanaman kentang di wilayah Sembalun. Sampling tanah dilaksanakan pada bulan Juli – November 2008 dengan mengambil sampel tanah pada 454 petak sawah petani yang telah menanam kentang lebih dari tiga kali musim tanam berturut-turut, kemudian diamati keberadaan nematodanya dengan metode Pinwick yaitu dengan mengambil 250 gram tanah dari setiap sampel tanah dan diamati di bawah mikroskop.
Salah satu masalah utama produksi kentang di Indonesia adalah meluasnya serangan Nematoda Sista Kentang (NSK) (Potato Cysts Nematode = PCN) yang sedang mewabah khususnya di Pulau Jawa. Areal penanaman kentang yang masih terbebas dari NSK berpotensi menjadi sentra benih kentang sehat, namun areal yang relatif bebas dari NSK di Indonesia masih sangat terbatas. Gejala serangan NSK belum ditemukan di wilayah Sembalun – Lombok Timur – Nusa Tenggara Barat sehingga diperkirakan daerah ini berpotensi menjadi daerah aman untuk sentra perbenihan kentang sehat untuk mensuplai kebutuhan benih kentang di wilayah Indonesia timur. Dalam rangka pengembangan wilayah Sembalun menjadi Sentra Pembibitan Kentang Sehat di Indonesia, maka melalui proyek ACIAR AGB/2005/167: “Mengoptimalkan Hasil Produksi
Hasil Survei Hasil pengamatan di lapangan dan laboratorium menunjukkan bahwa 454 sampel tanah yang diamati belum ditemukan adanya sista (Cysts) pada tanah-tanah pertanaman kentang di Sembalun. Untuk lebih memastikan bahwa sampel tanah dari Sembalun masih bebas dari sista nematode, maka sebagian dari sampel tanah tersebut dibawa ke Laboratorium Nematologi–Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk dilakukan pengamatan lanjutan. Pada saat pengamatan lanjutan di UGM dengan metode yang sama juga belum ditemukan adanya sista pada sampel tanah Sembalun. Hal ini berbeda sekali dengan pengamatan sampel tanah yang berasal dari daerah lain yang endemik NSK, dengan mudah ditemukan sista pada sampel tanahnya. Berdasarkan hasil survei maka dapat disimpulkan bahwa wilayah Sembalun sampai saat ini masih terbebas dari Nematoda Sista Kentang (NSK). Hal ini berarti bahwa wilayah Sembalun sangat potensial untuk dijadikan sebagai sentra perbenihan kentang sehat untuk memenuhi kebutuhan benih kentang bagi daerah-daerah lain di wilayah Indonesia timur.
pada Sistem Penanaman Kentang / Brassica di Jawa Tengah dan Jawa Barat serta Sistem Kentang / Brassica / Alium di Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat” telah dilakukan survei untuk mengetahui keberadaan NSK yang merupakan salah satu patogen paling berbahaya pada pertanaman kentang. Survei Nematoda Sista Kentang (NSK)
Survei ini bertujuan untuk melakukan observasi keberadaan Nematoda Sista Kentang (NSK) di wilayah pertanaman kentang di Kawasan Sembalun – Kabupaten Lombok Timur untuk memastikan apakah sampai saat ini wilayah Sembalun masih terbebas dari NSK atau
Volume II No. 9 2010
12
Melindungi Sentra Produksi Kentang dari Penyakit NSK
b. Diperlukan adanya regulasi yang berlaku secara ketat, misalnya Peraturan Gubernur, yang akan dijadikan acuan bagi pihak karantina untuk mengawasi masuknya benih kentang ke wilayah Nusa Tenggara Barat. Perlu dilakukan survey reguler (tahunan) untuk memastikan bahwa wilayah Sembalun tetap bebas dari NSK, sehingga jika ditemukan adanya sista maka perlu segera dilakukan tindakan eradikasi untuk mencegah penyebarannya.
Untuk mempertahankan kawasan Sembalun – Lombok Timur sebagai daerah bebas NSK, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Perlu adanya pemahaman bersama dari semua petani kentang di Sembalun untuk secara bersama-sama menjaga daerahnya dari pemasukan benih kentang yang tidak bersertifikat dan tidak menanam benih kentang yang tidak bersertifikat.
RUANG LINGKUP DAN BIAYA PENGUJIAN LABORATORIUM BPTP NTB No Parameter I. ANALISIS TANAH 1 Prosesing dan Kadar Air Contoh 2 pH H2O & pH KCl , Conductivity )* 3 pH - NaF 4 Tekstur 3 Fraksi 5 N-(N-NH4) 6 N- (NO3) 7 N – Total (Kjeldahl) 8 C – Organik 9 P – Tersedia (Olsen dan Bray), P & K Potensial )* 10 P & K Potensial Ekstrak HCL 25 % 11 Kation Exchange (K,Na,Ca,Mg-dd) *) 12 Kapasitas Tukar Kation 13 Unsur Makro Total (K,Na,Ca,Mg)* 14 Unsur Mikro Total (Cu,Mn,Zn,Fe)* 15 Unsur Makro dan Mikro tersedia (P, K, Na, Ca, Mg, SO4 , Cu, Mn, Fe, Zn)* 16 P - Retensi 17 Logam Berat (Pb,Cd)* II. ANALISIS PUPUK 1 Prosesing dan Kadar Air Contoh 2 pH 3 N-Total (Kjeldahl) 4 N-Nitrat (NO3) 5 N-Amonium (NH4) 6 P-Total 7 P-larut air dan Asam Sitrat)* 8 K-Total 9 K-larut dalam air 10 Unsur Makro Total (K,Na,Ca,Mg)* 11 Unsur Mikro Total (Cu,Mn,Zn,Fe)* 12 Logam Berat Total(Pb, Cd)* III. ANALISIS JARINGAN TANAMAN 1 Persiapan Contoh 2 Kadar Air 3 Berat Kering Total 4 N - Total (Kjeldahl) 5 Unsur Makro Total (P,K,Na,Ca,Mg)* 6 Unsur Mikro Total (Cu,Mn,Zn,Fe)* 7 Klorofil
Methode IK 01 Ekstrak air & KCl Ekstrak NaF Hydrometer Kjeldahl Devarda Kjeldahl Kurmish/ Spectro Olsen/Bray/Spectro Spectro/AAS Perkolasi A.Acetat pH 7/AAS Kjeldahl Ekstrak Total/ AAS Ekstrak Total/ AAS Ekstrak Morgan/AAS/ Spectro Spectro Ekstrak Total /AAS IK 01 Ekstrak air Kjeldahl Devarda Kjeldahl SNI 02-2800-1992 SNI 02-2805-1992 IKMP 07/AAS IKMP 07/AAS Ekstrak Total/AAS IK 01 Gravimetri Gravimetri Kjeldahl AAS AAS Spectro
KETERANGAN TAMBAHAN • Biaya analisa bisa berubah setiap saat tanpa pemberitahuan sebelumnya. • )* Adalah biaya per-unsur yang dianalisa • Jumlah contoh minimal 2 (dua), bila kurang dari 2 dikenakan biaya tambahan sebesar 50 % dari total biaya. • Hal-hal yang belum jelas dapat dkonsultasikan dengan Kepala Laboratorium.
Volume II No. 9 2010
13
Harga (Rp) 7.500 6.000 12.500 25.000 20.000 20.000 25.000 20.000 20.000 20.000 12.500 22.500 25.000 25.000 20.000 25.000 35.000 12.500 10.000 35.000 30.000 30.000 32.500 25.000 32.500 25.000 32.500 32.500 37.500 5.000 5.000 5.000 25.000 25.000 25.000 35.000
Diseminasi… GELAR TEKNOLOGI WARNAI HPS XXX Achmad Muzani
N
egara-negara yang tergabung dalam Organisasi Pangan Sedunia (FAO) termasuk di dalamnya Indonesia, pada konperensinya yang ke 20 bulan November 1975 di Roma Italia, telah bersepakat menghasilkan resolusi nomor 1 tahun 1979 yang isinya bahwa sejak tahun 1981 seluruh negara anggota FAO sepakat untuk memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) pada setiap tanggal 16 Oktober. Dengan diperingati secara terus menerus setiap tahunnya diharapkan akan mengingatkan dan menyadarkan pelaku pembangunan pertanian terutama petani terhadap beberapa program nasional maupun daerah sehingga dapat berperan dalam mensukseskannya. Berbagai permasalahan yang dialami pun dapat disampaikan kepada pemerintah pada moment peringatan HPS sebagai umpan balik untuk perbaikan di masa yang akan datang. Tahun 2010 ini merupakan peringatan HPS XXX dimana puncak acaranya dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober dan secara nasional dipusatkan di Kebun Inti Puyung Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Luas lokasi Gelar seluruhnya seluas 10,75 ha, terdiri dari Lokasi Utama (Ring I) seluas 3,25 ha dan lokasi pendukung (Ring II) seluas 7,50 ha. Lokasi Utama berada di sebelah timur panggung utama acara puncak, sedangkan lokasi pendukung berada di sebelah selatan panggung utama. Peringatan HPS XXX kali ini mengambil thema secara international “United Againts Hunger” sedangkan thema nasional adalah “Kemandirian Pangan Untuk Memerangi Kelaparan”. Dari thema yang telah ditetapkan, selanjutnya dijabarkan ke dalam berbagai kegiatan seperti Seminar, Pameran dan Bazaar, Perlombaan, Pengabdian masyarakat, Dokumentasi, Publikasi dan Penyiaran, Tour Diplomatik, dan Gelar Teknologi yang menjadi salah satu obyek kunjungan pada acara puncak. Sebagai koordinator di tingkat provinsi, kegiatan
Volume II No. 9 2010
Gelar Teknologi dipercayakan kepada Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB. Kegiatan di Lokasi Utama (Ring I) Kegiatan Gelar Teknologi di Ring I terdiri atas Gelar Teknologi Tanaman Padi, Jagung, Kacang-kacangan, Hortikultura, Umbi-umbian, Biofarmaka, Perkebunan, Kehutanan, Komoditas Peternakan, Komoditas Perikanan dan Miniatur Pekarangan. Secara singkat kegiatan gelar teknologi dapat digambarkan seperti berikut ini: Pertama, Tanaman Padi: menggelar 20 varietas padi non hibrida (Inpari-1 s.d. Inpari-13, Towuti, Situ Bagendit, Situ Patenggang, Limboto, Batu Tegi, Inpago-4 s.d. Inpago 6). Jenis padi Hibrida yang digelar adalah Sembada B-3, Sembada B-9, Sembada P-101 dan Sembada P-168. Kesemua varietas padi di atas memiliki keunggulannya masing-masing seperti produksi tinggi, rasa pulen, tahan hama/penyakit tertentu, umur genjah, dan lain-lain. Penerapan teknologi menggunakan pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) dengan penekanan pada penggunaan benih unggul bermutu dan bersertifikat, umur semai 15 hari, dua batang tanaman per lubang tanam, penggunaan pupuk organik, dan sistem tanam jajar legowo 2:1. Keseluruhan tanaman padi digelar pada luasan 2,0 ha. Kedua, Tanaman Jagung: menggelar 8 varietas jagung (Bima-2, Bima-4, Bima-5, Bima-9,Bima10, Bima-11, Srikandi Kuning dan Srikandi Puith), 2 Galur jagung (Galur ST-18 dan Galur ST-35). Jagung merupakan salah satu komoditas unggulan daerah NTB yang akan digenjot produksinya melalui Program PIJAR (Sapi, Jagung dan Rumput Laut). Penerapan teknologinya dengan pendekatan PTT. Ketiga, Tanaman Kacang-kacangan: Ada 5 varietas kedelai yang digelar (Anjasmoro, Argomulyo, Burangrang, Sinabung, dan Grobokan) umur antara 85 - 90 hari, Kacang tanah sebanyak 6 varietas (Turangga, Bima, Sima, Domba, Tuban dan Kancil) umur sekitar
14
90 hari, Kacang Hijau 6 varietas (Vima-1, Perkutut, Kutilang, Murai, Seriti, dan Kenari) umur sekitar 60 hari. Keempat, Tanaman Hortikultura: sebagian besar berupa tanaman sayur-sayuran. Ada 14 macam sayuran/buah-buahan yang digelar yaitu Bayam, Caisin, Kangkung, Kubis, Cauli flower, Kailan, Pakchoy, Terung, Cabe, Tomat, Mentimun, Pare, Jagung Manis, dan Melon. Kelima, Tanaman Umbi-umbian: jenis umbi andalan lokal seperti Ubi jalar ungu (Benson), dan Sabrang (kentang hitam). Merupakan salah satu upaya melestarikan umbi lokal yang mendukung diversifikasi pangan. Keenam, Tanaman Biofarmaka: berupa jahe, kunyit dan temu lawak, yang ditumpangsarikan dengan rumput unggul untuk pakan ternak. Ketujuh, Tanaman Perkebunan: jenis tanaman perkebunan yang ditampilkan adalah Wijen, Jarak Kepyar, dan Kapas. Kedelapan, Tanaman Kehutanan: Sektor Kehutanan menampilkan pemanfaatan arang kayu dan cuka kayu sebagai media tanam cabe.
Tanaman penghijauan lainnya ditampilkan Sukun. Selain itu digelar penangkaran Rusa Lokal NTB. Kesembilan, Peternakan: Menampilkan Program Bumi Sejuta Sapi (NTB-BSS) . sekitar 100 ekor sapi dengan kandang Kolektive, Program Inseminasi Buatan. Kesepuluh, Perikanan: berbagai teknologi akan ditampilkan diantaranya teknologi pembenihan Abalon, Aquaphonic, Alat dan produk olahan rumput laut dan lain-lain Kesebelas, Miniatur Pekarangan: pengelolaan pekarangan lahan sempit meliputi tanaman sayuran dengan metode Vertikultur menggunakan Paralon dan lain-lain. Sedangkan kegiatan di lokasi pendukung (Ring II) lebih banyak diikuti oleh fihak swasta yang bergerak di bidang perbenihan, produsen sarana produksi, menampilkan tanaman sayuran, palawija, padi dan hortikultura.
PENDAMPINGAN SMD PERAN SERTA BPTP NTB DALAM MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI Sasongko WR dan Farida Sukmawati M
P
rogram Swasembada Daging Sapi (PSDS) tahun 2014 melalui peningkatan populasi ternak dan produksi daging sapi dalam negeri, dimaksudkan agar impor daging dan bakalan secara bertahap dapat dikurangi. Diharapkan peningkatan produksi daging akan memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dan khususnya peternak. Penyediaan daging untuk memenuhi permintaan dalam negeri selama ini dipenuhi melalui produksi lokal dan impor. Impor daging dan sapi bakalan secara nasional menguras devisa yang tidak kecil, mencapai 5,1 triliun per tahun. Di samping itu dapat mengancam ekonomi rumah tangga (RT) peternak sapi potong yang berjumlah 2,6 juta RT dan pada gilirannya akan melemahkan ketahanan pangan (Dirjennak, 2009).
Volume II No. 9 2010
Dalam upaya meningkatkan populasi ternak sapi di Indonesia, Direktorat Jenderal Peternakan melalui program Sarjana Membangun Desa (SMD) menjadikannya sebagai bagian dari komponen pengembangan usaha peternakan agar dapat lebih maju dari segi ekonomi maupun budidaya. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Barat sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mendukung program strategis Kementerian Pertanian (Kemtan) melalui pendampingan, bimbingan dan latihan untuk meningkatkan kemampuan teknis para pengguna teknologi meliputi penyuluh pendamping, SMD dan kelompok tani ternak untuk meningkatkan kinerjanya yang pada gilirannya meningkatkan populasi dan produksi daging nasional.
15
Teknologi BPTP NTB Untuk mendukung tercapainya target yang telah ditetapkan maka diperlukan teknologi tepat guna. Teknologi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian sudah cukup banyak dan sebagian besar telah dikaji oleh BPTP yang berada di setiap provinsi di Indonesia. Beberapa teknologi yang berpotensi untuk digunakan di NTB : Teknologi Pembibitan meliputi : • Manajemen perkawinan agar diperoleh satu ekor anak dari satu induk setiap tahun (induk dikawinkan kembali 60-60 hari setelah beranak). • Manajemen penyapihan (penyapihan pada umur anak 5 – 6 bulan) • Manajemen pakan dan penyediaan pakan: pakan berimbang (rumput dan legum), pakan flushing (untuk memperbaiki dan mempertahankan kondisi induk), pengawetan pakan (hay, silase, fermentasi), pemanfaatan limbah pertanian (jerami), hijauan makanan ternak unggul dan pakan suplemen. • Manajemen kesehatan hewan
Peran BPTP terhadap PSDS 1. Pendampingan yang meliputi; menyelenggarakan latihan pengawalan SLPASP (Sekolah Lapang Pengembangan Agribisnis Sapi Potong) penyuluh pendamping / mahasiswa / Sarjana Membangun Desa dan kelompok tani. 2. Penyediaan bahan informasi inovasi pertanian berupa : petunjuk praktis dan teknologi rekomendasi 3. Pembuatan demplot inovasi di laboratorium lapangan (LL) 4. Penyelenggaraan gelar teknologi di laboratorium lapang 5. Penyediaan contoh materi teknologi (bibit unggul, formulasi pakan dan obat-obatan) 6. Melakukan monitoring dan evaluasi. Target Hasil Model pendampingan PSDS diharapkan dapat mencapai beberapa targer : 1. Luaran sistem pembibitan : 1) Service per conception (S/C) , 1,55 2) Jarak antar beranak < 14 bulan 3) Angka kelahiran pedet dari populasi induk ≥ 70% 4) Kematian pedet pra sapih < 3% 5) Pertambahan bobot badan harian (PBBH) pedet pra sapih ≥ 0,3 kg. 2. Luaran model penggemukan adalah: 1) Pertambahan bobot badan harian (PBBH) ≥ 0,6 kg /hari 2) Bobot potong ≥ 300 kg. 3) Tingkat kematian nihil
Volume II No. 9 2010
Teknologi Penggemukan: • Teknik memilih bakalan • Manajemen pakan dan penyediaan pakan: pakan berimbang (rumput dan legum), pengawetan pakan (hay, silase), penanaman hijauan (rumput unggul, legum pohon), penanaman hijauan serealia (jagung) dan pemberian suplemen mineral. • Manajemen kesehatan hewan.
16
PROBIOTIK SUSU KERBAU, REGUK SEHAT, TUAI MANFAAT (Salah Satu Upaya Menggairahkan Usaha Peternakan Kerbau di NTB) Mardiana dan Farida Sukmawati M
S
ejumlah penelitian terkini membuktikan bahwa bakteri saluran pencernaan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kesehatan manusia. Keberadaan bakteri tersebut tidak bisa dihindari karena lingkungan tempat hidup manusia yang tidak seratus persen steril. Masalah akan timbul jika bakteri yang merugikan (patogen) berada dalam jumlah yang berlebihan. Apabila bakteri seperti Eschericia coli, Vibrio cholera atau Salmonella typhii berkembang pesat dalam usus, maka hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya diare, terbentuk senyawa-senyawa karsinogenik (penyebab kanker) dan munculnya sejumlah penyakit degeneratif. Hal tersebut dapat dicegah dengan cara mengkonsumsi bakteri yang mempunyai efek probiotik dan makanan yang mempunyai efek prebiotik. Bakteri probiotik adalah bakteri yang dikonsumsi dalam keadaaan hidup dan mampu bertahan hidup dalam saluran pencernaan, serta dapat berfungsi menjaga keharmonisan komposisi bakteri saluran pencernaan dengan cara menekan jumlah bakteri merugikan. Salah satu jenis bakteri yang menguntungkan adalah bakteri asam laktat (lactic acid bacteria). Bakteri probiotik mampu membantu mengatasi intoleransi terhadap laktosa, mencegah diare, sembelit, kanker, hipertensi, menurunkan kadar kolesterol, menormalkan komposisi bakteri pada saluran pencernaan setelah pengobatan dengan antibiotik, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dinding sel bakteri probiotik (peptidoglycan) dapat menyerap senyawa karsinogenik dari makanan yang dikonsumsi. Disamping itu, asam laktat yang dihasilkan dapat juga merangsang penyerapan kalsium sehingga mencegah terjadinya osteoporosis (kerapuhan tulang). Bakteri asam laktat merupakan kontaminan alami pada susu karena dalam susu tersedia substrat utamanya yaitu laktosa. Produk makanan yang banyak mengandung asam laktat antara lain yogurt, yakult, susu asam, calpis, keju dan mentega. Adapun prebiotik adalah
Volume II No. 9 2010
makanan yang dapat mengakibatkan peningkatan populasi bakteri yang menguntungkan disertai dengan penurunan populasi bakteri patogen. Prebiotik ini banyak terdapat pada tumbuhan, terutama biji-bijian dan kacang-kacangan. Prospek Probiotik Tenggara Barat
di
Propinsi
Nusa
Di Propinsi Sumatra Barat terdapat minuman tradisional yang sangat digemari yaitu dadih. Dadih adalah susu fermentasi tradisional yang diperoleh melalui proses fermentasi spontan susu kerbau mentah dalam tabung bambu. Penelitian terkini menunjukkan bahwa dadih mengandung bakteri asam laktat yang sangat berpotensi sebagai probiotik. Hal inilah yang menyebabkan konsumsi dadih tidak pernah menimbulkan diare atau keracunan, meskipun susu kerbau tersebut tidak dipanaskan atau dipasteurisasi sebelum difermentasi. Di Jepang, kini telah dipasarkan yogurt berlabel Yogurt Dadihi (dalam huruf katakana, Jepang) karena inokulum yogurt tersebut adalah bakteri asam laktat yang berasal dari dadih serta terbukti bersifat probiotik. Belajar dari pengalaman negara Jepang yang telah menjual Yogurt Dadihi serta propinsi Sumatera Barat yang telah lama memproduksi dadih dengan bahan baku susu kerbau, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebenarnya memiliki peluang yang sangat terbuka dalam hal produksi susu fermentasi (yogurt) berbahan baku susu kerbau. Provinsi NTB merupakan salah satu daerah dengan populasi ternak kerbau yang cukup tinggi di Indonesia yaitu 161.450 ekor (BPS, 2009). Produksi susu selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan termasuk manajemen pemeliharaannya. Kerbau Sungai spesies Kerbau Murah mempunyai kemampuan produksi susu yang lebih baik dari Kerbau Lumpur, namun lama laktasi kedua jenis kerbau tidak jauh berbeda.
17
Tabel 1. Produksi susu pada Kerbau Lumpur, Kerbau Sungai dan Crossbred (persilangan) Kriteria Laju pertumbuhan pedet (kg per hari) Lama laktasi (hari) Produksi susu per hari (liter)
Kerbau Lumpur 0,4 – 0,8 236 – 277 1,0 – 2,5
Kerbau Sungai 0,4 – 0,7 240 – 300 4 - 15
Crossbred 0,4 – 0,7 236 – 277 3-4
Sumber : Thac dan Vuc (1979); Khajarern dan Khajarern (1990); Thu, Dong, Quaq dan Hon (1993); Sanh, Preston dan Ly (1997); Thu, Pearson dan Preston (1996); Gongzhen (1995) dan Puslitbang Peternakan (2008) dalam Bahri dan Talib (2007).
Tabel 2. Perbandingan kualitas susu kerbau dan sapi Ternak Kerbau Sungai Kerbau Lumpur Sapi Holstein Sapi Zebu
Total Solid 17,96 18,34 12,50 12,45
Sumber : Bahri dan Talib (2007).
Fat 7,45 8,95 3,60 4,97
Laktosa 4,83 4,78 4,60 4,59
sedangkan dengan susu kerbau hanya membutuhkan 10 kg (Hasinah & Handiwirawan, 2007). Di pasaran internasional nilai susu kerbau lebih mahal dari susu sapi. Harga susu kerbau bisa mencapai 1,88 kali lebih mahal dari susu sapi. Dengan kata lain, secara komersial, pemasaran yogurt susu kerbau merupakan potensi yang tidak dapat diabaikan. Mengingat kondisi topografi yang cukup jauh antara daerah satu dengan yang lain, pemasaran susu kerbau dalam bentuk aslinya relatif kurang menguntungkan karena susu tidak dapat bertahan lama. Di samping itu, untuk menjangkau skala industri produksi susu kerbau tersebut masih belum memadai sehingga solusi yang paling efektif adalah dengan mengolah susu kerbau menjadi produk olahan seperti yogurt yang bisa bertahan lebih lama dan dapat diproduksi secara sederhana pada skala rumahtangga. Berikut ini adalah cara pembuatan yogurt.
Jenis kerbau yang banyak terdapat di daerah NTB adalah kerbau lumpur, dengan sebaran terbesar berada di daerah Sumbawa. Jika diasumsikan bahwa dari seluruh populasi kerbau lumpur pada tahun 2009 tersebut 35% adalah betina dewasa dan 30% dari seluruh betina tersebut menghasilkan susu sebanyak 1,5 liter per hari, maka produksi susu kerbau di NTB bisa mencapai lebih dari 25 ribu liter setiap harinya. Dengan demikian potensi susu yang dapat dihasilkan setiap tahun sekitar 9 juta liter. Meskipun produksi susu kerbau tidak sebanyak sapi, namun secara kualitas susu kerbau lebih baik bila dibandingkan susu sapi (Bahri & Talib, 2007). Tekstur krem dalam susu kerbau yang halus sangat ideal untuk berbagai produk hasil susu dan lebih efektif dalam penggunaan biaya dibandingkan susu sapi. Kandungan kolesterol susu kerbau 43% lebih rendah dari susu sapi, sedangkan kadar kalsiumnya 65% lebih tinggi dari susu sapi. Untuk membuat 1 kg keju dibutuhkan 8 kg susu sapi, tetapi dengan susu kerbau cukup 5 kg saja, untuk membuat 1 kg mentega dari susu sapi dibutuhkan 14 kg,
Volume II No. 9 2010
Protein 4,36 4,18 3,25 3,18
ALAT dan BAHAN Alat yang digunakan: 1. Panci penangas 2. Seperangkat alat titrasi 3. Erlenmeyer 500 ml 4. Thermometer 5. Pengaduk kaca 6. Pembakar spiritus 7. Gelas ukur Bahan yang digunakan: 1. Kertas Alumunium foil 2. Susu kerbau 3. Susu skim 4. Starter S. Thermophilus dan L. Bulgaricus 5. NaOH 6. Indikator Phenopthalein
18
Sumber :
PROSEDUR PEMBUATAN
1. National Dairy Council. 2002. Functional Foods : An Overview. Probiotics, Prebiotics, and Synbiotics. 2. Ingrid S. Waspodo. 2001. Efek Probiotik, Prebiotik dan Synbiotik bagi Kesehatan. Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Jakarta 3. Bahri, Sjamsul & C. Talib. 2007. Strategi Pengembangan Pembibitan Ternak Kerbau. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor. 4. Bamualim, A.M & Z. Muhammad. 2007. Situasi dan Keberadaan Ternak Kerbau di Indonesia. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor. 5. Talib, R.A.B & C. Talib. 2007. Ternak Kerbau (Bubalus bubalis), Ternak Potensial Masa Depan Indonesia. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor. 6. Hasinah. H, & E. Haniwirawan. 2007. Pemanfaatan Penciri Gen K-Kasein Untuk Seleksi Pada Sapi dan Kerbau. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor. 7. Triwulanningsih, E. 2008. Inovasi teknologi untuk Mendukung Pengembangan Ternak Kerbau. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.
1. Panaskan 500 ml susu segar dengan cara memasukkan susu kedalam erlenmeyer, kemudian erlenmeyer ini dimasukan kedalam panci besar yang telah berisi air (seperti membuat nasi tim) hingga suhunya kurang lebih 90°C selama 15 menit. 2. Susu didinginkan sampai suhu mencapai 45°C, lalu ditambahkan starter Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus sebanyak 3-5 % sedikit demi sedikit sambil diaduk supaya larut. 3. Campuran diletakkan kedalam wadah-wadah steril yang sudah disiapkan, kemudian tutup dengan aluminium foil dan diinkubasikan pada suhu 43°C selama 4 jam atau pada suhu kamar selama 18 jam. 4. Setelah inkubasi selesai, yogurt yang dihasilkan segera didinginkan dalam lemari es atau dipasteurisasikan pada suhu 65°C selama 30 menit untuk menghentikan proses fermentasi. 5. Pengamatan dilakukan dengan melihat pH, kandungan asam laktat, rasa, jumlah mikroba, protein dan kandungan laktosanya. 6. Bila akan dikonsumsi bisa dicampur dengan sirup atau dengan gula secukupnya. Yogurt memiliki nilai tambah yang jauh lebih tinggi dari aspek kesehatan maupun aspek ekonomis jika dibandingkan dengan susu segar. Pemasyarakatan produksi dan konsumsi yogurt perlu digalakkan guna meningkatkan derajat kesehatan penduduk dan meningkatkan pendapatan peternak kerbau di NTB. Usaha peternakan kerbaupun diharapkan akan semakin bergairah dan semakin maju. Semoga.
PENYAKIT CACINGAN PADA KAMBING Luh Gde Sri Astiti
N
usa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu Propinsi sentra produksi ternak di Indonesia. Pemeliharaan ternak di Propinsi ini ditujukan untuk peningkatan produksi ternak dan meningkatkan taraf hidup petani ternak guna mendukung program swasembada daging. Selain ternak sapi dan kerbau, kambing merupakan ternak yang terintegrasi dengan
Volume II No. 9 2010
sistem usahatani terutama pada petani dengan pemilikan lahan terbatas. Populasi ternak kambing di NTB pada tahun 2008 tercatat sebanyak 389.043 ekor (BPS NTB, 2008). Pada umumnya di NTB kambing masih dipelihara dengan cara dilepas dan dikandangkan pada malam hari dan sebagian dikandangkan penuh dengan pakan sepenuhnya disediakan oleh petani. Bagi masyarakat pedesaan, memelihara
19
5. Daerah rahang terlihat membengkak (Bottle
kambing merupakan pekerjaan sampingan, dipelihara sebagai investasi, jaminan bila terjadi kegagalan panen, sebagai hewan potong dalam upacara keagamaan dan adat serta sebagai penyedia pupuk kandang untuk keperluan pertanian. Manajemen pemeliharaan umumnya masih sangat sederhana dengan sistem pemeliharaan tradisional sehingga kambing sangat rentan terhadap serangan berbagai macam penyakit. Salah satu masalah yang sering dijumpai peternak kambing di NTB adalah terhambatnya pertumbuhan ternak yang disebabkan oleh infestasi cacing pada saluran pencernaan (Helminthiasis).
jaw)
6. Mati mendadak
Penyebab Penyakit cacing pada saluran pencernaan (Helminthiasis) pada umumnya disebabkan oleh cacing dari golongan Nematoda, Trematoda dan Cestoda. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian seperti terjadinya penurunan berat badan, mudah terserang penyakit lain dan pada infestasi berat dapat menyebabkan kematian. Ternak kambing sering terserang penyakit cacing dari spesies Haemonchus contortus yang merupakan jenis cacing dari golongan Nematoda dengan angka infestasi dapat mencapai 80%.
Pengobatan dan Penanganan Kambing yang menunjukkan gejala cacingan dapat diobati dengan obat tradisional atau dengan obat pabrikan. Obat tradisional lebih murah, bahan-bahannya mudah didapat, dapat dikerjakan oleh peternak dan tidak memiliki efek samping yang membahayakan tetapi sedikit merepotkan karena pemberiannya harus diulang minimal 1 minggu sekali sedangkan obat pabrikan sebaliknya. Dewasa ini penggunaan obat tradisional sangat dianjurkan karena disamping secara ekonomis lebih menguntungkan peternak, obat-obatan tradisional tidak menyebabkan resistensi. Contoh racikan obat cacing tradisional pada kambing yang telah terbukti efektif adalah sebagai berikut : 1. Getah pepaya sebanyak 1,5 gram untuk 1 kg bobot badan kambing dicampur air kemudian diminumkan. 2. Daun nanas yang dikeringkan, 300 mg untuk 1 kg bobot badan kambing, dihaluskan kemudian dicampur air kemudian diminumkan, atau dapat menggunakan daun nanas/kulit buah nanas segar dihilangkan durinya, 600 mg untuk 1 kg bobot badan kambing, diberikan langsung kepada kambing. Pengobatan diulang 10 hari berikutnya. Hindari pemberian obat ini pada kambing bunting.
Penularan Penularan penyakit cacingan saluran pencernaan pada kambing dari golongan nematoda umumnya terjadi seperti terlihat pada gambar. Kambing sehat akan terinfestasi cacing apabila kambing tersebut memakan rumput atau pakan lain yang telah tercemar oleh tinja mengandung larva cacing stadium 3. Larva cacing kemudian menjadi dewasa di dalam usus dan selanjutnya menghasilkan telur yang dikeluarkan bersama tinja menempel pada pakan atau rumput dan siap menginfestasi kambing lain bila termakan. Tanda-tanda cacingan pada kambing 1. Kambing semakin kurus (berat badan tidak sesuai umur) 2. Bulu agak berdiri dan tidak mengkilap (kusam) 3. Sembelit atau kotoran lembek sampai mencret sehingga kandang cepat kotor 4. Lesu dan pucat serta nafsu makan berkurang
Volume II No. 9 2010
20
3. Tepung buah pinang digongseng (goreng tanpa minyak) dihaluskan dicampur sedikit air kemudian diberikan pada ternak dianjurkan untuk dipuasakan terlebih dahulu. Obat pabrikan biasanya digunakan albendazole, mebendazole, pyrantel, valbanzen atau ivermectin yang diulang setiap 3 bulan sekali.
kandang tetap bersih dan kering
2. Buanglah kotoran, sampah dan sisa pakan jauh dari lokasi kandang atau dibuat kompos 3. Jangan menggembalakan kambing pada pagi hari dan pada satu area (usahakan berpindah-pindah) 4. Jangan berikan rumput yang masih berembun 5. Aritlah rumput 2-3 cm diatas permukaan tanah
Pencegahan
1. Jagalah kandang dan lingkungan sekitar
HASIL PANEN KENTANG SABRANG (Visitor Plot Di Kebun Percobaan BPTP-NTB) H. Noor Inggah Pendahuluan
Teknologi yang di terapkan.
K tuberosus
sabrang (Coleus ) sengaja penulis berikan nama kentang sabrang, karena kentang ini memiliki nama setiap daerah yang berbedabeda. Di Pulau Lombok NTB kentang ini diberi nama Sabrang, di Jawa disebut kentang ireng klici, kumbili dan gembili dan di Jawa barat disebut huwi dan masih banyak lagi nama kentang ini di masing-masing daerah. Kentang ini hampir sudah tidak lagi dibudidayakan oleh para petani, kalaupun ada hanya sebagai tanaman tambahan dari tanaman pokok yang ada di lahan petani. Kentang Sabrang ini pada umumnya umbinya digunakan sebagai sayuran atau digunakan seperti halnya kentang biasa, misalnya umbi yang masih muda digunakan untuk campuran sayur lodeh, sayur asam, sayur sop dan umbi yang sudah tua direbus untuk kemudian dimakan seperti kentang biasa. Kentang sabrang ini dapat dipanen setelah berumur 4 – 5 bulan dan memerlukan tanah yang gembur (banyak mengandung humus). Mengingat tanaman ini sudah hampir punah, maka untuk melestarikannya BPTP NTB merasa perlu untuk membuat visitor plot guna melestarikan sekaligus sebagai percontohan dalam open house BPTP NTB yang dilaksanakan paga tanggal 21 – 22 Juli 2010 di BPTP NTB. entang
Volume II No. 9 2010
1. Persiapan Lahan • Lahan dibersihkan dari semua rumput dan sisa-sisa tanaman yang lain. • Tanah diolah sempurna (dibajak 2 kali dan digaru 2 kali) • Guludan dibuat memanjang (sesuai kebutuhan) dengan lebar 40 cm dan tinggi 40 cm. • Sehari sebelum tanam guludan diairi terlebih dahulu agar sewaktu tanam lahannya cukup lembab. 2. Penanaman • Stek bibit ditanam tegak atau miring dengan 2-3 ruas terbenam ke dalam (ini bila menggunakan bibit dari stek). • Kentang sabrang bisa juga menggunakan bibit dari umbinya dengan cara dibenamkan 2 - 3 cm, kedalam tanah, dengan jarak tanam dalam barisan : 20 – 30 cm. 3. Pemupukan • Pupuk kompos 10 ton/ha yang diberikan bersamaan dengan pembuatan guludan/ bedengan. • Pupuk an organik dengan dosis urea 100 kg + SP-36 = 100 kg + 100 kg KCl/ha. • Cara pemberian 1/3 dosis Urea dan KCl serta seluruh SP-36 diberikan pada dua minggu setelah tanam.
21
Hasil dan analisa usaha tani.
Pupuk yang diberikan ditutup dengan tanah. 4. Perawatan • Penyiangan sekaligus penggemburan guludan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada umur 4 minggu, 8 minggu dan umur 12 minggu setelah tanam. • Pembalikan batang perlu dilakukan untuk mencegah munculnya akar dari ruas batang. • Pengairan perlu dilakukan minimal 3 kali selama masa pertumbuhan. 5. Panen • Kentang sabrang umumnya sudah dapat dipanen setelah berumur 4 – 5 bulan setelah ditanam. • Dengan teknologi yang tepat , hasil dapat mencapai 10-15 t/ha umbi basah. •
Visitor Plot Kentang Sabrang Dalam Rangka Open House BPTP-NTB Tahun 2010 dengan luas 100 m² (0,01 ha), yang ditanam tanggal 25 Mei 2010 dan dipanen tanggal 24 September 2010, dengan hasil panen mencapai 135 kg umbi basah, atau sama dengan 13.500 kg/ ha. jika hasil panen produksi mencapi 13.500 kg/ ha (13,5 t/ha) dengan harga rata-rata Rp.2.250,-/kg, sementara biaya yang dikeluarkan Rp.16.550.000,-/ha, maka keuntungan diperoleh sebesar Rp.13.825.000,-/ musim/ha. Dengan demikian usaha tani kentang sabrang ini dapat dikatakan cukup menguntungkan bila diusahakan secara benar dan sesuai dengan anjuran teknologi.Analisa usaha taninya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel : Analisa usaha tani kentang sabrang No I II
III
IV V VI
Uraian kegiatan Biaya sewa tanah/ musim/ha Biaya Saprodi : 1. Bibit stek kentang sabrang 2. Pupuk kandang 3. Pupuk anorganik: Urea SP-36 KCl Biaya tenaga kerja : 1. Pembersihan lahan 2. Pengolahan tanah 3. Pembuatan bedengan 4. Penanaman 5. Penyiangan ( 2 kali) 6. Panen Total pengeluaran( I+II+III ) Pendapatan 13.500 kg(13,5 t/ha) Keuntungan (V-IV)/musim(4-5 bln)/ha B/C
Volume II No. 9 2010
Volume 1.musim/ha 200.000 btg 10.000 kg
Harga satuan(Rp) 3.000.000 25 400
100 kg 100 kg 100 kg
1.500 2.000 2.000
10.OH Tractor 30.OH 20.OH 40.OH 30.OH
25.000 750.000 25.000 25.000 25.000 25.000
13.500 kg -
22
2.250 -
Jumlah (Rp) 3.000.000 9.550.000 5.000.000 4.000.000 150.000 200.000 200.000 4.000.000 250.000 750.000 750.000 500.000 1.000.000 750.000 16.550.000 30.375.000 13.825.000 0,84
Opini… DEKONSTRUKSI PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN Ketut Puspadi
K
edudukan penyuluh pertanian dalam pembangunan pertanian sangat strategis. Penyuluh pertanian merupakan salah satu petugas pemerintah kabupaten/kota yang setiap hari berinteraksi dengan petani dan keluarganya. Mereka memahami seluk beluk kehidupan keluarga tani, kondisi wilayah kerjanya. Kapasitas yang dimiliki penyuluh pertanian tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dalam membangun pertanian pedesaan yang lebih efektif. Lingkungan kerja penyuluh pertanian telah berubah. Budaya petani di perdesaan telah berubah, paling tidak perilaku petani saat ini berbeda dengan perilaku petani pada tahun 80an. Pola tanam antar wilayah sering tidak mengikuti musim, system usaha tani antar rumah tangga sangat bervariasi. Fenomena ini mengindikasikan bahwa jenis kebutuhan petani, telah bergeser. Pola pekerjaan petani telah bergeser, sehingga tumbuh petani-petani paroh waktu. Pola iklim telah bergeser menjadi spesifik lokasi. Perubahan dalam segala aspek kehidupan terus berubah baik di perdesaan maupun di perkotaan. Perubahan tersebut, memunculkan pertanyaan, apakah peran penyuluh pertanian tetap secara normatif?
upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan pengembangan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha pertanian. Penyuluh pertanian hanya sebagai fasilitator proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha pertanian. Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan oleh seorang penyuluh pertanian antara lain menyiapkan dan menyediakan informasi teknologi, demonstrasi teknologi dan inovasi pertanian, belajar antar petani, memberikan informasi melalui kegiatan kunjungan ke petani dan atau kelompok tani. Optimalisasi pelaksanaan tugas penyuluh pertanian tersebut menuntut kompetensi yang memadai atau penyuluh pertanian yang professional. Penyuluh Pertanian Menjadi Manusia Yang Otonom Perubahan menuntut manusia yang otonom. Secara umum penyuluh pertanian memerankan dirinya hanya sebagai aparat pemerintah, sesuai dengan perundangan yang berlaku. Penyuluh pertanian menyusun programa penyuluhan pertanian sebagai perwujudan peran penyuluh pertanian untuk mensukseskan program-program pembangunan pertanian di wilayahnya. Perilaku kerja ini mengindikasikan bahwa penyuluh pertanian masih sebagai manusia yang heteronom. Artinya perilaku manusia yang ditentukan oleh orang lain. Apakah perilaku tersebut salah?. Tidak, masalahnya adalah apakah perubahan semua aspek kehidupan, sumber daya alam, iklim spesifik lokasi yang terus bergerak, sudah memadai, kalau penyuluh pertanian sebagai manusia yang heteronom. Manusia heteronom responnya selalu terlambat.
Peran Normatif Penyuluh Pertanian Berdasarkan surat keputusan Menteri Negara Penggunaan Aparatur Negara No: PER/02/MENPAN/2/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kredit dinyatakan bahwa tugas pokok Penyuluh Pertanian adalah melakukan kegitatan persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan, serta pengembangan penyuluhan pertanian. Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai
Volume II No. 9 2010
23
Perubahan (change) terus berjalan yang arah, dan skalanya sulit diduga. Perubahan yang spesifik lokasi memerlukan penyuluh pertanian yang otonom. Manusia otonom dicirikan oleh kompetensinya untuk mengambil keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, dan menyadari, memahami konsekuensi keputusan yang telah diambil.
Penyuluh Pertanian Perubahan (AP)
Agen
Perubahan lingkungan kerja, perubahan kebutuhan, budaya petani menuntut peran tambahan penyuluh pertanian sebagai agen perubahan (AP) di perdesaan yang berjiwa intrapreneur. AP berperan untuk menangkap peluang dengan memperbaiki system, menerapkan pendekatan baru (inovatif), menciptakan solusi yang berkelanjutan untuk perubahan masyarakat tani yang lebih baik. AP juga berperan merubah kemampuan seseorang atau organisasi untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Karakteristik Perubahan (Change) Rhenald Kasali seorang pakar perubahan menyatakan beberapa karakteristik perubahan antara lain: Pertama, perubahan begitu misterius karena tidak mudah dipegang. Bahkan yang sudah digenggampun tak bisa pergi ke tempat lain tanpa berpamitan. Perubahan bahkan dapat memukul balik seakan tak kenal budi. Kedua, perubahan memerlukan change maker (s). Seorang pembuat perubahan (change makers) harus punya keberanian yang luar biasa. Penyuluh pertanian harus punya keberanian untuk merubah diri sendiri. Ketiga, tidak semua orang bisa diajak melihat perubahan. Sebagian besar orang hanya mampu melihat realitas, tanpa kemampuan melihat masa depan. Fakta yang telah terjadi di perdesaan adalah petani telah berubah. Keempat, perubahan terjadi setiap saat, karena itu perubahan harus diciptakan setiap saat pula, bukan sekali-sekali. Setiap satu perubahan kecil yang dilakukan seseorang maka akan terjadi perubahan-perubahan lainnya. Kelima, perubahan selalu menimbulkan harapan, dan karenanya harapan dapat menimbulkan getaran-getaran emosi dan harapan-harapan yang dapat menimbulkan kekecewaan. Berubah atau ketinggalan. Perubahan terus berjalan seiring dengan waktu. Penyuluh pertanian, kalau tidak mau berubah, maka akan ditinggal oleh kliennya dalam hal ini pelaku utama dan pelaku usaha pertanian. Syarat untuk berubah sendiri adalah adanya proses belajar, dan semua orang yang ada dalam organisasi adalah manusia pembelajar. Penyuluh pertanian dalam organisasinya bukan hanya memposisikan dirinya sebagai karyawan, tetapi sebagai intrapreneur yaitu orang-orang kreatif yang selalu mencipta, mencari cara baru. Perubahan hanya bisa terjadi kalau penyuluh pertanian punya kemampuan belajar (learning ability).
Volume II No. 9 2010
sebagai
Ciri-Ciri Agen Perubahan (AP) Penyuluh pertanian yang berperan sebagai AP mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: Pertama, penyuluh pertanian hidup di masa depan, artinya penyuluh pertanian mempunyai visi, bukan hanya hidup saat ini. Seorang penyuluh pertanian harus punya pandangan jauh ke depan. Kedua, penyuluh pertanian bersemangat sebagai penggerak, kerja keras. Penyuluh pertanian punya kemampuan sebagai penggerak pelaku utama, usaha pertanian. Ketiga, penyuluh pertanian mempunyai kemampuan untuk memotivasi diri. Kemampuan memotivasi diri (inner driven) akan menentukan kemampuan menggerakan orang lain. Kemampuan memotivasi diri sangat erat kaitannya dengan motivasi berprestasi. Keempat, penyuluh pertanian harus mengerti orang lain. Penyuluh Pertanian sebagai Intrapreneur
Social
Penyuluh
pertanian sebagai seorang sadar akan problem social dan menggunakan prinsip-prinsip Intrapreneur , mengenali, menciptakan dan mengelola sumber daya untuk perubahan social yang lebih baik. Beberapa pakar menyatakan prinsipprinsip Intrapreneur sebagai berikut: Pertama, kreatif. Pendorong perubahan, inovatif, terus belajar, bertanya dan berfikir di luar yang rutin. Kedua, dedikasi artinya punya motivasi yang kuat untuk bekerja keras, berdisiplin. Ketiga, Determinasi artinya dorongan yang kuat untuk sukses. Materi bukan sebagai pendorong tetapi kesuksesan sebagai pendorong.
Intrapreneur Social
24
Keempat, Fleksibel, artinya kemampuan untuk
Perubahan telah dan terus berlangsung. Perubahan menuntut peran tambahan penyuluh pertanian. Perubahan mengharuskan penyuluh pertanian berubah atau penyuluh pertanian diubah oleh perubahan itu sendiri.
merespon secara cepat perubahan-perubahan yang sedang terjadi, antisipatif. Kelima, kepemimpinan, artinya kemampuan untuk menciptakan peran dan menetapkan tujuan. Kemampuan kepemimpinan bukan berarti kemampuan setelah menjadi pemimpin.
MENYONGSONG PENAS XIII KALIMANTAN TIMUR Achmad Muzani Pekan Nasional (PENAS) merupakan ajang bertemunya para petani–nelayan dari seluruh pelosok Nusantara dengan penuh keakraban sebagai mitra sejajar pemerintah. Kegiatan yang dilakukan setiap empat tahun sekali ini dimulai sejak tahun 1971, dan pada PENAS IX tahun 1996, Nusa Tenggara Barat dipercaya sebagai tuan rumah dan berjalan dengan sukses. Kesan setiap kontingen yang hadir dan turut serta dalam berbagai even yang dilaksanakan pada saat itu memberikan apresiasi atas penyelenggaraannya. Hal ini berkat kerjasama yang baik antara Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional, KTNA Provinsi NTB, KTNA Kabupaten Lombok Barat dengan pemerintah pusat, pemerintah Provinsi NTB, pemerintah daerah Kabupaten Lombok Barat dan fihak lainnya yang terkait seperti pengusaha dan masyarakat pada umumnya. Alhamdulillah, ini berarti bahwa sebagai penyelenggara kita dinilai cukup sukses. Sebagai peserta PENAS kitapun ingin selalu mencapai predikat sukses, dan ini perlu dipersiapkan dengan baik oleh masing-masing petani dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya melalui bimbingan intensif dari penyuluh setempat. Secara berjenjang akan dinilai, baik secara langsung atau tidak langsung oleh tim kabupaten dan ditetapkan dalam Musyawarah KTNA kabupaten apakah layak untuk turut serta dalam ajang persiapan dan pemantapan di tingkat provinsi yang kita kenal dengan Pekan Daerah (PEDA) Kontak Tani Nelayan Andalan tingkat Provinsi NTB. Kegiatan yang perlu dilakukan pada PEDA seharusnya mengikuti atau disesuaikan dengan agenda yang dilakukan pada PENAS. Kurang setahun lagi PENAS XIII akan dilaksanakan, tepatnya direncanakan pada Volume II No. 9 2010
tanggal 18 s.d. 24 Juni 2011 di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Artinya ada waktu sekitar 8 – 9 bulan untuk persiapannya, mulai dari persiapan di tingkat petani (kelompok tani), tingkat wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian, tingkat kabupaten dan persiapan tingkat provinsi. Persiapan akhir secara formal sekaligus seleksi peserta dilakukan melalui kegiatan PEDA tingkat Provinsi NTB. Beberapa kegiatan yang semestinya dilakukan pada PEDA adalah: 1. Musyawarah Kelompok KTNA untuk menetapkan: (a) Peserta Utama (petani), peserta pendamping (aparat yang ditugaskan mendampingi petani) dan peserta peninjau (masyarakat pertanian atau pelaku agribisnis yang berminat) yang akan ikut dalam PENAS XIII, dalam hal ini diutamakan porsi peserta utama diperbesar, karena memang PENAS merupakan “gawe” petani dan ajang bertemunya para petani se Indonesia. Adapun porsi atau perbandingannya sangat tergantung dari komitmen masing-masing daerah kabupaten/kota. Disarankan agar lebih dari 75% berasal dari petani dan selebihnya berasal dari unsur pendamping dan peninjau. Sebagai referensi bahwa pada PENAS XI tahun 2004 di Tondano Minahasa Sulawesi Utara, panitia pusat menetapkan porsi peserta utama 90%, peserta pendamping 5% dan peserta peninjau 5%, namun dalam kenyataannya tidak demikian, (b) menetapkan kegiatan yang akan diikuti, mengorganisir peserta dan membagi ke dalam kelompok-kelompok kecil sesuai dengan kegiatan yang akan diikuti, (c) merumuskan masalah dan aspirasi yang akan disampaikan pada acara Temu Wicara (biasanya dengan Presiden atau wakil
25
presiden) atau diskusi kelompok dengan para menteri, (d) mengusulkan calon penerima penghargaan pembangunan pertanian terdiri dari unsur pelaku utama (petani), petugas pertanian, pelaku usaha pertanian. 2. Menyiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan untuk mengikuti semua jenis kegiatan yang sudah ditetapkan. 3. Melakukan Rembug Provinsi untuk mendapatkan bahan masukan dalam rembug Nasional pada PENAS XIII. Berdasarkan pengalaman pada beberapa PENAS terdahulu, kegiatan - kegiatan pokok yang dilakukan meliputi (a) Kepemimpinan kontaktani – Nelayan, (b) Kemitraan usaha dan Jaringan Agribisnis, (c) Pengembangan Teknologi, (d) Pengembangan Wirausaha dan (e) Upacara, Apresiasi dan Kesekretariatan. Kepemimpinan KTNA: beberapa kegiatannya adalah: 1) Rembug Paripurna, pesertanya perwakilan pengurus KTNA provinsi (Ketua, sekretaris dan bendahara), pengurus KTNA kabupaten/kota (ketua, sekretaris dan bendahara), materinya menyangkut pertanggung jawaban pengurus dan penyusunan program 5 tahunan, 2) Temu Wicara dengan Presiden, masingmasing provinsi diwakili oleh satu orang KTNA, materinya menyangkut perkembangan dan permasalahan pembangunan pertanian di daerah. Pada kesempatan ini NTB perlu menyampaikan terima kasih kepada Presiden atas beroperasinya BIL sekaligus promosi daerah, meskipun dalam proses pembangunannya mengalami beberapa kendala sehingga mengalami beberapa kali reschedulling, menyampaikan Program monumental kedua setelah Program Bumi GORA, yaitu dikembangkan Program NTB - Bumi Sejuta Sapi (NTB-BSS) dan Program PIJAR yang intinya meningkatkan kesejahteraan petani di NTB dan kontribusinya secara nasional. 3) Temu Wicara dengan pejabat tinggi/pejabat negara setingkat Menteri, biasanya diikuti oleh 2-3 orang dari setiap kabupaten/kota, membicarakan segala persoalan pembangunan secara lebih teknis. Disini peserta NTB perlu menyampaikan perkembangan program yang ada dan perlunya dukungan pemerintah pusat untuk keberlanjutannya (NTB-BSS, PIJAR, dll) ,
Volume II No. 9 2010
4) Temu Profesi (Perhiptani, Koptan, HNSI, HKTI, Asosiasi P4S dll), 5) Dialog antar generasi, diikuti oleh pemuda/Taruna Tani sebanyak 1 – 2 orang per kabupaten/kota, tujuannya untuk kesinambungan pembangunan dan mewariskan nilai-nilai moral, etos kerja dan disiplin kepada generasi penerus. Kemitraan Usaha: Kegiatannya adalah Pameran dan Promosi (fokus kepada program unggulan daerah beserta produknya, produk olahan, indigeneus technology,dll), Gelar agribisnis (info potensi produksi produk unggulan, jumlah,mutu produk dll yang dapat dijadikan bahan dalam transaksi dengan calon pembeli/pengusaha), Temu Agribisnis (pertemuan antara petani dengan pengusaha), dan lain-lain kegiatan Pengembangan Teknologi : Kegiatannya meliputi Temu Teknologi, Temu Karya, Peragaan dan Unjuk Tangkas. Disini pengetahuan dan keterampilan petani peserta perlu dipersiapkan secara matang karena biasanya dilombakan. Pengembangan Wirausaha dan Kesadaran Lingkungan: Petani memperagakan usaha kecil di bidang industri kecil dan rumah tangga, Karya Agroforestry, Karya seni, serta Olah raga dan keakraban. Upacara Kontingen dari masing-masing provinsi tampil dengan seragam masing-masing daerah. Ada yang seragam secara penuh (topi, baju, bawahan) di bawah bendera provinsi, ada yang topinya seragam provinsi, tetapi baju dan bawahannya membawa kekhasan masingmasing daerah kabupaten. Untuk kontingen NTB pada PENAS XIII yang akan datang akan sangat menarik kalau menggunakan seragam tenunan atau batik “Sasambo” (Sasak-Samawa-Mbojo). Dari beberapa kegiatan di atas yang selama ini dilakukan pada beberapa PENAS terakhir, dapat menjadi referensi bagi kita untuk melakukan persiapan-persiapan, setidaknya sudah ada gambaran kegiatan menonjol apa yang bisa ditampilkan , petani mana yang layak mewakili NTB dan sebagainya sehingga akan dapat membawa harum nama daerah NTB. Semoga................................
26
UPAYA MENUJU PERCEPATAN PERTUMBUHAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) DI PERDESAAN Mardiana Waktu demi waktu berlalu, tidak terasa Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) telah menginjak tahun ketiga. Program yang berada di bawah payung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M) ini dilaksanakan oleh Kementrian Pertanian dengan tujuan mengurangi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan. Tujuan dicapai melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis perdesaan sesuai dengan potensi wilayah, serta meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus gabungan kelompok tani (gapoktan), Penyuluh, dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Selain itu, program PUAP bertujuan untuk memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis, dan meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan. Gapoktan sebagai sasaran program ini diharapkan mampu menjadi embrio bagi terciptanya Lembaga Keuangan
Mikro Agribisnis (LKM-A) di tingkat perdesaan untuk menjawab permasalahan petani yang kurang akses terhadap sumber permodalan. Sejak diluncurkan tahun 2008, di daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sendiri tidak kurang dari 455 desa melalui gapoktan telah menerima dana stimulan BLM PUAP masingmasing seratus juta rupiah, 192 gapoktan tahun 2008 dan 263 gapoktan tahun 2009. Pada periode tahun 2008, secara umum gapoktan menerima dana stimulan tersebut sekitar bulan Oktober. Berdasarkan Evaluasi Pengawalan Teknologi dan Supervisi PUAP Provinsi NTB tahun 2010, dari dana Rp. 19.200.000.000,yang telah dikucurkan untuk gapoktan PUAP tahun 2008, sampai dengan bulan Juni 2010 terdapat perkembangan jasa pinjaman sebesar Rp. 1.173.743.119,-. Perkembangan dana Gapoktan PUAP tahun anggaran 2008 di Provinsi NTB sampai dengan bulan Juni 2010 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Dana Gapoktan PUAP TA. 2008 Provinsi NTB sampai dengan Juni 2010 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gapoktan
Terima BLM PUAP 100.000.000 3.600.000.000 1.300.000.000 700.000.000 700.00.0000 1.200.000.000
Pengembalian Pokok Bunga 50.737.000 10.028.000 2.034.170.398 93.213.700 1.125.153.187 26.844.250 496.014.000 34.001.500 700.000.000 107.092.035 940.782.000 52.214.285
Swadaya
Saldo Kas
Saldo Kekayaan Bersih Rekning 347.000 66.735.000 57.454.900 2.186.322.998 36.580.600 1.207.938.037 206.500.000 740.095.500 1.404.000 899.893.085 2.710.260 1.031.594.545
Dompu 5.970.000 Kab. Bima 1.484.000 Lombok Utara 19.360.000 Kota Bima - 3.580.000 Kota Mataram 90.059.350 1.337.700 Sumbawa 35.888.000 Barat Lombok Barat 2.100.000.000 1.915.772.000 141.192.900 67.000.000 - 62.372.000 Lombok 3.400.000.000 2.765.974.000 236.294.640 76.420.696 56.980.202 43.474.950 Tengah Sumbawa 2.600.000.000 2.208.484.000 159.523.600 161.276.000 4.519.000 Lombok Timur 3.500.000.000 3.500.000.000 313.338.209 143.125.000 5.021.500 Jumlah 19.200.000.000 15.737.096.585 1.173.743.119 600.583.046 61.897.902 420.384.210
Dengan demikian sampai dengan bulan Juni 2010 atau 21 bulan sejak dana BLM PUAP diterima telah terjadi perkembangan sebesar 6,11%. Bila dihitung, jasa atau bunga pengembalian adalah sebesar 0,29% setiap bulan atau sebesar 3,49% per tahun. Jumlah yang relative sangat kecil, terutama bila dibandingkan dengan pertumbuhan lembagalembaga keuangan di luar gapoktan seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR) atau Baitul Maal wa Tamwil (BMT).
Volume II No. 9 2010
2.186.336.900 3.179.144.488 2.529.283.600 3.961.484.709 17.988.828.862
Sebagai contoh, BMT Baiturrahman, Bontang Kalimantan Timur dengan modal awal sebesar Rp. 28.900.000,- pada bulan April 1998, berhasil mengembangkan asetnya menjadi sekitar 2 milyar rupiah pada akhir tahun 2001 atau empat tahun setelahnya. Begitu juga dengan BMT Marhamah, Wonosobo dan BMT Tumang, Desa Cepogo, Boyolali Jawa Tengah, yang rata-rata membutuhkan waktu lima sampai enam tahun untuk mengembangkan modal awal yang hanya puluhan juta menjadi miliaran rupiah
27
(Aziz, 2008 dalam Tata Cara Pendirian BMT edisi e-book, pkesinteraktif.com). Bila disimak lebih lanjut, selain unsur kedisiplinan anggota, rendahnya tingkat pertumbuhan dana gapoktan PUAP dapat disebabkan oleh dua hal utama yaitu, pertama komoditi yang diusahakan anggota gapoktan lebih banyak pada usaha pangan/ padi, dan yang kedua adalah konsep return petani kepada gapoktan yang mengandalkan jasa atau bunga tetap. Dana gapoktan yang disalurkan untuk membiayai usaha anggota gapoktan sebagian besar (73,65%) terserap di sektor tanaman pangan khususnya padi dan palawija sementara sektor-sektor lain hanya mendapat porsi yang sangat sedikit, seperti hortikultura hanya sebesar 3,68%, perkebunan 6,53%, peternakan sebesar 8,98%, home industry 1,815% dan bakulan sebesar 5,35%. Seperti yang diketahui, tanaman padi rata-rata akan dipanen setelah empat bulan, dengan demikian anggota juga akan mengembalikan dana yang dipinjamnya dari gapoktan setelah empat bulan atau setelah panen usai. Ini tentu akan sangat menghambat bagi anggota lain untuk meminjam dana gapoktan. Usaha gapoktan akan jauh lebih cepat berkembang bila diarahkan pada usaha-usaha dengan perputaran waktu yang lebih singkat seperti industri rumah tangga atau pemasaran hasil yang pengembaliannya bisa dilakukan secara harian atau mingguan. Selain itu, jumlah penerima manfaat akan jauh lebih banyak di sektor-sektor tersebut mengingat kebutuhan dananya tidak sebesar kebutuhan untuk membiayai usaha tanaman pangan. Rencana usaha anggota (RUA) komoditi tanaman pangan dapat mencapai Rp. 2 – 3 juta per orang, sedangkan pada usaha pengolahan hasil atau bakulan rata-rata hanya membutuhkan dana Rp. 300.000,- hingga satu juta rupiah. Dengan semakin banyaknya penerima dan perputaran waktu usaha yang lebih singkat, hampir dapat dipastikan pemupukan modal gapoktan dari jasa pinjaman anggota akan bertambah besar. Pada sisi lain, sampai saat ini konsep pengembalian dana pinjaman oleh anggota masih menggunakan sistem jasa atau bunga, yang rata-rata sebesar 1.5 – 2,5 persen per bulan. Berdasarkan informasi dari anggota
Volume II No. 9 2010
kelompok wanita tani (KWT) Melati di Kecamatan Masbagik yang menjalankan usaha telur asin, diketahui bahwa untuk kapasitas produksi 500 butir telur per minggu dibutuhkan modal lebih kurang Rp. 700.000,-. Jika harga jual telur sebesar Rp. 1.800,- perbutir maka pendapatan petani menjadi Rp. 900.000,-. Keuntungan petani setiap minggu adalah sebesar Rp. 200.000,- atau sebesar 29 persen. Dalam satu bulan petani dapat mengumpulkan keuntungan sebesar Rp. 800.000,-. Sementara itu dengan perjanjian bahwa bunga pinjaman sebesar 2 persen per bulan maka pengembalian bunga oleh anggota adalah sebesar Rp. 14.000,-, sangat kecil dibandingkan keuntungan yang diperoleh anggota dari modal tersebut yang sebesar Rp. 800.000,-. Hasil yang jauh berbeda akan diperoleh jika gapoktan menerapkan sistem bagi hasil yang adil dengan anggota-anggotanya, artinya pengembalian tidak dihitung berdasarkan pokok pinjaman semata, tapi dari hasil yang diperoleh anggota tersebut. Secara sederhana, katakan saja misalnya nisbah atau perbandingan bagi hasil antara gapoktan dan anggota masingmasing sebesar 20 : 80, maka dari keuntungan bersih Rp. 800.000,- tersebut, gapoktan akan mendapat Rp. 160.000,- dan anggota mendapat Rp. 640.000,-. Bila disepakati nisbah bagi hasilnya lebih besar dari tersebut di atas, maka pendapatan gapoktan juga bisa lebih besar lagi. Hal ini akan dapat mempercepat pemupukan modal gapoktan sehingga sebaran anggota yang dapat dilayani oleh gapoktan tentu akan lebih banyak lagi. Namun demikian, memang tidak mudah untuk menerapkan upaya tersebut di atas. Dibutuhkan pemahaman yang mendalam dari seluruh anggota gapoktan bahwa gapoktan adalah milik semua anggota, bukan hanya segelintir orang saja. Bahwa tanggung jawab untuk membesarkan gapoktan pun kemudian secara otomatis menjadi tanggung jawab semua anggota. Kejujuran, kedisiplinan dan kerja keras tetap merupakan modal dasar yang tidak boleh hilang. Disamping itu, dukungan dari berbagai pihak seperti penyuluh pendamping, PMT dan pemerintah secara umum dalam mendampingi gapoktan sangat dibutuhkan agar usaha yang dikembangkan oleh anggota dapat berjalan dengan lancar.
28
BERITA DALAM GAMBAR…
Rangkaian Kegiatan Hari Pangan Sedunia XXX di Puyung, Lombok Tengah - NTB
Volume II No. 9 2010
29
WAKIL GUBERNUR NTB DALAM OPEN HOUSE BPTP NTB 2010
Wakil Gubernur NTB Saat membuka Acara Pameran sekaligus Mengunjungi salah Satu Stand Pameran pada Acara Open House di BPTP NTB NTB
Volume II No. 9 2010
30
KUNJUNGAN KERJA KEPALA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN DI BPTP NTB
Rangkaian Acara Ka BBP2TP dalam Rangka Sosialisasi PP No 53 Tahun 2010 di BPTP NTB Volume II No. 9 2010
31
ACARA HALAL BI HALAL KELUARGA BESAR BPTP NTB
Rangkaian Acara dalam Rangka Halal bi Halal Keluarga Besar BPTP NTB
Volume II No. 9 2010
32
Serba Serbi… TEMPE BIJI ASAM.......? BISA!
P
ada umumnya masyarakat di Propinsi Nusa Tenggara Barat hanya mengkonsumsi daging buah Asam (Tamarindus indica). Biji buah asam biasanya dibuang atau dipakai untuk mainan anak-anak. Di pedesaan sering kita jumpai biji buah asam dijadikan kudapan di sore hari dengan cara disangrai. Sebagai salah satu jenis tanaman perkebunan, penanaman tanaman asam tergolong lebih rendah (2.316,70 ha) dibanding tanaman kapuk (3.114,5 ha) dan tanaman kemiri (2781,53 ha). Berdasarkan data statistik sejak tahun 2003 hingga tahun 2008 luas tanaman asam mengalami penurunan. Penurunan luas tanaman asam salah satu penyebabnya dikarenakan masyarakat belum mengetahui nilai tambah tanaman tersebut sehingga petani tidak tertarik untuk menanamnya. Tanaman asam sering ditebang
biji asam dapat pula digunakan sebagai bahan baku pembuatan tempe. Pengenalan biji asam menjadi tempe dapat membantu meningkatkan gizi dan pendapatan petani serta mendukung kebijakkan pemerintah daerah dalam mengemban pembangunan pertanian melalui pengelolaan potensi lokal di pedesaan. Pada dasarnya tempe dapat dibuat dari polong-polongan yang banyak mengandung karbohidrat dan protein. Atas dasar inilah maka biji asam dapat diolah menjadi tempe. Cara Pembuatan Tempe Biji Asam 1.
Biji asam yang akan dibuat tempe dikeringkan dahulu agar memudahkan pengupasan epikarpiumnya. 2. Biji asam yang sudah kering disangrai agar karpiumnya terbakar dan mudah pecah. 3. biji asam yang masih panas ditumbuk untuk mengupas epikarpiumnya. 4. Biji asam yang sudah dikupas direndam dalam air bersih selama 24 jam. 5. Setelah direndam direbus selama 45 menit (pada perebusan perbandingan air dengan biji asam adalah 3 : 1 untuk menghindarii pelendiran pada biji asam). 6. Biji asam yang telah direbus ditiriskan sampai air tidak menetes lagi. 7. Biji dijemur selama 5 menit. 8. Biji asam yang lembab ini dicampur dengan tepung tapioka secukupnya (usahakan seluruh permukaan biji asam tertutup tapioka). 9. Mencampur biji asam yang dilapisi tapioka dengan jamur tempe (jamur tempe dapat dibuat/dipakai jamur tempe kedelai). 10. Inkubasikkan selama 2-3 hari 11. Biji yang sudah diragi dimasukkan dalam plastik sesuai dengan ukuran yang diinginkan. 12. inkubasikan selama 2 – 3 hari, tempe telah jadi. Penggunaan tepung tapioka berfungsi untuk mengurangi kadar air biji asam dan memperbaiki tekstur, sebab biji asam memiliki butiran yang besar sehingga pori-porinya banyak dan besar. Untuk menutupi dan merapatkan
sebagai bahan bakar pengovenan tembakau seiring dengan langka dan meningkatnya harga minyak tanah di propinsi Nusa Tenggara Barat. Disisi lain buah asam memiliki beberapa kelebihan seperti daging buah asam mengandung vitamin C yang cukup tinggi. Daging buah asam dapat digunakan sebagai bahan baku sirup asam ,manisan asam, permen asam, dan bumbu dapur. Biji asam mengandung protein sebesar 19,4661% tidak jauh berbeda dengan protein biji kedelai sebesar 20,00 % (Lanang, 1985). Hal ini mengindikasikan bahwa
Volume II No. 9 2010
33
butiran diperlukan tepung tapioka . Selain itu tepung tapioka juga berguna sebagai media pertumbuhan jamur Rhizopus disamping biji asam. Jika tidak menggunakan tepung tapioka, tekstur dan kerapatan tempe tidak sempurna dan butiran-butiran tempe tetap licin sehingga mempersulit pemotongan tempe tersebut. Pada dasarnya tempe tidak hanya dibuat dari kedelai saja, tetapi juga dapat dibuat dari polong-polongan yang banyak mengandung karbohidrat dan protein. Atas dasar inilah maka biji asam dapat diolah menjadi tempe. Tempe merupakan makanan khas indonesia sedangkan tahu dan kecap berasal dari tiongkok. Pembuatan tempe didasarkan pada proses fermentasi (Sarwono, 1987). Dalam hal ini bahan baku tempe adalah biji asam. Kualitas dan kuantitas lubang-lubang (pori-pori) yang dibuat dalam plastik pembungkus tempe akan mempengaruhi bau tempe oleh aktifnya mikroorganisme (Rhizopus) dalam kegiatan merombak protein dan substrat lain yang ada pada bahan. Apabila
kualitas dan kuantitas lubang yang diberikan semakin banyak, O2 yang masuk akan semakin banyak pula sehingga kegiatan respirasi jamur akan semakin tinggi yang menghasilkan energi untuk perombakan akan semakin banyak. Akibat dari hal ini banyak substrat yang lebih sederhana sehingga timbul bau-bau yang khas. Efek positif dari banyaknya protein yang dirombak adalah timbulnya substrat-substrat yang lebih sederhana dan mudah dicerna. Hal ini terbukti dari penurunan kadar protein dari biji asam yaitu 20,0431% (Lanang,1985). Protein pada tempe biji asam lebih sedikit dibandingkan dengan protein yang terdapat pada biji asam itu sendiri, tetapi protein yang terdapat pada biji asam masih banyak mengandung protein yang tidak dapat diserap oleh alat pencernaan , sedangkan dalam bentuk tempe, protein yang sudah ada sebagian besar dapat diserap oleh organ pencernaan sebab sudah banyak yang dirombak menjadi senyawa yang lebih sederhana. (Nani Herawati)
DENGAN PACLOBUTRAZOL, PANEN MANGGA DI LUAR MUSIM
P
aclobutrazol
yang merupakan zat anti giberallin sangat banyak manfaatnya. Salah satu diantaranya yaitu pembuahan mangga di luar musim. Pengkajian yang dilakukan oleh tim peneliti BPTP NTB, didanai oleh Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR) telah menunjukkan hasil yaitu dengan pembuahan mangga di luar musim sehingga harga panen yang diterima oleh petani menjadi lebih tinggi. Penggunaan Paclobutrazol ini juga telah mampu memperpanjang masa panen mangga sampai dengan tujuh bulan dalam setahun dengan melakukan pemberian Paclobutrazol pada waktu dan pada pohon yang berbeda sehingga waktu panennya menjadi lebih panjang. Demikianlah yang diungkapkan oleh peneliti BPTP NTB, Ir. Muji Rahayu, M.Si, pada acara temu lapang petani mangga di Desa Selengen – Kecamatan Kayangan – Kabupaten Lombok Utara. Temu lapang tersebut dihadiri oleh petani mangga dan PPL dari Kecamatan Kayangan dan Bayan, serta staf dari dinas
Volume II No. 9 2010
terkait di Kabupaten Lombok Utara. Temu lapang ini diselenggarakan oleh tim ACIAR Mangga dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang merupakan tim Knowledge Transfer dalam kegiatan ACIAR Mangga di NTB.
34
2010,
tanaman
mangga
yang
diberikan
Paclobutrazol pada Bulan Januari 2010 sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pembungaan pada bulan April 2010. Dibandingkan dengan tanaman kontrol yang tidak diberikan Paclobutrazol belum menunjukkan tanda-tanda pembungaan karena biasanya tanaman yang tidak diberikan Paclobutrazol akan berbunga pada bulan Juni atau Juli. Dengan demikian, waktu panen mangga dapat diatur dengan mengatur waktu pemberian Paclobutrazol. Hal ini berarti pula bahwa panen mangga bisa dilakukan di luar musim sehingga harga mangga di pasaran menjadi meningkat (Rp. 6000/kg di tingkat petani) karena panen mangga dilakukan sebelum musim panen yang normal (Rp. 1000/kg di tingkat petani pada musim mangga). Dengan adanya perlakuan waktu pemberian Paclobutrazol yang berbeda ini maka panen mangga dapat diatur sesuai keinginan petani. Untuk Informasi lengkap mengenai penggunaan Paclobutrazol ini, dapat menghubungi tim peneliti mangga BPTP NTB yang diketuai oleh Ir. Muji Rahayu, MSi., melalui email:
[email protected].
Kegiatan temu lapang petani mangga yang bertemakan penggunaan Paclobutrazol untuk pembuahan mangga di luar musim tersebut memadukan antara pemberian teori tentang manfaat Paclobutrazol, pengamatan di lapangan dan praktik cara pemberian Paclobutrazol pada tanaman mangga. Pada pengamatan lapangan, petani dapat melihat pengaruh pemberian Paclobutrazol pada tanaman mangga. Tanaman mangga yang diberikan Paclobutrazol pada bulan Desember 2009 sudah mulai berbunga pada bulan Maret
(Baiq Nurul Hidayah & Muji Rahayu)
HARI KRIDA PERTANIAN, HARI BERMUHASABAH BAGI INSAN PERTANIAN
H
ari Krida Pertanian pada hakekatnya merupakan hari bersyukur, hari berbangga hati dan sekaligus hari mawas diri serta hari dharma bhakti yang diperingati oleh masyarakat pertanian yakni para petani-nelayan, pegawai dan pengusaha yang bergerak di sektor pertanian. Khusus bagi pemangku amanah di sektor pertanian Hari Krida Pertanian merupakan hari untuk bermuhasabah dan introspeksi diri terhadap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat petani di Nusa Tenggara Barat.” Demikian dikatakan oleh Gubernur Provinsi NTB, Tuan Guru H. Zainul Majdi, MA dalam sambutannya pada peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) di lapangan Monumen Bumi Gora, Jln. Udayana Mataram, Senin 21 Juni 2010. Lebih jauh Gubernur mengatakan tidak ada gunanya segudang julukan dan penghargaan yang diperoleh di tingkat nasional oleh provinsi ini apabila petani dan keluarganya tetap miskin dan tidak Volume II No. 9 2010
memberikan kemanfaatan ekokonomi secara nyata.
Beberapa hal lain yang menjadi penekanan Gubernur NTB untuk diperhatikan dan dilaksanakan adalah issue nasional untuk
35
merawat lingkungan hidup dan pelaksanaan program Nasional SL-PTT. Peningkatan prosentase penggunaan pupuk organik sudah selayaknya dilakukan untuk diadaptasikan pemakaiannya disegala sektor pertanian bagi perbaikan kondisi lingkungan hidup. “Program SL-PTT padi, jagung, kedelai dan kacang tanah agar dilaksanakan secara optimal oleh aparat pertanian di NTB,” ujar Gubernur. Langkah-langkah untuk penyempurnaan pelaksanaan SL-PTT ke depan harus diantisipasi dengan membuat asumsiasumsi terutama untuk mengantisipasi adanya perubahan iklim agar tidak berdampak yang tidak diinginkan terhadap hasil yang akan dicapai. Pada akhir acara Gubernur NTB berkunjung ke arena pameran HKP dan Pameran Hortikultura Provinsi NTB. Gubernur memberikan apresiasi terhadap materi yang ditampilkan oleh BPTP NTB terutama pembinaan terhadap petani miskin di NTB dan inovasi teknologi khususnya Kelor Mineral Blok (KMB). Pelaksanaan pameran berlangsung selama satu minggu yang diikuti oleh SKPD lingkup Pertanian Provinsi, Kabupaten/Kota dan UPT Pusat serta pelaku agribisnis hortikultura di NTB. Pelaksanaan peringatan HKP Provinsi NTB dilaksanakan selama satu bulan penuh dengan
berbagai kegiatan diantaranya pameran pekan hortikultura, berbagai macam lomba, bhakti sosial, dan kegiatan lainnya. Penutupan HKP dilakukan pada saat pembukaan Open House BPTP NTB yang dilaksanakan tanggal 21 – 22 Juli 2010 di BPTP NTB, Peninjuan Narmada. Penutupan HKP dan Pembukaan Open House hasil-hasil pengkajian BPTP NTB di lakukan oleh Wakil Gubernur NTB, Ir. H. Badrul Munir, MM. (Prisdiminggo dan Farida Sukmawati M)
KUNJUNGAN KEPALA BADAN LITBANG PERTANIAN/PLT DIRJEN TANAMAN PANGAN KE NUSA TENGGARA BARAT
“S
ekarang kita tidak perlu mencari kambing hitam lagi, iklim bukan kambing hitam terjadinya penurunan produksi pertanian” demikian disampaikan Kepala Badan Litbang Pertanian selaku Pelaksana Tugas Dirjen Tanaman Pangan, Dr.Ir. Gatot Irianto, MS, DAA, sewaktu membuka dan memberikan pengarahan pada acara Sosialisasi BLBU di Hotel Lombok Raya Mataram tanggal 19 Juni 2010. Kedatangan Plt Dirjen Tanaman Pangan ke NTB ini merupakan wujud perhatian khusus beliau mengingat NTB merupakan salah satu provinsi yang mengalami penurunan produksi pertanian cukup besar, padahal NTB merupakan salah satu penyangga pangan, khususnya beras, dan juga sebagai provinsi super focus dalam peningkatan produksi tanaman pangan.
Volume II No. 9 2010
Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, Ir. Pending Dadih Permana, M.Ec.Dev, menyampaikan bahwa salah satu penyebab penurunan produksi tanaman pangan di NTB pada semester pertama tahun 2010 ini karena bergesernya musim hujan hingga 1,5 bulan yang menyebabkan kekeringan di bulan Maret-April, tetapi bulan Mei-Juni hujan justru banyak turun. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya kekeringan dan puso, sementara penanaman palawija di bulan Maret-April malah kelebihan air sehingga palawija banyak yang rusak dan sebagian berganti menanam padi lagi. Namun demikian Dinas Pertanian sudah menyiapkan beberapa langkah penting untuk mengatasi hal ini.
36
Selanjutnya Plt Dirjen Tanaman Pangan meminta agar Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat memetakan luas tanam/panen, produksi, produktivitas, sampai ke
Pinem, Direktur Penelitian dan Pengembangan PT SHS Dr. Nizwar Syafaat, Perwakilan PT SHS Wilayah Bali-NTB, Ir. Made Dwi, dan Kepala BPTP NTB, Dr. Dwi Praptomo S, MS. Sementara itu, selesai membuka dan memberi pengarahan pada acara Sosialisasi BLBU, Plt Dirjen Tanaman Pangan meninjau PT Pertani Unit Pemasaran Wilayah Nusa Tenggara Barat di Kecamatan Kediri. Beliau berdiskusi dengan pimpinan dan staf PT Pertani tentang pengadaan dan distribusi benih dan sarana produksi yang dilakukan oleh PT Pertani dalam mendukung program P2BN, SL-PTT, dan program-program tanaman pangan secara keseluruhan.
tingkat kecamatan dan desa. Dengan demikian dapat diketahui lokasi mana yang masih rendah produksinya, kenapa turun, dan siapa yang bertanggung jawab. Dengan demikian semuanya dapat melihat kabupaten, kecamatan, dan desa mana yang masih rendah kinerjanya, dan bagaimana solusinya. Plt Dirjen Tanaman Pangan juga mengharapkan BPTP lebih berperan aktif dalam pendampingan teknologi, terutama dalam kegiatan SL-PTT untuk mendongkrak produktivitas. Beliau berharap di sisa waktu yang tinggal 6 bulan lagi, luas tanam/panen, produksi, dan produktivitas tanaman pangan utama (padi, jagung, dan kedelai) dapat terus dipacu untuk mengejar ketertinggalan selama ini. Kegiatan Sosialisasi BLBU ini diikuti oleh Kepala Dinas yang menangani pertanian di tingkat Kabupaten/Kota se NTB, para Kepala Bidang yang menangani tanaman pangan, petugas yang menangani perbenihan, penangkar benih, petugas PT Sang Hyang Sri (SHS), PT Pertani, BPTP NTB. Kegiatan ini diselenggarakan oleh PT SHS dalam rangka sosialisasi dan koordinasi proses pengadaan benih, distribusi, dan hal lain yang terkait dengan peran PT SHS sebagai fihak yang bertanggung jawab dalam pengadaan benih, mendukung SL-PTT dan P2BN. Hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Perbenihan Ditjen Tanaman Pangan Ir.
Volume II No. 9 2010
Di akhir kunjungannya ke NTB, Plt Dirjen Tanaman Pangan menyempatkan diri mengunjungi calon lokasi peringatan puncak Hari Pangan Sedunia (HPS) XXX tingkat nasional di Desa Puyung, Kabupaten Lombok Tengah, yang direncanakan berlangsung tanggal 16 Oktober 2010. Kunjungan didampingi Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB dan Kepala BPTP NTB. Pada kesempatan tersebut Plt Dirjen Tanaman Pangan mengingatkan agar lokasi HPS benarbenar dipersiapkan secara matang karena akan dihadiri Presiden RI. Mulai dari sekarang harus sudah dibagi-bagi tugas yang diberikan kepada Dinas/Badan/Instansi yang terkait dengan acara HPS. (Dwi Praptomo S)
37
KERJASAMA LABORATORIUM PENGUJIAN BPTP NTB DENGAN PT. NEWMONT NUSA TENGGARA
M
emasuki tahun kedua masa akreditasi ISO/IEC 17025:2005 LP 394 IDN, Laboratorium Pengujian Balai Pengujian Teknologi Pertanian (LP BPTP) NTB, pada hari Selasa 22 Juni 2010 menandatangani Kontrak Kerja dengan PT Newmont Nusa
parameter yaitu : pH-H2O; pH-KCl; EC; Tekstur 3 fraksi; C-Org; N-Total; Kation dd (K-dd, Na-dd, Mg-dd); Kapsitor Tukar Kation (KTK); Cu-Total. Nilai kontrak mencapai Rp 30.000.000,-.(tiga puluh juta rupiah) Selama ini LP BPTP NTB melakukan pelayanan jasa analisis untuk keperluan sendiri dan juga masyarakat luas baik instansi pemerintah, swasta, petani dan mahasiswa. Implementasi ISO/IEC 17025:2005 merupakan komitmen manajemen untuk melaksanakan sistem mutu termasuk jaminan mutu hasil pengujian sehingga kepuasan pelanggan yang merupakan bagian dari salah satu kebijakan mutu dapat dicapai. Kepuasan pelanggan merupakan indikator komitmen manajemen. Kontrak dengan PT Newmont (jangan hanya dilihat nilai fisik kontraknya tapi lebih dilihat dari makna legalitas formalnya) merupakan bentuk pengakuan formal dari pihak luar terhadap kompetensi dari Laboratoriun Pengkajian BPTP NTB. Hal ini merupakan buah karya dan komitmen semua tim manajemen termasuk analis dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk melaksanakan sistem mutu dengan penuh tanggungjawab, profesional, bebas pengaruh tekanan. Terimakasih PT. Newmont atas kepercayaannya. (Sudjudi)
Tenggara. Materi kontrak kerja yang disepakati adalah bahwa LP BPTP NTB akan melayani jasa analisis tanah dan pupuk selama kurun waktu 1 (satu) tahun mulai 1 Juni 2010 s/d 31 Mei 2011. Jumlah sampel direncanakan sebanyak 300 yang akan dikirim ke Laboratorium secara periodik sesuai masa kontrak dan akan diuji 12
SISWA SMK 1 MANGGELEWA KAB. DOMPU PRAKERIN DI KEBUN PERCOBAAN BPTP NTB
S
ebanyak 16 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Manggelewa Kabupaten Dompu melaksanakan Program Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di Kebun Percobaan BPTP NTB dari tanggal 19 Juli – 29 September 2010. Dalam kata sambutannya, kepala BPTP NTB, Dr. Dwi Praptomo S., MS mengatakan salah satu tupoksi BPTP NTB adalah untuk penyebarluasan inovasi teknologi yang dihasilkan kepada pengguna, salah satunya melalui praktek langsung yang akan dilakoni oleh Siswa SMKN 1 Manggelewa. Kepada seluruh siswa diharapkan sungguhsungguh untuk mempelajari setiap materi yang dipraktekkan dibawah bimbingan peneliti/ penyuluh dan teknisi BPTP NTB. Volume II No. 9 2010
38
bagi sisawa-siswanya. Ini merupakan untuk yang kedua kalinya siswa SMKN 1 Manggelewa melaksanakan Prakerin di BPTP NTB. Zainal Abidin berharap para pembimbing lapangan siswa nantinya dapat menularkan ilmu yang dimiliki sehingga siswa-siswa mendapatkan tambahan ilmu dengan melaksanakan Prakerin di BPTP. Prakerin ini dibagi menjadi dua kelompok agar bimbingan kepada masingmasing kelompok dapat lebih intensif dan siswa dapat mendalami setiap materi yang dipraktekkan. Materi yang diberikan dibidang peternakan antara lain : manajemen pemeliharaan sapi, pemeliharaan kambing, itik MA dan ayam Arab. Sedangkan materi dibidang tanaman pangan meliputi teknologi PTT Padi, Jagung, Kedelai, perbenihan Padi dan Kedelai. (Prisdiminggo dan Farida Sukmawati M)
Dalam kata-kata penyerahan siswa yang di wakili oleh Guru SMKN 1 Manggelewa, Zainal Abidin, SP menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak BPTP NTB yang bersedia dijadikan lokasi PRAKERIN
EKSPOSE DAN OPEN HOUSE BPTP NTB (Wakil Gubernur NTB : Petani merasa aman bila didampingi Penyuluh/Peneliti)
K
egiatan Ekspose dan Open House BPTP NTB Tahun 2010 dilaksanakan tanggal 21 – 22 Juli di BPTP NTB, Narmada, dirangkaikan dengan Penutupan Hari Krida Pertanian ke-38 tingkat Provinsi NTB. Kepala BPTP NTB Dr. Ir. Dwi Praptomo S, MS dalam sambutannya pada Pembukaan Ekspose dan Open House menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempercepat penyebaran inovasi teknologi hasil pengkajian BPTP NTB dan Balai Penelitian komoditas yang telah diteliti dan prospektif bagi program pengembangan Pertanian di Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai ajang tukar munukar informasi dengan pengguna seperti : PEMDA, Petani, Petugas/Penyuluh Pertanian, masyarakat dan pelaku agribisnis, serta memperoleh umpan balik dari pengguna inovasi teknologi. Acara Ekpose dan Open House dan sekaligus penutupan hari Krida Pertanian dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ir. Badrul Munir, MM. Dalam
Volume II No. 9 2010
kata sambutannya Wakil Gubernur Provinsi NTB mengatakan daerah ini dihela oleh sektor parawisata, pertanian dan infrastruktur. Tidak bisa terwujud tanpa ada keterpaduan ke tiga pilar ini. “Suatu daerah akan maju tidak selamanya ditentukan oleh berlimpahnya sumber daya alam, akan tetapi ditentukan oleh profesionalisme Sumberdaya Manusianya dalam berkarya dan berinovasi”, ujar Ir. Badrul Munir, MM. Menyinggung soal penyuluhan, Wakil Gubernur mengingatkan bahwa revitalisasi penyuluhan sangat penting karena petani selalu ingin didampingi oleh penyuluh dan peneliti, karena petani lebih percaya diri kalau ada yang mendapinginya. Kenyataan ini berdasarkan permintaan petani disetiap kunjungan Wakil Gubernur ke lapangan. “Kreativitas petani jangan sampai kalah oleh teknologi yang lebih maju tetapi jangan mengeluarkan biaya yang tinggi”, ujar Wakil Gubernur.
39
itu peserta pameran juga diramaikan oleh mitra swasta dan kelompok wanita tani binaan program P4MI Lombok Timur. Beberapa hasil kegiatan-kegiatan BPTP yang disajikan dalam Ekspose dan Open House adalah: Gelar Teknologi dan Visitor Plot berbagai varietas unggul padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, manajemen pemeliharaan sapi dan penelitian sapi beranak kembar, budidaya kambing PE, Ayam Arab, Itik MA, biogas, kompos, pengolahan hasil, telur asin. Yang baru dan menarik yang dipamerkan dalam Ekspose dan Open House ini adalah proses pembuatan pakan suplemen Kelor Mineral Blok (KMB). Sebelumnya yang sudah cukup dikenal adalah Urea Mineral Blok. Kelebihan KMB, adalah pada kandungan proteinnya yang berasal dari tepung kelor. (Prisdiminggo dan Farida Sukmawati M)
Acara pembukaan yang dihadiri sekitar 500 orang, sebagian besar adalah Petani, SMD (Sarjana Membangung Desa), Gapoktan, pelajar, mahasiswa, petugas, penyuluh, undangan swasta, Perguruan Tinggi, dan undangan lainnya cukup merasa puas karena disamping pameran juga diadakan demonstrasi teknologi yang meliputi : demonstrasi pembuatan Kelor Mineral Blok (KMB), pengobatan scabies dan demo aneka olahan pertanian meliputi : pembuatan tempe jagung, susu jagung, aneka olahan dari ubi dan lainnya. Acara pameran yang dirangkaikan dengan Penutupan Hari Krida Pertanian diikuti oleh Dinas Pertanian dan Hortikultura, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Badan Ketahanan Pangan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pekerbunan, Balai Karantina Pertanian dan SPP Negeri Mataram. Tidak hanya
KUNJUNGAN SD BERTARAF INTERNASIONAL MATARAM KE KEBUN PERCOBAAN BPTP NTB Sebanyak 25 siswa/siswi kelas 6 Sekolah Dasar Bertaraf Internasional Mataram melakukan Kunjungan Pengamatan Tanaman di kebun percobaan BPTP NTB pada tanggal 3 Agustus 2010. Dalam Kata sambutannya Kepala BPTP NTB yang diwakili Kepala Subag Tata Usaha, Ir. M. Sofyan Souri didampingi Kasi kerjasama dan Pelayanan Pengkajian Ir. Prisdiminggo menyampaikan bahwa penyebaran inovasi
Volume II No. 9 2010
teknologi itu sangat perlu dilakukan kepada pengguna. Salah satu yang dilakukan oleh SD Bertaraf Internasional dalam melakukan ”pengamatan” tanaman dan ternak. Diawali dengan mengunjungi Laboratorium Pengujian BPTP NTB (Terakreditasi) yang melayani jasa analisis tanah, pupuk, jaringan tanaman dan kualitas air.
40
Dalam kegiatan ini siswa kelas 6 SD ini sangat antusias dan memperhatikan setiap penjelasan yang telah disampaikan oleh Nurul Hidayah, SP.MP dari BPTP NTB anggota Kelji Budidaya Tanaman. Nurul Hidayah secara panjang lebar menjelaskan setiap tanaman yang ada di Kebun Percobaan mulai dari tanaman Padi, Kedelai, Kacang Tanah, Kentang, Jagung, Tanaman sayuran dll. Kehadiran siswa/siswi ini didampingi oleh 4 guru pembimbing yang sangat memperhatikan dan mencatat segala yang dijelaskan oleh Pemandu kegiatan ini. Disamping mengunjungi Kebun percobaan bidang pertanian khususnya Budidaya tanaman pangan dan hortikultura, siswa/siswi juga mengunjungi penelitian peternakan sapi, kambing dan unggas (ayam Arab dan itik MA). Rasa ingin tahu dari siswa/siswi dan guru sangat terpancar dari antusiasnya dalam bertanya. Selain itu siswa/siswi juga melihat Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) BPTP NTB yang menyediakan benih padi berkualitas dari berbagai varietas unggul baru.
vegetatif yang dilakukan oleh M.Yunus, SP, teknisi pertanian yang melakukan demonstrasi perbanyakan tanaman secara sambung pucuk, tempel manggis, durian dan mangga sehingga siswa/siswi dapat melihat secara langsung kegiatan yang dilakukan oleh BPTP dalam bidang Pertanian dan Peternakan. Bagian terakhir dari kegiatan ini adalah melakukan kunjungan ke Perpustakaan BPTP dalam upaya melihat sumber ilmu berupa buku dan majalah serta sesuatu yang berkaitan dengan pertanian dan peternakan. Semoga acara ini dapat memberikkan manfaat bagi siswa/siswi Sekolah Bertaraf Internasional serta seluruh pihak dalam upaya mencari ilmu yang berkaitan dengan Bidang Pertanian melalui pengamatan tanaman dan ternak. Kunjungan oleh siswa Sekolah bukan kali pertama di kebun Percobaan BPTP NTB. Setiap tahun BPTP NTB secara terus menerus dijadikan lokasi kunjungan dan tempat untuk pelaksanaan praktek kerja lapangan dan magang oleh siswa dan juga sekolah-sekolah Menengah Kejuruan, terutama SMK bidang pertanian.
Sebagai suatu upaya dalam memperkenalkan kepada siswa/siswi secara langsung dalam perbanyakan tanaman dilakukan demonstrasi perbanyakan tanaman secara
Volume II No. 9 2010
(Farida Sukmawati M)
41
KUNJUNGAN KERJA KEPALA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN DI BPTP NUSA TENGGARA BARAT
K
epala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) Dr. Ir. Muhrizal Sarwani, MSc bersama Kepala Bidang Kerjasama dan Pendayagunaan Hasil Pengkajian Dr. Ir. Erizal Jamal, MSi melakukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Barat dalam rangka melihat persiapan Hari Pangan Sedunia (HPS) tingkat Nasional
no 53 ini sehingga di dalam melaksanakan tugas bisa lebih disiplin. Materi lainnya Ka. BBP2TP menyampaikan juga mengapa penerapan ISO 9001:2008 dilaksanakan karena Tuntutan zaman di lingkup Kementerian Pertanian Khususnya di lingkup Badan Litbang Pertanian. Disampaikan juga bahwa penerapan ISO 9001 bukan memberatkan tapi mengatur kita untuk bekerja yang lebih baik sehingga dapat mencapai kinerja yang terbaik. Pesan dari kepala Balai Besar Pengkajian ada 3 hal yang perlu ditanamkan dalam diri masing-masing PNS di dalam menjalankan tugas
yang ditempatkan di Nusa Tenggara Barat. Sebelumnya Ka. BBP2TP melakukan kunjungan ke BPTP NTB dan menyampaikan Sosialisasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil didalam menjalankan tugas sehari hari sebagai abdi negara bangsa dan masyarakat. PP Nomor 53 ini menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 yang mengatur hal yang sama yaitu tentang kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil yang dianggap sudah tidak relevan lagi diterapkan di Era Reformasi Birokrasi sekarang ini. Sosialisasi dilakukan kepada seluruh karyawan dan karyawati BPTP NTB dengan harapan supaya seluruh staf yang ada di BPTP NTB memahami isi dan tujuan dari penerapan PP
Volume II No. 9 2010
yaitu : Pasang niat yang benar, berusaha keras untuk melaksanakannya, berdoa dengan khusuk. Dengan demikian lambat laun apa yang kita perjuangkan akan tercapai. Selesai menyampaikan Sosialisasi PP No. 53 tahun 2010, Kepala BBP2TP didampingi Kabid KSPP melakukan supervisi dan pembinaan kegiatan Monev di BPTP Nusa Tenggara Barat. (Kaharudin dan Farida Sukmawati M)
42
HALAL BI HALAL KELUARGA BESAR BPTP NTB
S
ebagaimana tahun-tahun sebelumnya, setelah menjalani ibadah puasa di bulan Suci Ramadhan dan merayakan hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H, keluarga besar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat mengadakan acara Halal bi Halal, pada hari Rabu, tgl 22 September 2010, yang juga mengundang beberapa instansi di sekitar kantor BPTP. Acara dihadiri pula oleh rekan-rekan pensiunan, staf BPTP NTB beserta keluarganya dan beberapa rekan-rekan yang sebelumnya pernah bergabung saat masih menjadi Balai Informasi Pertanian (BIP). Melalui acara ini diharapkan dapat lebih mempererat tali silaturahmi staf BPTP NTB beserta keluarga masing-masing.
menjaga manusia.
hubungan
baik
sesama
Khususnya sebagai umat muslim, setelah menjalani ibadah puasa sebulan penuh diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menjalankan tugas lebih baik dan penuh disiplin. Sebagai pegawai negeri sipil mulai saat ini kita dituntut memiliki dedikasi yang tinggi dengan kualitas kerja yang terukur melalui sistem kerja yang telah diberlakukan yaitu ISO 9001:2008 di Badan Litbang Pertanian dan diterapkan pada seluruh instansi di bawahnya termasuk BPTP NTB. Hal ini juga ditekankan oleh Ustad TGH Hasanain Juaini Muhtar dalam ceramahnya, bahwa BPTP NTB sebagai instansi yang memiliki tugas dan fungsi mengkaji dan menyebarkan teknologi pertanian kepada masyarakat, memiliki peranan yang penting dan beban yang berat dalam pembangunan daerah kita khususnya. Dengan demikian maka kerjasama yang baik antar staf BPTP NTB dan kerja keras serta disiplin untuk dapat memperoleh hasil kerja yang bermanfaat bagi masyarakat. BPTP NTB harus dapat menghasilkan teknologi yang bermanfaat dan tepat guna bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat. Acara ditutup dengan saling berjabat tangan, saling memaafkan oleh para undangan, staf beserta keluarga masing-masing.
Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al- Qur’an dan terjemahannya, selanjutnya Kepala BPTP NTB, Dr. Ir. Dwi Praptomo, S.MS menyampaikan sambutannya. Puncak acara adalah penyampaian ceramah yang disampaikan oleh Ustad TGH Hasanain Juaini Muhtar. Dalam ceramahnya TGH Hasanain Juaini Muhtar menjelaskan bahwa melalui pelaksanaan Halal bi Halal tidak hanya saling memaafkan sesama umat muslim tetapi juga umat beragama lainnya. Sebagai manusia yang hidup di dunia kita semua bisa berinteraksi dengan berbagai kalangan yang berbeda bangsa dan berbeda kepercayaan, dengan demikian kita harus
(Farida Sukmawati M)
Volume II No. 9 2010
dengan
43
TANAMAN GADUNG………….SEBAGAI PANGAN ALTERNATIF (Kegiatan UP-FMA Desa Adu Kecamatan Hu’u, Dompu - Program FEATI) (Dioscorea hispid) Dennst., G adung suku gadung-gadungan atau
gadung menjadi produk olahan berupa camilan/makanan ringan. Pegunungan Morowawo di Kecamatan Hu’u terbentang sepanjang 22 km, di dalamnya tanaman gadung tumbuh sepanjang tahun tanpa memerlukan pemeliharaan yang intensif. Petani mengambil umbi gadung hanya bagian yang berukuran besar saja. Umbi ukuran kecil ditinggalkan atau dibenamkan kembali untuk selanjutnya akan mengalami perkembangan menjadi tanaman baru dan menghasilkan umbi dengan ukuran yang besar. Tanaman gadung di pegunungan Morowawo tumbuh merambat pada tanaman hutan dan pengakuan petani merupakan tanaman berumur menahun (parenial), panjangnya bisa mencapai 10 m. Batang umumnya berkayu dan silindris serta berwarna hijau dengan membelit pada tanaman lainnya, permukaan halus, dan berduri. Berdaun majemuk, ada tangkai dan setiap tangkai tumbuh tiga daun (trifiliolatus), warna hijau dengan ukuran panjang 25 – 30 cm dan lebar 1 – 12 cm, berbentuk lonjong dan permukaan kasap (scaber). Bunga umumnya muncul dari ketiak daun, berbentuk bulir (spica) panjang kira-kira 1 cm. Perakaran tanaman gadung berbentuk serabut dan tumbuh di permukaan umbi-umbi baik yang besar maupun kecil. Produktivitas tanaman gadung per satuan luas dalam 1 ha dapat mencapai 20 – 40 ton (Sinartani, 2010). Sebagai tanaman liar, produktivitasnya biasanya tidak terlalu tinggi karena kurangnya pemeliharaan dan kerapatan tanaman juga terlihat rendah. Di pegunungan Morowawo tanaman gadung kadang-kadang terlihat mengelompok dengan kerapatan padat dan juga terlihat dengan kerapatan rendah antara tanaman yang satu dengan yang lainnya tumbuh agak berjauhan. Tanaman gadung jika dibudidayakan secara intensif, dilakukan pemupukan dan lain sebagainya potensi hasilnya dapat mencapai 40 ton/ha/tahun berbentuk rimpang besar. Umbinya bulat besar dengan warna kulit kuning kecoklatan, berambut kasar dan bila dibelah warna umbi putih sampai krem. Satu rimpang beratnya bisa mencapai 5 – 15 kg, bahkan pada kondisi tanah yang cocok satu rimpang dapat mencapai berat sekitar 40 kg (Sinartani, 2010).
Dioscoreaceae) tergolong tanaman umbi-umbian yang cukup populer tapi kurang mendapat perhatian. Tanaman gadung banyak dijumpai di Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu dan sekitarnya. Tumbuh subur dan liar di sepanjang perbukitan/pegunungan ”Morowawo”. Morowawo, menurut petani setempat yang berarti Moro = hijau dan Wawo = atas, jadi merupakan bukit/pegunungan yang selalu hijau di bagian atas. Hijau pegunungan tersebut tidak hanya terlihat pada musim hujan, akan tetapi selalu terlihat pula di musim kemarau, karena disini terdapat tanaman gadung yang masih mampu tumbuh walaupun di musim kemarau.
Hal ini sesuai dengan ekologi tanaman gadung dimana tanaman gadung dapat tumbuh subur di sela-sela tanaman lainnya pada hutan tropis dengan curah hujan tinggi, hutan tanah kering seperti halnya pegunungan Morowawo. Walau tanaman tersebut kurang mendapat perhatian, tapi tanaman ini sekarang sudah merupakan bagian penting untuk dimanfaatkan sebagai pangan alternatif, menambah pendapatan masyarakat dengan merubah umbi
Volume II No. 9 2010
44
Teknik budidaya gadung, Budidaya gadung secara intensif dapat dilakukan pada awal musim hujan. Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu dipersiapkan media tumbuhnya. Cara bertanam yang biasa dilakukan adalah mempersiapkan bibit, bisa berasal dari umbi, biji atau secara stek (dimungkinkan), media tumbuh berupa guludanguludan. Cara pembuatan guludan, terlebih dahulu tanah diolah secara sempurna kemudian dibuat guludan selebar 1 m, jarak antar guludan 30 cm dan panjang tergantung kondisi lahan. Tanah pada guludan terlebih dahulu dicampur dengan bahan organik sebanyak 3 – 5 ton/ha karena tanaman gadung menghendaki tanah dengan drainase yang baik, tekstur ringan dengan kandungan bahan organik tinggi. Umbi ditanam sebanyak 2-4 buah/lubang dengan menggunakan jarak tanam 50 x 75 cm. Lubang tanam dibuat agak lebar (sebesar 50 cm) dan pada setiap lubang tanam juga bisa ditambahkan sekam atau jerami padi dan pupuk kandang secukupnya, kondisi seperti ini akan mempermudah penanaman dan pemanenan setelah berumur satu tahun. Tanaman muda sebaiknya dirambatkan pada tegakan kayu yang dipasang pada setiap lubang tanam. Tegakan kayu bisa berupa kayu mati atau yang bisa tumbuh seperti gamal, lamtoro dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan hara tanah, tanaman gadung dapat ditambahkan pupuk NPK secukupnya (100-150 kg/ha).
Prosesing umbi gadung, Kunci utama dalam prosesing umbi gadung adalah menghilangkan zat racun atau zat alkaloid dioscorin (C13H19O2N). Zat racun tersebut berbahaya bagi yang mengkonsumsinya karena dapat menimbulkan pusing-pusing (mabuk gadung). Agar gadung dapat dikonsumsi dengan aman maka terlebih dahulu dilakukan proses pengolahan dengan tepat. Zat racun tersebut dapat dihilangkan dengan cara : Umbi dikupas dan dibersihkan dari kulitnya kemudian dipotong tipis-tipis, dilumuri abu dapur dan diperam selama 24 jam, umbi yang diperam dapat dipres ataupun diber beban agar getah dan cairan umbi gadung keluar dari sel-selnya, kemudian dicuci dengan air mengalir. Setelah bersih dimasukkan ke dalam keranjang, selanjutnya dilakukan perendaman dengan air garam selama 2-4 hari (setiap hari di balikbalik), diangkat dan ditiris lalu cuci dengan air gula. Umbi gadung selanjutnya diuji dengan indera penciuman (aroma), apabila masih ada aroma langu (sianida) maka belum aman untuk dikonsumsi sehingga perendaman dengan air garam dan pencucian dengan air gula perlu dilakukan lagi. Aroma khas gadung yang sempura dalam prosesing jika dijilat rasanya tawar (tidak pahit). Potongan-potongan umbi gadung kemudian dijemur hingga 2 – 3 kali, untuk selanjutnya dilakukan prosesing menjadi produk olahan berbentuk camilan maupun makanan ringan, seperti keripik gadung, stick gadung, kue bawang, cendol dan lain sebagainya.
Panen dan penanganan pasca panen Tanaman gadung sudah siap dipanen ditandai daun yang menempel pada batang berubah berwarna kekuningan dan rontok, pangkal batang lapuk dan mudah dilepaskan dari umbinya. Secara teknis, gadung mulai dapat dipanen pertama pada umur 4-5 bulan, dan panen kedua umur 12 bulan. Cara pemanenan dilakukan dengan cara memotong batang gadung sepanjang 30 cm dari pangkal, kemudian menggunakan alat panen seperti cangkul, linggis dan dilakukan secara hati-hati agar umbi gadung tidak tergores karena bagian umbi gadung yang terluka akan menstimulir terbentuknya kadar HCN selama umbi belum diolah. Hasil panen gadung bisa langsung dikupas untuk prosesing selanjutnya atau disimpan terlebih dahulu.
Volume II No. 9 2010
45
Tabel 1. Kandungan Gizi gadung setiap 100 gram Tepung Sorgum 1. Kalori (kal)* 365 332 2. Protein (gr)* 8,9-13 11 3. Lemak (gr)* 1,3 3,3 4. Karbohidrat (gr)* 70-77,3 73 5. Kalsium (mg)* 16 28 6. Fosfor (mg)* 106 287 7. Besi (mg)* 1,2 4,4 8. Vitamin A (Sl)* (0) 0 9. Vitamin B1 (mg)* (0,12) 0,38 10. Vitamin C (mg)* (0) 0 11. Air (gr)* 12 11 12 Iodium (ppm)** 5,7 9,1 13. Karoten .(ppm)** 11,6 80,2 Sumber : * Depkes RI (1999); ** Kartiwan dkk (2009) (Sudarto) No
Status Gizi
Terigu
Jagung kuning 361 8,7 4,5 72,4 9 380 4,6 0-350 0,27 0 13,1
Jagung Putih 361 8,7 4,5 72,4 9 380 4,6 0 0,27 0 13,1 10,4 7,9
Ubi jalar
Gadung
123 1,8 0,7 27,9 30 49 0,7 60 (7700) 0,09 22 68,5 9,2 90,0
101 2,1 0,2 23,2 20 69 0,6 0,1 9 73,5
BPTP NUSA TENGGARA BARAT RAIH SERTIFIKAT ISO 9001:2008
D
engan penerapan Sistem Manajemen Mutu di BPTP Nusa Tenggara Barat dan pencapaian dari hasil kerja keras semua pihak, akhirnya telah diterbitkan Sertifikat ISO 9001:2008 oleh PT. Mutu Agung Lestari yang berlaku sejak tanggal 4 November 2010 s/d 3 November 2013.
Volume II No. 9 2010
Ruang lingkup penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 yang telah di capai mencakup (Bagian Tata Usaha, Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian, Program dan Kerjasama IPTEK, Kelompok Fungsional). Sertifikat ISO 9001:2008 untuk BPTP NTB secara resmi diserahkan oleh Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Ir. Haryono, M.Sc kepada Kepala BPTP Nusa Tenggara Barat, pada hari Kamis, tanggal 4 November 2010 bertempat di Badan Litbang Pertanian, pada acara Rapat Koordinasi UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian Tahun 2010. Dalam sambutannya, Kepala Badan Litbang Pertanian, menyampaikan harapan bahwa dengan telah diterimanya Sertifikat ISO 9001:2008, akan dapat lebih meningkatkan pelayanan secara prosefional kepada masyarakat luas. (Farida Sukmawati M)
46
Profil…………… AMAQ YANI PETANI MULTI PRODUKSI DESA MUJUR KEC. PRAYA TIMUR KAB.LOMBOK TENGAH
M
enjadi Petani multi produksi adalah merupakan kegiatan Amaq Yani. Sebagian besar waktunya dihabiskan dalam menggeluti usahanya di lahan seluas 40 are. Petani yang memiliki nama lengkap Mulyani dan biasanya disapa Amaq Yani. Di lahan seluas 40 are ditanami aneka komuditas pertanian yaitu semangka, padi, melon, dan cabe. Ilmu yang didapatkan secara turun temurun mengantarkannya menjadi Petani sukses. Berdasarkan penuturan pria berumur 45 tahun ini, teknologi yang diterapkan sejak tahun 1983 tidak terlalu rumit, yang terpenting adalah ketekunan dalam perawatannya. Untuk lahan seluas 40 are dibagi menjadi dua yaitu 20 are ditanami padi dan 20 are ditanami semangka sedangkan dipinggir tanaman semangka ditanam melon dengan dibuatkan ajir dan di pematang sawahnya ditanami tanaman cabai sehingga pola pertanian intensif benar-benar diterapkan. Perawatan tanaman yang rutin dilakukan yaitu membersihkan gulma, memeriksa hama dan menyiram tanaman. Melalui intensifikasi
pertanian seperti ini Amaq Yani mampu menyekolahkan keempat putra-putrinya sampai jenjang perguruan tinggi. Perhitungan nilai produksi dari lahan seluas 40 are adalah padi menghasilkan 3,5 ton, semangka dalam 20 are menghasilkan nilai sebesar 12 juta kalau digabung berjumlah sekitar 22 juta pertahunya. Selebihnya adalah pendapatan bersih dari menanam padi, sehingga total pendapatan bersih amaq Yani berjumlah Rp.40 juta. Melihat apa yang dilakukan oleh Amaq Yani kita dapat bercermin bahwa menjadi seorang petani yang multi produksi dengan mengembangkan pertanian intensifikasi melalui diversifikasi mampu menghasilkan beragam produk yang bermanfaat bagi keluarga khususnya pendapatan keluarga. Semoga bisa menjadi contoh bagi petani yang lain dalam upaya meningkatkan dan mensejahterakan keluarga. (Nani Herawati dan B. Arie Sudarmayanti )
SELAMAT JALAN SAHABATKU IR. M. LUTHFI Manusia hanya dapat berencana, namun Tuhan jualah yang menentukan. Ditengah kesibukan kegiatan pengkajian, BPTP NTB kehilangan seorang Penyuluh Muda, saudara kami Ir. Muhammad Luthfi meninggal dunia pada hari Rabu tanggal 28 Juli 2010. Lahir di Kelayu Lombok Timur, 54 tahu lalu, tepatnya tanggal 24 Oktober 1956. Diusianya yang ke 54
Volume II No. 9 2010
tahun beliau meninggalkan kita dengan penuh kesan dan pengalaman yang cukup monumental seperti Prima Tani di Desa.Kumbe,. Kota Bima. Beliau mengawali kariernya sejak di BIP (Balai Informasi Pertanian). Cukup banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan beliau selama masa kariernya, diantaranya adalah Prima Tani. Guyonan, canda tawa, siulan, lantunan lagu, dan “ide-ide cemerlang” yang sering menghiasi
47
kesibukan beliau selama bertugas. BPTP NTB merasa kehilangan seorang Penyuluh Pertanian Muda Keluarga besar BPTP NTB “Turut Berduka Cita” Atas berpulangnya beliau, semoga keluarga yang ditinggalkan tetap tabah menghadapinya, Amin. Selamat jalan shobat.
10. Pada Tahun 2001 s/d Tahun 2005 diangkat menjadi Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat 11. Pada Tahun 2007 s/d tahun 2009 ditunjuk sebagai penanggung jawab Kegiatan Prima Tani Kota Bima 12. Pada Tanggal 1 Januari 2008 diangkat dalam jabatan sebagai Penyuluh Pertanian Pertama dan terhitung mulai 1 September 2009 diangkat dalam jabatan Penyuluh Pertanian Muda pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat sampai almarhum meninggal dunia. 13. Oleh karena sudah sekian lama mengabdi pada Bangsa dan Negara kepada Almarhum diberikan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya XX Tahun dari Presiden Republik Indonesia. Demikian Riwayat Hidup Almarhum, semoga amal dan ibadahnya diterima disisi Allah SWT. Amin ya rabbalalamin. (Farida Sukmawati M)
Riwayat Hidup Nama Almarhum : Ir. Muhammad Luthfi Tempat/Tgl. Lahir : Kelayu, 24 Oktober 1956 NIP : 19561024 198503 1 001 Pangkat/Gol.ruang : Penata Tk. I / Gol. III-d Jabatan : Penyuluh Pertanian Muda Almarhum meninggalkan keluarga : 1 orang isteri, 4 orang anak dan 1 orang cucu
Riwayat Pekerjaan
:
1. Pada 1 April 1984 s/d 1 Maret 1985, almarhum diangkat menjadi Tenaga Honorer pada Balai Informasi Pertanian, Mataram Nusa Tenggara Barat. 2. Pada 1 Maret 1985, diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil Pada Balai Latihan Pegawai Pertanian (BLPP) Noelbaki Kupang, Nusa Tenggara Timur dan pada Tanggal 1 Agustus 1986 diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil secara penuh. 3. Pada Tanggal 1 April 1989 diangkat dalam pangkat Penata Muda Tingkat I Golongan III-b pada Balai Informasi Pertanian, Nusa Tenggara Timur di Noelbaki Kupang. 4. Pada 1 April 1993 diangkat dalam pangkat Penata Golongan III-c 5. Pada Tahun 1994 s/d 1995 sesuai SK Menteri Pertanian diangkat menjadi Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Balai Informasi Pertanian Nusa Tenggara Timur . 6. Pada Tahun 1995 s/d 1998 diangkat menjadi Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Naibonat Nusa Tenggara Timur 7. Pada 1 April 1997 diangkat dalam pangkat Penata Tk. I / Golongan III-d. 8. Pada bulan Mei 1998 almarhum dimutasikan ke Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IPPTP) Mataram Nusa Tenggara Barat. 9. Pada Tahun 1999 / 2000 ditunjuk sebagai Pemimpin Bagian Proyek NTAADP di IP2TP NTB
Volume II No. 9 2010
48
ISSN : 1829-6947
Volume II No. 9 2010
ISSN : 1829-6947
Volume II No. 9 2010
ISSN : 1829-6947
MAKLUMAT KEBIJAKAN MUTU BPTP NTB SEGENAP JAJARAN PEGAWAI BPTP NTB BERKOMITMEN UNTUK 1. Mengoptimalkan kerjasama, kemitraan dan promosi kegiatan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian 2. Meningkatkan kapasitas, profesionalisme, kompetensi sumberdaya manusia 3. Menerapkan, memelihara, mengkomunikasikan dan meningkatkan kinerja sistem manajemen mutu sesuai persyaratan standar ISO 9001 : 2008 4. Melakukan peninjauan ulang secara berkala sistem manajemen mutu untuk melakukan perbaikan yang berkelanjutan
Volume II No. 9 2010
UNIT PENGELOLA BENIH SUMBER (UPBS) BPTP NTB Menyediakan Benih Padi Berkualitas dari Berbagai Varietas UPBS BPTP NTB mitra para produsen benih
KUNJUNGI BPTP NTB di : http://ntb.litbang.deptan.go.id