KAJIAN PENGARUH KEBIJAKAN IMPOR SAPI TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI DI NTB INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
PENELITI UTAMA: I PUTU CAKRA PUTRA A. SP., MMA.
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN NUSA TENGGARA BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN Jl. Tentara Pelajar No.10 Bogor Telp. 0251-8351277, Fax.0251-8350928 Januari 2012
Pendahuluan
Menurut Direktur Budidaya Ternak Ruminansia dari Direktorat Jenderal Peternakaan Departemen Pertanian RI Ir Fauzi Luthan, saat ini Indonesia belum mencapai swasembada daging sapi karena 28 persen kebutuhan daging sapi masih diimpor terutama dari Australia. Untuk mencapai swasembada daging sapi minimal kebutuhan impor hanya sebesar 10 persen. Pemerintah sudah menargetkan tahun 2010 akan tercapai swasembada daging sapi. Saat ini terdapat 18 provinsi yang difokuskan untuk pengembangan sapi potong, diantaranya Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Lampung, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB, NTT, Sulsel, Sultra, Sulteng, Kalsel dan Kalbar. Pada tingkat nasional NTB telah diakui sebagai daerah penghasil ternak. Data tahun 2010, populasi sapi sebanyak 592.875 ekor. Melihat fenomena tersebut bagaimana pengaruh impor sapi terhadap kondisi peternakan di NTB, perlu dikaji lebih lanjut Maka dalam penelitian ini diarahkan untuk menjawab permasalahan-permasalahan berikut ini
Tujuan
Untuk mengetahui keragaan peternakan sapi di NTB Untuk mengetahui perkembangan harga sapi di NTB Untuk mengetahui permintaan dan penawaran sapi di NTB
Metodologi
Penelitian ini dilakukan di pulau Lombok dan Sumbawa Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai September 2012. Pengambilan sampel responden adalah dengan purposive sampling berdasarkan data kelompok ternak sapi dan merupakan sentra ternak sapi yang ada di NTB. Untuk menentukan responden pedagang ternak menggunakan metode snowball sampling. Untuk responden pemangku kebijakan terkait dengan peternakan di NTB ditentukan secara purposive sampling. Sehingga diperoleh responden sebesar 150 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan Data primer dengan dan metode survey dilapangan menggunakan kuisioner. Data sekunder diambil dari perpustakaan atau dinas terkait.
Hasil Kegiatan Sementara
Pola pengusahaan sapi potong di NTB disamping berbasis lahan seperti pulau sumbawa juga tidak berbasis lahan seperti di pulau lombok berupa usaha-usaha penggemukan sistem kandang. Usaha ternak di NTB, khususnya ternak sapi masih didominasi oleh usaha peternakan rakyat yang dicirikan dengan skala pemilikan yang kecil, dikelola sebagai usaha sambilan dan penggunaan input dan penjualan output belum berorientasi pasar. Sebagai usaha sambilan, usaha ternak cukup ditangani oleh tenaga kerja dalam keluarga mulai dari kegiatan mencari pakan sampai penjualan hasil Harga sapi di tingkat produsen selama 10 tahun terakhir (20012010) tidak stabil, namun pertambahan harga sapi rata-rata meningkat sebesar Rp. 446,970.00 per ekor per tahun. Sedangkan Harga daging sapi konsumen mengalami peningkatan harga sebesar daging sapi Rp. 4,223.00 per kg per tahun.
Lanjutan…..
Jumlah produksi input daging sapi, impor daging sapi dan harga rata-rata sapi per ekor memberi pengaruh nyata kepada tingkat penawaran daging sapi di NTB. Sedangkan jumlah sapi bakalan yang keluar NTB dan permintaan daging kambing memberi pengaruh nyata pada tingkat permintaan daging sapi di NTB. Harga daging sapi konsumen memberi pengaruh nyata kepada tingkat permintaan daging sapi di NTB, namun pengaruhnya negatif dimana setiap penambahan harga daging sapi konsumen akan menurunkan tingkat permintaan daging sapi. Sapi potong bakalan tidak pernah masuk ke NTB, namun sebaliknya sapi potong banyak yang keluar NTB, dimana Parameter penduga dari konsumsi daging sapi di Indonesia dan Kuota sapi yang keluar NTB memberi pengaruh nyata pada tingkat jumlah sapi potong yang keluar NTB. Parameter penduga persediaan daging sapi di Indonesia dan impor sapi nasional Indonesia memberi pengaruh nyata kepada tingkat jumlah sapi potong yang keluar NTB, namun pengaruhnya negatif dimana setiap penambahan persediaan daging sapi dan impor daging di indonesia akan menurunkan tingkat jumlah sapi potong yang keluar NTB.
Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja
Penajaman Kuisioner Penentuan responden Survei lapangan Pembuatan laporan termin 2