1 LAPORAN KEMAJUAN KAJIAN INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI NUSA TENGGARA TIMUR PKPP KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI ...
KAJIAN INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI NUSA TENGGARA TIMUR PKPP KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang -demand daging sapi>supply -import sapi dan daging sapi 40% -produktivitas sapi lokal sangat rendah -target swasembada daging pada tahun 2014 -perlu inovasi untuk meningkatkan produktivitas -inovasi tersedia tapi terhambat oleh rendahnya pendidikan dan modal peternak sapi lokal -introduksi inovasi dan pendampingan belum berhasil memperbaiki produktivitas secara maksimal -perlu dikaji penyebab lambatnya proses adopsi inovasi
1.2. Permasalahan Tidak selektifnya jenis inovasi yang diintroduksikan dan dicontohkan dalam demofarm sehingga banyak menghamburkan dana yang ternyata tidak ada manfaatnya karena peternak merasa tidak membutuhkannya
PROSES INTRODUKSI INOVASI DI LAPANGAN YANG DISARANKAN DITJENNAK
PEMDA/DINAS/ Lembaga PENYULUHAN
PENYIAPAN SDM/ DETASIR DAN IDENTIF KEBUTUHAN INOVASI
BALITBANGTAN
BBP2TP
PUSLIT/BB/ BALIT
BPTP TIM PENDAMPING AN TERPADU
POKTANNAK
INOVASI &SDM YG DIBUTUH KAN
II.METODOLOGI
2.1. Lokus : Nusa Tenggara Timur (Kabupaten Timor Tengah Utara/TTU dan Timor Tengah Selatan/TTS) 2.2. Fokus : Ketahanan Pangan 2.3. Bentuk Kegiatan : Survey,observasi lapangan,FGD, Penyusunan Metode I Introduksi Inovasi dan Penyusunan Rekomendasi Inovasi Teknologi Spesifik Lokasi 2.4. Tujuan : a. Melakukan kajian untuk mendapatkan data tentang seberapa jauh petani-peternak mengadopsi inovasi teknologi yang diintroduksikan secara berkelanjutan. b. Mengkaji faktor-faktor yang menghambat adopsi dan berlanjutnya adopsi c. Memperoleh secara lebih akurat tentang inovasi yang benar-benar dibutuhkan dan dapat dipraktekkan peternak secara berkelanjutan d. Menginventarisasi peluang dikembangkannya inovasi teknologi spesifik lokasi
2.5. Keluaran : a. Data tentang kuantitas dan kualitas adopsi inovasi teknologi oleh petani-peternak b.Informasi tentang faktor penghambat proses dan keberlanjutan adopsi c.Data tentang jenis inovasi yang dibutuhkan dan dapat dipraktekkan peternak secara mandiri dan berkelanjutan. d. Peluang penerapan inovasi teknologi spesifik lokasi di TTU dan TTS
2.6..Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
Tahap pertama : Diskusi/seminar proposal Tahap kedua
: Perbaikan proposal
Tahap ketiga
: Koordinasi dan komunikasi dengan BPTP dan Badan Ketahanan Pangan Kab. TTU dan TTS Nusa Tenggara Timur
Tahap keempat: Penentuan kelompok peternak target survey sekaligus dilakukan prasurvey/uji kuesioner
Hasil Kegiatan Sementara Pada awal kegiatan ini dilakukan kunjungan ke dua kabupaten yaitu Timor Tengah Utara dan Timor Tengah Selatan dengan tujuan
(a)melakukan koordinasi dengan BPTP,BKP dan Dinas terkait untuk menentukan lokasi/desa tempat kegiatan pengkajian (b) melakukan uji draft kuesioner (c) memperoleh awal data primer dan sekunder. Adapun hasil sementara yang dapat diperoleh sebagaimana terurai di bawah ini.
Kabupaten
Komp.Tekn.yg diintroduksikan
Kom.Tekn. yg diadopsi
TTU (Usapi nonot)
Kndg koloni,biogas,kompos,silase, konsentrat,penanaman dan pembe rian rumput unggul,pemanfaatan limbah pertanian
Kndg koloni,penana man dan pemberian rumput unggul
TTS (Kesetnana)
Kndg koloni,biogas,kompos,konsen trat,penanaman dan pemberian rumput unggul
Penanaman dan pemberian rumput unggul
Kesimpulan Sementara Tahapan crucial dalam proses diseminasi dan adopsi yaitu dalam penentuan jenis komponen teknologi yang akan diintroduksikan dalam bentuk demfarm (laboratorium lapang), harus lebih selektif,masuk akal,applicable dan realistis agar tidak terjadi pemborosan dalam pemanfaatan dana. dan SDM