PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT
SKRIPSI
WIDYA PITA LOKA E10013084
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017
PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT
Oleh WIDYA PITA LOKA E10013084
Telah Diuji di Hadapan Tim Penguji Pada Hari Rabu, tanggal 18 April 2017, dan dinyatakan Lulus
Ketua
: Ir. Wiwaha Anas Sumadja, M.Sc, PhD
Sekretaris
: Ir. Resmi, MP
Anggota
: 1. Prof. Dr. Ir. Zubaidah, MS 2. Dr. Yatno, S.Pt., M.Si 3. Heru Handoko, S.Pt., M.Si
Menyetujui: Pembimbing Utama,
Pembimbing Pendamping,
Ir. Wiwaha Anas Sumadja, M.Sc, PhD NIP. 19640711 199001 1 002 Tanggal:
Ir. Resmi, MP NIP. 19590818 198603 2 002 Tanggal:
Mengetahui: Wakil Dekan BAKSI,
Ketua Jurusan/Program Studi
Dr.Sc.Agr.Ir. Teja Kaswari, M.Sc NIP. 19661215 199203 1 002 Tanggal:
Ir. Darmawan, MP NIP. 19570615 198710 1 001 Tanggal:
PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT Widya Pita Loka (E10013084), Dibawah Bimbingan Wiwaha Anas Sumadja1) dan Resmi2) Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Jambi Jl. Jambi- Ma. Bulian KM 15 Mendalo Darat Jambi 36361 e-mail:
[email protected] ABSTRAK Bungkil inti sawit (BIS) merupakan hasil samping dari pengolahan inti kelapa sawit yang masih bisa dimanfaat untuk pakan unggas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi telur pada puyuh yang diberi ransum mengandung BIS. Penelitian ini menggunakan puyuh betina umur 21 hari sebanyak 140 ekor. Ransum disusun menggunakan beberapa bahan yaitu BIS, jagung, tepung ikan, bungkil kedele, dedak, dikalsium phosphat, CaCO3, lysine dan methionin. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah T1 (ransum 0% BIS), T2 (ransum mengandung 12,5% BIS), T3 (ransum mengandung 25% BIS) dan T4 (ransum mengandung 37,5% BIS). Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, umur bertelur pertama, bobot telur, produksi telur dan konversi ransum. Data yang diperoleh dilakukan Analisis Ragam (ANOVA) untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, umur bertelur pertama, bobot telur, produksi telur dan konversi ransum. Disimpulkan bahwa BIS dapat digunakan hingga taraf 37,5% tanpa mempengaruhi performa produksi telur puyuh. Kata kunci: bungkil inti sawit, puyuh, produksi telur 1) Pembimbing Utama 2) Pembimbing Pendamping
DAFTAR ISI Halaman PRAKATA ..................................................................................................
i
DAFTAR ISI ...............................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
vii
BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................
1
1.1.Latar Belakang .............................................................................
1
1.2.Tujuan ..........................................................................................
2
1.3.Manfaat ........................................................................................
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................
3
2.1. Puyuh ..........................................................................................
3
2.2. Bungkil Inti Sawit (BIS) .............................................................
4
2.3. Bungkil Inti Sawit dalam Ransum Unggas .................................
5
2.4. Produksi Telur ............................................................................
6
2.5. Konsumsi Ransum ......................................................................
7
2.6. Konversi Ransum........................................................................
8
BAB III. METODE PENELITIAN.............................................................
10
3.1. Tempat dan Waktu ......................................................................
10
3.2. Materi dan Peralatan ...................................................................
10
3.3. Metode .......................................................................................
10
3.4. Rancangan Penelitian..................................................................
14
3.5. Peubah yang diamati ..................................................................
14
3.6. Analisis Data ...............................................................................
15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................
16
4.1. Konsumsi Ransum ......................................................................
16
4.2. Umur Bertelur Pertama ...............................................................
17
4.3. Bobot Telur .................................................................................
17
4.4. Produksi Telur............................................................... .............
18
4.5. Konversi Ransum........................................................................
20
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
21
5.1. Kesimpulan .................................................................................
21
5.2. Saran ...........................................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
22
LAMPIRAN ................................................................................................
26
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Puyuh merupakan salah satu jenis unggas yang memiliki potensi untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya. Selain menghasilkan daging, puyuh juga menghasilkan telur untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Puyuh merupakan unggas daratan yang memiliki ukuran tubuh kecil, pemakan biji-bijian dpan serangga kecil. Jenis puyuh yang sering dibudidayakan adalah puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica) karena puyuh ini mulai bertelur pada umur 42 hari. Puyuh betina mampu menghasilkan 250-300 butir telur dalam setahun. Berat telurnya sekitar 10 g/butir atau 7-8% dari bobot badan. Puyuh berpotensi sebagai penyumbang bahan pangan asal hewani untuk memenuhi kebutuhan konsumsi protein. Menurut data dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), populasi puyuh di Indonesia sebanyak 7.840.880 ekor. Dengan populasinya yang cukup banyak maka perlu ketersediaan bahan pakan yang banyak pula. Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan, karena 60-70% biaya yang dikeluarkan peternak digunakan untuk pembelian pakan. Saat ini Indonesia masih mengimpor sebagian bahan pakan dari luar negeri. Hal ini menyebabkan harga pakan unggas komersil relatif mahal dan tidak stabil. Untuk mengurangi biaya produksi, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pakan alternatif yang kandungan nutrisinya baik, selalu tersedia, mudah didapat dan murah. Bungkil inti sawit (BIS) merupakan hasil samping dari pengolahan inti kelapa sawit yang masih bisa dimanfaat untuk pakan ternak unggas. Direktorat jenderal perkebunan (2014) melaporkan bahwa produksi minyak kelapa sawit di Indonesia mencapai 29.344.479 ton dan diperkirakan menghasilkan 7.336.119 ton inti sawit. Di provinsi Jambi pada tahun 2014 produksi minyak kelapa sawit mencapai 1.857.260 ton dan bila dihitung secara nominal menghasilkan bungkil inti sawit sebanyak 213.585 ton. Selain ketersediaannya yang melimpah BIS juga mengandung nutrisi yang cukup baik.
Kandungan nutrisi pada BIS yaitu protein kasar 15.43%-19.00%, lemak kasar 7.71%, serat kasar 15.47%-20.00%, Ca 0.43%, P 0.86% dan Cu 21.86 ppm (Aritonang, 1984). Penggunaan BIS hingga level 30% dalam ransum puyuh petelur tidak memberikan efek negatif terhadap produksi telur, berat telur dan dapat mengurangi biaya pakan (Makinde et al., 2014). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lanjut dengan meningkatkan level penggunaan BIS dalam ransum untuk melihat produksi telur pada puyuh. 1.2. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui performa produksi telur pada puyuh yang diberi ransum mengandung bungkil inti sawit. 1.3. Manfaat Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang penggunaan bungkil inti sawit dalam ransum puyuh petelur sebagai bahan pakan alternatif.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa bungkil inti sawit dapat digunakan hingga taraf 37,5% tanpa mempengaruhi performa produksi telur puyuh. 5.2. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan pengolahan bungkil inti sawit terlebih dahulu agar dapat digunakan pada taraf yang sama untuk mengetahui performa produksi telur.