Perfomans Reproduksi Induk Kambing PE di Desa Kemirikebo Sleman...Garmada M. PERFOMANS REPRODUKSI INDUK KAMBING PERAH PERANAKAN ETTAWA DI KELOMPOK PETERNAK PANGESTU DESA KEMIRIKEBO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA REPRODUCTIVE PERFOMANCE OF DAIRY GOAT DOES PERANAKAN ETTAWA AT PANGESTU KEMIRIKEBO VILLAGE TURI DISTRIC SLEMAN REGENCY YOGYAKARTA Garmada Malik *, Didin Supriat Tasripin **, Lia Budimulyati Salman ** * Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 ** Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian tentang perfomans reproduksi induk Kambing Perah Peranakan Ettawa di Kelompok Peternak Pangestu Desa Kemirikebo Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari perfomans reproduksi kambing perah Peranakan Ettawa di kelompok peternak Pangestu, berdasarkan umur kawin pertama, angka kawin per kebuntingan, masa kosong, selang beranak, dan jumlah anak per kelahiran. Penelitian ini menggunakan metode survey, pengambilan sampel dengan cara purposive sampling dan dianalisa menggunakan statistik deskriptif. Umur kawin pertama kambing 11,07 ± 1,76 bulan atau berkisar 332 hari ; kawin per kebuntingan 1,14 ± 0,46 kali ; masa kosong 128,62 ± 46,9 hari ; selang beranak 277,09 ± 38,36 hari, dan jumlah anak per kelahiran 1,64 ± 0,5 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perfomans reproduksi induk kambing Peranakan Ettawa di kelompok peternak tersebut sudah cukup baik. Kata Kunci : Kambing Peranakan Ettawa, umur kawin pertama, angka kawin per kebuntingan, masa kosong, selang beranak, jumlah anak per kelahiran
ABSTRACT A Research “Reproductive Perfomance of Dairy Goat Does Peranakan Ettawa at Pangestu Kemirikebo Village Turi district of Sleman Yogyakarta” was aims to identify the reproduction perfomance of dairy goats Peranakan Ettawa in groups of farmers Pangestu based on first mating age, service per conception, days open, kiding interval, and litter size. This study used survey methods, taking the sampel by purposive sampling and analyzed using descriptive statistics. Age at first mating 11.07 ± 1.76 months or about 332 days ; service per conception 1.14 ± 0.46 ; days open is about 128.62 ± 46.9 days ; kidding interval 277.09 ± 38.36 days ; and liter size is 1.64 ± 0.5 heads. The results showed that the reproduction perfomans of dairy goat peranakan ettawa in the group is good enough. Keywords : Dairy goat does Peranakan Ettawa, first mating age, service per conception, days open, kidding interval, litter size.
Perfomans Reproduksi Induk Kambing PE di Desa Kemirikebo Sleman...Garmada M. PENDAHULUAN Ternak kambing merupakan salah satu jenis ternak yang cukup digemari masyarakat, namun skala usahanya masih kecil serta sistem pemeliharaan dan perkembangbiakannya masih secara tradisional. Pemeliharaan kambing pada umumnya sebagai usaha sambilan bagi masyarakat peternak, meskipun ada juga yang menjadikan sebagai mata pencaharian pokok. Ternak kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang dipelihara secara sederhana dengan pakan berupa hijauan dan dedaunan tertentu yang ada, serta mempunyai arti penting dalam penyediaan daging dan susu sebagai sumber protein hewani. Bangsa kambing yang sudah beradaptasi baik dengan kondisi lingkungan Indonesia dan sangat berpotensi untuk dikembangkan adalah kambing Peranakan Ettawa atau lebih dikenal dengan nama kambing PE. Selain dapat diperah untuk diambil susunya, kambing PE juga dipelihara untuk menghasilkan daging, oleh karena itu kambing PE disebut juga tipe kambing dwi guna yang merupakan penghasil susu dan daging. Peningkatkan produktivitas kambing perah PE, perfomans reproduksi memegang peranan penting untuk mengetahui produktivitas ternak itu sendiri. Banyak kambing perah PE yang memiliki produktivitas rendah karena kurangnya pengetahuan masyarakat peternak mengenai perfomans reproduksi ternaknya. Potensi perkembangan ternak kambing perah PE di daerah Turi, Sleman Yogyakarta terbilang baik, karena banyaknya masyarakat peternak yang memilih untuk memelihara kambing perah jenis ini. Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta tepatnya di Desa Kemirikebo memiliki populasi kambing perah PE yang cukup banyak yaitu sekitar 600 ekor untuk induk. Desa ini memiliki kelompok peternak kambing perah PE yang bernama “Pangestu”, tetapi perfomans reproduksi ternaknya kurang diperhatikan. Hal ini dilihat dari banyaknya peternak yang tidak memiliki catatan reproduksi induk kambing perah PE lengkap, namun tetapi adapula yang memilikinya, dan rendahnya jumlah kelahiran di kelompok peternak kambing perah PE tersebut. Perlunya para peternak di kelompok peternak kambing PE Pangestu memiliki catatan reproduksi induk lengkap dimaksudkan untuk mengetahui perfomans reproduksi induk yang berguna sebagai data sumber informasi bagi peternak, dan berdasarkan hasil informasi tersebut nantinya dapat dilakukan program seleksi. Pengetahuan peternak seputar perfomans reproduksi induk kambing perah PE di desa Kemirikebo Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta penting diketahui. Mengetahui perfomans reproduksi induk kambing perah PE di daerah tersebut dapat membantu masyarakat untuk mengevaluasi manajemen pemeliharaan kambing PE agar produktivitas ternak dapat terus ditingkatkan. Berdasarkan uraian tersebut penulis melakukan penelitian dengan judul “Perfomans Reproduksi Induk Kambing Perah Peranakan Ettawa di Kelompok Peternak Pangestu Desa Kemirikebo Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta”. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah 95 data reproduksi induk kambing PE lengkap yang dimiliki oleh peternak Pangestu meliputi umur beranak pertama, angka kawin per kebuntingan, masa kosong, selang beranak, dan jumlah anak per kelahiran. 2. Peubah yang diamati Umur kawin pertama : Umur saat kambing perah PE dikawinkan untuk pertama kalinya (bulan/hari). Angka kawin per kebuntingan kambing perah PE : Jumlah kawin seekor kambing perah PE betina untuk menghasilkan kebuntingan (kali). Masa kosong kambing perah PE : waktu yang dihitung dari induk kambing beranak sampai kawin kembali yang menghasilkan kebuntingan (hari).
Perfomans Reproduksi Induk Kambing PE di Desa Kemirikebo Sleman...Garmada M. -
Selang beranak kambing perah PE : selang waktu yang dihitung saat induk kambing beranak sampai beranak kembali (hari). Jumlah anak per kelahiran : jumlah anak kambing yang dilahirkan dalam satu kelahiran untuk mengetahui tampilan produktivitas dalam berproduksi kambing perah PE (ekor).
3. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode survey. Pengambilan data dengan cara purposive sampling berdasarkan catatan reproduksi lengkap yang dimiliki induk, ataupun keterangan yang dimiliki oleh kelompok peternak Pangsetu mengenai data umur kawin pertama, angka kawin per kebuntingan, masa kosong, selang beranak, dan jumlah anak per kelahiran. 4. Analisis data Setelah data sifat kuantitatif terkumpul selanjutnya dianalisis secara statistik deskriptif meliputi: 1.
Rata-rata (Mean) Rata-rata dari setiap variabel peubah yang diamati dihitung dengan menggunakan rumus: n
X
Xi i 1
n
Keterangan : ∑xi n 2.
= Rata-rata = Jumlah total data = Jumlah pengamatan
Simpangan Baku Digunakan untuk menghitung penyimpangan nilai dari variabel peubah yang diamati dengan menggunakan rumus:
S=
Keterangan : S = Simpangan baku Xi = Nilai data ke-i n = Jumlah pengamatan 3.
Koefisien Variasi Digunakan untuk mengetahui besarnya variasi nilai dari variabel peubah yang diamati.
Perfomans Reproduksi Induk Kambing PE di Desa Kemirikebo Sleman...Garmada M. Keterangan : KV = Koefisien variasi S = Simpangan baku = Rata-rata 4. Maximum dan Minimum Maximum digunakan untuk mencari nilai tertinggi, sedangkan minimum untuk mencari nilai terendah dari kumpulan data. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Pengolahan Data Penelitian No Analisis UKP AKpK MK Deskriptif (bulan/hari) (kali) (hari) 1 Minimum 6/180 1 67 2 Maximum 12/360 3 275 3 Rata-rata 11,07/332 1,14 128,62 4 Simpangan 1,76 0,46 46,90 Baku 5 Koefisien 15,98 0,40 36,47 Variasi (%) Keterangan: UKP = Umur Kawin Pertama AKpk = Angka Kawin per Kebuntingan MK = Masa Kosong SB = Selang Beranak JApK = Jumlah Anak per Kelahiran N = 95
SB (hari)
JApK (ekor)
217 427 277,09 38,36
1 3 1,64 0,50
13,48
25,18
Umur Kawin Pertama Proses perkawinan yang terjadi di kelompok peternak pangestu ini sesuai dengan pernyataan Atabany (2013) yakni kambing sebaiknya dikawinkan saat tercapai dewasa tubuh yakni pada umur 10-12 bulan dengan rataan bobot 30-40 kg. Adapula hasil penelitian lain yang mendukung untuk umur kawin pertama ternak kambing yakni 10-12 bulan (Pralomkarn, dkk., 1996). Ketidakseragaman umur kawin pertama kambing betina PE dikarenakan perbedaan laju tingkat pertumbuhan ternak yang dapat dilihat dari metode pemeliharaan ternak dan pengalaman peternak. Penelitian ini mendapatkan hasil 25,27% dari total data penelitian yang mana kambing betina pertama dikawinkan pada umur di bawah 12 bulan dan 74,73% kambing betina dikawinkan pada umur 12 bulan. Angka Kawin per Kebuntingan Angka kawin ternak di kelompok Pangestu adalah 1,14 ± 0,46 kali. Angka ini lebih baik dari penelitan Rara, dkk (2011) yang memiliki angka kawin per kebuntingan 1,35 ± 0,5 kali. Hal ini menunjukan persentase angka kawin per kebuntingan yang baik di kelompok Pangestu. Ketepatan waktu peternak mengawinkan ternaknya menjadi poin penting dalam hal ini. Semakin kecil angka kawin per kebuntingan menunjukan keefisienan sistem perkawinan yang dilakukan oleh para peternak di kelompok Pangestu. Angka tersebut dapat dicapai dengan manajemen perkawinan yang tepat sehingga dapat tercapai keefisienan dalam perkawinan ternak. Pengalaman dan pengetahuan para peternak merupakan faktor penting lain yang dapat membantu mencapai angka tersebut. Calon induk jantan maupun betina pun diseleksi dan turut dipelihara dengan baik, sehingga meningkatkan persentase keberhasilan kebuntingan. Keberhasilan kawin ini dapat dilihat dari
Perfomans Reproduksi Induk Kambing PE di Desa Kemirikebo Sleman...Garmada M. persentase perkawinan yang hanya dalam satu masa kawin yaitu 88,42% dan lebih dari satu masa kawin 11,58%. Nilai tersebut membuktikan bahwa banyak induk kambing di kelompok peternak Pangestu memiliki angka kawin per kebuntingan yang sangat baik. Masa Kosong Masa kosong induk kambing PE di kelompok peternak Pangestu adalah 128,62 ± 46,9 hari. Nilai ini lebih tinggi dari penelitian Atabany (2013) yakni 90 - 120 hari. Atabany (2013) juga menyatakan bila lama masa kosong melebihi 120 hari pada kambing PE betina menunjukan telah terjadi kelainan reproduksi. Penelitian lain juga menunjukan bahwa ratarata masa kosong induk kambing PE adalah 93,9 ± 15,5 hari (Rara, dkk., 2011), sedangkan menurut Murtidjo (1993) normalnya masa kosong adalah 60 - 90 hari. Tingginya nilai koefisien variasi pada hasil perhitungan dikarenakan beberapa hal. Kebiasaan peternak di kelompok Pangestu telat mengawinkan ternaknya setelah kelahiran dengan alasan masih banyaknya produksi susu induk kambing setelah kelahiran, sehingga dikuatirkan turun produksi susu induk setelah dikawinkan kembali. Hal ini membuat peternak di kelompok Pangestu lebih lama mengawinkan ternaknya setelah beranak dan lebih memilih mengawinkan ternaknya setelah dirasa produksi susu menurun. Hal tersebut menyebabkan lamanya masa kosong induk kambing PE di kelompok peternak Pangestu meskipun angka kawin per kebuntingannya kecil dan dapat dibilang baik. Selang Beranak Meskipun induk kambing di peternak pangestu memiliki angka kawin per kebuntingan yang baik, namun memiliki masa kosong yang panjang. Hal ini dikarenakan kesengajaan peternak menunda kawin kembali ternak karena dikuatirkan produksi susunya turun. Berbeda dengan hasil penelitain Coosly (1984), bahwa selang beranak kambing di daerah tropis pada kondisi makanan dan tatalaksana yang baik biasanya selang beranak antara 260 sampai dengan 290 hari (8,7 bulan sampai 9,6 bulan). Pada kambing PE selang beranak sekitar 269 hari (Setiadi dan Sitorus, 1983). Nilai koefisien variasi selang beranak induk kambing PE kecil, yang berarti semakin seragam. Pernyataan itu menunjukan bahwa lama selang beranak antar induk kambing PE di peternak Pangestu tidak jauh berbeda lamanya satu sama lain dan masih dapat dikatakan baik. Jumlah Anak per Kebuntingan Penelitian ini menunjukan bahwa persentase tipe kelahiran pada kambing Peranakan Ettawa untuk beranak tunggal adalah 36,85% dan kembar dua atau lebih adalah 63,15%. Hal ini dikarenakan seleksi yang dilakukan oleh para peternak di kelompok Pangestu sehingga memiliki produktivitas yang tinggi. Hal ini sependapat dengan pernyataan Davendra dan Burns (1994), bahwa induk kambing dianggap produktivitas tinggi apabila dapat menghasilkan keturunan yang banyak atau lebih dari satu ekor per kelahirannya. Ditjen Peternakan (1993), juga menyatakan bahwa induk kambing yang mampu melahirkan anak kembar pada kelahiran pertama ada kecenderungan mengulanginya pada setiap melahirkan berikutnya. Nilai koefisien variasi jumlah anak per kelahiran cukup besar yang menandakan bahwa jumlah anak per kelahiran bervariatif. Hal ini disebabkan karena perbedaan setiap gen induk kambing PE yang dimiliki oleh para peternak di kelompok Pangestu. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukan hasil yang cukup baik dilihat dari hasil perhitungan data perfomans reproduksi induk kambing PE di kelompok peternak Pangestu. Perfomans reproduksi kambing perah PE di kelompok Pangestu yakni 11,07 ± 1,76 bulan atau berkisar 332 hari untuk umur kawin pertama dengan persentase umur kawin pertama kambing di
Perfomans Reproduksi Induk Kambing PE di Desa Kemirikebo Sleman...Garmada M. bawah 12 bulan 25,27% dan pada saat umur 12 bulan 74,73%. Angka kawin per kebuntingan induk kambing PE 1,14 ± 0,46 kali dengan persentase 88,42% untuk angka kawin per kebuntingan satu dan 11,58% untuk angka kawin per kebuntingan lebih dari satu. Masa kosong induk kambing PE 128,62 ± 46,90 hari atau berkisar 4,28 bulan. Selang beranak induk kambing PE 277,09 ± 38,36 hari atau berkisar 9,23 bulan. Jumlah anak per kelahiran induk kambing PE adalah 1,64 ± 0,5 ekor dengan persentase kelahiran tunggal 36,85%, dan kelahiran kembar atau lebih 63,15%. SARAN Perlu adanya suatu sistem manajemen perkawinan di kelompok yang dapat diterapkan oleh seluruh anggota. Perlunya keseluruhan anggota kelompok mencatat setiap kejadian reproduksi yang terjadi pada masing-masing ternaknya, sehingga peternak dapat memiliki catatan reproduksi yang lengkap. Hal itu bertujuan dengan lengkapnya catatan reproduksi ternak, para peternak dapat menyeleksi ternaknya di kemudian hari. DAFTAR PUSTAKA Atabany, A. 2013. Beternak Kambing Peranakan Etawah.Cetakan 1. PT Penerbit IPB Press. Kampus IPB Taman Kencana Bogor. Bogor. Indonesia. Coosly, J.K. 1984. Role in Meeting Supplies. In Extention Goat Handbook. Printed and Distributed in Cooperation with the Extention Service. United State Department of Agriculture. Washington D.C. 587-589. Devendra, C. dan Mc. Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis. Institut Teknologi Bandung. Direktorat Jenderal Peternakan. 1993. Beternak Kambing dan Domba. Departemen. Pertanian. Jakarta. Murtidjo, B. A. 1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan Ternak Perah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Pralomkam, W., S. Saithanoo, W. Ngampoqpi, C. Suwanrut & J.T.B. Milton. 1996. Growth and Med. Pet. Vol. 24 No. 2 puberty traits of Thai Native (TN) and TN x AngloNubian does. In Asiun-Australian Journal of Science (AJAS), 9(5) : 591-595. Shin Kwang Publishing Company. Korea. Rara, Wenny, S., Suyadi dan M, Nasich. 2011. Penampilan Reproduksi Induk dan Produksi Anak Lepas Sapih Kambing Peranakan Ettawa (PE) di Peternakan Rakyat Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Jurnal. Universitas Brawijaya. Malang. Setiadi, B. dan P. Sitorus. 1983. Penampilan Reproduksi dan Produksi Kambing Peranakan Etawah. Dalam pertemuan Ilmiah Ruminansia Kecil. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak. Bogor.
Perfomans Reproduksi Induk Kambing PE di Desa Kemirikebo Sleman...Garmada M.
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PERNYATAAN PENULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama
: Garmada Malik
NPM
: 200110110116
Judul Artikel
: Perfomans Reproduksi Induk Kambing Perah Peranakan Ettawa di
Kelompok Peternak Pangestu Desa Kemirikebo Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta
Menyatakan bahwa artikel ini merupakan hasil penelitian penulis, data dan tulisan ini bukan hasil karya orang lain, ditulis dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belum pernah dipublikasikan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa tekanan dari pihak manapun. Penulis bersedia menanggung konsekuensi hukum apabila ditemukan kesalahan dalam pernyatan ini. Dibuat di Jatinangor, tanggal 26 April 2016 Mengetahui,
Penulis,
Pembimbing Utama,
(…………………………...)
Pembimbing Anggota,
(……………………………)
(……………………………)