PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN CAGAR ALAM DANAU DUSUN BESAR KOTA BENGKULU
ADHRID RAHMAD FANI
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Lanskap Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar Kota Bengkulu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2014 Adhrid Rahmad Fani NIM A44100038
ABSTRAK ADHRID RAHMAD FANI. Perencanaan Lanskap Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar, Kota Bengkulu. Dibimbing oleh SETIA HADI Cagar Alam Danau Dusun Besar (CADDB) merupakan salah satu lanskap alami berupa cagar alam di Kota Bengkulu. CADDB memiliki fungsi strategis dengan dua ekosistem antara lain ekosistem rawa dan ekosistem hutan darat. Kawasan CADDB berfungsi sebagai daerah resapan air di Kota Bengkulu. Namun, pembabatan pada kawasan ini telah mengakibatkan menurunkan kemampuan resapan air kawasan. Hal ini memberikan dampak buruk terhadap ekosistem. Penelitian ini mengembangkan kawasan sebagai kawasan konservasi. Tujuan dari penelitian bertujuan untuk membuat perancanaan lanskap kawasan CADDB sebagai ruang terbuka biru dengan pendekatan konservasi. Metode penelitian mengacu kepada perencanaan menurut Lyle (1991) yang terdiri dari persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis/alternatif, dan rencana lanskap. Penelitian ini menganalisis aspek fisik tapak, biofisik dan sosial budaya serta aspek legal kawasan sebagai kawasan cagar alam dan daerah resapan air. Hasil dari penelitian ini berupa pembagian kawasan menjadi 3 blok; blok inti 156.80 ha, blok pemanfaatan 346.60 ha, dan blok lainnya 73.60 ha. Kawasan ini hanya mengakomodasi aktivitas seperti pendidikan, penelitian, rekreasi dan wisata alam terbatas. Kata kunci: kawasan konservasi, daerah resapan air, perencanaan lanskap, Cagar Alam Danau Dusun Besar (CADDB), cagar alam ABSTRACT ADHRID RAHMAD FANI. Landscape Planning of Danau Dusun Besar Natural Preserve Area Bengkulu City Supervised by SETIA HADI. Cagar Alam Danau Dusun Besar (CADDB) is one of natural preserve landscape at Bengkulu City. CADDB area has strategic function with two ecosytems i.e wetland ecosystem and forest ecosystem. CADDB area functions as water catchment area in Bengkulu City. Nowadays,illegal logging at this area make catching ability decrease. This situation gives bad impact for ecosystem. This study developed area as conservation area. The objective of this study is to make landscape planning of CADDB area as blue open space with conservation approach. The method of this study based on planning process by Lyle (1991) consists of preparation, inventory, analysis, synthesis/alternative and planning. This study analyzed the physical aspects of the site, biophysical aspects and sociocultural aspects surrounding the legal and regulation aspects of the conservation of natural preserve and water catchment areas. The result is landscape planning that divided into 3 zone: core zone 156,80 ha, utilization zone 346,60 ha and others zone 73,60 ha. This site developed activity such as education, research, recreation and limit natural tourism. Keywords: conservation area, water catchment area, landscape planning, Cagar Alam Danau Dusun Besar ), natural preserve
PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN CAGAR ALAM DANAU DUSUN BESAR KOTA BENGKULU
ADHRID RAHMAD FANI
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Perencanaan Lanskap Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar Kota Bengkulu Nama : Adhrid Rahamd Fani NIM : A44100038
Tanggal disahkan:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Judul penelitian ini adalah Perencanaan Lanskap Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar Kota Bengkulu. Atas semua bimbingan, bantuan, dukungan, dan perhatian yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dra Faridah, M.si dan (Alm) M Joni S,Sos selaku orang tua yang telah memberi semangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini, kakak Remon Faniska Putra S.Sos, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. 2. Bapak Dr Ir Setia Hadi, MS ,selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan, perhatian, dukungan dan saran. 3. Ibu Indung Sitti Fatimah, Msi, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan serta perbaikan dan arahannya. 4. Ibu Dr Ir Tati Budiarti, MS, selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan perhatian, dukungan, masukan, dan saran selama masa perkuliahan. 5. Pihak BKSDA Provinsi Bengkulu (Pak Said, Pak Naswan, Pak Mardiansyah, Mbak Gita, Mbak Devi) yang dalam hal ini telah memberikan izin untuk melakukan penelitian, masukan, bimbingan, data-data yang membantu dalam pembuatan skripsi ini 6. Teman-teman satu bimbingan (Tarmizi, Shendi,Ezi, Junom, Gusmen) teman senasib. 7. Teman-teman Arsitektur Lanskap angkatan 47 yang telah menjadi bagian dari masa-masa kuliah dan masa muda. 8. ARL 45, ARL 46, ARL 48, dan ARL 49 terima kasih telah menjadi kakak dan teman diskusi. 9. HIMASKAP dan KOALA. 10. Teman-teman penghuni C8 (Indra Bachtiar, Bhre Wijaya) yang senasib sepenanggungan dalam menyelesaikan hal yang sama yaitu Skripsi dan yang masih belum skripsi (Febri dan Risco) 11. Teman-teman IMBR Bengkulu yang menjadi keluarga seperantauan di Bogor. 12. Istiqomah Nurfitri S.E dan M Jundi Adila. 13. Teman-teman Pacek Gelendong (Lebong, Median, Taufik, PU, Tayek, Abet, Isti, Jundi, Midun, Fanny, Siti, Bakong, Ima, dan Umar). 14. Teman- teman Keluarga Jabodeta (Mia, Angga, Bang Frizan, Devi, Yola, Mirza, Ayi, Aldi, Anzil, Diva,Ririz) sebagai tempat mengadu dan mengeluh. 15. Teman-teman UNDESIGN (Arif, Digo, Made, Altrifianus, dan Riki) yang menjadi teman dan rival untuk peningkatan skill. 16. HAD
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini untuk itu diperlukan kritik dan saran untuk kemajuan ke depan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2014 Adhrid Rahmad Fani
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
Kerangka Pikir
2
TINJAUAN PUSTAKA
4
Perencanaan Lanskap
4
Lanskap Danau
5
Cagar Alam
6
METODOLOGI
8
Lokasi dan Waktu Penelitian
8
Batasan Penelitian
8
Alat dan Bahan
8
Pendekatan Perencanaan
9
Tahapan Perencanaan Lanskap
9
KONDISI UMUM WILAYAH
14
Kondisi Administratif dan Geografis Tapak
14
Potensi dan Kendala Tapak
14
Kondisi Biofisik
15
Kondisi Sosial dan Budaya
18
HASIL DAN PEMBAHASAN
19
Kondisi Fisik
19
Kondisi Biofisik
27
Kondisi Sosial Budaya Masyarakat
31
Aspek Legal
33
Analisis
36
Sintesis
37
Konsep Perencanaan
41
Pengembangan Konsep
41
Perencanaan Lanskap
41
KESIMPULAN DAN SARAN
62
Kesimpulan
62
Saran
62
DAFTAR PUSTAKA
63
LAMPIRAN
65
Kuisioner
66
Riwayat Hidup
70
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Alat, bahan dan tujuan dalam penelitian Bentuk dan Jenis Data Penilaian lereng untuk pengembangan konservasi Kepekaan terhadap erosi berdasarkan jenis tanah Intensitas Hujan Skoring Kategori Kawasan Lindung, Peyangga dan Budidaya Zonasi Ruang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam Nama dan Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Singgaran Pati Kota Bengkulu Luas Pemanfaatan pada Kawasan CADDB Curah Hujan, Jumlah Hari Hujan, Suhu Udara, di Kota Bengkulu Tahun 2013 Jumlah Penduduk Kelurahan Dusun Besar Kecamatan Singgaran Pati Analisis Kelerengan Kawasan Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar
13 Analisis Jenis Tanah pada Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar 14 Curah Hujan, Jumlah hari Hujan, Suhu Udara di Kota Bengkulu Tahun 2013 15 Pendugaan yang Harus Dilindungi 16 Pendugaan yang Harus Dilindung Berdasarkan Skor 17 Jenis-jenis Vegetasi di Kawasan CADDB Kota Bengkulu 18 Analisis Keanekaragaman Hayati 19 Indikasi Program Perda No.14 Tahun 2012 20 Matriks Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kota Bengkulu 21 Hasil Sintesis dan Arahan Pengembangan 22 Analisis dan Solusi 23 Rencana Kegiatan pada Setiap Zona 24 Rencana Fasilitas dan Daya Dukung Fasilitas 25 Program Pelestarian dan Pengembangan Kawasan
9 11 12 12 12 13 13 14 15 17 18 20 26 26 27 27 29 31 34 35 36 38 53 60 61
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kerangka Pikir Penelitian Lokasi Penelitian Tahapan Perencanaan Peta Cagar Alam Danau Dusun Besar Kota Bengkulu Kondisi Eksisting Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar Suasana Kawasan Satistik Penduduk menurut jenis kelamin Peta Rencana Pola Ruang Kota Bengkulu Peta Kelerengan Kawasan Peta Kontur Kawasan Gambaran Topografi dan kemiringan Lahan, bergelombnag, datar
3 8 10 14 16 17 18 19 20 21 22
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Siklus Hidrologi Wetland (Marsh 1994) 23 Peta Hidrologi 24 Peta Jenis Tanah 25 Frekuensi Curah Hujan Setiap Bulan, 2012 25 Peta Analisis Fisik 28 Peta Keanekaragaman Hayati 32 Peta Perhitungan Skor 37 Peta Sintesis Kawasan 40 Diagram Pengembangan Konsep Ruang dan Aksesibilitas urban conservatorium 42 Diagram Pengembangan Konsep Sirkulasi dan Aksesibilitas urban conservatorium 43 Rencana Blok 44 Rencana Lanskap Urban Conservatorium 46 Detail Plam Blok Inti Urban Conservatorium 47 Detail Plan Ruang Penerimaan dan Pelayanan Urban Conservatorium Detail Plan Boardwalk Urban Conservatorium Detail Plan Blok Pemanfaatan Air/Rawa Detail Plan Blok Pemanfaatan Darat dan Blok Lain Rencanan Sirkulasi Sekunder Rencana Tersier (berperahu) Ilustrasi Ruang Penerimaan Ilustrasi Ruang Pelayanan Ilustrasi Kegiatan Penelitian/Pendidikan Ekosistem Ilustrasi Kegiatan Penelitian/pendidikan Anggrek Pensil Ilustrasi Wisata Terbatas Danau Ilustrasi Hubungan Aktivitas Fasilitas
49 60 50 52 52 54 55 56 57 58 dan 59
PENDAHULUAN Latar Belakang Kawasan Kota Bengkulu membujur sejajar dengan pergunungan Bukit barisan dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Hal ini yang menjadikan Kota Bengkulu memiliki keragaman lanskap alami yang indah seperti lanskap pesisir, lanskap rawa, lanskap danau serta lanskap sejarah dan budaya. Salah satu lanskap alami di Kota Bengkulu adalah kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar (CADDB) dengan total keseluruhan kawasan seluas 577 Ha, sedangkan badan air danau seluas 52,28 Ha. Kawasan ini memiliki keunikan yaitu panorama lanskap Bukit Barisan sebagai latar belakangnya CADDB merupakan habitat utama bagi tanaman endemik langka yaitu anggrek pensil (Vanda hookeriana). Terdapat vegetasi lain seperti anggrek matahari, nipah, plawi, pulai, bakung, gelam, terentang, sikeduduk, brosong, ambacang rawa dan pakis. Selain memiliki potensi keindahan alam dan flora serta fauna, CADDB memiliki fungsi strategis dengan dua ekosistem yaitu ekosistem perairan danau dan ekosistem hutan air tawar sebagai kawasan tangkapan air atau water catchment area di Kota Bengkulu. CADDB memiliki banyak fungsi untuk Kota Bengkulu. BKSDA Kota Bengkulu (2003) menyebutkan ada lima fungsi utama yang dimiliki oleh Danau Dendam Tak Sudah yaitu: (1) sebagai kawasan konservasi yang melindungi keanekaragaman hayati; (2) sebagai sumber air yang digunakan untuk keperluan irigasi; (3) sebagai daerah cadangan air; (4) sebagai media pembelajaran alam untuk kepentingan ilmiah; (5) sebagai tempat rekreasi. Selain potensi – potensi tersebut, CADDB memiliki permasalahan seperti perambahan liar yang mengalihfungsikan daerah tangkapan air menjadi perkebunan sehingga mengancam kelestarian ekosistem CADDB. Kegiatan perambahan di sekitar danau telah menurunkan kapasitas daya tampung danau. Menurut penelitian Yayasan Lembak, yayasan yang memberikan advokasi bagi warga yang dirugikan akibat kerusakan cagar alam tersebut, dalam kurun waktu 10 tahun debit air danau pun mulai turun. Sebelumnya, danau ini mampu menampung 21 juta meter kubik air. Tetapi, saat ini diperkirakan tinggal mampu menampung sekitar 18 juta meter kubik. Akibat lebih lanjut, persawahan penduduk di hilir danau seluas 700 Ha terancam kekeringan pada musim kemarau. Kerusakan ekosistem CADDB akan berpengaruh pada pasokan air tawar dan ketidakseimbangan ekosistem di Kota Bengkulu. Potensi dan permasalahan yang terdapat pada CADDB tersebut dapat diatasi dengan melakukan perencanaan lanskap CADDB sebagai Ruang Terbuka Biru (RTB) Kota Bengkulu berbasis konservasi. Perencanaan Ruang Terbuka Biru adalah penataan ruang terbuka di daerah badan air (DAS, danau atau water catchment area) yang bertujuan untuk melestarikan daerah tangkapan air serta pemanfaatan lain seperti rekreasi dan ekowisata. Perencanaan ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya dalam pelestarian ekosistem CADDB dan menjadi Ruang Terbuka Biru kota yang dapat menjaga ekosistem alami di Kota Bengkulu.
2 Tujuan Penelitian Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk merencanakan lanskap kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar Kota Bengkulu. Hal tersebut dijabarkan melalui tujuan khusus yaitu : 1. mengindetifikasi lanskap Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar, Kota Bengkulu 2. menganalisis potensi dan kedala pada tapak sebagai Ruang Terbuka Biru berbasis konservasi kota Bengkulu 3. menyusun rencana (site plan) lanskap kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar, Kota Bengkulu sebagai kawasan konservasi. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam pengembangan potensi lanskap kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar sebagai kawasan konservasi dan rekreasi serta dapat menjaga ekosistem Cagar Alam sebagai water catchment area Kota Bengkulu. Kerangka Pikir Cagar Alam Danau Dusun Besar merupakan salah satu kawasan alami di Kota Bengkulu memiliki potensi sebagai kawasan konservasi Kota untuk menjaga daerah resapan air atau water catchment area serta menjaga ekosistem alami di dalam kota. Perencanaan ini dimulai dari kegiatan inventarisasi untuk mengidentifikasi terhadap tatanan fisik, biofisik dan sosial budaya masyarakat sekitar kawasn Cagar Alam Danau Dusun Besar. Analisis terhadap tatanan fisik, biofisik dan sosial budaya menjadi tahapan berikutnya dalam penelitian yang kemudian akan didapatkan zona-zona pemanfaatan untuk diwujudkan sebagai kawasan konservasi kota. Proses perencanaan kawasan ini dapat dilihat di dalam kerangka pikir penelitian pada Gambar 1.
3
Cagar Alam Danau Dusun Besar (CADDB) Potensi sebagai daerah tangkapan air, keanekaragaman flora dan fauna serta rekreasi
Kawasan Konservasi di tengah Kota
Kondisi Fisik
Batas tapak Luas Tata guna lahan Topografi dan Kemiringan Hidrologi Tanah iklim
Zona konservasi
Kondisi SosialBudaya Masyarakat
Kondisi biofisik
vegetasi satwa
Zona keanekaragaman hayati
Kondisi sosial masyarakat Pengetahuan masyarakat terhadap kawasan Persepsi masyarakat terhadap tapak Preperensi masyarakat
Zona pemanfaatan
Aspek legal Zona kesesuaian Konsep kawasan konservasi Tata Ruang dan Aktivitas
Fasilitas dan Jalur Sirkulasi Block Plan
Rencana Lanskap Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar Kota Bengkulu
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian
4 TINJAUAN PUSTAKA Perencanan Lanskap Perencanaan merupakan suatu pendekatan ke masa depan terhadap lahan dan perencanaan tersebut disertai dengan imajinasi dan kepekaan terhadap analisis tapak (Laurie 1984). Perencanaan adalah proses pemikiran dari suatu ide ke arah bentuk yang nyata. Menurut Nurisyah dan Pramukanto (1995): pengertian lebih lanjut dalam bidang arsitektur lanskap, merencana merupakan suatu tindakan menata dan menyatukan berbagai penggunaan lahan berdasarkan pengetahuan teknis lahan dan kualitas estetikanya guna mendukung fungsi yang akan dikembangkan di atas atau pada lahan tersebut. Simond (2006) menyatakan bahwa tujuan utama perencanaan lanskap adalah menentukan tempat yang sesuai dengan daya dukung lahan dan keadaan umum masyarakat sekitar. Selain itu, tujuan lain perencanaan adalah memperbaiki dan melindungi lanskap kolektif, membantu mempertemukan pengguna dan menggabungkannya ke dalam suatu lanskap dengan tidak terjadi kerusakan sumber daya di tempat masyarakat yang dikunjungi. Proses tahapan perencanaan lanskap tidak jauh berbeda dengan perencanaan di bidang lainnya (Marsh 1994). Proses perencanaan meliputi pengumpulan data, analisis, sintesis, dan hasil akhir. Pengumpulan data atu inventarisasi adalah tahapan untuk memahami karakter tapak di lokasi yang akan direncanakan. Selanjutnya tahapan yang dilakukan adalah analisis, data yang didapat selanjutnya diproses dan dianalisis untuk mengetahui kesesuaian tapak terhadap penggunaan yang direncanakan kemudian yang tapak yang sesuai akan dianalisis lebih dalam. Hasil analisis akan diintegrasikan yang akan digunakan untuk mengambil keputusan. Proses perencanaan dilanjutkan pada tahapan akhir yaitu berupa suatu perencanaan yang sesuai dengan tapak yang akan direncanakan. Menurut Gold (1980), perencanaan lanskap dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, seperti : 1. Pendekatan Sumberdaya, yaitu pendekatan dengan menentukan tipe alternatif aktivitas sesuai dengan tapak berdasarkan pertimbangan kondisi dan situasi sumberdaya. 2. Pendekatan aktivitas, yaitu penentuan tipe tipe dan alternatif aktivitas berdasarkan pemilihan terhadap aktivitas sebelumnya atau peruntukan tempat sehingga aktivitas tersebut dapat diwujudkan pada masa akan datang 3. Pendekatan ekonomi, yaitu pendekatan yang memperhatikan tipe, jumlah, dan lokasi aktivitas bedasarkan pertimbangan ekonomi 4. Pendekatan perilaku, yaitu pertimbangan pengembagan aktivitas dan fasilitas pendukung berdasarkan tipe dan perilaku manusia penduga tapak agar sesuai dengan peruntukan dan perilakunya.
5 Lanskap Danau Lanskap merupakan sebuah bentang alam dengan karakteristik tertentu khas yang berrupa keseluruhan tapak maupun hanya berupa pemandangan dengan dan dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Lanskap terdiri dari elemen mayor dan elemen minor. Elemen mayor merupakan bentukan-bentukan penampakan yang dominan, serta sangat sedikit yang dapat diubah. Beberapa contoh elemen mayor adalah bentukan topografi seperti pegunungan, lembah, sungai dan pantai, penampakan presipitasi, embun, kabut dan sebagainya. Sedangkan elemen minor yaitu elemen lanskap yang dapat diubah yaitu bukitbukit, semak belukar, parit dimana seseorang berncana untuk memodifikasinya (Simonds dan Starter 2006). Komite Nasional Pengelolaan Ekosistem Lahan Basah (2004) mejelaskan bahwa danau merupukan badan air alami berukuran besar yang dikelilingi oleh daratan dan tidak berhubungan dengan laut, kecuali melalui sungai. Terdapat beberapa jenis danau berdasarkan pembentukannya yaitu : 1. Danau tektonik adalah danau yang terbentuk karena adanya gaya tektonik, baik penaikan maupun penurunan sebagian permukaan bumi sehingga membentuk cekungan dan genangan air 2. Danau vulkanaik adalah danau yang terbentuk akibat adanya aktivitas gunung api dan merupakan kawah atau kaldera yang berada pada ketinggian yang cukup tinggi 3. Danau patahan adalah danau yang terbentuk akibat patahan lapisan tanah dan terjadi pergeseran permukaan sehingga membentuk cekungan dan terjadi genangan 4. Danau solusi adalah danau yang terjadi di daerah batu kapur yang terjadi karena adanya pematusan menjadi batu dan terjadi genangan. 5. Danau fluviatil adalah danau yang terjadi karena adanya pengendapan pasir atau lumpur di daerah dataran rendah sehingga membendung aliran air dan terbentuk genangan. Situ, danau, atau lembah merupakan bentukan alam atau buatan manusia yang berfungsi sebagai tempat penampung atau peresap air, baik air dari mata air maupun langsung dari curah hujan (Johan 1996). Selanjutnya dijelaskan oleh Simonds (1983) lanskap perairan seperti sungai, danau, pantai, dan alain-lain memiliki banyak potensi untuk dimanfaatkan antara lain 1. Sebagai penyedia air, irigasi, dan drainase 2. Sebagai sarana transportasi 3. Sebagai pembentuk iklim mikro 4. Sebagai habitat bagi tumbuhan dan hewan 5. Sebagai sarana rekreasi 6. Memiliki nilai sebagai pemandangan yang indah Dijelaskan kembali dalam Kepmen-LH 2008, fungsi ekosistem danau sebagai berikut : 1. Sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang bahan genetik 2. Tempat berlangsungnya siklus hidup flora dan fauna penting 3. Sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat 4. Tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari hujan, aliran permukaan, sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah tanah
6 5.
Sarana trasportasi untuk memindahkan hasil pertanian dari satu tempat ketempat lainnya 6. Penghasil energi melalui PLTA 7. Sarana rekreasi dan objek wisata Menurut pasal 10 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63 tahun 1993, pemanfaatan garis sempadan sungai, danau, waduk, mata air dan sungai yang terpengaruh pasang surut air laut mengikuti kriteria dalam keputusan Presiden R.I. Nomor : 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, menjelaskan bahwa danau dan waduk, garis sempadan ditetapkan sekurangkurangnya 50 (lima puluh) meter dari titik pasang tertinggi kearah darat. Cagar Alam Menurut PP nomor 28 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam (KPA), Kawasan Suaka Alam adalah kawasan yang memiliki ciri khas tertentu baik di daratan maupun di peraian yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan. Kriteria penetapan zonasi dilakukan berdasarkan derajat tingkat kepekaan ekologis (sensitivitas ekologi), urutan spektrum sensitivitas ekologi dari yang paling peka sampai yang tidak peka terhadap intervensi pemanfaatan, berturut-turut adalah zona: inti, perlindungan, rimba, pemanfaatan, koleksi, dan lain-lain. Selain hal tersebu juga mempertimbangkan faktor-faktor keperwakilan (representation), keaslian (oridinality), atau kealamian (naturalness), keunikan (uniqueness), kelangkaan (raitiness), laju kepunahan (rate of exhaution), keutuhan satuan ekosistem (ecosystem integrity), keutuhan sumberdaya/kawasan (intacness), luasan kawasan (area/size), keindahan alam (natural beauty), kenyamanan (amenity), kemudahan pencapaian (accesibility), nilai sejarah/arkeologi/keagamaan (historical/archeological/religius value), dan ancaman manusia (threat of human interfance), sehingga memerlukan upaya perlindungan dan pelestarian secara ketat atas populasi flora fauna serta habitat penting. Kawasan Suaka Alam terbagi 2, yaitu Cagar Alam (CA) dan Suaka Margasatwa. Cagar alam adalah KSA yang keadaan alamnya mempunyai kekhasan/keunikan jenis tumbuhan dan/atau keanekaragaman tumbuhan beserta gejala alam dan ekosistemnya yang memerlukan upaya perlindungan dan pelestarian agar keberadaan dan perkembangannya dapat berlangsung secara alami. Blok pengelolaan pada KSA dan KPA selain taman nasional meliputi : blok perlindungan, blok pemanfaatan dan blok lainnya. Cagar alam dapat dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan yang berupa : 1. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; 2. Pendidikan dan peningkatan kesadaran konservasi alam 3. Penyerapan dan/atau penyimpanan karbon 4. Pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya
7 Menurut MacKinnon (1990) Cagar Alam merupakan kawasan untuk melindungi alam dan menjaga proses alami dalam kondisi tidak terganggu dengan maksud untuk memperoleh contoh-contoh ekologis yang mewakili lingkungan alami, ayng dapat dimanfaatkan untuk tempat penelitian atau studi ilmiah, pemantauan lingkungan, pendidikan dan pemeliharaan sumberdaya plasma nutfah dalam kondisi dinamis dan berevolusi. Di dalam Cagar Alam terdapat beberapa kegiatan yang tidak boleh dilakukan antara lain: pelanggaran batas berupa pemukiman dan ladang berpindah, penebangan kayu ilegal, pengumpulan hasil hutan untuk komersial, perburuan dan penangkapan satwa, pengembangan ternak serta pembakaran yang tidak terkendali. Kawasan konservasi salah satunya cagar alam pasti terdapat ancaman terhadap kealamian kawasan. Menurut MacKannon (1990) terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan mempertahankan kawasan konservasi yaitu: 1. Menjelaskan mengapa pentingnya menetapkan kawasan yang dilindungi 2. Menunjukkan alasan kawasan tersebut dipilih sebagai kawasan konservasi 3. Memajukan keuntungan yang diperoleh masyarakat dan perekonomian setempat 4. Mengidentifikasi sumber pengganti tanah, hutan dan lain-lain yang dapat digarap (bila mungkin) atau dalam kasus tertentu menjelaskan mengenai pemberian hak ganti rugi 5. Mengembangkan rasa bangga akan kekayaan alam setempat 6. Menegaskan ketetntuan yang dibuat pemerintah dalam upaya membuat agar kawasan konservasi tersebut berhasil 7. Menjelaskan bahwa pelanggaran hukum bagi kepentingan pribadi merupakan pelanggaran terhadap masyarakat juga dan tidak semata-mata pelangaran terhadap pemerintah.
8 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian perencanaan lanskap Cagar Alam Danau Dusun Besar dilaksanakan di Jalan Danau, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu (Gambar 2). Waktu yang dibutukan dalam penelitian ini dimulai dari tahap persiapan hingga penyusunan laporan akhir berupa skripsi berlangsung selama enam bulan, yaitu Februari hingga Juli 2014.
Gambar 2 Lokasi penelitian Sumber: BAPPEDA Kota Bengkulu dan BKSDA Bengkulu Batasan Penelitian Penelitian ini dibatasi pada kondisi fisik, biofisik dan sosial budaya pada Cagar Alam Danau Dusun Besar, Kota Bengkulu, guna mendukung perencanaan dengan pendekatan konservasi yang diwujudkan berupa gambar site plan dan gamabr penunjang lainnya. Alat dan Bahan Penelitian ini menggunakan peralatan baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) (Tabel 1). Bahan yang digunakan pada
9
penelitian berupa data visual dan data spasial berupa peta, data sekunder, dan studi pustaka serta tujuan penggunaannya masing-masing. Tabel 1 Alat, bahan dan tujuan penggunan dalam penelitian Alat
No 1
2
Hardware Kamera Canon EOS 1100D Global Positioning System (GPS) Software
AutoCad 2011 SketchUp Adobe Photoshop CS 4
1 2
MS Excel 2013 MS Word 2013 Bahan Peta dasar Kawasan CADDB Data Sekunder dari instansi terkait
3
Studi literatur
Tujuan penggunaan Pengambilan Foto Ground check Proses inventarisasi Proses ilustrasi 3D Pengolahan data image atau peta Pengolahan Data Penyusunan Skripsi Tujuan Penggunaan Orientasi tapak Mendukung data primer Mendukung data yang dan dan acuan analisis
Pendekatan Perencanaan Lanskap Proses perencanaan dilakukan dengan menggunakan pendekatan fisik, biofisik, sosial serta aspek legal. Pendekatan fisik dan biofisik terkait dengan kondisi umum Kawasan CADDB. Pendekatan sosial terkait dengan persepsi dan preferensi masyarakat terhadp kawasan, serta aspek legal mengenai kawasan konservasi. Perencanaan lanskap dilakukan mengenai pengembangan kawasan berbasis konservasi Tahapan Perencanaan Lanskap Tahapan Penelitian ini menggunakan pendekatan Lyle (1991) dengan modifikasi. Tahapan perencanaan meliputi persiapan, inventarisasi, analisis, alternatif atau sintesis, dan perencanaan lanskap kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar Kota Bengkulu (Gambar 3). 1. Preperation/ Persiapan Tahap ini merupakan tahapan awal yang dilakukan meluputi kegiatan usulan penelitian, perumusan masalah, penentuan tujuan penelitian, perijinan untuk dapat melaksanakan penelitian serta pengumpulan isu-isu terkait penelitian perencanaan lanskap Danau Dendam Tak Sudah.
10
Preperation
Usulan penelitian, perijinan penelitian, perumusan masalah (issues)
Pengumpulan Informasi
Data Fisik & Biofisik Kawasan CADDB: Letak, luas, batas tapak, iklim, tanah, tata guna lahan, topografi, kemiringan lahan, hidrologi, vegetasi dan satwa
Data Sosial Masyarakat Kawasan CADDB: Kegiatan masyarakat, persepsi masyarakat, preferensi masyarakat terhadap kawasan, serta kondisi sosial masyarakat Analisis
Analisis dari masing-masing kelompok data menghasilkan peta kesesuaian kawasan konservasi
Sintesis/ Alternative
Zonasi kawasan konservasi (Cagar Alam) : Blok Inti, Blok Pemanfaatan dan Blok Lainnya. Pengembangan Konsep dan pembuatan block plan.
Perencanaan lanskap
Perencanaan lanskap kawasan CADDB dengan pendekatan konservasi , dengan hasil akhir berupa rencana lanskap, rencana jalur, rencana pengembangan ruang, dan aktivitas serta fasilitas pendukung aktivitas
Gambar 3 Tahapan perencanaan 2. Inventory/ Pengumpulan data Tahap inventarisasi merupakan tahapan pengumpulan data dan pengumpulan informasi-informasi yang mendukung penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dan observasi untuk mendapatkan data fisik dan biofisik lanskap. Selain itu, dilakukan juga wawancara untuk mendapatkan data preferensi dan persepsi masyarakat terhadap perencanaan. Pengumpulan data meliputi data fisik, biofisik, sosial dan budaya, serta data potensi dan kendala tapak. Data yang diambil dapat dilihat dari Tabel 2. Metode pengumpulan data berupa studi pustaka, survei lapang, dan wawancara Studi pustaka diperoleh dari suatu instansi daerah pengelola kawasan, yaitu BKSDA Bengkulu, BMKG, BAPPEDA Kota Bengkulu, dan istansi terkait. Jurnal-jurnal serta artikel terkait dengan penelitian. Data yang diperoleh berupa dokumen, peta, foto, dan data tertulis lainnya.
11 Tabel 2 Bentuk dan Jenis Data No 1 2 3 4 5
6
Jenis Data A. Data Fisik Batas tapak Luas tapak Tata guna lahan Hidrologi Topografi dan kemiringan lahan Tanah
7
Iklim
Data Biofisik Vegetasi Satwa C. Data Sosial 1 Identifikasi kegiatan masyarakat 2 Persepsi masyarakat 3 Prefensi masyarakat 4 Kondisi sosial masyarakat D. Aspek Legal Peraturan dan kebijakan
Bentuk Data
Cara Pengambilan
Sumber
Spasial Spasial Spasial, deskriptif
Survei Survei Survei, studi pustaka
Spasial, deskriptif Spasial, deskriptif
Studi pustaka Survei, studi pustaka
Tapak, BKSDA Tapak, BKSDA Tapak, BAPPEDA Tapak, BKSDA Tapak, BKSDA, Bakosurtanal
Spasial, deskriptif
Studi pustaka
Spasial, deskriptif
Studi pustaka
Spasial. deskriptif Spasial, deskriptif
Survei, studi pustaka Survei, studi pustaka
Tabel, deskriptif
Survei, studi pustaka, Tapak, BPS wawancara
Tabel, deskriptif
Survei, studi pustaka, Tapak wawancara Survei, studi pustaka, Tapak wawancara Survei Tapak, BPS
Tapak, BKSDA, Bakosurtanal BMKG Kota Bengkulu
B.
1 2
Tabel, deskriptif Deskriptif
Deskriptif
Studi wawancara
Tapak, BKSDA Tapak, BKSDA
pustaka, Dinas Tata Ruang Kota Bengkulu, BKSDA, tapak
3. Analyses/Analisis a. Analisis fisik dan biofisik Analisis data dilakukan guna memenuhi tujuan identifikasi tapak dengan melihat potensi dan kendala di CA Danau Dusun Besar yang menggunakan metode yaitu berupa analisis deskriptif kualitatif, deskriptif kuantitatif dan spasial. Semua data fisik dianalisis untuk mendapatkan peta pembagian ruang dan daya dukung terhadap aktivitas pada Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5.Makin tinggi nilai kelas sesuatu faktor, maka makin besar pengaruh faktor tersebut terhadap kepekaan suatu kawasan. Aspek biofisik akan dianalisis untuk mendapatkan zonazona tentang keanekaragaman hayati tapak. Analisis biofisik mengacu kepada penetapan pengelolaan ( rencana pengelolaan 20 tahun CA Danau Dususn Besar) kawasan sebagai kawasan cagar alam yang berdasarkan kealamian dan keanekaragaman ekosistem.
12 Tabel 3 Penilaian lereng untuk pengembangan konservasi Kelas lereng Kelerengan Keterangan 1 0%-8% Datar 2 8%-15% Landai 3 15%-25% Agak curam 4 25%-45% Curam 5 >45% Sangat curam Sumber: SK Mentan Nomor 837/Kpts/um/11/1980 Tabel 4 Kepekaan terhadap erosi berdasarkan jenis tanah Jenis tanah keterangan Aluvial, Tanah Glei Planosol Hidromorf Tidak Peka Kelabu, Literia Air Tanah 2 Latosol Agak Peka 3 Brown Forest Soil, Non Calcis Brown, Kurang Peka Mediteran 4 Andosol, Laterit, Grumosol, Podsol, Podsolik Peka 5 Regosol, Litosol, Organosol, Renzina Sangat Peka Sumber: SK Mentan Nomor 837/Kpts/um/11/1980 Kelas tanah 1
Tabel 5 Intensitas Hujan Kelas intensitas hujan Intensitas hujan (mm/hari hujan) 1 s/d 13.6 2 13.6-20.7 3 20.7-27.7 4 27.7-34.8 5 >34.8 Sumber: SK Mentan Nomor 837/Kpts/um/11/1980
keterangan Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
b. Analisis aspek legal Analisis akan dilanjutkan dengan analisis mengenai kawasan Cagar Alam sesuai dengan Keputusan Presiden No.32 Tahun 1990 Tentang Penentapan Kawasan Lindung untuk Perlindungan Setempat. Berdasarkan keputusan tersebut, kriteria kawasan lindung untuk kawasan sekitar danau/waduk daratan sepanjag tepian danau/waduk adalah 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Kriteria penetapan kawasan konservasi atau lindung mengacu kepada SK Mentan No.837/Kpts/Um/II/1980 tentang Kriteria Dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung, penetapan kawasan ditentukan berdasarkan hasil perhitungan pembobotan (1-5) menurut keadaan lereng (Tabel 3) dengan bobot 20, kepekaan terhadap erosi (Tabel 4) berbobot 15 dan intensitas hujan (Tabel 5) dengan bobot 10. Selanjutnya ketiga variabel tersebut dijumlahkan untuk mengetahui kawasan dilindungi (skor> 175), kawasan peyangga (skor antara 125-175) dan kawasan budidaya (skor<125) tertera pada Tabel 6.
13 Tabel 6 Skoring Kategori Kawasan Lindung, Peyangga dan Budidaya No Kategori Kawasan Total Skoring Keterangan 1 Kawasan Lindung >175 Perlindungan Tinggi 2 Kawasan Peyangga 125-175 Perlindungan Sedang 3 Kawasan Budidaya <125 Perlindungan Rendah Sumber : SK Mentan No.837/Kpts/Um/II/1980 Aspek sosial akan dianalisis secara deskriptif melalui penelusuran mengenai tapak. Analisis sosial dan budaya melihat persepsi masyarakat tentang rencana pengembangan yang diperoleh, preperensi masyarakat terhadap pengembangan, demografi, aktivitas ekonomi dan peraturan serta kebijakan serta konsep pengembangan yang diinginkan oleh masyarakat. Hasil analisis menjelaskan keadaan sosial budaya masyarakat terhadap pengembangan kawasan konservasi CA Danau Dusun Besar (CADDB). Hasil analisis ini kemudian menghasilkan zonasi ruang. Kemudian dilakukan penilaian berdasarkan kesesuaian dengan analisis kesesuaian dan daya dukung untuk pemanfaatan sebagai kawasan konservasi. 4. Sintesis Sintesis dilakukan untuk mendapatkan pemecahan masalah dan pemanfaatan potensi suatu tapak yang disesuaikan dengan tujuan studi. Pada tahap sintesis, hasil dari proses analisis akan dijadikan bahan acuan dalam penentuan ruang (zonasi) yang akan dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek fisik,biofisik, sosial budaya kawasan Danau Dendam Tak Sudah sebagai alternatif perencanaan. Selanjutnya hasil sintesis tersebut dispasialkan dan dioverlay dengan teknik penskoran dan disajikan dalam bentuk rencana blok tersaji pada Tabel 7. Pada tahap ini pula dikerjakan konsep yang sesuai dengan aktivitas penggunan agar menghasilkan perencanaan lanskap yang lebih terarah dengan baik. Tabel 7 Zonasi Ruang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam Kategori Blok Inti
Blok pemanfaatan
Blok lainnya
Kriteria Wilayah yang menjadi prioritas konservasi, Biodiversitas tinggi, Tingkat pelestarian maksimum, Tapak menghasilkan jasa lingkungan Wilayah yang menjadi kawasan pemanfaatan lain dari sumberdaya yang ada. Namun, pemanfaatan tersebut tetap mejaga keberlanjutan kawasan Zona yang ditetapkan karena adanya kepentingan khusus guna menjamin efektivitas pengelolaan KSA dan KPA
5. Perencanaan Perencanaan ini menggunakan pendekatan konservasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam pasal 19, menjelaskan bahwa pengembangan terhadap kawasan tersubut terbagi ke dalam 3 (tiga) zonasi. Terdiri dari blok inti, blok pemanfaatan dan blok lainnya. Setelah itu dikembangkan sesuai konsep dasar dan konsep pengembangan.
14
KONDISI UMUM WILAYAH Kondisi Administrasi dan Geografis Tapak Secara geografis, kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar terletak pada koordinat 3°47’45” – 3°49’01” Lintang Selatan dan 102°18’07” – 102°20’11” Bujur Timur. Posisi geografis tersebut terletak di pantai bagian Barat Pulau Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Kawasan CADDB secara administratif terletak di Jalan Danau, Kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Peta Cagar Alam Danau Dusun Besar Kota Bengkulu Kecamatan Singgaran Pati, kecamatan ini terdiri dari 6 wilayah kelurahan yang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Nama dan Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu Nama Kecamatan
Luas (km²)
Presentase
Kec. Singaran Pati
14.4
9.52
Kelurahan 1. Timur Indah 2. Padang Nangka 3. Panorama 4. Dusun Besar 5. Lingkar Timur 6. Jembatan Kecil
Sumber : Singgaran Pati Dalam Angka 2013
Potensi dan kendala kawasan Potensi Kawasan Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar (CADDB) merupakan salah satu Ruang Terbuka Hijau yang ada di Kota Bengkulu. Keberadaan kawasan ini memiliki urgensi penting terhadap potensi flora dan fauna yang cukup beragam, eksotik, dan langka dimann di dalamnya terdapat Angrek Pensil (Vanda hoockeriana), Angrek matahari, Bakung, Nipah,Pulai, Ambcang Rawa dll. Selain
15
itu juga menjadi habitat bermacam fauna seperti Babi Hutan, Ular Phyton, Kera ekor panjang, serta jenis ikan yang hidup di air danau. Selain itu, keindahan alam di kawasan CADDB ini, menjadi potensi pariwisata bagi Kota bengkulu. Hal ini menjadikan kawasan ini menjadi salah satu alternatif tempat wisata di tengah kota Bengkulu. Kendala Kawasan BKSDA Bengkulu melaporkan pada tahun 2010, terjadi perambahan seluas 267 Ha atau sekitar 63% dari luas 577 Ha kawasan tersebut. Perambahan ini mudah dilakukan karena dibuat jalan poros Air Sebakul-Nakau sehingga memudahkan masyarakat masuk ke kawasan. Perambahan kawasan ini terdiri dari penggunaan lahan utuk ditanamai kelapa sawit , kebun campuran, sawah, jalan poros dll. Temuan pendataan di lapang disajikan pada Tabel 9 dan Gambar 5. Tabel 9 Luas Pemanfaatan pada Kawasan CADDB Jenis Pemanfaatan Luas (Ha) Persentase Genangan Air Danau 52,58 9,11 Kebun Kelapa Sawit 52,97 9,18 Kebun Campuran 12,60 2,18 Sawah 46,26 8,02 Jalan Poros 2,20 0,38 Yang pernah terganggu (pernah 252,97 43,84 dirambah & sudah ditinggalkan karena terbakar) 7 Daratan yang tidak terganggu 157,42 37,28 Jumlah 577,00 100 Sumber : BKSDA Bengkulu, 2010 No 1 2 3 4 5 6
Berdasarkan Tabel 9, menunjukkan bahwa hampir 63% luasan kawasan dirambah oleh masyarakat sehingga kelestarian kawasan CA Danau Dusun Besar terancam. Jika kawasan sekitar danau yang menjadi daerah resapan air terancam, maka akan mengpengaruhi debit air danau. Hingga akhirnya akan berpengaruh terhadap kelestarian habitat alami Anggrek Pensil, ketersediaan air untuk irigasi, ketersediaan air untuk sumber PDAM Kota Bengkulu serta akan berpengaruh terhadap berkurangnya kawasan alami di Kota Bengkulu. Kondisi Biofisik Secara umum kawasan CADDB terletak pada ketinggian 15 m/dpl, sedangkan keadaan kawasan relatif datar sampai bergelombang dengan kelerengan 0-8%. Sumber air Kawasan Danau Dendam Tak Sudah berasal dari air hujan, daerah tangkapan air dan mata air. CADDB bukan merupakan danau atau muara dari suatu sungai, sehingga kondisi hidrologi bergantung ada kelestarian daerah tangkapan air.
16
Gambar 5 Kondisi Existing Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar Kota Bengkulu (Sumber : BKSDA Bengkulu)
17 Berdasarkan pengamatan cuaca stasiun Kota Bengkulu pada tahun 2013 dijelaskan curah hujan, jumlah hari hujan, suhu udara, terdapat pada Tabel 10. Tabel 10 Curah Hujan, Jumlah Hari Hujan , Suhu Udara, di Kota Bengkulu Tahun 2013 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Curah Hujan (mm)
Hari Hujan (hari)
198 101 131 340 182 174 140 95 37 190 538 508
19 18 19 22 13 10 12 8 3 15 24 26
Suhu Udara Maks. (ºC) 30,2 30,6 30.7 31,0 31,7 31,9 31,1 31,5 31,6 31,8 30,5 30,4
Min. (ºC) 23,7 23,8 23,7 23,7 24,2 23,7 23,2 23,7 23,3 24,2 24,0 24,0
Rata - rata (ºC) 26,9 27,2 27,2 27,4 27,4 27,8 27,2 27,6 27,5 28,0 27,3 27,2
Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2013, BPS Kota Bengkulu Pasang surut air danau mengikuti pola curah hujan dan jumlah hari hujan yang terjadi di kota Bengkulu. Selain itu, tergantung pada kualitas daerah resapan air atau water catchment area yang terletak di sekeliling danau. Vegetasi yang terdapat di kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar didominasi oleh tanaman bakung air, kantung semar, pulai, macang rawa dan Terentang dan beberapa tanaman pohon. Kondisi eksisting dapat dilihat pada Gambar 6.
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
Gambar 6 Suasana Kawasan (i) Kondisi Danau Dendam Tak Sudah, (ii) Daerah rawa/resapan air, (iii) Papan pengumuman status kawasan, (iv) Pintu outlet air danau, (v) Komplek pedagang, (vi) Pos Pengawasan
18 Kondisi Sosial dan Budaya Demografi Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar (CADDB) masuk ke dalam administrasi kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Singgaran Pati, Kota Bengkulu. Berdasarkan Undang-Undang No.3 Tahun 2013 tentang pembentukan wilayah. Penduduk Kecamatan Singgaran Pati sebesar 39.700 jiwa yang terdiri dari 20.000 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 19.700 jiwa berjenis kelamin perempuan. Perbandingannya tertera pada Gambar 7. Laki-laki
50%
Perempuan
50%
Gambar 7 Statistik penduduk menurut jenis kelamin (Sumber: Singgaran Pati Dalam Angka 2013) Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sebesar 101,52. Artinya jumlah penduduk laki-laki Singgaran Pati 1,52% lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan. Kawasan secara keseluruhan dikelilingi oleh 5 kelurahan yang berbatasan langsung. Namun, keberadaan kawasan CA Danau Dusun Besar (CADDB) sebagian besar masuk ke dalam wilayah kelurahan Dusun Besar Kecamatan Singgaran Pati Kota Bengkulu. Jumlah penduduk Dusun Besar hingga Januari 2014 sebesar 8.046 jiwa dengan rincian tersaji pada Tabel 11. Tabel 11 Jumlah Penduduk Kelurahan Dusun Besar Kecamatan Singgaran Pati Penduduk Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah Dusun Besar 4.145 3.901 8.046 Sumber : Laporan Kependudukan Kelurahan Dusun Besar, Januari 2014 Sejarah Kawasan Menurut cerita rakyat yang berkembang, kawasan ini terbentuk karena air mata pengorbanan dari seorang gadis dan kekasihnya yang tidak direstui. Sehingga air matanya menciptakan suatu danau yang menyimpan dendam dari gadis tersebut, sehingga sampai saat ini kawasan tersebut dinamakan Danau Dendam Tak Sudah. Selain itu, Kawasan Danau Dendam Tak Sudah di CADDB merupakan danau sering meluap, sehingga pada zaman penjajahan Belanda dibuatlah Dam untuk mencegah meluapnya air danau. Namun, pembangunan dam tersebut tidak
19 selesai karena perjanjian pada perang dunia kedua sehingga kekuasaan atas Bengkulu berpindah ke tangan Inggris. Oleh karena dam yang tidak selesai, maka kawasan tersebut dinamakan Dam Tak Sudah dan akhirnya berkembang menjadi Dendam Tak Sudah. Setelah kekuasaan kembali kepada Belanda. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Fisik Letak dan Luas Kawasan Secara geografis, kawasan CA Danau Dusun Besar terletak pada koordinat 3°47’45” – 3°49’01” Lintang Selatan dan 102°18’07” – 102°20’11” Bujur Timur. Posisi geografis tersebut terletak di pantai bagian Barat Pulau Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Kawasan Danau Dendam Tak Sudah secara administratif terletak di Jalan Danau, Kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu. Danau Dendam Tak Sudah merupakan bagian dari kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar. Kawasan Cagar Alam tersebut berpengaruh langsung terhadap keberadaan kawasan Danau Dendam Tak Sudah (DDTS). Berdasarkan SK Penetapan Menhut No.602/Kpts-II/1992 tanggal 10 Juni 1992 kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar seluas 577 Ha atau 6% dari luas keseluruhan Kota Bengkulu. Sedangkan luas genangan air danau seluas 52,58 Ha atau 9,11% dari luas total CA Danau Dusun Besar. Tata Guna Lahan . Berdasarkan Peraturan Daerah No.14 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu Tahun 2012-2032, kawasan ini berstatus Cagar Alam dan daerah reasapan air yang tersaji pada gambar 8.
Gambar 8 Peta Rencana Pola Ruang Kota Bengkulu 2012-2032 Sumber : BAPPEDA Kota Bengkulu
20 Berdasarkan peta rencana pola ruang kota Bengkulu, kawasan CADDB berstatus Cagar Alam sekaligus Ruang Terbuka Hijau yang pengembangannya hingga 2032 harus mendukung ruang tersebut. Berdasarkan Perda No.14 menetapkan kawasan ini ke dalam kawasan strategis yang artinya kawasan ini dalam penataannya menjadi prioritas karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap sosial, ekonomi, dan lingkungan. Oleh karena itu, perencanaan ini melakukan pendekatan konservasi agar kawasan ini tetap terjaga sebagai kawasan strategis sekaligus Ruang Terbuka Hijau berupa Ruang Terbuka Biru di Kota Bengkulu. Topografi dan Kemiringan Lahan Kawasan CADDB secara umum memiliki topografi relatif datar sampai bergelombang. Kawasan ini memiliki kelerengan beragam dapat dilihat pada Gambar 9. Sedangkan ketinggian dari permukaan laut rata-rata 15m. Kawasan ini di dominasi kawasan rawa dan beberapa kemiringan yang berguna sebagai daerah resapan air danau. Keadaan topografi terlihat pada gambar 10.
Gambar 9 Gambaran Topografi dan kemiringan lahan, bergelombang (kiri), datar (kanan) Gambar 11 menggambarkan persebaran kelerengan yang terdapat pada Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar. Sehingga dihasilkan data yang tersaji pada tabel 12. Tabel 12 Analisis Kelerengan Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar Kelas lereng Kelerengan Keterangan Luas (Ha) Persentase 1 0%-8% Datar 255,7 44,3 2 8%-15% Landai 221,3 38,4 3 15%-25% Agak curam 75 13,0 4 25%-45% Curam 14 2,4 5 >45% Sangat curam 11 1,9 Sumber: SK Mentan Nomor 837/Kpts/um/11/1980 dan hasil analisis (2014) Berdasarkan Tabel 15, kawasan tersebut didominasi oleh kelerengan 0-8% sebesar 44,3% yang menunjukkan kawasan ini cenderung datar. Sisanya 38,4% landai yang tersebar disekitar kawasan Danau Dendam berupa rawa dan hutan belukar. Sedangkan kelerengan agak curam sebesar 13 %, 2.4% curam dan 1,9% sangat curam cenderung berada di pinggiran danau yang mengarahkan aliran air bermuara di danau.
21
Gambar 10 Peta Kontur Kawasan (Sumber: BKSDA Bengkulu)
22
Gambar 11 Peta Kelerengan Kawasan
23
Hidrologi Kawasan CADDB merupakan ekosistem perairan rawa, sehingga hampir keseluruhan kawasan adalah rawa. Selain itu, terdapat badan air yang seolah terpisah menjadi dua bagian besar. CADDB merupakan danau yang bukan suatu muara dari sungai, melainkan suatu cekungan yang diisi oleh air. Sehingga keberadaan daerah resapan air sangat berpengaruh terhadap debit air danau. Siklus hidrologi kawasan tersaji pada Gambar 12.
Gambar 12 Siklus Hidrologi Wetland (Marsh 1994) Aliran inlet CADDB hanya mengandalkan daerah resapan air sebagai penyuplai air (Gambar 12). Air Danau Dendam Tak Sudah memiliki peran penting sebagai sumber air bagi irigasi sawah di sekitar kawasan. Terdapat 2 (dua) pintu air yang berfungsi mengalirkan air ke sawah – sawah di sekitarnya. BKSDA Bengkulu menyebutkan bahwa Danau Dendam Tak Sudah merupakan sumber irigasi bagi sekitar 700 Ha sawah masyarakat Kota Bengkulu yang berada di sekitar kawasan. Kemudian keberadaan debit air danau berasal dari resapan air pada kawasan rawa/resapan air yang berada pada kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar Kota Bengkulu. Oleh karena itu, kelestarian dan kealamian daerah resapan air merupakan hal yang penting untuk menjaga debit air danau tetap konsisten dan akhirnya dapat menjaga produktivitas persawahan di Kota Bengkulu. Tanah Berdasarkan peta tanah BKSDA, kawasan ini memiliki jenis tanah yang terdiri dari Latosol, Podsolik, dan Histosol atau tanah gambut. Analisi tanah dilakukan dengan menggunakan kriteria penetapan kawasan lindung yang menurut SK Mentan Nomor 837/Kpts/um/11/1980. Jenis-jenis tanah Latosol, Podsolik, dan Histosol atau tanah gambut merupakan jenis tanah yang sangat peka terhadap pengikisan air atau erosi (Gambar 13). Oleh sebab itu, kawasan ini perlu direncanakan secara bijaksana untuk menjaga kelestarian kawasan ini.
24
Gambar 13 Peta Hidrologi
25
Gambar 14 Peta Jenis Tanah
26 Berdasarkan Gambar 14, dilakukan analisis jenis tanah untuk mengetahui tingkat kepekaan di Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar yang tersaji pada Tabel 13. Tabel 13 Analisis Jenis Tanah pada Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar Kelas tanah Jenis tanah keterangan 2 Latosol Agak Peka 4 Podsolik Peka 5 Histosol (Organosol) Sangat Peka Sumber: SK Mentan Nomor 837/Kpts/um/11/1980 Jenis tanah Histosol menyebar hampir 50% dari keseluruhan kawasan Cagar Alam. Jenis tanah Histosol masuk ke kelas 5 yang artinya kawasan ini sangat peka terhadap erosi atau pengikisan tanah. Iklim dan Curah Hujan Kawasan CA Danau Dusun Besar (CADDB) termasuk ke dalam tipe iklim A berdasarkan tipe iklim menurut F.H Schmidt dan Ferguson dengan nilai Q=0-14,3%. Berdasarkan data statistik, secara umum kawasan CADDB memiliki suhu rata-rata maksimum antara 31-35° C dengan kelembaban 81-86% tersaji pada Gambar 15 dan Tabel 14. 600 500 400 300 200 100 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Jul Agst Sept Okt Nov Des
. Gambar 15 Frekuensi Curah Hujan Setiap Bulan, 2012 ( BPS 2013) Tabel 14 Curah Hujan, Jumlah Hari Hujan , Suhu Udara, di Kota Bengkulu Tahun 2013 No
Bulan
Curah Hujan (mm)
Hari Hujan (hari)
Maks. (ºC) 1 Januari 198 19 30,2 2 Februari 101 18 30,6 3 Maret 131 19 30.7 4 April 340 22 31 5 Mei 182 13 31,7 6 Juni 174 10 31,9 7 Juli 140 12 31,1 8 Agustus 95 8 31,5 9 September 37 3 31,6 10 Oktober 190 15 31,8 11 November 538 24 30,5 12 Desember 508 26 30.4 Sumber : Bengkulu Dalam Angka Tahun 2013, BPS Kota Bengkulu
Suhu Udara Min. (ºC) 23,7 23,8 23,7 23,7 24,2 23,7 23,2 23,7 23,3 24,2 24,0 24,0
Rata - rata (ºC) 26,95 27,2 27,2 27,4 27,4 27,8 27,2 27,6 27,5 28 27,3 27,2
27 Hasil Analisis Fisik Hasil analisis fisik merupakan analisis gabungan dari kemiringan lahan, jenis tanah dan iklim, (curah hujan), didukung dengan aspek fisik lainnya mendukung perencanaan ini seperti tutupan lahan, hidrologi maka hasil analisis aspek fisik kawasan Danau Dendam Tak Sudah di Cagar Alam Danau Dusun Besar alternatif perencanaannya dapat dilihat dalam Tabel 15 dan Tabel 16 dan Gambar 16.
No
Kemiringan lahan (%) 1. 0-8 2. 8-15 3. 15-25 4. 25-45 5. >45 6. 0-8 7. 8-15 8. 15-25 9. >45 10. 8-15
Tabel 15 Pendugaan yang Harus Dilindungi Jenis Tanah Curah Hujan Jumlah (mm/HH) Nilai Histosol 13,93 115 Histosol 13,93 135 Histosol 13,93 155 Histosol 13,93 175 Histosol 13,93 195 Podsolik 13,93 100 Podsolik 13,93 120 Podsolik 13,93 160 Podsolik 13,93 160 Latosol 13,93 90
Skor
Lindung
2 2 2 1 1 3 3 2 2 3
Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah
Keterangan skor : (3) < 125 rendah; (2) 125 - 175 sedang; dan (1) > 175 tinggi Syarat khusus (butir 2.8 SK Menteri Pertanian No.837/Kpts/Um/11/1980 tentang kriteria dan tata cara penetapan kawasan lindung
Kelas 1 2 3
Tabel 16 Pendugaan yang Harus Dilindungi Berdasarkan Skor Luas Keterangan Lindung Ha % 47,9 8,3 Tinggi 401,3 69,5 Sedang 128,1 22,3 Rendah
Sumber: Berdasarkan hasil overlay (2014)
Kondisi Biofisik Vegetasi Kawasan CA Danau Busun Besar (CADDB) memiliki 2 tipe ekosistem yaitu ekosistem rawa dan ekosistem hutan. Hal tersebut membuat kawasan ini memiliki keberagaman vegetasi. Jenis vegetasinya tersebar menurut sistem ekologinya. Pada daerah berhutan rawa nampak jenis-jenis seperti kantung semar (Nephentes sp), Pulai (Alstonia sp), Macang Rawa (Camnosperma sp), Terentang (Recaraca aurariculata), dll. Pada areal ekosistem perairarn tumbuh tanaman jenis bakung air. Akibat kerusakan Anggrek Pensil (Papilionanthe hookeriana) susah ditemui sehingga dibuat penangkaran untuk menjaga kelestarian spesies langka ini. Jenis-jenis vegetasi tersaji pada tabel 17.
28
Gambar 16 Peta Analisis Fisik
29 Tabel 17 Jenis-jenis Vegetasi di Kawasan CADDB Kota Bengkulu No Nama Lokal Nama Latin Gambar 1. Kantung Semar Nephentes sp
2.
Pulai
Alstonia sp
3.
Macang Rawa
Camnosperma sp
4.
Terentang
Recaraca aurariculata
5.
Bakung
Crinum asiaticum
6.
Sagu
Metroxylon sagu Rottb
7.
Ambacang Rawa
Mangifera spp
30 Tabel 17 Jenis-jenis Vegetasi CADDB Kota Bengkulu (Lanjutan) No Nama Lokal 8. Pakis
Nama Latin Ceratoptaris thalictroides
9.
Neliumbium nucifera
Teratai
10. Sikeduduk
Melastoma malabathricum L
11. Anggrek Pensil
Vanda hookeriana
Gambar
Sumber : BKSDA Provinsi Bengkulu
Tipe ekosistem pada kawasan CA Danau Dusun Besar (CADDB) menjadikan kawasan ini sebagai habitat beberapa satwa. Satwa yang hidup di kawasan ini terdiri dari jenis burung, mamalia, reptil dan ikan. Namun, saat ini keberadaan satwa-satwa tersebut susah ditemui karena kerusakan habitat. Perlu dilakukan pengembalian ekosistem alami agar habitat satwa dapat kembali. Hasil Analisis Keanekaragaman Hayati Kawasan penelitian merupakan kawasan Cagar Alam. Penetapan kawasan ini karena kawasan ini memiliki ekosistem alami dan memiliki keanekaragaman hayati serta tempat ekosistem fauna atau flora endemik. Penentuan zona kenekaragaman berdasarkan penetapan rencana pengelolaan Cagar Alam Danau Dusun Besar Kota Bengkulu periode 2010-2030. Kriteria penetapan zonasi dilakukan berdasarkan derajat tingkat kepekaan ekologis (sensitivitas ekologi), urutan spektrum sensitivitas ekologi dari yang paling peka sampai yang tidak peka terhadap intervensi pemanfaatan. Selain hal tersebut juga mempertimbangkan faktor-faktor: keperwakilan (representation), keaslian (originality) atau kealamian (naturalness), keunikan (uniqueness), kelangkaan (raritiness), laju kepunahan (rate of exhaution), keutuhan satuan ekosistem (ecosystem integrity), keutuhan sumberdaya/kawasan (intacness), luasan kawasan (area/size), keindahan alam (natural beauty), kenyamanan
31
(amenity), kemudahan pencapaian (accessibility), nilai sejarah/arkeologi/ keagamaan (historical/ archeological/religeus value), dan ancaman manusia (threat of human interference), sehingga memerlukan upaya perlindungan dan pelestarian secara ketat atas populasi flora fauna serta habitat terpenting Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan blok inti yang merupakan kawasan dengan keanekaragaman hayati tinggi dan blok rimba dengan keanekaragaman hayati rendah tersaji pada Tabel 18 dan Gambar 17.
Kelas 1 2
Tabel 18 Analisis Keanekaragaman Hayati Luas Keterangan Keanekaragaman Ha % 167,18 28,97 Tinggi 409,82 71,03 Rendah
Berdasarkan penetapan rencana pengelolaan kawasan 20 Tahun (BKSDA Bengkulu)
Tabel 18 menjelaskan bahwa analisis keanekaragaman hayati terdiri dari keanekaragaman tinggi dan rendah. Keanekaragaman tinggi jika zona tersebut ekosistem alami masih terjaga dan merupakan habitat beranekaragam vegetasi dan satwa. Keanekaragaman rendah karena zona tersebut sudah dirusak oleh masyarakat sehingga ekosistem alaminya sudah tidak ada. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Kawasan Kawasan secara keseluruhan dikelilingi oleh 5 kelurahan yang berbatasan langsung. Namun, keberadaan kawasan Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) sebagian besar masuk ke dalam wilayah kelurahan Dusun Besar Kecamatan Singgaran Pati Kota Bengkulu. Berdasarkan hasil kuisioner kepada 30 responden secara acak diketahui bahwa sebesar 56,67% masyarakat mengetahui bahwa kawasan tersebut berstatus Cagar Alam atau kawasan konservasi untuk resapan air. Pengetahuan masyarakat terhadap status kawasan sangat penting untuk mendukung bersama kelestarian kawasan sehingga tanggung jawab keberlangsungan kawasan ini menjadi milik bersama. Persepsi Masyarakat Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jauhari (2013) mengenai tingkat persepsi masyarakat terhadap pengelolaan Cagar Alam serta tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan Cagar Alam pada 5 kelurahan yang berbatasan langsung dengan kawasan Cagar Alam. Berdasarkan penelitian tersebut, rata-rata tingkat persepsi masyarakat sebesar 74,54%. Namun, tingkat partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan Cagar Alam sebesar 50,61%. Hal ini menunjukkan bahwa perlunya peningkatan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah untuk bersama mengelola kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar.
32
Gambar 17 Peta Keanekaragaman Hayati (Sumber: BKSDA Bengkulu)
33
Preferensi Masyarakat Berdasarkan hasil kuisioner 30 responden didapatkan bahwa, 10% responden menginginkan kawasan Cagar Alam hanya dijadikan kawasan konservasi saja untuk menjaga kealamian dari kawasan tersebut. Selanjutnya, 10 % menginginkan kawasan ini dikembangkan menjadi kawasan rekreasi mengingat kawasan ini memiliki potensi besar baik dari keindahan alam, letak dan aspek ekonominya. Sebesar 80% responden menginginkan pengembangan kawasan ini dipertahankan sebagai kawasan konservasi sekaligus dikembangkan menjadi tempat rekreasi karena kegiatan rekreasi juga dapat memberi keuntungan bagi masyarakat. Hal ini perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan kawasan agar pengembangan rekreasi seharusnya meningkatkan nilai kawasan, pengetahuan masyarakat dan kesadaran masyarakat terhadap kawasan konservasi. Aktivitasaktivitas yang diinginkan masyarakat antara lain berperahu, memancing dan menikmati pemandangan. Aspek Legal Aspek legal merupakan aspek yang penting disertakan dalam perencanaan untuk menentukan arah dari pemanfaatan kawasan CADDB. Peraturan yang dipelajari dalam pemanfaatan kawasan CADDB adalah Undang-Undang No.28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan KSA dan KPA dan RTRW Kota Bengkulu 2012-2032. 1. Undang-Undang No. 28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan KSA dan KPA Kawasan DDTS merupakan kawasan yang termasuk ke dalam CA Dusun Besar Kota Bengkulu. Undang-undang yang mengatur adalah Undang-Undang No.28 Tahun 2011. Blok pengelolaan pada KSA dan KPA terdiri dari Blok Inti, Blok Pemanfaatan dan Blok Lainnya. Penjabaran lebih lanjut Undang-Undang No.28 Tahun 2011 Pasal 33 paragraf 2 mengenai pemanfaatan Cagar Alam, dijelaskan bahwa Cagar alam dapat dimanfaatkan untuk kegiatan: a. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; b. pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam; c. penyerapan dan/atau penyimpanan karbon; dan d. pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya. Pengaturan pemanfaatan Cagar Alam dimaksudkan untuk menjaga kelestarian kawasan agar tercapai kemanfaatan yang setinggi-tingginya tanpa 31 merusak kawasan. 2. RTRW Kota Bengkulu 2012-2032 Peraturan Daerah No. 14 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu, menginstruksikan untuk mempertahankan dan melestarikan kawasan yang berfungsi lindung sesuai dengan kondisi ekosistemnya dan mempertahankan kawasan Cagar Alam yang terletak di sebelah timur kota dan merupakan menjadi kawasan strategis dari kepentingan lingkungan. Pada peraturan yang sama menjelaskan bahwa Danau Dendam Tak Sudah juga menjadi
34 kawasan peruntukan pariwisata dengan jenis wisata alam. Dalam perwujudannya dibuat perencanaan pola ruang pada kawasan CADDB untuk mendukung Perda No.14 Tahun 2012 tersaji pada Tabel 19. Arahan ini menjadi acuan pemerintah dalam pengembangan kawasan DDTS Kota Bengkulu. RTRW Kota Bengkulu juga menjabarkan matriks ketentuan umum peraturan zonasi kota bengkulu mengenai arahan pengembangan yang diizinkan dan hal-hal dibatasi atau dikendalikan dan dilarang untuk menjaga kelestarian kawasan yang tersaji pada Tabel 20. Tabel 19 Indikasi Program Perda No.14 Tahun 2012 Program Lokasi Kegiatan Waktu Pelaksanaan PJM-1 (1-5 Tahun) PJM-2 PJM-3 utama Perwujudan Pola Ruang (Kawasan Lindung) Kawasan Kec.Singgaran Perencanaan 1 2 3 4 5 yang Pati (kawasan kawasan memberikan DDTS) reasapan air perlindungan yang berfungsi terhadap hidrologis kawasan di bawahnya Inventarisasi kondisi dan batas kawasan Pemulihan fungsi kawasan lindung Kawasan Kec.Singgaran Penetapan Perlindungan Pati (kawasan sempadan setempat DDTS) Danau Dendam Tak Sudah adalah 50 meter dari tepi danau Pengembangan dan Pemeliharaan sempadan DDTS Sumber : BAPPEDA Kota Bengkulu Tahun 2012
PJM-4
35 Tabel 20 Matriks Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kota Bengkulu Kawasan
Arahan Pemanfaat an
Tujuan Diarahkan/ Diizinkan
Ketentuan umum kegiatan Dikendalikan/ Dibatasi
Dilarang
Kawasan Lindung Kawasan yang memberikan perlindunga n terhadap kawasan bawahnya
RTH Kota
Kawasan resapan air
Melindungi pelestarian lingkungan yang mencakup SDA dan sumber daya buatan
Preservasi sumber daya alam, lahan yang tidak dikembangkan dan dibiarkan dalam keadaan alami untuk penggunaan khusus seperti “visual open space” dan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, penelitian dan wisata terbatas
-Menciptakan sebagai kawasan resapan air -Menciptakan keseimbangan antar lingkungan alam dan lingkungan binaan -Meningkat kan keserasian lingkungan perkotaan
-Preservasi SDA, lahan yang tidak dikembangkan dan dibiarkan dalam keadaan alami untuk penggunaan khusus seperti “visual open space” dan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, penelitian dan wisata terbatas -Ruang terbuka hijau yang multi fungsi yang dapat berfungsi sebagai ruang terbuka publik.
-Penggunaan zona lindung untuk pengembangan bangunan utilitas dan prasarana transportasi (jalan dan jalan KA) hanya diperkenankan dengan persyaratan sebagai berikut: -Memberikan manfaat yang lebih besar terhadap perekonomian kota -Mendapat persetujuan dari instansi yang berwenang berkaitan dengan status lahan -Penggunaan Zona Lindung untuk pengembangan bangunan utilitas umum dengan persyaratan sebagai berikut: -Memberikan manfaat yang lebih besar terhadap perekonomian kota -Tidak menyebabkan berkurangnya fungsi ekologis, yang berkaitan dengan tata air, keanekaragaman hayati, terganggunya pola hidup satwa; dan -Mendapat persetujuan dari instansi yang berwenang berkaitan dengan status lahan
Kegiatan pertambangan, Kegiatan perumahan, Kegiatan budidaya lain yang berpotensi terjadinya perubahan lingkungan fisik alamiah ruang
Kegiatan Budidaya yang berpotensi menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan fisik alamiah ruang
Sumber : BAPPEDA Kota Bengkulu Tahun 2012
Dari Tabel 19 dijelaskan bahwa keberadaan Kawasan DCADDB sebagai kawasan strategis/lindung mendapat perhatian dan dimasukkan ke dalam perencanaan kota hingga kurun waktu perencanaan 20 tahun. Kegiatan yang harus dilakukakan adalah perencanaan kawasan,pengembangan, dan pemeliharaan serta pemulihan kawasan sesuai fungsi awal yaitu kawasan lindung. Dari tabel 20 dijelaskan mengenai pengembangan-pengembangan apa saja yang dapat dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan pada kawasan CADDB. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan pada kawasan adalah penelitian, pendidikan, preserevasi SDA, wisata visual, serta wisata terbatas. Berdasarkan kedua aspek legal yang telah disebutkan, kawasan merupakan kawasan yang berstatus kawasan lindung/ cagar alam. Kawasan ini perlu dipertahankan untuk menjaga ekosistem alami kota. Pengembangan kawasan ini terbatas pada pelestarian kawasan, pengembangan wisata visual, dan wisata terbatas.
36 Analisis Setelah dilakukan pembahasan pada setiap aspek maka akan dilanjutkan dengan analisis secara keseluruhan dengan teknik overlay sehingga menghasilkan peta komposit. Peta komposit dapatkan dari hasil integrasi aspek fisik dan aspek biofisik yang telah dioverlay maka didapatkan peta zona kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar. Berikut adalah perhitungan mencari selang untuk pembagian blok (Gambar 18) S=
Nilai Maksimum − Nilai Minimum Jumlah Kelas (3)
Klasifikasi Kelas Kelas 3 (Blok Lainnya) Kelas 2 ( Blok Pemanfaatan) Kelas 1 ( Blok Inti)
: 1,33 ≤ x < 2,66 : 2,66 ≤ x < 3,99 : 3,99 ≤ x < 5,53 Sintesis
Sintesis didapatkan dari hasil integrasi aspek fisik dan aspek biofisik yang telah dioverlay maka didapatkan peta zona kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar. Selain itu, berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap aspek-aspek yang mendukung, perlu adanya tindakan untuk mengatasi kendala pada tapak (Tabel 22). Pembagian zona mengacu kepada Undang-Undang No.28 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan KSA dan KPA . Selain itu aspek legal pada kawasan menjadi arahan, batasan pengembangan serta jenis-jenis kegiatan yang dapat dilakukan di setiap blok kawasan Danau Dendam Tak Sudah di Cagar Alam Danau Dusun Besar , hasil overlay tersaji pada Tabel 21 dan Gambar 19. Tabel 21 Hasil Sintesis dan Arahan Pengembangan Blok Inti
Luas Ha 156,80
% 27,18
-
Pemanfaatan
346,60
60,00
-
Arahan Pengembangan dan Jenis Kegiatan yang Dapat Dilakukan Hanya diperuntukan pelestarian ekosistem dan habitat flora dan fauna. Dilarang melakukan kegiatan menebang, memindahkan dan merusak ekosistem. Restorasi ekosistem alami yang terganggu Kegiatan penelitian dan pendidikan
Sebagai daerah penyangga sekaligus mendukung kawasan resapan air - Restorasi ekosistem yang rusak - Kegiatan wisata alam terbatas - Sebagai Ruang Terbuka Biru Kota dengan kegiatan terbatas - Mendukung kegiatan penelitian dan pendidikan kesadartahuan konservasi alam - Visual Open Space Lainnya 73,60 12,82 - Fasilitas pengelolaan dan pengawasan kawasan - Pemanfaatan non kayu Sumber :Hasil olahan data dan BAPPEDA Kota Bengkulu Tahun 2012
Gambar 18 Peta Perhitungn Skor 37
38
Tabel 22 Analisis dan Solusis Analisis No 1
Data Potensi Kondisi Fisik a. Letak dan Luas Kawasan terletak di dalam Kawasan administrasi kota Bengkulu dengan akses yang mudah baik dari ota ataupun kabupaten. Luas kawasan yang luas mendukung fungsi strategis lingkungan b. Tata Guna Kawasan CADDB memang Lahan diperuntukan sebagai kawasan lindung dengan status cagar alam
c. Topografi dan Topografi yang dominan datar Kemiringan sehingga kepekaan terhadap erosi Lahan relatif kecil d. Hidrologi Terdapat Danau Dendam Tak Sudah sebagai area penampungan air yang sudah terbentuk ekosistem alaminya e. Tanah
f.
Kendala
Solusi
Letak kawasan di kota membuat kawasan rentan terhadap tekanan perkembangan kota . Batas kawasan masih dalam sengketa dari pengelola, pemerintah dan masyarakat sekitar
Melakukan penetapan batas kawasan bersama dengan melibatkan semua aspek seperti pemerintah, pengelola dan masyarakat sekitar
Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap status kawasan dan urgensinya terhadap kelestarian Kota Bengkulu. Terjadi pengalihfungsian lahan ke usaha pertanian pribadi ilegal oleh masyarakat
Mengoptimalkan penyuluhan kepada masyarakat umum mengenai status kawasan melalui upaya rekreasi berbasis pendidikan di kawasan
Terdapat beberapa area yang memiliki Tanaman sebagai area curam yang rentan erosi lahan miring
konservasi
Rusaknya area water catchment area Preservasi water catchment area dapat mengancam keberadaan danau dan pengawasan intensif terhadap dan perilaku pencemaran terhadap air danau.
Jenis tanah yang peka terhadap erosi Jenis tanah yang kaya hara menjadikan Pembagian zona pemanfaatan di sehingga mendukung upaya konservasi masyarakat untuk melakukan kawasan berbasis non kayu dan kawasan pengalihfungsian kegiatan bertanam non lahan
Iklim dan curah Iklim ikut serta membentuk kealamian Hanya intensitas hujan yang menjadi Konservasi daerah water hujan kawasan sumber air di kawasan catchment area dan pengaturan pintu air sesuai curah hujan
Tabel 22 Analisis dan Sintesis (Lanjutan) Analisis No 2
Data Kondisi BiofFisik a. Vegetasi
b. Satwa
3
Kondisi sosial budaya a. Pengetahuan masyarakat terhadap kawasan b. Persepsi masyarakat c. Preferensi masyarakat
4
Aspek Legal
Potensi
Kendala
Solusi
Kawasan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan sebagai habitat endemik flora langka yaitu Anggrek Pensil CADDB memiliki dua tipe ekosistem yang menjadikannya sebagai habitat jenis satwa darat, air dan peralihan darat dan air
Ekosistem yang rusak emngakibatkan keanekaragaman vegetasi juga terganggu dan terancamnya Anggrek Pensil Rusaknya ekosistem mengakibatkan rusaknya habitat satwa
Melakukan upaya pengembalian ekosistem alamai pada kawasan
Preservasi ekosistem sehingga mengembalikan habitat satwa untuk hidup dan berkembang biak di kawasan
Sebanyak 50 % masyarakat Kurangnya partisipasi masyarakat Peningkatan upaya penyeluhan mengetahui kawasan sebagai kawasan sekitar terhadap pengelolaan kawasan pengetahuan masyarakat dan konservasi melibatkan msyarakat dalam pengelolaan (pengelolaan kolaboratif) Menurut penelitian Jauhari (2003) Tingkat partisipasi masyarakat dalam Melibatkan masyarakat secara tingkat persepsi masyarakat sekitar uapaya pengelolaan kawasan masih langsung dengan pengelolaan kawasan sebesar 75.54% dalam rendah kolaboratif kategori baik Masyarakat mendukung upaya Merencanakan kawasan dengan perencanaan dan pengembangan pendekatan konservasi kawasan sebagai kawasan konservasi dan rekreasi alam terbatas Tapak ditetapkan sebagai kawasan Masih adanya kurang kerjasama antara Koordinasi secara intesif oleh cagar alam sekaligus daerah resapan pemerintah dan pengelola dalam pihan pemerintah dan pengelola air kota implementasi peraturan kawasan terkait pengembangan kawasan
39
40
Gambar 19 Peta Sintesis Kawasan
41 Konsep Perencanaan Konsep Dasar Perencanan Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar ini didasari pada konsep urban conservatorium yang merupakan konsep untuk merencanakan lanskap laboratorium lapang kawasan konservasi di Kota Bengkulu dengan tujuan penelitian dan pendidikan kesadartahuan konservasi alam . Perencanaan ini tetap mempertahankan kawasan ini sebagai kawasan konservasi, namun dikombinasikan dengan peruntukan kawasan sebagai ruang publik di Kota Bengkulu dengan pengembangan terbatas sehingga tidak menggangu ekosistem alami. Selain itu, untuk menigkatkan pemahaman masyarakat terhadap konservasi alam sehingga menyadari tentang pentingnya ekosistem alami dan daerah resapan air. Pengembangan Konsep Konsep Ruang Rencana ruang kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar Kota Bengkulu dikembangkan berdasarkan blok sintesis dan arahan pengembangan kegiatan. Adapun pengembangan konsep ruang urban conservatorium yang dibentuk berdasarkan hasil sintesi terdiri dari 3 ruang utama yaitu: (a) Blok Inti, (b) Blok Pemanfaatan, (c) Blok Lainnya. a. Blok inti Blok inti merupakan ruang konservasi mutlak tanpa adanya kegiatan apapun di dalamnya kecuali kegiatan preservasi dan penelitian serta pendidikan. Blok inti merupakan objek dari kegiatan pendidikan dan penelitian pada kawasan ini, oleh karena itu, kealamian dari ekosistem khas dari kawasan ini menjadi daya tariknya. b. Blok Pemanfaatan Pada blok pemanfaatan bertujuan untuk kegiatan pendukung kegiatan penelitian dan pendidikan kesadartahuan konservasi alam dibagi menjadi 2 yaitu: (i) pemanfaatan air/rawa dan (ii) pemanfaatan darat. (i) Blok Pemanfaatan air/rawa Blok pemanfaatan rawa merupakan blok yang merupakan ekosistem rawa. Blok ini terdiri dari Danau Dendam Tak Sudah, area rawa disekitarnya serta area rekreasi eksisting yang terdapat di pinggir danau. Arahan kegiatannya terdiri; dari Visual Open Space/Ruang Terbuka Publik, dan wisata alam terbatas. Wisata alam terbatas ini akan menyediakan dermaga,deck dan kapal menuju sekitar blok inti sebagai tempat penelitian dan pendidikan. (ii) Blok Pemanfaatan darat Blok ini diperuntukan sebagai area hutan pendukung blok inti. Blok pemanfaatan darat berada di bagian atas atau hulu dari kawasan ini, blok ini akan menjadi penopang kawasan sebagai kawasan resapan air.
42 c. Blok Lainnya Blok lainnya akan dimanfaatkan sebagai area pemanfaatan non kayu dan non lahan oleh masyarakat sekitar. Pembagian konsep ruang ini dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20 Diagram Pengembangan Konsep Ruang dan Aksesibilitas urban conservatorium
Konsep Sirkulasi Terdapat tiga jenis sirkulasi pada kawasan Danau Dendam Tak Sudah. Pertama merupakan sirkulasi kendaraan existing yang merupakan aksesibilitas utama menuju kawasan ini. Kedua, sirkulasi pejalan kaki, sirkulasi pejalan kaki terdiri dari sirkulasi di daratan di pinggir jalan, sirkulasi untuk kegiatan penelitian dan pendidikan kesadartahuan konservasi berupa boardwalk. Terakhir adalah sirkulasi air untuk perahu untuk mengelilingi danau. Gambar 21 menjelaskan alur sirkluasi pada kawasan.
Konsep Aktivitas dan Fasilitas Aktivitas dan fasilitas menyesuaikan pada konsep ruang yang telah terbentuk. Konsep ruang yang dibagi sekaligus mengkonsep aktivitas yang terdapat di ruang tersebut. Sedangkan, fasilitas pada kawasan ini disediakan untuk mendukung adanya aktivitas tersebut. Fasilitias yang dibuat akan mendukung kegiatan konservasi, penelitian dan pendidikan kesadartahuan masyarakat terhadap konservasi alam dan fasilitas pendukung lainnya untuk wisata alam terbatas, pelayanan dan pengawasan.
43
Gambar 21 Diagram Pengembangan Konsep Sirkulasi dan Aksesibilitas urban conservatorium
Rencana Blok Rencana blok merupakan gabungan keseluruhan dari konsep ruang, konsep sirkulasi serta konsep aktivitas dan fasilitas. Untuk keseluruhan kawasan Danau Dendam Tak Sudah di Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar, Blok Inti merupakan objek penting sebagai kawasan konservasi yang kegiatannya dibatasi hanya penelitian dan pendidikan. Setelah itu, Blok Pemanfaatan dibagi dua menjadi 2 yaitu Blok Pemanfaatan Rawa/Air dan Blok Pemanfaatan Darat. Blok Pemanfaatan rawa yang nantinya akan dikembangkan sebagai tempat wisata alam terbatas yang akan aksesibiltas darat berupa deck dari darat ke rawa dan aksesibilitas darat ke air berupa perahu tradisional untuk mendukung kegiatan tersebut. Blok Pemanfaatan Rawa/Air akan berfokus kepada upaya untuk mendukung proses penelitian dan pendidikan kesadartahuan konservasi alam kepada masyarakat. Blok Pemanfaatan Darat akan dikembangkan sebagai daerah hijau yang akan menjadi penyokong daerah inti sebagai daerah resapan air. Sisanya adalah Blok Lainnya yang menjadi ruang pelayanan dan pengawasan kawasan Cagar Alam tersebut. Rencana blok ini akan menjadi dasar pengembangan perencanaan lanskap pada kawasan ini. Rencana Blok tersaji pada Gambar 22.
44
Gambar 22 Rencana Blok
45
Perencanaan Lanskap Lanskap kawasan Danau Dendam Tak Sudah di Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar Kota Bengkulu direncanakan berdasarkan konsep dasar dan pengembangan konsep yang telah dibuat yang memperhatikan hasil analisis dan hasil sintesis yang telah dilakukan sebelumnya. Dari hasil tersebut, maka perencananaan lanskap dikembangkan menjadi 3 pengembangan yaitu: (1) rencana ruang, (2) rencana aktivitas serta fasilitas, dan (3) rencana sirkulasi dan aksesibilitas (Gambar 23). Rencana Ruang Rencana ruang kawasan Danau Dendam Tak Sudah di Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar dikembangkan berdasarkan konsep ruang, sehingga menghasilkan 3 ruang utama yaitu: (1) Blok inti, (2) Blok pemanfaatan, (3) Blok Lainnya. Blok inti berfungsi sebagai daerah konservasi inti kawasan ini karena sebagai ekosistem dan habitat alami. Blok inti dibuat alami tanpa intervensi apapun untuk menjaga kealamian sehingga tidak ada akses ke blok ini (Gambar 24). Kegiatan yang dapat dilakukan adalah wisata alam terbatas. untuk mendukung kegiatan tersebut disediakan ruang penerimaan dan pelayanan (Gambar 25) serta fasilitas boardwalk untuk kegiatan interpretasi blok inti (Gambar 26). Kedua adalah blok pemanfaatan yang dibagi menjadi dua ruang yaitu: pemanfaatan rawa/air dan pemanfaatan darat. Pemanfaatan rawa/air merupakan ruang untuk melakukan kegiatan wisata pendidikan konservasi dan kegiatan pendidikan atau penelitian mengenai habitat rawa. Pada ruang ini tetap memanfaatkan existing rekreasi yang ada pada saat ini namun diberi penambahan fasilitas untuk memaksimalkan aktivitas rekreasi dan kegiatan wisata alam terbatas. Kegiatan yang diharapkan meliputi kegiatan melihat-lihat, berperahu, intepretasi dan berjalan menikmati pemandangan. Untuk mendukung kegiatan pada ruang ini diciptakan fasilitas seperti main deck, viewing deck, jalur sirkulasi berupa boardwalk, area kuliner dan parkir (Gambar 27) Selanjutnya, ruang pemanfaatan darat direncanakan sebagai ruang pendukung blok inti. Ruang ini akan direncanakan sebagai kawasan hutan pemanfaatan yang ditanami vegetasi berakar kuat untuk konservasi air dan tanah. Pemanfaatan vegetasi hanya dibatasi untuk pemanfaatan non kayu sangat terbatas seperti lebah madu agar fungsi ruang sebagai pendukung daerah resapan air dapat tercapai. Hal ini dibuat untuk memenuhi kebutuahan masyarakat sekitar agar tidak merambah kawasan sekaligus sebagai cara mengajak masyarakat bekerja sama untuk berperan aktif mengawasi kawasan ini. Blok lainnya difungsikan sebagai ruang pemanfaatan kawasan hutan non kayu dan integrasi pertanian, pengawasan terhadap kawasan, dan pelayanan. Aktivitas pemanfaatan untuk kepentingan ekonomi dipusatkan pada ruang ini agar terpusat dan tidak merusak kawasan lain (Gambar 28).
46
Gambar 23 Rencana Lanskap Urban Conservatorium
47
Gambar 24 Detail Plan Blok Inti Urban Conservatorium
48
Gambar 25 Detail Plan Ruang Penerimaan dan Pelayanan Urban Conservatorium
49
Gambar 26 Detail Plan Boardwalk Urban Conservatorium
50
Gambar 27 Detail Plan Blok Pemanfaatan Air/Rawa
Gambar 28 Detail Plan Blok Pemanfaatan Darat dan Blok Lainnya 51
52
Rencana Sirkulasi Rencana sirkulasi dikembangkan bertujuan untuk mendukung kegiatan di dalam ruang. Rencana sirkulasi terdiri dari tiga yaitu: (1) sirkulasi primer berupa jalan aspal eksisting, (2) sirkulasi pejalan kaki berupa boardwalk dan sirkulasi tersier berupa jalur berperahu. Sirkulasi primer merupakan sirkulasi eksisting berupa jalan aspal selebar 7 meter. Sirkulasi sekunder merupakan dek berbahan kayu untuk mendukung kealamian dengan kawasan. Dek kayu selebar 1,5 meter sehingga dapat menampung 2 orang (Gambar 29) . Sirkulasi air berupa jalur berperahu yang digerakkan dengan dikayuh untuk memberi kesan lebih menikmati pemandangan di danau. Untuk mendukung kegiatan tersebut ditambah fasilitas viewing deck sebagai tempat istirahat (Gambar 30).
Gambar 29 Rencana Sirkulasi Sekunder
Gambar 30 Rencana Sirkulasi Tersier (Berperahu)
53
Rencana Aktivitas dan Fasilitas Rencana aktivitas dibuat sesuai dengan potensi dan pembagian ruang pada kawasan ini. Sedangkan fasilitas direncanakan untuk mendukung aktivitas yang dikembangkan. Rencana aktivitas dapat dilihat pada Tabel 23.
Zona Inti
Tabel 23 Rencana Kegiatan pada Setiap Zona Luas Ruang Rencana Aktivitas Ha Konservasi, 156,8 pendidikan dan penelitian
Pemanfaatan Pemanfaatan rawa/air
Pemanfaatan darat Penerimaan
Pelayanan
Lainnya
Pertanian integrasi
Rekreasi danau, wisata alam terbatas, intepretasi kawasan, kegiatan pendidikan, berjalan, fotografi, menikmati pemandangan, dan berperahu Pembibitan, pemeliharaan tanaman konservasi Keluar masuk, mendapat informasi, parkir Mendapat informasi, interpretasi
Pemanfaatan kawasan untuk pertanian integrasi dengan hutan dan tanaman bernilai ekonomi non kayu Pengawasan Mengawasi dan pengelolaan kawasan Ket : * Area di luar batas kawasan Cagar Alam
% 27,18
94,6
16,40
252,0
43,67
0,53*
-
0,40*
-
73,6
0,28
12,70
0,05
Berdasarkan Tabel 23, terdapat ruang tambahan di luar batas kawasan digunakan untuk ruang penerimaan dan pelayanan yang memungkinkan dari segi aksesibilitas. Ilus trasi rencana aktivitas disajikan dalam Gambar (31-36). Recana fasilitas mendukung aktivitas yang diinginkan pada setiap ruang. Rencana fasilitas dan daya dukungnya dapat dilihat pada Tabel 24.
54
Gambar 31 Ilustrasi Ruang Penerimaan
55
Gambar 32 Ilustrasi Ruang Pelayanan
56
Gambar 33 Ilustrasi Kegiatan Penelitian/Pendidikan Ekosistem
Gambar 34 Ilustrasi Kegiatan Pendidikan/Penelitian Anggrek Pensil 57
58
Gambar 35 Ilustrasi Wisata Terbatas Danau
Gambar 36 Ilustrasi Hubungan Aktivitas dan Fasilitas 59
60 Tabel 24 Rencana Fasilitas dan Daya Dukung Fasilitas Ruang Fasilitas Standar Luas Daya 2 kebutuhan (m ) dukung ruang* (orang atau (m2/orang) unit) Inti 2 Pemanfaatan Pemanfaatan Dermaga 150 75 2 m / orang 2 Air/Rawa Deck 565 282 2 m / orang Rekreasi Deck 274 137 2 m2/ orang interpretasi Viewing 69 34 2 m2/ orang deck 1 Viewing 69 34 2 m2/ orang deck 2 Viewing 69 34 2 m2/ orang deck 3 Kios 212 106 2 m2/ orang Pedagang Boardwalk 1601 800 2 m2/ orang 2 Berperahu 40529 8000 5 m / unit 2 Parkiran 238 14 16 m /unit Pemanfaatan Menara 92 11 8 m2/ orang darat Pandang Penerimaan Parkir 226 14 16 m2/unit Mobil Parkir 15 8 1,8 m2/unit Motor Menara 92 11 8 m2/ orang Pandang Rumah 71 17 4 m2/ orang Kaca Pelayanan Information 2 m2/ orang 136 68 center, Musholla dan toilet Zona
Menara 8 m2/ orang Pandang Pos 2 m2/ orang pengawasan *Chiara dan Koppelman (1997), Harris dan Dines (1998) Lainnya
Pengawasan
92
11
44
22
61 Rencana Program Pelestarian dan Pengembangan Kawasan Perencanaan Lanskap kawasan Danau Dendam Tak Sudah di Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar dibuat program terkait dengan usaha pelestarian dan pengembangan kawasan. Program-program ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Secara umum rencana program ini dibuat utuk melindungi keutuhan kawasan sebagai Kawasan Cagar Alam di Kota Bengkulu. Rencana program pelestarian dan pengembangan kawasan dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25 Program Pelestarian dan Pengembangan Kawasan Program Tujuan Pelaksana Sasaran
N o 1 Pembinaan dan populasi satwa liar dan pembinaan habitat 2 Penetapan batas kawasan
3
4
5
Menjamin potensi dan populasi satwa liar di kawasan untuk menjamin keragaman hayati dan ekologis Mengetahui batas kawasan secara keseluruhan dengan melibatkan semua stakeholders (pemerintah, konsultan, perguruan tinggi, dan masyarakat sekitar) Penyuluhan Memberi informasi kepada kepada masyarakat masyarakat sehingga terlibat mengenai status dalam pelestarian kawasan Pencarian Mengamankan sumber kawasn Cagar Alam pendapatan non dari perambahan kayu dan non lahan dari kawasan
Pengembangan wisata alam terbatas
Sumber pendapatan lain bagi masyarakat setempat, kegiatan pendidikan dan penelitian
Jangka waktu Panjang
BKSDA Bengkulu, Pemerintah Kota Bengkulu BKSDA Bengkulu, masyarakat lokal, Pemerintah Kota Bengkulu
Kawasan
Masyakat sekitar
Pendek
BKSDA Bengkulu, Pemda Kota Bengkulu BKSDA Bengkulu, Pemda Kota Bengkulu, Dinas UMKM Kota Bengkulu BKSDA Bengkulu, Pemda Kota, Dinas Pariwisata, dan masyarakat sekitar
Masyakat umum
Panjang
Masyakat sekitar
Panjang
Masyakat umum, Masyakat sekitar, Wisataw an
Panjang
62 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kawasan Danau Dendam Tak Sudah masuk ke dalam Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar Kota Bengkulu, kawasan ini merupakan kawasan strategis di kota Bengkulu sebagai Cagar Alam sekaligus kawasan resapan air. Sekitar 63% dari luas kawasan beralih fungsi dan telah dirambah masyarakat sekitar. Perlu dilakukan perencanaan kawasan untuk upaya penyelamatan dan pelestarian kawasan ini. Berdasarkan hasil analisis fisik dan biofisik, dihasilkan pembagian zona yang mengacu kepada aspek legal yaitu Blok Inti sebesar 25,9% (149 ha) yang dibiarkan kealamian sesuai ekosistem dan sistem ekologinya. Blok Pemanfaatan sebesar 61% (351,66 ha) yang tebagi menjadi pemanfaatan air/rawa sebesar 16,4% (94,6 ha) dan pemanfaatan darat 43,67% (252 ha). Serta Blok lainnya sebesar 13,10% (75,72 ha) . Perencanaan kawasan dikembangkan dari konsep dasar yaitu urban conservatorium. Perencanaan kawasan ini terdiri dari rencana ruang, rencana sirkulasi, rencana aktivitas dan fasilitas serta daya dukung dan rencana program pelestarian dan pengembangan kawasan.
Saran Perencanaan lanskap kawasan ini dapat terwujud dengan baik jika ada kerjasama dari berbagai stakeholders baik itu pemerintah, pengelola kawasan (BKSDA), dan masyarakat sekitar kawasan. Pengawasan terhadap kawasan ini dilakukan secara intensif mengingat kawasan ini memiliki fungsi strategis bagi Kota Bengkulu.
63 DAFTAR PUSTAKA [BAPPEDA] Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah Kota Bengkulu. 2012. Peraturan Daerah Kota Bengkulu Nomor 14 Tahun 2012 Tentang RTRW Kota Bengkulu Tahun 2012-2031. Bengkulu (ID): BAPPEDA. [BKSDA] Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu. 2009. Rencana Pengelolaan 20 Tahun Cagar Alam Danau Dusun Besar Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu periode 2010-2030.Bengkulu (ID): BKSDA. [BKSDA] Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu. 2010. Laporan Pendataan dan Pemetaan Kondisi Kerawanan Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar. Bengkulu (ID): BKSDA. [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bengkulu. 2013. Statistik Daerah Kecamatan Singgaran Pati 2013. Bengkulu (ID): BPS. BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bengkulu. 2013. Kota Bengkulu Dalam Angka 2013. Bengkulu (ID): BPS. Chiara J, Koppelman LE. 1997. Standar Perencanaan Tapak (Terjemahan). Jakarta (ID): Penerbit Airlangga. Gold. SM. 1980. Recreation Planning and Design.. New York (US): Mc Graw Hill Book. Harris CW, Dines NT. 1998. Time-Saver Standards for Landscape Architecture: Design and Construction Data. (US): McGraw-Hill, Inc. Jauhari S. 2013 Kajian Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat dengan persepsi Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Cagar Alam Danau Dusun Besar Provinsi Bengkulu [tesis]. Bengkulu (ID): Universitas Bengkulu. Johan SD. 1996. Situ Sebagai Embung Peresap dan Penampung Air Pada Keadaan Banjir. Bogor (ID): Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. [Kementan] Kementerian Pertanian. 1980. Surat Keputusan Menteri PertanianNomor 837/Kpts/Um/11/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Kawasan Lindung. Jakarta (ID): Kementan. Komite Nasional Pengelolaan Ekosistem Lahan Basah. 2004. Strategi Nasional dan Rencana Aksi Pengelolaan Lahan Basah Indonesia. Wetland International-IP. Bogor. Xx + 153 hlm. MacKinnon J dan K. 1990. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropika (terjemahan). Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.
64 Laurie M. 1984. Pengantar Arsitektur Pertamanan (Terjemahan).Bandung (ID) : Intermedia. Lyle JT. 1999. Design for Human Ecosystems : Landscape. Land Use and Natural Resources. New York (US): Island Press. Marsh WM. 1994. Landscape Planning Environmental Applications Second Edition. New York (US): John Wiley & Sons, INC. Nurisjah S, Pramukamto Q. 1995. Perencanaan Lanskap. Bogor (ID): Program Studi Arsitektur Pertamanan, Jurusan Budidaya Pertanian,IPB. Simonds J.O dan Barry W. S. 2006. Landscpae Architecture: A Manual of Side Planning and Design. New York (US): The McGraw-Hill Companies,inc.
LAMPIRAN
66 Lampiran 1. Kuisioner Masyarakat
Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor __________________________________________________ ______ KUISIONER MASYARAKAT TENTANG KAWASAN DANAU DENDAM TAK SUDAH KOTA BENGKULU Dengan hormat, Sehubungan dengan tugas akhir atau skripsi yang sedang saya lakukan di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dengan judul “Perencanaan Lanskap Kawasan Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) Kota Bengkulu” maka saya melakukan pengambilan data berbentuk kuisioner kepada masyarakat kota Bengkulu. Untuk itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu dan Saudara/I sekalian untuk mengisi kuisioner ini untuk keperluan data penelitian. Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. Adhrid Rahmad Fani A44100038 Pendahuluan Menurut Undang-Undang No.5 Tahun 1990, konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan mengingkatkan kualitas keragaman dan nilai. Salah satu kawasan yang masuk ke dalam kawasan konservasi di Kota Bengkulu adalah kawasan Danau Dendam Tak Sudah (DDTS). Kawasan ini merupakan kawasan yang memiliki 5 fungsi utama, yaitu : (1) sebagai kawasan konservasi yang melindungi keanekaragaman hayati; (2) sebagai sumber air yang digunakan untuk keperluan irigasi; (3) sebagai daerah cadangan air; (4) sebagai media pembelajaran alam untuk kepentingan ilmiah; (5) sebagai tempat rekreasi Tujuan dari pengolahan kuisioner ini adalah: 1. Mengetahui persepsi masyarakat dan harapan masyarakat terhadap kawasan Danau Dendam Tak Sudah (DDTS). 2. Mengidentifikasi masalah guna menyusun rekomendasi rencana lanskap kawasan Danau Dendam Tak Sudah dengan pendekatan konservasi.
67 IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : 2. Alamat : 3. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 4. Usia : a. 7 - 11 tahun f. 32 - 36 tahun b. 12 - 16 tahun g. 37 - 41 tahun c. 17 - 21 tahun h. 42 - 46 tahun d. 22 - 26 tahun i. 47 - 51 tahun e. 27 - 31 tahun j. > 51 tahun 5. Pendidikan terakhir: a. Tidak sekolah b. SD dan sederajat c. SMP dan sederajat d. SMA dan sederajat e. Akademi/perguruan tinggi f. Lainnya/sebutkan: ............................................. 6. Pekerjaan : a. Pegawai Negeri b. Pegawai Swasta c. Pelajar d. Wiraswasta e. Lainnya/sebutkan: ...................................... PENGHETAHUAN MASYARAKAT 7. Sudah berapa lama tinggal di daerah ini? a. 0 – 5 tahun b. 10 – 20 tahun c. >20 tahun 8. Apakah anda mengetahui fungsi kawasan Danau Dendam Tak Sudah sebagai daerah resapan air atau daerah konservasi? a. ya b. Tidak 9. Darimana anda mengetahui hal tersebut? a. sosialisasi dari pemerintah b. media cetak atau media sosial (koran, selebaran,pamflet,dll) c. cerita dari masyarakat ke masyarakat d. lain-lain, sebutkan......................................................................... 10. Jika iya, apakah fungsi tersebut sudah terlaksana dengan baik? a. ya b. Tidak c. Tidak tahu Komentar......................................................................................................... ......................................................................................................................... ...................................................................................................................... 11. Apakah anda setuju kawasan Danau Dendam Tak Sudah sebagai daerah resapan air atau daerah konservasi? a. Ya b. Tidak 12. Bagaimana kondisi kawasan Danau Dendam Tak Sudah saat ini? a. Baik/Bagus c. Tidak tahu b. Rusak 13. Apa dampak yang dirasakan terhadap keberadaan kawasan Danau Dendam Tak Sudah?
68 a. Positif b. Negatif jika positif, jelaskan : .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................... Jika Negatif, jelaskan : .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... ......................................................................................................... 14. Apakah anda mengetahui permasalah terhadap kawasan Danau Dendam Tak Sudah saat ini? a. Iya b. Tidak c. Tidak tahu jika iya, jelaskan : .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... ...................................................................................................................... 15. Apa pendapat anda tentang pengalihfungsian daerah resapan air di kawasan Danau Dendam Tak Sudah? a. Setuju b. Tidak Setuju c. Tidak Tahu 16. Apakah anda setuju dengan perlindungan/tindakan konservasi terhadap kawasan Danau Dendam Tak Sudah? a. Setuju b. Tidak Setuju c. Tidak Tahu 17. Apakah anda setuju jika keberadaan Danau Dendam Tak Sudah dipertahankan? a. Setuju b. Tidak setuju c. Tidak Tahu 18. Jika ada pengembangan terhadap kawasan ini, pendekatan mana yang anda pilih? a. Hanya konservasi b. Hanya rekreasi c. Keduanya ( konservasi dan rekreasi) 19. Jika ada ruang rekreasi di kawasan Danau Dendam Tak Sudah, rekreasi seperti apa yang diinginkan? a. berperahu b. kuliner c. outbond d. tempat duduk-duduk
69 e. memancing f. lain-lain, sebutkan................................... 20. Apakah saran Anda terhadap kawasan Danau Dendam Tak Sudah? ......................................................................................................................... ......................................................................................................................... ......................................................................................................................... ......................................................................................................... 21. Apa harapan anda terhadap pengembangan kawasan Danau Dendam Tak Sudah? .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... ......................................................................................................................
70 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu pada tanggal 12 Juni 1992. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan (Alm) M. Joni S.Sos dengan Dra Faridah M.Si. sebelum menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor, penulis mengenyam pendidikan di SD 21 Kota bengkulu, SMP 2 Kota Bengkulu dan SMA 5 Kota Bengkulu. Penulis aktif dalam kegiatan organisasi sebagai Ketua OMDA (Organisasi Mahasiswa Daerah) IMBR Bengkulu pada tahun 2012, Wakil Ketua HIMASKAP pada tahun 2012 dan Ketua HIMASKAP (Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap) tahun 2013 serta kepanitian acara tingkat kampus seperti OMI, IAC, dan Genus. Selain itu penulis juga pernah mengikuti lomba karya ilmiah yang diadakan KMS Sosiologi UGM sebagai 30 Besar nasional pada tahun 2012. Penulis juga menjadi 10 besar mahasiswa berprestasi tingkat departemen pada tahun 2012 Penulis aktif mengikuti sayembara desain lanskap, dalam 51th Argentina IFLA World Student Design Competition penulis bersama tim menjadi 25 best submission pada 2014. Selain itu, penulis juga mendapatkan beasiswa PPA dari semester 3 hingga lulus.