DAMPAK PERUMAHAN DI SEKITAR KAWASAN CAGAR ALAM DANAU DUSUN BESAR TERHADAP KELESTARIAN DANAU DENDAM TAK SUDAH KOTA BENGKULU
Aryan Purba DOSEN PEMBIMBING Ir. Ispurwono S, M.Arch. Ph.d Dr. Eng. Ir. Sri Nastiti NE, M.T
320 820 1815
LATAR BELAKANG PENELITIAN
Keberadaan kawasan perumahan yang berbatasan dengan kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar (CADDB) Kota Bengkulu Kawasan perumahan
Dilengkapi dengan sarana dan prasarana dasar Cenderung untuk berkembang Keberadaan manusia
Kawasan Cagar Alam
Kawasan yang dilindungi dari segala ancaman terhadap lingkungan untuk menjaga kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistem tertentu Keberhasilan perlindungan terhadap kawasan ini adalah terjadinya suksesi alami
Rumusan masalah 1.
2.
3.
Apa dampak yang ditimbulkan oleh adanya kawasan perumahan ini terhadap kelestarian CADDB ? Faktor-faktor penentu apa saja yang dapat mengancam kelestarian kawasan Cagar Alam, terkait dengan adanya kawasan perumahan ? Kebijakan dan strategi apa yang harus dilakukan, untuk mendukung kelestarian Cagar Alam terkait dengan kawasan perumahan ini ?
Kajian Pustaka
Suratmo (1993), mendefinisikan dampak sebagai, setiap perubahan yang terjadi pada lingkungan akibat aktivitas manusia. Kegiatan pembangunan yang dalam arti “construction” atau “development” bertujuan untuk merubah suatu lingkungan agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan manusia (Soemarwoto, 2004). Dampak Lingkungan = pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan /atau kegiatan (UU LH no 23/1997)
Kajian Pustaka
Perumahan merupakan kesatuan antara Manusia sebagai penghuni (isi) dengan lingkungan hunian (wadah) itu sendiri, yang terdiri dari bangunan, rumah, dan sistem buatan seperti sistem jaringan air bersih, jalan, transportasi dll (networks) Untuk dapat mendukung perikehidupan penghuninya secara baik, Prasarana dasar perumahan hendaknya berada pada kondisi optimum, baik dari segi kualitas pelayanan hingga kapasitas pelayanan. Perumahan memerlukan tindakan pembangunan (pemeliharaan, pengembangan, dan semua upaya penyesuaian thd lingkungan) secara simultan, dan bertahap untuk dapat menjaga kondisi dukungan yang optimum. Selain aktivitas pembangunan, aktivitas manusia pun dapat menimbulkan dampak pada lingkungan (Soemarwoto, 1989)
Kajian Pustaka Banyak faktor yang menyebabkan proses pembangunan berdampak buruk pada lingkungan, salah satunya adalah menurunnya daya dukung lingkungan Catton (1986), Daya dukung lingkungan = kapasitas maksimum lingkungan yang dapat memikul beban yang ada Daya dukung fisik suatu kawasan berhubungan dengan ukuran dan jumlah area yang dapat diakomodasi dalam suatu ruang fisik yang layak. Daya dukung suatu wilayah dapat menurun akibat gaya-gaya alamiah (natural forces/ bencana alam), maupun kegiatan manusia. Daya dukung juga dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan melalui pengelolaan atau penerapan teknologi (Saveriades, 2000)
Kajian Pustaka
Wilayah Cagar Alam Danau Dusun Besar seluas 477 ha CADDB memiliki 2 (dua) ekosistem berupa ekosistem hutan air tawar berupa kawasan rawa-rawa dan daratan dan ekosistem perairan danau yang dikenal dengan nama Danau Dendam Tak Sudah Kekhasan dari CADDB = tumbuhan anggrek langka (anggrek Pensil /(Vanda Hookeriana)) yang tumbuh menumpang pada tumbuhan bakung yang hidup dikawasan perairan Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) DDTS tidak memiliki sumber air yang permanen seperti sungai, sehingga sangat bergantung pada supplay air yang berasal dari kawasan tangkapan air terutamanya yang berada di daerah Cagar Alam
Kajian Pustaka
Perumahan dapat menyebabkan dampak pada lingkungan Cagar Alam Danau Dusun Besar melalui Aktifitas
pembangunan kawasan (pembangunan, pemeliharaan, pengembangan) Aktifitas manusia/warga
Metoda Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka yang menjadi pokok penelitian adalah dampak lingkungan akibat kawasan perumahan terhadap kawasan Cagar Alam. Penelitian dilakukan pada perumahan formal yang berbatasan langsung dengan kawasan Cagar Alam populasi dari penelitian ini adalah warga perumahan yang berada di daerah yang berbatasan dengan kawasan CADDB Sample diambil secara Purposive sampling pada setiap perumahan.
Metoda pengumpulan Data
Survey Observasi Lapangan Wawancara Dokumentasi
Variabel Penelitian
Kondisi fisik lingkungan pada kawasan perumahan dan kawasan Cagar Alam yang berbatasan Sosial Budaya
Analisa
Terdapat beberapa tahapan analisa untuk mencapai tujuan dari penelitian ini yaitu : Analisa Daya Dukung Lingkungan kawasan perumahan Analisa Evaluasi Dampak Analisa Triangulasi
Analisis kesesuaian topografi kawasan perumahan Uraian kemiringan Karakteristik kawasan
Kriteria
Existing 0 – 15 %
Keterangan 0–3%
memenuhi
Tidak berada di bawah permukaan air setempat
Berada di wilayah yang lebih tinggi dari permukaan air setempat
memenuhi
Sumber air tanah yang cukup/memadai
Terletak di daerah cekungan, dan berada di wilayah yang berdekatan dengan kawasan resapan air serta Sungai Air Bangkahulu
memenuhi
Akses kesesuaian teknologi
Kawasan tercakupi oleh jaringan listrik, air, telepon, serta sinyal telepon selular
memenuhi
Lokasi yang terkait dengan kawasan yang telah berkembang
Berada di daerah yang berdekatan kawasan strategis di Kota Bengkulu
memenuhi
Analisa daya dukung kawasan perumahan NO
Uraian/ Kriteria
Kondisi Existing
Ket
Dilayani oleh jaringan jalan yang memadai bagi warga perumahan
Secara kuantitas memenuhi, namun dari sisi kualitas belum baik
Sangat sesuai
Aksesibilitas menuju pusat kegiatan atau pelayanan yang lebih luas
Jarak yang dekat ke pusat kegiatan/ pelayanan publik
Sangat sesuai
Jaringan transportasi umum
Dilayani
Sangat sesuai
Aksesibilitas Yang Baik
Analisa daya dukung kawasan perumahan NO
Uraian/ Kriteria
Kondisi Existing
Ket
Kesesuaian lahan dan gangguan polusi Kesesuaian lahan dengan peruntukannya sebagai kawasan permukiman
Merupakan kawasan peruntukan permukiman
Sangat sesuai
Tidak terganggu oleh Polusi
Bebas dari gangguan polusi
Sangat sesuai
Analisa kepadatan dan daya tampung kawasan perumahan Uraian
Kriteria
Existing
Keterangan
Kepadatan penduduk yang seimbang dengan jumlah daya tampung kawasan yang disediakan Kepadatan penduduk berbanding dengan Jumlah penduduk relatif daya tampung kawasan sedikit/rendah dibandingkan dengan kapasitas daya tampung kawasan
memenuhi
Ketersediaan fasilitas penunjang yang sebanding dengan jumlah penduduk
memenuhi
Kapasitas yang ada saat ini masih mencukupi
Analisa daya dukung kawasan perumahan 100%
Data Tahun 2009
90% 80% 70%
Persentase
60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Diknas Surabaya
Surabaya Permai
Griya Permata Asri
3.034
14.700
4.014
727
1.372
1.071
Daya Tampung Maksimum Kawasan Perumahan Jumlah Penduduk
Prediksi Tahun 2020 Kapasitas Maks
Diknas Surabaya ( 3.034)
Surabaya Permai ( 14.700)
Griya Permata Asri ( 4.014)
Jumlah Penduduk
6. 674
12. 596
6. 880
Analisa Dampak Perumahan Tabel 4.22 Matriks Evaluasi dampak perumahan terhadap Kawasan Cagar Alam Rona Lingkungan Awal
3
4
5
2
Persentase (%) (Kolom 4 / Kolom 5)
Skala Kualitas Komponen Lingkungan terbobot (A)
6
7
4 1
Kegiatan pembangunan kawasan perumahan
Nilai (Keadaan x Kepentingan) Lingkungan
Nilai (maks keadaan x Maks kepentingan) Lingkungan
8 4
Bentuk kawasan CA
20
25
80%
4 20
25
80%
25
64%
6
7
Pemanfaatan kawasan resapan CA
4
Perubahan Vegetasi kawasan resapan air CA
4
Jumlah Nilai Nilai Maksimum Prosentase ( % ) Skala Selisih S k a l a
11
12
13
14
15
32
50
64%
4
0
Tidak ada dampak pada komponen lingkungan bentuk lahan
36
50
72%
4
0
Tidak ada dampak pada Perubahan batas kawasan resapan air
28
50
56%
3
-1
ada dampak negatif dengan penurunan skala 1 pada kualitas air permukaan (sangat kecil)
28
50
56%
3
-1
ada dampak negatif dengan penurunan skala 1 pada kuantitas air permukaan (sangat kecil)
36
50
72%
4
0
Tidak ada dampak pada Komponen Kualitas lingkungan kawasan resapan air
36
50
72%
4
0
Tidak ada dampak pada Komponen lingkungan Pemanfaatan kawasan resapan air
28
50
56%
3
-1
ada dampak negatif dengan penurunan skala 1 pada perubahan vegetasi di kawasan resapan air (sangat kecil)
4
5 4
3 20
4
10
4 25
80%
4 4
4
5 Kualitas lingkungan kawasan Resapan air CA
9
4
4
5
Tafsiran dampak
4
3 16
Kuantitas Air permukaan
Selisih Skala ( A-B )
4
4 4
Skala (B)
3
4 Kualitas Air permukaan
(%)
4
5 3
Nilai Maks
4
4 Batas Kawasan CA
4 4 20
25
80%
4 4
4
5
5 4 20
25
80%
4 4
4
5
5 4 16
25
64%
4 4
`
4
4
3 132 175 75,43% 4
Evaluasi
Jumlah nilai seluruh aktifitas (8+9)
4
5 2
Keadaan Lingkungan akibat adanya perumahan
Aktifitas Warga Perumahan
1
Keadaan Komponen Lingkungan (Skala) Kepentingan
Komponen Lingkungan
Perkiraan Nilai Keadaan Lingkungan
4
108
116
175
175
62%
66%
4
4
224 350 64,00%
11,43% 4
dari perhitungan tersebut, didapati bahwa adanya perumahan yang berbatasan dengan kawasan resapan air, dari komponen lingkungan dari perhitungan skala ternyata tidak ada dampak, yaitu dari skala 4 (empat) dari rona lingkungan awal menjadi 4 (empat) pada saat setelah operasional. namun bila dilihat dari prosentase, ada penurunan kualitas sebesar 11,43 % 0
Evaluasi Dampak
Dampak yang diakibatkan oleh perumahan baik akibat aktifitas pembangunan maupun aktifitas warga perumahan, adalah : Adanya dampak pada kualitas air permukaan Terjadi penurunan skala 1 (sangat kecil). Kondisi ini diakibatkan oleh adanya sumber penghasil limbah baik limbah cair maupun sampah pada lokasi yang dapat mempengaruhi kawasan tangkapan air Cagar Alam.
Evaluasi dampak
Adanya dampak pada kuantitas air permukaan. Terjadi penurunan skala 1 (sangat kecil). Luasan wilayah tangkapan air yang awalnya lebih ditentukan oleh faktor topografi kawasan, menjadi ditentukan oleh batas kawasan yang telah ditentukan. Adanya pemakaian air tanah (baik oleh rumah tangga ataupun kegiatan berkebun)
Evaluasi dampak
Adanya dampak pada komponen lingkungan vegetasi kawasan tangkapan air (catchment area) Cagar Alam. Terjadi penurunan skala 1 (sangat kecil). Adanya aktifitas memancing dan berburu yang dapat mempengaruhi kelestarian vegetasi kawasan dan ekosistem kawasan tangkapan air Penanaman jenis tumbuhan yang bukan merupakan vegetasi asli kawasan pada beberapa lokasi, dapat merubah keaslian keragaman tumbuhan kawasan.
Analisis Upaya Penanganan Terkait Dengan Dampak Yang Ditimbulkan Tabel 4.23 Hasil Triangulasi Strategi penanganan terkait dampak perumahan Dampak Perumahan Manusia/pendu duk penghuni kawasan perumahan
Fakta Empiris
Referensi
Munculnya sumber penyebab dampak baik dari aktifitas, maupun kegiatan pengembangan dan pembangunan kawasan perumahan itu sendiri
Arahan mengenai upaya pemenuhan kebutuhan pembangunan perumahan yang dilakukan secara bertahap dan kewajiban untuk mengintegrasikan guna meningkatkan kualitas lingkungan perumahan Peraturan yang mengatur mengenai kaitan antara batasan luasan wilayah yang dibangun untuk perumahan dengan tingkat kepadatan dalam batasan tersebut.
Studi Kasus lain
Hasil Triangulasi Strategi dan langkah terkait penanganan dampak yang ditimbulkan
Pengelolaan 1. Membatasi jumlah penduduk yang bermukim di wilayah Ekosistem kawasan ini dengan cara ; Danau Toba Mengarahkan agar pembangunan perumahan di - Bertambahnya kawasan ini menggunakan kapling besar. jumlah Dengan asumsi semakin besar ukuran kapling, penduduk maka akan semakin sedikit jumlah bangunan - Tumbuhnya ataupun unit rumah yang dapat dibangun di kawasan kawasan ini, yang diharapkan akan semakin permukiman terbatasnya jumlah penduduk yang mendiami baru kawasan ini. - Alih fungsi Jenis bangunan yang dibangun bangunan tunggal. lahan yang Perencanaan rumah gandeng/kopel (couple) tidak sesuai membutuhkan luasan lahan yang lebih sedikit, dengan material yang relatif lebih sedikit, serta biaya yang peruntukannya relatif lebih murah. Namun lebih banyak unit bangunan (rumah) berarti lebih banyak penghuni. Penerapan peraturan KDB 60 : 40 secara konsisten Penegakkan peraturan ini bertujuan untuk membatasi perkembangan setiap unit rumah. Selain mengurangi tekanan terhadap lingkungan perumahan akibat berkurangnya daerah resapan, ataupun air hujan yang dapat meresap, peraturan ini juga dapat membatasi jumlah penduduk pada kawasan ini
Analisis Upaya Penanganan Terkait Dengan Dampak Yang Ditimbulkan Dampak Perumahan Manusia/penduduk penghuni kawasan perumahan
Fakta Empiris
Munculnya sumber penyebab dampak baik dari aktifitas, maupun kegiatan pengembangan dan pembangunan kawasan perumahan itu sendiri
Referensi
Peraturan mengenai kewajiban untuk memperhatikan daya dukung lingkungan (carrying capacity), kesesuaian karakteristik lahan, serta lingkungan alami kawasan.
Studi Kasus lain
Pengelolaan Ekosistem kawasan Danau Toba Perkembangan pembangunan prasarana parawisata Alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya
Hasil Triangulasi Strategi dan langkah terkait penanganan dampak yang ditimbulkan 1. Menetapkan kawasan yang berada pada wilayah yang diperuntukan sebagai kawasan permukiman namun memiliki fungsi resapan sebagai wilayah yang tidak boleh dibangun/dilindungi yang dipertegas dalam Perda Kota Bengkulu. Berkurangnya luasan lahan yang dapat dibangun, akan mengurangi terjadinya perubahan bentuk lahan, baik melalui upaya reklamasi ataupun pengeringan lahan, terutama pada kawasan yang diperuntukkan sebagai kawasan permukiman.
Analisis Upaya Penanganan Terkait Dengan Dampak Yang Ditimbulkan Dampak Perumahan
Fakta Empiris
Dampak pada Kuantitas Air permukaan
Akibat adanya pembatasan secara fisik terhadap kawasan perumahan dan kawasan tangkapan air, mengakibatkan berkurangnya jumlah air yang masuk dari luar kawasan tangkapan air
Referensi
Studi Kasus lain
Hasil Triangulasi Strategi dan langkah terkait penanganan dampak yang ditimbulkan
Peraturan Pengelolaan 1. Menjadikan kawasan perumahan sebagai kawasan yang mendukung kawasan tangkapan air (catchment area) mengenai kreteria Ekosistem kawasan lindung kawasan Danau Cagar Alam, dengan menjaga keseimbangan neraca air Peraturan Toba kawasan perumahan melalui ; mengenai - Pemulihan Melakukan penegakan peraturan KDB sebesar 60 : 40 ekosistem perlindungan secara konsisten, sehingga kondisi yang baik saat ini terhadap kawasan kawasan dapat tetap terjaga lindung dari - Meningkatkan Mensubsitusikan potensi air resapan yang hilang pada kerusakan serta fungsi kapling terbangun dengan cara menggunakan material pencemaran ekologis untuk yang ramah lingkungan dalam pembangunan sarana Kewajiban untuk menjaga infrastruktur di kawasan perumahan. Seperti melakukan keseimbangan penggunaan “paving block” sebagai bahan pencegahan neraca air perkerasan di kawasan ini. upaya perusakan Danau Toba 2. Penerapan peraturan tentang perumahan kawasan khusus pada kawasan untuk setiap pengembangan perumahan baru pada lindung baik yang kawasan ini. dengan memasukan persyaratan seperti; berada didalam Sumber air bersih bagi kawasan perumahan harus kawasan lindung berasal dari jaringan air PDAM. maupun kawasan Jenis konstruksi sarana jalan lingkungan harus sekitarnya yang menggunakan jenis konstruksi yang tidak dapat menghalangi proses peresapan air mempengaruhi Adanya pemisahan saluran drainase antara air kelestarian buangan limbah rumah tangga dengan drainase air kawasan lindung hujan.
Analisis Upaya Penanganan Terkait Dengan Dampak Yang Ditimbulkan Dampak Perumahan
Fakta Empiris
Dampak pada Kualitas Air Permukaan
Dengan adanya kawasan perumahan , maka menimbulkan suatu sumber limbah yang bersifat permanen di kawasan ini
Referensi
Studi Kasus lain
Peraturan Usulan mengenai kreteria Penanganan kawasan lindung banjir di DKI Peraturan Jakarta mengenai - Kerusakan perlindungan lingkungan terhadap kawasan akibat lindung dari sampah yang kerusakan serta mencemari pencemaran sungai Kewajiban untuk melakukan pencegahan upaya perusakan pada kawasan lindung baik yang berada didalam kawasan lindung maupun kawasan sekitarnya yang dapat mempengaruhi kelestarian kawasan lindung
Hasil Triangulasi Strategi dan langkah terkait penanganan dampak yang ditimbulkan
Pengelolaan sampah secara terpadu Peningkatan prasarana persampahan dengan melakukan penambahan kuantitas tempat penampungan sampah sementara pada daerah-daerah yang mampu menjangkau warga perumahan. Menggalakkan program 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) di lingkungan perumahan Pengawasan secara rutin terhadap kualitas sistem drainase di kawasan perumahan ini, sehingga penanganan / pemeliharaan /perbaikan dapat dilakukan secara tepat waktu.
Analisis Upaya Penanganan Terkait Dengan Dampak Yang Ditimbulkan Dampak Perumahan Perubahan vegetasi alami di kawasan tangkapan air
Fakta Empiris
Referensi
Adanya aktifitas pemanfaatan lahan di sekitar kawasan perumahan sebagai lahan budidaya
Peraturan mengenai perlindungan terhadap kawasan lindung dari kerusakan serta pencemaran Kewajiban untuk melakukan pencegahan upaya perusakan pada kawasan lindung baik yang berada didalam kawasan lindung maupun kawasan sekitarnya yang dapat mempengaruhi kelestarian kawasan lindung Upaya pengawetan terhadap kawasan lindung Tindakan perbaikan
Studi Kasus lain
Kawasan resapan air di Bandung Utara - Adanya hutan pinus yang menyebabkan berkurangnya cadangan air tanah Reklamasi lahan tambang timah di Propinsi BangkaBelitung - Reklamasi lahan tambang dengan menggunakan revegetasi pohon sengon.
Hasil Triangulasi Strategi dan langkah terkait penanganan dampak yang ditimbulkan
Upaya pemeliharaan kawasan tangkapan air Cagar Alam dengan melakukan inventarisasi vegetasi didalam kawasan, secara periodik. Semakin pendek rentang waktu akan semakin baik (inventarisasi ulang). Melakukan kegiatan pembinaan habitat pada kawasan Cagar Alam dengan cara pemberantasan jenis tumbuhan yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan Cagar Alam. Melakukan sosialisasi akan pentingnya kawasan tangkapan air Cagar Alam khususnya terhadap warga perumahan untuk mencegah kemungkinan meluasnya pemanfaatan kawasan yang belum terbangun pada kawasan yang diperuntukan sebagai kawasan permukiman sebagai lahan budidaya oleh masyarakat/warga perumahan.
Kesimpulan dan Saran
Keberadaan kawasan perumahan pada daerah yang berbatasan dengan kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar, ternyata berdampak sangat kecil pada lingkungan Cagar Alam, sehingga dikategorikan belum/tidak merusak lingkungan
Kesimpulan dan Saran
Kondisi ini terjadi diakibatkan adanya faktor-faktor yang menguntungkan bagi kedua kawasan seperti ; Daya dukung kawasan perumahan yang baik Adanya keterpaduan Prasarana Sarana dan Utilitas (PSU) kawasan perumahan yang berfungsi secara optimal sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan kawasan perumahan. Terpenuhinya Koefisien dasar bangunan (KDB) pada kawasan perumahan di daerah ini Pemilihan jenis konstruksi dan material yang tepat pada pembangunan tanggul tanah penahan banjir.
Kesimpulan dan Saran
1. Kebijakan Membatasi
jumlah penduduk yang bermukim di wilayah ini dengan cara Mengarahkan
agar pembangunan perumahan di kawasan ini menggunakan kapling besar. Dengan asumsi semakin besar ukuran kapling, maka akan semakin sedikit jumlah bangunan ataupun unit rumah yang dapat dibangun di kawasan ini, yang diharapkan akan semakin terbatasnya jumlah penduduk yang mendiami kawasan ini.
Kesimpulan dan saran Jenis
bangunan yang dapat dibangun pada kawasan ini merupakan bangunan tunggal. Perencanaan rumah gandeng/kopel (couple) membutuhkan luasan lahan yang lebih sedikit, material yang relatif lebih sedikit, serta biaya yang relatif lebih murah. Namun lebih banyak unit bangunan (rumah) berarti lebih banyak penghuni. Penerapan peraturan KDB 60 : 40 secara konsisten
Kesimpulan dan saran
Menetapkan kawasan yang berada pada wilayah yang diperuntukan sebagai kawasan permukiman namun memiliki fungsi resapan sebagai wilayah yang tidak boleh dibangun/dilindungi yang dipertegas dalam Perda Kota Bengkulu. Penerapan peraturan tentang perumahan kawasan khusus untuk setiap pengembangan perumahan baru pada kawasan ini. dengan memasukan persyaratan seperti;
Sumber air bersih bagi kawasan perumahan harus berasal dari jaringan air PDAM. Jenis konstruksi sarana jalan lingkungan harus menggunakan jenis konstruksi yang tidak menghalangi proses peresapan air hujan. Adanya pemisahan saluran drainase antara air buangan limbah rumah tangga dengan drainase air hujan, sehingga konstruksi saluran drainase air hujan dapat dirancang mampu menyerapkan air ke dalam tanah.
Kesimpulan dan Saran
2. Strategi Penanganan
Menjadikan kawasan perumahan sebagai kawasan yang mendukung kawasan tangkapan air (catchment area) Cagar Alam, dengan menjaga keseimbangan neraca air kawasan perumahan melalui ; Melakukan penegakan peraturan KDB sebesar 60 : 40 secara konsisten, sehingga kondisi yang baik saat ini dapat tetap terjaga. Mensubsitusikan potensi air resapan yang hilang pada kapling terbangun dengan cara menggunakan material yang ramah lingkungan dalam pembangunan sarana infrastruktur di kawasan perumahan. Seperti penggunaan “paving block” sebagai bahan perkerasan di kawasan ini. Konstruksi ini memungkinkan air hujan untuk dapat meresap ke lapisan dibawahnya.
Kesimpulan dan Saran
Peningkatan penyesuaian fungsional dan keanekaragaman biologis pada tanggul Penyesuaian fungsional dapat dilakukan dengan melakukan penanaman tumbuhan asli kawasan yang bertujuan untuk memperkokoh konstruksi tanggul itu sendiri. Selain itu juga akan memperbanyak keanekaragaman biologis dikawasan yang berbatasan dengan kawasan tangkapan air.
Kesimpulan dan Saran
Pengelolaan sampah secara terpadu Menggalakkan program 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) di lingkungan perumahan Pengawasan secara rutin terhadap kualitas sistem prasarana drainase di kawasan perumahan. Upaya pemeliharaan kawasan tangkapan air Cagar Alam dengan melakukan inventarisasi vegetasi didalam kawasan, secara periodik. Semakin pendek rentang waktu akan semakin baik (inventarisasi ulang). Melakukan kegiatan pembinaan habitat pada kawasan Cagar Alam dengan cara pemberantasan jenis tumbuhan yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan Cagar Alam. Melakukan sosialisasi akan pentingnya kawasan tangkapan air Cagar Alam khususnya terhadap warga perumahan untuk mencegah kemungkinan meluasnya pemanfaatan kawasan yang belum terbangun (pada kawasan yang diperuntukan sebagai kawasan permukiman ) sebagai lahan budidaya oleh masyarakat/warga perumahan.
Saran
Diperlukan studi lanjutan pada kawasan ini, mengingat analisa dampak lingkungan membutuhkan sudut pandang dari disiplin ilmu lainnya. Selain itu adanya indikasi yang ditemukan tentang potensi pemberdayaan ataupun peran serta masyarakat pada kawasan perumahan dalam upaya pelestarian kawasan Cagar Alam memerlukan penelitian lebih lanjut. Pengembangan kawasan perumahan pada daerah yang berbatasan dengan kawasan yang berdekatan dengan kawasan lindung harus dilakukan dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan, tidak saja dilihat dari sisi perumahan namun juga harus memperhatikan daya dukung lingkungan kawasan lindung. Merestrukturisasi tata batas kawasan, baik berupa pemasangan tapal batas dalam jumlah yang lebih banyak, serta memasang papan informasi yang dapat berisi himbauan, informasi, ataupun peringatan pada batas kawasan. Sehingga potensi terjadinya kerusakan akibat ketidak tahuan batas wilayah dapat diminimalisir.
TERIMA KASIH