Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
STUDI KOMUNITAS MAKROFITA LITORAL DI PERMUKAAN PERAIRAN DANAU DENDAM TAK SUDAH KOTA BENGKULU Rochmah Supriati, Armila, Rizwar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Bengkulu Abstract. Study of Littoral Macrophytes community at waters of Dendam Tak Sudah Lake Bengkulu City has been conducted at three sites from September through December 2011. The purpose of this study was to determine the species composition and community of litoral macrophytes at waters of the lake. The sites/spot sampling area were determined by using purposive sampling : SITE I (Crinum community), SITE II (Cyperus community) and SITE III (Metroxylon sago community) data was collected by using Squares method. The data observed was density, frequency, important value index, and diversity index. The Abiotic factors such as temperature, humidity, dissolved oxygen, water acidity, were also measured. Specimens collected was documented by digital camera, and herbarium. Makrophyte identification was held at Biology Laboratory of Bengkulu University. It was found 25 species of litoral makrophytes that grouped into 4 classes, 13 orders, and 15 families. The highest value of macrophytes density was at site II (11.806 individuals / m2) and the lowest value of macrophytes density was at site III (6.83 individuals / m2). The highest important value of macrophytes was at location I (199.03%) and the lowest important value of macrophytes was at location II (194.52%). The highest of macrophytes Diversity Index (H ') was at site II (H '=1.89 ) and the lowest macrophytes Diversity Index was at site III ( H ': 1.52). Key words: community, litoral macrophyte, Dendam Tak Sudah Lake, Bengkulu
PENDAHULUAN Danau Dendam Tak Sudah merupakan ekosistem perairan lentik atau perairan tergenang yang terletak di Desa Dusun Besar kota Bengkulu. Danau tersebut merupakan sumber perairan yang digunakan antara lain sebagai sumber air untuk irigasi, sebagai kawasan konservasi yang melindungi keanekaragaman hayati, sebagai daerah cadangan air, sebagai media pembelajaran alam untuk kepentingan ilmiah dan tempat rekreasi Danau Dendam Tak Sudah termasuk kedalam Cagar Alam Danau Dusun Besar (BKSDA. 2011). Dalam Danau Dendam Tak Sudah terdapat kehidupan yang cukup beragam, baik jenis tumbuhan maupun hewan perairannya. Sebagai cagar alam dan dengan segala fungsinya, danau ini diduga telah mengalami degradasi yang disebabkan
oleh aktivitas manusia yang tinggal di sekitarnya (Usman, 2001). Salah satu biota perairan yang mungkin mengalami tekanan dari aktivitas-aktivitas manusia tersebut adalah vegetasi makrofita litoral danau yang fungsinya akan berubah dan mengalami degragasi. Di sisi lain, keragaman komposisi makrofita dan kemampuan reproduksinya berpotensi merubah ekosistem perairan danau tersebut. Berhubung belum adanya publikasi ilmiah tentang ekologi vegetasi makrofita litoral Danau Dendam Tak sudah, maka dilakukan penelitian tentang komunitas Makrofita Litoral Danau Dendam Tak Sudah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui komposisi dari komunitas jenis tanaman makrofita litoral permukaan Danau Dendam Tak Sudah. BAHAN DAN METODA
Semirata 2013 FMIPA Unila |255
Rochmah Supriati, Armila, Rizwar: STUDI KOMUNITAS MAKROFITA LITORAL DI PERMUKAAN PERAIRAN DANAU DENDAM TAK SUDAH KOTA BENGKULU
Penelitian dilakukan di 3 lokasi Danau Dendam Tak Sudah kota Bengkulu dan Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi FMIPA UNIB. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan September sampai Desember 2011. Bahan dan alat yang digunakan saat pengumpulan data di lapangan antara lain yaitu : kamera digital, alat tulis, meteran, parang, tali raffia atau tambang, simpul, sasak untuk pembuatan herbarium, kertas label, isolasi, plastik, karton tebal, koran, perahu, termometer air raksa, pH meter merek ION, keping secchi, dan DO meter merek ION. Bahan yang digunakan adalah sampel vegetasi serta bahan untuk pembuatan herbarium. Lokasi pengambilan sampel ditetapkan dengan metode purposive sampling pada wilayah litoral Danau Dendam Tak Sudah Kota Bengkulu. Diperoleh 3 lokasi penelitian yaitu lokasi I di sebelah Barat, merupakan vegetasi litoral yang didominasi tumbuhan bakung (Crinum asiaticum), lokasi II di sebelah Utara vegetasi litoral yang didominasi tumbuhan Cyperus dan daerah tangkapan air dan pada lokasi III di sebelah Timur vegetasi litoral yang didominasi tumbuhan sago (Metroxylon sago). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat pada pada masing-masing lokasi. Sampel spesimen makrofita litoral difoto dan dikoleksi dalam
bentuk herbarium (Fachrul, 2006; Tjitrosoepomo, 1993). Sebagai data pendukung, dilakukan pengukuran terhadap faktor-faktor abiotik seperti: suhu air danau, kelembaban udara, pH air danau, penetrasi cahaya, kandungan oksigen terlarut pada masing-masing lokasi penelitian sebanyak 5 kali pengulangan (Barus, 2004; Michael, 1995; Dirdjosoemarto, 1993, Bambang, 2001). Pada masing-masing lokasi penelitian dilakukan pengambilan data untuk analisis vegetasi dengan metode kuadrat. Sampel vegetasi yang ditemukan, difoto dan diidentifikasi, untuk yang belum teridentifikasi dibuat herbariumnya. Selanjutnya sampel diidentifikasi di laboratorium Biosistematik dengan menggunakan beberapa buku acuan seperti: Tjitrosoepomo (1998), van Steenis ( 1997), Pancho dan Soerjani ( 1978 ), Sastrapradja ( 1980 ), LSID). Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui kepadatan, kepadatan relatif, frekuensi, frekuensi relatif, indeks nilai penting jenis dan indeks keragamannya (Fachrul, 2006; Fachrul, 2006) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran faktor fisika - kimia perairan Danau Dendam Tak Sudah selama penelitian disajikan pada Tabel.1.
Hasil Pengukuran Kondisi Lingkungan Pada 3 Lokasi Pengamatan Tabel 1. Kondisi Faktor Abiotik Perairan Danau Dendam Tak Sudah Kota Bengkulu Selama Penelitian. No Parameter Kondisi lingkungan daerah litoral a. Faktor Fisika Lokasi I Lokasi II Lokasi III 1. Suhu air (oC ) 28 – 30 27 - 29 28- 29 2. Kelembaban udara ( % ) 92 – 95 93 - 95 92 - 94 3. Penetrasi cahaya ( m ) 1–2 2–4 4–5 b. Faktor Kimia 4. pH air 6,2 – 6,5 5,6 - 6 5,5 - 6 5. Oksigen terlarut ( ppm ) 6,2 - 6,3 6,5 - 6,9 6,3 - 6,5
256| Semirata 2013 FMIPA Unila
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Dari hasil pengukuran terhadap faktorfaktor fisika-kimia pada kawasan Danau Dendam Tak Sudah di 3 lokasi pengamatan (Tabel 1), diperoleh: untuk suhu air pada tiga wilayah pegambilan sampel relatif sama; berkisar antara 27OC – 30O C. Hal ini dimungkinkan karena waktu pengukuran dilakukan pada waktu yang sama, yaitu pagi hari mulai dari pukul 7.00 WIB – 9.00 WIB. Suhu memiliki variasi dan perubahan yang berlangsung lambat karena air memiliki kalor jenis yang besar. Menurut Barus (2004) fluktuasi suhu di perairan tropis pada umumnya sepanjang tahun tidak terlalu tinggi sehingga suhu air juga tidak mengalami fluktuasi terlalu besar. Kelembaban udara pada di 3 lokasi pengamatan juga tidak terlalu berbeda; yaitu pada lokasi 1: 92 % - 95 %, lokasi 2 : 93 % - 95 %, lokasi 3 : 92 % - 94 %. Kelembaban udara tergantung pada suhu lingkungan apabila suhu lingkungan tinggi maka kelembaban udara akan rendah. Menurut Michael (1995), kelembaban udara merupakan faktor ekologis yang penting karena dapat mempengaruhi aktivitas organisme dan dapat membatasi distribusinya pada suatu ekosistem. Penetrasi cahaya pada tiga lokasi pengamatan yang berbeda memiliki perbedaan yang jelas. Penetrasi cahaya yang relatif tinggi terdapat pada lokasi III yaitu dengan kedalaman 4 - 5 m diikuti oleh lokasi II dengan kedalaman 2-4 m dan lokasi I dengan kedalaman 1-2 m. Pengukuran dilakukan pada saat musim kemarau. Satrawijaya (2000 ) menyatakan kemampuan cahaya matahari menembus dasar perairan tergantung pada konsentrasi bahan tersuspensi atau terlarut, kandungan suspensi terlarut dapat mempengaruhi proses fotosintesis sehingga dapat mengakibatkan devisit oksigen terlarut dalam peraiaran. Dari hasil pengukuran pH pada tiga lokasi yang berbeda, diperoleh kisaran pH yaitu 5,5 - 6,5. pH air pada ketiga lokasi berbeda-beda, nilai pH yang relatif tinggi
terdapat pada lokasi I yaitu 6,2 - 6,5 dan yang relatif rendah pada lokasi III 5,5 - 6. Menurut Cole ( 1983 ), adanya perbedaan nilai pH dalam badan perairan disebabkan oleh penambahan atau kehilangan CO2 dari proses fotosintesis dari tumbuhan dalam perairan. Menurut Goldman dan Horne (1983) pada beberapa rawa dan danau memiliki kisaran pH 6 – 9. Kisaran pH rawa atau danau di bawah 4, dapat menyebabkan penurunan keanekaragaman makhluk hidup di daerah tersebut. Selanjutnya menurut Rinawati (2007) nilai pH yang normal mengindikasikan bahwa bahan organik yang terlarut sedikit. Berdasarkan hal tersebut di atas, pH pada lokasi penelitian masih dapat mendukung pertumbuhan tumbuhan tersebut. Dari pengukuran oksigen terlarut pada tiga lokasi pengamatan; diperoleh kandungan oksigen terlarut di lokasi pengamatan berkisar antara 6,2 – 6,9 ppm. Oksigen terlarut yang lebih tinggi terdapat di lokasi II; yaitu sebesar 6,5 - 6,9 ppm. Hal ini disebabkan pada kawasan tersebut memiliki kandungan organik dan suhu yang lebih rendah. Oksigen terlarut yang terendah terdapat pada lokasi I sebesar 6,2 6,3 ppm. Pada lokasi III sebesar 6,3 – 6,5 ppm. Menurut Mulia (2005) masuknya bahan organik ke dalam badan perairan meningkatkan penguraian dalam badan perairan tersebut. Nilai oksigen terlarut di dalam badan perairan yang baik tidak lebih kecil dari 6, 5 ppm. Berdasarkan seluruh pengamatan faktor fisika kimia, maka dapat dikatakan secara umum nilai faktor fisika dan kimia yang terdapat di seluruh kawasan pengamatan di Danau Dendam Tak Sudah cukup baik untuk kelangsungan hidup biota air yang terdapat di dalamnya termasuk makrofita. Jenis - Jenis Makrofita Danau Dendam Tak Sudah Kota Bengkulu. Dari hasil identifikasi vegetasi makrofita dari lokasi pengamatan,ditemukan 25 jenis tumbuhan penyusun komunitas makrofita
Semirata 2013 FMIPA Unila |257
Rochmah Supriati, Armila, Rizwar: STUDI KOMUNITAS MAKROFITA LITORAL DI PERMUKAAN PERAIRAN DANAU DENDAM TAK SUDAH KOTA BENGKULU
yang dapat dikelompokkan ke dalam 3 divisi, 4 kelas, 13 bangsa, dan 16 suku. Jenis-jenis makrofita pada masing-masing lokasi penelitian disajikan pada Tabel 2. Dari Tabel 2, dapat dilihat komposisi vegetasi makrofita litoral Danau Dendam Tak Sudah Kota Bengkulu terdiri dari 3 divisi, 4 kelas, 13 bangsa, 16 suku dan 25 jenis. Jenis makrofita terbanyak terdapat pada kelas Liliopsida sebanyak 12 jenis, di
ikuti oleh kelas Pteridopsida sebanyak 7 jenis, kelas Mangnoliopsida sebanyak 6 jenis serta kelas Lycopodiopsida 1 jenis. Kepadatan dan Nilai Penting vegetasi Makrofita di Danau Dendam Tak Sudah Kota Bengkulu. Kepadatan dan nilai Penting vegetasi makrofita litoral di Danau Dendam Tak Sudah kota Bengkulu, disajikan pada Tabel 3.
Tabel 2. Jenis - Jenis Makrofita Litoral di Danau Dendam Tak Sudah Kota Bengkulu BANGSA
SUKU
JENIS
1
DIVISI KELAS Lycopodiaphyta
Lycopodiales
Lycopodiaceae
Lycopodium cernuum
2
Lycopodiopsida Pteridophyta
Schizaeales
Schizeaceae
Polypodiales
Polypodiaceae
Lygodium flexuasum (L) SW L. sacandens (L) SW Stenochlaena palustris Bedd Phymatodes longissima (BI) JSM Nephrolepis hirsutula N. cordifolia Cyperus rotundus Eleocharis dulcis Fimbristylis annua Echinocloa crusgalii Lophatherum gracile Eragrotis amabilis Zoysia matrella (L) Flagellaria indica Crinum asiaticum Papillionanthe hookeriana Echinodorus palaefolinus Metroxylon sago Melastoma affine Nymphaea alba Nymphaea rubra Polygonum barbatum (L) Nepenthes ampullaris Species X ∑ = 25
No
Pteridopsida
Dryopteridaceae
3
Magnoliophyta Liliopsida
Poales
Cyperaceae
Poaceae
Magnoliophyta Magnoliopsida
Liliales Orchidales
Flagellariaceae Liliaceae Orchidaceae
Alismatales
Alismataceae
Arecales Myrtales Nymphaeales
Arecaceae Melastomataceae Nymphaeaceae
Polygonales Nepenthales
Nepenthaceae
∑ = 13
∑ = 16
258| Semirata 2013 FMIPA Unila
I -
LOKASI II III + +
+
-
-
+ +
+ +
-
-
-
+
+
+
+
+ + + + + + + -
+ + + + + + +
-
+
+
+ + + -
+ -
+ + + +
+
-
+
15
+ 14
15
+ + + + + + -
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Tabel 3. Kepadatan dan Indeks Nilai Penting Makrofita di Danau Dendam Tak Sudah Kota Bengkulu
JENIS Lycopodium cernuum Lygodium flexnosum L. sacandens (L) SW Stenochlaena palustris Bedd Phymatodes longissima (BI) JSM Nephrolepis hirsutula N. cordifolia Cyperus rotundus Eleocharis dulcis Fimbristylis annua Echinocloa crusgalii Lophatherum gracile Eragrotis amabilis Zoysia matrella (L) Flagellaria indica Crinum asiaticum Papillionanthe hookeriana Echinodorus palaefolinus Metroxylon sago Melastoma affine Nymphaea alba Nymphaea rubra Polygonum barbatum (L) Nepenthes ampullaris Species X Total
LOKASI I K INP (Ind/m2) % 0.083 3.3 0.033 2.57 0.5 14.21 0.21 0.16 0.083 0.083 0.75 0.31 0.083 4.05 0.05 0.05 0.13 0.4 6.975
Dari Tabel 3. Dapat dilihat Hasil analisis perhitungan terhadap nilai Kepadatan dan Indeks Nilai Penting vegetasi makrofita di kawasan Danau Dendam Tak Sudah. Dari hasil analisis data, nilai kepadatan makrofita yang paling tinggi terdapat pada lokasi II ( 11,806 individu/m2 ), di ikuti oleh lokasi I ( 6,975 individu/m2 ) dan yang paling rendah pada lokasi III ( 6,83 individu/m2 ). Dari perhitungan nilai penting pada seluruh lokasi penelitian yang diamati, Crinum asiaticum memiliki nilai penting paling tinggi pada lokasi I ( 91,77 % ), pada
10.08 6.95 3.3 3.3 15.46 13.67 3.3 91.77 7.68 2.09 4.03 17.32 199.03
LOKASI II K INP (Ind/m2) % 0.083 1.97 0.05 2.86 0.45 0.25 0.33 1.08 3.36 0.13 0.5 0.013 0.05 0.16 1.85 0.73 11.806
LOKASI III K INP (Ind/m2) % 0.32 7.86
1.77 42.77 8.29 3.75 4.07 11.88 43.78 5.58 14.67 1.67 1.77 7.27 31.78 15.65 194.52
0.31 0.06 0.32 0.41 0.32 0.4 0.13 3.48 0.33 0.21 0.1 0.05 0.33 0.06 6.83
10.76 3.7 3.17 9.18 7.86 12.08 4.76 93.19 11.02 9.18 7.33 3.44 11.02 3.7 198.25
lokasi II nilai pentingyang tinggi dimiliki oleh tumbuhan Eragrotis amabilis (43,78 % ), Stenochlaena palustris ( 42,77 % ), dan Nepenthes ampularia ( 31,78 % ). sedangkan pada lokasi III indeks nilai penting tertinggi dimiliki oleh tumbuhan Crinum asiaticum ( 93,19 % ). Indeks Keanekaragaman Makrofita Litoral di Perairan Danau Dendam Tak Sudah Kota Bengkulu. Hasil penghitungan Indeks Keanekaragaman Makrofita pada Lokasi pengamatan disajikan pada Tabel 4.
Semirata 2013 FMIPA Unila |259
Rochmah Supriati, Armila, Rizwar: STUDI KOMUNITAS MAKROFITA LITORAL DI PERMUKAAN PERAIRAN DANAU DENDAM TAK SUDAH KOTA BENGKULU
Tabel 4. Indeks Keanekaragaman Makrofita di Danau Dendam Tak Sudah Kota Bengkulu
Dari hasil penelitian pada tiga lokasi penelitian terhadap indeks keanekaragaman jenis makrofita di Danau Dendam Tak Sudah yang berbeda lokasi yaitu lokasi I di sebelah Barat vegetasi litoral didominasi oleh tumbuhan bakung (Crinum asiaticum), lokasi II di sebelah Utara vegetasi litoral didominasi oleh tumbuhan Cyperus sp daerah tangkapan air dan pada lokasi III di sebelah Timur vegetasi litoral didominasi oleh tumbuhan sago ( Metroxylon sago ). yaitu 1,59 ; 1,89 ; 1,52. Nilai tersebut menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman makrofita di Danau Dendam Tak Sudah termasuk ke dalam kriteria H‘ > 1,53,0 berarti keanekaragaman tumbuhan di perairan Danau Dendam Tak Sudah termasuk dalam kategori tinggi (Fachrul,2006). Semakin tinggi indeks keanekaragaman pada suatu komunitas, maka dapat dikatakan komunitas tersebut semakin mantap. Purborini (2006) menyatakan bahwa daerah litoral memiliki keanekaragaman yang tinggi dibandingkan dengan daerah limnetik dan profundal dalam badan perairan air tawar. Hal ini menunjukan bahwa komunitas area litoral memiliki tingkat perkembangan yang lebih dahulu dibandingkan komunitas lainnya dalam perairan yang menunjukkan bahwa perkembangan komunitas tumbuhan berawal dari area litoral. Dari kondisi di atas, dikhawatirkan terjadi perkembangan makrofita yang sangat pesat di badan
260| Semirata 2013 FMIPA Unila
perairan sehingga dapat merubah ekosistem perairan menjadi ekosistem daratan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang studi komunitas makrofita litoral di permukaan perairan Danau Dendam Tak Sudah Provinsi Bengkulu, dapat disimpulkan bahwa: Ditemukan 25 jenis makrofita yang termasuk ke dalam3 divisi, 4 kelas, 13 bangsa, dan 16 suku. 1. Nilai Kepadatan makrofita tertinggi terdapat pada lokasi II ( 11,806 individu/m2 ), sedangkan nilai Kepadatan terendah terdapat pada lokasi III ( 6,83 individu/m2 ). 2. Indek Nilai Penting makrofita tertinggi terdapat pada lokasi I (199,03 %), sedangkan Indek Nilai Penting terendah terdapat pada lokasi II (194,52 % ). 3. Indeks keanekaragaman ( Hꞌ ) tertinggi terdapat pada lokasi II (1,89). Sedangkan Indeks keanekaragaman terendah terdapat pada lokasi III ( 1,52 ). Saran Perlu dilakukan penelitian studi komunitas makrofita litoral pada Perairan Danau Dendam Tak Sudah Kota Bengkulu pada waktu yang berbeda dan secara berkala, karena cukup besarnya potensi eutrofikasi di kawasan ini, sehingga keberadaan dan fungsi danau dapat dipertahankan.
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
DAFTAR PUSTAKA Barus, T.A. 2004. Pengantar Limologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. Medan : USU BKSDA. 2003. Penilaian Potensi Kawasan Hutan Cagar Alam Danau Dusun Besar Register 61 di Provinsi Bengkulu. BKSDA. Bengkulu
Polunin, N. 1994. Pengantar Geografi Tumbuhan. Gadjah Mada. Universitas Press. Yogyakarta. Purborini, D.H. 2006. Sruktur dan Komposisi Tumbuhan di Kawasan Rawa Pening Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Universitas Diponegoro Semarang
BKSDA. 2011. Profil Kawasan Cagar Alam Danau Dusun Besar. BKSDA Bengkulu
Sastrapradja, S. Afriastini JJ. 1980. Jenis Tumbuhan Dataran Rendah. Bogor. Lembaga Biologi Nasional-LIPI
Cole. G.A. 1983. Buku Teks Limnologi Dewan Bahasa dan Pusataka Kementerian Pendidikan Malaysia. Kuala Lumpur.
............. 1980. Jenis Paku Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta
Dirdjosoemarto, S. 1993. Ekologi. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud. Fachrul, M.F. 2006. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta. Bumi Aksara. Michel, P. 1995. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. UI Press. Jakarta Mulia, R.M. 2005. Kesehatan Lingkungan Graha Ilmu. Yogyakarta Odum,E.P.1993. ―Dasar-Dasar Ekologi‖. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Pancho, J.V. & Soerjani, M. 1978. Aquatic Weeds Of Southeast Asia. Tropical Biology(Biotrop) Bogor Indonesia.
Sastrawijaya, A.T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Surabaya : Usaha Nasional Tjitrosoepomo G. 1998. Taksonomi Umum (Dasar-dasar Taksonomi Tumbuhan). Cetakan ke-2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Usman, 2001. Kawasan Danau Dusun Besar Harus Tetap Sebagai Cagar Alam. J. Agroekologi 1(3):126-131 Van Steenis.C.G.G.J. 1997. Flora: Untuk Sekolah di Indonesia. Terjemahan oleh Mousa Suryawinoto, dkk. Pradnya Paramita. Jakarta.
Semirata 2013 FMIPA Unila |261