PERENCANAAN JALUR INTERPRETASI ANGGREK DI HUTAN WISATA TAMAN EDEN, TOBA SAMOSIR
BRIGITA LAURA FATRIA
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perencanaan Jalur Interpretasi Anggrek di Hutan Wisata Taman Eden, Toba Samosir adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2013 Brigita Laura Fatria NIM E34090029
ABSTRAK BRIGITA LAURA FATRIA. Perencanaan Jalur Interpretasi Anggrek di Hutan Wisata Taman Eden, Toba Samosir. Dibimbing oleh EDHI SANDRA dan RESTI MEILANI. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menyusun rencana jalur interpretasi anggrek di HTWE. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, wawancara, penyebaran kuisioner, dan pengamatan lapang. Inventarisasi terhadap kawasan menunjukkan tumbuhan anggrek mudah ditemukan pada empat jalur pengamatan yang ada di lokasi dengan jumlah 51 spesies yang tercakup dalam 29 genus. Pengunjung Hutan Wisata Taman Eden didominasi oleh laki-laki (63%) dengan mayoritas kelompok umur 20-30 tahun (48%). Sebagian besar pengunjung (64%) memilih jalur 1 sebagai jalur interpretasi tumbuhan anggrek. Jalur 1 merupakan jalur yang akan dikembangkan menjadi jalur interpretasi, karena jalur ini memiliki karakteristik jalur yang baik, memiliki potensi anggrek terbanyak, dan disukai oleh banyak pengunjung. Perencanaan jalur interpretasi yang dikembangkan di Hutan Wisata Taman Eden, yaitu perencanaan program interpretasi dan perencanaan fasilitas pendukung interpretasi. Program kegiatan interpretasi yang akan dikembangkan memiliki 2 tema yaitu, Anggrek Paphiopedilum tonsum merupakan anggrek langka, sehingga harus dijaga kelestariannya dan kegiatan budidaya, salah satu upaya untuk pelestarian tumbuhan anggrek. Kata kunci: anggrek, Hutan Wisata Taman Eden, interpretasi jalur, pengunjung
ABSTRACT BRIGITA LAURA FATRIA. Planning of Orchids Interpretive Trail Eden Park Tourism Forest, Toba Samosir. Supervised by EDHI SANDRA and RESTI MEILANI. This study aimed to develop a general plan of orchids interpretive trail at Eden Park Tourism Forest (EPTF). Data was collected through literature review, interviews, distribution of questionnaires, and field observations. Inventory of the region showed that orchid plants were easily found in all four observation trails, with a total of 51 species from 29 genera. Visitors of EPTF was dominated by male visitors (63%) with majority of age group of 20-30 years (48%). Most visitors (64%) preferred trail 1 as interpretive trail for orchids. Trail 1 was then chosen as the trail to be developed into interpretive trail based on its characteristics suitability for such trails, its orcgids potentials, and visitors preference toward the trail. Planning of interpretive trail included program planning, and supporting facilities planning. The programs were developed under the following themes: Paphiopedilum tonsum orchid is very rare species, so it must be protected for its existence and cultivation is one of the activity for orchid plant preservation. Keywords: Eden Park Tourism Forest, forest, interpretive trail, orchids, visitor
PERENCANAAN JALUR INTERPRETASI ANGGREK DI HUTAN WISATA TAMAN EDEN, TOBA SAMOSIR
BRIGITA LAURA FATRIA
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutananan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Skripsi: Perencanaan Jalur Interpretasi Anggrek di Hutan Wisata Taman Eden, Toba Samosir Nama : Brigita Laura Fatria NlM : E34090029
Disetujui oleh
J
Ir. Edhi Sandra,M. Si Pembimbing I
Tanggal Lulus:
Resti
10 'LOn
eilani S. Hut M. Si
Judul Skripsi : Perencanaan Jalur Interpretasi Anggrek di Hutan Wisata Taman Eden, Toba Samosir Nama : Brigita Laura Fatria NIM : E34090029
Disetujui oleh
Ir. Edhi Sandra,M. Si Pembimbing I
Resti Meilani S. Hut, M. Si Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof.Dr.Ir. Sambas Basuni, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2012 ini ialah interpretasi, dengan judul Perencanaan Jalur Interpretasi Anggrek di Hutan Wisata Taman Eden, Toba Samosir. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Edhi Sandra, M. Si dan Ibu Resti Meilani S. Hut, M. Si selaku pembimbing, serta Ibu dr. Ria Telaumbanua yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak L. Sirait selaku pemilik Hutan Wisata Taman Eden dan Bapak Marandus Sirait, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2013 Brigita Laura Fatria
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
vii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
2
METODE
2
Lokasi dan Waktu
2
Alat
2
Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
2
HASIL DAN PEMBAHASAN
4
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
4
Jalur di Hutan Wisata Taman Eden
4
Perencanaan Jalur Interpretasi
15
Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
21
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenis data dan metode pengumpulan data Kondisi jalur di Hutan Wisata Taman Eden Sebaran spesies anggrek di Hutan Wisata Taman Eden Karakteristik pengunjung di Hutan Wisata Taman Eden Tujuan dan Pola Kunjungan Pengetahuan tentang tumbuhan anggrek Preferensi pengunjung terhadap jalur interpretasi Fasilitas dan layanan interpretasi yang diinginkan pengujung Karakteristik di tiap jalur
3 5 9 11 12 13 13 14 15
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kondisi jalur 1 Peta jalur interpretasi di Hutan Wisata Taman Eden Peta Sarana Prasarana yang sudah ada di Hutan Wisata Taman Eden Jumlah habitus tumbuhan anggrek di Hutan Wisata Taman Eden Desain pusat informasi Desain papan informasi Desain papan interpretasi Desain shelter Desain papan petunjuk Desain pal jarak
5 6 7 8 17 17 18 18 19 19
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8
Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden Peta Sebaran Tumbuhan Anggrek di Jalur 1 Peta Sebaran Tumbuhan Anggrek di Jalur 2 Peta Sebaran Tumbuhan Anggrek di Jalur 3 Peta Sebaran Tumbuhan Anggrek di Jalur 4 Peta Perencanaan Jalur Interpretasi di Hutan Wisata Taman Eden Jadwal kegiatan program interpretasi Jadwal kegiatan program interpretasi
23 40 41 42 43 44 45 46
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Anggrek merupakan tumbuhan yang termasuk dalam keluarga Orchidaceae, yang di Indonesia diperkirakan terdapat lebih dari 4.000 spesies dari berbagai genus (Handoyo 2010). Anggrek berfungsi sebagai indikator ekosistem yang baik dan sehat karena anggrek hanya tumbuh di lokasi tertentu dan pada kondisi yang optimum untuk berkembang dalam suatu ekosistem tertentu (Darmono 2008). Anggrek dikelompokan menjadi dua jenis berdasarkan kemurnian gen-nya, yaitu anggrek spesies dan anggrek hibrida. Anggrek spesies adalah anggrek yang hidup didalam hutan dan melakukan perbanyakan secara alami dan tetap menghasilkan spesifikasi yang sama (Telaumbanua 2011), sedangkan anggrek hibrida merupakan hasil persilangan melalui campur tangan manusia. Kepunahan anggrek berbanding lurus dengan kerusakan hutan. Kerusakan hutan yang terjadi akhir– akhir ini telah memusnahkan sebagian besar habitat anggrek spesies. Hal ini menjadi ancaman yang sangat serius bagi keberadaan anggrek spesies. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan anggrek spesies adalah dengan melaksanakan konservasi eksitu tumbuhan anggrek, seperti yang telah dilaksanakan di Hutan Wisata Taman Eden (HWTE). HWTE yang berada di Lumban Rang, Sumatera Utara, ini disahkan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tahun 2000. HWTE dikelola oleh Yayasan Elsaddai yang bergerak di bidang pelestarian alam. Telaumbanua (2011) menyatakan bahwa di HWTE ini terdapat sekitar 100 anggrek yang telah teridentifikasi spesiesnya. Penangkaran anggrek yang diberi nama taman konservasi anggrek toba (Toba Orchid Conservation Park) dikembangkan di lokasi ini. Lokasi ini juga merupakan lokasi kegiatan wisata berupa wisata rohani, budaya, berkemah, petualangan, pendidikan lingkungan, dan penelitian flora fauna. Duryat (1979) diacu dalam Muntasib (2003) menyebutkan bahwa jalur interpretasi alam (natural trails atau interpretive trails) adalah suatu rute yang dirancang guna mengarahkan pengunjung ke tempat-tempat yang mempunyai obyekobyek geologis, biologis, historis dan kebudayaan yang menarik, dijelaskan dengan bantuan pemandu, tanda-tanda (signs), pamflet atau peralatan elektronik, sehingga pengunjung mendapatkan pengetahuan tentang faktor-faktor lingkungan tersebut dengan pengalaman langsung di lapangan. Pengembangan jalur interpretasi, khususnya interpretasi tumbuhan anggrek di kawasan ini dengan demikian akan memberikan manfaat bagi pengunjung, berupa peningkatan kepuasan dan pengetahuan pengunjung. Selain itu melalui jalur interpretasi tumbuhan anggrek, pengunjung diharapkan dapat lebih memahami makna kelestarian tumbuhan anggrek. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum dilakukan untuk menyusun perencanaan jalur interpretasi tumbuhan anggrek di Hutan Wisata Taman Eden. Untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa tujuan khusus yang harus dicapai, yaitu
2
mengidentifikasi jalur interpretasi anggrek, potensi anggrek, karakteristik pengunjung, dan merencanakan jalur interpretasi tumbuhan anggrek. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah memberikan masukan kepada pihak pengelola Hutan Wisata Taman Eden dalam menyusun perencanaan jalur interpretasi anggrek yang dapat digunakan dalam pelayanan kepada pengunjung maupun dalam perencanaan pengelolaan ekowisata di Hutan Wisata Taman Eden. METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Wisata Taman Eden, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatra Utara. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2012. Alat Alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini, yaitu alat tulis, GPS (Global Positioning System), kamera, komputer/laptop, handycam, pita ukur, buku identifikasi anggrek, tallysheet, kuisioner pengunjung, panduan wawancara untuk pengelola, dan panduan wawancara untuk masyarakat. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan, meliputi kondisi jalur di Hutan Wisata Taman Eden, potensi tumbuhan anggrek, pengunjung, masyarakat, dan pengelolaan Hutan Wisata Taman Eden. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan, melalui studi pustaka, wawancara, penyebaran kuesioner, dan pengamatan lapang (Tabel 1). Penentuan Responden Responden pengunjung ditentukan menggunakan metode convenience sampling berdasarkan kesediaan pengunjung untuk diwawancarai. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya data jumlah pengunjung Hutan Wisata Taman Eden. Pengolahan dan Analisis Data Data potensi tumbuhan anggrek, pengunjung, masyarakat, dan pengelolaan Hutan Wisata Taman Eden dianalisis secara deskriptif, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengembangan interpretasi tumbuhan anggrek di Hutan Wisata Taman Eden. Software Arc GIS digunakan untuk memetakan jalur dan potensi anggrek yang terdapat pada jalur tersebut, serta memetakan rencana pengembangan fisik jalur. Penentuan jalur yang akan dikembangkan interpretasinya dilakukan berdasarkan kriteria Berkmueller (1981), yaitu: a. Menyajikan pemandangan alam yang indah seperti air terjun, aliran sungai, gua, pohon besar berumur ratusan tahun dan lain sebagainya.
3
b. c. d. e.
Jalur yang menyenangkan untuk berjalan kaki (tidak licin dan tidak curam) Membuat pengunjung tetap gembira dan tetap tenang. Jalur mudah dilalui oleh pengunjung, terdapat tanda-tanda serta peta lokasi. Jalur tidak membahayakan pengunjung.
Perencanaan jalur interpretasi dibuat dengan mempertimbangkan potensi kawasan, keinginan pihak pengelola, pengunjung dan masyarakat sekitar kawasan. Rencana yang disusun untuk jalur terpilih meliputi rencana program interpretasi, bentuk layanan bagi pengunjung, fasilitas pendukung interpretasi dan rencana penugasan. Tabel 1 Jenis data dan metode pengumpulan data No. Jenis Data Metode Pengumpulan Data 1. Kondisi jalur di Hutan Wisata Taman Pengamatan lapang Eden, meliputi panjang jalur, lebar jalur , kemiringan jalur, kondisi jalur, dan bentuk fisik jalur. 2.
Potensi tumbuhan anggrek di Hutan Pengamatan Wisata Taman Eden, meliputi ciri-ciri eksplorasi morfologi, habitat, keunikan/ keindahan, manfaat, dan status kelangkaan.
3.
Pengunjung di Hutan Wisata Taman Kuesioner dan wawancara Eden, meliputi karakteristik pengunjung, tujuan dan pola kunjungan, pengetahuan tentang tumbuhan anggrek, preferensi pengunjung terhadap kondisi jalur interpretasi dan minat pengunjung terhadap interpretasi.
4.
Pengelolaan Hutan Wisata Taman Eden, Pengamatan lapang,wawancara meliputi potensi tumbuhan anggrek di dan studi pustaka Hutan Wisata Taman Eden, rencana pengembangan interpretasi Hutan Wisata Taman Eden, program interpretasi yang telah ada dan yang direncanakan diHutan Wisata Taman Eden, sarana dan prasarana yang telah ada dan direncanakan diHutan Wisata Taman Eden Masyarakat di sekitar Hutan Wisata Wawancara Taman Eden, meliputi kondisi sosial dan budaya masyarakat, pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan tumbuhan anggrek di Hutan Wisata Taman Eden, pemahaman masyarakat terhadap pelestarian dan pemanfaatan tumbuhan anggrek.
5.
lapang
melalui
4
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Letak dan Luas Hutan Wisata Taman Eden secara administratif berada di dusun Lumban Rang desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara dengan luas areal ± 40 ha. Lokasi ini berjarak lebih kurang 16 km dari Parapat ke arah kota Balige dan 55 km dari kota Balige ke arah Parapat. Hutan Wisata Taman Eden berbatasan: - Sebelah Utara : Kecamatan Ajibata Kabupaten Simalungun - Sebelah Selatan : Desa Sionggang Tengah dan Sionggang Selatan : Kecamatan Sipanganbolon - Sebelah Barat - Sebelah Timur : Lumban Julu Tofografi Hutan Wisata Taman Eden, Kabupaten Toba Samosir yang berada pada ketinggian 1.100 – 1.750 m dpl. Diperkirakan lebih dari 40 ha daerah terdiri dari tebing-tebing tinggi, jurang yang terjal,dan sungai yang deras. Iklim Hutan Wisata Taman Eden adalah hutan hujan basah denga frekuensi udara dengan curah hujan dalam satu tahun lebih banyak dibandingkan udara kering. Banyakna daerah aliran sunagi (DAS) dan pengairan pipa air hutan menjadikan hutan tersebut memiliki kelembaban yang cukup tinggi (kisaran 70% - 93%). Jenis Tanah Jenis tanah di kawasan Hutan Wisata Taman Eden, tanahnya bertekstur berliat halus, lempung berpasir, lempung berliat, berlempung halus, liat berdebu, lempung berdebu, lempung liat berdebu dan berdebu halus, dengan pH tanah 6,36 serta suhu tanah berkisar 20,96ºC. Vegetasi Berdasarkan pengamatan di sekitar areal penelitian. Vegetasi Hutan Wisata Taman Eden yang umum ditemukan yaitu dari famili, Theaceae, Pinnaceae, Hammamelidaceae, Cunoniaceae, Araliaceae, Annonaceae, Fagaceae, Sthyracaceae, Melliaceae, Myrtaceae dan famili Orchidaceae. Jalur di Hutan Wisata Taman Eden Hutan Wisata Taman Eden memiliki 4 jalur pengamatan sebaran tumbuhan anggrek, yaitu jalur pengamatan 1, jalur pengamatan 2, jalur pengamatan 3, dan jalur pengamatan 4 ( Tabel 2). Jalur pengamatan 1 merupakan jalur wisata yang sudah ada, sedangkan jalur pengamatan 2, 3, dan 4 belum dikembangkan menjadi jalur wisata (Gambar 1).
5
Tabel 2 Kondisi jalur di Hutan Wisata Taman Eden Karakteristik Jalur Sarana Jalur Kondisi Jalur prasarana Panjang Lebar Kemiringan o (m) (cm) () 1 Ada 1.540 50-200 8-15 Jalan berupa tanah dan bebatuan, tidak licin 2 Tidak 1.832 48-150 8-15 Jalan berupa ada tanah dan bebatuan, tidak licin 3 Tidak 2.356 55-70 8-15 Jalan berupa ada tanah, agak licin 4 Tidak 2.690 45-100 0-8 Jalan berupa ada tanah dan bebatuan, tidak licin
Pemandangan Hutan primer, air terjun tingkat 2, dan pegunungan Hutan primer
Hutan primer
Hutan primer
Jalur 1 memiliki jarak tempuh yang tidak terlalu jauh yaitu 1.540 m dengan lebar jalur 50-200 cm. Jalur 1 merupakan jalur yang sudah memiliki sarana prasarana sebagai penunjang kegiatan wisata (Gambar 1). Kondisi jalur 1 aman untuk dilewati karena kemiringan jalur berkisar 8-15 o yang berarti jalur berombak dan kondisi jalur tidak licin serta bentuk fisik jalur berupa tanah dan bebatuan. Jalur ini menyenangkan untuk dikembangkan menjadi jalur interpretasi karena selain memiliki potensi tumbuhan anggrek, dijalur ini terdapat potensi objek wisata lainnya seperti air terjun, kebun stroberi, camping ground, dan taman bunga (Gambar 3), sedangkan jalur 2, 3, dan 4 merupakan jalur yang memiliki jarak tempuh yang terlalu panjang dan pemandangan hanya berupa hutan primer sehingga pengunjung akan mudah bosan, jika melewati jalur tersebut.
(a)
(b) (c) Gambar 1 Kondisi jalur 1
a) Air terjun tingkat dua c) Jembatan di jalur 1
(d)
b) Kondisi hutan di HWTE d) Kondisi jalur 1
Gambar 2 Peta jalur interpretasi di Hutan Wisata Taman Eden
6
Gambar 3 Peta Sarana Prasarana yang sudah ada di Hutan Wisata Taman Eden
7
8
Potensi Tumbuhan Anggrek di Hutan Wisata Taman Eden Hasil identifikasi tumbuhan anggrek di keempat jalur pengamatan diperoleh 51 spesies yang tercakup kedalam 29 genus. Genus yang paling banyak ditemukan adalah genus Bulbophyllum. Purwanto (2005) menyatakan anggrek spesies liar seperti genus Bulbophyllum memiliki daerah penyebaran yang relatif luas. Kisaran suhu anggrek Bulbophyllum adalah berkisar antara 15-19oC (Gunadi 1985). Rifai (1993), menyebutkan bahwa jumlah jenis anggrek yang hidup sebagai epifit pada pepohonan belantara pegunungan sangatlah besar, terutama dari jenis-jenis Bulbophyllum. Bulbophyllum sering ditemukan tumbuh menumpang pada batang-batang pohon yang tinggi (Steenis 1997). Hal ini sesuai dengan kondisi yang ada di HWTE, terdapat banyak pohon tinggi sehingga memudahkan penyebaran biji melalui angin, dan didukung oleh suhu HWTE berkisar 17 – 27 oC, kelembaban dan intensitas cahaya yang cocok untuk pertumbuhan genus Bulbophyllum. Habitus spesies tumbuhan anggrek yang ditemukan di jalur HWTE adalah epifit, teresterial dan saprofit. Spesies dengan habitus epifit paling banyak ditemukan, yaitu sebanyak 34 spesies (Gambar 4). Amalia (2004) menyatakan bahwa individu epifit paling banyak ditemukan pada pohon dengan kulit batang yang permukaannya rata dan sedikit retak-retak.Permukaan batang pohon di HWTE karakter rata, kasar dan sedikit retak-retak (mengelupas), sehingga sesuai untuk tempat hidup anggrek epifit.
Jumlah Spesies
34
15
2 Epifit
Teresterial Jenis Habitus
Saprofit
Gambar 4 Jumlah habitus tumbuhan anggrek di Hutan Wisata Taman Eden Jumlah spesies tumbuhan anggrek paling banyak ditemui di jalur 1, yaitu sebanyak 23 jenis (Tabel 3). Hal ini dikarenakan pada jalur 1 didominasi pepohonan yang tajuknya tidak rapat sehingga cahaya mendukung untuk pertumbuhan anggrek. Menurut Fitter & Hay (1981), secara fisiologis cahaya mempunyai pengaruh terhadap anggrek, baik langsung pada proses fotosintesis, maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan, perkecambahan dan pembungaan.Peta sebaran tumbuhan anggrek pada tiap jalur tersaji pada (Lampiran 2-5).
9
Tabel 3 Sebaran spesies anggrek di Hutan Wisata Taman Eden No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nama Spesies
Acriopsis indica wight Agrostophyllum majus Anoectochilus longicalcaratus Appendicula alba Appendicula sp Arundina graminifolia Bulbophyllum adelphidium Bulbophyllum flavescens Bulbophyllum flavidiflorum Bulbophyllum laxiflorum Bulbophyllum lobbii Bulbophyllum longivagans Bulbophyllum savainse Bulbophyllum sp Calanthe chrysoglossoides Calanthe speciosa Calanthe triplicate Ceratostylis subulata Coelogyne cuprea Coelogyne salmonicolor Coelogyne sp Corybas stenotribonos Cymbidium bicolor Cymbidium dayanum Dendrobium linearifolium Dendrobium sociale Dendrobium sp Dendrochylum macranatum Dendrochylum sp Eria hyancinthoides Eria multiflora Eria oblitterata Gramatophylum sp Hippeophyllum scortechinnii Liparis lacerate Liparis nervosa Malaxis sp Neuwiedia sp Neuwiedia speciosa
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
10
Tabel 3 Sebaran spesies anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
40 Oberonia sp 41 Paphiopedilum tonsum 42 Peristylus goodyeroides 43 Phaius callosus 44 Pholidota carnea 45 Podochilus gracilis 46 Podochilus microphyllum 47 Podochilus sp 48 Renanthera angustifolia 49 Spathoglottis plicata 50 Thrixpermum trichoglottis 51 Trichotosia ferox Jumlah anggrek yang ditemukan
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4 23 18 15 18
Pengunjung Hutan Wisata Taman Eden Pengunjung merupakan pihak yang mendapatkan pelayanan dalam kegiatan interpretasi. Oleh karena itu, karakteristik dan keinginan pengunjung termasuk kebutuhan mereka terhadap kegiatan interpretasi perlu untuk diidentifikasi (Heriyaningtyas 2009). Karakteristik Pengunjung Berdasarkan 56 sampel hasil penyebaran kuisioner dan wawancara pengunjung Hutan Wisata Taman Eden, seluruh pengunjung merupakan wisatawan domestik. Pengunjung didominasi oleh laki-laki sebanyak 63% dan perempuan sebanyak 37% dengan mayoritas kelompok umur 20-30 tahun sebanyak 48%. Pengunjung pada umumnya memiliki tingkat pendidikan formal terakhir, yaitu SMA sebanyak 53% dengan didominasi oleh tingkat pekerjaan sebagai mahasiswa sebanyak 57%. Hal ini dikarenakan kondisi alam Hutan Wisata Taman Eden yang masih alami dan memiliki potensi flora dan fauna sehingga sesuai dengan karakteristik pengunjung yang memiliki jiwa petualang, keinginan mendapatkan pengalaman baru serta keinginan untuk belajar dari alam.Mayoritas pengunjung mendapatkan sumber informasi mengenai Hutan Wisata Taman Eden dari teman sebanyak 60%. Hal ini menunjukan, bahwa informasi yang bersumber dari teman cukup efektif dibandingkan sumber lain karena orang-orang terdekat tersebut sudah mengetahui daya tarik dari suatu kawasan tersebut (Tabel 4).
11
Tabel 4 Karakteristik pengunjung di Hutan Wisata Taman Eden No. Karakteristik Pengunjung Persentase (%) Jenis kelamin 1. Laki-laki 63% 2. Perempuan 37% Kelompok umur 1. <15 tahun 10% 2. 15-20 tahun 32% 3. 20-30 tahun 48% 4. 30-50 tahun 6% 5. >50 tahun 4% Tingkat pendidikan 1. SD 11% 2. SMP 27% 3. SMA 53% 4. Perguruan tinggi 9% Tingkat pekerjaan 1. Pelajar 23% 2. Mahasiswa 57% 3. Pengusaha 7% 4. PNS 0% 5. Pegawai swasta 6% 6. Lainnya 7% Sumber informasi mengenai Hutan Wisata Taman Eden 1 Teman 60% 2 Media elektronik 20% 3 Media massa 3% 4 Lainnya 17% Tujuan dan Pola Kunjungan Mayoritas pengunjung yang datang ke kawasan HWTE memiliki tujuan menikmati panaroma alam sebanyak 36%. Hutan Wisata Taman Eden memiliki berbagai potensi fisik maupun biologis yang dapat dijadikan sebagai potensi wisata. Pengunjung pada umumnya memilih daya tarik utama pemandangan alam di kawasan sebanyak 60%. Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam berupa air terjun, pepohonan yang rindang dengan didominasi anggrek-anggrek hutan, dan panaroma Danau Toba. Kegiatan wisata didominasi dengan pengunjung yang datang secara berkelompok sebanyak 55%. Sebagian besar pengunjung memiliki frekuensi kunjungan hanya sekali ke kawasan HWTE sebanyak 64% (Tabel 5).
12
Tabel 5 Tujuan dan Pola Kunjungan No Tujuan dan Pola Kunjungan Persentase (%) Tujuan Kunjungan 1 Kegiatan pendidikan 5% 2 Menikmati panaroma alam 36% 3 Menikmati keindahan anggrek 15% 4 Camping 30% 5 Mengamati satwa liar 7% 6 Outbond 0% 7 Lainnya 7% Daya Tarik Kawasan 1 Kondisi hutan 16% 2 Penangkaran Anggrek 18% 3 Pemandangan alam 60% 4 Fasilitas yang bagus 0% 5 Keramahan staff 2% 6 Satwaliar 2% 7 Lainnya 2% Kunjungan bersama 1 Wisata kelompok 55% 2 Wisata keluarga 7% 3 Wisata perorangan 22% 4 Lainnya 16% Frekuensi pengunjung 1 1 kali 64% 2 2-5 kali 29% 3 5-10 kali 2% 4 >10 kali 5%
Pengetahuan tentang Tumbuhan Anggrek Obyek interpretasi adalah segala sesuatu di dalam suatu kawasan yang digunakan sebagai obyek (bahan utama) dalam menyelenggarakan interpretasi (Muntasib dan Rachmawati, 2003). Obyek interpretasi yang akan diinterpretasikan kepada pengunjung adalah tumbuhan anggrek, karena tumbuhan anggek memiliki keindahan, keunikan, manfaat dan mulai punah sehingga tumbuhan ini perlu untuk diinterpretasikan dengan tujuan pengunjung akan mendapatkan pengalaman yang bermakna dari kegiatan kunjungan yang dilakukan. Menurut Handoyo (2008), berdasarkan habitat atau tempat tumbuhnya, anggrek dibedakan menjadi empat jenis, yaitu epifit, teresterial, litofit dan saprofit. Sebagian besar pengunjung memilih menyukai anggrek epifit sebanyak 61%. Anggrek epifit merupakan populasi terbesar dari seluruh anggrek yang hidup di alam tropis. Anggrek epifit tumbuh menempel pada pohon tanaman lain dalam
13
hutan. Mayoritas pengunjung memilih membutuhkan informasi mengenai keunikan/keindahan anggrek sebanyak 66% (Tabel 6). Hal ini dikarenakan daya tarik tumbuhan anggrek terletak pada keunikan dan keindahannya. Tabel 6 Pengetahuan tentang tumbuhan anggrek No Pengetahuan tentang tumbuhan anggrek Persentase (%) Tipe habitat anggrek 1 Anggrek epfit 61 2 Anggrek terrestrial 25 3 Anggrek litofit 5 4 Anggrek saprofit 9 Informasi mengenai anggrek 1 Morfologi anggrek 5 2 Waktu berbunga 9 3 Keunikan/keindahan 66 4 Manfaat 20 Preferensi pengunjung terhadap jalur interpretasi tumbuhan anggek Preferensi pengunjung didominasi oleh pengunjung yang memilih jalur interpretasi tumbuhan anggrek, yaitu jalur 1 sebanyak 64 dengan tipe jalur advanture sebanyak 57 %. Hal ini dikarenakan pada jalur 1 (memiliki potensi tumbuhan anggrek terbanyak dibanding jalur-jalur lainnya. Durasi kegiatan yang dipilih pengunjung, yaitu 45 menit-1 jam sebanyak 60% dengan jarak tempuh jalur sepanjang 1 km sebanyak 48% (Tabel 7). Tabel 7 Preferensi pengunjung terhadap jalur interpretasi No. Preferensi pengunjung terhadap jalur Persentase (%) Jalur interpretasi 1 Jalur 1 64 2 Jalur 2 18 3 Jalur 3 7 4 Jalur 4 11 Kondisi jalur 1 Datar 25 2 Landai 18 3 Adventure 57 Durasi kegiatan 1 45 menit-1jam 60 2 1,5 jam 20 3 2 jam 20 Jarak pada jalur 1 1/2 Km 30 2 1 Km 48 3 2 Km 22
14
Fasilitas dan Layanan Interpretasi Perencanaan jalur interpretasi tumbuhan anggrek di HWTE memerlukan fasilitas dan layanan interpretasi sebagai pendukung kegiatan interpretasi. Fasilitas dan layanan interpretasi yang terdapat di HWTE masih sangat kurang hal ini dikarenakan belum adanya papan interpretasi, pusat informasi, dan menara pengamat. Mayoritas pengunjung memilih fasilitas berupa papan interpretasi sebanyak 55%. Berkmuller (1981) dalam pelaksanaan program interpretasi dilapangan pada jalur interpretasi terdapat jalur yang membutuhkan pemandu wisata (guided trails) dan jalur yang tidak membutuhkan pemandu wisata (self guided trails). Bentuk program interpretasi yang di inginkan pengunjung pada perencanaan jalur adalah interpreter yang memandu sepanjang perjalanan menyusuri jalur sebanyak 48%. Pengunjung memilih interpreter yang berkarakter sopan, ramah dan baik sebanyak 62%. Pemberian pelayanan dalam program interpretasi, selain pemanduan juga memerlukan media interpretasi sebagai penunjangnya. Media merupakan salah satu unsur dalam komunikasi selalu terjadi suatu proses penyampaian informasi (pesan) dari sumber inforrmasi/ pengirim pesan (komunikator) kepada sasaran/penerima informasi (komunikan) melaui suatu media (saluran), media interpretasi dapat berupa booklet, leaflet, dan pemutaran film. Dengan adanya media interpretasi diharapkan pesan yang disampaikan kepada pengunjung lebih efisien karena gambaran visual dapat mengkomunikasikan pesan dengan cepat dan nyata. Mayoritas pengunjung memilih booklet sebanyak 66% untuk kelengkapan dan kemudahan pengunjung dalam menikmati daya tarik tumbuhan anggrek yang terdapat pada jalur interpretasi tumbuhan anggrek (Tabel 8). Tabel 8 Fasilitas dan layanan interpretasi yang diinginkan pengujung No Fasilitas dan Layanan Interpretasi Persentase (%) Fasilitas 1 Papan Interpretasi 55 2 Shelter 23 3 Menara 22 Bentuk Program 1 Interpreter memandu sepanjang jalur 48 2 Interpreter berada di tiap tempat 21 3 Leaflet 11 4 Rambu Interpretasi 20 Layanan Pemandu 1 Mempunyai keahlian di bidang interpretasi 29 2 Berkomunikasi dua bahasa ( Indonesia & Inggris) 9 3 Sopan, ramah dan baik 62 Pendukung Program 1 Booklet 66 2 Leaflet 11 3 Pemutaran film 23
15
Perencanaan Jalur Interpretasi Penentuan prioritas jalur interpretasi Perencanaan jalur interpretasi adalah sebuah proses yang bertahap dan berkelanjutan terutama sebagai pendekatan dalam kegiatan pengelolan (Sharpe 1982). Berdasarkan hasil pengamatan identifikasi jalur, identifikasi potensi tumbuhan anggrek, dan identifikasi karakteristik pengunjung di Hutan Wisata Taman Eden terdapat satu jalur yaitu jalur 1 yang akan direncanakan sebagai jalur interpretasi. Hal ini dikarenakan jalur tersebut memenuhi kriteria jalur interpretasi berdasarkan karakteristik jalur interpretasi yang baik (Berkmuller 1981) (Tabel 9).
Tabel 9 Karakteristik di tiap jalur Jalur 1 2 3 4 Menyajikan pemandangan alam yang indah (air terjun, aliran sungai, kebun buah dan sayuran, pehunungan dan lain sebagainya) Karakteristik Berdasarkan Berkmuller
-
-
-
Jalur mudah dilalui oleh pengunjung(tidak licin, tidak curam, tidak berlumpur atau tergenang)
-
-
Jalur yang menyenangkan untuk berjalan kaki
Jalur tidak membahayakan pengunjung
Jalur yang telah teridentifikasi memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi jalur interpretasi. Menurut Veverka (1994), penentuan panjang jalur yang terbaik adalah ½ mil atau setara dengan 0,8 km. Umumnya pengunjung mudah cepat bosan, maka dari itu penentuan jarak jalur interpretasi tidak dibuat terlalu panjang. Sumberdaya yang akan di interpretasikan pada jalur 1 adalah potensi anggrek berjumlah 23 spesies yang didukung oleh beberapa obyek wisata lainnya seperti penangkaran anggrek Toba Orchid, air terjun, hutan primer, dan tumbuhan Nepenthes sp. Perencanaan interpretasi jalur yang akan dikembangkan di Hutan Wisata Taman Eden adalah perencanaan program interpretasi dan perencanaan fasilitas pendukung interpretasi.Peta perencanaan jalur interpretasi di Hutan Wisata Taman Eden (Lampiran 6). Perencanaan program interpretasi Program interpretasi adalah pengetahuan dari seluruh usaha interpretasi, dalam hal ini mencakup personel, fasilitas dan seluruh kegiatan interpretasi, kelembagaan serta tempat rekreasi itu sendiri, selanjutnya dijelaskan bahwa program interpretasi menghubungkan sumberdaya alam atau budaya suatu areal dengan pengunjung yang menggunakan berbagai macam variasi (Sharpe 1982) .Program interpretasi yang disusun pada jalur 1 memiliki dua tema, yaitu : 1. Tema : Anggrek Paphiopedilum tonsum merupakan anggrek langka, sehingga harus dijaga kelestariannya Jumlah peserta : Maksimal 10 orang
16
Waktu : 3,5 jam Materi : a) Mengenal sejarah dan kondisi kawasan Hutan Wisata Taman Eden (HWTE) b) Film bertemakan anggrek dan habitatnya (Film menceritakan definisi dan manfaat anggrek, menampilkan keindahan dan keunikan anggrek, serta menampilkan peranan anggrek dalam ekosistem hutan) c) Teknik memotret tumbuhan anggrek menggunakan kamera dengan lensa macro d) Potensi tumbuhan anggrek (habitat, habitus, morfologi, waktu berbunga, keindahan/keunikan, status konservasi dan manfaat) yang terdapat disepanjang jalur 1. e) Kearifan tradisional masyarakat batak dalam memanfaatkan Paphiopedilum tonsum f) Keterkaitan anggrek dengan ekosistem di sekitarnya. 2. Tema : Kegiatan budidaya, salah satu upaya untuk pelestarian tumbuhan anggrek Jumlah peserta : Maksimal 10 orang Waktu : 3,5 jam Materi : a) Potensi tumbuhan anggrek (habitat, habitus, morfologi, waktu berbunga, keindahan/keunikan, status konservasi dan manfaat) yang terdapat disepanjang jalur 1 b) Anggrek berkembang biak dapat secara vegetatif dan generatif c) Cara membudidayakan tumbuhan anggrek (memelihara, mengawinkan dan kegiatan subkultur tumbuhan anggrek). Perencanaan fasilitas pendukung interpretasi Fasilitas yang terdapat di Hutan Wisata Taman Eden belum dapat menunjang pelaksanaan kegiatan program interpretasi. Oleh karena itu diperlukan adanya penambahan fasilitas, meliputi pusat informasi, papan informasi, papan interpretasi, shelter, papan penunjuk arah, dan pal jarak. Bahan baku pada papan informasi, papan interpretasi, papan petunjuk arah terdiri dari besi tempa dan besi cor. Pemilihan bahan baku besi dikarenakan supaya awet dan tidak mudah rusak karena kondisi alam. Keindahan fasilitas tersebuat didesain dengan tema anggrek agar dapat menyatu dengan alam Pusat informasi perlu didirikan di Hutan Wisata Taman Eden sebagai fasilitas utama bagi pengunjung. Pusat informasi ini harus dapat berfungsi sebagai pengubah alam pikiran pengunjung dari suasana luar ke dalam lingkungan kawasan yang dikunjungi. Didalam pusat informasi terdapat peta kawasan, peta lokasi sarana prasarana, peta jalur interpretasi, maket kawasan, panil sejarah, panil foto-foto potensi, panil foto-foto kegiatan, panil tata tertib pengunjung, pamphlet ataupun leaflet. Pusat informasi ini perlu dibangun di dekat pintu masuk kawasan HWTE.
17
Gambar 5 Desain pusat informasi Papan informasi yang direncanakan berisi informasi mengenai himbauan bagi pengunjung dalam memasuki kawasan HWTE.Papan informasi ini diletakan di dekat pusat informasi.
Gambar 6 Desain papan informasi Papan interpretasi berfungsi untuk menginterpretasikan tumbuhan anggrek di sepanjang jalur .Papan ini berisi foto tumbuhan anggrek dan penjelasan potensi tumbuhan anggrek, yaitu ciri-ciri morfologi, keunikan, status konservasi, dan waktu berbunga. Perencanaan papan interpretasi yang akan dibuat berjumlah 3 buah yang akan diletakkan di dekat pusat informasi, penangkaran anggrek dan di jalur 1.
18
Gambar 7 Desain papan interpretasi Shelter merupakan tempat peristirahatan bagi pengunjung. Fasilitas shelter yang terdapat di HWTE hanya satu dengan kondisi kurang baik, oleh karena itu perlu direncanakan pembangunan shelter menggunakan bahanbaku kayu jati atau merbau.
Gambar 8 Desain shelter Papan penunjuk arah berfungsi untuk menunjukan arah lokasi objek wisata.Papan ini diletakan di tempat yang mudah terlihat oleh pengunjung, dengan tulisan yang jelas. Papan penunjuk arah yang direncanakan berjumlah dua buah yang akan di letakan di persimpangan pada jalur 1.
19
Gambar 9 Desain papan petunjuk Pal jarak berfungsi sebagai informasi mengenai jarak tempuh yang dilalui oleh pengunjung selama perjalanan di jalur interpretasi. Pal jarak yang direncanakan berjumlah 20 buah, dengan jarak 100 meter pada tiap pal. Bahan baku pal jarak terbuat dari beton dan di cat dengan warna yang terang.
Gambar 10 Desain pal jarak Rekomendasi Pengembangan Interpretasi Rekomendasi untuk pengembangan perencanaan jalur interpretasi anggrek di HWTE berupa bentuk layanan bagi pengunjung dan rencana penugasan. Bentuk layanan bagi pengunjung Hutan Wisata Taman Eden, meliputi metode penyampaian materi diberikan oleh interpreter yang memandu kegiatan program
20
interpretasi, media interpretasi yang dikembangkan berupa booklet dan field guide tumbuhan anggrek, dan asuransi jaminan keselamatan. Rencana penugasan meliputi penentuan personil yang akan terlibat dalam kegiatan interpretasi. Penentuan personil diantaranya pimpinan interpretasi, perencanaan interpretasi dan pelaksana interpretasi (Rahayuningsih 2006). Pimpinan interpretasi di jabat oleh pengelola/ pemilik Hutan Wisata Taman Eden. Perencanaan interpretasi dikelola oleh yayasan Yayasan Elsaddai yang bergerak di bidang pelestarian alam. Pelaksanaan interpretasi dilaksanakan oleh interpreter/ pemandu dan petugas keamanan. Pihak pengelola dapat bekerjasama dengan masyarakat sekitar kawasan hutan dengan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sebagai interpreter dan petugas keamanan.Sebagian besar masyarakat mengetahui keberadaan tumbuhan anggrek di HWTE pada saat pengelola mengadakan acara bertemakan lingkungan. Pengelola menghias acara tersebut dengan mendekorasi panggung menggunakan tumbuhan anggek. Selain itu tarian tor-tor yang selalu ditampilkanpun menggunakan anggrek sebagai aksesoris. Melalui acara-acara inilah pengelola menyampaikan pesan konsevasi kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian anggrek. Pada dasarnya masyarakat batak sangat jarang menggunakan anggrek sebagai bunga yang biasa digunakan untuk acara adat-istiadat. Masyarakat batak menggunakan bunga melati dan pohon hariara sebagai simbol budaya masyarakat batak. Namun ada sebagian masyarakat batak yang mengetahui manfaat anggrek seperti Macodes sp yang bermanfaat sebagai obat patah tulang. Tak jarang masyarakat meminta izin kepada pihak pengelola untuk membelinya, tetapi pihak pengelola tidak mengizinkan karena belum ada kegiatan pembudidayaan sehingga anggrek-anggrek ini belum boleh diperjualbelikan. Masyarakat belum merasakan manfaat langsung ataupun tidak langsung dengan adanya keberadaan tumbuhan anggrek di HWTE karena belum adanya pemberdayaan masyarakat oleh pengelola HWTE.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hutan Wisata Taman Eden memiliki 4 (empat) sub jalur pengamatan tumbuhan anggrek, yaitu jalur 1, jalur 2, jalur 3 dan jalur 4. Jalur yang telah teridentifikasi memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi jalur interpretasi adalah jalur 1. Hal ini dikarenakan jalur tersebut memenuhi kriteria jalur interpretasi berdasarkan karakteristik jalur interpretasi yang baik. Hasil identifikasi tumbuhan anggrek di keempat sub jalur pengamatan diperoleh 51 spesies tumbuhan anggrek yang tercakup kedalam 29 genus. Jumlah spesies tumbuhan di tiap jalur, meliputi jalur 1 sebanyak 23 jenis, jalur 2 sebanyak 18 jenis, jalur 3 sebanyak 15 jenis dan jalur 4 sebanyak 18 jenis. Pengunjung Hutan Wisata Taman Eden didominasi oleh laki-laki sebanyak 63% dengan mayoritas kelompok umur 20-30 tahun sebanyak 48%. Mayoritas pengunjung yang datang ke kawasan HWTE memiliki tujuan menikmati panaroma alam sebanyak 36% dan menikmati keindahan anggrek 15%. Preferensi pengunjung didominasi oleh pengunjung yang memilih jalur interpretasi tumbuhan anggrek, yaitu jalur 1 sebanyak 64% dengan tipe jalur
21
adventure sebanyak 57%. Bentuk program interpretasi yang di inginkan pengunjung pada perencanaan jalur adalah interpreter yang memandu sepanjang perjalanan menyusuri jalur sebanyak 48% .Perencanaan interpretasi jalur yang akan dikembangkan di Hutan Wisata Taman Eden, meliputi perencanaan program interpretasi, perencanaan bentuk layanan bagi pengunjung, perencanaan fasilitas pendukung interpretasi dan perencanaan penugasan. Program kegiatan interpretasi memiliki 2 tema yaitu, Anggrek Paphiopedilum tonsum merupakan anggrek langka, sehingga harus dijaga kelestariannya dan kegiatan budidaya, salah satu upaya untuk pelestarian tumbuhan anggrek.
Saran Jalur yang telah direncanakan hendaknya dikembangkan, diimplementasikan dan dievaluasi sehingga dapat bermanfaat bagi pengunjung, pengelola kawasan dan masyarakat sekitar. Perlunya pengamanan dan pemeliharaan khusus bagi tumbuhan anggrek agar terhindar dari pencurian dan kepunahan. Pihak pengelola bekerjasama dengan masyarakat sekitar kawasan dalam menjaga kelestarian anggrek melalui kegiatan penyuluhan. Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan HWTE dalam kegiatan budidaya tumbuhan anggrek untuk dijadikan sebagai cinderamata. Mengadakan kegiatan pelatihan interpreter kepada masyarakat sekitar.
DAFTAR PUSTAKA Amalia. 2004. Macroepiphyte diversity and distribution based on surface type of phorophyte (host) on mount Tangkuban Perahu. http://digilib.bi.itb.ac.id/print.phd?id=jbptitbbi-gdl-s2-2004-amalia. Berkmuller K. 1981. Guidelines and Technique for Environmental Interpretation.Michigan (US): The University of Michigan. Comber. 1990. Orchids of Java. Bangkok (TH): Charoen Slip Press. Darmono DW. 2002. Menghasilkan Anggrek Silangan. Jakarta : Penebar Swadaya. Fitter AH, Hay RKM. 1981. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Gunadi T. 1985. Anggrek untuk Pemula.Bandung (ID): Angkasa. Handoyo F. 2010. Orchids of Indonesia.Jakarta (ID): PAI. Heriyaningtyas E, Eva R, Harini M. 2009. Perencanaan Jalur Intrepretasi Kawasan Wisata Alam Lereng Pegunungan Muria Kabupaten Kudus Jawa Tengah.Media Konservasi 14 (3): 102-113. Muntasib EKSH. 2003. Interpretasi Wisata Alam. Bogor (ID): Laboratorium Rekreasi Alam DKSH IPB. Muntasib EKSH, Eva R. 2003. Teknik Interpretasi Lingkungan. Bogor( ID):Laboratorium Rekreasi Alam DKSH IPB. Pridgeon A. 1994. The Illustrated Encyclopedia of Orchids Over 1100 Species Illustrated and Identified. New York (US): Lansdowner Publishing. Purwanto A. 2005. Kekerabatan antar Anggrek Spesies Berdasarkan Sifat Morfologinya. Fakutas Pertanian UGM: 11(1).
22
Rifai MA. 1993. Peri kehidupan alam sepanjang jalan pegunungan. Jakarta (ID): Panitia Nasional Program UNESCO-MAB-LIPI. Sharp GW. 1982. Interpreting The Environmental. Singapore: John Willey & Sons. Sulistiarini D, Mahyar UW. 2003. Jenis-Jenis Anggrek T. N. B. N Wartabone. Bogor (ID): CV. Mitrayuda, Bogor Steenis. 1997. Flora. Jakarta (ID): Pradnya Paramita. Telaumbanua, R. 2011. Pesona 100 Anggrek Hutan Di Toba Samosir Sumatera Utara. Medan(ID): CV. Solagratio Medan. Veverka J. 1994. Interpretive Master Planning. California: Acorn Naturalist. Wing Y. 1995. Orchids of The Singapore Botanic Gardens. Singapore: National Park Board.
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden No.
Nama Spesies
Deskripsi
1
Acriopsis indica wight
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk pita memanjang, dengan ukuran panjang daun 10 cm dan berdiameter 1 cm, bunga berwarna putih keunguan, berdiameter 0,5 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.000-1.200 m dpl. Keunikan anggrek ini unik karena memiliki bunga yang kecil-kecil seperti manik-manik yang tersusun dalam satu malai bunga yang bercabangcabang.
2
Agrostophyllum majus
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk lanset dengan ukuran panjang daun 20 cm dan diameter 3,5 cm, bunganya berwarna kuning pucat, berdiameter 1,5 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.000 - 1.250 m dpl. Keunikan Agrostophyllum umumnya memiliki rangkaian bunga di ujung batang (terminal) yang tersusun membulat dengan beberapa kuntum bunga yang kecil.
3
Anoectochilus longicalcaratus
Ciri-ciri morfologi : Habitusnya saprofit, daunnya berbentuk oval berwarna hijau kemerahan dengan urat daun merah terang, ukuran panjang daun 7 cm dan berdiameter 5 cm. Waktu berbunga pada bulan Desember. Habitatnya berada pada ketinggian 1.0001.300 m dpl. Keunikan Anoectochilus sering dijuluki sebagai anggrek permata karena keindahan daunnya.
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
23
24
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
4
Appendicula alba
Ciri-ciri morfologi : terrestrial, daunnya berbentuk lanset, berukuran panjang 6,5 cm dan berdiameter 0,5 cm, bunganya berwarna putih mengelompok, berdiameter 1 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.000-1.150 m dpl.
5
Appendicula sp
Ciri-ciri morfologi : terrestrial, daunnya berbentuk lanset, berukuran panjang 6,5 cm dan berdiameter 0,5 cm, bunga berwarna putih mengelompok, diameter 1 cm. Habitat berada pada ketinggian 1.000-1.150 m dpl.
Arundina graminifolia 6
Ciri-ciri morfologi : teresterial, daunnya bentuk pita dengan ukuran panjang 8 cm dan diameter 1 cm, bunga berwarna putih dan ujung bunga berwarna ungu, berdiameter 6 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.000-1.200 mdpl. Keunikan anggrek tanah ini dikenal sebagai anggrek bamboo, karena bentuk pohonnya yang mirip dengan bamboo.
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
7
Bulbophyllum adelphidium
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk lanset, ukuran panjang daun 12 cm dan berdiameter 4 cm, bungamya berwarna merah tua, berdiameter 0,5 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.300 mdpl. Keunikan Bulbophyllum ini berbukit tunggal, berwarna merah tua bergoyang-goyang untuk memancing serangga datang. Keunikan lain anggrek ini adalah beraroma busuk sehingga terus menerus dihinggapi banyak lalat selama berbunga
8
Bulbophyllum flavescens
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk lanset, ukuran panjang daun 15 cm dan berdiameter 4 cm, bunganya berwarna kuning, berdiameter 1 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl.
9
Bulbophyllum flavidiflorum
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk lanset, berukuran panjang 5cm dan berdiameter 1,5 cm, bunganya berwarna putih kekuningan, berdiameter 0,5 cm. Habitat berada pada ketinggian 1.100-1.200 m dpl.
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
25
26
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
10
Bulbophyllum laxiflorum
Ciri-ciri morfologi : Habitusnya epifit dengan batang monopodial, daunnya melanset dengan ukuran panjang daun 15 cm dan berdiameter 5 cm, bunganya berwarna pulih dengan diameter 5 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl.
11
Bulbophyllum lobbii
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya lonjong-lanset, warna hijau pudar, panjang daun 20 cm dan berdiameter 5 cm, sepal dorsal berwarna kuning, bunga berdiameter 10 cm. \ Habitat berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl..
12
Bulbophyllum longivagans
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk lanset oblong, berukuran panjang 10 cm dan berdiameter 0,7 cm, bunganya warna kuning dan pada ujungnya berwarna kemerahan, berdiameter 0,5 cm. Habitat berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl.
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
13
Bulbophyllum savainse
Ciri-ciri morfologi : epifit, daun berbentuk lanset, berukuran panjang daun 6 cm dan berdiameter 1 cm, bunga berwarna coklat muda, berdiameter 0,5 cm. Habitat berada pada ketinggian 1.100 mdpl.
14
Bulbophyllum sp
Ciri-ciri morfologi : epifit, daun bentuk lanset, warna hijau, panjang 8 cm dan lebar 1,5 cm, permukaan licin, tepi rata, tipis, ujung membelah dan tidak memiliki tangkai daun. Habitat berada pada ketinggian 1.0001.300 m dpl
15
Calanthe chrysoglossoides
Ciri-ciri morfologi : teresterial, daunnya bentuk lonjongoval, warna hijau, ukuran panjang 15 cm dan diameter 10 cm, bunganya warna putih, merunduk ke bawah diameter 2 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.1001.300 m dpl
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
27
28
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
16
Calanthe speciosa
Ciri-ciri morfologi :teresterial, daunnya bentuk lanset, warna hijau tua, panjang 120 cm dan lebar 15 cm, bunganya warna kuning emas, tidak terbuka sempurna, berdiameter 1 cm. Habitat berada pada ketinggian 1.1001.200 m dpl.
17
Calanthe triplica
Ciri-ciri morfologi : teresterial, daunnya bentuk bulat telur, warna hijau tua, ukuran panjang 15 cm dan diameter 10 cm, bunga warna putih, merunduk ke bawah, bibir berwarna merah , diameter 2 cm. Habitat berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl.
18
Ceratostylis subulata
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya lurus, berbentuk jarum, warna hijau tua, berukuran panjang 20 cm dan berdiameter 0,3 cm, bunganya berwarna ungu dengan bibir berwarna kuning, berdiameter 0,2 cm. Habitat berada pada ketinggian 1.000-1.200 m dpl.
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
19
Coelogyne cuprea
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk lonjong, warna hijau tua Berukuran panjang daun 10 cm dan diameter 5 cm, bunga berwarna coklat kekuningkuningan, berdiameter 5 cm. Habitat berada pada ketinggian 1.100-1.200 m dpl.
20
Coelogyne salmonicolor
Ciri-ciri morfologi : Habitusnya epifit dengan batang simpodial, daunnya bentuk bulat telur, ukuran panjang daun 25 cm dan berdiameter 3,5 cm bunga berwarna pink, tugu berwarna kuning, dasar bibir berwarna coklat sedangkan bagian ujung berwarna putih, berdiameter 8 cm.Waktu berbunga pada bulan Juli. Habitat berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl
21
Coelogyne sp
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya bentuk lanset, ukuran panjang daun 10 cm dan berdiameter 5 cm, bunga warna kuning muda dan membuka lebar, berdiameter 5 cm. Habitat berada pada ketinggian 1.100-1.200 m dpl
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
29
30
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
22
Corybas stenotribonos
Ciri-ciri morfologi : teresterial, daunnya berbentuk jantung, ukuran panjang daun 1,7 cm dan berdiameter 1 cm, bunga berbentuk seperti terompet, berdiameter 1,5 cm. Habitat berada pada ketinggian 1.100-1.200 m dpl. Keunikanan anggrek ini adalah berdaun satu dan merupakan tanaman semusim, umurnya sangat singkat dan sulit di tangkarkan. Anggrek ini kecil dan unik yang memilki sebutan anggrek helm.
23
Cymbidium bicolor
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk pita, panjang 10 cm, diameter 2 cm, bunga bewarna merah, bagian tepi brerwarna kuning 2 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.150 m dpl.
24
Cymbidium dayanum
Ciri-ciri morfologi : epifit, daun berbentuk pita dengan ujung meruncing. Panjang daun 70 cm dan berdiameter 4,5 cm, bunga berdiameter 6 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.150 m dpl. Manfaatnya sebagai tanaman hias dan umumnya telah dibudidayakan. Akar dan umbi semunya dapat berkhasiat untuk mengobati penyakit kaki gajah (Sulistiarini dan Mahyar 2003).
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
25
Dendrobium linearifolium
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk lansetbulat telur, ujung runcing, ukuran panjang daun 5 cm dan diameter 0,5 cm. Bunga berwarna putih kekuningan, diameter bunga 0,5 cm. Habitat berada pada ketinggian 1.000-1.200 mdpl. Keunikan terletak pada bentuk bunganya yang sangat menarik, putih bersih dengan dagunya (mentum) memanjang ke belakang seperti ekor berwarna kekuningan.
26
Dendrobium sociale
Ciri-ciri morfologi : teresterial, daunnya lanset berukuran panjang 5 cm dan berdiameter 1 cm. Bunga memiliki mahkota putih, bibir bebulu, pada bagian dalamnya berwarna ungu, berukuran 1,5 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.200 m dpl.
27
Dendrobium sp
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk lanset, warna hijau, berseling, panjang 5-7 cm dan lebar 0,5-1 cm, permukaan licin, tepi rata, tipis, ujung runcing dan tidak memiliki tangkai daun. Habitatnya berada pada ketinggian 1.000-1.200 m dpl.
31
32
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
28
Dendrochylum macranatum
Ciri-ciri morfologi : epifit, daun berbentuk lanset, ukuran panjang daun 15 cm dan berdiameter 5cm. Bunga berwarna orange, berdiameter 0,5 cm. Habitat berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl.
29
Dendrochylum sp
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk lanset, ukuran panjang daun 13 cm dan berdiameter 5cm. Bunga berwarna hijau muda, berdiameter 0,5 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl
30
Eria hyancinthoides
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya memanjang sempit, ukuran panjang daun 30 cm dan berdiameter 5 cm.Bunga beraroma agak menyengat, berdiameter 2 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.000-1.500 m dpl. Keunikan anggrek ini memiliki rangkaian bunga mirip dengan karangan bunga “Hyacinth”.
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
31
Eria multiflora
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbetuk lanset memanjang, panjang daun 30 cm dan diameter 3 cm. Bunga kelopak dan mahkota berwarna putih atau merah muda, diameter bunga 0,5 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.000-1.500 m dpl.
32
Eria oblitterata
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya memanjang, berukuran panjang daun 30 cm dan berdiameter 3,5 cm. Bunga berwarna kuning, berdiameter 0,5 cm. Habitat berada pada ketinggian 1.100-1.200 m dpl.
33
Gramatophylum sp
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya lanset melebar , panjang daun 10 cm dan diameter 4 cm. Bunga berwarna ungu dan bercorak coklat , diameter bunga 3,5 cm.Habitatnya berada pada ketinggian 1.000-1.200 m dpl.
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
33
34
Lampiran 12 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
34
Hippeophyllum scortechinnii
Ciri-ciri morfologi : Habitusnya epifit dengan batang simpodial, daunnya berselingan dengan batang. Panjang daun 5cm dan berdiameter 3 cm. Bunga merumpun berwarna hijau berdiameter 0,3 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.000-1.200 m dpl.
35
Liparis lacerate
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk lanset, ukuran panjang daun 10 cm dan berdiameter 3,5 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.250 m dpl.
36
Liparis nervosa
Ciri-ciri morfologi : teresterial, daunnya melebar dan ujungnya meruncing. Ukuran panjang daun 8 cm dan diameter 3 cm. Bunga berwarna keunguan, berdiameter 1 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.20 m dpl.
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
37
Malaxis sp
Ciri-ciri morfologi :teresterial, daunnya berbentuk lanset, warna hijau dengan garis-garis ungu, panjang 12 cm dan lebar 4 cm. Bunga berwarna ungu kehijauan, berdiameter 1 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.300 m dpl.
38
Neuwiedia sp
Ciri-ciri morfologi : teresterial, daunnya berbentuk lanset memanjang dan ujung meruncing. Ukuran panjang daun 25 cm dan berdiameter 5 cm. Bunga berukuran kecil panjang 0,5 cm dan diameter 0,3 cm.Bunga mengelompok pada tangkai yang berukuran 50 cm Habitat berada pada ketinggian 1.100 m dpl.
39
Neuwiedia speciosa
Ciri-ciri morfologi : terrestrial, daunnya berbentuk lanset memanjang, ukuran panjang daun 39 cm dan berdiameter 6 cm . Bunga berwarna kuning, diameter 0,5 cm. Habitat berada pada ketinggian 1.100 m dpl.
35
36
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
40
Oberonia sp
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk lanset, warna hijau terang, panjang 6,5 cm dan lebar 1,2 cm. Bunga warna coklat kemerahan dengan diameter 0,2 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.200 m dpl.
41
Paphiopedilum tonsum
Ciri-ciri morfologi : teresterial, daun berbentuk lanset, ukuran panjang daun 13 cm dan berdiameter 3 cm. Bunga warna hijau kekuningan, pada bagian kelopak dorsal terdapat garis vertikal berwarna kemerahan, berdiameter 10 cm. Habitat berada pada ketinggian 1.150-1.250 m dpl. Status kelangkaan Appendix 1. Keunikan terletak pada bentuknya seperti kantung semar dan kantungnya dapat menampung air.
42
Peristylus goodyeroides
Ciri-ciri morfologi : teresterial, dengan batang monopodial, daunnya lanset melebar, panjang daun 15 cm dan diameter 10 cm. Bunga berwarna hijau berdiameter 1 cm. Waktu berbunga pada bulan Juli. Habitat berada pada ketinggian 1.300 m dpl
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
43
Phaius callosus
Ciri-ciri morfologi : teresterial, daunnya sangat besar, membulat, panjang daun 50 cm dan berdiameter 15 cm. Bunga berwarna merah bata, diameter bunga 12 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl Manfaatnya sebagai tanaman hias dan telah dibudidayakan. Umbinya dapat dipakai sebagai obat batuk, bisul dan memperlancar peredaran darah.
44
Pholidota carnea
45
Podochilus gracilis
Ciri-ciri morfologi : epifit, daun memita, berukuran panjang daun 20 cm dan berdiameter 3 cm. Bunga berwarna orange, berdiameter 0,5 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl. Keunikan anggrek ini sifatnya yang rajin berbunga memungkinkan anggrek ini untuk dijadikan tanaman hias gantung. Perbanyakan dengan cara memisahkan rumpunnya atau dengan menyemaikan bijinya. Ciri-ciri morfologi : epifit, daun ujungnya menjarum, berukuran panjang daun 0,7 cm dan berdiameter 0, 3 cm. Bunga berwarna putih, berdiameter 0,5 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl.
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
37
38
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
46
Podochilus microphyllum
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya lonjong, tumbuh berderet pada batang dengan ujung daun meruncing, berukuran panjang 5 cm dan berdiameter 1 cm. Bunga berwarna putih terdapat bercak keunguan dengan diameter bunga 0,5 cm.Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl.
47
Podochilus sp
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk lonjong, warna hijau kemerah-merahan, panjang 0,5 cm dan lebar 0,4 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl.
48
Renanthera angustifolia
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk memita, warna hijau tua, panjang 25 cm dan lebar 3,5 cm. Bunga berdiameter 5 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl. Status kelangkaan appendix 1.
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
Lampiran 1 Hasil identifikasi anggrek di Hutan Wisata Taman Eden (lanjutan) No.
Nama Spesies
Deskripsi
49
Spathoglottis plicata
Ciri-ciri morfologi : teresterial, daunnya sempit dan melanset, panjang daun mencapai 60 cm dan berdiameter 6 cm. 5 cm. Manfaat anggrek ini sebagai tanaman hias dan umum dibudidayakan. Umbi semunya dapat digunakan sebagai obat radang telinga sedangkan air rebusan daunnya berkhasiat sebagai obat rematik (Sulistiarini dan Mahyar 2003).
50
Thrixpermum trichoglottis
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk lonjong, warna hijau, panjang 6 cm dan lebar 4 cm. Bunga berwarna putih berukuran diameter 2 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl. Keunikan anggrek ini bisa hidup di tanah.
51
Trichotosia ferox
Ciri-ciri morfologi : epifit, daunnya berbentuk lanset dan berbulu , berukuran panjang daun 15 cm dan berdiameter 5 cm, berwarna hijau kecoklatan berbulu. Bunga berwarna putih susu kehijauan, lebar bunga berdiameter 2 cm. Habitatnya berada pada ketinggian 1.100-1.300 m dpl.
Jumlah anggrek yang ditemukan
Lokasi Ditemukan Anggrek (Jalur) 1 2 3 4
23
18
15
18
39
40
Lampiran 2 Peta Sebaran Tumbuhan Anggrek di Jalur 1
Lampiran 3 Peta Sebaran Tumbuhan Anggrek di Jalur 2
41
42
Lampiran 4 Peta Sebaran Tumbuhan Anggrek di Jalur 3
Lampiran 5 Peta Sebaran Tumbuhan Anggrek di Jalur 4
43
44
Lampiran 6 Peta Perencanaan Jalur Interpretasi di Hutan Wisata Taman Eden
45
Lampiran 7 Jadwal kegiatan program interpretasi Waktu 09.00-09.10
Kegiatan Peserta tiba di sopo (rumah adat Batak)
09.10-09.20
Peserta menonton film bertemakan anggrek dan habitatnya
09.20-09.35
Perjalanan menuju air terjun tingkat 2
09.35-09.45
Peserta berfotofoto di air terjun tingkat 2
09.45-10.00
Perjalanan menuju jalur sebaran anggrek
10.45-11.30
Interpretasi sebaran tumbuhan anggrek dan peserta memotret anggrek di jalur 1
Keterangan Interpreter memberikan informasi mengenai rangkaian kegiatan dan memperkenalkan kondisi kawasan HWTE Film menceritakan definisi dan manfaat anggrek, menampilkan keindahan dan keunikan anggrek, serta menampilkan peranan anggrek dalam ekosistem hutan Sepanjang perjalanan interpreter menginterpretasikan objek wisata yang dilewati seperti kebun pembibitan, kebun sayuran, penangkaran anggrek, dan persawahan Interpreter menginterpretasikan lokasi air terjun tingkat 2 Peserta melewati jalur adventure, jalanan terjal dan penuh tantangan Interpreter memberikan penjelasan mengenai cara memotret anggrek menggunakan lensa macro dan menjelaskan potensi tumbuhan anggrek yang terdapat disepanjang jalur.
Alat dan Bahan Interpreter, LCD, kamera, sound system dan slide bertemakan kondisi kawasan HWTE
Interpreter, kamera, LCD, sound system, film bertemakan anggrek dan habitatnya
Interpreter ,kamera dan field guided tumbuhan anggrek
Interpreter ,kamera dan field guided tumbuhan anggrek Interpreter ,kamera dan field guided tumbuhan anggrek Interpreter ,kamera dan field guided tumbuhan anggrek
46
Lampiran 7 Jadwal kegiatan program interpretasi (lanjutan) Waktu 11.30-11.10
Kegiatan Perjalanan menuju shelter dan beristirahat
11.10-11.25
Perjalanan menuju Penangkaran anggrek
11.25-11.50
Interpretasi
11.50-11.55
Perjalanan menuju sopo (rumah adat batak) Penutupan
11.55-12.30
Keterangan Peserta beristirahat dengan menikmati pemandangan danau toba dan menikmati hidangan jus stroberi Sepanjang perjalanan interpreter menginterpretasikan objek wisata yang dilewat. Kearifan tradisional masyarakat batak dalam memanfaatkan Paphiopedilum tonsum Dan keterkaitan anggrek dengan ekosistem Interpreter dan peserta berjalan kembali menuju sopo
Alat dan Bahan Interpreter, field guided tumbuhan anggrek dan jus stroberi
Peserta menyampaikan kesan dan pesan mereka setelah mengikuti program intepretasi melalui tulisan di potongan kertas yang akan digantungan dipohon harapan, pemberian hadiah bagi hasil poto anggrek terbaik, pembagian cinderamata dan makan siang
Interpreter, field guided tumbuhan anggrek alat tulis, kertas, pohon harapan, hadiah dan makan siang.
Interpreter ,kamera dan field guided tumbuhan anggrek
Interpreter ,kamera dan field guided tumbuhan anggrek
Interpreter,kamera, dan field guided tumbuhan anggrek
Lampiran 8 Jadwal kegiatan program interpretasi Waktu 09.00-09.10
Kegiatan Peserta tiba di sopo (rumah adat Batak)
Keterangan Interpreter memberikan informasi mengenai rangkaian kegiatan
Alat dan Bahan Interpreter, LCD, kamera, sound system
47
Lampiran 8 Jadwal kegiatan program interpretasi (lanjutan) Waktu 09.10-09.20
09.20-10.10
10.10-10.40
10-40-10.55
10.55-11.25
Kegiatan Peserta melihat pemaparan interpreter Perjalanan menuju jalur 1
Interpretasi sebaran tumbuhan anggrek di jalur 1 Perjalanan menuju shelter dan beristirahat Perjalanan menuju Penangkaran anggrek
11.25-11.50
Budidaya tumbuhan anggrek
11.50-11.55
Perjalanan menuju sopo (rumah adat batak) Penutupan
11.55-12.30
Keterangan Memaparkan anggrek berkembang biak secara vegetatif dan generatif Sepanjang perjalanan interpreter menginterpretasikan objek wisata yang dilewati. Interpreter memberikan penjelasan mengenai tumbuhan anggrek yang terdapat disepanjang jalur.
Alat dan Bahan Interpreter, LCD, kamera, dan sound system. Interpreter ,kamera dan field guided tumbuhan anggrek Interpreter ,kamera dan field guided tumbuhan anggrek
Peserta beristirahat dengan menikmati pemandangan danau toba dan menikmati hidangan jus stroberi Sepanjang perjalanan interpreter menginterpretasikan objek wisata yang dilewati seperti tumbuhan Nephentes sp Interpreter memaparkan cara memelihara, mengawinkan dan kegiatan subkultur tumbuhan anggrek kemudian peserta mengawinkan tumbuhan anggrek dan melaksanakan kegiatan subkultur di laboraturium Interpreter dan peserta berjalan kembali menuju sopo
Interpreter, field guided tumbuhan anggrek dan jus stroberi Interpreter,kamer a dan field guided tumbuhan anggrek Interpreter ,kamera dan field guided tumbuhan anggrek, tumbuhan anggrek, peralatan di laboraturium.
Interpreter, kamera, field guided tumbuhan anggrek Peserta menyampaikan Interpreter, kesan dan pesan mereka kamera, field setelah mengikuti program guided tumbuhan intepretasi melalui tulisan di anggrek alat tulis, potongan kertas yang akan kertas, pohon digantungan dipohon harapan, dan harapan, pembagian makan siang. sertifikat, pembagian cinderamata dan makan siang bersama
48
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 17 April 1991. Penulis merupakan puteri kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Poniman dan Ibu Retno Kuswati. Pendidikan formal di tempuh di TK dan SD Kartika II-6, SLTP Kartika II-2, dan SMA Negeri 7 Bandar Lampung. Pada Tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswi Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dan pada tahun 2010 penulis tercatat sebagai mahasiswi Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Selama menempuh pendidikan di IPB, penulis merupakan anggota RIMPALA (Rimbawan Pecinta Alam) divisi Gunung Hutan dan pernah mengikuti kegiatan ekspedisi yang berjudul Kajian Habitat Nephentes Gymnamphora di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Kegiatan-kegiatan yang pernah penulis ikuti selama berada di IPB diantaranya Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Cagar Alam Sancang Barat-Kamojang (2011), Praktik Pengelolaan Hutan (P2H) di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, dan KPH Cianjur (2012), Praktik Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (2013), dan Penelitian Optimasi Sekolah Rimbawan Kecil di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (2013). Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis melaksanakan penelitian di Toba Samosir dengan judul “Perencanaan Jalur Interpretasi Tumbuhan Anggrek Di Hutan Wisata Taman Eden, Toba Samosir “ di bawah bimbingan Bapak Ir. Edhi Sandra, M. Si dan Ibu Resti Meilani S. Hut, M. Si.