KEANEKARAGAMAN JENIS ANGGREK DI HUTAN WISATA LINDUNG DANAU LINDU Muhammad Syaifuddin Nasrun1, Achmad Ariffien Bratawinata2 dan Paulus Matius2 1
Faperta Universitas Muhammadiyah Palu. 2Laboratorium Dendrologi dan Ekologi Hutan Fahutan Unmul, Samarinda
ABSTRACT. The Habitat and Diversity of Orchids In Lindu Lake Protected Tourism Forest. This research purposes were to determine distribution, evenness, species diversity and endemic species, dominance and abundance of orchids species and orchid potention as a source of biodiversity. This research was conducted at Lake Lindu Protected Tourism Forest, Kulawi District, Sigi District for five months from January to May 2011. The primary data were orchid species included species number, individuals of each species, habitat or life nature and the characteristics of each orchid species. This research used vegetation analysis by plot line method with 1,500 m length and 10 m width (5 m left and right sides of each line). The observation plots number of each point were 5 plots or 75.000 m2 (7.5 ha) each line. Based on the identification results there were obtained 40 species from 577 individuals and 22 orchid genera distributed on each line. From the research was also found that the Spathoglottis plicata and Arundina bambusifolia were the dominance species. The distribution of all identified 40 species were on the edge lines and center lines of forest had the same species of orchid, there were 18 species (45%), followed by the river edge line of 6 species (15%) and the rest were on the road and lake edges of 3 species (6.97%). Index of species similarity (ISS) found in three point of observations, there were the edge lines and center lines of forest which had 4 same species such as Dendrobium crumenatum, D. anosmum, Phalaenopsis celebiensis and Grammathophyllum stapelliiflorum. The edge line of forest and road line (lake edge) there was found 1 same species as Spathoglottis plicata. Species richness index (Da) was more evenly, it was not much different between the edges line and the middle line of forests of 7.353 and 8.015 species richness index value, 4.363 in watersheds line and the species richness index for road line/edge lake was the lower as 0.849. The highest species diversity index (H') was the orchids in the forests of central line, that was 1,115 and the lowest was the species of orchid in the path of road lake edge), that was 0, 285. The orchid species evenness index (e) on Lindu Lake Protected Tourism Forest Area were categorized as the medium equity/uniformity level. Lindu Lake Protected Tourism Forest Area had the orchid species which included in the endemic category such as Grammatophyllum stepeliiflorum, Bulbophyllum enchinolabium and Phalaenopsis celebiensis. Kata kunci: keanekaragaman, anggrek, Danau Lindu, Sulawesi Tengah
Anggrek merupakan salah satu kekayaan keanekaragaman hayati yang harus dipertahankan dan dilindungi dari kepunahannya karena keindahan bunganya dan kelangkaan hanya pada habitat-habitat tertentu saja tumbuhnya. Namun di sisi lain laju degradasi hutan akibat pembukaan hutan untuk perkebunan dan desakan 194
195
JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 4 (2), OKTOBER 2011
pertambahan penduduk semakin memperkecil penyebaran dan habitat anggrek untuk berkembang. Sementara itu ancaman pencarian anggrek alam semakin besar, yang mana kegemaran masyarakat semakin bertambah, berarti anggrek alam semakin berkurang dan akan menuju kepunahan. Maka perlu upaya untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan anggrek-anggrek alam sebagai sumber plasma nutfah. Salah satu habitat anggrek alam di Sulawesi Tengah adalah Hutan Wisata Lindung Danau Lindu yang merupakan bagian dari Taman Nasional Lore Lindu. Hutan Wisata Lindung Danau Lindu merupakan kawasan hutan alami yang masih digunakan sebagai sarana wisata alam dengan kondisi alam yang baik dan panorama alam yang indah walaupun secara historis kawasan ini sangat terpencil dengan kondisi jalan terjal dan curam. Jalur jalan tersebut hanya dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau dengan berjalan kaki. Hutan Wisata Lindung Danau Lindu memiliki kawasan danau terletak di kaki gunung Nokilalaki, juga terdapat laboratorium penyakit Schistosomiasis yang merupakan penyakit endemik di kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Informasi mengenai jenis anggrek alam masih sedikit diketahui, di lain pihak juga informasi hal tersebut tidak saja untuk kepentingan ilmu pengetahuan, melainkan juga sebagai dasar pertimbangan dalam pengelolaan kawasan Taman Nasional Lore Lindu untuk sumber plasma nutfah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui habitat, penyebaran, kemerataan jenis anggrek, keanekaragaman jenis serta jenis endemik, dominasi dan kelimpahan jenis-jenis anggrek serta potensi anggrek sebagai sumber plasma nutfah. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai habitat dan keanekaragaman jenis anggrek serta memberikan informasi pembanding tentang keanekaragaman dan potensi anggrek sebagai sumber plasma nutfah di Hutan Wisata Lindung Danau Lindu dari informasi yang sudah ada. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2011 sampai Mei 2011. Lokasi penelitian adalah areal kawasan Hutan Wisata Lindung Danau Lindu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi dengan luas wilayah 31.000 ha, terletak sekitar 80 km arah selatan Kota Palu, ketinggian tempat 500-1.347 m dpl. Penunjukan areal Hutan Wisata Lindung Danau Lindu berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian No. 46/Kpts /Um/1/1978 yang terletak di Daerah Tingkat II Donggala (sekarang Kabupaten Sigi) Sulawesi Tengah yang letaknya bergandengan dengan Suaka Margasatwa Lore Kalamanta sebagai kawasan hutan yang berfungsi sebagai hutan wisata dan hutan lindung. Pada tahun 1993 berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan No. 593/Kpts-II/1993 tanggal 5 Oktober 1993, kawasan Hutan Wisata Lindung Danau Lindu dinyatakan sebagai satu kesatuan dengan Taman Nasional Lore Lindu. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan analisis vegetasi dengan metode jalur yaitu mengamati jenis-jenis anggrek pada jalur yang terpilih. Jika
Nasrun dkk. (2011). Keanekaragaman Jenis Anggrek
196
dijumpai anggrek pada jalur yang terpilih, maka dibuat jalur pengamatan dengan panjang 1.500 m dengan lebar 10 m (5 m sisi kiri dan kanan masing-masing jalur)atau luas jalur pengamatan 15.000 m2 (1,5 ha). Jumlah jalur pengamatan yang dibuat untuk masing-masing jalur adalah sebanyak 5 jalur. Jalur yang terpilih, yaitu jalur pinggiran hutan, jalur tengah hutan, jalur jalan/pinggiran danau dan jalur aliran sungai. Jadi luas seluruh jalur pengamatan adalah 75.000 m2 (7,5 ha). Jenis anggrek diidentifikasi jumlah jenis, individu tiap-tiap jenis, sifat-sifat hidupnya, tempat tumbuh serta karakteristik dari masing-masing jenis anggrek. Data yang diolah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Indeks Dominasi Jenis (Di) Menurut Haddy dan Kumiati (1996) dalam Djatmiko (2005), Indeks Dominasi Jenis adalah sebagai berikut: ni Di = ---------- x 100 N Di = indeks dominasi suatu jenis. ni = jumlah individu jenis i. N = jumlah seluruh individu Kelimpahan Relatif/Nisbi (KR) Kelimpahan Relatif/Nisbi kehadiran anggrek dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: ∑ individu jenis (a) KR (a) = ---------------------------------- x 100% ∑ individu seluruh jenis Frekuensi Jenis (F) Frekuensi Jenis anggrek dimaksud adalah banyaknya atau seringnya hadir suatu jenis anggrek tertentu pada masing-masing jalur pada lokasi penelitian, diperoleh dengan rumus: ∑ jalur yang ada jenis (a) F (a) = ------------------------------------ x 100% ∑ seluruh jalur Indeks Nilai Penting (INP) Indeks Nilai Penting dihitung dengan rumus menurut Curtis (1959) dalam Bratawinata (2001) sebagai berikut: ∑ frekuensi suatu jenis FR = ------------------------------------ x 100% ∑ frekuensi seluruh jenis ∑ individu suatu jenis KR = ------------------------------------- x 100% ∑ individu seluruh jenis INP (%) = FR + KR FR = frekuensi relatif. KR = kelimpahan relatif
197
JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 4 (2), OKTOBER 2011
Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) Indeks Keanekaragaman Jenis (Indeks Shannon) adalah sebagai berikut: H’ = -∑ { (n.i/N) log (n.i/N)} n.i = jumlah individu per jenis. N = jumlah individu keseluruhan jenis Indeks Kemerataan (e) Indeks Kemerataan menurut Pielou (1966) dalam Bratawinata (2001) adalah sebagai berikut: H’ e = --------log S H’ = Indeks Keanekaragaman Jenis. S = jumlah jenis yang hadir Indeks Kesamaan Jenis (Index of Similarity) Dihitung dengan pendekatan indeks atau koefisien kesamaan menurut Sorensen (1948) dalam Bratawinata (2001) sebagai berikut: 2c c ISs = --------- x 100 atau ISs = --------------- x 100 A+B ½ (A + B) Iss = indeks Sorensen. c = jumlah kehadiran jenis-jenis pada dua plot. A = jumlah kehadiran jenis-jenis pada plot/habitat pertama. B = jumlah kehadiran jenis-jenis pada plot/habitat kedua Indeks Kekayaan Jenis (Margalef Indices) (Da) Diketahui dengan rumus sebagai berikut: (S – 1) Da = ----------In N S = jumlah jenis yang teramati HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dominasi dan Kelimpahan Jenis Anggrek Dari hasil pengamatan pada setiap jalur terhadap setiap jenis anggrek di Hutan Wisata Lindung Danau Lindu semua berhasil diidentifikasi. Dari hasil identifikasi diketahui terdapat 40 jenis anggrek dengan kelimpahan 577 individu. Dari 40 jenis anggrek tersebut sebagian besar merupakan jenis-jenis yang banyak dijumpai di jalur pinggir hutan, yaitu sejumlah 18 jenis dengan kelimpahan 205 individu, selanjutnya 18 jenis dengan kelimpahan 132 individu ditemukan di jalur tengah hutan, 6 jenis dengan kelimpahan 14 individu ditemukan pada jalur pinggiran sungai dan 3 jenis dengan kelimpahan 226 individu ditemukan pada jalur jalan/pinggiran danau. Untuk menggambarkan kelimpahan jenis-jenis anggrek, maka dihitung berdasarkan indeks dominasi. Kisaran nilai indeks dominasi yang digunakan adalah >5% untuk jenis dominan dan 2–5% untuk jenis sub-dominan (Odum, 1998 dalam Djatmiko 2005).
Nasrun dkk. (2011). Keanekaragaman Jenis Anggrek
198
Kelimpahan jenis anggrek berdasarkan dominasi jenis di Hutan Wisata Lindung Danau Lindu dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 3. Kelimpahan Jenis-jenis Anggrek Berdasarkan Dominasi Jenis di Hutan Wisata Lindung Danau Lindu (Urutan Jenis Berdasarkan Jumlah Individu) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama jenis Spathoglottis plicata Bl. Arundina bambusifolia Lindl. Dendrobium crumenatum Sw. Dendrobium anosmum Lindl. Coelogyne rochussenii De Vr. Coelogyne foerstermannii Rchb. f. Coelogyne speciosa Lindl. Coelogyne asperata Lindl. Phalaenosis amabilis Bl. Phalaenosis celebiensis Bl. Aerides odoratum Lour. Cymbidium lancifolium Hook. Grammatophyllum stepeliiflorum JJS. Cymbidium finlaysonianum Lindl. Liparis viridiflora Bl. Cymbidium ensifolium L.Sw. Bulbophyllum lobbii Lind. Eria floribunda Lindl. Acriopsis javanica Reinw. Agrotophyllum majus JJS. Ancanthepphilum javanicum Bl. Anoectohilus reinwardtii Bl. Arachnis floes-aeris Rchb. f. Bulbophyllum echinolabium JJS. Bulbophyllum macranthum Lindl. Dendrobium undulatum R.Br. Phalaenopsis cornucervi Bl. Podochillus microphyllus Lindl. Dendrobium macrophyllum A.Rich. Dendrobium platygastrum Rchb. f. Dendrobium stratiotes Rchb. f. Dendrobium stuartii F.M. Bail. Dendrochillus simile Bl. Calanthe veratrifolia R.Br. Bulbophyllum biflorum Teijsm. Grammathophyllum scriptum Bl. Grammathophyllum speciosum Bl. Pholidota sp. Vanda dearei Rchb. f. Vandopsis sp. Jumlah
Kelimpahan Ni Di (%) 200 34,602 150 25,951 24 4,152 20 3,460 17 2,941 15 2,595 15 2,595 13 2,249 13 2,249 12 2,076 12 2,076 12 2,076 12 2,076 12 2,076 6 1,038 4 0,692 4 0,692 4 0,692 3 0,519 3 0,519 2 0,346 2 0,346 2 0,346 2 0,346 2 0,346 2 0,346 2 0,346 1 0,173 1 0,173 1 0,173 1 0,173 1 0,173 1 0,173 1 0,173 1 0,173 1 0,173 1 0,173 1 0,173 1 0,173 1 0,173 577 100,0
Dominasi Dominan Dominan Sub dominan Sub dominan Sub dominan Sub dominan Sub dominan Sub dominan Sub dominan Sub dominan Sub dominan Sub dominan Sub dominan Sub dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan
Berdasarkan kisaran nilai indeks dominasi, terlihat bahwa jenis-jenis anggrek yang mendominasi di lokasi penelitian (Di > 5%) adalah Spathoglottis plicata dan Arundina bambusifolia. Yang termasuk jenis-jenis sub dominan (Di 2–5%) adalah Dendrobium crumenatum, D. anosmum, Coelogyne rochussenii, C. foerstermannii,
199
JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 4 (2), OKTOBER 2011
C. speciosa, C. asperata, Phalaenosis amabilis, P. celebiensis, Aerides odoratum, Cymbidium lancifolium, Grammatophyllum stepeliiflorum dan Cymbidium finlaysonianum (Tabel 1). Kelimpahan masing-masing jenis dominan pada setiap jalur pengamatan di Hutan Wisata Lindung Danau Lindu sebagai berikut: Dominasi Anggrek Berdasarkan Pengamatan pada Setiap Jalur Kelimpahan dan dominasi anggrek dijumpai berdasarkan pengamatan pada jalur pinggiran hutan, jalur tengah hutan, jalur jalan/pinggiran danau dan sungai. Pada jalur pinggiran hutan di areal Hutan Wisata Lindung Danau Lindu diperoleh data jumlah individu sebanyak 205 individu yang terdiri dari 18 jenis yang secara keseluruhan ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Kelimpahan dan Dominasi Jenis Anggrek pada Jalur Pinggiran Hutan di Hutan Wisata Lindung Danau Lindu (Urutan Jenis Berdasarkan Jumlah Individu) INP (%) 1 Spathoglottis plicata Bl. 5 125 10,416 60,975 71,391 2 Dendrobium crumenatum Sw. 5 15 10,416 7,317 17,733 3 Dendrobium anosmum Lindl. 4 13 8.333 7,317 15,650 4 Phalaenopsis amabilis Bl. 4 8 8,333 6,341 14,674 5 Phalaenopsis celebiensis Bl. 4 8 8,333 3,902 12,235 6 Grammatophyllum stapeliiflorum JJS. 5 4 10,416 3,902 14,318 7 Eria floribunda Lindl. 4 3 8,333 1,951 10,284 8 Acriopsis javanica Reinw. 3 2 6,250 1,463 7,713 9 Ancanthepphilum javanicum Bl. 2 2 4,166 0,975 5,141 10 Anoectohilus reinwardtii Bl. 2 2 4,166 0,975 5,141 11 Dendrobium undulatum R.Br. 2 2 4,166 0,975 5,141 12 Phalaenosis cornucervi Bl. 2 1 4,166 0,975 5,141 13 Bulbophyllum macranthum Lind 1 1 2,083 0,487 2,570 14 Dendrobium stratiotes Rchb. f. 1 1 2.083 0,487 2,570 15 Dendrobium stuartii F.M. Bail. 1 1 2,083 0,487 2,570 16 Calanthe veratrifolia R.Br. 1 1 2,083 0,487 2,570 17 Grammathophyllum scriptum Bl. 1 1 2,083 0,487 2,570 18 Pholidota sp. 1 1 2,083 0,487 2,570 Jumlah 48 205 100,0 100,0 200,0 Keterangan: perhitungan indeks dominasi (Di%) sama dengan kerapatan relatif (KR%) No
Jenis
F
N
FR (%)
KR (%)
Dominasi Dominan Dominan Dominan Dominan Sub dominan Sub dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan
Dari data pada Tabel 2 diketahui, bahwa jenis S. plicata lebih dominan dari jenis lainnya dengan kelimpahan 125 individu. Dari 5 kali pengamatan setiap plot pada jalur pinggiran hutan, 5 kali ditemukan jenis tersebut, selanjutnya masingmasing jenis D. crumenatum (15 individu), dengan kehadiran 5 kali setiap plot pengamatan, D. anosmum (15 individu) dan Phalaenopsis amabilis (13 individu). P. celebiensis (8 individu) dengan kehadiran masing-masing jenis 4 kali setiap plot pengamatan dan G. stapeliiflorum (8 individu) dengan kehadiran 5 kali setiap plot merupakan jenis sub-dominan. Dengan adanya perbedaan struktur dan komposisi vegetasi areal hutan, dimungkinkan adanya variasi jenis anggrek yang ada di Hutan Wisata Lindung Danau Lindu, maka hal yang sama dilakukan pengamatan jenis anggrek pada jalur
Nasrun dkk. (2011). Keanekaragaman Jenis Anggrek
200
tengah hutan. Dari 5 kali pengamatan pada jalur tersebut, diperoleh variasi jenis anggrek sebanyak 18 jenis dengan kelimpahan individu sebanyak 132. Untuk mengetahui kelimpahan dan dominasi jenis di jalur tengah hutan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kelimpahan dan Dominasi Jenis Anggrek pada Jalur Tengah Hutan di Hutan Wisata Lindung Danau Lindu (Urutan Berdasarkan Jumlah Individu) FR KR (%) INP (%) (%) 1 Coelogyne rochussenii De Vr. 5 17 10,416 12,878 23,294 2 Coelogyne foerstermanii Rchb. f. 5 15 10,416 11,363 21,779 3 Coelogyne speciosa Lindl. 5 15 10,416 11,363 21,779 4 Coelogyne asperata Lindl. 5 13 10,416 9,848 20,264 5 Aerides odoratum Lour. 5 12 10,416 9,090 19,506 6 Cymbidium lancifolium Hook. 5 12 10,416 9,090 19,506 7 Cymbidium finlaysonianum Lindl. 3 12 6,250 9,090 15,340 8 Dendrobium crumenatum Sw. 2 9 4,166 6,818 10,984 9 Dendrobium anosmum Lindl. 2 5 4,166 3,787 7,953 10 Grammatophyllum stapeliiflorum JJS. 2 4 4,166 3,030 7,196 11 Phalaenopsis celebiensis Bl. 2 4 4,166 3,030 7,196 12 Bolbophyllum lobbii Lindl. 2 4 4,166 3,030 7,196 13 Cymbidium ensifolium LS.W. 1 4 2,083 3,030 5,113 14 Bulbophyllum echinolabium JJS. 1 2 2,083 1,515 3,598 15 Dendrobium macrophyllum A.Rich. 1 1 2,083 0,757 2,840 16 Dendrobium platygastrum 1 1 2,083 0,757 2,840 17 Bulbophyllum biflorum Teijsm. 1 1 2,083 0,757 2,840 18 Grammtophyllum speciosum Bl. 1 1 2,083 0,757 2,840 Jumlah 48 132 100,0 100,0 200,0 Keterangan: perhitungan indeks dominasi (Di%) sama dengan kerapatan relatif (KR%) No.
Jenis
F
N
Dominasi Dominan Dominan Dominan Dominan Dominan Dominan Dominan Dominan Sub dominan Sub dominan Sub dominan Sub dominan Sub dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan Tdk dominan
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa berdasarkan Indeks Dominasi (Di) dan Indeks Nilai Penting (INP) terdapat 8 jenis anggrek yang dominan (perhitungan nilai Di% sama dengan KR%). Jenis dominan adalah Coelogyne rochussenii dengan kelimpahan 17 individu dan selalu hadir dalam 5 kali pengamatan dengan Indeks Dominasi 12,878% dan Indeks Nilai Penting 23,294%, berturut-turut diikuti oleh jenis-jenis lainnya, yaitu C. foerstermanni, C. speciosa, C. asperata, A. odorata, Cymbidium lancifolium, C. finlaysonianum dan D. crumenatum. Jenis-jenis yang sub-dominan adalah D. anosmum, G. stapeliiflorum, P. celebiensis, B. lobbi dan Cymbidium ensifolium. Pada areal yang agak terbuka (jalur jalan/pinggiran danau) dengan kondisi tegakan yang lebih terbuka dan kerapatan relatif kecil, juga berpegaruh terhadap variasi jenis anggrek yang ada. Hasil pengamatan kelimpahan dan dominasi jenis anggrek berdasarkan pengamatan pada jalur jalan/pinggiran danau, dari frekuensi pengamatan anggrek sebanyak 5 kali, berdasarkan perhitungan Indeks Dominasi (Di% sama dengan KR%), jenis yang dominan adalah A. bambusifolia dengan kelimpahan 150 individu dan hadir dalam 4 kali pengamatan, dengan Indeks Dominasi (Di%) 66,371% dan Indeks Nilai Penting 123,513%. Selanjutnya jenis dominan yaitu Spatoglotis plicata dengan Indeks Dominasi (Di%) 33,185% dan
201
JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 4 (2), OKTOBER 2011
Indeks Nilai Penting 61,756%. Jenis yang tidak dominan adalah Vanda dearei. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4. Tiga jenis yang ditemui pada jalur jalan/pinggiran danau cukup memberikan gambaran tentang keanekaragaman jenis di areal Hutan Wisata Lindung Danau Lindu, menunjukkan bahwa tempat terbuka pada kawasan hutan sangat berpengaruh tidak baik terhadap kehidupan jenis anggrek. Untuk mendapatkan gambaran mengenai kelimpahan dan dominasi jenis anggrek berdasarkan pengamatan pada jalur aliran sungai, dari frekuensi pengamatan sebanyak 5 kali ditemukan 6 jenis dengan kelipahan 14 individu. Berdasarkan Indeks Dominasi dan Indeks Nilai Penting diketahui bahwa keseluruhan jenis termasuk dalam kategori dominan. Jenis yang dominan adalah Liparis viridiflora dengan kelimpahan 6 individu, hadir pada 3 kali pengamatan, Indeks Dominasinya 42,857% dan Indeks Nilai Pentingnya 80,357%, berturut-turut adalah Agrotophyllum majus, Arachnis flos-aeris, Dendrochillus semile dan Vandopsis sp. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 4. Kelimpahan dan Dominasi Jenis Anggrek pada Jalur Jalan/Pinggiran Danau di Hutan Wisata Lindung Danau Lindu (Urutan Berdasarkan Jumlah Individu) No 1 2 3
Jenis F N FR (%) KR (%) INP (%) Dominasi Arundina bambusifolia Lindl. 4 150 57,142 66,371 123,513 Dominan Spatoglotis plicata Bl. 2 75 28,571 33,185 61,756 Dominan Vanda dearei Rchb. f. 1 1 14,285 0,442 14,727 Tdk dominan Jumlah 7 226 100,0 100,0 200,0 Keterangan: perhitungan indeks dominasi (Di%) sama dengan kerapatan relatif (KR%) Tabel 5. Kelimpahan dan Dominasi Jenis Anggrek pada Jalur Aliran Sungai di Hutan Wisata Lindung Danau Lindu (Urutan Berdasarkan Jumlah Individu) No 1 2 3 4 5 6
Jenis F N FR (%) KR (%) INP (%) Liparis viridiflora Lind 3 6 37,500 42,857 80,357 Agrotophyllum majus JJS. 1 3 12,500 21,428 33,928 Arachnis flos-aeris Rchb. f 1 2 12,500 14,285 26,785 Dendrochillus simile Bl. 1 1 12,500 7,142 19,642 Podochillus microphyllus Lind. 1 1 12,500 7,142 19,642 Vandopsis sp. 1 1 12,500 7,142 16,642 Jumlah 8 14 100,0 100,0 200,0 Keterangan: perhitungan indeks dominasi (Di%) sama dengan kerapatan relatif (KR%)
Dominasi Dominan Dominan Dominan Dominan Dominan Dominan
Keenam jenis termasuk dalam kategori dominan karena kisaran nilai Indeks Dominasi mencapai >5% untuk jenis dominan dan 2–5% untuk jenis sub-dominan. Penyebaran dan Kesamaan Jenis Penyebaran jenis Jenis anggrek yang berhasil dijumpai pada masing-masing jalur pengamatan menunjukkan penyebaran anggrek tersebut pada kawasan Hutan Wisata Lindung Danau Lindu. Jumlah individu anggrek yang teridentifikasi adalah sebanyak 577 individu, terdistribusi pada masing-masing jalur pengamatan. Dari jumlah 577
Nasrun dkk. (2011). Keanekaragaman Jenis Anggrek
202
individu tersebut, 205 individu (35,53%) dijumpai pada jalur pinggiran hutan, 132 individu (22,88%) dijumpai pada jalur tengah hutan, 226 individu (39,16%) dijumpai pada jalur jalan/pinggiran danau dan selebihnya 14 individu (2,43%) dijumpai pada jalur aliran sungai. Penyebaran jenis dari 40 jenis yang teridentifikasi secara keseluruhan, jalur pinggiran hutan dan jalur tengah hutan memiliki keanekaragaman jenis yang sama yaitu sebanyak 18 jenis (45%) dan jalur tengah hutan sebanyak 18 jenis (45%), kemudian pada jalur pinggiran sungai sebanyak 6 jenis (15%) dan sisanya pada jalur jalan/pinggiran danau sebanyak 3 jenis (7,5%). Penyebaran jenis serta kelimpahannya bedasarkan jalur pengamatan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Penyebaran Jenis dan Kelimpahannya pada Setiap Jalur Pengamatan Lokasi J.P. hutan J.T. hutan J.Jl/P. danau J.P. sungai Jenis Individu Jenis Individu Jenis Individu Jenis Individu 1 17 42 15 43 2 26 6 10 2 10 40 14 27 1 35 1 2 3 10 39 9 30 1 37 1 2 4 6 26 6 14 2 55 0 0 5 6 59 6 18 1 73 0 0 Jumlah 18 205 18 132 3 226 6 14 % 45 35,53 45 22,88 7,5 39,16 15 2,43 J.P = jalur pinggir. J.T. jalur tengah. J.Jl/P = jalur jalan/pinggir Plot
Penyebaran jenis pada setiap jalur pengamatan dari 40 jenis yang teridentifikasi, jenis-jenis yang sama ditemukan pada tiga jalur pengamatan, yaitu jalur pinggiran hutan, jalur tengah hutan dan jalur jalan/pinggiran danau. Jalur pinggiran hutan dan jalur tengah hutan dijumpai 4 jenis yang sama yaitu D. crumenatum, D. anosmum, P. celebiensis dan G. stapelliiflorum. Jalur pinggiran hutan dan jalur jalan/pinggiran danau ditemukan 1 jenis yang sama yaitu S. plicata. Kesamaan jenis ini dimungkinkan kesamaan kondisi lingkungan seperti suhu, kelembapan udara dan intensitas cahaya. Menurut Lestari (1999), untuk jenis anggrek Dendrobium kebutuhan cahayanya berkisar antara 40–50% dan terlindung. Jenis anggrek Phalaenopsis kebutuhan cahayanya 10–30% dan terlindung. Spathoglottis plicata merupakan jenis anggrek menyenangi tempat terbuka di antara rumput ilalang dan merupakan jenis anggrek yang mampu menyebar secara luas atau anggrek kosmopolit (Puspitaningtyas, 2003). Kesamaan jenis Dengan membandingkan komposisi jenis dan individu pada masing-masing jalur pengamatan, maka dapat dihitung Indeks Kesamaan Jenisnya (Index of Similarity) menurut Odum (1993) dalam Indriyanto (2006). Tabel Nilai Indeks Kesamaan Jenis pada setiap jalur pengamatan pada empat lokasi (jalur pinggiran hutan, jalur tengah hutan, jalur jalan/pinggiran danau dan jalur pinggiran sungai) di Hutan Wisata
203
JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 4 (2), OKTOBER 2011
Lindung Danau Lindu dapat dilihat pada Tabel 7. Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa pada jalur pinggiran hutan dan jalur tengah hutan terdapat 4 jenis yang sama-sama hadir di dua lokasi tersebut, sehingga variasi jenis kedua jalur berjumlah 36 jenis dari 40 jenis yang teridentifikasi dengan nilai Indeks Kesamaan Jenisnya (ISs) 44,44%. Hal ini diasumsikan bahwa kondisi kedua jalur pengamatan memiliki keadaan yang relatif agak sama. Tabel 7. Indeks Kesamaan Jenis (Index of Similarity) Odum (dalam %) pada Setiap Jalur Pengamatan di Hutan Wisata Lindung Danau Lindu Lokasi J.P. hutan J.T. hutan J.Jl/P. danau J.P. sungai
J.P. hutan 44,44 4,76 -
J.T. hutan 44,44 -
J.Jl/P. danau 4,76 -
J.P. sungai -
Demikian halnya antara jalur pinggiran hutan dan jalur jalan/danau, diketahui bahwa jalur jalan/danau terdapat 3 jenis dengan kelimpahan sebanyak 226 individu. Dari variasi jenis tersebut ada kesamaan 1 jenis, sehingga kedua jalur memiliki variasi sebanyak 21 jenis dari 40 jenis yang teridentifikasi dan Indeks Kesamaan Jenisnya adalah 4,76%. Keanekaragaman dan Kemerataan Jenis Untuk mendapatkan gambaran umum tentang keanekaragaman dan kemerataan jenis anggrek pada setiap jalur pengamatan, adalah dengan menggabungkan data yang diperoleh pada masing-masing plot pengamatan di setiap jalur pengamatan seperti ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 8. Indeks Kekayaan Jenis (Da), Keanekaragaman Jenis (H) dan Kemerataan Jenis (e) Anggrek pada Masing-masing Jalur Pengamatan Indeks Kekayaan jenis (Da) Keanekaragaman jenis (H’) Kemerataan jenis (e) Kesamaan jenis (%)
J.P. hutan 7,353 0,662 0,527
J.T. hutan 8,016 1,115 0,888
Lokasi J.J/danau 0,849 0,285 0,597 44,44 4,76
J.P. sungai 4,363 0,668 0,858
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa di setiap lokasi pengamatan keanekaragaman jenis anggrek berbeda pada masing-masing jalur pengamatan. Hal ini menunjukkan kisaran nilai Indeks Kekayaan Jenis (Da) terdistribusi individuindividunya lebih merata dan tidak berbeda jauh antara jalur pinggiran hutan (Da 7,353), jalur tengah hutan (Da 8,016) dan jalur pinggiran sungai (Da 4,363), tetapi Da pada jalur jalan/pinggiran danau lebih rendah yaitu 0,849. Rendahnya nilai ini disebabkan oleh banyaknya individu dari jenis A. bambusifolia dan S. plicata yang
Nasrun dkk. (2011). Keanekaragaman Jenis Anggrek
204
mendominasi jalur tersebut serta distribusi individu-individu jenisnya, untuk A. bambusifolia terkonsentrasi di satu plot pengamatan. Jenis anggrek tanah ini merupakan jenis anggrek yang habitat tumbuhnya hanya pada daerah terbuka. Keanekaragaman merupakan jumlah spesies yang ditemukan dalam komunitas, ukurannya seringkali disebut dengan kekayaan spesies atau menggambarkan tingkat perubahan komposisi spesies melintasi suatu daerah yang luas (Indrawan dkk., 2007). Kisaran Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) dari masing-masing jalur pengamatan yang mempunyai Indeks Keanekaragaman tertinggi adalah jenis anggrek pada jalur tengah hutan yaitu 1,115 dan yang terendah Indeks Keanekaragamannya adalah jenis anggrek pada jalur jalan/pinggiran danau yaitu 0,285 (Tabel 8). Tinggi rendahnya nilai keanekaragaman jenis dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti jumlah jenis atau individu yang didapat sedikit dan ada dominasi dari jenis-jenis tertentu. Pada Hutan Wisata Danau Lindu, jenis-jenis anggrek yang ditemukan mempunyai tingkat penyebaran dan kestabilan yang baik dengan melihat habitat tumbuh masing-masing jenis anggrek. Odum (1993) dalam Emawati (2009) menyatakan, bahwa kestabilan yang tinggi menunjukkan tingkat kompleksitas yang tinggi pula, hal ini disebabkan oleh terjadinya interaksi yang tinggi, sehingga akan mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dalam menghadapi gangguan yang terjadi. Tingkat keanekaragaman hayati menunjukkan tingkat kestabilan suatu komunitas hutan. Semakin tinggi tingkat keanekaragaman tersebut, maka semakin tinggi pula tingkat kestabilan suatu komunitas (Indrawan dkk., 2007). Indeks Kemeratan Jenis (e) tertinggi dijumpai pada jalur pinggiran sungai namun tidak berbeda jauh dengan jalur tengah hutan. Namun secara keseluruhan Indeks Kemerataan setiap jenis tidak seragam atau tidak merata di masing-masing jalur. Kisaran nilai Kemerataan Jenis (e) pada Tabel 8 adalah 0,527 sampai dengan 0,888 yang menunjukkan bahwa semakin besar nilai indeks (mendekati 1), semakin besar pula keseragaman populasi yang berarti penyebaran jumlah individu sama dan tidak ada kecenderungan terjadi dominasi oleh satu jenis. Menurut Krebs (1989) dalam Emawati (2009), Indeks Kemerataan Jenis berkisar antara nilai 0–1 yang kemudian diklasifikasikan menjadi: e < 1 : kemerataan spesies tinggi 0,4 < e < 0,6 : kemerataan spesies sedang e < 0,4 : kemerataan spesies rendah Kondisi komunitas dikatakan baik/stabil bila memiliki nilai kemerataan jenis mendekati 1 atau sebaliknya, yang mana semakin kecil nilai e” mengindikasikan penyebaran jenis tidak merata, sedangkan semakin besar nilai “e” maka penyebaran jenis relatif merata. Dengan melihat Indeks Kemerataan Jenis (e) pada kawasan Hutan Wisata Danau Lindu maka dapat diasumsikan bahwa jenis-jenis anggrek dikategorikan mempunyai tingkat kemerataan/keseragaman sedang.
205
JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 4 (2), OKTOBER 2011
Potensi Anggrek Sebagai Sumber Plasma Nutfah Keanekaragaman jenis anggrek yang ada merupakan peluang dan potensi tersendiri bagi pengelola Hutan Wisata Danau Lindu khususnya Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu untuk dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai pelindung jenis-jenis anggrek. Salah satu peluang yang dapat dikembangkan dari keanekaragaman dan kelimpahan jenis-jenis anggrek adalah keindahan, keunikan dan ketahanan bunganya yang dapat dijadikan sebagai bahan induk silangan untuk mendapatkan hibrida-hibrida baru atau sebagai sumber bunga-bunga potong. Dengan melihat keanekaragaman jenis anggrek dan kondisi habitat tumbuhnya yang masih alami memberikan daya tarik tersendiri untuk memiliki dan mengoleksinya. Apalagi dengan melihat panorama alam Hutan Wisata Danau Lindu yang begitu indah dengan berbagai jenis flora dan fauna serta keberadaan Danau Lindu membuka peluang bagi pengembangannya lebih lanjut guna kepentingan wisata, khususnya wisata alam dan bentuk wisata lainnya, yaitu wisata pendidikan, pengamatan, petualangan, penelitian dalam hal keanekaragaman jenis anggrek yang merupakan komponen penyusun ekosistem hutan. Beberapa jenis anggrek yang berpotensi sebagai sumber plasma nutfah merupakan jenis anggrek endemik dan termasuk jenis anggrek langka seperti G. stapeliiflorum, P. celebiensis dan B. echinolabium. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil indentifikasi pada masing-masing jalur di Hutan Wisata Lindung Danau Lindu diketahui ada 40 jenis dari 577 individu yang terdiri dari 22 marga anggrek. Jenis yang dominan yaitu S. plicata Bl. dan A. bambusifolia Lindl., 12 jenis sub dominan dan sisanya 26 jenis tidak dominan. Penyebaran jenis dari 40 jenis yang teridentifikasi secara keseluruhan, jalur pinggiran hutan dan jalur tengah hutan memiliki keanekaragaman jenis yang sama yaitu sebanyak 18 jenis (45%), kemudian pada jalur pinggiran sungai sebanyak 6 jenis (15%) dan sisanya pada jalur jalan/pinggiran danau sebanyak 3 jenis (6,97%). Empat jenis yang sama ditemukan pada tiga jalur pengamatan yaitu jalur pinggiran hutan dan jalur tengah hutan, yaitu D. crumenatum Sw., D. anosmum Lindl., P. celebiensis Bl. dan G. stapelliiflorum JJS. Pada jalur pinggiran hutan dan jalur jalan/pinggiran danau ditemukan 1 jenis yang sama yaitu S. plicata Bl. Kekayaan Jenis (Da) lebih merata, tidak berbeda jauh antara jalur pinggiran hutan dan jalur tengah hutan dengan nilai Da 7,353 dan 8,016. Pada jalur pinggiran sungai 4,363 dan pada jalur jalan/pinggiran danau lebih rendah yaitu 0,849. Keanekaragaman Jenis (H’) tertinggi adalah jenis anggrek pada jalur tengah hutan yaitu 1,115 dan yang terendah (0,285) adalah jenis anggrek pada jalur jalan/pinggiran danau. Indeks Kemerataan Jenis (e) anggrek pada Hutan Wisata Lindung Danau Lindu dikategorikan mempunyai tingkat kemerataan/dan keseragaman sedang. Terdapat jenis anggrek yang termasuk dalam kategori endemik yaitu G. stepeliiflorum, B. enchinolabium dan P. celebiensis.
Nasrun dkk. (2011). Keanekaragaman Jenis Anggrek
206
Dengan melihat bentuk, ukuran, warna bunga serta keanekaragaman jenis anggrek di Hutan Wisata Lindung Danau Lindu memberi peluang untuk pengembangan wisata khususnya wisata alam, pendidikan, pengamatan, petualangan dan penelitian. Saran Kawasan Hutan Wisata Lindung Danau Lindu memiliki potensi untuk dikembangkan, dimanfaatkan sebagai pelindung dan pelestarian jenis-jenis anggrek yang berguna sebagai sumber plasma nutfah. Perlu adanya pengawasan, penanganan dan penyuluhan terhadap masyarakat tentang perlidungan dan pelestarian jenis anggrek dan flora lainnya di kawasan tersebut agar terhindar dari kepunahan. Perlu adanya tempat pengembangan/budidaya anggrek untuk menjaga kelestariannya. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, terpadu dan waktu penelitian yang lebih lama, lebih luas ke seluruh wilayah Taman Nasional Lore Lindu guna memperoleh data jenis anggrek dalam jumlah yang lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Bratawinata, A.A. 2001. Diktat Ekologi Hutan Hujan Tropis dan Metode Analisis Hutan. Laboratorium Ekologi dan Dendrologi Fakultas Kehutanan Unmul, Samarinda. 97 h. Djatmiko, R. 2005. Studi Tentang Keanekaragaman Jenis Kumbang Berantena Panjang (Longicorn Beetles) Suku Cerambycidae dalam Upaya Pengembangan Potensi Wisata di Kebun Raya Unmul Samarinda. Tesis Magister Program Studi Magister Ilmu Kehutanan Program Pascasarjana Universitas Mulawarman, Samarinda. 161 h. Emawati, H. 2009. Habitat dan Identifikasi Keanekaragaman Anggrek di Hutan Kerangas Cagar Alam Kersik Luwai Kabupaten Kutai Barat. Tesis Magister Program Studi Magister Ilmu Kehutanan Program Pascasarjana Universitas Mulawarman, Samarinda. 113 h. Indrawan, M.; R.B. Primack dan J. Supriatna. 2007. Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. 625 h. Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara, Jakarta. 210 h. Puspitaningtyas, D.M. 2003. Anggrek Alam di Kawasan Koservasi Pulau Jawa. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Bogor. 167 h.