PENGEMBANGAN PROMOSI WISATA DANAU TOBA DI KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA
PESTA PASKARIA SIMBOLON
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
PENGEMBANGAN PROMOSI WISATA DANAU TOBA DI KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA
PESTA PASKARIA SIMBOLON
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
RINGKASAN PESTA PASKARIA SIMBOLON. Pengembangan Promosi Wisata Danau Toba di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Di bawah bimbingan E.K.S. HARINI Muntasib dan ARZYANA SUNKAR. Kabupaten Samosir lahir melalui UU No. 36 tahun 2003 dan menempatkan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam percepatan pembangunan daerah (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006) memiliki potensi wisata yang besar pada alam Danau Toba yang sangat indah dengan keberadaan Pulau Samosir di tengah-tengahnya dan telah dikenal oleh orang banyak dari dalam dan luar negeri. Penelitian ini melihat gambaran promosi Wisata danau Toba (WDT) meliputi jenis, teknik, pelaku, sasaran pengelolaan yang telah ada oleh pengelola dan efektivitas media promosi. Penelitian ini menunjukkan bahwa media promosi yang telah ada oleh pengelola adalah media cetak (leaflet, booklet, dan majalah), media elektronik (televisi, internet dan radio), serta media lisan (mouth to mouth). Media promosi yang paling banyak digunakan dalam promosi WDT adalah promosi melalui mouth to mouth dengan persentase Wisata Alam Pantai Pasir Putih (76,67%), Wisata Alam Aek Rangat (50%), Wisata Situs Budaya Batu Sawan (56,67%), Wisata Situs Budaya Batu Hobon (76,67), dan Wisata Alam Tuktuk Siadong (66,67%). Teknik promosi secara langsung dilakukan melalui leaflet booklet dan majalah, penyelenggaraan event dan pameran adat istiadat budaya sedangkan secara tidak langsung pernah direncanakan melalui kerjasama antara pengelola dengan pihak biro-biro perjalanan namun belum berjalan dengan baik. Pelakupelaku promosi WDT terdiri dari masyarakat meliputi pemilik warung, pondok, hotel, toko souvenir dan rumah makan/restoran, pemerintah Kabupaten Samosir dan Disparsebud, Lembaga Konservasi Situs dan Cagar Budaya Kabupaten Samosir dan pengunjung melalui media promosi dari mulut ke mulut. Data hasil penelitian efektivitas media promosi mengindikasikan bahwa pengunjung menilai media promosi yang digunakan efektif untuk kawasan Wisata Alam Pantai Pasir Putih (2,45), Wisata Alam Aek Rangat (2,51), dan Wisata Alam Tuktuk Siadong (2,57) serta cukup efektif untuk Wisata Situs Budaya Batu Hobon (2,17) dan Batu Sawan (2,13). Langkah-langkah pengembang dapat dilakukan dengan menentukan target/sasaran pengunjung yang akan dituju pada setiap objek wisata, penyusunan pesan yang efektif dalam media–media promosi seperti leaflet, booklet, majalah, radio, internet, dan televisi yang mampu memberikan perhatian, menarik, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan. Wisata Situs Budaya Batu Hobon dan Batu Sawan perlu mengembangkan teknik promosi melalui sosialisasi menggunakan radio dengan waktu penayangan sesuai dengan keberadaan masyarakat di dalam rumah. Kata kunci: Wisata, promosi, Danau Toba, Kabupaten Samosir, efektivitas Promosi,
SUMMARY PESTA PASKARIA SIMBOLON. Promotion Development of Toba Lake Tourism In Samosir Regency, North Sumatera. Supervised by E.K.S. HARINI MUNTASIB dan ARZYANA SUNKAR. Samosir Regency was established based on Act number 36/2003. Tourism is one of leading sectors for accelerating regional development (Tourism, Art and Cultural Agency of Samosir Regency 2006). Samosir Regency had a great tourism potentials, one of is Toba Lake were with it’s beautiful Island of Samosir located in the middle of the lake. The objectives of this research were to identify media promotions within the area and Samosir Regency and to measure the effectiveness of promotion. This research was expected to provide current information on tourism objects within the regency and to increase number of tourist. Research was conducted at Samosir Regency, Province of North Sumatera from July to September 2009. The location of research consisted of three subdistricts, i.e Pangururan, Sianjur Mula-Mula and Simanindo. Tourism sites that were studied were Pantai Pasir Putih Nature Tourism, Aek Rangat Nature Tourism and Tuktuk Siadong Nature Tourism, Cultural and Archaeological Tourism of Batu Sawan and Batu Hobon. The materials that were used consisted of documents, questioners, interview guide, Likert statement, recorder and digital camera. Collected data comprised of primary and secondary data. Primary data included type, technique, subject and targets of promotion. These data were collected through interview with the community, local government and NGO’s and questioners were distributed to visitors. Secondary data consisted of general condition of research location such as history, location and total area, topography, demography condition, accessibility, climate, social and culture conditions, potentials of tourism objects. The collected data were analyzed using EPIC Model and descriptive analysis. Result of the research showed that most of the promotion technique were mouth to mouth with the following results in Pantai Pasir Putih (76.67%), Aek Rangat (50%), Batu Sawan (56.67%), Batu Hobon (76.67%), and Tuktuk Siadong (66.67%). The results showed that media promotions were effective in three tourism sites i.e 2.45 for Pasir Putih, 2.51 for Aek Rangat and 2.57 for Tuktuk Siadong. The media promotions in Batu Hobon and Batu Sawan were regarded as sufficient with score of 2.17 and 2.13. The recommendations for media promotion development that can be run by local government included determining promotion target in each tourism sites, arranging effective promotion through leaflet, booklet, magazine, television, homepage and radio to raise attention, interest, desire and action from the tourists. Radio could be an effective mean of promotion for Batu Sawan since these areas are intended especially for the local community and talking into consideration the time of on air which should suit the time where most of people are listening the radio. Keywords: Tourism, promotion, Toba Lake, Samosir Regency, promotion effectivenes.
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya berjudul Pengembangan Promosi Wisata Danau Toba di Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah di perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan oleh penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Januari 2010
Pesta Paskaria Simbolon E34050589
Judul Skripsi :
Pengembangan Promosi Wisata Danau Toba di Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara
Nama
:
Pesta Paskaria Simbolon
NIM
:
E34050589
Menyetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. E.K.S Harini Muntasib
Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc
NIP : 19950410 198203 2 002
NIP : 19710215 199512 2 001
Mengetahui, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor Ketua
Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS NIP : 19580915 198403 1 003
Tanggal lulus:
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Adapun judul dari skripsi penulis adalah Pengembangan Promosi Wisata Danau Toba di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara yang disusun berdasarkan hasil penelitian lapang selama 2 bulan. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di IPB. Pariwisata dewasa ini telah menjadi sebuah kebutuhan bagi manusia. Kabupaten Samosir sebagai salah satu kabupaten yang memiliki potensi objek wisata yang besar dengan keindahan alam Danau Toba telah dikenal oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Akan tetapi, pada kenyataannya Wisata Danau Toba belum banyak dikunjungi oleh wisatawan dari dalam dan luar negeri. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pengembangan promosi untuk meningkatkan jumlah pengunjung dan meningkatkan promosi yang tepat sasaran. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat beberapa kekurangan yang memerlukan masukan dan saran dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi kemajuan pengembangan promosi Wisata Danau Toba pada khususnya dan Indonesia umumnya. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof. Dr. E. K. S. Harini Muntasib, MS dan Ibu Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc yang telah membimbing penulis hingga selesainya skripsi ini
Bogor, Januari 2010
Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sigalingging, Kabupaten Samosir pada tanggal 19 April 1987 sebagai anak paling bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Bapak D. Simbolon dan Ibu L.Sinaga. Penulis telah menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD. N.173731 Simbolon lulus tahun 1999, kemudian melanjutkan sekolah di SLTP. Bintang Samosir (St. Laurensius) lulus tahun 2002, Palipi serta Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Pangururan lulus tahun 2005 dan melanjutkan pendidikan program Sarjana di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Selama kuliah di IPB, penulis mengikuti Praktek Umum Pengenalan Ekosistem Hutan di Baturraden-Cilacap, Jawa Tengah, Praktek Umum Konservasi Eksitu Satwaliar di PT. Megacitrindo, Parung dan PUSPIPTEK, Tangerang serta Praktek Kerja Lapang dan Profesi di Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi. Penulis juga aktif mengikuti organisasi diantaranya Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA, 2005-2008), Bendahara pada organisasi Persekutuan Fakultas Kehutanan (2007-2008), Ketua Panitia Paskah Fakultas Kehutanan (2008), Paduan Suara Mahasiswa Agriaswara, UKM Keluarga Mahasiswa Katolik IPB, 2005-sekarang, dan Koor Mahasiswa KEMAKI (2005-2008). Selama di HIMAKOVA penulis mengikuti berbagai kegiatan yaitu Diklat Kelompok Pemerhati Flora, Divisi Humas pada Pelatihan Kultur Jaringan Biro Kewirausahaan, Bendahara dalam kegiatan Rafflesia di Cagar Alam Gunung Simpang, Bandung serta Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya, Kalimantan Barat. Selama di Fakultas Kehutanan penulis menjadi Divisi Acara pada Pekan Ilmiah Kehutanan Nasional (PIKNAS) IV. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis telah menyusun karya ilmiah berjudul Pengembangan Promosi Wisata Danau Toba di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara di bawah bimbingan Prof. Dr.Ir. E.K.S. Harini Muntasib, MS dan Dr. Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc.
UCAPAN TERIMA KASIH Puji Tuhan. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugrah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun berkat campur tangan berbagai pihak yang telah ikut memberikan sumbangan pikiran, waktu dan tenaga. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Keluargaku (Bapa/Oma dan kakak serta abang) yang selalu memberikan doa, kasih sayang, semangat, dukungan moral dan materil kepada boru siampudan. 2.
Ibu Prof. Dr. Ir. E.K.S. Harini Muntasib, MS selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr.Ir. Arzyana Sunkar, M.Sc selaku dosen pembimbing II atas ilmu, bimbingan, dukungan, kesabaran dan nasehat yang diberikan kepada penulis.
3.
Bapak Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA, Ir. Deded Sarip Nawawi, M.Sc dan Ir. Kasno, M.Sc selaku dosen penguji pada ujian komprehensif.
4.
Ibu Eva Rachmawati, S. Hut atas dukungan dan telah menampung curhatan penulis selama penyusunan proposal hingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
5.
Bapak Drs. Melani Butar-Butar selaku Kepala Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kabupaten Samosir, Bapak Drs. Mahler Tamba, Bapak Polma Simbolon dan Natal Nainggolan atas bimbingan dan bantuan selama di lapangan.
6.
Bapak Victor Sidabutar selaku Ketua Lembaga Konservasi Situs dan Cagar Budaya Kabupaten Samosir, Pak Marianus, Pak Horas Tamba, Pak Sugeng dan Pak Herdi terimakasih atas bimbingan dan bantuannya selama di lapangan.
7.
Keluarga besar HIMAKOVA yang telah memberikan banyak ilmu, pelajaran dan pengalaman di lapangan.
8.
Leo Roki Situmorang, terimakasih atas kasih sayang dan dukungan yang pernah aku dapatkan (sudah membantu di lapangan), semoga kita bisa berhasil meraih masa depan bersama.
9.
Laboran dan asisten Laboratorium Rekreasi Alam dan Ekowisata. Terimakasih atas keramahan dan bantuannya (Mba Tri dan Mas Opik).
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Hutan sebagai penyedia sumber kehidupan bagi manusia selain dapat
diambil hasil hutan kayunya, ekowisata dan wisata alam dapat menjadi alternatif lain bagi manusia untuk memanfaatkan hasilnya tanpa mengambil ataupun mengurangi kealamiannya. Salah satu potensi jasa lingkungan kawasan hutan adalah potensi ekowisata. Dewasa ini akibat kerusakan hutan yang besar mengakibatkan menurunnya persediaan bahan baku industri hasil hutan dari alam yakni kayu. Alternatif pemanfaatan hasil hutan lainnya dapat dilakukan dengan pemanfaatan sumberdaya hutan bukan kayu dan jasa lingkungan. Dari kedua hal tersebut, jasa lingkungan dipandang sebagai alternatif yang paling baik karena sifatnya yang non-eksploitatif. Pemanfaatan jasa lingkungan tersebut dilakukan dengan kegiatan wisata alam dan ekowisata. Dalam era globalisasi saat ini, kegiatan wisata menjadi salah satu kebutuhan di dalam kehidupan manusia. Indonesia memiliki beragam daerah tujuan wisata yang dapat dikunjungi dan dinikmati keindahannya sehingga memiliki potensi besar untuk menjadi kawasan daerah tujuan wisata (DTW) dunia dan didukung oleh tiga unsur pokok yaitu masyarakat (people), alam (nature heritage), dan budaya (culture heritage) yang dapat dijabarkan sebagai berikut. Pertama, masyarakat Indonesia terkenal dengan keramahannya dan bisa bersahabat dengan bangsa manapun. Kedua, Indonesia mempunyai alam yang indah, misalnya pegunungan yang ada di setiap pulau, pantai yang indah, goa serta hamparan sawah yang luas dan nyaman untuk dinikmati. Ketiga, Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan budaya yang beragam. Setiap suku, kota, dan pulau mempunyai ciri khas, baik dari segi logat, baju, bangunan rumah, musik, maupun upacara-upacara adat yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kaya budaya. Ketiga unsur tersebut akan mendukung pesatnya kemajuan kepariwisataan Indonesia di masa yang akan datang (Diparta 1997).
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh devisa dari penghasilan non migas. Peranan pariwisata dalam pembangunan nasional, disamping sebagai sumber perolehan devisa juga banyak memberikan
sumbangan
terhadap
bidang-bidang
lainnya.
Diantaranya
menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah, mendorong pelestarian lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan lain sebagainya (Karyono 1997). Kabupaten Samosir sebagai kabupaten yang ditunjuk melalui UU No.36/2003 tanggal 18 Desember 2003 dari Kabupaten Toba Samosir menempatkan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam percepatan pembangunan daerah. Kabupaten Samosir memiliki potensi wisata yang besar dengan Danau Tobanya yang sangat indah. Danau Toba yang dikenal sebagai danau terdalam di Asia dan sangat terkenal dengan keindahannya mengelilingi Pulau Samosir yang letaknya tidak jauh dari kota Medan. dengan keindahannya mengelilingi Pulau Samosir yang letaknya tidak jauh dari kota Medan (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir 2006). Pulau inilah yang dijadikan sebagai kabupaten baru yaitu Kabupaten Samosir, yang merupakan salah satu kawasan wisata yang sejak lama dikenal oleh wisatawan nusantara dan dikenal di mancanegara. Kabupaten Samosir terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan, dengan 6 (enam) kecamatan berada di Pulau Samosir di tengah Danau Toba dan 3 (tiga) kecamatan berada di daerah lingkar luar Danau Toba tepat pada punggung pegunungan Bukit Barisan yaitu : Harian, Sianjur Mula-Mula, Nainggolan, Onan Runggu, Palipi, Pangururan, Ronggur Nihuta, Simanindo dan Sitio-tio. Setiap kecamatan memiliki potensi wisata yang sangat melimpah dan didukung oleh fasilitas seperti bandara, hotel berbintang, restoran, agen perjalanan, obyek wisata serta transportasi darat lainnya. Namun, beberapa objek wisata yang terdapat di Danau Toba hanya dikunjungi oleh banyak orang pada hari-hari tertentu. Oleh karena itu, untuk lebih memperkenalkan semua objek wisata dan kekayaan budaya Kabupaten Samosir maka kegiatan promosi perlu dilakukan. Dalam rangka mewujudkan Danau Toba sebagai salah satu andalan pendapatan daerah maka dapat dilakukan melalui
pengembangan media promosi wisata yang menarik dan strategi promosi yang tepat agar wisatawan dan masyarakat luas menjadi lebih tahu tentang keberadaan kawasan ini beserta program-program objek yang ditawarkan yang membuat para wisatawan tersebut terdorong untuk berkunjung dan menikmati indahnya panorama Danau Toba. 1.2
Perumusan Masalah Danau Toba terletak di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara dan memiliki
potensi objek wisata yang sangat menarik dan telah banyak dikenal oleh masyarakat, wisatawan lokal dan mancanegara. Promosi Danau Toba ke kalangan domestik dan mancanegara telah dilakukan pemerintah daerah. Upaya pengembangan promosi yang telah dilakukan oleh pemerintah belum berhasil mendongkrak “icon” wisata andalan Provinsi Sumatera Utara tersebut. Objek-objek wisata di kawasan Danau Toba masih banyak yang belum dikembangkan serta kurang kegiatan promosi . Oleh karena itu, upaya pengembangan promosi serta penggalian potensi objek wisata menarik menjadi salah satu langkah untuk memaparkan objek wisata yang kurang dikenal tersebut kepada wisatawan dan masyarakat luas. Akhir-akhir ini objekobjek wisata tersebut terutama Danau Toba dianggap kurang menarik oleh masyarakat umum karena keindahan danau yang mengalami kerusakan diantaranya populasi enceng gondok yang melimpah. 1.3
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan promosi Wisata
Danau Toba dan sekitarnya di Kabupaten Samosir. Secara rinci tujuannya adalah: 1.
Menyusun pengembangan promosi wisata Danau Toba, Kabupaten Samosir.
2
Mengidentifikasi bentuk promosi wisata Danau Toba yang telah ada.
3
Mengukur tingkat efektivitas media-media promosi wisata alam Danau Toba, Kabupaten Samosir.
1.4
Manfaat Manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah tersedianya data dan informasi
mengenai promosi Wisata Danau Toba sehingga pengelola dapat memperoleh gambaran mengenai jenis, teknik dan sasaran promosi yang dapat meningkatkan jumlah pengunjung yakni dengan mengupayakan bentuk pengembangan promosi Wisata Danau Toba yang lebih baik. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi literature bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Pariwisata dan Wisatawan Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha dan pemerintah daerah (Undang-Undang No 10 Tahun 2009). Menurut Yoeti (1999) kegiatan pemenuhan kebutuhan wisatawan, akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Berkaitan dengan hal itulah kunjungan wisatawan mempunyai dampak ekonomi kepada daerah tujuan wisata yang didatangi, baik secara langsung dan tidak langsung. Dampak langsung adalah dengan adanya kunjungan wisatawan maka akan menciptakan permintaan terhadap fasilitas-fasiitas yang berkaitan dengan jasa industri pariwisata seperti hotel, rumah makan, sarana angkutan / travel biro dan jenis hiburan lainnya. Dampak tidak langsung adalah perkembangan pariwisata akan meningkatkan juga bidang-bidang lainnya. Hunziker dan Krapf (1988) dalam Asrini (2005) memberikan definisi tentang pengertian pariwisata sebagai berikut: “Tourism is the sum of the phenomena and relationships arising from the travel and stay of non-residents, in so far they do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activity” (Kodhyat 1996 dalam Asrini 2005) (Pariwisata adalah keseluruhan (gejala) dan hubungan-hubungan yang ditimbulkan oleh perjalanan dan persinggahan manusia di luar tempat tinggalnya dengan maksud bukan untuk tinggal menetap (di tempat yang disinggahinya) dan tidak berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan
yang
menghasilkan upah). Definisi wisatawan ini
ditetapkan berdasarkan rekomendasi International Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization (WTO). Wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan ke sebuah atau beberapa negara di luar tempat tinggal biasanya atau keluar dari lingkungan tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 (dua belas) bulan dan memiliki tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata. Terminologi ini mencakup penumpang kapal pesiar (cruise ship passenger) yang datang dari negara lain dan kembali dengan catatan bermalam.
Sedangkan menurut UU No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan wisatawan didefinisikan sebagai orang yang melakukan wisata. Menurut Ogilive, diacu dalam Farrel dan Runyan (1991) wisatawan adalah semua orang yang memenuhi syarat
yaitu pertama bahwa mereka meninggalkan rumah
kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan kedua bahwa sementara mereka bepergian mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari nafkah di tempat tersebut. 2.2
Promosi Pariwisata
2.2.1. Pengertian dan peranan promosi Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dalam mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya. Agar para wisatawan dapat mengetahui tentang produk apa saja yang tersedia, objek dan atraksi apa yang perlu dilihat, fasilitas yang dapat dinikmati, maka kepada para wisatawan perlu diberikan informasi secara berkelanjutan. Suksesnya kegiatan marketing yang dilakukan suatu perusahaan tidak hanya bergantung pada kualitas produk yang dihasilkan, kebijakan yang tepat, pelayanan serta distribusi yang cepat, tetapi banyak dipengaruhi oleh pembinaan hubungan antara produsen dan konsumen yang berkelanjutan. Kata promosi memberikan interpretasi dan bahasa yang bermacam-macam. Pada dasarnya maksud kata promosi adalah untuk memberitahukan, membujuk atau mengingatkan lebih khusus lagi (Yoety 1990). Promosi merupakan suatu proses menyampaikan informasi kepada target pasar, tentang hal-hal yang menyangkut produk¸ harga, tempat produk dijual dengan melakukan persuasif agar target mau melakukan pembelian (Yoety 1990). Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran, yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau pengguanaan jasa sesuai dengan kebutuhannya (Lupiyoadi 2001).
Yoety (1990) menjelaskan bahwa promosi secara sederhana bertujuan untuk memberitahukan kepada orang banyak atau kelompok tertentu bahwa ada produk yang ditawarkan untuk dijual. Sebagai usaha menarik minat calon pembeli terhadap barang yang ditawarkan, maka dilakukan promosi yang bertujuan memperkenalkan produk, kelebihan yang dimiliki dibandingkan dengan produk lain, serta manfaat dan kegunaannya. Dengan langkah ini khalayak umum akan menjadi kenal dengan produk yang kita miliki. selanjutnya diharapkan kepada mereka akan membeli atau menggunakan produk tersebut. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa promosi dalam pariwisata adalah arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan calon wisatawan atau lembaga usaha pariwisata kepada tindakan yang mampu menciptakan pertukaran (jual beli) dalam pemasaran produk pariwisata. Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa promosi dalam pemasaran pariwisata berperan sebagai pendukung transaksi, dengan menginformasikan, membujuk, mengingatkan dan membedakan produk pariwisata yang dipromosikan dengan produk pariwisata perusahaan lain. Promosi adalah bagian dari pemasaran. Sedangkan pemasaran diartikan sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka untuk menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Susanto 2000). Untuk melakukan promosi diperlukan adanya upaya pemahaman mendalam mengenai pasar yang kemudian menjadi dasar dalam penyusunan strategi dan program promosi. Promosi yang dikaitkan dengan industri dan objek wisata, dalam bahasa Inggris disebut dengan berbagai istilah, tergantung pada jenis kegiatan promosi dan pameran yang diselenggarakan seperti exhibition, expo, atau exposition, industrial show, trade fair, trade show, professional/scientific exhibition. Menurut Tongren dan Thompson (1999) diacu dalam Yoeti (1996) pameran adalah salah satu menyebarkan informasi, perkenalan sebagai pemasaran suatu produk baik dalam bentuk gagasan maupun barang. Pameran dapat dibedakan antara pameran dagang dan pameran pembangunan. Dalam pelaksanaannya pameran ini dapat berbentuk pameran setempat, pameran nasional, pameran regional, dan pameran internasional.
Rencana promosi nilainya akan lebih efektif apabila rencana tersebut benar-benar sesuai sasaran. Berikut adalah daftar beberapa target ekowisata (Wearing 1997) : 1.
Periklanan di koran lokal didistribusikan dalam lingkungan kota besar tempat ekowisata tersebut dihadirkan / diadakan.
2.
Periklanan di majalah khusus.
3.
Promosi dengan menggunakan poster dan atau penerbangan (contohnya melalui universitas, perkumpulan yang tepat dan masyarakat). Menurut Yoeti (1996), promosi adalah salah satu kegiatan yang penting
untuk melakukan persaingan dengan tidak didasarkan kepada harga. Suatu usaha promosi jika dilaksanakan dengan baik, akan dapat mempengaruhi konsumen mengenai dimana dan bagaimana konsumen mempergunakan pendapatannya (income). 2.2.2.
Tujuan Promosi Tujuan dari diselenggarakannya promosi pariwisata mencakup beberapa
hal sebagai berikut (Hari 1997): 1.
Memberitahukan (informing) produk pariwisata, perubahan harga jasa-jasa yang disediakan, meluruskan informasi yang keliru, mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli dan membangun citra perusahaan.
2.
Membujuk (persuasing) pelanggan sasaran (calon wisatawan) untuk membentuk pilihan produk pariwisata, mengalihkan pilihan ke produk pariwisata tertentu, mendorong calon wisatawan untuk membeli produk pariwisata saat itu juga dan mengubah persepsi calon wisatawan terhadap produk yang dihasilkan atau ditawarkan.
3.
Mengingatkan (remainding), yang mencakup: a.
Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan,
b.
Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan,
c.
Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, dan
d.
Menjaga agar ingatan pertama para pembeli perusahaan.
jatuh pada produk
2.2.3
Teknik Promosi Menurut Soekadijo diacu dalam Yoeti (1996), promosi dapat dibagi
menjadi : 1.
Promosi Langsung (Consumer promotion) Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi adalah
orang-orang yang akhirnya mengeluarkan uang untuk mengadakan perjalanan wisata. Berhasil tidaknya promosi pariwisata akan kelihatan dari banyaknya jumlah orang yang sungguh-sungguh membeli produk wisata yang dipromosikan. Cara-cara yang lazim digunakan untuk keperluan itu yang terpenting adalah sebagai berikut: a.
Peragaan (display), misalnya rumah adat, pakaian tradisional dan gambargambar.
b.
Barang cetakan (prospectus, leaflet, booklet, atau brosur) yang disebarkan ke pasar.
c.
Pameran khusus berupa benda-benda kebudayaan, pertunjukan kesenian dan sebagainya.
d.
Pemberian rabat selama jangka waktu tertentu, biasanya diberikan selama waktu promosi
e.
Pemberian hadiah khusus selama waktu promosi kepada konsumen atau wisatawan.
2.
Promosi Tidak Langsung (Dealer Promotion) Promosi tidak langsung pertama-tama ditujukan kepada penyalur produk
pariwisata, seperti biro perjalanan, organisasi perjalanan umum dan cabangcabangnya, agen perjalanan, dan sebagainya (Yoeti 1996).
Adapun tujuan
dilakukannya suatu promosi wisata kepada penyalur adalah (Yoeti 1996) : a.
Menarik perhatian kepada komponen-komponen produk wisata yang ditawarkan dan membuat mereka bersedia untuk menjualnya dalam produk pariwisata yang mereka susun.
b.
Menciptakan kondisi dan menyediakan sarana bagi mereka untuk menyusun produk pariwisata yang tepat untuk dijual kepada konsumen / wisatawan.
Ada empat teknik promosi yang biasa dipergunakan oleh biro perjalanan wisata dan pengelola kawasan objek wisata untuk melakukan promosi pariwisata, yaitu advertising, sales promotion, personal selling, dan public relation. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut (Hari 1997): 2.2.3.1
Advertising Advertising atau yang sering juga kita kenal dengan istilah ‘periklanan’
merupakan salah satu bentuk
dari komunikasi impersonal (impersonal
communication) yang digunakan oleh perusahaan baik perusahaan barang maupun jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran
jasa adalah untuk membangun
kesadaran (awareness) calon pembeli terhadap jasa yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon pembeli agar mau membeli, mau menggunakan jasa tersebut, dan untuk membedakan pelayanan dari perusahan satu dengan perusahaan lain (diferentiate the service). Iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1.
Presentasi umum (public presentation), ini berarti bahwa setiap iklan dibuat sedemikian rupa agar setiap orang dapat menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.
2.
Tersebar luas (pervasivenes). Iklan yang dibuat sama baik bentuk maupun tujuannya serta dapat dilakukan berulang-ulang pada media yang sama maupun berbeda, dan dapat disebarluaskan ke tempat yang berbeda agar konsumen dapat menerima informasi dengan baik.
3.
Ekspresi yang kuat (amplified expressive), artinya iklan mampu mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi perasaan pasar sasaran.
4.
Tidak bersifat pribadi (impersonality). Iklan yang dibuat diperuntukan bagi semua orang, baik pasar sasaran maupun tidak dengan tidak memaksa pasar sasaran untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena iklan merupakan komunikasi yang monolog (satu arah).
Disamping sifat-sifat di atas, iklan memiliki beberapa tujuan antara lain (Hari 1997): 1. Iklan yang bertujuan memberi informasi (informative advertising). Iklan yang dibuat secara panjang lebar menerangkan produk jasa, supaya pasar sasaran mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya tentang produk yang diiklankan dalam tahap rintisan (perkenalan), guna menciptakan permintaan dari pasar sasaran terhadap produk tersebut. 2. Iklan yang bertujuan membujuk (persuasive advertising). Iklan dibuat sedemikian rupa agar orang yang melihatnya menjadi tertarik. Iklan dengan tujuan membujuk sangat penting bagi perusahaan terutama dalam situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu. 3. Iklan pengingat (reminder advertising). Iklan dengan tujuan mengingatkan ini, dibuat sebagai tindak lanjut terhadap iklan yang pernah dibuat sebelumnya dan mengingatkan kembali konsumen terhadap produk yang pernah diiklankan. Iklan menjadi sangat penting dalam tahap kedewasaan (maturity) suatu produk, untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut. 4. Iklan pemantapan (reinforcement advertising). Iklan yang bertujuan memantapkan ini dibuat untuk meyakinkan kembali para pembeli bahwa mereka telah mengambil keputusan yang tepat terhadap suatu produk yang dibelinya.
Setiap kegiatan promosi membutuhkan media dalam penyampaiannya. Media yang sering digunakan untuk promosi pariwisata adalah media cetak dan elektronik. Media cetak misalnya surat kabar dan majalah, sedangkan media elektronik misalnya televisi, radio dan lain sebagainya.
Selain iklan melalui
media cetak dan elektronik, ada juga jenis periklanan lainnya yang juga mempunyai peranan besar dalam mempromosikan produk pariwisata. Jenis periklanan itu adalah (Hari 1997):
1.
Out door travel advertising . Out door travel advertising adalah periklanan yang bersifat statis,
dipasang pada tempat-tempat strategis, seperti di terminal, pusat perbelanjaan dan lain sebagainya, dengan menggunakan kalimat-kalimat slogan dan lambang yang berwarna mencolok. 2.
Point of sales advertising. Point of sales advertising adalah bentuk iklan yang disesuaikan dengan
tempat pesan iklan yang akan dimuat. Bahan dan bentuknya bermacam-macam, misalnya diletakkan di meja, digantung, ball point, travelling bag, map dan lain sebagainya. 2.2.3.2 Sales Promotion Sales promotion adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain periklanan yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan pedagang perantara dengan menggunakan alat-alat promosi. Alat-alat promosi yang sering digunakan dalam kegiatan ini antara lain brosur, pameran, dan demonstrasi. Promosi penjualan memiliki fungsi menghubungkan, melengkapi dan mengkoordinir kegiatankegiatan teknik promosi yang lainnya. Selain mempunyai fungsi seperti yang tesebut diatas, kegiatan sales promotion juga mempunyai beberapa tujuan, yaitu (Hari 1997): 1. Menarik konsumen baru 2. Mempengaruhi konsumen untuk mencoba produk baru 3. Menyerang aktivitas promosi pesaing 4. Meningkatkan impuls buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya) 5. Mengupayakan kerjasama-kerjasama yang lebih erat dengan konsumen dan perantara melalui pendistribusian segala bentuk bahan promosi pariwisata cetak (booklet, folder, leaflet dan lain sebagainya) dan media elektronik (DVD, film, video, slide foto dan lain sebagainya). Untuk mencapai beberapa tujuan seperti yang tersebut di atas, proses promosi dengan menggunakan teknik sales promotion menggunakan beberapa metode promosi penjualan.
Metode promosi yang sering digunakan adalah (Hari 1997): 1.
Product sampling (pemberian contoh barang). Perusahaan memberikan contoh barang secara cuma-cuma kepada konsumen, untuk mencoba atau menggunakannya.
2.
Pengumpulan kupon atau nota pembelian misalnya, sejumlah nota pembelian dapat ditukar dengan barang seharga 10% dari jumlah harga yang tercantum dalam nota.
3.
Pemberian diskon misalnya, setiap
rombongan peserta sebuah paket
perjalanan wisata di biro perjalanan wisata tertentu akan menerima diskon 10 % dari perusahaan penyelenggara perjalanan wisata tersebut. 4.
Kupon berhadiah misalnya, seseorang yang menginap di hotel yang sama, dengan jumlah hari tertentu, akan mendapatkan kupon yang akan diundi, dan akan mendapatkan hadiah.
5.
Rabat (cash refund).
Metode promosi dengan rabat dilakukan dengan
mengurangi harga yang diberikan kepada pembeli, yang ditentukan dalam bentuk prosentase atau satuan rupiah. Cara ini dipergunakan untuk memperkenalkan produk baru dan mendorong pembelian ulang atas suatu produk yang menguntungkan. 2.2.3.3 Personal Selling Personal selling atau sering disebut penjualan tatap muka merupakan aktifitas komunikasi antar produsen yang diwakili oleh tenaga penjual, dengan konsumen potensial, yang melibatkan pikiran dan emosi, serta berhadapan langsung dengan pembeli (Hari 1997). Personal selling mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran jasa, karena: 1.
Personal selling merupakan interaksi secara personal antara penyedia jasa dan konsumen yang membutuhkan jasa, sehingga kedudukan konsumen menjadi sangat penting
2.
Teknik promosi dengan menggunakan teknik personal selling dalam mempromosikan produknya menggunakan tenaga manusia bukan mesin.
3.
Orang dalam teknik promosi personal selling merupakan bagian dari produk jasa.
Bagian penting dalam teknik promosi personal selling adalah manusia sebagai tenaga penjualnya. Fungsi tenaga penjual dalam teknik promosi dengan menggunakan personal selling mencakup (Hari 1997): a.
Mengadakan analisis pasar
b.
Menentukan calon pembeli
c.
Mengadakan komunikasi
d.
Memberikan pelayanan
e.
Mencari dan mempertahankan pelanggan
f.
Menemukan dan mengenali masalah yang terjadi pada pelanggan serta
g.
memecahkannya. Teknik promosi dengan menggunakan personal selling dapat dilakukan
langsung dengan berhadapan langsung dengan calon pembeli, misalnya pada bursa pasar wisata (travel mart). 2.2.3.4 Public Relation Kata “masyarakat” dalam hubungan masyarakat berarti, setiap individu, kelompok,organisasi dan lain sebagainya, yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengusaha produk pariwisata yang bersangkutan, seperti karyawan, pelanggan,
perantara atau penyalur dan
pemimpin masyarakat. Sedangkan kata “hubungan” berarti menciptakan atau membuka komunikasi dua arah yang saling menguntungkan, termasuk hubungan pertukaran dalam pemasaran produk pariwisata.
Oleh karena itu, hubungan
masyarakat bertanggung jawab untuk menentukan dan
mempertahankan
komunikasi dua arah secara terbuka dengan semua lapisan masyarakat serta menciptakan opini masyarakat yang baik tentang produk pariwisata yang ditawarkan oleh perusahaan (Asrini 2005). Public relation merupakan kiat pemasaran penting lainnya, perusahaan tidak harus berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur saja, tetapi ia harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar.
Hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai sejumlah informasi
tentang produk barang dan jasa, organisasi maupun
perorangan yang
disebarluaskan ke masyarakat melalui media massa tanpa pengawasan dari
sponsor (Hari 1997). Public relation sangat peduli terhadap beberapa tugas pemasaran, yaitu antara lain (Lupiyoadi 2001): 1.
Membangun image (citra)
2.
Mendukung aktifitas komunikasi lainnya
3.
Mengatasi persoalan dan isu yang ada
4.
Memperkuat positioning perusahaan
5.
Mempengaruhi publik yang spesifik
6.
Mengadakan launching untuk produk/jasa baru. Program public relation antara lain yaitu publikasi, events, hubungan
dengan investor, exhibitions/pameran dan mensponsori beberapa acara. 2. 4.
Langkah pengembangan komunikasi/promosi yang efektif Untuk
mengembangkan
komunikasi/promosi
yang
efektif,
maka
diperlukan suatu program dengan sekitar 8 langkah (Kotler 1995 diacu dalam Lupiyoadi 2001), yaitu: 1.
Mengidentifikasikan target audience Dalam tahap ini kita menentukan siapa target audience, target
audience bisa merupakan individu, kelompok masyarakat khusus atau umum. Bila perusahaan telah melakukan segmentasi dan sasaran, maka segmen itulah yang menjadi target audience. 2.
Menentukan tujuan komunikasi Setelah mengetahui target audience dan ciri-cirinya, maka kemudian
dapat menentukan tanggapan atas apa yang dikehendaki. Perusahaan harus menentukan tujuan komunikasinya / promosinya, apakah untuk menciptakan kesadaran, pengetahuan, kesukaan, pilihan, keyakinan atau pembelian. 3.
Merancang pesan Kemudian perusahaan harus menyusun pesan yang efektif. Idealnya
suatu pesan harus mampu memberikan perhatian (Attention), menarik (Interest), membangkitkan keinginan (Desire), dan menghasilkan tindakan (Action), yang kesemuanya dikenal sebagai metode AIDA. Pesan yang efektif harus dapat menyelesaikan 4 masalah, yaitu: “how”, “what”, “when” and “who”.
4.
Menyeleksi saluran komunikasi Perusahaan harus menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efisien
untuk membawakan pesan. Saluran komunikasi itu bisa berupa komunikasi personal ataupun non personal. 5.
Menetapkan jumlah anggaran promosi Menetapkan
anggaran
sangatlah
penting
karena
menentukan
menggunakan media apa, tergantung pada anggaran yang tersedia. Ataukah perusahaan berorientasi pada pencapaian sasaran promosi yang akan dicapai sehingga sebesar itulah anggaran yang akan berusaha disediakan. 6.
Menentukan bauran promosi Langkah berikutnya setelah menetapkan anggaran promosi adalah
menentukan alat promosi apa yang akan digunakan, apakah melalui advertising, personal selling, sales promotion, atau public relation dan lain-lain (atau bauran dari berbagai perangkat tersebut). 7.
Mengukur hasil-hasil promosi Setelah merencanakan promosi, perusahaan harus mengukur dampaknya
pada target audience, apakah mereka mengenal atau mengingat pesan-pesan yang diberikan. Berapa kali melihat pesan tersebut, apa saja yang masih diingat, bagaimana sikap audience terhadap produk jasa tersebut, dan lain-lain. 8.
Mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi Karena jangkauan komunikasi yang luas dari alat dan pesan komunikasi
yang tersedia untuk mencapai target audience, maka alat dan pesan komunikasi perlu dikoordinasikan. Karena jika tidak, pesan-pesan itu akan menjadi lesu pada saat produk tersedia, pesan kurang konsisten atau tidak efektif lagi. Untuk itu perusahaan harus mengarahkan pada penerapan konsep komunikasi pemasaran yang terkoordinasi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yakni Juli-Agustus 2009 di
Kabupaten Samosir tepatnya pada 3 (tiga) kecamatan yakni Kecamatan Simanindo, Kecamatan Pangururan dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula (Gambar 1).
Gambar 1 Peta lokasi penelitian. 3.2
Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peta
pariwisata Kabupaten Samosir sebagai panduan perjalanan dalam melakukan penelitian, panduan wawancara, skala penilaian Likert, alat perekam dan kamera digital. 3.3
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data terdiri dari jenis, teknik dan sumber data yang
dikumpulkan, alasan pemilihan sampel penelitian dan teknik penentuan sampel. Secara rinci akan dijabarkan sebagai berikut: 3.3.1
Jenis, teknik dan sumber data Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Data
sekunder meliputi data-data yang terkait pengembangan promosi antara lain media promosi, jenis promosi, teknik promosi dan alternatif pengembangan promosi di
Danau Toba, Kabupaten Samosir. Sedangkan data primer yang dikumpulkan meliputi bentuk dan media promosi yang dilakukan oleh pemerintah dan pengelola serta data hasil kuisioner dari pengunjung untuk mengukur efektivitas promosi. Data-data diperoleh melalui wawancara, kuisioner, observasi dan studi pustaka. Berikut ini disajikan jenis data, teknik pengambilan data dan sumber data (Tabel 1) Tabel 1 Jenis, teknik pengumpulan dan sumber data 1.
a. b. c. d. e. f. g. h.
Jenis Data Kondisi Umum lokasi Penelitian
Teknik Sumber Data Studi Pustaka, Wawancara Kepala Dinas Pariwisata, informan kunci Seni dan Budaya
Sejarah Letak dan Lokasi Kawasan Topografi Iklim Kondisi Demografis Aksesibilitas Sosial Budaya Objek Wisata
2. Identifikasi Promosi Wisata Studi Pustaka Danau Toba Observasi a. Jenis media promosi b. Teknik promosi c. Pelaku Promosi d. Sasaran pengelolaan e. Alternatif pengembangan promosi 3
Media Promosi oleh pengelola dan pemerintah daerah a. Media Elektronik (TV, Website, dan Radio) b. Media Cetak (Brosur, Leaflet/Booklet, Suratkabar/Majalah, CD) c. Bentuk promosi lainnya (pameran, event)
4. a. b.
Teknik Promosi Promosi secara langsung Promosi secara tidak Langsung
5. Pelaku Promosi a. Pihak yang terlibat (Masyarakat yang terlibat secara langsung dengan promosi , Pemerintah , b. Pengelola/LSM)
dan
Observasi, Studi Pustaka
Lab. RAE, Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, LSM/NGO.
Departemen Pariwisata, Lab. RAE Buku Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, LSM/NGO.
Observasi, Wawancara
Masyarakat, Pemerintah Daerah, Pengelola
Kuisioner
Pengunjung
c. Bentuk keterlibatan 6. 7.
Sasaran pengelolaan untuk promosi Langkah Pengembangan berdasarkan rekomendasi, masukan dan kritikan pengunjung dan pelaku promosi
Wawancara
Pengelola
Wawancara
Masyarakat, pengelola
pengunjung,
Kabupaten Samosir memiliki 9 (sembilan) kecamatan dengan 6 (enam) kecamatan berada di Pulau Samosir di tengah Danau Toba dan 3 (tiga) kecamatan berada di daerah lingkar luar Danau Toba tepat pada punggung pegunungan Bukit Barisan yaitu: Harian, Sianjur Mula-Mula, Nainggolan, Onan Runggu, Palipi, Pangururan, Ronggur Nihuta, Simanindo dan Sitio-tio (Tabel 2). Dari 9 kecamatan ini dipilih 3 kecamatan sebagai sampel kecamatan yang akan dikaji dalam penelitian ini.
Tabel 2 Potensi objek wisata pada 9 kecamatan di Kabupaten Samosir No
Potensi Objek Wisata
Kecamatan Pangururan
Kecamatan Palipi
Kecamatan Sianjur MulaMula
Kecamatan Harian Boho
Kecamatan Onan Runggu
Kecamatan Nainggolan
Kecamatan Ronggur Ni huta
Kecamatan Sitio-tio
Kecamatan Siamnindo
1
Objek Wisata Alam
Pemandian Air Panas; Pantai Pasir Putih
Air Panas Simbolon:kawasa n berbatu belerang
Gunung Pusuk Buhit;Aek Boras;Aek Sipitu Dai:mata air tujuh rasa; Batu sawan; Pulo Tulas
Menara Pandang Tele; Partukko Naginjang; Janji Martahan; Air Terjun Efrata; Mata Air Pohon Pokki
Lagundi Sitamiang; Tambun Surlau; Hariara na Bolon; Pantai Bebas Sukkean.
Pantai Maria Raja : pantai bebas dengan pasir putih.
Danau Sidihoni: danau di atas Pulau Samosir; Aek Liang; Gua Sidam-dam; Batu Sidam-dam
Mual Datu Parngongo; Goa Datu Parngongo; Mual Boru Saruding
Batu Marhosa di Sigarantung; Gua Marlakkop; Pagar Batu dan Bottean; Pantai Ambarita; Aek Natonang; Pulo Tao; Tuktuk Siadong; Bukit Beta Kite International
2
Objek Wisata Sejarah
Terusan Tano Ponggol; Pesanggrahan; Wisma Sinur
Batu Rantai; Piso Somalim : tempat bersejarah.
-
-
-
Simaliting : Sebuah besar
-
Objek Wisata Budaya
Open Stage/bangunan tempat pertunjukan seni dan budaya, Komunitas Ulos Batak;
-
Batu Parhusipan;Batu Pargasipan;Batu Nanggor;Batu Hobon -
3
Kabupaten Samosir
-
-
-
-
-
Makam Raja Sidabutar; Batu Persidangan; dan Museum Huta Bolon Pertunjukan Sigale-gale; Gedung Kesenian, Open Stage
3.3.2 Teknik penentuan sampel 1.
Sampel penelitian Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
pengambilan contoh berlapis. Menurut Hasan (2002) teknik stratified sampling adalah teknik penarikan sampel dengan membagi populasi menjadi sub bagian/sub populasi/stratum, dari tiap stratum diambil satu sampel random. Banyaknya unsur yang dipilih dalam tiap stratum boleh sebanding, disebut sampling acak berlapis proporsional atau tidak sebanding dengan jumlah stratum dalam populasinya, disebut sampling acak berlapis tidak proporsional. Hasil pengambilan sampel tiap stratum digabungkan menjadi satu sampel yang diperlukan. Bailey diacu dalam Hasan (2002) menyatakan bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data statistik, ukuran sampel yang paling minimum adalah 30. Sedangkan menurut pendapat Gay diacu dalam Hasan (2002) menyatakan bahwa ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan metode penelitian yang digunakan, yaitu sebagai berikut : a. Metode dekriptif minimal, 10 % dari jumlah populasi. Untuk populasi relatif korelasional, minimal 30 subjek b. Metode expost facto minimal 15 subjek per kelompok c. Metode experimental, minimal 15 subjek per kelompok Dalam penelitian ini jumlah responden (pengunjung) yang diberikan kuisioner sejumlah 30 orang untuk setiap objek wisata. Objek wisata yang diteliti berjumlah 5 objek wisata sehingga jumlah total sampel pengunjung yang diwawancarai adalah sebanyak 150 orang. 2.
Alasan pemilihan sampel kecamatan/objek wisata Pertimbangan pertama yakni kecamatan yang memiliki kekayaan objek
wisata alam yang khas dan unik didasarkan pada objek-objek wisata alam yang tidak dimiliki oleh kecamatan lain yaitu Danau Sidihoni yang terletak di Kecamatan Pangururan. Selain itu, pemilihan sampel pada objek wisata Pemandian Air Panas dan Pantai Pasir Putih didasarkan bahwa objek wisata ini dapat mewakili Kecamatan Palipi dan Kecamatan Nainggolan yang memiliki objek wisata alam yang sama (Tabel 2).
Pertimbangan kedua yakni kecamatan yang memiliki objek wisata alam tertua dan merupakan daerah asal mula bangsa Batak didasarkan pada alasan bahwa adanya tradisi masyarakat yang dapat menjaga bentuk promosi yang masih bertahan serta umur pengelolaannya yang sudah tua membuat objek wisata alam ini semakin menarik bagi wisatawan. Pertimbangan ketiga yakni kecamatan yang memiliki objek wisata alam yang beragam didasarkan pada kekayaan alam yang lebih banyak dan bentuk promosi yang lebih diperhatikan oleh pemerintah dan pengelola. Berdasarkan potensi objek wisata alam, budaya, dan sejarah maka kecamatan yang memiliki objek wisata paling beragam adalah Kecamatan Pangururan. Akan tetapi, karena penelitian ini difokuskan pada wisata alam maka kecamatan yang dipilih adalah Kecamatan Simanindo. Tabel 2 Sampel penelitian yang dianalisis No.
Pertimbangan/ kriteria Sampel
1.
Kecamatan yang memiliki kekayaan objek wisata alam yang khas dan unik
Kecamatan Pangururan
Desa Parbaba, Desa SiogungOgung, Desa Lumban SuhiSuhi, Desa Pangururan
2.
Kecamatan yang memiliki objek wisata alam tertua dan merupakan daerah asal mula bangsa Batak
Kecamatan Sianjur MulaMula
Desa Sagala, Desa Limbong
3.
Kecamatan yang memiliki potensi objek wisata yang sangat beragam
Kecamatan Simanindo
Desa Siallagan, Tomok, Tuktuk Siadong, Desa Parmonangan, Desa Simanindo, Desa Tanjungan.
3.3.3
Sampel kecamatan
Desa-Desa Tempat Peneltian
Teknik pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan melalui tahap-tahap berikut :
1.
Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data-data mengenai sejarah
kawasan, data potensi objek wisata, serta pengembangan promosi objek wisata pada setiap kecamatan dan tepatnya pada desa-desa yang menjadi daerah tujuan wisata. Data yang diperoleh melalui studi pustaka ini akan menjadi pedoman dan bahan perbandingan saat melakukan observasi di lapangan. Data sekunder dapat diperoleh di lokasi penelitian yakni Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir serta sumber-sumber lain seperti Lembaga Konservasi Situs dan Cagar
Budaya Kabupaten Samosir, Laboratorium Rekreasi Alam dan Ekowisata dan Departemen Pariwisata dan Kebudayaan, Indonesia. b.
Observasi lapang Data yang dikumpulkan menggunakan cara pengamatan secara langsung
di lapangan mengenai bentuk, teknik dan cara promosi yang ada pada lokasi objek wisata yang terdapat di Danau Toba Kabupaten Samosir oleh pengelola, pemerintah daerah (Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir), dan masyarakat yang terlibat secara langsung dalam kegiatan promosi diantaranya pemilik hotel/penginapan, rumah makan, cafe, bar, dan restoran. c.
Wawancara Data yang dikumpulkan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan
yang berhubungan dengan data yang diperlukan secara langsung dari responden. Wawancara dilakukan kepada berbagai pihak yaitu pemerintah daerah, masyarakat setempat sebagai pihak yang mengelola daerah objek wisata dan masyarakat sebagai pihak yang merasakan manfaat dari pengembangan promosi yang telah ada, wisatawan yang ditemui sedang berkunjung pada lokasi penelitian. 3.4
Metode Analisis Data Data sekunder diperoleh dengan cara tidak langsung dan secara langsung
yang berfungsi sebagai penunjang data primer. Secara tidak langsung dapat diperoleh melalui penelusuran dokumen-dokumen. Sedangkan secara langsung dapat dilakukan melalui teknik wawancara secara tatap muka dengan panduan kuisioner dan mengajukan beberapa pertanyaan terkait pengembangan promosi wisata Danau Toba kepada pemerintah daerah yakni Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya, pihak pengelola serta masyarakat yang terlibat secara langsung dengan upaya pengembangan promosi diantaranya pemilik agen-agen travel, pemilik restoran, rumah makan, cafe, hotel-hotel, dan penginapan. Data sekunder yang dikumpulkan berupa sejarah kawasan, bentuk promosi, media promosi, cara dan teknik promosi yang telah ada di Danau Toba, Kabupaten Samosir.
Data primer diperoleh melalui pengumpulan data berlandaskan pada pengamatan langsung terhadap bentuk promosi, teknik dan cara promosi yang ada di objek-objek wisata yang menjadi lokasi penelitian. Data yang diperoleh di lapangan disajikan dalam tabulasi frekuensi. Data yang diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan dalam mendeskripsikan data yang didapatkan secara jelas, dilihat dari segi pengelolaan, persepsi terhadap program promosi yang ada, jenis, teknik dan pelaku promosi. Data-data tersebut diklasifikasikan dan disajikan sehingga dapat disimpulkan bentuk promosi yang akan dikembangkan dan deskriptif kuantitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut : 3.4.1
Inventarisasi Media Promosi Data yang diambil untuk menginventarisasi media promosi adalah data
internal yang diperoleh dari hasil wawancara terpandu dengan pihak pengelola, LSM dan masyarakat yang terlibat secara langsung. Data tersebut kemudian dijabarkan melalui analisis deskriptif. Data yang dikumpukan dalam inventarisasi media promosi adalah pelaku-pelaku promosi, media promosi, serta jenis-jenis promosi yang digunakan.
kemudian data-data tersebut dimatrikskan serta
dianalisis secara deskriptif. 3.4.2
Efektivitas Media Promosi Pengolahan dan analisis data efektivitas promosi menggunakan software
yaitu Software Microsoft Excel dengan teknik analisis EPIC Model. Efektivitas promosi dan periklanan dapat diukur dengan menggunakan EPIC Model (Durianto et al 2003). EPIC merupakan singkatan dari Emphaty, Persuasion, Impact, and Communication terdapat 4 (empat) dimensi yang terdapat dalam EPIC Model, yaitu : 1
Dimensi Empati Empati
merupakan
keadaan
mental
yang
membuat
seseorang
mengidentifikasikan dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok yang lain. Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai suatu promosi yang menggambarkan bagaimana
konsumen melihat hubungan antara suatu iklan pribadi dengan pribadi mereka. Dimensi empati memberi informasi yang berharga mengenai daya tarik suatu merek. Dimensi empati untuk masyarakat yang terlibat secara langsung dalam kegiatan promosi didapat dari hasil wawancara yang diajukan. Tabel 4 Pertanyaan-pertanyaan dalam dimensi Empati EPIC Model No. 1.
22. 3.
Pertanyaan Darimanakah Bapak/Ibu/Saudara mendapatkan informasi tentang keberadaan wisata alam Danau Toba Media promosi yang mana yang paling Bapak/Ibu/Saudara sukai? Apa yang Bapak/Ibu/Saudara sukai dari media-media promosi tersebut?
Jawaban TV/Radio/Website/Suratkabar/Majalah/ CD
TV/Radio/Website/Suratkabar/Majalah/ CD
Berdasarkan pertanyaan di atas maka pernyataan yang mengandung dimensi Empati adalah : Tabel 5 Pernyataan-pernyataan dalam dimensi Empati EPIC Model No. 1. 2.
2.
Pernyataan Bapak/Ibu/Saudara setuju bahwa promosi wisata alam Danau Toba adalah tergolong baik. Sesuai pilihan bentuk promosi disukai, Bapak/Ibu/Saudara setuju agar bentuk media promosi tersebut tetap dipertahankan.
STS
TS
C
S
SS
Dimensi Persuasi Persuasi merupakan perubahan kepercayaan, sikap dan keinginan
berperilaku yang dua disebabkan oleh suatu komunikasi. seperti komunikasi dalam periklanan dapat mempengaruhi konsumen dengan menggunakan dua proses kognitif yaitu jalur sentral dan jalur periferal. Dimensi periferal menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk penguatan suatu merek, sehingga pemasar memperoleh pemahaman tentang dampak promosi terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu promosi dalam mengembangakan daya tarik suatu merek. Dimensi persuasi dapat ditunjukkan melalui hasil wawancara sebagai berikut :
Tabel 6 Pertanyaan-pertanyaan dalam dimensi EPIC Model No. 1.
2.
3.
Pertanyaan Melalui bentuk media promosi yang ditawarkan apakah Bapak/Ibu/Saudara ada perubahan sikap/kepercayaan tentang wisata alam Danau Toba? Perubahan sikap seperti apa yang Bapak/Ibu/Saudara alami? Hal apa yang membuat Bapak/Ibu/Saudara menarik dari bentuk media promosi yang ditawarkan?
Jawaban Ya / Tidak
Tidak berubah/ Langsung Berkunjung/ cari tau informasi lebih banyak. Desain media promosi/objek wisata alamnya/Fasilitas yang disajikan dalam media promosi/harga yang ditawarkan/aksesibilitas
Berdasarkan pertanyaan di atas maka kesimpulan pernyataan yang mengandung dimensi Dampak adalah : Tabel 7 Pernyataan yang mengandung dimensi persuasi EPIC Model No. 1.
2.
2.
Pertanyaan Jenis-jenis media promosi wisata alam Danau Toba yang ditawarkan oleh pengelola telah dapat menarik perhatian Bapak/Ibu/Saudara. Jenis-jenis promosi tersebut memberikan sebuah keinginan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk berkunjung ke Danau Toba.
STS
TS
C
S
SS
Dimensi Dampak Dimensi dampak menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat
menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa, serta apakah promosi mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak yang diinginkan dari hasil promosi adalah sejumlah penetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. Dimensi dampak ditunjukkan dari hasil wawancara sebagai berikut : Tabel 8 Pertanyaan-pertanyaan yang mengandung dimensi EPIC Model No. 1. 2.
3.
Pertanyaan Informasi apa saja yang Bapak/Ibu/Saudara ketahui tentang Danau Toba? Dalam media promosi yang Bapak/Ibu/Saudara peroleh apakah informasi tersebut terdapat di dalamnya? Selain bentuk media promosi wisata alam Danau Toba apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui bentuk media promosi tempat yang lainnya? Sebutkan!
Pilihan Jawaban Objek-objek wisata fasilitas/aksesibilitas Ya/Tidak
Ya / Tidak
alamnya/
Berdasarkan pertanyaan di atas, maka kesimpulan pernyataan yang mengandung dimensi dampak adalah : Tabel 9 Pernyataan dalam dimensi dampak EPIC Model No. 1. 2.
4.
Pertanyaan Bapak/Ibu/Saudara tahu betul tentang wisata alam Danau Toba. Jika Bapak/Ibu/Saudara bandingkan dengan bentuk promosi di tempat lainnya yang pernah anda kunjungi, anda setuju bahwa promosi Danau Toba lebih kreatif dibandingkan dengan promosi tempat yang lainnya.
STS
TS
C
S
SS
Dimensi Komunikasi Dimensi
komunikasi
memberikan
informasi
tentang
kemampuan
konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. perspektif pemrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil merupakan permasalahan komunikasi. Dimensi komunikasi dapat ditunjukkan melalui data wawancara sebagai berikut : Tabel 10 Pertanyaan-pertanyaan yang mengandung dimensi komunikasi EPIC Model No. 1.
2.
3. 4.
5.
Pertanyaan Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengerti bahasa dan isi dalam media promosi wisata Danau Toba yang ditawarkan? Melalui bahasa dan isi tersebut apakah Bapak/Ibu/Saudara mengerti akan pesan yang disampaikan dalam media promosi tersebut? Informasi dan pesan apa saja yang disampaikan kepada Bapak/Ibu/Saudara? Selain media elektronik dan cetak, adakah media promosi yang lain yang pernah Bapak/Ibu/Saudara peroleh? Setelah membaca / mendengar informasi dari media promosi tersebut apa yang Bapak/Ibu/Saudara ingat dari Danau Toba?
Pilihan Jawaban Ya / tidak
Ada, sebutkan../ Tidak ada
Berdasarkan pertanyaan di atas maka, kesimpulan pernyataan yang mengandung dimensi komunikasi adalah :
T Tabel 11 Perrnyataan dallam dimensi komunikasii EPIC Modeel No. 1.
2.
3.
4. 5.
Pertaanyaan Setellah melihat//membaca m media prom mosi Bapaak/Ibu/Saudara mengerti dengan meedia prom mosi yang ditaw warkan oleh penngelola. Mediia promosi tersebut t dapat berkomunikkasi dengan baik kepada Bapak/Ibu//Saudara melaalui bahassa dan isi yangg digunakan. setuju Bapaak/Ibu/Saudara bahhwa Bapaak/Ibu/Saudara mengerti denngan tujuan pesan yang disampaikan oleh o pengelola. Pesann dari media promosi menninggalkan kesan pada Bapak/Ibu/Sauudara. a peroleh hal Setellah mendapat kesan yang anda tersebbut mampu mendorong m B Bapak/Ibu/Sauddara untukk berkunjung ke k Danau Tobaa.
STS
T TS
C
S
SS
D dari Taabel 4 sampaai dengan 11 dianalisis dengan Data d mengggunakan EP PIC Model. a a.
Anallisis tabulassi sederhanaa Dalaam analisis tabulasi sedderhana, datta yang dipperoleh diollah dengan
m menggunaka an rumus sebbagai berikuut :
Dengan peng D gertian : P = Perrsentase jum mlah pengunjjung yang memilih m kateggori tertentu. f f1 = Jum mlah pengun njung yang m memilih kateegori tertentuu = Baanyaknya jum mlah pengunnjung yang diwawancara d ai .
Skorr Rataan Setiaap jawaban yang y diperoleh dari penggunjung dibeerikan nilai bobot. b Cara
m menghitung skor rataan adalah sebaggai berikut :
Dengan pengertian : D X = Rata-rataa bobot f = frekuensii fi w = bobot wi
Lang gkah selanju utnya adalahh menggunak kan rentang skala penillaian untuk m menentukan n posisi tang ggapan respponden deng gan mengguunakan nilaii skor tiap v variabel. Bo obot alternattif jawaban yang terben ntuk dari skaala peningkaatan terdiri d kisaran antara 0 hinngga 4 yang menggambaarkan posisi yang sangatt negatif ke dari p posisi yang g positif. Penilaian P peertanyaan-peertanyaan ddimensi EP PIC Model
m menggunaka an skala Likkert dengann rentang sk kala 1-5 dann diberi bobbot seperti d dalam Tabell 12. T Tabel 12 Keeterangan daan bobot skaala Likert Skala Likert 1 2 3 4 5
Keteraangan Sangatt Tidak Setuju Tidak Setuju S Cukup Setuju Setuju Sangatt Setuju
Bobot 0 1 2 3 4
p unntuk menentuukan posisi Dari Tabel 13, digunakan renntang skala penilaian t tanggapan d dengan mengggunakan niilai skor tiapp dimensi. Rentang R skala dihitung d dengan men nggunakan niilai skor tiapp dimensi. R Rentang skaala dapat dihhitung dengaan rumus sebbagai berikutt (Durianto et al 2003) :
D Dengan peng gertian: R = Bobot teerbesar-boboot terkecil M = Banyakknya kategorri bob R Rentang skaala yang digunakan daalam penelittian ini adallah 1-5 makka rentang p penelitian yaang didapat adalah :
P Posisi keputtusannya adaalah :
0
0,8
1,66
2,4
3,2
4,0
B Berikut kriteeria dan renttang skala effektivitas prromosi yang diperoleh berdasarkan b p perhitungan nilai rataan (RS). T Tabel 13 Kriteria dan renntang skala efektivitas promosi p dalaam EPIC Moodel No N 1. 2 2. 3 3. 4 4. 5 5.
Kriteria Sangaat Tidak Efektiff Tidak Efektif Cukup p Efektif Efektif Sangaat Efektif
Rentang Skkala 0,0-0,8 8 0,8-1,6 6 1,6-2,4 4 2,4-3,2 2 3,2-4,0 0
Kem mudian meneentukan nilaai
X untukk masing-masing dimennsi dengan
m menggunaka an rumus sebbagai berikuut (Durianto, et al 2003) :
Hasill EPIC Raate akan m menggambark kan posisi promosi suuatu media p promosi / produk p dalam m persepsi responden, r sesuai s dengaan rentang skala yang t telah ditentu ukan di atas. 3 Pengem 3.5 mbangan Prromosi Wisaata Danau Toba T Penggembangan promosi p wissata Danau Toba diawaali dengan pengukuran p t tingkat keefe fektifan suatuu media prom mosi. Berdasarkan telaahh terhadap pengunjung p u untuk mempperoleh tingaat keefektifaan media pro omosi dengaan menggunakan EPIC M Model dengaan rentang Skala S Likert m maka dapat diperoleh duua rentang Skala S Likert y yakni : 1.
Posisi P rentaang skala 0 – 1,6 tergoolong mediaa promosi yang y tidak efektif e dan kurang k efektiif.
2.
Posisi P rentanng skala 2,44 – 4,0 tergo olong mediaa promosi yang y cukup efektif, e efekttif dan palinng efektif
Nilaii EPIC Ratee yang diperooleh secara keseluruhann melalui akuumulasi ke e empat dimeensi diposisikan padaa rentang skala s keputtusan sehinngga dapat d disimpulkan n keeektifannnya. Dari ssemua mediia promosi yang telah memenuhi s semua kriterria dalam EPIC E Model maka terdappat media-m media promo osi tertentu y yang cocok digunakan pada p target ssasaran terten ntu dan ada juga j yang tiidak cocok. D Dengan meemperhatikan n faktor-fakktor yang mempengaruh m hi keefektiffan sebuah m media prom mosi (EPIC Model) M dianntaranya meengetahui tarrget sasarann / segmen p pasar (lokall dan internaasional) yanng meliputi alat dan peesan komuniikasi untuk m mencapai taarget tersebbut, dampakk yang terjjadi pada ttarget. Makka langkah p pengembang gan selanjutn nya adalah menentukan m bentuk prom mosi yang efektif e serta m menganalisa a media-meddia promosi yang sesuaai dengan permintaan pengunjung p s sehingga meedia-media promosi p yanng tergolongg dalam renttang skala 0-1,6 0 dapat d diperbaiki menuju m meddia-media prromosi yang g lebih efekktif. Sedanggkan media p promosi yanng tergolong efektif dapaat terus dipeertahankan dan d dikembanngkan oleh
pengelola dan pemerintah. Selain itu, dapat pula dilakukan analisa kembali terhadap faktor-faktor yang terdapat pada EPIC Model dalam upaya pengembangan promosi wisata alam Danau Toba. Berdasarkan wawancara yang akan dilakukan terhadap pengelola dan masyarakat yang terlibat secara langsung dalam promosi langkah-langkah pengembangan yang dapat dilakukan diantaranya adalah menganalisa sumberdaya yang dimiliki (sumber dana/anggaran yang tersedia dan sumberdaya manusia), menentukan teknik promosi yang efektif melalui analisa kembali aspek-aspek yang terdapat dalam EPIC Model. Sumber informasi media promosi yang diperoleh pengunjung melalui telaah pengunjung kemudian diverifikasi dengan banyaknya jumlah pengunjung di kawasan wisata alam Danau Toba.
BAB IV KONDISI UMUM LAPANGAN 4.1
Sejarah Kabupaten Samosir adalah kabupaten yang baru dimekarkan dari
Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan UU RI No.36 tahun 2003 pada tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Begadai. Terbentuknya Samosir sebagai kabupaten baru merupakan langkah awal untuk memulai percepatan pembangunan menjadi masyarakat yang lebih sejahtera (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006) 4.2
Letak dan Luas Kawasan Kabupaten Samosir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara
dengan ibukota Pangururan. Secara geografis Kabupaten Samosir berada pada 2024’-2025’ LU dan 98021’-99005’ BT. Kabupaten Samosir memiliki luas daerah 2.069,05 km2 yang terdiri dari luas daratan 1.444,25 km2 dan luas danau 624,80 km2 . Secara administratif Kabupaten Samosir berbatasan dengan : Sebelah Utara
: Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun
Sebelah Timur
: Kabupaten Toba Samosir
Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan Sebelah Barat 4.3
: Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat.
Topografi Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan
ketinggian antara 904 – 2.157 meter di atas permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam yaitu datar, landai, miring, dan terjal. Struktur tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006). 4.4
Iklim Sesuai dengan letaknya yang berada di garis khatulistiwa, Kabupaten
Samosir tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah dengan suhu berkisar 170C-190C dan rata- rata kelembaban udara 85.04 %. Curah hujan yang tertinggi
terjadi pada bulan Oktober dengan 3521 mm dengan jumlah hari hujan 21 hari. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari yaitu sekitar 789 mm, dengan jumlah hari hujan 20 hari (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006) 4.5
Kondisi Demografis Kabupaten Samosir terdiri dari 9 kecamatan dengan penduduk sekitar
131.116 jiwa. Jiwa berdasarkan data tahun 2006 dengan jumlah Rumah Tangga (RT) sekitar 27.215 rumahtangga. Mata pencaharian penduduk yang paling dominan adalah dari sektor pertanian, perikanan, perdagangan, industri pariwisata dan industri rumahtangga (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006). 4.6
Aksesibilitas Sesuai dengan letak geografisnya akses masuk dan keluar Kabupaten
Samosir dapat dilakukan melalui Haranggaol Tiga Ras, Tiga Raja, Parapat Kabupaten Simalungun via Kapal melintasi Danau Toba atau Ajibata dan Balige Kabupaten Toba Samosir via Kapal Motor Ferry menuju tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir, atau jalan darat dari Tele ke Pangururan ibukota Kabupaten Samosir. Jarak tempuh rata-rata dari Medan ke Kabupaten Samosir via jalan darat sekitar 4-5 jam, sedang dengan menggunakan Kapal atau Ferry dari Ajibata – Tomok sekitar 45 menit. Di pelabuhan-pelabuhan penyeberangan tersedia sarana transportasi lain seperti speedboat, kapal motor dan kapal charter dengan harga kompetitif. Ada empat pintu gerbang utama menuju Samosir yaitu Ajibata melalui transportasi danau, Tiga Ras melalui transportasi danau, Tele melalui transportasi darat dan Balige melalui transportasi darat (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006) Dalam unit analisa penelitian Kabupaten Samosir yang memiliki 9 (sembilan) kecamatan, diperkecil menjadi 3 (tiga) sampel kecamatan. Berikut ini merupakan gambaran umum sampel kecamatan yang akan diteliti. Kecamatan Pangururan merupakan ibukota Kabupaten Samosir. Kecamatan ini memiliki potensi wisata alam yang unik diantaranya adalah Aek Rangat, Pantai Pasir Putih dan Danau Sidhoni. Akan tetapi masih terdapat objek-
objek wisata yang masih belum terekspose oleh masyarakat luas. Aksesibilitas menuju lokasi ini dapat ditempuh melalui transportasi darat dan laut. Transportasi darat dalam kabupaten dapat dilihat dalam tabel. Tabel 14 Akses transportasi darat menuju Kabupaten Samosir. No
Nama Usaha
Tipe Kendaraan Kijang
Kapasitas Penumpang 14
Trayek
1
Samosir Tour Transport (STT)
PangururanTomok, PP
2
Pulo Samosir Nauli (PSN)
Kijang
8
Pangururan – Tomok, PP
3
Pulo Samosir Nauli (PSN)
Minibus
18
Pangururan – Tomok, PP
4
Harian Transport Nainggolan (HTN)
Minibus
18
PangururanNainggolan
Jadwal Keberangkatan Setiap jam mulai dari pukul 07.0017.00 WIB Setiap jam mulai dari pukul 07.0017.00 WIB Setiap jam mulai dari pukul 07.0017.00 WIB Setiap jam mulai dari pukul 07.0017.00 WIB
Perjalanan melalui transportasi laut dapat ditempuh melalui penyeberangan dari Parapat menuju Tomok kemudian dilanjutkan dengan angkutan umum menuju Pangururan. Kecamatan Simanindo merupakan salah satu bagian kecamatan di Kabupaten Samosir yang sangat kaya dengan wisata budaya. Di kecamatan ini wisatawan lokal dan mancanegara banyak menikmati pertunjukan tari patung Sigale-gale, mengunjungi gedung kesenian serta pertunjukan tarian tortor Batak. Kecamatan Simanindo terletak di Tomok yakni jalur penyeberangan Danau Toba dari Parapat menuju Kabupaten Samosir. Aksesibilitas menuju tempat ini dapat ditempuh dengan menggunakan kapal Fery dan Kapal pesiar dari pelabuhan Ajibata dengan jadwal keberangkatan 5 kali dalam sehari. Kecamatan ini telah memiliki fasilitas akomodasi yang sangat baik dengan jumlah penginapan sebanyak 6 hotel, 30 penginapan, 4 cottage, 7 restoran, 1 bar, 1 diskotik, 3 cafe, dan 1 rumah makan Islam. Toko cenderamata terdapat di sekitar Makam Raja Sidabutar, Tomok, Kursi Batu Siallagan, dan sepanjang Jalan Lingkar Tuktuk Siadong. Money Changer terdapat di sekitar kawasan Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo. Adapula trayek kapal wisata yaitu Tomok Tour- Ajibata dengan jadwal keberangkatan 14 kali sehari, dan rute Tuktuk-Tiga Raja dengan jadwal keberangkatan 8 kali dalam sehari. Pemilihan sampel kecamatan ini berdasarkan
potensi wisata alam dan wisata budayanya yang sangat menarik dan paling banyak dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal setiap bulannya. 4.7
Sosial Budaya Kabupaten Samosir memiliki potensi yang sangat besar dan masih
banyak yang belum dikelola, terutama potensi wisata dan budayanya. Danau Toba dikenal hingga ke mancanegara, demikian pula pertunjukan budaya dan seni, bangunan bersejarah, rumah tradisional, tarian serta berbagai objek wisata menarik lainnya. Dalam rangka menggali dan memperkenalkan potensi budaya yang dimiliki masyarakat Samosir, berbagai usaha telah diupayakan salah satunya adalah dengan mempergelarkan budaya Samosir di event nasional. Begitu kayanya Seni Budaya Samosir perlu ditampilkan dan diangkat bahkan diperkenalkan kepada masyarakat luas khususnya generasi muda untuk mencintai seni budaya tradisional seperti lagu-lagu daerah, tortor sawan, mossak, sigale-gale, seruling maut, tortor Batak, musik tradisional, opera Batak legenda tunggal panaluan yang merupakan tarian dan cerita masyarakat samosir. 4.8
Potensi Objek Wisata Potensi objek wisata di Kabupaten Samosir merupakan potensi yang
memiliki daya tarik spesifik yaitu objek wisata alam, objek wisata budaya, objek wisata agrowisata, dan objek wisata sejarah. Objek-objek wisata tersebut terdapat di setiap kecamatan di Kabupaten Samosir mulai dari Gunung Pusuk Buhit sebagai asal mula suku bangsa Batak, Terusan Tano Ponggol yakni terusan yang memisahkan antara Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera yang dibangun pada masa penjajahan kolonial Belanda sampai sekarang masih berfungsi. Objek wisata budaya dapat dilihat dari komunitas tenun Ulos Batak di desa Lumban suhi-suhi, dan sebagainya (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2006)
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1
Identifikasi Promosi Wisata Danau toba (WDT) Identifikasi promosi WDT dilakukan untuk memperoleh data mengenai
jenis, teknik, pelaku, dan sasaran pengelolaan. Secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut : 5.1.1
Jenis Media Promosi Media promosi dibedakan menjadi dua jenis yaitu media promosi media
elektronik meliputi televisi, radio, dan internet dan media cetak meliputi majalah, leaflet, booklet, dan suratkabar (Hari 1997). Media promosi untuk WDT terdiri dari media cetak (leaflet, booklet, dan majalah), media elektronik (radio, televisi dan internet), dan media lisan melalui mulut ke mulut. Tabel 15 menunjukkan jumlah pengunjung berdasarkan media promosi yang digunakan sebagai sumber informasi terkait WDT. Tabel 15 Jumlah pengunjung (persentase) berdasarkan media promosi No
1.
2.
3.
Bentuk Media Promosi
Media cetak a. Booklet b. Leaflet c. Majalah Media elektronik a. Radio b. Televisi c. Internet Media Lisan (mouth to mouth )
Jumlah pengunjung (%) Wisata Alam Pantai Pasir Putih
Wisata Alam Aek Rangat
Wisata Situs dan Budaya Batu Hobon
Wisata Situs dan Budaya Batu hobon
Wisata Alam Tuktuk Siadong
6,67 3,33 0
0 0 0
6,67 16,67 0
0 16,67 0
6,67 0 0
0 3,33 3.33 76,67
10,00 3,33 6,67 50,00
0 0 6,67 56,67
0 0 6,67 76,67
0 0 26,67 66,67
5.1.1.1 Mulut ke mulut Media promosi
mulut ke mulut merupakan media promosi yang
digunakan untuk menginformasikan WDT melalui komunikasi secara tatap muka, radio, dan internet. Media promosi ini merupakan media yang paling banyak dipilih oleh pengunjung (Tabel 15) yakni melalui informasi dari orang lain (keluarga, teman dan masyarakat setempat) yang pernah berkunjung ke tempat
wisata tersebut dengan persentase masing-masing objek wisata yaitu Wisata Alam Pantai Pasir Putih sebesar 76,67 %, Wisata Alam Aek Rangat sebesar 50,00 %, Wisata Situs Budaya Batu Sawan sebesar 76,67 %, Wisata Situs dan Budaya Batu Hobon sebesar 76,67 % dan Wisata Alam Tuktuk Siadong sebesar 66,67 %. Media promosi melalui mulut ke mulut menjadi penting di dalam promosi WDT karena pada kenyataannya sebagian besar pengunjung yang datang dari daerah lain adalah bersumber dari informasi melalui teman, keluarga dan masyarakat setempat dan berdasarkan hasil penelitian media promosi ini memiliki peran yang sangat baik untuk meningkatkan jumlah pengunjung WDT. 5.1.1.2 Leaflet dan booklet Bentuk promosi dengan menggunakan booklet meliputi guidebook dan handbook) dan leaflet meliputi peta wisata dan brosur (Gambar 2) merupakan salah satu cara untuk menarik minat pengunjung ke Danau Toba. Bentuk promosi ini diberikan kepada tamu-tamu yang berkunjung ke Pemerintahan Kabupaten dan Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir khususnya. Selain diberikan kepada tamu-tamu pemerintahan, media promosi ini juga dibawa pula pada event-event yang diikuti oleh Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya. Leaflet dan booklet ini dibagikan secara gratis kepada pengunjung. Target sasaran dari bentuk promosi ini lebih diprioritaskan bagi pengunjung di luar Samosir. Selain itu, distribusi bentuk promosi ini juga disalurkan kepada hotel-hotel di Kabupaten Samosir dan di luar Kabupaten Samosir atau melalui “Tourist Information Center” atau Pusat Informasi Wisata. Berdasarkan
wawancara
dan
kuisioner
yang
diberikan
kepada
pengunjung sebagian besar dari pengunjung kurang mengetahui keberadaan leaflet yang telah ada oleh pengelola. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah pengunjung yang memilih telah memperoleh informasi melalui leaflet dan booklet yakni Wisata Situs Budaya Batu Sawan sebesar 16,67 %, Wisata Situs Budaya Batu Hobon sebesar 6,67 %, Wisata Alam Pantai Pasir Putih sebesar 3,33 %, Wisata Alam Tuktuk Siadong dan Wisata Alam Aek Rangat tidak ditemukan pengunjung yang memilih media promosi ini.
(a)
(b)
(c) G Gambar 2
Media pro omosi WDT T. Ket: (a) Leaflet dann booklet wisata w alam Sumatera Utara; (b) Leaflet mengenai innformasi wisata w alam Samosir daan Sumateraa Utara; (c) Guide G book dan Hand book b wisata alam Sumaatera Utara dan d Kabupateen Samosir.
Selaiin leaflet daan booklet, m media prom mosi lainnya yang diupayyakan oleh p pemerintah diantaranya adalah dengan membuuat spanduk-spanduk dann poster di t tempat-temp pat umum seperti s banddara, hotel-hhotel dan ppenginapan-p penginapan ( (Gambar 3).. Media promosi ini dihharapkan dap pat memberrikan inform masi kepada m masyarakat dengan d mennempatkannyya di tempat--tempat umuum
G Gambar 3
Poster-posster dan spanduk wisaata alam daan budaya Kabupaten Samosir.
5 5.1.1.3 Maajalah Majjalah Nusanntara merupaakan upaya pemerintah p d dalam memppromosikan W WDT yang berisi inform masi tentangg kawasan-kawasan wisaata alam di kabupatenk k kabupaten y yang terdapatt di Sumatraa Utara term masuk Kabuppaten Samosir. Majalah i diterbitk ini kan sekali dalam setahuun. Berdasarrkan hasil penelitian pengunjung p t tidak mengeetahui adanyya keberadaaan media proomosi melallui majalah (Tabel ( 15). H ini diseebabkan olehh pengelolaa menyebark Hal kan media ppromosi hannya kepada t tamu-tamu p pemerintahan n, hotel dan restoran. 5 5.1.1.4 Homepage / In nternet m salahh satu upaya pihak pengeelola WDT Benntuk promossi internet menjadi d dalam mem mpromosikann kawasannnya. Websitte ini dikelola oleh pemerintah p K Kabupaten Samosir yang y berpussat di Kanntor Bupati Kabupatenn Samosir. I Informasi yang y disajikaan dalam w website ini diantaranya d adalah poteensi wisata y yang dimiliki oleh objjek wisata ttertentu, akssesibilitas, dan d informaasi tentang e event-event yang akan diselenggarrakan di Daanau Toba khususnya Kabupaten S Samosir. Website W Kabuupaten Samoosir dapat diakses melalui www.sam mosir.go.id d email Disparsebud@ dan D @gmail.com. Kellemahan darri media prromosi ini adalah a perioodisasi data dilakukan t tidak rutin oleh o pihak Peemerintah Kabupaten K Saamosir sebaggai pemilik website. w Di s samping itu, kurangnyaa koordinasi antara Pem mkab dengann dinas-dinass terkait di S Samosir khuususnya Dinnas Pariwisaata, Seni, dan Budaya untuk mem mperbaharui
data terbaru mengenai WDT. Selain website milik Pemkab, WDT dipromosikan pula melalui akses melalui jaringan telkom dan juga facebook. Informasi yang diakses dari website ini adalah kondisi wisata alam dan budaya Kabupaten Samosir secara umum, dan kelima objek tersebut telah dapat diakses melalui internet. Sebagian besar pengunjung berasal dari Kabupaten Samosir dan sekitarnya (Tabel 5) maka penggunaan media promosi internet kurang efektif untuk sasaran masyarakat lokal. Hal ini menunjukkan bahwa sasaran promosi oleh pengelola dengan menggunakan media promosi internet guna mendatangkan pengunjung dari luar Kabupaten Samosir belum maksimal. 5.1.1.5 Radio Dengan adanya fasilitas pemancar radio di Kabupaten Samosir yaitu Stasiun Radio Pusuk Buhit FM (SRPB FM) yang bertempat di Desa SiogungOgung,
Pangururan
menjadi
sebuah
peluang
bagi
pengelola
untuk
mempromosikan kawasan WDT. Bentuk promosi yang dilakukan tetap mengacu pada promosi dari “mulut ke mulut” hanya saja melalui media komunikasi radio. Radio Pusuk Buhit melakukan kerjasama dengan pihak DISPAR seperti Horas Samosir Fiesta. Setiap hari Sabtu pihak radio mempromosikan WDT secara lebih spesifik dan mendalam tentang kondisi salah satu objek wisata Kabupaten Samosir. Jangkauan siaran radio Pusuk Buhit FM sendiri mencapai 5 kabupaten yakni Kabupaten Samosir, Humbang Hasundutan, Dairi/Pakpak, Simalungun (Siantar), dan Tarutung. Selain mempromosikan WDT melalui siaran radio, pihak RPSB juga berpartisipasi dalam event-event terkait dalam promosi WDT dengan cara ikut meliputi kegiatan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat pengguna radio di Kabupaten Samosir masih banyak, akan tetapi pada kenyataannya mereka tidak mengetahui bahwa ada program siaran SRPB FM. Hal ini disebabkan karena pihak pengelola radio mempromosikan WDT pada waktu tertentu yakni Sabtu-Minggu pada sore hari saat masyarakat tidak berada di rumah.
Gambar 4 Sekretariat Stasiun Raddio Pussuk Buhit B FM. 5 5.1.1.6 Tellevisi Meedia promossi melalui ttelevisi merrupakan sallah satu uppaya pihak p pengelola daalam memprromosikan WDT W oleh pih hak pengeloola. Bentuk promosinya p a adalah beru upa penayanngan keindaahan WDT oleh beberapa stasiun TV yang m meliput salaah satu kawaasan wisata. Beberapa stasiun s televvisi yang meenayangkan W WDT adalah h stasiun TV V TRANS TV V di kawasaan Wisata Allam Pantai Pasir P Putih. 5 5.1.2
Tek knik Promoosi Sassaran terakkhir dari sem mua kegiataan pemasaran dan prom mosi adalah
o orang-orang g yang akhirrnya mengeeluarkan uan ng untuk m mengadakan perjalanan w wisata. Mak ka perlu dilak kukan teknikk promosi yaang tepat sassaran. Tekknik promossi adalah carra penyampaaian atau pennyebaran meedia-media p promosi meliputi mediaa cetak dan elektronik e kepada penguunjung yang g dilakukan m melalui leafflet, booklet dan majalaah, penyelen nggaraan eveent dan pam meran adati istiadat bud daya. Penyebbaraan mediia-media prromosi terseebut dilakukkan dengan c cara pembeerian kepad da tamu-tam mu pemerinntahan, hoteel-hotel dann restoran, p pengadaan stand s pameeran. Media lisan yaknni media proomosi dari “mulut ke m mulut” jugaa merupakann teknik proomosi melaluui komunikaasi verbal dari sumber i informasi keepada peneriima informassi. Tekknik promoosi yang ddilakukan secara s langgsung adalaah dengan m mengikuti dan menyelennggarakan berbagai pam meran di Kabbupaten Sam mosir dan di
l luar Kabupaten Samossir sendiri. Adapun evvent-event ddan pameraan tersebut d diantaranya adalah : a a.
Gebyar Wisaata Nusantara 2008 di Jakarta J Con nvention Cen ntre (JCC) karta Jak Geb byar Wisata Nusantara yyang diadakaan di Jakartaa merupakann salah satu
u upaya dan teknik
peemerintah daalam memp promosikan Wisata Daanau Toba,
k khususnya Kabupaten K S Samosir. Tuujuan dari kegiatan k ini adalah men ningkatkan p pengetahuan n kepada masyarakat Inddonesia tentaang indahnyaa alam Danaau Toba.
(a)
(b )
(c) G Gambar 5 G Gebyar Wisaata Nusantaraa di Jakarta Convention Center. Ket: (a) Stand p pameran Kabbupaten Sam mosir di JC CC; (b) Keppala Dinas Pariwisata, S dan Buddaya Kabupaaten Samosirr, mantan M Seni Menteri Pariw wisata Seni d dan Budayaa Indonesiaa periode 2005-2009 dan Kepala Dinas P Pariwisata, S Seni dan Buudaya Proviinsi Sumaterra Utara; (cc) Pameran taarian adat to ortor Batak di d JCC. b b.
Tek knologi Tep pat Guna Tekn nologi Tepatt Guna diaddakan di Keccamatan Sim manindo yaitu Tuk-tuk
S Siadong
bertujuan
u untuk
mengghimbau
masyarakat m
tentang
p pentingnya
m melestarikan n budaya dan d keindaahan wisataa alam Dannau Toba khususnya K Kabupaten S Samosir (Gambar 6).
Gambar 6 Stand pameeran kegiatann Teknologi Tepat Gunaa di Tuk-Tukk Siadong. c c.
Pek kan Raya Su umatra Pekaan Raya Sum matera meruppakan sebuaah kegiatan yyang diikuti oleh pihak
p pemerintah Kabupaten K S Samosir untuuk memporoomosikan wisata w alam dan d budaya K Kabupaten samosir yanng diadakann di provin nsi (Medan). Selain meenyediakan s stand-stand pameran tenntang kebuddayaan dan wisata w alam Danau Tobaa pengelola j juga mengikuti kegiataan pertunjuukan alat-alaat musik trradisonal Batak B yaitu g gondang Battak.
(a)
(b)
Gambaar 7 Pam meran pada acara Pekan n Raya Sum matera. Ket: (a) Stand pameran Kabupaten K Saamosir dalam m kegiatan P Pekan Raya Sumatra di Medan; (b)) Pertunjukaan gondang batak dalam m kegiatan Pekan P Raya Sumatra. Selain menyebbarkan media-media pro omosi tersebbut pemerintah pernah m merencanak an kerjasam ma antara ppengelola deengan pihakk biro-biro perjalanan n namun beluum berjalan dengan baiik. Hal ini terlihat t dari hasil penellitian yang m menunjukka an bahwa biro-biro perjalanan di Kabupaten Samoosir hanya m memberikan n pelayanann dalam kem mudahan ak ksesibilitas menuju kaw wasan ini. P Pihak-pihak tersebut ad dalah ASITA A (Associatio on of Indonesia Tour annd Travel),
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Samosir. Kerjasama pemerintah yang telah berjalan adalah penyebaran media-media cetak kepada hotel-hotel dan restoran. 5.1.3
Pelaku Promosi Pelaku promosi adalah orang-orang dan semua pihak yang terlibat secara
langsung dan tidak langsung dalam program promosi. Dalam penelitian ini,pelaku-pelaku promosi tersebut pada ke lima objek wisata diantaranya adalah masyarakat, pemerintah sebagai pengelola (Disparsebud dan Pemerintah Kabupaten Samosir), dan Lembaga Swadaya Masyarakat (Lembaga Konservasi Situs dan Cagar Budaya, Kabupaten Samosir). 5.1.3.1 Masyarakat Masyarakat sebagai pelaku promosi diantaranya adalah para pemilik rumah makan, restoran, cafe, tempat-tempat hiburan, dan toko-toko cenderamata. Tabel 16 menunjukkan jumlah masyarakat yang berperan sebagai pelaku promosi WDT. Tabel 16 Jumlah masyarakat yang terlibat dalam kegiatan promosi No
1
2
3
4
5
Objek Wisata Danau Toba
Wisata Alam Pantai Pasir Putih Wisata Alam Pemandian Air Hangat “Aek Rangat” Wisata Situs dan Budaya “Batu Sawan” Wisata Situs dan Budaya “Batu Hobon” Wisata Alam “Tuktuk Siadong”
Jumlah masyarakat yang terlibat secara langsung dengan promosi (%) Pemilik warung
Pemilik pondok
Pemilik Hotel
Pemilik toko souvenir
Pemilik restoran/rumah makan
71,42
28,57
0
0
0
0
0
0
0
100
0
0
0
0
0
-
0
0
0
0
-
0
21,42
50,00
28,57
Pemilik warung di Wisata Alam Pantai
Pasir Putih memberikan
penjelasan saat pengunjung menanyakan objek wisata yang mereka kunjungi dan objek WDT lainnya. Namun jika pengunjung hanya sekedar berkunjung ke kawasan wisata ini maka pemilik warung juga tidak memberi penjelasan secara langsung. Sama halnya dengan pemilik pondok hanya sebatas memberikan pelayanan tempat untuk singgah di kawasan tersebut. Pemilik rumah makan di Wisata Alam Aek Rangat mempromosikan kawasan ini dengan menggunakan media promosi “mulut ke mulut”. Masyarakat tersebut memiliki tempat pemandian air panas bagi pengunjung. Pengunjung memperoleh informasi kawasan termasuk proses terjadinya objek wisata wisata ini pada saat menikmati pemandangan alam Danau Toba dari tempat mereka beristirahat. Maka secara langsung pemilik rumah makan tersebut telah mempromosikan objek WDT kepada pengunjung yang datang ke kawasan ini. Di kota Pangururan sendiri terdapat juga Hotel Wisata yang mempromosikan wisata danau toba dengan memberikan pelayanan yang baik terhadap pengunjung hotel. Wisata Alam Tuktuk Siadong memiliki kawasan yang memadai sebagai persinggahan dan tempat tinggal sementara bagi wisatawan dari luar Kabupaten Samosir dan dari luar negeri. Wawancara dilakukan terhadap 7 orang pemilik toko souvenir yang terletak di sepanjang jalan Lingkar Tuktuk Siadong, 3 hotel (Carolina Hotel, Anju Cottage, dan Toledo Inn ) dan 4 rumah makan (rumah makan Islam Murni, Mafir Restaurant). Promosi yang dilakukan berupa penjelasan mengenai objek-objek WDT selain Tuktuk Siadong yang dapat dikunjungi. Pemilik hotel mempromosikan WDT melalui penyediaan mediamedia promosi yang dapat diperoleh di bagian informasi yaitu resepsionis berupa leaflet, booklet dan majalah wisata nusantara. Bentuk-bentuk media promosi ini merupakan bentuk media promosi yang disebarkan oleh pemerintah Kabupaten Samosir dan Disparsebud. Pemilik restoran lebih mempromosikan produk makanan yang disajikan kepada pengunjung. Hal ini juga merupakan sebuah upaya memperkenalkan masakan-masakan khas Danau Toba kepada pengunjung dan merupakan bagian dari promosi wisata Danau Toba. Keramahan dan kemampuan pelaku-pelaku promosi diatas dalam berbahasa asing membuat kawasan ini mudah dikenal oleh
wisatawan mancanegara dan tidak sedikit dari wisatawan tersebut akhirnya memilih tinggal menetap di tempat tersebut. Wisata Alam Situs dan Budaya Batu Hobon dan Batu Sawan tidak ditemukan pemilik-pemilik warung atau rumah makan sebagai pelaku promosi. Maka dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada masyarakat yang memiliki tempat tinggal tidak jauh dari kawasan. Masyarakat yang diwawancarai sebanyak 6 kepala rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat yang memiliki tempat tinggal tidak jauh dari kawasan berperan dalam upaya promosi WDT dengan menggunakan media promosi “mulut ke mulut”. Sebagian besar masyarakat (4 kepala keluarga) belum pernah mempromosikan WDT secara langsung
dan
sebagian
lagi
(2
kepala
keluarga)
menyatakan
pernah
mempromosikan WDT kepada keluarga di perantauan dan teman. 5.1.3.2 Pemerintah daerah melalui Disparsebud dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pemerintah daerah melalui Disparsebud dan Pemkab Samosir merupakan pihak pengelola Kabupaten Samosir yang telah melakukan berbagai upaya dan program-program promosi wisata Danau Toba. Upaya-upaya tersebut diantaranya melalui pembuatan dan penyebaran leaflet, booklet, dan majalah, penyelenggaraan sosialisasi kepada masyarakat sekitar kawasan objek WDT, penyelenggaraan event dan pameran-pameran di dalam dan di luar Kabupaten Samosir. Pihak pengelola sendiri memiliki target sasaran promosi yang berbeda-beda untuk setiap objek wisata. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Samosir sendiri adalah dengan menyebarkan informasi wisata melalui media promosi berupa leaflet, booklet (dalam bentuk guidebook, handbook dan peta wisata), dan CD yang diberikan kepada tamu-tamu yang datang ke pemerintahan. 5.1.3.3 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Dalam rangka mempromosikan objek wisata Danau Toba pihak Pemkab Samosir dan Disparsebud bekerjasama dengan lembaga-lembaga swadaya masyarakat di Kabupaten Samosir dan di Luar Kabupaten Samosir diantaranya
adalah Lake Toba Regional Management (LTRM) dan Lembaga Konservasi Situs dan Cagar Budaya Kabupaten Samosir (LKSB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa LSM yang berperan aktif bekerjasama dengan Disparsebud adalah LKSB yang memiliki tugas dua diantaranya adalah membantu Pemerintah Kabupaten Samosir dalam merumuskan kebijakan Perencanaan dan Pengelolaan Situs serta berbagai perangkat kebijakan lain yang diperlukan dalam Bidang Perencanaan dan Pengelolaan Situs (termasuk dalam penelitian ini Batu Hobon dan Batu Sawan), membantu pemerintah Kabupaten Samosir menyusun Program Pengelolaan Situs. Selain itu, LSM ini juga memiliki program kerja diantaranya bekerjasama bersama pemerintah dalam menyusun Detail Design Penataan dan Pengembangan Situs termasuk yang sedang berjalan adalah Wisata Situs dan Budaya ”Batu Hobon” , menggali sumber pembiayaan dan dukungan dalam konservasi situs se- Kabupaten Samosir serta yang paling penting adalah ikut serta dalam Promosi Situs se-Kabupaten Samosir Menjadi Primadona Pariwisata di tingkat internasional, nasional, propinsi dan antar kabupaten se-kawasan Danau Toba. Hal ini diharapkan dapat mendukung upaya promosi oleh pengelola karena sebenarnya sarana dan prasarana kawasan wisata juga mendukung pengembangan promosi WDT. 5.1.4
Sasaran Pengelolaan Promosi WDT Hasil penelitian menunjukkan bahwa sasaran pengelolaan kawasan di
DTW Danau Toba pada kelima objek wisata adalah menambah pendapatan baru bagi masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru, seni budaya semakin lesatari, berkembang melalui berbagai atraksi (Rencana Strategis Disparsebud 2006-2010 ) dan menjadikan pariwisata sebagai sumber pandapatan asli daerah terbesar kedua. Pengelola memiliki sasaran promosi untuk masing-masing objek. Wisata Pantai Pasir Putih, Wisata Alam Aek Rangat, dan Wisata Alam Tuktuk Siadong ditujukan bagi masyarakat dari dalam dan luar Kabupaten Samosir, luar negeri yang berasal dari berbagai kalangan dan umur. Sedangkan Wisata Situs dan Budaya Batu Hobon dan Batu Sawan ditujukan bagi masyarakat suku Batak namun tetap terbuka bagi masyarakat umum.
5 5.1.4.1 Wiisata Alam Pantai P Pasiir Putih Sassaran pengeelolaan prom mosi wisata oleh pengeelola di Wiisata Alam P Pantai Pasirr Putih dituju ukan untuk umum. Berrdasarkan peengamatan di d lapangan s sasaran ini disesuaikann dengan koondisi objekk wisata yaang mendukkung untuk a aktivitas yan ng dapat dilaakukan oleh semua kalanngan mulai dari d anak-annak, remaja d dewasa. Pantai Pasir Putih yangg terdapat di desa Parbabba ini memilliki potensi dan p pantai yang bagus (Gam mbar 8).
G Gambar 8 Pemandangan P n Wisata Alam Pantai Pasir Putih dii sore hari. Kaw wasan ini sesuai s untukk kegiatan olahraga o air, piknik, reekreasi dan m menikmati p pemandanga an alam baggi pengunjunng anak-anakk, remaja daan dewasa. O Objek wisatta alam ini raamai dikunjuungi oleh wisatawan lokkal terutamaa pada harih liburan,, pada setiapp minggunyaa yaitu Sabttu-Minggu. Kelebihan hari K kawasan k ini a adalah sang gat sesuai untuk u kegiaatan berpikn nik bersamaa keluarga dan d teman d dengan men nikmati pemaandangan allam Danau Toba. T Kelem mahan objekk wisata ini a adalah kuraangnya fasillitas pendukkung di tem mpat wisata ini khusussnya untuk m mendukung olahraga airr dan pantai. Aek Rangaat 5 5.1.4.2 Wisata Alam Pemandian P ujukan bagi masyarakat m Sassaran promosi di Wisataa Alam Aek Rangat dituj u umum. Berd dasarkan haasil pengam matan di lappangan sasarran ini sesuuai dengan k kondisi objeek wisata Aek Rangat yang y cocok untuk semuua kalangan dan umur. H ini terllihat dari keeunikan kaw Hal wasan yang g memiliki m mata air haangat yang d dimanfaatka an sebagai wisata w kesehhatan dengan n cara berenndam oleh masyarakat m
t terutama kallangan orang dewasa. H Hasil penelittian menunjuukkan bahw wa sebagian b besar penguunjung mem mbawa temann dan keluarrga yang mengindikasik m kan bahwa k kawasan inii dikunjungii oleh berbaagai kalangaan umur dann didukung oleh objek w wisata yang dapat dinikm mati oleh um mum. Aekk Rangat teerjadi akibaat sisa letussan Gunungg Toba, yanng disebut s sebagai Thee Great Vullcano Toba oleh para ahli yang diperkirakann memiliki k ketinggian 15 1 km di attas permukaaan laut. Lettusan Danauu Toba saat ini adalah k kaldera gun nung Toba dahulu. Gunnung Toba diyakini seebagai awal punahnya s spesies-spes sies dinosauurus dari peermukaan buumi yakni pada p ledakaan terakhir s sekitar 75.0000 tahun yanng lalu sehinngga bumi menjadi m tem mpat tinggal yang y layak b bagi manusiia dan diperk kirakan Gunnung Toba mirip m seperti Gunung Puussuk Buhit s sekarang inii. Sisa vulkaanik letusan Gunung iniilah yang m menjadi kawaasan wisata a alam Aek Rangat R sekarang yang diigunakan sebbagai tempaat untuk pem mandian air p panas. Kelebbihan tempatt ini adalah tidak t terlalu berbau beleerang sehinggga nyaman u untuk dijadiikan tempat pemandian air panas baagi para wisatawan. Proogram yang s sedang dilakkukan oleh pengelola dan pemeriintah adalahh pelebaran jalan dan d dermaga yanng telah seleesai dan telaah digunakan n oleh penggunjung untuuk kegiatan m memancing sambil meniikmati pemaandangan alaam Danau Tooba yang inddah.
G Gambar 9 Pemandanga P an Wisata Allam Pemanddian Air Panaas Aek Ranggat. 5 5.1.4.3 Wissata Situs daan Budaya Batu B Hobon n Sasaaran pengeloolaan Wisatta Situs dann Budaya addalah ditujuukan untuk m masyarakat Batak dan juga j terbukaa untuk umuum. Keberaddaan situs Batu B Hobon s sebagai buktti sejarah asaal mula sukuu Batak men njadikan kaw wasan ini pennting untuk d dikunjungi dan dilestaarikan khusuusnya oleh masyarakatt suku Battak. Selain
sebagai sebuah situs penting bagi masyarakat Batak, keunikan objek wisata ini menjadi sebuah ketertarikan dan keingintahuan masyarakat dari daerah lain bahkan dari luar negeri untuk mengetahui asal mula suku Batak. Batu Hobon merupakan sebuah peti besar berbentuk kuburan yang dibuat oleh Saribu Raja, seorang pandai besi ratusan tahun yang lalu. Di dalam batu ini konon tersimpan alat-alat rumah tangga hasil karyanya yang bernilai tinggi dan memiliki nilai kekhasan budaya Batak. Nilai potensi situs ini terdapat pada makna sejarah yang sangat penting bagi suku Batak (Batak Toba, Simalungun, Karo, Pakpak, Mandailing, Alasgayo atau Aceh) termasuk keturunan Batak di Riau dan Lampung yang sudah tidak memiliki marga. Makna penting itu adalah sebagai situs pertama di tanah Batak karena merupakan batu injakan si Boru Deak Parujar yaitu asal mula suku Batak (hawa bagi orang Batak). Makna yang kedua adalah wisata situs ini tempat penyimpanan harta kerajaan Batak oleh Tuan Saribu Raja yaitu anak kedua Oppung Guru Tatea Bulan (anak dari si Raja Batak) berupa ogung sabangunan (alat musik Batak), hujur somba bahu (tombak), piso solam Debata (pisau), pagar (penjaga/penangkal), tawar (obat segala obat bangsa batak), Pungga haumasan, Ogung mas (tempaan Tuan Saribu Raja).
Gambar 10 Wisata Situs dan Budaya Batu Hobon. 5.1.4.4 WisataSitus dan Budaya Batu Sawan Sasaran pengelolaan Wisata Situs Budaya Batu Sawan oleh pengelola adalah ditujukan untuk masyarakat dan juga terbuka untuk umum. Kawasan wisata ini sangat potensial karena terkait sejarah Batak yaitu Oppung Raja Uti
yang lahir dalam bentuk bulat/lobak tanpa tangan, kaki dan tulang (anak sulung Oppung Raja Tatea Bulan). Di Batu Sawan Oppung Raja Uti “diuras” (diurapi, disucikan penciptaan kembali agar menjadi manusia seutuhnya). Selain itu, air Batu Sawan memiliki rasa airnya rasa air jeruk purut. Hal ini mendasari sasaran promosi oleh pengelola dalam rangka melestarikan budaya suku Batak karena sudah menjadi keharusan bagi masyarakat Batak untuk mengetahui asal mula leluhur mereka. Selain itu, tidak tertutup kemungkinan bahwa nilai budaya dan sejarah ini menarik minat wisatawan dari luar Samosir bahkan wisatawan asing. 5.1.4.5 Wisata Alam Tuktuk Siadong Sasaran pengelolaan Wisata Alam Tuktuk Siadong adalah ditujukan untuk umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan Wisata Alam Tuktuk Siadong sesuai untuk masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan dan umur karena kawasan ini memiliki kondisi yang mendukung untuk berbagai aktivitas diantaranya berjemur, olahraga air (menggunakan speed boat), olahraga pantai dan menikmati pemandangan alam Danau Toba secara dekat serta memancing. Kawasan wisata ini potensial sebagai tempat wisata karena wisatawan dapat menikmati keindahan Danau Toba dari tempat mereka tinggal (hotel dan penginapan). Kawasan ini didukung oleh fasilitas berupa penginapan, rumah makan dan souvenir shop. Keramahan dan kemampuan masyarakat dalam berkomunikasi kepada wisatawan asing membuat kawasan ini semakin mudah dikenal dan mendukung promosi oleh pengelola.
Gambar 11 Pemandangan Wisata Alam Tuktuk Siadong.
5.2
Efektivitas Media Promosi Menggunakan EPIC Model Berdasarkan hasil wawancara dan penelitian terhadap pengunjung maka
diperoleh nilai dan tingkat efektivitas media-media promosi yang dilakukan oleh pengelola terhadap lima objek wisata yang dikaji seperti tersaji dalam tabel 18 di bawah ini: Tabel 17 Nilai dimensi dalam EPIC Model pada setiap daerah tujuan wisata yang dikaji No
1 2 3 4
Dimensi
Empati Persuasi Dampak Komunikasi EPIC Rate
Daerah tujuan Wisata Wisata Alam Pantai Pasir Putih
Wisata Alam AEK rangat
Wisata Situs dan Budaya Batu hobon
Wisata Situs dan Budaya Batu Sawan
2,73 2,46 1,65 2,45 2,45
2,73 3.06 1,81 2,5 2,51
2,68 2,17 1,75 2,09 2,17
2,53 2,28 1,55 2,13 2,13
Data hasil penelitian
Wisata Alam Tuktuk Siadong 2,82 2,81 2,28 2,40 2,57
efektivitas media promosi pada Tabel 18
mengindikasikan bahwa pengunjung menilai media promosi yang digunakan efektif untuk kawasan Wisata Alam Pantai Pasir Putih, Wisata Alam Aek Rangat, dan Wisata Alam Tuktuk Siadong serta cukup efektif untuk Wisata Situs dan Budaya Batu Hobon dan Batu Sawan. 5.2.1
Efektivitas Media Promosi Menggunakan EPIC Model Wisata Alam Pantai Pasir Putih
1. Dimensi Empati Tabel 18 Nilai pernyataan pada dimensi Empati EPIC Model Atribut STS TS C S SS Total
Bobot (b) 0 1 2 3 4
E1 1 5 3 16 5 30
E2 1 1 4 20 4 30
bxE1 0 5 6 48 20 79
bxE2 0 1 8 60 16 85
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), nilai persentase terbesar senilai 60 % adalah pengunjung yang menjawab sangat setuju karena promosi
yang telah dilakukan oleh pihak pengelola telah baik secara keseluruhan dan mereka menyukainya. Adanya upaya promosi yang dilakukan oleh pihak-pihak pengelola tersebut membuat mereka merasa diperhatikan sebagai konsumen atau pengunjung karena selalu diberikan informasi mengenai produk-produk Wisata Alam Pantai Pasir Putih. Hasil akhir perhitungan nilai empati pengunjung adalah sebesar 2,73 yang menunjukkan bahwa media-media promosi yang mereka peroleh seperti dari mulut ke mulut, leaflet, radio dan internet mampu memberikan informasi tentang objek wisata yang mereka kunjungi yakni dengan cara menyukai suatu media promosi. Selain itu, dimensi ini mampu memberikan informasi yang menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata alam Pantai Pasir Putih. 2.
Dimensi Persuasi
Tabel 19 Nilai Pernyataan pada dimensi Persuasi Atribut STS TS C S SS Total
Bobot (b) 0 1 2 3 4
P1 1 2 10 15 2 30
P2 1 4 7 15 3 30
bxP1 0 2 20 45 6 73
bxP2 0 4 14 45 12 75
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh persentase terbesar sebesar 50 % merupakan pengunjung yang menjawab setuju atasa pernyataan yang mengandung dimensi persuasi. Pengunjung menyatakan setuju karena promosi yang telah dilakukan oleh pihak pemerintah (Disparsebud, LSM dan pemerintah Kabupaten Samosir) telah baik secara keseluruhan dan mereka menyukainya. Hal ini disebabkan karena pihak pengelola mampu menguatkan daya tarik suatu produk yakni media promosi yang ditawarkannya sehingga pengunjung menjadi lebih yakin untuk memilih objek wisata tersebut untuk berkunjung. Hasil akhir perhitungan nilai pengunjung adalah 2,5. Sesuai dengan teori Durianto et al (2003) nilai empati ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola mempunyai respon yang cukup efektif dari pengunjung dan hal ini menunjukkan bahwa pengunjung cukup menyukai media-
media promosi tersebut dan membuat pengunjung tertarik terhadap produk Wisata Alam Pantai Pasir Putih maupun produk lainnya. 3. Dimensi Dampak Tabel 20 Nilai Pernyataan pada Dimensi Dampak Atribut STS TS C S SS Total
Bobot (b) 0 1 2 3 4
D1 0 3 7 16 4 30
D2 3 14 9 4 0 30
bxD1 0 3 14 48 16 81
bxD2 0 14 18 12 4 48
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh persentase terbesar sebesar 50% merupakan pengunjung yang menjawab setuju atas pernyataan yang mengandung dimensi persuasi. Pengunjung menyatakan setuju karena promosi yang telah dilakukan oleh pihak pemerintah (Disparsebud, LSM dan pemerintah Kabupaten Samosir) telah baik secara keseluruhan dan mereka menyukainya. Hal ini disebabkan karena pihak pengelola mampu menguatkan daya tarik suatu produk yakni media promosi yang ditawarkannya sehingga pengunjung menjadi lebih yakin untuk memilih objek wisata tersebut untuk berkunjung. Hasil akhir perhitungan nilai pengunjung adalah 2,5. Sesuai dengan teori Durianto et al (2003) nilai empati ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola mempunyai respon yang cukup efektif dari pengunjung dan hal ini menunjukkan bahwa pengunjung cukup menyukai mediamedia promosi tersebut dan membuat pengunjung tertarik terhadap produk Wisata Alam Pantai Pasir Putih maupun produk lainnya. 4.
Dimensi Komunikasi
Tabel 21 Nilai pernyataan pada dimensi Komunikasi Atribut STS TS C S SS Total
Bobot 0 1 2 3 4
K1 1 8 10 10 1 30
K2 0 8 8 13 1 30
K3 0 4 7 17 2 30
K4 1 2 6 20 1 30
K5 1 1 4 20 4 30
bxK1 0 8 20 30 4 62
bXk2 0 8 16 39 4 67
bxK3 0 4 14 51 8 75
bxK4 0 3 12 60 4 79
bxK4 0 1 8 60 16 85
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase sebesar 53,33 % merupakan pengunjung yang memilih jawaban setuju karena pesan yang disampaikan oleh pengelola telah dapat dimengerti dan pemakaian slogan yang digunakan telah sesuai. Pesan dalam promosi tersebut adalah pemberitahuan setiap ada informasi baru tentang media-media promosi menarik dan pemberitahuan tentang event-event yang akan diselenggarakan yang menarik pengunjung. Hasil akhir perhitungan diperoleh nilai komunikasi pengunjung sebesar 2,45. nilai dimensi ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif, sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pengelola mendapat respon cukup efektif dari pengunjung. Hal ini disebabkan oleh pihak pengelola mampu menyampaikan pesan dengan cukup jelas dan baik. Pengunjung mengingat pesan utama yang disampaikan dan telah meninggalkan kesan yang kuat dengan pemahaman mengenai media promosi yang baik. Hasil perhitungan empat dimensi di atas, yaitu dimensi emapti, persuasi, dampak, dan komunikasi berada pada rentang skala cukup efektif. Selanjutnya keempat nilai dimensi tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan nilai rata-rata guna mendapat nilai EPIC Rate, sebagai berikut : 2,73 + 2,46 + 1,65 + 2,45 = 2,32 4
Nilai EPIC Rate yang didapat secara keseluruhan adalah 2,32 . Nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang berarti secara keseluruhan promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola cukup efektif. Artinya promosi yang telah dilakukan masih belum sesuai dengan tujuan yang efektif tapi mendekati efektif. Promosi tersebut tergolong cukup disukai, menarik perhatian, dapat menambah pengetahuan serta pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh pengunjung sehingga mereka terdorong untuk melakukan kunjungan.
5.2.2
Efektivitas Media Promosi Menggunakan EPIC Model di Aek Rangat Pangururan
1. Dimensi Empati Tabel 22 Perhitungan Dimensi Empati pada EPIC Model Atribut STS TS C S SS Total
Bobot (b) 0 1 2 3 4
E1 1 2 7 16 4 30
E2 0 7 6 13 4 30
bxE1 0 2 14 48 16 80
bxE2 0 7 12 39 16 104
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase terbesar yaitu 48,33% merupakan pengunjung yang menjawab setuju atas pernyataan yang mengandung dimensi empati. Pengunjung menyatakan setuju jika promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola membuat mereka menjadi tertarik terhadap promosinya dan berkeinginan untuk mengunjunginya dan menikmati keindahan alamnya. Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar 3,06 dan nilai ini berada pada rentang skala 2,4-3,2 yang bernilai efektif, sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola mempunyai respon efektif terhadap pengunjung. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung menyukai promosi tersebut yakni melalui mulut ke mulut, televisi, radio dan internet. 4. Dimensi Persuasi Tabel 23 Perhitungan nilai dimensi Persuasi Atribut STS TS C S SS Total
Bobot (b) 0 1 2 3 4
P1 0 5 13 6 6 30
P2 1 2 7 14 6 30
bxP1 0 2 26 18 24 60
bxP2 0 5 14 52 24 95
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase terbesar yaitu 33,33% merupakan pengunjung yang menjawab setuju dan cukup setuju atas pernyataan yang mengandung dimensi persuasi. Pengunjung menyatakan setuju jika promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola
membuat mereka menjadi tertarik terhadap promosinya dan berkeinginan untuk mengunjunginya dan menikmati keindahan alamnya. Penelitian ini menunjukkan bagaimana sikap, tindakan, dan keinginan pengunjung untuk dapat berhubungan lanjut setelah promosi yang dilakukan oleh pengelola. Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar 2,58 dan nilai ini berada pada rentang skala 2,4-3,2 yang bernilai efektif akan tetapi tidak jauh dari rentang skala cukup efektif, sehingga promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola mempunyai respon efektif terhadap pengunjung tapi perlu ditingkatkan lagi. Berdasarkan nilai dimensi persuasi tersebut maka pengunjung tertarik dengan hal-hal yang terdapat dalam media promosi seperti gambar, bahasa, isi, dan penyampaian sehingga mendorong mereka untuk melakukan perjalanan secara langsung yakni berkunjung. 5.
Dimensi Dampak
Tabel 24 Perhitungan nilai dimensi Dampak Atribut STS TS C S SS Total
Bobot (b) 0 1 2 3 4
D1 0 4 14 10 2 30
D2 1 15 8 3 3 30
bxD1 0 4 28 30 6 68
bxD2 0 4 16 9 12 41
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase terbesar yaitu 36,67 % merupakan pengunjung yang menjawab cukup setuju atas pernyataan yang mengandung dimensi dampak. Pengunjung menyatakan cukup setuju menunjukkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola tergolong cukup menambah pengetahuan mereka tentang objek wisata yang dikunjungi. Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar 1,81 dan nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif, sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola mempunyai respon cukup efektif terhadap pengunjung. Artinya promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola kurang menonjol dan kurang kreatif dibandingkan dengan promosi objek wisata alam lainnya.
4.
Dimensi Komunikasi
Tabel 25 Perhitungan nilai dimensi komunikasi Atribut STS TS C S SS Total
Bobot 0 1 2 3 4
K1 2 5 10 11 2 30
K2 2 1 14 13 0 30
K3 1 2 9 14 4 30
K4
K5
1 5 5 14 5 30
1 5 5 11 8 30
bxK1 0 5 20 33 8 66
bXk2 0 1 28 39 0 68
bxK3 0 2 18 52 16 88
bxK4 0 5 10 52 20 87
bxK4 0 5 10 33 32 80
Nilai EPIC Rate yang didapat secara keseluruhan adalah 2,51 . Nilai ini berada pada rentang skala 2,4-3,2 yang berarti secara keseluruhan promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola efektif akan tetapi rentang skalanya tidak jauh dari rentang skala cukup efektif. Artinya promosi yang telah dilakukan masih belum sesuai dengan tujuan yang efektif tapi mendekati efektif. Promosi tersebut tergolong cukup disukai, menarik perhatian, dapat menambah pengetahuan, serta pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh pengunjung sehingga mereka terdorong untuk melakukan kunjungan. 5.2.3
Efektivitas Media Promosi Menggunakan EPIC Model di Batu Sawan
1. Dimensi Empati Tabel 26 Perhitungan nilai dimensi empati Atribut STS TS C S SS Total
Bobot 0 1 2 3 4
E1 0 2 20 8 0 30
E2 0 0 4 26 0 30
bxE1 0 2 40 24 0 66
bxE2 0 0 8 78 0 86
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), nilai persentase terbesar adalah senilai 53,33 % adalah pengunjung yang menjawab setuju karena promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola telah baik secara keseluruhan dan mereka menyukainya. Adanya upaya promosi yang dilakukan oleh pihak-pihak pengelola tersebut membuat mereka merasa diperhatikan sebagai konsumen atau pengunjung karena selalu diberikan informasi mengenai produk-produk Batu Sawan.
Hasil akhir perhitungan nilai empati pengunjung adalah sebesar 2,53 yang berada pada rentang skala 2,4-3,2 yang menunjukkan bahwa media-media promosi yang mereka peroleh seperti mulut ke mulut, leaflet, radio dan internet mampu memberikan informasi tentang objek wisata yang mereka kunjungi yakni dengan cara menyukai suatu media promosi. Selain itu, dimensi ini mampu memberikan informasi yang menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata situs “Batu Sawan”. 2. Dimensi Persuasi Tabel 27 Nilai pernyataan pada dimensi persuasi Atribut STS TS C S SS Total
Bobot 0 1 2 3 4
P1 0 12 9 9 0 30
P2 0 2 6 22 0 30
bxP1 0 12 18 27 0 57
bxP2 0 2 12 66 0 80
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase terbesar yaitu 51,67 % merupakan pengunjung yang menjawab setuju yang mengandung dimensi persuasi. Pengunjung menyatakan setuju jika promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola membuat mereka menjadi tertarik terhadap promosinya dan berkeinginan untuk mengunjunginya dan menikmati keindahan alamnya. Penelitian ini menunjukkan bagaimana sikap, tindakan, dan keinginan pengunjung untuk dapat berhubungan lanjut setelah promosi yang dilakukan oleh pengelola. Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar 2,28 dan nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif. Nilai ini menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola kurang menarik perhatian dan kurang mempengaruhi keinginan pengunjung untuk berkunjung ke objek wisata Batu Sawan.
3. Dimensi Dampak Tabel 28 Nilai Pernyataan pada dimensi Dampak Atribut STS TS C S SS Total
Bobot 0 1 2 3 4
D1 0 9 14 6 1 30
D2 2 22 6 0 0 30
bxD1 0 9 28 18 4 59
bxD2 0 22 12 0 0 34
Berdasarkan nilai perhitungan, diperoleh nilai persentase terbesar yaitu 66,67 % adalah pengunjung yang menjawab cukup setuju atas pernyataan yang mengandung
dimensi
dampak.
Pengunjung
menyatakan
cukup
setuju
menunjukkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola tergolong cukup menambah pengetahuan mereka tentang objek wisata yang dikunjungi. Selain itu, terdapat pula pengunjung Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar 1,81 dan nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif, sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola mempunyai respon cukup efektif terhadap pengunjung. Artinya promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola kurang menonjol dan kurang kreatif dibandingkan dengan promosi objek wisata alam lainnya. 4. Dimensi Komunikasi Tabel 29 Nilai pernyataan pada dimensi Komunikasi Atribut STS TS C S SS Total
Bobot 0 1 2 3 4
K1 0 18 4 8 0 30
K2
K3
0 15 4 8 0 30
1 16 4 9 0 30
K4 0 2 1 27 0 30
K5 0 0 0 25 5 30
bxK1 0 18 8 24 0 50
bxK2 0 15 8 24 0 47
bxK3 0 16 8 27 0 51
bxK4 0 2 2 81 0 85
bxK5 0 0 0 75 20 95
Maka dapat dihitung rataan EPIC rate di Wisata Situs dan Budaya “Batu Sawan” yaitu :
2,53 + 2,28 + 1,55 + 2,18 = 2,13 4 Nilai EPIC Rate yang didapat secara keseluruhan adalah 2,13 . Nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang berarti secara keseluruhan promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola tidak effektif Artinya promosi yang telah
dilakukan masih belum sesuai dengan tujuan yang efektif. Promosi tersebut tergolong kurang menarik minat pengunjung untuk berkunjun dan kurang mennyebarkan media promosi serta pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh pengunjung sehingga mereka terdorong untuk melakukan kunjungan. 5.2.4
Efektivitas media promosi menggunakan EPIC Model di Wisata Situs dan Budaya Batu Hobon
1. Dimensi Empati Tabel 30 Nilai pernyataan pada dimensi empati Atribut STS TS C S SS Total
Bobot 0 1 2 3 4
E1 0 1 18 10 1 30
E2 0 0 5 20 5 30
bxE1 0 1 36 30 4 71
bxE2 0 0 10 60 20 90
Berdasarkan nilai perhitugan (Lampiran 2), nilai persentase terbesar senilai 50 % merupakan pengunjung yang menjawab setuju karena promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola telah baik secara keseluruhan dan mereka menyukainya. Adanya upaya promosi yang dilakukan oleh pihak-pihak pengelola tersebut membuat mereka merasa diperhatikan sebagai konsumen atau pengunjung karena selalu diberikan informasi mengenai produk-produk “Batu Hobon”. Hasil akhir perhitungan nilai empati pengunjung adalah sebesar 2,68 yang berada pada rentang skala
2,4-3,2 yang menunjukkan bahwa media-media
promosi yang mereka peroleh seperti mulut ke mulut, leaflet, radio dan internet mampu memberikan informasi tentang objek wisata yang mereka kunjungi yakni dengan cara menyukai suatu media promosi. Selain itu, dimensi ini mampu memberikan informasi yang menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata situs “Batu Hobon”.
2. Dimensi Persuasi Tabel 31 Nilai pernyataan pada dimensi persuasi Atribut STS TS C S SS Total
Bobot 0 1 2 3 4
P1 0 15 10 5 0 30
P2 0 4 6 16 4 30
bxP1 0 15 20 15 0 50
bxP2 0 4 12 48 16 80
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase terbesar yaitu 35 % merupakan pengunjung yang menjawab setuju yang mengandung dimensi persuasi. Pengunjung menyatakan setuju jika promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola membuat mereka menjadi tertarik terhadap promosinya dan berkeinginan untuk mengunjunginya dan menikmati keindahan alamnya. Penelitian ini menunjukkan bagaimana sikap, tindakan, dan keinginan pengunjung untuk dapat berhubungan lanjut setelah promosi yang dilakukan oleh pengelola. Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar 2,17dan nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif. Nilai ini menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola kurang menarik perhatian dan kurang mempengaruhi keinginan pengunjung untuk berkunjung ke objek wisata Batu Sawan. 3. Dimensi Dampak Tabel 32 Nilai Pernyataan pada dimensi Dampak Atribut STS TS C S SS Total
Bobot 0 1 2 3 4
D1 0 5 15 6 4 30
D2 1 20 3 5 1 30
bxD1 0 5 30 18 16 64
bxD2 0 20 6 15 4 41
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase terbesar yaitu 41,67 % merupakan pengunjung yang menjawab tidak setuju atas pernyataan yang mengandung dimensi dampak. Pengunjung menyatakan tidak setuju menunjukkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola tidak membawa perubahan pada pengunjung dan tidak menambah pengetahuan bagi pengunjung tersebut. Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi
pengunjung sebesar 1,75 dan nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif, sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola mempunyai respon cukup efektif terhadap pengunjung. Artinya promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola kurang menonjol dan kurang kreatif dibandingkan dengan promosi objek wisata alam lainnya. 4. Dimensi Komunikasi Tabel 33 Nilai pernyataan pada dimensi komunikasi Atribut STS TS C S SS Total
Bobot 0 1 2 3 4
K1 0 18 6 6 0 30
K2 0 16 4 8 2 30
K3 2 10 15 3 0 30
K4 0 3 2 25 0 30
K5 0 1 1 28 0 30
bxK1 0 18 12 18 0 48
bxK2 0 16 8 24 0 48
bxK3 0 10 30 9 0 49
bxK4 0 3 4 75 0 82
bxK5 0 1 2 84 0 87
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase sebesar 46,67 % adalah pengunjung yang memilih jawaban setuju karena pesan yang disampaikan oleh pengelola telah dapat dimengerti dan pemakaian slogan yang digunakan telah sesuai. Pesan dalam promosi tersebut adalah pemberitahuan setiap ada informasi baru tentang media-media promosi menarik dan pemberitahuan tentang event-event yang akan diselenggarakan yang menarik pengunjung. Hasil akhir perhitungan diperoleh nilai komunikasi pengunjung sebesar 2,09 nilai dimensi ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif, sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pengelola mendapat respon cukup efektif dari pengunjung. Hal ini disebabkan oleh pihak pengelola mampu menyampaikan pesan dengan cukup jelas dan cukup baik. Pengunjung mengingat pesan utama yang disampaikan dan telah meninggalkan kesan yang kuat dengan pemahaman mengenai media promosi yang baik. Pengukuran dimensi komunikasi ini meliputi penggunaan kata-kata dan kalimat dalam penyampaian promosi di media peiriklanan, seperti majalah, brosur, spanduk sebagai media promosi. Nilai rataan EPIC rate di Wisata Situs dan Budaya “Batu Hobon” dapat dihitung sebagai berikut:
2,68 + 2,17 + 1,75 + 2,09 = 2,17 4 Nilai EPIC Rate yang didapat secara keseluruhan adalah 2,17 . Nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang berarti secara keseluruhan promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola cukup efektif. Artinya promosi yang telah dilakukan masih belum sesuai dengan tujuan yang efektif. Promosi tersebut tergolong kurang menarik minat pengunjung untuk berkunjung dan kurang menyebarkan media promosi serta pesan yang disampaikan dapat dimengerti oleh pengunjung sehingga mereka terdorong untuk melakukan kunjungan. 5.2.4
Efektivitas Media Promosi Menggunakan EPIC Model di “Wisata Alam Tuktuk Siadong”
1. Dimensi Empati Tabel 34 Nilai pernyataan pada dimensi empati Atribut STS TS C S SS Total
Bobot 0 1 2 3 4
E1 2 1 7 20 0 30
E2 0 2 10 15 3 30
bxE1 0 1 14 60 0 75
bxE2 0 2 20 60 12 94
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), nilai persentase terbesar adalah senilai 56,67 % merupakan pengunjung yang menjawab cukup setuju karena promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola cukup menarik perhatian pengunjung dan membuat mereka merasa diperhatikan sebagai konsumen atau pengunjung karena selalu diberikan informasi mengenai produkproduk “Batu Sawan”. Hasil akhir perhitungan nilai empati pengunjung adalah sebesar 2,82 yang berada pada rentang skala 2,4-3,2 yang menunjukkan bahwa media-media promosi yang mereka peroleh seperti dari mulut ke mulut, leaflet, radio dan internet mampu memberikan informasi tentang objek wisata yang mereka kunjungi yakni dengan cara menyukai suatu media promosi. Selain itu, dimensi ini mampu memberikan informasi yang menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata situs “Batu Sawan”. Pengunjung Batu sawan
memperoleh informasi objek wisata ini secara jelas melalui media promosi yang mereka peroleh terutama melalui media mulut ke mulut. 2. Dimensi Persuasi Tabel 35 Nilai pernyataan pada dimensi persuasi Atribut STS TS C S SS Total
Bobot 0 1 2 3 4
P1 0 5 14 6 5 30
P2 1 2 8 15 5 30
bxP1 0 5 28 18 20 71
bxP2 0 2 16 60 20 98
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase terbesar yaitu 36,67 % adalah pengunjung yang menjawab cukup setuju yang mengandung dimensi persuasi. Namun tidak sedikit pengunjung yang memilih setuju Pengunjung menyatakan setuju jika promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola membuat mereka menjadi tertarik terhadap promosinya dan berkeinginan untuk mengunjunginya dan menikmati keindahan alamnya. Penelitian ini menunjukkan bagaimana sikap, tindakan, dan keinginan pengunjung untuk dapat berhubungan lanjut setelah promosi yang dilakukan oleh pengelola. Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar 2,28 dan nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif. Nilai ini menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola kurang menarik perhatian dan kurang mempengaruhi keinginan pengunjung untuk berkunjung ke objek wisata Batu Sawan. 3. Dimensi Dampak Tabel 36 Nilai pernyataan pada dimensi dampak Atribut STS TS C S SS Total
Bobot 0 1 2 3 4
D1 0 2 16 10 2 30
D2 0 12 8 3 7 30
bxD1 0 2 32 30 8 72
bxD2 0 12 16 9 28 65
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase terbesar yaitu 80% adalah pengunjung yang menjawab cukup setuju atas pernyataan yang mengandung dimensi dampak. Akan tetapi, tidak sedikit pula
pengunjung yang setuju bahkan sangat setuju bahwa media promosi yang dilakukan oleh pemerintah menambah pengetahuan mereka tentang objek wisata yang dikunjungi. Selain itu, hal ini dapat dilihat pula dari dampak yang dialami oleh pengunjung yakni pengunjung merasa dilibatkan dalam pesan yang terdapat di dalam media-media promosi. Pengunjung yang sebagian besar cukup tahu tentang wisata alam Tuktuk Siadong dengan jumlah pengunjung sebesar 16 orang. Sedangkan penilaian pengunjung etrhadap media promosi yang lebih kreatif jika dibandingkan objek wisata alam lainnya yang pernah dikunjungi sebagian besar pengunjung memilih tidak setuju yaitu sebanyak 12 orang. Artinya, pengunjung Wisata Alam Tuktuk Siadong menilai media promosi yang dilakukan oleh pemerintah masih kurang dari kreatif. Hasil akhir dari perhitungan diperoleh nilai persuasi pengunjung sebesar 2,28 dan nilai ini berada pada rentang skala 1,6-2,4 yang bernilai cukup efektif, sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola mempunyai respon cukup efektif terhadap pengunjung. Artinya promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola kurang menonjol dan kurang kreatif dibandingkan dengan promosi objek wisata alam lainnya. 4. Dimensi Komunikasi Tabel 37 Nilai pernyataan pada dimensi Komunikasi Atribut STS TS C S SS Total
Bobot 0 1 2 3 4
K1 2 5 8 15 0 30
K2 2 2 16 10 0 30
K3 1 2 9 18 0 30
K4 1 2 3 20 4 30
K5 0 5 5 12 8 30
bxK1 0 5 16 45 0 66
bxK2 0 2 32 30 0 64
bxK3 0 2 18 54 0 74
bxK4 0 2 6 60 16 82
bxK5 0 5 10 36 24 75
Berdasarkan nilai perhitungan (Lampiran 2), diperoleh nilai persentase sebesar 50% adalah pengunjung yang memilih jawaban setuju karena pesan yang disampaikan oleh pengelola telah dapat dimengerti dan pemakaian slogan yang digunakan telah sesuai. Pesan dalam promosi tersebut adalah pemberitahuan setiap ada informasi baru tentang media-media promosi menarik dan pemberitahuan tentang event-event yang akan diselenggarakan yang menarik pengunjung.
Hasil akhir perhitungan diperoleh nilai komunikasi pengunjung sebesar 2,40. nilai dimensi ini berada pada rentang skala 2,4-3,2 yang bernilai efektif tetaapi tidak jauh dari rentang skala cukup efektif, sehingga dapat disimpulkan bahwa promosi yang telah dilakukan oleh pengelola mendapat respon cukup efektif dari pengunjung. Hal ini disebabkan oleh pihak pengelola mampu menyampaikan pesan dengan cukup jelas dan baik. Pengunjung mengingat pesan utama yang disampaikan dan telah meninggalkan kesan melalui pemahaman mengenai media promosi yang telah ditawarkan. Nilai ini berada pada rentang keputusan 2,4-4,0 yang berarti secara keseluruhan promosi yang dilakukan oleh pengelola tergolong efektif. Maka dapat dihitung rataan EPIC rate di Wisata Alam Tuktuk Siadong adalah sebesar yaitu : 2,82 + 2,81 + 2,28 + 2,40 = 2,57 4 Nilai EPIC Rate yang didapat secara keseluruhan adalah 2,57 . Nilai ini berada pada rentang skala 2,4-3,2 yang berarti secara keseluruhan promosi yang telah dilakukan oleh pihak pengelola telah efektif Artinya promosi yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang efektif. Promosi tersebut dapat menarik minat minat pengunjung untuk berkunjung ke kawasan tersebut. 5.3
Langkah Pengembangan Promosi WDT
Pengembangan promosi WDT didasarkan pada karakteristik pegunjung pada lima objek wisata kajian, sasaran promosi oleh pengelola dan keefektifan media promosi yang digunakan oleh pengelola dan pengunjung. Pengunjung yang dating dibedakan berdasarkan kategori umur, asal/tempat tinggal, pendidikan terakhir dan pekerjaan pengunjung . karakteristik pengunjung menurut kategori umur dapat dilihat pada Gambar 12 di bawah ini.
Gambar 12 Jumlah penngunjung di lima objek kajian k berdaasarkan kateggori umur.
Sassaran penguunjung oleh pengelola di d Wisata Allam Pantai Pasir P Putih m meskipun beeragam nam mun pada kennyataannya didominasi d ooleh kisaran umur yang m menonjol yaakni 20-25 tahun. t Jika dilihat dari sasaran penngelola yanii ditujukan u untuk umum m maka penngelola masih perlu meengembangkkan teknik penyebaran p m media promosi kepada pengunjung p di semua um mur. Kisarann umur >40 tahun t tidak d ditemukan di d kawasan wisata ini kkarena kondisi alam yanng kurang mendukung m b bagi umur yang y sudah lanjut l usia. P Pengunjung dengan kisaaran umur 15-19 tahun h hanya ditem mukan di Wiisata Situs ddan Budaya Batu Hobonn . Hal ini disebabkan d p pada saat penelitian dittemukan kellompok belaajar dari sebbuah sekolaah. Apabila d dikaitkan deengan tingkkat pendidikaan terakhir pengunjungg yang sebaagian besar t telah menem mpuh pendiddikan hingga tingkat SMA A maka penggembangan yang dapat d dilakukan addalah penyeebaran leafleet dan bookllet ke sekolaah-sekolah, pembuatan p paket wisataa untuk pelaajar. Selain itu, pengeloola dapat meenjalin kerjaasama pula d dengan pihaak sekolah untuk u pembuuatan tugas mengenai WDT W sehinggga pelajar s sebagai gen nerasi muda mengetahuui budaya dan d asal sukku Batak. Pengunjung P d dengan kisaaran umur 31-35 tahun ppaling bany yak ditemukaan di Batu Hobon H dan 2 26-30 tahunn banyak diteemukan di B Batu Sawan. Hal ini dissebabkan oleeh promosi d mulut ke dari k mulut yaang dilakukaan oleh penngelola dan LKSB sebaagai pelaku m masyarakat. Hal ini mennunjukkan baahwa media promosi darri mulut ke mulut m perlu d dipertahanka an bahkan dapat d dikem mbangkan meelalui radio pada jam tayang t saat
m masyarakat berada di ru umah yakni pada pagi hari. h Selain itu, media promosi p ini d dapat dikem mbangkan pula dengan m melibatkan keebiasaan buddaya masyarrakat Batak y yakni kump pulan arisan marga-margga Batak daan organisassi gereja. Oleh O karena B Batu Sawan n memiliki ak kses yang jaauh dan cuku up sulit tetappi sejalur deengan Batu H Hobon yangg dekat denngan pemukkiman penduuduk desa Limbong, L maka m dapat d dikembangk kan dengan pembuatan p ppaket wisata yang mengggabungkan antara a Batu H Hobon dan Batu Sawann. Pengunjuung WDT berasal b dari daerah yang beragam m mulai dari Kabupaten K S Samosir dan sekitarnya, luar Kabuppaten Samossir dan luar n negeri. Beriikut ini adaalah jumlahh pengunjunng WDT beerdasarkan asal/tempat a t tinggalnya (G Gambar 13)
G Gambar 13 Jumlah peengunjung ppada lima objek wisatta kajian berdasarkan b kategori asaal/tempat tinnggal.
bahwa penngunjung yaang datang terdiri Gaambar 13 menunjukkan m t dari t tiga kategorri yaitu Kabupaten Sam mosir dan sekkitarnya, luaar Kabupateen samosir, d Luar Neegeri. Sasarran pengelolla untuk Wiisata Alam Pasir dan P Putih dan d Wisata A Rangatt adalah unttuk umum nnamun padaa kenyataannnya pengunnjung yang Aek d datang sebaggian besar adalah berasaal dari Kabuupaten Samosir dan sekittarnya. Hal i menunju ini ukkan bahw wa target sassaran yang diharapkan oleh pengeelola untuk m meningkatka an jumlah peengunjung dari d dalam dan d luar Kabbupaten Sam mosir belum t tercapai. Haal ini dipengaaruhi oleh m media promosi yang dipeeroleh oleh pengunjung p
tidak sama dengan yang disebarkan oleh pengelola karena media-media tersbut tidak sampai kepada pengunjung.
Hal ini terlihat dari upaya pengelola
menyebarkan media cetak hanya disalurkan melalui hotel, restoran dan tamu-tamu pemerintahan. Apabila dilihat dari sisi pengunjung maka media promosi yang dinilai efektif adalah media promosi dari mulut ke mulut karena media promosi inilah yang menjadi sumber informasi bagi pengunjung. Maka dalam rangka pengembangan promosi WDT menjadi lebih baik sebenarnya dapat dilakukan dengan penitipan leaflet, booklet dan majalah kepada pelaku-pelaku promosi termasuk pemilik warung, pondok, rumah makan, restoran, toko cenderamata, dan hotel di sekitar objek wisata agar disebarkan bagi pengunjung yang datang ke lokasi. Selain promosi yang dilakukan oleh pengelola, masyarakat dan LSM sebenarnya sarana dan prasarana juga mendukung berlangsungnya sebuah kegiatan promosi. Hal ini dapat dilihat di kawasan Wisata Alam Tuktuk Siadong yang merupakan kawasan yang menyediakan hotel, penginapan dan homestay bagi pengunjung sebelum mengunjungi objek wisata lainnya di Danau Toba. Keberadaan homestay di kawasan ini menjadikan tempat ini banyak dikunjungi pengunjung dari berbagai daerah baik dari dalam maupun luar negeri. Pada umumnya tidak semua pengunjung memiliki kemampuan finansial untuk tinggal di penginapan dan hotel-hotel. Maka homestay memberikan kemudahan untuk pengunjung yang memiliki keinginan untuk tingga dalam waktu yang cukup lama. Namun pada kenyataannya, di kawasan wisata ini tidak semua homestay berfungsi dengan baik. Maka dalam langkah pengembangan promosi WDT di kawasan ini dapat dilakukan wisata dengan konsep “backpacker “ yakni berwisata dengan biaya seminimal mungkin dan bersifat “travelling/adventure”. Sedangkan untuk Wisata Situs Budaya Batu Hobon dan Batu Sawan sasaran pengelolaannya adalah untuk masyarakat suku Batak namun pada kenyataannya di kawasan Wisata Situs Budaya Batu Hobon ditemui adanya pengunjung dari luar negeri yakni Cina. Hal ini disebabkan oleh ketertarikan pengunjung Cina terhadap nilai-nilai budaya Batak yang seolah-olah memiliki kemiripan dengan budaya mereka. Sumber informasi yang mereka peroleh adalah
internet dan teman. Sama halnya dengan pengunjung Batu Sawan mereka tidak mengetahui sasaran pengelola adalah untuk masyarakat suku Batak. Di kawasan ini ditemukan pengunjung dari Kabupaten Samosir dan luar Kabupaten Samosir. Pengunjung local yang terdapat pada dua kawasan ini dan masih merupakan suku Batak kurang mengetahui adanya sasaran promosi oleh pengelola. Untuk mendukung promosi dari mulut ke mulut dapat dilakukan dengan sosialisasi melalui jaringan internet yakni facebook dan blogger dengan mencoba memberikan penawaran paket wisata bagi masyarakat. Paket wisata ini akan memudahkan wisatawan untuk memperkirakan waktu dan biaya untuk berkunjung ke WDT. Paket wisata ini disajikan dengan informasi mengenai deskripsi lokasi, aksesibilitas, biaya dan kegiatan wisata yang dapat dilakukan dalam kawasan tersebut. Hal ini akan sangat mendukung program promosi. Karakteristik pengunjung berdasarkan kategori pendidikan terakhir dan pekerjaan digunakan untuk melihat kemampuan sumberdaya manusia dalam mengambil keputusan untuk berkunjung ke DTW tertentu. Sesuai pendapat Slamet (1999) bahwa tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi tingkat pemahamannya pada sesuatu yang dipelajari. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pengunjung telah menempuh pendidikan terakhir hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu 46,67 di Pantai Pasir Putih, 33,33 % di Tuktuk Siadong, 60 % di Batu Sawan, Aek Rangat sebesar 53,33 %, dan tingkat S1 53,33 % di Batu Hobon, dan 33,33 % di Tuktuk Siadong. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung telah dapat mengambil keputusan dengan baik. Sedangkan untuk pekerjaan pengunjung sebagian besar belum bekerja (mahasiswa) yaitu
Aek
Rangat sebesar 30 %, Batu Sawan sebesar 30%, Tuktuk Siadong sebesar 33,33%, dan sebagai wiraswasta sebesar 33,33 %, dan PNS di Batu Hobon sebesar 23,33%. Apabila dihubungkan dengan pekerjaan yakni sebagian besar belum bekerja (mahasiswa) dan mempunyai pekerjaan maka dapat dianalisis pengaruh pekerjaan dengan informasi yang diperoleh mengenai WDT. Pengunjung yang masih menempuh pendidikan di bangku perkuliahan memperoleh informasi melalui “mulut ke mulut” dan internet. Aktivitas mahasiswa di bangku kuliah memudahkan mereka untuk memperoleh informasi melalui internet. Maka dalam langkah pengembangan promosi WDT dapat dilakukan dengan memanfaatkan
mahasiswa untuk bergabung dalam kegiatan promosi yakni melalui facebook dan blogger dengan menggunakan promosi dari mulut ke mulut. Sebenarnya
pengunjung dengan pekerjaan PNS memiliki peluang yang besar untuk selalu memperoleh informasi melalui internet, namun pada kenyataannya masih kurang dimanfaatkan. Maka dalam langkah pengembangannya dapat dilakukan dengan cara membuat promosi yang menarik melalui penawaran-penawaran paket wisata menarik dan kreatif mengenai WDT.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1
Kesimpulan
1.
Media promosi WDT yang dilakukan oleh pemerintah terdiri dari media cetak yang meliputi leaflet, booklet, dan majalah dan media elektornik meliputi radio, televisi, dan internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media promosi yang paling banyak digunakan oleh pengunjung sebagai sumber informasi adalah media promosi melalui mouth to mouth dengan persentase sebesar 76, 67 % di Wisata Alam Pantai Pasir
Putih, 50 % di Wisata Alam Aek Rangat, 76,67 % di Wisata Situs dan Budaya Batu Sawan, 76,67 % di Wisata Situs dan Budaya Batu Hobon, dan 66,67 % di Wisata Alam Tuktuk Siadong. 2.
Nilai efektivitas menggunakan EPIC Model untuk masing-masing objek wisata adalah Wisata Alam Pantai Pasir Putih sebesar 2,32 yang berarti cukup efektif, Wisata Alam Aek Rangat sebesar 2,51 yang berarti efektif, Wisata Situs dan Budaya Batu Sawan sebesar 2,13 yang berarti cukup efektif, Wisata Situs Budaya Batu Hobon sebesar 2,17 yang berarti cukup efektif, dan Wisata Alam Tuktuk Siadong sebesar 2,57 yang berarti efektif.
3.
Langkah-langkah mendukung
pengembagan
promosi
dari
yang
mulut
ke
dapat
dilakukan
mulut
melalui
meliputi sosialisasi
menggunakan jaringan internet antara lain melalui facebook dan blogger dengan mencoba memberikan penawaran paket wisata bagi masyarakat. Pengembangan promosi melalui radio dengan mengubah jam tayang yakni ditayangkan pada saat masyarakat berada di dalam rumah dan disiarkan setiap hari (dalam bentuk iklan), penitipan leaflet, booklet dan majalah kepada para pelaku-pelaku promosi termasuk pemilik warung, pondok, rumah makan, restoran, toko cenderamata dan hotel di sekitar objek wisata agar disebarkan kepada pengunjung yang datang ke lokasi.
6.2
Saran
Saran yang dapat diberikan kepada pengelola adalah : 1.
Penambahan promosi yang lebih meluas yakni melalui internet dan televisi dengan sasaran utama bagi pengunjung ataupun pengunjung potensial di luar kawasan Kabupaten Samosir sehingga dapat diakses dimana saja dan kapan saja.
2.
Membuat media promosi leaflet dan booklet dengan desain lebih kreatif sehingga dapat memberikan ciri khas promosi Danau toba dengan wisata dengan promosi objek wisata lainnya.
3.
Penyebaran media promosi yang tepat sasaran sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjung dan pemanfaatan kawasan untuk sasaran yang sesuai dengan yang ditentukan oleh pengelola.
DAFTAR PUSTAKA Anonim
Keanekaragaman Hayati Ekosistem Danau Toba dan Upaya Pelestariannya www.scribd.com/doc/4906401/keanekaragaman-hayati, diakses 7-022009 Strategi Promosi Jasa-Pemasaran Jasa Bab IX www. chan9.files.wordpress.com/2008/02/pemasaran-jasa-bab-09.pdf. 11-05-09 Asrini , P. A. 2005. Teknik Promosi Pemasaran Pariwisata pada PT. Arminta Jatra Bhuana Semarang. Tugas Akhir. Universitas Negeri Semarang. Fakultas Seni dan Bahasa. Jurusan Bahasa Asing. Semarang Damanik & Weber (2006). Perencanaan Ekowisata. Dari Teori Ke Aplikasi. Edisi I. Yogyakarta : Penerbit Andi. Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kabupaten Samosir. 2005. Samosir. Sumatera Utara Diparta, Jawa Tengah. 1997. Infopar edisi VI. Semarang: PT Piranti Utama. Direktorat Jenderal Pariwisata. Pariwisata Indonesia 1978. Departemen Perhubungan Republik Indonesia, Jakarta 1978, hlm 17 Durianto, D. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka. Jakarta Farrel & Runyan, 1991 ; Wight, 1993 dalam Green Evaluation Programme. Journal of Ecotourism.
Hari, 1997 Promotional Mix / Bauran Promosi-Definisi/pengertian promosi, fungsi dan tujuan dan Bauran Promosi/Promotional Mix Produk www.scribd.com/doc/9837419/darlius - 88k -doc/bauran promosi-1105-09, diakses tanggal 7-10-2009 Hasan, M. I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian Dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia. Karyono, H 1997. Kepariwisataan. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Utama. Lupiyoadi. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba Empat. Mulyana, D. 2001. Human Communication : Prinsip-Prinsip Dasar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung Nasution, M. 2007. Metode Resarch (Penelitian Ilmiah). PT. Bumi Aksara. jakarta Sudarto, G. 1999. Ekowisata : Wahana Pelestarian Alam, Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan, dan Pemberdayaan Masyarakat. Bekasi : Yayasan Kalpataru Bahari. Susanto, A B. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Edisi I. Jakarta : Salemba Empat Suwantoro, G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit Andi Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Departemen Pariwisata, Seni dan Budaya Indonesia. 2009
Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Edisi I. Yogyakarta. Penerbit Andi Wearing, S & McLean, J. 1997. Developing Ecotourism : A Community Based Approach. Sydney Yoety, O. 1990. Pemasaran Pariwisata. Bandung: cetakan II Angkasa. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angakasa 1996. Tour dan Travel Marketing. Jakarta: cetakan II Paradnya Paramita.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar pertanyaan dan pernyataan/kuisioner untuk pengunjung Pengantar : Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner ini dan saya mohon maaf apabila telah mengganggu aktifitas Bapak/Ibu/Saudara. Penyebaran kuisioner ini digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian saya yang berjudul Pengembangan Promosi Wisata Alam Danau Toba, Kabupaten Samosir, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Sarjana Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor. Untuk itu besar harapan saya Bapak/Ibu/Saudara bersedia menjawab pertanyaan berikut dengan jujur dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hasil jawaban Bapak/Ibu/Saudara akan sangat berarti bagi penelitian saya. Atas perhatiaannya saya ucapkan terimakasih. Karakteristik Pengunjung Usia : Pekerjaan : Pendidikan terakhir : Jenis Kelamin : Tempat Tinggal : Bagian I Lingkarilah jawaban sesuai dengan pendapat anda : 1. Apa tujuan Bapak/Ibu/ saudara berkunjung ke tempat wisata ini? a. Piknik b. Penelitian c. Camping d. Menikmati pemandangan alam e.Lainnya,…………………………………………………………………… 2. Sudah berapa kali Bapak/Ibu/ saudara berkunjung ke lokasi ini? a. Pertama kali b. kedua kali c. Ketiga kali d. Keempat kali e. Lebih dari 4 kali 3. Dengan siapa Bapak/Ibu/ saudara berkunjung? a. Sendiri b. Keluarga c. Teman d. Rombongan e.Lainnya,sebutkan………………………………………………………… 4. Berapa lama Bapak/Ibu/ saudara berkunjung di lokasi ini? a. Kurang dari 1 jam b. 1-2 jam c. Lebih dari 2 jam d. 1 hari e. Lebih dari 1 hari 5.Apa akomodasi Bapak/Ibu/ saudara ke tempat ini? a. Angkutan umum
b. Sepeda motor c. Mobil pribadi d.Lainnya,sebutkan………………………………………………………… 6. Darimanakah Bapak/Ibu/ saudara mengetahui informasi mengenai wisata alam Danau Toba ini? a. Teman b. Leaflet c. booklet d.Televisi e. Suratkabar f. Internet g.Lainnya,sebutkan………………………………………………………… 7. Informasi apa yang Bapak/Ibu/ saudara dapatkan dari sumber informasi tersebut? a. Potensi objek wisata b.Pemandangan alam c. Lokasi d. Aksesibilitas e. Fasilitas f. Semuanya 8. Sesuaikah informasi yang Bapak/Ibu/ saudara dapat melalui sumber informasi, dengan kenyataan lansung di lapangan? a. Sesuai b. Tidak sesuai 9. Media promosi manakah yang paling Bapak/Ibu/ saudara sukai dalam mempromosikan objek wisata alam Danau Toba? a. Teman b. Leaflet c. Booklet d. Televisi e. Radio f. Internet (homepage) g. Suratkabar h.Lainnya,sebutkan……………………………………………………………… 10. Menurut Bapak/Ibu/ saudara, apakah penyampaian pesan dan isi tentang informasi mengenai objek wisata alam Danau Toba dalam media promosi sudah jelas (dari segi bahasa dan pembahasannya)? a. Sudah b. Belum jelas 11. Apakah informasi dalam media promosi secara langsung mendorong Bapak/Ibu/ saudara untuk berkunjung ke kawasan wisata alam Danau Toba? a. Ya b. Tidak 12. Setelah Bapak/Ibu/ saudara berkunjung ke Danau Toba apakah ada perubahan sikap yang Bapak/Ibu/ saudara alami? a. Ada b. Tidak ada 13. Perubahan sikap seperti apa yang Bapak/Ibu/ saudara alami?
a. Tidak berubah b. Langsung Berkunjung c. Mencari tau informasi lebih banyak. 14. Setelah Bapak/Ibu/ saudara mendapat pengalaman berkunjung ke Danau Toba apakah Bapak/Ibu/ saudara pernah menjadi pelaku promosi (contoh : Setelah anda berkunjung Bapak/Ibu/ saudara kemudian mengajak teman / keluarga Bapak/Ibu/ saudara untuk berkunjung kembali ke lokasi wisata alam tersebut?) a. Ya b. Tidak 15. Menurut Bapak/Ibu/Saudara, media promosi yang manakah yang sebaiknya terus dipertahankan oleh pemerintah dan pengelola? a. Teman b. Leaflet c. Booklet d. Televisi e. Radio f. Internet (homepage) g. Suratkabar h.Lainnya,sebutkan…………………………………………………………. 16. Selain wisata alam Danau Toba Bapak/Ibu/ Saudara pernah mengunjungi tempat lain? a. Pernah b. Tidak pernah 17. Jika Bapak/Ibu/ Saudara bandingkan media promosi manakah yang lebih jelas dan kreatif (berdasarkan informasi, isi dan bahasa)antara media promosi wisata alam Danau Toba dengan media promosi wisata alam lainnya. a. Wisata Alam Danau Toba b. Wisata Alam lainnya 18. Setelah berkunjung ke lokasi wisata alam Danau Toba, kesan apakah yang membuat Bapak/Ibu/Saudara mengingat kembali perjalanan anda? Jelaskan............................................................................................................... 19. Apakah saran dan masukan Bapak/Ibu/Saudara terhadap pengelola dan pemerintah agar pengembangan promosi wisata alam Danau Toba menjadi lebih baik?Jelaskan…………………………………………………………………… Bagian II Berilah tanda (√) pada kolom jawaban, sesuai dengan pendapat yang anda berikan ! No Pertanyaan 1 Setujukah anda bahwa promosi Wisata alam Danau Toba baik? 2 Sesuai pilihan bentuk promosi disukai, Bapak/Ibu/Saudara setuju agar bentuk media promosi tersebut tetap dipertahankan. 3 Jenis-jenis media promosi wisata alam
STS
TS
C
S
SS
4
5 6
7
8
9
10 11
Danau Toba yang ditawarkan oleh pengelola telah dapat menarik perhatian Bapak/Ibu/Saudara. Jenis-jenis promosi tersebut memberikan sebuah keinginan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk berkunjung ke Danau Toba. Bapak/Ibu/Saudara tahu betul tentang wisata alam Danau Toba. Jika Bapak/Ibu/Saudara bandingkan dengan bentuk promosi di tempat lainnya yang pernah anda kunjungi, anda setuju bahwa promosi Danau Toba lebih kreatif dibandingkan dengan promosi tempat yang lainnya. Setelah melihat/membaca media promosi Bapak/Ibu/Saudara mengerti dengan media promosi yang ditawarkan oleh pengelola. Media promosi tersebut dapat berkomunikasi dengan baik kepada Bapak/Ibu/Saudara melalui bahasa dan isi yang digunakan. Bapak/Ibu/Saudara setuju bahwa Bapak/Ibu/Saudara mengerti dengan tujuan pesan yang disampaikan oleh pengelola. Pesan dari media promosi meninggalkan kesan pada Bapak/Ibu/Saudara. Setelah mendapat kesan yang anda peroleh hal tersebut mampu mendorong Bapak/Ibu/Saudara untuk berkunjung ke Danau Toba.
Keterangan : STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju C : Cukup Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju
Lampiran 2 Perhitungan EPIC Model pada objek Wisata kajian Perhitungan EPIC Model di Wisata Alam Pantai Pasir Putih 1. Dimensi Empati P (STS)= 0 % 6 x100% = 10% 60 14 P(CS ) = x100% = 23,33% 60 108 P( S ) = x100% = 18% 60 36 P( SS = x100% = 60% 60 P(TS ) =
X (1) =
79 = 2,63 30
85 = 2,83 30 X (1) + ( X 2) XEmpati = 2 2,63 + 2,83 = 2 = 2,73 X ( 2) =
2. Dimensi Persuasi 6 x100% = 10% 60 17 P (CS ) = x100% = 28,33% 60 30 P( S ) = x100% = 50% 60 5 P ( SS ) = x100% = 8,33% 60 73 = 2,43 X ( P1) = 30 75 = 2,50 X ( P 2) = 30 2,43 + 2,50 XPersuasi = = 2,465 2 P (TS ) =
3. Dimensi Dampak P( STS ) = 0% 17 P(TS ) = x100% = 28,33 60 32 P(CS ) = x100% = 53,33% 60 6 P( S ) = x100% = 10% 60 20 P( SS ) = x100% = 33,33% 60 81 = 2,7 X ( D1) = 30 48 = 0,6 X ( D2 = 30 2,7 + 0.6 = 1,65 XDampak = 2
4. Dimensi Komunikasi 3 x100 % = 2% 150 24 P (TS ) = x100 % = 16,00% 150 70 P (CS ) = x100 % = 46,67% 150 80 P(S ) = x100 % =,53,33% 150 36 P ( SS ) = x100 % = 24% 150 P ( STS ) =
62 = 2,06 30 67 X ( K 2) = = 2,23 30 75 X ( K 3) = = 2,50 30 79 X ( K 4) = = 2,63 30 85 X ( K 5) = = 2,83 30 2,06 + 2,23 + 2,50 + 2,63 + 2,83 XKomunikas i = = 2,45 5 X ( K1) =
Perhitungan EPIC Model di Wisata Alam Aek Rangat 1. Dimensi Empati 9 x100% = 15% 60 13 P(CS ) = x100% = 21,67% 60 29 P( S ) = x100% = 48,33% 60 8 P( SS = x100% = 13,33% 60 P(TS ) =
X (1) =
80 = 2,67 30
X ( 2) =
104 = 3,46 30
X (1) + ( X 2) 2 2,67 + 3,46 = 2 = 3,06 XEmpati =
2. Dimensi Persuasi 7 P (TS ) = x100% = 11,67% 60 20 P (CS ) = x100% = 33,33% 60 20 P(S ) = x100% = 33,33% 60 12 P ( SS = x100% = 20% 60 X (1) =
60 =2 30
X (2) =
95 = 3,16 30
XPersuasi = 2 + 3,16 2 = 2,58 =
X (1) + ( X 2) 2
3. Dimensi Dampak P ( STS ) = 0% 19 x100% = 31,67% 60 22 P (CS ) = x100% = 36,67% 60 13 P( S ) = x100% = 21,67% 60 5 P ( SS ) = x100% = 8,33% 60 68 X ( D1) = = 2,26 30 41 X ( D2 = = 1,36 30 2,26 + 1,36 XDampak = = 1,81 2 P (TS ) =
4. Dimensi Komunikasi 7 % 150 23 P (TS ) = x100% = 15,33% 150 43 P(CS ) = x100% = 28,66% 150 63 P( S ) = x100% = 42% 150 27 P( SS ) = x100% = 18% 150 P( STS ) = 0
66 = 2,2 30 68 X ( K 2) = = 2,26 30 88 X ( K 3) = = 2,93 30 87 X ( K 4) = = 2,9 30 80 X ( K 5) = = 2,67 30 2, ,2 + 2,26 + 2,93 + 2,9 + 2,67 XKomunikasi = = 2,5 5 X ( K1) =
Perhitungan EPIC Model Di Wisata Situs dan Budaya Batu Sawan 1. Dimensi Empati P ( STS ) = 0% 2 P (TS ) = x100% = 3,33 60 24 P (CS ) = x100% = 40% 60 32 P(S ) = x100% = 53,33% 60 P ( SS ) = 0% 66 X ( D1) = = 2,2 30 86 X ( D2 = = 2,86 30 2,2 + 2,86 XEmpati = = 2,53 2 2. Dimensi Persuasi P ( STS ) = 0% 14 P (TS ) = x100% = 23,3% 60 15 P (CS ) = x100% = 25% 60 31 P(S ) = x100% = 51.,67% 60 P ( SS ) = 0% 57 X ( D1) = = 1,9 30 80 X (D2 = = 2,67 30 1,9 + 2,67 XPersuasi = = 2,28 2 3. Dimensi Dampak
P( STS ) = 0% 31 x100% = 51,67% 60 40 P(CS ) = x100% = 66,67% 60 18 P( S ) = x100% = 30% 60
P(TS ) =
4 x100% = 6,67% 60 59 = 1,96 X ( D1) = 30 34 = 1,13 X (D2 = 30 1,96 + 1,13 = 1,55 XDampak = 2
P ( SS ) =
4. Dimensi Komunikasi P( STS ) = 0%
51 x100% = 34% 150 26 P(CS ) = x100% = 17,33% 150 231 P( S ) = x100% = 154% 150 20 P( SS ) = x100% = 13,33% 150
P(TS ) =
50 = 1,67 30 47 X ( K 2) = = 1,56 30 51 X ( K 3) = = 1,7 30 85 X ( K 4) = = 2,83 30 95 X ( K 5) = = 3,17 30 1,67 + 1,56 + 1,7 + 2,83 + 3,17 XKomunikasi = = 2,18 5 X ( K1) =
Perhitungan EPIC Model di Wisata Situs Budaya Batu Hobon 1. Dimensi Empati P( STS ) = 0% 1 x100% = 1,67 60 23 P(CS ) = x100% = 38,33% 60 30 P( S ) = x100% = 50% 60 6 P( SS ) = x100% = 10% 60 71 = 2,36 X ( E1) = 30 90 = 3,0 X (E2 = 30 2,36 + 3 = 2,68 XEmpati = 2
P(TS ) =
2. Dimensi Persuasi P ( STS ) = 0% 19 P (TS ) = x100% = 31,67% 60 16 P (CS ) = x100% = 26,67% 60 21 P(S ) = x100% = 35% 60 4 P ( SS ) = x100% = 6,67% 60 50 = 1,67 X ( P1) = 30 80 = 2,67 X ( P2 = 30 1,67 + 2,67 = 2,17 XPersuasi = 2
3. Dimensi Dampak 1 = 1,67% P( STS ) = 60 25 P(TS ) = x100% = 41,67% 60 18 P(CS ) = x100% = 30% 60 11 P( S ) = x100% = 18,33% 60 5 P( SS ) = x100% = 8,3% 60 64 = 2,13 X ( D1) = 30 41 = 1,36 X ( D2 = 30 2,13 + 1,36 = 1,75 XDampak = 2
4. Dimensi Komunikasi 2 P( STS ) = =% 150 48 P(TS ) = x100% = 32% 150 28 P(CS ) = x100% = 13,33% 150 70 P(S ) = x100% = 46,67% 150 2 P( SS ) = = 3,33% 60 48 = 1,6 30 48 X ( K 2) = = 1,6 30 49 = 1,63 X ( K 3) = 30 82 X ( K 4) = = 2,73 30 87 X ( K 5) = = 2,9 30 1,6 + 1,6 + 1,63 + 2,73 + 2,9 = 2,09 XKomunikasi = 5 X ( K1) =
Perhitungan EPIC Model di Wisata Alam Tuktuk Siadong 1. Dimensi Empati P( STS ) = 0% 3 P(TS ) = x100% = 5% 60 34 P(CS ) = x100% = 56,67% 60 120 P( S ) = x100% = 200% 60 12 P( SS ) = x100% = 20% 60 75 X ( E1) = = 2,5 30 94 X (E2 = = 3,13 30 2,5 + 3,13 XEmpati = = 2,82 2 2. Dimensi Persuasi 1 = 1,67% 60 7 P (TS ) = x100% = 11,67% 60 22 P (CS ) = x100% = 36,67% 60 21 P(S ) = x100% = 35% 60 10 P ( SS ) = x100% = 66,67% 60 71 X ( P1) = = 2,36 30 98 X (P2 = = 3,26 30 2,36 + 3,26 XPersuasi = = 2,81 2 P ( STS ) =
3. Dimensi Dampak P ( STS ) = 0% 14 P (TS ) = x100% = 23,33% 60 48 P (CS ) = x100% = 80% 60 39 P(S ) = x100% = 65% 60 36 P ( SS ) = x100% = 60% 60 72 = 2,4 X ( D1) = 30 65 = 2,16 X ( D 2) = 30 2,4 + 2,16 = 2,28 XDampak = 2
4. Dimensi Komunikasi 8 0% 150 16 P(TS ) = x100% = 10,67% 150 41 P(CS ) = x100% = 27,33% 150 75 P( S ) = x100% = 50% 150 12 P( SS ) = x100% = 8% 150 P( STS ) =
66 = 2,20 30 64 = 2,13 X ( K 2) = 30 74 = 2,46 X ( K 3) = 30 82 = 2,73 X ( K 4) = 30 75 = 2,5 X ( K 5) = 30 2,20 + 2,13 + 2,46 + 2,73 + 2,5 = 2,40 XKomunikasi = 5 X ( K1) =
Lampiran 3 Rekapitulasi Data Pengunjung yang Memilih Dimensi Tertentu 1. Wisata Alam Pantai Pasir Putih Atribut STS TS C S SS Total
Bobot (b) 0 1 2 3 4
E1
E2
P1
P2
D1
D2
K1
K2
K3
K4
K5
1 5 3 16 5 30
1 1 4 20 4 30
1 2 10 15 2 30
1 4 7 15 3 30
0 3 7 16 4 30
3 14 9 4 0 30
1 8 10 10 1 30
0 8 8 13 1 30
0 4 7 17 2 30
1 2 6 20 1 30
1 1 4 20 4 30
2. Wisata Alam Aek Rangat Atribut STS TS C S SS Total
E1
E2 1 2 7 16 4 30
P1 0 7 6 13 4 30
P2 0 5 13 6 6 30
D1
1 2 7 14 6 30
D2 0 4 14 10 2 30
1 15 8 3 3 30
K1 2 5 10 11 2 30
K2
K3 2 1 14 13 0 30
K4 1 2 9 14 4 30
K5 1 5 5 14 5 30
1 5 5 11 8 30
3. Wisata Situs dan Budaya Batu Sawan Bobot STS TS C S SS Total
E1
E2
0 2 20 8 0 30
P1 0 0 4 26 0 30
P2 0 12 9 9 0 30
D1 0 2 6 22 0 30
D2
K1
0 9 14 6 1 30
K2
K3
K4
K5
2 22 6 0 0 30
0 18 4 8 0 30
0 15 4 8 0 30
1 16 4 9 0 30
0 2 1 27 0 30
0 0 0 25 5 30
D2 1 20 3 5 1 30
K1 0 18 6 6 0 30
K2 0 16 4 8 2 30
K3 2 10 15 3 0 30
K4 0 3 2 25 0 30
K5 0 1 1 28 0 30
4. Wisata Situs dan Budaya Batu Hobon Bobot STS TS C S SS Total
E1 0 1 18 10 1 30
E2 0 0 5 20 5 30
P1 0 15 10 5 0 30
P2 0 4 6 16 4 30
D1 0 5 15 6 4 30
5. Wisata Alam Tuktuk Siadong Atribut STS TS C S SS Total
E1 2 1 7 20 0 30
E2 0 2 10 15 3 30
P1 0 5 14 6 5 30
P2 1 2 8 15 5 30
D1 0 2 16 10 2 30
D2 0 12 8 3 7 30
K1 2 5 8 15 0 30
K2 2 2 16 10 0 30
K3 1 2 9 18 0 30
K4 1 2 3 20 4 30
K5 0 5 5 12 8 30