DIVERSIFIKASI PRODUK WISATA DI PULAU SAMOSIR, KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA
EVENIN ROSA NAIBAHO
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
ABSTRAK EVENIN ROSA NAIBAHO. E34062881. Diversifikasi Produk Wisata di Pulau Samosir, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Bimbingan Prof. Dr. E.K.S Harini Muntasib, MS dan Ir. Nandi Kosmaryandi, Msc.F. Pulau Samosir adalah daerah tujuan wisata yang berada di tengah Danau Toba, dimana Danau Toba merupakan danau terdalam di Asia dan danau vulkanik terbesar di dunia. Danau Toba memiliki luas 1103 km2 dan luas Pulau Samosir 647 km. Pulau samosir memiliki banyak potensi wisata seperti potensi wisata alam, sejarah, dan seni budaya. Potensi wisata ini sebagian sudah dikembangkan menjadi produk wisata, akan tetapi produk tersebut masih bersifat massal dan belum spesifik, oleh karena itu produk wisata tersebut masih memerlukan suatu pengembangan dan penganekaragaman. Cara ataupun strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produk wisata di Samosir adalah melalui diversifikasi produk wisata. Tujuan diversifikasi produk wisata ini adalah menambah serta meningkatkan variasi jenis produk wisata. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober - 26 Desember 2010 di tiga Kecamatan di Kabupaten samosir, yaitu Kecamatan Pangururan, Sianjur MulaMula, dan Simanindo. Pengumpulan data menggunakan metode observasi lapang melalui wawancara, kuisioner, dan studi pustaka, penelusuran dokumen. Objek wisata di Pulau Samosir terdiri dari wisata alam, sejarah, dan seni budaya. ODTW yang sedang dikembangkan adalah Hotspring, Tele, Pasir Putih, batu sawan, pantai Ambarita, dan lain sebagainya. Produk wisata yang sudah ada adalah wisata keliling Pulau Samosir, wisata di kawasan Hotspring, wisata di Pasir Putih, Tele, wisata seni budaya di Museum Hutabolon, Tomok, Tuktuk, Desa Lumban Suhi, wisata sejarah di Cagar Budaya Sianjur Mula-Mula, wisata di Danau Sidihoni, dan wisata ke air terjun Bungalom. Pengunjung yang diwawancarai menginginkan adanya peningkatan berbagai fasilitas mulai dari sarana dan prasarana termasuk fasilitas dalam melakukan aktivitas wisata, peningkatan akomodasi dan restoran di kawasan wisata seperti Hotspring, Pasir Putih, pengembangan souvenir khas tiap objek wisata, peningkatan pengelolaan wisata, keamanan, kenyamanan, dan kebersihan kawasan wisata. Selain itu pihak Pemda juga memiliki rencana dalam pengembangan produk-produk wisata, yaitu termasuk pengembangan objek wisata, peningkatan sarana dan prasarana wisata, peningkatan pengelolaan objek wisata, serta peningkatan kesenian budaya masyarakat Samosir. Diversifikasi produk wisata yang dapat disarankan adalah pada kawasan Hotspring: wisata petualang dan wisata ilmiah, pada Kawasan Tele: ekowisata dan wisata ilmiah, pada Desa Simanindo: wisata budaya, pada Desa Sianjur Mula-Mula: wisata pendidikan sejarah dan budaya Suku Batak, wisata geologi, wisata alam-spiritual, dan wisata ilmiah. Untuk Desa Tomok: wisata alam, pada Desa Tuktuk Siadong: wisata alam, sejarah dan seni budaya, pada Desa Lumban Suhi: wisata seni budaya, sedangkan untuk Pasir Putih: rekreasi alam Pasir Putih.
Kata kunci: Produk wisata di Samosir, diversifikasi produk wisata.
ABSTRACT EVENIN ROSA NAIBAHO. E34062881. Tourism Product Diversification in Samosir Island, Samosir Regency, North Sumatera Province. Under supervision of Prof. Dr. E.K.S Harini Muntasib, MS and Ir. Nandi Kosmaryandi, Msc.F. Samosir Island is a tourist destination in the middle of Toba Lake. Toba Lake is the deepest lake in Asia and the largest volcanic lake on the world. Toba Lake has an area of 1103 km2 and Samosir Island with 647 km. There is has many potential tourism attractions such as the potential of natural, historical, and cultural arts. Part of the tourism potential has been developed into a tourism product, but it is still be mass and not specific, therefore the tourism product needs a tourism development and diversification. The ways or strategies that can be done to improve tourism product in Samosir is diversification of tourism products. The purpose of tourism product diversification is adding to the variety of products and increase tourism. The research was conducted on October 11 – December 26, 2010 in three sub-districts in Samosir Regency. There is Pangururan, Sianjur Mula-Mula, and Simanindo. Data was collected using observation method trough interview, questionnaires, literature study, searching documents. Attractions in Samosir Island consist of natural attractions, historical, and cultural arts. Tour destination being developed is a Hotspring, Tele, Pasir Putih, Batu sawan, Ambarita beach, and etc. Existing tourism products were tour around the Samosir Island, tour in Hotspring area, tour in Pasir Putih, Tele, art and culture tour in the Museum Hutabolon, Tomok, Tuktuk, Lumban Suhi Village, tour in cultural Heritage Sianjur Mula-Mula, tour Sidihoni lakes, and tour in waterfalls Bungalom. Visitors who were interviewed wanted an increased variety of facilities ranging from facilities and infrastructure, including facilities in tourist activity, improved accommodation and restaurants in tourist areas such as Hotspring, White Sands, the development of the typical souvenirs of each attraction, increase in tourism management, security, comfort, and cleanliness tourist area. Besides, the government also has plans in the development of tourism products, which include the development of attractions, improvement of tourist facilities and infrastructure, improved management of attractions, and increase of cultural arts community in Samosir. Diversification of tourism products that can be recommended is the Hotspring area: adventure tour and scientific tourism, the area Tele: ecotourism and scientific tourism, the village Simanindo: cultural tourism, the village Sianjur Mula-Mula: educational tours of cultural and historical Batak, geology tours , nature spiritual tourism, and scientific tourism. The Village Tomok: natural tourism, the Village Tuktuk Siadong: natural tourism, history and art culture tourism, the Village Lumban Suhi: arts and culture tourism, while for the Pasir Putih: white Sands outdoor recreation.
Key words: Tourism products in Samosir, diversification of tourism products.
DIVERSIFIKASI PRODUK WISATA DI PULAU SAMOSIR, KABUPATEN SAMOSIR, PROVINSI SUMATERA UTARA
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Oleh:
EVENIN ROSA NAIBAHO E34062881
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Diversifikasi Produk Wisata di Pulau Samosir, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara adalah benarbenar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2011
Evenin Rosa Naibaho NRP E34062881
Judul Skripsi
: Diversifikasi Produk Wisata di Pulau Samosir, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara
Nama
: Evenin Rosa Naibaho
NIM
: E34062881
Jurusan/Fakultas
: Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata/ Kehutanan
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS
Ir.Nandi Kosmaryandi, Msc.F
NIP. 19550410 198203 2 002
NIP.19660628 199802 1 001
Mengetahui : Ketua Depatemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni,MS NIP: 19580915 198403 1 003
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, cinta dan Kasih Karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul Diversifikasi Produk Wisata di Pulau Samosir, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara dapat terselesaikan. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Potensi-potensi wisata yang ada di Pulau Samosir sebagian sudah dikembangkan menjadi produk wisata unggulan, akan tetapi, pengembangan produk wisata tersebut masih memerlukan inovasi demi meningkatnya kepariwisataan di Samosir. Selain itu adanya permintaan serta keinginan wisatawan supaya produk wisata tersebut menarik, berkesan, dan unik. Salah satu strategi untuk menarik minat pengunjung/wisatawan untuk berkunjung kembali ke Danau Toba adalah mendiversifikasi produk wisata. Diversifikasi produk wisata yang ada diharapkan dapat meningkatkan minat serta keinginan wisatawan untuk kembali berwisata di Samosir. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang Diversifikasi produk wisata di Kabupaten Samosir, sehingga dapat memberikan data mengenai permintaan pengunjung/wisatawan terhadap produk wisata sebagai salah satu dasar dalam penyususnan diversifikasi produk wisata di kabupaten Samosir. Selain itu juga memberikan masukan dan sedikit sumbangsih pemikiran bagi kemajuan pariwisata alam di Kabupaten Samosir. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan dan pengembangan penelitian selanjutnya. Harapan penulis, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Bogor, Agustus 2011
Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 09 September 1988 sebagai anak pertama dari enam bersaudara pasangan Edward Naibaho dan Rustauli Sitanggang. Penulis lulus dari SD INPRES Saurnauli Pangururan pada tahun 2000. Kemudian melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Pangururan dan lulus pada tahun 2003. Tahun 2006 penulis lulus dari sekolah SMU Negeri 2 Pangururan dan pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI). Penulis memilih Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan. Kemudian penulis memilih Minor Perlindungan Hutan dari Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan. Selama menuntut ilmu di IPB, penulis aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan yakni sebagai anggota Divisi Hubungan Masyarakat International Forest Student Association (IFSA) - Fakultas Kehutanan tahun 2008-2009, anggota Kelompok Pemerhati Herpetofauna pada Himpunan Mahasiswa Konservasi Alam (HIMAKOVA) tahun 2007-2009, Koordinator Komisi Pembinaan Pemuridan Unit Kegiatan Mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen (UKM PMK) IPB tahun 2008-2009, Sekretaris Persekutuan Fakultas Mahasiswa Kristen Fakultas Kehutanan IPB 2008-2009, Sekretaris Kelompok Pra-Alumni (KOPRAL) UKM PMK IPB tahun 2009-2010, panitia Gebyar HIMAKOVA, Fakultas Kehutanan tahun 2008, panitia Natal Sylva Fakultas Kehutanan IPB tahun 2008, panitia Retreat Komisi Pra-Alumni Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) IPB tahun 2010. Selain itu penulis juga melakukan Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) tahun 2010. Untuk memperoleh gelar Sarjana kehutanan IPB, penulis menyelesaikan skripsi dengan judul Diversifikasi Produk Wisata Di Pulau Samosir, Kabupaten Samosir-Sumatera Utara dibimbing oleh Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS dan Ir. Nandi Kosmaryandi, Msc.F.
UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan berkat dan anugerah-Nya. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu ucapan terima kasih dan penghargaan tak luput penulis sampaikan kepada: 1.
Orangtua tercinta (Bapak Edward Naibaho dan Ibu Rustauli Sitanggang), my lovely brothers (Frandy Deonesius, Ismail Wiratama, dan Gamayel Sutardi), my lovely sisters (Rehwinda dan Sofi Alnora) dan segenap keluarga besar penulis (Oppung, Tulang/Nantulang, Paktua/Maktua, Amangboru/Namboru, kakak, abang/adik sepupu) atas kasih sayang, cinta, perhatian, doa, dan dukungan yang telah diberikan baik moril maupun spiritual. Dad/Mom, this is my first and it’s all for you.
2.
Ibu Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS dan Bapak Ir. Nandi Kosmaryandi, Msc.F selaku dosen pembimbing akademik atas kesabaran dan keikhlasannya dalam memberikan bimbingan ilmu, pengarahan, nasihat, dan motivasi kepada penulis.
3.
Bapak Ir. Iwan Hilwan, MS selaku dosen penguji yang memberikan arahan dan masukannya bagi penulis.
4.
Ibu Dr. Ir. Yeni Mulyani,Msc sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing, menasihati serta memotivasi penulis selama kuliah.
5.
Seluruh dosen KSHE yang telah banyak memberikan ilmu dan nasehat kepada penulis selama kuliah dan staf departemen yang banyak membantu penulis.
6.
Sahabat sekaligus kekasih penulis D. Hendra A Purba yang selalu ada, memberi dukungan, nasihat, doa dan kasih sayang kepada penulis. Untuk sahabat-sahabat terbaik yang selalu mewarnai kehidupan penulis (Yenny, Yessy, Betty, Eka Putri, Ira, Fiona dan kak Epin). Semua KPP’ers khususnya KPP’ers 43 (Sisy, Nina, Melisa, Yuli S, Lisa M, Ajang, Lisa). Teman-teman satu kosan (Desra, Titin, Desi, Viva, Posma, ka Weny, Astra, Kiki, Ester, dan teman lainnya). Temanteman satu daerah Samosir (Demak, Roma, Kaby, Parullian, Yanti, Rahel,
Harayanto, Ellen, Marisa, Johanson, Nenti, Jumadin, dan teman yang lain). Terimakasih atas masukan, perhatian, doa, bimbingan, dan tawa yang selalu kalian berikan. 7.
Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 2 Pangururan (J.Hutagaol, H.Sitanggang, R. Simbolon, R. Sinaga, dan guru lainnya) yang telah memberi nasehat, motivasi, serta doa bagi penulis selama penulis kuliah dan melakukan penelitian di Samosir.
8.
Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir (Kepala, Sekretaris, Kepala bagian Pemasaran Wisata, Pengembangan Wisata, dan Seni Budaya, Museum dan Kepurbakalaan) yang telah banyak membantu dan memberi masukannya dalam penyusunan Skripsi penulis.
9.
Teman-teman KSHE’43 (Fiona, Bambang, Bret, Yunus, Rafika, Bayu, Mika, Ijul, Aditya, Jatil, Feny, Hafidz, Ari L, Ari S, Erlin, Aje, Gozali, dll) yang selalu memberi dukungan, masukan, nasihat, senyuman, bantuan bagi penulis.
10. Teman-teman angkatan 43 (Daniel S, Endruw, Mada, Sandro, Rara, Lele) dan teman-teman Elifelet (Daniel S, Edward, Karno, Titin, Daniel Nae, Betty, Ka Fena, bang Eko, Yessy) atas doa dan juga nasihat kalian bagi penulis. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran studi penulis, baik selama kuliah maupun dalam penyelesaian skripsi ini. Kiranya damai sejahtera dari Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus selalu menyertai kita semua.
Bogor, Agustus 2011
(Evenin Rosa Naibaho)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................... i DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... v 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 3 1.3 Manfaat Penelitian ........................................................................... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata .................................................................................................... 4 2.2 Produk Wisata .............................................................................................. 4 2.3 Diversifikasi Produk Wisata 6 2.4 Permintaan Wisata ....................................................................................... 7 III.
METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 9 3.2 Alat dan Bahan ................................................................................ 9 3.3 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data .................................. 10 3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 12 3.4.1 Studi Pustaka ............................................................................. 12 3.4.2 Observasi Lapang ...................................................................... 12 3.4.3 Wawancara dan kuisioner .......................................................... 12 3.5 Teknik Pengambilan Sampel............................................................ 13 3.5.1 Wisatawan ................................................................................. 13 3.5.2 Pengelola .................................................................................. 13 3.5.3 Lokasi/ Kecamatan Penelitian .................................................... 13 3.6 Tahapan dan Metode Penyusunan produk Wisata ............................. 13 1. Metode Analisis Data.................................................................. 17 3.7.1Inventarisasi komponen dan subkomponen produk wisata ........... 17 3.7.2 Permintaan Pengunjung Terhadap produk Wisata ....................... 17 3.7.2.a Pengunjung/wisatawan .......................................................... 18 3.7.2.b penilaian Pengunjung terhadap produk wisata ....................... 18 3.7.3.c Analisis Deskriptif Kuantitatif ............................................... 19 3.8 Matriks Penyusunan Produk Wisata .................................................. 19
IV. KONDISI UMUM LAPANGAN 4. 1 Sejarah ............................................................................................20 4.2 Topografi..........................................................................................21 4.3 Iklim.................................................................................................21 4.4 Kondisi Demografis ..........................................................................21
4.5 Aksesibilitas .....................................................................................21 4.6 Sosial Budaya ...................................................................................23 4.7 Potensi Objek Daya Tarik Wisata di tiga Kecamatan Penelitian ........24 4.7.1 Kecamatan Sianjur Mula-Mula ...................................................24 4.7.2 Kecamatan Simanindo ................................................................25 4.7.3 Kecamatan Pangururan ....................................................................26 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Inventarisasi Produk Wisata .............................................................. 27 5.1.1 Inventarisasi produk wisata menurut Pemerintah Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya ........................................................... 27 5.1.2 Inventarisasi produk wisata menurut pihak perhotelan................. 46 5.2 Rencana pengembangan produk wisata oleh berbagai pihak ............. 49 5.2.1 Rencana pengembangan produk wisata oleh pihak Pemerintah .. Daerah ...................................................................................... 49 5.2.2 Rencana pengembangan produk wisata oleh pihak perhotelan ................................................................................... 50 5.2.3 Permintaan pengunjung terhadap produk wisata berdasarkan wawancara dengan pengelola ...................................................... 51 5.3 Permintaan pengunjung terhadap produk wisata menurut wawancara dengan pengelola ..............................................................................................52 5.3.1 Karakteristik pengunjung ..........................................................52 5.3.2 Penilaian pengunjung terhadap produk wisata ...........................57 5.3.3 Harapan/ keinginan pengunjung terhadap produk wisata menurut wawancara dengan pengunjung/ wisatawan .............................. 64 5.4 Penyusunan diversifikasi produk wisata ............................................ 64 5.6 Peta interpretasi objek daya tarik wisata di Kabupaten Samosir......... 86 VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 90 6.2 Saran ................................................................................................ 90 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 91 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL No 1.
Halaman
Jenis data, teknik, dan sumber data yang dikumpulkan dalam inventarisasi komponen dan subkomponen produk wisata ............................................... 10 2. Jenis data, teknik, dan sumber data yang dikumpulkan dalam wawancara dengan pengelola ............................................................................................. 10 3. Pertimbangan-pertimbangan pemilihan kecamatan sebagai lokasi pengambilan data ............................................................................................ 15 4. Keterangan dan scoring Skala Likert .......................................................... 18 5. Matriks penyusunan diversifikasi produk wisata di Kabupaten Samosir ...... 19 6. Akses transportasi darat dalam Kabupaten Samosir .................................... 23 7. Akses transportasi darat antar Kabupaten dari Samosir ............................... 23 8. Akses transportasi penyebrangan danau di Kabupaten Samosir ................... 23 9. Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang ada di Kecamatan Siaajur Mula-Mula ...................................................................................................... 24 10. Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang ada di Kecamatan Simanindo ...... 25 11. Obek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang ada di Kecamatan Pangururan ...... 26 12. Perbedaan produk-produk wisata yang terdapat di Pulau Samosir antara Pihak Disparsenibud dengan perhotelan ............................................................... 48 13. Objek wisata yang sedang dikembangkan oleh pemerintah Daerah Dinas Pariwisata seni dan Budaya Kab. Samosir .................................................. 48 14. Penilaian Pengunjung/ wisatawan terhadap produk wisata. ......................... 57 15. Matriks Penilaian komponen produk wisata dalam Rentang Skala Likert .... 59
DAFTAR GAMBAR No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
Halaman Peta lokasi penelitian di Kabupaten Samosir ........................................... 9 Diagram tahapan dan metode penyusunan produk wisata........................16 Keterangan (1) view alam dari Kecamatan Simanindo; (2) view alam dari Kecamatan Palipi ...................................................................................29 Pemandangan Alam Danau Toba dari Pulau Samosir..............................29 Kawasan Pemandian Air Panas/Hotspring ..............................................30 Kawasan pemandian air panas di Kaki Gunung Pusuk Buhit ..................30 Pemandangan Alam dari Tele .................................................................31 Menara Pandang Tele .............................................................................31 Pemandangan Alam Gunung Pusuk Buhit dan Perkampungan pertama Suku Batak yang dilihat dari Tele ..............................................32 Patung Sigale-gale yang mengenakan Ulos Ragihotang sedang manortor .....................................................................................33 Atraksi Sigale-gale bersama para wisatawan yang mengenakan ulos ikut manortor ..................................................................................33 Patung Batu yang sedang melakukan Ritual Pemakaman Orang Meninggal dengan Gondang Batak .........................................................34 Makam Raja Sidabutar ...........................................................................35 Patung Sigale-gale mengenakan pakaian adat Batak berada di atas sebuah peti mati yang terbuat dari pahatan ..............................................35 Suasana ziarah di Makam Raja Sidabutar ...............................................35 Atraksi pawai kapal saat Pesta Danau Toba 2010 ...................................36 Batu Kursi Persidangan Raja Siallagan ...................................................37 Fasilitas wisata yang terdapat di Kampung Wisata Tuktuk. Toko rental speed boat, rooms; (2) Perpustakaan Gokhon sekaligus menyediakan money changer, pemesanan tiket kapal ................................................. 38 Hotel-hotel di Tuk-tuk dibangun menyerupai Rumah Adat Batak Toba .............................................................................................38 Deretan Rumah Tradisional Batak di Desa Siallagan ..............................38 Pemandangan Alam di Kawasan Tuktuk Siadong ...................................39 Wanita yang bertenun Uloas Batak Karo ................................................40 Pemandangan Gunung Pusuk Buhit dan Kawasan Hotspring dari Pulau Samosir ..................................................................................41 Pesta Budaya Samosir VII 2010 di Kecamatan Pangururan (Halaman Gereja Inkulturatif)..................................................................41 Jembatan Tano Ponggol..........................................................................42 Sopo Guru Tatea Bulan ..........................................................................43 Air Batu Cawan ......................................................................................44 Mata Air Tujuh Rasa ..............................................................................44 Batu Hobon ............................................................................................44 Atraksi Seni Budaya di Pasir Putih .........................................................45 Tor-tor Sanggar Seni Budaya Bunga Jambu............................................46
32. 33. 34. 35. 36. 37.
Karakteristik pengunjung/wisatawan di Pulau Samosir ...........................53 Karakteristik pengunjung/wisatawan di Pulau Samosir ...........................55 Karakteristik pengunjung/wisatawan di Pulau Samosir ...........................56 Objek daya tarik wisata yang disukai wisatawan .....................................63 Gunung Pusuk Buhit dan daratan Pulau Samosir ....................................80 Peta interpretasi objek wisata di Kabupaten Samosir ..............................87
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 1 Karakteristik Pengunjung ................................................. 1 Rekapitulasi wawancara pengunjung ............................................ 2 Rekapitulasi Objek Daya Tarik Wisata yang disukai pengunjung . 3 Panduan wawancara dengan pemerintah daerah Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara ............................................................... 7
6.
Kuisioner kepada pengunjung di daerah tujuan wisata .................. 8
BAB I PENDAHULUAN 7. Latar Belakang Pulau Samosir merupakan sebuah pulau kecil yang berada di tengah-tengah Danau Toba. Danau Toba yang dikenal sebagai danau terdalam di Asia sekaligus danau vulkanik terbesar di dunia menjadi salah satu daerah tujuan wisata andalan di Sumatera Utara. Danau Toba sebagai Danau Vulkanik memiliki kedalaman maksimum 529 meter, panjang 100 kilometer, dan lebar 30 kilometer. Danau ini memiliki keunikan tersendiri dan tergolong salah satu dari sepuluh pulau yang menakjubkan di dunia. Cerita terbentuknya Pulau Samosir merupakan suatu yang luar biasa. Proses prmbentukan Danau Toba disebabkan letusan gunung api dahsyat (supervolcano) yaitu Gunung Toba sekitar ribuan tahun yang silam. Setelah letusan tersebut, terbentuk kawah yang kemudian terisi oleh air yang sangat banyak dan menjadi sebuah danau yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Kawah tersebut dikenal dengan Pegunungan Bukit Barisan, dimana Pegunungan Bukit Barisan ini menjadi kaldera-kaldera. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir. Selain Pulau Samosir, letusan gunung api juga menyebabkan muncul semenanjung di daratan Pulau Sumatera yang kini menjadi kota kecil Parapat. Danau Toba yang sangat terkenal dengan panoramanya yang sangat indah dan unik di dunia mampu menjadi aset Negara Indonesia untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata. Pariwisata di Danau Toba khususnya di Pulau Samosir masih bersifat massal, belum spesifik.
Pengunjung/ wisatawan yang datang
berkunjung ke Pulau Samosir cenderung terkonsentrasi pada pengenalan Danau Toba, menikmati panorama alam Danau Toba dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang paling terkenal di Pulau Samosir, yaitu Makam Raja Sidabutar di Tomok. Padahal Pulau Samosir masih memiliki banyak potensi objek daya tarik wisata yang dapat dikunjungi wisatawan, seperti potensi wisata sejarah, wisata alam, wisata seni dan budaya. Kecamatan Sianjur Mula-Mula tepatnya di kaki Gunung Pusuk Buhit
merupakan asal muasal orang Batak dan tempat ini telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Potensi wisata alam juga dapat dilihat dibeberapa tempat, seperti Tele, Hotspring (pemandian air panas), Pasir Putih, air terjun, Pulau Tao, Tulas, dan lain sebagainya. Sedangkan potensi seni budaya adalah mengunjungi Desa/ komunitas penenun ulos batak, beberapa museum di Huta bolon dan Tomok, melihat kehidupan masyarakat Samosir, kesenian tradisional, upacara adat pernikahan serta ritual-ritual pemakaman dan lain sebagainya. Semua potensi wisata ini sedang berkembang di Pulau Samosir. Potensi-potensi wisata yang ada di Pulau Samosir sebagian sudah dikembangkan menjadi produk wisata unggulan. Produk ini ditujukan bagi semua wisatawan yang berkunjung ke Samosir. Produk wisata yang banyak dikembangkan adalah produk wisata alam dan sejarah. Akan tetapi produk wisata tersebut masih belum dikemas dengan baik, dan masih membutuhkan pengembangan serta peningkatan supaya pengunjung berminat berwisata di Pulau Samosir. Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata ke Samosir
mengharapkan
produk wisata yang menarik, berkesan, dan unik, atau atraksi wisata yang baru dikembangkan menjadi objek wisata. Hal ini yang akan membuat wisatawan berminat berwisata kembali ke Samosir. Sehingga wisatawan tersebut tidak bosan dan jenuh, akan tetapi mereka justru memiliki pengalaman baru ketika datang kembali ke Samosir. Dengan adanya permintaan/ keinginan pengunjung terhadap produk wisata serta masih terbatasnya produk wisata di Pulau Samosir
maka dalam rangka
memenuhi kebutuhan wisatawan dan meningkatkan variasi produk wisata maka diperlukan usaha diversifikasi (penganekaragaman) produk-produk wisata yang lebih menarik, potensial, unik, dan inovatif. Diversifikasi produk wisata merupakan salah satu cara atau strategi untuk menarik minat pengunjung/ wisatawan berkunjung kembali ke Danau Toba dan Pulau Samosir. Diversifikasi produk wisata dijadikan sebagai cara untuk menambah dan menganekaragamkan berbagai produk wisata di Pulau Samosir dan sekitarnya yang masih memiliki potensi untuk dikembangkan dan dikemas jadi suatu produk wisata. Produk wisata yang sudah diversifikasi dapat digunakan dan dikonsumsi oleh
pengunjung/ wisatawan, sehingga pengunjung tersebut tidak akan mengalami kejenuhan dan kebosanan datang ke Pulau Samosir. Sebaliknya pengunjung diharapkan dapat menikmati perjalanan wisatanya dengan adanya produk-produk wisata yang baru. 2. Tujuan Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun diversifikasi produk wisata di Pulau Samosir, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Inventarisasi jenis produk wisata yang ada di Pulau Samosir yaitu Kecamatan Pangururan, Kecamatan Simanindo , dan Kecamatan Sianjur Mula-Mula.
2.
Mengetahui permintaan pegunjung terhadap produk wisata yang diinginkan dan rencana para pihak (Pemerintah Daerah dan pengelola wisata) terhadap produk wisata.
3.
Menyusun diversifikasi produk wisata berdasarkan objek wisata yang ada, permintaan pengunjung, rencana pengembangan dari Pemerintah Daerah, serta Pengelola.
3. Manfaat Penelitian Manfaat
penelitian
ini
adalah
membantu
pengelola
dalam
mengembangkan produk wisata alam di Pulau Samosir, Kabupaten Samosir.
upaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Pariwisata Pariwisata secara umum diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi melainkan untuk menikmati perjalanan. Sementara menurut UU No 10 Tahun 2009 dijelaskan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Graburn (1989) dalam Fennel (2002) identified two main types of tourism, nature tourism and culture tourism, and compared and contrasted these through a number of other related sub-types. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. 2. Produk Wisata Burkat dan Medlik (2007) memberikan rumusan tentang produk pariwisata yaitu gabungan produk, sebagai suatu campuran dari atraksi-atraksi, alat angkutan, berbagai jenis tempat menginap dan hiburan dimana tiap unsur dipersiapkan oleh masing-masing perusahaan dan ditawarkan secara terpisah. Sedangkan secara umum pengertian produk wisata merupakan gabungan unsur-unsur pembentuk produk yang berinteraksi dan tidak terpisahkan dengan membentuk suatu produk yang dikonsumsi secara seri/gabungan oleh wisatawan. Produk dalam hal ini dipandang lebih dari sekedar barang yang nyata. Produk yang termasuk ke dalam aspek pariwisata ini adalah obyek fisik, pelayanan, tempat, organisasi, temasuk ide-ide untuk mengembangkan produk. Yang tergolong dalam obyek fisik adalah bentang alam, proses geologis, kondisi vegetasi, serta jenis perilaku satwaliar. (Fennel, 2002).
Kodhyat (2007) memberikan pemahaman tentang komponen dan sub komponen produk wisata yang terdiri atas: 1. Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Merupakan komponen yang paling utama karena ODTW merupakan pendorong atau motivator utama bagi wisatawan untuk mengunjungi Daerah Tujuan Wisata yang bersangkutan. ODTW terdiri dari 4 (empat) jenis, yaitu 1. Alam : bentang alam/pemandangan, hutan, flora/fauna, goa, air terjun, danau, dan lain sebagainya. 2. Budaya : museum, arkheologi/situs sejarah, tradisi, istana/keraton, tempat ibadah, tradisional,dan lain sebagainya. 3. Aktivitas : trekking, hiking, canoeing, caving, viewing, belanja/shopping, ziarah, studi, berobat, dan lain sebagainya. 4. Peristiwa (events) : festival, upacara keagamaan, upacara pernikahan, perayaan, dan lain sebagainya. 5. Fasilitas Merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata dan yang memberikan berbagai kemudahan dalam melakukan kegiatan wisata. Ada tiga jenis fasilitas yang diperlukan wisatawan. 1. Fasilitas dalam bentuk prasarana (infrastruktur) seperti bandar udara, pelabuhan, stasiun kereta api, terminal bis, jembatan, jalan raya, instalasi listrik, instalasi air minum, telepon, dan lain sebagainya. 2. Fasilitas
dalam
bentuk
sarana
seperti
alat-alat
transportasi,
alat
telekomunikasi, sarana akomodasi (hotel, motel, losmen, dan lain sebagainya), restoran/rumah-rumah makan, sarana kesehatan (rumah sakit, klinik, puskesmas, dan lain sebagainya), sarana keamanan (kantor/pos polisi, hansip, dan lain sebagainya), tempat-tempat hiburan. 3. Fasilitas dalam bentuk amenitas seperti ruangan ber AC, bathtub/shower dengan air panas dan air dingin di kamar mandi, lift, dan fasilitas lain yang dapat memberikan kenyamanan bagi wisatawan.
4. Jasa layanan Jasa layanan adalah komonen produk wisata berupa perbuatan atau tindakantindakan manusia pemberi jasa dalam bentuk pelayanan yang diberikan kepada wisatawan sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan wisatawan seperti tour operator, pemanduan yang diberikan oleh pramuwisata, agen perjalanan, informasi wisata yang diberikan oleh petugas informasi. 5. Kenang-kenangan/ Cinderamata Merupakan segala sesuatu yang berbentuk kebendaan yang dapat menjadi alat bantu untuk mengingatkan para wisatawan akan kunjungan mereka ke DTW tertentu, seperti souvenir/cinderamata, postcard, film, video. Selain itu kenang-kenangan juga diartikan sebagai kesan yang tertera dalam ingatan wisatawan tentang apa yang dilihat dan dialaminya dalam kunjungannya ke DTW tertentu. 6. Pendukung (suasana yang kondusif) Suasana yang kondusif berarti keadaan, situasi atau kondisi yang memberikan rasa tenteram, aman dan nyaman bagi wisatawan. Dalam rangka untuk mendukung terciptanya suasana kondusif beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu keamanan, kenyamanan, keramahan, dan lain sebagainya. Produk wisata di Samosir saat ini sedang dalam tahap pengembangan. Trend pembangunan dan pengembangan produk wisata yaitu penataan lokasi objek wisata serta pengembangan destinasi (Daerah Tujuan Wisata), termasuk wisata alam, sejarah, dan seni budaya (Dinas Pariwisata Seni dan Budaya, 2010). 3. Diversifikasi Produk Pariwisata Menurut Sudarsono (2001), diversifikasi produk merupakan suatu usaha penganekaragaman sifat dan fisik, baik yang dapat diraba/tidak dapat diraba (barang atau jasa) yang dihasilkan oleh perusahaan untuk digunakan konsumen di dalam memuaskan kebutuhannya. Demikian juga dengan diversifikasi produk wisata yaitu usaha penganekaragaman sifat dan fisik, baik yang dapat diraba atau yang tidak dapat diraba (jasa) dalam rangka memenuhi kebutuhan wisatawan.
Diversifikasi produk wisata dimaksudkan tidak untuk mengubah tetapi menambah keragaman produk wisata yang telah ada untuk menghindari kejenuhan (saturation) dan memperpanjang lama tinggal wisatawan (Pitana, 2006 dalam Budiasa 2009). Becherel dan Vellas (1999) mengungkapkan bahwa produk dimodifikasi untuk membuatnya berbeda dan mencari penggunaan tipe baru. Misalnya biro perjalanan yang menawarkan liburan trekking bagi orang lebih tua, yaitu dengan mengubah paket liburannya untuk menarik orang yang lebih tua. Suatu
produk
baru
yang
dihasilkan
sebaiknya
disesuaikan
dengan
kebutuhan/keinginan konsumen (tourist). Produk yang sudah lama dipasarkan mungkin saja mengalami masa kejenuhan, sehingga diperlukan suatu modifikasi produk-produk lama untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pasar yang cenderung berubah-ubah (Yati dalam Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, 2010) Pendukung pelaksanaan diversifikasi meliputi adanya kualitas produk yang baik, adanya modal yang cukup besar, mempunyai ide-ide yang kreatif, ada sikap tanggap terhadap masalah, dan waktu pengembangannya yang relatif cepat sementara faktor penghambat diversifikasi diantaranya harga yang lebih tinggi (kurang bersaing dalam pasar), kemampuan pengembangan produk yang lamban dan tenaga pemandu yang kurang professional (Dewi, 2007). 4. Permintaan Wisata Menurut Mathaeson dan Wall (1982) dalam Page (2009) menyatakan bahwa permintaan wisata didefinisikan sebagai sejumlah orang yang bepergian, atau ingin melakukan perjalanan, untuk menggunakan fasilitas wisata dan layanan di tempattempat jauh dari tempat tinggal atau dari tempat tinggal mereka. Orang yang melakukan perjalanan wisata disebut sebagai wisatawan. Pengertian wisatawan di perjelas menurut International Union of Office Travel Organization (IUOTO) dan World Tourism Organization (WTO) dalam Page (2009) adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan ke sebuah atau beberapa negara di luar
tempat tinggal biasanya atau keluar dari lingkungan tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 bulan dan memiliki tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata. Yoeti (2008) menyatakan bahwa faktor-faktor yang akan menentukan permintaan khusus terhadap Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang akan dikunjungi biasanya ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut: 1.
Harga
2.
Daya tarik wisata, fasilitas, bentuk-bentuk pelayanan lainnya seperti transport lokal, telekomunikasi, Biro Perjalanan Wisata (BPW) lokal atau hiburan.
3.
Kemudahan-kemudahan
untuk
berkunjung,
jembatan,tenaga listrk atau persediaan air bersih. 4.
Pelayanan perjalanan perjalanan dan informasi.
5.
Citra/ image dari tujuan wisata.
seperti
sarana
jalan,
BAB III METODE PENELITIAN
1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada tanggal 11 Oktober - 26 Desember 2010 di Kabupaten Samosir. Lokasi pengambilan data dilakukan di tiga Kecamatan, yaitu Kecamatan Pangururan, Kecamatan Sianjur Mula-Mula, dan Kecamatan Simanindo. Berikut adalah peta lokasi penelitian di tiga kecamatan.
Gambar 1 Peta Lokasi penelitian di tiga kecamatan, Kabupaten Samosir (Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya, Kabupaten Samosir, 2010). 2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Kamera digital: mendokumentasikan secara visual obyek yang ditemukan di lapangan saat melakukan penelitian, b. Perekam : merekam percakapan saat pengambilan data wawancara dan diskusi, c. Peta rupa bumi Kabupaten Samosir: sebagai panduan untuk melakukan perjalanan ke lokasi pengambilan data di lapangan,
d. Alat tulis menulis: mencatat data yang diperoleh di lapangan, e. Panduan kuisioner: sebagai panduan untuk wawancara dengan pengunjung. 3. Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkam meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi data-data tentang jenis produk wisata (termasuk komponen dan sub komponen produk) yang ada di Kabupaten Samosir, dan data hasil wawancara dengan pengunjung untuk mengetahui permintaan dan keinginan pengunjung terhadap produk wisata. Sedangkan data sekunder meliputi data inventarisasi produk wisata yang ada, kondisi umum lokasi penelitian. Data-data yang dikumpulkan diperoleh melalui teknik wawancara, observasi lapang, studi pustaka, dan penelusuran dokumen. Tabel 1 Jenis data, teknik, dan sumber data yang dikumpulkan dalam inventarisasi komponen dan sub komponen produk pariwisata No
Jenis Data
1
Verifikasi dan inventarisasi ODTW: Alam (Bentang alam/ view, hutan, flora/fauna, goa, air terjun, danau dsb) Budaya dan Sejarah (museum, arkheologi/situs sejarah, tradisi, istana/keraton, tempat ibadah, tradisional) Aktivitas (trekking, hiking, canoeing, caving, viewing, belanja/shopping)
2
Teknik Primer Sekunder - Observasi - Penelusuran Lapang dokumen - Wawancara - Studi Pusataka
- Observasi Lapang - Wawancara
- Penelusuran dokumen - Studi Pustaka
3
Peristiwa/ Events (festival, upacara keagamaan, pernikahan, perayaan)
- Observasi Lapang - Wawancara
- Penelusuran dokumen - Studi Pustaka
4
Fasilitas yang ada Sarana (alat transportasi, akomodasi, restoran/ rumah makan, tempat hiburan, dll) Prasarana/infrastruktur (jalan raya, pelabuhan, dll) Sarana kesehatan (Rumah sakit, Klinik, Puskesmas) Sarana Telekomunikasi (wartel, kantor pos)
- Observasi Lapang - Wawancara
- Penelusuran dokumen - Studi Pustaka
Sumber Data - Dinas Pariwisata Seni Budaya Kab. Samosir - Perhotelan
- Dinas Pariwisata Seni Budaya Kab. Samosir, - Perhotelan - Dinas Pariwisata Seni Budaya Kab. Samosir. - Perhotelan - Dinas Pariwisata Seni Budaya Kab. Samosir - Perhotelan
No 5
6
7
Jenis Data Jasa Layanan pada Pengunjung Tour operator Pramuwisata Travel agents Informasi pusat pengunjung Biro travel Pemandu wiata Kenang-kenangan Cinderamata/souvenir Foto Postcards Film Video, dsb Pendukung Kebersihan Keramahan Kenyamanan Keamanan, dsb
Primer Wawancara
Teknik Sekunder - Penelusuran dokumen - Studi Pustaka
Sumber Data Perhotelan
- Observasi Lapang - Wawancara
- Penelusuran dokumen - Studi Pustaka
- Dinas Pariwisata Seni Budaya Kab. Samosir - Perhotelan, shop souvenir.
- Observasi Lapang - Wawancara
- Penelusuran dokumen
- Dinas Pariwisata Seni Budaya Kab. Samosir - Perhotelan
Jenis data yang dikumpulkan dalam wawancara dengan pengunjung/ wisatawan adalah sebagai berikut: 1. Minat khusus pengunjung terhadap objek wisata. 2. Kainginan, minat, dan selera pengunjung terhadap produk wisata yang belum ada/disusun. 3. Aktivitas yang paling menarik/diminati pengunjung. 4. Penilaian terhadap beberapa komponen produk wisata, yaitu pemanfaatan ODTW, aksesibilitas, fasilitas (sarana dan prasarana), cinderamata, pelayanan, dan lain sebagainya. 5. Rekomendasi, saran, dan masukan bagi produk wisata yang perlu disusun. Sedangkan teknik pengambilan data wawancara dengan pengelola adalah disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut. Tabel 2 Jenis data, teknik, dan sumber data yang dikumpulkan dalam wawancara dengan pengelola No 1 2
Jenis Data Kondisi umum Kabupaten Samosir Perencanaan pengembangan pariwisata baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Teknik Primer Wawancara
Sekunder Penelusura dokumen Penelusuran dokumen
Sumber Data Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kab. Samosir 1. Dinas Pariwisata Seni Budaya Kab. Samosir 2. Perhotelan
3.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 3.1.1 Studi Pustaka Kegiatan pengumpulan data-data dengan cara menelusuri dokumen-dokumen atau pustaka yang terkait dengan data-data mengenai jenis-jenis produk, komponen produk, dan sub komponen produk
wisata yang ada. Selain itu data mengenai
rencana pengembangan produk wisata oleh pengelola produk. Data yang diperoleh dari studi literatur-literatur akan digunakan sebagai pedoman dalam mengambil data atau observasi dilapangan. 3.1.2 Observasi Lapang Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung ke lapangan yaitu mengenai komponen produk dan sub komponen produk wisata. Komponen produk tersebut itu terdiri atas verifikasi dan inventarisasi obyek daya tarik, fasilitas, jasa pelayanan, kenang-kenangan, dan pendukung lainnya. 3.1.3 Wawancara dan kuisioner Pengumpulan data yang dilakukan dengan metode wawancara yaitu dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung yang berhubungan dengan data yang diperlukan kepada pengelola. Sedangkan pada pengunjung menggunakan kuisioner di beberapa ODTW yang terdapat di masing-masing Kecamatan. Lokasi Pengambilan data pengunjung pada Kecamatan Pangururan yaitu Kawasan wisata Hotspring dan Pasir Putih, pada Kecamatan Simanindo di DesaTomok dan Desa wisata Tuktuk Siadong, sedangkan pada Kecamatan Sianjur Mula-mula dilakukan pada kawasan wisata Batu Sawan dan Rumah Parsattian Guru Tatea Bulan. Pengunjung yang diwawancarai adalah orang-orang yang berkunjung ke objek wisata di Kecamatan tersebut. Tujuannya adalah mendapatkan informasi untuk mendukung data tentang permintaan atau keinginan pengujung terhadap produk wisata yang diinginkan.
3.5 Teknik Pemilihan Sampel 3.5.1 Wisatawan/ Pengunjung Prosedur
penarikan sampel yang digunakan untuk pengunjung sebagai
responden adalah menggunakan teknik sampling purposive. Teknik sampling purposive dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul menurut ciriciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu. Dalam mengetahui keinginan pengunjung, sampel yang diambil mewakili kelompok umur pengunjung. Tahapan umur yang digunakan adalah umur anak-anak (6 tahun-12 tahun), remaja (13 tahun-21 tahun), dewasa (22 tahun- 65 tahun), dan tua (65 tahun ke atas) (Fatimah, 2006). Sampel pengunjung yang dipilih diasumsikan mampu berkomunikasi dengan baik, sehat jasmani dan rohani. Sedangkan bagi pengunjung yang datang secara berkelompok hanya dipilih beberapa orang saja sebagai perwakilan dari kelompoknya. Penentuan jumlah sampel pengunjung untuk masing-masing umur diambil minimal 30 orang (Hasan, 2002). 3.5.2 Pengelola Pihak pengelola yang diwawancarai untuk mendapatkan informasi harus memiliki kualifikasi sebagai berikut yaitu memiliki pemahaman dan pengalaman dalam bidang kepariwisataan, perhotelan, pedagang souvenir. Pengelola yang diwawancarai merupakan pihak Pemerintah Daerah Dinas Pariwisata Seni dan Budaya, pengelola hotel, dan pedagang souvenir. 3.5.3 Lokasi/ Kecamatan Penelitian Pemilihan/ penentuan Kecamatan sebagai lokasi penelitian dipilih berdasarkan pertimbagan-pertimbangan sebagai berikut: a. Kecamatan yang memiliki kekayaan Objek Daya Tarik Wisata yang paling beragam. Beberapa Kecamatan yang memiliki objek wisata yang paling banyak/ beragam berada di Kecamatan Pangururan, Simanindo, dan Sianjur Mula-Mula. Masing-masing Kecamatan ini memiliki objek wisata yang unik dan banyak dikunjungi wisatawan. Seperti Objek Wisata di Kecamatan Simanindo, seperti Kampung Wisata di Tuktuk, Makam Raja Sidabutar, Sigale-gale, museum di Hutabolon, dan lain sebagainya. Kecamatan Panguruan seperti pantai pasir putih
Parbaba, Hotspring, komunitas penenun ulos Batak, gereja Katolik inkulturatif, dan lain sebagainya. Sedangkan Kecamatan Sianjur Mula-Mula seperti Cagar Budaya Sianjur Mula-Mula, Tugu/ Rumah Persattian, Batu Hobon, Air Tujuh Rasa, Batu Cawan, Tulas dan Gunung Pusuk Buhit. b. Kecamatan yang memiliki Objek Wisata Alam dan Sejarah tertua di Kabupaten Samosir. Setiap Kecamatan memiliki Wisata Sejarah yang sudah tua, akan tetapi di tiga Kecamatan ini yang memiliki wisata sejarah tertua. Terutama di Kecamatan Sianjur Mula-Mula, karena tempat ini merupakan asal muasal perkampungan dan penyebaran suku Batak ke berbagai daerah. Ditempat ini banyak terdapat benda-benda sejarah serta wilayah-wilayah yang menjadi perkampungan nenek moyang suku Batak yang disakralkan, seperti Batu Hobon (tempat penyimpanan harta pusaka Raja Sariburaja), Batu Cawan (tempat berdoa/bertapa para Raja-Raja Batak zaman dahulu), air Tujuh Rasa (ada tujuh mata air dari sumber air yang sama, dimana setiap tujuh mata air ini memiliki rasa air yang berbeda), Rumah Parsattian (suatu rumah panggung/ Rumah adat Batak dimana terdapat patung-patung para Raja-Raja Besar suku Batak zaman dahulu, patung ini dipercaya memiliki roh sehingga pengunjung tidak sembarangan masuk ke rumah tersebut), dan lain sebagainya. c. Kecamatan yang memiliki Objek Daya Tarik Wisata yang khas dan menarik. Objek Wisata di tiga Kecamatan tersebut masing-masing memiliki keunikan serta ketertarikan tersendiri bagi setiap pengunjung yang melihatnya. d. Kecamatan yang sedang dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata. Di tiga kecamatan ini pihak Pemerintah sedang mengembangkan beberapa Objek Wisata sebagai destinasi baru di Pulau Samosir. Serta Pemerintah sedang mengembangkan potensi-potensi wisata alam yang berpotensi sebagai daerah tujuan wisata baru di Samosir. Ketiga Kecamatan yang dipilih sudah dapat mewakili objek-objek wisata di setiap Kecamatan yang lainnya. Sehingga hanya tiga Kecamatan yang dijadikan sebagai lokasi pengambilan data.
Tabel 3 No. 1.
2.
3.
4
Pertimbangan-pertimbangan pemilihan kecamatan sebagai lokasi pengambilan data
Pertimbangan/ kriteria Sampel Kecamatan yang memiliki kekayaan objek wisata alam yang khas, menarik dan unik Kecamatan yang memiliki objek wisata alam tertua dan merupakan daerah asal mula suku Batak Kecamatan yang memiliki potensi objek wisata yang sangat beragam Kecamatan yang sedang dikembangkan menjadi Daerah Tujuan Wisata
Sampel Kecamatan
Desa-Desa Tempat Peneltian
Kecamatan Pangururan
Desa Parbaba, Desa SiogungOgung, Desa Lumban Suhi-Suhi, Desa Pangururan
Kecamatan Mula-Mula
Desa Sagala, Desa Limbong
Sianjur
Kecamatan Siamnindo
Kec. Pangururan, Sianjur Mula-Mula, Simanindo,
Desa Siallagan, Tomok, Tuk-tuk Siadong, Desa Parmonangan, Desa Simanindo, Desa Tanjungan. Desa Parbaba, Desa SiogungOgung, Desa Lumban Suhi-Suhi, Desa Pangururan
3.6 Tahapan dan Metode Penyusunan produk Wisata Studi Pustaka, wawancara dengan pengelola tentang komponen dan sub komponen produk wisata: Obyek daya tarik alam dan budaya Aktivitas Peristiwa/Events Fasilitas Jasa layanan pada Pengunjung Kenang-kenangan Jasa pendukung Observasi Lapang dengan verifikasi dan inventarisasi terhadap potensi wisata yang ada
Dasar penyusunan Diversifikasi Produk Wisata di Kabupaten Samosir
Wawancara pengelola: Pemda Samosir, Biro perjalanan, perhotelan, pedagang souvenir tentang rencana dan upaya pengembangan yang akan dibuat oleh pengelola. Kebijakan pengelola terhadap pengelolaan produk wisata.
Wawancara Pengunjung: - Keinginan/permintaan pengunjung, aktivitas wisata, Obyek wisata yang menarik/diminati, Rekomendasi/ saran pengunjung - Penilaian terhadap: ODTW, fasilitas, kenang-kenangan, jasa pendukung wisata dengan menggunakan skala Likert.
Analisis Kuantitatif dan Analisis tabulasi sederhana
Analisis Deskriptif kualitatif
Penyusunan diversifikasi Produk Wisata
Diagram tahapan dan metode penyusunan produk wisata (Modifikasi dari Muntasib, 2010).
Penyusunan diversifikasi produk wisata didasarkan pada permintaan pengunjung, produk wisata yang sudah ada, serta rencana pengembangan pemerintah daerah terhadap produk wisata. Data hasil inventarisasi, verifikasi produk wisata dan data hasil wawancara rencana pengembangan dari pemerintah daerah dianalisis secara deskriptif, sedangkan analisis data wawancara bagi pengunjung analisis tabulasi sederhana, kemudian dianalisis juga dalam bentuk deskriptif kuantitatif. Dari masingmasing analisis tersebut disusunlah diversifikasi produk wisata, yaitu dengan cara menyusunnya dalam sebuah bentuk matriks. 3.7 Metode Analisis Data 3.7.1 Inventarisasi Produk Wisata Data yang diambil untuk menginventarisasi produk wisata adalah data yang diperoleh melalui wawancara terpandu dengan pihak-pihak pengelola. Hasil inventarisasi dan verifikasi produk wisata dianalisis secara deskriptif, yaitu teknik analisis sederhana dengan cara memaparkan atau mendeskripsikan hasil inventarisasi produk wisata di Samosir. 3.7.2 Permintaan Pengunjung/Wisatawan terhadap Produk wisata Data dan informasi yang diperoleh dari kuisioner disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang akan menggambarkan hubungan beberapa jawaban dari pertanyaan yang telah disajikan dalam kuisioner. Pengunjung/wisatawan yang diwawancarai bertujuan untuk mengetahui keinginan dan harapan pengunjung terhadap kesediaan produk wisata. Maksudnya, pengunjung akan memberikan beberapa saran/masukan bagi pengembangan produk wisata. Selain itu pengunjung juga memberikan penilaian terhadap produk wisata. Hasil penilaian produk wisata yang masih kurang baik, akan dijadikan
sebagai
bahan
pertimbangan
dalam
rangka
pengembangan
dan
peningkatkan penyediaan produk wisata. Berdasarkan data tersebut, kemudian akan dideskripsikan ke dalam beberapa kategori yaitu karakteristik pengunjung, penilaian pengunjung terhadap produk wisata, dan permintaan/harapan pengunjung terhadap produk wisata.
a. Pengunjung/ Wisatawan Analisis yang digunakan untuk karakteristik pengunjung adalah analisis tabulasi sederhana. Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 𝑷=
𝒇𝟏 𝒙 𝟏𝟎𝟎 % ∑𝒇𝟏
Keterangan : P
: Persentase jumlah pengunjung yang memilih kategori tertentu.
f1
: Jumlah pengunjung yang memilih kategori tertentu
∑𝑓1
: Banyaknya jumlah pengunjung yang diwawancarai
b. Penilaian pengunjung terhadap produk wisata
Penilaian produk wisata menggunakan Skala Likert, yaitu jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian (pendapat) seseorang atau sekelompok orang terhadap komponen-komponen produk wisata. Jumlah skala likert yang digunakan dalam peneitian ini ada lima yaitu sangat baik, cukup baik, baik, tidak baik, dan sangat tidak baik. Rentang skala digunakan untuk memberikan interpretasi terhadap penilaian pengunjung/wisatawan (Prasetyo dan Jannah, 2007) Tahapan dan penggunaan Skala Likert 1. Peneliti menggumpulkan bagian/komponen-komponen suatu produk wisata. 2. Terhadap kompoenen suatu produk wisata akan diminta penilaian dari sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi pengunjung yang ingin diteliti. 3. Penilaian tersebut dikumpulkan dan jawabannya dikonversikan ke skala nilai yang terkait dengan bobot penilaian. Menghitung skor tiap komponen adalah dengan mengalikan seluruh frekuensi data dengan nilai bobotnya. Menentukan Rentang Skala (RS) menggunakan rumus :
RS =
𝑛 (𝑚 −1) 𝑚
di mana: n m
= Jumlah sampel = jumlah alternatif jawaban tiap item
Tabel 4 Keterangan dan scoring Skala Likert Bobot Skala Likert
Keterangan
1
Sangat Tidak Baik
2
Tidak Baik
3
Baik
4
Cukup Baik
5
Sangat Baik
c. Analisis Deskriptif Kuantitatif Data hasil wawancara dengan pengunjung yang sudah ditabulasikan dianalisis juga dalam bentuk analisis deskriptif kuantitatif, yaitu hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu uraian. 3.8 Matriks Penyusunan Produk Wisata Dalam menyusun diversifikasi produk wisata di Pulau Samosir, beberapa hal yang perlu dijadikan sebagai dasar penyusunannya, yaitu berdasarkan produk wisata yang sudah ada, rencana pengembangan dari pemerintah daerah, dan permintaan/ keinginan pengunjung. Untuk mempermudah pemahaman dan penyusunannya dibuat dalam sebuah bentuk matriks. Berikut disajikan matriks penyusunan diversifikasi produk wisata. Tabel 5 Matriks Penyusunan diversifikasi produk wisata di Kabupaten Samosir Objek Daya Tarik Wisata (ODTW)
..... ..... .....
Produk wisata yang ada
Dasar Penyusunan Diversifikasi Produk Wisata Rencana Rencana dari Permintaan Permintaan Pengembangan Pihak Pengunjung Pengunjung Pemerintah Perhotelan menurut Daerah pengelola
..... ..... .....
..... ..... .....
..... ..... .....
..... ..... .....
..... ..... .....
Rekomendasi Produk Wisata
..... ..... .....
BAB IV KONDISI UMUM LAPANGAN 4.1 Sejarah Kabupaten Samosir merupakan sebuah kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Toba Samosir dan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara. Pembentukan Kabupaten ini diresmikan pada tanggal tujuh Januari 2004 oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia. Setelah adanya penetapan Samosir sebagai Kabupaten, maka secara administratif ada sembilan kecamatan, 111 Desa, dan enam Kelurahan dengan Ibukota Kabupaten di Pangururan. Kecamatan ini terdiri dari enam kecamatan yang berada di dalam Pulau Samosir dan tiga kecamatan lagi berada di daerah lingkar luar Danau Toba tepat pada punggung pegunungan Bukit Barisan. Kecamatan yang berada di dalam Pulau Samosir yaitu Kecamatan Simanindo, Kecamatan Pangururan, Kecamatan Onan Runggu, Kecamatan Sianjur Mula-Mula, sedangkan Kecamatan yang berada di luar Pulau Samosir yaitu Kecamatan Sianjur Mula-Mula, Kecamatan Harian Boho, dan Kecamatan Sitio-Tio (Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2009) Kabupaten Samosir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara dengan ibukota Pangururan. Letak dan geografis Kabupaten Samosir berada pada 2°21’38” - 2°49’48” Lintang Utara dan 98°24’00”- 99°01’48” Bujur Timur. Kabupaten Samosir memiliki luas daerah 2.069,05 km2 yang terdiri dari luas daratan 1.444,25 km2 dan luas danau 624,80 km2 . Kabupaten Samosir diapit oleh tujuh Kabupaten sebagai batas-batas wilayah yaitu:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat.
4.2 Topografi Wilayah Kabupaten Samosir terdiri dari daratan dan kaki bukit yang dikelilingi perairan Danau Toba. Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan ketinggian daratan antara 904 – 2.157 meter di atas permukaan laut (mdpl), dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam yaitu landai, datar, miring, dan terjal. Struktur tanahnya labil dan berada pada jalur gempa tektonik dan vulkanik (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2009).
4.3 Iklim Letak Kabupaten Samosir yang berada di bagian garis khatulistiwa menunjukkan bahwa wilayah ini tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah dengan suhu berkisar170 𝐶 - 290 𝐶 dan rata- rata kelembaban udara 85.04 %. Curah hujan yang tertinggi adalah terjadi pada bulan Oktober dengan 3521 mm dengan jumlah hari hujan 21 hari. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari yaitu sekitar 789 mm, dengan jumlah hari hujan 20 hari (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2009).
4.4 Kondisi Demografis Kabupaten Samosir terdiri dari sembilan kecamatan dengan penduduk sekitar 131.116 jiwa. Jiwa berdasarkan data tahun 2006 dengan jumlah Rumah Tangga (RT) sekitar 27.215 rumah tangga. Mata pencaharian penduduk yang paling dominan adalah dari sektor pertanian, perikanan, perdagangan, industri pariwisata dan industri rumah tangga (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2009).
4.5 Aksesibilitas Letak dan posisi Pulau Samosir yang berada di tengah-tengah Danau Toba, maka ada dua bentuk lalu lintas / akses masuk dan keluar dari Pulau ini, yaitu lalu lintas darat dan lalu lintas perairan. Akses masuk dan keluar melalui perairan pulau ini dapat dilalui via kapal motor dan Ferry, yaitu dilakukan melalui Haranggaol Tiga Ras, Tiga Raja, Parapat Kabupaten Simalungun via Kapal melintasi Danau Toba atau Ajibata dan Balige Kabupaten Toba Samosir via Kapal Motor Ferry menuju tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Sedangkan akses masuk dan keluar melalui jalan darat dari Tele ke Pangururan Ibukota Kabupaten Samosir, dimana ada jembatan layang yang menghubungkan Pulau Samosir dengan pegunungan bukit barisan. Jembatan layang ini dinamakan jembatan Tano Ponggol (Tanah Terpenggal/ Terpotong). Banyaknya perusahaan angkutan umum yang mendapat izin trayek antar kabupaten/kota dalam Propinsi di Kabupaten Samosir tahun 2008 adalah dua perusahaan, dengan bus sebanyak 20 unit berkapasitas daya angkut 11-20 penumpang, sedangkan antar Kecamatan dalam Kabupaten sebanyak enam perusahaan dengan bus sebanyak 20 unit berkapasitas daya angkut 11-20 penumpang. Transportasi darat yang digunakan adalah Po. Pulo Samosir Nauli (PSN), Samosir Tour Transport (STT), CV Karya Agung, Sumber Sari, Harian Transport Nauli (HTN), Samosir Pribumi, dan Bona Trans Taxi. Untuk mendukung perekonomian Kabupaten Samosir melalui transportasi danau, terdapat enam pelabuhan/ darmaga, yaitu di Pangururan, Palipi, Nainggolan, Tomok, dan Simanindo. Transportasi air yang digunakan adalah Kapal Ferry, untuk mengangkut kendaraan roda empat, sedangkan kapal kayu untuk mengangkut penumpang. Jarak tempuh rata-rata dari Medan ke Kabupaten Samosir via jalan darat sekitar 4-5 jam, sedang dengan menggunakan Kapal atau Ferry dari Ajibata – Tomok sekitar 45 menit. Di pelabuhan-pelabuhan penyeberangan ada juga tersedia sarana transportasi lain seperti speedboat, kapal motor dan kapal charter dengan harga kompetitif. Akses masuk ke Pulau samosir dapat dilalui oleh empat pintu gerbang utama menuju Samosir yaitu Ajibata melalui transportasi air, Tiga Ras melalui
transportasi air,Tele melalui transportasi darat dan Balige melalui transportasi darat (Dinas Perhubungan Kabupaten Samosir, 2006). Aksesibilitas menuju lokasi Pu;lau Samosir dan sekitarnya dapat ditempuh melalui transportasi darat dan air. Transportasi darat dalam Kabupaten dapat dilihat dalam Tabel 6. Tabel 6 Akses transportasi darat dalam Kabupaten Samosir No
Nama Usaha
1
Samosir Tour Transport (STT) Pulo Samosir Nauli (PSN) Pulo Samosir Nauli (PSN) Harian Transport Nainggolan (HTN)
2 3 4
Tipe Kendaraan Kijang
Kapasitas Penumpang 14
Kijang
8
Mini Bus
18
Mini Bus
18
Trayek PangururanTomok PP PangururanTomok PP PangururanTomok PP PangururanNainggolan PP
Jadwal Keberangkatan Tiap jam dari pukul 07.00 s/d 17.00 Tiap jam dari pukul 07.00 s/d 17.00 Tiap jam dari pukul 07.00 s/d 17.00 Tiap 2 jam dari pukul 07.00 s/d 17.00
Tabel 7 Akses transportasi darat antar Kabupaten dari Samosir No
Nama Usaha
1
Samosir Pribumi (SAMPRI) Samosir Pribumi (SAMPRI) Pulo Samosir Nauli (PSN) Pulo Samosir Nauli (PSN)
2 3 4
Tipe kendaraan Minibus
Kapasitas Penumpang 18
Minibus
18
Kijang
8
Kijang
8
Trayek PangururanMedan PP PangururanSidikalang PP PangururanMedan PP PangururanBalige PP
Jadwal Keberangkatan Tiap jam dari pukul 07.00 s/d 17.00 Tiap jam dari pukul 07.00 s/d 14.00 Tiap jam dari pukul 07.00 s/d 17.00 Tiap hari berangkat pukul 08.00
Tabel 8 Akses transportasi penyebrangan danau di Kabupaten Samosir No 1 2
Trayek Kapal Penumpang Umum
Trayek keberangkatan Onan Runggu – Ajibata Onan Runggu – Balige
Jadwal Keberangkatan 5 x sehari 1 x sehari
3 4
Nainggolan – Balige Nainggolan - Ajibata
5 6 7 8 9 10 11 12
Mogang – Balige Mogang - Ajibata Simanindo – Haranggaol Pangururan – Haranggaol Tomok, Lopo Parindo – Tiga Raja Tomok Tour – Ajibata Tuktuk – Tiga Raja Tomok – Ajibata
1 x sehari 1 x sehari (pada hari Senin (pekan) ditambah lagi 1 x pelayaran) 1 x sehari 1 x sehari 1 x sehari 1 x sehari 10 x sehari 14 x sehari 8 x sehari 5 x sehari
Wisata Penyebrangan Ferry
4.6 Sosial Budaya Kabupaten Samosir memiliki banyak potensi wisata alam dan wisata budaya yang secara spesifik belum dapat kembangkan dengan maksimal. Ketenaran Danau Toba diketahui oleh masyarakat banyak termasuk wisatawan mancanegara salah satunya dikarenakan Danau ini adalah Danau terdalam di Asia. Menurut mitos masyarakat pada jaman dahulu bahwa Danau ini memiliki mitos yang masih diakui oleh nenek moyang suku Batak. Berbagai pertunjukan budaya dan seni, bangunan bersejarah, rumah tradisional, tarian serta berbagai objek wisata menarik lainnya. Dalam event tertentu budaya suku batak akan dipergelarkan pada moment Pesta Danau Toba yang diadakan sekali dalam setahun yang berlokasi di Parapat (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir, 2009).
4.7 Potensi Objek Daya Tarik Wisata di Tiga Kecamatan Penelitian Potensi objek daya tarik wisata yang terdapat di tiga Kecamatan Penelitian, yaitu Kecamatan Pangururan, Kecamatan Simanindo, dan Kecamatan Sianjur MulaMula secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut. 4.7.1 Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kecamatan Sianjur Mula-Mula memiliki objek wisata alam, sejarah, dan seni budaya. Berikut disajikan objek daya tarik wisata yang terdapat di Kecamatan Sianjur Mula-Mula dalam bentuk tabel. Tabel 9 Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) yang ada di Kecamatan Sianjur Mula-Mula No a. 1
Nama Objek Wisata Alam Kawasan Wisata Alam Pusuk Buhit
2
Puncak Pusuk Buhit
3
Pulau Tulas
1
b. Sejarah Batu Hobon
Keterangan Objek Kawasan wisata alam yang tepat berada pada Gunung Pusuk Buhit. Bentang alam yang indah diserta dengan pemandangan/ view-view alam yang menarik dan panorama Danau Toba yang mempesona. Wilayah perkampungan penduduk, dimana dapat menikmati panorama Danau Toba serta melihat Pulau Samosir. Pulau kecil yang berada di tengah Danau Toba, pemandangan Danau Toba yang indah bila memandang dari Pulau Tulas. Batu raksasa sebagai tempat penyimpanan harta karun (pusaka) Raja Sariburaja pada jaman dahulu. Batu tersebut sudah dicoba dibuka berkali-kali, akan tetapi tidak bisa.
No 2
Nama Objek Wisata Batu dan Aek Sawan
3
Pemandian Aek Sipitu Dai
4 5
Perkampungan Si Raja Batak di Sigulatti, Mata air Putri Pareme
6
Aek Parsuangan
7
Rumah Parsattian Guru Tatea Bulan)
8
Kawasan Peninggalan Sejarah kampung Siraja Batak
c. 1
2
(Tempat
Seni dan Budaya Upacara perayaan Tugu di Aek Batu sawan
Upacara perayaan Rumah Parsattian Upacara pemakaman orang meninggal
3
Keterangan Objek Batu yang mengeluarkan air rasa jeruk purut dan tempat ini sebagai pemandian si Raja Batak. Mata air tujuh rasa, yaitu mata air yang dapat mengeluarkan tujuh rasa air yang berbeda dan dipercaya sebagai tempat 42acral bagi orang batak Tempat di gunung Pusuk Buhit yang diyakini asal muasal orang Batak lahir/ datang ke bumi yang masih asli. Sumber mata air dari putri Pareme, hingga sekarang mata air ini dimanfaatkan masyarakat untuk keprluan sehari-hari. Mata air yang berada di puncak Gunung Pusuk Buhit, mata air ini dipercaya sebagai air suci yang mampu mengobati penyakit. Suatu rumah berbentuk rumah adat Batak yang diperuntukkan bagi patung Guru tatea Bulan. Komplek ini merupkan tempat diadakannya acara-acara budaya Batak dan melakukan ritual kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dianggap tempat suci/sakral. Beberapa masyarakat Batak datang untuk ziarah ke tempat ini. Menurut legenda asal mula, diyakini bahwa Pusuk Buhit adalah tempat pemukiman nenek moyang orang Batak,Si Raja Batak yang diturunkan dari langit oleh “Ompu Mulajadi Nabolon” (TUhan Yang Maha Esa). Keyakinan ini diperkuat dengan letak Pusuk Buhit yang berada di ketinggian kira-kira 2000 mdpl. Sebagai sarana untuk berziarah, di kaki Gunung Pusuk Buhit dibangun rumah tradisional Batak. Perayaan sakral yang dilakukan oleh masyarakat di mata air Batu sawan. Dimana dulunya tempat ini adalah tempat berdoa para leluhur orang Batak kepada Tuhan YangMaha Esa. Perayaan sakral yang dilakukan oleh masyarakat Batak untuk menghormati leluhur orang Batak. Orang tua yang meninggal apabila sudah mencapai umur yang banyak, (punya cucu dan cicit) maka akan dirayakan pemakamannya.
4.7.2 Kecamatan Simanindo Kecamatan Simanindo memiliki objek wisata alam, sejarah, dan seni budaya. Berikut disajikan objek daya tarik wisata yang terdapat di Kecamatan Simanindo dalam bentuk tabel. Tabel 10 Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) di Kecamatan Simanindo No a. 1 2 3 4
Nama Objek Wisata Alam Pantai Ambarita Aek Natonang, Batu Marhosa Tuktuk Siadong
Keterangan Objek Tempat wisata untuk menikmati alam Danau Toba danau di atas danau Toba Fenomena alam batu seperti bernafas Tanjung (banyak deretan hotel dan wisma, serta para seniman pengukir dan pelukis khas suku Batak).
No 5
Nama Objek Wisata Kawasan Agro Wisata Aek Natonang
6
Kawasan Kebun Raya Samosir
7
Pulo Tao
8
1 2
Bukit Beta Kita International b. Sejarah Batu Persidangan Siallagan Pertunjukan Sigale – gale
3 4
Makam Sidabutar Bontean
5
Museum Hutabolon
c.
Tua
1
Seni Budaya Gedung Kesenian
2
Atraksi Sigale-gale
Raja
Keterangan Objek Aek Natonang merupakan danau di atas danau berada di kawasan Arboretum dan yang menjadi kawasan hijau tanaman asli/endemik samosir. Kawasan hutan yang ditetapkan sebagai Kebun Raya Samosir, pemandangan yang indah jika dilihat dari ketinggian tertentu, dengan latar belakang danau, dataran tinggi, dan pegunungan. Pulau-pulau kecil yang berada di tengah Danau Toba sebagai Rest Area/tempat beristirahat bagi wisatawan/ pengunjung yang berkunjung ke tempat tersebut. Bukit sebagai area untuk terjun payung/ Paralayang
Batu yang disusun sedemikian pada masa Pemerintahan Raja Siallagan untuk mengadili/eksekusi para penjahat/kriminal. . Pertunjukan yang merupakan salah satu kesenian rakyat berbentuk patung yang dibuat dapat menari mengikuti irama gondang/ tortor batak sekaligus mendengar cerita Sigale-gale. Makam Raja yang terbuat batu utuh tanpa persambungan yang dipahat untuk tempat peristirahatan Raja marga Sidabutar Kuburan Tua, Lesung, Pagar Batu dan Bontean (tambatan solu/kano) Tempat penyimpanan benda-benda kuno/ pusaka orang Batak dan juga terdapat perkampungan rumah Batak yang masih asli dengan atap ijuk dan tatanan rumah Batak asli. Bangunan tempat atraksi seni dan budaya berada di Tuktuk Siadong. Patung yang dapat menari seperti manusia manortor batak Toba.
4.7.3 Kecamatan Pangururan Kecamatan Pangururan memiliki objek wisata alam, sejarah, dan seni budaya. Berikut disajikan objek daya tarik wisata yang terdapat di Kecamatan Pangururan dalam bentuk tabel. Tabel 11 Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) di Kecamatan Pangururan No a. 1 2
1
2
Nama Objek Wisata Alam Pemandian Air Panas di Aek rangat/ Hotspring Pantai Pasir Putih di Parbaba
b. Sejarah Terusan Tano Ponggol (jembatan tanah Ponggol) Batu Guru,
Keterangan Objek Pemandian air panas yang bersumber dari gunung Pusuk Buhit dan terletak di sebelah utara kaki Gunung Pusuk Buhit Hamparan pasir yang luas, berwarna putih halus dan bersih membuat kita nyaman untuk rekreasi, berenang, serta dapat melakukan aktivitas wisata olah raga di pantai ini. Terusan yang memisahkan Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera merupakan pengerukan atau galian yang dibangun pada masa penjajahan Belanda. Batu – batu raksasa yang melekat dalam tanah dan berada pada bukit Gunung Puncak Bukit.
No c. 1 2 3
Nama Objek Wisata Seni dan Budaya Open stage Komunitas Tenun Ulos Batak Gereja Inkulturatif Pangururan,
Keterangan Objek Bangunan panggung terbuka sebagai tempat atraksi seni budaya yang berada di Pangururan. Kelompok masyarakat yang mengerjakan kerajinan tenun tradisional ulos Batak di Desa Lumban Suhi – Suhi. Desain bangunan gereja Katolik yang bercorak rumah adat Batak Toba dan diwarnai dengan ukiran-ukiran serta warna dasar suku Batak, yaitu merah, putih, dan hitam. Di Gereja ini terdapat juga museum sebagai tempat penyimpanan benda-benda pusaka orang Batak pada jaman dahulu. Dengan desain bangunan ini berada di bibir Danau Toba sehingga memberikan keunikan tersendiri bagi setiap orang yang melihat.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Inventarisasi Produk Wisata Produk wisata yang ada di Pulau Samosir terdiri dari produk wisata alam, sejarah, dan seni budaya. Setiap produk yang ada memiliki keunikan serta ke khasannya sendiri. Dalam penelitian ini, data hasil inventarisasi produk wisata tersebut diperoleh dari Disparsenibud dan pengelola wisata di Kabupaten Samosir. Produk-produk wisata yang sudah diinventarisasi akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut: 5.1.1 Produk Wisata Oleh Pemerintah Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Produk wisata di Pulau Samosir terdiri dari wisata alam, wisata sejarah, dan wisata seni budaya. Sejauh ini pihak Pemerintah sudah mengembangkan produk wisata alam, sejarah, dan seni budaya sebagai produk unggulan dari Kabupaten Samosir. Padahal masih terdapat beberapa potensi wisata yang mampu untuk dikembangkan menjadi suatu produk wisata yang baru. Berdasarkan hasil inventarisasi, ada 11 produk wisata unggulan yang dikembangkan di 3(tiga) Kecamatan, yaitu Kecamatan Sianjur Mula-Mula, Kecamatan Pangururan, dan Kecamatan Simanindo. Berikut akan dijelaskan secara rinci mengenai produk-produk wisata yang sudah ada. 1. Wisata Keliling Pulau Samosir (Tour around Samosir Island). 2. Wisata di Kawasan Pemandian Air Panas (Tour in Hotspring Area). 3. Wisata di Tele (Touri in Tele). 4. Wisata Seni Budaya di Museum Hutabolon (Art and culture tours in museum Hutabolon) 5. Wisata Sejarah dan Seni Budaya di Tomok (History Tourism and Art Culture in Tomok) 6. Keliling Kampung Wisata di Tuktuk Siadong (Around the tourist village in Tuktuk Siadong).
7. Wisata Seni Budaya di Desa Lumban Suhi dan Desa Buhit (Art and culture tourism in Lumban Suhi and Buhit Villages). 8. Wisata Keliling Kecamatan Pangururan (Around tour in Pangururan District). 9. Wisata Sejarah dan Budaya di Cagar Budaya Limbong-Sianjur Mula-Mula (History and Culture Tourism in Heritage Limbong-Sianjur Mula-Mula). 10. Pertunjukan Seni Budaya di Pasir Putih, Danau Toba 11. Agrowisata di Danau Aek Natonang (Agrotourism in Aek Natonang Lake). 1. Wisata Keliling Pulau Samosir (Tour around Samosir Island). Pulau Samosir dikelilingi oleh Danau Toba, Pulau Samosir yang terdiri dari bukit-bukit yang curam, terjal membuat pemandangan alam di Pulau ini sangat indah dan mempesona. Wisata keliling Pulau Samosir dapat dilalui mulai dari Desa TomokDesa Gultom-Desa Sitamiang-Desa Onan Runggu-Desa Nainggolan-Desa Urat-Desa Mogang-Kota Pangururan-Desa Buhit-Desa Lumban Suhi-Desa Simanindo-Desa Ambarita-Kampung Wisata Tuktuk Siadong. Wisatawan yang melalui desa ini akan melihat dan menikmati panorama alam di Danau Toba dan Pulau Samosir. Di desa ini terdapat tempat- tempat yang cocok untuk menikmati panorama alam Danau Toba dari Pulau Samosir. Dalam melakukan perjalanan wisata Keliling Pulau Samosir selain menikmati panorama alam Danau Toba dan Pulau Samosir, wisatawan juga dapat menikmati pemandangan air terjun di Tomok, pasir putih di Desa Parbaba, serta dapat melihat para penenun ulos tradisional batak di Desa Lumban Suhi, kawasan pertanian, dan masih banyak objek lagi yang bisa dijumpai di pulau tersebut. Wisata keliling Pulau Samosir dapat ditempuh selama satu hari dengan menggunakan kendaraan roda empat, roda dua, ataupun alat transportasi danau. Pada Kecamatan Onan Runggu memiliki kawasan strategis untuk menikmati pemandangan alam, walaupun belum terdapat fasilitas (shelter, tempat istirahat, dan lain-lain) di lokasi tersebut serta akses jalan masih kurang baik. Setelah itu wisatawan dapat istirahat dan mandi di pemandian air panas di Simbolon, akan tetapi akses jalan di Kecamatan Onan Runggu masih kurang baik dan perlu ditingkatkan/diperbaiki prasarananya.
Selain itu belum tersedianya suatu shelter di beberapa tempat sebagai tempat istirahat bagi wisatawan yang melakukan perjalanan wisata. Di bawah ini adalah beberapa gambar pemandangan alam Danau Toba yang diambil dari Pulau Samosir saat berkeliling Pulau Samosir.
1
2
Gambar 3 Pemandangan Alam Danau Toba dan Pegunungan Bukit Barisan. Ket: (1) view alam dari Kecamatan Simanindo; (2) view alam dari Kecamatan Palipi.
Gambar 4 Pemandangan Alam Danau Toba dari Pulau Samosir. 2. Wisata di Kawasan Pemandian Air Panas (Tour in Hotspring Area) Pemandian Air Panas terletak di Kecamatan Pangururan, tepatnya berada di punggung Gunung Pusuk Bukit. Kawasan pemandian Air Panas atau Hotspring ini sebagian besar di tutupi oleh batu-batu kapur yang berasal dari dalam gunung bersamaan dengan keluarnya air belerang. Objek wisata Hotspring ini dikelola oleh penduduk setempat, dimana dibangun kamar mandi, kolam khusus bagi pria dan
wanita. Air belerang ini sangat baik untuk mengobati/menyembuhkan penyakit kulit. Fasilitas yang tersedia seperti kolam renang yang terpisah bagi pria dan wanita, pancuran (mata air), shelter, tempat istirahat, kamar mandi, akomodasi/penginapan, restoran, rumah makan, parkiran, dan lain sebagainya. Selain itu tersedia beberapa restoran dan akomodasi penginapan, sehingga pengunjung/ wisatawan dapat istirahat dan makan. Berikut ini terdapat beberapa gambar lokasi pemandian Air Panas (Hotspring) di Kecamatan Pangururan, pemandian Air Panas ini terdapat tepat di punggung Gunung Pusuk Buhit. Lokasi wisata ini didominasi batu-batu dan tanah belerang berwarna putih.
Gambar 5 Kawasan Pemandian Air Panas /Hotspring.
Gambar 6 Kawasan pemandian Air Panas di Kaki Gunung Pusuk Buhit.
3. Wisata di Kawasan Tele (Tour in Tele). Tele merupakan jalan raya yang berliku-liku, yang berada di Pagunungan Bukit Barisan. Jalan ini merupakan jalur lalu lintas darat masuk dan keluar dari Pulau Samosir. Jalan ini sangat panjang dan berliku-liku mengitari bukit-bukit Pegunungan Bukit Barisan. Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata dapat menikmati panorama alam dan pemandangan Danau Toba yang dapat kita lihat dari bukit-bukit yang tinggi, perkampungan-perkampungan orang batak di sekitar lembah Gunung Pusuk Buhit serta hamparan sawah masyarakat yang tersusun rapi dan hijau. Semua keindahan alam ini memberikan pesona yang menakjubkan bagi wisatawan yang melintasi tele. Sebelum tiba di pintu masuk/ pintu keluar Kabupaten Samosir, wisatawan dapat istirahat di Menara Pandang Tele, disini terdapat rumah makan dengan harga yang standar murah. Wisatawan dapat menaiki menara pandang untuk menikmati secara lebih luas pemandangan alam Danau Toba serta melihat Pulau Samosir. Tempat ini sangat strategis dalam mengambil beberapa foto pemandangan alam Danau Toba. Gambar berikut ini adalah beberapa gambar pemandangan alam Pegunungan Bukit Barisan dari Tele dimana terlihat air Danau Toba yang bening dan jernih, Menara Pandang Tele, dan Gunung Pusuk Buhit.
Gambar7 Pemandangan alam dari kawasan Tele.
Gambar 8 Menara Pandang Tele.
Gambar 9 Pemandangan alam Gunung Pusuk Buhit dan Perkampungan pertama Suku Batak yang dilihat dari Tele.
4. Wisata Seni Budaya di Museum Hutabolon (Art and culture tours in museum Hutabolon) Sigale-gale merupakan salah satu pertunjukan kesenian rakyat berbentuk patung yang dibuat menyerupai manusia dan dapat menari mengikuti irama gendang/ tortor batak. Menurut cerita rakyat bahwa patung ini dibuat menyerupai manusia dikarenakan seorang raja pada zaman dahulu memiliki seorang putera yang sangat dia sayangi. Akan tetapi anak raja tersebut sakit-sakitan dan pada akhirnya meninggal dunia. Raja begitu sedih dan berduka. Raja akhirnya sakit-sakitan juga dan kemudian meninggal dunia. Sebelum raja meninggal, dia menyuruh seorang pandai kayu untuk
memahat seorang patung bagi dia yang menyerupai puteranya yang meninggal. Menurut adat Batak Toba, apabila orang tua meninggal maka anak wajib manortor bagi orang tuanya. Karena puteranya sudah meninggal, maka patung inilah yang sengaja dibuat mirip dan dibuat dapat manortor di depan jasad raja. Hingga saat ini sigale-gale tetap di kembangkan oleh masyarakat sebagai atraksi kesenian rakyat. Banyak pengunjung/wisatawan yang senang melihat atraksi manortor patung sigalegale. Karena selain unik patung ini juga persis dipahat menyerupai tubuh manusia dan di beri pakaian ulos. Selain menonton atraksi sigale-gale, pengunjung/wisatawan dapat juga melihat benda-benda pusaka yang dimuseumkan di Hutabolon. Bendabenda pusaka ini sudah berumur ratusan tahun serta masing-masing benda memiliki fungsi dan bentuk yang unik. Wisatawan akan dipandu oleh pemandu wisata setempat untuk menjelaskan dan menceritakan terbuatnya patung Sigale-gale dan benda-benda pusaka yang ada di museum. Berikut ini terdapat gambar patung Sigale-gale yang sedang manortor, mengenakan ulos jenis Ragihotang dan beberapa wisatawan ikut juga manortor bersama patung Sigale-gale.
Gambar 10 Patung SiGale-Gale mengenakan Ulos Ragihotang sambil manortor.
Gambar 11 Atraksi Sigale-gale bersama para wisatawan yang mengenakan ulos ikut manortor. 5. Wisata Sejarah dan Seni Budaya di Tomok (History Tourism and Art Culture in Tomok) Tomok merupakan salah satu pintu masuk dan pintu keluar dari Pulau Samosir ke Pulau Sumatera. Di tomok wisatawan dapat menikmati objek wisata sejarah, yaitu makam tua Raja Sidabutar. Makam ini sudah berumur ratusan tahun dan bentuknya seperti sarkofagus. Makam ini terdiri dari makam para raja-raja Sidabutar yang turun temurun dikuburkan dalam peti batu besar (sarkofagus). Setiap bentuk makam Raja tersebut memiliki maksud dan filosofi yang berbeda-beda. Banyak pengunjung/wisatawan yang datang mengunjungi objek wisata sejarah ini, tidak sedikit dari mereka yang berkunjung datang untuk jiarah dan membuat suatu permohonan pada makam raja tersebut. Selain itu di Tomok juga terdapat atraksi Sigale-gale, yaitu patung yang dipahat dari kayu menyerupai manusia dan dapat dibuat manortor seperti manusia. Patung ini digerakkan oleh orang dan dibuat tali untuk dapat membuat patung ini menari. Para pemandu wisata lokal akan menceritakan dan menjelaskan bagi para pengunjung/ wisatawan tentang kehidupan raja dan philosofi pembuatan kuburan batu Raja Sidabutar. Dan pemandu juga akan menceritakan latar belakang adanya patung Sigale-gale yang dapat menari seperti manusia. Akan tetapi saat pengunjung memasuki kawasan Makam Raja ini, para pengunjung akan diberikan dan disiapkan beberapa ulos untuk dikenakan selama di dalam kawasan. Berikut beberapa gambar objek daya tarik wisata yang terdapat di
Desa Tomok. Berikut gambar Makam Raja Sidabutar yang terbuat dari batu dan bentuknya seperti sarkofagus. Selain itu gambar mengenai kehidupan para raja zaman dahulu dalam hal melakukan ritual atau biasa yang disebut Gondang Bolon Batak. Ritual ini biasanya dilakukan untuk memakamkan orang meninggal.
Gambar 12 Patung batu yang sedang menggambarkan ritual pemakaman orang meninggal dengan Gondang Batak.
Gambar 13 Makam Raja Sidabutar beserta pemandu lokal.
Gambar 14 Patung SiGale-Gale mengenakan pakaian adat Batak berada di atas sebuah peti mati yang terbuat dari pahatan.
Gambar 15 Suasana Jiarah di Makam Raja Sidabutar. Objek wisata ini biasanya ramai dikunjungi pada hari libur dan hari besar Pesta Danau Toba. Beberapa objek wisata yang terdapat di wilayah Kecamatan Simanindo akan ramai dikunjugi oleh wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Dengan demikian banyak hotel-hotel/penginapan yang penuh dan ramai didatangi pengunjung. Di kawasan objek wisata ini banyak terdapat penginapan/hotel yang dibangun menyerupai rumah adat/tradisional Suku Batak Toba, selain itu beberapa rumah makan, dan deretan pedagang souvenir khas Pulau Samosir. Berikut foto atraksi pawai kapal saat merayakan Pesta Danau Toba pada tahun 2010.
Gambar 16 Atraksi Pawai Kapal saat Pesta Danau Toba 2010. 6. Keliling Kampung Wisata di Tuktuk Siadong (Around the tourist village in Tuktuk Siadong). Tuktuk siadong merupakan daerah yang berkembang menjadi sebuah pusat kegiatan wisata di Samosir. Di Tuktuk terdapat deretan hotel-hotel yang dibangun seperti rumah tradisonal/ adat Batak Toba. Dengan segala keunikan dan kekhasan setiap
hotel
dapat
mengundang
daya
tarik
tersendiri
bagi
setiap
pengunjung/wisatawan yang datang ke tempat ini. Banyak kegiatan wisata yang dapat dilakukan di daerah ini, seperti berjalan mengelilingi Tuktuk, atau menyewa sepeda untuk menikmati keindahan alam sepanjang pantai Tuktuk, mandi/ berenang di Danau Toba, berjemur, memancing, berkano atau bisa juga bersantai dengan menyewa sepeda air dan speed boat. Selain itu saat berkeliling Tuktuk, pengunjung/wisatawan dapat mengunjungi objek wisata Sejarah yaitu Batu Kursi Persidangan di Desa Siallagan. Desa ini merupakan perkampungan orang Batak pada zaman dahulu, dimana batu-batu besar yang ditata sedemikian rupa pada masa Pemerintahan Raja Siallagan sebagai tempat persidangan atau pengadilan bagi orangorang yang melakukan kejahatan seperti penghianat, musuh yang tertangkap, pencuri, pemerkosa, dan lain-lain berupa tindak kriminal. Di desa ini terdapat deretan rumahrumah tradisional masyarakat Batak yang mendiami desa ini. Selain itu, terdapat juga tempat eksekusi bagi penjahat yang akan dihukum mati, yaitu kepalanya dipenggal menggunakan pedang besar di depan para raja-raja adat dan Raja Siallagan.
Diluar kompleks ini terdapat juga pedagang souvenir khas Samosir. Saat mengelilingi Tuktuk, pengunjung/ wisatawan juga dapat membeli souvenir-souvenir khas Samosir, dan wisatawan dapat melihat pedagang tersebut memahat langsung ukiran-ukiran kayu yang akan dijual sebagai souvenir. Di Tuktuk tersedia juga money changer (penukaran uang Rupiah) bagi wisatawan mancanegara yang ingin menukarkan uang dollar menjadi mata uang Indonesia, perpustakaan buku (penyewaan buku), warung internet, penyewaan sepeda motor, mobil, dan sepeda. Selain itu pengunjung/wisatawan dapat mengunjungi bar ataupun beberapa restoranrestoran yang menyediakan masakan-masakan dalam dan luar negeri sambil menikmati hiburan pertunjukan kesenian tradisional batak, seperti tortor batak, uninguningan batak, dan lagu-lagu daerah.
Gambar 17 Batu Kursi Persidangan Raja Siallagan, yaitu tempat Persidangan atau pengadilan bagi orang-orang yang melakukan kejahatan seperti penghianat, musuh tertangkap, pencuri, pemerkosa, dan tindak kriminal lainnya.
1
2
Gambar 18 Fasilitas wisata yang terdapat di Kampung Wisata Tuktuk. Ket: (1) Toko rental speed boat, rooms; (2) Perpustakaan Gokhon sekaligus menyediakan money changer, pemesanan tiket kapal.
Gambar 19 Hotel-hotel di Tuk-tuk dibangun menyerupai Rumah adat Batak Toba.
Gambar 20 Deretan Rumah Tradisonal Batak di Desa Siallagan.
Gambar 21 Pemandangan alam di kawasan Tuktuk Siadong. 7. Wisata Seni Budaya di Desa Lumban Suhi dan Desa Buhit (Art and culture tourism in Lumban Suhi and Buhit Villages). Desa Lumban Suhi merupakan pusat tempat pembuatan dan penenunan Ulos Batak, di tempat ini terdapat Komunitas Tenun Ulos Batak yaitu wanita-wanita baik ibu-ibu maupun anak gadis yang pintar dan bisa menenun ulos. Menenun ulos adalah satu mata pencaharian masyarakat di desa ini dan tidak semua masyarakat mengerti bertenun Ulos. Pengunjung/wisatawan dapat melihat dan mencoba menenun ulos. Mereka akan diajari bagaimana cara dan teknik menenun ulos tersebut. Selain itu, sebagian besar masyarakat di desa ini masih menempati rumah tradisional batak, yang disebut Rumah Bolon/ Rumah Gorga. Dengan ciri rumah adat Batak yang khas, yaitu ujung atap paling belakang harus lebih tinggi dari ujung atap paling depan. Maksud filosofi rumah ini adalah bahwa keturunan (anak) orang Batak harus lebih maju, tinggi derajatnya dari orang tuanya. Selain itu rumah ini memiliki ruang dibawah rumah yaitu bagian depan sebagai tempat berlindung bagi kerbau atau sapi dan bagian belakang sebagai tempat memelihara ayam atau itik yang dimiliki keluarga tersebut. Beberapa masyarakat di desa ini ada juga yang menganyam pandan menjadi sebuah tikar dan gajuk (tempat beras). Masyarakat tersebut akan menjualnya ke pasar atau menjualnya kepada pengunjung yang mau membeli. Anyaman ini dipadukan
dengan bahan pandan dengan tali plastik, sehingga menghasilkan karya seni yang kreatif dan menarik.
Gambar 22 Wanita yang sedang bertenun Ulos Batak Karo.
8. Wisata Keliling Kecamatan Pangururan (Around tour in Pangururan Sub District). Pangururan merupakan sebuah kota kecil yang berada di dekat pesisir Danau Toba sekaligus berhadapan langsung dengan kaki Gunung Pusuk Buhit. Kota Pangururan juga sebagai kecamatan yang menjadi ibu kota Kabupaten Samosir. Wisatawan yang berkunjung ke tempat ini akan melihat beberapa tempat wisata seperti bangunan Gereja Katolik yang inkulturatif, dimana bangunan gereja dibuat berdasarkan akulturasi budaya Batak dengan Gereja Katolik. Bagunan gereja dipadukan dengan 3 warna dasar Batak, yaitu putih, merah, dan hitam. Corak bangunan gereja dibuat bergorga seperti layaknya sebuah rumah adat/ tradisional batak. Di dalam Gereja Katolik ini terdapat museum, yaitu beberapa benda-benda pusaka Batak yang sudah berusia ratusan tahun, dimana benda tersebut disimpan pada masa Pemerintahan Belanda. Pada zaman dahulu beberapa bangunan sekolah yang dekat dengan Gereja Katolik ini seperti SMP Budi Mulia, Rumah Sakit Elisabeth merupakan bangunan peninggalan Belanda yang menjajah Bangsa Batak. Selain itu wisatawan juga dapat mengunjungi Pesanggrahan (bangunan peninggalan masa Kolonial Belanda yang saat ini digunakan sebagai kantor dan kediaman Dinas Bupati Samosir dengan tata letak bangunan yang menghadap langsung ke Danau Toba). Jembatan Tano Ponggol merupakan jembatan penghubung
antara Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera, yaitu terusan/jembatan yang di bangun oleh Belanda pada zaman Pemerintahan Belanda. Pengunjung juga dapat menikmati berbagai masakan dan makanan enak khas Batak yang ada di restoran Samosir. Para pengunjung dapat berwisata kuliner menikmati ragam masakan-masakan daerah Batak. Diantaranya ayam napinadar, ikan nanitombur, ikan nila asam manis, babi arsik, babi panggang, saksang, lappet, ombus-ombus, mie gomak, gotuk-gotuk (singkong ditumbuk dengan gula aren), dan lain sebagainya. Sekaligus pengunjung dapat membeli oleh-oleh berupa Kacang Tanah (Rondam) yang dipanen langsung dari pulau tersebut.
Gambar 23 Pemandangan Gunung Pusuk Buhit dan Kawasan Hotspring dari Pulau Samosir.
Gambar 24 Pesta Budaya Samosir VII 2010 di Kecamatan Pangururan, Halaman Gereja Inkulturatif (Sumber: wikipedia,2009).
Gambar 25 Jembatan Tano Ponggol yang dibangun pada Pemerintahan Belanda. 9. Wisata Sejarah dan Budaya di Cagar Budaya Limbong-Sianjur Mulamula (Culture and History Tourism in Cagar Budaya in Limbong-Sianjur Mula-Mula). Wisata budaya di Cagar Budaya di Desa Limbong dan Sianjur Mula-mula dimulai dari kota Pangururan, yaitu rute perjalanan yang dimulai dari perempatan menuju kawasan Gunung Pusuk Buhit. Sebelum tiba di Gunung Pusuk Buhit, kita akan melewati jembatan tua Tano Ponggol yang dibangun pada jaman Pemerintahan Belanda, yaitu jembatan yang menghubungankan pulau Samosir dengan Pulau Sumatera. Wisatawan dapat mengunjungi objek wisata budaya di Kecamatan Sianjur Mula-mula. Objek wisata yang dapat dikunjungi adalah Air tujuh rasa (Aek Sipitudai), yaitu tempat mandi bagi para penduduk sekitar yang dipercaya memiliki tujuh rasa air yang berbeda tetapi dari satu sumber mata air. Ketujuh rasa air yang berbeda ini dipercaya dapat menyembuhkan dan berkhasiat untuk pengobatan dan air berkat. Setelah itu mengunjungi objek wisata sejarah Batu Cawan, yaitu air terjun yang dasar penampungan air berupa batu besar berbentuk cawan (mangkok besar), mitosnya air yang jatuh ke cawan tersebut dipercaya sebagai air yang suci dan dapat diminum langsung, baik untuk pengobatan dan sebagai air berkat dalam menaikkan suatu permohonan. Dalam melakukan perjalanan ke tempat ini, wisatawan juga dapat menikmati pemandangan alam berupa bukit-bukit yang curam ditumbuhi pohon
pinus. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke objek wisata Batu Hobon. Batu Hobon, yaitu sebuah batu raksasa berbentuk kuburan yang dibuat oleh Raja Saribu raja, seorang pandai besi yang dibuat pada ratusan tahun silam sebagai tempat penyimpanan harta pusaka peninggalan raja tersebut. Setelah itu mengunjungi objek wisata budaya Sopo Guru Tatea Bulan. Tempat ini dulunya merupakan tempat persaktian Guru tatea Bulan dan sekarang menjadi situs tempat bersejarah bagi orang Batak. Di tempat ini terdapat patung-patung para raja dan putra putri para raja dari legenda masa lalu. Disamping mengunjungi objek-objek wisata sejarah, wisatawan dapat juga menikmati pemandangan alam bukit-bukit pegunungan Bukit Barisan, bukit ini terlihat indah dan mempesona. Gambar berikut merupakan Sopo Guru Tatea Bulan, yaitu Rumah Persattian bagi Raja-raja Batak yang memerintah di Bangsa Batak, mulai dari Batak Karo, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola. Selain itu gambar Batu Cawan yang terdapat di tengah-tengah punggung Gunung Pusuk Buhit.
Gambar 26 Sopo Guru Tatea Bulan (Patung Raja-raja besar Suku Batak).
Gambar 27 Air Batu Sawan.
Gambar 28 Mata Air Tujuh Rasa.
Gambar 29 Batu Hobon.
10. Pertunjukan Seni Budaya di Pasir Putih dan Hotspring, Danau Toba Pertunjukan seni budaya merupakan suatu kegiatan yang dilakukan olehPemerintah Samosir yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya dalam rangka memelihara dan melestarikan kesenian daerah Suku Batak agar tidak lupa atau punah. Atraksi kesenian daerah ini dilakukan oleh pemuda dan pemudi penduduk Samosir yang mengikuti sanggar seni budaya yang ada di kabupaten tersebut. Salah satu kegiatan yang diikuti oleh peserta sanggar tari ini adalah perlombaan tortor dalam rangka memeriahkan Pesta Danau Toba di Parapat. Dalam hal ini sanggar tari seni budaya yang ada yaitu sanggar tari Si Bunga Jambu, sanggar seni Basami, seni ragam Budaya Embas-embas. Setiap hari Minggu pertunjukan kesenian ini akan dilakukan
secara bergiliran di Pasir Putih dan Hotspring.
Pengunjung/wisatawan dapat menikmati pertunjukan kesenian tersebut sambil menikmati rekreasi alam atau apapun aktivitas wisata yang sedang dilakukan. Para wisatawan dapat terhibur dengan tarian-tarian daerah yang dibawakan oleh anak-anak sekolah yang mengikuti sanggar seni.
Gambar 30 Atraksi Seni Budaya di Pasir Putih.
Gambar 31 Peserta Sanggar Seni Budaya Bunga Jambu dalam Pesta Danau Toba 2011 di Parapat. 11. Agrowisata di Danau Aek Natonang (Agrotourism in Aek Natonang Lake) Aek Natonang yang berlokasi di Desa Tanjungan merupakan Danau di atas Danau Toba. Danau ini juga merupakan lokasi Arboretum yang menjadi kawasan hijau tanaman endemik/ asli dari Pulau Samosir sendiri. Danau ini berjarak 50 km dari kota Pangururan dan dapat ditempuh melalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Danau ini mengaliri air ke sawah-sawah masyarakat sekitar, sehingga sawah di sekitar danau ini amat subur. Hutannya yang lebat dan masih asli membuat suasana di tempat ini begitu nyaman, asri dan sejuk. Banyak anak-anak penduduk desa Tanjungan yang menggembalakan ternak mereka di sekitar danau ini. Sehingga menambah daya tarik tersendiri bagi setiap wisatawan yang datang ke tempat ini.
5.1.2 Inventarisasi Produk Wisata Menurut Pihak Perhotelan Inventarisasi produk wisata menurut pihak perhotelan bertujuan untuk mendapatkan data mengenai jenis produk wisata apa saja yang ada dan ditawarkan bagi wisatawan yang menginap di hotelnya (Samosir Cottage, 2009). Adapun produkproduk wisata tersebut terdiri dari: 1. Wisata Keliling Pulau Samosir (Tour around Samosir Island).
2. Wisata di Kawasan Pemandian Air Panas (Tour in Hotspring Area). 3. Wisata di Tele (Tour in Tele). 4. Wisata Seni Budaya di Museum Hutabolon (Art and culture tours in museum Hutabolon) 5. Wisata Sejarah dan Seni Budaya di Tomok (History Tourism and Art Culture in Tomok) 6. Keliling Kampung Wisata di Tuktuk Siadong (Around the tourist village in Tuktuk Siadong). 7. Wisata Seni Budaya di Desa Lumban Suhi dan Desa Buhit (Art and culture tourism in Lumban Suhi and Buhit Villages). 8. Wisata Keliling Kecamatan Pangururan (Around tour in Pangururan District). 9. Wisata di Danau Aek Sidihoni (Tour in lake Sidihoni) 10. Wisata di Air terjun Bungalom (Tour in Bungalom Water Fall ) 11. Perjalanan ke Desa Partungkoan (Tracking to Partungkoan Village) Sebagian produk wisata yang ditawarkan pihak perhotelan ada yang sama dengan produk wisata dari Dinas Pariwisata Seni dan Budaya. Akan tetapi, ada beberapa produk wisata yang tidak sama dengan produk wisata yang dari Dinas Pariwisata Seni dan Budaya, yaitu: 1. Wisata di Danau Sidihoni (Tour in Sidihoni Lake) Danau Sidihoni merupakan danau yang berada di tengah-tengah Pulau Samosir. Danau ini memiliki luas 24 Ha dan masyarakat sekitar danau memanfaatkan Danau Sidihoni sebagai air minum dan keperluan sehari-hari. Selain itu masyarakat juga memanfaatkan air danau sebagai irigasi ke persawahan penduduk serta para nelayan dapat menangkap dan memancing ikan di Danau Sidihoni. Wisatawan yang berkunjung ke danau ini dapat melakukan beberapa aktivitas wisata misalnya swimming, fishing, viewing, photo hunting, melihat aktivitas masyarakat sekitar di sawah-sawah dekat danau, dan melihat anak-anak yang menggembalakan kerbau, sapi, dan lain sebagainya. Pemandangan dari tempat ini sangat menakjubkan, dimana
wisatawan dapat melihat pemandangan alam Danau Toba dari puncak Samosir, melihat puncak Gunung Pusuk Buhit, dan beberapa desa di sekitar Danau Toba.
2. Wisata ke Air terjun Bungalom (Tour in Bungalom Water Fall) Air terjun Bungalom berada di luar Pulau Samosir dimana air terjun tersebut mengalir langsung ke Danau Toba. Wisatawan yang berangkat dari Pulau Samosir dapat menuju objek wisata tersebut dengan naik kapal atau boat. Wisatawan dapat melakukan aktivitas wisata seperti berenang, menikmati pemandangan alam, photo hunting, dan lain sebagainya. 3. Perjalanan ke Desa Partungkoan (Tracking to Partungkoan Village) Kampung Partungkoan merupakan kampung yang berada di tengah-tengah Pulau Samosir. Keunikan kampung ini adalah adanya lokasi yang startegis dalam menikmati dan memandang-mandang view alam Danau Toba dan juga daratandaratan Pulau Samosir. Kampung Partungkoan ini dapat dilalui dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Akan tetapi bagi wisatawan yang memiliki keinginan serta kondisi fisik yang kuat maka wisatawan dapat melakukan perjalanan menuju Desa Partungkoan. Sepanjang perjalanan wisatawan dapat menikmati pemandangan melalui persawahan penduduk sekitar serta melihat para masyarakat saat beraktivitas di sawah mereka dan anak-anak yang sedang menggembalakan Kerbau. Sesampai di desa tersebut wisatawan akan menikmati panorama alam Danau Toba yang sangat indah dan mempesona serta daratan-daratan Pulau Samosir yang dekat dengan Danau Toba. Wisatawan dapat mengambil beberapa foto, duduk-duduk santai, piknik, dan lain sebagainya. Produk wisata pada kedua pengelola tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini: Tabel 12 Perbedaan produk-produk wisata yang terdapat di Pulau Samosir antara Pihak Disparsenibud dengan perhotelan No
1
Perbedaan Produk-Produk Wisata Yang Terdapat di Pulau Samosir antara Pihak Disparsenibud dengan pihak Perhotelan Produk Wisata dari Dinas Pariwisata Produk Wisata dari Perhotelan Tour around Samosir Island (Wisata Tour around Samosir Island (Wisata Keliling Keliling Pulau Samosir). Pulau Samosir).
2
Tour in Hotspring Area (Wisata di Kawasan Pemandian Air Panas). Tour in Tele (Wisata di Kawasan Tele). Art and culture tours in museum Hutabolon (Wisata Seni Budaya di Museum Hutabolon)
Tour in Hotspring Area (Wisata di Kawasan Pemandian Air Panas). Tour in Tele (Wisata di Kawasan Tele). Art and culture tours in museum Hutabolon (Wisata Seni Budaya di Museum Hutabolon)
History Tourism and Art Culture in Tomok
History Tourism and Art Culture in Tomok
(Wisata Sejarah dan Seni Budaya di Tomok)
(Wisata Sejarah dan Seni Budaya di Tomok)
Around the tourist village in Tuktuk Siadong (Keliling Kampung Wisata di Tuktuk Siadong). Art and culture tourism in Lumban Suhi and Buhit Villages (Wisata Seni Budaya di Desa Lumban Suhi dan Desa Buhit).
Around the tourist village in Tuktuk Siadong (Keliling Kampung Wisata di Tuktuk Siadong). Art and culture tourism in Lumban Suhi and Buhit Villages (Wisata Seni Budaya di Desa Lumban Suhi dan Desa Buhit).
8
Around tour in Pangururan District (Wisata Keliling Kecamatan Pangururan).
Around tour in Pangururan District (Wisata Keliling Kecamatan Pangururan).
9
History and Culture Tourism in Heritage Limbong-Sianjur Mula-Mula (Wisata Sejarah dan Budaya di Cagar Budaya Limbong-Sianjur Mula-Mula).
Tour in Lake Sidihoni (Wisata di Danau Sidihoni)
10
Pertunjukan Seni Budaya di Pasir Putih, Danau Toba Agrowisata di Danau Aek Natonang (Agrotourism in Aek Natonang Lake).
Tour in Waterfall Bungalom (Ekowisata ke Air terjun Bungalom) Tracking to Partungkoan Village
3 4 5
6
7
11
Tabel 13 Objek Wisata yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kab. Samosir No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama ODTW Kawasan Hotspring Pasir Putih Kota Pangururan Museum Hutabolon Pantai Ambarita Pulau Tao Museum di Tomok Rumah Parsattian Guru Tatea Bulan Batu Hobon Mata air tujuh rasa Batu Sawan
Lokasi Wisata Kec. Pangururan Kec. Pangururan Kec. Pangururan Kec. Simanindo Kec. Simanindo Kec. Simanindo Kec. Simanindo Kec. Sianjur Mula-Mula Kec. Sianjur Mula-Mula Kec. Sianjur Mula-Mula Kec. Sianjur Mula-Mula
5.2 Rencana Pengembangan Produk Wisata Oleh Berbagai Pihak Pengembangan produk wisata di Kabupaten Samosir sebagian besar diupayakan oleh Pemerintah daerah Dinas Pariwisata Seni dan Budaya. Pemerintah sedang mengupayakan pengembangan produk wisata dengan cara mengembangkan potensi-potensi setiap objek wisata yang ada di berbagai daerah tujuan wisata. Selain
itu pemerintah juga mengembangkan objek wisata baru yang belum berkembang sebagai daerah tujuan wisata baru. Sementara pihak perhotelan juga mengupayakan pengembangan produk wisata yang mereka tawarkan kepada wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara. Pihak perhotelan juga menginginkan wisatawan yang menginap di hotel mereka dapat menikmati pelayanan mereka, yaitu menyediakan paket perjalanan wisata menarik ke berbagai tempat-tempat wisata. 5.2.1 Rencana Pengembangan Produk Wisata Oleh Pihak Pemerintah Daerah Pengembangan produk wisata yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk menambah variasi produk wisata agar para pengunjung/wisatawan tidak bosan dan jenuh datang mengunjungi objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Samosir. Beberapa produk wisata yang sedang dikembangkan pemerintah adalah: a. Bidang Penataan dan Penyuluhan 1. Program pengembangan destinasi Pariwisata dengan kegiatan wisata. 2. Pengembangan objek pariwisata unggulan 3. Membuat petunjuk akses/ jalan menuju ODTW. 4. Melanjutkan pembangunan aek rangat (Hotspring). 5. Menjadikan kawasan Pusuk Buhit Sianjur Mula-Mula menjadi kawasan Cagar Budaya. 6. Membuat standar pelayanan wisata minimum di setiap ODTW, Atraksi dan jasa transportasi. 7. Melaksanakan Sapta Pesona dan Gerakan Sadar Wisata bagi masyarakat di sekitar lokasi wisata. b. Bidang Pengembangan Destinasi 1. Membangun dan meningkatkan fasilitas penunjang termasuk akses sarana komunikasi di setiap ODTW. 2. Pengembangan ecotourism di kawasan Tele. 3. Melakukan perlombaan pelayanan wisata bagi setiap pihak/ fasilitas penunjang penyelenggaraan wisata.
4. Pembenahan Pantai Wisata di 8 (delapan) Kecamatan. Setiap Kecamatan yang berada dekat dengan Danau Toba, pemerintah akan mengembangkan pantai wisata di setiap Kecamatan tersebut. 5. Pembangunan Menara Pandang di Desa Salaon Dolok, Kecamatan Ronggur Ni Huta. Desa ini berada di Puncak Pulau Samosir, dimana kita dapat menikmati pemandangan alam yang indah dengan leluasa dari Desa ini 6. Memelihara dan memperbaiki bangunan bersejarah dan museum. 7. Membangun sarana transportasi dan telekomunikasi pada dan menuju ODTW. 8. Membuka peluang investasi ikut serta membangun sarana dan prasarana pariwisata. 9. Peningkatan
pembangunan
sarana
dan
prasarana
pariwisata,
yaitu
pembangunan water boom di pantai Pasir Putih Parbaba, Kecamatan Pangururan. Pembangunan water boom ini bertujuan untuk menambah atraksi wisata air di pantai Pasir Putih. 10. Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Daerah, yaitu pengembangan yang ditujukan untuk kesenian tradisonal serta budaya masyarakat Samosir. 5.2.2 Rencana Pengembangan Produk Wisata Oleh Pihak Perhotelan a. Trekking at Samosir Island, trekking mulai dari Desa Ambarita hingga Desa Partungkoan.
Di
Desa
Partungkoan,
wisatawan
dapat
menikmati
pemandangan panorama alam Danau Toba dan Tanjungan Tuktuk. b. Penyediaan dan penambahan fasilitas dalam melakukan aktivitas wisata air, seperti speed boat, kano, jet ski, banana boat, dan lain sebagainya. 5.2.3 Permintaan Pengunjung terhadap Produk Wisata Menurut Wawancara dengan Pengelola. Permintaan pengunjung/wisatawan terhadap produk wisata juga dilakukan kepada pihak pengelola, yaitu Pemerintah daerah (PEMDA), masyarakat (pedagang, toko souvenir), dan perhotelan. Berikut dijabarkan permintaan pengunjung/wisatawan terhadap produk wisata di Samosir. a. Pemerintah Daerah (PEMDA) 1. Peningkatan prasarana (jalan raya, lampu jalan) dan sarana transportasi, komunikasi, sarana keamanan.
2. Pengembangan serta Perbaikan fasilitas wisata yang sudah mengalami kerusakan. 3. Pembuatan standar harga makanan di lokasi objek wisata. 4. Peningkatan sarana informasi mengenai wisata di Samosir. 5. Mengembangkan objek wisata baru di Samosir. 6. Penataan objek wisata (pertamanan, parkiran, warung-warung pedagang yang dekat dengan sempadan danau). b. Masyarakat (pedagang, shop souvenir) 1. Pengembangan bentuk-bentuk souvenir khas di lokasi wisata. 2. Peningkatan sarana dan prasarana di objek wisata. 3. Penetapan standar-standar harga barang yang dijual di lokasi wisata. 4. Pengembangan dan penganekaragaman jenis makanan yang dijual di lokasi wisata, misalnya makanan khas Batak, Restoran khusus Islam, masakan restoran, makanan yang berbau panggang/ yang dibakar. 5. Peningkatan pelayanan dan keramahan kepada wisatawan/pengunjung. c. Perhotelan 1. Perlu perbaikan infrastruktur (jalan raya, jembatan. akeseibilitas) di Samosir, yaitu saat melakukan ekowisata keliling Samosir, jalan raya di Kecamatan Onan Runggu dan sekitarnya masih sangat rusak. 2. Perlu pembuatan papan informasi yang jelas mengenai objek-objek wisata di setiap objek wisata. 3. Peningkatan fasilitas wisata di objek-objek wisata. 4. Peningkatan kebersihan dan kenyamanan pengunjung di lokasi wisata. 5.3 Permintaan Pengunjung Terhadap Produk Wisata melalui Wawancara Langsung dengan Pengunjung/ Wisatawan. Pengunjung/wisatawan yang diwawancarai merupakan orang-orang yang ditemui di beberapa lokasi objek wisata. Lokasi objek wisata yang dijadikan sebagai lokasi pengambilan data wawancara pengunjung/wisatawan adalah pemandian Air Panas/ hotspring, pasir putih Desa Parbaba, Makam Raja Sidabutar dan Sigale-gale di Tomok, Tuktuk Siadong. Pengunjung/ wisatawan yang diwawancarai berdasarkan
selang umur, yaitu anak-anak (6 tahun-12 tahun), remaja (13 tahun-21 tahun), dewasa (22 tahun-65 tahun), dan tua (di atas umur 65 tahun). 5.3.1 Karakteristik Pengunjung Data
mengenai
karakteristik
pengunjung/wisatawan
diperoleh
untuk
mengetahui data-data pribadi pengunjung, diantaranya jenis kelamin, status perkawinan,
asal wisatawan,
pendidikan terakhir,
dan pekerjaan.
Adapun
pengunjung/ wisatawan yang diwawancarai berdasarkan selang umur anak-anak (6 tahun-12 tahun), remaja (13 tahun-21 tahun), dewasa (22 tahun-65 tahun), dan tua (di atas umur 65 tahun). Berikut disajikan grafik karakteristik pengunjung/ wisatawan yang ada Pulau Samosir.
Jumlah Pengunjung
Karakteristik Pengunjung berdasarkan jenis kelamin, status perkawinan, dan asal daerah 100 80 60
6 – 12 tahun
40
13 – 21 tahun 22 – 65 tahun
20
> 65 tahun
Jenis kelamin
Status perkawinan
Luar Samosir
Samosir
Belum Menikah
Menikah
Perempuan
Laki-laki
0
Asal
Gambar 32 Karakteristik Pengunjung/ wisatawan di Pulau Samosir. Dari grafik di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik pengunjung berdasarkan jenis kelamin untuk kelompok umur anak-anak (6-12 tahun) paling tinggi adalah laki-laki yaitu 66,67%, pada umur remaja (13-21 tahun) yang paling tinggi adalah perempuan yaitu 70%, pada umur dewasa (22-65 tahun) yang paling
tinggi adalah laki-laki yaitu 66,67%, dan pada umur tua (>65 tahun) yang paling tinggi adalah perempuan yaitu 56,67%. Berdasarkan status perkawinan, kelompok umur anak-anak (6-12 tahun) seluruhnya masih berstatus belum menikah, umur remaja (13-21tahun) juga seluruhnya berstatus belum menikah, pada umur dewasa (22-65 tahun) yang paling tinggi adalah yang sudah menikah, yaitu 73,33% sedangkan yang belum menikah 26,67%. Pada umur tua (di atas 65 tahun), pengunjung pada usia ini hampir semuanya sudah menikah. Kesamaan status pada anak-anak dan remaja disebabkan karena mereka masih berstatus sebagai anak yang masih bergantung pada orang tua, usia mereka masih dini dan dari segi umur, mereka belum bisa menikah. Sedangkan berdasarkan asalnya, pengunjung pada kelompok umur anak-anak (6-12 tahun) paling tingi berasal dari wilayah Kabupaten Samosir, yaitu 66,67%, pada umur remaja (13-21 tahun) yang paling tinggi adalah dari wilayah luar Kabupaten Samosir, yaitu 53,33%, sedangkan pada umur dewasa (22-65 tahun) pengunjung yang paling tinggi adalah berasal dari luar Kabupaten Samosir, yaitu 60%. Keadaan ini dapat dikarenakan bahwa pada usia seperti ini cenderung orang memiliki kesempatan untuk melakukan suatu perjalanan wisata, termasuk kondisi perekonomian seseorang, waktu luang yang banyak, serta kondisi kesehatan yang prima. Hal ini didukung juga oleh Rahmawaty et al (2006) yaitu bahwa pada usia muda umumnya orang masih memiliki semangat dan motivasi yang besar, serta kondisi fisik prima untuk melakukan suatu perjalanan rekreasi. Pada umur tua (di atas 65 tahun) paling tinggi dari wilayah Kabupaten Samosir, yaitu 66,67%. Hal ini dapat dikarenakan bahwa usia tua (di atas 65 tahun) cenderung memiliki kondisi tubuh yang tidak prima, dan keinginan sudah rendah untuk melakukan perjalanan wisata yang jauh dari tempat tinggalnya. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Rahmawaty (2006) bahwa semakin meningkatnya- usia seseorang maka akan semakin bertambah pula kendala yang akan dihadapi dalam melakukan kegiatan rekreasi. Anak-anak yang berwisata di Samosir lebih menyukai wisata alam dan sejarah. Terutama pada objek wisata di Pasir Putih Parbaba dan Pemandian air panas, banyak anak-anak pada hari libur berwisata secara rombongan keluarga maupun
rombongan dari suatu organisasi berwisata di Samosir, seperti rombongan gereja, rombongan anak-anak sekolah. Hal ini dikarenakan bagi umur seperti ini lebih banyak memiliki kesempatan untuk menikmati wisata di luar daerahnya sendiri, seperti materi dan waktu. Apabila seseorang memiliki banyak waktu luang dan uang yang cukup, makaseseorang bisa melakukan suatu perjalanan wisata di luar daerahnya. Pengunjung/wisatawan yang datang ke Pulau Samosir sebagian besar berasal dari Samosir, yaitu mulai dari Pangururan, Tanjung Bunga, Tele, Ambarita, Ronggur Ni Huta, Tuktuk Siadong, Parbaba, Buhit Pardugul, Siogung-Ogung, Tanah Lapang, Desa Lumban Suhi-Suhi, dan Sialanguan. Semua tempat-tempat ini berada di dalam wilayah Pulau Samosir. Sedangkan pengunjung yang berasal dari luar Pulau Samosir sendiri adalah berasal dari Pematang Siantar, Balige, Medan, Bukit Tinggi, Jakarta, Tanjung Bale, Boga Kecil, Tarutung (Tapanuli Utara), Pangaribuan, Sidikalang (Dairi), Soposurung, Surabaya, dan Panintonga. Karakteristik pengunjung berdasarkan pendidikan terakhir 100
Jumlah Pengunjung
90 80 70
SD
60
SMP
50
SMA
40
PT
30 20 10 0 6 – 12 tahun
Gambar 33
13 – 21 tahun
22 – 65 tahun
> 65 tahun
Karakteristik Pengunjung/wisatawan di Pulau Samosir berdasarkan pendidikan terakhir.
Berdasarkan grafik di atas, jumlah pengunjung yang berlatar pendidikan terakhir paling banyak berkunjung ke objek wisata di Samosir adalah pada kelompok
umur anak-anak (6-12 tahun) dengan pendidikan terkahir SD, yaitu 96,67% dan juga kelompok umur remaja (23-21 tahun) dengan pendidikan terakhir SMA, yaitu 90%. Pada kelompok umur dewasa (22-65 tahun), pengunjung yang memiliki pendidikan terakhir paling tinggi adalah SMA, yaitu 50% dan yang paling kecil adalah SD, yaitu 0 %. Sedangkan pengunjung kelompok umur di atas 65 tahun, pendidikan terakhir paling tinggi adalah SMA, yaitu 43,33% dan yang paling kecil adalah SD, yaitu 13,33%. Sebagian pengunjung datang bersama keluarga dan ada juga rombongan dari kelompok tertentu untuk jalan-jalan, seperti rombongan dari satu daerah atau atas nama gereja dan sekolah. Karakteristik pengunjung berdasarkan pekerjaan
Jumlah pengunjung
100 80 60 6 – 12 tahun
40 20 0
Gambar 34
13 – 21 tahun
22 – 65 tahun > 65 tahun
Karakteristik Pengunjung/wisatawan di Pulau Samosir berdasarkan pekerjaannya.
Grafik di atas menunjukkan bahwa pengunjung/wisatawan pada kelompok umur anak-anak (6-12 tahun) hampir seluruhnya masih pelajar, yaitu 100%. Pada umur remaja (13-21 tahun), cenderung masih pelajar/ mahasiswa, yaitu 96,67 %. Pada kelompok umur dewasa (22-65 tahun) sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta, yaitu 66,67%, dan yang paling sedikit bekerja sebagai pegawai swasta dan pelajar/mahasiswa, yaitu 6,67%. Pada kelompok umur tua (di atas 65 tahun)
sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta, yaitu 60% dan yang paling sedikit adalah PNS, yaitu 40%. Hal ini dapat dilihat pada waktu di lokasi wisata, wisatawan sebagian yang datang berwisata adalah para pelajar, yang terdiri dari anak SD, SMP, dan SMA. Mereka ada yang berkemah di Pasir Putih, yaitu siswa SMA Negeri 2 Siantar selama tiga hari dua malam, selain itu mereka ada yang datang dari rombongan gereja dan sekolah untuk jalan-jalan dan berwisata ke Pemandian Air Panas/ Hotspring. Di lokasi wisata ini mereka dapat mandi di air belerang, sekaligus mereka ada juga yang mau mendaki hingga ke punggung Gunung Pusuk Buhit lewat jalan setapak. Pengunjung dari kelompok umur anak-anak yang ditemui di Objek wisata Tomok melakukan aktivitas wisata seperti melihat pertunjukan atraksi Sigale-gale, mendengar cerita Makam Raja Sidabutar, foto-foto, duduk-duduk, shopping, manorotor bergabung Sigale-gale, mengunjungi museum, dan lain sebagainya. Aktivitas wisata pada usia anak-anak tidak berbeda jauh dengan pengunjung usia remaja, dewasa, dan orang tua. Akan tetapi untuk usia dewasa dan orang tua ada yang sekaligus melakukan wisata jiarah pada makam Raja Sidabutar. Sedangkan untuk pengunjung/wisatawan yang ditemui di objek wisata Pasir Putih, untuk usia anak-anak biasanya melakukan aktiivitas wisata seperti bermain ban dalam air, berenang atau mandi, bermain pasir, memandang-mandang, berjalan-jalan di pesisir danau, duduk-duduk, menonton volly pantai, makan dan minum, bermain di arena permainan khusus anak-anak, dan lain sebagainya. Untuk pengunjung usia remaja sebagian besar mereka lebih banyak memandang-mandang, memancing, mandi berenang, main volly, berkemah, makan-makan, duduk-duduk sambil bernyanyi, bermain pasir, dan menonton atraksi musik dan tortor daerah di Pasir Putih. Untuk pengunjung usia dewasa juga demikian, ada yang bermain volly, dudukduduk memandang-mandang sambil bernyayi main gitar, makan dan minum, mandi atau berenang di danau, foto-foto, menonton atraksi musik dan tortor daerah, ada yang istirahat dibawah pepohonan, piknik, bermain pasir, dan aktivitas lainnya. Sedangkan pada orang tua, mereka sebagian besar duduk-duduk memandangmandang Danau Toba, piknik keluarga, dan aktivitas lainnya.
5.3.2
Penilaian Pengunjung Terhadap Produk Wisata Penilaian pengunjung terhadap produk wisata dilakukan untuk mendapatkan
data kuantitatif mengenai penilaian produk wisata, yaitu penilaian pemanfaatan objek daya tarik wisata, fasilitas wisata (sarana dan prasarana), souvenir, pengelolaan kawasan wisata. Berikut disajikan tabel penilaian pengunjung/wisatawan terhadap beberapa komponen dari produk wisata dalam Skala Likert yang sudah di kodekan. Tabel 14
Penilaian Pengunjung/wisatawan terhadap produk wisata berdasarkan pembobotan menurut Skala Likert
No
Penilaian Pengunjung/ Wisatawan
1
Pemanfaatan objek daya tarik wisata baik wisata sejarah dan wisata alam.
2
3
4
5
6
7
8
Sarana (akomodasi/hotel, restoran, sarana kesehatan, tempat hiburan, alat transportasi, dll) yang ada dilokasi objek wisata. Prasarana (aksesibilitas, jalan raya, pelabuhan,dll) yang ada dilokasi objek wisata. Souvenir-souvenir (cinderamata) yang dijual, apakah dapat menarik atau tidak. Pengelolaan objek wisata.
kawasan
Pelayanan para pengelola (pemerintah daerah, biro travel, dll) Fasilitas dalam melakukan aktivitas wisata di kawasan objek wisata. Kenyamanan, kebersihan, dan keamanan di lokasi bjek wisata.
∑ Jawaban Tiap Bobot
Umur
Skor
6-12 Tahun
1 0
2 3
3 3
4 18
5 6
117
13-21 Tahun 22-65 Tahun
4 1
1 5
8 12
15 9
2 3
100 98
>65 Tahun 6-12 Tahun
0 0
1 6
5 12
20 12
4 0
117 96
13-21 Tahun 22-65 Tahun >65 Tahun 6-12 Tahun
1 2 0 1
8 18 6 4
6 4 12 13
13 4 9 12
2 2 3 0
97 76 99 96
13-21 Tahun 22-65 Tahun >65 Tahun 6-12 Tahun
0 1 0 3
14 11 5 9
10 9 8 5
4 7 15 9
2 2 2 4
84 88 104 92
13-21 Tahun 22-65 Tahun >65 Tahun 6-12 Tahun
0 2 1 4
5 12 13 18
13 10 10 3
7 5 6 2
5 1 0 1
102 81 81 62
13-21 Tahun 22-65 Tahun >65 Tahun 6-12 Tahun
1 2 0 1
11 17 15 7
9 5 10 17
7 4 5 7
2 2 0 0
88 77 80 94
13-21 Tahun 22-65 Tahun >65 Tahun 6-12 Tahun
0 4 0 5
9 7 3 17
10 6 10 5
8 12 15 3
3 1 2 0
99 89 106 66
13-21 Tahun 22-65 Tahun >65 Tahun 6-12 Tahun
0 3 0 3
7 15 5 13
12 5 10 10
8 5 13 4
3 2 2 0
97 78 102 75
13-21 Tahun 22-65 Tahun
3 2
9 9
8 7
8 9
2 3
87 92
>65 Tahun
0
5
10
13
2
102
Tahap Proses: a. Menentukan rentang skor terendah dan tertinggi dengan cara mengalikan jumlah sampel n = 30 dengan bobot paling rendah dan paling tinggi, didapat rentang terendah = 30 dan tertinggi = 150. b. Rentang tiap kriteria berdasarkan rumus diperoleh 24 c. Skala Penilaian tiap kriteria 30 – 54
: Sangat Tidak Baik (STB)
55 – 78
: Tidak Baik (TB)
79 – 102
: Baik (B)
103 – 126
: Cukup Baik (CB)
127 – 150
: Sangat Baik (SB)
Berdasarkan rentang skala di atas, maka dapat diketahui nilai dari masingmasing komponen produk wisata. Pada tabel di bawah ini akan disajikan matrikspenilaian dari masing-masing komponen produk wisata terhadap selang umur dalam Rentang Skala Likert. Tabel 15 Matriks Penilaian komponen produk wisata dalam Rentang Skala Likert No 1 2
3 4 5 6 7 8
Komponen produk wisata Pemanfaatan objek daya tarik wisata baik wisata sejarah dan wisata alam Sarana (akomodasi/hotel, restoran, sarana kesehatan, tempat hiburan, alat transportasi, dll) yang ada dilokasi objek wisata. Prasarana (aksesibilitas, jalan raya, pelabuhan,dll) yang ada dilokasi objek wisata Souvenir-souvenir yang dijual, apakah dapat menarik atau tidak Pengelolaan objek wisata di lokasi wisata Pelayanan para pengelola (pemerintah daerah, biro travel, dll) Fasilitas dalam melakukan aktivitas wisata di kawasan objek wisata Kenyamanan, kebersihan, dan keamanan di lokasi objek wisata
6 – 12 CB
Selang Umur (tahun) 13 – 21 22 – 65 B B
>65 CB
B
B
TB
B
B
B
B
CB
B
B
B
B
TB B
B B
TB B
B CB
TB
B
TB
B
TB
B
B
B
Berdasarkan matriks di atas, maka dapat diketahui bahwa penilaian pemanfaatan objek daya tarik wisata baik wisata alam dan wisata budaya pada umur 6
– 12 tahun dan >65 tahun dinilai cukup baik. Hal ini dapat dikarenakan bahwa pada umur 6-12 tahun (anak-anak) cenderung masih berfikir sederhana akan kondisi sekeliling mereka. Pada umur 13-21 tahun dan umur 22-65 tahun menilai baik pemanfaatan objek daya tarik wisata, sehingga dengan demikian pemanfaatan objek wisata ini hanya perlu peningkatan dan pemantapan lebih lagi. Penilaian terhadap sarana seperti akomodasi/hotel, restoran, sarana kesehatan, tempat hiburan, alat transportasi, dan lain-lain yang ada di lokasi objek wisata pada umur 22-65 tahun dinilai tidak baik, hal ini dikarenakan pada pemandian air panas/ hotspring dan Pasir putih Parbaba sarana yang ada masih sederhana, termasuk akomodasi penginapan di Hotspring hanya ada 3, restoran ada 5 dan masih menyajikan masakan lokal/khas daerah. Sarana kesehatan dan tempat hiburan juga masih kurang, terbukti bahwa jarak Rumah Sakit, puskesmas dari lokasi wisata sangat jauh, ± 10 km. Tempat hiburan pada Hotspring belum ada. Sedangkan sarana angkutan juga belum memadai, hal ini terbukti bahwa angkutan tidak ada yang tersedia ke objek wisata ini, pengunjung biasanya mengendarai kendaraan pribadi (mobil, motor) atau merental mobil, motor dan becak motor. Sedangkan pada Pasir Putih di Parbaba, kondisi sarana kesehatan, transportasi sangat memadai. Puskesmas sangat dekat dengan lokasi wisata dan angkutan yang melintas di lokasi Pasir Putih juga tersedia, karena angkutan melintas hingga ke Tomok (pintu masuk Pulau Samosir). Penilaian menurut umur 6-12 tahun, 13-21 tahun, dan umur >65 tahun bahwa sarana pada lokasi wisata dinilai baik, dengan demikian hanya perlu peningkatan dari sarana wisata agar semakin berkembang dan lebih
hal ini
dikarenakan pengunjung pada umur 6-12 tahun dan 13-21 tahun Pada umur >65 tahun bahwa penilaian prasarana (pelabuhan, aksesibilitas, dan jalan raya) yang ada di lokasi wisata dinilai cukup baik. Hal ini memang dapat dilihat dari aspal jalan raya menuju lokasi wisata cukup baik, terawat. Selain itu pelabuhan juga tergolong cukup baik karena pelabuhan yang ada di lokasi wisata dirawat dengan baik oleh pemerintah, dan bahkan dilakukan renovasi untuk memperkokoh serta memperlebar pelabuhan.
Pada semua selang umur, pengunjung menilai bahwa souvenir/ cinderamata yang tersedia dia lokasi wisata dinilai baik. Cinderamata yang tersedia diantaranya ulos, pakaian adat Batak, patung ukir-ukiran, pakaian yang bermotif ulos (baju, celana, songket, jas, jaket, dan lain-lain), tas ulos, gantungan kunci, dan pernakpernik khas Samosir. Selain unik dan menarik souvenir ini juga murah dan pengunjung dapat memesan ukiran yang diinginkan si wisatawan apabila dia lama tinggal di Samosir untuk berwisata. Pengunjung yang baru selesai mengunjungi Makam Raja Sidabutar, Patung Sigale-gale, serta Museum dapat berbelanja sepuasnya di Tomok, dimana kawasan perbelanjaan souvenir ini berdampingan dengan masing-masing objek wisata. Souvenir yang dijual begitu banyak danpedagang souvenir begitu ramai dan ramah. Akan tetapi di beberapa tempat wisata, seperti Hotspring dan Pasir Putih masih belum memiliki cinderamata yang khas dan unik. Semua pusat souvenir yang dijual berada di lokasi wisata Tuktuk Siadong dan Tomok. Dengan demikian pengunjung/ wisatawan menyarankan agar disediakan souvenir yang khas, unik di lokasi wisata Hotspring dan Pasir Putih, dan sebaiknya berbeda dengan souvenir di lokasi wisata lain. Penilaian wisatawan terhadap pengelolaan wisata pada lokasi wisata untuk umur 6-12 tahun dan 22-65 tahun adalah dinilai tidak baik. Penilaian ini didasarkan karena pada umur 6-12 tahun, anak-anak cenderung masih ingin menikmati bermain
untuk
menghabiskan
waktunya
dilokasi
wisata
dan
arena
menikmati
pemandangan, melihat-lihat atau berenang sambil bermain di Danau Toba. Sedangkan pada lokasi wisata seperti Hotspring dan Pasir Putih tidak memiliki arena permainan anak-anak yang bisa mereka nikmati. Beberapa arena permainan ada yang rusak dan tidak layak digunakan lagi. Sehingga anak-anak cenderung hanya bermain dalam air sambil mandi, bermain pasir dan sebagian menikmati pemandangan alam Danau Toba sambil duduk-duduk dan berjalan di pesisir danau. Begitu juga dengan pengunjung umur 22-65 tahun, mereka menilai pengelolaan wisata di objek wisata Pasir Putih, Hotspring, dan tomok masih belum baik, karena pengelolan fasilitas wisata di lokasi wisata kurang baik, selain itu kebersihan lokasi wisata juga masih tergolong rendah, karena dilapangan ditemukan banyak sampah bersebaran di lokasi
wisata, terutama di kawasan Hotspring dan Pasir Putih. Pengunjung membuang sampah sembarangan, sehingga terlihat kurang asri tempat wisata tersebut. Parkiran bagi pengendara mobil dan motor juga masih belum rapi atau teratur, karena setiap kendaraan tersebut parkir di setiap lapangan yang kosong dan menimbulkan ketidakteraturan. Oleh karena itu, pengelola wisata perlu membuat penertiban parkiran. Banyak anak-anak yang berwisata menilai tidak baik pengelolaan wisatanya, oleh karena itu pengelola (Pemerintah Daerah) sebaiknya meningkatkan pengelolaan dan renovasi beberapa arena permainan anak-anak. Supaya anak-anak tersebut lebih menikmati wisata di daerah tersebut, sehingga mereka kelak akan berharap untuk datang kembali berkunjung ke Pasir Putih, Hotspring, dan Danau Toba. Untuk pengunjung umur 22-65 tahun menilai tidak baik dikarenakan kondisi pengelolaan fasilitas wisata masih rendah. Penilaian
pengunjung/wisatawan
terhadap
pelayanan
para
pengelola
(pemerintah daerah, pedagang) di lokasi wisata adalah dinilai cukup baik oleh pengunjung berusia di atas 65 tahun. Hal ini dikarenakan bahwa kaum orang tua saat berwisata merasa mereka dilayani dengan baik, ramah, dan bersahabat. Sedangkan untuk umur anak-anak, remaja, dan dewasa hanya menilai baik. Dengan demikian pengelola wisata perlu meningkatkan pelayanan bagi mereka, agar pengunjung tersebut menikmati kunjungan mereka ke objek wisata tersebut. Berdasarkan penilaian pengunjung terhadap fasilitas dalam melakukan aktivitas wisata bahwa pada pengunjung umur anak-anak (6-12 tahun) dan dewasa (22-65 tahun) menilai tidak baik, hal ini dapat dilihat dengan ketersediaan fasilitas wisata yang masih sangat sederhana dan minim. Fasilitas wisata yang tersedia di Hotspring diantaranya adalah kolam renang khusus untuk bersama, kolam renang untuk pribadi, dan ada juga kolam renang khusus wisatawan mancanegara, tempattempat duduk, shelter. Pada objek wisata Pasir Putih, fasilitas yang tersedia diantaranya ban air, dua lapangan volly, ayunan anak-anak, tempat-tempat duduk, toilet, shelter. Sedangkan pada objek wisata Makam Raja Sidabutar dan Sigale-gale di Tomok fasilitas yang tersedia diantaranya tempat duduk di depan Makam, digunakan bagi pengunjung saat mendengar kisah Raja Sidabutar dan Patung Sigale-gale, toilet
umum, shelter, Ulos. Ulos dipakai saat manortor dengan Patung Sigale-gale dan saat pengunjung memasuki kawasan makam Raja Sidabutar. Setiap pengunjung harus memakai Ulos tersebut. Penilaian pengunjung/wisatawan terhadap kenyamanan, kebersihan, dan keamanan di lokasi bjek wisata pada pengunjung umur anak-anak (6-12 tahun) menilai tidak baik, hal ini dikarenakan di kebersihan di Hotspring dan di kawasan objek wisata Pasir Putih masih belum baik, masih banyak sampah-sampah yang belum terkelola dengan bersih. Sedangkan pada objek wisata di Tomok, kebersihan lokasi wisata sudah tergolong baik dan bersih. Untuk kenyamanan dan keamanan bagi anak-anak masih minim, karena di lokasi wisata Pasir Putih pengunjung pernah bertengkar karena mabuk, terjadi perkelahian yang sempat menggangu ketenangan dan kenyamanan pengunjung yang lain. Pada pengunjung yang berumur remaja, dewasa, dan lanjut usia menilai baik, untuk itu pemerintah perlu menigkatkan keamanan, kebersihan, dan keamanan di setiap lokasi wisata. Pengunjung/ wisatawan yang pernah mengunjungi objek-objek wisata di Pulau Samosir memilih tempat wisata yang paling mereka sukai. Objek wisata ini terdiri dari wisata alam, sejarah, dan seni budaya. Berikut disajikan grafik mengenai objek daya tarik wisata yang paling disukai pengunjung/wisatawan.
Objek wisata yang paling disukai pengunjung 45
Jumlah Pengunjung
40 35
30 25 20 15 10 5 0
6 – 12
13 – 21
22 – 65
> 65
Gambar 35 Objek Daya Tarik Wisata yang disukai oleh wisatawan. Berdasarkan grafik di atas, bahwa objek daya tarik wisata yang paling disukai pada pengunjung umur anak-anak (6-12 tahun) adalah Pasir Putih Parbaba, yaitu 37,14% dan yang paling kurang disukai adalah objek wisata Gunung Pusuk Buhit, Sigale-gale, Danau Toba, Air Terjun Efrata, dan Tele, yaitu hampir tidak ada yang menyukai. Hal ini disebabkan bahwa pada objek wisata di Pasir Putih, mereka dapat lebih menikmati wisata mereka dengan melakukan beberapa aktivitas wisata bersama keluarga atau teman-teman mereka, dan terdapat beberapa fasilitas wisata yang dapat digunakan oleh anak-anak, seperti arena permainan, pasir, dan anak-anak dapat berpiknik bersama keluarga. Selain itu, objek wisata ini masih baru dikembangkan, sehingga banyak pengunjung/wisatawan yang datang ke tempat ini. Pada pengunjung umur remaja (13-21 tahun), objek wisata yang paing banyak disukai adalah objek wisata Pasir Putih, dan yang paling kurang disukai adalah air terjun Efrata dan Tele, yaitu hampir tidak ada yang menyukai. Pada pengunjung umur dewasa (22-65 tahun), objek wisata yang paling disukai adalah objek wisata di Hotspring dan Danau Toba, yaitu 20,51%, dan objek wisata yang kurang disukai adalah Sigale-gale, yaitu hampir tidak ada yang menyukai. Pengunjung berumur di atas 65 tahun lebih menyukai
Hotspring sebagai tempat kunjungan wisata mereka, sekaligus mereka dapat mandi dan berendam pada air belerang. Air belerang yang keluar dari Gunung Pusuk Buhit tersebut dapat mengobati penyakit kulit, menyegarkan badan saat berendam, selain itu mereka dapat duduk-duduk memandang-mandang ke Danau Toba sambil makan mie khas Batak, yaitu mie gomak, telur bulat, dan teh manis. 5.3.3 Harapan/keinginan Pengunjung terhadap Produk Wisata Pengunjung/wisatawan yang datang mengunjungi objek-objek wisata di Pulau Samosir sebagian besar berasal dari Pulau Samosir. Setiap pengunjung yang berwisata di objek wisata Samosir memiliki keinginan dan harapan yang berbedabeda demi peningkatan daya tarik objek wisata tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung usia anak-anak (6-12 tahun), mereka mengharapkan bahwa pada objek wisata sebaiknya perlu ditingkatkan penyediaan fasilitas dalam melakukan aktivitas wisata, arena bermain bagi anak-anak, serta peningkatan sarana informasi di objek wisata, seperti papan informasi. Pada pengunjung usia remaja (13-21 tahun), mereka mengharapkan adanya peningkatan fasilitas dalam melakukan aktivitas wisata di Pasir Putih dan Hotspring, misalnya fasilitas wisata untuk wisata air, wisata olah raga, dan lain sebagainya. Perlu peningkatan pengelolaan objek wisata, termasuk pengelolaan kebersihan, fasilitas wisata. Peningkatan sarana akomodasi penginapan, restoran/rumah makan, sarana informasi di lokasi wisata (papan informasi, petunjuk arah, dan lai-lain). Pada usia dewasa (22-65 tahun), mereka mengharapkan pada objek wisata di Tomok perlu ditingkatkan prasarana lampu jalan dan parkir kendaraan, karena dapat menghambat lalu lintas kendaraan di objek wisata, peningkatan pelayanan oleh para pedagang souvenir yang berada di sekitar objek wisata, peningkatan kebersihan kawasan wisata. Pada objek wisata Pasir Putih pengunjung mengharapkan adanya peningkatan sarana informasi, peningkatan prasarana berupa lampu-lampu jalan untuk malam hari, parkir kendaraan, peningkatan sarana akomodasi/penginapan, restoran dan rumah makan. Selain itu perlu ditingkatkan ketersediaan souvenir khas dan atrkasi wisata di Pasir Putih, fasilitas dalam melakukan aktivitas wisata, yaitu shelter, tempat-tempat duduk, arena bermain bagi anak-anak, toilet, kamar ganti, bola
volly, cano, sepeda air, dan lain sebagainya. Pada objek wisata di Hotspring, pengunjung mengharapkan adanya peningkatan sarana transportasi, sarana informasi, peningkatan prasarana berupa lampu-lampu jalan di malam hari, peningkatan ketersediaan souvenir yang khas, papan informasi wisata, penataan keindahan objek wisata, peningkatan kebersihan lokasi objek wisata, termasuk kebersihan kolam renang dan sumber mata air Hotspring. Pada pengunjung usia tua (> 65 tahun), pengunjung mengharapkan pada objek wisata di Pasir Putih perlu peningkatan fasilitas dalam melakukan wisata, seperti tempat-tempat duduk/berlindung, shelter, peningkatan pengelolaan objek wisata mulai dari kebersihan danau dan lokasi, pengelolaan fasilitas. Peningkatan sarana akomodasi penginapan, sarana transportasi, restoran dan rumah makan. Sebaiknya di Pasir Putih perlu disediakan rumah makan yang menyediakan masakan khas Batak dan rumah makan yang menyediakan masakan nasional. Selain itu, perlu juga disediakan makanan ringan hasil olahan masyarakat Samosir langsung, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sedangkan pada objek wisata Hotspring, pengunjung mengharapkan peningkatan kebersihan kolam renang, kawasan wisata serta peningkatan pelayanan bagi pengunjung. 5.4 Penyusunan Diversifikasi Produk Wisata Adapun diversifikasi produk yang akan disusun lebih mengutamakan produk wisata alam. Diversifikasi produk wisata dilakukan dengan menggunakan matriks, berdasarkan matriks tersebut akan dihasilkan saran atau rekomendasi produk wisata yang perlu dikembangkan. Berikut ini disajikan matriks diversifikasi produk wisata di Pulau Samosir.
Tabel 15 Matriks Diversifikasi Produk wisata di Kabupaten Samosir No Objek Daya Tarik Wisata 1
Pemandian Air Panas/ Hotspring
Produk wisata yang ada - Pemandian Air Panas Belerang dari Gunung Pusuk Buhit - Pemandangan alam Danau Toba, Gunung Pusuk Buhit dan Pulau Samosir - Kolam renang belerang - Aliran Mata air Panas Belerang - Perkemahan - Sarana Akomodasi/ penginapan (Hotel, inn, losmen) - Restoran/ café - 1001 Tangga untuk mencapai Puncak Gunung Pusuk Buhit - Fasilitas wisata - Kawasan
-
-
-
-
-
-
-
Dasar Penyusunan Diversifikasi Produk Wisata Rencana Rencana dari Permintaan Pengembangan Pihak Pengunjung Pemerintah Daerah Perhotelan Melanjutkan - Penyediaan - Pengembangan pembangunan aek dan atraksi budaya di rangat (Hotspring). penambahan lokasi wisata Membuat standar fasilitas - Penanaman pelayanan wisata dalam pepohonan dan minimum di setiap melakukan tanaman hias ODTW. aktivitas - Pembangunan/ Melaksanakan Sapta wisata air penataan Pesona dan Gerakan - Meningkatka disesuaikan Sadar Wisata bagi n pelayanan dengan kondisi masyarakat di sekitar bagi tamu bentang lokasi wisata. atau alam/ekologisnya Meningkatkan sarana pengunjung. - Peningkatan komunikasi dan prasarana papan transportasi di lokasi informasi ODTW. mengenai objek Pengembangan wisata, lampuKesenian dan lampu jalan Kebudayaan Daerah - Peningkatan Pengembangan kebersihan lokasi prasarana papan objek wisata dan informasi dan kolam renang himbauan di objek - Penertiban wisata parkiran Pelaksanaan kendaraan. koordinasi - Penganekaragam pembangunan objek an jenis souvenir wisata dengan khas di lokasi lembaga -dunia usaha wisata
Permintaan Pengunjung menurut Pengelola - Penataan keindahan objek wisata - Pengembangan/ perbaikan fasilitas wisata. - Penganekaragam an souvenir khas objek wisata - Penetapan standarisasi harga barang dan makanan di lokasi wisata. - Penganekaragam an jenis menu makanan yang dijual di lokasi wisata. - Pembuatan papan informasi mengenai objek wisata. - Meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan ketertiban dilokasi wisata.
Rekomendasi Produk Wisata
- Penataan keindahan objek wisata - Peningkatan prasarana papan informasi mengenai objek wisata, lampulampu jalan, 1001 tangga di bukit Gunung Pusuk Buhit - Pengembangan fasilitas dalam melakukan aktivitas wisata (flying fox) - Meningkatkan sarana komunikasi, transportasi, keamanan, dan pendukung lainnya di lokasi objek wisata - Pengembangan atraksi seni budaya di lokasi wisata - Penganekaragaman jenis souvenir khas di lokasi wisata (miniatur Gunung Pusuk Buhit dan Hotspring)
No Objek Daya Tarik Wisata
2
Kawasan Tele
Produk wisata yang ada Pemancingan di danau Toba - Prasarana (pelabuhan) - jalan raya - Gereja di atas Bukit
-
- Pemandangan alam Danau Toba , Pulau Samosir dan Gunung Pusuk Buhit - Menara pandang tele - Cafe dan restoran
-
-
-
Dasar Penyusunan Diversifikasi Produk Wisata Rencana Rencana dari Permintaan Pengembangan Pihak Pengunjung Pemerintah Daerah Perhotelan Penyelesaian - Meningkatkan bangunan tangga keamanan, 1001 hingga di kenyamanan, dan Gunung Pusuk Buhit ketertiban di lokasi wisata - Lokalisasi Keramba Jaring Apung (KJA) - Peningkatan fasilitas wisata - Penataan keindahan objek wisata - Peningkatan sarana keamanan dan pendukung wisata (shelter, dan tempattempat duduk) - Penataan lokasi perkemahan Pengembangan - Memperbaiki ekowisata di kawasan aksesibilitas/ Tele. jalan raya. Memperbaiki - Penataan prasarana pepohonan di tepi aksesibilatas/ jalan jalan. raya - Pembangunan Penanaman lampu-lampu di pepohonan di tepi sepanjang tepi jalan Tele. jalan.
Permintaan Pengunjung menurut Pengelola
Rekomendasi Produk Wisata
- Meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan ketertiban di lokasi wisata - Pengembangan produk wisata berupa trekking ke Puncak Gunung - Pengembangan jalur interpretasi alam di lokasi wisata
- Penataan bebatuan besar yang ada di tepi jalan. - Penghijauan di kawasan Tele
- Pengembangan ekowisata (wisata ekologi) di kawasan Tele dan sekitar Pulau Samosir. - Peningkatan prasarana jalan raya, lampu-lampu jalan. - Penghijauan di bukit-bukit kawasan
No Objek Daya Tarik Wisata
Produk wisata yang ada - Rest area
-
-
3
Desa Simanindo
- Museum Purbakala - Atraksi Patung Sigale-gale - Pertunjukan kesenian dan budaya pemakaman Suku Batak. - Pemandangan alam - Tugu/makam Raja marga Simarmata - Pasar tradisional Simanindo - Prasarana (pelabuhan, jalan raya) - Sarana transportasi danau (kapal, ferry) dan darat (minibus)
-
-
-
-
Dasar Penyusunan Diversifikasi Produk Wisata Rencana Rencana dari Permintaan Pengembangan Pihak Pengunjung Pemerintah Daerah Perhotelan Penataan batu-batu yang berada di tepi jalan. Pembangunan shelter wisata di Tala Pusuk Buhit Melaksanakan Sapta - Peningkatan - Meningkatkan Pesona dan Gerakan ketersediaan kebersihan lokasi Sadar Wisata bagi fasilitas wisata masyarakat di sekitar wisata. - Meningkatkan lokasi wisata. - Publikasi pengelolaan Meningkatkan sarana ODTW museum komunikasi dan melalui purbakala transportasi. sarana - Pengelolaan Meningkatkan informasi komunitas rumah kerjasama dengan (internet, adat di lokasi pihak perhotelan brosur, wisata Sigaledalam bidang lefleat) gale. publikasi produk wisata di Samosir Pengembangan prasarana papan informasi dan himbauan di objek wisata
Permintaan Pengunjung menurut Pengelola
- Penertiban parkir kendaraan di lokasi wisata - Pengelolaan kebersihan di lokasi wisata - Peningkatan sarana informasi berupa papan informasi - Pembuatan lampu-lampu jalan
Rekomendasi Produk Wisata
Tele - Peningkatan keamanan, kenyamanan, dan ketertiban di kawasan wisata. - Meningkatkan sarana komunikasi dan transportasi - Pengembangan prasarana papan informasi dan himbauan di objek wisata - Peningkatan ketersediaan fasilitas wisata. - Pengembangan produk berupa pembuatan narasi/buku berisi seni budaya, sejarah suku Batak, dan Danau Toba.
No Objek Daya Tarik Wisata
4
Desa Tomok
Produk wisata yang ada - Restoran dan rumah makan - Sarana akomodasi/pen ginapan (Hotel, Losmen, villa) - Makam Raja Sidabutar - Pemandangan alam - Patung batu atraksi budaya Suku Batak - Atraksi Seni budaya Sigalegale. - Deretan pedagang souvenir - Sarana Akomodasi (Hotel, Losmen, Homestay) - Prasarana (pelabuhan, jalan raya, ATM BRI). - Restoran, café, rumah makan - Pedagang
Dasar Penyusunan Diversifikasi Produk Wisata Rencana Rencana dari Permintaan Pengembangan Pihak Pengunjung Pemerintah Daerah Perhotelan
- Pengembangan prasarana papan informasi dan himbauan di objek wisata - Pelaksanaan koordinasipembangunan objek wisata dengan lembaga -dunia usaha
Peningkatan publikasi ODTW di Samosir
- Pengelolaan kebersihan di lokasi wisata - Pengelolaan komunitas rumah adat di lokasi wisata Sigalegale - Penertiban parkiran - Peningkatan pelayanan pedagang terhadap pengunjung - Penataan keindahan lokasi wisata.
Permintaan Pengunjung menurut Pengelola
- Pengelolaan kebersihan di lokasi wisata - Peningkatan pelayanan para pedagang souvenir
Rekomendasi Produk Wisata
- Pengembangan ekowisata di Desa Tomok - Penataan keindahan lokasi wisata - Peningkatan pelayanan pedagang terhadap pengunjung - Pengembangan prasarana papan informasi dan himbauan di objek wisata - Peningkatan kebersihan di lokasi wisata. - Penataan keindahan pelabuhan serta alat transportasi danau di Tomok.
No Objek Daya Tarik Wisata
5
Kampung Wisata Tuktuk Siadong
Produk wisata yang ada makanan - Pasar tradisional - Museum Purbakala - Pemandangan alam - Sarana akomodasi (Hotel, inn, losmen, villa) - Restoran dan café, rumah makan - Sarana informasi (Warung Internet, wifi) - Sarana telekomunkasi (warung telepon) - Penukaran uang rupiah (Money changer) - Toko penyewaan buku (rent book) - Fasilitas wisata
Dasar Penyusunan Diversifikasi Produk Wisata Rencana Rencana dari Permintaan Pengembangan Pihak Pengunjung Pemerintah Daerah Perhotelan
- Pengembangan prasarana papan informasi dan himbauan di objek wisata. - Pelaksanaan koordinasi pembangunan objek wisata dengan lembaga –dunia usaha - Meningkatkan kerjasama antara swasta dengan pemerintah dalam membangun dan mengembangkan objek-objek wisata serta sarana/ prasarana pendukung wisata.
- Pengembanga n wisata trekking dari semenanjung Tuktuk hingga ke Desa partungkoan - Peningkatan pelayanan terhadap wisatawan - Pengembanga n produk baru - Penganekarag aman menu makanan - Peningkatan fasilitas wisata.
- Penataan keindahan pantai di sekitar Tuktuk - Peningkatan pengelolaan kebersihan kampung wisata - Peningkatan sarana transportasi ke lokasi wisata - Peningkatan prasarana (lampu jalan)
Permintaan Pengunjung menurut Pengelola
- Peningkatan sarana transportasi ke lokasi wisata - Peningkatan pengelolaan kebersihan
Rekomendasi Produk Wisata
- Pengembangan prasarana papan informasi dan himbauan di objek wisata. - Pengembangan wisata trekking dari semenanjung Tuktuk hingga ke Desa partungkoan - Penataan keindahan pantai di Tuktuk - Peningkatan kebersihan kampung wisata - Peningkatan sarana transportasi ke lokasi wisata - Peningkatan fasilitas wisata. - Meningkatkan kerjasama antara swasta dengan pemerintah dalam membangun dan mengembangkan
No Objek Daya Tarik Wisata
Produk wisata yang ada
-
-
-
-
-
(Rental sepeda, mobil, speed boat, kapal) Gedung kesenian Toko roti Samuel Jalur sepeda gunung Kawasan pertanian masyarakat. Sarana transportasi danau (kapal, perahu) dan darat (minibus, angkutan kota, becak) Prasarana (pelabuhan, jalan raya, telekomunikasi ) Batu kursi persidangan Raja Siallagan Komunitas rumah adat/tradisional batak Toba
Dasar Penyusunan Diversifikasi Produk Wisata Rencana Rencana dari Permintaan Pengembangan Pihak Pengunjung Pemerintah Daerah Perhotelan
Permintaan Pengunjung menurut Pengelola
Rekomendasi Produk Wisata
-
-
-
-
objek-objek wisata serta sarana/prasarana pendukung wisata. Peningkatan prasarana (lampu jalan) Penataan jalur sepeda gunung Penganekaragaman souvenir khas objek wisata Pengembangan atraksi seni budaya di Gedung Kesenian Pembuatan menara pandang di atas Bukit Tuktuk
No Objek Daya Tarik Wisata
Produk wisata yang ada
Dasar Penyusunan Diversifikasi Produk Wisata Rencana Rencana dari Permintaan Pengembangan Pihak Pengunjung Pemerintah Daerah Perhotelan
Permintaan Pengunjung menurut Pengelola
Rekomendasi Produk Wisata
- Toko pengrajin/ pemahat patung. - Toko penjual souvenir 6
Desa Lumban Suhi-Suhi
- Komunitas penenun ulos Batak Karo - Deretan rumah adat/tradisional Batak Toba - Tugu/makam Opung Jendral A.E Manihuruk - Gereja Kristen dengan corak rumah tradisional Batak Toba - Pohon beringin raksasa - Rumah makan - Prasarana (jembatan, jalan raya) - Sarana trasnportasi
- Pengembangan prasarana papan informasi dan himbauan di objek wisata - Melaksanakan Sapta Pesona dan Gerakan Sadar Wisata bagi masyarakat di sekitar lokasi wisata.
-
- Penganekaragam an tenunan ulos Batak - Penataan keindahan rumah adat/ tradisional Batak Toba - Pembangunan prasarana (lampu jalan) - Peningkatan keamanan, kenyamanan, dan ketertiban di lokasi wisata
- Peningkatan keamanan, kenyamanan, dan ketertiban di lokasi wisata - Pembangunan prasarana (lampu jalan)
7
Kota
- Tugu Patung
- Pengembangan
-
- Peningkatan
- Peningkatan
- Pengembangan produk ulos Batak - Penataan keindahan lokasi wisata serta rumah adat/tradisional Batak Toba - Melaksanakan Sapta Pesona dan Gerakan Sadar Wisata bagi masyarakat di sekitar lokasi wisata. - Peningkatan keamanan, kenyamanan, dan ketertiban di lokasi wisata - Pembangunanan prasarana (lampu jalan) - Pembuatan papan informasi di setiap lokasi wisata - Pengembangan
No Objek Daya Tarik Wisata Pangururan
8
Cagar Budaya di Sianjur Mula-Mula dan Limbong
Produk wisata yang ada Liberty Malau - Pemandangan alam Gunung Pusuk Buhit dan Danau Toba - Mata Air tujuh rasa - Kawasan wisata alam Gunung Pusuk Buhit - Perkampungan Raja Batak - Kawasan Peninggalan sejarah huta si Raja Batak - Batu Cawan - Pemandangan alam - Batu Hobon - Rumah Parsattian Guru Tatea Bulan - Kawasan pertanian - Rumah makan - Prasarana (jalan raya) - Sarana transportasi
Dasar Penyusunan Diversifikasi Produk Wisata Rencana Rencana dari Permintaan Pengembangan Pihak Pengunjung Pemerintah Daerah Perhotelan prasarana papan pelayanan bagi informasi dan wisatawan himbauan di objek - Peningkatan wisata. fasilitas wisata.
- Penataan lokasi wisata Rumah Parsattian Guru Tatea Bulan - Pengembangan prasarana papan informasi dan himbauan di objek wisata - Pengembangan data base sistem informasi sejarah purbakala. - Pengembangan objek wisata yang bersifat potensial dan belum tergali. - Pembentukan lokasi desa wisata
- Peningkatan produk wisata - Peningkatan hubungan kerjasama dengan pemerintah dalam bidang publikasi objek wisata
- Penataan prasarana (jalan raya, telekomunikasi) - Meningkatkan pengelolaan objek wisata - Memelihara kebersihan objek wisata - Memperbaiki akses jalan menuju objek wisata - Peningkatan sarana transportasi menuju objek wisata (angkutan umum, minibus) - Pengembangan objek wisata yang belum dikembangkan - Pembuatan
Permintaan Pengunjung menurut Pengelola kebersihan kota Pangururan - Penataan keindahan pantai di Lumban Lintong.. - Pengembangan ekowisata alam di punggung Gunung Pusuk Buhit - Meningkatkan souvenir khas objek wisata - Meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan ketertiban di objek-objek wisata - Pembuatan prasarana papan informasi mengenai objek wisata
Rekomendasi Produk Wisata
interpretasi dan jalur interpretasi di tiap lokasi wisata.
- Pengembangan wisata ekologi di kawasan Gunung PusukBuhit - Pengembangan jalur interpretasi alam di Gunung Pusuk Buhit - Pengembangan kawasan pertanian masyarakat sebagai wisata pertanian - Peningkatan sarana transportasi menuju objek wisata - Meningkatkan fasilitas wisata (menyediakan fasilitas outbond) - Meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan ketertiban di objekobjek wisata - Memperbaiki akses jalan menuju objek
No Objek Daya Tarik Wisata
Produk wisata yang ada
-
9
Pasir Putih, Hutabolon
-
-
-
-
-
-
(bus, minibus, becak, truck) Sarana kesehatan (Puskesmas) Pemandangan Alam Danau Toba Pemandangan alam Gunung Pusuk Buhit dan Pegunungan Bukit Barisan Rumah makan Sarana akomodasi/ penginapan (homestay) Sarana transportasi (angkutan umum, becak, minibus) Toko souvenir Komunitas rumah adat Batak Toba Fasilitas wisata (lapangan Volly, ban,
Dasar Penyusunan Diversifikasi Produk Wisata Rencana Rencana dari Permintaan Pengembangan Pihak Pengunjung Pemerintah Daerah Perhotelan prasarana papan informasi objek wisata (papan interpretasi). - Pengembangan prasarana papan informasi dan himbauan di objek wisata - Pengembangan atraksi wisata air - Pemberdayaan masyrakat dalam penyediaan Homestay bagi wisatawan - Penataan/ pembenahan keindahan lokasi wisata - Pelaksanaan koordinasi pembangunan objek wisata dengan lembaga –dunia usaha - Meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan ketertiban di objek-
-
- Pengembangan aneka souvenir khas ODTW - Pengembangan atraksi wisata air - Perbaikan dan penataan prasarana di lokasi wisata (papan informasi, jalan setapak, parkiran, jalan masuk wisata, lampu jalan di objek wisata) - Penertiban parkiran kendaraan - Meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan ketertiban di objek-objek wisata - Meningkatkan dan memelihara
Permintaan Pengunjung menurut Pengelola
- Pengembangan aneka souvenir khas ODTW - Pengembangan atraksi wisata air - Penertiban pasrkiran kendaraan - Peningkatan fasilitas wisata - Meningkatkan sarana pendukung wisata (shelter, toilet, tempattempat duduk,dll) - Meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan ketertiban di objek wisata.
Rekomendasi Produk Wisata
wisata - Meningkatkan sarana pendukung (shelter, tempat berlindung). - Pengembangan prasarana papan informasi dan himbauan di objek wisata - Pengembangan atraksi wisata air - Pemberdayaan masyrakat dalam penyediaan Homestay bagi wisatawan - Pengembangan aneka souvenir khas ODTW - Peningkatan fasilitas wisata - Meningkatkan sarana pendukung wisata (shelter, toilet, tempat-tempat duduk,dll) - Meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan ketertiban di objek
No Objek Daya Tarik Wisata
Produk wisata yang ada penyewaan tikar).
Dasar Penyusunan Diversifikasi Produk Wisata Rencana Rencana dari Permintaan Pengembangan Pihak Pengunjung Pemerintah Daerah Perhotelan objek wisata. kebersihan objek wisata terutama air Danau Toba.
Permintaan Pengunjung menurut Pengelola
Rekomendasi Produk Wisata
wisata - Meningkatkan dan memelihara kebersihan objek wisata terutama air Danau Toba - Penataan keindahan lokasi objek wisata.
1. Pemandian Air Panas/Hotspring Kawasan wisata ini dikelola oleh Pemerintah daerah Dinas Pariwisata Seni dan Budaya. Pada kawasan ini objek wisata yang dapat untuk dinikmati adalah air belerang serta pemandangan-pemandangan alam. Pemandangan alam yang dapat dilihat dari Hotspring adalah pemandangan alam Danau Toba, pemandangan daratan Pulau Samosir, dan Gunung Pusuk Buhit. Potensi-potensi wisata yang ada di kawasan ini yang dapat dikembangkan adalah potensi wisata alam. Prasarana yang sudah memadai di lokasi wisata ini adalah antara lain jalan raya, parkir kendaraan, pelabuhan, instalasi listrik, lampu jalan untuk malam hari. Sedangkan sarana yang sudah tersedia adalah akomodasi/penginapan,
restoran,
sarana komunikasi.
Pengunjung dapat makan dan istirahat setelah mandi dan berenang di Hotspring. Selain sarana dan prasarana, fasilitas dalam melakukan aktivitas wisata yang dapat ninikmati yaitu kolam renang umum dan kolam renang bagi turis luar negeri, kamar mandi. Rekomendasi pengembangan produk yang cocok di objek wisata ini adalah a. Wisata minat khusus Wisata minat khusus yang dapat dikembangkan adalah wisata pendakian Gunung Pusuk Buhit. Wisatawan yang ingin menikmati view alam Danau Toba, Pulau Samosir dapat menikmatinya dari Puncak gunung ini, karena pada puncak gunung ini sangat stratgeis untuk melihat view-view alam Danau Toba, Pegunungan Bukit Barisan, dan Pulau Samosir. Selain itu di saat pagi hari akan terlihat matahari terbit (sunrise) dari ufuk Timur, dimana keindahan dan ke Agungan ciptaan Tuhan dapat kita nikmati. Beberapa aktivitas wisata yang dapat dilakukan adalah berkemah (camphing), menikmati pemandangan alam (viewing), api unggun, foto-foto dan lailain. Untuk menambah pengalaman perjalanan, wisatawan akan turun melalui jalur yang berbeda, yaitu dari Puncak Gunung turun dari perkampungan Huta Ginjang, kemudian melewati kawasan Hotspring. Saat turun dari Hotspring para wisatawan akan melihat bangunan-bangunan rumah, akomodasi, restoran yang dibangun dikawasan Hotspring. Pengunjung dapat istirahat dan mandi di hotspring atau di Danau Toba, karena jarak hotspring dengan Danau Toba hanya ± 20m. Untuk mendukung perjalanan wisata ini, maka pengelola wisata sebaiknya meningkatkan
akses jalan yaitu berupa penetapan jalur/ track dan membuat beberapa shelter untuk tempat istirahat wisatawan di beberapa lokasi yang strategis dan cocok juga untuk menikmati view alam dari lokasi tersebut. Selain itu perlunya papan penunjuk arah, serta papan interpretasi mengenai kawasan wisata. Selain kegiatan wisata pendakian Gunung Pusuk Buhit, dapat juga dikembangkan atau ditata lokasi perkemahan di pesisir Danau Toba. Kawasan Hotspring sangat begitu dekat dengan pesisir Danau Toba. Dulunya lokasi ini sudah pernah dimanfaatkan sebagai lokasi perkemahan bagi Pramuka, akan tetapi saat ini sudah kurang dirawat, sehingga sudah mulai jarang pengunjung yang melakukan perkemahan di lokasi Hotspring ini. Untuk menambah kegiatan wisata di kawasan Hotspring, maka sebaiknya Pemerintah daerah mengelola kembali lokasi tersebut dan meningkatkan fasilitas yang berhubungan dengan wisata minat khusus ini, misalnya menyediakan WC atau kamar mandi, shelter, dan papan interpretasi kawasan wisata. Selain itu, saran untuk meningkatkan faslitas wisata di Hotspring adalah mengembangkan fasilitas wisata berupa flying fox. b. Wisata Ilmiah Kawasan Hotspring ini dapat juga dikembangkan sebagai wisata ilmiah, dimana para peneliti dapat meneliti kawasan Hotspring sebagai suatu kajian dalam bidang ilmu geologi, kehutanan, dan pertanian. 2. Kawasan Tele Kawasan tele didominasi oleh pepohonan Pinus yang jarang. Secara geologi, kondisi bentang alam di kawasan Tele adalah perbukitan. Kawasan tele ini merupakan jalan darat sebagai pintu masuk dan keluar dari dan ke Pulau Samosir. Di sepanjang jalan raya Tele terdapat pemandangan alam yang menarik. Pada kawasan tele, produk wisata yang dapat direkomendasikan untuk dikembangkan adalah ekowisata. a. Ekowisata Kawasan Tele sangat cocok untuk dikembagkan menjadi ekowisata, karena kawasan ini memiliki potensi wisata alam yang dapat dikembangkan sebagai lokasi wisata yang mengutamakan kealamian, keunikan, dan sumberdaya alam yang ada.
Jensen (1995) dalam Fennel (2002) menulis bahwa aktivitas rekreasi di luar ruangan (outdoor recreation) tergantung pada sumberdaya alam dan keadaan alam yang terjadi. Aktivitas tersebut dapat berupa memancing, nature study, berkemah (camping), and pemandangan kehidupan satwa liar (wildlife viewing). Akan tetapi dalam kawasan tele ini beberapa aktivitas wisata yang dapat dilakukan adalah menikmati pemandangan pesona alam Gunung Pusuk Buhit, perkampungan di daratan Pulau Samosir, pemandangan alam Pulau Samosir sendiri, Pegunungan Bukit Barisan, serta menikmati hamparan sawah penduduk di Desa Sianjur Mula-Mula. Pengembangan produk ekowisata ini didasarkan atas pernyataan oleh Buckley (1994) dalam fennel (2002) yang mengatakan bahwa ekowisata dibangun berdasarkan empat dimensi utama, yaitu dengan dasar alam (nature base), mendukung konservasi (support of conservation), manajemen yang berkelanjutan (sustainable management) dan pendidikan lingkungan (environment education). Dengan demikian program ekowisata yang akan dikembangkan di tele ini diupayakan mampu menjadi produk wisata yang berbasis konservasi dan dapat berkelanjutan. Sarana dan prasarana yang perlu ditingkatkan adalah prasarana berupa memperbaiki akses jalan yang rusak akibat longsor, lampu-lampu jalan di malam hari, shelter, papan informasi serta himbauan. Shelter sebaiknya dibangun di kawasan yang tidak rentan akan longsor, tersedia space yang luas untuk tempat parkir. Sementara sarana komunikasi perlu diperluas dan juga sarana keamanan ditingkatkan. Kawasan ini yang sangat rentan terhadap lonsor, sebaiknya perlu dilakukan kerjasama dengan Dinas Kehutanan dalam rangka meningkatkan penanaman dan pemeliharaan pepohonan di kawasan Tele, terutama di lokasi-lokasi yang sangat rentan terhadap longsor/erosi. Dengan demikian pepohonan tersebut dapat membantu mengurangi erosi di sekitar jalan raya tele dan dapat sebagai peyangga kehidupan bagi masyarakat yang tinggal di dataran rendah sekitar Tele. b. Wisata Ilmiah Kawasan Tele yang sekaligus merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan dapat menjadi lokasi penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kawasan ini sangat cocok dilakukan penelitian-penelitian yang
berhubungan dengan konservasi alam, kehutanan, geologi, lingkungan, sosial ekonomi masyarakat, dan lain sebagainya. 3. Desa Simanindo Desa Simanindo merupakan salah satu tujuan wisata seni dan budaya Suku Batak. Di objek ini terdapat museum penyimpanan benda-benda pusaka/harta milik Suku Batak pada zaman dahulu. Selain itu terdapat atraksi patung si gale-gale bersama beberapa tokoh adat yang ikut manortor. Bentuk tortor ini biasanya ditujukan seperti tortor adat pemakaman orang meninggal. Pertunjukan ini biasanya dilakukan bagi wisatawan yang meminta untuk diadakannya acara adat pemakaman orang meninggal, biasanya turis mancanegara dan wisatawan yang berada di luar kawasan Pulau Samosir. Rekomendasi produk wisata yang perlu dikembangkan di desa ini adalah pengembangan wisata Budaya, yaitu membuat narasi/tulisan yang menjelaskan asal muasal adanya Patung Sigale-gale, benda-benda bersejarah Suku Batak dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, menjelaskan marga-marga keturunan raja Batak yang menyebar ke seluruh wilayah Sumatera Utara, menjelaskan adat-istiadat, upacara-upacara yang dilakukan, serta menjelaskan garis keturunan para Raja-raja yang terdahulu. Narasi ini dibuat dalam bahasa yang berbeda, Bahasa Batak, Indonesia, dan Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional, kemudian narasi ini dapat juga dijadikan sebagai souvenir bagi pengunjung yang ingin mengetahui adat-istiadat dan sejarah Suku Batak pada zaman dahulu. Selain itu perlu peningkatan sarana informasi, sarana transportasi, rumah makan/restoran di lokasi objek wisata. 4. Cagar Budaya di Sianjur Mula-mula Ditetapkannya Desa Sianjur Mula-mula sebagai Cagar Budaya dikarenakan Desa Sianjur Mula-mula merupakan tempat asal muasal perkampungan nenek moyang Suku Batak, mulai dari Batak Toba, Pakpak, Karo, Simalungun, Mandailing, dan selain itu di kawasan Sianjur Mula-mula banyak terdapat tempat-tempat bersejarah yang disakralkan atau dikeramatkan oleh masyarakat Suku Batak. Sehingga, Pemerintah daerah menetapkan kawasan ini sebagai cagar budaya yang
perlu dipelihara, dikelola dan dijaga keasliannya. Tempat bersejarah yang dikelola saat ini adalah seperti mata Air Tujuh Rasa, Batu Sawan, Batu Hobon, Rumah Parsattian Guru Tatea Bulan, dan situs-situs budaya yang berada di wilayah Puncak Gunung Pusuk Buhit. Desa ini berada tepat di punggung Gunung Pusuk Buhit, sehingga kawasan ini sangat strategis untuk menikmati panorama alam pegunungan Bukit Barisan dan Gunung Pusuk Buhit. Di kaki Gunung ini terdapat hamparan sawah yang begitu luas dan subur. Sebagian penduduk di desa ini bekerja sebagai petani. Selain suasana yang dingin, sejuk dan asri, desa ini juga memiliki potensi wisata lain yang perlu dikembangkan. Objek wisata yang banyak ditemukan di desa ini adalah objek wisata sejarah dan budaya (History and Cultural tourism). Rekomendasi pengembangan produk wisata di Desa Sianjur Mula-mula yang dapat disarankan adalah
a. Wisata Pendidikan Sejarah dan Budaya Suku Batak. Bagi pengunjung yang belajar mengenai sejarah dan kebudayaan Suku Batak, maka cagar Budaya Sianjur Mula-mula dapat menjadi tempat untuk belajar. Pengunjung dapat melakukan beberapa perjalanan wisata ke tempat-tempat wisata sejarah dan budaya. Pengunjung tersebut dapat mempelajari tentang kebudayaan dan sejarah suku Batak
dimasa lampau, mulai dari lahirnya Raja-raja besar dari
keturunan Guru Tatea Bulan, yaitu Raja yang akan menjadi penyebar 5 suku Batak ke berbagai daerah. Selain itu, di pengunjung dapat melihat dan mempelajari kehidupan masyarakat Suku Batak di kaki Gunung Pusuk Buhit dan di daerah perbukitan Gunung Pusuk Buhit. b. Wisata Geologi Kawasan Gunung Pusuk Buhit dan Pegunungan Bukit Barisan terbentuk sebagai hasil ledakan dahsyat (supervolcano) Gunung Toba yang meletus pada ribuan tahun silam, diperkirakan sekitar 74.000 tahun silam. Tim peneliti multidisiplin Internasional mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa adanya bukti kehidupan dibawah timbunan abu Gunung Toba yang mencapai hingga ke India, padahal jaraknya mencapai 3000 mil dan yang paling
mengejutkan para ahli bahwa penyebaran debu itu sampai terekam ke Kutub Utara. Pernyatan ini membuat banyak para ahli ilmuwan terus mencoba mencari kebenaran dan melakukan banyak penelitian tentang letusan gunung Toba yang mampu mengubah zaman pada saat itu. Dengan adanya keunikan dan proses geologi Gunung Toba yang dahsyat, mampu menjadi daya tarik utama bagi pengunjung/wisatawan mancanegara dan domestik untuk melakukan tour/wisata ke Danau Toba. Untuk melakukan wisata geologi sebaiknya perlu dibuat suatu lokasi/titik-titik sebagai tempat dimana pengunjung/wisatawan dapat melihat sisa-sisa bebatuan sebagai hasil dari letusan Gunung Toba dan dibantu oleh pemandu wisata (guide) yang mampu menjelaskan proses meletusnya Gunung Toba hingga terbentuknya kaldera Pegunungan Bukit Barisan, Pulau samosir, serta Danau Toba. Informasi ini akan sangat bermanfaat bagi pengunjung/wisatawan dan mereka memiliki pengalaman baru mengenai tour ke Danau Toba, karena selama ini bebarapa orang hanya mengetahui terjadinya Danau Toba lewat cerita rakyat/ dongeng. Dengan demikian produk ini akan dapat membantu wisatawan untuk lebih banyak mengetahui selak beluk terjadinya Danau Toba secara ilmiah. Dalam hal ini pemerintah juga sebaiknya meningkatkan sarana informasi berupa narasi/ buku, leaflet yang sekaligus dapat menjadi kenang-kenangan bagi wisatawan.
Gambar 36
Pemandangan alam Gunung Pusuk Buhit dan Daratan Pulau Samosir (Sumber: wikipedia, 2009). c. Wisata Alam-Spiritual
Melihat kawasan Cagar Budaya Sianjur Mula-mula berada tepat di punggung Gunung Pusuk Buhit, maka produk wisata yang berpotensi untuk dikembangkan adalah wisata alam-spiritual. Dimana pada beberapa objek wisata seperti Batu Sawan, mata Air tujuh rasa, Batu Hobon merupakan objek wisata alam yang banyak dikunjungi oleh penduduk wilayah Samosir maupun Luar wilayah Pulau Samosir. Selain dengan tujuan utama untuk wisata spiritual pengunjung juga dapat melakukan tujuan wisata alam, yaitu apabila kita ingin mencapai ke lokasi objek wisata Batu Sawan, maka pengunjung akan menempuh perjalanan dengan mengikuti trek yang sudah dibuat. Sambil menempuh perjalanan pengunjung dapat menikmati suasana alam pegunungan dan menikmati pemandangan alam. Perjalanan ke objek ini dapat ditempuh selama ± 1 jam, sehingga tersedia shelter untuk beristirahat sejenak. Pengunjung yang datang ketempat ini sebagian besar dalam rangka ziarah dan mandi di air pancuran Batu Sawan. Menurut kepercayaan masyarakat bahwa tempat ini adalah tempat keramat/suci bagi nenek moyang Suku Batak. Selain itu objek wisata mata air tujuh rasa dan Batu Hobon juga demikian, selain untuk berwisata spiritual, dapat juga sekaligus berwisata alam. Sarana yang perlu ditingkatkan adalah sarana kebersihan lokasi wisata, sarana transportasi, sarana informasi, dan sarana komunikasi di perluas. Selain itu diperlukan juga penataan lokasi wisata yang menarik serta dibuatnya papan himbaun bagi pengunjung untuk tetap memelihara kebersihan lokasi wisata. d. Wisata Ilmiah Kawasan Cagar Budaya Sianjur Mula-mula dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata ilmiah, sejauh ini sudah ada dilakukan penelitian di kawasan ini,termasuk penelitian dalam bidang sejarah, kebudayaan Suku Batak, kesenian daerah, penelitian geologi, kehutanan, pertanian, perikanan, sosial ekonomi, dan lain sebagainya. Untuk mendukung wisata ini, sebaiknya diperlukan kerjasama dengan pemerintah dalam hal peningkatan sarana informasi dan sarana transportasi menuju lokasi wisata. Untuk meningkatkan aktivitas wisata di desa ini, sebaiknya disediakan fasilitas outbond. Karena, aktivitas wisata yang dapat dilakukan di kawasan Gunung Pusuk Buhit terbatas, maka perlu diusahakan dan dikembangkan sutu fasilitas wisata
lain yang dapat membuat pengunjung dapat berlama-lama menikmati suasana alam di desa ini. Kegiatan yang bisa dilakukan adalah menikmati pemandangan alam gunung (viewing), foto-foto, melihat kehidupan masyarakat sekitar, melihat kawasan pertanian masyarakat Desa Sianjur Mula-mula yang subur. 5. Desa Tomok Rekomendasi produk yang perlu dikembangkan di Desa Tomok adalah wisata alam di Panatapan, yaitu kawasan yang berada di Puncak Desa Tomok, dimana lokasi ini sangat strategis dalam menikmati pemandangan alam Pegunungan Bukit Barisan, Tanjungan Tuktuk Siadong, Desa Tomok, daratan Parapat dan Pelabuhan AjibataTigaras. Sebaiknya pada lokasi ini disediakan shelter atau tempat-tempat duduk yang dapat dijadikan sebagai sarana melaukan aktivitas wisata. Selain itu, perlu ditingkatkan sarana kebersihan dan sarana keamanan di lokasi objek wisata Makam Raja Sidabutar dan Sigale-gale. Peningkatan sarana kebersihan dapat dilakukan dengan cara membuat tempat sampah di beberapa tempat dengan membedakan sampah organik, dan non organik. Sampah organik dapat dijadikan sebagai pupuk alami dan digunakan sebagai biopori, sedangkan sampah nonorganik dapat dilakukan dengan cara mendaur ulangnya untuk fungsi yang lain. 6. Kampung Wisata Tuktuk Siadong Tuktuk Siadong adalah sebuah kampung wisata yang dikembangkan sebagai kampung wisata Pulau Samosir. Rekomendasi pengembangan produk wisata yang dapat dilakukan di kampung wisata Tuktuk siadong adalah: a. Wisata sejarah dan Seni Budaya Kawasan Tuktuk Siadong memiliki potensi seni budaya yang beragam, yaitu mulai dari pengrajin souvenir, pertunjukan kesenian budaya suku Batak di Gedung Kesenian, upacara-upacara adat yang dilakukan di kawasan wisata ini, serta pola kehidupan masayarakat sekitar. Pemerintah dapat mengembangkan kesenian menenun Ulos Batak Toba dikawasan wisata ini. Sebagai pulau yang didominasi oleh Suku Batak Toba, maka perlu dikembangkan kesenian menenun ulos tradisional Batak Toba. Selain dapat meningkatkan produk wisata, wisatawan juga dapat
menambah pengalamannya dengan cara belajar untuk bertenun ulos. Dari bahan Ulos ini, dapat dikembangkan lagi sebagai souvenir bagi pengunjung. Jadi, usaha yang dikembangkan adalah usaha produksi tenun Ulos, kemudian diolah menjadi barang souvenir sesuai dengan permintaan/keinginan pengunjung. Untuk meningkatkan dan memaksimalkan acara kesenian di gedung Kesenian Tuktuk, maka pemerintah sebaiknya membuat jadwal yang
tepat, agar pihak
perhotelan dapat menginformasikan jadwal yang tepat kepada wisatawan untuk mengikuti pertunjukan tersebut. Diperlukan juga adanya peningkatan kerjasama antara pemerintah dengan pihak perhotelan, pedagang di Tuktuk dalam hal promosi wisata dan promosi informasi mengenai event-event wisata yang akan diadakan oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya. Di pintu masuk atau keluar Tuktuk terdapat suatu perkampungan raja pada zaman dahulu, yaitu Huta Siallagan, dimana raja marga Siallagan memerintah sebagai kepala pemerintahan di desa itu. Disini terdapat beberapa bebatuan yang berbentuk kursi persidangan bagi para penjahat, pembunuh, pemerkosa, pencuri, dan pelaku tindak kriminal di desa itu.
b. Wisata Alam Tuktuk adalah sebuah tanjung yang dekat dengan Desa Tomok, Tuktuk terlihat sebuah bukit yang dapat dikelilingi. Para wisatawan dapat menikmati suasana alam dipagi hari dan di sore hari dengan berkeliling Desa Tuktuk, yaitu bisa ditempuh dengan jalan kaki, naik sepeda,atau naik kendaraan roda dua. Kampung wisata ini sangat asri dan sejuk, karena masih didomonasi oleh pertanian dan berada di pesisir Danau Toba. Rekomendasi pengembangan aktivitas wisata yang dapat dikembangkan adalah pengembangan wisata trekking dari semenanjung Tuktuk hingga ke Desa Partungkoan. Pihak perhotelan sedang mengembangkan trekking ke Desa Partungkoan, oleh karena itu pemerintah sebaiknya meningkatkan sarana dan prasarana di objek wisata tersebut. Selain itu perlunya peningkatan kebersihan
kampung wisata, peningkatan sarana transportasi, dan fasilitas wisata, seperti peningkatan pengelolaan jalur sepeda gunung di Tuktuk . 7. Wisata Seni Budaya di Desa Lumban Suhi Desa Lumban Suhi merupakan salah satu tempat wisata yang lebih mengutamakan kebudayaan Batak, yaitu adanya komunitas penenun Ulos Batak Karo. Sangat jarang ditemui penenun Ulos Batak Toba. Penenun Ulos ini dilakukan oleh kaum ibu-ibu dan para anak remaja, dewasa. anak yang menginjak bangku SMP sudah dapat diajari bertenun, mulai dari benang sampai pada proses menjadi sebuah ulos yang siap pakai. Pertama benang di gulung atau yang disebut disorha, selanjutnya pembuatan jadi benang yang akan tenun, sampai pada ulos yang sudah siap di tenun. Bertenun Ulos merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, walaupun ada juga yang bertani, beternak, dan nelayan. Selain itu masih terdapat deretan rumah-rumah tradisional Batak Toba di Desa Lumba Suhi. Sehingga selain pengunjung dapat melihat kesenian pembuatan Ulos, pengunjung juga dapat melihat kehidupan sehari-hari masyarakat, dan dapat juga melihat aneka bentuk dan ukiran rumah-rumah tradisional Batak Toba. Rekomendasi pengembangan produk di Desa Lumban Suhi adalah peningkatan produk hasil tenunan masyarakat. Pulau Samosir sebagain besar dihuni oleh Suku Batak Toba, oleh karena itu alangkah lebih baik apabila hasil kesenian Ulos yang ditenun juga adalah Ulos Batak Toba. Pemerintah sebaiknya memberikan saran dan masukan serta tindakan untuk bisa masyarakat Samosir lebih mengutamakan produk Ulos Batak Toba sekalipun ada penenunan Ulos Batak Karo. Untuk meningkatkan daya tarik di lokasi wisata ini, sebaiknya pemerintah juga membantu masyarakat dalam pembelajaran mengenai pembuatan Ulos Batak Toba dan beberapa souvenir yang dapat dibuat dari bahan Ulos, sehingga setiap pengunjung luar daerah yang berminat belajar bertenun ulos Batak Toba sudah dapat diajari oleh masyarakat. Selain meningkatkan produk Ulos, peningkatan penyediaan souvenir yang dibuat dari bahan dasar Ulos juga sebaiknya dilakukan. Misalnya bagi setiap pengunjung yang menginginkan kenang-kenangan dapat membordir Ulos
tersebut dengan namanya sendiri dan lokasi tempat dia berwisata. Selain itu, perlu peningkatan sarana transportasi, sarana informasi mengenai objek wisata. 8. Pasir Putih, Hutabolon Rekomendasi pengembangan produk wisata bjek wisata di Pasir Putih yang dapat dilakukan adalah rekreasi alam Pasir Putih, yaitu pengunjung datang berekreasi menikmati pemandangan alam Danau Toba dan Pegunungan Bukit Barisan. Pengunjung dapat berekresi sambil melakukan beberapa aktivitas wisata seperti piknik bersama keluarga, memandang-mandang, mandi/berenang, main pasir, fotofoto, main volly pantai, duduk-duduk, dan lain sebagainya. Untuk meningkatkan produk wisata di lokasi wisata ini, maka produk yang dapat disarankan adalah membuat sebuah galeri berupa rumah yang khusus untuk menampilkan beberapa produk Ulos tenunan khas Batak. Apabila pemerintah maupun masyarakat memiliki koleksi jenis ulos yang umurnya sudah sangat tua dapat disimpan ataupun dikolaksi untuk dipajang di galeri tersebut. Selain itu, pemerintah dan masyarakat yang masih menyimpan ulos-ulos para raja zaman dahulu dapat menyimpannya dalam bentuk pajangan di galeri ini. Setiap Ulos yang pajang dibuat narasi/tulisan untuk menginformasikan tentang jenis ulos yang dipajang. Selain itu, tersedia juga ragam jenis Ulos dan barang-barang antik yang dapat dijual sebagai souvenir kepada wisatawan yang bahan dasarnya kain Ulos. Untuk menambah variasi informasi di dalam galeri ini, dapat juga dibuat lukisan ataupun foto-foto yang menggambarkan tentang kebidupan masyarakat Batak di Pulau Samosir. Sehingga harapannya kedepan terlihat adanya perkembangan kehidupan masyrakat Samosir dari zaman ke zaman. Untuk meningkatkan produk ini perlu juga dikembangkan sarana dan prasarana, seperti prasarana informasi dan papan himbauan, peningkatan keragaman souvenir khas objek wisata, peningkatan sarana pendukung berupa shelter, toilet, tempattempat duduk, peningkatan dan pemeliharaan kebersihan lokasi dan danau, penataan keindahan lokasi wisata. Untuk meningkatkan fasilitas wisata di Pasir putih, maka fasilitas wisata yang dapat disarankan adalah pembuatan jogging track di dekat
pesisir Danau Toba, pengunjung akan dapat dengan leluasa berjalan-jalan di pesisir danau atau olah raga jogging di pagi hari di Pasir Putih, biasanya tempat wisata ini ramai pada sore hari, maka dengan adanya dibangun jogging track ini akan meningkatkan keramaian pengunjung pada pagi dan sore hari di Pasir Putih. Selain itu, perlu pengembangan/penataan kawasan perkemahan di tepi Danau Toba, beberapa instansi sekolah sering kali melakukan perkemahan di Pasir Putih, akan tetapi penataan lokasi belum maksimal. Keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung juga perlu ditingkatkan, karena beberapa pengunjung kadang suka melakukan ke onaran di lokasi wisata, sehingga pihak keamanan sangat dibutuhkan di lokasi wisata. Peningkatan pelayanan dan sarana akomodasi penginapan bagi pengunjung. Pemerintah sedang menghimbau masayrakat sekitar agar mau menyediakan rumah tinggal bagi pengunjung yang mau menginap, yaitu homestay. Dengan demikian masyarakat
sekitar
dapat
diberdayakan
pendapatan/income penduduk sekitar.
sehingga
mampu
meningkatan
5.6 Peta Interpretasi Objek Wisata di Kabupaten Samosir Berikut merupakan peta interpretasi objek wisata yang terdapat di Kabupaten Samosir, khususnya di tiga wilayah kecamatan penelitian, yaitu Kecamatan Sianjur Mula-Mula, Kecamatan Pangururan, dan Kecamatan Simanindo.
Gambar 36 Peta interpretasi objek wisata di Kabupaten Samosir.
Peta jalur interpretasi wisata di kecamatan Simanindo, yaitu dimulai dari objek wisata yang ada di Desa Tomok. Pengunjung yang tiba di Pulau Samosir melalui jalur danau akan berhenti di pelabuhan Tomok. Objek wisata yang ada di Tomok dapat ditempuh dengan jalan kaki ±3 menit,karena lokasi wisata sangat dekat dengan pelabuhan. Disini pengunjung dapat mengunjungi objek wisata sejarah dan seni budaya (Art and Historical tourism), seperti Makam Raja Sidabutar, Atraksi seni Patung Sigale-gale, museum Batak. Setelah itu pengunjung dapat berbelanja beberapa bentuk dan corak souvenir yang dijual di dekat objek wisata. Bagi pengunjung yang membawa kendaraan pribadi, mereka dapat mengunjungi puncak Tomok, yaitu suatu kawasan yang sangat cocok untuk melihat dan menikmati pemandangan panorama alam Danau Toba, Pegunungan Bukit Barisan, dan kawasan pertanian masyarakat. Disini tersedia tempat-tempat duduk/istirahat, dan beberapa pedagang yang menyediakan minuman yang dapat menghangatkan, yaitu tuak. Tuak adalah minuman khas suku Batak yang terbuat dari nira dan difermentasikan. Pada Desa ini juga terdapat beberapa akomodasi penginapan, restoran, fasilitas pendukung seperti ATM, warung telekomunikasi, pos keamanan, dan toilet, dan lain sebagainya. Setelah itu, jalur wisata yang dapat dikunjungi selanjutnya adalah kampung wisata Tuktuk Siadong. Disini banyak dijumpai bangunan-bangunan akomodasi penginapan dan juga restoran. Beberapa restoran yang sudah menyediakan makanan khas Batak, jenis makanan masakan Barat, dan lain sebagainya. Dituktuk terdapat jalur sepeda gunung, gedung kesenian sebagai tempat atraksi seni budaya, kawasan pemancingan ikan, dan tempat-tempat yang cocok menikmati pemandangan alam. Pengunjung yang memiliki hobby memancing dapat memancing di kawasan pemancingan Tuktuk. Setelah dari Tuktuk Siadong, dilanjutkan kembali ke Museum Hutabolon, yaitu museum yang menyimpan benda-benda pusaka Suku Batak yang sudah beratusan tahun. Museum ini berada ±23 km dari Tomok an dapat ditempuh dengan menggunakan sepeda motor dan kapal.. Pengunjung dapat menikmati wisata sejarah dan seni budaya di lokasi ini. Pemandu wisata lokal akan membantu untuk menjelaskan kepada pengunjung tentang objek wisata di lokasi tersebut, yaitu koleksi benda-benda di Museum dan cerita rakyat Sigale-gale.
Disini pengunjung juga dapat menonton pertunjukan atraksi si gale-gale yang manortor mengikuti musik gondang Batak. Atraksi budaya ini mempunyai jadwal yang tetap untuk time show setiap hari yaitu pukul 10.30 WIB pada hari Senin sampai hari Sabtu dan pada hari Minggu 11.45 WIB pada hari Minggu. Perjalanan selanjutnya dapat dilakukan menuju objek wisata alam Pasir Putih yang berada ±41 km dari Tomok. Kawasan ini sangat cocok untuk rekreasi alam, disini terdapat fasilitas wisata seperti lapangan volli pantai, shelter, tempattempat duduk/istirahat, kamar ganti, kawasan pemancingan (Fishing area) dan lain sebagainya. Sekitar 2 km dari Pasir Putih terdapat objek wisata budaya seperti komunitas tenun ulos Batak, kehidupan masyarakat Suku Batak, serta nuansa bangunan rumah yang masih tetap dipertahankan yaitu rumah adat/tradisional (Rumah Bolon). Tidak jauh dari Desa Lumban Suhi, sekitar 45 menit perjalanan menuju kota Pangururan terdapat beberapa bangunan Belanda pada zaman dahulu yang sampai sekarang masih tetap bertahan dan dirawat, yaitu jembatan Tano Ponggol, Pasanggarahan dan Sekolah SLTP Budi Mulia. Di kota ini terdapat bangunan gereja yang dibangun persis bangunan Rumah tradisional Suku Batak, corak dan bangunan dipadu dengan tiga warna dasar Suku Batak, yaitu merah, putih, dan hitam. Gereja ini disebut sebagai gereja Inkulturatif. Dilanjutkan kembali ke kawasan pemandian air panas (hotspring), disini terdapat pelabuhan, fasilitas wisata berupa kolam renang, kolam langsung di kawasan bebatuan. Produk wisata yang akan dikembangkan disini adalah pembuatan jalur pendakian, treking, dan penataan kawasan perkemahan. Kemudian dilanjutkan ke kawasan wisata aek sipitu dai (mata air tujuh rasa), disini dapat dilakukan wisata alam dan wisata budaya. Selanjutnya dilanjutkan ke objek wisata di Sianjur mula-Mula, daerah ini sangat cocok untuk menikmati pemandangan alam, melakukan wisata budaya, dan lain sebagainya.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil inventarisasi produk wisata di Pulau Samosir, khususnya di Kecamatan Pangururan terdapat lima produk wisata, pada Kecamatan Simanindo terdapat empat produk wisata, sedangkan pada Kecamatan Sianjur Mula-Mula terdapat tiga jenis produk wisata. 2. Pengunjung dan para pihak pengelola (Pemda, Perhotelan, pedagang) menginginkan adanya pengembangan produk wisata yang meliputi Objek Daya Tarik Wisata, fasilitas wisata baik sarana maupun prasarana, souvenir, dan pengelolan kawasan wisata (kebersihan, keamanan, keramahan, dan kenyamanan). 3. Diversifikasi produk wisata yang dapat disarankan adalah pada kawasan Hotspring: wisata petualang dan wisata ilmiah, pada Kawasan Tele: ekowisata dan wisata ilmiah, pada Desa Simanindo: wisata budaya, pada Desa Sianjur Mula-Mula: wisata pendidikan sejarah dan budaya Suku Batak, wisata geologi, wisata alam-spiritual, dan wisata ilmiah. Untuk Desa Tomok: wisata alam, pada Desa Tuktuk Siadong: wisata alam, sejarah dan seni budaya, pada Desa Lumban Suhi: wisata seni budaya, sedangkan untuk Pasir Putih: rekreasi alam Pasir Putih.
4.2 Saran Hal-hal yang perlu disarankan dalam penelitian selanjutnya adalah: 1. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Disparsenibud dengan pihak perhotelan dan pedagang-pedagang dalam rangka meningkatkan publikasi produk wisata kepada pengunjung. 2. Meningkatkan promosi terhadap objek wisata yang sedang dikembangkan oleh Pemda menjadi tujuan wisata baru.
DAFTAR PUSTAKA Becherel, L dan Vellas, F. 1999. Pemasaran Pariwisata Internasional, sebuah Pendekatan Strategis. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Becherel L dalam buku Fennel D.A. 2002. Ecotourism Programme Planning. Canada: CABI Publishing. Buckley, R 1994. A Framework for Ecotourism. Di dalam: Fennel, D.A editor. Ecotourism Programme Planning. London: CAB International Publishing. Dewi, L. 2007. Pelaksanaan Strategi Diversifikasi Produk Dalam Rangka Meningkatkan Jumlah Pangunjung Pada Taman Belajar Dan Rekreasi Jawa Timur Park (Jatim Park) Batu. [skripsi]. Malang: Universitas Negeri Malang. Fatimah, E. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: CV Pustaka Setia. Fennel, D.A. 2002. Ecotourism Programme Planning. Canada: CABI Publishing. Graburn, N. 1989. Tourism: The scared journey. Di dalam: Fennel, D.A editor. Ecotourism Programme Planning. London: CAB International Publishing. Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Jensen, C.R. 1995. Outdoor Recreation in America. Di dalam: Fennel, D.A editor. Ecotourism Programme Planning. London: CAB International Publishing. Kodhyat. 2007. Cara Mudah Memahami dan Mengembangkan Pariwisata Indonesia. Jakarta: Indonesia Ecotourism Network (INDEO). Kotler, Bowen, dan Makens (1999) dalam buku Fandeli, C. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Page, SJ. 2009. Tourism Management (Managing for chance). Oxford: Elsevier’s Science and Technology Right Departement. Prasetyo,B dan Jannah, L.M. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Pratiningsih, T, AP, Sudibyo, dan Nusantara. 2005. Analisis Pengaruh Motivasi Komunikasi dan Komitmen terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Pendidikan 1 (6), 48-49.
Rahmawaty et al (2006). Karakteristik Pengunjung dan Rekreasi Objek Wisata di Taman Hutan Raya Dr.Mohammad Hatta. [Karya Tulis]. Medan: Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas sumatera Utara. Setiawinata, A.B. 2007. Tourism Research. Bogor: Pustaka Mandiri. Tjiptono, F. 2002. Manajemen Jasa. Edisi kedua, cetakan ketiga. Penerbit Andi,Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun KEPARIWISATAAN BAB I pasal 5 dan pasal 6.
2009
tentang
Yati, Oka. 1997. Perencanaan dan Pembangunan Pariwisata, Jakarta: PT. PRADNYA PARAMITA.
LAMPIRAN
Tabel Karakteristik Pengunjung/ wisatawan di Pulau Samosir No Karakteristik Umur (Orang) Pengunjung 6 – 12 tahun 13 – 21 tahun 22 – 65 tahun 1 Jenis Kelamin a. Laki-laki a. 20 a. 9 a. 20 b. Perempuan b. 10 b. 21 b. 10 2 Status Perkawinan a. Menikah a. 0 a. 0 a. 22 b. Belum menikah b. 30 b. 30 b. 8 3 Pendidikan terakhir a. SD a. 29 a. 1 a. 0 b. SMP b. 1 b. 1 b. 6 c. SMA c. 0 c. 29 c. 15 d. PT d. 0 d. 1 d. 9 4 Pekerjaan a. Pelajar/Mahasiswa a. 30 a. 29 a. 2 b. PNS b. 0 b. 0 b. 5 c. TNI/POLISI c. 0 c. 0 c. 1 d. Pegawai Swasta d. 0 d. 0 d. 2 e. Wiraswasta e. 0 e. 1 e. 20 5 Asal a. Samosir a. 20 a. 14 a. 12 b. Luar Samosir b. 10 b. 16 b. 18
Perhitungan persentase karakterisitk Pangunjung. 1. Jenis kelamin Anak-anak 20 a. Laki-laki = 30 𝑥 100% = 66,67 %
2.
10
b. Perempuan Remaja a. Laki-laki
= 30 𝑥 100% = 33,33 %
b. Perempuan Dewasa a. Laki-laki
= 30 𝑥 100% = 70%
b. Perempuan Tua a. Laki-laki
= =
b.
=
Perempuan
Status perkawinan Anak-anak a. Menikah
9
= 30 𝑥 100% = 30 % 21
20
= 30 𝑥 100% = 66,67 % 10 30
13
𝑥 100% = 33,33 %
𝑥 100% = 43,33 %
30 17 30
𝑥 100% = 56,67 %
0
= 30 𝑥 100% = 0 % 30
b. Belum Menikah = 30 𝑥 100% = 100 % Remaja 0 a. Menikah = 30 𝑥 100% = 0 %
b. Belum Menikah = 30 𝑥 100% = 100 % Dewasa 22 a. Menikah = 𝑥 100% = 73,33%
30
b.
30 8
Belum Menikah = 30 𝑥 100% = 26,67 %
> 65 tahun a. b.
13 17
a. b.
30 0
a. b. c. d.
4 7 13 6
a. b. c. d. e.
0 12 0 0 18
a. b.
20 10
Tua a. Menikah b.
3.
0
Belum Menikah = 30 𝑥 100% = 0%
Pendidikan terakhir Anak-anak 29 a. SD = 30 𝑥 100% = 96,67 %
4.
30
= 30 𝑥 100% = 100 %
1
b.
SMP
= 30 𝑥 100% = 3,33%
c.
SMA
=
0
30 0
𝑥 100% = 0 %
= 30 𝑥 100% = 0 %
d. PT Remaja a. SD
= 30 𝑥 100% = 3,33 %
b.
SMP
= 30 𝑥 100% = 3,33%
c.
SMA
= 30 𝑥 100% = 90%
1
1
27 1
𝑥 100% = 3,33 %
d. PT Dewasa a. SD
=
b.
SMP
= 30 𝑥 100% = 20%
c.
SMA
= 30 𝑥 100% = 50 %
30 0
= 30 𝑥 100% = 0 % 6
15
=
9
𝑥 100% = 30 %
d. PT Tua a. SD
= 30 𝑥 100% = 13,33%
b.
SMP
= 30 𝑥 100% = 23,33%
c.
SMA
= 30 𝑥 100% = 43,33%
d.
PT
= 30 𝑥 100% = 20 %
30 4
7
13 6
Pekerjaan Anak-anak a. Pelajar/ Mahasiswa
30
= 30 𝑥 100% = 100 % 0
b.
PNS
= 30 𝑥 100% = 0 %
c.
TNI/POLRI
= 30 𝑥 100% = 0 %
d.
Pegawai Swasta
=
0 0
30 0
𝑥 100% = 0 %
e. Wirausaha Remaja a. Pelajar/ Mahasiswa
= 30 𝑥 100% = 0 %
b.
PNS
= 30 𝑥 100% = 0 %
c.
TNI/POLRI
= 30 𝑥 100% = 0 %
d.
Pegawai Swasta
= 30 𝑥 100% = 0 %
29
= 30 𝑥 100% = 96,67 % 0 0 0 1
e. Wirausaha Dewasa a. Pelajar/ Mahasiswa
= 30 𝑥 100% =3,33%
b.
= 30 𝑥 100% = 16,67%
PNS
2
= 30 𝑥 100% = 6,67 % 5
5.
1
2
3
4
5
TNI/POLRI
= 30 𝑥 100% = 3,33%
d.
Pegawai Swasta
= 30 𝑥 100% = 6,67%
2
20
𝑥 100% = 66,67%
e. Wirausaha Tua a. Pelajar/ Mahasiswa
=
b.
PNS
= 30 𝑥 100% = 40 %
c.
TNI/POLRI
= 30 𝑥 100% = 0 %
d.
Pegawai Swasta
= 30 𝑥 100% = 0 %
e.
Wirausaha
= 30 𝑥 100% = 60%
30 0
= 30 𝑥 100% = 0 % 12 0 0
18
Asal Anak-anak a. Samosir
No
1
c.
20
= 30 𝑥 100% =66,67% 10
b. Luar Samosir Remaja a. Samosir
= 30 𝑥 100% =33,33%
b. Luar Samosir Dewasa a. Samosir
= 30 𝑥 100% =53,33%
b. Luar Samosir Tua a. Samosir
=
b.
= 30 𝑥 100% =33,33 %
14
= 30 𝑥 100% =46,67% 16
12
= 30 𝑥 100% =40% 30
𝑥 100% =60 %
20
= 30 𝑥 100% =66,67% 10
Luar Samosir
Karakteristik Pengunjung Jenis Kelamin c. Laki-laki d. Perempuan Status Perkawinan c. Menikah d. Belum menikah Pendidikan terakhir e. SD f. SMP g. SMA h. PT Pekerjaan f. Pelajar/Mahasiswa g. PNS h. TNI/POLISI i. Pegawai Swasta j. Wiraswasta Asal c. Samosir d. Luar Samosir
18
6 – 12 tahun
Umur (%) 13 – 21 tahun 22 – 65 tahun
> 65 tahun
c. d.
66,67 33,33
c. d.
30 70
c. d.
66,67 33,33
c. d.
43,33 56,67
c. d.
0 100
c. d.
0 100
c. d.
73,33 26,67
c. d.
100 0
e. f. g. h.
96,67 3,33 0 0
e. f. g. h.
3,33 3,33 90 3,33
e. f. g. h.
0 20 50 30
e. f. g. h.
13,33 23,33 43,33 20
f. g. h. i. j.
100 0 0 0 0
f. g. h. i. j.
96,67 0 0 0 3,33
f. g. h. i. j.
6,67 16,67 3,33 6,67 66,67
f. g. h. i. j.
0 40 0 0 60
c. d.
66,67 33,33
c. d.
46,67 53,33
c. d.
40 60
c. d.
66,67 33,33
Tabel 15 Rekapitulasi wawancara pengunjung No
1
2
3
4
Penilaian Pengunjung/ Wisatawan Penilaian pengunjung/ wisatawan tentang pemanfaatan objek daya tarik wisata baik wisata sejarah dan wisata alam. Penilaian pengunjung/ wisatawan tentang sarana (akomodasi/hotel, restoran, sarana kesehatan, tempat hiburan, alat transportasi, dll) yang ada dilokasi objek wisata. Penilaian pengunjung/ wisatawan tentang prasarana (aksesibilitas, jalan raya, pelabuhan,dll) yang ada dilokasi objek wisata. Penilaian pengunjung/ wisatawan dengan souvenir-souvenir yang dijual, apakah dapat menarik atau tidak.
5
Penilaian pengunjung/ wisatawan tentang pengelolaan objek wisata di tempat ini.
6
Penilaian pengunjung/ wisatawan tentang pelayanan para pengelola (pemerintah daerah, biro travel, dll)
7
Penilaian pengunjung/ wisatawan tentang fasilitas dalam melakukan aktivitas di kawasan objek wisata.
8
Penilaian pengunjung/ wisatawan tentang kenyamanan, kebersihan, dan keamanan di lokasi bjek wisata.
Penilaian Wisatawan Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah
Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah
Kabupaten Samosir 6 – 12 13 – 21 22 – 65 tahun tahun tahun 0 4 1 3 1 5 3 8 12 18 15 9 6 2 3 30 30 30 0 1 2 6 8 18 12 6 4 12 13 4 0 2 2 30 30 30
1 4 12 12 0 30 3 9 5 9 4 30 4 18 3 2 1 30 1 7 17 7 0 30 5 17 5 3 0 30 3 13 10 4 0 30
0 14 10 4 2 30 0 5 13 7 5 30 1 11 9 7 2 30 0 9 10 8 3 30 0 7 12 8 3 30 3 9 8 8 2 30
1 11 9 7 2 30 2 12 10 5 1 30 2 17 5 4 2 30 4 7 6 12 1 30 3 15 5 5 2 30 2 9 7 9 3 30
> 65 tahun 0 1 5 20 4 30 0 6 12 9 3 30
0 5 8 15 2 30 1 13 10 6 0 30 0 15 10 5 0 30 0 3 10 15 2 30 0 12 12 6 0 30 0 5 10 13 2 30
Tabel persentasi penilaian wisatawan No
Penilaian Pengunjung/ Wisatawan
1
Penilaian pengunjung/ wisatawan tentang pemanfaatan objek daya tarik wisata baik wisata sejarah dan wisata alam.
2
Penilaian pengunjung/ wisatawan tentang sarana (akomodasi/hotel, restoran, sarana kesehatan, tempat hiburan, alat transportasi, dll) yang ada dilokasi objek wisata. Penilaian pengunjung/ wisatawan tentang prasarana (aksesibilitas, jalan raya, pelabuhan,dll) yang ada dilokasi objek wisata. Penilaian pengunjung/ wisatawan dengan souvenir-souvenir yang dijual, apakah dapat menarik atau tidak.
3
4
5
Penilaian pengunjung/ wisatawan tentang pengelolaan objek wisata di tempat ini.
6
Penilaian pengunjung/ wisatawan tentang pelayanan para pengelola (pemerintah daerah, biro travel, dll)
7
Penilaian pengunjung/ wisatawan tentang fasilitas dalam melakukan aktivitas di kawasan objek wisata.
8
Penilaian pengunjung/ wisatawan tentang kenyamanan, kebersihan, dan keamanan di lokasi bjek wisata.
Penilaian Wisatawan
Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah Sangat Tidak Baik Kurang Baik Sedang Cukup Baik Sangat Baik Jumlah
Persentasi Responden diwawancarai (%) 6 – 12 13 – 21 22 – 65 tahun tahun tahun 0 13,33 3,33 10 3,33 16,67 10 26,67 40 60 50 30 20 6,67 10 100 100 100 0 3,33 6,67 20 26,67 60 40 20 13,33 40 43,33 13,33 0 6,67 6,67 100 100 100 3,33 13,33 43,33 40 0 100 10 30 16,67 30 13,33 100 13,33 60 10 6,67 3,33 100 3,33 23,33 56,67 23,33 0 100 16,67 56,67 16,67 10 0 100 10 43,33 33,33 13,33 0 100
0 46,67 33,33 13,33 6,67 100 0 16,67 43,33 23,33 16,67 100 3,33 36,67 30 23,33 6,67 100 0 30 33,33 26,67 10 100 0 23,33 40 26,67 10 100 10 30 26,67 26,67 6,67 100
3,33 36,67 30 23,33 6,67 100 6,67 40 33,33 16,67 3,33 100 6,67 56,67 16,67 13,33 6,67 100 13,33 23,33 20 40 3,33 100 10 50 16,67 16,67 6,67 100 6,67 30 23,33 30 10 100
yang > 65 tahun 0 3,33 16,67 66,67 13,33 100 0 20 40 30 10 100 0 16,67 26,67 50 6,67 100 3,33 43,33 33,33 20 0 100 0 50 33,33 16,67 0 100 0 10 33,33 50 6,67 100 0 16,67 33,33 43,33 6,67 100 0 16,67 33,33 43,33 6,67 100
Panduan Wawancara Dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara ( Dinas Pariwisata Seni dan Budaya) 1. Produk-produk wisata yang ada di Kabupaten Samosir, termasuk komponen produk wisata seperti ODTW, fasilitas, aktivitas wisata, kenangkenangan/cinderamata, dan jasa pendukung lainnya. 2. Produk wisata yang sedang dikembangkan oleh Dinas Pariwisata Seni dan Budaya. 3. Rencana upaya pembangunan dan pengembangan daerah yang terkait dengan usaha pariwisata khususnya wisata alam, termasuk rencana jangka panjang dan jangka pendek? 4. Adakah kerjasama dengan instansi lain dalam pengembangan produk wisata, baik instansi pemerintah maupun swasta? 5. Kendala dan masalah yang dihadapi dalam pemgembangan produk wisata 6. Upaya yang telah dilaksanakan dalam usaha penyelesaian permasalahan dalam pengembangan produk wisata. 7. Kebijakan pemerintah daerah yang berlaku mengenai pariwisata di daerah tersebut. Panduan Wawancara Dengan Pengelola Wisata di Biro Perjalanan Perhotelan, dan pengusaha cinderamata di Kabupaten samosir 1. Apa jenis-jenis produk wisata yang ada dan dijual? 2. Apa produk dan bagaimana produk wisata tersebut dikembangkan? 3. Apa objek daya tarik wisata yang dimanfaatkan sebagai bagian dari produk wisata yang dibuat? 4. Apa fasilitas (prasarana, transportasi, akomodasi, restoran, dan lain sebagainya) yang disediakan/difasilitasi oleh pengelola. 5. Adakah dan Apa saja jasa layanan pada pengunjung yang disediakan oleh pengelola? (tour operator, pramuwisata, travel egents, informasi pusat pengunjung, pemandu wisata, dan biro travel)? 8. Apa saja kenang-kenangan yang tersedia dijual atau disediakan (cinderamata, postcard, film, video,foto, dan lain sebagainya) oleh pengelola? 9. Apa rencana dan upaya pengembangan produk wisata yang akan dilakukan?
Kuisioner kepada Pengunjung di daerah tujuan wisata Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner ini dan saya mohon maaf apabila telah mengganggu aktifitas Bapak/Ibu/Saudara. Penyebaran kuisioner ini digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian saya yang berjudul Diversifikasi Produk Wisata di Kabupaten Samosir, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Sarjana Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor. Untuk itu besar harapan saya Bapak/Ibu/Saudara bersedia menjawab pertanyaan berikut dengan jujur dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hasil jawaban Bapak/Ibu/Saudara akan sangat berarti bagi penelitian saya. Atas perhatiaannya saya ucapkan terimakasih. A. 1. 2. 3. 4. 5.
Data pribadi pengunjung Jenis kelamin :L/P Umur : ………………..tahun Status perkawinan : menikah / belum menikah Pendidikan terakhir : SD / SMP / SMA / PT Pekerjaan : a. Pelajar/mahasiswa d. pegawai swasta b. PNS e. wiraswasta c. TNI/POLISI f. lainnya …………………………….. 6. Asal / tempat tinggal : ……………………………………… B. Permintaan pengunjung 1. Apakah Objek daya tarik wisata yang paling menarik bagi Bapak/Ibu/Saudara? Jelaskan……………………………………………………………………… 2. Apakah Bapak/Ibu/Saudara sedang menggunakan/ menikmati perjalanan dengan membeli paket wisata (program wisata)? Jelaskan……………………………………………………………………… 3. Apakah program/ paket wisata yang paling menarik bagi bapak/Ibu/Saudara? Jelaskan….…………………………………………………………………… 4. Apa kegiatan/aktivitas wisata yang paling Bapak/Ibu/Saudara sukai/minati? Jelaskan……………………………………………………………………… 5. Apa saja faslitas yang Bapak/Ibu/Saudara gunakan, misalnya: parkiran, penginapan, temap-tempat istirahat,dll. Jelaskan……………………………………………………………………… 6. Apakah Bapak/Ibu/Saudara menyukai dan menikmati membeli souvenir? Jelaskan……………………………………………………………………… 7. Bagaimana pemandu wisata dalam melayani Bapak/Ibu/Saudara, apakah Bapak/Ibu/Saudara menikmati pelayanan dari pemandu wisata? …………………………………………………………………………… 8. Apakah bapak/Ibu/Saudara merasa aman, nyaman dengan perilaku masyarakat dalam menjual souvenir? Jelaskan………………………………………………………………………
9.
Dari mana Bapak/Ibu/Saudara memperoleh informasi tentang objek daya tarik wisata? Jelaskan…………………………………………………………………….. 10. Apa harapan dan keinginan Bapak/Ibu/Saudara dalam peningkatan fasilitas, peralatan, pengelolaan Objek daya tarik, serta kegiatan wisata? Jelaskan……………………………………………………………………… 11. Saran dan rekomendasi dari Bapak/Ibu/Saudara dalam pengembangan objek daya tarik wisata serta penyediaan fasilitas (sarana dan prasarana). ......................................................................................................................... C. Penilaian wisatawan terhadap beberapa komponen produk wisata Berilah tanda (√) pada kolom rating untuk memberikan penilaian terhadap Obyek Daya Tarik wisata No Pertanyaan 1
2
3
4
5 6
7
8
Bagaimana menurut anda tentang pemanfaatan objek daya tarik wisata di tempat ini, baik wisata sejarah dan wisata alam? Bagaimana menurut anda tentang sarana (akomodasi/hotel, restoran, sarana kesehatan, tempat hiburan, alat transportasi, dll) yang ada dilokasi objek wisata? Bagaimana menurut anda tentang prasarana (aksesibilitas, jalan raya, pelabuhan,dll) yang ada dilokasi objek wisata? Bagaimana pendapat anda dengan souvenirsouvenir yang dijual, apakah dapat menarik perhatian anda sehingga anda tertarik membelinya? Bagaimana pendapat anda tentang pengelolaan objek wisata di tempat ini? Bagaimana menurut anda tentang pelayanan para pengelola (pemerintah daerah, biro travel, dll) Bagaimana menurut anda tentang fasilitas dalam melakukan aktivitas di kawasan objek wisata? Bagaimana menurut anda tentang kenyamanan, kebersihan, dan keamanan di lokasi bjek wisata? Keterangan: STB : Sangat Tidak Baik KB : Kurang Baik S : Sedang
Saran/rekomendasi :
STB
KB
CB SB
S
CB
SB
: Cukup Baik : Sangat Baik