PERENCANAAN DIMENSI BATANG MOMONG UNTUK MENGURANGI TERJADINYA BANJIR DI JORONG DURIAN SIMPAI KECAMATAN SEMBILAN KOTO KABUPATEN DHARMASRAYA PENDAHULUAN
beberapa sungai seperti (sungai takasin
Latar Belakang
tengah, sungai takasin gadang, sungai
Bencana
alam
adalah
bencana
yang
siung, batang silago, dan sungai lainya
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
yang
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara
Sembilan Koto khusus nya Jorong Durin
lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
Simpai. Secara topografi Jorong Durian
meletus, banjir, kekeringan, angin topan
Simpai merupakan daerah rendah. Bila
dan tanah longsor, Salah satu bencana yang
terjadi
sering terjadi Kabupaten Dharmasraya
penumpukkan matrial di tengah aliran
adalah Banjir.Banjir baik yang berupa
sungai, sehingga aliran sungai menjadi dua
genangan
pada
bagian yang mengakibatkan Aliran air dari
dasarnya bersifat merusak. Aliran air yang
sungai batang momong tidak mengalir
membawa
dengan baik ke muara,
atau
banjir
bandang
material tanah
yang
halus
ada
dalam
banjir
wilayah
Kecamatan
cendrung
terjadi
yaitu yang
mampu menyeret material berupa batuan
bermuara ke sungai batang hari maka
yang lebih berat sehingga daya rusaknya
bencana banjir sering terjadi dari tahun
semakin tinggi. Banjir dapat merusakkan
ketahun dan semakin besar. Luapan banjir
pondasi
bangunan
dilewatinya
sungai didaerah tersebut menggenangi
terutama
pondasi
sehingga
daerah pemukiman, persawahan, serta jalan
menyebabkan bangunan
yang jembatan
kerusakan
tersebut,
parah
bahkan
pada
desa yang ada dipinggir sungai akan
mampu
terancam runtuh serta mesjid yang berada
menghanyutkan bangunan tersebut.
disamping nya. Saat terjadi banjir akses
Bencana Banjir sering terjadi Kabupaten
jalan terputus karena genangan air yang
Dharmasraya,
Kecamatan
cukup tinggi berkisar dari 80 – 100 cm,
Sembilan Koto dari tahun 2004 - 2014 yang
daerah yang digenangi ± 2/3 dari luas
diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi
daerah Jorong Durian Simpai. Semua
dibagian hulu Daerah Aliran Sungai (DAS)
informasi
Batang Momong. Peresapan air hujan
berdasarkan hasil wawan cara penulis
dibagian hulu yang kurang baik karena
dengan
adanya penebangan liar. Batang Momong
Durian Simpai pada hari 20 juli 2015.
tepatnya
ini juga merupakan muara limpasan air dari
yang
penulis
dapat
penduduk/masyarakat
adalah
Jorong
Berdasarkan latar belakang dan informasi
Yaitu mengumpulkan referensi guna
yang didapat perlu dilakukan normalisasi
mendapatkan teori-teori untuk analisa
batang momong agar bisa mengurangi
hidrologi yang berhubungan dengan
bencana banjir,dengan judul “Perencanaan
penulisan tugas akhir ini.
Dimensi
Batang
Momong
Untuk
b.
Pengumpulan data
Mengurangi Terjadinya Banjir Di Jorong
Data yang dibutuhkan adalah peta
Durian Simpai Kecamatan Sembilan Koto
topografi, data curah hujan dan data
Kabupaten Dharmasraya”.
sungai. Data dan informasi diperoleh
Batasan masalah
dari Bappeda Kabupaten Dharmasraya,
Sehubung dengan latar belakang di atas,
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
maka penulis perlu membatasi pembahasan
Dharmasraya,
pada penulisan tugas akhir ini yaitu
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
a.
Perhitungan curah hujan
Kabupaten Dharmasraya.
b.
Perhitungan debit banjir rencana (Q)
c.
Perhitungan dimensi sungai yang dapat
Berdasarkan
menampung debit banjir.
nantinya akan dilakukan perhitungan
c.
Badan
Meteorologi,
Analisa dan perhitungan. data
yang
diperoleh
Maksud Dan Tujuan
antara lain: analisa curah hujan, curah
Maksud penulisan ini adalah menentukan
hujan rencana, analisa debit banjir
dimensi penampang sungai yang dapat
rencana, dan perencanaan dimensi
menampung debit yang terjadi, dengan
penampang sungai.
tujuan terjadi
untuk mengurangi banjir yang di Sungai
Batang Momong
TINJAUAN PUSTAKA Analisa Hidrologi
Kecamatan Kecamatan Sembilan Koto, Kabupaten Dharmasraya. METODELOGI PENULISAN Dalam setiap penulisan karya tulis, datadata merupakan suatu hal yang sangat penting
sebagai
penunjang
dalam
penulisan. Data-data dan informasi yang penulis sajikan dalam penulisan tugas akhir ini diperoleh melalui beberapa metode, diantaranya : a.
Tinjauan Pustaka
Gambar Siklus Hidrologi Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena hidrologi, seperti besarnya : curah hujan, debit sungai,
tinggi muka air sungai, kecepatan aliran,
diambil adalah 9 tahun yaitu dari tahun
konsentrasi sedimen sungai dan lain - lain
2006 sampai dengan tahun 2014, dengan
akan selalu berubah terhadap waktu.
mengambil dari 2 stasiun curah hujan :
Air merupakan sumber daya alam yang
a. Stasiun Durian Simpai Silago
jumlahnya tetap dari waktu ke waktu di
b. Stasiun Pulau Punjung
bumi ini. Hanya saja wujudnya yang
Adapun metoda yang penulis gunakan
berubah-ubah, ada yang berbentuk gas, cair
dalam perhitungan curah hujan daerah dari
dan padat. Perubahan wujud ini mengalami
pengamatan curah hujan di beberapa
suatu siklus melalui serangkaian peristiwa
stasiun pengamatan yaitu :
yang berlangsung secara terus-menerus,
a. Metoda Aritmatik
sesuai dengan kesetimbangan alam yang
b. Metoda Polygon Thiessen
disebut dengan siklus hidrologi. Siklus
c. Metoda Isohyet
hidrologi merupakan rangkaian peristiwa
Curah Hujan Rencana
yang terjadi mulai dari air saat jatuh ke
Curah hujan rencana adalah perkiraan
bumi hingga menguap keudara hingga
besarnya curah hujan yang akan terjadi
kemudian jatuh kembali kebumi.
pada periode tertentu seperti curah hujan
Proses siklus hidrologi adalah sebagai
2,5,10,25,50, dan 100 tahunan. Data curah
berikut : air permukaan dan tanaman
hujan
mengalami
dipergunakan untuk mencari debit rencana.
penguapan
(evaporasi
dan
rencana
ini
nantinya
akan
transpirasi) akibat penyinaran matahari dan
Metode yang digunakan antara lain :
menjadi awan. Awan membentuk butiran-
a. Metode gumbel
butiran air dan menjadi hujan (presipitasi).
Data - data untuk metoda ini yang harus
Air hujan mengalir dipermukaan (run off)
tersedia adalah debit tahunan dengan
dan
pengamatan minimum 10 tahunan, rumus :
limpasan
permukaan
langsung
kesungai atau danau. Sebagian hujan jatuh
Metode Gumbel ini disebut juga dengan
ketanaman (intersepsi). Hujan sebagian
metode
masuk kedalam tanah (infiltrasi) dan
digunakan untuk analisa data maksimum.
membentuk aliran (perkolasi) yang menuju
Adapun persamaan yan digunakan adalah :
sungai dan laut.
Xt = X+S.K
Curah Hujan Rata-Rata
Dimana :
Curah
hujan
diperkirakan
rata dari
-
rata
ini
beberapa
harus titik
pengamatan curah hujan. Pada daerah Batang Momong, data curah hujan yang
distribusi
ekstrim.
Umumnya
Xt = Curah hujan kala ulang T tahun (mm) T = Periode ulang (tahun) X = Curah hujan maksimum rata-rata (mm)
S = Standar Deviasi K adalah faktor frekuensi yang merupakan
Standart
Deviasi
fungsi dari periode ulang T-tahun. Dapat
menggunakan rumus :
dihitung
dengan
dihitung dengan : = S=
Dimana :
Xi − X n−1
Dimana :
Yt = Reduced Variated
X = Curah hujan maksimum harian rata-rata
Yn = Reduced Mean
Xi = Curah Hujan ke- i
Sn = Reduced Standart Deviation Standart
∑
Deviasi
dihitung
dengan
N = Banyak data tahun pengamatan
menggunakan rumus : c. Metode log person III S=
∑
Metode distribusi log Pearson tipe III
Xi − X n−1
banyak digunakan dalam analisa hidrologi terutama dalam analisa data maksimum dan
Dimana : X = Curah hujan maksimum harian rata-rata
minimum dengan nilai extrim. Persamaan yang digunakan :
Xi = Curah Hujan ke- i n = Banyak data tahun pengamatan
log
atau
kurva
normal
disebut juga distribusi Gauss. Rumus yang di pakai pada distribusi normal adalah : X = X+K
( log )
XTR = Curah hujan maksimum (mm/jam) KTR = Skew curve faktor, dihitung dengan menggunakan
Bentuk kumulatif dari distribusi logPearson tipe III dengan nilai variatnya X
Dimana : XT
+
Dimana :
b. Metoda distribusi normal Distribusi normal
= log
= curah hujan kala
ulang T-tahun
apabila digambarkan pada kertas peluang logaritmik (logarithmic probality paper)
(mm) X = nilai rata-rata hitung variat S = Standar Deviasi KT merupakan variable reduksi Gauss yang
akan
merupakan
X −X K = S
matematik
persamaan garis lurus. Persamaan garis lurusnya adalah: Dimana :
didapat dari :
model
=
− .
Y = nilai logaritma dari X (nilai curah hujan harian)
diperhitungkan adalah tinggi curah hujan
= nilai rata-rata dari Y S = Standar Deviasi dari Y
pada
K = karakteristik dari distribusi log Person
digunakan untuk luas DAS > 50 km2,
tipe III
dengan persamaan dasarnya adalah :
Persamaan-persamaan yang digunakan : log X =
∑
titik
pengamatan.
Metode
ini
Q=α.β.f.q dengan :
log X n
Q = debit banjir rencana untuk periode ulang T-tahun (m3/dtk)
S logX =
∑
= Koefisien aliran
(LogX − LogX) n−1
= Koefisien reduksi q = Hujan maksimum per satuan luas
n∑ LogX − LogX Cs = (n − 1)(n − 2)(S logX)
(m3/dtk/km2)
Dimana :
f = Luas daerah pengaliran (km2)
Xi = Logaritma hujan harian maksimum
Besarnya koefisien aliran
(mm/jam)
= Rata-rata Xi
1 0.012 A 0.7 1 0.015 A 0.7
Nilai koefisien reduksi
n = Banyaknya data
S logX = Standar Deviasi dari log Xi Cs = Koefisien kemencengan (Skewnes) XI Analisa debit banjir yang dilakukan dengan periode ulang 2, 5, 10, 20, 25, 50, dan 100 tahun. Proses perhitungan debit banjir dimulai dengan pengumpulan data hujan
t = 0.1 L0.8 I -0.3 Hujan maksimum
q
Rt 3.6t
dan topografi. Setelah data curah hujan
Kondisi batas :
rata-rata dan curah hujan rencana didapat,
Untuk t < 2 jam
maka perhitungan debit banjir rencana
Rt
dapat dilakukan. Ada beberapa metode empiris yang dipakai untuk menhitung debit banjir, antara lain :
Pada perhitungan debit banjir rencana tinggi
hujan
yang
t.RT t 1 0.0008 200 RT 2 t 2
Untuk t = 2 - 19 jam
Rt
a. Metode Hasper
Hasper,
3
Waktu hujan maksimum
Analisa Debit Banjir
metode
1 t 3.7 10 0.14t A 4 1 12 t 2 15
t.RT t 1
Untuk t = 19 jam - 30 hari 0 .5
Rt 0.707 RT t 1
dengan :
H= Beda elevasi antara titik yang dimaksud
t = lama hujan (jam)
dan titik pada 0.9 L dari jalan air (m) 3
2
q = hujan maksimum ( m / dtk / km )
Koefisien reduksi ( β ) dihitung dengan
Rt = curah hujan maksimum (mm)
menggunakan rumus : 1 F = π. a. b 4
RT = curah hujan kala ulang T tahun b. Metode Melchior Metode
Melchior
= metode
perhitungan
banjir rancangan untuk luas tangkapan
F=
hujan (catchment area) > 100 km2.
=
2
1970 − 3960 + 1720 β β − 0.12
Dengan :
Persamaannya adalah : Q
1x
.I.A.
r 200
F = Luas elips (km2) = Koefisien reduksi
Dimana : Qmaks = Debit maksimum (m3/dt)
a, b = Sumbu elips
α = Koefisien pengaliran (Table 2.1.)
c. Metode Weduwen
β = Koefisien reduksi,
Metode perhitungan banjir Weduwen cocok
I = Intensitas Hujan (m3/dt/km2)
untuk catchment area ≤ 100 km2.
A = Luas daerah aliran sungai (km2)
Persamaannya adalah : Q = α.β.qn.A
Koefisien reduksi adalah perbandingan antara hujan rata-rata dan hujan maksimum
dengan :
pada suatu daerah pada waktu yang sama.
α = koefisien limpasan air hujan weduwen
Waktu
(run off)
konsentrasi
dihitung
β = koefisien reduksi weduwen
menggunakan rumus :
qn = debit persatuan luas (m3/dt/km2)
10L t = 36 V V = 1.31(Q . S )
S=
∆H 0.9L
Dengan :
dengan
Rumus-rumus yang digunakan : .
1
4.1 qn 7
t 1 A t 9 120 A
120
tc = waktu konsentrasi (jam) V = kecepatan aliran (m/s) L = panjang sungai (m)
qn
Rn 67.65 240 t 1.45
dengan :
menampun dan mengalirkan debit banjir
Rn = Curah hujan harian maksimum
yang terjadi.
(mm/hari)
d. Metode Rasional Metode Rasional banyak digunakan untuk memperkirakan
debit
puncak
yang
ditimbulkan oleh hujan dengan luas DAS kecil. Pemakaian metode Rasional sangat sederhana. Beberapa parameter hidrologi yang
diperhitungkan
adalah
catchment area, absraksi (kehilangan air evaporasi,
intersepsi,
aliran. Rasional
didasarkan
pada
persamaan berikut: Q = 0.278 C.I.A dengan : I
Pendahuluan Tinjauan Pustaka
infiltrasi,
tampungan permukaan) dan konsentrasi
Metode
Mulai
intensitas
hujan, durasi hujan, frekuensi hujan, luas
akibat
Gambar 1. Lokasi Study
Pengumpulan Data Data Stasiun Data Curah Hujan Peta Topografi Data Teknis Sungai Analisa dan pembahasan
= intensitas hujan (mm/jam)
C = Koefisien aliran yang tergantung pada jenis permukaan lahan yang ditunjukkan pada Tabel 2.9 A = Luas Daerah Aliran (km2) Q = Debit Maksimum (m3/detik)
Analisa Curah Hujan Rata-rata Analisa Curah Hujan Rencana Analisa Debit Banjr Rencana Dimensi penampang Rencana Dimensi Existing Analisa back water
METODELOGI PERENCANAAN Untuk mempermudah pemahaman terhadap langkah – langkah (prosedur) perencanaan,
Kesimpulan dan Saran Selesai
berikut disajikan diagram alir pengolahan data
(Gambar
1.)
hasil
akhir
yang
diharapkan dari perencanaan adalah berupa dimensi penampang sungai yang bisa
Gambar 2. Diagram alir perencanaan
DATA DAN PENGOLAHAN DATA Pada perencanaan dimensi penampang sungai
ini
ada
beberapa
data
yang
dibutuhkan untuk pengolahan diantaranya, data stasiun pencatatan curah hujan untuk menentukan tempat stasiun yang ada, data curah hujan untuk menentukan curah hujan yang
terjadi,
peta
topografi
untuk
Gambar 3. Lokasi Stasiun Curah hujan
menentukan elevasi lokasi dan daerah aliran sungai (DAS), serta data teknis sungai untuk mengetahui kondisi existing
Adapun metoda yang penulis gunakan dalam perhitungan curah hujan rata - rata daerah dari pengamatan curah hujan di
sungai (data morpologi sungai).
beberapa stasiun pengamatan yaitu metoda aljabar sebagai berikut:
Tabel 1 Data Curah Hujan Rata -Rata
Gambar 3. Catchment Area Batang Momong
Analisa Curah Hujan Rata-rata Curah
hujan
diperkirakan
rata dari
-
rata
ini
harus
beberapa
titik
pengamatan curah hujan. Pada daerah Batang Momong, data curah hujan yang diambil adalah 9 tahun yaitu dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014, dengan mengambil dari 2 stasiun curah hujan : a. Stasiun Durian Simpai Silago b. Stasiun Pulau Punjung
NO
Th
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
STASIUN D. Simpai Pulau P S. (mm) (mm) 92 115 92 130 250 80 230 105 95 125 167 46 117 139 149 200 115 109 125 Σ=
X 92 103,5 190 155 100 146 81,5 144 157,5 117 1286
(Sumber : Hasil Perhitungan Data Tugas Akhir)
Analisa Curah Hujan Rencana Metode Gumbel Adapun metoda yang penulis gunakan dalam perhitungan curah hujan rencana yaitu metoda gumbel sebagai berikut:
(sumber : data perhitungan) Curah hujan rata-rata: ,
=
X =
= 128,65 mm
Standar deviasi: Sx = .
,
(
)
=
= 34,93
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jml rata2
R 190 157,5 155 146 144 117 103,5 100 92 81,5 1286,5 128,65
(Xi-X) 61,350 28,850 26,350 17,350 15,350 -1,650 -5,150 -8,650 -36,65 -47,15 0,000
(Xi-X)² 3.763,8 832,32 694,32 301,02 235,62 135,72 632,52 820,82 1.343,2 2.223,1 10.982
(Xi-X)³ 230.91 24.013 18.295 5.223 3.617 -1.581 -15.908 -23.517 -49.229 -104.82 87.002
nilai Sn dan Yn ditentukan dengan
T−1 T 5−1 Yt = −ln −ln = 1,4999 5
menggunakan Tabel hubungan Reduced
Hitung nilai k :
Yt = −ln −ln Dengan harga n = 10 maka didapat untuk
Mean Yn dan Tabel Reduced Standart Deviation Sn. Sn = 0,9496 Yn = 0,4952 Untuk periode ulang 2 tahun:
Hitung Hujan Rencana (XT) periode ulang 5 tahun:
Hitung nilai Yt : T−1 Yt = −ln −ln T Yt = −ln −ln
Yt − Yn Sn 1,4999 − 0,4952 k = = 1,0580 0,9496 k =
Xt = X + S. Kt Xt = 128,65 + 34,93 x 1,0580 = 165,606 mm
=0,3665
/hari
Hitung nilai k : Yt − Yn Sn 0,3665 − 0,4952 k = = −0,1355 0,9496 k =
Hitung Hujan Rencana (XT) periode ulang 2 tahun: Xt = X + S. Kt Xt = 128,65 + 34,93 x(−0,1355) = 123,916 mm/hari Untuk periode ulang 5 tahun: Hitung nilai Yt :
Untuk periode ulang 10 tahun: Hitung nilai Yt : Yt Yt
T−1 T 10 − 1 = −ln −ln = 2,2504 10 = −ln −ln
Hitung nilai k : k k
Yt − Yn Sn 2,2504 − 0,4952 = = 1,8483 0,9496 =
Hitung Hujan Rencana (XT) periode ulang
Hitung Hujan Rencana (XT) periode ulang
10 tahun:
50 tahun:
Xt
= X + S. Kt
Xt
= X + S. Kt
Xt
= 128,65 + 34,93 x 1,8483
Xt
= 128,65 + 34,93 x 3,588
= 193,211 mm
= 253,978 mm
/hari
/hari
Untuk periode ulang 25 tahun: Hitung nilai Yt : Yt Yt
Untuk periode ulang 100 tahun: Hitung nilai Yt :
T−1 T 25 − 1 = −ln −ln = 3,198 25 = −ln −ln
Yt Yt
T−1 T 100 − 1 = −ln −ln 100 = −ln −ln
= 4,600 Hitung nilai k : Hitung nilai k : k k
Yt − Yn Sn 3,198 − 0,4952 = = 2,846 0,9496
k
=
Hitung Hujan Rencana (XT) periode ulang 25 tahun: Xt
= X + S. Kt
Xt
= 128,65 + 34,93 x 2,846
k
Yt − Yn Sn 4,600 − 0,4952 = = 4,323 0,9496 =
Hitung Hujan Rencana (XT) periode ulang 100 tahun: Xt
= X + S. Kt
Xt
= 128,65 + 43,93 x 4,32 = 279,652 mm/hari
= 228,689 mm /hari Untuk periode ulang 50 tahun: Hitung nilai Yt : Yt Yt
T−1 T 50 − 1 = −ln −ln = 3,902 50 = −ln −ln
Hitung nilai k : k k
Yt − Yn = Sn 3,902 − 0,4952 = = 3,588 0,9496
Perhitungan Curah
Hujan
Rencana
Dengan Metoda Distribusi Normal Adapun metoda yang penulis gunakan dalam perhitungan curah hujan rencana yaitu metoda distribusi normal sebagai berikut: Tabel 3 Perhitungan Curah Hujan Rencana
Metode distribusi normal
(sumber : data perhitungan) Curah hujan rata-rata: ,
=
X =
= 128,65 mm
Standar deviasi: Sx =
(
)
=
.
,
=
34,93 Curah hujan rencana: R2
= X + KT x S = 128,65 + (0 x 34,93)
No.
R
(Xi-X)
(Xi-X)²
(Xi-X)³
1
190
61,350
3.763,8
230.911
2
157,5
28,850
832,323
24.013
3
155
26,350
694,323
18.295
4
146
17,350
301,023
5.223
5
144
15,350
235,623
3.617
6
117
-11,65
135,723
-1.581
7
103,5
-25,15
632,523
-15.908
8
100
-28,65
820,823
-23.517
9
92
-36,65
1.343,2
-49.229
10
81,5
-47,15
2.223,1
-104.82
∑
1286,5
0,000
10.982
87.002
Mean
128,65
= 128,65 mm Perhitungan Curah Hujan Rencana R5
= X + KT x S
Dengan Metoda Distribusi Log Person
= 128,65 + (0,84 x 34,93)
Type III
= 157,991 mm
Adapun metoda yang penulis gunakan dalam perhitungan curah hujan rencana
R10
= X + KT x S
yaitu metoda distribusi log person type III
= 128,65 + (1.28 x 34,93)
sebagai berikut:
= 173,360 mm Tabel 4 Perhitungan Curah Hujan Rencana
R25
= X + KT x S
No.
R
log Xi
(logXi -logX)
(logXilogX)²
(logXilogX)³
34,93)
1
190
2,28
0,184
0,034
0,006
= 188,310 mm
2
157,5
2,19
0,103
0,011
0,001
3
155
2,19
0,096
0,009
0,001
4
146
2,16
0,070
0,005
0,000
5
144
2,15
0,064
0,004
0,000
= 128,65 + (2,05 x 34,93)
6
117
2,06
-0,027
0,001
0,000
= 200,256 mm
7
103,5
2,01
-0,080
0,006
-0,001
8
100
2,00
-0,095
0,009
-0,001
9
92
1,96
-0,131
0,017
-0,002
10
81,5
1,91
-0,184
0,034
-0,006
Jml X
1.286 128,6
20,9 2,09
0,000
0,129
-0,001
= 128,65 + (1,708 x
R50
R100
Metode distribusi log person type III
= X + KT x S
= X + KT x S = 128,65 + (2,33 x 34,93) = 210,036 mm
(sumber : hasil perhitungan)
Menentukan log X rata-rata Log X =
∑
=
-0.1
,
= 2,095
Menentukan standar deviasi S log x
S log x
-0.2 -0.3
(log xi log x)
2
-0.4
n 1 0,129 10 1
0 0.0 17 0.0 33 0.0 50 0.0 66
0.8 42 0.8 46 0.8 50 0.8 53 0.8 55
1.2 82 1.2 70 1.2 85 1.2 45 1.2 31
1.7 51 0.7 16 1.6 80 1.6 43 1.6 06
2.0 54 2.0 00 1.9 45 1.8 90 1.8 34
2.3 26 2.2 52 2.1 78 2.1 04 2.0 29
2.5 76 2.4 82 2.3 88 2.2 94 2.2 01
Sumber : Hidrologi Terapan oleh Bambang Triatmodjo
S log x 0.119 a. Interpolasi Linier
Menghitung koefisien kemencengan: CS
CS
Nilai K untuk Periode Ulang :
n (log xi log x)3 (n 1)(n 2)s log x 3
K = 0.0 +
10 x(0.001) (10 1)(10 2) x0.1193
(−0,082) − (0.0) x (0.017 (−0.1) − (0.0) − 0.0) = 0,014
CS -0,082
K = 0.842 +
Nilai ‘Cs’ yang telah didapat digunakan
(−0,082) − (0.0) x (0.846 (−0.1) − (0.0) − 0.842) = 0,845
untuk menentukan nilai ‘K’ dengan K
menggunakan table.
= 1.282 +
Karena nilai Cs = -0,082 tidak dapat ditentukan
langsung
menggunakan
tabel,
− 1.282) = 1,272
dengan maka
perlu
K
= 1.751 +
dilakukan dengan cara Interpolasi Linier antara Nilai Cs 0,0 ~ -0,1
K
= 2.054 +
0.2
0.1
0.0
(−0,082) − (0.0) x (2.000 (−0.1) − (0.0)
− 2.054) = 2,009 K
III
0.3
(−0,082) − (0.0) x (1.716 (−0.1) − (0.0)
− 1.751) = 1,722
Tabel 5 Nilai KTR untuk Log Pearson Type
Koefis ien Cs
(−0,082) − (0.0) x (1.270 (−0.1) − (0.0)
2
PERIODE ULANG (TAHUN) 5 10 25 50 100 200 PELUANG (%)
50 0.0 50 0.0 33 0.0 17
= 2.326 +
20
10
4
2
1
0,5
0.8 24
1.3 09
1.8 49
2.2 11
2.5 44
2.8 56
0.8 30
1.3 01
1.8 18
2.1 59
2.4 72
2.7 63
0.8 36
1.2 92
1.7 85
2.1 07
2.4 00
2.6 70
(−0,082) − (0.0) x (2.252 − 2.326) (−0.1) − (0.0)
= 2,265 Curah hujan dengan periode ulang 2,5,10,25,50,100 tahun : Log X2 tahun = log Xi + k x sd = 2.095+ 0,014 x 0.119
Normal
= 2,096
Log Person type III Rata-rata
X2 tahun = 124,738 mm/hari
Log X5 tahun = log Xi + k x sd
124
156
176
199
215
231
125
160
180
205
223
240
(sumber: data perhitungan)
= 2.095+ 0,845 x 0.119
Analisa Debit Banjir Rencana
= 2,195
Untuk menghitung debit banjir digunakan
X5 tahun = 156,675 mm/hari
data curah hujan rata-rata dari tiga metode yang dipakai.
Log X10 tahun = log Xi + k x sd
Tabel 7 Curah Hujan Rencana Untuk
= 2.095+ 1,272 x 0.119
Perhitungan Debit Banjir
= 2,246 X10 tahun = 176,197 mm/hari
R2
R5
R10
R25
R50
R100
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
(mm)
125,7
160,0
180,9
205,3
223,3
240,2
(sumber: data perhitungan)
Log X25 tahun = log Xi + k x sd
Analisa Debit Rencana Metode Melchior
= 2.095+ 1,722 x 0.119
a. Panjang sungai :
= 2,299 X25 tahun = 199,067 mm/hari
L1
= 30,15 km
L2
= 2/3 L1 = 2/3 x 30,15
Log X50 tahun = log Xi + k x sd
= 20,10 km
= 2.095+ 2,009 x 0.119
b. Luas Ellips Melchior (F)
= 2,334
F
X50 tahun = 215,774 mm/hari
= ¼ x x L1 x L2 = ¼ x 3,14 x 30,15 x
20,10
Log X100 tahun = log Xi + k x sd
= 475,722km2
= 2.095+ 2,265 x 0.119
c. Koefisien Run Off (α) = 0,65
= 2, 364
(hutan dengan kelebatan sedang)
X100 tahun= 231,206 mm/hari
d. F
Tabel 6 Rata - rata curah hujan rencana R2
R5
R10
R25
R50
R100
mm
mm
mm
mm
mm
mm
Gambel
123
165
193
228
253
280
Distribusi
128
158
173
188
200
210
Metoda
= 475,722 km2
Tabel 8 Interpolasi Nilai q Terhadap Luas (F)
Tc =
=
,
= 22,69 jam
a) T = 22,69 jam
Luas elips 1
2
Luas elips 3
4
Luas elips 5
0.14
29.6
144.00
4.75
720
2.30
0.72
22.4
216.00
4.00
1080
1.85
1.40
19.9
288.00
3.60
1440
1.55
7.20
14.1
360.00
3.30
2160
1.20
14.00
11.85
432.00
3.05
2880
1.00
29.00
9.00
504.00
2.85
4320
0.70
72.00
6.25
576.00
2.65
5760
0.54
= 0,346 m/dtk
108.00
5.25
648.00
2.45
7200
0.48
= 3600 x 0,346 m/jam
q
q
q
F = 475,722 km2
6
q = 2,3 m3/dtk/km2 (grafik melchior) V = 1,31 f x q x s
=1,31 475,722 x 2,3x (0,00109)
= 1245,6 m/jam Maka : ,
= 3,05 +
,
× (475,722 −
Tc =
=
,
= 24,20 jam
432,00) = 3,17 m3/dtk/km’
b) T = 24,20 jam F = 475,722 km2
a. Kemiringan Sungai
q = 1,9 m3/dtk/km2 (grafik Melchior)
L’ = 0,9 L1
V = 1,31 f x q x s
= 0,9 x 33,50 = 30,15 km
=1,31 475,722 x1,9 x (0,00109)
= 30150 m
= 0,333 m/dtk
H = H1-H2 = 261-227,9 = 33,1 m S =
=
,
= 0,00545
S’ = 20 % x S
= 3600 x 0,333 m/jam = 1198,8 m/jam Tc =
=
,
= 25,15 jam
= 20 % x 0,00545 = 0,00109 b. Waktu Konsentrasi V = 1,31 f x q x s′
c) T = 25,15 jam F = 475,722 km2 q = 1,83 m3/dtk/km2 (grafik Melchior) V = 1,31 f x q x s
=1,31
475,722x 3,17 x (0,00109)
= 1,31 475,722 x1,83 x (0,00109)
= 0,369 m/dtk
= 0,330 m/dtk
= 3600 x 0,369
= 3600 x 0,330 m/jam
= 1328,4 m/jam
= 1188 m/jam Tc =
=
= 25,37 jam
50
223,336
0,65
198
2,184
250,476
100
240,289
0,65
198
2,184
269,489
Sumber :Hasil Perhitungan Dimensi Penampang Rencana Batang Momong
d) T = 25,37 jam F = 475,722 km2
Data Desain :
q = 1,82 m3/dtk/km2 (grafik
Q normal desain = 141,05 m3/dtk Q banjir desain = 179,54 m3/dtk
Melchior)
I dasar sungai
V = 1,31 f x q x s = 1,31 475,722 x1,82 x (0,00109)
Penampang desain berbentuk trapesium majemuk dengan talud 1 : 1 Direncanakan :
= 0,331 m/dtk = 3600 x 0,331 m/jam = 1191 m/jam Tc =
= 0,00109
=
Lebar B
= 28 m
Koef. Manning (n)
= 0,035
= 25,31 jam H h
Jadi: t = 25,.31 jam = 1518,6 menit
B
Dari daftar II Melchior didapat 20 %
Gambar 2 Penampang Sungai Untuk
q = 1,82 + (20% x 1,82) = 2,184
Perhitungan Dimensi
m3/dtk/km2
Mencari tinggi h
Menghitung Debit Rencana
Tinggi h didapat dengan menggunakan
Q2 = α x A x q x (RT/200) = 0,65 x 198 x 2,184 x (125,768 /200)
cara coba-coba : Didapat tinggi h = 3,170 m 3,30 m
3
= 141,050 m /det
A = (b + m . h) h
Untuk perhitungan selanjutnya disajikan
= (28 + 1 x 3,3) x 3,3
dalam tabel 9
= 103,290 m²
Tabel 9 Hasil Perhitungan Debit Banjir Metode Melchior
P = b + 2√
+1 . h
= 28 + 2√1 + 1 x 3,3
T
RT
Α
A
Q
QT
2
125,768
0,65
198
2,184
141,051
5
160,090
0,65
198
2,184
179,544
10
180,922
0,65
198
2,184
202,908
= 103,290/37,333
25
205,355
0,65
198
2,184
230,310
= 2,766 m
= 37,333 m R = A/P
V = 1/n . R2/3 . I1/2
Data Salurang Existing:
= 1/0,035 x 2,7662/3 x 0,001091/2
A = ((28 + 33) x 2,5 ) / 2 = 76,25 m2
= 1,858 m/detik Qdesain = A . V
P = b + 2√
= 103,290 x 1,858
+1 . h
= 28 + 2√1 + 1 x 1,7 = 31,4 m
= 191,912 m3/detik
R = A/P = 76,65/31,4 = 2,4 m
3
Jadi, 191,912 m /detik > Qnormal = 179,544
n = 0,035 (Koeff manning saluran
3
m /detik . . . ok!
alam)
Tinggi Penampang untuk Qdesain 179,544
I
= 0,00109
Menghitung Debit Dan Kecepatan Yang
m3/detik adalah (h) = 3,30 m Tinggi tanggul jagaan (freeboard) menurut
Terjadi Pada Saluran Kondisi Existing Q=AxV
tabel 2.8 adalah 0.8 m (200 - < 500)
Q = 76,25 x (1/0,035 x 2,4 2/3 x
Tinggi keseluruhan tanggul (H)
0,001091/2 )
= h+ f
= 128,931 m3/dtk
= 3,30 + 0,80
Debit yang dapat ditampung oleh saluran
= 4,10 m
dalam kondisi existing adalah 128,931 m3/dtk, sedangkan debit banjir yang terjadi 4,1 3,3
sesuai perhitungan yaitu 179,544 m3/dtk. Berarti debit yang meluap adalah sebesar 51,603 m3/dtk. Analisa Air Balik/Back Water Analisa pengaruh aliran balik (Back Water)
28 m
dari saluran Sungai Tingkarang dilakukan Gambar 3 Penampang Sungai Hasil Pehitungan Dimensi
perhitungan profil muka air dengan metode tahapan langsung (direct step method). Data yang digunakan untuk perhitungan :
Dimensi Penampang Kondisi Existing
Debit (Q)
= 179,544 m3/detik
Lebar saluran (b)
= 28 m
Tinggi air normal banjir (h) = 4,10 m 2,5 1,7 28 m
Kemiringan saluran (S)
= 0,00109
Kekasaran saluran (n)
= 0,035
Dari data di atas dibuat perhitungan tabel dengan
tahapan
rumus-rumus
=
= 3,949
Kedalaman kritis (yc) 1,5
Ψ=
=
.Q
.
,
.
Tinggi energi (E) =ℎ+
= 1,539 + 0,794
.
= 2,333
Dari tabel 2A.2
Interpolasi ,
= 0,055 + (
,
, ,
)x
Beda tinggi energi (ΔE) ΔE = E2 – E1
Kemiringan gesek aliran (Sf)
(0,013812-0,013267) = 0,05497 . ςc = = 0,05497
=
=
/
Kemiringan gesek merata (Sf rata-rata) Sf rata-rata =
= 0,05497 x 28 / 1 = 1,539 m
ΔX =
A = (b + m . h) h
= 45,461 m²
Panjang aliran balik (X)
+1 . h
Selanjutnya, menghitung profil muka air, dimulai
dari
kedalaman
yang
sudah
= 28 + 2√1 + 1 x 1,539
diketahui di hilir titik control, yc =
= 32,353 m
1,539
Jari-jari hidrolis (R)
=
=
, ,
1,405
E 2 E1 So - Sf rata - rata
X = ΔX1 + ΔX2
Keliling basah saluran (P) P = b + 2√
Sf 1 Sf 2 2
So - Sf rata-rata
Luas penampang basah (A)
= (28 + 1 x 1,539) x 1,539
0,035 3,949 1,405 /
= 0,0152
yc = ςc. B/m
3,949 2 9,81
= 0,794
,
√ ,
=
2.
g . 2,5 ,
/
Tinggi energi kecepatan aliran (V²/2g)
= 0,01381
ςc
,
seperti
berikut :
,
=
Kecepatan aliran (V)
. bergerak ke arah hulu. Pada titik
control ini diberi notasi x = 0. Perhitungan profil muka air dihentikan jika kedalaman air pada kisaran 1 persen dari kedalaman normal. Hasil analisa didapat tinggi muka air normal banjir 4,10 m terjadi Air Balik
(back water) sejauh 928,623 m kearah hulu
Ayah serta keluarga besar penulis atas
sungai dari muara Batang momong.
kasih sayang dan dukungan selama ini. Terimakasih kepada bapak Ir. Mawardi 1,539 m
y
4,10 m
Samah, Dipl. HE dan Ibu Ir. Lusi Utama,
928,632 m
amal baiknya dibalas oleh Allah SWT. Amiin.
KESIMPULAN Perbaikan kapasitas tampung Batang Momong yaitu dengan melakukan analisa dan
teman-teman yang telah memberi dukungan dalam penyusunan tugas akhir ini semoga
Gambar 4 Arus Balik (Back Water)
debit
MT selaku pembimbing. Serta kepada
merencanakan
dimensi
penampang sungai. Berdasarkan tinggi penampang sungai
DAFTAR PUSTAKA Departemen Standar
Pekerjaan
Perencanaan
Umum(2013), Irigasi
Bagian
Perencanaan Jaringan Irigasi KP – 01, CV. Galang Persada.
yang ada di tempat study yaitu (H) sebesar 2,50 meter serta lebar sungai 28 meter, sesuai dengan analisa debit banjir yang
Utama, Lusi(2013), Hidrologi teknik, Bung Hatta University Press, Padang.
dihitung maka terjadi banjir setinggi ± 80 cm.
Untuk itu penulis merencanakan
dimensi saluran berbentuk penampang trapesium dengan tinggi (H) sebesar 4,1 meter, lebar(b) 28 meter dan tinggi jagaan (f) 0,8 meter sehingga mampu melewatkan debit banjir rencana periode ulang 5 tahun (Q5) sebesar 179,544 m3/detik. Dari analisa tinggi muka air banjir yaitu 4,1 meter terjadi air balik (back water) sejauh 928,632 meter dari muara sungai ke arah hulu. UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur penulis utarakan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan kemudahan yang telah diberikan. Terimakasih kepada
Subramanya, K.(2006), Flow Open Chanel, second
edition,
Tata
McGraw-Hill
Publishing Company Limited, New Delhi.
Suripin, M.Eng, Dr. Ir.(2004), Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, ANDI
Suryono
Sosrodarsono,
Ir.(2003),
Hidrologi Untuk Pengairan, PT. Pradnya Paramita.
Ven Te Chow, Ph.D(1997), Hidrolika Saluran Terbuka. Erlangga.
69