KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT SETELAH BANJIR BANDANG DI JORONG SUNGAI PANGKUA NAGARI PAKAN RABAA KECAMATAN KOTO PARIK GADANG DIATEH KABUPATEN SOLOK SELATAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
HISNI AMRI MUBARAK NIM : 09030286
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Ridwan Ahmad
Yuherman, SP.,MPd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT SETELAH BANJIR BANDANG DI JORONG SUNGAI PANGKUA NAGARI PAKAN RABAA KECAMATAN KOTO PARIK GADANG DIATEH KABUPATEN SOLOK SELATAN Hisni Amri Mubarak, 1 Drs Ridwan Ahmad.,2 Yuherman, S.P, M.Pd.3 1. The geografhy education student of STKIP PGRI West Sumatera 2, 3. The lecturer at geografhydepartment of STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACK This study aimed to describe the social life of the people after flash floods in river JorongPangkuaNagari Koto subdistrict Feed Rabaaskelter Tower Diateh South Solok in the social lives of everyday people after flash floods seen from : 1 ) Education of children after the flood . 2 ) public health after flash floods . 3 ) social interaction after flash floodsThis research method is descriptive , which became the study population are people who are in Jorong Pangkua River Nagari Koto subdistrict Feed Rabaaskelter Tower Diateh South Solok in the social lives of everyday people after flash floods , amounting to 350 families . Data collection using questionnaires with analysis techniques , using formulas and percentages Achievement Level Respondents ( TCR ) .Results of the study include : 1 ) education after flash floods in river JorongPangkuaNagari Koto subdistrict Feed Rabaaskelter Tower Diateh South Solok including good enough 70 71.7 % of respondents . 2 ) public health after flash floods in river JorongPangkuaNagari Koto subdistrict Feed Rabaaskelter Tower Diateh South Solok including good enough 70 67.8 % of respondents . 3 ) social interaction after flash floods in river JorongPangkuaNagari Koto subdistrict Feed Rabaaskelter Tower Diateh South Solok including both 86.5 % of the 80 respondents .
Key Words : Masyarakat, Banjir Bandang, Sosial
PENDAHULUAN Indonesia sudah teridentifkasi sebagai negara rawan bencana. Tidak bisa dipungkiri karena beberapa tahun terakhir ini, bencana memang sering terjadi mulai dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun bencana karena kesalahan manusia. Kesalahan manusia yang menyebabkan bencana seringkali tidak disadari, hal ini karena kultur pembangunan di Indonesia yang hanya business oriented tanpa memperhatikan aspek lingkungan. Bencana akibat kesalahan manusia yang sering terjadi di Indonesia adalah bencana banjir. Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kerawanan tingkat terhadap berbagai ancaman bencana alam. Bencana alam banjir, tanah longsor, dan degradasi lahan memiliki frekuensi kejadian yang sangat tinggidi indonesia. Posisi geografis di indonesiadi daerah tropis terletak di antara dua benuadan dua samudera menjadikan Indonesia memiliki sitem cuaca dan iklim kontinental maritim yang khas. Meskipun pola iklim terjadi pergiliran teratur seperti bergantinya musim hujan dan musim kemarau, jika terjadi gangguan tropis, sering terjadi cuaca ekstrem yang dapat memicu terjadinya bencana alam (Dedi Hermon, 2012). Bencana alam sudah terjadi semenjak dahulu kala dan sampai sekarang masih juga terjadi, dinamika bumi yang tiada hentinya dapat menimbulkan bencana alam, manusia dengan kemampuan inovasi dan rekayasa yang dikuasainya dan terus dikembangkan dibenarkan memanfaatkan sumber daya alam yang ada demi hidup dan kehidupan manusia di dunia. Memanfaatkan sumber daya alam yang berlebihan seperti penebangan hutan atau ilegal loging secara berlebihan dan tidak ramah lingkungan dapat menimbulkan bahaya yang sangat besar (Sukandarrumidin, 2010:7). Banjir bandang adalah banjir di daerah di permukaan rendah yang terjadi akibat hujan yang turun terus-menerus dan muncul secara tiba-tiba. Banjir bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah tersebut berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi. Air yang tergenang lalu berkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, segala macam benda yang dilewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba. Banjir bandang dapat mengakibatkan kerugian yang besar. Di sisi lain banjir bandang merupakan suatu proses aliran air yang deras dan pekat karena disertai dengan muatan masif bongkah-bongkah batuan dan tanah (sering pula disertai dengan batang-batang kayu) yang berasal dari arah hulu sungai. Selain berbeda dari segi muatan yang terangkut di dalam aliran air tersebut, banjir bandang ini juga berbeda dibandingkan banjir biasa. Sebab, dalam proses banjir ini, terjadi kenaikan debit air secara tiba-tiba dan cepat meskipun tidak diawali dengan turunnya hujan. Tak hanya itu, banjir bandang mampu menghanyutkan apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Banjir ini biasanya terjadi di area dekat pegunungan, dimana tanah pegunungan seolah longsor karena air hujan lalu ikut terbawa air ke daratan yang lebih rendah. Biasanya banjir bandang ini akan
menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu berukuran besar. Material-material ini tentu bisa merusak pemukiman warga yang berada di wilayah sekitar pegunungan. Banjir bandang pada umumnya dapat terjadi dengan diawali oleh proses pembendungan alamiah di daerah hulu sungai yang berada pada lereng-lereng perbukitan tinggi. Pembendungan alamiah ini sering terjadi sebagai akibat terakumulasinya endapanendapan tanah dan batuan yang longsor dari bagian atas lereng. Proses pembendungan alamiah ini dapat terjadi secara lebih cepat apabila disertai dengan penumpukan batang-batang kayu yang terseret saat longsor terjadi. Kepala BPBD Solok Selatan Hamudis kepada Haluan mengatakan Tanggal 14 Desember 2012, terjadi banjir bandang (galodo) di Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga sungai di batang binuang dan batang pangkua meluap dan menyebabkan terjadinya banjir bandang, akibat dari banjir bandang menyebabkan 2 orang hilang, 1 unit jembaktan putus, 175 rumah yang dihuni 600 orang jiwa dan 3 rumah sekolah terendam banjir serta menghanyutkan 2 buah rumah dan 10 rumah rusak berat, kemudian 50 ha sawah terendam oleh (lumpur, batu dan batang kayu). Banjir bandang juga banyak menimbulkan kerugian harta benda seperti sarana dan prasaran pendidikan, kesehatan masyarakat, mata pencaharian, hubungan sosial. Berdasarkan kenyataan yang penulis lihat dilapangan setelah terjadi banjir bandang pada tanggal 15 desember 2012 di Jorong Sungai Pangkua Kenagarian Pakan Rabaa, penulis sangat perihatin melihat kondisi tempat kejadian yang porak-poranda di terjang banjir bandang, seperti rumah yang dipenuhi dengan lumpur dan dialiri oleh air sehingga mengakibatkan kesehatan masyarakat kurang terjamin, serta merusak sarana dan alat pendidikan anak, dan membuat interaksi sosial dalam keluarga dan masyarakat menjadi kurang baik. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Kehidupan Sosial Masyarakat Setelah Banjir Bandang Di Jorong Sungai Pangkua Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan” Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pendidikan anak di Jorong Sungai Pangkua Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Setelah Banjir Bandang? 2. Bagaimana kesehatan masyarakat di Jorong Sungai Pangkua Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Setelah Banjir Bandang? 3. Bagaimana Interaksi sosial masyarakat di Jorong Sungai Pangkua Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Setelah Banjir Bandang? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi,
mengolah, menganalisis dan memahami serta membuat distribusi tentang: 1. Pendidikan anak di Jorong Sungai Pangkua Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Setelah Banjir Bandang 2. Kesehatan masyarakat di Jorong Sungai Pangkua Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Setelah Banjir Bandang 3. Interaksi sosial masyarakat di Jorong Sungai Pangkua Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Setelah Banjir Bandang Reni Darlina (2002) yang berjudul “studi tentang kehidupan sosial ekonomi pensinso di Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo Jambi” menyatakan kecenderungan bahwa rata-rata tingkat pendidikan yang dimiliki oleh anggota keluarga pensinso masih tergolong rendah berjumlah 71.4%, serta itu pendidikan non formal yang ditempuh oleh keluarga pesninso baik berupa ketrampilan bengkel, pertukanga, maupun dalam bentuk kursus sangat kurang sekali. Studi Zurni (1996) yang berjudul “ latar belakang kondisi sosial dan ekonomi masyarakat terhadap kondisi lingkungan pemukiman di batang arau kecamatan padang selatan”. Penelitian ini menyimpulka bahwa tingkat pendidikan , pendapatan dan kesadaran masyarakat mempunyai hubungan yang berarti terhadap kondisi lingkungan dimana mereka tinggal. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah yang akan diteliti, pembatasan masalah dan tujuan penelitian seperti yang telah dijelaskan pada bab terdahulu, maka penelitian ini digolongkan pada jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian, (Arikunto, 2010: 3). Dalam penggunaan metode ada teknik penelitian utama yang digunakan dalam mengumpulkan data/informasi yang diperlukan antara lain pengamatan atau observasi pertisipasi dan wawancara. Populasi dan Sampel 1. Populasi Sesuai dengan tujuan yang akan di capai, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang bertempat tinggal di tempat terjadinya banjir bandang di Jorong Sungai Pangkua Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan. 2. Sampel Pengertian sampel menurut Suharsimi Arikunto (2010: 174) adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti. Menurut Sugiyoni (2011: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan populasi dan sampel wilayah diatas maka sampel responden penelitian ini tertarik secara proposional random sampling dengan besar 20%. Adapun jumlah KK di jorong sungai pangkua sebesar 350 dengan persentase 20%, sehingga jumlah
responden yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 70 orang responden. Jenis Data, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data dan Alat Pengumpulan Data 1. Jenis Data Sesuai dengan jenis dan kajian penelitian yang hendak dicapai maka data yang di kategorikan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang akan dikumpulkan adalah berupa sikap. Data sekunder adalah keadaan geografis atau data yang mendukung dan menunjang dalam penelitian. 2. Sumber Data Sesuai dengan jenis data yang diambil dalam penelitian ini, maka sumber data primernya adalah responden dilapangan sedangkan data sekundernya diperoleh dari Kantor Camat, Kantor Wali Nagari dan instansi yang dianggap mempunyai data yang relevan. 3. Teknik Pengumpulan Data Data primer diperoleh melalui penyebaran angket dengan sampel responden yaitu daftar pertanyaan dan kuisioner. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui observasi, pencatatan dan wawancara dengan pejabat setempat seperti Camat, Wali Nagari, Jorong dan sebagainya mengenai pendidikan, kesehatan, interaksi sosial yang terdapat didalam masyarakat setelah banjir bandang di Jorong Sunngai Pangkua Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan. 4. Alat Pengumpulan Data Data primer dikumpul melalui penyebaran angket dengan menggunakan daftar pertanyaan dan kuisioner yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan data sekunder diperoleh dari wawancara, observasi dan pencatatan sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam penelitian ini untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Teknik Analisa Data Teknik analisa data yang digunakan untuk menganalisa data penelitian ini adalah analisa statistik deskriptif karena tujuan penelitan ini adalah untuk melihat kecenderungan-kecenderungan indikator masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut: P = x 100 % Keterangan: P : Persentase hasil yang diperoleh f : Frekuensi jawaban responden n : Jumlah responden Arikunto 2006 Sudjana (1996). TCR untuk memperoleh gambaran seberapa besar frekuensi data yang menyangkut rata, standar deviasi, median, mode, skor maksimum dan skor minimum dan tcr. Untuk mengetahui tingkat pencapaian jawaban responden pada pertayaan- pertanyaan variable motivasi hidup sehat dipakai rumus berikut : TCR = 100% Dimana = TCR = tingkat pencapaian responden .kriteria jawaban responden sebagai berikut : Jika TCR berkisar antara 90% -100% = Sangat baik Jika TCR berkisar antara 80% - 89% = Baik Jika TCR berkisar antara 65% -79% = Cukup baik
Jika TCR berkisar antara 55% - 64% = Kurang baik Jika TCR berkisar antara 0% - 54% = Tidak baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Tujuan geografi suatu daerah secara umum merupakan gambaran, gejala kondisi keruangan suatu daerah serta aspek kehidupan dapat dibagi atas dua bagian yaitu kondisi fisik dan kondisi sosial. Kondisi fisik Nagari Pakan Rabaa berada pada dataran rendah dan sebagian berada pada jajaran perbukitan dan sampai saat ini dalam kondisi hutan belantara. Secara geografis berada pada 01° 17’ 13”- 01º 36’ 04” Lintang Selatan dan 100º 53’ 24”- 101° 13’ 10” Bujur Timur, dengan luas wilayah lebih kurang 134,86 km². Secara administratif Nagari Pakan Rabaa berbatas: Sebelah Utara berbatasan dengan Nagari Pakan Rabaa Tengah Sebelah Selatan dengan Nagari Pasia Talang Kecamatan Sungai Pagu Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan Sebelah Timur dengan Nagari Pakan Rabaa Timur/ Kabupaten Dhamasraya Batas sebelah Barat dan Timur merupakan batas yang sulit ditentukan batas yang sebenarnya, karena yang menjadi batasnya adalah hutan belantara (rimbo lape). Seperti batas dengan Kabupaten Pesisir Selatan, yang menjadi patokan hanya aliran sungai. Daerah hutan belantara yang dilewati oleh sungai yang mengalir ke Nagari Pakan Rabaa, maka daerah tersebut masuk dalam Nagari Pakan Rabaa, dan sebaliknya. Sebagian besar kondisi lahan Nagari Pakan Rabaa bertopografi datar, yakni seluas 39,570 Ha, lahan bergelombang 4,665 Ha, kemudian lahan dengan kemiringan yang curam yaitu seluas 25,011 Ha sedangkan dengan lahan yang sangat curam seluas 415 Ha. Secara umum beriklim tropis dengan temperatur bervariasi antara 20ºC hingga 33ºC dengan curah hujan cukup tinggi yaitu 2595mm/tahun. Dengan kelembaban udara berkisar 20 %, nagari pakan rabaa mempunyai iklim tropika basah. Pada umumnya musim penghujan berlangsung pada bulan Januari sampai dengan Mei, September sampai dengan Desember, sedangkan musim kemarau pada bulan Juni sampai dengan Agustus. Angin pada umumya bertiup dari arah Barat Daya sampai Tenggara. Kondisi sosial a. Keadaan penduduk Berdasarkan data primer kantor Wali Nagari Pakan Rabaa, jumlah penduduk Nagari Pakan Rabaa pada tahun 2013 diperkirakan 8692 jiwa dan 2214 KK yang terdiri dari delapan Jorong yaitu Sungai Aro, Sawah Lawe, Aia Angek, Pakan Rabaa, Sungai Bong Bandar Jelatang, Sungai Kapur, Sungai Pangkua, Sungai Aro Aia Tajun. b. Keadaan sosial Keadaan sosial masyarakat Nagari Pakan Rabaa diantaranya sebagai berikut: 1) Pendidikan Dalam pembangunan sumber daya manusia, peningkatan kualitas pendidikan mempunyai posisi
sangat strategis, untuk menghadapi tantangan era globalisasi ini. Persaingan disegala bidang kehidupan akan sangat ketat. Untuk itu dibutuhkan kualitas semberdaya manusia yang sehat, cerdas dan tangguh. Adapun prasarana Pendidikan yang dimiliki Nagari Pakan Rabaa sebagai berikut: Tabel IV.1 Prasarana Pendidikan di Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan No Uraian 2013 1 PAUD 10 2 TK 6 3 Sekolah Dasar 6 4 Sekolah Lanjutan Tingkat 2 Pertama (SLTP) 5 Sekolah Lanjutan Tingkat 1 Atas (SLTA) Sumber: Kantor Wali Nagari Pakan Rabaa, 2014 2) Kesehatan Pembangunan kesehatan merupakan unsur yang penting dalam upaya pembangunan sumber daya manusia untuk meningkatkan kualitasnya. Sehingga dapat mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Kebijakan pembangunan kesehatan diprioritaskan paa upaya pelayanan kesehatan dasar, yang lebih dititik beratkan pada upaya pencegahan dan promosi kesehatan. Upaya peningkatan kesadaran untuk membudidayakan pola hidup sehat masih memerlikan sosialisasi lebih intensif karena kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan budaya masyarakat yang kurang mendukung. Nagari Pakan Rabaa saat ini memiliki 2 Puskesmas Pembantu, 9 Posyandu, dan 3 Polindes. Tenaga kesehatan yang ada 4 orang perawat, 6 orang bidan. Hal ini sangat menyulitkan bagi pasien-pasian yang lemah dan parah karena harus dibawah ke RSUD Muara Labuh yang jaraknya cukup jauh. 3) Norma kehidupan yang ada dalam masyarakat Dikenagarian Pakan Rabaa norma-norma itu yang berupa aturan-aturan yang sangat esensial bagi kehidupan. Aturan itu antara lain mengatur hubungan pergaulan antara pria dan wanita, tata karma, kesopanan dan sistim kekerabatan. Dalam sistem sosial masyarakat kenagarian Pakan Rabaa memiliki solidaritas yang tinggi, hal ini terlihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat seperti pesta pernikahan, mengadakan suatu acara yang cukup besar serta dalam bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah. Pembahasan Pada pembahasan ini akan dibahas hasil penelitian deskriptif tentang Kehidupan Sosial Masyarakat Setelah Banjir Bandang Di Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan yang meliputi pendidikan, kesehatan dan interaksi sosial. Pertama. Berdasarkan pertanyaan penelitian didapatkan hasil pengolahan data tentang pendidikan anak-anak setelah banjir bandang di Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan. Pendidikan (pendidikan anak-anak) setelah banjir bandang . Pada umumnya
anak-anak dalam tiap kepala keluarga menjalani pendidikan di tingkat SD, SMP, SMA. Pendidikan anak-anak setelah banjir bandang pada umumnya cukup lancar, kalau dilihat dari sarana perlengkapan pendidikannya dominan kurang lengkap, biaya pendidikan anak-anak pada umumnya biaya sendiri, keuangan orang tua selama anak-anak menjalani pendidikan formal umumnya cukup, sarana perlengkapan pendidikan didesa umumnya cukup lengkap, pada umumnya orang tua mendapat pengganti sarana perlengkapan pendidikan anak-anak setelah banjir bandang yaitu dari bantuan pemerintah, proses pendidikan anak-anak setelah banjir bandang umumnya terganggu, dan lama terganggunya yaitu dua minggu. Menurut Afifudin (2011), pendidikan Dictionary of education, Pendidikan merupakan . a) Proses seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentu tingkah laku lainnya dlam masyarakat tempat dia hidup. b) Proses sosial yang menghadapkan seseorang pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah) sehingga mereka dapat memperoleh dan mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individual yang optimum. Kedua. berdasarkan pertanyaan penelitian didapatkan hasil pengolahan data tentang kesehatan keluarga setelah banjir bandang di Jorong Sungai Pangkua Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan. Dilihat dari kesehatan masyarakat setelah banjir bandang pada umumnya kondisi kesehatan keluarga dikatakan cukup baik, keadaan kebersihan lingkungan rumah umumnya cukup baik, kalau dilihat dari kepedulian masyarakat terhadap kesehatan keluarga umumnya semuanya sangat peduli, keadaan kebersihan air dirumaah masyarakat umumnya cukup baik, masyarakat yang terkena dampaknya banjir bandang pada umumnya pernah mengalami penyakit, penykit yang banyak diderita masyarakat pada umumnya gatal-gatal, lamanya tiap keluarga yang terkena penyakit pada umumnya dua minggu paling lama, cara mengatasi penyakit pada umumnya berobat dengan bantuan pemerintah, penyakit yang diderita masyarakat umumnya sudah tidak dirasakan oleh masyarakat lagi. Soekidjo Notoatmodjo, (2005) Secara awam sehat diartikan keadaan seseorang yang dalam kondisi tidak sakit, tidak ada keluhan, dapat menjalankan kegiatan sehari, dan sbagainya. Menurut batasan ilmiah, sehat atau kesehatan telah dirumuskan dalam undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 sebagai berikut: “keadaan sempurnah baik fisik, mental dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, serta produktif secara ekonomi dan sosial. Ketiga, berdasarkan pertanyaan penelitian didapatkan hasil pengolahan data tentang interaksi sosial masyarakat setelah banjir bandang di Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan. Dilihat dari interaksi sosial masyarakat setelah banjir bandang umumnya komunikasi sesama korban banjir bandang baik, interaksi sosial tiap keluarga umumnya sangat baik, jumlah jam berkumpul dalam keluarga tiap harinya umumnya 2-4 jam sehari, terjadinya pertengkaran
dalam keluarga umumnya tidak pernah, hubungan dengan kerabat/sanak famili umumnya baik, hubungan dalam lingkungan sehari-hari umumnya baik, hubungan dengan tetangga umumnya baik, berselisih paham dengan tetangga umumnya tidak pernah, kenal dengan tetangga disekeliling rumah umumnya sangat kenal, menjenguk tetangga dari tetangga yang kena musibah sakit atau meninggal dunia umumnya selalu pergi, hubungan dalam lingkungan masyarakat seharihari umumnya baik, pergi mengikuti acara gotong royong dalam masyarakat umumnya selalu pergi. Manusia berinteraksi dengan sesamanya dalam kehidupan untuk menghasilkan pergaulan hidup dan suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru akan terjadi apabila manusia dalam hal ini orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama mengadakan persaingan, pertikaian, dan lain-lainmaka dapat dikatakan bahwa interaksi sosial adalah proses-proses sosial yang menunjukan pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis, (Elly M Setiadi dkk, 2012 ). PENUTUP Kesimpulan 1. Kondisi pendidikan anak-anak setelah banjir bandang di Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan di peroleh skor rata-rata 2,8 dengan tingkat pencapaian responden sebesar 71,7% yang berada dalam kategori cukup baik, dilihat dari sarana perlengkapan pendidikan anak-anak kurang lengkap, perlengkapan pendidikan yang rusak umumnya bantuan dari pemerintah, dan lama pendidikan yang terganggu karena banjir bandang yaitu dua minggu. 2. Kondisi kesehatan masyarakat setelah banjir bandang di nagari pakan rabaa kecamatan koto parik gadang diateh kabupaten solok selatan diperoleh skor rata-rata 2,7 dengan tingkat pencapaian responden sebesar 67,8% yang berada dalam kategori cukup baik, dilihat dari kesehatan masyarakat cukup baik, penyakit yang pernah diderita yaitu umumnya penyakit gatal-gatal, lama penyakit yang diderita dua minggu, cara mengatasi penyakit berobat dengan bantuan pemerintah. 3. kondisi interaksi sosial masyarakat setalah banjir bandang di Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan diperoleh skor rata-rata 3,5 dengan tingakat pencapaian responden sebesar 86,5% yang artinyaterdapat pada kriteria cukup baik. dilihat dari interaksi sesama banjir bandang baik, interaksi dalm keluaga sangat baik, berkumpul dalam keluarga 2-4 jam sehari dan hubungan dalam lingkungan sehari-hari umumnya baik. Saran 1. Kepala keluarga di Jorong Sungai Pangkua Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selat supaya lebih memperhatikan pendidikan anak-anak dan meningkatkan kualitas pendidikan mereka untuk kedepannya.
2. Seterusnya kepala keluarga dan masyarak di Jorong Sungai Pangkua Nagari Pakan Rabaa Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh Kabupaten Solok Selatan untuk menjaga kesehatan keluarga dan menjaga kebersihan lingkungan supaya tetap sehat baik itu dari segi jasmani dan rohani, dan bagi pemerintah supaya memberikan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat yang kurang mampu. 3. Dan kepala keluarga beserta masyarakat di jorong sungai pangkua nagari pakan rabaa kecamatan koto parik gadang diateh kabupaten solok selatan diharapkan agar saling menjaga komunikasi yang baik supaya tidak terjadi pertengkaran di dalam keluarga dan masyarakat. Daftar Pustaka Afifuddin. 2011. Perencanaan pendidikan. Pustaka Setia. Bandung Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Hamdani. 2011. Dasar-dasar Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia. Hermon, Dedi. 2012. Mitigasi Bencana Hidrometeorologi. Padang: UNP PRESS. http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan,di akses 20/ 12/2013. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI, diakses, 20/ 12/ 2013. http://aaknasional.wordpress.com/2012/03/12/masalahkesehatan-masyarakat-di-indonesia/. Irianto, Gatot. 2002. Banjir Bandang: Penyebab Utama dan Upaya Antisipasiny: Jakarta: Sinar Tani. Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Notoatmodjo Soekidjo, 2005. Promosi kesehatan teori dan aplikasi, PT. Rineka Cipta. Jakarta. Reni darlina (2002). studi tentang kehidupan sosial ekonomi pensinso di Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo Jambi. Stkip Pgri Sumbar. Padang Soekidjo. Noto Admodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Erlangga. Sarbini. 2011. Perencanaa Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Setiadi. Elly, 2012 ilmu sosisal dan budaya dasar. Kencana, Jakarata Soekanto, soerjono. 2005. Sosiologo suatu pengantar. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta Soekanto, soerjono. 2009. Sosiologi suatu pengantar. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta Studi Zurnu (1996). Latar belakang kondisi sosial dan ekonomi masyarakat terhadap kondisi lingkungan pemukiman di batang arau kecamatan padang selatan. Stkip Pgri Sumbar. padang Sugiharyanto, (2006). Geografi dan sosiologi. Yudhistira. Pustaka Nasional Supriatni, (2001) http/www.com. pengertian pendidikan. Di akses 21/07/11
Suprijatno, (2005) pendidikan orang dewasa. PT Bumi Aksara. Jakarta. Sukandarrumidi. 2012. Bencana Alam dan Bencana Anthropogene. Jakarta: Kanisius. Tilaar, (2002) pendidikan untuk masyarakat indonesia. Girasindo Baru. Aksara. Undang-Undang RI No. 20 Tahun. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Aneka Ilmu: Semarang. Yulailawati, Ella. Dkk. 2008. Mencerdaskan Bencana. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.