DAMPAK PENAMBANGAN BAHAN GALIAN C TERHADAP LAHAN DI BATANG KALUMBUK KENAGARIAN AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA
JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S.1)
ADISA PUTRI NPM: 10030010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
IMPACTS OF MINING MINERAL ON LAND IN BATANG KALUMBUK KENAGARIAN AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA By: Adisa Putri, Helfia Edial 2 Farida 3 1
Geography Education Departmen Of STKIP PGRI Sumatera Barat Lecturer at Geography Education Department Of STKIP PGRI Sumatera Barat
23
ABSTRACT This study aims to find out about the impact of the Mining Minerals C on Land In Kenagarian District of Koto Baru Ampang Kuranji Dharmasraya, in terms of: (1) Widening of the river due to mining of minerals category C to the land. (2) Erosion of riverbanks due to mining of minerals category C to the land. The method used is descriptive quantitative method. The sampling method using purposive sampling, in which the measurement is done along the river Batang Kalumbuk. Widening of the river and river bank erosion by river flow velocity, slope, vegetation cover and rock outcrops. The results showed that: (1) there has been a widening Kalumbuk rod which varies between 7 - 12 m, in sample 1 is the widening of the river reaches 7 meters, the second sample dilation reaches 8 meters and the sample 3 had 12m width. (2) The flow rate in the study area varies later than 56.03 cm / sec and the fastest 62.35 cm / sec. encourage the flow velocity of the river bank erosion. (3) The slope of the slope of the study area including the class II category ramps. (4) Vegetation land cover classified as class II (Low) closure vegetation consists of grasses, plantations, coconut, oil palm, rubber bushes and plants. (5) The rate of river bank erosion by rock outcrops in the study area belong to the class II (Low), namely: between 2 - 10% and 10 - 50% Keyword : Mining, Minerals C, Impacts PENDAHULUAN Manusia dalam mempertahankan hidupnya akan mengelola dan memanfaatkan alam sebagai sumber makanan, pakaian, tempat tinggal dan berbagai kebutuhan pendukung lainnya yang dibutuhkan secara terus-menerus untuk tetap melahirkan peradaban. Segala aktivitas manusia mengelola alam memiliki dampak positif langsung terhadap ketersediaan dan pemenuhan kebutuhan serta kesejahteraan hidup manusia yang diperoleh dari alam. Kegiatan eksploitasi sumberdaya mineral atau bahan galian merupakan salah satu sektor pembangunan baik secara fisik, ekonomi dan
sosial. keberadaan pertambangan bahan galian C di Batang Kalumbuk di Kenagarian Ampang Kuranji terdapat tiga tempat penambangan galian C, yaitu pada daerah Koto Gadang, Padang Beriang dan Pasa Banda yang sangat dibutuhkan untuk mendukung penyediaan material bangunan guna menunjang laju pembangunan wilayah Kenagarian Ampang Kuranji dan sekitarnya. Namun hal ini yang juga sering timbul secara bersamaan dengan dampak positif terhadap pemanfaatan alam kemampuan manusia yang semakin maju disetiap zamannya dalam mengelola alam mengakibatkan terjadinya kerusakan alam dan lingkungan tempat penambangan apalagi kepadatan penduduk
semakin meningkat, terjadinya eksploitasi secara besar-besaran terhadap alam yang tidak dapat dihindari. Salah satu contoh kebutuhan hidup manusia yang begitu penting dan dapat terjadinya kerusakan lahan yaitu bidang pertambangan. Kerusakan lahan akibat pertambangan dapat terjadi selama kegiatan pertambangan berlangsung maupun tidak berlangsungnya kegiatan pertambangan, dampak yang ditimbulkan akan berbeda pada setiap jenis pertambangan, tergantung pada metode dan teknologi yang digunakan. Kebanyakan kerusakan lahan yang terjadi disebabkan oleh penambang yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku dan adanya penambang tanpa izin yang melakukan pertambangan secara liar dan tidak ramah lingkungan. Semakin besar skala pertambangan, makin besar dampak yang ditimbulkan, Perubahan lingkungan akibat pertambangan dapat bersifat permanen atau tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula. Penambangan bahan galian C berperan sebagai bagian dari modal dasar pembangunan daerah sehingga di daerah Dharmasraya yaitu di Kenagarian Ampang Kuranji banyak terdapat bahan galian C yang merupakan sumberdaya mineral yang tidak dapat diperbaharui sehingga dijumpai kerusakan lahan pada sungai di sekitar pertambangan yang dilakukan secara terbuka dengan penggalian dan pengerukan.
sungai, yang disebabkan pertambangan bahan galian C.
oleh
kegiatan
Sebelum adanya pertambangan bahan galian C di sungai ini berdasarkan observasi di lapangan penambangan ini berlangsung selama 7 tahun dan terjadi pelebaran pada badan sungai sekitar 5-10 m dan pada daerah pertambangan masyarakat disepanjang sungai banyak menanam jagung, tebu, jeruk dan sayur-sayuran sekarang beralih dengan menanam karet karena tanahnya menjadi kering dan sering mengalami gagal panen dari hasil kebun mereka. Serta terjadinya pendangkalan sungai dan terjadi banyak erosi sepanjang tebing sungai. Berdasarkan dugaan sementara dan hasil pengamatan yang penulis lakukan, kerusakan lahan yang ada di sekitar aliran sungai Batang kalumbuk ini telah banyak mengalami kerusakan yang disebabkan oleh pertambangan bahan galian C terutama pelebaran sungai dan erosi tebing sungai. Atas dasar itulah penulis memandang perlu untuk meneliti apakah terdapat pengaruh dari keberadaan pertambangan bahan galian C terhadap kerusakan lahan di Batang Kalumbuk dalam sebuah penelitian yang berjudul ” Dampak Penambangan Bahan Galian C Terhadap Lahan Di Batang Kalumbuk Kenagarian Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya”. METODE PENELITIAN
Batang Kalumbuk merupakan salah satu sungai yang berada di Kenagarian Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya yang berhulu dari Abai Siat dan bermuara di Koto Baru. Cara pertambangan bahan galian C di Kenagarian Ampang Kuranji dilakukan mengunakan alat yang cangih atau menggunakan spator dan mesin dompeng untuk pengambilan pasir, kerusakan di areal sekitar Batang Kalumbuk ini semakin meningkat seiring dengan aktivitas pertambangan yang semakin luas. Kondisi Batang Kalumbuk pada saat sekarang sudah mengalami banyak dampak dari aktivitas pertambangan bahan galian C seperti terjadi kerusakan lahan atau di sekitar areal sungai yang akan berdampak pada penurunan kualitas lingkungan hidup berupa berubahnya fungsi lahan, berubahnya tofografi, hilangnya lapisan tanah pucuk dan hilangnya sumber air bawah tanah, terjadinya sedimentasi, erosi, kualitas air serta terjadinya pelebaran badan
Penelitian ini dapat di golongkan pada jenis penelitian ini adalah penelitian deskriftif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif ini bertujuan untuk memperlihatkan keadaan sebagaimana adanya sesuai kenampakan yang berdasarkan atas perhitungan rata-rata presentase dan statistik lainnya (Arikunto 2013). Analisis untuk menentukan tingkat erosi tebing sungai digunakan formula yang dikemukakan oleh Dibyosaputro (1999) dalam hermon (2012) yaitu: =
=
=
=4
Keterangan : I = besar jumlah interval kelas (4) c = Jumlah harkat kelas tertinggi (5 x 5 = 25) b = Jumlah harkat terendah (5) k = Jumlah kelas yang diinginkan (5)
Dari persamaan di atas, maka besar jarak untuk masing-masing kelas bahaya erosi adalah 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskriptif tempat penelitian Secara Astronomis Kecamatan Koto Baru terletak antara 1°02´58´´ - 1°11´42´´ Lintang Selatan dan 101o35’10” – 101o46’35” Bujur Timur, berada pada ketinggian antara 100 - 1.500 m di atas permukaan laut. Luas Kecamatan Koto Baru 22.120 km2 dan memiliki 4 Kenagarian di antaranya, Kenagarian Koto Baru, Kenagarian Ampang Kuranji, Kenagarian Sialang Gaung dan Kenagarian Koto Padang. Pelebaran sungai akibat penambangan bahan galian C terhadap lahan di Batang Kalumbuk Kenagarian Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, pelebaran yang didapat pada daerah penelitian berkisar antara 7 meter - 12 meter. Erosi tebing sungai akibat penambangan bahan galian C terhadap lahan di Batang Kalumbuk Kenagarian Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, pada daerah penelitian secara keseluruhan tergolong pada kelas (III) yaitu sedang. Berdasarkan kecepatan aliran sungai pada daerah penelitian tergolong dalam kelas (III) yaitu sedang dengan harkat 12, berdasarkan kemiringan lereng pada daerah penelitian termasuk dalam kelas (II) yaitu rendah dengan harkat 6, berdasarkan vegetasi penutupan lahan pada daerah penelitian tergolong dalam kelas (II) yaitu rendah dengan harkat 7, berdasarkan singkapan batuan pada daearah penelitian tergolong dalam kelas (II) yaitu rendah dengan harkat 7. Penambangan bahan galian C yang dilakukan disepanjang aliran Batang Kalumbuk berpotensi bagi kerusakan lahan yang ada di pinggir sungai. Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan penambangan berupa kerusakan pada sekitar sungai seperti Pelebaran sungai dan erosi tebing sungai. Pertama, pelebaran sungai pada daerah penelitian tergolong bervariasi pengukuran dilakukan dengan cara pengamatan visual pada dasarnya Batang Kalumbuk ini telah mengalami perubahan dengan bukti masih ada akar tanaman
yang tertinggal didasar sungai, pelebaran yang di dapat pada daerah penelitian ini berkisar antara 7m – 12m. Hal ini sesuai dengan penelitian Yunita (2011) tentang studi kerusakan Batang sumpur di Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman dengan kesimpulan penelitian yaitu terjadinya perubahan aliran batang sumpur tergolong sangat besar, daerah yang ditinggalkan antara 5m – 10m dari aliran sungai pertama, terjadi runtuhan tebing sehingga menyebabkan pelebaran sungai. Jadi berdasarkan hasil penelitian dan penelitian Yunita (2011) terjadinya perubahan aliran sungai tergolong sangat besar, daerah yang ditinggalkan antara 7m – 12m dari aliran sungai pertama, terjadi runtuhan tebing sehingga menyebabkan pelebaran sungai. Hal ini disebabkan erosi tebing sungai yang berada pada disepanjang sungai. Kedua, erosi tebing sungai pada daerah penelitian secara keseluruhan tergolong pada kelas (III) yaitu sedang. Berdasarkan kecepatan aliran sungai pada daerah penelitian tergolong dalam kelas (III) yaitu sedang dengan harkat 12, berdasarkan kemiringan lereng pada daerah penelitian termasuk dalam kelas (II) yaitu rendah dengan harkat 6, berdasarkan vegetasi penutupan lahan pada daerah penelitian tergolong dalam kelas (II) yaitu rendah dengan harkat 7, berdasarkan singkapan batuan pada daearah penelitian tergolong dalam kelas (II) yaitu rendah dengan harkat 7. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Yanti (2013) tentang erosi tebing sungai pada Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan dengan hasil penelitian pada setiap daerah penelitian secara keseluruhan termasuk dalam kelas (III) sedang. Berdasarkan kecepatan aliran sungai pada daerah penelitian tergolong dalam kelas (IV) yaitu tinggi dengan harkat 15, berdasarkan kemiringan lereng pada daerah penelitian termasuk dalam kelas (II) yaitu rendah dengan harkat 8, berdasarkan vegetasi penutupan lahan pada daerah penelitian tergolong dalam kelas (IV) yaitu rendah dengan harkat 15, berdasarkan singkapan batuan pada daerah penelitian tergolong dalam kelas (III) yaitu rendah dengan harkat 11.
Hal ini juga sesuai dengan penelitian Indrayati (2013) tentang erosi tebing sungai kuantan di Kenagarian Padang Tarok Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung, erosi tebing sungai pada daerah penelitian tergolong dalam kelas rendah, sedang dan tinggi untuk semua sampel penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dan penelitian Yanti (2013), Indrayati (2013) dapat disimpulkan bahwa erosi tebing sungai pada daerah penelitian tergolong sedang, penyebab utama erosi tebing sungai disebabkan karena kecepatan aliran sungai yang begitu cepat sehingga banyak terdapat erosi tebing sungai pada sepanjang sungai. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pelebaran sungai akibat penambangan bahan galian C terhadap lahan di Batang Kalumbuk Kenagarian Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, pelebaran yang didapat pada daerah penelitian berkisar antara 7 meter 12 meter. 2. Erosi tebing sungai akibat penambangan bahan galian C terhadap lahan di Batang Kalumbuk Kenagarian Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, pada daerah penelitian secara keseluruhan tergolong pada kelas (III) yaitu sedang. Berdasarkan kecepatan aliran sungai pada daerah penelitian tergolong dalam kelas (III) yaitu sedang dengan harkat 12, berdasarkan kemiringan lereng pada daerah penelitian termasuk dalam kelas (II) yaitu rendah dengan harkat 6, berdasarkan vegetasi penutupan lahan pada daerah penelitian tergolong dalam kelas (II) yaitu rendah dengan harkat 7, berdasarkan singkapan batuan pada daearah penelitian tergolong dalam kelas (II) yaitu rendah dengan harkat 7.
B. Saran 1. Bagi masyarakat yang melakukan penambangan bahan galian C untuk dapat memperhatikan kondisi sungai khusunya pada tebing sungai. 2. Erosi tebing sungai pada daerah sedang seharusnya ditanami dengan tanamnan yang mempunyai sistem perakaran yang dalam dan bukan tanaman semusim. 3. Untuk badan sumberdaya alam dan mineral agar lebih memperhatikan tentang betapa pentingnya pertambangan bahan galian C untuk menambah pendapatan daerah, serta dampak yang ditimbulkannya, memberi pengarahan dan pengetahuan kepada pekerja pertambangan bagaimana cara melakukan pertambangan tanpa merusak lingkungan agar erosi tebing sungai bisa dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Reineka Cipta. Indrayati, Titi (2013) tentang erosi tebing sungai kuantan di Kenagarian Padang Tarok Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat. Yanti, Elmi. (2013) Studi Tentang Tingkat Erosi Tebing Sungai di Aliran Batang Palangai Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan. Skripsi, Jurusan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat. Yunita,
Sri Armi (2011) Tentang Studi Kerusakan Batang Sumpur Di Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.