PERHITUNGAN GEOMETRIC DAN TEBAL PERKERASAN JALAN RUAS AMPANG KURANJI II – AMPANG KURANJI IV STA. 0+000 – 1+200 KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA Welly Sastrawijaya , Bahrul Anif , Gusnedi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang email:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK
Dalam rangka mendorong sektor perekonomian masyarakat sangat diperlukan sarana dan prasarana transportasi yang baik dan lancar, sehingga bisa memberikan pelayanan lalulintas yang optimal. Kabupaten Dharmasraya sebagai kabupaten hasil pemekaran dari kabupaten Sawahlunto Sijunjung memerlukan sarana transportasi yang lebih baik. Dengan wilayah yang cukup luas, maka pembangunan disegala bidang terutama di bidang transportasi terus dipacu untuk meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi masyarakat setempat. Salah satu sarana transpostasi yang dikembangkan adalah pembangunan ruas jalan Ampang Kuranji II – Ampang Kuranji IV STA. 0+000 – 1+200 Koto Baru. Berdasarkan data yang didapat penulis melakukan perencanaan untuk ruas jalan ini. Adapun perencanaan yang dihitung berupa tinjauan geometrik jalan yang menggacu kepada standar Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK). Untuk tinjauan tebal perkerasan menggunakan Metoda Analisa Komponen (MAK). Perencanaan alinemen horizontal yang mempunyai 20 tikungan, terdiri 5 tikungan Full Circle (FC), 1 tikungan Spiral Circle Spiral (SCS),dan 14 tikungan Spiral Spiral (SS). Pada alinemen vertikal terdapat 4 lengkung cembung dan 8 lengkung cekung. Tebal perkerasan didapat lapis permukaan Laston MS 340 tebal 5 cm, lapisan pondasi atas tebal 15 cm dan lapisan pondasi bawah tebal 19 cm. Hasil perencanaan ini, disarankan kepada dinas terkait untuk dapat menggunakan perhitungan ini dalam pelaksanaan. Kata kunci : Alinemen Vertikal, Alinemen Horizontal,dan Tebal Perkerasan
CALCULATION OF GEOMETRIC AND PAVEMENT THICKNESS SEGMENT AMPANG KURANJI II-AMPANG KURANJI IV STA. 0+000-1+200 KOTO BARU DISTRICT DHARMASRAYA Welly Sastrawijaya , Bahrul Anif , Gusnedi Civil engineering department, faculty of civil engineering and planning, bung hatta university of padang email:
[email protected] ,
[email protected] ,
[email protected]
ABSTRACT
In encouraging the public sector ofthe economy, thereis necessary good facilities and infrastructure transport, therefore it can provide optimal traffic services. District Dharmasraya that it is a division of the district Sawahlunto Sijunjung requires better transportation. The development in all fields especially in transportation continues to be encouraged in increasing
the economic growth of local communities with a large area. One of the tools developed are development Transporter on the road construction Ampang Kuranji II-Ampang Kuranji IV STA. 0+000-1+200 Koto Baru. Based on the data obtained by the authors to plan for these roads. The planning that was calculated in the form of a review of geometric path based on the standard of Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota(TPGJAK). Reviewof pavement thickness usedMetoda Analisa Komponen (MAK). Horizontal alignment design that has 20 bends, twists comprising 5 Full Circle (FC), 1 bend Spiral Spiral Circle (SCS), and 14 bends Spiral – Spiral (SS) On the vertical alignment arch there are 4 curved convex and concave curved 8. Surface layer of pavement thickness obtained Laston MS 3405 cm thick, the base layer is15cm thick and bottom foundation layer19cm thick. The results ofthis plan, it is advisable touse the services related to the implementation of this calculation. Key words : Horizontal alignment, Vertical alignment, and pavement thickness
lancar antar satu daerah dengan daerah
Pendahuluan
lainnya. Masyarakat sebagai penikmat Sebagai Prasarana transportasi darat yang memegang peranan sangat penting
akses jalan, menginginkan jalan yang nyaman dan aman untuk dapat dilewati
dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan untuk
menunjang
laju
pertumbuhan
ekonomi. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah – daerah terpencil, dimana dengan pembuatan jalan raya dan
Kabupaten
kelancaran
perkembangan
kegiatan
ekonomi, sosial, budaya dan kegiatan lainnya baik di daerah itu sendiri maupun daerah
sekitarnya.
Dengan
adanya
pembuatan jalan raya dapat membuat suatu wilayah menjadi maju
pemekaran,
memerlukan
suatu
sarana
transportasi
yang
untuk
dapat
menghubungkan
menjadi
prasarana suatu
baik semua
daerah-daerah
yang ada di kabupaten tersebut dengan kota Pulau Punjung sebagai ibu kota kabupaten. Dengan wilayah yang cukup luas, maka
pembangunan
disegala
bidang
terutama di bidang transportasi terus dipacu untuk meningkatkan pertumbuhan sektor ekonomi masyarakat setempat. Salah satu sarana transpostasi yang dikembangkan adalah pembangunan ruas jalan Ampang Kuranji II – Ampang
Ada atau tidaknya suatu sebagai
yang
berstatuskan kabupaten baru dari hasil
perkembangan transportasi yang terjadi dapat memberikan pengaruh baik terhadap
Dharmasraya
transportasi
patokan
pasti
jalan belum akan
terciptanya suati sistem perhubungan yang
Kuranci IV STA. 0+000 – 1+200 Koto Baru. Berdasarkan data yang didapat penulis melakukan perencanaan untuk ruas jalan ini.
Adapun
perencanaan yang
dihitung berupa tinjauan geometrik jalan
ekonomi sangat diperlukan agar mampu
yang menggacu kepada standar Tata Cara
mengatasi peningkatan arus lalu lintas.
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota
Salah satu prasarana
(TPGJAK).
tebal
penting dan perlu dikelola secara baik
perkerasan menggunakan Metoda Analisa
adalah jalan dan jembatan. Dari berbagai
Komponen (MAK). Menurut Tata Cara
macam usaha mengatasi peningkatan arus
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota
lalu lintas ada dua cara yang dapat
(TPGJAK) Tahun 1997, pada perencanaa
ditempuh yaitu :
geometric terdapat 2 jenis yaitu alinemen
Untuk
tinjauan
Meningkatkan kapasitas jalan
horizontal, alynemen vertical. Alinemen horizontal pada
adalah proyeksi sumbu jalan
bidang
horizontal.
transportasi yang
yang sudah ada dengan pelebaran
Membangun jalan baru
Alinemen
termasuk jalan bebas hambatan
horizontal dikenal juga dengan nama
Untuk membangun ruas jalan yang
“situasi jalan” atau “trase jalan”. Alinemen
baru ataupun peningkatan kapasitas jalan
horizontal terdiri dari dua garis lurus yang
raya, diperlukan suatu metoda yang efekif
disebut tangen dan dihubungkan dengan
dalam perancangan maupun perencanaan
garis lengkung Alnemen ini terdiri atas 3
agar
metode yaitu full circle, sircle-circle-spiral
ekonomis,
(s-c-s), dan spiral-spiral (s-s).
keselamatan pengguna jalan serta tidak
Alinemen vertical direncakan untuk
setiap lokasi yang diperlukan. Hal ini dimaksud untuk mengurangi goncangan akibat
perubahan
kelandaian
dan
menyediakan jarak pandang henti yang cukup
untuk
demi
keamanan
dan
kenyaman. Alinemen ini terbagi atas dua, yaitu lengkung cembung dan lengkung cekung.
hasil
dan
yang
terbaik,
memenuhi
unsur
mengganggu ekosistem.
merubah secara bertahap perubahan dari dua macam arah memanjang jalan pada
diperoleh
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam menyelesaikan penulisan ini, yaitu :
Mengumpulkan data – data teknis. Data teknis didapat sesuai dengan hasil survey di lapangan. Data-data ini berupa peta lokasi, koordinat titik-titik pengukuran, nilai CBR tanah, data lalu lintas
dan
data
yang
diperlukan
lainnya. Lokasi perencanaan dilakukan pada Ruas jalan Ampang KuranjiII –
Metode Penelitian
Ampang
Perencanaan prasarana transportasi yang
sesuai
dengan
perkembangan
Kuranji
IV
Kabupaten Dharmasraya.
Koto
Baru
Data Umum
Status / Fungsi Jalan: Jalan Kabupaten.
Pekerjaan
: Pembukaan Jalan
RencanaLebar Jalan : 6,00 m
Nama Ruas
:Ampang Kuranji II
Kelas Jalan
: III C fungsi lokal
– Ampang Kuranji IV
Dengan 1 jalur 2
Target
: Sta 0+000 – Sta 1+200
arah
Lokasi
: Koto Baru,
Seperti pada trase jalan yang ditunjukkan
Kabupate Dharmasraya
pada gambar 1 di bawah ini :
Gambar 1. Trase jalan Data lalu lintas yang digunakan adalah data lalu lintas pada ruas jalan yang lain dengan jalan yang memiliki kelas sama dengan jalan yang ditinjau (lokal).
Hal ini dikarenakan ruas jalan yang dibangun merupakan jalan baru. Dari data yang ada, didapatkan data lalu lintas sebagai berikut :
1.
Pribadi
=
252
kend/hari/2 arah 2.
AngkutanUmum=
25
kend/hari/2 arah 3.
Truk Kecil
= 146
kend/hari/2 arah 4.
=
5
40
6
4
40
6
4
40
7
1
10
Studi lapangan. survey lokasi
untuk
memperoleh data pendukung berupa
kend/hari/2 arah
informasi
Truk Berat (3 As)= 40
dari
masyarakat
tentang
tanggapan mereka terhadap kondisi
kend/hari/2 arah LHR 2009
4
Melakukan
Bus
5.
6
jalan yang ada pada saat ini serta =468 kend/hari/2 arah
bagaimana aspirasi mereka tentang
Dalam perencanaan tebal lapis
peningkatan kualitas jalan yang akan
perkerasan untuk jalan ,diperlukan data masukan besaran daya dukung tanah dasar,
direncakan.
Perencanaan dan perhitungan
yang umumnya dalam bentuk nilai CBR
Melakukan analisa perencanaan dan
(California Bearing Ratio). Adapun data
perhitungan sesuai dengan referensi
CBR yang diperoleh, didapatkan dari data
dan literatur yang ada dan diakui sesuai
perencanaan Perkerasan Jalan yang mana
dengan standar perencanaan geometrik
pengujian dilakukan oleh Dinas Pekerjaan
dan tebal perkerasaan jalan.
Umum Kabupaten Dharmasraya, dimana data CBR tersebut dapat dilihat pada tabel
Hasil Dan Pembahasan Melalui tahapan perhitungan yang
1 dibawah ini.
sesuai dengan standar yang ada, maka Tabel.1 : Data CBR
Nilai CBR
didapat hasi:
Jumlah yang
Persentase yang
sama/
sama/Lebihbesar
a. Perhitungan Alinyemen Horizontal Full Circle(F-C)
Lebihbesar
4
10
100
4
10
100
4
10
100
5
7
70
5
7
70
5
7
70
P3
Dari gambar tikungan 3, diperoleh data-data sebagai berikut: d3
= 84.58 m
d4
= 44 m
Dari gambar tikungan 13, diperoleh data-data sebagai berikut:
0
∆
= 22 56’45” = 22.95
0
d 13
= 121.16 m
Dengan Vr = 30 km/jam maka:
d 14
= 71.72 m
R min = 130 m
∆
= 73042’59” = 73.720
R ren = 130 m
Dengan Vr = 20 km/jam maka:
emax
= 3.4%
R renc= 40 meter
Ls
= 20 m31
Ls min = 15 m
Penyelesaian :
e
= 3.1 %
Tc3= Rc tan ½ Δ
Penyelesaian:
= 130 m tan ½ 22.95°
xs =
= 26.38 m = 20
Ec3 = Tc tan ¼ Δ = 26.38tan ¼ 22.95°
ys =
= 2.65 m
θs =
Lc3 = 0.01745 x Δ x Rc = 0.01745 x 22.95° x 130 = 52.05 m
p
= 14 m = =
= 0.94 m = 10.47
= =
Kontrol
= 0.24 m
Ts2 = 12.77 m k =
Tc3 = 26.38 m D3= 84.58 m
=
Syarat: Ts2+ Tc3 < d3
= 7.49 m
12.77 m + 26.38 m< 84.58 m .....
ΔC= Δ – 2 Өs
OK !
= 73.72 - (2 x 10.47)
Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
= 52.240 LC = =
C x 2 R 360
52.24 x 2 x3,14 x40 360
= 36.48 m P13
Untuk tikungan S – C – S LC> 20 m
= 550 = 550
∆
LC = 36.48 m.... Ok
Dengan Vr = 20 km/jam maka:
!
Rrencana = 15 m
L = LC + 2 Ls = 36.48 + (2 x 15)
emax
=4%
Δ
= 550 s = ½ .4
= 66.48 m TS13 = (R + p) tan 1
Δ+k
2
= (40 + 0.24 ) tan ( 1 73.72)+ 2
= ½ . 550 =27.50 Ls
7.49
=
s Rc 90
27.5 o 15 = 90
= 37.66 m ES =
=
(RC + p) – RC cos 1 4 2
= 14.4 m Dari nilai s maka didapat nilai
(40 + 0.24) – 40 cos( 1 73.72) 2
p* dan k* dari tabel P* = 0.02896 k* = 0,49789
= 10.29 m
P
Kontrol overlap
= 0.03967 14.4
Titik Adengan tikungan S – C – S TS13 + Ts12 m
≤ d13
37.66 m + 13.48 m
≤ 121.16 m
51.14 m < 121.16 m ...... Ok !!!
= p* . Ls
= 0.57 k
= k* . Ls = 0,49618x 14.4 = 7.15
Spiral -Spiral (S-S)
Ts5 = (Rc + P). tg ½ . 2 + K = (15 + 0.57). Tg( ½ . 55o) + 7.15 = 15.25 m Es5 = (Rc + P). sec ½ - Rc = (15 + 0.57).
P5
sec(½ .55o) – 15 = 2.55 m
Dari gambar tikungan 5, diperoleh
Ltot = 2 . Ls
data-data sebagai berikut
= 2 14.4
d5
= 35 m
= 28.81 m
d6
= 21 m
Kontrol :Ts5 + Ts4< d5
b.Perhitungan Alinyemen Vertikal Alinyemen vertikal adalah
15.25m + 14.38m <35 m 29.64 m<35 m …... ok !!
perencanaan elevasi sumbu jalan Dari data yang ada didapat 20 tikungan
dimana
5
tikungan
dengan
metoda Full circle(FC), 1 tikungan metoda Spiral-circle-spiral
(S-C-S)
dan
14
tikungan metoda Spiral spiral (SS). Seperti yang terlihat pada table 2.
pada setiap titik yang ditinjau, berupa profil
memanjang
(Shirley,2000).
Pada perencanaan alinyemen vertikal akan ditemukan kelandaian positif (Tanjakan) dan kelandaian negatif (Turunan), sehingga kombinasinya
Tabel 2 : Rekapitulasi lengkung horizontal
berupa
lengkung
cembung
dan
lengkung cekung. Dibawah ini akan TIKUNGAN
METODE
1
Spiral Spiral (S-S)
Vertikal
2
Spiral Spiral (S-S)
direncanakan
3
Full Circle (F-C)
4
Spiral Spiral (S-S)
5
Spiral Spiral (S-S)
6
Spiral Spiral (S-S)
7
Spiral Spiral (S-S)
8
Spiral Spiral (S-S)
9
Spiral Spiral (S-S)
10
Spiral Spiral (S-S)
11
Full Circle (F-C)
Dari gambar rencana diperoleh :
12
Full Circle (F-C)
Elv A
= 110,10
Sircle Spiral Sircle
Sta A
= 0 + 000
diuraikan
perhitungan pada
1. Perencanaan
Alinyemen
jalan
yang
Lengkung
I
(Cembung) g1 PVI 1
A
g2
PVI 2
13
(S-C-S)
Elv PVI 1
= 109.70
14
Spiral Spiral (S-S)
Sta PVI 1
= 0 + 056
15
Spiral Spiral (S-S)
Elv PVI 2
= 102.30
16
Spiral Spiral (S-S)
Sta PVI 2
= 0 + 121
17
Spiral Spiral (S-S)
g1dan
18
Full Circle (F-C)
sehingga harus kita cari nilai nya
19
Full Circle (F-C)
terlebih
20
Spiral Spiral (S-S)
menggunakan rumus : g1
g2
=
belum
dahulu
diketahui,
dengan
b. Panjang Lengkung Berdasarkan
=
Jarang Pandang Mendahului :
=
AxJd 2 840 10.670 x 200 2 L= 840
Untuk Jd< L L =
= -0,714 % (Kelandaian Turun) g2
=
=
L = 508.11 m Kontrol Syarat Jd< L 200 m <508.11m. ….Memenuhi Panjang L
= -11.385 %
Dari perhitungan jarak pandang
=
(Kelandaian Turun)
henti L = 42.788 m
= │g2 – g1│
A
Dari perhitungan jarak pandang
= │-11.385 – (-0.714)│ = 10.670 tengah
mendahului L = 508.11 m
Pada
lengkung
elevasi
jalan
diatas PVI Dengan A
Untuk ekonomis kita mengambil nilai L = 50 m Ev
= 10.670
=
AxL 800
Untuk Vr = 40 km/jam Jh = 40 m
10.670 x50 800 = 0,667 m Elevasi dan Station
Untuk Vr = 40 km/jam Jd = 200 m
Titik PLV1
a. Maka
Elevasi PLV1
Untuk Vr = 40 km/jam kelandaian mak = 10%
dapat
panjang
kita
tentukan
lengkungan
(L)
rumusan
jarak
berdasarkan
=
= Elevasi PVI 1 ( g1 x 1 L1 ) 2
pandang henti (Jh) sebagai
= 109.7 (0,714% x 1 50) 2
berikut :
= + 109.879 Sta PLV1 = Sta PVI 1 ( 1 Lv1 ) 2
AxJh 2 Untuk Jh < L L = 399 L=
10.670 x 40 2 399
L = 42.788 m
m…… Memenuhi
= 0 +031 Titk ½ curve : Elevasi ½ curve
Kontrol Syarat Jh < L 40
= 1 256 ( 1 50) 2
m
<42.788
= Elevasi PVI1 Ev 1 = 109.7 0,667
= + 109.033
¾
Sta ½ curve = Sta PVI 1 = 0 + 056 Titik ¼ curve : ¼ Lv1 PLV ¼
PVI1
¼ Lv1 z
g2
y
PVI1 Elev ¾ curva
¾ PTV
z = =
¼ Lv1 y g1 Elev ¼ curva
= 1.4231 m z
y
PVI1 z
=
y
=
Elevasi ¾ curve
= 0,0017 m
=
= 0,0893 m
= 109.7 - 1.4231 - 0.0017
y
= + 108.275 Sta ¾ curve = = 1 + 256 + (¼ . 50)
= 0,0017 m Elevasi
= 0 + 068.5
curve
Titik PTV1
= = 109.7 + 0,0893 - 0,0017
Elevasi PTV1= Elevasi PVI 1 ( g 2 x 1 L1 ) 2
= + 109.788
= 109.7 (11.385% x 1 50) 2
Sta ¼ curve =
= + 106.854
= 0 + 056 - (¼ . 50)
Sta PTV1 = Sta PVI 1 ( 1 L1 ) 2
= 0 + 043.5
= 0 056 ( 1 50) 2
Titik ¾ curve
= 0 + 081 PLV
¼ Lv1 ¼
Dari data yang ada didapat 12
PVI1
lengkung dimana terdapat 4 Lengkung PTV
Vertikal
Cembung
dan
8
Lengkung
Dari hasil analisa perhitungan Ruas
Vertikal Cekung seperti yang terlihat pada
Jalan Ampang Kuranjiii – Ampang Kuranji
table 3 berikut :
IV Sta 0+000 – Sta 1+200 Koto Baru Kabupaten
Tabel 4. Rekapitulasi lengkung vertikal Tikungan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jenis Cembung Cekung Cekung Cekung Cembung Cekung Cekung Cekung Cembung Cekung Cekung Cembung
Dharmasraya,
maka
dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari perhitungan analisa Alinyemen Horizontal
untuk
ruas
Ampang
Kuranjiii – Ampang Kuranji IV Koto Baru
Kabupaten
Dharmasraya
ini
dengan tinjauan jarak sepanjang 1,2 KM, terdapat 20 tikungan, dimana 5 tikungan menggunakan Metode Full Circle (FC),1 tikungan menggunakan Metode Spiral Circle Spiral (SCS) dan 14 tikungan menggunakan Metode
c .Tebal Perkerasan Dari
analisa
Spiral Spiral (SS). PerhitunganTebal
2. Dari perhitungan analisa Alinyemen
Perkerasan dengan menggunakan Metoda
Vertikal untuk ruas Ampang Kuranji –
Analisa Komponen 1987 maka diperoleh
Ampang
tebal lapis permukaan seperti yang terlihat
Kabupaten Dharmasraya ini dengan
pada gambar di bawah ini :
tinjauan jarak sepanjang 1,2 KM, 5 15
19
Kuranji
Koto
Lengkung
Baru
Laston MS 340
terdapat
Batu Pecah Kelas A
Cembung dan 8 Lengkung Vertikal
Sirtu Kelas C
4
IV
Vertikal
Cekung 3. Dari
analisa
Perkerasan
dengan
PerhitunganTebal menggunakan
Gambar 1. Susunan lapis perkerasan
Metoda Analisa Komponen 1987 maka
Dari gambar di atas dapat kita lihat
diperoleh tebal lapis permukaan setebal
bahwa
tebal
perkerasan
pada
lapis
permukaan Laston MS 340 tebal 5 cm,
5 cm dan tebal lapis pondasi atas 15 cm dan tebal pondasi bawah 19 cm.
lapisan pondasi atas tebal 15 cm dan lapisan pondasi bawah tebal 19 cm.
Daftar Pustaka Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
Kesimpulan
Jenderal BinaMarga
Cipta
(1987).Petunjuk Perencanaan
Perencanaan
Tebal Perkerasan Lentur Jalan
Antar
Dengan Metode Analisa
Penerbit Pekerjaan Umum.
Kota.
Geometrik
Jalan
Jakarta:
Badan
Komponen. Jakarta: Badan
Hendarsin, Shirley L (2000). Penuntun
Penerbit Pekerjaan Umum.
Praktis Perencanaan Teknik Jalan
science
team
(2013).
Tabel
Raya.
Bandung:
Politeknik
Konstruksi Jalan Raya. KMKO
Negeri Bandung JurusanTeknik
SipilUnhas.
Sipil.
Kmkosipil.blogspot.com Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
Bina
Marga
Jalan
No.038/T/BM (1997).Tata Cara