PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASANJALAN RUAS AMPANG KURANJI-SIALANG GAUNG KAB. DHARMASRAYA Doni Kurniawan, Hendri Warman, Khadavi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang email:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Jalan merupakan infrastruktur yang mempunyai peranan penting dalam kemajuan suatu daerah. Dengan adanya jalan maka akses ke suatu daerah dapat berlangsung dengan baik, sehingga daerah tersebut terhindar dari keterisoliran. Sebagai daerah pertanian,Ampang Kuranji – Sialang Gaungakan dilewati oleh kendaraan pengangkut hasil pertanian, oleh karena itu perlu direncanakan perhitungan geometrik dan tebal perkerasan jalan. Perencanaan yang dihitungberupa tinjauan geometrik jalanyang mengacu kepada Metode Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota.Untuktinjauantebal perkerasanmenggunakan Metoda Analisa Komponen dan Asphalt Institute. Perencanaan geometrik pada ruas Ampang Kuranji – Sialang Gaungdengan jarak tinjauan sepanjang 1,211 km ini memiliki 16 tikungan untuk Alinyemen Horizontal,yang semuanyadidapat denganmenggunakan tipeFull Circle, yang penentuannya disesuaikan dengan kecepatan rencana,panjang jalan dan sudut yang ada. Kemudian untuk Alinyemen Vertikal terdapat 9 buah lengkung yang terdiri atas 4 lengkung cembung dan 5 lengkung cekung. Perhitungan Tebal Perkerasanmenggunakan Metoda Analisa Komponen 1987 maka diperoleh tebal lapis permukaan setebal 5 cm dengan bahan Laston dan tebal lapis pondasi bawah 38 cm dengan jenis bahan Sirtu Kelas C. Kata kunci : geometrik, alinyemen horizontal, alinyemen vertikal,tebal perkerasan
PLANNING OF GEOMETRIC AND PAVEMENT THICKNESS HIGHWAY SEGMENTED OF AMPANG KURANJI - SIALANG GAUNG REGENCY DHARMASRAYA Doni Kurniawan, Hendri Warman, Khadavi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang email:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract Road infrastructure has an important role in the progress of a region. With the way the access to the area can take place properly, so that the area to avoid isolation. As an agricultural area, Ampang Kuranji – Sialang Gaung will be passed by vehicles transporting agricultural products, therefore it needs to be planned geometric calculations and pavement thickness. Planning is calculated in the form of a review of geometric path refers to the method of Bina
Marga in Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota. For a review of pavement thickness using Metoda Analisa Komponen and the Asphalt Institute. Planning on a geometric segment Ampang Kuranji – Sialang Gauang with distance along the 1,211 km this review has 16 corners for horizontal alignments, all of could with used Full Circle type, which adjusted its determination to speed the plan, length and angle of the existing road. Then for Vertical alignments are 9 pieces of arch consisting of 4 curved convex and concave curved 5. Pavement Thickness Calculation Metoda Analisa Komponen 1987 using the obtained thick surface layer with a thickness of 5 cm Laston materials and thick foundation layer below 38 cm to the type of material Sirtu Class C. Keywords: geometric,horizontal alignments, vertical alignments, pavement thickness
Pada dasarnya suatu jalan dalam
Pendahuluan Jalan merupakan infrastruktur yang mempunyai
peranan
penting
dalam
perencanaanya
harus
memenuhi
aspek
aman, nyaman dan efisien. Hal tersebut
kemajuan suatu daerah. Dengan adanya
menjadi
tantangan
jalan maka akses ke suatu daerah dapat
merencanakan suatu ruas jalan. Kabupaten
berlangsung dengan baik, sehingga daerah
Dhamasraya sebagai daerah yang sedang
tersebut terhindar dari keterisoliran. Dengan
berkembang
pada
adanya jalan maka tingkat perekonomian
mengadakan
pembangunan
akan berkembang dengan lebih baik.
jalan
menunjang
untuk
bagi
saat
kita
ini
dalam
berupaya
infrastruktur perkembangan
Dharmasraya merupakan salah satu
ekonomi daerah. Maka sudah selayaknya
Kabupaten di Sumatera Barat yang terletak
ketiga aspek tersebut menjadi perhatian
pada 0˚ 47’ 07” LS - 1˚ 41’56” LS dan 101˚
dalam setiap perencanaan ruas jalan di
09’21” BT - 101˚ 54’ 27” BT dengan luas
Kabupaten yang berbatasan lansung dengan
wilayah
Provinsi Riau ini.
2961,13
km².
Dharmasraya
merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Perencanaan Geometrik jalan yang
Sawahlunto Sijunjung dengan Ibu Kota
mencakup Alinyemen Horizontal dapat
Kabupaten terletak di Pulau Punjung. Untuk
membuat tikungan suatu ruas jalan menjadi
memajukan
meningkatkan
aman untuk dilewati dalam batas kecepatan
Dharmasraya,
rencana.
perekonomian
dan Kabupaten
Sedangkan
maka dibangun jalan antar daerahnya, salah
Alinyemen
satunya
kenyamanan saat kita melewati suatu
ruas
jalan
antara
Kenagarian
Ampang Kuranji dan Sialang Gaung.
Vertikal
akan
perencanaan
tanjakan ataupun turunan.
memberikan
Bila kita mencoba melihat kenyataan
mengacu
pada
ketentuanyang
berlaku
di lapangan tentang seringnya terjadi
(Hendarsin,2000).
kerusakan bagian perkerasan jalan raya,
Perhitungan Alinyemen Horizontal
khususnya perkerasan lentur. Maka layak kiranya
kita
perencanaan
Alinyemen
menempatkan
Horizontal akan kita temukan dua jenis
perencanaan tebal perkerasan dari sebuah
bagian jalan, yaitu: bagian lurus, dan bagian
jalan juga sebagai poin penting yang akan
lengkung. Adapun yang akan dibahas pada
mempengaruhi aspek aman, nyaman dan
perhitungan Alinyemen Horisontal dibawah
efisien. Perencanaan yang baik dengan
ini adalah perhitungan bagian lengkung
mempertimbangkan perkiraan pertumbuhan
pada jalan.
lalu
Perhitungan Tikungan 1
lintas
juga
Pada
akan
dapat
membantu
tercapainya umur rencana dari suatu ruas
Dari gambar diperoleh data-data sebagai
jalan.
berikut: d1
= 48,843m
d2
= 23,337 m
Dalam perhitungan dan analisis untuk
∆
= 25,98o
Perencanaan Geometrik Jalan mengacu
Vr
= 30 km/jam
kepada Metode Bina Marga dalam Tata
Dicoba dengan tipe Full Circle
Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar
Dari tabel 2.10 didapat bahwa dengan
Kota (TPGJAK).
Vr = 30 km/jam
Metode Penelitian
Sedangkan untuk perhitungan dan
maka:
analisis Tebal Perkerasan Jalan dilakukan
Rmin
= 130 m
dengan Metoda Analisa Komponen dan
Rrencana
= 130 m
Metode Asphalt Institute
Penyelesaian : Tc1= Rc tan ½ Δ
Hasil dan Pembahasan 1. Perencanaan Geometrik Jalan Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan rute dari suatu ruas jalan secara lengkap, meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan dan data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survei lapangan dan telah dianalisis, serta
= 130 tan ½ 25,98o = 29,989 m Ec1= Tc tan ¼ Δ = 29,989 tan ¼ 25,98o = 3.414 m Lc1= 0.01745 x Δ x Rc = 0.01745 x 25,98ox 130 = 58,936m
Perhitungan Alinyemen Vertikal
Kontrol Syarat:
Pada
Tc1< d1 Untuk
OK
rekap
∆
renc
Rmin
renc
TC
EC
LC
(m)
(°)
(km/j)
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
9
10
11
12
25,98
30
130
130
29,989
3,414
58,936
13,55
20
30
130
11,880
0,675
23,645
14
15
16
17
Dibawah
ini
akan
diuraikan
12,71
40
250
250
27,843
1,459
55,447
yang direncanakan. 1. Perencanaan Lengkung 1 (Cembung)
82,494
A
g1
97,991 20
30
50
39,121
13,090
PVI 1
g2
PVI 2
66,380
Dari gambar rencana diperoleh :
85,994 50,04
20
30
50
23,337
4,854
43,66
51,62
20
30
50
24,182
5,584
45,038
Elv A= 499,800
Sta A = 0 + 000
53,057
Elv PVI 1= 498,597 Sta PVI 1= 0 + 049,98
52,722 20,69
30
130
130
23,730
2,181
46,935
15,94
40
250
250
35,002
2,447
69,538
25,47
30
130
130
29,380
3,217
57,779
47,40
20
30
70
30,728
6,391
57,899
11,24
40
250
250
24,601
1,181
49,035
Elv PVI 2= 497,350 Sta PVI 2= 0 +
83,831
097,07 g1 dan g2 belum diketahui, sehingga harus
70,969
kita cari nilai nya terlebih dahulu dengan
86,114
100,209
menggunakan rumus : g1
61,210
= =
27,92 13
pandang henti.
perhitungan Alinyemen Vertikal pada jalan
76,08
8
R
D
43,460
7
sedangkan pada
lengkung hanya didasarkan pada jarak
2
6
jarak pandang henti,
dapat terlihat pada tabel berikut ini:
48,843
5
perhitungan
Perencanaan Lengkung Cekung panjang
1
4
hasil
berdasarkan jarak pandang mendahului dan
alinyemen horizontal dalam bentuk tabel V
3
Lengkung
Cembung, panjang lengkung ditentukan
29,989m<48,843m
No
perencanaan
30
130
130
32,316
3,539
63,337
=
61,557 65,35
20
30
30
19,241
4,708
34,211
29,65
20
30
70
18,527
2,769
36,217
9,93
40
250
250
21,718
0,663
43,320
26,16
40
250
250
58,085
6,360
114,123
= -2,406 % (Kelandaian turun)
42,875
g2
=
69,292
=
99,078
105,304
= -2,540 % (Kelandaian turun)
A
=│g2 – g1│ =│-2,540 – (-2,145)│
0,395 x150 2 840 L=
=0,395%
L = 10,58 m
Padatengah lengkung elevasi jalan di bawah PVI
Kontrol Syarat Jd< L 150m > 10,58m … Tidak memenuhi
Dengan A = 0,395% Vr= 30 km/jam; Jh=27m; Jd=150m
840 L = 2 x Jd - A
Maka dapat kita tentukan panjang lengkungan (L) berdasarkan rumusan jarak
Untuk Jd> L
mendahului (Jd) sebagai berikut:
840 L = 2 x 150 - 0,395
a. Panjang Lengkung berdasarkan Jarak
L = 300 – 2151,89
pandang henti (Jh) dan jarak pandang
L = - 1851,89 m
Pandang Henti: AxJh 2 L = 399
Untuk Jh < L
0,395 x 27 2 399 L=
L = 0,72 m
Kontrol Syarat Jd> L 150 m>- 1851,89 m ….. Memenuhi Jadi panjang lengkung L adalah : 1. Berdasarkan Jarak Pandang Henti = 27m
Kontrol
2. Berdasarkan
Syarat Jh < L 27m > 0,72m ... Tidak memenuhi
120 3,5 Jh A Untuk Jh > L L = 2 Jh 120 3,5 x 27 0,395 L= 2x27 -
Jarak
Pandang
Mendahului = 150m diambil L = 150 m Ev
AxL = 800 0,395 x150 800 =
L = - 489,04 m
= 0,074 m
Kontrol Dari
Syarat Jh> L 27 m >- 489,04m…. Memenuhi
Vertikalini
perhitungan terdapat
Alinyemen
sebanyak
9buah
Dari perhitungan diatas didapat L = 27 m
lengkung yang terdiri atas 4 lengkung
b. Panjang Lengkung Berdasarkan Jarak
cembung dengan nilai Ev plus dan 5
Pandang Mendahului: Untuk Jd< L
AxJd 2 L = 840
lengkung cekung dengan nilai Ev minus.
2. Perencanaan Tebal Perkerasan
3. Pick Up/Truk Kecil = 143x (1+0,08)10 = 308,7
Adapun langkah-langkah perhitungan
= 5x (1+0,08)10 = 10,8
tebal perkerasan dengan Metode Analisa
4. Bus
Komponen (Bina Marga) ini adalah sebagai
5. Truk Berat (3 As) = 39x (1+0,08)10 = 84,2
berikut: a. Dari data diperoleh LHR pada tahun 2009 sebagai berikut: - Kendaraan Pribadi
d. Menentukan angka ekivalen masingmasing beban sumbu (E) dari tabel angka
ekivalen
(E)
beban
= 237kend/hari/2arah
kendaraan (Bina marga 1987)
- Angkutan Umum= 19 kend/hari/2arah
1. Kendaraan pribadi (1+1)
- PickUp/Truk Kecil = 143kend/hari/2arah - Bus
= 0.0002 + 0.0002 = 0.0004 2. Angkutan Umum (1+1)
= 5 kend/hari/2arah
- Truk Berat(3 As) =39 kend/hari/2arah LHR 2009
= 0.0002 + 0.0002 = 0.0004 3. Pick Up/Truk Kecil(1+1)
= 443kend/hari/2arah
b. Menentukan LHR pada tahun 2012
= 0.0002 + 0.0002 = 0.0004 4. Bus (3+5)
(awal umur rencana) , dengan i selama pelaksanaan 4% /tahun.
= 0.0183+0.1410 = 0.1593 5. Truk Berat (6+14)
1. Kendaraan Pribadi = 237x (1+0,04)3= 266,6 2. Angkutan Umum = 19x (1+0,04)3=21,4 3. Pick Up/Truk Kecil
4. Bus
sumbu
= 0.2923 + 0.7452 = 1,0375 e. Menghitung Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) Rumus LEP = LHR0 x C x E Berdasarkan jumlah jalur dan arah
= 143x (1+0,04)3= 160,9
kendaraan ( 1 jalur 2 arah ) maka
= 5x (1+0,04)3= 5,6
koefisien distribusi kendaraan (C) untuk
5. Truk Berat (3 As) = 39x (1+0,04)3= 43,9 c. Menentukan LHR pada tahun ke-10
kendaraan ringan dan berat yang lewat pada lajur rencana ( Bina marga 1987 ) , diperoleh nilai C kendaraan ringan 1,00
(2022) (akhir umum rencana) , dengan i
dan nilai C kendaraan berat 1,00.
selama umur rencana 8% /tahun.
1. Kendaraan Pribadi
1. Kendaraan Pribadi = 237x (1+0,08)10 = 511,7 2. Angkutan Umum = 19x (1+0,08)10 = 41,0
= 266.6x 1,00 x 0.0004 = 0,1066 2. Angkutan Umum = 21.4x 1,00 x 0.0004 = 0,0085
3. Pick Up/Truk Kecil = 160.9x 1,00 x 0.0004 = 0,0643
Jumlah kendaraan berat 13ton x100 0 0 jumlah kendaraan seluruhnya
4. Bus = 5,6x 1,00 x 0.1593 = 0,8960 39 x100 0 0 443 =
5. Truk Berat (3 As) = 43,9x 1,00 x 1,0375 = 45,5148 LEP f. Menghitung
Lintas
= 8,8%
= 46,5903
Ekivalen
Akhir
Dari data-data: a) Iklim
(LEA) Rumus LEA = LHR UR x C x E
b) % Kendaraan berat= 8,8 %≤ 30 % c) Kelandaian
1. Kendaraan Pribadi
= < 6%
Berdasarkan Tabel Daftar IV Bina
= 511,7 x 1,00 x 0.0004 = 0,2047
Marga 1987, maka diperoleh nilai FR =
2. Angkutan Umum = 41,0 x 1,00 x 0.0004 = 0,0164
0,5 - Menentukan nilai DDT
3. Pick Up/Truk Kecil = 308,7x 1,00 x 0.0004 = 0,1235 4. Bus = 10,8x1,00x0.1593 =1,7196
DDT = 4,3 log (CBR ) + 1,7 = 4,3 log (4,5) + 1,7 = 4,5088
5. Truk Berat (3 As) = 84,2 x1,00 x1,0375 = 87,3555 LEA
= < 900 mm/ tahun
= 89,4197
g. Menghitung Lintas Ekivalen Tengah LET = ½ . (LEP+LEA) = ½ . (46.5063+ 89,4197) = 68,0050 h. Menghitung Lintas Ekivalen Rencana (LER) Dari nilai LET = 68,0050 dan umur rencana 10 tahun, maka diperoleh: LER = LET x UR/10 = 68,0050 x 10/10 = 68,0050 i. Menentukan nilaiFaktor Regional (FR) % kendaraan berat (> 13 ton) =
j. Menentukan Indeks Permukaan Akhir Umur Rencana ( IPt ) Dari data-data: a.) LER= 68,005 (10 - 100) b.) Klasifikasi Jalan = Lokal Berdasarkan Tabel Daftar V Bina Marga 1987 diperoleh IPt = 1.5 k. Menentukan Indeks Permukaan Awal Umur Rencana (IP0) Dari data-data : a.) Jenis lapis perkerasan = Laston b.) Roughnes >1000 mm/km Berdasarkan Tabel Daftar VI Bina Marga 1987 diperoleh: IP0=3.9 – 3.5
l. Menentukan Koefisien Kekuatan Relatif Berdasarkan jenis lapis perkerasan
D3 = 37,27 cm = 38 cm Sehingga didapat:
yang digunakan , maka dari tabel VII
1. Tebal lapis permukaan = 5 cm
Bina Marga 1987 diperoleh:
2.Tebal lapis pondasi bawah= 38 cm
a.) Lapis permukaan (Laston MS 340) = a1 = 0.30 b.) Lapis pondasi atas (batu pecah kelasA) = a2 =0.14 c.) Lapis pondasi bawah (Sirtu CBR
Kesimpulan
50%) = a3 = 0.12
1. Dari perhitungan Alinyemen Horizontal
m. Menentukan Nilai ITP
untuk ruas Ampang Kuranji – Sialang
Berdasarkan data-data:
Gaung
-
DDT= 4,51
sepanjang 1,211 km
-
LER= 68,005
tikungan, yang semuanya didapat dengan
-
FR=0,5
menggunakan tipeFull Circle (FC), yang
-
IPt=1,5
penentuannya
-
IP0= 3.9 – 3.5
kecepatan rencana ,panjang jalan dan
Dengan menggunakan Nomogram 5
ini
dengan
jarak
tinjauan
terdapat 16
disesuaikan
dengan
sudut yang ada. 2. Dari perhitungan Alinyemen Vertikal
diperoleh: ITP = 6,25
terdapat 9 buah lengkung yang terdiri
ITP = 5,6
atas
n. Menentukan
Batas
Minimum
Tebal
Lapisan Jalan berdasarkan Jenis Lapisan
4
lengkung
cembung
dan
5
lengkung cekung. 3. Dari
Perhitungan
Tebal
Perkerasan
Perkerasan yang digunakan
dengan menggunakan Metoda Analisa
a.) Lapis Permukaan Laston
Komponen 1987 maka diperoleh tebal
-
Tebal Minimum (D1) = 5 cm (ITP=3
lapis permukaan setebal 5 cm dengan
– 6.7)
bahan Laston dan tebal lapis pondasi
b.) Lapis Pondsi bawah (Sirtu Kelas C)
bawah 38 cm dengan jenis bahan Sirtu
-
Kelas C.
Tebal Minimum (D3) = 10 cm
o. Menentukan Tebal Lapisan Perkerasan
4. Dari Perhitungan dengan metode Asphalt
ITP = D1.a1 + D2.a2 + D3.a3
Institut didapat tebal lapis permukaan 10
5,6 = 5 x 0,30 + 0 + D3 x 0,11
cm dengan bahan Laston dan tebal
5,6 = 1,5 + D3 x 0,11
lapisan pondasi bawah didapat 21 cm
4,1 = D3 x 0.11
Hendarsin, L. Shirley.(2000).Perencanaan
Daftar Pustaka Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen
Jalan
Raya,
Perkerjaan
Bandung:Politeknik
Negri
Umum.(1970).Peraturan
Bandung Press.
Perencanaan
Geometrik
Jalan
Teknik
Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen
Raya (standar specification for
Perkerjaan
geometric
(1983).Pedoman Penentuan Tebal
design
of
rural
highways). No. 13/1970. Departemen
Umum.
Perkerasan Lentur Jalan Raya,
Perkerjaan
Umum.(1987).Petunjuk
No.01/PD/B/1983. Asphalt
Institute
Building.
(1989).The
Perencanaan Tebal Perkerasan
Asphalt Institute. Manual Series
Lentur
No.4 (MS-4).
Jalan
Raya
Dengan
Metoda Analisa Komponen. SKBI 2.3.26-1987,
UDC.625.73(02),
SNI 1732-1989-F. Jakarta. Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen Perkerjaan Cara
Umum.(1997).Tata
Perencanaan
Geometrik
………..,
(2011).
Laporan
Akhir
Perencanaan Pembangunan Jalan Paket
III
Kab.Dharmasraya,
PT.Agoesindo Jaya Mahesa. ……….., (2010). Laporan Antara Tataran Tranportasi
Jalan Antar Kota, No.038/T/BM
Kab.Dharmasraya,
1997.
Prakarsa Inforindo
Lokal PT.
Arun