DAMPAK PENAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C BAGI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KAWASAN ALIRAN BATANG BAYANG KECAMATAN BAYANG Oleh: Rival Amrinaldo,1 Slamet Rianto, M.Pd.,2 Yuherman, S.P, M.Pd.3 1. The geografhy education student of STKIP PGRI Sumatera Barat. 2,3 the lecturer at geografhydepartment of STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK Lack of education and economic conditions of the people that want to get the material easily without considering the environmental damage caused by a dominant factor in the occurrence of mineral mining group C. This study aimed to describe the impact of mining minerals socioeconomic class C for the community in the area of stem flow Kecamtan Bayang . This type of research used in this study is a qualitative analysis research study sites in the flow shadow Trunk, District Bayang. The informants in this study are 32 people covering Wali Nagari, Jorong Mayor, Chairman of Youth, miners and surrounding communities by using the techniques of documentation, observation and interviews. Accuracy of data is tested using the data tringulasi, from the data collected in the analysis of snowball sampling model that consists of data collection, data reduction, data display and conclusion. The results showed that: the impact of mineral mining socioeconomic class C for the people in the District of Bayang Bayang stem flow is (1) Education, public education generally in the flow shadow rod average graduated from elementary and junior high school graduation highest. (2) Eyes search, in general livelihoods as farmers and cut the gum, the result of insufficient livelihoods so that people do a side livelihood. (3) Revenues, Earnings society varies around 135-200 thousand / day and 50-100 thousand / day from the eyes of a side quest. Judging from the level of education and economic conditions of society so rampant mining of minerals category C adult without thinking much about the risk of environmental damage caused.
Key Words : Dampak, Penambanga, Bahan Galian Golongan C
PENDAHULUAN Manusia sangat berperan terhadap lingkungan dan pengaruh pada lingkungan hidup sekitarnya, dalam rangka manusia itu memenuhi kebutuhan hidupnya baik sandang, pangan maupun papan atau perumahan. Tumbuh berkembangnya pemikiran manusia berkaitan dengan perkembangan teknologi yang dapat membawa dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan hidup. Bangsa Indonesia wajib melestarikan dan mengembangkan lingkungan hidup agar dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia demi kelangsungan hidup dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Salim (1993:34) mendefiniskan lingkungan hidup secara umum diartikan sebagai segala benda. Kondisi keadaan dan pengaruh semua hal yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi semua hal yang hidup termasuk kehidupan manusia. Menurut Salim (1989:13) sumber alam kita umumnya terbagi atas sumber alam yang bisa di perbaharui (seperti hutan, perikanan, dan lain-lain) dan sumber alam yang tidak bisa di perbaharui harus di pakai secara bijaksana. Sumber daya alam yang bisa di perbaharui harus di kelola menurut pola yang mengindahkan kelestarian sumber daya alam. Salah satu contoh sumber daya alam kita adalah bahan-bahan galian yang terkandung dalam bumi Indonesia. Pertambangan bahanbahan galian ini diatur didalam undangundang nomor 11 tahun 1967 tentang ketentuan pokok pertambangan. Dalam pembukaan undang-undang nomor 11 tahun 1967 di jelaskan guna mempercepat pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional dalam menuju masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, materil dan spiritual berdasarkan Pancasila maka perlulah di kirakan semua dana dan daya untuk mengolah dan membina segenap kekuatan ekonomi potensi dibidang pertambangan menjadi kekuatan ekonomi riil. Dari beberapa jenis bahan galian golongan C yang penambangannya paling banyak di lakukan adalah pasir, kerikil, batu kali dan tanah timbun. Usaha penambangan pasir, kerikil, batu kali dan tanah timbun tersebut harus mendapat perhatian serius,
karena sering kali usaha penambangan tersebut di lakukan dengan kurang memperhatikan akibat terhadap lahan pertanian masyarakat dan lingkungan hidup. Sehubungan dengan proses pemanfaatan bahan-bahan galian tersebut tidak sejalan dengan pemikiran yang terkuang dalam undang-undang nomor 32 tahun 2009 dan undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dalam pembukaan undang-undang nomor 32 tahun 2009 menyatakan bahwa kualitas lingkungan hidup semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu di lakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Dalam pasal 1 undang-undang nomor 32 tahun 2009 dijelaskan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang di lakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Namun fungsi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum dalam pasal 1 undang-undang nomor 32 tahun 2009 tersebut hingga kini tidak berjalan sebagaimana mestinya. Berdasarkan observasi awal penulis di lapangan maka di lihat dari tingkat pendidikan dan kondisi ekonomi masyarakat yang ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga maraknya pertambangan rakyat tentang bahan galian golongan C, resiko kerusakan yang di timbulkan akibat pertambangan di antaranya seperti: kerusakan akses jalan masyarakat, berkurangnya lahan pertanian masyarakat dan kerusakan terhadap pemukiman yang ada di aliran sungai. Hal ini diduga rendahnya pendidikan dan kondisi ekonomi masyarakat sehingga ingin mendapatkan materi secara mudah tanpa memperhatikan kerusakan lingkungan yang di timbulkan juga merupakan faktor dominan terjadinya penambangan bahan galian golongan C.
Dengan melihat permasalahan diatas, penuis tertarik mengangkat permasalahan ini untuk di teliti, dengan judul “Dampak Penambangan Bahan Galian Golongan C Bagi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kawasan Aliran Batang Batang Kecamatan Bayang”. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti berusaha untuk mengungkapkan fakta sesuai dengan kenyataan yang ada tampa melakukan intervensi terhadap kondisi yang terjadi. Bondan dan Taylor (dalam Lexy J. Moleong. 2002: 3) menjelaskan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Penelitian ini di lakukan di kawasan aliran batang bayang, Kecamatan Bayang Pesisir Selatan. Lokasi penelitian berdasarkan pada observasi awal yang peneliti lakukan, karena di sekitar kawasan aliran sungai tersebut terdapat penambangan bahan galian golongan C oleh masyarakat tanpa memperhaikan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh penambagan bahan galian golongan C tersebut. Berdasarkan hal itulah peneliti menelusuri bagaimana dampak pertambangan bahan galian golongan C bagi sosial ekonomi masyarakat di kawasan aliran batang bayang kecamatan Bayang. Moleong (2002 :97) menjelaskan informan adalah orang yang di manfaatkan untuk memberikan informasi dan kondisi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah orang yang menjadi sumber informasi mengenai data yang di dapatkan berkaitan dengan dampak pertambangan bahan galian golongan C bagi sosial ekonomi dan lingkungan. Yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah orang yang mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan penambangan bahan galian golongan C, yaitu : Wali Nagari, Wali jorong dan Ketua Pemuda. Sedangkan yang menjadi informan non kunci di sini adalah penambang dan masyarakat yang berada di kawasan aliran batang bayang.
Teknik pengambilan informan non kunci dalam penelitian ini mengunakan teknik snowball sampling. Sugiyono (2008 :219) menjelaskan bahwa teknik snowball sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data yang mulanya jumlahnya sedikit, semakin lama semakin besar dan berhenti sampai informasi yang didapatkan telah cukup. Jenis dan Suber Data dalam penelitian ini terbagi 2 yaitu : a. Data Sekunder yaitu data penunjang yang relevan dengan kebijakan penelitian, data sekunder yang di maksud dalam peneliti ini adalah data yang di peroleh dari dokumen yang terkait dengan dampak penambangan bahan galian golongan C bagi sosial ekonomi masyarakat di kawasan aliran batang bayang. b. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data, dalam hal ini data diperoleh dari observasi dan wawancara dengan informan penelitian terkait dengan dampak penambangan bahan galian golongan C bagi sosial ekonomi masyarakat di kawasan aliran batang bayang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a. Observasi lapangan atau pengamatan Metode ini merupakan metode pengumpulan data yang di gunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan (Burhan Bungin, 2003 : 115). Observasi ataupengamatan yang di gunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian adalah upaya mengoptimalkan kemampuan peneliti untuk mengamati atau memperhatikan serta menangkap arti fenomena dari subjek peneliti ini. Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian ini berupaya memahami apa yang di lakukan subjek penelian ini terkait dengan dampak penambangan bahan galian golongan C bagi sosial ekonomi masyarakat di kawasan aliran batang bayang. b. Wawancara Moleong (2005 : 186) mengemukakan wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Pengumpulan data dalam peneliti ini mengunakan teknik wawancara
mendalam. Dengan teknik wawancara ini, peneliti mewawancarai informan penelitian satu persatu untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan dampak penambangan bahan galian golongan C bagi sosial ekonomi masyarakat di kawasan aliran batang bayang. c. Studi Dokumentasi Hasil penelitian dari wawancara ataupun observasi akan lebih baik jika didukung oleh dokumen yang merupakan pelengkap dari penelitian kualitatif. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bias berbentuk tulisan (catatan harian, peraturan, kebijakan dsb), gambar (foto, sketsa) atau karya menumental dari seseorang. Dalam penelitian ini penulis mencari dan mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan dampak pertambangan bahan galian golongan C bagi sosial ekonomi masyarakat di kawasan aliran batang bayang tersebut. Alat pengumpulan data utama yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dan panduan observasi yang telah di siapkan sebelumnya dan di bantu dengan alat pengumpulan data lainnya berupa camera digital yang di gunakan untuk mefoto lokasi, informan dalam proses wawancara dan catatan lapangan yang berisi data-data dokumen peneliti selama proses observasi. Aktivitas dalam analisis data melalui tahab-tahab sebagai berikut: 1. Trianggulasi sumber Teknik trianggulasi sumber adalah membandingkan mengecek balik derajat kepercayaan suatu imformasi yang diperoleh melalui orang-orang (sumber) yang berbeda. Dalam hal ini, peneliti melakukannya dengan cara: a) membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara terkait dengan dampak pertambangan bahan galian golongan C bagi sosial ekonomi masyarakat di kawasan aliran batang bayang, b) membandingkan hasil suatu wawancara dengan dokumen yang terkait dengan dampak pertambangan bahan galian golongan C bagi sosial ekonomi masyarakat di kawasan aliran batang bayang. 2. Melakukan Member Chek Pada akhir wawancara peneliti melakukan member chek atau memeriksa secara garis besar berbagai hal yang telah di
sampaikan oleh informan bedasarkan catatan lapangan dengan maksud agar imfomasi yang di peroleh dan di gunakan dalam penulisan laporan penelitian sesuai dengan apa yang di maksud oleh informan. 3. Reduksi Data (Data Reduction) Mereduksi data berarti menerangkan, memilih hal-hal , mefokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah di rekduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudahkan peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya dan mencarinya bila di perlukan. Data ini di peroleh melalui wawancara laporan kegiatan dan dukumen lainya yang di berikan pada penulis. 4. Penyajian Data Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat kreatif. Data dan imformasi yang sudah di peroleh di lapangan di masukan kedalam suatu teks. Penyajian data dapat diliputi berbagai jenis teks, grafiks, table, dan bagan. Dalam penelitian ini penulis menuangkan data yang telah di reduksi seperti dampak pertambangan bagi masyarakat, dan keadaan sosial ekonomi masyarakat di kawasan aliran sungai batang bayang dengan cara menulisnya berupa teks. 5.Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang di kemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak di temukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih besifat remang-remang atau gelab sehingga setelah di teliti menjadi jelas. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Letak Astronomis Kecamatan Bayang secara astronomis terletak pada 100° 29’ 28’’ - 100° 35’ 28’’ BT dan 1° 11’ 25’’ - 1° 19’ 25’’ LS dengan luas
daerah tercatat sebesar 328,24 km² atau 5,71 % dari luas Kabupaten Pesisir Selatan b. Letak Geografis 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bayang Utara, 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, 3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan IV Jurai, 4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Koto XI Tarusan c. Iklim Kecamatan Bayang termasuk pada daerah tropis dengan suhu rata-rata 21-33°C dengan curah hujan rata-rata 1535 mm/tahun. d. Tanah Jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Bayang sebagian besar berupa jenis Podzolik merah kuning (PMK), dan selebihnya adalah Latosol. e. Hidrologi Kecamatan Bayang di lalui oleh Batang Bayang yang merupakan potensi sumber daya alam yang dapat untuk mengembangkan pengairan melalui bendungan kecil dan juga di mafaatkan sebagai sumber air bersih di Kecamatan Bayang 2. Demografis Jumlah penduduk di Kecamatan Bayang Tahun 2010 tercatat sekitar 36.699 jiwa, terdiri dari 17.633 jiwa laki-laki dan 19.066 jiwa perempuan serta 10.189 kepala rumah tangga dengan kepadatan penduduk sekitar 571,85 jiwa pe km² B. Temuan Khusus 1. Dampak penambangan bahan galian golongan C bagi pendidikan masyarakat di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang. Dari pengamatan dan hasil wawancara penulis di lapangan dapat ditarik kesimpulan bahwa kurangnya pendidikan di daerah aliran Batang Bayang, sehingga banyak masyarakat
yang melakukan penambangan bahan galian golongan C (batu) untuk menambah kebutuhan sehar.-hari 2. Dampak penambangan bahan galian golongan C bagi mata pencarian masyarakat di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang Dari pengamatan dan hasil wawancara penulis di lapangan dapat di tarik kesimpulan bahwa masyarakat Bayang banyak memiliki mata pencarian bertani dan memotong getah namun dari hasil mata pencarian tersebut tidaak mencukupi kebutuhan dalam rumah tangga sehingga banyak masyarakat melakukan mata pencarian sampingan dengan menambang bahan galian C (mengambil batu) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari 3. Dampak penambangan bahan galian golongan C bagi pendapatan masyarakat di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang Dari pengamatan dan hasil wawancara penulis di lapangan dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat yang berada di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang mempunyai pendapatan tidak menentu tergantung pada keadaan cuaca, pendapatan masyarakat pun berfariasi sekitar 135-200 ribu/hari dari pekerjaan utama, sedangkan 50100 ribu/ hari dari pekerjaan sampingan, penambangan bahan galian C (mengambil batu) tersebut. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka hasil tersebut di atas akan dibahas lebih lanjut dalam bentuk uraian. Pertama, dampak penambangan bahan galian golongan C bagi pendidikan masyarakat di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang. Pendidikan masyarakat di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang umumnya masih rendah, rata-rata tamat SD dan SLTP paling tinggi SLTA. Kurangnya pendidikan di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang, sehingga maraknya
masyarakat melakukan pertambangan bahan galian golongan C (batu) tampa berfikir lebih dewasa akan resiko kerusakan lingkungan yang ditimbulkan. Menurut Mangunwijaya (2008:11), mengemukakan pendidikan sebagai upaya mempengaruhi manusia dalam usaha membimbingnya menjadi dewasa. Usaha membimbing yang di maksud disini adalah usaha yang didasari dan di laksanakan dengan sengaja. Kedua, dampak penambangan bahan galian golongan C bagi mata pencarian masyarakat di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang. Pada umumnya masyarakat di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang mempunyai mata pencarian sebagai bertani dan memotong getah namun hasil dari mata pencarian tersebut tidak mencukupi kebutuhan sehingga banyak masyarakat melakukan mata pencarian sampingan yaitu penambangan bahan galian gilongan C di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mata pencarian merupakan pekerjaan atau usaha yang di lakukan dalam mendapatkan hasil untuk kehidupan. Pekerjaan itu ada yang berupa pekerjaan pokok dan ada pula yang merupakan pekerjaan sampingan (Soekanto, 2009). Ketiga, dampak penambangan bahan galian golongan C bagi pendapatan masyarakat di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang. Masyarakat yang berada di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang mempunyai pendapatan tidak menentu tergantung pada keadaan cuaca, pendapatan masyarakat pun berfariasi sekitar 135-200 ribu/hari dari pekerjaan utama, sedangkan 50100 ribu/ hari dari pekerjaan sampingan, penambangan bahan galian C (batu) tersebut. Sehingga maraknya pertambangan bahan galian golongan C (batu) yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan dan menambah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Secara umum pengertian pendapatan menurut Hul yang di kutip oleh Desrianto (1997) menyatakan bahwa pendapatan adalah gambaran yang lebih tepat tentang kondisi
ekonomi keluarga yang merupakan jumlah keseluruhan pendapatan dalam tiga kelompok yaitu pendapatan tinggi, sedang dan rendah. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan yang diterima biasanya sebagai balas jasa dari majikan. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bedasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagai mana yang di kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat di simpulkan: 1. Pendidikan masyarakat di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang umumnya masih rendah, rata-rata tamat SD dan SLTP paling tinggi SLTA. Kurangnya pendidikan di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang, sehingga maraknya masyarakat melakukan pertambangan bahan galian golongan C (batu) tampa berfikir lebih dewasa akan resiko kerusakan lingkungan yang ditimbulkan. 2. Pada umumnya masyarakat di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang mempunyai mata pencarian sebagai bertani dan memotong getah namun hasil dari mata pencarian tersebut tidak mencukupi kebutuhan sehingga banyak masyarakat melakukan mata pencarian sampingan yaitu penambangan bahan galian gilongan C (batu) di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang untuk memenuhi kebutuhan seharihari. 3. Pada umumnya masyarakat yang berada di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang mempunyai pendapatan tidak menentu tergantung pada keadaan cuaca, pendapatan masyarakat pun berfariasi sekitar 135-200 ribu/hari dari pekerjaan utama, sedangkan 50-100 ribu/ hari dari pekerjaan sampingan, penambangan bahan galian C (batu) tersebut. Sehingga maraknya pertambangan bahan galian golongan C (batu) yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan dan menambah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. B. Saran Bedasarkan data yang di peroleh, maka saran dari penulis adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada masyarakat di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang untuk dapat meningkatkan pendidikan keluarga, terutama anak sehingga kehidupan di masa yang akan datang dapat lebih terjamin. Pendidikan bagi anak dan keluarga adalah modal untuk kehidupan masa yang akan datang. 2. Diharapkan kepada masyarakat di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang untuk dapat meningkatkan aktifitas dalam mata pencarian yang perlu di tingkatkan seperti jam kerja di tambah, mencari mata pencarian tambahan atau mata pencarian sampingan. 3. Diharapkan kepada masyarakat di kawasan aliran Batang Bayang Kecamatan Bayang untuk dapat meningkatkan aktifitas dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan dan menambah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan. DAFTAR PUSTAKA Burhan Bungin. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif : Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarata : PT. Raja Grafindo Persada Desrianto. (1997), Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya Lexy.
J. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Manguwijaya.(2008). Dasar-dasar Ilmu Kependidikan. Jakarta : PT Grafindo Persada Soekanto,2009, Sosiologi Suatu PengantarEd, Baru,-45-. Jakarta : Raja Wali Pers Sugiyono. 2008. Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta