Umat Islam di Bawah Bayang-Bayang Golongan Kafir
ِ احلم ُد هلل الَّ ِذ ْي أ َْر َس َل َر ُس ْولَوُ بِاهلَُدى َوِديْ ِن احلَ ِّق لِيُظْ ِهَرهُ َعلَى الدِّيْ ِن ُكلِّ ِو َولَ ْو َك ِرَه َْ َّ امل ْش ِرُك ْو َن أَ ْش َه ُد أَ ْن الإِلوَ إِال اهللُ َوأَ ْش َه ُد أ َُن َسيِّ َدنَا ُُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُو ُ ٍ اللّه َّم ص ِّل وسلِّم وبا ِرْك على سيِّ ِدنَا ُُم َّم ٍد وعلَى آلِِو وأَصحابِِو ومن تَبِعهم بِِإحس ان ََ َ َ َ َ ََ ْ َ َ َ ُ َ ْ ْ َُ ْ ََ َ ْ َ … إِ ََل يَ ْوِم الدِّيْ ِن ِ فَيا ِعباد.....أ ََّما ب ع ُد اهلل ! اتَّ ُ ْوا اهللَ َح َّق تُ َ اتِِو َوالالَُو ْ تُ َّن إِال َوأَنْ ُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن ََ َ َْ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Maha suci Allah Swt. yang telah menciptakan siang dan malam. Sesungguhnya, setiap makhluk hidup memerlukan sinar mentari agar tetap menyinari bumi dan malam untuk beristirahat; maka Allah Swt tidak menghentikan peredaran matahari, dan tidak mencabut perputaran malam, sekalipun sepanjang malam dan siang hari manusia bergelimang dalam dosa, mengingkari perintah Allah Swt. serta mengabaikan larangan-Nya. Oleh karena itu, marilah kita bertaqwa kepada Allah agar kita menjadi manusia yang paling menepati menurut Al-Qur’an, karena Allah menyatakan dalam firman-Nya: “Sesungguhnya
manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah mereka yang paling bertaqwa”. Terhadap orang yang bertaqwa Allah Swt berjanji:
“Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu.Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.”(Qs. AlAhzab,33:70-71)
Page 1 of 11
Pola kehidupan taqwa, yaitu ta’at kepada Allah Swt. dan tidak maksiat kepada-Nya, semestinya menjadi agenda hidup umat Islam, agar Allah Swt berkenan menolong kita dalam urusan dunia, serta menyelesaikan problema yang kita hadapi. Allah Swt berjanji,
“Siapa yang bertaqwa akan diberi jalan keluar terhadap segala persoalan Serta
memberinya rezeki dari jalan yang tidak terlintas di hatinya. Dan (Ingatlah), sesiapa berserah diri bulat-bulat kepada Allah, maka Allah cukuplah baginya (untuk menolong dan menyelamatkannya). Sesungguhnya Allah tetap melakukan segala perkara yang dikehendakiNya. Allah telahpun menentukan kadar dan masa bagi berlakunya tiap-tiap sesuatu..” (Qs.at-talaaq:2-3) Kemudian, kita sampaikan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. yang telah diutus Allah sebagai uswah hasanah (tauladan hidup terbaik) bagi manusia. Sebagai utusan Allah, beliau telah membuktikan kesempurnaan Islam dan menyeru manusia supaya berpegang teguh pada syari’at Islam, agar tidak tersesat jalan. Dewasa ini, di Malaysia terdapat berjuta-juta manusia yang belum mendapatkan hidayah-Nya, mereka tetap kafir serta menentang Allah Swt. Celakanya, orang-orang kafir itu secara agresif dan terus menerus berusaha menambah jumlah pengikut, bersama dalam kesesatan, dengan memurtadkan umat Islam menggunakan senjata ideologi dan ekonomi. Maha Benar Allah Swt yang telah memberikan resolusi ruhiyah, melalui do’a dalam surat AlFatihah, agar ditunjuki jalan hidup Islam yang dikaruniai Allah dan dijauhkan dari jalan hidup orang-orang Yahudi yang dimurkai dan jalan hidup orang-orang Nashrani yang tersesat. Jalan hidup yang dikaruniai Allah adalah jalan yang diikuti Muhammad Rasulullah Saw, sebagaimana dalam firman-Nya:
Page 2 of 11
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum kedatangan nabi itu mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Qs. Ali Imran, 3:164).
Allah Swt mengutus Nabi dari jenis manusia agar dia dapat diikuti dan dicontoh. Jadi, tidak ada alasan untuk menolak ajaran beliau, sekalipun berbeda suku bangsa, etnis, warna kulit, budaya dsbnya. Karena kebaikan Islam, bukan saja diperlukan oleh manusia tapi juga bermanfaat bagi siapa saja yang mengamalkannya. Sedangkan jalan hidup orang-orang yang dimurkai dan tersesat adalah jalan hidup yang diikuti oleh orang-orang Yahudi dan Nashrani. Bila kaum Muslim mengikuti jalan hidup, budaya serta adat istiadat mereka, pasti akan tersesat dari jalan kebenaran dan dimurkai Allah Swt.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Kehidupan yang dijalani umat Islam dewasa ini, bukanlah jalan hidup yang seharusnya dilalui. Beragam problem kehidupan yang kita hadapi, bukanlah problem yang lahir lantaran melaksanakan Islam. Tetapi justru karena umat Islam meninggalkan syari’at Islam, dan mengikuti jalan hidup orang-orang yang tersesat dan dimurkai Allah, sehingga petaka demi petaka datang menimpa. Benarlah nubuwah Rasulullah Saw, akan datangnya suatu zaman setelah beliau, yang menimpa umat Islam seperti sabdanya:
Page 3 of 11
“Akan datang suatu zaman pada manusia tiada tinggal dalam Islam kecuali namanya, tiada tinggal dalam Alqur’an kecuali tulisannya, dan masjid-masjidnya tinggal menjadi bangunan megah.” (ath-Thabrani) Di zaman ini, betapa banyaknya orang yang mengaku Muslim, tapi seolah-olah jumlah majoriti tidak berpengaruh dalam membangun masyarakat yang adil dan makmur, tidak berperan dalam mengangkat dan martabat kemuliaan negeri ini. Islam tinggal nama dan Al-Qur’an tinggal tulisan, akibat pengaruh fikrah serta ideologi anti syari’ah Islam menjajah aqidah dan mengintervensi pandangan hidup umat Islam. Atas nama demokrasi, umat Islam dihambat jika melaksanakan syari’at Islam, padahal demokrasi bukanlah jalan mereka yang diberi karunia oleh Allah. Atas nama toleransi, aqidah umat Islam dikebiri dengan mengatakan semua agama sama saja. Dan atas nama hak asasi manusia, ajaran Islam dikoreksi dan melepaskannya dari ikatan Qur’an dan sunnah Nabi Saw. Pemikiran rakyat membuktikan bahwa Malyasia dengan majoriti penduduknya beragama Islam, hidup di bawah bayang-bayang golongan munafik, kafir, kaum yang dimurkai dan tersesat dari jalan Allah. Faktanya, dalam banyak pekara, penguasa negera ilebih mendengarkan aspirasi golongan kafir Ameraka, lebih aktif terhadap tuntutan mereka daripada tuntutan umat Islam. Lebih renponsif terhadap problem golongan kafir daripada problem umat Islam. Nama Islam hanya dijadikan payung sekaligus tangga untuk naik bagi setiap tokoh yang ingin berada di singgasana kekuasaan. Potensi kaum muslimin yang dahsyat hanya dijadikan ungkapan penarik geolongan suara Melayu Islam disetiap piliharayan Umum tiba. Bangsa ini bukan saja tidak bersyukur, bahkan kehilangan rasa malunya kepada Allah Swa dan Rasulullah Saw. Bangsa kita sudah sering diremehkan negara asing, dan kita tidak malu. Umat Islam pun kena imbasnya. Betapa banyaknya orang yang mengaku Muslim, tapi mereka mengganti syari’at Allah dengan sistem jahilyah, tanpa rasa malu. Mereka menolak ajaran Islam, dan menerima fahaman sesat tanpa rasa malu. Mereka mengingkari Allah Swt, mengumpat Rasulullah Saw, dan menghina Al-Qur’an, tanpa rasa malu. Ada juga orang Islam yang menjauhi masjid lalu menukarnya dengan mengunjungi klub malam, tanpa rasa malu. Para wanita bergaul bebas, menolak berpakaian jilbab untuk menutup aurat, lalu menggantinya dengan pakaian yoe can see, pakaian tanktop, tanpa rasa malu.
Page 4 of 11
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah: Sesungguhnya rasa malu merupakan fasilitas Ilahiyah, yang dimiliki orang-orang beriman, untuk menyelamatkannya dari fitnah, sehingga apabila ia berniat melakukan kemaksiatan ia akan malu kepada Allah. Ketika mata menyuruh untuk melihat kemungkaran, rasa malu menghalanginya dan berkata, jangan engkau lihat. Ketika telinga menyuruh untuk mendengar ucapan buruk, rasa malu mengatakan, jangan engkau dengar. Dan ketika kaki menyuruh untuk berjalan, rasa malu mengingatkan, jangan engkau berjalan untuk bermaksiat kepada Allah Swt. Akan tetapi, jika seseorang sudah kehilangan rasa malu, maka ibarat kuda liar yang sulit
dikendalikan, bebas berbuat sesuka nafsunya. Bagai sebuah ungkapan, “Idza lam tas tahi fasna’
ma
syi’ta
(Jika kamu tidak punya rasa malu maka Dalam kaitan ini, patut kita renungkan pertanyaan Al-Qur’an:
berbuatlah
sesukamu).”
“Maka adakah orang yang mengetahui bahawa Al-Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu (wahai Muhammad) perkara yang benar, sama dengan orang yang buta matahatinya? Sesungguhnya orang-orang yang mahu memikirkan hal itu hanyalah orang-orang yang berakal sempurna..” (Qs. Ar-Ra’d, 13:19). Sungguh tidaklah berakal, orang yang mengetahui syari’at Islam lebih baik dari demokrasi, tapi anti syari’at. Tidaklah berakal, orang yang meyakini bahwa masjid lebih baik dari bioskop, mushaf Qur’an lebih mulia dari majalah porno, membaca Qur’an lebih maslahat daripada berdangdut ria, dan bersahabat dengan orang shalih lebih baik dari penjahat; malah mengikuti perbuatan yang tidak baik itu. Sama tidak berakalnya, orang yang ingin memberantas pelacuran, perjudian, malah menyediakan lokasasi pelacuran dan judi yang ad lesin. Menangkap para pemabuk, tapi membiarkan peminum minuman keras beroperasi dan menerima cukai cukup besar dari pab tersebut. Ingin menyelamatkan generasi muda dari kerusakan akhlak, prilaku seks bebas dan dadah, tapi membiarkan beredarnya majalah porno. Para artis mengadakan penyuluhan anti Aids/ HIV, tapi disaat lain mereka mengadakan pertandingan ratu cantik Malaysia.
Page 5 of 11
Logika mana yang benar, bahwa segala penyakit masyarakat ini dapat diberantas tanpa melenyapkan penyebabnya? Masalahnya sekarang, apakah rakyat Malaysia percaya bahwa syari’at Islam lebih baik dari demokrasi, dan Al-Qur’an serta sunnah Nabi lebih lengkap dan mulia dari perlembagaan warisan penjajah? Mengapa bangsa melayu ini bangga mengikuti sistem hidup yang sudah jelas gagal memperbaiki tarap hidup masyarakat, gagal menghentikan terorisme dan korupsi, gagal mengatasi masalah moral, bahkan gagal meraih cita-cita hidup berbangsa dan bernegara? Apa jadinya negara ini jika diurus oleh orang-orang yang tidak berakal, yang tidak membedakan antara benar dan salah, antara rasuah dan gaji, antara muslihat dan maslahat? Apa jadinya nasib rakyat Malaysia, jika pejabat yang diamanahi menyelesaikan masalah rasuah dan penyeliwinagn, justru menjadi bagian dari jaringan para perompak wang rakyat? Yang akan terjadi pastilah malapetaka, sebagaimana firman Allah Swt:
“Tidakkah engkau melihat (dan merasa ajaib) terhadap orang-orang kafir yang telah menukar kesyukuran nikmat Allah dengan kekufuran, dan yang telah menempatkan kaum mereka dalam kebinasaan? Qs. Ibrahim, 14:28). Kenyataannya, negara kita kian jauh dari rahmat Allah Swt dan semakin akrab dengan azab. Dosa yang dilakukan secara individu maupun kolektif di negara ini sungguh dahsyat. Potensi kebaikan tidak sebanding dengan kekuatan jahat yang merusak masyarakat. Amirul Mukminin, Ali bin Thalib ra berkata: “Tidaklah turun bencana kecuali diundang
oleh dosa. Dan tidak akan dicabut suatu bencana kecuali dengan taubat.” Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Penyebab Kebinasaan
Di hari ini, saat kita bersimpuh di haribaan Ilahy, negeri kita tengah menghadapi begitu banyak persoalan hidup, dengan berbagai kejadian serta pengalaman yang memedihkan, seakan kita sedang berdiri di tepian jurang di malam gelap gulita. Kemiskinan, keruntuhan moral yang kronis, rasuah yang menggila didalam masyarakat. Page 6 of 11
Segala musibah dan penderitaan ini datang bertubi-tubi, seakan negera ini tengah menuai akibat dari kelakuan pemimpin mereka yang tidak Islami, ingkar janji, kroni, dan tidak tunduk pada peraturan Ilahy dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara. Marilah kita muhasabah, sekaligus koreksi total atas dosa apa yang tengah melingkupi penguasa serta rakyat negara ini. Kita tengah menyaksikan kemungkaran kolektif secara sistematis. Rasulullah Saw menginformasikan, bahwa sumber kerusakan didalam masyarakat yang terjadi di segala zaman disebabkan antara lain: pertama, kekuasaan Negara berada di tangan kaum munafiq. Nabi Saw bersabda:
“Tidak akan terjadi kiamat sebelum setiap kabilah dipimpin oleh orang-orang munafiq.” (Hr. ath-Thabrani) Jika kekuasaan Negara berada di tangan orang munafiq, niscaya erosi iman akan melanda keyakinan umat, dan mengikis jiwa agama dari hati rakyat. Perilaku umat yang kering dari ajaran agama akan menyuburkan kemaksiatan dan kedurhakaan kepada Allah Swt. Di dalam Qur’an dinyatakan, model kepemimpinan di dunia ini hanya ada dua, yaitu pemimpin yang mengajak kepada an-Nur dan pemimpin yang mengajak kepada an-Nar. Pemimpin yang mengajak pada Nur (cahaya/petunjuk), disebutkan dalam al-quraan;
“Dan Kami jadikan mereka ketua-ketua ikutan, yang memimpin (manusia ke jalan yang benar) dengan perintah Kami, dan Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebaikan, dan mendirikan sembahyang, serta memberi zakat; dan mereka pula sentiasa beribadat kepada Kami. Qs. Al-Anbiya, 21:73: Seorang pemimpin yang baik, dia memerintah dengan petunjuk Allah, dan menjadi pelopor kebajikan serta memotivasi rakyatnya untuk tekun beribadah, mendirikan shalat, dan mengeluarkan zakat. Itulah misi seorang pemimpin iaitu taat pada kebenaran.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Page 7 of 11
Alangkah baiknya jika para pemimpin negera ini belajar pada kebijakan khalifah Umar Ibnul Khathab, tatkala rakyat yang dipimpinnya mengalami musibah. Beliau yang bergelar Al-Faruq, telah meletakkan dasar-dasar semangat saling membantu dan meringankan beban sesama rakyat, tentang bagaimana seharusnya para pemimpin berbuat pada saat rakyatnya mengalami penderitaan? Pada masa kekhalifahan Umar Ibnul Khattab ra, pernah terjadi kemarau panjang, diikuti bencana alam, gempa bumi dan angin badai, sehingga kelaparan merajalela, wabah penyakit melanda masyarakat dan hewan ternak terbunuh. Demikian sedih menyaksikan kondisi rakyatnya, sehingga beliau bersumpah tidak akan makan daging dan minum susu sebelum bahan makanan tersebut dinikmati oleh semua penduduk. Umar Ibnul Khattab ra, sang pemimpin yang Agung berusaha keras menundukkan kepentingan pribadinya, mengendalikan kepentingan diri dan keluarganya, demi mengutamakan kepentingan rakyat yang lebih membutuhkan. Sehingga keluarlah ucapannya yang terkenal: “Bagaimana aku dapat memperhatikan
keadaan rakyat, jika aku sendiri tidak merasakan apa yang mereka rasakan.”
Sungguh mulia hati Umar al-Faruq. Ucapannya tidak hanya retorik, bukan sekadar janji-janji manis kepada masyarakat, bukan cuma pandai berjanji, tapi menjadi sikap politik dan keutaman kepemimpinannya yang agung. Apabila seorang pemimpin mempelopori kemungkaran, sama artinya menjerumuskan rakyat ke Nar (kesesatan/neraka).
“Dan Kami jadikan mereka ketua-ketua (dalam kesesatan) yang mengajak ke neraka (dengan kekufurannya), dan pada hari kiamat pula mereka tidak mendapat sebarang pertolongan. Dan Kami iringi mereka dengan laknat di dunia ini, dan pada hari kiamat pula adalah mereka dari orang-orang yang tersingkir (dari rahmat Kami) dengan sehina-hinanya. (Qs. Al-Qashas, 28:41-42).
Page 8 of 11
Informasi ayat ini sungguh mengerikan. Sudah lebih 50 tahun Malaysia meredeka, rakyat Malaysia seperti didorong-dorong ke jalan sesat menuju neraka. Malaysia menjadi pewaris aturan, undang-undang serta peradaban jahiliyah yang mengingkari petunjuk Allah Swt dan Rasul-Nya Saw. Di zaman pemerintahan , mantan PM dahulu taelah mendorong rakyatnya keneraka melalui ideologi 2020. Dikutu dengan Selogan Islam hadari mendorong rakyat memahami Islam yang tersasar dari kebenaran. Dan pada kini Selogang baru diciptakan 1Malaysai disaat yang sama penguasa mendorong rakyatnya keneraka melalui jalan Ketuan Melayu. Ketika pemimpin dikuasai oleh orang-orang yang tidak mengindahkan ajaran agama, tidak terikat dengan hukum Allah Swt dan Sunah Rasulullah Saw, maka dia sulit membedakan yang benar dan salah, antara petunjuk Allah Swt dan rayuan syetan, antara maslahat dan muslihat. Apabila penguasa durhaka yang mengendalikan pemerintahan, bersama mereka pastilah diikuti laknat, dan rakyat jadi korban utamanya. Disaat demikian, betapa sulitnya menemukan pimpinan yang shalih, cerdas dan berakhlak mulia; yang dapat dipercaya kejujuran dan keberaniannya dalam menegakkan keadilan dan menumpas kejahatan. Faktanya, banyak orang-orang yang naik jadi pemimpin, bukan karena reputasi intelektual maupun moral, melainkan rasuah dan banyak uang. Sudah banyak kita lihat pengerusi masjid dan AJKnya dilantik dikalangan juak-juak kerajaan yang rata-rata jahil agama Islam, artis dangdut, pelawak, dinobatkan dengan gelaran Dato`, Ketua kampong dilantik dikalangan orang yang fasik dan jauh kehidupan nya dari ajaran Islam/ Dikala Malaysia dilanda berbagai krisis, mampukah seorang wakilrakyat atau ahli perliman yang fasik mengatasi problem hidup rakyat? Seperti ungkapan seorang shalih, “Ketika agama dimuliakan di atas harta dunia, maka
Allah Swt akan membuat dunia hina baginya. Dan ketika kita menyembah harta dunia, maka agama akan hilang dari lubuk hati dan para pencari dunia pasti akan mengalahkan kita.” Lalu, manfaat apa yang dapat diharapkan rakyat dari jenis pemimpin berkualitas rendah, dengan dosa sosial serta moral yang bertumpuk? Penyebab kedua, adalah Ulama fasiq. Rasulullah Saw bersabda:
Page 9 of 11
“Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang tekun beribadah adalah jahil
(bodoh), dan para ulama’ Fasik (rusak moral dan pikirannya).” (Abu Nu’aim dan Hakim)
Ulama’ fasik, yang rusak moral dan pikirannya, suka mempermainkan agama, menyebabkan kalangan awam menjauh dari agama sehingga memberi peluang bagi penguasa untuk menjauhkan syari’at Islam dari praktek kehidupan, dalam mengatur pemerintahan dan Negara. Sebab, ulama’ yang sudah rusak akhlaknya dapat dengan mudah diperalat untuk merusakkan masyarakat. Di negera kita, ulama dan tokoh agama makin sering terlibat perebutan kuasa dan pangkat yang menggiurkan. Para pimpinan Islam, tokguru, muballigh dan ustaz, tidak bersemangat lagi menyerukan amar ma’ruf dan nahyu mungkar, malah beramai-ramai memburu kehidupan dengan penuh kemewahan di bawah bayang-bayang konsep golongan kufar yang diwariskan kaum Yahudi dan Nashrani. Tanpa disadari, mereka menambah jumlah orang yang anti syari’at Islam.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Wahai kaum Muslimin, di hari yang penuh barakah ini, marilah kita buktikan bahwa kta Umat Nabi Muhammad Saw. Berjanji akan berjuang hinga ketitisan darah yang terakhir untuk menegakkan syari’at Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan Negara. Marilah kita ikhlas dalam beragama, agar Allah menolong kita dalam urusan dunia. Oleh karena itu, seruan untuk menegakkan kemanusiaan yang adil dan beradab, kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Malaysia, di atas landasan Syari’at Islam; bukan saja untuk membebaskan manusia dari belenggu kemiskinan dan penindasan. Tetapi juga untuk membebaskan masyarakat dari ancaman pemurtadan, jeratan fahaman yang sesat, serta penipuan nagara asing, yang kini terus meruntuhkan harga diri dan agama kita. Umat Islam hendaknya bersatu padu melawan kezaliman, aliran sesat dan misi pemurtadan, dengan mengambil hikmah dari ibadah shalat berjamaah. Marilah kita memohon kepada Allah, agar diberi keselamatan dari segala keburukan, diberi kebaikan yang paling sempurna, kehidupan yang sejahtera, waktu yang paling bahagia. Semoga Allah Swt berkenan memperperbaiki amal-amal kita dan membersihkannya dari kesyirikan serta kemunafikan.
Page 10 of 11
آن الع ِظي ِم ونَ َفع ِِن وإِيَّا ُكم ِِبَا فِي ِو ِمن اآلي ِ بارَك اهلل ِِل ولَ ُكم ِِف ال ُر ِ ات و ِّ الذ ْك ِر ْ ْ َ َ َ ْ ْ ََ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ الس ِميع العلِيم واس ْغ ِ احل ِكي ِم وتَ َ بَّل ِم ِِّن وِمْن ُكم تِ ِ َّ الع ِظْي َم ِ ِْل اهلل ر ف و ى و ن إ و ت الو َّ َ َ ُ ُْ َ ُْ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َُ ُ َ ات وامل ْؤِمنِني وامل ْؤِمنَ ِ ولَ ُكم ولِسائِِر الُم ِسلِمني واملسلِم ِ اسَ ْغ ِفُرْوهُ فَيَا فَ ْوَز ف ات َ ْ َ ْ َِ َ ْ ْ َِ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َ َ ُ ني املُ ْسَ ْغف ِريْ َن َويَا ََا َا الَّائبِ ْ َ
Page 11 of 11