Percepatan Pelaporan Data Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi
Bawang Merah dan Cabai
Aston Hotel Solo, 6-8 April 2016
2. Tiga tahun terakhir menjadi perhatian publik terutama terkait dengan Bw Merah dan Cabai serta produk yang diatur izin Impornya (RIPH)
Perkembangan Produksi Bawang Merah dan Cabai
Keterangan: *) Angka Sementara **) Angka Sasaran
POLA SEBARAN BULANAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Th. 2011 sd 2014 ATAP) 160,000
140,000
Produksi (Ton)
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
0
2011 2012 2013 2014
1 59,295 107,946 115,486 149,013
2 35,430 73,350 68,136 66,234
3 40,920 46,254 59,307 58,506
4 65,102 57,994 77,632 83,949
5 6 60,073 68,579 80,953 92,116 70,657 89,464 98,307 140,637
7 118,906 104,974 88,991 122,245
8 118,727 114,083 109,625 114,597
9 76,797 81,906 100,684 100,475
10 80,303 100,921 87,930 102,696
11 79,744 47,862 55,836 104,847
12 89,238 55,837 87,025 92,480
Sumber : BPS RI 4
POLA SEBARAN BULANAN PRODUKSI CABAI BESAR (Th. 2011 sd 2014 ATAP)
120,000
100,000
Produksi (Ton)
80,000
60,000
40,000
20,000
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2011
75,602
67,589
72,512
81,976
84,393
75,878
78,997
74,918
83,400
72,509
62,179
58,848
2012
68,655
99,766
96,451
91,393
84,175
79,702
84,460
74,682
76,398
71,223
64,615
62,791
2013
75,843
97,581
92,023
98,576
98,848
89,640
90,200
82,356
83,763
71,386
65,782
66,883
2014
86,225
98,411
98,775
95,696
96,988
99,707
98,693
90,894
89,843
76,879
69,478
73,017
Sumber : BPS RI 5
POLA SEBARAN BULANAN PRODUKSI CABAI RAWIT (Th. 2011 sd 2014 ATAP)
90,000 80,000 70,000
Produksi (Ton)
60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
2011
36,026
38,220
44,777
47,964
56,672
60,209
60,663
56,285
52,684
52,294
45,315
43,080
2012
45,572
53,267
52,940
70,360
75,862
69,700
64,229
62,653
59,799
52,025
51,754
44,053
2013
48,266
47,596
53,996
56,367
66,204
70,718
62,210
65,522
61,165
62,445
62,847
56,165
2014
51,725
53,547
56,472
68,900
85,159
75,514
83,355
78,219
66,048
61,933
55,775
63,827
Sumber : BPS RI 6
Rencana Pola Tanam Bawang Merah 2016 Bulan
Produksi (Ton) Kehilangan (Ton) Konsumsi Langsung Horeka dan warung Kebutuha n (Ton)
Benih Industri Total Kebutuhan
Neraca (Ton) Bulan Tanam Luas Tanam (Ha)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah
104.547 90.531 89.909 90.133 95.062 126.130 137.807 128.244 121.877 114.056 95.336 97.493 1.291.125
8.740
7.568
7.516
7.535
7.947 10.544 11.521 10.721 10.189
8.150
107.938
53.246 52.719 52.719 52.719 53.246 57.991 53.773 52.719 53.246 52.719 52.719 53.773
641.588
11.600 11.600 11.600 11.600 11.600 11.600 11.600 11.600 11.600 11.600 11.600 11.600
139.200
10.455
9.053
8.991
9.013
9.506 12.613 13.781 12.824 12.188 11.406
9.534
9.749
129.113
6.805
6.738
6.738
6.738
6.805
6.738
6.873
82.000
82.106 80.110 80.048 80.070 81.157 89.615 86.027 83.881 83.839 82.462 80.590 81.995
991.901
13.701 Nov
2.853 Des
2.345 Jan
2.528 5.957 25.970 40.260 33.642 27.849 22.059 Feb Maret April Mei Juni Juli Agust
6.776 Sept
7.347 Okt
191.286
10.455
9.053
8.991
9.013
9.534
9.749
129.113
7.412
6.873
6.738
6.805
9.535
6.738
9.506 12.613 13.781 12.824 12.188 11.406
7.970
Keterangan: a. Produksi bruto bawang merah tahun 2016 sebesar 1.291.123 ton (Sasaran produksi tahun 2016 Ditjen Hortikultura) b. Kehilangan sebesar 8,36% dari produksi bruto c. Kebutuhan terdiri dari Konsumsi langsung sebesar 2,49 kg/kap/th (SUSENAS 2014 diolah BKP), benih sebesar 10% dari produksi (Ditjen Hortikultura) d. Peningkatan kebutuhan periode HBKN : Puasa dan Idhul Fitri 10% (Juni 24 hari, juli 14 hari), Idhul Adha 5% (september 7 hari), Natal dan Tahun Baru 5% (Desember 10 hari dan Januari 5 hari) e. Jumlah penduduk tahun 2016 : 258.705 ribu jiwa, (berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia 2010 - 2035, BAPPENAS -BPS) f. Kebutuhan Industri tahun 2016 sebesar 82.000 ton diperoleh pada saat rapat yang disampaikan oleh petugas dari Kementerian Perindustrian g. Horeka (Hotel, Restoran dan Katering) dan warung makan. h. Olahan primer sebagian besar untuk bawang goreng di Kota Palu, Donggala, Sigi, Nganjuk, Cirebon, Kuningan, Probolinggo, Sumenep)
Rincian Surplus Bawang Merah sebesar 191.284 ton 1. Olahan primer 0.3 2. Pedagang 0.51 0.19 73. Potensi Ekspor Jumlah
57,385 97,555 36,344 191,284
Rencana Pola Tanam / Produksi Cabai Besar 2016 Bulan Produksi (Ton) Kehilangan (Ton) Konsumsi Langsung Horeka dan Kebutuhan warung (Ton) Industri dan benih Total Kebutuhan Neraca (Ton) Bulan Tanam Luas Tanam (Ha)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah
97.575
108.132
101.471
101.055
100.263
107.922
105.055
98.292
98.316
96.908
96.347
5.142
5.699
5.348
5.326
5.284
5.687
5.536
5.180
5.181
5.107
5.077
5.171
63.738
35.885
35.529
35.529
35.529
35.529
38.016
37.306
35.529
35.885
35.529
35.529
36.240
432.037
28.860
28.860
28.860
28.860
28.860
28.860
28.860
28.860
28.860
28.860
28.860
28.860
346.320
11.372
11.373
11.373
11.373
11.373
11.373
11.373
11.372
11.372
11.372
11.372
11.372
136.470
76.117
75.762
75.762
75.762
75.762
78.249
77.539
75.761
76.117
75.761
75.761
76.472
914.827
16.316
26.671
20.361
19.967
19.217
23.985
21.980
17.351
17.018
16.040
15.508
16.475
230.888
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mei
Juni
Juli
12.197
13.517
12.684
12.632
12.533
12.287
12.290
12.114
Maret 13.490
April 13.132
Agust 12.043
98.118 1.209.454
Sept 12.265
151.182
Keterangan: a. Produksi bruto cabai besar tahun 2016 sebesar 1.209.454 ton (Sasaran produksi tahun 2016 Ditjen Hortikultura) b. Kehilangan sebesar 5,27% dari produksi bruto c. Konsumsi langsung 1,67 kg/kap/th (SUSENAS 2014 diolah BKP), d. Peningkatan kebutuhan periode HBKN : Puasa dan Idhul Fitri 10%(Juni 21 hari, juli 16 hari), Idhul Adha 5%(september 7 hari), Natal dan Tahun Baru 5% (Desember 10 hari dan Januari 5 hari) e. Jumlah penduduk tahun 2016 : 258.705 ribu jiwa, (berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia 2010 - 2035, BAPPENAS -BPS) f. Kebutuhan industri cabai Th. 2016 naik 10% terhadap angka kebutuhan 2015 = 170.500 ton (kebutuhan industri cabai besar : 80% dari total kebutuhan industri cabai = 136.440 ton) g. Kebutuhan benih sebesar 300 gram per hektar, setara dengan 30 kg cabai segar. Sehingga kebutuhan benih untuk luas tanam 151.182 hektar diperlukan 4.540 ton cabai segar. h. Horeka (Hotel Restoran dan Katering), warung makan
Rincian Surplus Cabai Besar/Keriting sebesar 230.888 ton 1. Olahan primer 0.55 126,989 2. Pedagang 0.35 80,811 8 3. Potensi Ekspor 0.1 23,089 Jumlah 230,888
Rencana Pola Tanam / Produksi Cabai Rawit 2016 Bulan
1
Produksi (Ton) Kehilangan (Ton)
Kebutuhan (Ton)
Konsumsi Langsung Horeka dan warung Industri dan Benih Total
Neraca (Ton) Bulan Tanam Luas Tanam (Ha)
2
3
4
5
6
7
8
58,577 62,080 65,782 78,899 91,387 86,878 83,833 82,727 3,087
24,162 24,162 24,162 24,162
289,944
2,841
4,360
2,841
54,077 53,809 53,810 53,810 53,811 55,686 55,150 53,810 1,414 Okt
4,999 Nov
8,506 20,931 32,760 26,613 24,265 24,557 Des Jan Feb Maret April Mei
11,715 12,416 13,156 15,780 18,277 17,376 16,767 16,545
3,960
2,841
3,729
2,841
3,618
890,220
24,162 24,162 24,162 24,162 24,162 24,162 24,162 24,162 2,841
4,418
75,135 70,763 68,644 65,516
325,968
2,842
4,578
Jumlah
27,075 26,807 26,807 27,343
2,841
4,816
12
27,075 26,807 26,807 26,807 26,807 28,683 28,147 26,807
2,841
4,158
11
46,915
2,840
3,467
10
3,453
2,840
3,272
9
2,841
2,841
34,091
54,078 53,810 53,810 54,346
650,003
17,098 13,224 11,217 Juni Juli Agust
7,718 Sept
193,302
15,027 14,153 13,729 13,103
178,044
Keterangan: a. Produksi bruto cabai besar tahun 2016 sebesar 890.220 ton (Sasaran produksi tahun 2016 Ditjen Hortikultura)
b. Kehilangan sebesar 5,27% dari produksi bruto c. Konsumsi langsung 1,26 kg/kap/th (SUSENAS 2014 diolah BKP),
d. Peningkatan kebutuhan periode HBKN : Puasa dan Idhul Fitri 10% (Juni 21 hari, juli 16 hari), Idhul Adha 5% (september 7 hari), Natal dan Tahun Baru 5% (Desember 10 hari dan Januari 5 hari) e. Jumlah penduduk tahun 2016 : 258.705 ribu jiwa, (berdasarkan proyeksi penduduk Indonesia 2010 - 2035, BAPPENAS -BPS)
f. Kebutuhan industri cabai Th. 2016 naik 10% terhadap angka kebutuhan 2015 = 170.500 ton (kebutuhan industri cabai rawit : 20% dari total kebutuhan industri cabai = 34.060 ton) g. Kebutuhan benih sebesar 300 gr per hektar, setara dengan 30 kg cabai segar. Sehingga kebutuhan benih untuk luas tanam 178.044 hektar diperlukan 5.340 ton cabai segar.
h. Horeka (Hotel, Restoran dan Katering) dan warung makan.
Rincian Surplus Cabai Rawit sebesar 193.302 ton 1. Olahan primer 55% 106,316 2. Pedagang 35% 67,656 3. Potensi Ekspor
10% Jumlah
19,330 193,302
9
PENAJAMAN UPAYA KHUSUS CABAI 2016
SASARAN
JENIS : CABAI BESAR, CABAI RAWIT, CABAI KERITING. TARGET 2016 15.168 HA LUASAN MINIMAL SENTRA 25 HA (P.JAWA),50 HA (LUAR P. JAWA) PENDEKATAN KAWASAN ATAU SENTRA SESUAI PERMENTAN 50/2012 DAN KEPMENTAN 45/2015 EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI KOMPONEN PENGEMBANGAN KAWASAN
KOMPONEN KAWASAN PENGEMBANGAN WILAYAH
WILAYAH BARAT*
PENUMBUHAN (EKSTENSIFIKASI)
PEMANTAPAN (INTENSIFIKASI)
KOMPONEN KEGIATAN
KOMPONEN KEGIATAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
WILAYAH TIMUR* 10
Mulsa plastik Benih Pupuk organik Pupuk anorganik Bahan pengendali OPT Sarana irigasi Alat pengolah tanah (kultivator/hand tractor) Penerapan GAP Pengendalian OPT
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mulsa plastik Pupuk organik Pupuk anorganik Bahan pengendali OPT Sarana irigasi Rain shelter Penerapan GAP-GHP Sarana pascapanen (kendaraan angkut, packing house, cold storage, dll) 9. Pengendalian OPT 10. Sarana pengolahan dan promosi pemasaran
(Komponen sama dengan wilayah Barat, perbedaan terutama pada unit cost komponen kegiatan)
PENAJAMAN UPAYA KHUSUS BAWANG MERAH 2016
SASARAN
TARGET 2016: 5.000 HA PENDEKATAN KAWASAN ATAU SENTRA SESUAI PERMENTAN 50/2012 DAN KEPMENTAN 45/2015 EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI KOMPONEN PENGEMBANGAN KAWASAN LUASAN MINIMAL SENTRA 25 HA (P JAWA), 50 HA (LUAR P. JAWA) KOMPONEN KAWASAN PENGEMBANGAN
WILAYAH
WILAYAH BARAT
PENUMBUHAN (EKSTENSIFIKASI)
PEMANTAPAN (INTENSIFIKASI)
KOMPONEN KEGIATAN
KOMPONEN KEGIATAN
1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10. WILAYAH TIMUR
11
Benih Pupuk organik Pupuk anorganik Bahan pengendali OPT Sarana irigasi Alat pengolah tanah (kultivator/hand tractor) Penumbuhan penangkar benih Sarana perbenihan Penerapan GAP Pengendalian OPT
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Benih Pupuk organik Pupuk anorganik Bahan pengendali OPT Penguatan penangkar benih Sarana perbenihan (benih sumber, gudang benih, dll) Penerapan GAP - GHP Sarana pascapanen (kendaraan angkut, gudang, sarana penjemuran) 9. Pengendalian OPT 10. Sarana pengolahan dan promosi pemasaran
(Komponen sama dengan wilayah Barat, perbedaan terutama pada unit cost komponen kegiatan)
Tantangan yang di hadapi??? • Penyediaan data cepat, tepat waktu dan dapat dipertanggugjawabkan • Penambahan berbagai informasi/variabel yang selengkap-lengkapnya (waktu panen, harga di berbagai tempat dan jenjang) • Kemudahan data diakses dan mengaksesnya
Berbagai upaya yang pernah dan sedang ditempuh • Melakukan percepatan pelaporan melalui E-form (Pusdatin dan Ditjen Hortikultura) tetapi belum optimal • BPS-RI memiliki SPH online tetapi hingga saat ini belum dapat diakses karena berbagai alasan: Secara nasional absensi dari Kecamatan belum kontinu dan SDM pengumpul masih belum menguasai metode pengumpulan sehingga kualitas data perlu diklarifikasi
Lanjutan.....upaya yang pernah dan sedang ditempuh • Secara bertahap melakukan pembinaan/pelatihan dan refreshing petugas KCD/Mantri tani di seluruh daerah • Meningkatkan koordinasi dan membangun kerjasama dengan seluruh petugas yang berkaitan dengan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data hortikultura dari levl pusat hingga ke Kecamatan.
Bali • Sdh terlaksana Maret 2016
NTB • Bima • Lombok Tengah • Seluruh NTB (jika anggaran mencukupi)
NTT • P. Kupang
2. RENCANA KEGIATAN PERCEPATAN DATA CABAI DAN BAWANG MERAH Tahun 2016
Dilaksanakan melalui kegiatan “Penyediaan Data Hortikultura Strategis Sebagai Data dukung RIPH”
Pada 3 Provinsi (Jabar, Jateng, Jatim) 12 kabupaten 60 Kecamatan
Rekap data bulanan Bawang Merah dan Cabai dan dapat diakses melalui aplikasi secara online
Lanjutan 3. Fasilitasi Honor untuk KCD/Mantri Tani dengan memberikan honor yang bersumber dari Ditjen Tanaman Pangan dan Ditjen Hortikultura secara terpisah.
Saran untuk perbaikan perstatistikan Pertanian • Mempercepat Payung Hukum untuk landasan kerja yang lebih permanen bagi para petugas pengumpul data pertanian • Negara menjamin jenjang karir dan tunjangan kinerja yang layak • Secara organisasi sebaiknya di diskusikan antara pusat dan daerah karena keduanya memiliki kepentingan yang sama terkait dengan kehadiran data statistik yang cepat, tepat dan akurat.
Thank You