7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Komoditi
padi sebagai bahan konsumsi pangan pokok masyarakat, tentunya
telah diletakkan sebagai prioritas dan fokus kegiatan program pada setiap tahunnya. Upaya peningkatan produksi baik secara kuantitas ataupun kualitas, serta efisiensi proses produksi, terus diupayakan peningkatannya dengan sungguh-sungguh, sehingga peningkatan nilai tambah
dan daya saing produk guna meningkatkan
kesejahteraan petani beserta keluarganya terus meningkat. Dengan menggunakan Angka Sementara Dinas tahun 2011, hasil (outcome) dari upaya yang dilaksanakan pada tahun 2011 tersebut, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel pada halaman berikut. Tabel 26. Realisasi Luas Tanam dan Luas Panen Padi di Jawa Barat Berdasarkan Angka Sementara Dinas Tahun 2011 No
Uraian
1
LuasTanam :
Realisasi Tahun 2011
% Target
Realisasi Tahun 2010 (Atap)
% Terhadap Tahun 2010
1.847.555
1.787.346
96,74
2.012.723
88,80
b.Padi Gogo
127.700
119.346
93,46
139.085
85,81
Jumlah Padi
1.975.255
1.906.692
96,53
2.151.808
88,61
1.756.099
1.849.196
105,30
1.904.974
97,07
125.144
115.261
92,10
132.683
86,87
1.881.243
1.964.457
104,42
2.037.657
96,41
a.Padi Sawah
2
Target Tahun 2011
Luas Panen : a.Padi Sawah b.Padi Gogo Jumlah Padi
Sumber : ASEM Dinas Tahun 2011
Realisasi luas tanam padi tahun 2011 baru mencapai 96,53% dari target, namun luas panen sudah melebihi target yaitu sebesar 104,42% sehingga diharapkan mampu meningkatkan produksi padi melebihi sasaran tahun 2011. Bila dibandingkan dengan tahun 2010, luas tanam maupun luas panen padi menurun. Hal iini antara lain dikarenakan alih fungsi lahan seperti pembebasan lahan untuk pembangunan waduk Jati Gede, Bandara Internasional Jawa Barat, jalan tol Cisundawu-Majalengka-Cirebon dan perumahan.
Adapun realisasi produksi maupun produktivitas padi tahun 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 27. Realisasi Produktivitas/Produksi Padi di Jawa Barat Berdasarkan Angka Sementara Dinas Tahun 2011 No
Komoditi
1
Produktivitas : a.Padi Sawah (Ku/Ha) b.Padi Gogo (Ku/Ha) Jumlah Padi Produksi : a. Padi Sawah (Ton) b. Padi Gogo (Ton) Jumlah Padi
2
Target 2011
63,50 38,49 61,83 11.150.665 481.626 11.632.291
Realisasi 2011
60,46 39,32 59,22 11.180.597 453.239 11.633.835
% thd Target
Realisasi 2010 (Atap)
% thd Th. 2010
95.21 102,16 95,78
59,17 35,12 57,60
102,18 111,96 102,81
100,27 94,11 100,01
11.271.063 466.007 11.737.070
99,20 97,26 99,12
Sumber : ASEM Dinas Tahun 2011
Sub sektor tanaman pangan, khususnya padi, memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional dan regional serta memberikan andil yang cukup besar, bukan saja terhadap ketahanan pangan juga terhadap perekonomian. Berdasarkan Angka Sementara Dinas tahun 2011, kontribusi padi Jawa Barat Tahun 2011 sebesar 11.633.835 ton GKG atau 0,01% di atas target. Namun bila dibandingkan dengan produksi tahun 2010, yang mencapai 11.737.070 ton, berarti produksi tahun 2011 menurun sebesar 0,88%. Walau demikian, dari segi produktivitas, tahun 2011 mencapai 59,22 ku/ha atau naik bila dibandingkan dengan tahun 2010 yang hanya mencapai 57,60 ku/ha. Peningkatan produksi padi di Jawa Barat salah satunya didukung oleh peningkatan produktivitas melalui kegiatan sekolah lapangan pertanian tanaman terpadu (SL-PTT) yang sudah dilaksanakan mulai tahun 2008-2011. Dengan terlibat dalam kegiatan SL-PTT, petani dapat belajar langsung di lapangan dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan produktivitas padi tinggi untuk menunjang peningkatan produktivitas dan pendapatan petani secara berkelanjutan. Melalui SL-PTT petani akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia (benih, tanah, air dan sarana produksi lainnya) secara terpadu dalam melakukan budidaya di tanah usahataninya berdasarkan kondisi spesifik lokasi sehingga petani menjadi lebih trampil serta mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka pencapaian sasaran produksi yang ditetapkan. Disamping itu, peningkatan produksi maupun produktivitas
juga didukung oleh pengembangan dan peningkatan kuantitas dan kualitas alat mesin pertanian pra-panen, panen dan pasca panen. Namun demikian, pengurangan losses saat ini masih lamban. Dengan sistem pengelolaan panen seperti saat ini, dimana budaya tenaga kerja pemanen khususnya di sentra produksi yang belum terorganisir secara baik, seperti sistim ceblokan, dan lainnya, maka berbagai upaya perbaikan dan pengurangan kehilangan hasil sangat sulit, sehingga pengurangan losses ini berjalan cukup lamban. Data perkembangan kehilangan hasil saat panen dan pasca panen pada 10 kabupaten sentra produksi padi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 28. Rekapitulasi Tingkat Kehilangan Hasil Padi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
No.
Kabupaten
Prosentase Kehilangan Hasil Perontokan Pengeringan Penggilingan
Panen
Jumlah
1.
Cirebon
3.41
3.45
2.32
2.28
11.46
2.
Ciamis
3.13
5.04
2.48
0.98
11.63
3.
Subang
2.66
3.41
5.25
2.23
13.55
4.
Kuningan
2.33
4.64
1.76
1.46
8.57
5.
Bandung
2.38
3.35
3.03
2.42
11.18
6.
Cianjur
2.09
2.47
1.61
2.13
8.30
7.
Bogor
0.47
1.70
9.45
0.98
12.60
8.
Sumedang
1.76
1.87
1.12
1.49
6.24
9.
Indramayu
0.87
2.36
3.60
5.43
12.25
10.
Tasikmalaya
0.7
1.97
4.35
2.68
9.7
11
Bandung Barat
8.85
2.35
1.76
1.93
14.88
12
Purwakarta
2.67
2.49
1.85
0.84
7.85
13
Karawang
1.62
5.23
2.57
1.85
11.27
14
Sukabumi
4.00
3.77
2.21
3.51
13.60
15
Garut
6.66
3.83
2.54
1.84
14.87
16
Majalengka
5.53
3.30
0
0
0
17
Bekasi*
-
-
-
-
-
3.07
3.2
3.06
2.13
11.46
Rerata
Keterangan : * = kabupaten Bekasi tidak melaksanakan Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
Sedangkan perbandingan tingkat kehilangan hasil padi tahun 2010 dan 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 29. Perbandingan Prosentase Komponen Tingkat Kehilangan Hasil Padi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 dan 2011 No.
Komponen
Komponen Tingkat kehilangan hasil (%) Tahun 2010
Tahun 2011
Naik
Turun
1.
Panen
2.29
3.07
0.78
-
2.
Perontokan
3.06
3.2
0.14
-
3.
Pengeringan
3.31
3.06
4.
Penggilingan
2.39
2.13
-
0.26
Jumlah
11.05
11.46
0.41
-
0.25
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
Dari tabel di atas terlihat bahwa secara umum tingkat kehilangan hasil padi di Jawa Barat naik sebesar 0.41% dari 11.05% pada tahun 2010 menjadi 11.46% di tahun 2011, sedangkan target penurunan kehilangan hasil padi di Jawa Barat diupayakan sekitar 0,5% per tahun. Pada komponen panen terjadi kenaikan 0,78% dari 2,29% pada tahun 2010 menjadi 3.07% pada tahun 2011. Kemudian, pada komponen perontokan terjadi kenaikan 0.14% dari 3,06% pada tahun 2010 menjadi 3.2% pada tahun 2011. Sedangkan pada komponen pengeringan terjadi penurunan 0,25% dari 3,31% pada tahun 2010 menjadi 3,06% pada tahun 2011. Selanjutnya, pada komponen penggilingan terjadi penurunan 0,26% dari 2,39% pada tahun 2010 menjadi 2,13% pada tahun 2011. Adanya kenaikan dan penurunan pada masing-masing dua komponen merupakan fenomena yang menarik. Adanya kenaikan pada komponen panen disebabkan antara lain oleh ketersediaan sabit bergerigi sebagai alat panen utama petani masih terbatas. Petani masih menggunakan sabit biasa, dimana ketika pemanenan berlangsung batang padi agak sukar dipotong sehingga banyak butir padi yang rontok. Kemudian juga masih banyaknya diterapkan sistem pemanenan keroyokan berdasarkan domisili, sehingga pada saat panen banyak rumpun padi yang rebah terinjak sehingga tidak dapat dipanen. Sedangkan pada komponen perontokan kenaikan kehilangan hasil disebabkan sebagian besar petani masih menggunakan alat banting bertirai, sehingga gabah yang tercecer semakin banyak, juga mungkin penggunaan alat perontok pedal dan power thresher yang kurang tepat. Selanjutnya, adanya penurunan pada
komponen pengeringan disebabkan karena kesadaran petani menggunakan alas terpal untuk pengeringan gabah juga karena adanya bantuan terpal dari Kementerian Pertanian. Sedangkan penurunan pada komponen penggilingan disebabkan semakin banyak petani yang melakukan penggilingan pada RMU II Phase menggantikan PPK dan RMU I Phase, sehingga butir gabah yang tercecer dan butir beras yang pecah semakin relatif sedikit. Berdasarkan uraian di atas, maka upaya-upaya yang harus dilaksanakan untuk terus menekan tingkat kehilangan hasil antara lain sebagai berikut : 1.
Pengembangan alsin pasca panen padi yang diarahkan pada alsin tepat guna, sehingga dapat mengurangi tingkat kehilangan hasil, peningkatan mutu hasil, dan nilai tambah.
2.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pengembangan usaha pasca panen dan industri pengolahan hasil
3.
Penyediaan Skim Kredit khusus untuk alsin pasca panen yang bekerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan.
4.
Bantuan alas pengering
(terpal) dan penggilingan padi II Phase harus terus
ditingkatkan secara berkesinambungan. 5.7.2. Pencapaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Palawija Berdasarkan Angka Sementara Dinas Tahun 2011, produksi palawija yang meliputi komoditi jagung, kedele, kacang tanah, kacang hjijau, ketela pohon dan ketela rambat di Jawa Barat baru mencapai 3.538.133 Ton atau masih 13,60% di bawah target. Bila dibandingkan dengan produksi tahun 2010, produksi tahun 2011 juga menurun sebesar 0,2%. Hal tersebut antara lain karena pada tahun 2011, fokus pertanaman diarahkan kepada komoditas padi sehingga untuk komoditas lainnya mengalami penurunan. Luas panen tahun 2011 menurun sebesar 33.317 hektar atau 8,2% dibanding 2010. Penurunan luas panen tahun tersebut dikarenakan banyaknya petani yang melakukan pola tanam Padi-Padi-Padi dibanding Padi-Padi-Palawija Disamping itu karena dampak perubahan iklim yang kurang menguntungkan produktivitas palawija, khususnya kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Namun demikian, berkat dukungan teknologi budidaya yang semakin baik, dari segi produktivitas secara keseluruhan sudah mencapai 107,90% dari target dan meningkat
sebesar 8,9% bila dibanding tahun 2010 Data perkembangan pencapaian produksi palawija tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 30. Realisasi Pencapaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Palawija di Jawa Barat Tahun 2011 No
1
2
3
4
5
6
Komoditi
LUAS PANEN, PRODUKTIVITAS DAN PRODUKSI PALAWIJA Realisasi Target Realisasi % thd Peningkatan dari 2010 2011 2011 Target tahun 2010 (%) (ATAP)
Jagung a. Luas Panen(Ha) b. Hasil (Ku/Ha) c. Produksi (Ton)
153.489 59,97 920.478
147.038 64,22 944.350
95,80 107,09 102,60
153.778 60,08 923.962
95,62 106,89 102,21
Kedelai a. Luas Panen Ha) b. Hasil (Ku/Ha) c. Produksi (Ton)
57.112 15,79 90.208
35.657 15,74 56.140
62,43 99,68 62,23
36.700 15,21 55.823
97,16 103,48 100,56
Kacang Tanah a. Luas Panen(Ha) b. Hasil (Ku/Ha) c. Produksi (Ton)
73.526 15,58 114.558
48.620 15,15 73.673
62,23 97,24 64,31
67.901 14,59 99.058
71,60 103,84 74,37
Kacang Hijau a. Luas Panen Ha) b. Hasil (Ku/Ha) c. Produksi (Ton)
18.651 12,20 22.753
12.506 11,37 14.220
67,05 93,20 62,50
12.866 11,37 14.624
97,20 100,00 97,24
Ketela Pohon a. Luas Panen(Ha) b. Hasil (Ku/Ha) c. Produksi (Ton)
134.578 184,95 2.488.972
101.475 199,42 2.023.573
75,40 105.023 107,82 191,81 81,30 2.014.402
96,62 103,97 100,46
Ketela Rambat a. Luas Panen(Ha) b. Hasil (Ku/Ha) c. Produksi (Ton)
32.403 141,41 458.227
27.728 153,70 426.177
85,57 106,85 93,00
30.073 143,32 430.998
92,20 107,24 98,88
469.759 87,90 4.095.196
373.024 94,85 3.538.133
79,41 406.341 107,90 87,10 86,40 3.538.868
91,80 108,90 99,98
JUMLAH PALAWIJA a. Luas Panen(Ha) b. Hasil (Ku/Ha) c. Produksi (Ton)
Catatan : Angka Sementara Dinas Tahun 2011
Dilihat dari aspek ketahanan, produksi palawija selain sebagai bahan konsumsi manusia, juga memiliki daya dorong yang tinggi bagi pengembangan sub sektor ataupun sektor lainnya, khususnya peternakan, perikanan, industri dan perdagangan. Karena itu perlu terus menumbuhkan dan mengembangkan sentra produksi palawija berskala ekonomis dengan manajemen pengelolaan usaha tani secara kooperatif melalui kelembagaan petani, mulai kelompok tani hamparan, gapoktan/koptan wilayah hamparan/sentra produksi di “Kawasan Andalan Agribisnis Berbagai Komoditi Unggulan Palawija”, seperti 1) Kawasan Andalan Agribisnis Jagung yang meliputi Kabupaten Bandung, Sumedang, Garut, Majalengka, Kuningan, Sukabumi, Bogor, Ciamis, dan Tasikmalaya; 2) Kawasan Andalan Agribisnis Kacang Tanah di Kabupaten Garut, Ciamis, Tasikmalaya, Sumedang, Cianjur, Sukabumi, dan Subang; 3) Kawasan Andalan Agribisnis Ubi Jalar yaitu meliputi Sumedang, Kuningan, Garut, Cianjur, Bogor, Tasikmalaya, dan Ciamis; 4) Kawasan Andalan Agribisnis Kedelai di Kabupaten Ciamis, Garut, Majalengka, Cianjur, dan Karawang; 5) Kawasan Andalan Agribisnis Kacang Hijau di Kabupaten Cirebon, Karawang, Indramayu, Sumedang, Garut, dan Ciamis; serta
6) Kawasan Andalan agribisnis Ketela Pohon di
Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Kuningan, Bandung, Cianjur, Sukabumi, Purwakarta, dan Bogor. 5.7.3. Pencapaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Hortikultura Komoditi hortikultura yang menurut Keputusan Mentan meliputi 323 jenis komoditi, baru 83 jenis komoditi diantaranya yang sudah menjadi komoditi yang dibudidayakan oleh masyarakat petani dan terdata statistik pertanian di Jawa Barat, yaitu komoditi sayuran (25 jenis komoditi), buah-buahan ( 26 komoditi), tanaman obatobatan (15 komoditi ) dan tanaman hias (24 komoditi).
Komodoti tersebut telah
berkembang sangat pesat sebagai komoditi produktif ekonomis oleh masyarakat di Jawa Barat, bahkan lebih dari 60 jenis komoditi diantaranya telah menjadi peringkat pertama Nasional dalam kontribusinya terhadap peningkatan produksi dan penyediaan bahan pangan, industri, agrowisata, serta asesoris, termasuk estetika/keasrian lingkungan. Data perkembangan pencapaian produksi komoditi hortikultura dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 31.
Pencapaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Hortikultura (Sayuran, Buah-buahan, Tanaman Obat, Tanaman Hias) di Jawa Barat Tahun 2011 Berdasarkan Angka Sementara Dinas Tahun 2011
NO
KOMODITI
1
SAYURAN (22 komoditas) Luas panen (Ha) Produktivitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) *) TANAMAN BUAH-BUAHAN (TON) (26 Komoditas) TANAMAN OBAT-OBATAN (TON) TANAMAN HIAS Tangkai (9 Komoditas) Pohon (13 Komoditas)
2 3 4
Rumpun (1 Komoditas) Kg (1 Komoditas)
REALISASI 2011 *)
TARGET 2011
% THD TARGET
REALISASI 2010 (Atap)
% THD TH. 2010
160.674 163,16 2.621.627
180.950 177,13 3.205.082
88.80 92,11 81.79
183.141 138,25 2.532.005
87.73 118,02 103.54
3.794.280
3.317.648
114.37
2.196.742
172.72
91.019
41.592
218.84
64.957
140.12
178.750.943
100.976.985
177.02
103.335.831
172.98
20.731.945
8.096.351
256.06
12.815.823
161.77
1.153.559
836.219
137.94
1.059.136
108.91
148.873
63.470
234.55
212.114
70.19
Catatan : *) Angka Sementara Dinas Tahun 2011
Berdasarkan angka Sementara Dinas Tahun 2011,
produksi tanaman hias
(pohon, rumpun, tangkai, kg), tanaman obat-obatan dan buah-buahan sudah melebihi target. Sedangkan untuk produksi sayuran baru mencapai 81.79%. Diharapkan pada akhir tahun 2011, produksi sayuran akan melebihi target juga karena produktivitasnya sudah melampaui target yang ditetapkan. Namun, bila dibandingkan dengan tahun 2010, produksi sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman obat dan tanaman hias pohon tahun 2011 meningkat. Hal ini antara lain dikarenakan agroklimat yang mendukung terhadap pertumbuhan tanaman hortikultura dan harga yang mendukung (khususnya tanaman obat-obatan).