PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERBEDAAN TINGGI RENDAH PERILAKU BULLYING PADA REMAJA KOTA DAN DESA
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh :
Lolla Permatasari NIM : 109114076
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“GOD is good all the time.” “Commit your works to the Lord, and your plans will be established (Proverbs 16;3).” “Never give up !!!! Find a way to make it happen.”
“Be so good they can’t ignore you.” “Faith moves mountains.”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ucapan Terimakasih dan saya persembahkan skripsi ini kepada Tuhan Yesus Kristus untuk penyertaan, berkat, kasih dan anugerah-Nya sehingga saya selalu dimampukan dan diberi kekuatan dalam menghadapi segala sesuatu. Untuk Papa Dihamri, Mama Hartini dan kakak Victor yang luar biasa yang selalu mendoakan, bekerja keras, perhatian, pengertian, mendukung, mendorong dan memberi saya semangat. Untuk teman-teman dan sahabat yang selalu memberi doa, semangat dan hiburannya.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perbedaan Tinggi Rendah Perilaku Bullying Pada Remaja Kota dan di Desa
Studi Mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Lolla Permatasari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan intensitas perilaku bullying pada remaja di kota dan di desa. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja akhir berusia 16-18. Jumlah subjek adalah 140 orang, 70 orang remaja akhir di kota (Sleman, Yogyakarta) dan 70 orang remaja akhir di desa (Desa Mojerojo, Bengkulu). Data penelitian diperoleh menggunakan skala Likert yaitu, skala perilaku bullying. Reliabilitas Skala Bullying adalah 0,992. Reliabilitas diperoleh menggunakan teknik Cronbach’s Alpha. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan independent sample t-test. Hasil analisis dalam penelitian ini adalah (t = 15,217 dengan signifikansi 0,00). Berdasarkan hasil analisis tersebut ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan perilaku bullying remaja di kota dan di desa. Kata kunci : remaja, bulllying, kota, desa
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DIFFERENCE IN HIGH AND LOW OF BULLYING BEHAVIOR IN ADOLESCENTS IN THE CITY AND IN THE VILLAGE Study in Psychology in Sanata Dharma University Lolla Permatasari ABSTRACT This research aimed to determine the differences in intensity of bullying behavior in adolescents in the city and in the village. Subjects in this study were late of adolescents are aged 16 – 18 years. The number of subjects in this study were 140 people, 70 late of adolescents in the city (Sleman, Yogyakarta) and 70 late of adolescents in the village (Desa Mojorejo, Bengkulu). The data were obtained by using a Likert scale, bullying scale. The reliability of bullying scale was 0,992. Reliability was obtained using Cronbach’s Alpha technique. The data in this study were analyzed using independent sample t-test. The results of the analysis in this study were (t = 15,217 with a significance of 0,00). Based on the result of this analysis conclude that there is difference intensity of bullying behaviour in adolescents in the city and in the village. Keywords: adolescent, bullying, city, village
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena penyertaan dan tuntunanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Perbedaan intensitas perilaku bullying remaja di kota dan di desa”. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saya juga memohon maaf apabila dalam pengerjaan skripsi ini masih terdapat kesalahan yang tidak semestinya dilakukan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran, masukan dan koreksii yang bersifat membangun kearah yang lebih baik demi kesempurnaan ilmuu yang telah diperoleh di Fakultas Psikologi. Tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat dukungan dan bantuan banyak pihak. Maka dari pada itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan kesehatan, perlindungan, kelancaran, dan memampukan dalam pengerjaan skripsi ini sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2.
Papa Dihamri, Mama Hartini dan kakak Victor saya yang selalu memberikan doa, semangat, dan dukungan agar saya dapat segera menyelesaikan skripsi dengan baik. Serta dengan sangat sabar memberi dorongan semangat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Ibu Sylvia Carolina Maria Yuniati Murtisari, S.Psi, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dan membimbing dalam proses pengerjaan skripsi ini. Terima kasih semangat, nasehat, bimbingan, dan kesabaran ibu selama saya menjadi mahasiswa di Fakultas Psikologi. Terimakasih untuk waktu, tenaga dan berbagai pemikiran yang membantu dalam pengerjaan skripsi ini
4.
Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.Psi selaku dosen pembimbing akademik Terimakasih atas kesediaan ibu dalam mendampingi saya khususnya untuk masalah akademik dan membantu dalam administrasi akedemik.
5.
Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang dengan kebijaksanaannya membagikan ilmunya.
6.
Dosen penguji 2 dan 3 yang berkenan menguji penelitian saya dan memberikan masukan untuk penelitian yang telah saya buat.
7.
Karyawan secretariat Fakultas Psikologi : Mas Muji, Mas Doni, Mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gik yang telah berkenan membantu saya dan memfasilitasi dalam mencari informasi permasalahan di Fakultas Psikologi.
8.
Teman dan sahabat yang selalu memberi semangat dan dukungan. Terimakasih untuk dukungan, semangat, sharing, dan canda tawa yang selalu kalian berikan.
9.
Semua informan yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan data dalam penelitian ini.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... iii HALAMAN MOTTO........................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................... vi ABSTRAK ......................................................................................... vii ABSTRACT....................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... ix KATA PENGANTAR ........................................................................ x DAFTAR ISI ...................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xiii BAB I
PENDAHULUAN ..................................................... 1 A. Latar Belakang...................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................. 8 C. Tujuan Penelitian .................................................. 8 D. Manfaat Penelitian ................................................ 9 1. Manfaat Teoritis ............................................... 9 2. Manfaat Praktis................................................. 9
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI............................................. 10 A. Bullying ............................................................ 10 1. Pengertian ................................................... 10 2. Bentuk – bentuk bullying ........................... 10 3. Faktor penyebab ......................................... 12 4. Dampak tindakan bullying.......................... 16 B. Remaja .............................................................. 17 1. Aspek biologis pada remaja ....................... 18 2. Aspek kognitif pada remaja ........................ 19 3. Aspek sosial – emosional pada remaja ....... 19 C. Kota .................................................................. 20 D. Desa .................................................................. 23 E. Dinamika perilaku bullying pada remaja di kota dan di desa ................................................................... 24 F. Skema / Kerangka Berpikir……………………27 G. Hipotesis .......................................................... 28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ......................... 29 A. Jenis Penelitian ................................................ 29 B. Identifikasi Variabel Penelitian ....................... 29 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ........ 30 D. Subjek Penelitian............................................. 31 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .............. 31 F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ............... 37
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Validitas .................................................... 37 2. Seleksi Item ............................................... 37 3. Relibialitas ................................................ 39 G. Metode Analisis Data ...................................... 39 1. Uji Asumsi .................................................. 39 2. Uji Hipotesis ............................................... 40 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 42 A. Pelaksanaan Penelitian ................................... 42 B. Deskripsi Subjek Penelitian ........................... 42 C. Deskripsi data Penelitian ................................ 43 D. Analisis Data Penelitian ................................. 45 1. Uji Normalitas .......................................... 45 2. Uji Homogenitas ...................................... 46 3. Uji Hipotesis ............................................ 47 E. Pembahasan .................................................... 49
BAB V
PENUTUP ........................................................... 54 A. Kesimpulan .................................................... 54 B. Keterbatasan Penelitian……………………...54 C. Saran .............................................................. 55 1. Bagi Orang Tua ........................................ 55 2. Bagi Penelitian Selanjutnya ..................... 55 3. Bagi Penelitian Selanjutnya……………...55
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 56
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN ........................................................................................... 59
DAFTAR TABEL Tabel 1
Eksplikasi Konstruk Skala perilaku Bullying....................
33
Tabel 2
Blue-Print Skala Bullying sebelum try-out........................
34
Tabel 3
Blue-Print Skala Bullying setelah try-out..........................
35
Tabel 4
Distribusi item Skala Bullying sebelum Try-out................
36
Tabel 5
Distribusi item Skala Bullying setelah Try-out..................
38
Tabel 6
Reliability Statistic.............................................................. 39
Tabel 7
Profile Subjek.....................................................................
Tabel 8
Descriptive Statistic............................................................ 45
Tabel 9
Test of Normality................................................................
Tabel 10
Uji Homogenitas................................................................. 47
Tabel 11
Independent Sample T-Test................................................. 48
Tabel 12
Signifikasi Analisis Sample T-Test...................................... 48
xvi
43
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Skala Bullying Sebelum Try-out.......................................... 59
Lampiran 2
Skala Bullying Setelah Try-out............................................ 76
Lampiran 3
Analisis Reliabilitas Data dan Kualitas Aitem data............ 90
Lampiran 4
Hasil Spss Uji Asumsi dan Uji Hipotesis............................ 93
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Kasus bullying masih menjadi salah satu topik yang hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Salah satunya kekerasan yang dialami oleh Ade Fauzan, siswa kelas X SMA 82 Jakarta yang dikeroyok secara tidak manusiawi oleh 30 orang seniornya, murid kelas XII. Ade dipukuli karena dianggap melanggar aturan dengan melewati sebuah lorong di depan kelas XII yang terlarang dilewati oleh siswa kelas X dan XI. Akibat dari pengroyokan itu, Ade harus dirawat di rumah sakit Pusat Pertamina. Ade mengaku tidak berani melawan karena merasa takut jika dilawan akan mendapatkan perlakuan yang lebih parah (www.tempointeraktif.com). Kekerasan lain terjadi pada Okke Budiman, siswa kelas 1 SMA 46 mengaku dianiaya oleh seniornya siswa kelas 3. Pelaku berinisial B sering meminjam motor Okke dengan memaksa dan perlakuan kasar. B disebutsebut pentolan siswa kelas 3 di SMA 46. Kejadiannya berawal pada 17 Februari 2010 lalu. Saat itu, Okke
pulang tanpa izin B saat pulang
sekolah. Namun, dia malah dipaksa dipanggil dengan ancaman akan dihabisi besok hari apabila dia tidak menggubris panggilannya. Dengan dikelilingi senior-seniornya yang lain, Okke mengalami beberapa pemukulan dengan helm dan tangan kosong, tendangan di punggung, dan 5 sundutan rokok di lengan kanannya. Akibat penganiayaan tersebut, Okke 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengalami trauma cukup dalam. Akhirnya, orang tua Okke berinisiatif untuk mengeluarkan Okke dari SMA 46. Para senior juga menandatangani surat perjanjian di atas materai agar tidak mengulangi perbuatannya. Beberapa kekerasan yang dilakukan ini bisa dikatakan bullying. Bullying adalah perilaku agresi atau manipulasi yang dapat berupa kekerasan fisik, verbal atau psikologis dengan sengaja dilakukan seseorang atau sekelompok orang yang merasa kuat atau berkuasa dengan tujuan menyakiti atau merugikan seseorang atau sekelompok orang yang merasa tidak berdaya (Olweus 1997; Rigby 1997; Sulivan 2001; Crick dan Beigbee 1998; Duncan 1999; Ma, Stein dan Mah 2001; Sulivan, Mark dan Sullivan, 2005; dalam Sarwono, Sarlito dan Meinarno 2009). Banyak faktor yang bisa mempengaruhi munculnya perilaku bullying antara lain: frustrasi dan kemarahan, proses belajar masa lalu, penguatan, modeling, perasaan negatif dan kejadian tidak menyenangkan dan latarbelakang keluarga. Penelitian yang dilakukan Bosworth K, Espelage D, dan Simon R Thomas (1999) menyatakan bahwa kepercayaan diri menjadi salah satu faktor penyebab munculnya perilaku bullying. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riauskina, I.I.. Djuwita, R , dan Soesetio, S. R., tahun 2005, ditemukan bahwa ketika mengalami bullying korban merasakan banyak emosi negatif seperti marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam namun tidak berdaya menghadapinya. Dalam jangka panjang emosi-emosi ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
berujung pada munculnya perasaan rendah diri bahwa dirinya tidak berharga. Kasus bullying juga sangat berpeluang terjadi pada usia remaja. Masa remaja adalah masa krisis identitas bagi kebanyakan anak remaja. Menurut
Santrock
(2003:
26)
remaja
diartikan
sebagai
masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial - emosional. Secara umum masa remaja ini merupakan periode yang sulit untuk ditempuh, baik secara individual ataupun kelompok, sehingga remaja sering dikatakan sebagai kelompok umur bermasalah (the trouble teens). Hal inilah yang menjadi salah satu sebab mengapa masa remaja dinilai lebih rawan daripada tahaptahap perkembangan manusia yang lain. Oleh karena itu perilaku bullying berpeluang untuk terjadi pada usia remaja khususnya lewat hubungan pertemanan di ruang lingkup sekolah. Perjalanan seorang anak tumbuh menjadi remaja pelaku agresi cukup kompleks, dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor; biologis, psikologis dan sosialkultural. Secara biologis, ada kemungkinan bahwa beberapa anak secara genetik cenderung akan mengembangkan agresi dibanding anak yang lain. Wenar & Kerig (2002) menambahkan bahwa agresi yang tinggi pada anak-anak dapat merupakan hasil dari abnormalitas neurologis.
Secara psikologis, anak yang agresif kurang
memiliki kontrol diri dan sebenarnya memiliki ketrampilan sosial yang rendah, anak-anak ini memiliki kemampuan perspective taking yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
rendah yaitu kemampuan mereka untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain yang masih rendah, empati terhadap orang lain yang tidak berkembang, dan salah mengartikan sinyal atau tanda-tanda sosial, mereka yakin bahwa agresi merupakan cara pemecahan masalah yang tepat dan efektif maka perilakunya bisa muncul dalam bentuk bullying. Perilaku seorang remaja secara psikologis juga di pengaruhi oleh keluarga yang merupakan lingkungan terdekat remaja tersebut. Dari lingkungan keluarga, anak-anak yang mengembangkan perilaku agresif, remaja yang tumbuh dalam pengasuhan yang tidak kondusif, anak mengalami kelekatan (attachment) yang tidak aman dengan pengasuh terdekatnya, orang tua menerapkan disiplin yang terlalu keras ataupun terlalu longgar, dan biasanya ditemukan masalah psikologis pada orang tua yaitu konflik suami-istri, depresi, bersikap antisosial, dan melakukan tindak kekerasan pada anggota keluarganya. Hal ini juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis remaja sehingga menimbulkan perilaku bullying pada remaja tersebut. Secara sosiokultural, bullying dipandang sebagai wujud rasa frustrasi akibat tekanan hidup dan hasil imitasi dari lingkungan orang dewasa. Tanpa sadar, lingkungan memberikan referensi kepada remaja bahwa kekerasan bisa menjadi sebuah cara pemecahan masalah. Misalnya saja lingkungan preman yang sehari-hari dapat dilihat di sekitar mereka dan juga aksi kekerasan dari kelompok-kelompok massa. Belum lagi tontotan-tontonan kekerasan yang disuguhkan melalui media visual. Relasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
teman sebaya juga dapat menimbulkan perilaku bullying. Dari relasi antar sebaya juga ditemukan bahwa beberapa remaja menjadi pelaku bullying karena balas dendam atas perlakuan penolakan dan kekerasan yang pernah dialami sebelumnya. Senioritas pun turut memberikan atmosfer dominansi dan menumbuhkan perilaku menindas. Penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Semai Jiwa Amini pada tahun 2008 tentang bullying di tiga kota besar di Indonesia yaitu Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta mencatat terjadinya tingkat kekerasan sebesar 67,9% ditingkat sekolah menengah atas (SMA) dan 66.1% ditingkat sekolah lanjutan pertama (SMP). Perilaku bullying ini tampak pada remaja di kota.
Menurut
Bintarto (1983) dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya. Kota menurut Ditjen Cipta Karya (1997) adalah merupakan permukiman yang berpenduduk relatif besar, luas areal terbatas, pada umumnya bersifat nonagraris, kepadatan penduduk relatif tinggi, tempat sekelompok orang dalam jumlah tertentu dan bertempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
tinggal dalam suatu wilayah geografis tertentu, cenderung berpola hubungan rasional, ekonomis, dan individualistis. Remaja di kota akan mendapat lebih banyak tekanan negatif karena kondisi geografis dan sosial. Masyarakat perkotaan cenderung individualistik dan hanya mutu atau prestasi merekalah yang membuat mereka bisa diterima dilingkungan (Talcott Parson : 2000). Pola individualisme membuat mereka tidak peduli dengan kondisi sekitarnya. Mereka bersaing untuk bisa diterima didalam lingkungan tertentu. Hal ini tidak lepas dari keberadaan remaja dilingkungan tersebut yang memaksa untuk berkompetisi agar dapat diterima dilingkungannya (Ditjen Cipta Karya 1997). Hal ini menjadi semakin berat karena pada saat remaja mereka sendiri sedang mengalami masa transisi dan mendapat banyak perubahan dari dalam diri mereka kemudian dituntut untuk melakukan banyak hal baru diluar mereka (Santrock 2003: 26). Oleh karena itu berpeluang bagi mereka bisa melepaskan tekanan tersebut dalam perilaku seperti bullying. Menurut UU no. 22 tahun 1999 desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal- usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten. Menurut Paul H Landis (1999) Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal, ada pertalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan, cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan. Jumlah penduduk yang lebih sedikit bisa membuat pola perilaku yang dimunculkan lebih bersifat kekeluargaan, pergaulan hidup yang saling mengenal dan tidak terlalu terfokus pada prestasi personal (Talcott Parson : 2000). Khususnya pada remaja di pedesaan karena mereka tidak memiliki banyak sarana hiburan atau mengekspresikan hobi mereka maka akan banyak waktu luang yang mereka miliki dengan jumlah penduduk yang tidak terlalu banyak juga membuat mereka saling mengenal antara satu sama lain dan membuat pola komunikasi yang terjadi lebih sering dengan orang yang sama sehingga membuat pola hubungan yang bersifat kekeluargaan. Hubungan kekeluargaan yang ada di desa membuat konflikkonflik tidak akan sebesar di kota besar yang lebih fokus pada kepentingan pribadi. Fasilitas yang terbatas juga membuat mereka tidak terlalu banyak mendapat informasi mengenai kekerasan yang bisa memicu mereka untuk melakukan tindakan kekerasan dalam bentuk bullying juga. Perbedaan tinggi rendah terjadinya perilaku bullying pada remaja di kota dan remaja di desa menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat dan pihak sekolah khususnya mengenai perilaku bullying yang terjadi disekitar mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
B.
Rumusan Masalah Adakah perbedaan tinggi rendah munculnya perilaku bullying pada remaja
di kota dengan remaja di desa. C.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai perbedaan tinggi rendah perilaku bullying remaja di kota dan remaja di desa.
D.
Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah: 1.
Manfaat Teoritis Menjadi bahan referensi dan menambah wawasan, serta diharapkan dapat menjadi dorongan untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai bullying. Memberi pengetahuan mengenai perilaku bullying yang terjadi pada remaja di kota dan di desa.
2.
Manfaat Praktis Memberikan informasi kepada pihak sekolah maupun orang tua mengenai perilaku bullying yang terjadi baik di kota maupun di desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A.
Bullying 1.
Pengertian Bullying Menurut Olweus (1993) bullying adalah perilaku negatif yang
mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman/terluka dan biasanya berulang-ulang. Menurut Coloroso (2006) bullying akan selalu melibatkan adanya ketidakseimbangan kekuatan, niat untuk mencederai, ancaman agresi lebih lanjut dan teror. Menurut Mellor (dalam Kompas, 2009) bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain baik yang berupa verbal, fisik, maupun mental dan orang tersebut takut bila peristiwa tersebut akan terjadi lagi. Bullying merupakan aktivitas sadar, disengaja, dan bertujuan untuk melukai, menanamkan ketakutan melalui ancaman agresi lebih lanjut, dan menciptakan teror yang didasari oleh ketidakseimbangan kekuatan, niat untuk mencederai, ancaman agresi lebih lanjut, teror yang dapat terjadi jika penindasan meningkat tanpa henti (Coloroso, 2007; h.92). Bullying adalah cara mengerikan dan kejam kepada individu atau kelompok yang membuat korbannya terjebak dalam kondisi memalukan dan menyakitkan sehingga korban merasa terancam sedangkan pelaku tidak menyadarinya (Tattum & Lee, 2004).
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Menurut Sulivan (2000, dalam Trevi, 2010) bullying adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang memiliki kuasa, bertujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik atau psikis, dilakukan tanpa alasan yang jelas, terjadi berulang-ulang, juga merupakan suatu bentuk perilaku agresif, menipulatif yang dilakukan secara sengaja dan secara sadar oleh seseorang atau kelompok kepada orang lain atau kelompok lain. Jadi bullying adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja kepada orang atau kelompok yang dianggap lebih lemah karena tidak adanya keseimbangan kekuatan yang mengakibatkan seseorang merasa tidak nyaman atau tersakiti baik secara fisik maupun psikis, dan membuat korban merasa terancam, biasanya terjadi berulang-ulang. 2.
Bentuk-bentuk Bullying Menurut Sullivan dan Clearly (2005) ada beberapa bentuk bullying, antara lain: a.
Bullying secara fisik yang merugikan orang lain misalnya melalui tindakan seperti menggigit, memukul, menendang meninju, meludah atau bentuk lain dari serangan fisik.
b.
Bullying non fisik, meliputi aspek sebagai berikut: 1) Verbal, yaitu mengintimidasi melakukan ancaman, misalnya melakukan panggilan telepon dengan nada kasar, pemerasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
uang atau materi, menggunakan bullying dengan bernada seksual dan menyebarkan desas-desus palsu atau jahat. 2) Non verbal, dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Bullying nonverbal secara langsung, termasuk dalam membuat
suatu
tindakan
bullying
akan
tetapi
pada
kenyataannya itu dapat digunakan untuk mempertahankan kontrol
atas seseorang untuk melakukan intimidasi dan
mengingatkan mereka bahwa mereka mungkin akan dipilih untuk menjadi korban bullying kapan saja.Bullying nonverbal secara tidak langsung, melakukan tindakan secara tidak sengaja dan sering mengabaikan secara sistematis, mengisolasi dan membuat oranglain agar tidak menyukai seseorang. Jadi dapat disimpulkan bahwa indikator perilaku bullying adalah 3 hal berikut, yaitu: 1. Bermaksud untuk menyakiti 2. Adanya kedudukan yang tidak seimbang antara pelaku bullying dan korban bullying 3. Adanya dominansi oleh salah satu pihak atau pelaku bullying. Jadi ada beberapa bentuk bullying yaitu bullying yang dilakukan secara fisik misalnya memukul, menendang, atau meninju dan yang lainnya yang berupa serangan fisik. Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
bullying yang dilakukan secara non fisik yang bisa dilakukan secara verbal misalnya memanggil dengan nada yang kasar, serta bullying yang dilakukan secara non verbal misalnya mengisolasi orang yang dijadikan korban bullying.Indikator perilaku bullying adalah adanya maksud untuk menyakiti, adanya kedudukan yang tidak seimbang, dan adanya dominansi dari pelaku bullying tersebut. 3.
Faktor Penyebab Kondisi ini terus terjadi salah satunya karena keengganan dan pembiaran dari kelompok sebaya untuk memberikan informasi serta ketidak beranian korban untuk melaporkan kejadian bullying (Routledge, 2003). Salah satu penyebab bullying adalah pola asuh keluarga. Keluarga seharusnya menjadi agen sosial bagi anak-anak muda. Orang tua, saudara dan pengasuh memberikan contoh pada anak bagaimana mengontrol emosi,
berhadapan
dengan
konflik,
mengatasi
masalah
dan
mengembangkan keterampilan hidup lainnya (Susan dkk, 2009). Menurut Susan, dkk. (2009) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying yaitu: a.
Faktor Individu Individu yang bersifat pencemas, memiliki kondisi fisik lemah, cacat fisik, memiliki harga diri rendah, kurang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
konsep diri yang kuat atau mudah dipengaruhi, akan mudah menjadi korban bullying. b.
Faktor teman sebaya Tindakan bullying yang diterima dan adanya pembiaran dari teman-teman atas kejadian bullying dapat menyebabkan perilaku bullying meningkat.
c.
Faktor sekolah Adanya senioritas, hukuman yang tidak tegas dan tidak konsisten pada pelaku dapat menyebabkan bullying meningkatkan.
d.
Faktor komunitas Adanya
tokoh
yang
menjadi
acuan
pelaku
untuk
menduplikasi kemiripannya, biasanya individu mencontoh perilaku negatif tokoh idolanya. Selain beberapa faktor penyebab bullying di atas ada juga beberapa faktor penyebab terjadinya bullying. Astuti (2008) menyatakan bahwa terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying yaitu : a.
Perbedaan kelas ekonomi, agama, gender, etnisitas atau rasisme Pada dasarnya, perbedaan (terlebih jika perbedaan tersebut bersifat ekstrim) individu dengan suatu kelompok, jika tidak terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
toleransi oleh anggota kelompok tersebut, maka dapat menjadi penyebab bullying. b.
Senioritas Perilaku bullying seringkali juga justru diperluas oleh siswa sendiri sebagai kejadian yang bersifat lazim. Pelajar yang akan menjadi senior menginginkan suatu tradisi untuk melanjutkan dan menunjukkan kekuasaan, penyaluran dendam, iri hati atau mencari popularitas.
c.
Tradisi senioritas Senioritas yang salah diartikan dan dijadikan kesempatan atau alasan untuk melakukan bullying terhadap junior tidak berhenti dalam suatu periode saja. Hal ini tak jarang menjadi peraturan tak tertulis yang diwariskan secara turun menurun kepada tingkatan berikutnya.
d.
Keluarga yang tidak rukun Kompleksitas masalah keluarga seperti ketidakhadiran ayah, ibu, menderita depresi, kurangnya komunikasi, antara orang tua dan anak,
perceraian
atau
ketidakharmonisan
orang
tua
dan
ketidakmampuan sosial ekonomi merupakan penyebab tindakan bullying yang signifikan. e.
Situasi sekolah yang tidak harmonis atau diskriminatif Bullying juga dapat terjadi jika pengawasan dan bimbingan etika dari para guru rendah, sekolah dengan kedisiplian yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kaku, bimbingan yang tidak layak dan peraturan yang tidak konsisten dapat memancing munculnya perilaku bullying. f.
Karakter individu atau kelompok seperti dendam atau iri hati Hal ini disebabkan karena pelaku merasa pernah diperlakukan kasar dan dipermalukan sehingga pelaku menyimpan dendam dan kejengkelan yang akan dilampiaskan kepada orang yang lebih lemah atau junior pada saat menjadi senior. Adanya semangat ingin menguasai korban dengan kekuasaan fisik dan daya tarik seksual, yaitu keinginan untuk memperlihatkan kekuatan yang dimiiki sehingga korban tidak berani melawannya. Untuk meningkatkan popularitas pelaku di kalangan teman sepermainan (peers), yaitu keinginan untuk menunjukkan eksistesi diri, mencari perhatian dan ingin terkenal.
g.
Persepsi nilai yang salah atas perilaku korban Korban
seringkali
diperlakukan
merasa
demikian
dirinya
(bully),
memang sehingga
pantas korban
untuk hanya
mendiamkan hal tersebut terjadi berulang kali padanya. Jadi ada beberapa hal yang bisa menimbulkan perilaku bullying bisa dari faktor individu, teman sebaya, sekolah, komunitas(Susan dkk, 2009). Selain itu juga karena perbedaan kelas ekonomi, etnisitas atau rasisme, senioritas maupun tradisi senioritas, keluarga yang tidak rukun, situasi sekolah yang tidak harmonis dan diskriminatif, karakter individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
atau kelompok seperti dendam atau iri hati dan yang terakhir persepsi nilai yang salah atas perilaku korban ( Astuti, 2008). 4.
Dampak Tindakan Bullying Dampak yang dialami oleh korban bullying adalah mengalami berbagai macam gangguan yang meliputi kesehjateraan psikologis yang rendah (low psychological well-being) di mana korban akan merasa tidak nyaman, takut, rendah diri serta tidak berharga (Rigby dalam Djuwita dkk, 2005), penyesuaian sosial yang buruk dimana korban merasa takut ke sekolah bahkan tidak mau sekolah, menarik diri dari pergaulan, prestasi akademik yang menurun karena mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dalam belajar bahkan buruknya korban memiliki keinginan untuk bunuh diri dari pada harus menghadapi tekanan-tekanan berupa hinaan dan hukuman (Trigg). Dampak bullying pada kesehatan fisik korban termanifestasi dalam bentuk sakit kepala (Williams dkk, dalam Djuwita, 2005), sakit tenggorokan, flu, batuk (Wolke dkk, dalam Riauskina dkk, 2005), bibir pecah-pecah dan sakit dada (Rigby dalam Riauskina, 2005). Djuwita (2006, dalam Trevi, 2010) menegaskan bahwa konsep diri dari korban bullying menjadi negatif karena korban merasa tidak diterima oleh temantemannya, selain itu, dirinya juga mempunyai pengalaman selalu gagal secara terus-menerus dalam membina pertemanan. Ia juga menegaskan bahwa korban bullying merasa stress, depresi, dendam, tertekan, terancam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Jadi dampak dari bullyingbisa mempengaruhi kesehjateraan secara psikologis misalnya akan merasa rendah diri, merasa tidak berharga, namun selain itu juga bisa mempengaruhi kesehatan fisik korban yang termanifestasikan dalam sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk, bibir pecah-pecah dan sakit dada. B.
Remaja Usia remaja dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia rata-rata 18-22 tahun (Santrock, 2003).Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja didefinisikan sebagai periode
transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional. 1. Aspek Biologis Pada Remaja Pubertas adalah sebuah periode dimana kematangan fisik berlangsung pesat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung dimasa remaja awal. Dua jenis hormon yang terlibat dalam perubahan pubertasserta memiliki perbedaan kepekatan yang cukup signifikan antara laki-laki dan perempuanadalah endrogen dan estrogen. Pertumbuhan pubertas dimulai sekitar usia 9 tahun untuk perempuan dan 11 tahun untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
laki-laki. Kematangan seksual merupakan ciri utama dari perubahan pubertas. Remaja memperlihatkan minat yang tinggi terhadap
tubuh
dan
citra
tubuhnya.Para
peneliti
bahkan
menemukan adanya hubungan antara perubahan pubertas dan perilaku namun tentu saja didukung oleh pengaruh lingkungan yang juga diperhitungkan.Para peneliti juga menemukan bahwa aspek-aspek dari otakyang terlibat dalam aktivasi emosi yang kuat dan pencarian kenikmatan (sistem limbik) berkembang lebih awal dibandingkan prefrontal).
yang
terlibat
Kesenjangan
dengan
dalam
regulasi-diri
perkembangan
(korteks ini
dapat
menjelaskan meningkatnya perilaku pengambilan – risiko yang merupakan ciri khas dari remaja (Santrock, 2002). Faktor-faktor hormonal juga dianggap dapat menjelaskan minimal sebagian dari meningkatnya emosi-emosi negatif dan emosi yang berubah-ubah, yang merupakan karakteristik remaja (Archibald, Graber, & Brooks-Gunn, 2003; Dorn, Williams, &ryan, 2002). 2. Aspek Kognitif Pada Remaja Menurut Piaget, pemikiran operasional formal muncul diantara usia 11 hingga 15 tahun, yang ditandai oleh cara berpikir yang abstrak, idealistik dan hipotesis-deduktif. Kapasitas dan kecepatan dalam pemrosesan informasi yang seringkali disebut sebagai sumber daya kognitif, meningkat selama kanak-kanak dan masa remaja.Remaja biasanya memiliki keterampilan atensi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
lebih baik dibandingkan anak-anak.Mereka juga memiliki memori jangka pendek, memori kerja dan memori jangka panjang yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak. Proses kognitif dalam tingkat yang lebih tinggi seperti mengambil keputusan, bernalar, berpikir secara kritis, berpikir secara kreatif dan metakognisi seringkali disebut sebagai fungsi eksekutif. Para ahli berpendapat bahwa fungsi eksekutif menjadi semakin kuat dimasa remaja.Masa remaja merupakan suatu masa dimana seorang semakin banyak dihadapkan pada pengambilan keputusan. Meskipun demikian, mampu mengambil keputusan yang baik tidak berarti bahwa mereka benar – benar akan mampu merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dimana ada banyak pengalaman yang turut berperan. Penalaran adalah pemikiran logis yang menggunakan induksi dan deduksi untuk meraih kesimpulan (Santrock, 2002). 3. Aspek Sosial – Emosional Pada Remaja Selain penjelasan di atas menurut Santrock (2003) proses sosial – emosional, meliputi perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain, dalam emosi, kepribadian dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan.Sudah sejak lama masa remaja
dinyatakan
sebagai
masa
badai
emosional
(Hall,
1904).Tidak dapat dipungkiri bahwa masa remaja merupakan suatu masa dimana fluktuasi (naik dan turun) berlangsung lebih sering (Rosenblum & Lewis, 2003). Remaja dapat merasa sebagai orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
yang paling bahagia disuatu saat dan kemudian merasa sebagai orang yang paling malang disaat lain. Dalam banyak kasus, intensitas dari emosi para remaja agaknya berada di luar proporsi dari peristiwa yang membangkitkannya (Steinberg & Levine, 1997).Remaja dapat merajuk, tidak mengetahui bagaimana caranya mengekspresikan perasaan mereka secara cukup. Dengan sedikit atau tanpa provokasi sama sekali, mereka dapat menjadi sangat marah kepada orang tuanya, memproyeksikan perasaan-perasaan mereka yang tidak menyenangkan kepada orang lain. Pengalaman lingkungan terlibat dalam perubahan emosi dimasa remaja. Jadi masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis dan sosio emosi. C. Kota Definisi kota yang sering kita dengar ialah tempat kegiatan masyarakat yang sangat kompleks, telah mengalami proses interelasi antarmanusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Merujuk pada pendapat Amos Rapoport (2000)kota adalah suatu permukiman yang relatif besar, padat dan permanen, terdiri dari individu-individu yang heterogen dari segi sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Selanjutnya pengertian kota ditinjau dari berbagai aspek, antara lain aspek geografis, fisik, demografis, statistik, sosial, ekonomi, dan administrasi. 1. Pengertian kota ditinjau dari aspek fisik. Menurut Nia K. Pontoh dan Iwan Kustiwan (2009) adalah suatu wilayah dengan wilayah terbangun lebih padat dibandingkan dengan area sekitarnya. Secara demografis perkotaan adalah wilayah dengan konsentrasi penduduk yang dicerminkan oleh jumlah dan tingkat kepadatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan keadaan wilayah
sekitarnya. Kota merupakan suatu wilayah dengan wilayah terbangun
yang
lebih
padat
dibandingkan
dengan
area
sekitarnya.Secara statistik kota merupakan wilayah yang secara besaran atau ukuran jumlah penduduknya sesuai dengan batasan atau ukuran untuk kriteria kota. 2. Pengertian kota dari jumlah penduduknya dibagi ke dalam 5 bagian berdasarkan jumlah penduduknya. Jumlah penduduk yang pertama Megapolitan, yaitu kota yang berpenduduk di atas 5 juta orang. Kedua Metropolitan (kota raya), yaitu kota yang berpenduduk antara 1–5 juta orang. Ketiga Kota besar, yaitu kota yang berpenduduk antara 500.000– 1 juta orang. Keempat kota sedang, yaitu kota yang jumlah penduduknya antara 100.000–500.000 orang. Kemudian yang terakhir Kota kecil, yaitu kota yang berpenduduk antara 20.000–100.000 orang.Secara sosial penduduk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
diperkotaan terdiri dari kelompok-kelompok sosial masyarakat yang heterogen. 3. Kota dilihat dari sumber mata pencaharian penduduknya biasanya bekerja dibidang perdagangan, perindustrian, pelayanan jasa, perkantoran, pengangkutan, dan lain-lain. Dalam suatu wilayah masyarakat perkotaan memiliki kegiatan usaha sangat beragam dengan dominasi di sektor nonpertanian. 4. Kemudian yang terakhir kota ditinjau dari aspek administrasi adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh suatu garis batas kewenangan administrasi pemerintah daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Ciri masyarakat kota itu sendiri diantaranya Terdapat keberagaman penduduk, sikap penduduknya cenderung individualistic dimana mereka lebih tidak peduli dengan keadaan sekitar mereka apa lagi bila mereka tidak memiliki kepentingan, mereka cenderung bersikap tidak peduli. Hubungan sosial lebih bersifat Gesselsehaft (patembayan). Kemudian Terdapat juga pemisahan ruang di kota, tidak jarang kita melihat banyak komplek-komplek tertentu seperti misalnya komplek perumahan. Norma agamapun tidak begitu erat lagi dipegang, dan pandangan hidup penduduk di kota lebih rasional. Jadi kota adalah tempat kegiatan masyarakat yang sangat kompleks dengan pemukiman yang relatif besar dan padat. Kota menjadi pusat pemerintahan, pusat militer, pusat keagamaan, pusat perdagangan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pusat intelektual. Kota memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak matrealistis. Kegiatan utama diperkotaan bukan pertanian. Terdapat5 bagian kota berdasarkan jumlah penduduknya
jumlah penduduk yang pertama
Megapolitan, kedua Metropolitan (kota raya), ketiga Kota besar, keempat kota sedang, kemudian yang terakhir Kota kecil. D. Desa Desa adalah merupakan perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain (R.Bintarto, 1977). Desa dapat dilihat dari beberapa aspek: 1. Dilihat dari segi fisik desa Menurut UU no. 22 tahun 1999 desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.UU no. 5 tahun 1979 menyatakan bahwa desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2. Desa dilihat dari jumlah penduduknya menurut Paul H Landis (2004) kurang dari 2500 jiwa. Masyarakat dipedesaan cenderung mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara masyarakat.
Ciri-ciri masyarakat desa adalah kehidupan mereka tergantung pada alam, toleransi sosialnya kuat, adat-istiadat dan norma agama masih kuat dipegang. Selain itu kontrol sosialnya didasarkan pada hukum informal,
hubungan
kekerabatan
didasarkan
pada
Gemeinssehaft
(paguyuban), kemudian pola pikir penduduk setempat kadang masih bersifat irrasional. Pendudukdi desa kurang dari 2.500 jiwa dengan hubungan masyarakat yang saling mengenal satu sama lain.
E. Dinamika Perilaku Bullying Pada Remaja di Kota Besar dan di Desa Sebagai remaja maka tiap individu yang melewati masa ini akan mengalami banyak perubahan dari aspek biologis, kognitif maupun sosio emosionalnya. Perubahan yang terjadi secara biologis merupakan periode dimana kematangan fisik berlangsung pesat yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh yang terutama berlangsung dimasa remaja awal.Perubahan biologis dimana terjadi perubahan hormonal di dalamnya juga memberikan pengaruh terhadap emosi remaja yang berubah-ubah. Perubahan kognitif ditandai oleh cara berpikir abstrak, idealitistik dan hipotesis-deduktif, pada masa remaja ini mereka dihadapkan pada banyaknya keputusan yang harus diambil, maka disinilah pentingnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
peran penalaran dari para remaja, yaitu pemikiran logis yang melinbatkan induksi dan deduksi untuk meraih sebuah kesimpulan. Sementara perubahan sosio emosional meliputi perubahan remaja yang berkaitan dengan pola hubungan individu dengan manusia lain dalam emosi, kepribadian dan dalam peran dari konteks sosialnya. Pengalaman dilingkungan para remaja berpengaruh terhadap emosi remaja yang ditimbulkan melalui relasi dengan lingkungannya. Berkaitan dengan perubahan yang terjadi remaja tentu tidak lepas dari konteks sosial dimana mereka berada. Sebagian dari remaja berada di kota besar dan sebagian lagi berada di desa. Remaja yang berada di kota besar akan mengalami situasi dimana lingkungan mereka cenderung individualistik dan menekankan persaingan, hanya mutu atau prestasi merekalah yang membuat mereka bisa diterima lingkungan. Situasi seperti ini membuat remaja yang sementara juga sedang mengalami beberapa perubahan dalam diri mereka semakin mendapat tekanan karena kondisi sosial dimana mereka berada tersebut. Kondisi seperti ini tentu akan semakin meningkatkan adanya konflik dan tekanan pada remaja, konflik dan tekanan ini akan cenderung dilepaskan dalam tindakan-tindakan seperti bullying. Sementara pada remaja yang tinggal di pedesaan kondisi yang ada adalah situasi yang lebih bersifat kekeluargaan, pergaulan hidup yang saling mengenal dan tidak terlalu terfokus pada prestasi. Oleh karena konflik-konflik yang terjadi tidak akan sebesar di kota besar. Remaja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sedang mengalami perubahan biologis, kognitif dan sosio emosio ini akan lebih terhindar dari konflik. Sehingga mereka tidak akan mendapat tekanan seperti remaja diperkotaan. Sehingga tindakan – tindakan seperti bullyingakan lebih jarang terjadi. Situasi lingkungan dimana mereka berada ditambah dengan perubahan baik secara biologis, kognitif, dan sosio-emosi menimbulkan adanya reaksi – reaksi terhadap situasi keseharian para remaja, maka tidak mengherankan jika regulasi emosi mereka cenderung tidak stabil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
F. Skema / Kerangka Berpikir
Remaja
perubahan biologis,
perubahan kognitif psikologis,
Kota
perubahan sosio emosi/sosiokultural
Desa
Banyak mendapat tekanan dari
Masyarakat bersifat
kondisi geografis dan sosial.
kekeluargaan,(sikap, norma dan
Kondisi masyarakat padat, individualistik
budaya di junjung tinggi)
Dan penuh persaingan
Tidak terlalu terfokus pada prestasi personal.
Akan lebih banyak muncul konflik
Lebih bersifat toleransi
Dilepaskan melalui perilaku bullying
Perilaku bullying lebih sedikit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
G. Hipotesis Terdapat perbedaan tinggi rendah tingkat bullying pada remaja yang terjadi di kota dan di desa, dimana perilaku bullyingdi kota lebih tinggi dari pada di desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif komparatif atau penelitian perbandingan.Tujuan
dari
penelitian
perbandingan
yaitu
untuk
membandingkan antara dua atau lebih kelompok dalam satu variabel (Purwanto, 2012). Berdasarkan tujuan tersebut, peneliti ingin mengetahui perbedaan intensitas perilaku bullying pada remaja di kota dan di desa.
B. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2013). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu kota dan desa.
2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu bullying.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Definisi Operasional 1. Kota dan Desa Kota merupakan tempat kegiatan masyarakat yang sangat kompleks dengan pemukiman yang relatif besar dan padat.Kota dilihat dari beberapa aspek yaitu jumlah penduduk yang padat, letak geografis, pekerjaan atau mata pencaharian biasanya tidak bersifat agraris.Ciri masyarakat kota itu sendiri diantaranya terdapat keberagaman penduduk, sikap penduduknya cenderung individualistik di mana mereka lebih tidak peduli dengan keadaan sekitar mereka apa lagi bila mereka tidak memiliki kepentingan, mereka cenderung bersikap tidak peduli. Norma agamapun tidak begitu erat lagi dipegang, dan pandangan hidup penduduk di kota lebih rasional. Desa merupakan suatu wilayah dengan jumlah penduduk yang tidak terlalu padat dengan hubungan masyarakat yang saling mengenal dan cara berusaha dengan agraris.Jumlah penduduk di desa kurang dari 2.500 jiwa. Desa dilihat dari beberapa aspek yaitu mempunyai pergaulan hidup yang saling mengenal, cara berusaha agraris, jumlah penduduk yang tidak terlalu padat. Ciri-ciri masyarakat desa adalah kehidupan mereka tergantung pada alam, toleransi sosialnya kuat, adat-istiadat dan norma agama masih kuat dipegang. Selain itu kontrol sosialnya didasarkan pada hukum informal, kemudian pola pikir penduduk setempat kadang masih bersifat irrasional. Pada penelitian ini informasi akan diperoleh dari pengisian identitas yang memuat pilihan kota dan desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Bullying Bullying adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja serta bermaksud untuk menyakiti seseorang atau kelompok yang dianggap lebih lemah yang mengakibatkan seseorang merasa tidak nyaman atau tersakiti baik secara fisik, psikis, dan membuat korban merasa terancam, biasanya terjadi berulang-ulang, hal ini juga dipengaruhi karena adanya dominansi salah satu pihak. Semakin tinggi skor total yang diperoleh dalam skala bullying menunjukkan semakin tinggi tingkat bullying yang dimililiki subjek penelitian. Semakin rendah skor total dalam skala bullying, maka semakin rendah pula tingkat bullying yang dimiliki oleh subjek penelitian. D. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah remaja akhir yang berusia 16 tahun hingga 18 tahun. Teknik pemilihan subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling. Teknik ini berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan memiliki kaitan erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Jadi, ciri-ciri atau sifat-sifat yang spesifik yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk pengambilan sampel (Narbuko dan Achmadi, 2007). E. Metode dan Alat Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada subjek penelitian. Pada penelitian ini terdapat satu buah skala yang digunakan sebagai alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pengumpulan data, yaitu skala perilaku bullying. Sedangkan jenis skala yang digunakan dalam penyusunan skala ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Pada setiap pernyataan dalam skala ini, subjek diminta menyatakan kesetujuan-ketidaksetujuannya dalam sebuah kontinum yang terdiri atas limarespon: “Selalu”, “Sering”, “Kadang-kadang”, “Jarang”, dan “Tidak Pernah”. Alasan peneliti memilih skala Likert dengan lima respon adalah untuk menghilangkan jawaban ragu-ragu karena jawaban tersebut dapat memberikan makna yang ganda dan tidak menjelaskan jawaban responden yang sebenarnya secara pasti. Dalam skala ini juga hanya terdapat aitem – aitem favorablekarena peneliti hanya menaliti intensitas terjadinya perilaku bullying tersebut. Dalam skala Likert ini, isi pernyataan menjadi satu kategori tersebut, yaitu : 1. Aitem-aitem pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor yaitu : (a) Selalu
: skor 5
(b) Sering
: skor 4
(c) Kadang – kadang
: skor 3
(d) Jarang
: skor 2
(e) Tidak Pernah
: skor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1. Skala perilaku bullying a. Eksplikasi Konstruk Skala perilaku bullying Tabel 1 Eksplikasi Konstruk Skala perilaku bullying Indikator Tingkah Laku Favorable 1. Tindakan serangan fisik yang bermaksud merugikan/menyakiti orang lain yang dilakukan karena adanya ketidak seimbangan kekuatan dan dilakukan dengan sengaja
2. Tindakan serangan kepada orang lain yang dilakukan secara verbal karena ada ketidakseimbangan kekuatan dan dilakukan dengan sengaja
3. Tindakan serangan yang dilakukan secara non verbal karena adanya ketidakseimbangan kekuatan dan dilakukan dengan sengaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Blue Print Skala Bullying Tabel 2 Blue-Print Skala Bullying sebelum Try-out Indikator
Favorable Jumlah
1. Tindakan serangan fisik yang 20
20
bermaksud merugikan/menyakiti
orang
lain yang dilakukan karena adanya ketidak seimbangan kekuatan
dan
dilakukan
dengan sengaja
2. Tindakan serangan kepada
20
20
yang 20
20
orang lain yang dilakukan secara verbal karena ada ketidakseimbangan kekuatan dan dilakukan dengan sengaja
3.
Tindakan
dilakukan
serangan
secara
non
verbal
karena adanya ketidakseimbangan kekuatan dan dilakukan dengan sengaja Total
60
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 3 Blue-Print skala Bullying setelah Try-out Indikator 1. Tindakan
serangan
fisik
Favorable yang 14
Jumlah 14
bermaksud merugikan/menyakiti orang lain yang dilakukan karena adanya ketidak
seimbangan
kekuatan
dan
dilakukan dengan sengaja
2. Tindakan serangan kepada orang lain
10
10
11
11
yang dilakukan secara verbal karena ada ketidakseimbangan kekuatan dan dilakukan dengan sengaja
3. Tindakan serangan yang dilakukan secara non verbal karena adanya ketidakseimbangan kekuatan dan dilakukan dengan sengaja Total
35
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
c. Distribusi Item Skala Bullying Tabel 4 Distribusi item skala Bullying sebelum Try-out
Indikator
Favorable
1. Tindakan serangan fisik
1, 5, 8, 12, 16, 41, 18, 23, 33, 37, 20
yang
bermaksud
Jumlah
39, 40, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59,
merugikan/menyakiti orang
lain
yang
60
dilakukan karena adanya ketidak
seimbangan
kekuatan dan dilakukan dengan sengaja
2. Tindakan serangan kepada orang lain yang
1, 27, 3, 4, 7, 10, 13, 15, 19, 21, 20 24, 25, 28, 29, 31, 34, 2, 6, 9, 11,
dilakukan secara verbal 14,
karena ada ketidakseimbangan kekuatan dan dilakukan dengan sengaja
3. Tindakan serangan yang 17, 20, 22, 26, 30, 32, 36, 35, 38, 20 dilakukan secara non verbal karena
ketidakseimbangan kekuatan dan
42, 43, 44, 45, 46, 48, 50, 52, 54,
adanya
dilakukan
56, 58
dengan
sengaja Total
60
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas Validitas adalah kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana suatu tes sungguh-sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak diukur (Supratiknya, 2014).Dalam penelitian ini, pengujian validitas yang digunakan oleh peneliti adalah validitas isi.Validitas isi merupakan validitas yang diselidiki melalui analisis rasional terhadap isi tes dengan menggunakan penilaian yang sifatnya subjektif (Supratiknya, dalam Adi 2012). Dengan kata lain, validitas isi merupakan penilaian pakar atau ahli terhadap kesesuaian antara bagian-bagian tes dan konstruk yang diukur (Supratiknya, 2014). Dalam penelitian, penilaian oleh ahli dilakukan dosen pembimbing skripsi yang menilai mengenai sesuai atau tidaknya item terhadap atribut yang diukur. 2. Seleksi Item Seleksi item pada skala bullying dilakukan berdasarkan batasan rix ≥ 0,30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan, sedangkan item yang memiliki nilai rix kurang dari 0,30 dianggap memiliki daya diskriminasi yang rendah (Azwar,
2009).Hasil
uji
aitem
yang
dilakukan
setelah
try-out
menunjukkan ada 35 aitem yang memenuhi syarat untuk diujikan lebih lanjut kepada subjek.Try-out dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Bengkulu dan Yogyakarta pada remaja akhir yang berusia 16 – 18 tahun. Berikut merupakan blue-print skala penelitian sesudah try-out.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 5 Distribusi Item Skala Bullying setelah Try-out Indikator Favorable
Jumlah
3. Tindakan serangan fisik 8, 12, 16, 41, 18, 23, 33, 37, 40, 14 yang
bermaksud
47, 49, 51, 53, 60
merugikan/menyakiti orang
lain
yang
dilakukan karena adanya ketidak
seimbangan
kekuatan dan dilakukan dengan sengaja
4. Tindakan serangan
27, 3, 4, 7, 13, 19, 21, 24, 25, 28,
10
kepada orang lain yang dilakukan secara verbal karena ada ketidakseimbangan kekuatan dan dilakukan dengan sengaja
3. Tindakan serangan yang 31, 34, 2, 11, 17, 20, 36, 35, 45, 11 dilakukan secara non verbal karena
50, 52
adanya
ketidakseimbangan kekuatan dan
dilakukan
dengan
sengaja Total
35
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan, dimana menunjukkan sejauh mana alat pengukur dikatakan konsisten, jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama. Skala dinyatakan reliabel apabila memiliki nilai alpha > 0,60 (Noor, 2012). Hasil koefisien reliabilitas dari skala yang dibuat oleh peneliti bernilai 0,995, dengan jumlah soal 35 butir. Tabel 6 Reliability Statistic Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .995
35
G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah sebuah pengujian yang dilakukan terhadap data penelitian untuk mengecek data penelitian yang dilakukan oleh peneliti berasal dari populasi yang sebarannya normal (Santoso, 2010). Uji normalitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis Kolmogorov-Smirnov melalui program SPSS 16.0. Jika nilai p lebih kecil daripada 0,05 maka dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
disimpulkan bahwa data yang dimiliki berbeda secara signifikan, sehingga sebaran data tidak normal. Jika nilai p lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data yang dimiliki tidak berbeda secara signifikan, sehingga sebaran data normal. b. Uji Homogenitas Uji
homogenitas
adalah
sebuah
pengujian
yang
dilakukanterhadap data penelitian untuk melihat apakah asumsi pada varian penelitian sama atau tidak. Uji homogenitas ini akan dilakukan dengan menggunakan analisis Levene Test melalui program SPSS 16.0. Jika varian dalam penelitian ini sama, maka uji t akan menggunakan nilai pada kolom Equal Variance Assumed. Jika varian dalam penelitian ini berbeda, maka uji t akan menggunakan nilai pada kolom Equal Variance Not Assumed. Hal tersebut dilakukan dengan melihat nilai signifikansi yang pada hasil pengujian. Jika nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang memiliki varian yang sama, sedangkan jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang memiliki varian yang berbeda (Priyanto, 2012) 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalahIndependent Sample T-Test. Metode ini digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
mengetahui perbedaan nilai signifikan dari dua kelompok sampel dalam penelitian yang independen (Purwanto & Sulistyastuti, 2008).Hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti dalam kerangka pemikiran adalah: “Terdapat perbedaan tinggi rendah tingkat bullying pada remaja yang terjadi di kota dan di desa, di mana perilaku bullying di kota lebih tinggi dari pada di desa”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 10 Februari sampai dengan 14 Februari
2016
dengan
menggunakan
kuesioner.
Penelitian
ini
menggunakan subjek yaitu remaja akhir yang berusia 16 – 18 tahun yang berada di kota (Sleman, Yogyakarta) dan di desa (Desa Mojorejo, Bengkulu). B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian yang telah ditentukan dalam penelitian ini yaitu remaja akhir yang berusia 16 – 18 tahun yang berada di di kota (Sleman, Yogyakarta) dan di desa (Desa Mojorejo, Bengkulu). Subjek dalam penelitian ini berjumlah 140 orang yang terdiri dari 70 orang remaja yang berdomisili di kota (Sleman, Yogyakarta) dan 70 orang remaja yang berdomisilidi desa (Desa Mojorejo, Bengkulu). Berikut ini merupakan deskripsi dari subjek penelitian:
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 7 Profil Subjek
Keterangan Jenis Kelamin
Umur
Pendidikan Subjek
Desa
Kota
Laki-laki
35
35
Perempuan
35
35
16 tahun
51
40
17 tahun
15
17
18 tahun
11
6
SMA
70
70
C. Deskripsi Data Penelitian Indikator tingkat bullying dalam penelitian ini dilihat dari nilai mean pada kelompok kota dan desa yang ada. Nilai mean yang ada pada setiap subjek merupakan mean empirik yang kemudian akan dibandingkan dengan mean teoritis atau nilai mean soal yang ada. Nilai mean empirik didapatkan dengan menggunakan penghitungan sebagai berikut.
Keterangan : μ = Mean empirik Σx = Total nilai n = Jumlah aitem Sedangkan, untuk mencari nilai mean teoritik digunakan penghitungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
sebagai berikut. (
)
Keterangan :
μ = Mean teoritis I_maks = Nilai maksimal aitem I_min = Nilai minimal aitem Σk = Jumlah aitem Mean teoritik yang dimiliki dalam skala ini adalah 105. Nilai tersebut didapat dengan menggunakan rumus di atas dengan nilai minimal aitem 1 dan nilai maksimal item 5 dan jumlah aitem 35.Jumlah aitem yang digunakan adalah 35 karena merupakan jumlah aitem pernyataan yang digunakan setelah try-out. Tingkat bullying dalam skala ini ada 2 yaitu bullying rendah dan bullying tinggi. Penentuan tinggi rendahnya bullying dilakukan dengan membandingkan nilai mean empirik dengan nilai mean teoritik. Jika nilai mean
empirik
lebih
rendah
dari
mean
teoritik
maka
dapat
disimpulkanbullying yang ada dalam kelompok hitung termasuk dalam tingkat bullying yang rendah. Jika nilai mean empirik lebih tinggi dari mean teoritik maka dapat disimpulkan bullying yang ada dalam kelompok hitung termasuk dalam tingkat bullyingyang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 8 Descriptive Statistic Variabel
N
Mean Teoritik
Mean Empirik
Bullyingdi Kota
70
105
135,20
Bullying di Desa
70
105
75,87
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan mean empirik perilaku bullyingdi Kota lebih besar dari mean teoritiknya (135,20 > 105), maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata subjek bullying pada remaja di kota adalah tinggi. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan mean empirik perilaku bullyingdi Desa lebih kecil dari mean teoritiknya (75,87 < 105), maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata subjekbullying pada remaja di desa adalah rendah. D. Analisis Data Penelitian Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, dilakukan pengujian asumsi terlebih dahulu pada data yang diperoleh. Uji asumsi tersebut terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan apakah data dalam penelitian ini berasal dari data dengan distribusi normal atau tidak. Data termasuk berdistribusi normal apabila berada di atas 0,05 (p > 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Berdasarkan hasil penghitungan, dapat diperoleh data dari variabel perilaku bullying sebesar 0,055. Hal tersebut menunjukkan bahwa data variabel perilaku bullying berdistribusi secara normal. Berdasarkan hasil tersebut, uji normalitas variabel perilaku bullying dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9 Test of Normality Perilaku bullying N
140 Mean
105.54
Std. Deviation
37.610
Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Absolute
.113
Positive
.113
Negative
-.108
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
1.341 .055
2. Uji Homogenitas Uji homogentitas bertujuan untuk mengetahui apakah data variabel perilaku bullying antara remaja yang tinggal di kota (Sleman, Yogyakarta) dan di desa (Desa Mojorejo,
Bengkulu) mempunyai
variansi yang sama atau tidak. Uji independent sample t-test mensyaratkan bahwa, untuk menguji perbedaan dua kelompok responden harus memenuhi asumsi homogenitas. Data variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
perilaku bullying dari dua kelompok popualsi tersebut dinyatakan homogen jika memiliki nilai signifikansi uji test of homogeneity lebih dari 0,05 (p > 0,05). Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai signifikansi pada variabel perilaku bullying sebesar 0,083. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok polulasi tersebut memiliki variansi yang sama ( p > 0,05). Tabel 10 Uji Homogentitas Levene Statistic 3.044
df1
df2 1
Sig. 138
.083
3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan teknik analisis independent sample t-test. Analisis independent sample t-test digunakan untuk menguji perbedaan antara dua kelompok polopasi yang tidak saling berhubungan. Pada penelitian ini, analisis independent sample t-test digunakan untuk menguji perbedaan perilaku bullying antara remaja yang tinggal di kota besar (Sleman, Yogyakarta) dan remaja yang tinggal di desa (Desa Mojorejo, Bengkulu). Perilaku bullying antara remaja yang tinggal di kota besar (Sleman, Yogyakarta) dan remaja yang tinggal di desa (Desa Mojorejo, Bengkulu) dinyatakan berbeda secara signifikan jika hasil uji analisis independent sample t-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
memiliki nilai probabilitas (p) > 0,05. Hasil uji hipotesis dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 11 Uji Independent Sample t-Test Asal Perilaku bullying
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kota
70
135.20
24.723
2.955
Desa
70
75.87
21.281
2.544
Tabel 12 Uji Signifkansi Analisis Sample t-Test t Perilaku bullying
df
Sig. (2-tailed)
Equal variances assumed
15.217
138
.000
Equal variances not assumed
15.217
135.012
.000
Berdasarkan hasil analisis independent sample t-test diperoleh nilai t-hitung sebesar 15,217 dengan probabilitas (p) sebesar 0,000. Taraf signifikansi yang berada di bawah 0,05 menunjukkan bahwa ada perbedaan perilaku bullyingyang signifikan antara remaja yang tinggal di kota besar (Sleman, Yogyakarta) dan remaja yang tinggal di desa (Desa Mojorejo,
Bengkulu). Dengan membandingkan nilai rata-rata hitung
(mean) perilaku bullying remaja yang tinggal di kota besar (Sleman, Yogyakarta) yaitu sebesar 135,20 dan remaja yang tinggal di desa (Desa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Mojorejo, Bengkulu) yaitu sebesar 75,87 dapat disimpulkan bahwa remaja yang tinggal di kota besar (Sleman, Yogyakarta) memiliki perilaku bullying yang lebih tinggi dibandingkan perilaku bullying remaja yang tinggal di desa (Desa Mojorejo, Bengkulu). E. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai t hitung sebesar 15,217 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukan adanya perbedaan tinggi rendah perilaku bullying antara remaja yang tinggal di kota (Sleman, Yogyakarta) dan remaja yang tinggal di desa (Desa Mojorejo, Bengkulu) sehingga dapat dikatakan hipotesis dalam penelitian ini diterima. Perilaku bullying para remaja juga ditentukan oleh daerah (kota atau desa) dimana mereka tinggal. Faktor sosialkultural salah satunya ditentukan dimana anak tumbuh. Secara sosiokultural, bullying dipandang sebagai wujud rasa frustrasi akibat tekanan hidup dan hasil imitasi dari lingkungan orang dewasa. Tanpa sadar, lingkungan memberikan referensi kepada remaja bahwa
kekerasan
bisa
menjadi
sebuah
cara
pemecahan
masalah. Lingkungan perkotaan yang memiliki ciri lebih keras dimana anak tumbuh akan memberikan dampak pada perilaku mereka. Belum lagi tontotan-tontonan kekerasan yang disuguhkan melalui media visual. Senioritas pun turut memberikan atmosfer dominansi dan menumbuhkan perilaku menindas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Perilaku bullying cenderung lebih dominan atau tampak pada remaja di kota besar. Segi geografis kota diartikan sebagai suatu sistim jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya (Bintarto, 1983). Remaja di kota besar akan mendapat lebih banyak tekanan negatif karena kondisi geografis dan sosial. Parson (2000) menyatakan bahwa masyarakat perkotaan cenderung individualistik dan hanya mutu atau prestasi merekalah yang membuat mereka bisa diterima dilingkungan. Pola individualisme membuat masyarakat tidak peduli dengan kondisi sekitarnya. Hal ini tidak lepas dari keberadaan remaja dilingkungan tersebut yang memaksa untuk berkompetisi agar dapat diterima dilingkungannya (Ditjen Cipta Karya 1997). Hal ini menjadi semakin berat karena pada saat remaja mereka sendiri sedang mengalami masa transisi dan mendapat banyak perubahan dari dalam diri mereka kemudian dituntut untuk melakukan banyak hal baru diluar mereka (Santrock 2003: 26). Oleh karena itu berpeluang bagi mereka bisa melepaskan tekanan tersebut dalam perilaku seperti bullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Pola masyarakat di kota yang cenderung individualistik dan suasana saling bersaing juga memberikan pengaruh tersendiri bagi kehidupan remaja di kota. Hanya orang yang dianggap memiliki keunggulan yang akan dipandang oleh lingkungan sosial mereka, sehingga membuat adanya ketidakseimbangan. Pihak yang merasa diri mereka memiliki prestasi akan lebih mendominasi dan pihak yang lebih mendominasi akan menganggap bahwa ada sekelompok remaja diluar mereka yang posisinya lebih rendah dari pada mereka. Suasana seperti ini kerap kali memunculkan perilaku semena-mena dari salah satu pihak yang merasa dirinya lebih kuat. Hal ini sering ditemui di wilayah Sleman, Yogyakarta dengan kondisi jumlah penduduknya yang relatif padat. Masyarakatnya juga bersifat heterogen berasal dari berbagai macam daerah, terutama kebanyakan adalah mereka yang datang dari luar kota dan bersekolah atau kuliah ke Yogyakarta. Dengan berbagai latar belakang yang ada mereka akan lebih fokus kepada prestasi atau pencapaian mereka. Mereka juga mungkin tidak akan banyak mengenal satu sama lain, apa lagi bila mereka tidak memiliki kepentingan satu sama lain. Hal ini memunculkan bahwa ada pihak yang dianggap lebih rendah dari mereka. Hal ini bisa memunculkan sikap semena-mena karena merasa diri lebih kuat, lebih hebat dan orang lain dianggap lemah. Hal ini tentunya berbeda dengan sosialkultural di daerah pedesaan. Di daerah pedesaan, sikap, norma dan budaya dalam masyarakat lebih dijunjung tinggi. Kondisi inilah yang mempengaruhi bagamana remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
berperilaku. Remaja di desa relatif tidak memiliki tekanan yang lebih kuat dibandingkan remaja yang tinggal di kota. Keadaan ini tentunya juga akan berpengaruh pada perilaku bullying remaja. Pola masyarakat di desa juga lebih bersifat kekeluargaan, meraka biasanya akan saling mengenal satu sama lain. Hal ini membuat satu sama lain memiliki hubungan yang dekat sehingga mereka akan berpikir ulang bila ingin menyakiti satu sama lain. Mereka berpikir akan dampak sosial apa yang mereka dapatkan bila mereka melakukan tindakan seperti bullyingmisalnya. Oleh karena itu perilaku bullying cenderung menjadi lebih rendah di desa. Suasana inilah yang terdapat di desa Mojorejo di Bengkulu. Dengan kondisi penduduk yang saling mengenal, mereka merasa bahwa warga desa mereka adalah keluarga kampung mereka sendiri. Mereka akan selalu berbagi dalam suka dan duka. Mereka juga akan mendapatkan tekanan dari sosial bila mereka menyakiti masyarakat yang lain, karena masyarakat yang relatif belum padat, maka informasi mengenai apapun akan cepat tersebar. Maka dari itu mereka sangat berhati-hati bila ingin menyakiti atau berbuat tindakan bullying kepada masyarakat di desa mereka tersebut. Hasil penelitian ini memberikan bukti yang nyata mengenai adanya perbedaan perilaku bullying antara remaja yang tinggal di kota dan remaja yang tinggal di desa. Remaja yang tinggal di kota memiliki perilaku bullying yang lebih tinggi dibandingkanperilakubullying remaja yang tinggal di desa. Keadaan ini menujukkan bahwa faktor sosialkultural
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
memberikan peranan pada perilaku remaja termasuk pada perilaku bullying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa ada 4 kesimpulan yang bisa didapatkan. 1. Terdapat perbedaan tinggi rendah perilaku bullying antara remaja yang tinggal di kota
(Sleman, Yogyakarta) dan remaja yang
tinggal di desa (Desa Mojorejo, Bengkulu). 2. Remaja yang tinggal di kota (Sleman, Yogyakarta) memiliki perilaku bullying yang lebih tinggi dibandingkan perilaku bullying remaja yang tinggal di desa (Desa Mojorejo, Bengkulu). 3. Tidak ada perbedaan laki-laki dan perempuan dalam perilaku bullying. 4. Tidak ada perbedaan usia dalam perilaku bullying. B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilakukan oleh peneliti pada remaja akhir yang berada pada dua tempat yang berbeda yaitu kota (Sleman, Yogyakarta) dan desa (Desa Mojorejo, Bengkulu). Kota Sleman, Yogyakarta berada di pulau jawa yang secara wilayah memiliki kemajuan yang pesat, namun daerah Sleman sendiri mencakup wilayah yang cukup luas, sehingga tidak semua wilayah Sleman dpat dikategorikan sebagai
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
ruang lingkup kota, ada beberapa bagian yang masih memiliki ciri pedesaan. C. Saran Hasil penelitian menunjukkan bahwa Remaja yang tinggal di kota besar memiliki perilaku bullying yang lebih tinggi dibandingkan perilaku bullying remaja yang tinggal di desa.Berdasarkan hal tersebut maka saran yang dapat diberikan antara lain: 1.
Bagi orang tua diharapkan dapat memberi informasi terutama mereka yang berada diruang lingkup perkotaan agar lebih memperhatikan perkembangan anak usia remaja. Diharapkan dengan adanya perhatian dari orang tua maka remaja akan terkontrol dalam berperilaku dan mempu menimbulkan rasa empati terhadap orang lain.
2.
Bagi Penelitian selanjutnya hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan intensitas bullying di kota dan di desa. Jumlah subjek dalam penelitian juga cukup penting dalam menentukkan hasil penelitian jadi disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat menambah subjek penelitian.
3.
Bagi Penelitian selanjutnya juga diharapkan lebih memperhatikan lokasi pengambilan data seperti misalnya kota ataupun desa yang seluruh wilayahnya mencakup hal yang bisa mewakili lokasi penelitian seperti yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Akbar, Gerda (2013). Mental Imagery Mengenai Lingkungan Sosial yang Baru Pada Korban Bullying. Jurnal Psikologi Volume 1 Nomor 1, 2013. Astuti, P.R (2008). Meredam Bullying : 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan Pada Anak. Jakarta : Grasindo. Azwar, S. (2009).Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bintarto (1983).Urbanisasi dan Permasalahannya.Yogyakarta : Galia Indonesia, Jakarta Coloroso, B (2006). Penindas, Tertindas, dan Penonton.Jakarta :PT Serambi Ilmu Semesta. Dayakisni, Tri., Novalia (2013). Perilaku Asertif dan Kecenderungan Menjadi Korban Bullying. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Volume 1 Nomor 1, Januari 2013 Djuwita, R (2006). Masalah Tersembunyi Dalam Dunia Pendidikan di Indonesia. Workshop Bullying. Universitas Indonesia, Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 29 April. Lee, C (2004). Preventing Bullying in School. London : Paul Chapman. Levianti (2008). Konformitas dan Bullying Pada Siswa. Jurnal Psikologi Volume 6 Nomor 1, Juni 2008. Mashar, Riana., Hidayah, Siti Nur (2011). Bullying di Sekolah. Edukasi Jurnal Penelitian dan Artikel Pendidikan Volume 3 Nomor 6, Magelang Juli 2011.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Natalia., Novotasari, Dwi., Nurhayanti, Rida (2013). Tipe Pola Asuh Orang Tua yang Berhubungan dengan Perilaku Bullying di SMA Kabupaten Semarang. Jurnal Keperawatan Jiwa Volume 1 Nomor 1, Mei 2013. Noor, Juliansyah (2012).Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Rahmawan, Imanda Arief (2012). Hubungan Antara Pola Asuh Permisif Dengan Intensi Bullying Pada Siswa – Siswi Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan . Santrock, John W (2003). Perkembangan Masa Hidup. Jakarta : Erlangga. Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma. Sari, Puspita (2010). Coping Stress Pada Remaja Korban Bullying di Sekolah “X”. Jurnal Psikologi Volume 8 Nomor 2, Desember 2010. Siregar, Sofiyan. Metode penelitian kuantitatif. Kencana. Jakarta. 2013 Siswati., Widayanti, Ganes Costrie (2009). Fenomena Bullying di Sekolah Dasar Negeri di Semarang : Sebuah Studi Deskriptif.Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Volume 5 Nomor 2, Desember 2009 Sugiyono (2012), Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Sullivan, K, Cleary, M. & Sullivan, G (2005).Bullying in Secondary Schools.London : A SAGA Publication. Supratiknya (2014).Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: USD. Suryabrata, Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi Susan. M. Dkk (2009). Bullying Prevention and Intervention.Canada : The Guildford Press. Winanti Siwi Respati, Trevi (2012). Sikap Siswa Kelas X SMK Y Tangerang Terhadap Bullying. Jurnal Psikologi Volume 10 Nomor 1, Juni 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA) (2008). Bullying: Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta : Grasindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
LAMPIRAN 1 Skala Bullying Sebelum Try-out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh: Lolla Permatasari 109114076
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Yogyakarta, Agustus 2015
Yth. Mahasiswa yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini Sehubungan degan penelitian tugas akhir yang sedang saya kerjakan, perkenankan saya untuk memohon bantuan dan kesediaan dari teman mahasiswa meluangkan waktu untuk mengisi angket ini. Angket ini berisi beberapa pernyataan. Dalam angket ini tidak ada penilaian jawaban benar atau salah, sehingga saya berharap anda menjawab dengan sejujurjujurnya dan sesuai dengan kondisi anda. Usahakan jangan sampai ada jawaban yang terlewatkan. Saya dapat menjamin kerahasiaan dari identitas dan jawaban anda dalam angket ini. Saya mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kesediaan dalam mengisi angket ini.
Hormat saya, Lolla Permatasari 109114076/PSI/Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Identitas dan Pernyataan Kesediaan Nama/Inisial
:
Usia
:
Jenis kelamin
:
Sekolah
:
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala penelitian ini dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada diri saya.
Tanda tangan,
(
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
SKALA A PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan kondisi anda yang anda alami dalam kehidupan sehari-hari. Anda diminta kesediaannya untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda. Berikan tanda Checklist (√) pada kotak pilihan yang anda anggap paling sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada diri Anda. Pilihan jawabannya adalah: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).
Contoh: No.
Pernyataan
Selal u
1.
Saya dengan sengaja mengganggu teman saya yang saya anggap penakut dengan cara memukulnya
Sering
Kadang- Jarang Tidak kadang pernah
Tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban yang anda berikan adalah benar, sesuai dengan kondisi yang anda alami. Masing-masing orang memiliki jawaban yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
berbeda, maka dari itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Kerahasiaan identitas dan jawaban anda dijamin oleh peneliti. Jika sudah selesai, harap teliti kembali dan pastikan tidak ada pernyataan yang terlewati untuk dijawab.
-Selamat Mengerjakan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
No. 1.
Pernyataan
Selalu
saya dengan sengaja mengganggu teman saya yang berpenampilan aneh dengan cara melemparkan suatu benda yang dapat mengenainya
2.
saya
dengan
sengaja
mengganggu teman yang saya anggap lugu dengan
cara
mencekiknya
3.
Saya sengaja menghina teman
yang berasal dari ras/suku tertentu
4.
Saya sengaja menyoraki
teman yang memiliki nilai yang lebih jelek dari saya dikelas
5.
Saya dengan sengaja mengganggu teman saya yang
Sering
Kadang- Jarang Tidak kadang pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
saya anggap penakut dengan cara memukulnya 6.
Saya sengaja merendahkan
teman yang memiliki warna kulit yang berbeda dengan kebanyakan teman
7.
Saya sengaja mengolok teman
yang memiliki orientasi seksual yang berbeda (homo, lesbi)
8.
saya dengan sengaja mengganggu teman yang saya nilai sensitif dengan cara meludahinya
9.
saya
degan
mengganggu
teman
sengaja yang
berusia lebih muda dari saya dengan cara membenturkan badannya ketembok
10.
Saya sengaja memaki teman
yang saya anggap pengecut
11.
Saya sengaja mengabaikan teman saya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
berpenampilan aneh
12.
Saya dengan sengaja mengganggu teman saya yang saya anggap cengeng dengan cara mencubitnya
13.
Saya sengaja menghina
agama teman yang berasal dari agama tertentu yang berbeda dengan saya
14.
Saya sengaja mengejek teman
yang memiliki rambut yang berbeda dari kebanyakan teman
15.
saya
dengan
sengaja
mengganggu teman saya yang saya anggap tertindas dengan cara melakukan pengroyokan
16.
saya
dengan
sengaja
mengganggu teman yang saya nilai
tidak
banyak
teman
dengan cara menamparnya
17.
Saya sengaja memanggil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
teman saya yang pemalu dengan sebutan nama orang tuanya
18.
saya sengaja membedabedakan teman yang pintar atau kurang pintar dari saya
19.
Saya sengaja mengolok tetam
yang berpenampilan aneh dimuka umum sehingga ia mendapat malu
20.
Saya sengaja mengomentari
dengan kata-kata kasar penampilan teman saya yang aneh
21.
saya
sengaja
dengan
mengganggu teman saya yang terlihat
lugu
menguncinya
dengan di
cara dalam
ruangan
22.
Saya sengaja menyebarkan gossip buruk tentang teman yang berpenampilan aneh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
23.
Saya sengaja membentak
teman yang berusia lebih muda dari saya
24.
saya sengaja melihat dengan
sinis teman saya yang berpenampilan aneh di muka umum
25.
saya
dengan
sengaja
mengganggu teman saya yang saya anggap pengecut dengan cara menjewer telinganya
26.
Saya sengaja mengolok teman
yang memiliki kekurangan fisik
27.
saya
dengan
sengaja
mengganggu teman saya yang suka murung dengan cara mencakarnya 28.
saya sengaja menghasut untuk menjauhi seseorang yang saya anggap memiliki kekurangan fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
29.
saya sengaja menertawakan orang lain yang memiliki kekurangan fisik dimuka umum
30.
saya dengan sengaja mengganggu teman saya yang saya anggap pasif dengan cara menjambaknya
31.
saya sengaja menampilkan ekspresi merendahkan ketika ada teman yang culun
32.
saya sengaja menghancurkan
reputasi teman yang lugu dengan berkata yang tidaktidak tentang dirinya
33.
Saya sengaja menakut-nakuti
teman saya yang pemalu
34.
Saya sengaja menuduh yang
tidak benar kepada teman yang saya anggap pengecut
35.
saya dengan sengaja mengganggu teman saya yang saya anggap pemalu dengan cara menendangnya
36.
Saya sengaja menganggu teman saya yang saya anggap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
lugu dengan cara mengancamnya 37.
saya sengaja mengucilkan teman karena berasal dari suku/ras tertentu
38.
saya sengaja membiarkan teman yang berpenampilan aneh untuk sendirian dan tidak memiliki teman
39.
Saya sengaja mencela
pekerjaan rumah (pr) teman yang saya anggap bodoh di kelas
40.
saya
dengan
sengaja
mengganggu teman saya yang terlihat pergaulan)
“kuper” dengan
(kurang cara
menginjak kakinya
41.
saya dengan sengaja menghela nafas panjang seolah mengejek jika melewati teman saya yang memiliki kekurangan fisik
42.
saya sengaja mendiamkan teman saya yang berusia lebih muda tanpa alas an
43.
saya dengan sengaja
menjulurkan lidah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
maksud mengolok ketika ada teman saya yang lugu lewat di depan saya
44.
saya
dengan
sengaja
mengganggu teman saya yang saya anggap pendiam dengan cara
mencengkram
tangan/bagian tubuh lainnya sehingga ia kesakitan
45.
saya
dengan
mengganggu
sengaja
teman
yang
memiliki badan lebih kecil dari
saya
dengan
cara
mendorongnya
46.
Saya sengaja memanggil
mereka dengan sebutan tertentu (gendut, kurus, pendek, botak, jelek, dll)
47.
saya dengan sengaja tidak mengikutsertakan teman yang saya anggap bodoh dalam tugas kelompok di kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
48.
Saya sengaja menghina teman
saya yang saya anggap kurang pintar
49.
saya sengaja berbuat curang dengan teman yang penakut dengan mengambil pekerjaan rumah (PR) yang sudah dibuatnya lalu membuangnya sehingga ia merasa kebingungan
50.
saya
dengan
sengaja
mengganggu teman saya yang terlihat mudah cemas dengan cara menggigitnya
51.
saya dengan sengaja
mengirim surat kaleng dengan nada mengancam kepada teman yang saya anggap “kuper” (kurang pergaulan)
52.
Saya dengan sengaja mengucilkan teman yang pemalu
53.
saya dengan sengaja membuat
gambar yang dapat menghina teman yang tidak memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
banyak teman disekolah dan menyebarkannya kepada teman-teman yang lain sehingga ia mendapat malu
54.
saya sengaja mengganggu
teman saya yang saya anggap kurang pintar dengan cara menjahili pekerjaan nya dikelas
55.
saya sengaja meminta orang
lain untuk menyakiti teman yang lebih muda dari saya
56.
saya dengan sengaja menyindir teman yang memiliki kekurangan fisik lewat media sosial
57.
saya dengan sengaja
mengucilkan teman yang berbeda agama dengan saya
58.
saya
dengan
mengganggu
teman
sengaja yang
berpenampilan aneh dengan cara menarik-narik bajunya sehingga
dia
merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
terganggu dan tersakiti
59.
Saya sengaja mengejek teman saya yang penakut
60.
Saya
dengan
sengaja
mengganggu teman saya yang memiliki kekurangan secara fisik dengan cara mendorong atau menendangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN 2 Skala Bullying Sesudah Try-out
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh: Lolla Permatasari 109114076
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Yogyakarta, Februari 2016
Yth. Mahasiswa yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini
Sehubungan degan penelitian tugas akhir yang sedang saya kerjakan, perkenankan saya untuk memohon bantuan dan kesediaan dari teman mahasiswa meluangkan waktu untuk mengisi angket ini. Angket ini berisi beberapa pernyataan. Dalam angket ini tidak ada penilaian jawaban benar atau salah, sehingga saya berharap anda menjawab dengan sejujurjujurnya dan sesuai dengan kondisi anda. Usahakan jangan sampai ada jawaban yang terlewatkan. Saya dapat menjamin kerahasiaan dari identitas dan jawaban anda dalam angket ini. Saya mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kesediaan dalam mengisi angket ini.
Hormat saya, Lolla Permatasari 109114076/PSI/Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Identitas dan Pernyataan Kesediaan
Inisial
:
Usia
:
Jenis kelamin
:
Pendidikan saat ini
:
Pekerjaan orang tua
:
Pendidikan Ayah
;
Pendidikan Ibu
:
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala penelitian ini dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada diri saya.
Tanda tangan
(
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
SKALA A PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubungan dengan kondisi anda yang anda alami dalam kehidupan sehari-hari. Anda diminta kesediaannya untuk memilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda. Berikan tanda Checklist (√) pada kotak pilihan yang anda anggap paling sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada diri Anda. Pilihan jawabannya adalah: Selalu, Sering, Kadang kadang, Jarang, Tidak Pernah.
Contoh: No. Pernyataan
Selalu
1.
Saya dengan sengaja mengganggu teman saya yang saya anggap penakut dengan cara memukulnya
Sering
Kadang Jarang Tidak pernah kadang
Tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban yang anda berikan adalah benar, sesuai dengan kondisi yang anda alami. Masing-masing orang memiliki jawaban yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
berbeda, maka dari itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri anda. Kerahasiaan identitas dan jawaban anda dijamin oleh peneliti. Jika sudah selesai, harap teliti kembali dan pastikan tidak ada pernyataan yang terlewati untuk dijawab.
-Selamat Mengerjakan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
No. Pernyataan
1.
Saya
dengan
Selalu
sengaja
mengganggu teman yang saya anggap lugu dengan cara mencekiknya 2.
Saya sengaja menghina
teman yang berasal dari ras/suku tertentu 3.
Saya sengaja menyoraki
teman yang memiliki nilai yang lebih jelek dari saya dikelas 4.
Saya sengaja mengolok
teman yang memiliki orientasi seksual yang berbeda (homo, lesbi) 5.
Saya dengan sengaja mengganggu teman yang saya nilai sensitif dengan cara meludahinya
Sering
Kadang- Jarang kadang
Tidak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
6.
Saya sengaja mengabaikan
teman saya yang berpenampilan aneh 7.
Saya dengan sengaja mengganggu teman saya yang saya anggap cengeng dengan cara mencubitnya
8.
Saya sengaja menghina agama teman yang berasal dari agama tertentu yang berbeda dengan saya
9.
Saya
dengan
sengaja
mengganggu teman yang saya nilai tidak banyak teman
dengan
cara
menamparnya 10.
Saya sengaja memanggil teman saya yang pemalu dengan sebutan nama orang tuanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
11.
Saya sengaja mengolok
teman yang berpenampilan aneh dimuka umum sehingga ia mendapat malu 12.
Saya sengaja mengomentari dengan kata-kata kasar penampilan teman saya yang aneh
13.
Saya
dengan
sengaja
mengganggu teman saya yang terlihat lugu dengan cara menguncinya di dalam ruangan 14.
Saya sengaja menyebarkan
gossip buruk tentang teman yang berpenampilan aneh 15.
Saya sengaja membentak
teman yang berusia lebih muda dari saya 16.
Saya sengaja melihat dengan sinis teman saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
yang berpenampilan aneh di muka umum 17.
Saya sengaja mengolok
teman yang memiliki kekurangan fisik 18.
Saya
dengan
sengaja
mengganggu teman saya yang suka murung dengan cara mencakarnya 19.
Saya sengaja menghasut
untuk menjauhi seseorang yang saya anggap memiliki kekurangan fisik 20. Saya sengaja menampilkan
ekspresi merendahkan ketika ada teman yang culun 21. Saya sengaja menakutnakuti teman saya yang pemalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
22. Saya dengan sengaja
mengganggu teman saya yang saya anggap pemalu dengan cara menendangnya 23. Saya sengaja menganggu
teman saya yang saya anggap lugu dengan cara mengancamnya 24. Saya sengaja mengucilkan
teman karena berasal dari suku/ras tertentu 25. Saya sengaja membiarkan
teman yang berpenampilan aneh untuk sendirian dan tidak memiliki teman 26. Saya
dengan
sengaja
mengganggu teman saya yang
terlihat
“kuper”
(kurang pergaulan) dengan cara menginjak kakinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
27. Saya dengan sengaja
menghela nafas panjang seolah mengejek jika melewati teman saya yang memiliki kekurangan fisik 28. Saya
dengan
sengaja
mengganggu teman yang memiliki badan lebih kecil dari
saya
dengan
cara
mendorongnya 29. Saya dengan sengaja tidak
mengikutsertakan teman yang saya anggap bodoh dalam tugas kelompok di kelas 30. Saya sengaja berbuat curang dengan teman yang penakut dengan mengambil pekerjaan rumah (PR) yang sudah dibuatnya lalu membuangnya sehingga ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
merasa kebingungan 31. Saya
dengan
sengaja
mengganggu teman saya yang terlihat mudah cemas dengan cara menggigitnya 32. Saya dengan sengaja
mengirim surat kaleng dengan nada mengancam kepada teman yang saya anggap “kuper” (kurang pergaulan) 33. Saya dengan sengaja
mengucilkan teman yang pemalu 34. Saya dengan sengaja membuat gambar yang dapat menghina teman yang tidak memiliki banyak teman disekolah dan menyebarkannya kepada teman-teman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
lain sehingga ia mendapat malu 35. Saya
dengan
sengaja
mengganggu teman saya yang memiliki kekurangan secara fisik dengan cara mendorong menendangnya
atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN 3 Analisis Reliabilitas Data dan Kualitas Aitem Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
1. Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items ,995 35
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 140
100.0
0
.0
140
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015
Item-Total Statistics Scale Corrected Scale Mean if Variance if Item-Total Item Deleted Item Deleted Correlation 105,9500 2315,098 ,954 106,3571 2336,720 ,934 106,2643 2319,750 ,920 106,1786 2332,781 ,890 106,2143 2326,299 ,909 106,1857 2318,023 ,925 106,1929 2325,869 ,921 106,0929 2329,423 ,921 106,1929 2327,495 ,918 106,2500 2311,642 ,932 106,1571 2321,673 ,907 106,1429 2333,879 ,915 106,1857 2324,296 ,925 106,1571 2331,716 ,920 106,1500 2327,222 ,910
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035
106,2000 106,1571 106,1643 106,2286 106,1000 106,2500 105,9857 106,2643 106,3357 106,1857 106,1857 106,1143 106,1500 106,2786 106,1571 106,2429 106,1571 106,2357 106,1071 106,2714
2325,125 2318,795 2325,117 2317,199 2326,508 2304,894 2315,065 2324,440 2318,009 2325,505 2324,210 2325,167 2323,064 2322,188 2298,292 2336,732 2318,579 2316,527 2330,341 2308,962
,912 ,935 ,931 ,929 ,915 ,947 ,951 ,932 ,935 ,919 ,916 ,923 ,922 ,932 ,945 ,909 ,937 ,929 ,926 ,945
,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995 ,995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN 4 Hasil SPSS Uji Asumsi dan Uji Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
1. Uji Normalitas NPar Tests Perilaku bullying N
140 Mean
105.54
Std. Deviation
37.610
Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Absolute
.113
Positive
.113
Negative
-.108 1.341 .055
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2. Uji Homogenitas
Levene Statistic 3.044
df1
df2 1
Sig. 138
.083
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
3. Uji Hipotesis
Independent Sample T - Test Asal Perilaku bullying
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kota
70
135.20
24.723
2.955
Desa
70
75.87
21.281
2.544
Uji Signifkansi Analisis Sample t-Test t Perilaku bullying
df
Sig. (2-tailed)
Equal variances assumed
15.217
138
.000
Equal variances not assumed
15.217
135.012
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98