PERBEDAAN TEKANAN DARAH LANSIA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI MENTIMUN DI UPT PSLU PASURUAN Santrie*, Ainiyah Adesti. S**,Moh. Syaifudin***
......................................................................ABSTRAK...................................................................... Seiring bertambahnya usia, fungsi tubuh lansia mengalami penurunan. Lansia lebih mudah terkena hipertensi. Untuk mencegah peningkatan tekanan darah diperlukan perawatan yang alami, misalnya dengan menggunakan air mentimun Metodologi penelitian ini menggunakan desain quasi eksprimen, dengan uji Paired Sampel T Test. Taraf siginifikan yang dipakai adalah 0,05. Jika < 0,05 maka H1 diterima, atau dengan kata lain terdapat perbedaan antara tekanan darah lansia sebelum diberi air mentimun dan sesudah diberi air mentimun. Hasil penelitian sebagian responden berpendidikan dasar atau stingkat sekolah rakyat, 55,6%, dan berjenis kelamin perempuan 55,6%, mayoritas beragama Islam 88,9%. Tekanan darah lansia sebelum diberi air mentimun adalah 168,6667 dan setelah diberi air mentimun turun menjadi 157,7778. Berdasarkan Uji Paired Sampel T Test dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Karena nilai p=0,033 < 0,05 sehingga Ho ditolak, atau dengan kata lain terdapat perbedaan tekanan darah lansia yang signifikan sebelum diberi air mentimun dan sesudah diberi air mentimun Diharapkan perawat dan penderita hipertensi mau memanfaatkan mentimun sebagai obat alternatif selain obat-obat moderen yang sudah ada untuk mengontrol tekanan darahnya. Kata kunci: mentimun, tekanan darah
1.
PENDAHULUAN............................... Fungsi tubuh manusia mulai mengalami kemundurunan dengan bertambahnya usia, rambut mulai beruban, kulit menjadi keriput dan tulang-tulang menjadi keropos serta bongkok. Penyakitpun sering menghampiri seperti rematik, pegal linu, kolesterol, asam urat, dan hipertensi. Insiden hipertensi semakin meningkat dengan bertambahnya usia. (Rohaendi:2008) Berdasrkan hasil survy demografi yang dilakukan oleh National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES), diketahui bahwa insiden hipertensi pada lansia (umur ≥ 60 tahun) prevalensi sebesar 65.4 %. Dari Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan bahwa prevalensi sebesar 8,3% atau 8,3 per 100 penduduk menderita hipertensi, dan hipertensi menempati urutan pertama prevalensi berbagai penyakit degeneratif di Indonesia (Depkes, 1999). Dalam suatu penelitian didapatkan angka prevalensi 6%
SURYA
dari pria dan 11% pada wanita (Rohaendi:2008) Hipertensi bila tidak diobati dengan baik dapat mengganggu kesejahteraan lansia. Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi dan kerusakan pada jantung dan stroke, gagal ginjal, dan kematian. Berhubungan dengan hal tersebut maka diperlukan alternatif perawatan hipertensi yang lebih baik. Salah satunya adalah dengan menggunakan mentimun yang banyak terdapat di sekitar kita. Mentimun atau Cucumis Sativus adalah tanaman merambat yang mempunyai sulur dahan berbentuk spiral. Biasanya ditanam di sawah dan di ladang-ladang sebagai tanaman untuk sayur ataupun rujak. Daunnya bertangkai panjang, bentuknya lebar bertaju dengan pangkal berbentuk jantung, ujung runcing, tepi bergerigi. Batangnya berbulu halus-halus. Bunganya berwarna kuning. Buahnya berbentuk bulat
1
Vol.2, No. IV, Des 2009
Perbedaan Tekanan Darah Lansia Sebelum Dan Sesudah Diberi Mentimun Di Upt Pslu Pasuruan panjang, tumbuh bergantung, berwarna hijau keputihan sepanjang 10-20 cm, berbiji banyak dan mengandung air (Suharso Rahman:2007). Mentimun secara tradisional dipercaya dapat menurunkan tekanan darah. Namun demikian, meskipun mentimun banyak terdapat di Indonesia dan dipercaya nenek moyang sebagai obat yang banyak memiliki khasiat. Mentimun kurang menarik minat para peneliti (Suharso Rahman:2007). Berhubungan dengan hal tersebut diatas, maka kami dikesempatan yang berbahagia ini mencoba untuk memecahkan pameo tersebut untuk membuktikan secra ilmiah Perbedaan Tekanan Darah Lansia Sebelum Diberi Air Mentimun Dan Sesudah Diberi Air Mentimun.
artinya ada perbedaan antara tekanan darah lansia sebelum diberi air mentimun dan sesudah diberi air mentimun. 3. a. 1)
HASIL PENELITIAN …………….. Data Umum Karakteristik Respondent berdasarkan Jenis Kelamin Frequenc y Percent Valid laki laki 4 44.4 Perempua 5 55.6 n Total 9 100.0 Tabel 1 Karakteristik Respondent Berdasarkan Jenis kelamin
Berdasrkan tabel 1 di atas, maka lebih dari sebagian respondent berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 5 orang atau 55,6% 2) Karakteristik respondent Berdasarkan Pendidikan
2.
METODOLOGI PENELITIAN....... Penelitian ini dilakukan selama dua 12 hari, yaitu pada tanggal 5-17 Oktober 2009 di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan, Jawa Timur. Penelitian menggunakan desain Quasi Expremen. dengn melakukan dua kali pengukuran terhadap tekanan darah. Diantara kedua pengukuran tersebut, respondent diberi perlakuan, yaitu diberi air mentimun sebayak 2 kali sehari selama tiga hari berturut turut. Jumlah sampel yang digunakan adalah 9 orang dan teknek pengambilan sampelnya dilakukan secara random sampling Sebelum diberikan ke respondent, mentimun diolah dengan cara mentimun di cuci bersih bersama kulitnya. Kemudian diambil 250gr, selanjutnya di rebus dalam air 300ml, kemudian mentimun dimasak hingga mendidih dan air mentimunnya tinggal 250cc. kemudian diberi gula secukupnya, sekedar untuk pemanis. Air mentimun diberikan pada pagi dan sore hari. Satu kali pemberian adalah 250cc/respondent Selanjutnya setelah data terkumpul, diedit dan diberi kode, selanjutnya data dimasukan dalam tabel silang dan dianalisis dengan menggunakan unji Paired Sampel T Test. Yang membangingkan varaiasi rata-rata tekanan darah respondent sebelum diberi air mentimun dan sesudah diberi air mentimun. Taraf siginifikan yang dipakai adalah 0,05. Jika < 0,05 maka H1 diterima yang SURYA
Frequency Valid
Percent
tidak 3 33.3 sekolah sd/sr 5 55.6 Smp 1 11.1 Total 9 100.0 Tabel 2 Karakteristik Respondent Berdasarkan Pendidikan
Berdasrkan tabel 2 di atas, maka lebih dari sebagian respondent berpendidikan SD/SR, yaitu sebanyak 5 orang atau 55,6% 3) Karakteristik Respondent Berdasarkan Agama Frequency Percent islam 8 88.9 kristen 1 11.1 Total 9 100.0 Tabel 3. Karakteristik Respondent Berdasarkan Agama
Valid
Berdasrkan tabel 3 di atas, maka mayoritas respondent beragama Islam, yaitu sebanyak 8 orang atau 88,9%
2
Vol.2, No. IV, Des 2009
Perbedaan Tekanan Darah Lansia Sebelum Dan Sesudah Diberi Mentimun Di Upt Pslu Pasuruan
b. 1)
Selanjutnya berdasarkan uji Paired T test dengan derajat signifikansi 0,05 diketahui bahwa nilai p=0,033 dan karena nilai p<0,05 maka Ho ditolak, atau dengan kata lain ada perbedaan signifikans antara tekanan darah sebelum dan sesudah pemeberian mentimun. Sebagaimana yang dikatakan oleh oleh Meilinasari, SKM, M.Kes dari Politeknik Kesehatan Jakarta, seperti yang dikutip oleh Genie (2009).bahwa mentimun mengandung mineral potassium, magnesium, dan pospor dan mineral-mineral tersebut merupakan mineral-mineral yang berperan penting dalam meneurukan tekanan darah. Selain itu, kandungan air yang sangat tinggi, yaitu 90%, pada mentimun menyebabkan mentimun lebih bersifat durisis yang dapat merangsang dan memperlancar pengeluaran air dan garam dalam tubuh, yang akhirnya berakibat pada penurunan tekanan darah (Bayu:2009) Semakin besar massa tubuh, semakin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan nutrisi kepada jantung. Berarti volume darah yang diedarkan melalui pembuluh darah meningkat menciptakan kekuatan tahanan pada dinding arteri. Curah jantung dan volume darah sirkulasi Klien obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah yang setara. Pada obesitas tahanan perifer berkurabf atau normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis meningkat dengan aktivitas renin plasma yang rendah (Rohaendi :2008). Dan karena mentimun berkhasiat dalam menurunkan berat badan dan kadar lemak dalam tubuh karena kandungan kalorinya rendah dan kaya akan serat dan kandungan serat tersebut dapat menurunkan kadar lemak tubuh dan kolesterol serta memberi efek mengenyangkan. Maka resiko peningkatan terjadinya tekanan darah tinggi juga dapat menerun. Selain itu, kadungan asam maleat pada mentimun dapat mencegah gula darah berubah menjadi lemak, sehingga penempukan lemak pada pembuluh darah berkurang, dan akhirnya juga berakibat pada
Data Khusus: Paired sample statistics
Pair 1
sistol pra test sistol post test
Mean N 168.66 9 67 157.77 78
9
Std. Deviation 32.49615 21.08185
Tabel 4. Analisis Paired sample statistics Berdasrkan tabel 4 di atas, tampak bahwa rata-rata tekanan darah lansia sebelum diberi air mentimun adalah 168,6667 dan dan menjadi 157,7778 setelah diberi air mentimun, atau dengan kata lain terjadi penurunan tekanan darah sebesar 10.8889 mmHg setelah diberi air mentimun. 2) Paired Sampel Korelasi Correlatio N n Sig. Pai sistol pra r 1 test & 9 .977 .000 sistol post test Tabel 5 Paired Sampel Korelasi Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui bahwa nilai paired sampel kolerasi 0,977 dengan taraf siginifikansi p=0,000. Kerana p<0,05 maka dapat dinyatakan bahwa terdapat kolerasi atau hubungan yang signifikan antara tekanan darah sebelum diberi air mentimun dan sesudah diberi air mentimun. 3) Uji Piered Sampel T Test Selanjutnya, berdasarkan Uji analisis Paired T Test dengan tingkat kemaknaan p<0,05 menggunakan SPSS versi 11.5 didapatkan nilai p=0,033 < 0,05 yang berarti Ho ditolak, atau dengan kata lain ada perbedaan tekanan darah lansia yang signifikan sebelum dan sesudah diberi air mentimun 4.
PEMBAHASAN……………………. Berdasrkan tabel 4 dan 5 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian mentimn, 10.8889 mmhg.
SURYA
3
Vol.2, No. IV, Des 2009
Perbedaan Tekanan Darah Lansia Sebelum Dan Sesudah Diberi Mentimun Di Upt Pslu Pasuruan penurunan tekanan darah seseorang (Bayu:2009) Berdarasrkan pemaparan tersebut di atas, maka dapat dapat disimpulkan bahawa mentumun terbukti dapat menurunkan tekanan darah. Hal tersebut terjadi karena mentimun mengandung mineral potasium, magnesium, dan pospor yang berperan penting dalam menurunkan tekanan darah. Selain itu kadungan air mentimun yang sangat tinggi menyebabkan mentimun lebih bersifat deuresis. Mentimun yang berkhasiat untuk menurunkan berat badan dan kadar lemak dalam tubuh juga dapat mengruangi resiko penumpukan lemak dalam pembulu darah, sehingga seseorang dapat terhindar dari resiko serangan jantung dan hipertensi.
d.
dijadikan masukan dan pertimbangan dalam membuat kebijakan-kebijakan perawatan klien hipertensi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan Bagi profesi keperawatan. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi profesi keperawatan dalam mengembangkan keperawatan lansia dengan Hipertensi. Perawat dapat menggunakan obat-obatan alami, metimun dan merawat klien hipertensi
7.
UCAPAN TERIMA KASIH................ Dalam melakukan penelitian ini, peneliti banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Berhubungan dengan hal tersebut, ijinkan kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: a. Drs. H. Budi Utomo Amd.Kep M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tingggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Lamongan b. Drs.Muhammad Wira’e, selaku Kepala UPT Pelyanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan c. Drs. Eddy Subrata, Msi, selaku Pebimbing lahan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan d. Semua responden yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian. e. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materil demi terselesaikannya laporan ini Semoga Allah SWT memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan yang diberikan.
5.
KESIMPULAN…………………….. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adala: a. Lebih dari sebagian respondent berjenis kelamin perempuan, 55,6%, dan mayoritas beragama Islam, yaitu sebesar 88,9% b. Setelah diberi mentimun, rata-rata tekanan darah lansia turun sebesar 10.8889 c. Terdapat hubungan signifikan antara tekanan darah sebelum diberi mentimun dan sesudah diberi mentimun d. Ada perbedaan signifikan antara tekanan darah lansia sebelum diberi mentimun dan setelah diberi mentimun.
..................DAFTAR PUSTAKA.................. 6. a.
b.
c.
SARAN……………………………… Bagi Lansia. Lansia dapat memanfaatkan mentimun sebagai obat alternatif untuk menurunkan tekanan darahnya. Bagi Petugas UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan. Dapat menambah wawasan dan bahan masukan dalam menurunkan tekanan dara pasien hipertensi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan. Hasil penelitian ini dapat
SURYA
a.
b. c. d.
4
Abdul Aziz Alimul Hidayat, (2007). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Salemba Medika. Jakarta Bayu (2009). ”Mentimun Obati Hipertensi” http://bl-health.blogspot. com. Diakses 10 Oktober 2009 Brunner& Suddarth. (2002) Keperawatan Medical Bedah. Edisi 8. Jakarta EGC Departemen sosial RI. (2001). Acuan Umum Pelayanan Kesejahteraan
Vol.2, No. IV, Des 2009
Perbedaan Tekanan Darah Lansia Sebelum Dan Sesudah Diberi Mentimun Di Upt Pslu Pasuruan
e.
f. g. h. i. j.
Sosial Lnjut Usia. Jakarta : Depkes dan Kesejahteran Sosial Direktorat Jenderal Pelayanan Sosial Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia. Departemen Sosial RI Dian Ibnu Wahid. (2008). Hipertensi pada Lansia. Di akses tanggal 10-092009 jam 15.10 www. Diyoyen blogspot.com. Genie (2009). Atasi hipertensi dengan timun. http://www.warintek.ristek.go.id Diakses 10 Oktober 2009 Muhaimin. (2008). Penyakit Hipertensi (www.indoskripsi.com) diakses tgl 17.06.09 // 09.58. wib Nugroho Wahjudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatri. Jakarta : EGC Nugroho Wahjudi.(2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:Pedoman Skripsi, Tesis
SURYA
k.
l.
*
**
***
5
Dan Instrumen Penelitian Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika Suharso Rahman (2007) Mengobati Sariawan, Darah Tinggi, dan Kulit http://lesson-11-health. Keriput blogspot.com. Diakses 10 Oktober 2009. Sumadi (2008)).Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Hipertensi. www.Nurse87’sBlog.htm.www.wordpr ess.com diakses tgl 03062009// 15.32 wib Ketua Kelompok Peneliti Pemula adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Lamongan. Sekretaris Kelompok Peneliti Pemula adalah mahasiswa S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Lamongan. Dosen STIKES Muhammadiyah Lamongan
Vol.2, No. IV, Des 2009